36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Pelaksanaan Tindakan

  Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran dikelas V SD Negeri

  01 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung dengan jumlah siswa 25 pada mata pelajaran IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya dengan menggunakan metode eksperimen berbantuan media benda konkret.

  4.2 Kondisi Awal

  Berdasarkan hasil pengamatan dan data dokumentasi hasil nilai UAS semsester gasal siswa kelas 5 SD Negeri 01 Mangunsari Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung memperoleh hasil belajar yang masih kurang untuk mencapai KKM IPA. Batas nilai KKM IPA yang telah ditentukan adalah 70. Hal ini dapat ditunjukan pada nilai UAS semester gasal, yang 56% siswanya masih belum mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM). Jadi siswa yang belum tuntas hasil belajarnya adalah sebanyak 14 siswa dari 25 siswa.

  Dari hasil observasi tersebut diketahui bahwa rendahnya hasil belajar IPA disebabkan karena beberapa faktor yang mempengaruhi selama proses pembelajaran berlangsung. Diantaranya adalah kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher centered), penyampaian materi masih menggunakan metode konvensional (ceramah), pemanfaatan media belum dilakukan secara maksimal, dan banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru melainkan bersendau gurau dengan temannya, karena kurangnya antusias siswa dalam mengikuti pelajaran. Permasalahan tersebut membuat siswa tidak dapat mengerjakan soal-soal tes yang diberikan guru sehingga hasil belajar yang didapat rendah.

  Hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar Kondisi Awal

  Kondisi Awal No. Distribusi Nilai Keterangan Jumlah Siswa Presentase

  1 < 50 2 8 % Belum tuntas 2 50-59 6 24 % Belum tuntas 3 60-69 6 24 % Belum tuntas 4 70-79 4 16 % Tuntas 5 80-89 6 24 % Tuntas 6 90-100 1 4 % Tuntas

  Jumlah

  25 100 % Berdasarkan tabel hasil belajar kondisi awal, dapat diketahui bahwa perbandingan antara siswa yang belum tuntas adalah sebesar 56% atau 14 siswa dari 25 siswa; sedangkan siswa yang tuntas adalah sebesar 44% atau 11 siswa dari 25 siswa. Berikut dipaparkan siswa yang masuk pada kriteria belum tuntas dan tuntas berdasarkan perolehan interval nilai berikut; 2 siswa pada interval <50 dengan persentase 8%, 6 siswa pada interval 50-59 dengan persentase 24%, 6 siswa pada interval 60-69 dengan persentase 24%, 4 siswa pada interval 70-79 dengan persentase 16%, 6 siswa pada interval 80-89 dengan persentase 24%; 1 siswa pada interval 90-100 dengan presentase 4%. Rekapitulasi perolehan nilai berdasarkan interval, disajikan dengan diagram batang berikut ini:

Gambar 4.1 Diagram Batang Perolehan Nilai Kondisi Awal Sedangkan ketuntasan belajar siswa kondisi awal dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa Kondisi Awal

  Sebelum Tindakan No Nilai Keterangan Jumlah siswa Persentase

  1 < 70 14 56 % Belum tuntas 2 > 70 11 44 % Tuntas

  Jumlah 25 100 % Rata-rata 65,8 Nilai tertinggi

  90 Nilai terendah

  40 Berdasarkan pada tabel presentase ketuntasan belajar siswa kondisi awal dapat diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar sebelum tindakan adalah 11 siswa dengan persentase 44% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 14 siswa dengan persentase 56%. Nilai tertinggi 90, nilai terendah 40, serta nilai rata- ratanya yaitu 65,8. Pada kondisi awal ini, proses belajar mengajar di dalam kelas guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Sehingga dalam proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas, masih terlihat siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Siswa cenderung bercanda dengan teman-temannya. Mengacu pada hasil belajar dan ketuntasan siswa belajar IPA pada kondisi awal inilah, direncanakan tindakan untuk memperbaiki kondisi tersebut.

4.3 Siklus I

  Pada siklus I pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan sifat-sifat cahaya yang meliputi cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan menjadi berbagai warna (pelangi). Pelaksanaan pembelajaran pada

4.3.1 Rencana Tindakan a.

  Menyusun Rencana Pembelajaran.

  Pada siklus I ini disampaikan materi tentang sifat-sifat cahaya, dengan menggunakan metode eksperimen berbantuan media benda konkret. Indikator yang akan dicapai adalah menyebutkan sifat-sifat cahaya, membuktikan bahwa cahaya dapat merambat lurus, dapat menembus benda bening, dapat dipantulkan, dapat dibiaskan, dan dapat diuraikan menjadi berbagai warna (pelangi).

  Sedangkan tujuan pembelajarannya adalah siswa dapat menyebutkan sifat- sifat cahaya, melalui pengamatan dan percobaan siswa dapat membuktikan bahwa cahaya merambat lurus, melalui pengamatan dan percobaan siswa dapat membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening, melalui pengamatan dan percobaan siswa dapat membuktikan bahwa cahaya dapat dipantulkan, melalui pengamatan dan percobaan siswa dapat membuktikkan bahwa cahaya dapat dibiaskan, melalui pengamatan dan percobaan siswa dapat membuktikan bahwa cahaya dapat diuraikan menjadi berbagai warna (pelangi).

  b.

  Menyusun Alokasi Waktu Alokasi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah 4 x 35 menit (2 pertemuan).

  c.

  Menyusun Lembar Kerja Siswa Membuat lembar kerja untuk siswa dengan materi sifat-sifat cahaya yang meliputi cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan menjadi berbagai warna (pelangi). Kegiatan lembar kerja siswa dikerjakan secara berkelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa.

  d.

  Menyiapkan Alat Peraga Alat peraga yang diperlukan dalam kegiatan eksperimen siswa antara lain: lilin 1 buah, karton tebal ukuran 15 cm x 15 cm (3 buah), 3 penjepit kayu untuk penyangga karton, dan korek api, lampu senter, gelas bening, plastik bening, kardus, karton hitam, kaca bening, batu, buku, dan meja, gelas bening 2 buah (gelas A dan gelas B), air putih, pulpen 2 buah, dan uang logam 2 buah, cermin datar ukuran 20 x 30 cm, sendok sayur besar yang mengkilap (sebagai cermin cekung), kaca spion motor (cermin cembung), dan pensil, kertas karton, spidol warna, dan pensil.

  e.

  Menyusun Lembar Evaluasi Membuat soal evaluasi materi sifat-sifat cahaya sebanyak 20 soal. Soal berupa pilihan ganda untuk diselesaikan sesuai dengan waktu 15 menit. Soal dikerjakan secara individu. Soal evaluasi dikerjakan pada akhir siklus yaitu pertemuan kedua.

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama

  Tindakan ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: a.

   Kegiatan Awal

  Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal adalah guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa, dilanjutkan dengan apersepsi. Dalam apersepsi guru bertanya pada siswa: Guru bertanya kepada siswa, “Apakah yang dimaksud cahaya? Mengapa cahaya sangat bermanfaat bagi kehidupan kita? Kalau keadaan sekeliling kita gelap apakah kita dapat melihat benda di sekitar kita?”

  Kemudian guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang cahaya dan sifat-sifatnya (cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, dan cahaya dapat dibiaskan).

b. Kegiatan Inti Eksplorasi

  Dalam kegiatan eksplorasi, guru memberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang sifat-sifat cahaya sebagai berikut: Lihatlah kaca jendela kelas ini, apakah cahaya dapat masuk sampai ke dalam ruang ini? Kalau begitu tahukah kalian bagaimana cahaya dapat merambat sampai ke ruang kelas ini? Sekarang tahukah kalian benda yang tembus cahaya dan benda yang tidak tembus cahaya? Apakah kalian percaya bahwa cahaya dapat dibelokkan? Apakah kita dapat menemukan contohnya dalam kehidupan sehari-hari?

  Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, siswa melakukan tahap metode pembelajaran eksperimen menurut Palendeng:

  1. Percobaan awal

  

Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan

  guru di depan kelas. Lalu guru membagi siswa menjadi tiga kelompok (masing- masing kelompok mendapatkan bagian eksperimen I, II, dan III). Eksperimen I yaitu cahaya dapat merambat lurus, eksperimen II yaitu cahaya dapat menembus benda bening, dan eksperimen III yaitu cahaya dapat dibiaskan

  2. Pengamatan Pada tahap ini, siswa menyimak demonstrasi guru tentang sifat-sifat cahaya. Siswa juga menyimak tujuan eksperimen yaitu menunjukkan bagaimana cahaya dapat merambat lurus, membuktikan cahaya dapat menembus benda bening, dan cahaya dapat dibiaskan.

  3. Hipotesis awal Siswa merumuskan hipotesis awal atau dugaan sementara berdasarkan hasil pengamatannya. Setelah siswa menarik hipotesis dari rumusan masalah, guru menulis hipotesis siswa dipapan tulis.

  4. Verifikasi Pada tahap ini, siswa melakukan eksperimen berbantuan media benda konkret melalui kerja kelompok untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis atau dugaan awal yang telah dirumuskan. Setelah melakukan eksperimen I, II, dan

  III, setiap kelompok mencatat hasil pengamatan dan membuat kesimpulan tentang eksperimen yang sudah dilakukan.

  5. Aplikasi Konsep

  Setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep melalui eksperimen, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.

  6. Evaluasi Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan kesimpulan tentang eksperimen yang sudah dilakukan. Kelompok yang lain menanggapi kelompok yang sedang mempresentasikan hasil ekperimen kelompoknya.

  Konfirmasi Selanjutnya guru memberikan penguatan kepada seluruh siswa tentang pemahaman eksperimen/ penelitian yang telah dilakukan oleh siswa serta meluruskan kekeliruan siswa dalam melakukan eksperimen dan memberikan penilaian terhadap seluruh kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa berupa pujian.

c. Kegiatan Akhir

  Dalam kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada siswa yang kurang jelas pada materi pelajaran hari ini. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini yaitu berkas cahaya merambat lurus, cahaya dapat dibiaskan, dan cahaya dapat menembus benda-benda bening. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih belajar dengan rajin dan giat sehingga pada saat kegiatan pembelajaran selanjutnya lebih memahami materi yang akan dipelajari, guru melakukan refleksi untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran.

  Pertemuan Kedua

  Tindakan ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut:

  a. Kegiatan Awal

  Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal adalah guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa, dilanjutkan dengan apersepsi. Dalam apersepsi guru mengulas materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya.

  Kemudian guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang sifat-sifat cahaya (cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan).

  b. Kegiatan Inti Eksplorasi

  Dalam kegiatan eksplorasi, guru memberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang sifat-sifat cahaya (cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan) sebagai berikut: Pada waktu kalian bercermin bagaimanakah bayangan kalian di dalam cermin? Sama ataukah berbeda? Lalu guru menunjukkan sebuah cermin lalu bertanya kepada siswa, jika tangan kanan kita terangkat pada waktu bercermin, bayangan tangan kita di dalam cermin apakah juga berada di sebelah kanan? Lalu bagaimana jika kita melihat bayangan mobil lewat kaca spion? Bagaimana bentuk bayangan yang dihasilkan? Atau jika kita melihat bayangan wajah kita pada sendok makan alumunium? Bayangan seperti apakah yang akan tampak?

   Elaborasi

  Dalam kegiatan elaborasi, siswa melakukan tahap metode pembelajaran eksperimen menurut Palendeng:

1. Percobaan awal

  Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru di depan kelas. Lalu guru membagi siswa menjadi empat kelompok (dua kelompok mendapat eksperimen IV dan dua kelompok lainnya mendapat eksperimen V). Eksperimen IV yaitu membahas cahaya dapat dipantulkan sedangkan eksperimen V membahas cahaya dapat diuraikan. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang.

  2.

  Pada tahap ini, siswa menyimak demonstrasi guru tentang sifat-sifat cahaya (cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan). Siswa juga menyimak tujuan eksperimen yaitu siswa dapat membuktikan bahwa cahaya dapat dibiaskan dan siswa dapat membuktikan bahwa cahaya dapat diuraikan menjadi berbagai warna (pelangi).

  3. Hipotesis awal Siswa merumuskan hipotesis awal atau dugaan sementara berdasarkan hasil pengamatannya. Setelah siswa menarik hipotesis dari rumusan masalah, guru menulis hipotesis siswa dipapan tulis.

  4. Verifikasi Pada tahap ini, siswa melakukan eksperimen berbantuan media benda konkret melalui kerja kelompok untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis atau dugaan awal yang telah dirumuskan. Setelah melakukan eksperimen IV dan V, setiap kelompok mencatat hasil pengamatan dan membuat kesimpulan tentang eksperimen yang sudah dilakukan.

  5. Aplikasi Konsep Setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep melalui eksperimen, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.

  6. Evaluasi Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan kesimpulan tentang eksperimen yang sudah dilakukan. Kelompok yang lain menanggapi kelompok yang sedang mempresentasikan hasil ekperimen kelompoknya. Kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru.

  Konfirmasi

  Selanjutnya guru memberikan penguatan kepada seluruh siswa tentang pemahaman eksperimen/ penelitian yang telah dilakukan oleh siswa serta meluruskan kekeliruan siswa dalam melakukan eksperimen dan memberikan penilaian terhadap seluruh kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa berupa pujian.

c. Kegiatan Akhir

  Dalam kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada siswa yang kurang jelas pada materi pelajaran hari ini. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini yaitu cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan menjadi berbagai warna (pelangi). Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar lebih rajin dan giat sehingga pada saat kegiatan pembelajaran selanjutnya lebih memahami materi, lalu guru melakukan refleksi untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran.

4.3.3 Observasi

  Pada siklus I pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah keseluruhan proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Fokus pengamatannya adalah penerapan metode eksperimen berbantuan benda konkret dalam pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5 SD. Berikut ini aspek yang menjadi pengamatan selama proses pembelajaran yaitu: a.

   Kinerja Guru

  Kinerja guru yang diamati adalah ketika guru menerapkan metode eksperimen berbantuan benda konkret dalam pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5 SD. Berdasarkan hasil observasi kinerja guru pada siklus I terdiri dari 16 aspek pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1

  

No Aspek Indikator Skor Rata-rata

Skor

  1. Melakukan 1.

  3 kegiatan awal esesuaian aktivitas guru dalam apersepsi dengan materi ajar. 2,67

  2. Menyampaika

  2 n kompetensi tujuan yang akan dicapai.

  3.

  3 Menyampaikan tema.

  2. Melakukan 4. materi dengan

  2 Mengaitkan kegiatan kehidupan nyata/ benda nyata. pembelajaran 5.

  3 Menumbuhkan partisipasi aktif dengan metode siswa dalam pembelajaran. Eksperimen 6.

  2 Menumbuhkan rasa ingin tahu berbantuan siswa. media benda

  7. pengalaman

  4 Memberikan konkret langsung kepada siswa. 8. siswa dalam

  3 Membimbing 2,67 pembagian kelompok.

  9.

  3 Memberikan petunjuk kerja kepada siswa.

  10.

  2 Membimbing siswa dalam kerja kelompok. 11. siswa dalam

  3 Membimbing penyampaian hasil diskusi.

  12.

  2 Memfasilitasi terjadinya interaksi antara guru dan siswa.

  3. Melakukan 13. pembelajaran

  4 Menyampaikan kegiatan dengan gaya yang sesuai. penutup 14. refleksi

  3 Melakukan pembelajaran. 3,5

  15.

  4 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa.

  16.

  3 Melakukan tindak lanjut. 46 8,84

  Jumlah Rata-rata hasil observasi 2,95 Dari hasil penilaian lembar observasi dapat dilihat pada aspek melakukan kegiatan awal memperoleh rata-rata skor 2,67 dengan kategori cukup baik. Adapun aspek melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen berbantuan media benda konkret memperoleh rata-rata skor 2,67 dengan kategori cukup baik. Sedangkan pada aspek kegiatan penutup memperoleh rata-rata skor 3,5 dengan kategori baik. Berdasarkan hasil skor rata-rata observasi pada siklus I pertemuan 1 penerapan metode eksperimen berbantuan media benda konkret belum mencapai indikator yang ditentukan penulis dengan kategori baik yaitu 3.

  Dalam pertemuan 2 ini aktivitas guru sudah mulai mengalami peningkatan dengan menerapkan metode eksperimen berbantuan media benda konkret. Berikut ini hasil observasi siklus I pertemuan 2:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2

  

No Aspek Indikator Skor Rata-rata

Skor

  1. Melakukan 1.

  4 kegiatan awal esesuaian aktivitas guru dalam apersepsi dengan materi ajar.

  2. Menyampaik 3 3,67 an kompetensi tujuan yang akan dicapai.

  3.

  4 Menyampaikan tema.

  2. Melakukan 4.

  2 Mengaitkan materi dengan kegiatan kehidupan nyata/ benda nyata. pembelajaran 5.

  3 Menumbuhkan partisipasi aktif 3,2 dengan metode siswa dalam pembelajaran.

  Eksperimen 6.

  3 Menumbuhkan rasa ingin tahu berbantuan siswa. media benda 7. pengalaman

  4 Memberikan konkret langsung kepada siswa.

  8.

  4 Membimbing siswa dalam pembagian kelompok.

  9.

  3 Memberikan petunjuk kerja kepada siswa.

  10.

  3 Membimbing siswa dalam kerja kelompok.

  11.

  4 Membimbing siswa dalam penyampaian hasil diskusi. 12. terjadinya

  3 Memfasilitasi interaksi antara guru dan siswa.

  3. Melakukan 13.

  4 Menyampaikan pembelajaran kegiatan dengan gaya yang sesuai. penutup

  14. refleksi

  4 Melakukan pembelajaran.

  4 15.

  4 Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa.

  16.

  4 Melakukan tindak lanjut.

  Jumlah

  56 10,87

  Rata-rata hasil observasi 3,62

  Pada tabel hasil observasi kinerja guru siklus I pertemuan 2 dapat dilihat, terdapat peningkatan pada aspek pertama dan kedua. Pada aspek melakukan kegiatan awal memperoleh rata-rata skor 3,67 dengan kategori baik. Adapun pada aspek melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen berbantuan media benda konkret memperoleh rata-rata skor 3,2 dengan kategori baik.

  Untuk rata-rata hasil observasi, sudah mengalami peningkatan dari pertemuan 1 yaitu 2,95, pertemuan 2 meningkat menjadi 3,62, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pada pertemuan 2 dalam penerapan metode eksperimen

b. Aktivitas Siswa

  Aktivitas siswa yang diamati adalah ketika siswa menerapkan metode eksperimen berbantuan benda konkret dalam pembelajaran IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5 SD. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I terdiri dari 15 aspek pengamatan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1

  

N Aspek Indikator Sko Rata

o

  • - r rata Skor

  1. Melakukan

  1. Perhatian siswa pada awal

  2 kegiatan pelajaran. awal 2.

  Kete

  2

  2 rtarikan siswa terhadap pelajaran.

  3.

  2 Keaktifan siswa dalam memulai pelajaran.

  2. Melakukan 4.

  2 Perhatian siswa dalam pembelajaran. kegiatan

  5. Partisipasi siswa dalam

  3 pembelajar pembelajaran. an dengan 6. Rasa keingintahuan siswa.

  2 metode Eksperime

  7. Rasa ketertarikan siswa

  2 n pada kegiatan-kegiatan pembelajaran. berbantuan

  3,1 media

  8. Antusias siswa pada

  4 benda pembagian kelompok. konkret

  9. Partisipasi siswa dalam

  4 kelompok.

  10. Kerjasama siswa dalam

  4 kelompok.

  11. Keaktifan siswa dalam

  3 kerja kelompok. (siswa bertanya)

  12.

  4 Penyampaian hasil diskusi kelompok

  3. Melakukan 13.

  Ke

  4 kegiatan mampuan siswa mengambil kesimpulan dari penutup apa yang dipelajari.

  4

  14. Menanggapi penjelasan

  4 guru (siswa bertanya).

  15.

  4 Mengerjakan evaluasi.

  Jumlah

  46 9,1

  Rata-rata hasil observasi 3,03

  Dari tabel hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 dalam mengikuti pembelajaran dengan metode yang guru terapkan yaitu metode eksperimen berbantuan media benda konkret memperoleh jumlah skor 46 dengan rata-rata 3,03.

  Dilihat dari hasil observasi pada aspek melakukan kegiatan awal memperoleh rata-rata skor 2 dengan kategori baik dan pada aspek melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen berbantuan media benda konkret memperoleh rata-rata skor 3,1 dengan kategori baik. Karena skor 3 masih dalam kategori baik, sehingga hasil observasi aktivitas siswa ini dijadikan sebagai motivasi untuk pertemuan selanjutnya. Sedangkan pada aspek kegiatan penutup memperoleh rata-rata skor 4 dengan kategori sangat baik.

  Berdasarkan hasil skor rata-rata observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 sudah mencapai indikator yang ditentukan penulis dengan kategori baik yaitu 3. Bukan berarti hasil tersebut sudah memuaskan, tetapi hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 ini dijadikan motivasi untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus I pertemuan 2.

  Dalam pertemuan 2 ini aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen berbantuan media benda konkret terdapat peningkatan. Dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2

  

No Aspek Indikator Skor Rata-

rata Skor

  1. Melakukan kegiatan awal 1.

  Perhatian siswa pada awal pelajaran.

  3 3,3 2. Ketertarikan siswa terhadap pelajaran.

  4 3. Keaktifan siswa dalam memulai pelajaran.

  3

  2. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode Eksperimen berbantuan media benda konkret

  3 3,78

4. Perhatian siswa dalam pembelajaran.

  4 6. Rasa keingintahuan siswa.

  5. Partisipasi siswa dalam pembelajaran.

  7. Rasa ketertarikan siswa pada kegiatan-kegiatan pembelajaran.

  4

  8. Antusias siswa pada pembagian kelompok.

  4 9. Partisipasi siswa dalam kelompok.

  4 10. Kerjasama siswa dalam kelompok.

  4

  11. Keaktifan siswa dalam kerja kelompok. (siswa bertanya) 3 12.

  Penyampaian hasil diskusi kelompok

  4

  4

  3. Melakukan 13.

  Kemampuan

  4 kegiatan siswa mengambil kesimpulan dari apa yang penutup dipelajari.

  4

  14. Menanggapi penjelasan guru

  4 (siswa bertanya).

  15.

  4 Mengerjakan evaluasi.

  Jumlah

  56 11,08

  Rata-rata hasil observasi 3,69

  Pada tabel hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 2 terdapat peningkatan pada semua aspek. Dari aspek melakukan kegiatan awal yang memperoleh rata-rata skor 3,3 dengan kategori baik, pada aspek melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen berbantuan media benda konkret memperoleh rata-rata skor 3,78 dengan kategori baik, lalu melakukan kegiatan penutup memperoleh skor 4 dengan kategori sangat baik.

  Untuk rata-rata hasil observasi juga mengalami peningkatan dari pertemuan 1 yaitu 3,03, pertemuan 2 meningkat menjadi 3,69. Jadi dapat ditarik kesimpulan pada pertemuan 2 aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen berbantuan media benda konkret sudah termasuk dalam kategori baik.

c. Hasil Belajar Kognitif

  Untuk mengetahui perubahan pada hasil belajar siswa aspek kognitif, dilakukan tes pada pertemuan ke 3 siklus I. Adapun hasil belajar IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya pada siswa kelas 5 SD dengan metode eksperimen berbantuan benda konkret:

Tabel 4.7 Distribusi Nilai Hasil Belajar IPA Siklus 1

  Siklus 1 No Distribusi Nilai Keterangan Jumlah Siswa Presentase (%) 1 < 50

  Belum tuntas 2 50-59

  4

  16 Belum tuntas 3 60-69

  3

  12 Belum tuntas 4 70-79

  11

  44 Tuntas 5 80-89

  6

  24 Tuntas 6 90-100

  1

  4 Tuntas Jumlah

  25 100

  Tabel hasil belajar IPA Siklus 1 dengan penerapan metode eksperimen berbantuan media benda konkret mendeskripsikan hasil belajar siswa pada siklus I dari 25 siswa kelas 5 menunjukkan hasil pada interval nilai <50 tidak ada, lalu pada interval 50-59 memperoleh presentase sebanyak 16% atau 4 siswa, kemudian pada interval 60-69 memperoleh presentase sebanyak 12% atau 3 siswa, juga terdapat 11 siswa pada interval 70-79 dengan persentase sebanyak 44%, sedangkan 6 siswa pada interval 80-89 dengan persentase sebanyak 24%, dan 1 siswa pada interval 90-100 dengan persentase 4%. Jadi berdasarkan hasil belajar siklus 1 terdapat 7 siswa yang belum tuntas atau 28% dan memperoleh ketuntasan 72% atau 18 siswa.

Tabel 4.8 Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I

  Siklus I No Nilai keterangan Jumlah siswa Presentase (%)

  1 < 70 7 28% Belum tuntas 2 > 70 18 72% Tuntas

  Jumlah 25 100 Berdasarkan pada tabel persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I diketahui bahawa siswa yang tuntas belajar pada siklus I adalah 18 siswa dengan persentase 72% dan siswa yang belum tuntas adalah 7 siswa dengan persentase 28%. Perbandingan antara yang tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada diagram lingkaran seperti gambar di bawah:

Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Perbandingan Tuntas dan Tidak Tuntas pada Siklus I

d. Hasil Belajar Afektif

  Selain peningkatan hasil belajar kognitif, penggunaan metode eksperimen berbantuan media benda konkret juga bertujuan untuk mengukur peningkatan hasil belajar afektif melalui angket motivasi belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Berikut ini adalah tabel hasil belajar afektif melalui angket motivasi belajar pada siklus 1 yang disajikan rata-rata pada tiap aspek:

  

Tabel 4.9

  Rata-rata No Aspek Indikator Skor

  1. Siswa memperhatikan penjelasan guru 2,2 Perhatian saat belajar

  2. Siswa bertanggung jawab pada setiap 2,38 Tanggung Jawab tugas yang diberikan oleh guru.

  3. Siswa aktif bertanya dalam proses 2,34 Bertanya kepada guru pembelajaran.

  4. Siswa mendapat hasil belajar diatas 2,56 Pencapaian belajar KKM.

  5. Siswa konsentrasi dalam proses 2,53 Kesiapan belajar pembelajaran berlangsung.

  6. Siswa memiliki semangat belajar. 2,43 Motivasi

  Jumlah 14,44 Rata-rata 2,4

  Dari tabel hasil belajar afektif, pada aspek perhatian saat belajar memperoleh rata-rata 2,2, aspek tanggung jawab memperoleh rata-rata 2,38, aspek bertanya kepada guru memperoleh rata-rata 2,34, aspek pencapaian belajar memperoleh rata-rata 2,56, aspek kesiapan belajar memperoleh rata-rata 2,53, dan aspek motivasi memperoleh rata-rata 2,43. Pada siklus I rata-rata perolehan skor dari keseluruhan aspek mencapai nilai < 3 yaitu 2.4.

  Berdasarkan hasil rata-rata keseluruhan hasil belajar afektif pada siklus I termasuk dalam kategori cukup baik. Sehingga hasil belajar afektif ini dapat dijadikan motivasi untuk pertemuan selanjutnya agar lebih baik.

  Selain hasil belajar aspek kognitif dan afektif, terdapat juga hasil belajar aspek psikomotor. Penilaian ini bertujuan untuk menilai keterampilan kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu. Siswa dituntut untuk lebih terampil dalam mengerjakan tugas dari guru. Penilaian ini berlangsung ketika siswa sedang melaksanakan tugas dari guru.

  Berikut ini merupakan hasil belajar ranah psikomotor siswa yang menerapkan metode ekperimen berbantuan media benda konkret:

Tabel 4.10 Hasil Belajar Psikomotor Siklus I Pertemuan 1

  Rata-rata No Aspek Indikator Skor

  1. Keterampilan

  a. Keterampilan 2,16 menggunakan meletakkan posisi alat alat

  b. Ketepatan penggunaan 2,12 alat

  2. Pelaksanaan

  a. Kekompakan kelompok 2,6 langkah kerja b.

  2,68 Kesesuaian langkah kerja

  3. Hasil kerja

  a. Kebenaran 2,56 menyimpulkan b. Keterampilan 2,12 menyampaikan kesimpulan

  Jumlah 14,24 Rata-rata 2,37

  Dari tabel hasil belajar psikomotor siklus I pertemuan 1, pada aspek keterampilan menggunakan alat dengan indikatornya masing-masing memperoleh rata-rata skor 2,16 dan 2,12, sedangkan aspek pelaksanaan langkah kerja dengan indikatornya masing-masing memperoleh rata-rata skor 2,6 dan 2,68, dan aspek

  2,12. Pada siklus I pertemuan 1, hasil belajar psikomotor memperoleh rata-rata skor dari keseluruhan aspek mencapai nilai < 3 yaitu 2,37 dengan kategori cukup baik. Sehingga hasil belajar psikomotor Siklus I pertemuan 1 dengan penerapan metode eksperimen berbantuan media benda konkret dapat dijadikan motivasi lebih baik lagi pada pertemuan berikutnya. Berikut ini adalah hasil belajar psikomotor siklus I pertemuan 2:

Tabel 4.11 Hasil Belajar Psikomotor Siklus I Pertemuan 2

  Rata-rata No Aspek Indikator Skor

  1. Keterampilan

  a. Keterampilan 2,28 menggunakan meletakkan posisi alat alat

  b. Ketepatan penggunaan 2,36 alat

  2. Pelaksanaan a.

  2,76 Kesesuaian langkah kerja langkah kerja

  3. Hasil kerja

  a. Kebenaran 2,8 menyimpulkan b. Keterampilan 2,52 menyampaikan kesimpulan

  Jumlah 12,72 Rata-rata 2,54

  Dari tabel hasil belajar psikomotor siklus I pertemuan 2, pada aspek keterampilan menggunakan alat dengan indikatornya masing-masing memperoleh rata-rata skor 2,28 dan 2,36, sedangkan aspek pelaksanaan langkah kerja memperoleh rata-rata skor 2,76, dan aspek hasil kerja dengan indikatornya masing-masing memperoleh rata-rata 2,8 dan 2,52. Pada siklus I pertemuan 2, mencapai nilai < 3 yaitu 2,54 dengan kategori cukup baik. Sehingga hasil belajar psikomotor Siklus I pertemuan 2 dengan penerapan metode eksperimen berbantuan media benda konkret dapat dijadikan motivasi lebih baik lagi pada pertemuan berikutnya.

4.3.4 Refleksi

  Berdasarkan analisis hasil belajar kognitif pada kondisi awal menunjukkan siswa yang belum tuntas belajar dengan persentase 56% atau 14 dari 25 siswa. Pada kondisi awal ini, proses belajar mengajar di dalam kelas guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Dalam proses pembelajaran hanya berpusat pada guru, sehingga siswa menjadi kurang aktif. Mengacu pada hasil belajar kognitif kondisi awal inilah, maka direncanakan tindakan untuk memperbaiki yaitu dengan pelaksanaan siklus I.

  Pada siklus I terdapat 18 siswa yang tuntas belajar dengan persentase 72% dan 7 siswa masih belum tuntas belajar dengan persentase 28%, sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan interaksi guru dengan siswa belum optimal dalam proses pembelajaran di kelas, masih terdapat beberapa siswa saat mengikuti pelajaran tidak mendengarkan penjelasan dan arahan dari guru. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I yang belum mencapai KKM IPA 70 maka akan dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II agar hasil belajar siswa tercapai secara optimal.

  Berdasarkan analisis hasil belajar afektif pada siklus I melalui angket motivasi, memperoleh rata-rata skor 2,4 dari keseluruhan aspek. Karena rata-rata skor 2 masih termasuk dalam kategori cukup baik, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan siswa belum terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru sudah cukup baik namun belum dapat membangkitkan motivasi siswa untuk aktif bertanya. Dari permasalahan inilah, maka akan dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II agar siswa dapat termotivasi untuk hasil belajar yang optimal.

  Selain hasil belajar kognitif dan afektif, pada siklus I ini juga membahas hasil belajar psikomotor. Hasil belajar psikomotor ini bertujuan untuk menilai keterampilan kompetensi siswa ketika mengerjakan tugas dari guru. Berdasarkan analisis hasil belajar psikomotor siklus I pertemuan 1 menunjukkan rata-rata skor 2,37 dari keseluruhan aspek dengan kategori cukup baik karena rata-rata skor < 3. Sedangkan pada siklus 1 pertemuan 2 menunjukkan rata-rata skor 2,54 dari keseluruhan aspek dengan kategori cukup baik karena rata-rata skor < 3. Hal tersebut dikarenakan siswa kurang memperhatikan penjelasan guru ketika proses pembelajaran berlangsung, sehingga siswa tidak dapat menguatkan pendapatnya dengan teori yang tepat saat menyampaikan kesimpulan di depan kelas. Maka perlu dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II agar siswa lebih terampil dalam mengerjakan tugas tertentu dari guru.

  Berdasarkan refleksi pembelajaran siklus I, terdapat kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu: a.

  Siswa kurang aktif untuk bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui oleh siswa.

  b.

  Siswa kurang aktif untuk menjawab pertanyaan dari guru, tetapi tidak menjawab dengan sekedarnya.

  c.

  Guru kurang memotivasi siswa dengan memberi pujian ketika siswa menjawab pertanyaan dengan benar.

  d.

  Guru kurang memotivasi siswa untuk tidak malu untuk menyampaikan hasil percobaan ketika diminta untuk maju kedepan.

  e.

  Guru kurang memotivasi siswa untuk menguasai materi terlebih dahulu sebelum menyampaikan kesimpulan di depan kelas.

  Berdasarkan refleksi pembelajaran siklus I, terdapat kelebihan dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu: a.

  Guru telah melaksanakan kegiatan apersepsi dengan baik yaitu mengaitkan materi pembelajaran dengan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari siswa.

  b.

  Siswa merespon dengan baik apersepsi yang guru sampaikan sesuai pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. c.

  Guru menyampaikan materi kepada siswa dengan baik dan jelas.

  d.

  Guru dapat membimbing siswa dengan baik dalam proses observasi.

  e.

  Siswa dapat mengerjakan soal evaluasi secara individual.

  f.

  Guru bersama siswa dapat menyimpulkan pembelajaran dengan baik.

4.4 Siklus II

  Pada siklus II pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan alat optik dan membuat karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

4.4.1 Rencana Tindakan a.

  Menyusun Rencana Pembelajaran.

  Pada siklus II ini disampaikan materi tentang alat optik dan membuat karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya, dengan menggunakan metode eksperimen berbantuan media benda konkret. Indikator yang akan dicapai adalah menyebutkan dan menjelaskan macam-macam alat optik, menyebutkan beberapa macam cacat mata beserta penanggulangannya, membedakan beberapa macam lensa, dan menentukan berbagai alat dan bahan yang sesuai dengan karya model yang dirancang.

  Sedangkan tujuan pembelajarannya adalah siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan macam-macam alat optik, siswa dapat menyebutkan beberapa macam cacat mata beserta penanggulangannya, siswa dapat membedakan beberapa macam lensa, siswa dapat menentukan berbagai alat dan bahan yang sesuai dengan karya model yang dirancang.

  b.

  Menyusun Alokasi Waktu Alokasi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah 4 x 35 menit (2 pertemuan).

  c.

  Membuat lembar kerja untuk siswa dengan materi tentang alat optik dan membuat karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Kegiatan lembar kerja siswa dikerjakan secara berkelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa.

  d.

  Menyiapkan Alat Peraga Alat peraga yang diperlukan dalam kegiatan eksperimen siswa antara lain: kertas karton, lem, selotip, cutter, pensil, penggaris, 2 cermin datar ukuran 5 cm ×

  5 cm, bola lampu yang tidak terpakai, air jernih, obeng, karet balon, tang, karet gelang, karton berwarna putih, kertas warna (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu), jangka, pensil, lem kertas, gunting, benang, kasur, dan jarum.

  e.

  Menyusun Lembar Evaluasi Membuat soal evaluasi materi tentang alat optik dan membuat karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya sebanyak 20 soal. Soal berupa isian singkat untuk diselesaikan sesuai dengan waktu 15 menit. Soal dikerjakan secara individu. Soal evaluasi dikerjakan pada akhir siklus yaitu pertemuan kedua.

4.4.2 Pelaksanaan Tindakan Pertemuan Pertama

  Tindakan ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: a.

   Kegiatan Awal

  Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal adalah guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa, dilanjutkan dengan apersepsi. Dalam apersepsi guru mengulang materi pertemuan sebelumnya yaitu tentang sifat-sifat cahaya.

  Kemudian guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang alat optik dan membuat karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya.

b. Kegiatan Inti

  Eksplorasi

  Sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa terlebih dahulu diberi tugas mencari informasi tentang penggunaan alat-alat optik. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, siswa melakukan tahap metode pembelajaran eksperimen menurut Palendeng:

  1. Percobaan awal Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru di depan kelas. Siswa dibagi dalam 6 kelompok. Tugas tiap kelompok berbeda-beda, kelompok 1 dan 2 membuat kaca pembesar, kelompok 3 dan 4 membuat cakram warna.

  2. Pengamatan Pada tahap ini, siswa menyimak demonstrasi guru tentang cara membuat karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Siswa juga menyimak tujuan eksperimen yaitu menunjukkan bagaimana cara membuat karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya.

  3. Hipotesis awal Siswa merumuskan hipotesis awal atau dugaan sementara berdasarkan hasil pengamatannya. Setelah siswa menarik hipotesis dari rumusan masalah, guru menulis hipotesis siswa dipapan tulis.

  4. Verifikasi Siswa melakukan eksperimen melalui kerja kelompok untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan. Setelah melakukan eksperimen, setiap kelompok mencatat hasil pengamatan dan membuat kesimpulan tentang eksperimen yang sudah dilakukan.

  5. Aplikasi Konsep Setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep melalui eksperimen, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.

  6. Evaluasi

  Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan kesimpulan tentang eksperimen yang sudah dilakukan. Kelompok yang lain menanggapi kelompok yang sedang mempresentasikan hasil ekperimen kelompoknya.

  Konfirmasi Selanjutnya guru memberikan penguatan kepada seluruh siswa tentang pemahaman eksperimen/ penelitian yang telah dilakukan oleh siswa serta meluruskan kekeliruan siswa dalam melakukan eksperimen dan memberikan penilaian terhadap seluruh kegiatan yang telah dilakukan oleh siswa berupa pujian.

c. Kegiatan Akhir

  Dalam kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila ada siswa yang kurang jelas pada materi pelajaran hari ini. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini yaitu periskop, kaca pembesar, dan cakram warna merupakan karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya.

  Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih belajar dengan rajin dan giat sehingga pada saat kegiatan pembelajaran selanjutnya lebih memahami materi yang akan dipelajari, guru melakukan refleksi untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran.

  Pertemuan Kedua

  Tindakan ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: a.

   Kegiatan Awal

  Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan awal adalah guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa, dilanjutkan dengan apersepsi. Dalam apersepsi guru mengulas materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang alat optik dan membuat karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Kemudian guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang pembuatan periskop yang merupakan karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya.

b. Kegiatan Inti Eksplorasi

  Sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa terlebih dahulu diberi tugas mencari informasi tentang manfaat penggunaan periskop.

  Elaborasi

  Dalam kegiatan elaborasi, siswa melakukan tahap metode pembelajaran eksperimen menurut Palendeng:

  1. Percobaan awal Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru di depan kelas. Lalu guru membagi siswa menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok melakukan ekperimen tentang pembuatan periskop.

  2. Pengamatan Guru menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan eksperimen, sedangkan siswa menyimak penjelasan guru tentang tujuan eksperimen yaitu pembuatan periskop yang merupakan karya sederhana yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya.

  3. Hipotesis awal Siswa merumuskan hipotesis awal atau dugaan sementara berdasarkan hasil pengamatannya. Setelah siswa menarik hipotesis dari rumusan masalah, guru menulis hipotesis siswa di papan tulis.

  4. Verifikasi Pada tahap ini, siswa melakukan eksperimen berbantuan media benda konkret melalui kerja kelompok untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis atau dugaan awal yang telah dirumuskan. Setelah melakukan eksperimen, setiap kelompok mencatat hasil pengamatan dan membuat kesimpulan tentang eksperimen yang sudah dilakukan.

  5. Aplikasi Konsep Setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep melalui eksperimen, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbandingan Hasil Belajar Menggunakan Model Realistic Mathematic Education dan Contextual Teaching and Learning Siswa Kelas III SD Gugus Pangeran Dipon

0 0 42

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Team Games Tournament Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Team Games Tournament Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Team Games Tournament Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Team Games Tournament Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Team Games Tournament Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 86

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dengan Pendekatan Scientific pada Siswa Kela

0 0 17

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dengan Pendekatan Scientific pada Siswa

0 0 9

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing dengan Pendekatan Scientifi

0 1 13

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SISWA KELAS V SEMESTER II SD NEGERI REJOSARI 1 TAHUN AJARAN 20142015 Skripsi disusun untuk memen

0 0 14