BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I

  Pelaksanaan siklus I dengan KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman penggunaannya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

  Perencanaan

  Dalam tahap perancanaan, kegiatan awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah pembelajaran. Berdasarkan hasil identifikasi masalah dilakukan analisis masalah pembelajaran yang terdapat pada siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan. Dari hasil analisis masalah diketahui bahwa siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan memiliki permasalahan belajar tentang minat belajar dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru sehingga berdampak pada skor hasil belajar siswa.

  Proses belajar mengajar di kelas masih berpusat pada guru. Guru memberikan materi ajar tanpa menggunakan alat peraga sebagai alat bantu dalam mengajar. Guru belum mampu menggunakan pendekatan pembelajaran problem

  

solving, selama ini guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab

yang membuat guru sebagai pelaku utama proses belajar mengajar di kelas.

  Dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak ada patokan yang digunakan karena guru tidak mempersiapkan RPP terlebih dahulu, sehingga pembelajaran berjalan begitu saja sesuai keinginan guru. Ketika pembelajaran dimulai, dari 30 siswa nampak 8 siswa tidak mempersiapkan buku tulis, buku catatan, dan buku teks. Setelah beberapa menit pembelajaran berlangsung, nampak 9 siswa berbicara sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Ada juga 2 siswa yang tidak dapat menyimak bacaan yang diminta guru karena tidak membawa buku. Ketika guru melontarkan pertanyaan spontan kepada salah serang siswa, siswa tidak dapat kepada siswa lain. Penggunaan metode ceramah ini juga membuat anak merasa jenuh, dapat dilihat ketika guru menjelaskan di depan kelas ada seorang siswa yang terus mengganggu teman yang lain. Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian guru terhadap siswa yang berada di belakang. Guru hanya berdiri di depan kelas dan menjelaskann semua materi. Di akhir proses pembelajaran guru juga belum melaksanakan refleksi pembelajaran, yang seharusnya dilakukan agar guru dapat mengukur/mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan guru. Hasil nilai tugas siswa pada pembelajaran IPS juga belum mencapai KKM ≥70.

  Situasi ini menunjukkan bahwa minat belajar yang dimiliki siswa kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan rendah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan perbaikan dengan menggunakan pendekatan problem solving.

  Langkah pertama diawali diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat pembelajaran KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman penggunaannya (terlampir) dengan indikator yaitu memecahkan masalah tentang perkembangan teknologi produksi dan komunikasi dari masa ke masa, selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran sesuai indikator yang akan dicapai, media yang digunakan dalam pembelajaran ini yaitu materi pembelajaran tentang perkembangan teknologi, Program Aplikasi Pengajaran Berbasis IT untuk Kelas 4 SD dari JGC, Buku paket Kajian

  

Pengetahuan Sosial 4 , materi pendukung lainnya, kertas HVS, alat tulis, gambar-

  gambar alat transportasi dan alat teknologi tradisional dan modern, kertas soal, lembar evaluasi, dan lembar kerja siswa. Selain itu juga perangkat instrumen penilaian yang meliputi angket minat belajar IPS sesuai dengan pendekatan

  

problem solving , kemudian lembar observasi pelaksanaan pendekatan problem

solving untuk mengetahui pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang

  Pelaksanakan dan Pengamatan Siklus Pertemuan pertama

  Pelaksanaan dilaksanakan bersamaan dengan pengamatan siklus pada tanggal 28 April 2015. Pengamatan dilakukan dengan mengacu pada lembar observasi (terlampir). Pertemuan pertama terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

  Kegiatan awal diawali siswa dengan mengucapkan salam, dan berdoa bersama-sama. Guru memeriksa kehadiran siswa (presensi) dan melakukan apersepsi dengan menunjukkan 2 gambar tentang pak tani yang membajak sawah dengan menggunakan kerbau dan pak tani yang membajak sawah dengan traktor dan guru bertanya jawab untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang akan dipelajari. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kedua gambar tersebut.“Apa yang digunakan kedua pak tani itu untuk membajak sawah? Apakah alatnya sama? Alat mana yang menggunakan mesin? Menurutmu alat mana yang dapat membantu pak tani untuk bekerja lebih cepat? Apa perbedaan kedua alat tersebut?Apa saja kelebihan dan kekurangan kedua alat tersebut?”

  Kegiatan inti diawali dengan pembentukan kelompok. Siswa membentuk 6 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan pendekatan problem solving untuk mempermudah siswa memahami materi dan sekaligus untuk menarik minat belajar siswa. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah dalam pendekatan

  

problem solving . Setelah menerangkan langkah-langkah pendekatan problem

solving , guru langsung memulai pada langkah pertama. Langkah pertama dimulai

  dengan guru menampilkan beberapa gambar contoh benda yang termasuk pada perkembangan teknologi komunikasi dan tranportasi masa lalu dan sekarang, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan singkat. Siswa nampak memperhatikan dan menyimak setiap gambar yang ditampilkan guru. Dalam penjelasan setiap gambar, guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai kelemahan dan pada gambar gadget dan mobil. Siswa mulai menunjukkan ketertarikan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru. Hampir semua siswa beradu kecepatan untuk angkat tangan agar ditunjuk guru untuk menjawab kelemahan dan kelebihan pada gambar yang sedang ditampilkan. Kondisi siswa yang menampakan perasaan senang dan tertarik dengan materi berlangsung hingga gambar yang ditampilkan habis. Langkah selanjutnya guru membagi 21 gambar alat tranportasi dan komunikasi pada kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan 3 gambar alat transportasi atau alat komunikasi. Guru menjelaskan bahwa gambar yang didapatkan nanti akan menjadi topik kelompok dalam membuat mading. Setelah seluruh kelompok mendapatkan 3 gambar, guru mengajak siswa untuk mencari informasi mengenai gambar yang didapat pada setiap kelompok. Guru mengarahkan siswa untuk mencari informasi kelemahan dan kelebihan dari setiap gambar yang didapat. Guru memberikan contoh misalkan kelompok 1 mendapatkan gambar perahu, mobil, dan sepeda, maka kelompok 1 akan mencari informasi tentang kelemahan dan kelebihan perahu, mobil, dan sepeda. Setelah siswa mengerti tugas yang harus dilakukan, siswa bersama kelompoknya menuju perpustakan untuk mencari informasi. Siswa mencari informasi melalui surat kabar, majalah, buku paket, dan internet yang tersedia pada perpustakaan. Dalam kegiatan pencarian informasi, beberapa siswa nampak gaduh untuk berebut menggunakan komputer untuk mencari informasi melalu internet. Adapula beberapa siswa yang nampak diam dan hanya duduk- duduk saja tanpa mencari bahan yang kemudian ditegur oleh guru. Pada akhir pembelajaran siswa diminta kembali masuk ke kelas dan diberi tugas untuk mencari informasi sesuai dengan gambar yang didapat kelompoknya dari surat kabar, majalah, ataupun internet dengan menyertakan gambar atau foto. Siswa juga diminta untuk membawa gunting, lem dan pensil warna untuk pertemuan berikutnya.

  Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dilakukan pengamatan oleh observer, dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran pertemuan pertama.

  Pertemuan kedua

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 30 April 2015. Pelaksanaan dilaksanakan bersamaan dengan pengamatan siklus. Pengamatan dilakukan dengan mengacu pada lembar observasi (terlampir). Pertemuan kedua terdiri kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua yaitu melanjutkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama.

  Pada kegiatan awal guru memeriksa keharidan siswa. Guru mengulas kembali materi pertemuan sebelumnya serta memeriksa hasil pencarian informasi perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi yang sudah dilaksanakan siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi dengan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “naik delman”. Dari lagu tersebut guru mengajukan beberapa pertanyaan spontan kepada siswa, “Taukah kamu alat transportasi tradisional yang sudah berkembang menjadi modern?”. Guru menjelaskan bahwa alat transportasi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu alat transportasi darat, laut, dan udara. Setelah itu guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok dan meminta seiap kelompok untuk memberi nama kelompoknya dengan nama alat transportasi. Setiap kelompok mengerjakan soal yang diberikan guru pada lembar kerja kelomopok. Siswa di dalam kelompok mengamati ambar yang ada dan menyebutkan nama alat transportasi tersebut. Setelah selesai, kelompok diminta untuk mencari tahu apa saja kelebihan alat transportasi yang berkembang dari masa ke masa. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok yang belum mendapat giliran maju bertugas untuk mngoreksi hasil kerja kelompoknya. Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan tugasnya, guru memberi kesempatan siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dipahami siswa. Sebelum guru memberikan evaluasi, siswa bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran diberikan bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami pembelajaran yang diberikan. Kegiatan terakhir yang dilakukan guru adalah memberikan refleksi dan pesan moral yang sesuai dengan materi ajar, dan kemudian menutup pembelajaran.

  Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilakukan pengamatan oleh observer dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru serta respon minat siswa dalam pembelajaran. Dari hasil pengamatan dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan problem solving ini akan dilanjutkan ke siklus 2 sebagai pemantapan keberhasilan siklus 1.

  Refleksi

  Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pada siklus 1 selesai, dengan menganalisis hasil observasi dan catatan yang diperoleh dari pengamatan. Penelitian siklus 1 menggunakan tindakan pendekatan problem

  

solving yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Jumlah

  aktivitas yang merupakan jumlah tindakan disajikan secara rinci melalui tabel 4.1

Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Tindakan Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas

  

4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 Siklus 1

  

Pertemuan 1 Pertemuan 2

∑ P1 + P2 Tindakan No. Kegiatan T TT T TT T TT F % F % F % F % F % F % 1.

  4

  20

  1

  5

  4

  20

  1

  5

  8

  20

  2

  5 Kegiatan Awal 2.

  8

  40

  4

  20

  10

  50

  2

  10

  18

  45

  6

  15 Kegiatan Inti 3.

  2

  10

  1

  5

  2

  10

  1

  5

  4

  10

  2

  5 Kegiatan Akhir

  Jumlah

  14

  70

  6

  30

  16

  80

  4

  20

  30

  75

  10

  25 Sumber : Data Primer Keterangan: T = Terlaksana TT = Tidak Terlaksana f = Frekuensi = Jumlah

  Pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan melalui pendekatan problem

  

solving oleh siswa didapatkan hasil pada siklus 1 yang meliputi pengamatan

  kegiatan siswa pada kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti yang menggunakan pendekatan problem solving dan kegiatan akhir.

  Pada pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran siswa menunjukan kesiapan untuk belajar dengan merapikan tempat duduk, mengucapkan salam, berdoa dan melakukan presensi yang dibantu oleh guru. Namun pada kegiatan awal ini ada 1 kegiatan yang belum dilakukan siswa yaitu dalam menyimak tujuan pembelajaran tidak dilakukan karena guru tidak menyampaikan dikarenakan karena lupa. Kegiatan inti ini terdapat 12 kegiatan yang dilakukan pengamatan terhadap perilaku siswa. 5 kegiatan diantaranya merupakan kegiatan menggunakan pendekatan problem solving diantaranya adalah siswa menyimak penjelasan guru tentang perkembangan alat produksi tradisional dan modern, membuat pertanyaan tentang rumusan masalah cara kerja perkembangan alat produksi tradisional dan modern, siswa merumuskan hipotesis tentang perkembangan alat produksi tradisional dan modern serta siswa membuat kesimpulan. Dalam kegiatan inti kekurangan-kekurangan yang didapati diantaranya siswa masih kurang percaya diri didalam mengajukan gagasan rumusan masalah, siswa masih merasa malu. Dalam menyimak tersebut siswa sudah baik dalam menyimak penjelasan guru, namun ada beberapa siswa yang belum dengan baik dalam menyimak. Tercatat terdapat 2 siswa yang masih belum dengan baik pada saat menyimak penjelasan guru. Kemudian, dalam mengajukan gagasan dan membuat pertanyaan hampir sebagian besar siswa belum bisa secara cepat melakukannya. Hanya 1 siswa yang berani mengajukan gagasan rumusan masalah. Siswa harus dibantu oleh guru dalam membuat pertanyaan. Siswa masih mengalami kesulitan karena belum terbiasa belajar membuat pertanyaan. Dalam kegiatan akhir siswa menyimak penegasan materi yang disampaiakn oleh guru. Akan tetapi siswa belum melakukan refleksi pembelajaran dikarenakan guru tidak membimbing siswa melakukan refleksi pembelajaran. Namun kelebihan dari pertemuan pertama ini ialah meskipun siswa masih merasa kebingungan dengan langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan akan tetapi siswa mau mencoba untuk membuat pekerjaanya dengan berdiskusi dalam satu kelompok walaupun membutuhkan waktu yang relatif lama.

  Pada saat pertemuan kedua, siswa sudah mulai baik atau sekitar 80% kegiatan dalam melaksanakan pembelajaran yang dilakukan siswa. Kelebihan pada pertemuan kedua ini diantaranya adalah, Siswa sudah bisa menemukan sebab-sebab tentang alat produksi, komunikasi, dan transportasi secara tradisional dan modern. Siswa juga mampu mencari masalah dan mencari beberapa cara untuk memecahkan masalah tersebut. Namun beberapa kekurangan-kekurangan masih nampak pada pertemuan kedua seperti dalam tahap membuat kesimpulan siswa sedikit mengalami kesulitan karena belum terbisa, membutuhkan waktu yang lama sekitar 15 menit dalam membuat karena siswa kurang bisa menuliskan dengan kata-kata. Dalam mempresentasikan hanya 2 siswa yang berani maju kedepan kelas.

  Siswa masih merasa takut, malu dan kurang percaya diri. Hasil yang diperoleh dari tindakan belajar IPS siswa menngunakan pendekatan problem

  solving siklus 1 secara rinci dapat dijelaskan melalui gambar 4.1 Berikut ini.

20 Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir

Gambar 4.1 Grafik Garis Distribusi Jumlah Tindakan Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

  Dari gambar 4.1 Nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal yang dilakukan sebanyak 8 tindakan dan 2 tindakan tidak dilakukan, tindakan pada kegiatan inti yang dilakukan sebanyak 18 kegiatan dan 6 kegiatan tidak dilakukan oleh siswa. Sedangkan pada kegiatan akhir 4 tindakan dilakukan dan 2 tindakan tidak dilakukan oleh siswa.

  Aktivitas kegiatan pembelajaran melalui pendekatan problem solving yang dilakukan oleh guru, lebih rinci akan disajikan pada tabel 4.2 halaman berikut :

  2

  4

  6

  8

  10

  12

  14

  16

  18

  Ju m la h T in d a k a n Terlaksana

Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Tindakan Pendekatan Problem Solving Guru Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 Siklus 1

  

Pertemuan 1 Pertemuan 2

∑ P1 + P2 Tindakan No. Kegiatan T TT T TT T TT F % F % F % F % f % F %

  Kegiatan 1.

  4

  20

  1

  5

  4

  20

  1

  5

  8

  20

  2

  5 Awal Kegiatan 2.

  8

  40

  4

  20

  10

  50

  2

  10

  18

  45

  6

  15 Inti Kegiatan 3.

  2

  10

  1

  5

  2

  10

  1

  5

  4

  10

  2

  5 Akhir

  Jumlah

  14

  70

  6

  30

  16

  80

  4

  20

  30

  75

  10

  25 Sumber : Data Primer Keterangan: T = Terlaksana TT = Tidak Terlaksana f = Frekuensi = Jumlah

  Berdasarkan tabel 4.2, tindakan pendekatan problem solving guru pada pertemuan 1 nampak semua kegiatan awal sudah dilakukan dengan baik, guru sudah menyiapkan siswa untuk memulai pelajaran, melakukan apersepsi, dan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, namun guru masih lupa menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada pertemuan 1 guru memiliki beberapa kekurangan yaitu belum memberikan kesempatan siswa untuk berusaha menyimpulkan hasil kerjanya, guru masih mengambil bagian penting dalam penyimpulan. Selain itu guru belum memberikan penegasan tentang materi yang diajarkan. Kelebihan guru adalah mampu mengkontrol kelas sehingga siswa menjadi terpusat dan fokus.

  Pada pertemuan kedua guru memiliki kekurangan yaitu tidak memberikan melakukan refleksi pembelajaran.. Kelebihan guru pada pertemuan kedua adalah guru telah melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran, guru mampu menumbuhkan perhatian belajar siswa dan menciptakan pembelajaran yang aktif. Hasil yang diperoleh dari tindakan belajar IPS guru secara rinci dapat dijelaskan melalui gambar 4.2 berikut ini.

  20

  18

  16 n

  14 a k a

  12 d in

10 T

  Terlaksana h la

  8 m

  6 Ju

  4

  2 Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir

Gambar 4.2 Grafik Garis Jumlah Tindakan Pendekatan Problem Solving Guru Kelas 4

  

SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun 2014/2015 Siklus 1

  Dari gambar 4.2 nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal yang dilakukan sebanyak 8 tindakan dan 2 tindakan tidak dilakukan, tindakan pada kegiatan inti yang dilakukan sebanyak 18 kegiatan dan 6 kegiatan tidak dilakukan oleh guru. Sedangkan pada kegiatan akhir 4 tindakan dilakukan dan 2 tindakan tidak dilakukan oleh guru.

  Skor minat belajar IPS menggunakan pendekatan problem solving diperoleh melalui lembar angket minat belajar siswa yang berisi butir-butir pernyataan mengenai pendekatan problem solving. Angket minat belajar siswa terbagi menjadi 5 aspek, yaitu aspek melakukan dengan senang hati, melakukan aktivitas dengan kesadaran, fokus terhadap suau yang dipelajari secara terus menerus, fokus terhadap kegiatan yang diminati, dan berani mengambil pendekatan problem solving siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Grobogan disajikan pada tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving Siswa

  

Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

Skor Minat Kriteria F Persentase (%)

  14-20 Tinggi 19 63,33 7-13 Sedang 8 26,67

  ≤6 Rendah

  3

  10 Jumlah

  30 100 Sumber : Data Primer

  Klasifikasi minat, dikelompokan menjadi 3 yaitu minat rendah (skor ≤6), minat sedang (skor 7-13) dan minat tinggi (skor 14-20). Skor minat yang diperoleh dari pernyataan dalam bentuk angket terdiri dari lima peristiwa yang nampak yakni, melakukan kegiatan dengan senang hati, melakukan aktivitas dengan kesadaran, fokus terhadap suatu yang dipelajari, fokus terhadap kegiatan yang diminati, berani mengambil keputusan.

  Berdasarkan tabel 4.3, nampak bahwa 63,33 % dari 30 siswa masuk dalam kriteria minat belajar yang tinggi, 26,67% atau 8 siswa masuk dalam kriteria minat belajar sedang, dan 10% atau 4 siswa masuk dalam kriteria minat belajar siswa rendah. Namun, karena belum mencapai seperti target yang ditetapkan perlu dilakukan tindakan pada siklus II. Lebih jelasnya deskripsi minat pada siklus 1 disajikan melalui gambar 4.3 halaman berikut:

  Skor Minat Belajar IPS Siklus 1

  20

  19

  18

  17

  16

  15 S

  14 IP r

  13 ja

  12 la e

  11 B

  10 t a

  9 in

  Siklus 1

8 M

  r

  7 o

  6 k S

  5

  4

  3

  2

  1

  1

  2

  3

  4

  5

  

6

  7

  8

  9

  10 jumlah siswa

Gambar 4.3 Grafik Garis Skor Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving

  

Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

  Dari gambar 4.3 diagram garis diatas nampak bahwa siswa yang memiliki minat dari yang terendah dengan skor 6 sebanyank 3 siswa, skor 10 sebanyak 4 siswa, skor 12 sebanyak 2 siswa, skor 13 sebanyak 2 siswa, skor 14 sebanyak 3 siswa, skor 15 sebanyak 1 siswa, skor 16 sebanyak 6 siswa, skor 17 sebanyak 6 siswa, dan skor 18 sebanyak 3 siswa.

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 2

  Pelaksanaan siklus 2 dengan KD 2.4 Mengenal Permasalahan Sosial di Daerahnya dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

  Perencanaan

  Perencanaan dan pelaksanaan PTK pada siklus II, mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I, yakni mengacu kelemahan dan kelebihan pada siklus I. Persiapan yang dilakukan pada siklus II sama seperti yang dilakukan pada siklus I yakni membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat pembelajaran KD 2.4 Mengenal Permasalahan Sosial di Daerahnya (terlampir),

  Pelaksanaan dan Pengamatan Siklus 2 Pertemuan Pertama

  Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015. Pertemuan pertama terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

  Kegiatan awal pada pertemuan pertama yatiu guru mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran, guru memeriksa kehadiran siswa, guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan guru melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan “Kamu tau apa itu kegiatan siskampling? Siapa yang biasanya melakukan kegiatan tersebut? Apa fungsi dari kegiatan itu? Apabila kegiatan siskamling tidak ada, apa akibatnya?” Siswa antusias saat guru memberikan pertanyaan, nampak seluruh siswa mengajukan diri dengan mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru.

  Kegiatan inti diawali dengan pembentukan kelompok. Siswa membentuk 4 kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 siswa. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan pendekatan problem solving untuk mempermudah siswa memahami materi dan sekaligus untuk menarik minat belajar siswa. Kemudian guru menjelaskan langkah-langkah dalam pendekatan

  

problem solving . Setelah menerangkan langkah-langkah pendekatan problem

solving , guru langsung memulai pada langkah pertama. Langkah pertama adalah

  dimulai dengan guru menampilkan beberapa gambar contoh permasalahan sosial diiringi dengan penjelasan singkat. Siswa nampak memperhatikan dan menyimak kelompok beserta gambar-gambar tentang masalah sosial. Setiap kelompok bertugas untuk mencari informasi guna mempermudah pengerjaan soal. Kertas gambar yang diberikan guru akan dikelompokkan menurut jenis masalah sosialnya. Ada 7 masalah sosial, antara lain kemiskinan, pengangguran, kebodohan, keahatan, kenakalan remaja, narkoba, dan pencemaran lingkungan. Setelah seluruh kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta kelompok untuk maju bergantian mempresentasikan hasil kerjanya. Pada akhir pembelajaran siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi ajar yang sidampaikan, serta memberikan evaluasi.

  Pertemuan kedua

  Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2015. Pertemuan kedua terdiri kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua yaitu melanjutkan kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama.

  Pada kegiatan awal guru memeriksa keharidan siswa. Guru mengulas kembali materi pertemuan sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan tentang sebab akibat terjadinya salah satu masalah sosial yang telah dicari siswa pada pertemuan yang lalu. Agar siswa lebih mengerti, guru menuliskannya di papan tulis. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok untuk mengerjakan soal tentang mencari sebab-sebab terjadinya masalah sosial, serta memberikan argumennya mangatasi masalah tersebut. Setelah seluruh kelompok selesai mengerjakan tugas, guru meminta kelompok untuk maju bergantian mempresentasikan hasil kerjanya. Pada akhir pembelajaran, observer membagikan angket minat belajar untuk diisi secara individu dan jujur.

  Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilakukan pengamatan oleh observer dengan cara mengisi lembar observasi tindakan guru serta respon minat siswa dalam pembelajaran. Dari hasil pengamatan dapat dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan pada kegiatan pembelajaran pertemuan kedua.

  Refleksi

  Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pada siklus 2 selesai, dengan menganalis hasil observasi dan catatan yang diisikan observer. Hasil analisis secara rinci disajikan pada tabel 4.4 :

  Tabel 4.4

Distribusi Jumlah Tindakan Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN

  

1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2

No. Tidakan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Siklus 2 ∑ P1 + P2 Kegiatan Terlaksana Terlaksana Terlaksana F Persentase Persentase Persentase F F % % %

  1. Kegiatan 4 21,05 4 21,05 8 21,05 Awal

  2. Kegiatan 12 63,16 12 63,16 24 63,16 Inti

  3. Kegiatan 3 15,79 3 15,79 6 15,79 Akhir

  Jumlah 19 100 19 100 38 100 Sumber : Data Primer

  Pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan melalui pendekatan problem

  

solving oleh siswa didapatkan hasil pada siklus 2 yang meliputi pengamatan

  kegiatan siswa pada kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti yang menggunakan pendekatan problem solving dan kegiatan akhir.

  Pada pertemuan pertama kegiatan awal pembelajaran siswa menunjukan kesiapan untuk belajar dengan merapikan tempat duduk, mengucapkan salam, berdoa dan melakukan presensi yang dibantu oleh guru. Siswa menyimak tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Siswa terlihat lebih siap dalam melaksanakan pembelajaran karena sudah mengetahui tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dijalankan. Kegiatan inti ini terdapat 12 kegiatan yang dilakukan pengamatan terhadap perilaku siswa, kegiatan diantaranya merupakan kegiatan menggunakan tentang masalah sosial di lingkungan masyarakat, siswa mengajukan gagasan rumusan masalah tentang pentingnya mengikuti siskamling, siswa membuat pertanyaan tentang rumusan masalah mengikuti siskamling, siswa merumuskan hipotesis tentang masalah sosial yang lain di lingkungan masyarakat dan membuat kesimpulan. Dalam kegiatan inti tersebut siswa sudah baik. Dalam mengajukan gagasan dan mengerjakan soal pemecahan masalah siswa sudah berani mengajukan gagasan di kelompoknya. 30 siswa sudah bisa membuat pertanyaan rumusan masalah dengan baik. Dalam kegiatan akhir siswa menyimak penegasan materi yang disampaikan oleh guru. Siswa menyimak kesimpulan yang diberikan guru dan sudah melakukan refleksi pembelajaran bersama guru.

  Pada saat pertemuan kedua, 100 % kegiatan pembelajaran melalui pendekatan problem solving sudah sangat baik dilakukan oleh siswa. Siswa sudah bisa menemukan data tentang masalah sosial yang ada di lingkungan masyarakat. Siswa dengan baik memperinci hasilnya di dalam lembar kerja kelompok. Dalam menemukan data tentang masalah sosial siswa mencari buku-buku sumber yang dibawa. Seluruh siswa sangat serius dalam mencari sumber informasi tentang masalah sosial. Siswa menyimak dengan serius saat guru memberikan contoh masalah sosial. Kemudian siswa di dalam kelompok mencari tahu sebab-sebab terjadinya masalah sosial serta cara mengatasinya. Hasil yang diperoleh dari tindakan belajar IPS siswa secara rinci disajikan melalui gambar 4.4 halaman berikut :

Gambar 4.4 Grafik Garis Jumlah Tindakan Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4

  

SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2

  Dari gambar 4.4 Nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal sebanyak 8 kegiatan sudah dilakukan dengan baik, pada kegiatan inti 24 kegiatan sudah dilakukan dan pada kegiatan akhir 8 tindakan sudah dilakukan dengan baik pada siklus 2.

  Aktivitas tindakan pembelajaran melalui pendekatan problem solving yang dilakukan oleh guru, secara lebih rinci akan disajikan pada tabel 4.5 Distribusi Tindakan Pendekatan problem solving berikut ini.

  5

  10

  15

  20

  25

  30 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Terlaksana

  Tabel 4.5

Distribusi Jumlah Tindakan Pendekatan Problem Solving Guru Kelas 4 SDN

  

1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2 No. Tidakan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Siklus 2 ∑ P1 + P2 Kegiatan Terlaksana Terlaksana Terlaksana F Persentase Persentase Persentase F F (%) (%) (%)

  1. Kegiatan 4 21,05 4 21,05 8 21,05 Awal

  2. Kegiatan 12 63,16 12 63,16 24 63,16 Inti

  3. Kegiatan 3 15,79 3 15,79 6 15,79 Akhir

  Jumlah 19 100 19 100 38 100 Sumber : Data Primer

  Berdasarkan tabel 4.5, aktivitas tindakan pendekatan problem solving guru pada pertemuan 1 nampak kelebihan guru yaitu guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP menggunakan pendekatan pembelajaran problem solving secara optimal.

  Kegiatan pada pertemuan 2, sudah dilaksanakan sama baik dengan pertemuan 1 oleh guru dan siswa. Guru melaksanakan pembelajaran dengan tepat waktu dan menimbulkan minat siswa secara optimal. Kelebihan guru pada pertemuan kedua adalah pemantauan dan bimbingan guru dalam menyusun laporan sudah menyeluruh dan rata kepada semua kelompok. Keseluruhan kegiatan pembelajaran pada pertemuan sudah dilaksanakan semua dengan baik. Hasil yang diperoleh dari tindakan belajar IPS guru secara rinci disajikan melalui gambar 4.5 halaman berikut :

  14

  12

  10

  8 Terlaksana

  6

  4

  2 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir

Gambar 4.5 Grafik Garis Jumlah Tindakan Pendekatan Problem Solving Guru

  

Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1

  Dari gambar 4.5 Nampak bahwa tindakan pada kegiatan awal sebanyak 8 kegiatan sudah dilakukan dengan baik, pada kegiatan inti 24 kegiatan sudah dilakukan dan pada kegiatan akhir 8 tindakan sudah dilakukan dengan baik pada siklus 2.

  Skor minat belajar IPS menggunakan Pendekatan problem solving diperoleh melalui lembar angket minat belajar siswa yang berisi butir-butir pernyataan mengenai Pendekatan problem solving. Angket minat belajar siswa terbagi menjadi 5 aspek, yaitu aspek melakukan dengan senang hati, melakukan aktivitas dengan kesadaran, fokus terhadap suau yang dipelajari secara terus menerus, fokus terhadap kegiatan yang diminati, dan berani mengambil keputusan. Hasil yang diperoleh dari penelitian, minat belajar IPS dalam pendekatan problem

  

solving siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan siklus 2

  disajikan pada tabel 4.6 halaman berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving

  

Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2

Skor Minat Kriteria F %

  14-20 Tinggi 26 86,67 7-13 Sedang 4 13,33

  Jumlah 30 100 Sumber : Data Primer

  Klasifikasi minat, dikelompokan menjadi 3 yaitu minat rendah (skor ≤6), minat sedang (skor 7-13) dan minat tinggi (skor 14-20). Skor minat yang diperoleh dari pernyataan dalam bentuk angket terdiri dari lima peristiwa yang nampak yakni, melakukan kegiatan dengan senang hati, melakukan aktivitas dengan kesadaran, fokus terhadap suatu yang dipelajari, fokus terhadap kegiatan yang diminati, berani mengambil keputusan.

  Berdasarkan tabel 4.6, setelah adanya tindakan melalui pendekatan

problem solving dalam pembelajaran diketahui adanya peningkatan minat siswa.

Nampak bahwa 86,67 % dari 30 siswa masuk dalam kriteria minat belajar yang tinggi, 13,33 % atau 4 siswa masuk dalam kriteria minat belajar sedang, dan tidak ada siswa yang masuk dalam kriteria minat belajar rendah. Dari tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa setelah adanya tindakan pada siklus II melalui pendekatan

  

problem solving , minat siswa sudah meningkatdan sesuai dengan target dibanding

  dengan siklus pertama. Jadi pembelajaran melalui pendekatan problem solving dapat meningkatkan minat belajar siswa. Lebih jelasnya deskripsi minat pada siklus II akan ditunjukan melalui gambar 4.6 dibawah ini:

Gambar 4.6 Grafik Garis Skor Minat Belajar IPS Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar

  14

  

Skor Minat Belajar IPS Siklus 2

siklus 1

  12 S k o r M in a t B e la ja r Jumlah Siswa

  10

  8

  6

  4

  2

  20

  19

  18

  17

  16

  15

  13

  

Kabupaten Grobogan Semester 2Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 2

  12

  11

  10

  9

  8

  7

  6

  5

  4

  3

  2

  1

  Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tindakan penelitian terhadap minat belajar siswa melalui pendekatan problem solving pada mata pelajaran IPS, dengan kompetensi dasar mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya pada siklus 1

  Dari gambar 4.6 diagram garis diatas nampak bahwa siswa yang memperoleh skor 10 sebanyak 2 siswa, skor13 sebanyak 2 siswa, skor 14 sebanyak 4 siswa, skor 15 sebanyak 3 siswa, skor 16 sebanyak 8 siswa, skor 17 sebanyak 8 siswa dan skor 18 sebanyak 3 siswa. Dengan demikian pencapaian minat belajar IPS siklus 2,telah mencapai peningkatan 80% atau dapat dikatakan minat belajar IPS seluruh siswa (30 siswa) Kelas 4 SDN 1 Kalangancar Kabupaten Grobogan meningkat.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

  bagi siswa kelas IV SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan semester 2 tahun 2014/2015. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Perbandingan Jumlah Tindakan Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Tindakan SI SII SI SII SI SII Kegiatan F % F % F % F % F % F %

  Tindakan

  8

  80 10 100

  18

  75 24 100 4 66,67 6 100

  Problem Solving

  Yang Dilakukan Tindakan

  Problem Solving

  2

  20

  6

  25 2 33,33 Yang Belum

  Dilakukan

  Jumlah 10 100 10 100 24 100 24 100 6 100 6 100 Tindakan Sumber : Data Primer Keterangan: S = Siklus f = Frekuensi

  Dari tabel 4.7 nampak bahwa, dalam pembelajaran menggunakan pendekatan problem solving siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 yang diberikan, ada peningkatan tindakan yang dilakukan siswa dari siklus 1 ke siklus 2, baik dalam kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Secara lebih rinci dapat juga disajikan melalui

gambar 4.7 yaitu perbandingan grafik jumlah tindakan belajar IPS melalui pendekatan problem solving siswa kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten

  Grobogan siklus 1 dan siklus 2 halaman berikut :

30 Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan akhir

Gambar 4.7 Perbandingan Jumlah Tindakan Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4

  

SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2

  Dari gambar 4.7 nampak bahwa tindakan kegiatan awal siswa pada siklus 1 hanya 8 tindakan yang dilakukan dan 2 tindakan tidak dilakukan. Pada siklus 2 seluruh tindakan atau 10 tindakan telah dilakukan. Kegiatan inti siklus 1 hanya 18 tindakan yang dilakukan dan 6 tindakan tidak dilakukan sedangkan pada siklus 2, 24 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan siswa. selanjutnya pada kegiatan akhir siklus 1, 4 tindakan telah lakukan dan 2 tindakan belum dilakukan. Kegiatan akhir siklus 2, 6 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan. Penerapan pendekatan problem solving di siklus 2 semuanya terlaksana, sejalan dengan langkah-langkah problem solving yang dikemukakan oleh Polya (2011).

  Adapun aktivitas tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan pendekatan problem solving, dengan aspek minat belajar yaitu melakukan kegiatan dengan senang hati, melakukan aktivitas dengan kesadaran, fokus terhadap suatu yang dipelajari terus menerus, fokus terhadap kegiatan yang diminati, berani mengambil keputusan. Untuk lebih jelasnya tabel perbandingan

  5

  10

  15

  20

  25

  A k ti vi tas P em b el aj ar an Siklus 1 Siklus 2 jumlah tindakan pendekatan problem solving yang dilakukan guru dalam siklus 1 dan siklus 2 disajikan pada tabel 4.8 halaman berikut.

Tabel 4.8 Perbandingan Jumlah Tindakan Pendekatan Problem Solving Guru Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2 Kegiatan Awal Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Tindakan SI SII SI SII SI SII Kegiatan F % F % F % F % F % F %

  Tindakan

  8

  80 10 100

  18

  75 24 100 4 66,67

  6

  100 Problem Solving

  Yang Dilakukan Tindakan

  Problem Solving

  2

  20

  6

  25 2 33,33 Yang Belum

  Dilakukan

  Jumlah 10 100 10 100 22 100 22 100 6 100 6 100 Tindakan Sumber : Data Primer Keterangan: S = Siklus f = Frekuensi

  Dari tabel 4.8 nampak bahwa, dalam kegiatan awal, jumlah tindakan yang dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan melalui pendekatan problem

  solving dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan tindakan. Dari kegiatan

  awal siklus I dari 10 aktivitas tindakan pendekatan problem solving, yang telah dilaksanakan guru sebanyak 8 aktivitas, kemudian pada siklus 2 mengalami peningkatan sebanyak 10 aktivitas. Nampak bahwa dalam kegiatan awal siklus I guru lupa belum menyampaikan tujuan serta langkah-langkah dalam pembelajaran. Kekurangan tersebut kemudian diperbaiki disiklus II. Pada kegiatan inti siklus I dari 24 aktivitas tindakan guru telah melaksanakan aktivitas tindakan pendekatan inkuiri sejumlah 18 aktivitas, kemudian pada siklus II guru telah aktivitas tindakan guru hanya melaksanakan 4 aktivitas tindakan, kemudian pada siklus 2 guru telah melaksanakan seluruh tindakan kegiatan akhir. Secara lebih rinci dapat juga disajikan melalui gambar 4.8 yaitu perbandingan grafik tindakan belajar IPS melalui pendekatan Problem Solving guru kelas IV SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan siklus 1 dan siklus 2 halaman berikut :

30 Kegiatan awal Kegiatan Inti Kegiatan akhir

Gambar 4.8 Perbandingan Jumlah Tindakan Pendekatan Problem Solving Guru

  

Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2

Tahun Pelajaran 2014/2015 Siklus 1 dan Siklus 2

  Dari gambar 4.8 nampak bahwa tindakan kegiatan awal guru pada siklus 1 hanya 8 tindakan yang dilakukan dan 2 tindakan tidak dilakukan. Pada siklus 2 seluruh tindakan atau 10 tindakan telah dilakukan. Kegiatan inti siklus 1 hanya 18 tindakan yang dilakukan dan 6 tindakan tidak dilakukan sedangkan pada siklus 2, 24 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan siswa. Selanjutnya pada kegiatan akhir siklus 1, 4 tindakan telah lakukan dan 2 tindakan belum dilakukan. Kegiatan akhir siklus 2, 6 tindakan atau seluruh tindakan telah dilakukan. Penerapan pendekatan problem solving di siklus 2 semuanya terlaksana, sejalan dengan langkah-langkah problem solving yang dikemukakan oleh Polya (2011).

  5

  10

  15

  20

  25

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD N Karanggondang 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang Semester II Tahun P

0 2 16

SURAT IZIN MELAKSANAKAN UJI VALIDITAS DAN PENELITIAN SKRIPSI

0 10 101

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester II Tah

0 4 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kela

0 0 23

43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan

0 1 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester II Tah

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester II Tah

0 0 113

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 18

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 13