Daftar Isi - Struktur Frasa Adverbia dalam Wacana Narasi

Daftar Isi

Terbit empat kali setahun pada bulan Maret, Juni, September, dan Desem- ber. Berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian di bidang Pendi- dikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Heny Sulistyowati, STKIP PGRI Jombang

Struktur Frasa Adverbia dalam Wacana Naratif 1

Pemimpin Redaksi

Nanda Sukmana

Dewan Redaksi

Siti Maisaroh, STKIP PGRI Jombang

Susi Darihastining

Siti Maisaroh

Piala Dunia dan Pilpres 2014: Analisis Wacana Kritis 8

Akhmad Sauqi Ahya Mindaudah

Penyunting Pelaksana

Heru Subakti, STKIP PGRI Jombang

Anton Wahyudi

Eufemisme dan Disfemisme Pojok Kampung JTV 22

Penyunting Ahli

(Universitas Negeri Surabaya) Prof. Dr. Setya Yuwana Sudikan, M.A. (Universitas Sebelas Maret Surakarta) Prof. Dr. Sumariam, M.S.

Fitri Resti Wahyuniarti, STKIP PGRI Jombang

Marginalisasi Perempuan dalam Lirik Lagu Geisha

34

Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd.

(Universitas Negeri Malang)

(Analisis Wacana Kritis)

Prof. Dr. Fatimah Djajasudarma (Universitas Padjadjaran Bandung)

Dr. Heny Sulistyowati, M.Hum. (STKIP PGRI Jombang)

Endah Sari, STKIP PGRI Jombang

Distribusi

Realisasi Prinsip Kerjasama dalam Sebuah Interaksi Kelas 40

Eva Eri Dia Endah Sari Mu’minin

Suyitno, STKIP PGRI Trenggalek

Penerbit

Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Bebas

LP2I STKIP PGRI Jombang

52

Kampus STKIP PGRI Jombang

dengan Teknik “Cerca Teman”

Jalan Pattimura III/20 Jombang Telp. (0321) 861319 E-Mail: [email protected]

Jurnal SASTRANESIA diterbitkan sejak 1 April 2013 dengan Program Studi Pendidikan dan Sastra Indo- nesia STKIP PGRI Jombang

Penyunting menerima sumbangan tulisan yang be- lum pernah diterbitkan di media lain. Naskah dike- tik di kertas HVS A4 spasi ganda sepanjang kurang lebih 15 halaman, dengan format seperti tercantum pada halaman belakang (Gaya Selingkung bagi Calon Penulis Jurnal SASTRANESIA). Naskah yang sudah masuk dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah, dan tata cara lainnya

Struktur Frasa Adverbia dalam Wacana Narasi

Heny Sulistyowati

Dosen Program Studi PBS Indonesia STKIP PGRI Jombang Email: [email protected]

Sebuah frasa sekurang-kurangnya mempunyai dua anggota pembentuk. Anggota pembentuk itu ialah bagian dari sebuah frasa yang terdekat atau langsung membentuk frasa. Struktur sintaksis adverbial dapat dilihat melalui dua segi, yaitu (1) letak strukturnya mengikuti kata yang diterangkan dan dapat mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan, dan (2) lingkup strukturnya dapat ditinjau dari medan jangkauan adver- bial yang terbatas pada satuan frasa dan yang mencapai satuan kalimat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan penggunaan kata-kata atau frasa adverbia dalam kalimat. Sum- ber data berupa wacana narasi, sedangkan data dalam bentuk kata-kata dalam kalimat yang mencakup struktur frasa adverbia. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tahap observasi, penentuan objek, identifikasi data, kodifikasi, dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa frasa adverbial memiliki struktur: (1) Adverb + Verb (Adv + V), (2) adverbial + ajektiva (Adv + Aj), dan (3) Verb + Adverb (V + Adv).

PENDAHULUAN

Adanya pembatas tertentu pada setiap

ahasa sebagai fenomena yang memadukan B kata atau frasa dalam kalimat memiliki

bunyi dan makna tidak cukup diuraikan fungsi mengaitkan dengan kata atau fra- dan dideskripsikan berdasarkan subsistem sa lain yang ada dalam kalimat tersebut. leksikon, gramatika, dan fonologi. Namun, Fungsi itu bersifat sintaktis, yang artinya pendeskripsian bahasa didasarkan pula pada berkaitan dengan urutan kata atau frasa prinsip-prinsip secara sintaksis dan pragma- dalam kalimat. Fungsi sintaktis utama da- tis. Pendekatan gramatika, khususnya sintak- lam bahasa adalah predikat, subjek, objek, sis, bukan hanya diakui dari eratnya subsistem pelengkap, dan keterangan. Di samping gramatika dengan subsistem leksikon, melain- itu, ada fungsi lain seperti atributif (yang kan didasarkan pada struktur gramatika, yaitu menerangkan), koordinatif (yang mengga- struktur, kategori, dan fungsi.

bungkan secara setara), subordinatif (yang Dalam bahasa Indonesia ada em- menggabungkan secara bertingkat). pat kategori sintaktis utama, yaitu

(1) verba, (2) nomina, (3) ajektiva, dan LANDASAN TEORI

(4) adverbia. Kategori nomina, verba, ad- Sebuah frasa sekurang-kurangnya mem- verbia, dan ajektiva sering dikembang- punyai dua anggota pembentuk. Anggo- kan dengan tambahan pembatas tertentu. ta pembentuk itu ialah bagian dari se-

SASTRANESIA Vol. 1, No. 2, 2013 SASTRANESIA Vol. 1, No. 2, 2013

which consist sentirely of two ormoreless Frasa endosentris atributif memiliki freeforms, ...is a phrase. Bentuk bebas yang anggota yang kedudukannya tidak sama, tetap terdiri dari dua atau lebih adalah fra- yakni ada anggota atau unsur yang men- sa. Hal ini sejalan dengan pendapat Ram- duduki inti dan ada anggota atau unsur lan (1996: 151) bahwa frasa adalah satuan yang menduduki atribut atau penjelas. gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur

Contoh:

klausa. Begitu juga Verhaar (1999: 291) men- 1. Tukang itu membuat pintu kayu jati. 2. Pagar saya itu dicat coklat. jelaskan bahwa frasa adalah kelompok kata 3. Di trotoar sekarang banyak pedagang kaki lima.

yang merupakan bagian fungsional dari tu- turan yang lebih panjang. Salah satu pen-

Unsur inti pada kalimat (1), (2), dan jenisan frasa didasarkan distribusi unsur (3) dicetak miring, sedangkan unsure lain- dalam kalimat. Berdasarkan cara itu frasa ya itu kayu jati, itu, pedagang kaki lima dibedakan menjadi dua jenis, yaitu frasa merupakan atribut. Unsur inti pada frasa endosentris dan eksosentris. tersebut berdistribusi paralel dengan dis- Menurut Sulistyowati (2012: 15) frasa tribusi seluruh seluruh frasa. yang berunsur pusat mampu berdistribusi Menurut peneliti patut dicatat bahwa ti- sama dengan frasa yang dibentuknya dise- dak semua ahli linguistik menganggap frasa but frasa endosentris, sedangkan frasa sebagai konstruksi dari dua kata atau lebih. yang unsur pusatnya tidak mampu berdis- Hal ini seperti dikatakan oleh Pike & Pike tribusi sama dengan frasa yang dibentuknya (1982: 24) yang menggambarkan selain se- disebut eksosentris. Frasa endosentris ma- bagai konstruksi dua kata atau lebih juga, sih dapat dipilah-pilah. Ramlan (1986: 146)

A sing leword expand able into a phrasebut mengatakan bahawa eksosentris dibedakan temporary fully filling the higher slot. Ukuran

menjadi tiga kategori, yaitu (1) frasa en- sebuah kata termasuk dalam frasa, tetapi dosentris koordinatif, (2) frasa endosentris memiliki kemandirian penuh dalam mengisi atributif, dan (3) frasa endosentris apositif.

slot.

Berdasarkan pendapat di atas dapat

Contoh:

Kalimat Kakek saya sedang mencangkul di

disimpulkan bahwa frasa adalah suatu

sawah.

konstruksi yang dapat dibentuk oleh dua kata atau lebih dan bersifat nonpredikatif.

Frasa: Kakek saya, sedang mencangkul, dan di

Predikatif adalah sifat fungsional bagi un-

sawah.

sur klausa (kalimat). Sifat ini menjelaskan perbedaan frasa dan klausa. Klausa terdiri

Kedua unsur inti dalam frasa di atas atas dua unsur atau lebih dan salah satu ternyata memiliki distribusi yang sama unsurnya bersifat predikatif. Dengan de- dengan frasa-frasa yang dibentuknya. Fra- mikian, dapat dikemukakan bahwa frasa sa Kakek saya dapat diganti kakek. Sedang- mempunyai dua sifat, yaitu (1) merupakan

SASTRANESIA Vol. 1, No. 2 2013 SASTRANESIA Vol. 1, No. 2 2013

konstituen induk sebagai D (diterangkan). Frasa yang terdiri dari dua kata, mis- Contoh istri muda, dalam kata yang dicon- alnya frasa sakit sekali, akan pergi den- tohkan kata istri menjadi unsur D (dit- gan mudah dapat ditentukan terdiri dari erangkan) sedangkan kata muda menjadi dua unsur kata pembentuknya, tetapi frasa unsur M (menerangkan). yang terdiri dari tiga kata atau lebih untuk

Secara umum, frasa endosentris atribut menentukan unsur diperlukan prinsip anal- (subordinatif) mempunyai beberapa va- isis unsur langsung (immediate constituent). riasi dan corak. Parera mengemukakan Immediate constituents (ICs) adalah padanan bahwa kontruksi frasa endosentris atribut dari unsur bawahan langsung. Unsur bawa- bahasa Indonesia mempunyai beberapa han langsung merupakan teknik analisis variasi, yaitu: (1) pola atribut mendahului bahasa secara struktural untuk menemu- pusat, misal: sebuah buku; sering menangis; kan satuan-satuan bahasa yang secara (2) pola pusat di depan atribut, misal: beruntun membentuk satu konstruksi gunung berapi; baik sekali; (3) pola atribut bahasa yang lebih tinggi (Sulistyowati, terpisah atau terbagi, yaitu unsur pusat 2012: 12).

berada di antara unsur atribut, misal: san- gat baik sekali; tiga orang mahasiswa; dan

1. Frasa Subordinatif

(4) pola atribut dengan pusat terpisah, yai-

Frasa subordinatif adalah frasa yang tu dapat mendahului pusat dan dapat pula kedudukan kedua unsur tersebut tidak mengikuti pusat, misal: almarhum Dr. Su- sederajat (Chaer, 2009: 120). Kedudukan tomo mendiang. frasa tersebut ada yang sebagai unsur

Menurut Ramlan (1983: 144) berdasar- atasan atau disebut inti frasa dan ada yang kan persamaan distribusi dengan golongan berkedudukan sebagai unsur bawahan atau kategori kata, frasa dapat digolongkan atau disebut tambahan penjelas frasa.

menjadi empat, yaitu frasa golongan nominal

Menurut Ramlan (1983: 124) ber- (N), frasa golongan verba (V), frasa golongan pendapat bahwa frasa golongan ini (frasa bilangan (Bil), dan frasa golongan keteran- atribut atau subordinatif) terdiri dari un- gan (Ket). Empat frasa yang telah terbagi sur yang tidak setara. Unsur-unsur yang tersebut ternyata ada satu jenis frasa yang tertera tidak mungkin dihubungkan den- tidak memiliki persamaan distribusi dengan gan kata penghubung dan atau atau. Unsur kategori kata, yaitu frasa depan sehingga kes- pusat (UP) ialah unsur yang secara distri- eluruhan terdapat lima golongan frasa. busional sama dengan seluruh frasa dan secara semantik merupakan unsur ter-

2. Frasa Adverbial

penting, sedangkan unsur yang lain mer- Adverbia adalah kata yang member- upakan tambahan (Art).

ikan keterangan pada verba, adjektiva, no-

Sulistyowati (2012: 7) juga ber- mina predikatif, atau kalimat. Dalam kalimat pendapat bahwa tipe frasa endosentris saya ingin cepat-cepat pulang, kata cepat-ce-

SASTRANESIA Vol. 1, No. 2, 2013 SASTRANESIA Vol. 1, No. 2, 2013

b. Mengulang kata dasar dan menambah-

ba pulang; juga dalam kalimat Ibu Rukni kan sufiks –an seperti: habis-habisan. sangat bijaksana, kata sangat adalah

c. Mengulang kata dasar dan menam- adverbial yang menerangkan adjektiva

bahkan gabungan sufiks se-+-nya, bijaksana.

seperti; setinggi tingginya, seda- Adverbial sebagai kategori harus dibeda-

lam-dalamnya, sekuat-kuatnya. kan dari keterangan sebagai fungsi kalimat.

d. Dengan menambahkan gabungan Jadi, dalam kalimat Ia datang kemarin, kata

sufiks se-+-nya,seperti ;sebaiknya, kemarin berkategori nomina (bukan adver-

selekasnya, sebenarnya, sesungguhn- bial), tetapi fungsinya adalah keterangan

ya, dan sebagainya. waktu. Dalam kalimat Ibu Rukni sangat bijak-

e. Dengan menambahkan -nya pada sana, kata sangat berfungsi sebagai keteran-

kata dasar. Contoh; agaknya, bi- gan dan kebetulan juga kategorinya adalah

asanya, rupanya, rasanya. adverbial. Frasa adverbial adalah kelompok kata yang dibentuk dengan keterangan kata

2. Struktur Sintaksis Adverbia

sifat. Frasa adverbial dibagi menjadi: Struktur sintaksis adverbial dapat dilihat melalui dua segi yaitu:

1. Frasa adverbial yang bersifat modifikatif Letak strukturnya dengan ciri (1) sen- (mewatasi).

antiasa mendahului kata yang diterang- Contoh: Andi adalah murid yang san- kan, contohnya: lebih tinggi, terlalu kuat, gat pintar.

sangat pandai, hanya menulis; (2) sen-

2. Frasa adverbial yang bersifat koordi- antiasa mengikuti kata yang diterang- natif (tidak saling menerangkan).

kan, contohnya: tampan nian, jelek benar, Contoh: Jarak antara kost saya dengan duduk saja, merah sekali; (3) dapat menda- kampus kurang lebih 1 kilometer.

hului atau mengikuti kata yang diterang- kan, contohnya: jangan lekas-lekas pulang,

Adverbia dalam bahasa Indonesia dapat jangan pulang lekas-lekas, lekas-lekas dia diklasifikasikan dengan mempertimbang- pulang. kan (1) bentuk; (2) struktur Sintaksis; dan

Lingkup strukturnya dapat ditinjau dari (3) maknanya.

medan jangkauan adverbial yang terba- tas pada satuan frasa dan yang mencapai

1. Bentuk Adverbia

satuan kalimat. Adverbial yang jangkau-

Adverbia dapat terdiri atas satu mor- annya terbatas pada: (1) frasa adjectival, fem (monomorfemis) dapat pula terdiri contohnya: tinggi sekali, agak cantik; (2) atas morfem dua atau lebih (polimorfem- frasa verbal, contohnya: berlari cepat, is). Kata sangat adalah monomorfemis, lekas-lekas pulang; (3) frasa adverbial, (-sedang-) sedangkan sebaiknya adalah contohnya: tiba-tiba sekali, kurang serem- polimorfemis (se-baik-nya). Adverbial yang pak; (4) frasa nominal predikat, contohnya polimorfemis dibentuk melalui salah satu hanya petani, hanya guru. cara berikut.

Dari keempat frasa hanya frasa verbal

a. Mengulang kata dasar contoh ;diam- yang memiliki keleluasan berpindah tem- diam, pelan-pelan, hati-hati.

SASTRANESIA Vol. 1, No. 2 2013 SASTRANESIA Vol. 1, No. 2 2013

b. Setelah kembali dari gunung Pu- en intinya.

cangan Surontanu hanya melihat Kebo Kicak dan menantangnya

METODE PENELITIAN

(CRA3.27)

Berdasarkan teknik penelitian ini dirancang Berdasarkan data (1) dan (2) frasa ti- dengan menggunakan pendekatan kualitat- ba-tiba sekali pulang merupakan frasa if. Hal ini seperti dikatakan Bogdan dan Biklen adverbia dengan struktur kata tiba-tiba (1982: 2) bahwa penelitian kualitatif (qualita- sekali sebagai penanda adverbial dan kata tive research) sebagai payung memiliki bebera- pulang merupakan verba. Begitu juga pada pa karakteristik tertentu. Berikut ini beberapa data (2) hanya melihat terdiri dari unsur karakteristik penelitian kualitatif.

adverbial dan verba. Dengan demikian,

Wujud data penelitian ini adalah data keba- pada data menunjukkan adanya struktur hasaaan yang berwujud frase yang digunakan frasa adverbial yang berstruktur adverbia dalam konteks wacana naratif. Wujud data se- diikuti verba. Sebagai penanda kata atau bagai berikut.

frasa adverbia sebagai atribut yang dii-

Data berwujud struktur atributif yang digu- kuti oleh kata atau frasa verba sebagai UP nakan dalam setiap wacana cerita rakyat yang (unsur pusat). Pada kalimat (1) kata-kata berupa konstruksi frasa adverbial

tiba-tiba sekali sebagai atribut yang diikuti

Data berwujud berbagai tipe struktur kata pulang sebagai unsur inti. Begitu juga atributif dari konstruksi frasa adverbial pada data (2) kata hanya berfungsi sebagai yang digunakan dalam setiap wacana cer- atribut diikuti kata melihat sebagai unsur ita rakyat

pusat.

Data berwujud kemungkinan ditemukan konstruksi lain selain konstruksi frasa nominal,

3. Frasa Adverbia dengan Struktur verbal, dan ajektival.

Adverbial + Ajektiva (Adv.+Aj.)

Data dianalisis dengan menggunakan ka- Struktur frasa adverbia dengan unsur jian distribusional. Prosedur analisis data

adverbia dan ajektiva ditemukan pada dilakukan melalui empat tahap kegiatan,

contoh berikut.

yaitu (1) pengumpulan data, (2) pereduk-

a. Di suatu hari ada orang yang san- sian data, (3) penyajian data, dan (4) peny-

gat bahagia (penganten anyar) impulan temuan penelitian dan verifikasi.

perempuan (mbah nganten) dan mas nganten pria (CRA 4.2)

HASIL DAN PEMBAHASAN

b. Mereka berjalan bertiga

1. Frasa Adverbia dengan Struktur Ad-

mengembara dan untuk men-

verbia + Verba (Adv.+ V)

cari kayu di hutan, kemudian Struktur frasa adverbia ditemukan

dalam perjalanan itu mereka pada contoh berikut.

merasa lelah kemudian mene-

a. Setelah bangun mereka mera- mukan sebuah dataran tinggi sa kerasan atau tiba-tiba sekali

dan di tempat itu ternyata ter- pulang setelah mereka berpam-

dapat sendhang kecil yang airn- itan kepada keluarganya untuk

ya sangat jernih, karena mere- kembali ke tempat itu (CR2.4)

ka merasa sangat haus setelah

SASTRANESIA Vol. 1, No. 2, 2013 SASTRANESIA Vol. 1, No. 2, 2013

mur itu tetap ada benda juga (CRA dan meminumnya (CRA 2.3b)

2.8a)

b. Berdasarkan kepercayaan juga Berdasarkan data (3) dan (4) frasa

bahwa siapa saja orang yang be- sangat bahagia merupakan frasa adver-

rasal dari Kembang Sore lalu bia dengan struktur kata sangat sebagai

berbuat kesalahan atau sampai penanda adverbial dan kata bahagia mer-

mencemarkan nama desa Kem- upakan ajektiva. Begitu juga pada data

bang Sore maka akan mendapat (4) sangat haus terdiri dari unsur sangat

balasan atau bendhu dari pihak sebagai penanda adverbial dan kata haus

lain, dan barang siapa berbuat ke- merupakan ajektiva. Dengan demikian, onaran di desa itu maka akan cel-

pada data menunjukkan adanya struktur

aka.

frasa adverbial yang berstruktur adverbia diikuti ajektiva. Sebagai penanda kata atau

Pada data (5) tampak penggunaan frasa frasa adverbia sebagai atribut yang diikuti ditutup juga terdiri dari unsur verba sebagai oleh kata atau frasa verba sebagai UP (un- inti yang diikuti dengan kata juga sebagai sur pusat). Pada kalimat (3) kata-kata san- atribut. Sebagai unsur inti atribut verba gat sebagai atribut yang diikuti kata haus kata ditutup dirangkaikan dengan kata

sebagai unsur inti. Begitu juga pada data juga. Begitu juga pada data (6) frasa keper- (2) kata sangat berfungsi sebagai atribut cayaan juga terdiri dari unsur pusat verba. diikuti kata bahagia sebagai unsur pusat.

Dengan demikian, stuktur frasa verba dengan kata kepercayaan sebagai unsur

4. Frasa Verba dengan Struktur Verba pusat verba yang diikuti kata juga sebagai

+ Adverbia (V+Ad.)

atributif. Struktur frasa verba subordi- Struktur frasa verba yang mempunyai natif terdiri dari kata atau frasa V men- unsur pusat verba dan atribut adver- duduki sebagai UP yang diikuti oleh Adv bial ditemukan pada contoh berikut.

sebagai Atr.

a. Sumur Windu berbeda dengan su- Atribut berada di depan verba inti di- mur-sumur seperti biasanya karena namakan atribut depan sedangkan atribut sumur Windu itu bagian bawahn- yang berada di belakang dinamakan ya berbentuk persegí empat, dan atribut belakang. Atribut depan verba ter- terdapat keanehan pada sumur itu diri tiga kelompok, yaitu: (1) verba bantu, karena sumur itu tidak bisa di- (2) modal atau aspek, dan (3) pengingkar. tutup dengan tanah atau dengan Hal ini seperti dijelaskan oleh Alwi (1998: apa saja, meskipun sudah ditutup 158) bahwa frasa verba yang endosentrik juga sumur itu tetap berlubang atributif terdiri dari inti verba dan pewa- dan meskipun ditanami apa`saja tas ( modifier) yang ditempatkan di muka bisa tumbuh dengan subur serta atau di belakang verba inti. Pewatas yang di dalamnya terdapat benda log- ada di depan dinamakan pewatas depan am yang sangat berharga (emas), sedangkan yang ada di belakang dina- kalaupun benda berharga itu telah makan pewatas belakang.

SASTRANESIA Vol. 1, No. 2 2013

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti, bahwa frasa ad- verbial mempunyai struktur sebagai beri- kut.

1. Adverbia mendahului verba dengan struktur: Adverbia + Verba (Adv + V)

2. Adverbial mendahului ajektiva den- gan struktur: Adverbia + Ajektiva (Adv + Aj)

3. Adverbia mengikuti verba dengan struktur: Verba + Adverbia (V + Adv).

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indo- nesia; Pendekatan Proses. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djajasudarma, Fatimah. 2006. Metode Lin- guistik Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Refika Aditama.

Kridalaksana, Harimurti. 1988. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Baha- sa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.

Ramlan, M. 1983. Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono. Soeparno. 2002. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: Tiara Wacana Yog- ya.

Sulistyowati, Heny. 2012. Mengenal Struk- tur Atributif Frasa. Malang: Madani. _______.2014. Sintaksis; Pemahaman Ilmu Kalimat. Yogyakarta: Laskar Pelangi. Verhaar, J.M.W. 1999. Azas-Azas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada Univer- sity Press.

SASTRANESIA Vol. 1, No. 2, 2013

Piala Dunia dan Pilpres 2014: Analisis Wacana Kritis

Siti Maisaroh

Dosen Program Studi PBS Indonesia STKIP PGRI Jombang Email: [email protected]

Penelitian ini mengkaji tentang piala dunia dan pilpres 2014 dengan analisis wacana kritis. Analisis Wacana Kritis atau AWK merupakan sebuah pendekatan untuk menganalisis wacana di mana dua pengertian istilah wacana dalam arti linguistik dan teori kritis itu saling berhubungan. Rumusan masalah dalam penelitian ini ada dua, antara lain, (1) bagaimana struktur kalimat dalam wacana debat piala dunia dan pilpres 2014; (2) bagaimana pengorganisasian wacana dalam wacana debat piala dunia dan pilpres 2014 dengan analisis wacana kritis. AWK merupakan sebuah metode dalam melihat peran sebuah wacana dalam penggunaannya dan pemroduksian kekuasaan dan penghilangan kekuasaan, serta secara khusus mengkaji secara teliti tentang hubungan antara wacana dan struk- tur kekuasaan. Hal-hal yang berkaitan dengan politik dan masyarakat bukan lagi menjadi sebuah sistem yang abstrak dari ketidaksejajaran dan dominasi, tapi mereka nyata ada dalam kehidupan sehari-hari.

PENDAHULUAN

isis yang melihat hal-hal yang meretas ba-

stilah wacana yang digunakan dalam I tas hal-hal yang tidak dilihat oleh analisis

Critical Discourse Analysis (CDA) yang wacana biasa. dikembangkan para ahli linguistik sosial

Analisis Wacana Kritis atau AWK mer- seperti Norman Fairclough, Teun van Dijk, upakan sebuah pendekatan untuk men- dan Ruth Wodak, yang memiliki pemaha- ganalisis wacana di mana dua pengertian man yang berbeda dengan para ahli lin- istilah wacana dalam arti linguistik dan guistik struktural formal. Dalam konteks teori kritis itu saling berhubungan. Istilah ini wacana dimaknai sebagai pernyata- ‘kritis’ di dalam AWK mengacu pada suatu an-pernyataan yang tidak hanya mencer- cara untuk memahami dunia nyata yang di- minkan atau merepresentasikan, melain- gambarkan dari teori kritis. Dalam realitas kan juga mengonstruksi dan membentuk paradigma yang dipahami sebagaisesuatu entitas dan relasi sosial. Pemahaman wa- yang dibangun, dibentuk oleh berbagai cana dalam CDA ini telah mendapat pen- kekuatan sosial. Karena itu, bagaimana garuh dari teori wacana Foucault, sehingga pun seringnya naturalisasi dalam wacana CDA juga berkembang sebagai suatu anal- yang kita temui tiap hari, sebagai perlawa-

SASTRANESIA Vol. 1, No. 2 2013

SASTRANESIA 9 Vol. 1, No. 2, 2013

nan terhadap diskusi kritis terhadapnya, kenyataan disajikan bukan sebagai hasil dari praktek-praktek sosial yang mungkin dipertanyakan, tetapi hanya sebagai “sega- la sesuatu yang ada”.

Naturalisasi mengaburkan fakta bah- wa “segala sesuatu yang ada” tidak bisa di- hindari atau diubah. Kedua hal itu berasal dari tindakan-tindakan tertentu terhadap kepentingan-kepentingan tertentu. The theory of Critical Discourse Analysis actually represents a range of different theories, meth- odologies and definitions. It is also influenced

by a number of research methods and theories (Locke, 2004: 44). Teori AWK sebenarnya menghadirkan berbagai teori, metodologi,

dan definisi. Dia juga dipengaruhi metodolo- gi, dan definisi-definisi yang berbeda-beda.

Dia juga dipengaruhi oleh berbagai met- odologi penelitian dan teori-teori (Locke, 2004: 44). Karena analisis wacana kritis memasukkan berbagai pendekatan terha- dap analisis wacana sosial yang berbe-

da dalam teori, metodologi, dan jenis isu penelitian yang kesemuanya itu cenderung memberikan keunggulan-keunggulan

tertentu (Fairclough & Wodak, 1997; Wodak & Meyer, 2001). Maka, AWK merupa-

kan sebuah kajian terhadap teks, pidato, dan gambar-gambar dalam rangka untuk men- coba mengungkap hubungan antara struktur makna, ideologi dan repre- sentasi.

Tujuan utama dari AWK adalah men- gungkap struktur yang merupakan ketida- kadilan sosial dan ketidaksetaraan. Karena struktur kekuasaan dibentuk oleh ideologi dan karena ideologi merupakan konsep yang penting dalam AWK, maka relevan bagi se- buah kajian untuk mencoba menjelaskan hasil-hasil dari negoisasi dalam struktur kekuasaan. Bersamaan dengan itu, tujuan

dari kajian tersebut adalah untuk menga- nalisa bagaimana hubungan kekuasaan ditampakkan pada tingkatan produksi dan resepsi sebuah pesan verbal maupun lisan. Hubungan ini dikaji melalui wacana yang ada pada konteks sosial di tingkat mikro.

Lebih jauh lagi, analisis wacana kritis (AWK) adalah sebuah upaya atau proses (penguraian) untuk memberi penjelas- an dari sebuah teks (realitas sosial) yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok dominan yang kecenderun- gannya mempunyai tujuan tertentu untuk memperoleh apa yang diinginkan. Artinya, dalam sebuah konteks harus disadari akan adanya kepentingan. Oleh karena itu, anal- isis yang terbentuk nantinya disadari telah dipengaruhi oleh si penulis dari berbagai faktor. Selain itu, harus disadari pula bahwa di balik wacana itu terdapat makna dan citra yang diinginkan serta kepentingan yang sedang diperjuangkan. Sehingga ilmu pengetahuan, dan terutama wacana ilmiah, secara inheren merupakan bagian dari dan dipengaruhi oleh struktur sosial, dan diproduksi dalam interaksi sosial (Van Dijk, 1993).

RUMUSAN MASALAH

1. Berdasarkan pada latar belakang ma- salah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.

2. Bagaimanakah struktur kalimat dalam wacana debat piala dunia dan pilpres 2014?

3. Bagaimanakah pengorganisasian wa- cana dalam wacana debat piala dunia dan pilpres 2014?

LANDASAN TEORI

panggilan keberadaan posisinya yang ser- Terry Locke menjelaskan secara ringkas ingkali secara rahasia. in a nutshell dengan mendeskripsikan poin-

Sebagai sebuah metodologi, AWK di- poin penting yang ada pada sifat-sifat AWK. gambarkan sebagai orientasi ilmiah den- Penekanannya adalah pada kemampuan un- gan potensi untuk mengubah modus op-

tuk mengidentifikasi cara-cara dimana kekua- eran di berbagai metodologi penelitian. saan dilakukan dan dinyatakan dalam bentuk Dalam hal penelitian pendidikan misalnya,

wacana. Poin-poin penting tersebut antara ia memiliki potensi untuk mengungkapkan lain: (1) melihat tatanan sosial yang berlaku cara sebuah kekuasan menyebar melalui secara historis dan karena itu relatif, dan ter- meratanya berbagai wacana di seluruh konstruksi secara sosial dan berubah-ubah; sistem pendidikan, baik di tingkat mikro an- (2) melihat tatanan sosialyang berlaku dan tarindividu di dalam ruang kelas dan tingkat proses sosial seperti dibentuk dan dipertah- makro reformasi besar-besaran. AWK ha- ankan lebih sedikit oleh kehendak individu rus dilihat sebagai intervensi politik dengan dibandingkan dengan besarnya kegunaan agenda transformatif sosialnya sendiri. dari konstruksi tertentu atau versi realitas itu sering disebut sebagai wacana; (3) melihat

1. Tindak Interpretasi

wacana sebagai sesuatu yang diwarnai dan Tentang interpretasi sebuah teks, walau- dihasilkan oleh ideologi (meskipun, ‘ide- pun hanya teks yang sangat pendek, Terry ologi’ sudah terkonseptualisasikan); (4) Locke mengkritisi pendekatan dengan men- melihat kekuasaan dalam masyarakat ti- gacu pada Fairclough yang berpendapat dak begitu banyak seperti yang dikenakan bahwa interpretasi wacana berpusat pada pada subjek individu sebagai efek tak tiga dimensi praktik wacana: (i) manifesta-

terelakkan dari sebuah cara konfigurasi si dalam bentuk linguistik (berupa teks); diskursif tertentu atau pengaturan keis- (ii) penggunaannya dalam praktik sosial

timewaan status dan posisi dari beberapa (politik, ideologi, dan sebagainya) dan; orang atas orang lain; (5) melihat subjek- (iii) dimensi ketiga yang berpusat pada tivitas manusia setidaknya sebagian diba- bagaimana proses teks itu dibuat, didistri- ngun atau ditorehkan oleh wacana, dan busikan dan dikonsumsi. Pandangan yang wacana yang diwujudkan dalam berbagai agaknya berbeda terhadap prinsip-prinsip cara oleh orang-orang dan memberlaku- dasar tersebut antara lain: bahwa ketiga di- kan orang yang sejenis dengan mereka; mensi tersebut tidaklah saling tertutup (6) melihat realitas tekstual dan intertex- (tidak berhubungan dengan sesuatu yang tualitas dimediasi melalui sistem bahasa lain). Dimensi pertama berfokus pada teks verbal dan non-verbal, dan teks sebagai sebagai sesuatu yang dapat dideskripsikan tempat untuk penanaman dan kontestasi dan terpola oleh sesuatu di luar bahasa,

atau pertarungan wacana; dan (7) melihat tetapi meluas kepada sistem tanda yang analisis sistematis dan interpretasi teks berhubungan dengannya. Contohnya ada-

sebagai penyataan cara yang berpotensi di lah sistem penulisan. Dimensi kedua ber- mana wacana mengkonsolidasikan kekua- fokus pada cara teks merefleksikan pola saan dan menjajah subjek manusia melalui praktik sosial cara mengidentifikasi, cara

berpikir, cara tentang menjadi bagian di

10

SASTRANESIA Vol. 1, No. 2 2013

SASTRANESIA 11 Vol. 1, No. 2, 2013

dalam dunia. Dimensi ketiga berfokus pada cara-cara di mana teks bekerja atau berop- erasi di dalam dunia, termasuk bagaimana mereka dibuat, disebarkan, dan dibaca. Hal tersebut juga mengarahkan perhatian ke- pada hubungan antarteks. Hubungan an- tar teks yang dimaksud adalah tentang bagaimana cara-cara teks yang ada mengacu pada teks-teks yang lain oleh sebuah cerita (wacana) yang melekat kepadanya. Selain itu, teks juga bisa mengacu kepada masa yang akan datang dan juga masa lalu. Hal tersebut oleh Terry Locke disebut sebagai ‘tindak intertektualitas’. The concept of in- tertextuality relates to ways in which texts are referenced to other texts by virtue of the stories (or discourses) embedded in them. Moreover, texts can refer forwards as well as backwards (Locke, 2004: 9).

Dari berbagai pandangan terhadap teks dan intertekstualitas, maka ‘tindak AWK’ bersifat antara lain: Analitis, karena adanya sistem yang detail dalam memer- iksa sebuah objek tertentu dengan tujuan untuk menemukan prinsip-prinsip yang mendasarinya. Berorientasi pada wacana, bahwa analisa tersebut berfokus pada penggunaan bahasa atau bahasa dalam penggunaannya (salah satu makna dari kata wacana) serta dengan cara dimana pola makna tersusun secara sosial (mak- na lain dari wacana). Kritis, karena hasil utama dari tindakan analisa tersebut ada- lah memungkinkan pertimbangan adanya efek sosial terhadap makna, di mana seo- rang pembaca atau pengonsumsi teks di- posisikan ke dalam tindak membaca, dan menjadi pembantah dari makna-makna tersebut.

METODE PENELITIAN

Dalam analisa teks tulis, Terry Locke berkonsentrasi pada bagaimana bahasa itu digunakan dan bagaimana pola makna sebagai suatu konstruksi realitas sosial. Hal tersebut sangatlah kritis dikarenakan konsentrasi utama dari tindak analisis akan terpusat pada efek sosial yang po- tensial dari makna dimana pembaca atau pengonsumsi teks diposisikan sebagai seorang yang diberi makna serta seorang yang memberi makna terhadap teks yang ada. Pendekatan yang pertama adalah ber- fokus kepada praktik sosiokultural. Yaitu pertimbangan-pertimbangan terhadap hal-hal di luar teks yang mempengaruhi keberadaan teks tersebut. Kedua, berfokus pada teks yang mengacu pada pendapat Gee (1996) yaitu:

a. Prosodi; adalah irama, stres, dan in- tonasi berbicara. Prosodi mungkin mencerminkan berbagai keadaan pe- nutur atau tuturan: keadaan emosional penutur; bentuk ucapan (pernyataan, pertanyaan, atau perintah); adan- ya ironi atau sarkasme; penekanan, kontras, dan fokus; atau unsur-unsur lain dari bahasa yang mungkin tidak dikodekan oleh tata bahasa atau pili- han kosa kata.

b. Kohesi; adalah bagian dari sesuatu yang merangkaikan teks menjadi satu keseluruhan makna; seperti benang yang mengikat bahasa, dan juga menyatukan makna. Kohesi yang dimaksud antara lain: konjung- si, pronomina, penomoran, kata ker- ja bantu.

c. Pengorganisasian wacana; keter- kaitan di dalam dan di antara kali- mat-kalimat yang ada.

d. Penanda kontektualisasi; mengacu with the ways which the power relations pada penggunaan bahasa dan wa- produced by discourse are maintained and/ cana untuk sinyal aspek yang rele- or challenged through texts and the practic- van dari situasi interaksional atau es which affects their production, reception komunikatif.

and dissemination (p.38). Gagasan Terry

e. Struktur tematis; motif yang ada Locke mengenai AWK, merupakan se- pada struktur wacana.

buah cara pandang baru terhadap AWK itu

Analisa teks lisan berfokus pada per- sendiri. Perbedaan yang paling mencolok cakapan alami dengan menganalisa un- yang dilakukan olehnya adalah perbedaan sur-unsur antara lain: (a) prosodi (variasi pada cara menganalisa dua wacana yang dalam pemilihan nada, keras tidaknya su- berbeda, yakni wacana tulis dan lisan. ara, tempo suara, penekanan serta ritme

Pertama, dalam menganalisa wacana yang ada); (b) para linguistik (jeda, jarak, tulis secara kritis Terry Locke hanya men- pengulangan, efek suara misalnya suara gajukan dua pendekatan umum yaitu anak atau suara dewasa, cekikikan, dan praktik sosiokultural dan focus pada teks tertawa), serta (c) gerakan (gerakan badan yang ada. Gambaran tentang sosio kultural seperti gerakan tangan, gelengan kepala, yang ada berfokus kepada teks itu sendiri. ekspresi wajah, dan perubahan tatapan Yang berarti bahwa melihat kondisi sosio mata).

kultural dalam teks. Berbeda dengan be-

Terry Locke mempertimbangan un- berapa ahli AWK yang lain yang berkon- sur-unsur tersebut di atas dalam analisis sentrasi pada pengaruh dan kekuasaan, wacana lisan secara kritis digunakan dengan utamanya Fairclough yang menyatakan menggunakan pendekatan analisa yang dia- pengaruh sosial dalam membentuk teks dopsi dari Fairclogh (1992) antara lain: (a) dikaji melalui bagaimana teks diproduk- kontrol interaksi, (b) modalitas, (c) kesan- si, didistribusikan dan dikonsumsi. Seba- tunan, (d) ethos, (e) partikel penyambung liknya, Terry Locke hanya terlibat dalam

dan argumentasi, (f) transitifitas dan tema, kondisi sosio kultural yang ada dalam teks (g) arti kata, (i) susunan kata, dan (j) meta- itu sendiri. Karena ia memandang bahwa

phor. AWK melihat tatanan sosial yang berlaku

Terry Locke yang memandang AWK secara historis dan karena itu relatif, dan sebagai sebagai sebuah metode member- terkonstruksi secara sosial dan beru- lakukannya bukan hanya sebagai alat un- bah-ubah; melihat tatanan sosialyang berlaku tuk mengkaji sebuah wacana secara kritis, dan proses sosial seperti dibentuk dan diper- namun juga memandang bahwa analisa tahankan lebih sedikit oleh kehendak individu kritis yang dilakukan terhadap sebuah wa- dibandingkan dengan besarnya kegunaan cana juga merupakan sebuah tindak in- dari konstruksi tertentu atau versi realitas tervensi secara politis yang mempunyai itu-sering disebut sebagai wacana; melihat agenda transformasi sosial. Melakukan wacana sebagai sesuatu yang diwarnai dan di- perubahan terhadap kenyataan yang berlaku hasilkan oleh ideologi (meskipun, ‘ideologi’ su- dalam praktik sosial. Lebih lanjut, dia meng- dah terkonseptualisasikan). gambarkan bahwa AWK merupakan sebuah

Views a prevailing social order as histori- representasi kekuasaan. CDA is concerned cally situated and therefore relative, socially

SASTRANESIA Vol. 1, No. 2 2013 SASTRANESIA Vol. 1, No. 2 2013

Mengenai karakterisktik tentang ‘ideology’ is conceptualized) (Locke, 2004: 1). AWK yang diusung oleh Locke, ada

Lebih jauh lagi, dia menganggap bahwa pandangan yang sedikit berbeda den- pola makna dari sebuah teks sudah ter- gan para ahli AWK sebelumnya. Sebut bentuk secara sosial dari berbagai macam saja Fairclough dan Wodak yang men- realitas yang ada, sehingga wacana mer- gidentifikasi karakteristik AWK menjadi upakan sesuatu yang melekat dan tersebar

8, yakni: (1) memberi perhatian pada ma- dalam teks-teks yang ada (p.54), karenanya salah-masalah sosial; (2) percaya bahwa dalam hubungannya dengan sosiokultural, ken- relasi kekuasaan bersifat diskursif, atau yataan efek sosial yang potensional dari mak- mengada dalam wacana; (3) percaya bah- na yang ada pada teks akan berdampak wa wacana berperan dalam pembentukan kepada pengonsumsi teks. Sedangkan, masyarakat dan budaya; (4) percaya bah- dalam hal kajian terhadap teks, Locke wa wacana berperan dalam membangun menekankan pada bentuk bahasa dalam ideologi; (5) percaya bahwa wacana ber- penggunaannya dengan menggunakan sifat historis; (6) memediasikan hubun- unsur pendekatan yang diajukan oleh Gee gan antara teks dan masyarakat sosial; (6) (1996). Hal tersebut tampaknya agak ber- bersifat interpretatif dan eksplanatif; (7) beda dengan para pendahulunya dalam percaya bahwa wacana merupakan suatu kaitannya mengahadapi wacana. Di mana bentuk aksi sosial. Fairclough mengemukakan tiga pendeka-

Sedangkan Terry Locke mengemuka- tan dalam menganalisis sebuah wacana kan tujuh sifat yang dimiliki AWK, antara secara kritis yaitu: teks, praktik discursive lain: (1) melihat tatanan sosial yang ber- atau praktik wacana (proses produksi, dan laku secara historis dan karena itu relatif, pengonsumsian), dan praktik sosiokultur- dan terkonstruksi secara sosial dan beru- al (tatanan budaya dan sosial).

bah-ubah; (2) melihat tatanan sosial yang

Kedua, dalam menganalisis wacana berlaku dan proses sosial seperti dibentuk lisan secara kritis, Locke melibatkan tiga dan dipertahankan lebih sedikit oleh ke- unsur yang harus dikaji yaitu: bentuk pro- hendak individu dibandingkan dengan be- sodi, bentuk para linguistik, serta bentuk sarnya kegunaan dari konstruksi tertentu penanda gerak. Pendekatan yang ajukan atau versi realitas itu sering disebut se- oleh Locke pada wacana lisan tampakn- bagai wacana; (3) melihat wacana sebagai ya merupakan lompatan baru setelah be- sesuatu yang diwarnai dan dihasilkan oleh berapa para ahli pendahulu AWK tidak ideologi (meskipun, ‘ideologi’ sudah ter- mengkhususkan tentang cara menganalisa konseptualisasikan); (5) melihat kekua- wacana lisan. Ha tersebut merupakan se- saan dalam masyarakat tidak begitu ban- buah kelebihan dalam teori yang diajukan yak seperti yang dikenakan pada subjek

13

SASTRANESIA Vol. 1, No. 2, 2013

14

SASTRANESIA Vol. 1, No. 2 2013

individu sebagai efek tak terelakkan dari sebuah cara konfigurasi diskursif tertentu atau pengaturan keistimewaan status dan

posisi dari beberapa orang atas orang lain.; (6) melihat subjektivitas manusia setidak- nya sebagian dibangun atau ditorehkan oleh wacana, dan wacana yang diwujud- kan dalam berbagai cara oleh orang-orang dan memberlakukan orang yang seje-

nis dengan mereka; (7) melihat reali- tas tekstual dan intertextualitas dime-

diasi melalui sistem bahasa verbal dan non-verbal, dan teks sebagai tempat untuk penanaman dan kontestasi atau pertarun- gan wacana; (8) melihat analisis sistematis dan interpretasi teks sebagai penyata- an cara yang berpotensi di mana wacana mengkonsolidasikan kekuasaan dan men- jajah subjek manusia melalui panggilan keberadaan posisinya yang seringkali se- cara rahasia (P. 1-2).

Perbedaaan yang muncul adalah ten- tang ideologi dalam AWK. Locke melihat wacana sebagai sesuatu yang diwarnai dan dihasilkan oleh ideologi (meskipun, ‘ideologi’ sudah terkonseptualisasikan), sedangkan Fairclough dan Wodak melihat bahwa wacana berperan dalam memban- gun ideologi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari editorial Pilpres dan Piala Dunia yang ditu- lis oleh Rhenald Kasali, situasi yang muncul adalah menegangnya tensi politik yang sedang terjadi di Indonesia. Meskipun secara eksplisit Indonesia tidak disebutkan dalam teks tersebut, tetapi disinggungnya se- buah event besar yaitu Pilpres yang akan dilaksanakan pada tanggal 9 Juli serta pelaksanaan kampanye yang sudah dimulai sejak 4 Juli hingga 5 Juli nanti menyatakan se- cara jelas bahwa masyarakat yang dimaksud

adalah masyarakat Indonesia. Sebagaimana Indonesia dalam pengertian sosio kultural, masyarakatnya masih belum terbiasa den- gan demokrasi sebagaimana yang telah dilakoni oleh Negara-negara maju lainn- ya. Hal tersebut dikarenakan pelaksanaan demokrasi yang sebenarnya barulah be- berapa tahun selepas kekuasaan Soehar- to dengan orde barunya. Kondisi yang de- mikian tentunya membutuhkan perhatian yang lebih, “kita akan disuguhi dua per- tunjukan besar” menjelaskan bagaimana persepsi masyarakat Indonesia terhadap Pilpres.

Sebagaimana pelaksanaan debat Capres yang terlaksana sebelum teks ini muncul. Sangatlah menyita perhatian publik. Uta- manya bagaimana orang-orang yang ter- libat secara langsung dalam agenda besar tersebut. Sebuah pernyataan dalam teks yang juga menjelaskan bagaimana kondisi mental masyarakat dalam menghadapi se- buah kekalahan, tentu saja kekalahan da- lam politik, “kecuali saat menyaksikan mereka yang bermulut besar yang ha- nya mendompleng karena sedang butuh kompensasi mental karena ekspektasin- ya tidak terpenuhi di masa lalu. Jangan lupa selalu ada losers yang butuh panggu- ng.” jelas tersampaikan bagaimana konsep ‘mendompleng’, ‘kompensasi’, ‘ ekspektasi’, ‘losers’, dan juga ‘panggung’ menampakkan bagaimana tabiat dan situasi dimasa lalu ten- tang ketidakberhasilan dan ambisi yang ber- lebihan menjadi tontonan dalam kehidupan masyarakat.

Situasi yang ada selanjutnya adalah tentang bagaimana perjalanan proses demokrasi menuju Pilpres yang melibat- kan dua pasangan antara Prabowo dan Hatta Rajasa dengan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Tampaknya perilaku yang ti-

SASTRANESIA 15 Vol. 1, No. 2, 2013

dak pantas dilakukan dalam memperkuat masing-masing calon masih lazim terjadi dan dimaafkan begitu saja. Sebutlah se-

buah kutipan “Begitu juga ajang pilpres. Melakukan kampanye negatif (negative campaign) katanya masih bisa dibiarkan, tetapi kampanye hitam (black campaign) dilarang. Apa bedanya?”. Tidak hanya sam- pai di situ, kondisi masyarakat yang se- dang memansa juga terlihat dari munculn- ya akun-akun ‘tidak jelas’ yang turut serta mendukung perilaku buruk dalam pelak- sanaan demokrasi. Di sisi lain, masyarakat Indonesia sudah disejajarkan dengan bangsa-bangsa lain dalam hal pemenuhan hiburan pertandingan piala dunia 2014. Hal tersebut menyatakan bahwa dalam perikehidupan keseharian masyarakat Indonesia pada umumnya sudah mulai meningkat pada kebutuhan tersier yaitu hiburan, yang sekaligus menunjukkan ke- beradaan status secara umum.

Variasi dalam pemilihan nada, keras ti- daknya suara, tempo suara, penekanan ser- ta ritme yang ada pada teks Pilpres dan Pia- la Dunia tentunya dapat dilakukan dengan meperdengarkan teks yang ada, atau den- gan kata lain membacanya dengan mem- perhatikan tanda-tanda yang digunakan dalam penulisan teks tersebut. Pada para- graf 1, setidaknya setiap kalimat terbagi oleh satu koma. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa penyampaian teks tersebut dilakukan dengan memberikan tempo kepada pembaca agar bisa mengikuti ide-ide yang tersampaikan pada wacana tersebut. Kata ‘pertama’ pada kalimat kedua yang diikuti oleh koma menunjukkan bahwa pembaca mendapa- tkan tempo untuk berhenti sejenak untuk memahami teks yang ada. selain itu ben- tuk penekanan tentang betapa pentingya hal yang disampaikan juga bisa dicermati

dari tanda koma yang muncul. Perhatikan bahwa pada kalimat ke-3 paragraf 1, koma sebagai bentuk jeda dan penekanan tam- pak pada kata ‘setelah itu’ dan juga ‘pada

9 Juli’. Penulis berkehendak untuk mengin- formasikan betapa pentingnya agenda pada tanggal 9 juli nanti yakni pemilihan presiden. Juga pada ‘setelah itu’ pada para- graf ke-4, ‘bahkan soal pilpres’ pada para-

graf ke-7 menekankan pada pernyataan penulis terhadap pilpres yang akan ber-

langsung. ‘tapi’ yang diikuti ‘menurut saya’, ‘sebab’ dan kata ‘namun’ masih pada para- graf yang sama menampilkan ritme pen- yampaian ide yang ada dalam teks terma- suk juga penekanan pada hal-hal tertentu. Penanda jeda agak panjang pada ‘-orang yang duduk di seberang meja-‘ pada para- graf ke-11 menjelaskan kepada pembaca bagaimana seharusnya menghadapi lawan politik (seberang meja). Bahkan dalam sudut pandang oposisi biner, menunjuk- kan bahwa sikap terhadap lawan politik yang dipunyai oleh masyarakat atau para politisi adalah sebaliknya yaitu pasangan balikan dari memandang sebagai teman adu otak, malainkan sebagai musuh nya- ta yang harus dimusuhi, bukan dijadikan kawan.

Salah satu tanda yang menunjukkan ben- tuk prosodic adalah penekanan. Penekanan pada teks lisan selain dengan menggunakan koma juga bisa diwujudkan dengan mengga- bungkan kata-kata tertentu menjadi sebuah frasa. ‘paling’ pada frasa ‘paling akbar’ paragraf ke-1, ‘hanya’ pada ‘hanya men- dompleng’, pada paragraf ke-6, dan ‘ma- sih’ pada ‘masih dibenarkan’ di paragraf 8 secara langsung memperkuat pandangan penulis terkait hal-hal yang disampaikan.

Penomoran yang diaplikasikan pada teks Pilpres dan Piala Dunia antara lain:

‘pertama’ pada paragaraf ke-1, ‘kedua’ pada plot dari wacana yang sedang dibahas ada- paragraf ke-2 mengisyaratkan bahwa dua lah: hal tersebut adalah merupakan pandan-

a. Sketsa awal: gambaran tentang gan si penulis tentang hal-hal yang sangat

keadaan yang terjadi. ‘Dalam beber- menjadi sorotan utama pada masalah da-

apa hari ke depan, kita akan disuguhi lam wacana yang diangkat. Kata hubung,

dua pertunjukan besar. Pertama, 4 ‘setelah itu’ pada paragraf ke-4, ‘namun’

Juni sampai 5 Juli, kita akan men- pada paragraf ke-7 menyatakan sebuah

yaksikan kampanye capres. Setelah fakta sebagai keselanjutan dan hubungan

itu, pada 9 Juli, kita bersama-sama sebab akibat terhadap topik tertentu yang

menentukan siapa yang bakal men- diangkat penulis. Pada konteks ‘setelah itu’

jadi pemimpin lima tahun ke depan. menunjukkan bagaimana akibat adanya

Kedua, 13 Juni sampai 13 Juli, kita pilpres yang kemudian disikapi pelh para

juga akan menyaksikan pentas olah- politisi. Kata ‘namun’ pada penggalan ‘na-

raga paling akbar di planet ini, Piala mun, kenyataannya…’ merupakan persepsi

Dunia 2014. Sebanyak 32 tim terbaik penulis yang menyatakan relasional antara

dari 32 negara bakal bertanding un- dua hal yang berbeda yaitu bahwa yang

tuk menentukan siapa yang layak menjadi presidenlah pemenang sesung-

disebut sebagai juara dunia.’ guhnya dalam pertarungan pilpres yang

b. Pernyataan tesis secara umum: ‘Lay- ada. Pernyataan sikap penulis tentang

aknya event besar, tim-tim yang akan menang kalah, ditegaskan dengan paragraf

bertanding tentu sudah memper- yang mengikutinya ‘maka, bagi setiap tim,

siapkan diri jauh-jauh hari. Akhirnya kemenangan adalah segala-galanya’, yang

akan tampak siapa yang memper- berarti segala upaya haruslah diusahakan

siapkan internalnya baik-baik, siapa untuk memenangkan pilpres.

yang hanya sibuk mengomentari apa Kata yang sering mucul pada teks terse-

yang dilakukan orang lain …..’ dan but adalah pilpres, piala dunia, kampanye,

“Setelah itu, para aktor politik pun dan pertandingan. Secara jelas, dinaya-

merekrut orang-orang yang pintar takan bagaimana sikap penulis dalam

berdebat.”

mengahdapi situasi yang sedang terjadi di

c. Permasalahan: tentang bagaimana Indonesia, tentang pilpres. Ketiadaan ka-

memenangkan pilpres. ta-kata yang bisa termasuk dalam wacana

d. Solusi pertama: jalan keluar terkait tentang politik seperti adil, jujur, demokra-

cara-cara untuk bersaing secara fair. si, berpikir kritis tidak tampak, maka, kondisi

e. Permasalahan: tentang bagaimana yang sedang terjadi adalah pertarungan dan

bentuk kampanye yang terjadi. persaingan serta bagaimana memenangkan

f. Solusi kedua: jalan keluar terkait pilpres yang melupakan nilai-nilai sportifitas.

bentuk kampanye yang dianggap Pengorganisasian wacana. Strategi re-

melangggar.

torik yang dibangun dalam wacana Pil-

g. Simpulan: pernyataan tentang pres dan Piala Dunia terlihat dari adanya

bagaimana seharusnya sikap poli- kohesi-kohesi yang menyambungkan ka-

tik dalam pilpres 2014 yang disam- limat-kalimat, dan atau paragraf. Susunan

SASTRANESIA Vol. 1, No. 2 2013 SASTRANESIA Vol. 1, No. 2 2013

da titik-titik.

Tema-tema yang tersusun dalam lingk-

Prabowo: terima kasih saudara moderator.

up wacana Pilpres dan Piala Dunia menun-

[intonasi menurun dengan suara serak] (sambil

jukkan motif dari praktek wacana yang berjalan ke tengan panggung debat) sodara Joko

widodo, bapak sering bicara tentang… drone eh..

ada pada wacana tersebut.

tentang eh.. (menggerakkan tangan dari bawah

a. Pilpres dan piala dunia

ke atas memutar di samping) teknologi tinggi

b. Bentuk perilaku dalam persiapan

dan sebagainya, salah satu tentunya kalau kita

dan suksesi dua event besar terse-

bicara.. drone (memadang Joko Widodo den-

but di atas. gan menggerakkan tangan seperti menawar-

kan) dan sebagainya masalah satelit menjadi

c. Black campaign sebagai bentuk pe-

sangat-sangat strategic di dalem ketahanan

langgaran sportifitas sebagaimana

nasional kita. Masalahnya adalah… (memben-

yang seharusnya dihindari pertand-

ahi kacamata) waktu pemerintahan dipimpin

ingan sepak bola.

oleh ibu Megawati Soekarno Putri.. (tangan di

d. Sikap terhadap lawan politik. depan perut) Indonesia menjual…. perusahaan

yang sangat strategic (gerakan tangan seperti

Data Debat Capres 22 Juni 2014 segmen

menawarkan) yaitu indosat…. pada saat … in-

lima sesi saling tanya jawab dan langsung

dosat.. memiliki… dua… posisi… geo stasioner

ditanggapi Capres Prabowo dan Jokowi

di… (menunjuk ke atas) atas… wilayah uda-

mencakup beberapa pembahasan sebagai

ra kita. Saya bertanya, [intonasi naik] (meli-

berikut. hat ke penonton) apabila bapak jadi presiden

(menoleh sedikit ke arah Jokowi) apa langkah

Situasi umum : para debaters (capres)

bapak? Apakah akan membeli kembali atau

berada dalam sebuah ruangan debat yang

bagaimana indosat itu [intonasi menurun] (me-

disiarkan langsung. Para pendukung se-

Dokumen yang terkait

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

OPTIMASI FORMULASI dan UJI EFEKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L) dalam BASIS VANISHING CREAM (Emulgator Asam Stearat, TEA, Tween 80, dan Span 20)

97 464 23

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Diskriminasi Perempuan Muslim dalam Implementasi Civil Right Act 1964 di Amerika Serikat

3 55 15

Kekerasan rumah tangga terhadap anak dalam prespektif islam

7 74 74

Kesesuaian konsep islam dalam praktik kerjasama bagi hasil petani desa Tenggulun Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Jawa Timur

0 86 111