Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Berbantuan Media Audio Visual pada Peserta Didik Kelas 5 SDN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian

  Berikut ini akan dijelaskan mengenai seting dan karakteristik subjek penelitian. Seting dibagi atas seting tempat yang akan membahas lokasi atau tempat dilaksanakannya penelitian, dan seting waktu membahas mengenai penentuan waktu/ jadwal penelitian. Sementara pada karakteristik subjek penelitian akan membahas mengenai kondisi peserta didik kelas 5 sebagai subjek penelitian.

  3.1.1. Seting Tempat Penelitian

  Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Cukil 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2014/2015. Letak sekolah ini berada di lingkungan pedesaan dan dekat dengan perkebunan warga. Sekolah Dasar ini jauh dari kebisingan kendaraan maka sangat mendukung untuk kegiatan pembelajaran. Sarana dan prasarana sedikit memadai karena lokasi SD jauh dari perkotaan. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan hasil dan proses pembelajaran.

  3.1.2. Seting Waktu Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu januari sampai bulan april 2015. Bulan Januari persiapan dengan membuat proposal penelitian, bulan Februari sampai bulan Maret merupakan perencanaan tindakan dalam melakukan penelitian, validitas soal yang dilakaukan seperti menyusun instrumen dan uji validitas soal yang dilakukan di SDN Tegalwaton 01 pada minggu ke-3 bulan Maret. Selanjutnya pada minggu ke-4 bulan Maret sampai minggu ke-2 bulan April peneliti mulai melaksanakan penelitian tindakan kelas siklus I dan siklus II.

  Pelaksanaan tindakan penelitian siklus II mengacu kepada hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I, pelaksanaan kegiatan observasi guru dan observasi

  Selanjutnya pada bulan April minggu ke-3 sampai selesai peneliti mengolah data hasil penelitian, menyusun laporan penelitian. Rincian alokasi waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan PenelitianTindakan Kelas No Pelaksanaan Waktu Penelitian Januari Februari Maret April 2015

  

2015 2015 2015

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

  1 Persiapan

  2 Perencanaan

  3 Penelitian

  4 Pelaporan

3.1.3 Karakteristik Subjek Penelitian

   Subyek penelitian adalah guru kelas 5, peserta didik kelas 5 SDN Cukil

  01, dan peneliti. Guru kelas yang bernama Bapak Lumadi Sabar dengan latar belakang pendidikan yaitu SD, SMP, SPG Salatiga, dan melanjutkan S1 di Universitas Terbuka Semarang. Gelar jabatan yang dimiliki beliau sekarang adalah S.Pd.SD. Beliau megajar sudah 20 tahun, sehingga dalam kinerja sebagai seorang guru beliau cukup berkompeten dalam bidangnya tersebut.

  Subjek yang kedua yaitu peserta didik dengan jumlah peserta didik kelas 5 SDN Cukil 01 sebanyak 22 peserta didik, yang terdiri dari 8 peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik perempuan dengan karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda. Penelitian ini dilakukan di kelas 5 karena hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran IPA masih lumayan rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya nilai hasil belajar mata pelajaran IPA, KKM untuk mata pelajaran

  IPA di SDN Cukil 01 adalah 70. Tetapi pada kenyataanya peserta didik ada yang mendapatkan nilai 50 jauh dari nilai KKM yang ditetapkan oleh pendidik.

  Subjek yang terakhir yaitu peneliti yang bernama Ratna Puspita, mahasiswa semester 8 PGSD FKIP UKSW bertugas sebagai peneliti. Penelitian ini adalah peneliti, guru kelas 5, dan guru sejawat. Dalam penelitian ini yang mengajar bukanlah peneliti melainkan guru kelasnya tetapi peneliti mempunyai tugas sangat penting dalam pembelajaran. Peneliti merancang segala kegiatan pembelajaran dan guru kelas yang mengajarkan, saat proses pembelajaran guru sejawat melakukan observasi kepada guru dan peserta didik.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian

  Pada sub judul jenis dan desain penelitian ini akan diuraikan menjadi dua sub judul yaitu jenis penelitian dan desain penelitian. Jenis penelitian akan membahas mengenai jenis penelitian yang akan peneliti lakukan, sementara desain penelitian lebih kepada model atau rancangan penelitian yang akan dijadikan acuan oleh peneliti di dalam melaksanakan tindakan peneliti.

  3.2.1 Jenis Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas. Hal itu senada dengan pendapat Arikunto (2006: 96) yang menyatakan penelitian tindakan yang baik apabila dilakukan dalam bentuk kolaborasi dimana pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah guru sejawat, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.

  Perencanaan penelitian tindakan kelas disusun dan didiskusikan oleh peneliti bersama guru kolaborator untuk menemukan keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilangsungkan.

  3.2.2 Desain Penelitian

  Rencana desain yang akan digunakkan dalam penelitan ini adalah model PTK dari Kemmis dan Mc. Taggart (Saur tampubolon, 2014:27). Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Bentuk penelitian tersebut bila digambarkan adalah sebagai berikut:

  

Planning

Reflecting Acting

  

Siklus 1

Observing

Replanning

  

Reflecting Siklus 2 Acting

Observing

?

Gambar 3.1. Bagan PTK Model Kemmis dan Mc. Taggart (Saur tampubolon, 2014:155).

  Keterangan:

  a. Perencanaan (Planning) Dalam tahap ini, perencanaan yang dilakukan seperti menelaah materi mata

  pelajaran IPA kelas 5 semester II yang akan dilakukan tindakan penelitian dengan menelaah indikator-indikator pelajaran, persiapan instrument penelitian, persiapan bahan ajar, serta persiapan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan silabus kelas 5 semester II tahun pelajaran 2014/2015.

  b. Pelaksanaan tindakan (Acting) Pelaksanaan penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakkan perangkat pembelajaran mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, hingga kegiatan akhir sesuai dengan RPP.

  c. Pengamatan (Observasing)

  Observasi adalah pengamatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh observer secara silmutan (bersamaan dengan pembelajaran berlangsung).

  d. Refleksi (Reflecting) Refleksi adalah kegiatan mengevaluasi hasil analisis data bersama guru pelaksana yang akan direkomendasikan tentang hasil belajar suatu tindakan yang telah dilakukan demi mencapai keberhasilan penelitian dari seluruh aspek/indikator yang telah ditentukan.

3.3 Prosedur Penelitian

  Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas. Kegiatan diterapkan dalam upaya menumbuhkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran sebagai langkah untuk tercapainya kompetensi dasar yang diharapkan. Tahapan disusun dalam 2 siklus penelitian yaitu siklus I dan siklus II. Siklus I dan siklus II terdiri atas perencanaan, tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Secara garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

  Pada siklus I terdiri dari empat tahap yaitu tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap perencanaan tindakan yaitu dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dilakukan peneliti, mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam indikator, setelah indikator dibuat langkah selanjutnya yaitu menjabarkan indikator menjadi tujuan pembelajaran. Merumuskan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan audio visual. Menyiapkan alat peraga, sarana, dan media pembelajaran (lingkaran kepala bernomor, video, dan bahan-bahan lain), membuat lembar kerja peserta didik untuk diskusi kelompok, membuat lembar observasi guru dan peserta didik dalam pembelajaran, yang terakhir membuat evaluasi beserta kunci jawaban evaluasi.

  Tahap kedua yaitu pelaksanaan tindakan, dalam tahap pelaksanaan tindakan ini akan dilakukan oleh guru pelaksana dan didampingi oleh peneliti. Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari tiga tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Tahap ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Adapun gambaran pelaksanaan pembelajarannya yaitu guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa, mempersiapkan media pembelajaran, memberikan apersepsi tentang tentang tanah, selanjutnya yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, menampilkan sebuah video tentang struktur lapisan tanah, membentuk kelompok dan setiap anggota kelompok diberi lingkaran kepala bernomor untuk dipakai, setiap kelompok diberi lembar kerja untuk didiskusikan bersama kelompoknya, setelah selesai mengerjakan setiap kelompok mempunyai kesempatan untuk mempressentasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain, kelompok yang lain boleh menanggapi, setelah itu peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan dari pembelajaran, guru memberi pekerjaan rumah, peserta didik diminta untuk mengerjakan soal evaluasi dan yang terakhir yaitu guru menutup pelajaran dengan mengucap salam penutup

  Tahap yang ketiga yaitu observasi, dalam tahap ini peneliti melakukan kepada guru dalam pelaksanaan pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas, peneliti mengamatai peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran, mengamati proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual, dan hasil belajar peserta didik melalui evaluasi pembelajaran.

  Tahap terakhir yaitu refleksi, pada tahap ini dijadikan refleksi terhadap hasil- hasil observasi untuk mengkaji atau mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan, jika belum memenuhi indikator, maka kelemahan dan kekurangan akan diperbaiki pada siklus kedua. Kegiatan yang dilakukan pada refleksi antara lain yaitu merekapitulasi hasil tes pada siklus I, membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I, Mendiskusikan dengan guru tentang hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian selanjutnya dalam siklus II.

  Siklus II akan dilaksanakan apabila siklus I belum berhasil. Kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti siklus I, tetapi waktu pelaksanaan akan disesuiakan dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian dengan Kompetensi Dasar yang berbeda pula. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan kekurangan pada siklus I. Setelah itu peneliti mencatat permasalahan dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran berlangsung dan merencanakan perbaikan berdasarkan refleksi siklus I.

3.4 Variabel Penelitian

  Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:2). Dalam penelitian tindakan kelas terdapat 2 variabel yang digunakan yaitu:

3.4.1. Variabel Bebas (X)

  Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011:4). Variabel bebas kedudukannya tidak tergantung oleh variabel yang lain dan mempengaruhi variabel lain. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual. Model NHT merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang menuntut peserta didik untuk bekerjasama dan berkomunikasi antar peserta didik dalam menyelesaikan tugas dari guru, dalam model NHT ini peserta didik akan dibagi dalam kelompok-kelompok kecil dan setiap anggota kelompok diberi nomor berkepala. Setiap kelompok diberi tugas untuk diselesaikan bersama kelompok masing-masing, apabila sudah selesai guru memanggil nomor kepala yang mereka pakai, peserta didik yang dipanggil nomornya berkesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Model NHT dibantu dengan media audio visual, diharapkan dengan bantuan media audio visual peserta didik lebih memahami materi yang diajarkan. Media ini akan digunakan sebelum menjalankan model pembelajaraan kooperatif tipe NHT, terlebih dahulu guru akan menampilkan sebuah video tentang materi yang akan dipelajari.

3.4.2. Variabel Terikat (Y)

  Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:4). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah proses pembelajaran dan hasil belajar IPA. Variabel yang digunakan mengandung arti bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual mempengaruhi proses pembelajaran dan hasil belajar IPA peserta didik kelas 5 SDN Cukil 01. Dalam penelitian ini hasil belajar yang akan diteliti adalah hasil belajar dari aspek kognitif yang meliputi pemahaman materi ajar dalam mengerjakan soal evaluasi. Hasil kognitif ini diperoleh dari skor evaluasi pada akhir pelajaran. Nilai keberhasilan peserta didik dianalisis menurut Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), sehingga dapat diketahui keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran yang dilakukan.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

  Pengumpulan data dapat dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data disertai instrumennya. Teknik pengumpulan data adalah cara yang diambil untuk mengumpulkan data selama proses penelitian. Instrument pengumpulan data akan menjelaskan mengenai alat-alat instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam menghimpun data-data yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini cara pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu:

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data Peneliti melakukan pengumpulan data dengan teknik non tes dan teknik tes.

  Teknik nontes yaitu berupa observasi, sedangkan teknik tes berupa soal evaluasi.

  a. Observasi Untuk mengetahui perkembangan aktivitas belajar peserta didik dilakukan teknik observasi. Observasi bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar aktivitas peserta didik dan kegiatan mengajar guru dalam proses pembelajaran. Menurut Tampubolon (2014:51) mengungkapkan observasi merupakan penilaian pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Tim kolaborator yang terdiri dari 2 orang (guru dan mahasiswa) melakukan penilaian berdasarkan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Penilaian pelaksanaan pembelajaran diberikan dalam bentuk centang atau ceklis pada instrument yang sama.

  b. Tes Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan peserta didik dalam mengerjakan evaluasi. Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

  Tes evaluasi dilaksanakan setiap akhir tindakan pembelajaran pada siklus I maupun siklus II. Pemberian soal tes bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatIf tipe NHT berbantuan media audio visual.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

  Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui hasil belajar IPA di kelas 5 SDN Cukil 01 Tengaran, Semarang setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual adalah: 1)

  Lembar Observasi Kegiatan observasi harus dilaksanakan secara bersamaan dengan proses pembelajaran. Dalam lembar observasi ini berisi hal-hal yang dapat mengukur aktivitas serta keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual. Lembar observasi diisi oleh peneliti dengan memberi tanda checklist (

  √) pada kolom skor sesuai hasil yang diamati peneliti terhadap aktivitas guru dan aktivitas peserta didik. Untuk skala (skala likert) penilaian dan kriteria yang digunakan pada lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Skor 4 guru melaksanakan pembelajaran dengan „Sangat Baik”. Skor 3 guru melaksanakan pembelajaran dengan “Baik”. Skor 2 guru melaksanakan pembelajaran dengan “Cukup”. Skor 1 guru melaksanakan pembelajaran dengan “Kurang”.

  Skala likert biasa digunakan untuk memberikan penilaian terhadap sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:134). Kisi-kisi aktivitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Guru

  Langkah Indikator No.Item Pembelajaran

  Pra Pembelajaran Memeriksa kesiapan ruang, alat dan media

  1 pembelajaran. Memimpin doa.

  2 Mengecek kehadiran (presensi).

  3 Memeriksa kesiapan peserta didik.

  4 Kegiatan Awal Apersepsi sesuai dengan materi ajar

  5 Memotivasi dengan bertanya jawab.

  6 Menyampaikan tujuan yang akan dicapai.

  7 Kegiatan Inti Memperlihatkan sebuah video sebagai

  8 bahan materi. Tanya jawab tentang video.

  9 Menjelaskan materi pembelajaran secara

  10 runtut. Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-

  11 hari. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

  12 NHT berbantuan media audio visual. Membagi kelompok.

  13 Menjelaskan aturan diskusi kelompok.

  14 Membimbing dan memberikan bantuan

  15 selama proses pembelajaran NHT. Meminta untuk mempresentasikan hasil.

  16 Memberikan kesempatan kelompok lain

  17 untuk menanggapi. Memberikan kesimpulan tentang kegiatan

  18 tersebut. Memberikan penghargaan.

  19 Kegiatan Akhir Membuat kesimpulan.

  20 Melakukan refleksi pembelajaran.

  21 Menutup pembelajaran.

  22 Total 22

Tabel 3.3 Kisi- kisi Observasi Aktivitas Peserta Didik

  Langkah Indikator No.item Pembelajaran Pra Pembelajaran Mempersiapkan alat belajar.

  1 Kesiapan dalam menerima materi pelajaran.

  2 Kegiatan Awal Menjawab pertanyaan dari guru.

  3 memperhatikan motivasi dari guru.

  4 Memperhatikan penjelasan tentang tujuan

  5 pembelajaran. Kegiatan Inti Memperhatikan video.

  6 Memperhatikan materi yang dijelakan guru.

  7 Aktif bertanya ketika pembelajaran.

  8 Interaksi dengan guru.

  9 Ketertarikan terhadap materi yang disajikan.

  10 Antusias dalam pembagian kelompok (NHT).

  11 Bekerja sama dalam kelompok

  12 Berpartisipasi dalam kelompok (NHT).

  13 Melakukan diskusi sesuai dengan alokasi

  14 waktu yang ditentukan. Mempresentasikan hasil.

  15 Memberikan tanggapan kepada kelompok

  16 lain. Menyimak dengan seksama pendapat

  17 kelompok lain Kegiatan Akhir Membuat kesimpulan dari pembelajaran

  18 Melakukan refleksi pembelajaran .

  19

  20 Memberikan salam penutup. Total

  20 Untuk menghitung rentang kriteria skor aktivitas guru maupun peserta didik digunakan rumus Sturges (Sugiyono, 2011:36) dengan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

  a) Menghitung Jumlah Kelas Interval

  K = 1 +3,3 log n n merupakan jumlah peserta didik yang dijadikan subjek penelitian.

  b) Menghitung Rentang Data

  R = Skor Maximal

  • – Skor Minimal

  Skor maximal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau peserta didik dengan skala penilaian tertinggi (4), sedangkan skor minimal diperoleh dengan mengalikan jumlah indikator penilaian aktivitas guru atau peserta didik dengan skala penilaian terendah (1).

  • – 34
  • – 47

  • – 60
  • – 74
  • – 88
  • – 31
  • – 43
  • – 55
  • – 67
  • – 80

  Tes Hasil tes yang diperoleh juga digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan yang akan diambil dalam memperbaiki proses pembelajaran. Pemberian tindakan dilakukan melalui dua siklus dan evaluasi di dilakukan di akhir siklus untuk mengetahui kemampuan peserta didik pada setiap siklus. Tes hasil belajar yang diwujudkan dalam butir- butir soal tes formatif berbentuk pilihan ganda pada siklus I dan II masing-masing berjumlah 20 soal. Secara rinci kisi-kisi soal tes formatif siklus I disajikan pada

  Sangat baik 2)

  68

  Baik

  56

  Cukup baik

  44

  Kurang

  32

  Sangat kurang

  20

  Rentang Kriteria

Tabel 3.5 Kriteria Skor Aktivitas Peserta Didik

  Sangat baik

  75

  Baik

  61

  Cukup baik

  48

  Kurang

  35

  Sangat kurang

  22

  

Tabel 3. 4

Kriteran Skor Aktivitas Guru

Rentang Kriteria

  Berdasarkan langkah-langkah perhitungan tersebut dapat diketahui kriteria skor aktivitas guru dan aktivitas peserta didik sebagai berikut:

  P =

  c) Menghitung Panjang Kelas

  Rentang ∑ Kelas Interval

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Soal Evaluasi Siklus I Kelas 5 SDN Cukil 01 Tengaran

  

Semarang

  Standar Kompetensi

  Kompetensi Dasar

  Indikator Teknik Penilaian

  Bentuk Instrume n

  Item soal

  7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.

   7.2 Mengidentif ikasi jenis- jenis tanah.

  1) Menyebutkan susunan tanah.

  2) Membuktikan bahan-bahan penyusun tanah. 3)Menyebutkan jenis-jenis tanah.

  4)Mengidentifik asijenis-jenis tanah.

  Teknik tes: Pilihan ganda

  Piliha ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10, 11,12, 13,14, 15,16, 17,18, 19, 20.

  Pada soal tes formatif siklus I terdapat 4 indikator dan diwujudkan ke dalam 20 soal yang tersebar merata. Hal ini juga serupa dengan siklus II yang memiliki 4 indikator dan diwujudkan ke dalam 20 soal yang memiliki komposisi jumlah soal berbeda. Secara rinci kisi-kisi soal tes formatif siklus II disajikan pada

tabel 3.7 sebagai berikut:Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrument Soal Evaluasi Siklus II Kelas 5 SDN Cukil 01 Tengaran

  Piliha ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10, 11,12, 13,14, 15,16, 17,18, 19,20.

  ×

  ∑ SM = jumlah skor maksimal ∑ S ∑ SM

  S = jumlah skor

  ∑

  Keterangan: x = nilai tes evaluasi hasil belajar

  x =

  Pada setiap jawaban bentuk tes pilihan ganda, setiap jawaban yang benar diberi skor satu atau bergantung pada keinginan guru namun pada umumnya diberi skor satu (Sudjana, 2011:54). Pada penelitian ini yang dilakukan di kelas 5 SDN Cukil 01 setiap item soal pada tes evaluasi hasil belajar IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual diberi skor satu dan perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar IPA berpedoman pada perhitungan rumus sebagai berikut:

  Teknik tes: Pilihan ganda

  

Semarang

  1) Menyebutkan lapisan bumi. 2) Mendeskripsikan lapisan-lapisan bumi. 3) Menyebutkan lapisan atmosfer. 4) Mengurutkan lapisan atmosfer.

  7.3 Mendesk ripsikan struktur bumi

  Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungann ya dengan penggunaan sumber daya alam.

  Item Soal 7.

  Penilaia n Bentuk Instrume n

  Kompete nsi Dasar Indikator Teknik

  Standar Kompetensi

  100 Sekolah menetapkan KKM sebesar 70, sehingga dari perbandingan antara nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa peserta didik yang sudah tuntas belajar atau belum tuntas. Kriteria ketuntasan belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel 3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kriteria Ketuntasan Belajar

  Rentang Kriteria x < 70 Tidak tuntas atau belum memenuhi KKM Tuntas atau Memenuhi KKM x ≥ 70

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

  Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu peneliti melakukan uji instrumen soal. Instrumen soal yang akan digunakan sebelumnya harus diuji validitasnya, dan reliabilitas.

3.6.1 Uji validitas

  Validitas menurut Arikunto (2006:168) adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

  Uji validitas instrumen soal digunakan untuk mengetahui validitas soal yang nantinya akan digunakan sebagai tes individual setelah proses pembelajaran berlangsung. Pada uji validitas ini menggunakan nilai r Poduct Moment dengan jumlah peserta didik (N) 25 maka taraf signifikan 5% adalah 0,396 (Sugiyono, 2011:373).

Tabel 3.9 Taraf Signifikan Validitas

  N Taraf Signifikan 5% 23 0,413 24 0,404 25 0,396 26 0,388 27 0,381

  Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Uji validitas ini menggunakan uji korelasi antar skor (nilai) tiap-tiap item atau pertanyaan dengan nilai total tes. Bila korelasinya rendah berarti pertanyaan ini tidak bergayut atau harus didrop. Koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Teknik korelasi yang dipakai adalah

  

Corrected Item-Total Correlation dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20.

  Menurut Arikunto (2012:89) interprestasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: Antara 0,800 sampai dengan 1,00 : sangat baik Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 : sangat rendah Instrumen tes berupa butir soal pada siklus I dan II yang akan diberikan pada peserta didik kelas 5 SD Negeri Cukil 01 sebelumnya telah diuji cobakan pada peserta didik kelas 6 SD Negeri Tegalwaton 01 tanggal 20 Maret 2015 sampai selesai. Dari 25 peserta didik kelas 6 SDN Tegalwaton didapatkan hasil yang berupa skor dari pekerjaan peserta didik, kemudian dilakukan perhitungan uji validitas instrument hasil dengan bantuan SPSS versi 20. Pada siklus 1 dengan 35 butir soal pilihan ganda, setelah dilakukan uji validitas diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 23 soal dan yang tidak valid sebanyak 12 soal. Karena telah mencukupi kebutuhan soal yang akan digunakan dalam siklus I yaitu 20 soal, maka 3 butir soal yang valid dan 12 butir soal yang tidak valid dibuang. Secara rinci hasil analisis validitas uji instrumen tes hasil belajar siklus I disajikan pada tabel 3.10 sebagai berikut:

  

Tabel. 3.10

Hasil Analisis Validitas Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I

  Bentuk soal Nomor soal sebelum validitas Butir soal valid Soal tidak valid

  Pilihan ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,11, 12,13, 14, 15,16, 17, 18, 19, 20,21, 22, 23, 24, 25,26, 27, 28, 29, 30,31, 32, 33, 34, 35.

  1, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 13, 14, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 30, 31, 33, 34.

  2, 4, 8, 11, 12, 15, 17, 19, 26, 29, 32, 35.

  Pada siklus II dengan 35 butir soal pilihan ganda, setelah dilakukan uji validitas diperoleh hasil butir soal yang valid sebanyak 25 soal dan yang tidak valid sebanyak 10 soal. Karena Secara rinci hasil analisis validitas uji instrumen tes hasil belajar siklus II disajikan pada Tabel. 3.11 sebagai berikut:

  

Tabel. 3.11

Hasil Analisis Validitas Uji Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II

  BBentuk Soal Nomor soal sebelum validitas Butir soal valid Soal tidak valid

  Pilihan ganda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,21, 22, 23, 24, 25,26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35.

  1, 2, 3, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 24, 25, 26, 28, 29, 30,32, 33, 34, 35.

  5, 7, 9, 13, 14,19, 22, 23, 27, 31.

3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen

  Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang akan dinilainya. Istrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011:348). Uji reliabilitas dilakukan dengan bantuan SPSS statistic versi 20 pengukuran uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunaka Croncbrach Alpha. Wardani (2012:346) mengatakan bahwa semakin tinggi reliabilitas suatu tes (hasilnya mendekati satu) maka semakin tinggi pula keajegan atau ketepatan instrument yang digunakan tersebut. Keajegan instrument dapat diketahui dengan menentukan koefisien alpha (α). Pengukuran koefisien reliabilitas instrument dalam penelitian ini sebagai berikut:

  : tidak dapat diterima α ≤ 0,7 0,7 < α < 0,8 : dapat diterima 0,8 < α ≤ 0,9 : reliabilitas tinggi

  : reliabitas memuaskan α ˃ 0,9 Hasil uji reliabilitas instrumen yang akan digunakan sebagai instrumen evaluasi pada akhir siklus 1 dapat dilihat pada tabel 3.12 sebagai berikut:

Tabel 3.12 Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus I

  Cronbach's Alpha N of Items

  .886

  20 Berdasarkan tabel 3.12 uji reliabilitas instrumen dengan SPSS versi 20 yang digunakan untuk evaluasi siklus I dapat diketahui bahwa reliabilitasnya 0,886 sehingga termasuk dalam kriteria reliabilitas tinggi.

  

Tabel. 3.13

Hasil Reliabilitas Instrumen Siklus II

Reliability Statistics

  17

  24

  15

  9

  6

  25

  16

  10

  7

  27

  13

  7

  8

  28

  18

  14

  9

  33

  19

  16

  10

  34

  5

  14

  Cronbach's Alpha N of Items

  18

  .892

  20 Berdasarkan Tabel 3.13 uji reliabilitas instrumen dengan SPSS versi 20 yang digunakan untuk evaluasi siklus II dapat diketahui bahwa reliabilitasnya 0,892 sehingga termasuk dalam kriteria reliabilitas tinggi.

  Hasil uji validitas instrument uji coba siklus I didapati 23 instrumen valid, akan tetapi penelitian hanya mengambil 20 instrumen yang valid dengan nomor 1, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 13, 14, 16, 18, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 33, dan 34. Selain itu untuk instrumen uji coba siklus II yang di nyatakan valid ada 25 instrumen, akan tetapi peneliti hanya mengambil 20 instrumen yang valid dengan nomor 1, 2, 3, 8, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 21, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 32, 33, dan 35. Instrumen uji coba siklus I dan instrumen siklus I mengalami beberapa perubahan nomor, begitu pula dengan instrumen siklus II .

Tabel 3.14 Perubahan Nomor dari Instrumen Uji Coba Siklus I ke Instrumen Siklus I

  Nomor Instrumen Uji Coba Siklus I

  Nomor Instrumen Siklus I

  Nomor Instrumen Uji Coba Siklus I

  Nomor Instrumen Siklus I

  1

  1

  11

  23

  3

  2

  21

  12

  5

  3

  22

  13

  6

  4

  20

Tabel 3.15 Perubahan Nomor dari Instrumen Uji Coba Siklus II ke Instrumen Siklus II

  18

  29

  16

  12

  7

  30

  17

  15

  8

  32

  16

  11

  9

  33

  19

  18

  10

  35

  20 Pada penelitian ini, dilakukan pengujian tingkat kesukaran instrumen pada instrumen-instrumen siklus I dan siklus II. Untuk uji taraf kesukaran akan diuraikan sebgai berikut:

  Menurut Sudjana (2010:135) menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Untuk menentukan indeks kesukaran digunkan rumus sebagai berikut: Keterangan: I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = banyaknya peserta didik yang menjawab benar setiap butir soal N = jumlah peserta didik

  Berikut ini adalah indeks tingkat kesukaran soal yang terdapat dalam Tampubolon (2014:54) sebagai berikut:

  I = N B

  6

  15

  Nomor Instrumen Uji Coba Siklus II

  24

  Nomor Instrumen Siklus II

  Nomor Instrumen Uji Coba Siklus II

  Nomor Instrumen Siklus II

  1

  1

  21

  11

  2

  2

  12

  28

  3

  3

  25

  13

  8

  4

  26

  14

  10

  5

3.7. Uji Taraf Kesukaran

  • – 0,30
  • – 0,70
  • – 1,00

  • – 0,30
  • – 0,70
  • – 1,00
  • – 0,30
  • – 0,70
  • – 1,00

  Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Sedangkan untuk data

  20

  4 Total

  35

  Mudah 2, 16, 32, dan

  13 3 0,71

  Sedang 1, 8, 10, 11, 12, 15, 18, 24, 25, 26, 29, 30, dan 33

  3 2 0,31

  Sukar 3, 21, dan 28

  No. Interval Nilai Kriteria Nomor Item Jumlah 1 0,00

  

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus II

  20 Tabel 3.18

  3 Total

  Mudah 1, 14, dan 16

  14 3 0,71

  Sedang 3, 5, 6, 7, 9, 10, 18, 21, 22, 23, 25, 27, 28, dan 33

  Sukar 13, 24, dan 34 3 2 0,31

  No. Interval Nilai Kriteria Nomor Item Jumlah 1 0,00

Tabel 3.17 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I

  Mudah Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas instrumen dan hasil uji tingkat kesukaran instrumen tes dapat dilihat perhitungan selengkapnya pada lampiran.

  Sedang 0,71

  Sukar 0,31

  0,00

  Interval Nilai Kriteria

Tabel 3.16 Indeks Tingkat Kesukaran Soal

3.8 Analisis Data

  observasi dan refleksi dari tiap

  • –tiap siklus. Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut: 1) Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar IPA peserta didik secara klasikal dan rata-rata nilai peserta didik. Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual, ketuntasan klasikal, dan nilai rata-rata peserta didik dengan rumus sebagai berikut:

  ∑ S x = × 100

  ∑ SM

  Keterangan: X = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA

  = jumlah skor ∑ S ∑ SM = jumlah skor maksimum KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah sebesar 70, sehingga berdasarkan perbandingan nilai KKM dan tes evaluasi hasil belajar IPA dapat diketahui bahwa peserta didik telah tuntas atau belum tuntas dalam pembelajaran IPA.

  Sementara untuk mengukur nilai rata-rata peserta didik digunakan rumus sebagai berikut:

  ∑x

  X =

  N

  Keterangan: X = nilai rata-rata

  ∑x

  = jumlah nilai yang diperoleh N = jumlah peserta didik

  Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal adalah sebagai berikut:

  NS KB = x 100%

  N

  Ket : KB = ketuntasan belajar NS = jumlh peserta didik yang tuntas di atas KKM N = jumlah peserta didik

  Ada 5 kriteria ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal, berdasarkan nilai persentase yang diperoleh melalui kriteria ketuntasan belajar secara klasikal dapat dilihat pada tabel 3.19 sebagai berikut:

Tabel 3.19 Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal

  Rentang Kriteria

  81 Sangat Baik

  • – 100

  61 Baik

  • – 80

  41 Cukup Baik

  • – 60

  21 Kurang Baik

  • – 40

  Sangat Tidak Baik

  • – 20

  (Sumber: Saur Tampubolon 2014)

  2) Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif. Analisis hasil observasi aktivitas guru dan peserta didik dilakukan dengan menghitung persentase jumlah pencapaian skor minimal secara klasikal. Rumus persentase hasil observasi guru dan peserta didik adalah sebagai berikut:

  skor yang diperoleh persentase = x 100% skor maksimum

  Kriteria hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual dibagi menjadi beberapa kriteria. Kriteria hasil observasi secara klasikal dapat dilihat pada tabel 3.20 sebagai berikut:

Tabel 3.20 Kriteria Hasil Observasi Klasikal

  Rentang Kriteria

  81 Sangat Baik

  • – 100

  61 Baik

  • – 80

  41 Cukup Baik

  • – 60

  21 Kurang Baik

  • – 40

  Sangat Tidak Baik

  • – 20

  (Sumber: Saur Tampubolon 2014)

3.9. Indikator Keberhasilan

  Tolak ukur keberhasilan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual pada pelajaran IPA meliputi indikator proses dan hasil. Indikator proses dan hasil akan dijabarkan sebagai berikut:

  3.9.1. Indikator Proses

  Indikator proses pada penelitian ini berkaitan dengan keberhasilan dari proses pembelajaran yang dilakukan guru maupun peserta didik melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual. Pada penelitian ini aktivitas guru dan peserta didik dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara signifikan minimal 10 skor. Dilihat dari kriteria skor aktivitas guru dan kriteria skor aktivitas peserta didik rentang kriteria skor guru sebesar 12 dan skor aktivitas peserta didik sebesar 11.

  3.9.2. Indikator Hasil

  Indikator hasil adalah hasil belajar IPA, melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual dikatakan dapat meningkatkan hasil belajar IPA apabila peserta didik kelas 5 SDN Cukil 01 secara signifikan mengalami ketuntasan belajar individual dengan nilai hasil belajar IPA ≥ 70 dan mengalami ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai sebesar ≥ 85% dari 22 peserta didik dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaraan kooperatif tipe NHT berbantuan media audio visual.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Bergas Kidul 01 Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Semes

0 0 72

Kesehatan Spiritual Lanjut Usia Di Getasan Dan Panti Wredha Salib Putih Salatiga Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesehatan Spiritual Lanjut Usia di Getasan dan Panti Wredha Salib Putih Salatiga

1 1 40

Kesehatan Spiritual dan Kesiapan Lansia dalam Menghadapi Kematian Tugas Akhir - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kesehatan Spiritual dan Kesiapan Lansia dalam Menghadapi Kematian

0 1 57

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD N Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Sema

0 0 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD N Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten

0 0 23

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD N Plumutan Kecamatan Bancak Kabupa

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD N Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Semester II Tah

0 0 14

EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SD N PLUMUTAN KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJAR 20142015 SKRIPSI

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD N Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Semester II Tah

0 0 71

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Berbantuan Media Audio Visual pada Peserta Didik Kelas 5 SDN

0 0 24