PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERHADAP PENGE

SKRIPSI

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERHADAP PENGETAHUAN DAN
SIKAP KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL DI BPM NY. “V”,
SIDOARJO TAHUN 2015

PENELITIAN PRE EKSPERIMEN

ARINASARI EKA PRATIWI
NIM : 14614187

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) MINAT KLINIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN 2015

SKRIPSI

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERHADAP PENGETAHUAN DAN
SIKAP KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL DI BPM NY. “V”,
SIDOARJO TAHUN 2015


PENELITIAN PRE EKSPERIMEN

ARINASARI EKA PRATIWI
NIM : 14614187

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) MINAT KLINIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN 2015

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERHADAP PENGETAHUAN DAN
SIKAP KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL DI BPM NY. “V”,
SIDOARJO TAHUN 2015

PENELITIAN PRE EKSPERIMEN

SKRIPSI

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Terapan

dalam Program Studi Bidan Pendidik Minat Klinik
pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri

Oleh :
ARINASARI EKA PRATIWI
NIM : 14614187

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) MINAT KLINIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
TAHUN 2015

ORISINALITAS PENELITIAN

Saya bersumpah bahwa Skripsi ini adaah hasil sendiri dan belum pernah diteliti
orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di Perguruan Tinggi manapun.

Kediri, 10 Juli 2015
Yang Menyatakan


Arinasari Eka Pratiwi

LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERHADAP PENGETAHUAN DAN
SIKAP KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL DI BPM NY. “V”,
SIDOARJO TAHUN 2015

SKRIPSI

Oleh
ARINASARI EKA PRATIWI
NIM. 14614187

Disetujui Tanggal : 11 Juli 2015

Pembimbing I

Eva Dwi Ramayanti, S.Kep.Ns.,M.Kep.,Sp.,M.Kep.,MB
NIDN. 070108202


Pembimbing II

Erna Setyaningrum, SST.,M.Mkes.,MA
NIDN. 0720017404

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI
PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERHADAP PENGETAHUAN DAN
SIKAP KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL DI BPM NY. “V”,
SIDOARJO TAHUN 2015

SKRIPSI

Oleh
ARINASARI EKA PRATIWI
NIM. 14614187
Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan disahkan
Pada tanggal, 11 Juli 2015

PANITIA PENGUJI SKRIPSI


Tanda Tangan

Ketua

:

(.......................)

Anggota

: 1. EVA DWI R, S.Kep.Ns,M.Kep.,Sp.Kep.MB
NIDN : 0701098202

SRI HARYUNI, S.Kep, Ns, M.Kep
NIDN : 0701058301

(.......................)

2. ERNA SETIYANINGRUM, SST, M.M, M.A(........................)

NIDN: 0720017404

UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur Alhamdulillah bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Edukasi Suportif Terhadap Pengetahuan dan Sikap Konsumsi
Tablet Fe pada Ibu Hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015” dengan baik
dan tepat waktu.
Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan kebidanan
(D4). Dalam penyusunan Skripsi ini, peneliti mendapat bimbingan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1.
2.

Ir. Djoko Raharjo, MP, selaku Rektor Universitas Kadiri Kediri.
Eva Dwi R S.Kep Ns.,Sp.Kep MB, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

3.


Universitas Kadiri dan Dosen Pembimbing I.
Siswi Wulandari, SST., S.Pd., M. Keb., selaku ketua program Studi

4.
5.
6.
7.

Kebidanan (D4).
Erna Setiyaningrum, SST, M.M, M.A, selaku Dosen Pembimbing II.
Seluruh staf BPM Ny. “V”, Sidoarjo atas bantuannya.
Kedua orang tua tercinta atas do’a, dukungan dan segala pengorbanannya.
Kakakku tercinta atas do’a, dukungan dan segala pengorbanan serta

8.

pengertiannya.
Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri besertas staf

9.


yang ikut membantu sampai terselesainya penyusunan skripsi ini.
Semua teman sejawat dan semua pihak yang telah mendukung dan membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyusunan
skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat
kekurangan baik isi maupun kalimatnya oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat diperlukan demi kesempurnaan usulan penelitian ini.

Kediri, 27 Juni 2015

Peneliti

RINGKASAN
Edukasi suportif adalah pemberian kegiatan yang bersifat informatif untuk
memberikan pengetahuan serta meningkatkan motivasi ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet Fe. Dari data survey pada bulan Januari 2015 di BPM Ny.

“V”, Sidoarjo mengatakan tidak mengetahui manfaat dari mengkonsumsi tablet

Fe dan diantaranya mengatakan tidak menyetujui kebijakan pemerintah untuk
mengkonsumsi 90 tablet Fe selama masa kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh edukasi suportif terhadap pengetahuan dan sikap
konsumsi tablet Fe pada ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.
Penelitian ini menggunakan desain pre eksperimental dengan 30 responden.
Sampel penelitian ini adalah ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo pada periode
bulan Mei 2015. Pemilihan sampel yang digunakan adalah total sampling. Teknik
pengumpulan data dengan kuesioner. Untuk mengidentifikasi berbagai tingkat
pengetahuan da sikap dalam konsumsi tablet Fe pre dan post edukasi suportif
dianalisis dengan menggunakan wilcoxon statistik non-parametrik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan edukasi suportif
pengetahuan sebagian besar responden (60%) yaitu kurang dan sikap sebagian
besar responden (53,3%) yaitu tidak mendukung. Setelah dilakukan edukasi
suportif mengalami peningkatan yaitu pengetahuan sebagian besar responden
(60%) adalah baik dan sikap sebagian besar responden (53,3%) yaitu mendukung.
Hasil uji statistik didapatkan hasil ρ = 0,02 (ρ value < 0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh edukasi suportif
terhadap pengetahuan dan sikap terhadap konsumsi tablet Fe pada ibu hamil. Oleh
karena itu dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk para
petugas kesehatan, dimana petugas kesehatan harus melaksanakan edukasi

suportif secara optimal pada ibu hamil.
Kata kunci : edukasi suportif, pengetahuan, sikap, ibu hamil, tablet Fe.

ABSTRACT
Supportive education is the provision of activities that are informative to
provide knowledge and increase the motivation of pregnant women in consuming
Fe tablet. From the survey data in January 2015 in BPM Ny. "V", Sidoarjo told

not know the benefits of consuming Fe tablet and do not approve of them said the
government's policy to consume 90 tablets Fe during pregnancy. The purpose of
this study was to determine the effect of education on knowledge and attitudes
supportive Fe tablet consumption in pregnant women in the BPM Ny. "V",
Sidoarjo 2015.
This study uses a pre-experimental design with 30 respondents. Samples
were pregnant women in BPM Ny. "V", Sidoarjo in the period of May 2015. The
sample used was total sampling. Data collection techniques with a questionnaire.
To identify the different levels of knowledge and attitudes in tablet consumption
Fe supportive pre and post education were analyzed using the Wilcoxon nonparametric statistics.
The results showed that prior to the supportive educational knowledge the
majority of respondents (60%) are less and the attitude of the majority of

respondents (53.3%) that do not support. After the education that is supportive to
increase knowledge of the majority of respondents (60%) is good and the attitude
of the majority of respondents (53.3%) are supportive. Statistical test results
showed ρ = 0.02 (ρ values

: Lebih dari

±

: Kurang lebih

=

: Sama dengan

-

: Sampai dengan

/

: Atau

%

: Persentase

Daftar Singkatan
Fe

: Feros / zat besi

Hb

: Hemoglobin

BPM

: Bidan Praktek Mandiri

IUFD

: Intra Uterine Fetal Death (Kematian Janin Dalam Kandungan)

IUGR : Intrauterine Growth Restriction (keterbatasan pertumbuhan dalam
rahim)
HPP

: Hemorrhagic Post Partum (perdarahan setelah melahirkan)

HPHT

: Hari Pertama Haid Terakhir

USG

: Ultrasonografi

MSH

: melanohore stimulating hormone

DNA

: Asam deoksiribonukleat

ANC

: Antenatal Care

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Zat besi (Fe) merupakan mikro elemen essensial bagi tubuh yang
diperlukan dalam sintesa hemoglobin. Hemoglobin berfungsi sebagai
pengikat oksigen yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme sel. Jika ibu
kekurangan Fe selama hamil, maka persediaan zat besi pada bayi saat
dilahirkan pun tidak akan memadai, padahal zat besi sangat dibutuhkan
untuk perkembangan otak bayi di awal kelahirannya (Kautshar, 2013). Di
ukur dari ketepatan jumlah tablet yang di konsumsi yaitu ketepatan cara
mengkonsumsi tablet Fe, frekuensi tablet perhari, pemberian tablet Fe
merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi
anemia khususnya zat besi. Sedangkan pengetahuan dan sikap ibu juga
sangat berpengaruh dalam konsumsi tablet Fe.
Kehamilan dapat menimbulkan perubahan fisiologi darah sehingga
dapat menyebabkan kesulitan dalam menegakkan diagniosis penyakit dan
kelainan darah pada ibu hamil (Manuaba, 2007). Perubahan fisiologis
alami yang terjadi selama kehamilan akan mempengaruhi jumlah sel darah
normal pada kehamilan. Peningkatan volume darah ibu terutama terjadi
akibat peningkatan plasma, bukan akibat peningkatan jumlah sel darah

1

merah. Walaupun ada peningkatan jumlah sel darah merah didalam
sirkulasi, tetapi jumlahnya tidak seimbang dengan peningkatan volume
plasma. Ketidakseimbangan ini akan terlihat dalam bentuk penurunan
kadar Hb (Hemoglobin) (Varney, 2010).
Hasil studi pendahuluan yang diperoleh di BPM Ny. “V”, Sidoarjo
pada bulan Januari 2015, menyatakan bahwa terdapat 10 orang ibu hamil,
7 orang (70%) diantaranya mengatakan tidak mengetahui manfaat dari
mengkonsumsi tablet Fe. Serta terdapat 10 orang ibu hamil, 6 orang (60%)
diantaranya mengatakan tidak menyetujui kebijakan pemerintah untuk
mengkonsumsi 90 tablet Fe selama masa kehamilan. Hal diatas
menyatakan bahwa masih banyak ibu hamil yang tidak mengerti manfaat
mengkonsumsi tablet Fe serta masih banyak ibu hamil yang tidak
menyetujui program pemerintah untuk mengkonsumsi 90 tablet Fe selama
masa kehamilan.
Penyebab tidak mengkonsumsi tablet Fe adalah latar belakang
pendidikan ibu hamil, kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang dampak
dan manfaat dari tablet Fe, adanya sikap tidak mendukung program
pemerintah dalam mengkonsumsi tablet Fe, serta kepatuhan pemeriksaan
ANC secara teratur.
Dampak kekurangan Tablet Fe dalam kehamilan menurut Manuaba
(2007), dapat memberikan pengaruh bagi janin, seperti abortus, IUFD,
IUGR, persalinan premature, kemungkinan cacat lahir, bayi lahir dengan
anemia. Pengaruh bagi ibu antara lain persalinan dengan komplikasi,
mudah infeksi baik intrapartum maupun postpartum, abortus, partus

premature, partus lama karena inersia uteri, mudah terjadi HPP, mudah
terjadi preeklampsia/eklampsia. Selain itu menurut Winkjosastro (2007),
anemia yang sangat berat dengan Hb kurang dari 4g/100ml dapat
menyebabkan dekompensasi kordis. Kesehatan darah ibu hamil sangat
menentukan keberhasilan tumbuh kembang janin dalam uterus. Dengan
demikian, pemeriksaan umum dan laboratorium seharusnya dilakukan
sebelum kehamilan sehingga dapat ditemukan penyakit dan kelainan darah
dan diobati sehingga tercapainya well born baby dan well health mother
(Manuaba, 2007). Selain itu, dampak yang diakibatkan bila tidak
mengkonsumsi tablet Fe secara rutin yaitu penyerapan atau respon tubuh
terhadap tablet Fe kurang baik sehingga tidak terjadi peningkatan kadar
Hb sesuai dengan yang diharapkan.
Solusi untuk memenuhi kebutuhan akan zat besi selama hamil, ibu
harus mengkonsumsi tablet Fe sekitar 45-50 mg sehari. Untuk penyerapan
zat besi, ibu hamil vegetarian hanya cukup makan buah-buahan yang
banyak mengandung vitamin C (Amiruddin, 2007). Untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap dalam mengkonsumsi tablet Fe, maka diperlukan
sistem evaluasi dan monitoring yang dapat dipercaya (Broek, 2003).
Pemberian edukasi suportif mampu membantu meningkatkan pengetahuan
dan sikap konsumsi tablet Fe secara teratur sehingga kebutuhan akan zat
besi selama kehamilan dapat tercukupi.
Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Edukasi Suportif Terhadap

Pengetahuan dan Sikap Konsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil di BPM Ny.
V, Sidoarjo Tahun 2015”.

1.2

Rumusan Masalah
Apakah ada Pengaruh Edukasi Suportif Terhadap Pengetahuan dan
Sikap Konsumsi Tablet Fe pada Ibu Hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo
Tahun 2015?

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1

Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh
edukasi suportif terhadap pengetahuan dan sikap konsumsi tablet Fe pada
ibu hamil di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.

1.3.2

Tujuan Khusus
1.

Mengidentifikasikan pengetahuan ibu hamil tentang tablet Fe sebelum
diberikan edukasi suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.

2.

Mengidentifikasikan pengetahuan ibu hamil tentang tablet Fe sesudah
diberikan edukasi suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.

3.

Mengidentifikasikan sikap ibu hamil tentang tablet Fe sebelum
diberikan edukasi suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.

4.

Mengidentifikasikan sikap ibu hamil tentang tablet Fe sesudah
diberikan edukasi suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun 2015.

5.

Menganalisis pengaruh pengetahuan ibu hamil tentang tablet Fe
sebelum dan sesudah diberikan edukasi suportif di BPM Ny. “V”,
Sidoarjo Tahun 2015.

6.

Menganalisis pengaruh sikap ibu hamil tentang tablet Fe sebelum dan
sesudah diberikan edukasi suportif di BPM Ny. “V”, Sidoarjo Tahun
2015.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1

Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai tambahan pengetahuan berdasarkan hasil penelitian tentang
pengaruh edukasi suportif terhadap kepatuhan konsumsi tablet Fe pada ibu
hamil dan sebagai bahan atau sumber data dari peneliti berikutnya, serta
pendorong bagi pihak yang berkepentingan untuk melakukan penelitian
lebih lanjut tentang pengaruh edukasi suportif terhadap kepatuhan
konsumsi tablet Fe pada ibu hamil.

1.4.2

Bagi Instansi Pelayanan
Sebagai bahan masukan tentang pengaruh edukasi suportif terhadap
kepatuhan konsumsi tablet Fe pada ibu hamil.

1.4.3

Bagi Responden
Meningkatkan pengetahuan serta lebih termotivasi dalam
mengkonsumsi tablet Fe sehingga tidak terjadi anemia pada kehamilan.

1.4.4

Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang pengaruh edukasi
suportif terhadap pengetahuan dan sikap konsumsi Tablet Fe pada ibu
hamil, menambah pengalaman peneliti dalam hal penerapan riset, sebagai

penerapan dari ilmu yang sudah di dapat selama di bangku kuliah terutama
mengenai pengaruh edukasi suportif terhadap pengetahuan dan sikap
konsumsi Tablet Fe pada ibu hamil, serta sebagai penerapan ilmu
pengetahuan dalam pembuatan skripsi dan sebagai salah satu pengalaman
belajar di Program Studi Kebidanan D.4 Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kadiri.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Kehamilan

2.1.1 Pengertian Kehamilan
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari
pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang
menandai awal periode antepartum (Helen Varney, 2006). Masa kehamilan
dimuulai dari konsepsi sampai lahinya janin. Lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai
dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6
bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2006).

2.1.2 Diagnosis Kehamilan
Menurut Manuaba (2007), untuk dapat menegakkan kehamilan
ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala
hamil:

1. Tanda dugaan hamil, menurut Manuaba (2007), tanda dugaan antara lain
yaitu amenorea, ngidam, sinkope, mual dan muntah, payudara tegang,
sering kencing, konstipasi atau obstipasi.
(1) Amenhorea, Progesterone yang terus menerus diproduksi oleh
korpus luteum pada masa luteum pada masa hamil akan mempertahankan
lapisan uterus hingga siap implantasi dan tahap awal kehamilan. Bila
lapisan uterus tetap dapat dipertahankan maka menstruasi tidak akan
terjadi (Varney, 2006).
(2) Ngidam, wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,
keinginan yang demikian disebut ngidam
(Manuaba, 2007).
6
(3) Sinkope, terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope
atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah umur hamil 16 minggu
(Manuaba, 2007).
(4) Mual dan muntah, pengaruh estrogen dan progesterone terjadi
pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan akan menimbulkan mual
muntah di pagi hari yang disebut morning sickness (Manuaba, 2007).
(5) Payudara tegang, pengaruh estrogen - progesterone dan
somatomamotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada
payudara sehingga payudara membesar dan tegang. Jika ujung syaraf
tertekan menyebabkan rasa sakit (Manuaba, 2007).
(6) Sering kencing, desakan rahim ke depan menyebabkan kandung
kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. Pada trimester kedua sudah
menghilang (Manuaba, 2007).
(7) Konstipasi atau obstipasi, pengaruh pogesteron dapat menghambat
peristaltic usus menyebabkan kesulitan untuk buang air besar (Manuaba,
2007).

2 Tanda tidak pasti kehamilan, menurut Manuaba (2007), tanda tidak pasti
kehamilan dapat ditentukan dengan rahim membesar sesuai dengan
tuanya kehamilan, tanda hegar, tanda chadwicks, tanda piskacek,
kontraksi Braxton hiks, teraba ballotemen.
(1)

Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan, pertumbuhan

uterus yang fenomenal pada TM I berlanjut sebagai respons terhadap
stimulus kadar hormon estrogen dan progesteron yang tinggi.
Pembesaran terjadi akibat peningkatan vaskularisasi dan dilatasi
pembuluh darah, hiperplasia dan hipertrofi, dan perkembangan desidua
(Bobak, 2004).
(2)

Tanda hegar, merupakan kondisi istmus menjadi lunak dan mudah

tertekan. Estrogen dan progesteron bertanggung jawab terhadap
pertumbuhan uterus akibat hiperplasia (peningkatan jumlah sel) selama
bulan-bulan awal kehamilan sehingga membuat dinding uterus semakin
kuat. Selama bulan-bulan awal kehamilan, terjadi peningkatan ukuran
pembuluh darah dan pembuluh limfe uterus. Akibatnya terjadi
vaskularisasi, kongesti dan edema. Ketiga hal ini kemungkinan besar
menyebabkan pelunakan uterus secara keseluruhan (Varney, 2006).
(3)

Tanda Chadwicks merupakan warna kebiruan atau keunguan pada

vulva dan mukosa vagina, termasuk lubang vagina dan serviks (Varney,
2006). Selama minggu-minggu awal kehamilan, peningkatan aliran darah
uterus dan limfe mengakibatkan edema dan kongesti panggul. Akibatnya
uterus, serviks, dan istmus melunak secara progresif dan serviks menjadi
agak kebiruan (Bobak, 2004).

(4)

Tanda piskacek adalah uterus membesar ke salah satu jurusan

hingga

menonjol

jelas

ke

jurusan

pembesaran

tersebut

(Wiknjosastro, 2007). Pembesaran uterus pada awal kehamilan mungkin
tidak simetris. Ovum pada kondisi normal berimplantasi pada bagian atas
dinding uterus, lebih sering pada sisi posterior. Jika lokasi implantasi
lebih dekat dengan salah satu area kornu, maka kornu tempat ovum
berimplantasi membesar sebagai respons terhadap perkembangan
embriologi yang berlangsung di lokasi tersebut (Varney, 2006).
(5)

Kontraksi Braxton hicks, yaitu peregangan sel-sel otot uterus.

Peningkatan konsentrasi aktomiosin pada sel-sel otot juga diduga
disebabkan kontraktilitas uterus. Kontraksi Braxton hicks merupakan
kontraksi uterus yang tidak seirama, sporadis dan menimbulkan nyeri.
Kontraksi ini dimulai pada minggu keenam kehamilan, tetapi tidak dapat
dideteksi selama pemeriksaan panggul bimanual dan berlangsung hingga
trimester ke dua dan selama pemeriksaan abdomen pada trimester ke tiga.
Kontraksi ini akan mengalami peningkatan frekuensi, durasi dan
intensitas, dan mulai mencapai ritme dan keteraturan mendekati
persalinan. Pada kurun waktu ini, kontraksi sering disalah artikan
sebagai kontraksi persalinan (Varney, 2006).
(6)

Teraba ballottement, gerakan pasif janin yang belum engaged

disebut ballottement. Biasanya ballottement dapat diidentifikasi antara
minggu ke-16 dan ke-18. Ballottement adalah tekhnik mempalpasi suatu
struktur terapung dengan menekan perlahan struktur tersebut dan
merasakan pantulannya. Jari pemeriksa dalam vagina mendorong dengan

lembut ke arah atas, janin terdorong ke atas. Kemudian janin turun
kembali, dan jari merasakan benturan lunak (Bobak, 2004).
3. Tanda pasti kehamilan
Menurut Manuaba (2007), tanda pasti kehamilan dapat ditentukan
dengan gerakan janin dalam rahim, terdengar denyut jantung janin.
Wiknjosastro (2007), menambahkan tanda pasti kehamilan dapat
ditentukan dengan terlihat hasil konsepsi dengan USG.
(1)

Gerakan janin dalam rahim, pergerakan janin yang lemah mulai

muncul pada bulan ke tiga kehamilan, tetapi pergerakan ini tidak akan
muncul hingga minggu ke-20. Pada minggu ke-20 pergerakan janin telah
menjadi cukup kuat dan dinding uterus cukup tipis sehingga pergerakan
dapat dirasakan dan dapat didiagnosis dengan baik saat dilakukan
pemeriksaan abdomen. Ibu akan dapat merasakan pergerakan janin pada
sekitar minggu ke-18 setelah masa menstruasi terakhir (Varney, 2006).
(2)

Terdengar denyut jantung janin, jantung janin mulai berdenyut

pada awal minggu keempat pasca fertilisasi (minggu keenam satelah
masa menstruasi terakhir), tetapi denyut ini tidak akan muncul hingga
sekitar minggu ke-20 setelah masa menstruasi terakhir. Pada waktu ini,
denyut jantung janin mulai dapat didengar melalui fetoskop kepala ketika
pemeriksaan abdomen dilakukan pada ibu. Namun, denyut jantung ini
dapat didengar melalui abdomen antara minggu ke-12 dan minggu ke-20
setelah masa menstruasi terakhir menggunakan alat ultrasonik yang dapat
dipegang, dan pergerakan janin dapat dilihat pada minggu ke-7
menggunakan ultrasonografi transvaginal (Varney, 2006).

(3)

Terlihat hasil konsepsi dengan USG, pada kehamilan 5 minggu

terlihat struktur kantong gestasi berdiameter 5-10 mm. Struktur mudigah
belum dapat dideteksi dengan alat USG. Pada kehamilan 6 minggu
diameter kantong gestasi mencapai 15 mm (Wiknjosastro, 2007).
2.1.3 Perubahan Fisiologi Kehamilan
Pada kehamilan terdapat perubahan yang terjadi pada ibu hamil yaitu
pada uterus, serviks uteri, vagina dan vulva, mammae, sistem respirasi,
traktus

urinarius,

kulit

(Wiknjosastro,

2007).

Manuaba

(2007),

menambahkan Perubahan yang terkait dengan kejadian anemia adalah
volume darah, sel darah, proses hemodilusi, peningkatan curah jantung,
eritropoesis, traktus digestivus.
1.

Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh
estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini
pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus, disamping
itu, serabut-serabut kolagen yang ada pun menjadi higroskopik akibat
meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus dapat mengikuti
pertumbuhan janin, bila ada kehamilan ektopik, uterus akan membesar
pula, karena pengaruh hormon-hormon itu. Begitu pula endometrium
menjadi desidua (Wiknjosastro, 2007).

2.

Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan keran hormon
estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot,
maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat, hanya 10%

jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini benyak mengandung
kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya
hipervaskularisasi

maka

konsistensi

serviks

menjadi

lunak

(Wiknjosastro, 2007).
3.

Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva akibat hormone estrogen mengalami perubahan pula.
Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak
lebih merah, agak kebiruan. Warna portio pun tampak livide. Pembuluhpembuluh darah alat genetalia interna akan membesar (Wiknjosastro,
2007).

4.

Mamma
Mamma

akan

membesar

dan

tegang

akibat

hormone

somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan air susu. Estrogen menimbulkan hipertrofi sistem
saluran, sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus pada mamma.
Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus.
Dengan demikian, mammae dipersiapkan untuk laktasi. Di samping ini,
dibawah pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk
lemak disekitar kelompok-kelompok alveolus, sehingga mammae
menjadi lebih besar (Wiknjosastro, 2007).
5.

Sistem Respirasi
Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang
mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan pada
kehamilan 32 minggu keatas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus

yang membesar kearah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak (Wiknjosastro, 2007).
6.

Traktus urinarius
Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri mengalami pembesaran karena
pengaruh progesteron. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar dari
pada ureter kiri, karena mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan
dengan ureter kiri (Wiknjosastro, 2007).

7.

Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanohore
stimulating hormone (MSH) yang meningkat. Kadang-kadang terdapat
deposit pigmen pada dahi pipi, dan hidung, dikenal dengan kloasma
gravidarum (Wiknjosastro, 2007).

8.

Volume darah
Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan
adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah akan
bertambah banyak, kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32
minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi sebanyak kirakira 30%. Dan hemodilusi mulai jelas timbul pada kehamilan 16
minggu (Wiknjosastro, 2007).

9.

Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak
seimbang

dengan peningkatan

volume darah

sehingga terjadi

hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat
dengan mencapai jumlah sebesar 10.000/ml, dengan hemodilusi dan
anemia fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat
mencapai 4 kali dari angka normal. Protein darah dalam bentuk albumin
dan gammaglobulin dapat menurun pada triwulan pertama, sedangkan
fibrinogen meningkat (Manuaba, 2007).
10. Proses hemodilusi
Pada kehamilan relative terjadi anemia karena darah ibu hamil
mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume
30%

sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34

minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18% sampai 30% dan
hemoglobin sekitar 19%, bila hemoglobin ibu sebelum hamil sekitar 11
gr%, maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia
hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5 sampai 10 gr% (Manuaba,
2007).
11. Peningkatan curah jantung
Curah jantung adalah volume darah yang dipompakan oleh ventrikel
selama satu menit. Peningkatan curah jantung terjadi pada bulan ketiga
kehamilan. Perubahan ini disebabkan karena meningkatnya kebutuhan
darah baik untuk ibu maupun untuk janinnya. Pada kehamilan trimester
kedua terjadi peningkatan curah jantung 40% tetapi pada trimester
ketiga terjadi penurunan tekanan curah jantung sebesar 25-30%, diatas
curah jantung sebelum hamil karena adanya penekanan pada vena cava
inferior (Tarwoto, 2007).

12. Eritropoesis
Eritrobast (sel induk CFU-E, BFU-E) berasal dari sel induk primitive
myeloid dalam sum-sum tulang. Proses diferensiasi dari sel primitive
menjadi eritroblast ini distimulasi oleh hormon eritropoetin yang
diproduksi oleh ginjal. Jika terjadi penurunan kadar oksigen dalam
darah atau hipoksia maka produksi hormon ini meningkat dan produksi
sel darah merah juga meningkat. Secara normal produksi sel darah
merah dalam sum-sum tulang membutuhkan bahan zat besi, vitamin
B12, asam folat, vitamin B6 (piridoksin), protein dan faktor lain.
Eritrosit hidup dan beredar dalam darah tepi rata-rata 120 hari. Setelah
120 hari akan mengalami proses penuaan. Apabila destrusi sel darah
merah terjadi sebelum waktunya atau kurang dari 120 hari disebut
hemolisis (Tarwoto, 2007).
13. Traktus digestivus
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enak (nausea).
Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otototot traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus
digestivus juga berkurang. Tidak jarang dijumpai pada bulan-bulan
pertama kehamilan gejala muntah (emesis) (Wiknjosastro, 2007).
2.2

Konsumsi Tablet Fe

2.2.1 Pengertian Tablet Fe

Pengertian Zat besi adalah mineral mikron yang paling banyak terdapat
dalam tubuh manusia. Zat besi merupakan komponen dari hemoglobin,
mioglobin, sitokran enzim katalase, serta peroksidase. Besi merupakan
mineral mikron yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia yaitu
sebanyak 3-5 gram dalam tubuh manusia dewasa. Zat besi adalah garam
besi dalam bentuk tablet/kapsul yang apabila dikonsumsi secara teratur
dapat meningkatkan jumlah sel darah merah. Wanita hamil mengalami
pengenceran sel darah merah sehingga memerlukan tambahan zat besi untuk
meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk sel darah merah janin
(Almatsier, 2009).
2.2.2 Manfaat Fe Bagi Ibu Hamil
a. Metabolisme Energi, di dalam tiap sel besi bekerja sama dengan rantai
protein pengangkut elektron yang berperan dalam langkah-langkah akhir
metabolisme energi. Protein ini memindahkan hidrogen dan elektron
yang berasal dari zat gizi penghasil energi ke oksigen sehingga
membentuk air. Dalam proses tersebut dihasilkan molekul protein yang
mengandung besi dari sel darah merah dan mioglobin di dalam otot
(Almatsier, 2009).
a. Sistem Kekebalan, besi memegang peranan penting dalam sistem
kekebalan tubuh, respon kekebalan oleh limfosit-T terganggu karena
berkurangnya

pembentukan

sel-sel

tersebut,

yang

kemungkinan

disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA, disamping itu sel darah
putih yang menghancurkan bakteri tidak dapat bekerja secara aktif dalam
keadaan tubuh kekurangan besi (Almatsier, 2009).

b. Pelarut Obat-obat, yang tidak larut oleh enzim yang mengandung besi
dapat dilarutkan sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh (Almatsier,
2009).
2.2.3 Kebutuhan Fe Bagi Ibu Hamil
Semakin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan,
akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis. Sebagai
gambaran kebutuhan zat besi pada setiap kehamilan bagan berikut:
Meningkatkan sel darah ibu

500 mg Fe

Terdapat dalam plasenta

300 mg Fe

Untuk darah janin

100 mg Fe

Jumlah

900 mg Fe

2.2.4 Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Fe
Kata kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti taat, suka
menurut dan berdisiplin (kamus besar bahasa Indonesia, 2009). Menurut
Arisman (2004) dalam Wipayani (2008), mengartikan kepatuhan adalah
sebagai tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang
disarankan oleh dokternya atau oleh orang lain. Kepatuhan dalam penelitian
ini menunjuk pada kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi (Fe).
Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi di ukur dari ketepatan jumlah
tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi,
frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe
merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi
anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan

cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang
dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat.
2.2.5 Faktor

Yang

Mempengaruhi

Mengkonsumsi

Kepatuhan

Ibu

Hamil

dalam

Tablet Fe

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil meminum tablet
zat besi (Wipayani, 2008) yaitu :
1. Tingkat Pendidikan
Latar belakang pendidikan ibu hamil juga sangat berpengaruh terhadap
kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi.
2. Pengetahuan
Pengetahuan ibu hamil tentang dampak dan manfaat dari konsumsi zat
besi didapat dari penyuluhan yang diberikan bidan pada waktu ibu hamil
tersebut melakukan pemeriksaan ANC. Tingkat pengetahuan ibu juga
mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi.
3. Sikap
Adanya

sikap

tidak

mendukung

program

pemerintah

dalam

mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 90 tablet.
4. Pemeriksaan ANC
Pemeriksaan ANC mempengaruhi tingkat kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet Fe, karena dengan melakukan pemeriksaan
kehamilan ibu hamil akan mendapat informasi tentang pentingnya tablet
Fe bagi kehamilannya.
2.3

Pengetahuan

2.3.1 Pengertian

Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
darimata dan telinga. Pengetahuan dapat diperoleh baik dari pengalaman
langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2010).
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indra atau
akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum
pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Hastutik, 2011).
Menurut Jann Hidayat Tjakraatmadja dan Donald Crestofel Lantu
dalam bukunya Knowledge Management disebutkan bahwa pengetahuan
diperoleh dari sekumpulan informasi yang saling terhubung secara
sistematik sehingga memiliki makna. Informasi diperoleh dari data yang
sudah diolah (disortir, dianalisis, dan ditampilkan dalam bentuk yang dapat
dikomunikasikan melalui bahasa, grafik atau tabel), sehingga memiliki arti.
Selanjutnya data ini akan dimiliki seseorang dan akan tersimpan dalam
neuron-neuron (menjadi memori) di otaknya. Kemudian ketika manusia
tersebut dihadapkan pada suatu masalah maka informasi-informasi yang
tersimpan dalam neuron-neuronnya dan yang terkait dengan permasalahan
tersebut, akan saling terhubungkan dan tersusun secara sistematik sehingga
ia memiliki model untuk memahami atau memiliki pengetahuan yang terkait
dengan

permasalahan

yang

dihadapinya.

Kemampuan

memiliki

pengetahuan atas obyek masalah yang hadapi sangat ditentukan oleh

pengalaman, latihan atau proses belajar (proses berfikir). Bentuk
pengetahuan atau model untuk memahami dunia yang dimiliki manusia,
dapat terbentuk dalam tiga katagori, yaitu : (a) Pengetahuan Kultural,
merupakan model untuk memahami dunia yang diekspresikan dalam
asumsi-asumsi, nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki manusia, (b)
Pengetahuan Tasit, model untuk memahami dunia dalam bentuk konsep,
diekspresikan dalam bentuk teori dan pengalaman yang dimiliki, (c)
Pengetahuan Eksplisit, model untuk memahami dunia dalam bentuk
keahlian atau kognitif, diekspresikan dalam bentuk sistem, peraturan peraturan, prosedur - prosedur dan tata cara kerja yang dipahaminya.
2.3.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), Difinisi lain yang disampaikan yaitu
pengetahuan adalah hasil dari suatu produk sistem pendidikan dan akan
mendapatkan pengalaman yang nantinya akan memberikan suatu tingkat
pengetahuan

atau

ketrampilan

dapat

dilakukan

melalui

pelatihan.

Pengetahuan diperoleh dari proses belajar, yang dapat membentuk
keyakinan tertentu. Intensitas atau tingkat pengetahuan seseorang terhadap
obyek tertentu tidak sama. Secara garis besar dibagi menjadi 6 tingkatan
pengetahuan, yaitu :
1.

Tahu (Know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh
sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2.

Memahami (Comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.

3.

Aplikasi (Application), diartikan sebagai kemampuan menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum,
rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.

4.

Analisis (Analysis), merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5.

Sintesis (Synthesis), menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Sintesis juga dapat diartikan sebagai
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang ada.

6.

Evaluasi (Evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian

penelitian itu didasari pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang ada.
2.3.3 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek