REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANION

REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANION
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Memahami reaksi identifikasi untuk kation dan anion.
2. Memahami prinsip kisetimbangan senyawa sukar larut.

II. DASAR TEORI
Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi komponenkomponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif,
sedangkan langkah estimasinya adalah langkah kuantitatif. Analisis kualitatif dapat
dikatakan lebih sederhana, sedangkan analisis kuantitatif agak lebih rumit. Analisis
kualitatif bertujuan mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran-campuran
zat, atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusunnya bergabung antara yang
satu dengan yang lain. Sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan
banyaknya penyusun-penyusun suatu zat atau persenyawaan.
Biasanya identifikasi zat dilakukan dengan penambahan zat lain yang
susunannya telah diketahui, sehingga terjadi perubahan (reaksi kimia). Zat yang
susunannya telah diketahui dan yang menyebabkan terjadinya reaksi disebut pereaksi
(reagen).
Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu reaksi kering
dan reaksi basah. Cara kering biasanya digunakan pada zat padat, sedangkan cara basah
digunakan pada zat cair (larutan) yang kebanyakan menggunakan pelarut air. Cara
kering hanya menyediakan informasi yang diperlukan dan informasi tersebut bersifat

jangka pendek. Sedangkan cara basah dapat digunakan untuk analisis makro,
semimakro, dan mikro sehingga banyak keuntungan yang didapat, misalnya reaksi
terjadi dengan cepat dan mudah dikerjakan. Perubahan yang terjadi pada cara basah
adalah terjadinya endapan, perubahan warna larutan, dan timbulnya gas.
Penambahan suatu elektrolit yang mengandung ion sejenis ke dalam larutan
jenuh suatu garam akan menurunkan kelarutan garam tersebut karena konsentrasi ion
bertambah dan kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan garamnya.
Untuk mempermudah dalam reaksi identifikasi kation-anion, maka digunakan
metode analisis kualitatif sistematik.metode ini merupakan pengklasifikasian kationkation ke dalam 5 golongan.

Penggolongan kation-kation ini didasarkan pada produk hasil reaksi dengan suatu
reagensia. Reagen yang umum digunakan adalah HCl, H2S, (NH4)2S, (NH4)2CO3. Kation
biasanya bereaksi dengan reagen tertentu yang ditandai dengan terbentuknya endapan
atau tdak. Jadi, bisa dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan
atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut.
Klasifikasi sebagai berikut
a. Golongan I
Kation golongan ini membentuk endapan-endapan dengan asam klorida encer.
Kation pada golongan ini adalah timbal (Pb), merkuri (Hg+) dan perak (Ag).
b. Golongan II

Kation golongan II akan memberikan endapan jika direaksikan dengan hidrogen
sulfida, dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan II masih dibedakan
menjadi:
o Kation yang dapat larut dalam polisulfida, yaitu: timah (III), arsenik (III), arsenik
(V), timah (II), stibium (III), stibium (V), dan timah (IV).
o Kation yang tidak dapat larut dalam polisulfida, yaitu: bismuth, tembaga,
merkuri (Hg2+), dan kadmium (Cd2+).
c. Golongan III
Kation golongan III akan membentuk endapan jika direaksikan dengan ammonium
sulfida dalam suasana netral/amoniak. Kation golongan III tidak dapat bereaksi
dengan H2S atau HCl encer. Kation golongan III adalah kobalt (II), nikel (II), besi
(II), kromium (III), alumunium, seng dan mangan.
d. Golongan IV
Kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kationkation ini membentuk endapan dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana
netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium dan
barium.
e. Golongan V
Kation golongan V tidak bereaksi dengan reagen golongan I, II, III, dan IV. Kation
yang termasuk dalam golongan ini adalah magnesium, natrium, kalium, ammonium,
litium, dan hidrogen.

Berikut ini adalah tabel pengklasifikasian tersebut.

Hasil kali kelarutan (Ksp)
Telah diketahui bahwa untuk elektrolit-elektrolit biner yang sukar larut (M < 103

) maka pada suhu tetap hasil kali konsentrasi ion-ionnya adalah tetap. Hasil kali ion-ion

inilah yang disebut hasil kali kelarutan.
Dalam larutan jenuh, suatu elektrolit biner sukar larut mengandung kelebihan zat
padatnya sehingga terjadi kesetimbangan :
A+B-

A+

+

B-

Karena AB suatu senyawa murni, maka aktivitas suatu zat padatnya dapat dianggap
sama dengan satu, sehingga rumus tetapan hasil kali kelarutan dalam garam sukar larut

yang sangat encer dapat ditulis :

Ksp = [A][B]

III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
o Pipet
o Tabung reaksi
o Rak
o Gelas beker
o Penjepit
o Pemanas spritus
Bahan :
o Larutan Hg2(NO3)2

o Larutan K4Fe(CN)6

o Larutan Pb(NO3)2

o Larutan K3Fe(CN)6


o Larutan PbCl2

o Larutan KCNS

o Larutan HgCl2

o Larutan KNO2

o Larutan CuSO4

o Larutan KO3

o Larutan CdI2

o Larutan Na2S

o Larutan SnCl2

o Larutan NaCH3COO


o Larutan AlCl3

o Larutan Na2CO3

o Larutan MnSO4

o Larutan Na2C2O4

o Larutan NiSO4

o Larutan Na3PO4

o Larutan CoCl2

o Larutan Na2S3O2

o Larutan ZnSO4

o Larutan Na2SO4


o Larutan CaCl2

o Larutan NaOH

o Larutan BaCl2

o Larutan HCl

o Larutan MgCl2

o Larutan H2SO4

o Larutan NaCl

o Larutan (NH4)2CO3

o Larutan NaBr

o Larutan NH3


o Larutan KI

o Larutan (NH4)2C2O4

o Larutan KOH

o Larutan AgNO3

o Larutan K2CrO4

o Larutan FeCl3

IV. PROSEDUR KERJA
Reaksi identifikasi kation
1. Merkuro (Hg22+)
+ Na2CO3 (aq)

endapan putih
Hg2CO3


+ NaOH (aq)

endapan hitam
Hg2(OH)2

Larutan Hg2(NO3)2

endapan abuabu HgO & Hg

2. Timbal (Pb2+)
+ HCl (aq)

larut di air panas

endapan
putih PbCl2

sukar larut di
air dingin


Larutan Pb(NO3)2

+ KI (aq)

endapan
kuning PbI2

dipanaskan
dan diamati

3. Merkuri (Hg2+)
+ Na2S (aq)
Larutan HgCl2
+ NaOH (aq)

mula-mula terbentuk end. putih,
kuning, coklat dan akhirnya hitam
endapan kuning
Hg(OH)2


4. Kupri (Cu2+)
+ KOH (aq)
Larutan CuSO4
+ KI (aq)

endapan biru dipanaskan endapan
Cu(OH)2
hitam CuO
endapan hitam
CuI2

5. Kadmium (Cd2+)
+ (NH4)2CO3
(aq)

endapan putih dipanaskan endapan
basa karbonat
maksimal

Larutan CdI2
+ NaOH (aq)

end. putih
Cd(OH)2

dipanaskan end. coklat
CdO

6. Stanno (Sn2+)
+ KOH (aq)
Larutan SnCl2
+ NH3 (aq) &
Na2CO3

end. putih Sn(OH)2 yang
larut dalam KOH berlebih
end. putih Sn(OH)2 yang tidak
larut dalam keadaan berlebih

7. Alumunium (Al3+)
+ NH3 (aq)

Al(OH)3 berupa koloid

Larutan AlCl3
+ CH3COONa
(aq)

setelah dipanaskan, terbentuk
end. putih Al(CH3COO)3

8. Mangan (Mn2+)
+ KOH (aq)

end. putih
Mn(OH)2

udara

end. coklat

Larutan MnSO4
+ Na2CO3 (aq)

end. putih
MnCO3

dipanaskan, MnO2
udara

9. Nikel (Ni2+)
+ NaOH (aq)

end. hijau Ni(OH)2

Larutan NiSO4
+ (NH4)2CO3
(aq)

end. hijau dari garam basa yang
larut dalam pereaksi berlebih

+ NaOH (aq)

end. biru dari dipanaskan
garam basa

10. Kobalt (Co2+)
Co(OH)2

Larutan CoCl2
+ Na2CO3 (aq)

end. merah dari
garam basa

11. Seng (Zn2+)
+ KOH (aq)

end. putih Zn(OH)2 yang larut
dalam pereaksi berlebih

Larutan ZnSO4
+ Na2SO4 (aq)

end. tersier zink sulfat yang
larut dalam amonia & asam

12. Kalsium (Ca2+)
+ (NH4)2CO3
(aq)

end. putih
CaCO3

+ (NH4)2C2O4
(aq)

NH4Cl &
NH4OH

Larutan CaCl2

dipanaskan

kristalin

end.
CaC2O4

13. Barium (Ba2+)
+ K2CrO4 (aq)

end. kuning BaCrO4

Larutan BaCl2
+ H2SO4 encer

end. putih BaSO4

14. Magnesium (Mg2+)
+ NaOH (aq)

end. putih Mg(OH)2

Larutan MgCl2
+ (NH4)2CO3 (aq)

end. putih dari garam basa

Reaksi identifikasi anionm
1. Klorida (Cl-)
+ AgNO3 (aq)

end. putih
AgCl2

Larutan NaCl
+ Hg2(NO3)2 (aq)

+ NH3

larut

+ HNO3

tak larut

end. putih Hg2Cl2

2. Bromida (Br-)
Larutan NaBr

+ H2SO4
pekat

larutan berwarna coklat; dipanaskan
uap
terbentuk HBr dan Br2
kuning

3. Yodida (I-)
+ H2SO4 pekat

terbentuk I2

Larutan KI
+ AgNO3 (aq)

end. kuning AgI2

4. Ferrosianida (Fe(CN)6)4Larutan K4Fe(CN)6

+ PbCl2 (aq)

end. putih yang tidak larut
dalam HNO3 encer

5. Ferrisianida (Fe(CN)6)3-

Larutan K3Fe(CN)6

+ AgNO3 (aq)

endapan

+ NH3

larut

+ HNO3

tak larut

6. Tiosianat (CNS-)
+ AgNO3 (aq)

end. putih AgCNS

Larutan KCNS
+ FeCl3 (aq)

larutan merah Fe(CNS)3

7. Nitrit (NO2-)
Larutan KNO2

+ garam fero &
H2SO4 encer

NO (g) yang larut
dalam air dingin

garam
fero

warna
coklat

8. Sulfida (S2-)
+ AgNO3 (aq)

end. hitam Ag2S

Larutan Na2S
+ HCl encer

H2S (g)

9. Asetat (CH3COO-)
Larutan NaCH3OO

+ FeCl3

larutan coklat dipanaskan end. ferri asetat

10. Karbonat (CO32-)
+ H2SO4 encer

ga

Larutan Na2CO3
+ BaCl2 (aq)

end. putih BaCO3

11. Oksalat (C2O42-)
+ AgNO3 (aq)

end. putih
Ag2C2O4

NH3/ HNO3
(aq)

larut

+ BaCl2 (aq)

end. putih
BaC2O4

CH3COOH

larut

+ KO3 (aq)

endapan

Larutan Na2C2O4

12. Fosfat (PO43-)

Larutan Na3PO4
+ FeCl3 (aq)

end. putih-kuning FePO4

13. Tiosulfat (S2O32-)
+ H2SO4 (aq)

end. sulfur + gas berbau rangsang

+ AgNO3 (aq)

end. putih

Larutan Na2S2O3
kuning

hitam (Ag2S)

14. Sulfat (SO42-)
Larutan Na2SO4

+ BaCl2

end. putih BaSO4

V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
Tabel hasil percobaan
No

Ion

1

Hg22+

2

Pb2+

3

Hg2+

4

2+

Reaktan
Na2CO3
NaOH
HCl

Hasil pengamatan
Warna agak keruh, tidak terbentuk endapan.
Tidak terbentuk endapan, larutan jernih.
Larutan bening, ada endapan putih.
Larutan kuning, ada endapan kuning-mengkilat.

KI

Saat dipanaskan larutan menjadi bening sedangkan

Na2S
NaOH

endapan tidak berubah.
Terbentuk endapan putih, lalu kuning.
Terbentuk endapan kuning agak orange.
Larutan berubah dari biru muda menjadi biru tua

KOH

(cepat) dengan endapan biru. Saat dipanaskan

Cu

KI
(NH4)2CO3
5

2+

Cd

NaOH
6

Sn2+

7

Al3+

8

Mn2+

9

Ni2+

KOH
NH3 + Na2CO3
NH3
CH3COONa
KOH + udara
Na2CO3
NaOH
(NH4)2CO3

endapan menjadi hitam.
Larutan berubah dari biru muda menjadi kuning
pucat dengan endapan putih (cepat).
Setelah ditambah (NH4)2CO3 dan dipanaskan,
terbentuk endapan putih.
Setelah ditambah NaOH dan dipanaskan, terbentuk
endapan putih-kuning.
Larutan tetap bening, tidak ada endapan.
Larutan tetap bening, tidak ada endapan.
Tidak terbentuk koloid, larutan jernih.
Setelah ditambah CH3COONa dan dipanaskan,
terbentuk endapan putih.
Endapan putih menjadi berwarna coklat.
Terbentuk endapan putih.
Larutan berubah dari hijau muda menjadi hijau
keruh dengan endapan hijau-putih.
Larutan berubah dari hijau muda menjadi hijau

10

Co2+

NaOH
Na2CO3

11

Zn2+

KOH
Na2SO4

12

(NH4)2CO3

Ca2+

(NH4)2C2O4
K2CrO4
13

2+

Ba

H2SO4 encer
14

NaOH
(NH4)2CO3

Mg2+

AgNO3
15

Cl

-

Hg2(NO3)2

keruh dengan endapan hijau-putih (lebih keruh).
Larutan berwarna biru, terbentuk endapan biru.
Larutan berwarna merah muda.
Larutan berubah dari bening menjadi agak keruh
dengan sedikit endapan.
Larutan tetap bening.
Endapan putih, jika dipanaskan tidak terbentuk
kristal.
Tidak ada endapan, larutan jernih.
Larutan berubah dari bening menjadi agak keruh
dengan endapan agak kuning.
Larutan berubah dari bening menjadi agak keruh
dengan endapan putih.
Endapan putih.
Tidak terbentuk endapan.
Terbentuk endapan berwarna putih. Saat ditambah
amonia, endapan larut.
Larutan berubah dari bening menjadi putih agak
keruh. Ada sedikit endapan.
Setelah dipanaskan larutan berwarna coklat jernih

16

Br-

H2SO4 pekat

17

I-

H2SO4 pekat

coklat. Ada endapan coklat. Tabung reaksi terasa

AgNO3

panas.
Terbentuk endapan putih-kuning.
Endapan putih dan tidak larut dalam HNO3.

18

Fe(CN6)4-

19

Fe(CN6)

3-

20

CNS-

21

NO2-

PbCl2
AgNO3
AgNO3
FeCl3

Garam fero +
H2SO4 encer

2-

22

S

23

CH3COO-

24

CO32-

25

C2O42-

AgNO3
HCl encer
FeCl3
H2SO4 encer
BaCl2
AgNO3

dan muncul uap kuning.
Larutan berubah dari sedikit coklat bening menjadi

Larutannya berwarna kuning.
Tetap bening. Saat ditambah HNO3 tetap bening.
Endapan putih.
Larutan berwarna merah.
Saat ditambah garam fero, larutan menjadi kuning.
Saat ditambah H2SO4 encer larutan berwarna lebih
kuning. Setelah dipanaskan timbul gelembung gas.
Saat ditambah garam fero lagi tidak terjadi
perubahan.
Endapan hitam yang larut dalam HNO3 panas.
Tidak timbul gas H2S
Setelah ditambah FeCl3 larutan berwarna coklat
setelah dipanaskan terbentuk endapan.
Tidak timbul gas, larutan jernih.
Endapan putih yang larut dalam HCl encer.
Larutan berubah dari bening menjadi keruh.

Terbentuk endapan putih yang larut dalam NH3.
Larutan berubah dari bening menjadi keruh (walau

26

PO43-

BaCl2

lebih keruh larutan dengan AgNO3). Terbentuk

KO3
FeCl3

endapan putih.
Larutan keruh.
Larutan berwarna kuning.
Larutan menjadi putih keruh dan terbentuk

H2SO4 encer
27

S2O32AgNO3

28
SO42Pembahasan

BaCl2

endapan putih.
Terbentuk endapan putih yang berubah warna
menjadi kuning, kemudian coklat hitam.
Terbentuk endapan putih.

Identifikasi kation
1. Merkuro (Hg22+)
Menurut teori, setelah direaksikan dengan larutan alkali karbonat (Na2CO3), akan
terbentuk endapan putih merkuro karbonat. Dari hasil percobaan didapat larutan berubah
menjadi agak keruh walau tidak terbentuk endapan. Reaksi yang terjadi adalah :
Hg2(NO3)2 (aq)

+ Na2CO3 (aq)

Hg2CO3 ( ) +

2NaNO3 (aq)

Jika larutan Hg2(NO3)2 direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan
hitam. Dari hasil percobaan tidak terjadi perubahan yang teramati. Larutan tetap jernih
serta tidak ada endapan yang terbentuk. Hal ini dimungkinkan karena penambahan
NaOH yang berlebih. Reaksi yang mungkin terjadi adalah :
Hg2+2 (aq)

+ 2 OH- (aq)

Hg2O ( ) +

H2O (l)

2. Timbal (Pb2+)
Jika ion Pb2+ direaksikan dengan larutan HCl, akan terbentuk endapan yang berwarna
putih. Dari hasil percobaan didapati endapan berwarna putih dengan larutan yang tidak
berwarna/ bening. Endapan ini dapat terbentuk karena larutan sudah lewat jenuh,
konsentrasi ion-ion PbCl2 sudah melebihi harga Ksp-nya (Ksp PbCl2 = 2,4 x 10-9).
Reaksi yang terjadi adalah :
Pb(NO3)2 (aq)

+

2HCl (aq)

PbCl2 (s)

+

2HNO3 (aq)

Jika ion Pb2+ direaksikan dengan larutan KI, akan terbentuk endapan kuning PbI2. Dari
hasil percobaan didapati endapan kuning mengkilat dengan larutan yang berwarna
kuning. Setelah dipanaskan, larutan berubah menjadi jernih sedangkan endapan tidak
berubah sama sekali. Larutan menjadi jernih karena PbI2 yang berupa koloid dalam
larutan larut kembali. Reaksi yang terjadi adalah :
Pb(NO3)2 (aq)

+

2KI (aq)

PbI2 (s)

+

2KNO3 (aq)

3. Merkuri (Hg2+)
Jika ion Hg2+ direaksikan dengan larutan Na2S, akan terbentuk endapan putih yang
kemudian berubah menjadi kuning lalu coklat dan akhirnya hitam. Dari hasil percobaan
didapati endapan putih yang berubah menjadi kuning. Reaksi yang terjadi adalah :
HgCl2 (aq)

+

Na2S (aq)

HgS (s)

+

2NaCl (aq)

Jika ion Hg2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan kuning
Hg(OH)2. Dari hasil percobaan, didapati endapan kuning-orange. Reaksi yang terjadi
adalah :
HgCl2 (aq)

+

2NaOH (aq)

HgO (s)

+

2NaCl (aq)

+ H2O (l)

4. Kupri (Cu2+)
Jika ion Cu2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan biru Cu(OH)2
yang jika dipanasi berubah menjadi hitam (CuO). Dari hasil percobaan, didapati
endapan biru yang berubah menjadi hitam saat dipanaskan. Reaksi yang terjadi adalah :
CuSO4 (aq)

+

2KOH (aq)

Cu(OH)2 (s)

dipanaskan

CuO (s)

Cu(OH)2 (s) +
+

K2SO4 (aq)

H2O (l)

Jika ion Cu2+ direaksikan dengan larutan KI, akan terbentuk endapan putih CuI2 dengan
warna larutan agak kuning dikarenakan ada I2 yang dibebaskan. Dari hasil percobaan
didapati warna larutan berubah dari biru muda menjadi kuning pucat dengan endapan
putih. Reaksi yang terjadi adalah :
CuSO4 (aq)

+

2KI (aq)

2CuI2 (s)

CuI2 (s)

+

K2SO4 (aq)

2CuI (s)

+

I2 (g)

2CuI (s)

+ 2K2SO4 (aq)

atau
2CuSO4 (aq) +

4KI (aq)

+ I2 (g)

5. Kadmium (Cd2+)
Jika ion Cd2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan putih basa
karbonat yang tidak larut dalam (NH4)2CO3 berlebih. Agar diperoleh endapan sempurna,
saat proses reaksi dilakukuan, larutan dipanaskan. Dari hasil percobaan didapati endapan
putih. Reaksi yang terjadi adalah :
CdI2

+ (NH4)2CO3

CdCO3 ( )

+

2NH4I

Jika ion Cd2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan putih Cd(OH)2.
Dari hasil percobaan didapati endapan putih-kuning. Reaksi yang terjadi adalah :
CdI2 (aq)
6. Stanno (Sn2+)

+

2NaOH (aq)

Cd(OH)2 (s)

+

2KI (aq)

Jika ion Sn2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih Sn(OH)2
yang larut dalam KOH berlebih. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat
teramati. Ini dimungkinkan karena penggunaan KOH yang berlebih. Reaksi yang
mungkin terjadi adalah :
Sn2+ (aq)

+

2OH- (aq)

Sn(OH)2 (s)

Sn(OH)2 (s) +

2OH- (aq)

[Sn(OH)4]2-

Jika ion Sn2+ direaksikan dengan larutan NH3 ditambah Na2CO3, akan terbentuk endapan
putih Sn(OH)2 yang tidak larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan tidak ada
perubahan yang dapat teramati. Reaksi yang mungkin terjadi :
Sn2+ + CO32- + NH3 + H2O

Sn(OH)2 ( )

+ (NH4)2CO3

7. Alumunium (Al3+)
Jika ion Al3+ direaksikan dengan larutan NH3, akan terbentuk Al(OH)3 yang berupa
koloid. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat teramati. Hal ini mungkin
dikarenakan kurangnya konsentrasi reagen atau pH yang kurang mendukung. Larutan
tetap jernih seperti semula. Reaksi yang mungkin terjadi adalah :
Al3+

+

3NH3

+

3H2O

Al(OH)3

+ 3 NH4+

Jika ion Al3+ direaksikan dengan larutan NaCH3COO dan dipanaskan, akan terbentuk
endapan putih. Dari hasil percobaan didapati adanya endapan putih. Reaksi yang
mungkin terjadi adalah :
Al3+

+ 3CH3COO- + 2H2O

Al(OH)2COO ( )

+ 2CH3COOH

8. Mangan (Mn2+)
Jika ion Mn2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih Mn(OH)2
yang karena pengaruh udara berubah menjadi coklat. Dari hasil percobaan didapati
endapan putih yang kemudian berubah menjadi coklat. Reaksi yang terjadi adalah :
Mn2+ + 2OH-

Mn(OH)2 ( )

saat kontak dengan udara terjadi reaksi :
Mn(OH)2 ( )

+ O2

+ H2O

MnO(OH)2 ( ) + 2OH-

Jika ion Mn2+ direaksikan dengan larutan Na2CO3, akan terbentuk endapan putih
MnCO3. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :
Mn2+ + CO32-

MnCO3 ( )

9. Nikel (Ni2+)
Jika ion Ni2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan hijau Ni(OH)2.
Dari hasil percobaan didapati endapan hijau-putih. Reaksi yang terjadi adalah :
Ni2+

+ 2OH-

Ni(OH)2 ( )

Jika ion Ni2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan hijau dari
garam basa yang larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan didapati endapan
hijau-putih. Reaksi yang terjadi adalah :
Ni2+

+ CO32-

NiCO3 ( )

10. Kobalt (Co2+)
Jika ion Co2+ direaksikan dengan larutan NaOH dalam keadaan dingin, akan terbentuk
endapan biru dari garam basa. Jika dipanasi akan terbentuk kobalt hidroksida.Dari hasil
percobaan didapati endapan biru. Reaksi yang terjadi adalah :
Co2+

+ OH- + NO3-

Co(OH)NO3 ( )

Dalam reagen berlebih dan dipanaskan akan tombul endapan merah jambu. Reaksi :
Co(OH)NO3 ( )

+ OH-

Co(OH)2 ( )

+ NO3-

Jika ion Co2+ direaksikan dengan larutan Na2CO3, akan terbentuk endapan merah dari
garam basa. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna merah muda dan tidak ada
endapan. Hal ini mungkin dikarenakan konsentrasi reagen yang kurang karena warna
larutan sudah berwarna merah muda yang mengindikasikan hasil kali ion-ionnya sudah
lebih besar daripada harga Ksp-nya.
Reaksi yang mungkin terjadi :
Co2+

+ CO32-

CoCO3 ( )

11. Seng (Zn2+)
Jika ion Zn2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih Zn(OH)2
yang larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan didapati larutan berubah dari
bening menjadi agak keruh dengan sedikit endapan. Hal ini mungkin dikarenakan
konsentrasi reagen yang kurang karena warna larutan sudah berwarna agak keruh yang
mengindikasikan hasil kali ion-ionnya sudah lebih besar daripada harga Ksp-nya atau
reagen yang berlebih sehingga endapan yang terbentuk larut kembali. Reaksi yang
mungkin terjadi :
Zn2+

+ 2OH-

Zn(OH)2 ( )

Dalam reagen berlebih terjadi reaksi :
Zn(OH)2 ( )

+ 2OH-

[Zn(OH)4]2-

Jika ion Zn2+ direaksikan dengan larutan Na2SO4, akan terbentuk endapan tersier zink
sulfat yang larut dalam amonia dan asam. Dari hasil percobaan didapati larutan tetap
bening. Tidak ada perubahan yang dapat teramati. Ini mungkin dikarenakan kurangnya
konsentrasi reagen atau kesalahan dalam percobaan. Reaksi yang mungkin terjadi adalah
Zn2+

+ SO42-

ZnSO4 ( )

12. Kalsium (Ca2+)
Jika ion Ca2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan CaCO3
yang jika dipanasi akan menjadi kristalin. Dari hasil percobaan didapati endapan putih.
Setelah dipanaskan tidak terbentuk kristal. Ini mungkin dikarenakan pemanasan yang
dilakukan kurang. Reaksi yang terjadi :
Ca2+

+ SO32-

CaCO3 ( )

Jika ion Ca2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2C2O4, dalam larutan yang dibuat alkalis
akan terbentuk endapan CaC2O4. Dari hasil percobaan didapati larutan tetap jernih dan
tidak ada endapan yang terbentuk. Ini mungkin dikarenakan kesalahan pengamatan atau
zat yang digunakan sudah tidak valid lagi. Reaksi yang mungkin terjadi :
Ca2+

+ C2O42-

CaC2O4 ( )

13. Barium (Ba2+)
Jika ion Ba2+ direaksikan dengan larutan K2CrO4, akan terbentuk endapan kuning
BaCrO4. Dari hasil percobaan didapati endapan kuning. Reaksi yang terjadi adalah :
Ba2+

+ CrO42-

BaCrO4 ( )

Jika ion Ba2+ direaksikan dengan larutan H2SO4 encer, akan terbentuk endapan putih
BaSO4. Dari hasil percobaan didapati endapan putih.
Ba2+

+ SO42-

BaSO4 ( )

14. Magnesium (Mg2+)
Jika ion Mg2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan putih
Mg(OH)2. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :
Mg2+ + 2OH-

Mg(OH)2 ( )

Jika ion Mg2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan putih dari
garam basa. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat diamati. Hal ini
mungkin dikarenakan terjadi kesetimbangan sehingga tidak terbentuk endapan. Reaksi
yang mungkin terjadi :
5Mg2+ + 6 CO32- + 7 H2O

4 MgCO3.Mg(OH)2.5H2O ( ) + 2 HCO3-

Karena adanya garam-garam amonium, tidak terjadi pengendapan karena terbentuk
kesetimbangan. Reaksi kesetimbangannya :
NH4+ + CO32Reaksi identifikasi anion
1. Klorida (Cl-)

NH3

+ HCO3-

Jika ion Cl- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih AgCl
yang larut dalam NH3. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Setelah ditambah
NH3, endapan larut. Reaksi yang terjadi adalah :
Ag+

+ Cl-

AgCl ( )

Jika ion Cl- direaksikan dengan larutan Hg2(NO3)2, akan terbentuk endapan putih Hg2Cl2.
Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna putih keruh dengan sedikit endapan
putih. Reaksi yang terjadi adalah :
Hg22+ + 2Cl-

Hg2Cl2 ( )

2. Bromida (Br-)
Jika ion Br- direaksikan dengan larutan H2SO4 pekat, akan terbentuk HBr dan Br2
sehingga larutan berwarna coklat. Setelah dipanasi akan muncul uap kuning-coklat. Dari
hasil percobaan didapati larutan berwarna coklat jernih dan muncul uap kuning. Reaksi
yang terjadi adalah :
NaBr +

H2SO4

2NaBr + 2H2SO4

HBr
dipanaskan

+ Na+ + HSO4- (larutan coklat)

Br2 ( )

+ SO2 ( ) + SO42- + 2Na+ + 2H2O

3. Yodida (I-)
Jika ion I- direaksikan dengan larutan H2SO4 pekat dingin, yodium dan yodida akan
terbebaskan. Dari hasil percobaan didapati larutan berubah dari sedikit coklat menjadi
coklat dan ada endapan coklat yang terbentuk. Tabung reaksi terasa panas. Reaksi yang
terjadi adalah reaksi redoks :
2 I-

+ 2H2SO4

I2 ( ) + SO42- + 2H2O

Jika ion I- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan kuning AgI. Ksp
AgI = 0,9 x 10-16. Dari hasil percobaan didapati endapan putih-kuning. Reaksi yang
terjadi adalah :
I-

+ AgNO3

AgI ( )

4. Ferrosianida ([Fe(CN)6]4-)
Jika ion [Fe(CN)6]4- direaksikan dengan larutan PbCl2, akan terbentuk endapan putih
yang tidak larut dalam HNO3 encer. Dari hasil percobaan didapati endapan putih.
Setelah ditambah HNO3 encer, endapan tidak larut. Reaksi yang terjadi adalah :
[Fe(CN)6]4- + 2 Pb2+
5. Ferrisianida ([Fe(CN)6])3-

Pb[Fe(CN)6] ( )

Jika ion [Fe(CN)6]3- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan yang
larut dalam NH3 tetapi tidak larut dalam HNO3. Dari hasil percobaan tidak ada
perubahan yang dapat diamati. Larutan tetap bening seperti semula. Hal ini mungkin
dikarenakan kesalahan pengamatan atau zat yang digunakan sudah tidak valid. Reaksi
yang mungkin terjadi :
[Fe(CN)6]3- + AgNO3

Ag3[Fe(CN)6] ( )

Pada saat penambahan NH3, endapan larut menjadi ion-ion. Reaksinya :
Ag3[Fe(CN)6] ( )

Ag3[Fe(CN)6]+ + Ag3[Fe(CN)6]3+

+ NH3

6. Tiosianat (CNS-)
Jika ion CNS- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih
AgCNS. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah :
CNS- + Ag+

AgCNS ( )

Jika ion CNS- direaksikan dengan larutan FeCl3, akan terbentuk larutan merah
Fe(CNS)3. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna merah. Reaksi yang terjadi :
3 CNS- + Fe3+

Fe(CNS)3 (larutan merah)

7. Nitrit (NO2-)
Jika ion NO2- direaksikan dengan larutan garam fero ditambah H2SO4 encer, akan timbul
gas NO yang larut dalam air pada suhu dingin. Jika gas NO ini direaksikan dengan
garam fero, akan terbentuk warna coklat. Dari hasil percobaan setelah larutan
dipanaskan timbul gelembung gas. Saat ditambah garam fero lagi larutan tetap seperti
semula. Ini mungkin disebabkan gas NO yang akan bereaksi dengan garam fero sudah
tidak ada (telah dilepaskan) sehingga warna larutan tetap seperti semula. Reaksi yang
terjadi adalah :
NO2-

+ H+

3 HNO2

HNO2
HNO3

+ H2O + NO

Saat ditambah garam fero (misal FeSO4) terjadi reaksi :
NO + FeSO4

[Fe,NO]SO4

8. Sulfida (S2-)
Jika ion S2- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan hitam Ag2S
yang larut dalam HNO3 panas. Dari hasil percobaan didapati endapan hitam yang larut
dalam HNO3 panas. Reaksi yang terjadi adalah :
S2-

+ 2Ag+

Ag2S ( )

Saat ditambah HNO3 dan dipanaskan terjadi reaksi :
Ag2S ( ) + 2HNO3

dipanaskan

H2S + 2 Ag(NO3)2

Jika ion S2- direaksikan dengan larutan HCl encer, akan terbentuk gas H2S yang dapat
menghitamkan kertas saring yang ditetesi Pb(COO)2. Dari hasil percobaan tidak ada gas
yang timbul/ teramati. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan pengamatan atau zat yang
tidak valid lagi. Reaksi yang mungkin terjadi :
S2-

+ 2H+

H2S (bau khas)

Reaksi dengan ion Pb :
H2S + 2Pb2+

PbS

+ H2 (bau khas)

9. Asetat (CH3COO-)
Jika ion CH3COO- direaksikan dengan larutan FeCl3 encer, akan terbentuk larutan
berwarna coklat. Jika dipanaskan akan terbentuk endapan. Dari hasil percobaan didapati
larutan berwarna agak coklat. Setelah larutan ini dipanaskan, terbentuk endapan.
3 CH3COO- + Fe3+

Fe(CH3COO)3

Saat dipanaskan terjadi reaksi :
Fe(CH3COO)3

+ 2H2O

Fe(OH)2. CH3COO ( )

+ 2 CH3COOH
(Vogel, 1953)

10. Karbonat (CO32-)
Jika ion CO32- direaksikan dengan larutan H2SO4 encer, akan terbentuk gas. Dari hasil
percobaan tidak ada gas yang timbul dan warna larutan tetap jernih. Ini mungkin
dikarenakan kesalahan pengamatan karena gas yang timbul adalah gas CO2 yang tidak
berbau sehingga susah dideteksi. Reaksi yang terjadi adalah :
CO32- + 2H+

CO2 ( ) + H2O

Jika ion CO32- direaksikan dengan larutan BaCl2, akan terbentuk endapan putih BaCO3
yang larut dalam HCl encer. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang larut
dalam HCl encer. Reaksi yang terjadi adalah :
CO32- + Ba2+

BaCO3 ( )

Saat ditambah dengan HCl :
BaCO3 ( )

+ 2HCl

BaCl2 + CO2 + H2O

11. Oksalat (C2O42-)
Jika ion C2O42- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih
Ag2C2O4 yang larut dalam NH3 dan HNO3 encer. Dari hasil percobaan didapati endapan
putih yang larut dalam NH3. Reaksi yang terjadi :
C2O42- + Ag+

Ag2C2O4 ( )

Ag2C2O4 ( )

+ 4NH3

2 [Ag(NH3)2]+

+ C2O42-

Ag2C2O4 ( )

+ 2HNO3

2 AgNO3

+ H2C2O4

Jika ion C2O42- direaksikan dengan larutan BaCl2, akan terbentuk endapan putih BaC2O4
yang larut dalam asam asetat. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang
terjadi adalah :
C2O42- + Ba2+

BaC2O4 ( )

12. Fosfat (PO43-)
Jika ion PO43- direaksikan dengan larutan KO3, akan terbentuk endapan putih. Dari hasil
percobaan didapati warna larutan menjadi keruh walau tidak terbentuk endapan. Ini
mungkin dikarenakan hasil kali konsentrasi ion-ionnya hanya sedikit melebihi Ksp.
Reaksi yang terjadi :
PO43- + 2K+

K2PO4 ( )

Jika ion PO43- direaksikan dengan larutan FeCl3, akan terbentuk endapan putih-kuning
FePO4. Dari hasil percobaan didapati warna larutan menjadi kuning walau tidak
terbentuk endapan. Ini mungkin dikarenakan hasil kali konsentrasi ion-ionnya hanya
sedikit melebihi Ksp. Reaksi yang terjadi :
PO43- + Fe3+

FePO4 ( )

13. Tiosulfat (S2O32-)
Jika ion S2O32- direaksikan dengan larutan H2SO4 encer, akan terbentuk gas yang berbau
rangsang dan endapan sulfur. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksinya :
S2O32- + 2H+

S( )

+ SO2 ( ) + H2O

Jika ion S2O32- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih yang
berubah menjadi kuning-coklat dan akhirnya hitam. Dari hasil percobaan didapati
endapan putih yang berubah menjadi kuning dan akhirnya coklat-hitam. Reaksinya :
S2O32- + 2Ag+

Ag2S2O3 ( )

(putih)

Ag+

[Ag2(S2O3)2] ( )

(kuning-coklat)

+ 2S2O32-

Ag2S2O3 ( )

+ H2O

Ag2S ( )

+ 2H+ + SO42-

(hitam)

14. Sulfat (SO42-)
Jika ion SO42- direaksikan dengan larutan BaCl2, akan terbentuk endapan putih BaSO4.
Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksinya :
SO42- + Ba2+

BaSO4 ( )

VI. KESIMPULAN
1. Analisis kualitatif terhadap kation dan anion dalam percobaan ini dilakukan dengan
cara basah (dalam bentuk larutannya).

2. Reaksi kimia yang terjadi ditandai dengan timbulnya gas dan endapan serta
terjadinya sistem koloid, perubahan warna dan suhu (pada beberapa reaksi).
3. Endapan dapat terbentuk karena hasil kali konsentrasi ion-ion penyusun senyawa
tersebut telah melampau harga Ksp-nya.
4. Pemanasan menyebabkan kelarutan lebih besar.
5. Pada beberapa endapan, jika ditambah reagen berlebih atau kontak dengan udara
bebas, endapan akan bereaksi membentuk senyawa baru yang ditandai perubahan
warna/ endapan (larut kembali).

VII. DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Sayid & Mudjiran. 1994. Diktat Kuliah Kimia Analitik. FMIPA UGM :
Yogyakarta
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas, Asas dan Struktur Jilid 1, edisi kelima. Bina
Rupa Aksara : Jakarta
Cotton, Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI Press : Jakarta
Vogel, A. I. 1953. Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. Longman
Group Limited : London

Yogyakarta, 18 September 2007
Praktikan

Zimon P

Asisten