HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DENGAN

HUBUNGAN ANTARA TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI PUSKESMAS ULU SIAU.

  Novice Putri Gaghunting*, Febi K. Kolibu *, Ardiansa A.T. Tucunan *

  • *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

  ABSTRAK

Untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai perlu adanya perbaikan secara terus menerus, visi dan

misi Puskesmas, serta pelibatan dan pemberdayaan pegawai agar pegawai dapat bekerja semaksimal

mungkin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perbaikan sistem yang

berkesinambungan, kesatuan tujuan, pelibatan dan pemberdayaan pegawai dengan produktivitas kerja

pegawai di Puskesmas Ulu Siau.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian

ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2016 di Puskesmas Ulu Siau. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh pegawai yang berjumlah 53 orang. Jumlah sampel dalam penelitian yaitu 41 sampel. Data yang

didapat dianalisis secara univariat dan bivariat. Data primer didapatkan dari kuesioner dan data sekunder

didapatkan dari profil Puskesmas. Uji statistik yang digunakan adalah ujichi-square.

Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 58,5% pegawai memiliki produktivitas kerja yang baik.

Pegawai yang melaksanakan perbaikan yang berkesinambungan sebanyak 65,9%, pegawai yang

melaksanakan kesatuan tujuan sebanyak 58,5% dan yang melaksanakan pelibatan dan pemberdayaan

sebanyak 47,7%. Nilai p untuk hubungan variabel perbaikan berkesinambungan dengan produktivitas

kerja pegawai yaitu 0,002; hubungan antara kesatuan tujuan dan produktivitas kerja pegawai yaitu 0,004;

hubungan antara pelibatan dan pemberdayaan dengan produktivitas kerja pegawai yaitu 0,008.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan terdapat hubungan antara perbaikan

yang berkesinambungan dengan produktivitas kerja pegawai, terdapat hubungan antara kesatuan tujuan

dengan produktivitas kerja pegawai, terdapat hubungan antara pelibatan dan pemberdayaan dengan

produktivitas kerja pegawai. Total Quality Management di Puskesmas Ulu Siau harus ditingkatkan untuk

dapat meningkatkan produktivitas kerja yang berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan.

  Kata Kunci: Manajemen Mutu Terpadu, Produktivitas Kerja ABSTRACT

To increase work productivity employees need for continuous improvements, the vision and mission of

clinics, as well as the involvement and empowerment of employees can work as fully as possible. This

research aims to know the relationship between the system of continuous improvement, the unity

of purpose, involvement and empowerment of employees with employee work productivity in Puksesmas

Ulu Siau.

This research is descriptive research analytical cross sectional study approach. This research was

conducted in June

  • – July 2016 in Puskesmas Ulu Siau. The population in this study are

    all employees of 53 people. The number of samples in the study 41 samples. The data obtained were

    analyzed in univariate and bivariate. Primary data obtained from questionnaires and secondary obtained

    from the profile of public health center. The statistical test used is chi –square test.

  

The results of this study indicate that as many as 58.5% of employees have labor productivity multiply.

Employees who carry out continuous improvements as much as 65.9%, officers of the unity of purpose as

much as 58.5% and conducting engagement and empowerment as much as 47,7% . The p-value for the

variable relationship with the continuous improvement employee productivity is 0,002; the relationship

between the unity of purpose and employee productivity is 0,004; the relationship between participation

and empowerment of the employee productivity is 0,008.

Based on the research that has been conducted, show that there is a relationship between continuous

improvements in employee productivity, there is a relationship between the unity of purpose with employee

productivity, there is a relationship between participation and empowerment with employee productivity.

  

Total Quality Management in Puskesmas Ulu Siau should be improved in order to increase labor

productivity impact on improving the quality of service.

  Keywords: Total Quality Management, Work Productivity PENDAHULUAN

  Era globalisasi memberikan dampak yang sangat besar dalam proses pembangunan suatu negara, termasuk pembangunan kesehatannya. Era globalisasi dapat menjadi peluang sekaligus menjadi tantangan dalam pembangunan kesehatan suatu negara. Berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mengakibatkan persaingan dari industri/organisasi yang ada baik organisasi yang berorientasi profit maupun organisasi non profit menjadi semakin ketat. (Lalandos, 2013). Organisasi atau perusahaan tidak hanya bersaing dalam tataran lokal, regional/nasional saja melainkan pada tataran internasional (Nasution, 2015). Manajemen Mutu Terpadu (TQM) merupakan suatu konsep manajemen modern yang berusaha untuk memberikan respons terhadap setiap perubahan. TQM memiliki tujuan utama untuk mampu bersaing yaitu dengan mengoptimalkan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki secara berkesinambungan serta memperbaiki kualitas barang atau jasa yang dihasilkan sehingga dapat bersaing di dunia global (Kawiana dalam Susanty dkk, 2011).

  Meningkatnya tuntutan terhadap kualitas barang dan jasa menjadikan kualitas sebagai pusat perhatian dari semua organisasi/perusahaan. Untuk mewujudkan kualitas maka diperlukan usaha perbaikan secara terus menerus yang dilakukan oleh semua pihak, baik dari segi sumber daya manusia (SDM) pada semua tingkat teknologi yang digunakan, hingga metode dan cara yang digunakan serta lingkungan dan sebagainya. Semua pihak haruslah menyadari pentingnya kualitas. Total Qualiy

  Management sangat diperlukan untuk

  meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningkatan kualitas pegawai. Meningkatkan produktivitas kerja pegawai sangat erat hubungannya dengan peningkatan kualitas pelayanan (Febriyani, 2009).

  Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan sarana pelayanan kesehatan terdekat dengan masyarakat harus selalu memegang prinsip pemerataan dan keadilan. Pemerataan dan keadilan yang ingin diwujudkan bukan hanya dari segi kuantitas, namum juga dari segi kualitas pelayanan kesehatan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Kemenkes RI, 2014).

  Banyak penelitian mengenai TQM dan hubungannya dengan produktivitas. Namun, penelitian ini masih sangat jarang dan sangat sedikit dilakukan di bidang kesehatan. Penelitian ini dilakukan terhadap TQM yang dihubungkan dengan produktivitas kerja pegawai di Puskesmas Ulu siau. TQM sendiri sudah diterapkan di Puskesmas Ulu Siau dan hal ini dianggap penting bagi peningkatan kualitas pelayanan di Puskesmas.

  Febriyani (2009), melakukan penelitian pada beberapa Puskesmas di Kabupaten Parigi-Moutong, dan membandingkan mutu penggunaan obat dari masing-masing Puskesmas. Berdasarkan hasil penelitiannya yang dilakukan di Puskesmas Kabupaten Parigi-Moutong ditemukan bahwa penerapan TQM di Puskesmas dapat meningkatkan mutu penggunaan obat di Puskesmas yang menerapkan TQM. Penelitian yang dilakukan oleh Lalandos (2013), mengenai Implementasi TQM yang dihubungkan dengan kinerja pegawai di Puskesmas Bahu. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan TQM berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai di Puskesmas Bahu.

  Tujuan organisasi merupakan arah dari semua pelaksanaan tugas oleh para pegawai dalam suatu organisasi. Pada pelaksanaannya tujuan Puskesmas Ulu Siau dapat dilihat dari visi dan misi dari Puskesmas Ulu Siau. Pelaksanaan dan penerapan tujuan Puskesmas oleh setiap pegawai dalam tugas dan pekerjaannya yaitu dapat meningkatkan tujuan dari organisasi itu sendiri. Tujuan organisasi merupakan tujuan dari setiap pegawai yang ada di Puskesmas Ulu Siau. Tujuan organisasi harus realistis dan dapat dicapai (Sallis, 2015).

  Penelitin TQM yang dihubungkan dengan produktivitas kerja pegawai belum pernah dilakukan di Puskesmas Ulu Siau. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Ulu Siau merupakan salah satu Puskesmas yang ada di Sulawesi Utara khususnya di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro. Pelaksanaan TQM di Puskesmas Ulu Siau sangatlah penting. perbaikan sistem di Puskesmas Ulu Siau memberikan dampak yang sangat besar untuk melakukan perbaikan sistem secara terus menerus terhadap metode maupun terhadap teknologi yang ada. Pada pelaksanaannya perbaikan sistem yang berkesinambungan perlu diterapkan di Puskesmas Ulu Siau dan masih memerlukan adaptasi dari semua pegawai. Pelibatan dan pemberdayaan pegawai sangatlah diperlukan bagi semua pegawai. Sumber daya manusia yang beragam yang ada di Puskesmas Ulu Siau jika diberdayakan, maka kualitas kerja dari pegawai akan meningkat dan kualitas pelayanan pun ikut meningkat. Pelibatan dan pemberdayaan pegawai sangatlah penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten. Saat ini Puskesmas Ulu Siau memiliki 53 pegawai dengan sumber daya manusia yang beragam, 2 tenaga struktural (Kepala Puskesmas dan Kepala Tata Usaha), 10 tenaga honor dan 41 tenaga fungsional yang terdiri dari dokter umum 4 orang, dokter gigi 1 orang, perawat/perawat gigi

METODE PENELITIAN

  22 orang, bidan 6 orang, apoteker/asisten apoteker 2 orang, gizi 2 orang, kesehatan lingkungan 3 orang, pekarya 1 orang. Jadi Puskesmas Ulu Siau harusnya mampu untuk mengembangkan kualitas dan mutu Puskesmas melebihi Puskesmas yang lain.

  Berdasarkan latar belakang yang ada, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan antara TQM dengan produktivitas kerja pegawai yang ada di Puskesmas Ulu Siau. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Total

  Quality Management (TQM) dengan

  Produktivitas Kerja Pegawai di Puskesmas Ulu Siau.

  Penelitian ini menggunakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross

  sectional study. Penelitian ini dilaksanakan

  di Puskesmas Ulu Siau, pada bulan juni-juli 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah total sampel pegawai di Puskesmas Ulu Siau yang berjumlah 53 orang.

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu data primer diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan daftar pernyataan yang tersedia dalam kuesioner, data sekunder diperoleh dari profil Puskesmas Ulu Siau. Data yang diperoleh dilakukan analisis univariat yang digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden, gambaran pelaksanaan perbaikan sistem yang berkesinambungan, gambaran pelaksanaan kesatuan tujuan, dan gambaran pelaksanaan pelibatan dan pemberdayaan pegawai, gambaran produktivitas kerja pegawai yang ada di Puskesmas Ulu Siau. Dan analisis bivariat untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen yaitu perbaikan sistem berkesinambungan, kesatuan tujuan, keterlibatan dan pemberdayaan pegawai dengan variabel dependen yaitu produktivitas kerja pegawai.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Perbaikan Sistem yang Berkesinambungan di Puskesmas Ulu Siau

  Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 41 pegawai yang menjadi responden, sebagian besar yaitu 27 responden (65,9%) memiliki perbaikan yang berkesinambungan baik dan 14 responden (34,1%) memiliki perbaikan yang berkesinambungan tidak baik.

  Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa sebagian besar Pegawai di Puskesmas Ulu Siau melihat masalah yang ada bukan sebagai peluang melainkan sebagai beban kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa pegawai yang ada di Puskesmas Ulu Siau melaksanakan perbaikan yang berkesinambungan namun masih memiliki produktivitas kerja yang tidak baik. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang mampu mempengaruhi produktivitas kerja dari pegawai. Keberhasilan TQM akan sangat tergantung pada budaya organisasi yang menimbulkan komitmen dari orang- orang dalam suatu organisasi (Pasaribu, 2009).

  Kesatuan Tujuan di Puskesmas Ulu Siau

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 41 pegawai yang menjadi responden, sebagian besar yaitu 24 responden (58,5%) memiliki kesatuan tujuan baik dan 17 responden (41,5%) memiliki kesatuan tujuan tidak baik.

  Berdasarkan hasil penellitian ini menunjukkan tujuan Puskesmas menjadi tolok ukur bagi pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya sebanyak 15 (19,0%) responden menyatakan sangat setuju. Pada pelaksanaannya di Puskesmas Ulu Siau masih banyak pegawai yang tidak menjadikan tujuan Puskesmas sebagai tolok ukur untuk membandingkan pekerjaannya dengan hasil yang diinginkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pegawai yang merasa bahwa tujuan Puskesmas belum menjadi arah dari semua pelaksanaan kerja yang ada

  Pelibatan dan Pemberdayaan Pegawai

  Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Ulu Siau, terlihat bahwa antara responden yang memiliki pelibatan dan pemberdayaan pegawai baik dan pelibatan pemberdayaan pegawai tidak baik mempunyai selisih yang sedikit yaitu hanya 1%. Dapat disimpulkan bahwa frekuensi jawaban responden yang menjawab setuju lebih banyak untuk keseluruhan pernyataan mengenai pelibatan dan pemberdayaan pegawai yang dilakukan pegawai dibandingkan dengan jawaban yang lain.

  Pelibatan dan pemberdayaan pegawai di Puskesmas Ulu Siau salah satunya dilaksanakan dengan melakukan aktivitas sumbang saran sebanyak 15 (36,3%) responden menyatakan sangat setuju. Namun, pada pelaksanaannya aktivitas sumbang saran tidak dilaksanakan oleh semua pegawai bahkan banyak pegawai yang tidak pernah memberikan saran ataupun memberikan kontribusi pemikirannya dalam organisasi. Karyawan sebagai aset penting organisasi perlu diajak untuk ikut serta memikirkan dan menangani permasalahan strategis bahkan sampai kepada diberikannya tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan organisasi Kusdiarti dalam Fadzilah (2010).

  Produktivitas Kerja Pegawai di Puskesmas Ulu Siau

  Berdasarakan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Ulu Siau, Peneliti membagi variabel produktivitas kerja menjadi dua kategori, yaitu produktivitas kerja baik dan produktivitas kerja tidak baik, dari hasil yang didapatkan terdapat 24 (58,55%) responden menilai produktivitas kerja baik dan 17 (41,5%) responden menilai produktivitas kerja tidak baik.

  Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 21 (26,6%) responden menyatakan sangat setuju kedisiplinan pegawai dalam melakukan pekerjaan merupakan ukuran dalam peningkatan produktivitas kerja. Pada pelaksaannya masih ada pegawai yang tidak disiplin di tempat kerja. Hal ini mengakibatkan produktivitas kerja pegawai menjadi tidak optimal. Kedisiplinan pegawai merupakan ukuran dalam peningkatan produktivitas. Kedisiplinan merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah yang berlaku (Salmon, 2014).

  Tabel 1. HUBUNGAN ANTARA PERBAIKAN SISTEM YANG BERKESINAMBUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

  Pelibatan dan Pembedayaan

  Pegawai Produktivitas Kerja

  Total OR CI 95%

  Baik Tidak Baik P value n % N % n % Baik 17 68,0 8 32,0 25 100 Tidak Baik 7 43,8 9 56,3 16 100 12,83 0,002 Total 24 58,5 25 41,5 41 100

  Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 1 untuk mengetahui hubungan antara perbaikan sistem yang berkesinambungan dengan produktivitas kerja pegawai di Puskesmas Ulu Siau, dengan menggunakan value < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara perbaikan sistem yang berkesinambungan dengan produktivitas kerja pegawai di puskesmas Ulu Siau. Hasil penelitian ini sesuai dengan dalam Ilmansyah (2016) dengan judul program peningkatan mutu tersebut Implementasi Total Quality Management dipandang sebagai suatu tujuan jangka (TQM) di Rumah Sakit Jordan. Dari hasil panjang yang hendak di capai oleh setiap penelitian ini terdapat hubungan antara organisasi. Peran Perbaikan perbaikan berkesinambungan terhadap berkesinambungan pada organisasi secara produktivitas pegawai. terus menerus dapat mengurangi tingkat

  Penelitian yang dilakukan Pane kesalahan kerja (Candrama, 2011). dalam Hadi (2014) dengan judul pengaruh total quality management terhadap kinerja manajemen menunjukkan terdaat hubungan antara perbaikan berkesinambungan dengan kinerja. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Fitriyah dkk (2013) dengan judul karakteristik total quality management dalam mempengaruhi kinerja manajerial.

  Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa perbaikan yang berkesinambungan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Peningkatan mutu harus ditingkatkan secara terus menerus. Ini berarti bahwa

  Tabel 2. Hubungan antara Kesatuan Tujuan dengan Produktivitas Kerja Pegawai

  Produktivitas Kerja Kesatuan Tujuan

  Total OR Baik Tidak Baik P value

  CI 95% n % N % n % Baik 19 79,2 5 20,8 24 100 Tidak Baik 5 29,4 12 70,6 17 100 9,120 0,004 Total 24 68,5 17 41,5 41 100 Hasil penelitian pada tabel 2 untuk bahwa terdapat hubungan antara kesatuan mengetahui hubungan antara kesatuan tujuan dan produktivitas kerja pegawai di tujuan dan produktivitas kerja pegawai Puskesmas Ulu Siau. dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian ini sesuai dengan Melalui uji ini di peroleh nilai p = 0,004 (p penelitian yang dilakukan Lalandos (2013) Implementasi Total Quality Management dimana ada pegawai yang melaksanakan prinsip kesatuan tujuan namun masih Dengan Kinerja Pegawai” di Puskesmas Bahu. Berdasarkan hasil penelitian yang memiliki produktivitas kerja yang tidak dilakukan pada 45 responden menunjukkan baik. Seorang pegawai yang memiliki adanya hubungan antara kesatuan tujuan produktivitas yang baik dapat menunjang dengan kinerja pegawai. tercapainya tujuan dan sasaran yang telah

  Hasil penelitian menunjukkan ditetapkan oleh organisasi. Dengan bahwa pegawai yang melaksanakan prinsip produktivitas yang baik yang dimiliki, maka kesatuan tujuan memiliki produktivitas lebih tujuan organisasi dapat tercapai. Sebaliknya, baik dari pada pegawai yang tidak tujuan organisasi tidak dapat tercapai bila melaksanakan prinsip kesatuan tujuan. pegawai yang bekerja tidak memiliki Tercapainya tujuan organisasi harus ada Produktivitas kerja yang baik (Herlista dkk, interaksi antara semua pegawai di setiap 2012). level organisasi, baik antara pimpinan dan pegawai, baik secara individu maupun kelompok (Robbins dkk dalam Pasaribu, 2009).

  Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa prinsip kesatuan tujuan tidak menjadi faktor satu-satunya yang mampu meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian

  Tabel 3. Hubungan antara Pelibatan dan Pemberdayaan Karyawan dengan Produktivitas Kerja Pegawai

  Pelibatan dan Produktivitas Kerja Pembedayaan

  Total OR Baik Tidak Baik P value

  Pegawai CI 95% n % N % n %

  Baik 17 81,0 4 19,0 21 100 Tidak Baik 7 35,0 13 65,0 20 100 7,893 0,008 Total 24 58,5 17 41,5 41 100

  Hasil penelitian pada tabel 3 berdasarkan diperoleh p value sebesar 0,008. Jadi hasil analisis chi square pada tingkat terdapat hubungan antara pelibatan dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan dilakukan Almansour (2012) dengan judul dampak komponen TQM pada usaha kecil dan menengah terhadap produktivitas kerja di Jordan . Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat hubungan yang postif antara keterlibatan dan pemberdayaan terhadap produktivitas kerja.

  Penelitian lain yang dilakukan Reza dalam Hadi (2014) dengan judul karakteristik TQM dalam mempengaruhi kinerja manajerial untuk menganalisis hubungan total quality management yaitu pelibatan dan pembedaryaan pegawai terhadap kinerja manajerial. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel pelibatan dan pembedaryaan pegawai berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Hal ini dapat menarik kesimpulan jika semakin besar perusahaan/organisasi melakukan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan dengan baik, maka akan semakin baik juga produktivitas kerja pegawai Almansour (2012).

  KESIMPULAN

  Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan pada 41 responden yang ada di Puskesmas Ulu Siau, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:

  1. Terdapat hubungan antara perbaikan sistem yang dengan produktivitas kerja pegawai di Puskesmas Ulu Siau.

  2. Terdapat hubungan antara kesatuan tujuan dengan produktivitas kerja pegawai di Puskesmas Ulu Siau.

  3. Terdapat hubungan antara pelibatan dan pemberdayaan pegawai dengan produktivitas kerja pegawai di Puskesmas Ulu Siau.

  SARAN 1.

  Bagi Manajemen Puskesmas khususnya Puskesmas Ulu Siau sebaiknya dapat meningkatkan pelaksanaan TQM di Puskesmas untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

  2. Diharapkan kepada seluruh pegawai Puskesmas untuk menjalankan dengan konsisten Visi dan Misi Puskesmas.

  3. Diharapkan kepada pimpinan Puskesmas untuk lebih memperhatikan produktivitas kerja pegawai yang ada di Puskesmas Ulu Siau.

  4. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai hubungan antara TQM dengan produktivitas kerja pegawai diharapkan dapat menambah variabel penelitian dari 10 komponen TQM dengan produktivitas kerja pegawai guna pengembangan ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

  Lalandos, N. 2013. Hubungan Antara

  15 Agustus 2016) Herlista, A., Handoko, J.W., dan Dewi, R. S.

  2012.

  “Pengaruh Budaya Organisasi, Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Motivasi Sebagai Variabel Intervening Pada PT. PLN (Persero) Area Semarang ”. Ilmansyah, H. 2016. Hubungan Antara Total

  Quality Management dengan Produktivitas Kerja . (Online),

  (eprints.perbanas.ac.id diakses 15

  September 2016)

  Implementasi Total Quality Management(TQM) dengan Kinerja Pegawai Di Puskesmas Bahu Manado

  Quality Management Terhadap KinerjaManajerial .(Online),(http://epr

  : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

  Nasution, 2015. Manajemen Mutu Terpadu

  (TQM) . Jakarta : Ghalia Indonesia Pasaribu, H. 2009.

  “Pengaruh Komitmen,

  Persepsi dan Penerapan Pilar Dasar Total Quality Management terhadap Kinerja Manajerial (Survei pada BUMN Manufaktur di Indonesia)

  , (Jurnal Akuntansi dan Keuangan ,

  ints.undip.ac.id.pdf diakses

  Almansour, M, S. 2012. Dampak Komponen

  TQM Pada Usaha Kecil Dan Menengah Terhadap Produktivitas Kerja Di Jordan .(Online)

  Pt. Sinar Sosro Wilayah Pemasaran Semarang)

   Candrama, K, T. 2011.

  “Pengaruh Total Quality Management (TQM), Gaya Kepemimpinan, Kedisiplinan Kerja Dan Fungsi Mentoring Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Pos Indonesia, Kantor Pos Yogyakarta .(Online)

   diakses

  10 agustus 2016) Fadzilah, A. 2010.

  “Analisis Pengaruh

  Pemberdayaan Karyawan dan Self Of Efficacy Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Penjualan (Studi Kasus Pada

  ”, Jurnal Studi Manajemen

  (Online), (http://ekonomi.umsida.ac.id diakses

  dan Organisasi , Vol. 3, no. 1, Hal. 12- 27.

  Febriyani, N. Z. 2009.

  “Dampak Penerapan

  Total Quality Management (TQM) Terhadap Penggunaan Obat Di Puskesmas Kabupaten Parigi- Moutong

  .

  Fitriyah, H dan Ningsih, C, L. 2013.

  “Karakteristik Total Quality Management Dalam Mempengaruhi Kinerja Manajerial”.

  15 Agustus 2016) Hadi, P, A. 2014. Analisis Pengaruh Total Vol. 11, no.2, Hal. 65-75 diakses 16 Agustus 2016)

  Kemenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No.75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan

  Masyarakat . Menteri Kesehatan

  Republik Indonesia: Jakarta Salmon, M. 2014. Hubungan Antara Stress

  Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Karyawan PT Tirta Investama Airmadidi . Fakultas Kesehatan

  Masyarakat : Universitas Sam Ratulangi

  Sallis, E. 2015. Total Quality Management

  In Education . Yogyakarta: IRCISOD Susanty, A, Puspitasari, D dan Aisyah, S.

  Hubungan

  2011. “Analisis

  Kepemimpinan Transformasional Terhadap TQM, Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan

  (Studi Kasus: PT Telekomunikasi Indonesia Divre IV Jatengdan DIY)”,

  JATI Undip