Appendix Rancang Bangun Alat Pencacah Sampah Organik
LAMPIRAN
Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian
Mulai
Merancang bentuk alat
Menggambar dan
menentukan dimensi alat
Memilih bahan
Mengukur bahan yang
akan digunakan
Memotong bahan yang
digunakan sesuai dengan
dimensi pada gambar
Merangkai alat
Mengelas alat
Menggerinda permukaan
alat yang kasar
Mengecat alat
b
a
41
42
b
a
Menguji alat
Tidak
Layak?
Ya
Mengukur parameter
Data
Menganalisis data
Selesai
43
Lampiran 2. Perhitungan perencanaan daya motor alat pencacah sampah
organik
Perhitungan perencanaan daya :
A. Massa mata pisau pencacah
Diketahui : P = 14 cm
L=6
cm
T = 0,8 cm
� = 7800 kg/m3
Penyelesaian :
Massa pisau
= 0,14 m x 0,06 m x 0,008 m x 7800 kg/m3
= 0,524 kg
Mata pisau berjumlah 24 mata pisau sehingga total massa pisau menjadi
= 24 x 0,524 kg = 12,576 kg
F = m.g
= 12,576 kg x 9,8 m/s2
= 123,24 N
B. Massa poros pisau pencacah
Massa poros
= 6,09x10-4m3 x 7800 kg/m3
= 4,75 kg
F = m.g
= 4.75 kg x 9,8 m/s2
= 46,55 N
C. Massa kipas penghisap
Massa kipas
= 0,1246 m x 0,130 m x 0,002 m x 7800 kg/m3
= 0,25 kg
44
Kipas pengisap berjumlah 3 sehingga total massa menjadi
= 3 x 0,25 kg = 0,75 kg
F = m.g
= 0,75 kg x 9,8 kg/s2
= 7,35 N
D. Massa bahan sebesar 1 kg
F = m.g
= 1 kg x 9,8 m/s2
= 9,8 N
Jadi total gaya keseluruhan, F = 186,94 N
E. Kecepatan sudut (rad/s)
Diketahui : Kec. Putaran
= 1350 rpm
Jari-jari puli penggerak = 10,16 cm
2��
�=
60
2 x 3,14 x 1350
=
60
= 141,3 rad/s
F. Perhitungan daya
Diketahui: F = 186,95 N
R = 0,1016 m
�= 141,3 rad/s
P = F x�
=186,95 N x (141,3 rad/s x 0,1016 m)
= 2683,72 Nm/s
45
= 2683,72 Watt
P=
2,68372 KW
0,7457
= 3,59 HP
Berdasarkan perhitungan daya yang bekerja pada alat pencacah sampah
organik maka motor bensin yang digunakan pada penelitian ini adalah motor
bensin yang memiliki daya 5,5 HP. Alasan pemilihan motor bensin yang lebih
besar dayanya untuk mengantisipasi jika dibutuhkan daya yang lebih besar pada
saat proses produksi.
46
Lampiran 3. Gambar teknik mesin pencacah sampah organik
Skala 1:15
47
Skala 1:13
48
Skala 1:6
49
Skala 1:8
50
Skala 1:9
51
Skala 1:9
52
Skala 1:7
53
Lampiran 4. Gambar alat pencacah sampah organik
Tampak isometris
Tampak depan
Tampak belakang
54
Tampak samping
Tampak atas
55
Lampiran 5. Gambar hasil penelitian
Pelepah kelapa sawit
Hasil pencacahan ulangan I
Hasil pencacahan ulangan II
Hasil pencacahan ulangan III
56
Lampiran 6. Kapasitas efektif alatpencacah sampah organik pada pelepah
kelapa sawit.
Ulangan
Berat
(kg)
Panjang
(cm)
Waktu
(jam)
Berat hasil
cacah (kg)
1
2
3
Jumlah
Rata-rata
4
4
4
12
4
359
354
366
1079
359,66
0,0361
0,0366
0,0360
0,1087
0,0362
3,2
3,1
3,2
9,5
3,16
1. Kapasitas efektif alat (KEA)
KEA
=
Berat bahan (kg )
Waktu kerja (jam )
=
4 kg
0,0362 jam
= 110,39 kg/jam
Berat bahan
tertinggal
(kg)
0,750
0,650
0,600
2
0,666
Kapasitas
efektif alat
(kg/jam)
110,80
109,28
111,11
331,19
110,39
57
Lampiran 7. Rendemen alat pencacah sampah organik pada pelepah kelapa
sawit
Berat awal bahan
(kg)
4
4
4
12
4
Ulangan
1
2
3
Jumlah
Rata-rata
Rendemen
=
=
Bahan hasil cacah (kg )
Bahan awal (kg )
3,16 kg
4 kg
x100%
= 79,16 %
Berat hasil
cacahan (kg)
3,2
3,1
3,2
9,5
3,16
x100%
Rendemen (%)
80
77,5
80
237,5
79,16
58
Lampiran 8. Analisis ekonomi
1. Unsur produksi
1. Biaya pembuatan alat (P)
= Rp. 5.000.000
2. Umur ekonomi (n)
= 5 Tahun
3. Nilai akhir alat (S)
= Rp.500.000
4. Jam kerja
= 6jam/hari
5. Produksi/ jam
= 110,39kg/jam
6. Biaya operator
= Rp. 5.000/hari
7. Biaya bahan bakar
= Rp.14.016/jam
8. Biaya perbaikan
= Rp.972.000/tahun
9. Bunga modal dan asuransi
= Rp.225.000/tahun
10. Jam kerja alat per tahun
= 1.800 jam/tahun (asumsi 300 hari
efektif berdasarkan tahun 2015)
2. Perhitungan biaya produksi
a.
Biaya tetap (BT)
1. Biaya penyusutan metode sinking fund
Dn = (P-S) (A/F, i, N) (F/P, i, n-1)
dimana:
Dn = Biaya penyusutan pada tahun ke-n (Rp/tahun)
P
= Harga awal (Rp)
S
= Harga akhir, 10% dari harga awal (Rp)
N
= Perkiraan umur ekonomis (tahun)
n
= Tahun ke-n
i
= Tingkat bunga modal (%/tahun)
59
Tabel Perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund
Akhir
tahun ke
1
2
3
4
5
(P-S)
(Rp)
4.500.000
4.500.000
4.500.000
4.500.000
4.500.000
(A/F, 7,5%, 5)
(F/P, 7,5%, n-1)
0,1722
0,1722
0,1722
0,1722
0,1722
1,075
1,15563
1,2423
1,3355
1,4356
Dn
(Rp/thn)
833.017,5
895.497,687
962.658,27
1.034.878,95
1.112.446,44
2. Bunga modal dan asuransi
I
i(P)(N+1)
=
2N
dimana:
i
= Tingkat bunga modal dan asuransi (7,5% pertahun)
P
= Harga awal (Rp)
N
= Perkiraan umur ekonomis (tahun)
I
=
7,5% (Rp. 5.000.000)(5+1)
2(5)
= Rp. 225.000/tahun
3. Pajak
Pajak = 2% x P
dimana:
2% = Ketetapan nilai pajak
P
= Harga awal (Rp)
Pajak = 2% x Rp. 5.000.000
= Rp. 100.000/tahun
Total biaya tetap = Biaya penyusutan + bunga modal dan asuransi + pajak
60
Tabel Perhitungan biaya tetap tiap tahun
Dn
I
Tahun
(Rp)
(Rp/tahun)
1
225.000
833.017,5
2
225.000
895.497,687
3
225.000
962.658,27
4
225.000
1.034.878,95
5
225.000
1.112.446,44
b.
Pajak
(Rp/tahun)
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
Biaya tetap
(Rp/tahun)
1.158.017,5
1.220.497,687
1.278.658,27
1.359.878,95
1.437.446,44
Biaya tidak tetap (BTT)
1. Biaya perbaikan dan pemeliharaan alat
1,2%
Ppa =
100
x
P -S
100 Jam
x Wt
dimana:
Ppa = Biaya perbaikan dan pemeliharaan alat pertahun (Rp/tahun)
P
= Harga awal alat (Rp)
S
= Harga akhir alat, 10% dari harga pembelian (Rp)
Wt = Jam kerja pertahun (Jam/tahun)
Ppa =
1,2%
100
x
Rp. 5.000.000 – Rp.500.000
100 Jam
x 1.800 Jam/tahun
= Rp. 972.000/tahun
2.
Biaya bahan bakar
Jumlah pemakaian bahan bakar 1,92 L/jam
Jumlah pemakaian 1 hari = 6 jam
Biaya bensin per tahun = 1,92 L/jam x 1.500 jam/tahun x Rp. 7.300/L
= Rp. 25.228.800/tahun
3. Biaya operator
BO = Wt x Uop
61
dimana:
Uop = Upah operator per jam (Rp/jam)
BO = Biaya operator pertahun (Rp/tahun)
Wt = Jam kerja per tahun (Jam/tahun)
Uop = Rp. 1.800 jam/tahun x Rp. 5.000/jam
= Rp. 9.000.000/tahun
Jumlah operator 2 orang = 2 x Rp. 9.000.000
= Rp. 18.000.000/tahun
Total biaya tidak tetap = Biaya perbaikan + biaya operator + biaya bahan bakar
= Rp. 972.000 + Rp. 18.000.000 + Rp. 25.228.800
= Rp. 44.200.800/tahun
c.
Biaya total
BT = Bt + Btt
dimana:
BT = Biaya total (Rp/tahun)
Bt = Biaya tetap (Rp/tahun)
Btt = Biaya tidak tetap (Rp/tahun)
Tahun
Biaya tetap
(Rp/tahun)
1.158.017,5
1.220.497,687
1.278.658,27
1.359.878,95
1.437.446,44
1
2
3
4
5
d.
Biaya tidak tetap
(Rp/tahun)
44.200.800
44.200.800
44.200.800
44.200.800
44.200.800
Biaya pokok pencacahan pada pelepah kelapa sawit
BP = [
BT
Wt x k
]
Biaya total
(Rp/tahun)
45.358.817,50
45.421.297,68
45.488.458,27
45.560.678,95
45.638.246,44
62
dimana:
BP = Biaya pokok (Rp/kg)
BT = Biaya total (Rp/tahun)
Wt = Jam kerja per tahun (Jam/tahun)
k
= Kapasitas kerja alat (kg/jam)
TabelPerhitungan biaya pokok tiap tahun
Tahun
Biaya total
Wt
(Rp/tahun)
(Jam/tahun)
1
45.358.817,50
1.800
2
45.421.297,68
1.800
3
45.488.458,27
1.800
4
45.560.678,95
1.800
5
45.638.246,44
1.800
k
(kg/jam)
110,39
110,39
110,39
110,39
110,39
BP
(Rp/kg)
228,275
228,590
228,928
229,291
229,681
63
Lampiran 9.Break even point
S
=
FC + P
SP - VC
dimana:
S
=
Sales variabel (produksi) (kg)
FC =
Fix cash (biaya tetap) per tahun (Rp)
P
Profit (keuntungan) (Rp) dianggap nol untuk mendapat titik impas.
=
VC =
Variabel cash (biaya tidak tetap) per unit produksi (Rp)
SP =
Selling per unit (penerimaan dari tiap unit produksi) (Rp)
Biaya tidak tetap
= Rp. 44.200.800/tahun
= Rp. 24.556/jam
Kapasitas produksi = 110,39 kg/jam
Maka, VC
= Rp. 24.556/jam : 110,39 kg/jam
= Rp. 222,447/kg
SP
= Rp. 300/kg (asumsi pengerjaan di lapangan)
P
= 0 (dianggap nol untuk mendapat titik impas)
TabelPerhitungan BEP
Tahun
FC
(Rp/tahun)
1
1.158.017,5
2
1.220.497,687
3
1.278.658,27
4
1.359.878,95
5
1.437.446,44
Sp
(Rp/kg)
300
300
300
300
300
Vc
(Rp/kg)
222,447
222,447
222,447
222,447
222,447
S
(kg/tahun)
14.931,940
15.737,594
16.603,590
17.534,833
18.535,020
Produksi mengalami titik impas (break even point) saat mesin menghasilkan
santan sebanyak:
Tahun 1
=
14.932 kg/tahun
Tahun 2
=
15.738 kg/tahun
64
Tahun 3
=
16.604 kg/tahun
Tahun 4
=
17.535 kg/tahun
Tahun 5
=
18.535 kg/tahun
65
Lampiran 10. Net present value
NPV = PWB - PWC
dimana:
PWB = Present worth of benefit
PWC = Present worth of cost
NPV > 0 artinya alat menguntungkan untuk digunakan/layak
NPV < 0 artinya alat tidak menguntungkan untuk digunakan
Maka,
Investasi
= Rp. 5.000.000
Nilai akhir
= Rp. 500.000
Suku bunga bank
= 7,5%
Suku bunga coba-coba
= 9,5%
Umur alat
= 5 tahun
Penerimaan dari tiap kg
= Rp. 300kg
Kapasitas alat
= 110,39 kg/jam
Penerimaan
= 110,39kg/jam x Rp. 300/kg
= Rp. 33.117/jam
Pendapatan
= Penerimaan× jam kerja per tahun
= Rp. 33.117/jam x 1.800 jam/tahun
= Rp.59.610.600/tahun
Pembiayaan
= BTT x Jam kerja per tahun
= Rp. 24.556/jam × 1.800 jam/tahun
= Rp. 44.200.800/tahun
66
PWB (present worth of benefit) 7,5%
Pendapatan
= Rp. 59.610.800/tahun (P/A, 7,5%, 5)
=Rp. 59.610.800/tahun(4,0459)
=Rp. 241.178.526,5
Nilai akhir
= Rp. 500.000 (P/F, 7,5%, 5)
=Rp. 500.000(0,6966)
=Rp. 348.300
PWB
= Rp. 241.178.526,5 + Rp. 348.300
= Rp. 241.526.826,5/tahun
PWC (present worth of cost) 7,5%
Investasi
= Rp. 5.000.000
Pembiayaan
= Rp. 44.200.800/tahun (P/A, 7,5%, 5)
=Rp. 44.200.800/tahun (4,0459)
=Rp. 178.832.016,7
PWC
= Rp. 5.000.000 +Rp. 178.832.016,7
= Rp. 183.832.016,7/tahun
NPV 7,5%
= PWB - PWC
= Rp. 241.526.826,5 - Rp. 183.832.016,7
= Rp. 57.694.809,8/tahun
PWB (present worth of benefit) 9,5%
Pendapatan
= Rp. 59.610.600/tahun (P/A, 9,5%, 5)
=Rp. 59.610.600/tahun(3,8397)
=Rp. 228.886.830,8/tahun
Nilai akhir
= Rp. 500.000 (P/F, 9,5%, 5)
67
=Rp. 500.000(0,6352)
=Rp. 317.600/tahun
PWB
= Rp. 228.886.830,8/tahun + Rp. 317.600/tahun
= Rp. 229.204.420,8/tahun
PWC (present worth of cost) 9,5%
Investasi
= Rp. 5.000.000
Pembiayaan
= Rp. 44.200.800/tahun (P/A, 9,5%, 5)
=Rp.44.200.800/tahun(3,8397)
=Rp. 169.717.811,8/tahun
PWC
= Rp. 5.000.000 + Rp. 169.717.811,8
= Rp. 174.717.811,8/tahun
NPV9,5%
= PWB - PWC
= Rp. 229.204.420,8 - Rp. 174.717.811,8
= Rp. 54.486.609/tahun
Jadi, besarnya NPV 7,5% adalah Rp.57.694.809,8/tahun dan NPV 9,5% adalah
Rp.54.486.609/tahun. Jadi nilai NPV dari alat ini > 0 maka mesin ini
layak/menguntungkan untuk digunakan.
68
Lampiran 11. Internal rate of return
Berdasarkan harga dari NPV=X (positif) atau NPV=Y (positif)
dihitunglah harga IRR dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
X
IRR = q% + X- Y X (q% - p%) (positif dan positif)
dimana:
p = suku bunga bank paling atraktif
q = suku bunga coba-coba ( > dari p)
X = NPV awal pada p
Y = NPV awal pada q
Suku bunga bank (p)
= 7,5%
Suku bunga coba-coba (q)
= 9,5%
Karena keduanya positif, maka digunakan persamaan
IRR
= q% +
X
X −Y
= 9,5% +
(q% - p%)
Rp. 57.694.809,8
Rp. 57.694.809,8 - Rp. 54.486.609
= 9,5 % + 17,98 (2%)
= 9,5 % + 35,96%
= 45,46%
(9,5% - 7,5%)
69
Lampiran 12. Tabel suku bunga
1. Tingkat suku bunga 7,5%
2. Tingkat suku bunga 9,5%
Lampiran 1. Flowchart pelaksanaan penelitian
Mulai
Merancang bentuk alat
Menggambar dan
menentukan dimensi alat
Memilih bahan
Mengukur bahan yang
akan digunakan
Memotong bahan yang
digunakan sesuai dengan
dimensi pada gambar
Merangkai alat
Mengelas alat
Menggerinda permukaan
alat yang kasar
Mengecat alat
b
a
41
42
b
a
Menguji alat
Tidak
Layak?
Ya
Mengukur parameter
Data
Menganalisis data
Selesai
43
Lampiran 2. Perhitungan perencanaan daya motor alat pencacah sampah
organik
Perhitungan perencanaan daya :
A. Massa mata pisau pencacah
Diketahui : P = 14 cm
L=6
cm
T = 0,8 cm
� = 7800 kg/m3
Penyelesaian :
Massa pisau
= 0,14 m x 0,06 m x 0,008 m x 7800 kg/m3
= 0,524 kg
Mata pisau berjumlah 24 mata pisau sehingga total massa pisau menjadi
= 24 x 0,524 kg = 12,576 kg
F = m.g
= 12,576 kg x 9,8 m/s2
= 123,24 N
B. Massa poros pisau pencacah
Massa poros
= 6,09x10-4m3 x 7800 kg/m3
= 4,75 kg
F = m.g
= 4.75 kg x 9,8 m/s2
= 46,55 N
C. Massa kipas penghisap
Massa kipas
= 0,1246 m x 0,130 m x 0,002 m x 7800 kg/m3
= 0,25 kg
44
Kipas pengisap berjumlah 3 sehingga total massa menjadi
= 3 x 0,25 kg = 0,75 kg
F = m.g
= 0,75 kg x 9,8 kg/s2
= 7,35 N
D. Massa bahan sebesar 1 kg
F = m.g
= 1 kg x 9,8 m/s2
= 9,8 N
Jadi total gaya keseluruhan, F = 186,94 N
E. Kecepatan sudut (rad/s)
Diketahui : Kec. Putaran
= 1350 rpm
Jari-jari puli penggerak = 10,16 cm
2��
�=
60
2 x 3,14 x 1350
=
60
= 141,3 rad/s
F. Perhitungan daya
Diketahui: F = 186,95 N
R = 0,1016 m
�= 141,3 rad/s
P = F x�
=186,95 N x (141,3 rad/s x 0,1016 m)
= 2683,72 Nm/s
45
= 2683,72 Watt
P=
2,68372 KW
0,7457
= 3,59 HP
Berdasarkan perhitungan daya yang bekerja pada alat pencacah sampah
organik maka motor bensin yang digunakan pada penelitian ini adalah motor
bensin yang memiliki daya 5,5 HP. Alasan pemilihan motor bensin yang lebih
besar dayanya untuk mengantisipasi jika dibutuhkan daya yang lebih besar pada
saat proses produksi.
46
Lampiran 3. Gambar teknik mesin pencacah sampah organik
Skala 1:15
47
Skala 1:13
48
Skala 1:6
49
Skala 1:8
50
Skala 1:9
51
Skala 1:9
52
Skala 1:7
53
Lampiran 4. Gambar alat pencacah sampah organik
Tampak isometris
Tampak depan
Tampak belakang
54
Tampak samping
Tampak atas
55
Lampiran 5. Gambar hasil penelitian
Pelepah kelapa sawit
Hasil pencacahan ulangan I
Hasil pencacahan ulangan II
Hasil pencacahan ulangan III
56
Lampiran 6. Kapasitas efektif alatpencacah sampah organik pada pelepah
kelapa sawit.
Ulangan
Berat
(kg)
Panjang
(cm)
Waktu
(jam)
Berat hasil
cacah (kg)
1
2
3
Jumlah
Rata-rata
4
4
4
12
4
359
354
366
1079
359,66
0,0361
0,0366
0,0360
0,1087
0,0362
3,2
3,1
3,2
9,5
3,16
1. Kapasitas efektif alat (KEA)
KEA
=
Berat bahan (kg )
Waktu kerja (jam )
=
4 kg
0,0362 jam
= 110,39 kg/jam
Berat bahan
tertinggal
(kg)
0,750
0,650
0,600
2
0,666
Kapasitas
efektif alat
(kg/jam)
110,80
109,28
111,11
331,19
110,39
57
Lampiran 7. Rendemen alat pencacah sampah organik pada pelepah kelapa
sawit
Berat awal bahan
(kg)
4
4
4
12
4
Ulangan
1
2
3
Jumlah
Rata-rata
Rendemen
=
=
Bahan hasil cacah (kg )
Bahan awal (kg )
3,16 kg
4 kg
x100%
= 79,16 %
Berat hasil
cacahan (kg)
3,2
3,1
3,2
9,5
3,16
x100%
Rendemen (%)
80
77,5
80
237,5
79,16
58
Lampiran 8. Analisis ekonomi
1. Unsur produksi
1. Biaya pembuatan alat (P)
= Rp. 5.000.000
2. Umur ekonomi (n)
= 5 Tahun
3. Nilai akhir alat (S)
= Rp.500.000
4. Jam kerja
= 6jam/hari
5. Produksi/ jam
= 110,39kg/jam
6. Biaya operator
= Rp. 5.000/hari
7. Biaya bahan bakar
= Rp.14.016/jam
8. Biaya perbaikan
= Rp.972.000/tahun
9. Bunga modal dan asuransi
= Rp.225.000/tahun
10. Jam kerja alat per tahun
= 1.800 jam/tahun (asumsi 300 hari
efektif berdasarkan tahun 2015)
2. Perhitungan biaya produksi
a.
Biaya tetap (BT)
1. Biaya penyusutan metode sinking fund
Dn = (P-S) (A/F, i, N) (F/P, i, n-1)
dimana:
Dn = Biaya penyusutan pada tahun ke-n (Rp/tahun)
P
= Harga awal (Rp)
S
= Harga akhir, 10% dari harga awal (Rp)
N
= Perkiraan umur ekonomis (tahun)
n
= Tahun ke-n
i
= Tingkat bunga modal (%/tahun)
59
Tabel Perhitungan biaya penyusutan dengan metode sinking fund
Akhir
tahun ke
1
2
3
4
5
(P-S)
(Rp)
4.500.000
4.500.000
4.500.000
4.500.000
4.500.000
(A/F, 7,5%, 5)
(F/P, 7,5%, n-1)
0,1722
0,1722
0,1722
0,1722
0,1722
1,075
1,15563
1,2423
1,3355
1,4356
Dn
(Rp/thn)
833.017,5
895.497,687
962.658,27
1.034.878,95
1.112.446,44
2. Bunga modal dan asuransi
I
i(P)(N+1)
=
2N
dimana:
i
= Tingkat bunga modal dan asuransi (7,5% pertahun)
P
= Harga awal (Rp)
N
= Perkiraan umur ekonomis (tahun)
I
=
7,5% (Rp. 5.000.000)(5+1)
2(5)
= Rp. 225.000/tahun
3. Pajak
Pajak = 2% x P
dimana:
2% = Ketetapan nilai pajak
P
= Harga awal (Rp)
Pajak = 2% x Rp. 5.000.000
= Rp. 100.000/tahun
Total biaya tetap = Biaya penyusutan + bunga modal dan asuransi + pajak
60
Tabel Perhitungan biaya tetap tiap tahun
Dn
I
Tahun
(Rp)
(Rp/tahun)
1
225.000
833.017,5
2
225.000
895.497,687
3
225.000
962.658,27
4
225.000
1.034.878,95
5
225.000
1.112.446,44
b.
Pajak
(Rp/tahun)
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
Biaya tetap
(Rp/tahun)
1.158.017,5
1.220.497,687
1.278.658,27
1.359.878,95
1.437.446,44
Biaya tidak tetap (BTT)
1. Biaya perbaikan dan pemeliharaan alat
1,2%
Ppa =
100
x
P -S
100 Jam
x Wt
dimana:
Ppa = Biaya perbaikan dan pemeliharaan alat pertahun (Rp/tahun)
P
= Harga awal alat (Rp)
S
= Harga akhir alat, 10% dari harga pembelian (Rp)
Wt = Jam kerja pertahun (Jam/tahun)
Ppa =
1,2%
100
x
Rp. 5.000.000 – Rp.500.000
100 Jam
x 1.800 Jam/tahun
= Rp. 972.000/tahun
2.
Biaya bahan bakar
Jumlah pemakaian bahan bakar 1,92 L/jam
Jumlah pemakaian 1 hari = 6 jam
Biaya bensin per tahun = 1,92 L/jam x 1.500 jam/tahun x Rp. 7.300/L
= Rp. 25.228.800/tahun
3. Biaya operator
BO = Wt x Uop
61
dimana:
Uop = Upah operator per jam (Rp/jam)
BO = Biaya operator pertahun (Rp/tahun)
Wt = Jam kerja per tahun (Jam/tahun)
Uop = Rp. 1.800 jam/tahun x Rp. 5.000/jam
= Rp. 9.000.000/tahun
Jumlah operator 2 orang = 2 x Rp. 9.000.000
= Rp. 18.000.000/tahun
Total biaya tidak tetap = Biaya perbaikan + biaya operator + biaya bahan bakar
= Rp. 972.000 + Rp. 18.000.000 + Rp. 25.228.800
= Rp. 44.200.800/tahun
c.
Biaya total
BT = Bt + Btt
dimana:
BT = Biaya total (Rp/tahun)
Bt = Biaya tetap (Rp/tahun)
Btt = Biaya tidak tetap (Rp/tahun)
Tahun
Biaya tetap
(Rp/tahun)
1.158.017,5
1.220.497,687
1.278.658,27
1.359.878,95
1.437.446,44
1
2
3
4
5
d.
Biaya tidak tetap
(Rp/tahun)
44.200.800
44.200.800
44.200.800
44.200.800
44.200.800
Biaya pokok pencacahan pada pelepah kelapa sawit
BP = [
BT
Wt x k
]
Biaya total
(Rp/tahun)
45.358.817,50
45.421.297,68
45.488.458,27
45.560.678,95
45.638.246,44
62
dimana:
BP = Biaya pokok (Rp/kg)
BT = Biaya total (Rp/tahun)
Wt = Jam kerja per tahun (Jam/tahun)
k
= Kapasitas kerja alat (kg/jam)
TabelPerhitungan biaya pokok tiap tahun
Tahun
Biaya total
Wt
(Rp/tahun)
(Jam/tahun)
1
45.358.817,50
1.800
2
45.421.297,68
1.800
3
45.488.458,27
1.800
4
45.560.678,95
1.800
5
45.638.246,44
1.800
k
(kg/jam)
110,39
110,39
110,39
110,39
110,39
BP
(Rp/kg)
228,275
228,590
228,928
229,291
229,681
63
Lampiran 9.Break even point
S
=
FC + P
SP - VC
dimana:
S
=
Sales variabel (produksi) (kg)
FC =
Fix cash (biaya tetap) per tahun (Rp)
P
Profit (keuntungan) (Rp) dianggap nol untuk mendapat titik impas.
=
VC =
Variabel cash (biaya tidak tetap) per unit produksi (Rp)
SP =
Selling per unit (penerimaan dari tiap unit produksi) (Rp)
Biaya tidak tetap
= Rp. 44.200.800/tahun
= Rp. 24.556/jam
Kapasitas produksi = 110,39 kg/jam
Maka, VC
= Rp. 24.556/jam : 110,39 kg/jam
= Rp. 222,447/kg
SP
= Rp. 300/kg (asumsi pengerjaan di lapangan)
P
= 0 (dianggap nol untuk mendapat titik impas)
TabelPerhitungan BEP
Tahun
FC
(Rp/tahun)
1
1.158.017,5
2
1.220.497,687
3
1.278.658,27
4
1.359.878,95
5
1.437.446,44
Sp
(Rp/kg)
300
300
300
300
300
Vc
(Rp/kg)
222,447
222,447
222,447
222,447
222,447
S
(kg/tahun)
14.931,940
15.737,594
16.603,590
17.534,833
18.535,020
Produksi mengalami titik impas (break even point) saat mesin menghasilkan
santan sebanyak:
Tahun 1
=
14.932 kg/tahun
Tahun 2
=
15.738 kg/tahun
64
Tahun 3
=
16.604 kg/tahun
Tahun 4
=
17.535 kg/tahun
Tahun 5
=
18.535 kg/tahun
65
Lampiran 10. Net present value
NPV = PWB - PWC
dimana:
PWB = Present worth of benefit
PWC = Present worth of cost
NPV > 0 artinya alat menguntungkan untuk digunakan/layak
NPV < 0 artinya alat tidak menguntungkan untuk digunakan
Maka,
Investasi
= Rp. 5.000.000
Nilai akhir
= Rp. 500.000
Suku bunga bank
= 7,5%
Suku bunga coba-coba
= 9,5%
Umur alat
= 5 tahun
Penerimaan dari tiap kg
= Rp. 300kg
Kapasitas alat
= 110,39 kg/jam
Penerimaan
= 110,39kg/jam x Rp. 300/kg
= Rp. 33.117/jam
Pendapatan
= Penerimaan× jam kerja per tahun
= Rp. 33.117/jam x 1.800 jam/tahun
= Rp.59.610.600/tahun
Pembiayaan
= BTT x Jam kerja per tahun
= Rp. 24.556/jam × 1.800 jam/tahun
= Rp. 44.200.800/tahun
66
PWB (present worth of benefit) 7,5%
Pendapatan
= Rp. 59.610.800/tahun (P/A, 7,5%, 5)
=Rp. 59.610.800/tahun(4,0459)
=Rp. 241.178.526,5
Nilai akhir
= Rp. 500.000 (P/F, 7,5%, 5)
=Rp. 500.000(0,6966)
=Rp. 348.300
PWB
= Rp. 241.178.526,5 + Rp. 348.300
= Rp. 241.526.826,5/tahun
PWC (present worth of cost) 7,5%
Investasi
= Rp. 5.000.000
Pembiayaan
= Rp. 44.200.800/tahun (P/A, 7,5%, 5)
=Rp. 44.200.800/tahun (4,0459)
=Rp. 178.832.016,7
PWC
= Rp. 5.000.000 +Rp. 178.832.016,7
= Rp. 183.832.016,7/tahun
NPV 7,5%
= PWB - PWC
= Rp. 241.526.826,5 - Rp. 183.832.016,7
= Rp. 57.694.809,8/tahun
PWB (present worth of benefit) 9,5%
Pendapatan
= Rp. 59.610.600/tahun (P/A, 9,5%, 5)
=Rp. 59.610.600/tahun(3,8397)
=Rp. 228.886.830,8/tahun
Nilai akhir
= Rp. 500.000 (P/F, 9,5%, 5)
67
=Rp. 500.000(0,6352)
=Rp. 317.600/tahun
PWB
= Rp. 228.886.830,8/tahun + Rp. 317.600/tahun
= Rp. 229.204.420,8/tahun
PWC (present worth of cost) 9,5%
Investasi
= Rp. 5.000.000
Pembiayaan
= Rp. 44.200.800/tahun (P/A, 9,5%, 5)
=Rp.44.200.800/tahun(3,8397)
=Rp. 169.717.811,8/tahun
PWC
= Rp. 5.000.000 + Rp. 169.717.811,8
= Rp. 174.717.811,8/tahun
NPV9,5%
= PWB - PWC
= Rp. 229.204.420,8 - Rp. 174.717.811,8
= Rp. 54.486.609/tahun
Jadi, besarnya NPV 7,5% adalah Rp.57.694.809,8/tahun dan NPV 9,5% adalah
Rp.54.486.609/tahun. Jadi nilai NPV dari alat ini > 0 maka mesin ini
layak/menguntungkan untuk digunakan.
68
Lampiran 11. Internal rate of return
Berdasarkan harga dari NPV=X (positif) atau NPV=Y (positif)
dihitunglah harga IRR dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
X
IRR = q% + X- Y X (q% - p%) (positif dan positif)
dimana:
p = suku bunga bank paling atraktif
q = suku bunga coba-coba ( > dari p)
X = NPV awal pada p
Y = NPV awal pada q
Suku bunga bank (p)
= 7,5%
Suku bunga coba-coba (q)
= 9,5%
Karena keduanya positif, maka digunakan persamaan
IRR
= q% +
X
X −Y
= 9,5% +
(q% - p%)
Rp. 57.694.809,8
Rp. 57.694.809,8 - Rp. 54.486.609
= 9,5 % + 17,98 (2%)
= 9,5 % + 35,96%
= 45,46%
(9,5% - 7,5%)
69
Lampiran 12. Tabel suku bunga
1. Tingkat suku bunga 7,5%
2. Tingkat suku bunga 9,5%