PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN FI
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN
FIBER OPTIK UNTUK SISTEM MONITORING DAN
PENGENDALIAN BAS (Building Automation System)
Rahayu Kartika Dewi
Email: rkdewipane@gmail.com
Universitas Mercubuana, Fakultas Teknik Elektro
Dosen: Dr. Ir. Iwan Krisnadi., MBA
ABSTRAK
Sistem otomatis suatu gedung diharapkan saat ini tidak hanya untuk pengontrolan yang berhubungan
dengan peralatan tetapi juga dilengkapi sistem monitoring berbasis web yang dapat memantau
operasional peralatan dan kondisi banyak ruangan pada suatu gedung secara otomatis dan dapat
menampilkan data real sehingga menghasilkan informasi bagi pengguna interface yang bisa diakses di
manapun dan kapanpun.. Perancangan dan Implementasi jaringan Fiber Optik untuk system monitoring
dan pengendalian BAS (Building Automation System). Pada sistem jaringan BAS media transmisi yang
digunakan adalah Fiber Optic, pemilihan fiber optic ini dimana diketahui bahwa kabel fiber optik dapat
menampung banyak bandwidth. Jaringan akses tembaga yang digunakan selama ini dinilai masih belum
bisa untuk menampung bandwidth yang besar. Apalagi untuk saat ini gedung-gedung bertingkat banyak
menggunakan kabel fiber optic sebagai media transmisi untuk perangkat elektronik AHU (Air Handling
Unit). BAS ini sangat penting perannya pada gedung bertingkat. BAS diintegrasikan dengan perangkat
elektronik untuk monitoring dan pengendalian terpusat. Monitoring ini mencakup untuk mengatur dan
mengendalian perangkat elektronik secara automatis dan pemberi sinyal jika ada salah satu perangkat ada
yang bermasalah, maka BAS akan memberi sinyal pemberitahuan pada monitor PC di ruang monitor.
Analisa Quality of Service (QoS) perlu dilakukan untuk melihat bagaimana pelayanan dan kemampuan
Jaringan dalam pengiriman data, sehingga untuk kedepannya bisa menunjang penambahan layananlayanan yang mendukung sistem berbasis Information Communication Technology (ICT).
Kata kunci : BAS, Bandwidth, Fiber Optic
tantangan baru bagi kita, bagaimana melakukan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
pengontrolan
dan
memonitor
peralatan
mekanikal dan elektrikal yang ada pada gedung
Latar Belakang
tersebut secara cepat, tepat, efisien, dan
Seiring
dengan
semakin
pesatnya
pembangunan gedung-gedung, maka kebutuhan
berkelanjutan dengan manajemen energi yang
baik.
penggunaan energi juga terus meningkat. Hal
ini dimungkinkan karena penggunaan peralatan
mekanikal dan elektrikal pada gedung yang
jumlahnya banyak dan memerlukan energi yang
Seiring dengan kemajuan teknologi,
munculah ide untuk memberikan solusi atas
permasalahan tersebut, salah satunya adalah
penggunaan sistem automatik gedung atau
besar. Namun kita ketahui bahwa persediaan
sering disebut Building Automation System
energi yang ada jumlahnya terbatas, kemudian
(BAS). BAS adalah suatu sistem pengendalian
dalam pengendalian dan pemantauan peralatan-
dan pemantauan yang terpusat dari seluruh
peralatan pada gedung tersebut dibutuhkan
peralatan
suatu mekanisme pengaturan yang dapat mudah
terdapat di suatu gedung.
mekanikal
dan
elektrikal
yang
dilakukan oleh operator. Sehingga muncul
1
BAS
dalam
suatu
gedung
ini
Building Automation System (BAS)
merupakan suatu sistem yang dapat mengatur
adalah sebuah pemrograman, komputerisasi,
penggunaan energi sesuai atau sebatas yang
intelijen network dari perlatan elektronik yang
dibutuhkan tanpa mengurangi fungsi peralatan
memonitor dan memantau sistem mekanis dan
yang dipakai dan meningkatkan kemampuan
sistem penerangan dalam sebuah gedung.
melakukan manajemen energi suatu gedung. Di
Building Automation System mengoptimasi
dalam suatu gedung, pada umumnya terdapat
start-up
banyak peralatan mekanikal dan elektrikal
elektronik. BAS menambah dalam jumlah besar
seperti pada AHU (Air Handling Unit), CCTV,
interaksi dari mekanikal subsistem dalam
Acces Card, Door Contact serta perangkat
gedung, meningkatkan kenyamanan pemilik,
lainya.
minimasi
Tidak hanya itu, penggunaan BAS
akan meningkatkan keamanan dan kenyaman
bagi penghuni gedung. Dengan digunakannya
sistem BAS, diharapkan gedung-gedung akan
bekerja secara optimal dan ramah lingkungan.
Namun kebutuhan bandwith untuk memenuhi
kebutuhan tersebut juga perlu diperhatikan.
Gigabit
(GPON)
Passive
merupakan
Optical
salah
satu
Network
teknologi
jaringan kabel optik pasif. Teknologi ini
menghasilkan kapasitas bandwidth yang lebih
besar, akses yang lebih cepat, dan mendukung
aplikasi triple play (melayani layanan berupa
dan
perfomansi
energy
yang
dari
peralatan
digunakan,
dan
menyediakan off-site control gedung.
BAS
juga
biasa
disebut
sebagai
Energy Management and Control System
(EMCS).
BAS
dalam
suatu
gedung
ini
merupakan suatu sistem yang dapat mengatur
penggunaan energi sesuai atau sebatas yang
dibutuhkan tanpa mengurangi fungsi peralatan
yang dipakai dan meningkatkan kemampuan
melakukan manajemen energi suatu gedung.
2.1.1. Bagian-bagian Building Automation
Sistem (BAS)
Building Automation System (BAS) terdiri
dari beberapa bagian utama, yaitu :
suara, data, dan video). GPON adalah salah satu
teknologi akses dengan menggunakan fiber
optik
sebagai
media
transport.
Melihat
perkembangan dan permintaan layanan internet
yang
terus
meningkat,
maka
penulis
berkeinginan untuk melakukan perancangan dan
implementasi jaringan fiber optic untuk sistem
monitoring dan pengendalian BAS.
BAB II
TEORI PENUNJANG
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai
gambaran umum BAS, AHU, CCTV, Acces
Card, GPON, dan Fiber Optik.
2.1
BAS (Building Automation System)
1) Intelligent Controller
Intelligent
sebuah
Controller
controller
digital
adalah
untuk
mengontrol unit individual. Controller
ini secara otomatis mengontrol system
operasi, system operasi akan tetap
terjaga bahkan jika bagian lain dari
sistem operasi berhenti. Controller
menyediakan
Center
Unit
komunikasi
lewat
UIC
dengan
(Unit
Integrated Controller).
2) SCS (System CoreServer)
2
SCS (System Core Server ) adalah
UPS adalah suatu alat yang
sebuah kontroler yang terintegrasi
berfungsi sebagai buffer antara power
dengan
Digital
suplai dengan peralatan elektronik
Controller ) dan RS (Remote Station ).
yang kita gunakan seperti komputer,
SCS
printer , modem dan sebagainya.
DDC
(Direct
mengumpulkan
data
atau
berbagai informasi manajemen yang
Uninteruptible
dikumpulkan oleh DDC atau remote
merupakan
unit seperti mengenai data point
listrik
ON/OFF,
point.Ssaat
diperlukan sekaligus dijadikan sebagai
peralatan beroperasi semuanya akan
benteng dari kegagalan daya serta
direkam dan disimpan pada SCS.
kerusakan sistem danhardware.
status
data
3) MIS (Management
Power
sistem
yang
Supply
Penyedia
sangat
daya
penting
dan
6) PCKlien
IntegrationServer)
PC Klien adalah seperangkat
MIS merupakan interface antara
DDC dengan PC klien, komponen ini
merubah bahasa program dari PC
operator menjadi digital. Sebaliknya,
komponen ini juga menerjemahkan
keadaan yang ada pada kondisi aktual
yang diinformasikan oleh DDC ke PC
klien sehingga dapat terbaca pada
operator.
Data
utama
yang
dikumpulkan didalam SCS disimpan
PC
(personal
computer )
yang
ditempatkan pada ruang kendali pusat
untuk
mensupervisi
keseluruhan
bangunan. PC Klien ini disediakan
untuk melakukan:
Mensupervisi ON/OFF, status, trip
dan pengukuran data yanglain.
Memasukan Perintah (Command)
Network Alarm Management
PC
sebagai data BAS, kemudian data
Klien
mengendalikan
MIS.
seluruh point-point dan menyimpan
Sebagai tambahan terhadap proses
informasi untuk dievaluasi. Setelah
informasi,
laporan
dilakukan analisa terhadap keadaan
harian/bulanan/tahunan dikumpulkan
atau kondisi peralatan/lingkungan, PC
dan
akan mengirimkan informasi balik ke
tersebut
ditransmisikan
data
disimpan
untuk
pada
ke
hardisk
lalu
diproses untuk informasi manajemen
(point informasi, program, dll) pada
peralatan kontrol lokal.
7) Sensor
MIS menggunakan perangkat lunak
dari klien PC.
komunikasi
suatu
untuk mendeteksi suatu besaran fisis
sebagai
antara
Controller dan PC
5) UPS
merupakan
perangkat elektronik yang berfungsi
4) HUB
Berfungsi
Sensor
connector
Controller
ke
untuk diolah datanya menjadi suatu
besaran
listrik.
Sensor
dapat
diterapkan pada berbagai peralatan
misalnya
alarm,
pengukuran,
pengendalian dan lain sebagainya
3
Sensor yang digunakan pada sistem
yang dalam pengertiannya bahwa sebuah CCTV
BAS ini antara lain:
sistem bersifat tertutup dari lingkungan umum,
atau kata lain yang dapat mengakses CCTV
a. PressureTransmitter
sistem tersebut adalah hanya bagian atau orang
b. Room Temperature
c. Pipe InsertionSensor
2.1.2.
tertentu saja.
FungsiBuilding Automation System
Building
automation
memungkinkan
system
pengelola
gedung
untuk mengatur jadwal operasi untuk
peralatan
dan
sistem pencahayaan
sehingga penghematan energi dapat
direalisasikan
saat
bangunan
atau
ruang di bangunan tidak dihuni.
2.3 Kabel Serat Optik
Meningkatkan sistem keamanan bagi
pemilik bangunan dan property merupakan
salah satu cara meningkatkan keamanan bisnis
bagi para pelaku usaha. Keamanan gedung baik
di dalam ataupun di luar ruangan menjadi
sangat penting bagi kelangsungan sebuah bisnis.
Sistem keamanan Access Control akan sangat
2.1.3. Cara Kerja Building Automation
membantu
meminimalisir
sebuah
masalah
sistem keamanan dalam gedung/ruangan dari
System
Building
automation
system
mengendalikan peralatan pemanas, ventilasi dan
kemungkinan adanya orang lain yang masuk
tanpa seizin pemilik bangunan atau property.
penyejuk udara. Hal ini pada gilirannya
mengendalikan
penjadwalan
peralatan
dan
2.4 Kabel Serat Optik
Serat optik adalah saluran transmisi atau
mempertahankan suhu bangunan, kelembaban,
tekanan
dan
penggunaan
energi.
Karena
bangunan menjadi lebih dan lebih cerdas.
sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik
yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai
rambut,
2.2 AHU (Air Handling Unit)
dan
dapat
digunakan
untuk
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu
Air Handling Unit merupakan bagian
penting dalam system pendingin terpusat
tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang
digunakan biasanya adalah laser atau LED.
sebagai alat penghantar udara yang telah
dikondisikan dari sumber dingin ataupun panas
BAB III
ke ruang yang akan dikondisikan. AHU adalah
PERANCANGAN SISTEM
komponen penukar kalor dimana air dingin
Pada bab ini berisi langkah penelitian
hasil
pendinginan
oleh
evaporator
disirkulasikan ke coil yang ada pada AHU,
yang dilakukan, dan berisi data-data yang
penulis dapatkan dari tempat penelitian.
kemudian udara dinginnya di sirkulasikan oleh
blower dan di distribusikan ke ruangan
melalui ducting.
2.3
3.1
Manfaat Sistem Monitoring Jarak
Jauh
CCTV (Closes Circuit TeleVision )
CCTV merupakan kepanjangan dari
Ketika sistem monitoring lemah maka
Closed Circuit Television. Yang di artikan
akan terjadi pemborosan waktu, un-effisiensi,
secara harafia adalah jalur televisi tertutup,
lack-of target, trouble of machines yang
merupakan kerugian besar dalam hal biaya
4
maintenance,
operasional.
Berikut
beberapa manfaat dari pemilihan
adalah
informasi manajemen yang dikumpulkan DDC
sistem
seperti mengenai data point ON/OFF, status
monitoring jarak jauh sebagai berikut:
data point, waktu operasi peralatan semuanya
direkam dan disimpan pada SCS.Antara DDC
melakukan tindakan koreksi pada saat
dengan PC klien terdapat sebuah interface yang
terjadi kesalahan dengan memberikan
bernama
sinyal ke stasiun pegendali
Server ),
memberikan effisiensi waktu kepada
program dari PC operator menjadi digital.
team untuk memonitoring situasi dan
Sebaliknya, komponen ini juga menerjemahkan
melakukan
untuk
keadaan yang ada pada kondisi aktual yang
perbaikan semua gejala abnormal dari
diinformasikan oleh DDC ke PC klien sehingga
kejadian mesin.
dapat terbaca pada operator.
banyak
memberikan team
tugas
cara monitoring
peralatan secara lebih efektif.
3.2
MIS
(Management
komponen
Data
ini
utama
Integration
merubah
yang
bahasa
dikumpulkan
didalam SCS disimpan sebagai data BAS,
Proses Perangkat Elektronik Pada
kemudian data tersebut ditransmisikan ke MIS.
Sebagai tambahan terhadap proses informasi,
BAS
data untuk laporan harian, bulanan, tahunan
BAS terdiri dari beberapa Direct
dikumpulkan dan disimpan pada hardisk lalu
Digital Control (DDC) yang mempunyai input
diproses untuk informasi manajemen (point
dan output. Input dan output tersebut berguna
informasi, program, dll). Antara perangkat
sebagai indikator untuk mengetahui status dari
BAS, PC, dan jaringan fiber optic terhubung
perangkat yang akandimonitoring. Kontroler ini
dengan
secara
mengendalikan beberapa perangkat elektronik.
otomatis
memonitoring
perangkat.
router
untuk
memonitoring
dan
Kontroler yang digunakan sudah didesain untuk
mengontrol perangkat pada gedung, seperti
AHU (Air Handling Unit), LP (Lighting Panel),
CCTV, Security System dll.
Kontroler
mampu
mengirimkan
kontrol perintah dan mengirimkan laporan
alarm secara langsung ke komponen BAS yang
berfungsi untuk mengumpulkan informasi dari
beberapa DDC Controller yang lain. Diatantara
Gambar 3.2 Jalur Fiber Optik
perangkat elektronik dan kontroler terdapat
Modul I/O. Modul I/O merupakan penghubung
antara
perangkat
yang
akan
dikontrol/dimonitoring pada gedung dengan
kontrolerpada panel DDC. Selanjutnya DDC
terintegrasi dengan SCS (System Core Server ),
SCS
mengumpulkan
data
atau
berbagai
Pada jaringan fiber optic dimulai dari
OLT. OLT berfungsi sebagai konvertor antara
sinyal listrik dan sinyal optic dan OLT sebagai
kordinator multiplexing pada perangkat diujung
jaringan. Dari OLT kemudian dihubungkan ke
ODC
menggunakan
kabel
feeder.
Dari
5
perangkat
ODC
ini,
didistribusikan
ke
menggunakan
kabel
kabel
fiber
optic
masing-masing
ODP
fiber
optic
(kabel
3
Acces Card
10 Mbps
4
Door
5 Mbps
Contact
distribusi). Didalam ODP terdapat splitter yang
5
berguna untuk memecah atau membagi satu
Dari Tabel 3.1 diatas dapat dilihat,
jaringan fiber optic adalah ONT. ONT inilah
mengkonversi
kembali
sinyal
optic
2 Mbps
47 Mbps
Total
core optic ke beberapa tujuan. Bagian akhir dari
yang
IP PBX
bahwa end user/customer menginginkan bahwa
menjadi sinyal listrik untuk dilanjutkan ke
masing-masing
perangkat elektronik pada gedung.
bandwidth nya pada 15Mbps untuk CCTV,
3.3
Pada tahapan planning design sebelum
jauh kedepan harus memperhatikan kriteria
jaringan yang nantinya akan dibangun, disini
planning
jaringanfiber
optik
dengankonfigurasi jaringan two stage, yang
mana dalam konfigurasi two stage tersebut di
setiap perangkat ODC (Optical Distribution
Point)
penggunaan
perangkat tersebut bekerja sangat maksimal
sedangkan kebutuhan bitrate nya jauh lebih
besar dibandingkan Acces Card dan Fire Alarm
yang hanya 10 Mbps. Namun untuk beberapa
gedung juga ada yang setiap aplikasinya tidak
diatur seperti pada table diatas.
3.5
Cabinet) di gunakan splitter 1:4, dan pada ODP
(Optical
diatur
AHU, dan Lighting yang dimana ketiga
Perancangan Jaringan Optik
pada
aplikasi
BAS (Building AutomationSistem)
Penggunaan BAS pada sistem AHU di
menggunakan
Pantai Indah Kapuk Mall ini adalah untuk
splitter 1:8 adapun hal-hal yang nantinya akan
melakukan monitoring dan evaluasi peralatan –
dibangun mulai dari ODF,ODC,dan ODP.
peralatan yang berhubungan dengan sistem
3.4
Kebutuhan Bandwith
pendinginan ruangan, sehingga kondisi ruangan
Kebutuhan atas bandwidth dari satu
yang diharapkan dapat tercapai.
Distribution
jaringan ke jaringan lainnya bisa bervariasi.
3.5.1
Konfigurasi BAS
Sangat penting menentukan berapa banyak bit
Pada konfigurasi dibawah Gambar 3.2,
per detik yang melintasi jaringan dan jumlah
sistem dibagi menjadi delapan bagian yaitu PC
bandwidth yang digunakan tiap-tiap aplikasi
klien, perangkat sensor input, tombol tekan
agar jaringan bisa bekerja cepat dan fungsional.
lokal, tombol tekan remote sebagai masukan.
Untuk
memenuhi
kebutuhan
bandwidth maka perlu menggunakan teknologi
GPON.
Kebutuhan
data
bandwidth
Indikasi lokal, indikasi remote, perangkat lokal
sebagai keluaran dan sistemkontrol.
yang
digunakan setiap aplikasi dapat dilihat pada
tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 Kebutuhan Bandwidth Aplikasi
No
Aplikasi
Bandwidth
1
CCTV
15 Mbps
2
AHU
15 Mbps
6
Masukan ini dapat berfungsi untuk
mengaktifkan
dan
menon-aktifkan
sistem atau perangkat lokal yang
diatur oleh sistem.
4. Tombol tekan remote
Perangkat ini merupakan perangkat
masukan
yang
menerima
respon
langsung dari user (pemakai) atau user
yang diberikan izin untuk log in
(masuk) dan berasal dari remote site
Gambar 3.3Konfigurasi BAS
(jarak
jauh).
Masukan
ini
dapat
Berdasarkan konfigurasi diatas, sistem
berfungsi untuk mengaktifkan dan
dibagi menjadi delapan bagian yaitu PC klien,
menon-aktifkan sistem atau perangkat
perangkat sensor input, tombol tekan lokal,
lokal yang diatur oleh sistem dan juga
tombol tekan remote sebagai masukan. Indikasi
melakukan perubahan-perubahan yang
lokal, indikasi remote, perangkat lokal sebagai
diperlukan
keluaran dan sistemkontrol.
perubahan nilai setpoint).
1. PC Klien
kendali
mensupervisi
pusat
untuk
keseluruhan
sistem
HVAC pada pabrik, mengendalikan
seluruh point-point dan menyimpan
informasi untuk dievaluasi.
Perangkat sensor input terdiri dari
beberapa sensor yang digunakan untuk
system HVAC antara lain: Pressure
Transmitter , Room temperature &
sensor,
Pipe
Perangkat
ini
merupakan
perangkat
keluaran
(output)
yang
menerima
respon
langsung
dari
controller dan terdapat di lokal tempat.
Perangkat keluaran ini dapat berupa:
mesin Chiller, AHU, motor listrik, dan
2. Sensor
Humidity
sistem (misalnya
5. Perangkat lokal
PC Klien ini yang ditempatkan pada
ruang
pada
Insertion
perangkat-
perangkat
membutuhkan
catu
yang
daya
sebagai
penggerak.
6. Indikasi lokal
Perangkat
ini
merupakan
Insertion
perangkat
keluaran
(output)
yang
Temperature/Humidity Sensor, Flow
menerima
respon
langsung
dari
Switch.
controller dan terdapat di lokal site
Sensor,
3. Tombol tekan lokal
Perangkat ini merupakan perangkat
masukan
yang
menerima
respon
(tempat).
Perangkat
berfungsi
sebagai
keluaran
indikasi
ini
yang
menunjukkan kondisi operasi terakhir
(real time) dari suatu perangkat lokal.
langsung dari operator (pemakai) dan
berasal
dari
lokal
site
(tempat).
7. Indikasi remote
7
Perangkat
ini
merupakan
perangkat
keluaran
(output)
yang
menerima
respon
langsung
dari
controller dan terdapat di remote site
(jarak jauh). Perangkat keluaran ini
berfungsi
sebagai
indikasi
yang
menunjukkan kondisi operasi terakhir
3.6
Perangkat Lunak Building
Gambar 3.5Tampilan untuk AHU unit
Management System(BMS)
Perangkat lunak yang digunakan pada
Pada Gambar 3.5 dapat dilihat adalah
Building Management System di tempat studi
salah satu contoh tampilan unit AHU pada
kasus penelitian adalah Scheneider adalah
lantai
sebuah
untuk
automatis maka dapat dengan mudah untuk kita
management terpadu berbagai fasilitas untuk
melakukan monitoring dengan spesifik pada
HVAC (Heating Ventilation Air Conditioning ),
area atau lantai suatu gedung. Membuat sistem
kelistrikan, Chiller Plant, security, Fire control,
alarm
dll.
dan
mampu memberikan informasi tentang kejadian
mengirimkan berbagai data dan informasi
yang berlangsung secara real time pada unit
Building
AHU.
sistem
Sistem
yang
ini
Interior.
digunakan
mengumpulkan
Perangkat
lunak
BMS
3.
Dengan
ke
menggunakan
ruang
kontrol
system
yang
memiliki fungsi dasar sebagai berikut:
Fungsi MonitoringPeralatan
Daily
monitoring
utamanya
dilakukan dengan group list screen .
Pada layar ini, informasi mengenai
berbagai peralatan dalam gedung dan
suhunya ditampilkan. Monitoring dan
pengoperasian dibawah ini mungkin
saja dilakukan dari group list :
Gambar 3.6Tampilan untuk AHU koridor
-
Statusmonitoring
Selanjutnya pada Gambar 3.6 salah satu
-
Alarmmonitoring
tampilan monitoring perlantai. Dari gambar
-
Operasi On/Off Padaperalatan
tersebut dapat membantu pihak management
untuk mendapatkan seluruh data aktivitas dan
kondisi akhir proses produksi, bisa dipantau
secara online melalui jaringan komputer yang
menggambarkan keadaan mesin, dan status
operasi serta keadaan mekanik atau elektrik.
8
Dengan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
bandwidth
yang
besar
sehingga
kemampuan dalam mengirimkan data menjadi
lebih banyak dan cepat dibandingan dengan
Pada bab ini akan dilakukan analisis hasil
pengamatan yang telah dilaksanakan. Sesuai
dengan pengamatan tersebut maka ada beberapa
hal yang akan di analisis mengenai BAS, dan
pengaruh jaringan fiber optik pada sistem ters
penggunaan kabel konvensional, yang manahal
ini
merupakankelebihan
optik dibandingkan
fiber
dengan kabel
coaxial.
Dengan demikiankabelfiber optik sangat cocok
digunakan terutama dalam aplikasi sistem
telekomunikasi data. Pada prinsipnya kabelfiber
4.1
Analisa Jaringan Fiber Optik
optik memantulkan dan membiaskan sejumlah
Media transmisi yaitu digunakan untuk
cahaya
yangmerambat
didalamnya.
menghubungkan antara pengirim ke penerima
Denganinstalasi fiber optik yang tepat akan
menggunakan media transmit fiber optik.
dihasilkan backbond jaringan fiber optik untuk
Spesifikasi nya menggunakan standar yang
komunikasi
telah
-
sekali.Fungsi
merupakan Standard Single Mode dengan
menyebabkan
lamda 1310nm. Untuk jenis fiber optik yang
banyakdigunakan dalam dunia telekomunikasi
digunakan yaitu jenis Single Mode. Dimana
termasukdunia internet fiber optik dibandingkan
Single Mode memiliki kelebihan dibandingkan
kabel tembaga.
ditetapkan
oleh
ITU-T
G.652
data
yang
sangat
fiberoptik inilah
kenapa
kabel
fiber
besar
yang
optik
dengan Multi Mode. Fiber optik jenis Single
Mode memiliki inti/core yang relatif lebih kecil
4.3
Analisa Kebutuhan Bandwidth
berukuran 8 sampai 10 micrometer dimana
Pada implementasi jaringan GPON ini
menyebarkan/mempropagasi hanya dalam satu
akan dihitung bandwidth yang dibutuhkan dan
mode. Tipe kabel optik Single Mode dapat
digunakan dengan cara melakukan perhitungan.
membawa traffic dengan kapasitas bandwidth
lebih besar dan dalam jarak yang lebih jauh.
Maka
pilihan
serat
optik
Tabel 4.3Total Kebutuhan Bandwidth AHU
untuk
implementasi GPON pada gedung ini adalah
G.652. G.652 juga disebut dispersion nonshifted SMF (Single Mode Fiber). Teknologi
GPON
menggunakan
window
1310
nm.
Pemilihan G.652 karena serat optik ini pada
window 1310memiliki nilai loss terkecil.
Tabel 4.4 Total Kebutuhan Bandwidth Door
Contact
4.2
Analisa Perbandingan Fiber Optik
dan Tembaga
Perkembangan
teknologikabel
fiber
optik sampai saat ini, telah dapatmenghasilkan
pelemahan (attenuation) kurang dari 20dB/Km.
9
dan
pengendalian
BAS
(Builing
Automation System) sangat membantu
operator dalam melakukan monitoring dan
untuk mengatasi gangguan yang terjadi
pada perangkat elektronik untuk segera
dieksekusi.
3.
Serat
optik
yang
digunakan
untuk
implementasi jaringan fiber optik dipilih
G.652 pada λ=1310 nm untuk tipe Single
Mode,
Tabel 4.5Total Kebutuhan Bandwidth Acces
karena
memliki
loss
terkecil
dibandingkan tipe serat optik yang lain.
Card
DAFTAR PUSTAKA
1.
Wahyono,
Teguh.
(2007). Building & Maintenance Pc Server .J
Tabel 4.6Total Kebutuhan Bandwidth IP PBX
akarta : PT Elex Media Komputindo.
2.
Anonim.
Passive
(2003)
Optical
,Gigabit –
Network
Capable
(G-PON)
:
Physical Media Dependent (PMD) Layer
Spesefication .
BAB V
Dari serangkaian pembahasan yang disajikan
bab-bab
sebelumnya
maka
3.
Kebutuhan Bandwidth pada AHU sebesat
4.
315
2
Mbps.
Sedangkan
jumlah
bandwidth
yang
diberikan
pada
perancangan ini sebesar 10 Gbps. Jumlah
tersebut masih tersisa banyak jika ada
penambahan perangkat dimasa mendatang.
2.
Perancangan
dan
implementasi
jaringanfiber optik untuk memonitoring
Web
di
Pada
System
(BAS)
Fakultas
Teknik
Reinhold
A.
Carlson, Robert
(1991).
Automation
A.
Di
Understanding
Systems:
Direct
Digital Control, Energy Management, Life
Mbps.
Safety, Security/access Control, Lighting,
Kebutuhan bandwidth untuk IP PBX
sebesar
Berbasis
Building
2,190 Gbps. Kebutuhan bandwidth untuk
sebesar
Automation
Giandomenico
untuk CCTV sebesar 2190 Mbps atau
Contact
Building
Monitoring
ITP, Vol 4, No 2,.
kebutuhan bandwidth untuk Access Card
Door
Sistem
Universitas Andalas. Jurnal Teknik Elektro
1032 Mbps atau 1,032 Gbps. Sedangkan
sebesar 40 Mbps. Kebutuhan bandwdith
Mandariani, P. dan Zaini. Juli 2015.
Pengemban
dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Recommendation
G.984.2
SIMPULAN
pada
ITU-T
Building
Management
Programs .
Michigan : R.S. Means Company.
5.
Mahmoud M. Al-Quzwini. Design and
Implementation of a Fiber to the Home
FTTH Access Network based on GPON.
Jurnal. Volume 92 – No.6. International
Journal of Computer Applications (0975 –
10
8887). Al-Nahrain University, Baghdad,
Iraq. 2014.
6.
Dwitya
Nugraha,
Syechu.
“Rancang
Bangun
Building
Automation
Dengan
Menerapkan
Kontrol
Sistim
Logika
Fuzzy Untuk Pengaturan Kipas Angin Dan
Air Conditioner Pada Gedung D4 Lantai
3”, Proyek Akhir Program D4 Politeknik
Elektornika Negeri Surabaya, 2011
7.
Halimah, “RANCANG BANGUN KONSUL
KENDALI
SISTEM
OTOMASI
BANGUNAN SUB-UNIT AIR HANDLING
UNIT (AHU)”, Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bandung, 2015.
8.
Mandarani,
Putri,
dan
Zaini,
“Pengembangan Sistem Monitoring pada
Building
Automation
Berbasis
Web
di
System
(BAS)
Fakultas
Teknik
Universitas Andalas” Universitas Andalas
Padang.
9.
Agrawal,
Govind
P.
Fiber
Optic
Communication System. New York: John
Wiley & Sons, Inc. 2011.
10. Waluyo
“Analisis
Sistem
Komunikasi
Fiber Optik Single Mode ”. Politeknik
Negeri Malang. 20011.
11. Purna,
Vernia,
Yetti,
2012.
Analisis
Implementasi GPON dan MSAN untuk
Layanan Triple Play pada “Kota 2
ARNET Kota” PT. Telkom Indonesia .
Jakarta : Universitas Bina Nusantara
12. Anonim. Teknologi Jaringan Akses.
Divlat PT. TELKOM INDONESIA
DIVRE IV. Semarang.
13. Anonim.
Passive
2011.
Optical
GPON
network).
(Giga
ITT
Telkom
11
FIBER OPTIK UNTUK SISTEM MONITORING DAN
PENGENDALIAN BAS (Building Automation System)
Rahayu Kartika Dewi
Email: rkdewipane@gmail.com
Universitas Mercubuana, Fakultas Teknik Elektro
Dosen: Dr. Ir. Iwan Krisnadi., MBA
ABSTRAK
Sistem otomatis suatu gedung diharapkan saat ini tidak hanya untuk pengontrolan yang berhubungan
dengan peralatan tetapi juga dilengkapi sistem monitoring berbasis web yang dapat memantau
operasional peralatan dan kondisi banyak ruangan pada suatu gedung secara otomatis dan dapat
menampilkan data real sehingga menghasilkan informasi bagi pengguna interface yang bisa diakses di
manapun dan kapanpun.. Perancangan dan Implementasi jaringan Fiber Optik untuk system monitoring
dan pengendalian BAS (Building Automation System). Pada sistem jaringan BAS media transmisi yang
digunakan adalah Fiber Optic, pemilihan fiber optic ini dimana diketahui bahwa kabel fiber optik dapat
menampung banyak bandwidth. Jaringan akses tembaga yang digunakan selama ini dinilai masih belum
bisa untuk menampung bandwidth yang besar. Apalagi untuk saat ini gedung-gedung bertingkat banyak
menggunakan kabel fiber optic sebagai media transmisi untuk perangkat elektronik AHU (Air Handling
Unit). BAS ini sangat penting perannya pada gedung bertingkat. BAS diintegrasikan dengan perangkat
elektronik untuk monitoring dan pengendalian terpusat. Monitoring ini mencakup untuk mengatur dan
mengendalian perangkat elektronik secara automatis dan pemberi sinyal jika ada salah satu perangkat ada
yang bermasalah, maka BAS akan memberi sinyal pemberitahuan pada monitor PC di ruang monitor.
Analisa Quality of Service (QoS) perlu dilakukan untuk melihat bagaimana pelayanan dan kemampuan
Jaringan dalam pengiriman data, sehingga untuk kedepannya bisa menunjang penambahan layananlayanan yang mendukung sistem berbasis Information Communication Technology (ICT).
Kata kunci : BAS, Bandwidth, Fiber Optic
tantangan baru bagi kita, bagaimana melakukan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
pengontrolan
dan
memonitor
peralatan
mekanikal dan elektrikal yang ada pada gedung
Latar Belakang
tersebut secara cepat, tepat, efisien, dan
Seiring
dengan
semakin
pesatnya
pembangunan gedung-gedung, maka kebutuhan
berkelanjutan dengan manajemen energi yang
baik.
penggunaan energi juga terus meningkat. Hal
ini dimungkinkan karena penggunaan peralatan
mekanikal dan elektrikal pada gedung yang
jumlahnya banyak dan memerlukan energi yang
Seiring dengan kemajuan teknologi,
munculah ide untuk memberikan solusi atas
permasalahan tersebut, salah satunya adalah
penggunaan sistem automatik gedung atau
besar. Namun kita ketahui bahwa persediaan
sering disebut Building Automation System
energi yang ada jumlahnya terbatas, kemudian
(BAS). BAS adalah suatu sistem pengendalian
dalam pengendalian dan pemantauan peralatan-
dan pemantauan yang terpusat dari seluruh
peralatan pada gedung tersebut dibutuhkan
peralatan
suatu mekanisme pengaturan yang dapat mudah
terdapat di suatu gedung.
mekanikal
dan
elektrikal
yang
dilakukan oleh operator. Sehingga muncul
1
BAS
dalam
suatu
gedung
ini
Building Automation System (BAS)
merupakan suatu sistem yang dapat mengatur
adalah sebuah pemrograman, komputerisasi,
penggunaan energi sesuai atau sebatas yang
intelijen network dari perlatan elektronik yang
dibutuhkan tanpa mengurangi fungsi peralatan
memonitor dan memantau sistem mekanis dan
yang dipakai dan meningkatkan kemampuan
sistem penerangan dalam sebuah gedung.
melakukan manajemen energi suatu gedung. Di
Building Automation System mengoptimasi
dalam suatu gedung, pada umumnya terdapat
start-up
banyak peralatan mekanikal dan elektrikal
elektronik. BAS menambah dalam jumlah besar
seperti pada AHU (Air Handling Unit), CCTV,
interaksi dari mekanikal subsistem dalam
Acces Card, Door Contact serta perangkat
gedung, meningkatkan kenyamanan pemilik,
lainya.
minimasi
Tidak hanya itu, penggunaan BAS
akan meningkatkan keamanan dan kenyaman
bagi penghuni gedung. Dengan digunakannya
sistem BAS, diharapkan gedung-gedung akan
bekerja secara optimal dan ramah lingkungan.
Namun kebutuhan bandwith untuk memenuhi
kebutuhan tersebut juga perlu diperhatikan.
Gigabit
(GPON)
Passive
merupakan
Optical
salah
satu
Network
teknologi
jaringan kabel optik pasif. Teknologi ini
menghasilkan kapasitas bandwidth yang lebih
besar, akses yang lebih cepat, dan mendukung
aplikasi triple play (melayani layanan berupa
dan
perfomansi
energy
yang
dari
peralatan
digunakan,
dan
menyediakan off-site control gedung.
BAS
juga
biasa
disebut
sebagai
Energy Management and Control System
(EMCS).
BAS
dalam
suatu
gedung
ini
merupakan suatu sistem yang dapat mengatur
penggunaan energi sesuai atau sebatas yang
dibutuhkan tanpa mengurangi fungsi peralatan
yang dipakai dan meningkatkan kemampuan
melakukan manajemen energi suatu gedung.
2.1.1. Bagian-bagian Building Automation
Sistem (BAS)
Building Automation System (BAS) terdiri
dari beberapa bagian utama, yaitu :
suara, data, dan video). GPON adalah salah satu
teknologi akses dengan menggunakan fiber
optik
sebagai
media
transport.
Melihat
perkembangan dan permintaan layanan internet
yang
terus
meningkat,
maka
penulis
berkeinginan untuk melakukan perancangan dan
implementasi jaringan fiber optic untuk sistem
monitoring dan pengendalian BAS.
BAB II
TEORI PENUNJANG
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai
gambaran umum BAS, AHU, CCTV, Acces
Card, GPON, dan Fiber Optik.
2.1
BAS (Building Automation System)
1) Intelligent Controller
Intelligent
sebuah
Controller
controller
digital
adalah
untuk
mengontrol unit individual. Controller
ini secara otomatis mengontrol system
operasi, system operasi akan tetap
terjaga bahkan jika bagian lain dari
sistem operasi berhenti. Controller
menyediakan
Center
Unit
komunikasi
lewat
UIC
dengan
(Unit
Integrated Controller).
2) SCS (System CoreServer)
2
SCS (System Core Server ) adalah
UPS adalah suatu alat yang
sebuah kontroler yang terintegrasi
berfungsi sebagai buffer antara power
dengan
Digital
suplai dengan peralatan elektronik
Controller ) dan RS (Remote Station ).
yang kita gunakan seperti komputer,
SCS
printer , modem dan sebagainya.
DDC
(Direct
mengumpulkan
data
atau
berbagai informasi manajemen yang
Uninteruptible
dikumpulkan oleh DDC atau remote
merupakan
unit seperti mengenai data point
listrik
ON/OFF,
point.Ssaat
diperlukan sekaligus dijadikan sebagai
peralatan beroperasi semuanya akan
benteng dari kegagalan daya serta
direkam dan disimpan pada SCS.
kerusakan sistem danhardware.
status
data
3) MIS (Management
Power
sistem
yang
Supply
Penyedia
sangat
daya
penting
dan
6) PCKlien
IntegrationServer)
PC Klien adalah seperangkat
MIS merupakan interface antara
DDC dengan PC klien, komponen ini
merubah bahasa program dari PC
operator menjadi digital. Sebaliknya,
komponen ini juga menerjemahkan
keadaan yang ada pada kondisi aktual
yang diinformasikan oleh DDC ke PC
klien sehingga dapat terbaca pada
operator.
Data
utama
yang
dikumpulkan didalam SCS disimpan
PC
(personal
computer )
yang
ditempatkan pada ruang kendali pusat
untuk
mensupervisi
keseluruhan
bangunan. PC Klien ini disediakan
untuk melakukan:
Mensupervisi ON/OFF, status, trip
dan pengukuran data yanglain.
Memasukan Perintah (Command)
Network Alarm Management
PC
sebagai data BAS, kemudian data
Klien
mengendalikan
MIS.
seluruh point-point dan menyimpan
Sebagai tambahan terhadap proses
informasi untuk dievaluasi. Setelah
informasi,
laporan
dilakukan analisa terhadap keadaan
harian/bulanan/tahunan dikumpulkan
atau kondisi peralatan/lingkungan, PC
dan
akan mengirimkan informasi balik ke
tersebut
ditransmisikan
data
disimpan
untuk
pada
ke
hardisk
lalu
diproses untuk informasi manajemen
(point informasi, program, dll) pada
peralatan kontrol lokal.
7) Sensor
MIS menggunakan perangkat lunak
dari klien PC.
komunikasi
suatu
untuk mendeteksi suatu besaran fisis
sebagai
antara
Controller dan PC
5) UPS
merupakan
perangkat elektronik yang berfungsi
4) HUB
Berfungsi
Sensor
connector
Controller
ke
untuk diolah datanya menjadi suatu
besaran
listrik.
Sensor
dapat
diterapkan pada berbagai peralatan
misalnya
alarm,
pengukuran,
pengendalian dan lain sebagainya
3
Sensor yang digunakan pada sistem
yang dalam pengertiannya bahwa sebuah CCTV
BAS ini antara lain:
sistem bersifat tertutup dari lingkungan umum,
atau kata lain yang dapat mengakses CCTV
a. PressureTransmitter
sistem tersebut adalah hanya bagian atau orang
b. Room Temperature
c. Pipe InsertionSensor
2.1.2.
tertentu saja.
FungsiBuilding Automation System
Building
automation
memungkinkan
system
pengelola
gedung
untuk mengatur jadwal operasi untuk
peralatan
dan
sistem pencahayaan
sehingga penghematan energi dapat
direalisasikan
saat
bangunan
atau
ruang di bangunan tidak dihuni.
2.3 Kabel Serat Optik
Meningkatkan sistem keamanan bagi
pemilik bangunan dan property merupakan
salah satu cara meningkatkan keamanan bisnis
bagi para pelaku usaha. Keamanan gedung baik
di dalam ataupun di luar ruangan menjadi
sangat penting bagi kelangsungan sebuah bisnis.
Sistem keamanan Access Control akan sangat
2.1.3. Cara Kerja Building Automation
membantu
meminimalisir
sebuah
masalah
sistem keamanan dalam gedung/ruangan dari
System
Building
automation
system
mengendalikan peralatan pemanas, ventilasi dan
kemungkinan adanya orang lain yang masuk
tanpa seizin pemilik bangunan atau property.
penyejuk udara. Hal ini pada gilirannya
mengendalikan
penjadwalan
peralatan
dan
2.4 Kabel Serat Optik
Serat optik adalah saluran transmisi atau
mempertahankan suhu bangunan, kelembaban,
tekanan
dan
penggunaan
energi.
Karena
bangunan menjadi lebih dan lebih cerdas.
sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik
yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai
rambut,
2.2 AHU (Air Handling Unit)
dan
dapat
digunakan
untuk
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu
Air Handling Unit merupakan bagian
penting dalam system pendingin terpusat
tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang
digunakan biasanya adalah laser atau LED.
sebagai alat penghantar udara yang telah
dikondisikan dari sumber dingin ataupun panas
BAB III
ke ruang yang akan dikondisikan. AHU adalah
PERANCANGAN SISTEM
komponen penukar kalor dimana air dingin
Pada bab ini berisi langkah penelitian
hasil
pendinginan
oleh
evaporator
disirkulasikan ke coil yang ada pada AHU,
yang dilakukan, dan berisi data-data yang
penulis dapatkan dari tempat penelitian.
kemudian udara dinginnya di sirkulasikan oleh
blower dan di distribusikan ke ruangan
melalui ducting.
2.3
3.1
Manfaat Sistem Monitoring Jarak
Jauh
CCTV (Closes Circuit TeleVision )
CCTV merupakan kepanjangan dari
Ketika sistem monitoring lemah maka
Closed Circuit Television. Yang di artikan
akan terjadi pemborosan waktu, un-effisiensi,
secara harafia adalah jalur televisi tertutup,
lack-of target, trouble of machines yang
merupakan kerugian besar dalam hal biaya
4
maintenance,
operasional.
Berikut
beberapa manfaat dari pemilihan
adalah
informasi manajemen yang dikumpulkan DDC
sistem
seperti mengenai data point ON/OFF, status
monitoring jarak jauh sebagai berikut:
data point, waktu operasi peralatan semuanya
direkam dan disimpan pada SCS.Antara DDC
melakukan tindakan koreksi pada saat
dengan PC klien terdapat sebuah interface yang
terjadi kesalahan dengan memberikan
bernama
sinyal ke stasiun pegendali
Server ),
memberikan effisiensi waktu kepada
program dari PC operator menjadi digital.
team untuk memonitoring situasi dan
Sebaliknya, komponen ini juga menerjemahkan
melakukan
untuk
keadaan yang ada pada kondisi aktual yang
perbaikan semua gejala abnormal dari
diinformasikan oleh DDC ke PC klien sehingga
kejadian mesin.
dapat terbaca pada operator.
banyak
memberikan team
tugas
cara monitoring
peralatan secara lebih efektif.
3.2
MIS
(Management
komponen
Data
ini
utama
Integration
merubah
yang
bahasa
dikumpulkan
didalam SCS disimpan sebagai data BAS,
Proses Perangkat Elektronik Pada
kemudian data tersebut ditransmisikan ke MIS.
Sebagai tambahan terhadap proses informasi,
BAS
data untuk laporan harian, bulanan, tahunan
BAS terdiri dari beberapa Direct
dikumpulkan dan disimpan pada hardisk lalu
Digital Control (DDC) yang mempunyai input
diproses untuk informasi manajemen (point
dan output. Input dan output tersebut berguna
informasi, program, dll). Antara perangkat
sebagai indikator untuk mengetahui status dari
BAS, PC, dan jaringan fiber optic terhubung
perangkat yang akandimonitoring. Kontroler ini
dengan
secara
mengendalikan beberapa perangkat elektronik.
otomatis
memonitoring
perangkat.
router
untuk
memonitoring
dan
Kontroler yang digunakan sudah didesain untuk
mengontrol perangkat pada gedung, seperti
AHU (Air Handling Unit), LP (Lighting Panel),
CCTV, Security System dll.
Kontroler
mampu
mengirimkan
kontrol perintah dan mengirimkan laporan
alarm secara langsung ke komponen BAS yang
berfungsi untuk mengumpulkan informasi dari
beberapa DDC Controller yang lain. Diatantara
Gambar 3.2 Jalur Fiber Optik
perangkat elektronik dan kontroler terdapat
Modul I/O. Modul I/O merupakan penghubung
antara
perangkat
yang
akan
dikontrol/dimonitoring pada gedung dengan
kontrolerpada panel DDC. Selanjutnya DDC
terintegrasi dengan SCS (System Core Server ),
SCS
mengumpulkan
data
atau
berbagai
Pada jaringan fiber optic dimulai dari
OLT. OLT berfungsi sebagai konvertor antara
sinyal listrik dan sinyal optic dan OLT sebagai
kordinator multiplexing pada perangkat diujung
jaringan. Dari OLT kemudian dihubungkan ke
ODC
menggunakan
kabel
feeder.
Dari
5
perangkat
ODC
ini,
didistribusikan
ke
menggunakan
kabel
kabel
fiber
optic
masing-masing
ODP
fiber
optic
(kabel
3
Acces Card
10 Mbps
4
Door
5 Mbps
Contact
distribusi). Didalam ODP terdapat splitter yang
5
berguna untuk memecah atau membagi satu
Dari Tabel 3.1 diatas dapat dilihat,
jaringan fiber optic adalah ONT. ONT inilah
mengkonversi
kembali
sinyal
optic
2 Mbps
47 Mbps
Total
core optic ke beberapa tujuan. Bagian akhir dari
yang
IP PBX
bahwa end user/customer menginginkan bahwa
menjadi sinyal listrik untuk dilanjutkan ke
masing-masing
perangkat elektronik pada gedung.
bandwidth nya pada 15Mbps untuk CCTV,
3.3
Pada tahapan planning design sebelum
jauh kedepan harus memperhatikan kriteria
jaringan yang nantinya akan dibangun, disini
planning
jaringanfiber
optik
dengankonfigurasi jaringan two stage, yang
mana dalam konfigurasi two stage tersebut di
setiap perangkat ODC (Optical Distribution
Point)
penggunaan
perangkat tersebut bekerja sangat maksimal
sedangkan kebutuhan bitrate nya jauh lebih
besar dibandingkan Acces Card dan Fire Alarm
yang hanya 10 Mbps. Namun untuk beberapa
gedung juga ada yang setiap aplikasinya tidak
diatur seperti pada table diatas.
3.5
Cabinet) di gunakan splitter 1:4, dan pada ODP
(Optical
diatur
AHU, dan Lighting yang dimana ketiga
Perancangan Jaringan Optik
pada
aplikasi
BAS (Building AutomationSistem)
Penggunaan BAS pada sistem AHU di
menggunakan
Pantai Indah Kapuk Mall ini adalah untuk
splitter 1:8 adapun hal-hal yang nantinya akan
melakukan monitoring dan evaluasi peralatan –
dibangun mulai dari ODF,ODC,dan ODP.
peralatan yang berhubungan dengan sistem
3.4
Kebutuhan Bandwith
pendinginan ruangan, sehingga kondisi ruangan
Kebutuhan atas bandwidth dari satu
yang diharapkan dapat tercapai.
Distribution
jaringan ke jaringan lainnya bisa bervariasi.
3.5.1
Konfigurasi BAS
Sangat penting menentukan berapa banyak bit
Pada konfigurasi dibawah Gambar 3.2,
per detik yang melintasi jaringan dan jumlah
sistem dibagi menjadi delapan bagian yaitu PC
bandwidth yang digunakan tiap-tiap aplikasi
klien, perangkat sensor input, tombol tekan
agar jaringan bisa bekerja cepat dan fungsional.
lokal, tombol tekan remote sebagai masukan.
Untuk
memenuhi
kebutuhan
bandwidth maka perlu menggunakan teknologi
GPON.
Kebutuhan
data
bandwidth
Indikasi lokal, indikasi remote, perangkat lokal
sebagai keluaran dan sistemkontrol.
yang
digunakan setiap aplikasi dapat dilihat pada
tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1 Kebutuhan Bandwidth Aplikasi
No
Aplikasi
Bandwidth
1
CCTV
15 Mbps
2
AHU
15 Mbps
6
Masukan ini dapat berfungsi untuk
mengaktifkan
dan
menon-aktifkan
sistem atau perangkat lokal yang
diatur oleh sistem.
4. Tombol tekan remote
Perangkat ini merupakan perangkat
masukan
yang
menerima
respon
langsung dari user (pemakai) atau user
yang diberikan izin untuk log in
(masuk) dan berasal dari remote site
Gambar 3.3Konfigurasi BAS
(jarak
jauh).
Masukan
ini
dapat
Berdasarkan konfigurasi diatas, sistem
berfungsi untuk mengaktifkan dan
dibagi menjadi delapan bagian yaitu PC klien,
menon-aktifkan sistem atau perangkat
perangkat sensor input, tombol tekan lokal,
lokal yang diatur oleh sistem dan juga
tombol tekan remote sebagai masukan. Indikasi
melakukan perubahan-perubahan yang
lokal, indikasi remote, perangkat lokal sebagai
diperlukan
keluaran dan sistemkontrol.
perubahan nilai setpoint).
1. PC Klien
kendali
mensupervisi
pusat
untuk
keseluruhan
sistem
HVAC pada pabrik, mengendalikan
seluruh point-point dan menyimpan
informasi untuk dievaluasi.
Perangkat sensor input terdiri dari
beberapa sensor yang digunakan untuk
system HVAC antara lain: Pressure
Transmitter , Room temperature &
sensor,
Pipe
Perangkat
ini
merupakan
perangkat
keluaran
(output)
yang
menerima
respon
langsung
dari
controller dan terdapat di lokal tempat.
Perangkat keluaran ini dapat berupa:
mesin Chiller, AHU, motor listrik, dan
2. Sensor
Humidity
sistem (misalnya
5. Perangkat lokal
PC Klien ini yang ditempatkan pada
ruang
pada
Insertion
perangkat-
perangkat
membutuhkan
catu
yang
daya
sebagai
penggerak.
6. Indikasi lokal
Perangkat
ini
merupakan
Insertion
perangkat
keluaran
(output)
yang
Temperature/Humidity Sensor, Flow
menerima
respon
langsung
dari
Switch.
controller dan terdapat di lokal site
Sensor,
3. Tombol tekan lokal
Perangkat ini merupakan perangkat
masukan
yang
menerima
respon
(tempat).
Perangkat
berfungsi
sebagai
keluaran
indikasi
ini
yang
menunjukkan kondisi operasi terakhir
(real time) dari suatu perangkat lokal.
langsung dari operator (pemakai) dan
berasal
dari
lokal
site
(tempat).
7. Indikasi remote
7
Perangkat
ini
merupakan
perangkat
keluaran
(output)
yang
menerima
respon
langsung
dari
controller dan terdapat di remote site
(jarak jauh). Perangkat keluaran ini
berfungsi
sebagai
indikasi
yang
menunjukkan kondisi operasi terakhir
3.6
Perangkat Lunak Building
Gambar 3.5Tampilan untuk AHU unit
Management System(BMS)
Perangkat lunak yang digunakan pada
Pada Gambar 3.5 dapat dilihat adalah
Building Management System di tempat studi
salah satu contoh tampilan unit AHU pada
kasus penelitian adalah Scheneider adalah
lantai
sebuah
untuk
automatis maka dapat dengan mudah untuk kita
management terpadu berbagai fasilitas untuk
melakukan monitoring dengan spesifik pada
HVAC (Heating Ventilation Air Conditioning ),
area atau lantai suatu gedung. Membuat sistem
kelistrikan, Chiller Plant, security, Fire control,
alarm
dll.
dan
mampu memberikan informasi tentang kejadian
mengirimkan berbagai data dan informasi
yang berlangsung secara real time pada unit
Building
AHU.
sistem
Sistem
yang
ini
Interior.
digunakan
mengumpulkan
Perangkat
lunak
BMS
3.
Dengan
ke
menggunakan
ruang
kontrol
system
yang
memiliki fungsi dasar sebagai berikut:
Fungsi MonitoringPeralatan
Daily
monitoring
utamanya
dilakukan dengan group list screen .
Pada layar ini, informasi mengenai
berbagai peralatan dalam gedung dan
suhunya ditampilkan. Monitoring dan
pengoperasian dibawah ini mungkin
saja dilakukan dari group list :
Gambar 3.6Tampilan untuk AHU koridor
-
Statusmonitoring
Selanjutnya pada Gambar 3.6 salah satu
-
Alarmmonitoring
tampilan monitoring perlantai. Dari gambar
-
Operasi On/Off Padaperalatan
tersebut dapat membantu pihak management
untuk mendapatkan seluruh data aktivitas dan
kondisi akhir proses produksi, bisa dipantau
secara online melalui jaringan komputer yang
menggambarkan keadaan mesin, dan status
operasi serta keadaan mekanik atau elektrik.
8
Dengan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
bandwidth
yang
besar
sehingga
kemampuan dalam mengirimkan data menjadi
lebih banyak dan cepat dibandingan dengan
Pada bab ini akan dilakukan analisis hasil
pengamatan yang telah dilaksanakan. Sesuai
dengan pengamatan tersebut maka ada beberapa
hal yang akan di analisis mengenai BAS, dan
pengaruh jaringan fiber optik pada sistem ters
penggunaan kabel konvensional, yang manahal
ini
merupakankelebihan
optik dibandingkan
fiber
dengan kabel
coaxial.
Dengan demikiankabelfiber optik sangat cocok
digunakan terutama dalam aplikasi sistem
telekomunikasi data. Pada prinsipnya kabelfiber
4.1
Analisa Jaringan Fiber Optik
optik memantulkan dan membiaskan sejumlah
Media transmisi yaitu digunakan untuk
cahaya
yangmerambat
didalamnya.
menghubungkan antara pengirim ke penerima
Denganinstalasi fiber optik yang tepat akan
menggunakan media transmit fiber optik.
dihasilkan backbond jaringan fiber optik untuk
Spesifikasi nya menggunakan standar yang
komunikasi
telah
-
sekali.Fungsi
merupakan Standard Single Mode dengan
menyebabkan
lamda 1310nm. Untuk jenis fiber optik yang
banyakdigunakan dalam dunia telekomunikasi
digunakan yaitu jenis Single Mode. Dimana
termasukdunia internet fiber optik dibandingkan
Single Mode memiliki kelebihan dibandingkan
kabel tembaga.
ditetapkan
oleh
ITU-T
G.652
data
yang
sangat
fiberoptik inilah
kenapa
kabel
fiber
besar
yang
optik
dengan Multi Mode. Fiber optik jenis Single
Mode memiliki inti/core yang relatif lebih kecil
4.3
Analisa Kebutuhan Bandwidth
berukuran 8 sampai 10 micrometer dimana
Pada implementasi jaringan GPON ini
menyebarkan/mempropagasi hanya dalam satu
akan dihitung bandwidth yang dibutuhkan dan
mode. Tipe kabel optik Single Mode dapat
digunakan dengan cara melakukan perhitungan.
membawa traffic dengan kapasitas bandwidth
lebih besar dan dalam jarak yang lebih jauh.
Maka
pilihan
serat
optik
Tabel 4.3Total Kebutuhan Bandwidth AHU
untuk
implementasi GPON pada gedung ini adalah
G.652. G.652 juga disebut dispersion nonshifted SMF (Single Mode Fiber). Teknologi
GPON
menggunakan
window
1310
nm.
Pemilihan G.652 karena serat optik ini pada
window 1310memiliki nilai loss terkecil.
Tabel 4.4 Total Kebutuhan Bandwidth Door
Contact
4.2
Analisa Perbandingan Fiber Optik
dan Tembaga
Perkembangan
teknologikabel
fiber
optik sampai saat ini, telah dapatmenghasilkan
pelemahan (attenuation) kurang dari 20dB/Km.
9
dan
pengendalian
BAS
(Builing
Automation System) sangat membantu
operator dalam melakukan monitoring dan
untuk mengatasi gangguan yang terjadi
pada perangkat elektronik untuk segera
dieksekusi.
3.
Serat
optik
yang
digunakan
untuk
implementasi jaringan fiber optik dipilih
G.652 pada λ=1310 nm untuk tipe Single
Mode,
Tabel 4.5Total Kebutuhan Bandwidth Acces
karena
memliki
loss
terkecil
dibandingkan tipe serat optik yang lain.
Card
DAFTAR PUSTAKA
1.
Wahyono,
Teguh.
(2007). Building & Maintenance Pc Server .J
Tabel 4.6Total Kebutuhan Bandwidth IP PBX
akarta : PT Elex Media Komputindo.
2.
Anonim.
Passive
(2003)
Optical
,Gigabit –
Network
Capable
(G-PON)
:
Physical Media Dependent (PMD) Layer
Spesefication .
BAB V
Dari serangkaian pembahasan yang disajikan
bab-bab
sebelumnya
maka
3.
Kebutuhan Bandwidth pada AHU sebesat
4.
315
2
Mbps.
Sedangkan
jumlah
bandwidth
yang
diberikan
pada
perancangan ini sebesar 10 Gbps. Jumlah
tersebut masih tersisa banyak jika ada
penambahan perangkat dimasa mendatang.
2.
Perancangan
dan
implementasi
jaringanfiber optik untuk memonitoring
Web
di
Pada
System
(BAS)
Fakultas
Teknik
Reinhold
A.
Carlson, Robert
(1991).
Automation
A.
Di
Understanding
Systems:
Direct
Digital Control, Energy Management, Life
Mbps.
Safety, Security/access Control, Lighting,
Kebutuhan bandwidth untuk IP PBX
sebesar
Berbasis
Building
2,190 Gbps. Kebutuhan bandwidth untuk
sebesar
Automation
Giandomenico
untuk CCTV sebesar 2190 Mbps atau
Contact
Building
Monitoring
ITP, Vol 4, No 2,.
kebutuhan bandwidth untuk Access Card
Door
Sistem
Universitas Andalas. Jurnal Teknik Elektro
1032 Mbps atau 1,032 Gbps. Sedangkan
sebesar 40 Mbps. Kebutuhan bandwdith
Mandariani, P. dan Zaini. Juli 2015.
Pengemban
dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Recommendation
G.984.2
SIMPULAN
pada
ITU-T
Building
Management
Programs .
Michigan : R.S. Means Company.
5.
Mahmoud M. Al-Quzwini. Design and
Implementation of a Fiber to the Home
FTTH Access Network based on GPON.
Jurnal. Volume 92 – No.6. International
Journal of Computer Applications (0975 –
10
8887). Al-Nahrain University, Baghdad,
Iraq. 2014.
6.
Dwitya
Nugraha,
Syechu.
“Rancang
Bangun
Building
Automation
Dengan
Menerapkan
Kontrol
Sistim
Logika
Fuzzy Untuk Pengaturan Kipas Angin Dan
Air Conditioner Pada Gedung D4 Lantai
3”, Proyek Akhir Program D4 Politeknik
Elektornika Negeri Surabaya, 2011
7.
Halimah, “RANCANG BANGUN KONSUL
KENDALI
SISTEM
OTOMASI
BANGUNAN SUB-UNIT AIR HANDLING
UNIT (AHU)”, Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Bandung, 2015.
8.
Mandarani,
Putri,
dan
Zaini,
“Pengembangan Sistem Monitoring pada
Building
Automation
Berbasis
Web
di
System
(BAS)
Fakultas
Teknik
Universitas Andalas” Universitas Andalas
Padang.
9.
Agrawal,
Govind
P.
Fiber
Optic
Communication System. New York: John
Wiley & Sons, Inc. 2011.
10. Waluyo
“Analisis
Sistem
Komunikasi
Fiber Optik Single Mode ”. Politeknik
Negeri Malang. 20011.
11. Purna,
Vernia,
Yetti,
2012.
Analisis
Implementasi GPON dan MSAN untuk
Layanan Triple Play pada “Kota 2
ARNET Kota” PT. Telkom Indonesia .
Jakarta : Universitas Bina Nusantara
12. Anonim. Teknologi Jaringan Akses.
Divlat PT. TELKOM INDONESIA
DIVRE IV. Semarang.
13. Anonim.
Passive
2011.
Optical
GPON
network).
(Giga
ITT
Telkom
11