Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Sifat-Sifat Cahaya Kelas V Sekolah Dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

  2.1. Kajian Teori 2.1.1.

  Ilmu Pengetahuan Alam 2.1.1.1.

  Hakekat IPA Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur Trianto (2010:137). Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dessiminasi pengetahuan.

  Sementara itu (Trianto, 2010) mengatakan bahwa IPA hakikatnya merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk, IPA merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk produk sains, dan sebagai aplikasi, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberikan kemudahan bagi kehidupan.

  Sains sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan terakhir menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas.

  Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar, yaitu biologi, fisika, dan kimia, merupakan salah satu cabang dari IPA, dan merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan bahwa hakikat

  IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.

  Dari pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa, IPA merupakan suatu Ilmu Pengetahuan yang mempelajari serangkaian proses pembelajaran melalui penemuan, pengalaman, dan gejala-gejala alamnya yang dibangun atas dasar pemikiran ilmiah yang terdapat atas tiga komponen pembelajaran berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku.

  2.1.1.2. Ruang Lingkup IPA Mengutip tulisan dalam standar isi di Permendiknas no 22 tahun 2006, disebutkan bahwa mata pelajaran IPA di SD//MI meliputi aspek-aspek berikut: a) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingungan serta kesehatan, b) benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas, c) energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana, dan d) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda laingit lainnya.

  Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa, pada dasarnya ruang lingkup IPA di tingkat SD/ Mi meliputi beberapa aspek seperti makhluk hidup berserta dengan proses kehidupannya, materi yang digunakan, energi yang digunakan, bumi dan alam semesta yang digunakan sebagai tempat untuk tumbuh dan berkembangbiak.

  2.1.1.3. Tujuan Pengajaran IPA Dalam standar isi di Permendiknas no 22 tahun 2006, disebutkan bahwa mata pelajaran IPA di SD//MI bertujuan untuk: a) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, b) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari, c) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, d) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, e) meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, f) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan g) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs .

2.1.1.4. Manfaat Pengajaran IPA

  Adapun manfaat mempelajari IPA yang dikemukakan oleh UNESCO yang diikuti Asri Budiningsih (2002:47) sebagai berikut: a) IPA menolong siswa untuk dapat berfikir secara logis terhadap kejadian-kejadian sehari-hari dan memecahkan masalah sederhana yang dihadapinya, b) Aplikasi IPA dalam teknologi dapat menolong dan meningkatkan kualitas hidup manusia dalam kehidupan bermasyarakat,

  c) Dunia semakin berorientasi pada kehidupan dan teknologi melalui IPA siswa memperoleh bekal yang sangat penting, d) Jika IPA diakarkan dengan baik akan menghasilkan pola pikir siswa yang baik pula, e) Melalui

  IPA secara positif membantu siswa untuk dapat mempelajari mata pelajaran lain terutama bahasa dan matematika, dan f) Karena sifat-sifat anak yang selalu tertarik dengan lingkungannya, melalui IPA potensi anak akan dikembangkan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengajaran IPA mempunyai manfaat untuk menanamkan sikap ilmiah pada siswa dan nilai positif melalui proses IPA dalam memecahkan masalah. Siswa akan selalu tertarik dengan lingkungan dan siswa akan mengenal serta dapat memanfaatkan teknologi sederhana dari aplikasi IPA.

2.1.2. Lembar Kerja Siswa 2.1.2.1.

  Pengertian Lembar Kerja Siswa Dalam Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (Diknas, 2004), lembar kerja siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar Kegiatan Siswa merupakan materi ajar yang dikemas sedemikian rupa agar siswa dapat mempelajari materi tersebut secara mandiri (Sutanto, 2009:1). Hidayah (2008:7) menjelaskan bahwa Lembar Kerja Siswa merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik. Faoziah (2012: 14) Lembar kerja siswa merupakan media pembelajaran yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan oleh siswa dan berfungsi untuk mengembangkan keterampilan berfikir siswa.

  Dari pengertian-pengertian diatas maka lembar kerja siswa adalah bahan ajar atau lembaran

  • –lembaran yang digunakan oleh siswa dan berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar yang berisi soal-soal latihan yang terarah untuk dapat mencapai suatu tujuan pembelajaran.

2.1.2.2. Fungsi Lembar Kerja Siswa

  Adapun menurut Andi Prastowo (2013:205), Lembar Kerja Siswa berfungsi di antaranya sebagai berikut: a) Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik , b) Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan, c) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, dan d) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik. Dari fungsi diatas maka fungsi lembar kerja siswa adalah sebagai bahan ajar atau lembaran-lembaran yang dapat mengaktifkan, memahami materi, dan mempermudah siswa dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas maupun diluar kelas.

  2.1.2.3. Tujuan Penyusunan Lembar Kerja Siswa Dalam hal ini, menurut Andi Prastowo (2013:206) paling tidak ada empat pokok yang menjadi tujuan penyusunan Lembar Kerja Siswa, yaitu: a) Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinterkasi dengan materi yang diberikan, b) Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan, c) Melatih kemandirian belajar peserta didik, dan d) Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

  Dari tujuan diatas maka tujuan lembar kerja siswa adalah untuk menyajikan bahan ajar siswa yang dapat meningkatkan penguasaan suatu materi yang berifat mandiri maupun kelompok dalam proses pembelajaran di kelas.

  2.1.2.4. Manfaat Lembar Kerja Siswa Menurut Wandhiro (2011:6) manfaat secara umum dari penyusunan

  Lembar Kerja Siswa adalah sebagai berikut:

  a) Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran, b) Mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar, c) Sebagai pedoman guru dan peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistimatis, d) Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang akan dipelajari melalui kegiatan belajar, e) Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis, f) Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan keterampilan proses, dan

  g). Mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep Dari manfaat diatas maka manfaat lembar kerja siswa adalah sebagai lembar bahan ajar yang dapat membantu guru dalam memberikan informasi tentang konsep yang dipelajari untuk dapat menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses pada pembelajaran.

  2.1.2.5. Kelebihan dan Kekurangan Lembar Kerja Siswa Kelebihan lembar kerja siswa menurut Hartati (2003:54) sebagai berikut: kegairahan belajar siswa, c) Mampu mengarahkan cara belajar siswa, Sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat belajar, dan d) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sedangkan kekurangan dari lembar kerja siswa sebagai berikut:

  a) Soal-soal yang tertuang pada lembar kerja siswa cenderung monoton, bisa muncul bagian berikutnya maupun bab setelah itu, b) Lembar kerja siswa hanya melatih siswa untuk menjawab soal, tidak efektif tanpa ada sebuah pemahaman konsep materi secara benar, c) Di dalam lembar kerja siswa hanya bisa menampilkan gambar diam tidak bisa bergerak, sehingga siswa terkadang kurang dapat memahami materi dengan cepat, dan d) Menimbulkan pelajaran yang membosankan bagi siswa jika dipadukan dengan media yang lain. Dari kelebihan dan kekurangan diatas maka kelebihan dan kekurangan lembar kerja siswa adalah kelebihannya sebagai bahan ajar yang mudah dipelajari, sebagai bahan ajar yang dapat membantu untuk mengembangkan dan membangkitkan proses belajar siswa. Sedangkan kekurangannya adalah tidak mampu untuk memaparkan materi/ pemahaman kosep secara keseluruhan dengan luas dan benar, serta sebagai bahan ajar yang tidak mampu untuk mempresentasikan gerakan yang dapat menimbulkan sebuah rasa bosan bagi siswa, apabila tidak diberikan bantuan dengan media belajar yang lain pada saat proses pembalajara.

2.1.2.6. Langkah-langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa

  Untuk menulis Lembar Kerja Siswa menurut Andi Prastowo (2013:214- 215) langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

  a). Rumusan kompetensi dasar, b). Menentukan alat penilaian, c). Menyusun materi, dan d). Memperhatikan struktur LKS. Berdasarkan dari langkah-langkah didalam penyusunan LKS diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penulis harus melakukan kegiatan merumusan kompetesi dasar yang akan diangkat untuk digunakan menurunkan rumusan, setelah itu menentukan alat penilaian yang berfungsi sebagai penilaian terhadap yang berkaitan dengan kompetensi dasar tadi, dan yang paling pokok dalam penyusunan LKS haruslah memperhatikan struktur LKS, yang mana ibarat akan mengembangkan sebuah rumah, maka kita harus paham tentang rumah itu.

2.1.3. Model Inkuiri Terbimbing 2.1.3.1.

  Pengertian Model Inkuiri Terbimbing Ismawati (2007:35) mengatakan bahwa inkuiri berasal dari kata inquire yang berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan, dan inkuiri berarti penyelidikan. Inkuiri terbimbing adalah sebagai proses pembelajaran dimana guru menyediakan unsur-unsur asas dalam satu pelajaran dan kemudian meminta pelajar membuat generalisasi, menurut Sanjaya (2008:200) pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada siswa.

  Inkuiri terbimbing merupakan proses pembelajaran berdasarkan penemuan dan pencarian melalui proses berpikir secara sistematis, dimana guru memimpin murid-murid dengan tahapan-tahapan yang benar, mengijinkan adanya diskusi, menanyakan pertanyaan yang menuntun, dan memperkenalkan ide poko bila dirasa perlu. Ini merupakan kerja sama yang semakin menyenangkan karena hasil akhirnya dapat diperoleh (Udin Syaefudin Sa’ud, 2009:169 dan Evan M. Maletsky, 2004:15)

  Dari pendapat diatas dapat disimpulkan model inkuiri terbimbing merupakan suatu proses pembelajaran yang mana guru juga berperan aktif dalam membimbing siswa untuk dapat berfikir kritis secara sistematis dan dapat menyimpulkan penemuan atau pendapatanya dengan percaya diri dan dapat dipertanggung jawabkan.

2.1.3.2. Langkah-langkah Model Inkuiri Terbimbing

  Langkah-Langkah Model Inkuiri Terbimbing dimodifikasi dari Walker dan Wenning (2007: 160) ada enam tahap-tahap model inkuiri, sebagai berikut:

Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Inkuiri Terbimbing

  Menuntun siswa untuk merumuskan suatu kesimpulan berdasarkan bukti-bukti yang di dapat dan hipotesis yang telah dirumuskan. Reporting (pelaporan)

  6. membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya

  5. menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar;

  3. membangkitkan gairah pada siswa; 4. memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri;

  2. Pengetahuan yang diperoleh bersifat sangat kukuh; dalam arti pendalaman dari pengertian; referensi, dan transfer;

  1. membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa;

  Suryosubroto (2009:185) mengemukakan bahwa inkuiri terbimbing memiliki keunggulan sebagai berikut:

  Menuntun siswa dalam melaporkan hasil eksperimen yang telah dilakukan melalui kegiatan diskusi.

  3. Menuntun siswa dalam mengobservasi dan merekam data. Concluding (penyimpulan)

  Tahapan Pembelajaran

  2. Menuntun siswa dalam melakukan prosedur eksperimen.

  1. Menuntun siswa dalam menggunakan alat dan bahan.

  Menuntun siswa untuk merencanakan eksperimen dengan beberapa pertanyaan. Implementing (pengimpleme ntasian)

  Menuntun siswa merumuskan permasalahan dan hipotesis. Planning (perencanaan)

  3. Menemukan kesalahan konsep yang dimiliki oleh siswa. Questioning (permasalahan)

  2. Menemukan pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa terhadap topik.

  Memperkenalkan dan mengarahkan siswa terhadap topik yang akan dipelajari.

  Perilaku Guru Introduction (pembukaan) 1.

2.1.3.3. Keunggulan dan kelemahan Model Inkuiri Terbimbing

  7. model ini berpusat pada siswa sehingga guru hanya menjadi teman belajar.

  Sedangkan Kelemahan Model Inkuiri Terbimbing, menurut Suryosubroto (2009:186) sebagai berikut: 1. dipersyaratkan keharusan persiapan mental untuk cara belajar ini; 2. model ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar; 3. harapan yang ditumpahkan mungkin mengecewakan bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional. Dari keunggulan dan kelemahan diatas maka keunggulan dan kelemahan model inkuri terbimbing adalah keunggulannya untuk dapat membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak ketrampilan proses dalam belajar, memotivasi siswa, memperkuat pribadi siswa dalam proses pembelajaran sehingga guru hanya menjadi teman dalam belajarnya. Sedangkan, kelemahannya perlu persiapan mental dalam proses pembelajaran, dan kurang baik jika dilakukan dalam kelas skala besar. Pengembangan ini dimplikasikan dengan LKS yang langsung disesuaiakan pada langkah-langkah model inkuiri terbimbing dengan mengacu oleh kelebihan dan kelemahan yang dimiliki model inkuiri terbimbing sebagai refensi didalam pengembangan LKS IPA Berbais Model Inkuiri terbimbing ini.

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan

  Pengembangan LKS Mata Pelajaran IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing. Hal ini pernah diteliti oleh Sidig Budisetyawan (2012) dengan judul penelitian “Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing pada Tema Sistem Kehidupan Dalam Tumbuhan Kelas VIII SMPN 2 Playen, Yogyakarta”. Pengembangan LKS IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing, hasil pengembangan LKS tersebut memenuhi kriteria kelayakan sebagai media pembelajaran yang baik. Perolehan penilaian dari dosen ahli, teman sejawat, dan guru IPA termasuk dalam kategori sangat baik (A) dengan jumlah skor masing-masing 166,5; 164; 177 . Pada uji lapangan terbatas mendapat rata- rata nilai 91,55 dan termasuk dalam kategori nilai (B) atau baik. Sedangkan pada uji operasional kelas VIII A juga mendapat nilai 97,15 dalam kategori (B) atau baik. Tapi pada kelas VIII B terdapat peningkatan dari kelas A, nilai yang didapat 102,09 masuk dalam kategori nilai sangat baik atau (A).

  Noviana Anjar Hastuti (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran IPA Di SMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas LKS hasil pengembangan berdasarkan penilaian dosen ahli, peer viewer, dan guru IPA berada dalam kategori “baik” untuk aspek pendekatan penulisan, aspek penyajian tema, aspek kejelasan kalimat, aspek kegiatan/eksperimen, dan aspek penampilan fisik, dan berada pada kategori “sangat baik” untuk aspek kebahasaan dan keterlaksanaan. Kualitas LKS hasil pengembangan berdasarkan hasil uji respon siswa berada dalam kategori “baik” untuk aspek pendekatan penulisan, aspek penyajian tema, aspek kejelasan kalimat, aspek kebahasaan aspek kegiatan/eksperimen, dan aspek penampilan fisik, dan berada dalam kategori “sangat baik” untuk aspek keterlaksanaan. Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan LKS hasil pengembangan adalah berupa berupa visual activities sebesar 3,97%, oral activities sebesar 2,73%, listening activities sebesar 12,07%, writing activities sebesar 13,64%, drawing ativities sebesar 19,09%, motor activities sebesar 13,64%, mental activities sebesar 9,70%, dan emotional activities sebesar 6,66%.

  Dari kedua penelitian yang telah dilakukan tentang pengembangan lembar kerja siswa berbasis model inkuiri terbimbing, penulisan pembuatan LKS Berbasis Inkuiri terbimbing dalam aspek kejelasan kalimat, aspek kegiatan/ eksperimen, dan aspek penampilan fisik menurut penilaian dari dosen ahli, teman sejawat, dan guru IPA berada dikategori baik. Sedangkan respon siswa dalam menggunakan LKS Berbasis Inkuiri Terbimbing juga berada di kategori baik dan dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA di kelas. Kelebihan dari lembar kerja siswa yang dikembangkan oleh peneliti adalah lembar kerja yang mampu dan penguasaan ketrampilan proses siswa melalui kegiatan diskusi serta percobaan-percobaan yang disertai dengan materi-materi pokok dalam pembelajaran siswa saat ada di kelas maupun diluar kelas baik secara mandiri ataupun kelompok.

2.3. Kerangka Berfikir

  Dalam suatu proses pembelajaran, terdapat unsur yang sangat penting yaitu seperangkat pembelajaran. Salah satunya dalam memilih model mengajar tertentu yang mempengaruhi jenis bahan pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih bahan pembelajaran, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama bahan pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh tenaga pendidik.

  Cahaya penting dalam kehidupan, sebab tanpa adanya cahaya tidak mungkin ada kehidupan. Jika bumi tidak mendapat cahaya dari Matahari, maka bumi akan gelap gulita dan dingin sehingga tidak mungkin ada kehidupan. Para ahli telah meneliti cahaya untuk mengetahui sifat-sifat dan karakteristik cahaya. Ada dua pendapat mengenai cahaya, yaitu cahaya dianggap sebagai gelombang dan cahaya dianggap sebagai partikel. Materi sifat-sifat cahaya telah diajarkan di semua mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pada tingkat sekolah dasar sifat-sifat cahaya diajarkan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

  Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk Lembar Kerja Siswa untuk mata pelajaran IPA kelas V SD, melalui LKS IPA Berbasis Inkuiri Terbimbing akan lebih disukai oleh siswa sekolah dasar. Karena model yang digunakan didalam LKS tersebut adalah model inkuiri terbimbing agar membantu siswa untuk menemukan suatu materi dari hasil percobaan-percobaan yang telah dilakukan. Dari proses pengembangan ini dapat diambil kesimpulan bahwa LKS menyenangkan. Materi tersebut disajikan dalam bentuk percobaan-percobaan agar siswa dapat lebih jelas dalam menyimpulkan suatu materi.

  Pembelajaran IPA Kelas V SD “Sifat-sifat Cahaya” Hambatan Analisis Pengembangan Bahan Ajar Parameter Lembar Kerja Siswa Uji Coba Produk Bahan Ajar Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

2.4. Hipotesis

  Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesa dalam penelitian pengembangan ini adalah Pengembangan LKS IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing yang layak untuk digunakan sebagai sumber belajar IPA di Sekolah Dasar.

  H o : LKS Berbasis Model Inkuri Terbimbing Materi Sifat-sifat Cahaya tidak layak untuk digunakan sebagai pendukung pembelajaran

  IPA di Sekolah Dasar. H a : LKS Berbasis Model Inkuri Terbimbing Materi Sifat-sifat Cahaya layak untuk digunakan sebagai pendukung pembelajaran IPA di

  Sekolah Dasar.

Dokumen yang terkait

43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan

0 1 48

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester II Tah

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning pada Siswa Kelas 5 SD Negeri 1 Banjardowo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan Semester II Tah

0 0 113

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 18

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 13

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 20

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Minat Belajar IPS Melalui Pendekatan Problem Solving Siswa Kelas 4 SDN 1 Kalangbancar Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 70

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Lembar Kerja Siswa IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Materi Sifat-Sifat Cahaya Kelas V Sekolah Dasar

0 1 7