View of PENGARUH METODE DISKUSI KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN SOFT SKILLS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMAN 3 JEMBER

“Eco-Socio: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Ekonomi-Sosial”
ISSN (2597-7806) (Online)
ISSN (2597-7814) (Print)

Volume 1, No. 1. November 2017

PENGARUH METODE DISKUSI KELOMPOK TERHADAP
KEMAMPUAN SOFT SKILLS SISWA PADA MATA PELAJARAN
EKONOMI DI KELAS XI IPS SMAN 3 JEMBER
Moh. Usman Kurniawan
IKIP PGRI Jember

usmankurniawan@ikipjember.ac.id
Abstract
This research aimed to know thw differences the students soft skills ability in
economic lesson using group discussion method and conventional method. The
method used in this research was experiment. The data analysis showed that tcount =
7,37 dan ttable was know price criticism at t0,05= 2,92 and at t0,01 = 6,96. (7,37 > 6,96
> 2,92). Therefore, the value of tcount > ttable, so that H0 was rejected and Ha was
accepted. The students soft skills ability taught by group discussion method better
than the student soft skills ability taught by conventional method can be used to help

students in learning process especially from the enhancement students soft skills
(cooperation and responsibilities), so that students could get the maximum result.
Keywords: Group Discussion Method, Conventional Method, Soft skills, economic
lesson
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan soft skills siswa
pada mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan metode diskusi kelompok dan
metode konvensional.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Hasil analisis data diperoleh bahwa thitung = 7,37 dan ttabel diketahui
harga kritik pada t0,05 = 2,92 dan pada t0,01 = 6,96. ( 7,37 > 6,96 > 2,92). Dengan
demikian, nilai thitung > ttabel sehingga hipotesis nihil (H0) ditolak dan hipotesis kerja
(Ha) diterima. Kemampuan soft skills siswa yang diajarkan melalui metode diskusi
kelompok lebih baik daripada kemampuan soft skill siswa yang diajarkan melalui
metode konvensional. Oleh karena itu, metode diskusi kelompok dapat digunakan
untuk membantu siswa di dalam proses pembelajaran khususnya dari peningkatan
soft skills siswa (kerjasama dan tanggung jawab), sehingga siswa dapat memperoleh
hasil yang maksimal.
Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Metode Konvensional, Soft skills, Pelajaran
Ekonomi.
I. Pendahuluan

Indonesia sangat memerlukan
sumberdaya
manusia
yang
mempunyai mutu memadai untuk
mendukung proses pembangunan.

Untuk
meningkatkan
mutu
sumberdaya manusia tersebut, maka
pendidikan merupakan salah satu
faktor yang memiliki peran sangat
penting. Fenomena peningkatan mutu

Moh. Usman Kurniawan: Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Terhadap Kemampuan Soft Skills....| 45

“Eco-Socio: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Ekonomi-Sosial”
ISSN (2597-7806) (Online)
ISSN (2597-7814) (Print)


pendidikan menjadi fenomena global,
semua negara dewasa ini berlombalomba
meningkatkan
mutu
pendidikannya termasuk kita sebagai
bangsa yang tidak ingin ketinggalan
dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Pendidikan bermutu dianggap sebagai
instrumen penting bagi semua pihak
untuk mewujudkan sosok sumberdaya
manusia bermutu. Tanpa melalui
pendidikan
sebagaimana
yang
dimaksud di atas, seorang anak
diyakini tidak akan dapat menjadi
manusia yang bermanfaat dan
bermartabat.
Rahardja dan Lasulo (dalam

Rohman,
2009:88)
menyatakan
bahwa tujuan pendidikan bersifat
normatif, yaitu mengandung unsur
norma yang bersifat memaksa, akan
tetapi tidak bertentangan dengan
hakekat perkembangan peserta didik
serta dapat diterima oleh masyarakat
sebagai nilai hidup yang baik.
Menurut Rohman (2009:89) tujuan
pendidikan adalah mengarahkan,
memberikan
orientasi,
dan
memberikan pedoman kearah mana
pendidikan diselenggarakan sebaikbaiknya.
Salah satu upaya untuk
mewujudkan tujuan nasional adalah
dengan

diselenggarakannya
pendidikan di sekolah. Sekolah adalah
lembaga pendidikan formal yang
dibentuk oleh pemerintah dan
masyarakat.
Sebagai
lembaga
pendidikan,
sekolah
dapat
menjalankan tujuan pendidikan secara
optimal dengan cara mengembangkan
kemampuan anak. Untuk menjalankan
tujuan tersebut, maka sekolah
membutuhkan koordinasi dengan
semua pihak yang ada di lingkungan
sekolah. Salah satunya adalah guru,

Volume 1, No. 1. November 2017


karena guru adalah orang yang terlibat
langsung dalam mengajar dan
mendidik anak didik di sekolah.
Guru
dalam
proses
pembelajaran mempunyai tugas untuk
mendorong,
membimbing,
dan
memberikan fasilitas bagi siswa untuk
mencapai tujuan pendidikan. Guru
mempunyai tanggung jawab untuk
melihat segala sesuatu yang terjadi di
dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan siswa. Penyampaian
materi
pembelajaran
hanya
merupakan salah satu dari berbagai

kegiatan dalam belajar. Menurut
Slameto (2003:97) tugas guru
berpusat pada : 1. Mendidik dengan
titik berat memberikan arah dan
motivasi pencapaian tujuan baik
jangka pendek maupun jangka
panjang; 2. Memberikan fasilitas
pencapaian
tujuan
melalui
pengalaman belajar yang memadai;
dan 3. Membantu perkembangan
apek-aspek pribadi seperti sikap,
nilai-nilai, dan penyesuaian diri. Guru
dan anak didik (siswa) adalah dua
sosok manusia yang tidak dapat
dipisahkan di dunia pendidikan
(sekolah).
Mata pelajaran ekonomi di
SMA menekankan pada kompetensi

yang tidak hanya mencakup ranah
hard skills (prestasi kognitif), tetapi
juga ranah soft skills (kerjasama dan
tanggung jawab). Hal ini dikarenakan
pelajaran ekonomi nantinya akan
dipraktikan siswa di lingkungan
masyarakat, seperti: bekerjasama
dalam
menjalankan
usaha
perekonomian dengan orang lain dan
bertanggung
jawab
dalam
meningkatkan hasil usaha. Oleh sebab
itu, guru dituntut untuk dapat
mengembangkan suatu strategi dalam

Moh. Usman Kurniawan: Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Terhadap Kemampuan Soft Skills....| 46


“Eco-Socio: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Ekonomi-Sosial”
ISSN (2597-7806) (Online)
ISSN (2597-7814) (Print)

mengajar yang dapat mencakup kedua
ranah tersebut. Jika kedua ranah
tersebut dapat tercakup maka
diharapkan tujuan dari pendidikan
akan tercapai, tetapi jika dalam proses
pembelajaran
guru
hanya
menanamkan ranah hard skills
(prestasi
kognitif)
saja,
maka
dikhawatirkan akan berdampak pada
menurunnya soft skills (kerjasama dan
tanggung jawab) siswa. Permasalahan

pembelajaran tersebut juga terjadi di
kelas XI IPS SMAN 3 Jember.
Secara umum, permasalahan
yang terjadi di SMAN 3 Jember yaitu
:
1.
siswa
selalu
terlambat
mengumpulkan tugas yang diberikan
oleh
guru
dan
bahkan
mangabaikannya; 2. siswa kurang bisa
bekerjasama dalam memecahkan
masalah,
sehingga
terkesan
individualis antara siswa yang satu

dengan siswa yang lain; 3. Siswa
selalu berkeluh kesah saat guru
memberikan tugas; dan 5. siswa juga
selalu melanggar tata tertib yang
dibuat oleh sekolah.
Permasalahan yang dialami
oleh siswa dan penguasaan hard skills
yang lebih dominan ini bukanlah
kesalahan guru semata namun sudah
sistemik,
sehingga
hal
ini
membelenggu kreatifitas guru dalam
penanaman soft skills ke siswa.
Adanya
Ujian
Nasional
yang
memforsir tenaga dan fikiran guru dan
siswa, keharusan penguasaan berbagai
keterampilan (dalam ujian praktik
berbagai mata pelajaran) merupakan
bukti bahwa sistem pendidikan kita
lebih menekankan kemampuan teknik
yang bersifat hard skills. Idealnya
pembelajaran
menemukan
keseimbangan antara hard skills
dengan soft skills sehingga peserta

Volume 1, No. 1. November 2017

didik menjadi pribadi yang cerdas,
pintar, namun terbuka dan dinamis.
Pribadi yang terbuka dan dinamis itu
penting karena pribadi yang demikian
cenderung
adaptif
dengan
perkembangan dan perubahan zaman.
Adanya
beberapa
realita
tersebut,
maka
guru
harus
menggunakan metode yang tepat.
Sanjaya (2008:147) menyatakan
bahwa keberhasilan guru dalam
proses pembelajaran tergantung pada
cara guru dalam menggunakan
metode pembelajaran1. Suono dan
Hariyanto
(2011:7)
menyatakan
bahwa metode pembelajaran adalah
seluruh perencanaan dan prosedur
maupun langkah-langkah kegiatan
pembelajaran termasuk pilihan cara
penilaian yang akan dilaksanakan.
Salah satu metode yang dapat
digunakan dalam meningkatkan soft
skill siswa adalah metode diskusi
kelompok. Menurut pendapat lain
Anitah
(2007:2.17)
mengatakan
bahwa metode diskusi kelompok
adalah metode mengajar yang dalam
pembahasannya dan penyajian materi
disampaikan melalui suatu problem
atau
pertanyaan
yang
harus
diselesaikan berdasarkan pendapat
atau keputusan bersama, dengan
mengkondisikan peserta didik dalam
satu group atau kelompok dalam satu
kesatuan yang diberi tugas untuk
didiskusikan.
Yamin (2012:103) Metode
diskusi adalah interaksi antara siswa
dan siswa atau siswa dengan guru
untuk menganalisis, memecahkan
masalah,
menggali
atau
memperdebatkan
topik
atau
permasalahan tertentu2. Sedangkan
menurut Bahri & Zain (2006:87)
metode diskusi adalah cara penyajian

Moh. Usman Kurniawan: Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Terhadap Kemampuan Soft Skills....| 47

“Eco-Socio: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Ekonomi-Sosial”
ISSN (2597-7806) (Online)
ISSN (2597-7814) (Print)

pelajaran,
dimana
siswa-siswa
dihadapkan kepada suatu masalah
yang bisa berupa pernyataan atau
pertanyaan yang bersifat problematis
untuk dibahas dan dipecahkan
bersama. Serta menurut Hamdani
(2010:159) Metode diskusi adalah
interaksi antarsiswa atau interaksi
siswa
dengan
guru,
untuk
menganalisis, memecahkan masalah,
menggali, atau memperdebabkan
topik atau permasalahan tertentu.
Selanjutnya menurut Taniredja (2011)
menyatakan bahwa metode diskusi
adalah suatu cara penyajian bahan
pengajaran dimana guru memberi
kesempatan kepada para siswa
(kelompok-kelompok siswa) untuk
mengadakan perbincangan ilmiah
guna
mengumpulkan
pendapat,
membuat kesimpulan, atau menyusun
berbagai alternatif pemecahan atas
suatu masalah.
Menurut Bahri & Zain
(2006:88) kelebihan metode diskusi
adalah
sebagai
berikut:
(1)
Merangsang kreativitas anak didik
dalam bentuk ide gagasan-prakarsa,
dan terobosan baru dalam pemecahan
suatu masalah; (2) Mengembangkan
soft skills siswa; (3) Memperluas
wawasan; (4) Membina untuk terbiasa
musyawarah untuk mufakat dalam
memecahkan suatu masalah.
Uraian tersebut di atas
menjadi landasan bagi peneliti untuk
melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Metode Diskusi Kelompok
terhadap Kemampuan Soft Skills
Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi
di Kelas XI IPS SMAN 3 Jember”.
II. MetodePenelitian
Desain dalam penelitian ini
adalah
Pretest-Posttest
Control

Volume 1, No. 1. November 2017

Group. Dalam desain ini terdapat dua
kelompok yang dipilih secara random,
kemudian diberi pretest untuk
mengetahui keadaan awal adakah
perbedaan
antara
kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Hasil pretest yang baik bila nilai
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
tidak
berbeda
secara
signifikan.
Tabel 1 Desain pretest-posttest control
group yaitu sebagai berikut :
Kelompok
KE

Pretest
K–1

KK

K–1

Perlakuan
Metode
diskusi
Kelompok
Metode
Konvensional

Posttest
K –2
K–2

Penentuan daerah penelitian,
peneliti
menggunakan
metode
purposive
area
yaitu
tempat
penelitian sudah ditentukan dengan
sengaja dan untuk mencapai tujuantujuan tertentu (Arikunto, 2013:26).
Sesuai dengan maksud dan tujuan
penelitian, maka daerah penelitian
ditetapkan di SMAN 3 Jember.
Metode
penentuan
responden
merupakan
suatu
cara
untuk
menetapkan individu yang akan
dijadikan subyek penelitian. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa
kelas XI IPS tahun ajaran 2017/2018.
Untuk
menentukan
responden
penelitian, terlebih dahulu dilakukan
uji homogenitas dari siswa kelas XI
IPS dan diambil 2 kelas yang
homogen. Satu kelas sebagai kelas
eksperimen yang di ajar dengan
metode diksui kelompok dan kelas
kontrol yang di ajar dengan metode
konvensional.

Moh. Usman Kurniawan: Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Terhadap Kemampuan Soft Skills....| 48

“Eco-Socio: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Ekonomi-Sosial”
ISSN (2597-7806) (Online)
ISSN (2597-7814) (Print)

Rumus homogenitas adalah
sebagai berikut:
Mk k
Fo 
Mk d
Kriteria homogenitas populasi
yang diambil sebagai berikut:
maka
1. jika
Fo  F 5%
populasi bersifat tidak
homogen
2. jika F0  F 5% maka
populasi bersifat homogen.
(Arikunto, 2013:293)
Metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian
ini adalah metode nontes yang
meliputi observasi dan wawancara

A. Analisis Data Observasi
Observasi pada metode
nontes lebih menekankan pada
perilaku yang ditampilkan oleh
para peserta didik yang berkaitan
dengan aspek atau ranah afektif
(kerjasama dan tanggung jawab
siswa).
Dalam
pelaksanaan
observasi peneliti dibantu oleh
observer yang diisi lembar
observasi dengan membubuhkan
skor pada setiap kotak yang sesuai
dengan aspek yang diamati yang
dilakukan oleh guru dan siswa
selama proses pembelajaran.
Tabel 2 Lembar observasi kerjasama

Volume 1, No. 1. November 2017

N
o

N
a
m
a
si
s
w
a

Kriteria Penilaian Kerjasama Siswa
Partisipasi
Komunika Membangu Terampil
si
n
saling mengelola
percaya
kontrovers
i
1 2 3 S 1 2 3 S 1 2 3 S 1 2 3 S
k
k
k
k
or
or
or
or

1
2

Tabel 3 Lembar observasi tanggung
jawab siswa
N N
o a
m
a
si
s
w
a

Kriteria Penilaian Tanggung jawab
Siswa
Mengerjaka Kontribusi Mengumpu
n tugas
pada
lkan tugas
kelompok
belajar
1 2 3 S 1 2 3 S 1 2 3 S
ko
ko
ko
r
r
r

1
2

Analisis
data
yang
digunakan dalam mengolah data
diatas adalah dengan uji t. Sebelum
dilakukan uji t, akan dilakukan uji
normalitas untuk mengetahui datadata tersebut berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan adalah uji chi-kuadrat
sebagai berikut:
k
Oi  Ei2
2  
Ei
i 1
Kriteria pengujian:
H0 diterima jika  2   1 dk 
dengan dk=k-1
Analisis
statistik
yang
digunakan jika data berdistribusi
normal adalah menggunakan rumus
uji ttes. Perolehan nilai rata-rata
tersebut dimasukkan dalam rumus
uji ttes untuk mengetahui perbedaan
kemampuan siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol serta

Moh. Usman Kurniawan: Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Terhadap Kemampuan Soft Skills....| 49

“Eco-Socio: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Ekonomi-Sosial”
ISSN (2597-7806) (Online)
ISSN (2597-7814) (Print)

melihat kenaikan nilai antara kedua
kelas tersebut.
Adapun rumus uji ttes adalah
sebagai berikut:
Mx My
t tes 
  X 2  Y 2  1
1 




 N x  N y  2   N x N y 
(Arikunto,
2013:306)
Selanjutnya
hasil
dari
perhitungan thitung dikonsultasikan
dengan ttabel. dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. thitung  ttabel maka Ha diterima,
Ho ditolak
b. thitung  ttabel maka Ha ditolak,
Ho diterima.
Analisis kerjasama dan
tanggung jawab siswa dapat
dihitung dengan persentase (Pa),
dengan rumus:
A
Pa   100%
N
Keterangan: A : jumlah skor
yang diperoleh siswa
N : jumlah skor
maksimum
dengan kriteria seperti
pada tabel 3.4 berikut ini:
Tabel 3 Kriteria kemampuan siswa
Persentase
Kriteria
Kemampuan
Sangat Mampu
Pa  80 %
Mampu
60 %  Pa  80 %
Sedang
40 %  Pa  60 %
Kurang Mampu
20 %  Pa  40 %
Sangat Kurang
Pa  20 %
Mampu
B. Analisis Data Wawancara
Kegiatan
wawancara
dilakukan untuk mendapatkan

Volume 1, No. 1. November 2017

tangapan
guru
tentang
kemampuan soft skill siswa
dengan menggunakan metode
diskusi kelompok dengan metode
kovensional. Serta informasi yang
mendalam tentang perpsepsi,
pandangan, wawasan atau aspek
kepribadian para peserta didik
yang diberikan secara lisan dan
spontan.
Serta
Kegiatan
wawancara agar lebih terarah
dilengkapi
dengan
pedoman
pembuatan
wawancara
(wawancara bebas terpimpin).
III. Hasil dan Pembahasan
A. HASIL
1. Hasil Uji Chi Kuadrat
Hasil perhitungan chi
kuadrat dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4 Hasil Chi Kuadrat
Kelas
Jumlah X2hitung X2tabel
Siswa
Eksperimen
36
8,782
11,1
Kontrol
34
8,038
11,1
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil perhitungan chi
kuadrat tersebut harga χ2 hitung
lebih kecil dari harga χ2 dalam
Tabel 4.2, maka data yang di
peroleh tersebar dalam distribusi
normal. Jadi, hipotesis nihil (H0)
ditolak
sedangkan
hipotesis
alternatif diterima yang artinya
data yang digunakan berdistribusi
normal, sehingga dapat diterapkan
pada teknik statistik parametrik
yang mensyaratkan adanya data
berdistribusi normal.

2. Uji ttes

Moh. Usman Kurniawan: Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Terhadap Kemampuan Soft Skills....| 50

“Eco-Socio: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Ekonomi-Sosial”
ISSN (2597-7806) (Online)
ISSN (2597-7814) (Print)

Hasil perhitungan Ttes
dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 5 Hasil Uji ttes
Aspe
Nilai Kelas
k
Eksper
x2
Kont
y2
yang
imen
rol
diam
(x)
(y)
ati
Kerjas 91,66% 8401,5 61,7 3811,
ama
6%
4%
82%
Tangu 100,00 10.000 64,7 4186,
ng
%
%
0%
09%
Jawab
Jumla 191,66 18401, 126, 7997,
h
%
56%
44% 91%
ttes
7,37

t0,05
2,92

t0,01
6,96

db
2

Mx
95,83

My
63,22

Sumber: Data primer yang diolah
Hasil
perhitungan
menunjukkan harga thitung = 7,37
dan ttabel diketahui harga kritik
pada t0,05 = 2,92 dan pada t0,01 =
6,96. ( 7,37 > 6,96 > 2,92).
Dengan demikian, nilai thitung >
ttabel sehingga hipotesis nihil (H0)
ditolak dan hipotesis kerja (Ha)
diterima.
3. Hasil Observasi dan Analisis
Data
Observasi pada penelitian
ini dilakukan selama proses
pembelajaran
berlangsung.
Kegiatan ini memiliki tujuan
untuk mengetahui kemampuan
kerjasama dan tanggung jawab
siswa dan kemampuan guru dalam
mengimplementasikan
suatu
pembelajaran. Kegiatan observasi
ini dilakukan oleh peneliti yang
dibantu oleh 3 observer yang

Volume 1, No. 1. November 2017

merupakan
teman
peneliti.
Adapun aspek-aspek yang diamati
meliputi kerjasama dan tangung
jawab siswa.
a) Hasil Observasi Kelas
Eksperimen
Hasil observasi pada
pertemuan pertama dapat
dilihat dari hasil persentase
softskills siswa untuk kelas
eksperimen,
meliputi:
kerjasama (partisipasi sebesar
50,00%, komunikasi sebesar
47,91%, membangun saling
percaya sebesar 45,83%, serta
terampil
mengelola
kontroversi sebesar 41.66%),
dan
tanggung
jawab
(mengerjakan tugas sebesar
57,40%, berkonstribusi pada
kelompok belajar sebesar
53,70%, serta mengumpulkan
tugas sebesar 61,11%).
Hasil observasi pada
pertemuan kedua ini siswa di
kelas eksperimen mengalami
peningkatan yaitu kerjasama
(partisipasi sebesar 57,00%,
komunikasi sebesar 52,77%,
membangun saling percaya
sebesar 45,83,%, serta terampil
mengelola kontroversi sebesar
47,91%), dan tanggung jawab
(mengerjakan tugas sebesar
72,22,%, berkonstribusi pada
kelompok belajar sebesar
67,59%, serta mengumpulkan
tugas sebesar 83,33%).
Hasil observasi pada
pertemuan ketiga persentase
kemampuan siswa mengalami
peningkatan yang meliputi
kerjasama (partisipasi sebesar
87%, komunikasi sebesar
83,33%, membangun saling

Moh. Usman Kurniawan: Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Terhadap Kemampuan Soft Skills....| 51

“Eco-Socio: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Ekonomi-Sosial”
ISSN (2597-7806) (Online)
ISSN (2597-7814) (Print)

percaya sebesar 77,77%, serta
terampil
mengelola
kontroversi sebesar 81,48%),
dan
tanggung
jawab
(mengerjakan tugas sebesar
78,70%, berkonstribusi pada
kelompok belajar sebesar
75,92%, serta mengumpulkan
tugas sebesar 83,33%)
Hasil
observasi
terhadap guru pada pertemuan
pertama menunjukkan bahwa
guru
masih
mengalami
kesulitan dalam melaksanakan
skenario
pembelajaran,
penyampaian
indikator
pembelajaran,
pengorganisasian
siswa,
penyampaian
informasi
tentang
langkah-langkah
pembelajaran.
Kemampuan
guru
dalam
menerapkan
metode diskusi kelompok
dikategorikan cukup dengan
hasil skor 66,66%.
Kemampuan
guru
dalam menerapkan metode
diskusi kelompok mengalami
peningkatan pada pertemuan
kedua dikategorikan baik
dengan skor 83,33%. Hal ini
tampak pada kemampuan guru
dalam memotivasi siswa,
pengorganisasian
terhadap
siswa di kelas, bimbingan dan
arahan yang dilakukan oleh
guru
dalam
memberikan
perhatian terhadap siswa. Serta
pada
pertemuan
ketiga.
Kemampuan
guru
dalam
menerapkan metode diskusi
kelompok
mengalami
peningkatan. Hal ini tampak
dari hasil observasi yang bisa

Volume 1, No. 1. November 2017

dikategorikan sangat baik
dengan skor 91,66%.
Tabel 6 Hasil Observasi Kelas Eksperimen
Aspek yang
Eksperimen
diamati
Kerjasama
Pert.1
55,55%
Pert.2
63,88%
Pert.3
91,66%
Tangung Jawab
Pert.1
47,22%
Pert.2
86,11%
Pert.3
100,00%
Jumlah
444,42%
Rata-rata
74,07%
b) Hasil Observasi Kelas
Kontrol
Kemampuan
siswa
pada kelas kontrol pada
pertemuan
pertama
yaitu
meliputi:
kerjasama
(partisipasi sebesar 44,11%,
komunikasi sebesar 39,70,%,
membangun saling percaya
sebesar 42,64%, serta terampil
mengelola kontroversi sebesar
39,70%), dan tanggung jawab
(mengerjakan tugas sebesar
58,82%, berkonstribusi pada
kelompok belajar sebesar
52,94%, serta mengumpulkan
tugas
sebesar
50,98%).
Sedangkan
persentase
kemampuan
siswa
pada
pertemuan
kedua
yaitu
kerjasama (partisipasi sebesar
52,94%, komunikasi sebesar
48,52%, membangun saling
percaya sebesar 45,58,%, serta
terampil
mengelola
kontroversi sebesar 50,73%),
dan
tanggung
jawab
(mengerjakan tugas sebesar
65,58%, berkonstribusi pada
kelompok belajar sebesar

Moh. Usman Kurniawan: Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Terhadap Kemampuan Soft Skills....| 52

“Eco-Socio: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Ekonomi-Sosial”
ISSN (2597-7806) (Online)
ISSN (2597-7814) (Print)

62,74%, serta mengumpulkan
tugas sebesar 55,58%).
Observasi kemampuan
siswa pada pertemuan ketiga
mengalami
peningkatan.
persentase kemampuan siswa
pada pertemuan ketiga yaitu
kerjasama (partisipasi sebesar
56,61%, komunikasi sebesar
52,94 %, membangun saling
percaya sebesar 49,26%, serta
terampil
mengelola
kontroversi sebesar 52,94%),
dan
tanggung
jawab
(mengerjakan tugas sebesar
63,72%, berkonstribusi pada
kelompok belajar sebesar
67,64%, serta mengumpulkan
tugas sebesar 66,66%)
Tabel 7 Hasil Observasi Kelas Kontrol
Aspek yang
Kontrol
diamati
Kerjasama
Pert.1
20,58%
Pert.2
55,88%
Pert.3
61,74%
Tangung Jawab
Pert.1
29,41%
Pert.2
50,00%
Pert.3
64,70%
Jumlah
282,31%
Rata-rata
47,05%
c) Hasil Wawancara dan
Analisis Data
Wawancara dilakukan
oleh peneliti dengan informan,
yaitu guru bidang studi
ekonomi kelas XI IPS, Siswa
kelas XI IPS 1 sebagai siswa
kelas eksperimen dan siswa
kelas XI IPS 2 sebagai siswa
kelas
kontrol.
Hasil
wawancara yang dilakukan
oleh peneliti dengan informan
baik dengan guru ataupun

Volume 1, No. 1. November 2017

dengan siswa dapat diketahui
bahwa proses pembelajaran
melalui
melalui
metode
diskusi memerlukan waktu
yang
lama
di
dalam
persiapannya, diperlukan suatu
kejelasan
di
dalam
penyampaian
informasi
tentang
langkah-langkah
pelaksanaan pembelajarannya
kepada
siswa.
Siswa
menunjukkan adanya suatu
peningkatan
kemampuan
kerjasama
dan
tanggung
jawab.
Hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti dengan
siswa dapat diketahui bahwa
pada awalnya siswa masih
merasa malu atau takut untuk
bertanya,
menjawab,
mengemukakan
gagasan/pendapat tetapi untuk
selanjutnya siswa merasa
senang dan lebih antusias
dalam
mengikuti
proses
pembelajaran melalui metode
diskusi kelompok.
Hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti dengan
guru
bidang
studi
IPS
(ekonomi) pada kelas kontrol
yaitu kelas yang pada proses
pembelajarannya
menggunakan
metode
konvensional.
Strategi
pembelajaran
ini
juga
menunjukkan
adanya
peningkatan yang positif.
Akan
tetapi
peningkatan
tersebut tidak sebagus kelas
eksperimen.
B. PEMBAHASAN

Moh. Usman Kurniawan: Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Terhadap Kemampuan Soft Skills....| 53

“Eco-Socio: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Ekonomi-Sosial”
ISSN (2597-7806) (Online)
ISSN (2597-7814) (Print)

Penelitian ini merupakan
jenis penelitian eksperimen yang
memiliki tujuan untuk melihat
perbedaan soft skill (kerjasama dan
tanggung jawab) siswa dalam proses
pembelajaran melalui metode diskusi
dan metode konvensional. Adanya
perbedaan dalam penerapan kedua
strategi pembelajaran tersebut karena
adanya suatu perlakuan yang
berbeda, yaitu pada kelas eksperimen
dikenai suatu perlakuan melalui
metode diskusi dan kelas kontrol
yang dikenai metode konvensional.
Penerapan metode diskusi
dapat membuat siswa aktif karena
mereka dituntut untuk memecahkan
masalah melalui diskusi yang
diberikan oleh guru serta dituntut
saling bekerjasama dan bertanggung
jawab dalam melakukan proses
diskusi. Hal ini senada dengan
elfindri,.dkk
(2010:162)
yang
menyatakan bahwa cara untuk
menumbuhkan
keterampilan
bekerjasama yaitu dengan bentuk
penugasan berkelompok (diskusi
kelompok). Penugasan kelompok
(diskusi kelompok) adalah media
untuk melatih bekerjasama, yang
sangat penting adalah adanya
petunjuk
pekerjaan
dalam
berkelompok.
Selain
untuk
meningkatkan
kemampuan
kerjasama dan tangung jawab siswa,
pembelajaran ini juga menitik
beratkan pada perkembangan siswa,
baik nilai, sikap, moral dan perilaku
individu. Menurut Solihatin dan
Raharjo (2007:8) menyatakan bahwa
dalam
pembentukan
kelompok
belajar, keanggotan kelompok harus
bersifat heterogen sehingga interaksi
yang terjadi merupakan akumulasi
dari berbagai karakteristik individu

Volume 1, No. 1. November 2017

yang berbeda sehingga suasana
belajar seperti ini akan tumbuh dan
berkembang nilai, sikap, moral dan
perilaku individu.
Metode
diskusi
juga
menuntut agar guru dapat sebagai
fasilitator
dalam
memotivasi,
mengarahkan, membimbing dan
membantu siswa secara efektif,
saling berkomunikasi, sehingga
dapat mengembangkan pola pikir
siswa,
sehingga
siswa
dapat
bekerjasama serta bertangung jawab
dengan baik. Menurut Slameto
(2003:97) tugas guru berpusat pada :
1. Mendidik dengan titik berat
memberikan arah dan motivasi
pencapaian tujuan baik jangka
pendek maupun jangka panjang; 2.
Memberikan fasilitas pencapaian
tujuan melalui pengalaman belajar
yang memadai; dan 3. Membantu
perkembangan apek-aspek pribadi
seperti sikap, nilai-nilai, dan
penyesuaian diri. Guru dan anak
didik (siswa) adalah dua sosok
manusia yang tidak dapat dipisahkan
di dunia pendidikan (sekolah).
Observasi
awal
sebelum
tindakan menunjukan bahwa perilaku
siswa masih belum menunjukkan
perilaku yang diharapkan. Hal ini
dibuktikan siswa selalu terlambat
mengumpulkan tugas yang diberikan
oleh
guru
dan
bahkan
mangabaikannya, siswa kurang bisa
bekerjasama dalam memecahkan
masalah,
sehingga
terkesan
individualis antara siswa yang satu
dengan siswa yang lain; 3. Siswa
selalu berkeluh kesah saat guru
memberikan tugas, serta siswa selalu
melanggar tata tertib yang dibuat oleh
sekolah.

Moh. Usman Kurniawan: Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Terhadap Kemampuan Soft Skills....| 54

“Eco-Socio: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Ekonomi-Sosial”
ISSN (2597-7806) (Online)
ISSN (2597-7814) (Print)

Setelah dilakuakan observasi
awal, kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan tindakan yang diikuti
oleh 36 siswa untuk kelas eksperimen
dan 34 siswa untuk kelas kontrol.
Siswa di kelas eksperimen pada
pertemuan pertama masih belum bisa
bekerjasama dan bertangung jawab
dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh guru. Hal ini
dibuktikan
pada
saat
guru
memberikan
materi
untuk
didiskusikan suasana kelas menjadi
gaduh karena banyak siswa yang
mengeluh karena diberikan tugas dan
pada saat diskusi berlangsung
beberapa siswa terlihat berbicara
sendiri di luar materi pelajaran,
bermain HP, kurang serius dalam
diskusi, dan beberapa siswa terlihat
mencari informasi sendiri tentang
permasalahan yang dihadapi melaui
buku pengangan yang dimiliki dan
teman diskusinya hanya mencatat
hasil dari pencarian informasi. Jika
dipersentase
maka
kemampuan
belajar siswa pada pertemuan pertama
untuk kerjasama yaitu siswa mampu
sebesar 55,55%, siswa yang tidak
mampu sebesar 44,44% dan untuk
tanggung jawab siswa mampu
47,22%, siswa tidak mampu 57,77%.
Proses pembelajaran pada
pertemuan kedua siswa sudah mulai
bisa bekerjasama dan bertangung
jawab
meskipun
persentase
perubahannya masih rendah. Siswa
masih sedikit gaduh pada saat guru
memberikan
tugas
untuk
didiskusikan, akan tetapi guru segera
menegurnya sehingga kelas masih
tetap terkendali dengan baik. Pada
saat proses diskusi berlangsung, siswa
sudah tidak lagi bekerja sendiri, siswa
saling memberikan dorongan positif

Volume 1, No. 1. November 2017

untuk
anggota
kelompok,
mengemukakan gagasan/pendapatnya,
dan siswa sudah mulai fokus pada
kegiatan
pembelajaran.
Secara
persentase kemampuan belajar siswa
untuk kerjasama yaitu siswa mampu
63,88% dan tidak mampu 36,11% dan
untuk tangung jawab siswa mampu
86,11% dan tidak mampu sebesar
13,88%.
Proses pembelajaran pada
pertemuan ketiga, siswa sudah bisa
bekerjasama dan bertangung jawab.
Siswa sudah tidak gaduh pada saat
guru memberikan tugas untuk
didiskusikan,
dan
proses
pembelajaran sudah berjalan dengan
baik. Secara persentase kemampuan
belajar siswa untuk kerjasama yaitu
siswa mampu 91,66% dan tidak
mampu 8,33% dan tangung jawab
siswa mampu sebesar 100% dan siswa
tidak mampu sebesar 0%. Pada
pertemuan ketiga ini, hasil dari
observasi akan dibandingkan dengan
hasil observasi di kelas kontrol yang
nantinya akan diketahui perbedaan
kemampuan siswa dalam bekerjasama
dan bertangung jawab.
Siswa di kelas kontrol dalam
proses pembelajaran dengan metode
konvensional mengalami peningkatan,
akan tetapi peningkatan tersebut tidak
sesignifikan siswa kelas eksperimen.
Secara persentase pada pertemuan
pertama, kemampuan siswa dalam
bekerjasama yaitu siswa mampu
20,58%, siswa mampu 79,41%
sedangkan dalam bertangung jawab,
siswa mampu 29,41%, siswa mampu
70,58%.
Pertemuan
kedua
kemampuan siswa dalam bekerja
sama, siswa mampu 55,88%, siswa
tidak mampu 44,11% sedangkan
dalam bertanggung jawab siswa

Moh. Usman Kurniawan: Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Terhadap Kemampuan Soft Skills....| 55

“Eco-Socio: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Ekonomi-Sosial”
ISSN (2597-7806) (Online)
ISSN (2597-7814) (Print)

mampu 50%, siswa tidak mampu
50%.
Kemampuan
guru
dalam
menerapkan metode diskusi kelompok
sudah baik meskipun pada awal
pembelajaran (pertemuan 1) guru
masih kurang bisa menjadi fasilitator
bagi siswa. Selain itu, Hasil
wawancara yang dilakukan peneliti
terhadap
guru
bidang
studi
pembelajaran IPS (ekonomi) dengan
metode diskusi menunjukkan hasil
yang
positif.
Dengan
adanya
pembelajaran ini menjadikan siswa
dapat bekerjasama dengan teman
sebayanya serta dapat bertangung
jawab. Hal tersebut tampak pada
antusias siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran yang berbeda
dari sebelumnya. Kemauan siswa
dalam
bertanya,
menjawab,
mengemukakan gagasan/penendapat
lebih baik, siswa juga menaruh
perhatian
lebih
pada
proses
pembelajaran, serta siswa lebih fokus
dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru serta tidak selalu
mengeluh dan tidak individualis.
Beberapa hasil dari analisis
data tentang perbedaan kemampuan
soft skill siswa (kerjasama dan
tangung jawab) tersebut menunjukkan
bahwa penerapan metode diskusi
dapat meningkatkan kemampuan
kerjasama dan tangung jawab siswa.
Kemampuan guru dalam menerapkan
metode diskusi baik. Dalam kegiatan
pembelajaran ini guru berperan
sebagai
fasilitator,
dan
siswa
melakukan diskusi bersama teman
diskusinya. Metode ini dapat melatih
siswa agar bisa bekerjasama dan
bertangung
jawab.
Diharapkan
dengan adanya perubahan proses
pembelajaran siswa yang baik, maka

Volume 1, No. 1. November 2017

fungsi dan tujuan dari pembelajaran
dapat tercapai.
Berdasarkan
permasalahan
yang terjadi, hipotesis yang diajukan
terbukti bahwa terdapat perbedaan
antara kemampuan soft skill siswa
yang diajarkan melalui metode
diskusi kelompok dan kemampuan
soft skill siswa yang diajarkan melalui
metode konvensional (ceramah).
IV. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
dan
pembahasan yang telah diuraikan,
maka dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan antara kemampuan soft
skills siswa yang diajarkan melalui
metode diskusi kelompok dan
kemampuan soft skills siswa yang
diajarkan
melalui
metode
konvensional. Kemampuan soft skill
(kerjasama dan tangung jawab) siswa
dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan
motode
diskusi
kelompok lebih baik daripada
kemampuan soft skills (kerjasama
dan tangung jawab) siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan
metode konvensional. Oleh karena
itu, metode diskusi kelompok dapat
digunakan untuk membantu siswa di
dalam
proses
pembelajaran
khususnya dari peningkatan soft
skills siswa (kerjasama dan tanggung
jawab), sehingga siswa dapat
memperoleh hasil yang maksimal.
Daftar Pustaka
Anitah, Sri. (2007). Strategi belajar di
SD. Jakarta : Penerbit UT
Jakarta.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktik.

Moh. Usman Kurniawan: Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Terhadap Kemampuan Soft Skills....| 56

“Eco-Socio: Jurnal Ilmu dan Pendidikan Ekonomi-Sosial”
ISSN (2597-7806) (Online)
ISSN (2597-7814) (Print)

Volume 1, No. 1. November 2017

Jakarta: Rineka Cipta.
Bahri, D. & Zain, A. (2006). Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Asdi Mahasatya.

Slameto. (2003). Belajar dan FaktorFaktor
yang
Mempengaruhinya.
Jakarta:
PT. Rineka Cipta.

Elfindri et al. (2010). Soft Skill Untuk
Pendidik.
2010:
Baduose
Media.

Solihatin,

Hamdani.

Suono & Hariyanto. (2011). Belajar dan
Pembelajaran.
Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.

(2010). Strategi Belajar
Mengajar. Bandung: Pustaka
Setia.

Rohman, A. (2009). Buku Memahami
Pendidikan
dan
Ilmu
Pendidikan. Jakarta: Laksbang
Mediatama.
Sanjaya,

Wina.
(2008).
Strategi
Pembelajaran
Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana

Taniredja.

dan
Raharjo.
(2007).
Cooperative Learning. Jakarta:
Sinar Grafika Offset.

(2011).
Model-Model
Pembelajaran
Inovatif.
Bandung: Alfabeta.

Yamin, Martinis. (2012). Desain Baru
Pembelajaran Konstruktivistik.
Jakarta: Referensi.

Moh. Usman Kurniawan: Pengaruh Metode Diskusi Kelompok Terhadap Kemampuan Soft Skills....| 57