BAB 2 Sistem Hukum Lembaga Peradilan

  BAB-2

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN

NASIONAL

  Menindak PELANGGARAN HUKUM Penggolongan Sumber-sumber Salah satu contohnya

  Korupsi Ciri-ciri Bentuk Faktor Pendorong

  VIDEO : Antisipasi Korupsi Perbuatan Korupsi Contoh KLIK DISINI !

  Partisipasi Dasar Hukum Masyarakat

  1. 2.

  2. 3.

  3. 4.

  4. 5.

  5.

  

  6.

  6.

  

  7.

  7.

  

Peraturan tentang

Peraturan tentang

perbuatan moral yang

perbuatan moral yang

menjamin keadilan menjamin keadilan

  Hugo de Groot Hugo de Groot

  

  

Van Vollen Hoven

Van Vollen Hoven

  

Suatu gejala dalam pergaulan hidup yang

Suatu gejala dalam pergaulan hidup yang

bergejolak terus menerus dalam keadaan

bergejolak terus menerus dalam keadaan

bentur membentur tanpa henti-hentinya

bentur membentur tanpa henti-hentinya

dengan gejala-gejala lainnya

dengan gejala-gejala lainnya

  

  

Aristoteles

Aristoteles

  

Rangkaian peraturan yang mengikat baik

Rangkaian peraturan yang mengikat baik

rakyat maupun penguasa

rakyat maupun penguasa

  

  

Leon Duguit

Leon Duguit

  

Aturan tingkah laku para anggota masyarakat yang

Aturan tingkah laku para anggota masyarakat yang

daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan

daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan

oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari

oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari

kepentingan bersama dan yang jika dilanggar

kepentingan bersama dan yang jika dilanggar

menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang

menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang

melakukan pelanggaran itu.

melakukan pelanggaran itu.

  

  

Himpunan peraturan-peraturan yang bersifat

Himpunan peraturan-peraturan yang bersifat

memaksa, berisikan suatu perintah, larangan.

memaksa, berisikan suatu perintah, larangan.

  

Atau ijin untuk berbuat atau tidak berbuat

Atau ijin untuk berbuat atau tidak berbuat

sesuatu dengan maksud untuk mengatur tata

sesuatu dengan maksud untuk mengatur tata

tertib dalam hidup bermasyarakat.

tertib dalam hidup bermasyarakat.

  

Samidjo, SH.

  

Samidjo, SH.

  

  

Kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari

Kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari

norma-norma dan sanksi-sanksi. Tujuannya

norma-norma dan sanksi-sanksi. Tujuannya

adalah mengadakan ketertiban dalam

adalah mengadakan ketertiban dalam

pergaulan manusia sehingga keamanan dan

pergaulan manusia sehingga keamanan dan

ketertiban tercapai.

ketertiban tercapai.

  

S.M. Amin, SH.

  

S.M. Amin, SH.

  

  

Peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang

Peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang

menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan

menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan

masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang

masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang

berwajib, pelanggaran terhadap peraturan tadi

berwajib, pelanggaran terhadap peraturan tadi

mengakibatkan diambilnya tindakan yaitu dengan

mengakibatkan diambilnya tindakan yaitu dengan

hukum tertentu.

hukum tertentu.

  

J.C.T. Simorangkir, SH. &

J.C.T. Simorangkir, SH. &

  

Woerjono Sastropranoto

Woerjono Sastropranoto

  

  

Definisi Hukum Secara Umum :

Definisi Hukum Secara Umum :

  

Peraturan hidup dalam masyarakat yang

Peraturan hidup dalam masyarakat yang

dapat memaksa orang agar mentaati tata

dapat memaksa orang agar mentaati tata

tertib dalam masyarakat serta memberikan

tertib dalam masyarakat serta memberikan

sanksi yang tegas terhadap siapa saja yang

sanksi yang tegas terhadap siapa saja yang

tidak mau mentaatinya.

tidak mau mentaatinya.

  

  

  

  

Ciri-ciri Hukum :

Ciri-ciri Hukum :

1.

  1. Adanya perintah / larangan Adanya perintah / larangan 2.

  2. Perintah / larangan itu bersifat memaksa Perintah / larangan itu bersifat memaksa

  / mengikat / mengikat

   Unsur-unsur Hukum : Unsur-unsur Hukum : 1.

  1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam

Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam

pergaulan masyarakat pergaulan masyarakat 2.

  2. Peraturan itu dibentuk oleh badan-badan resmi yang Peraturan itu dibentuk oleh badan-badan resmi yang berwajib/berwenang berwajib/berwenang 3.

  3. Peraturan itu bersifat memaksa Peraturan itu bersifat memaksa 4.

  4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut

Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut

bersifat tegas dan nyata bersifat tegas dan nyata

  

Jenis Macam Contoh

  UU UU Pemilu, UU Sisdiknas, dll.

  Adat+Kebiasaan Hk. Adat Minangkabau Sumbernya

  P Yurisprudensi KUHP

  E Traktat Hk. Batas Negarat

  N Doktrin Konvensi Hk. Laut

  G Tertulis KUHP, KUHPer, KUHPM, KUHAP

  Bentuk G H

  Hk.Adat,Konvensi/Kebiasaan Ktt.negaraan Tidak Tertulis

  HTN, Hk. Pidana, Hk. Acara Pidana Publik O U

  I s i Hk. Perdata, Hk. Dagang, Hk, Waris Privat

  L K Nasional Hk. Indonesia, Hk. Australia, dll.

  O U Tempat Berlaku

  Internasional Konvensi PBB, Resolusi PBB, dll.

  N M Asing

  Hk. Kewarganegaraan G

  Gereja Hk. Gereja Vatikan

  A Positif

  KUHP yang berlaku sekarang Masa Berlaku

  N Yang Akan Datang

  RUU, Rantap MPR, Raperda Universal / Asas I /Alam

  Piagam PBB Material KUHP, KUHPer, UU Perkawinan Kembali Kembali Cara Mempertahankan Formal Hk. Acara, PTUN Memaksa Ketentuan ps. 340 KUHP

  Sifat

  Keyakinan dan perasaan hukum individu dan pendapat Material umum yang menentukann isi/ materi hukum

  Sumber-Sumber Hukum Perwujudan isi/materi hukum

   material yang menentukan berlakunya hukum itu sendiri

  

Kembali

Kembali

  

Sumber-sumber Hukum Formal :

Sumber-sumber Hukum Formal :

  Undang-undang Undang-undang

  

Terdapat 2 jenis : UU dalam arti Material dan UU dalam arti Formal

Terdapat 2 jenis : UU dalam arti Material dan UU dalam arti Formal

  Kebiasaan/Konvensi [Hukum Tidak Tertulis] Kebiasaan/Konvensi [Hukum Tidak Tertulis]

  Kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama dan dapat Kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dalam hal yang sama dan dapat diterima oleh masyarakat diterima oleh masyarakat

  Yurisprudensi Yurisprudensi

  

Keputusan haki terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak diatur Keputusan haki terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak diatur

dalam UU, dan dijadikan pedoman memutuskan perkara yang serupa. dalam UU, dan dijadikan pedoman memutuskan perkara yang serupa.

  Traktat Traktat

  Perjanjian yang dibuat oleh 2 negara atau lebih mengenai persoalan- Perjanjian yang dibuat oleh 2 negara atau lebih mengenai persoalan- persoalan yang menjadi kepentingan negara tersebut persoalan yang menjadi kepentingan negara tersebut

  Doktrin Doktrin

  Pendapat para ahli hukum yang terkemuka yang dijadikan dasar atau Pendapat para ahli hukum yang terkemuka yang dijadikan dasar atau asas-asas penting dalam hukum dan penerapannya asas-asas penting dalam hukum dan penerapannya

  Kembali Kembali Tata Hukum yang berlaku di Indonesia Tata Hukum yang berlaku di Indonesia

  (Susunan Hukum dalam pergaulan masyarakat guna memudahkan (Susunan Hukum dalam pergaulan masyarakat guna memudahkan penyelesaian suatu perkara) penyelesaian suatu perkara)

  

   

  

  

   

  

  

   Kembali Kembali

  Kembali

Lembaga Peradilan di Indonesia

  

Lembaga Peradilan di Indonesia

Mahkamah Agung

Pengadilan Tinggi

  Umum/Sipil Pengadilan Tinggi Agama Pengadilan Tinggi Militer Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara` Pengadilan Negeri Umum/Sipil []UU No. 2 Th. 1986] Pengadilan Agama [UU No. 7 Th. 1989] Pengadilan Militer [UU No 5 Th 1950] Pengadilan Tata Usaha Negara [UU No. 5 Th 1986]

  

  

Hukum Tata Negara (HTN) :

Hukum Tata Negara (HTN) :

  

Ketentuan yang mengatur tentang

Ketentuan yang mengatur tentang

organisasi untuk mencapai

organisasi untuk mencapai

tujuannya dalam masyarakat

tujuannya dalam masyarakat

  

  

Hukum Administrasi Negara (HAN) :

Hukum Administrasi Negara (HAN) :

  

Ketentuan yang mengatur tentang

Ketentuan yang mengatur tentang

pengelolaan administrasi pemerintahan dalam

pengelolaan administrasi pemerintahan dalam

arti luas, termasuk tata cara perilaku negara

arti luas, termasuk tata cara perilaku negara

beserta alat-alat perlengkapannya

beserta alat-alat perlengkapannya

  

  

Hukum Perdata :

Hukum Perdata :

  

Ketentuan yang mengatur dan

Ketentuan yang mengatur dan

membatasi manusia dalam memenuhi

membatasi manusia dalam memenuhi

kebutuhan perseorangan

kebutuhan perseorangan

  

  

Hukum Pidana :

Hukum Pidana :

  

Ketentuan yang mengatur dan

Ketentuan yang mengatur dan

membatasi tingkah laku manusia dalam

membatasi tingkah laku manusia dalam

meniadakan pelanggaran kepentingan

meniadakan pelanggaran kepentingan

umum

umum

  

  

Hukum Acara / Hukum Formal

Hukum Acara / Hukum Formal

  

Peraturan hukum yang mengatur tata cara mempertahankan dan menjalankan

Peraturan hukum yang mengatur tata cara mempertahankan dan menjalankan

hukum material. hukum material.

  

Tata Hukum ini dibagi atas :

Tata Hukum ini dibagi atas :

  Hukum Acara Pidana : Hukum Acara Pidana :

Mengatur bgm cara pemerintah melaksanakan hk. pidana material Mengatur bgm cara pemerintah melaksanakan hk. pidana material

  Acara Perdata : Acara Perdata :

Mengatur bgm cara pemerintah melaksanakan hk. Perdata material Mengatur bgm cara pemerintah melaksanakan hk. Perdata material

  Kembali Kembali

Definisi Korupsi

  

Definisi Korupsi

  (

  (

Menurut Ilmu Politik

  Menurut Ilmu Politik

  ) :

  ) :

  Penyalahgunaan jabatan dan administrasi, ekonomi

  

Penyalahgunaan jabatan dan administrasi, ekonomi

  atau politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri

  

atau politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri

  maupun orang lain untuk memperoleh keuntungan

  

maupun orang lain untuk memperoleh keuntungan

  pribadi,sehingga menimbulkan kerugian bagi

  

pribadi,sehingga menimbulkan kerugian bagi

masyarakat umum, perusahaan atau pribadi lainnya.

masyarakat umum, perusahaan atau pribadi lainnya.

  

VIDEO :

Korupsi dan Martabat Bangsa

  

Ciri-Ciri Korupsi :

Ciri-Ciri Korupsi :

1.

  1. Suatu Penghianatan terhadap kepercayaan Suatu Penghianatan terhadap kepercayaan 2.

  2. Penipuan terhadap lembaga pemerintah, swasta atau masyarakat umum Penipuan terhadap lembaga pemerintah, swasta atau masyarakat umum 3.

  3. Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus 4.

  4. Dilakukan denganrahasia, kecuali dalam keadaan dimana orang-orang Dilakukan denganrahasia, kecuali dalam keadaan dimana orang-orang yang berkuasa atauu bawahannya menganggap tidak perlu yang berkuasa atauu bawahannya menganggap tidak perlu 5.

  5. Melibatkan lebih dari satu pihak Melibatkan lebih dari satu pihak 6.

  6. Adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang atau Adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang atau yang lain yang lain 7.

  Adanya usaha menutupi perbuatan korup dalam bentuk pengesahan hukum hukum 8.

  Menunjukkan fungsi ganda yang kontraproduktif pada mereka yang melakukan korupsi melakukan korupsi Kembali Kembali

  

Kembali

Kembali

  

Bentuk-Bentuk Korupsi :

Bentuk-Bentuk Korupsi :

  

Korupsi Jalan Pintas

Korupsi Jalan Pintas

  

Korupsi dalam hal penggelapan uang negara, perantara ekonomi dan politik, sektor

Korupsi dalam hal penggelapan uang negara, perantara ekonomi dan politik, sektor

ekonomi membayar keuntungan untuk kepentingan politik. Misal : pengusha menyuap

ekonomi membayar keuntungan untuk kepentingan politik. Misal : pengusha menyuap

  

DPR untuk memberlakukan pasal-pasal tertentu yang menguntungkan mereka, DPR untuk memberlakukan pasal-pasal tertentu yang menguntungkan mereka,

selanjutnya parpol mendapat uang sebagai balas jasa (=Money Politics)

selanjutnya parpol mendapat uang sebagai balas jasa (=Money Politics)

  

Korupsi Upeti

Korupsi Upeti

  

Korupsi yang dimungkinkan karena jabatan strategis. Misal : mendapat fee dari bawahan Korupsi yang dimungkinkan karena jabatan strategis. Misal : mendapat fee dari bawahan

atas suatu kegiatan, mark-up/manipulasi data/angka/uang menjadi lebih tinggi

atas suatu kegiatan, mark-up/manipulasi data/angka/uang menjadi lebih tinggi

  

Korupsi Kontrak Korupsi Kontrak

Korupsi yang tidak lepas dari usaha untuk mendapatkan proyek, termasuk didalamnya

Korupsi yang tidak lepas dari usaha untuk mendapatkan proyek, termasuk didalamnya

usaha mendapat fasilitas dari pemerintah

usaha mendapat fasilitas dari pemerintah

  

Korupsi Pemerasan Korupsi Pemerasan

Korupsi yang terkait dengan jaminan keamanan dan urusan gejolak internal mauoun

Korupsi yang terkait dengan jaminan keamanan dan urusan gejolak internal mauoun

eksternal, pencantuman nama perwira tinggi militer dalam dewan komisaris perusahaan, eksternal, pencantuman nama perwira tinggi militer dalam dewan komisaris perusahaan,

maupun pemerasan langsung terhadap perusahaan dengan alasan keamanan

maupun pemerasan langsung terhadap perusahaan dengan alasan keamanan

  VIDEO : Korupsi Aparat Negara

  

VIDEO :

Korupsi Di Sektor Layanan Publik

  VIDEO : Korupsi Di Kalangan Bawah

  Kembali Kembali Faktor-faktor Pendorong

  

Faktor-faktor Pendorong

Terjadinya Korupsi :

  

Terjadinya Korupsi :

1.

  Kedekatan sistem dan kontak yang intensif antara ekonomi dan

  administrasi

  administrasi 2.

  2. Arus informasi yang masuk tidak menyolok (tidak transparan) Arus informasi yang masuk tidak menyolok (tidak transparan) 3.

  3. Pemusatan kompetensi pada pekerja ahli tertentu dengan ruang Pemusatan kompetensi pada pekerja ahli tertentu dengan ruang

  gerak yang memungkinkan mereka mengambil keputusan

  gerak yang memungkinkan mereka mengambil keputusan 4.

  Batasan yang kabur antara hal-hal yang dapat diterima secara

  sosial dan perbuatan yang melanggar hukum

  sosial dan perbuatan yang melanggar hukum 5.

  Kurangnya kesadaran korban (pihak yang dirugikan) bahwa mereka

  diperlakukan tidak adil

  diperlakukan tidak adil

  

Contoh Perbuatan Korupsi :

Contoh Perbuatan Korupsi :

  

Bidang Perpotongan Bentuk Korupsi Tampak Dalam Bentuk Pihak Yang Terlibat

Bidang Perpotongan Bentuk Korupsi Tampak Dalam Bentuk Pihak Yang Terlibat

  Pihak Eksekutif sebagai Pemberian ijin secara ilegal Pemberian ijin ekspor Pekerja di bidang yang Pihak Eksekutif sebagai Pemberian ijin secara ilegal Pemberian ijin ekspor Pekerja di bidang yang badan yang barang ilegal setelah bersangkutan, warga badan yang barang ilegal setelah bersangkutan, warga menegeluarkan ijin menerima pembayaran menegeluarkan ijin menerima pembayaran

  Pihak Eksekutif sebagai Pihak Eksekutif sebagai Manipulasi pajak Manipulasi pajak Penurunan pajak apabila Penurunan pajak apabila Pegawai pajak dan Pegawai pajak dan penyedia jasa pejabat dinas pajak pembayar pajak penyedia jasa pejabat dinas pajak pembayar pajak memperoleh bagian memperoleh bagian pengalihan pajak pengalihan pajak

  

Pihak Legislatif sebagai Pihak Legislatif sebagai Memberikan pengaruh Memberikan pengaruh Janji pemilu yang Janji pemilu yang Angggota parlemen dan Angggota parlemen dan

perkumpulan politisi yang melalui pemberian menawarkan keuntungan pelobi perkumpulan politisi yang melalui pemberian menawarkan keuntungan pelobi akan dipiih gartifikasi material akan dipiih gartifikasi material

  

Pengadilan sebagai Pengadilan sebagai Memberikan pengaruh Memberikan pengaruh Pemberian uang atau jasa Pemberian uang atau jasa Hakim, jaksan terdakwa, Hakim, jaksan terdakwa,

lembaga yurisdiksi melalui pemberian tertentu untuk mengubah pengacara lembaga yurisdiksi melalui pemberian tertentu untuk mengubah pengacara masalah pdana dan gartifikasi putusan yang dijatuhnan masalah pdana dan gartifikasi putusan yang dijatuhnan perdata perdata

  Kembali Kembali

  Kembali Kembali

Dasar Hukum

  (Pengesahan Konvensi PBB

  Dalam Pencegahan Dan

  Pemberantasan Tindak Pidana

  Pemberantasan Tindak Pidana

  Korupsi

  Korupsi 

  UU No. 7 Th. 2006

  UU No. 7 Th. 2006

  (Pengesahan Konvensi PBB

  Anti Korupsi)

  Pemberian Penghargaan

  Anti Korupsi) 

  Inpres No. 5

  Inpres No. 5

  Th. 2004

  Th. 2004

  (Percepatan Pemberantasan

  (Percepatan Pemberantasan

  Korupsi)

  Dalam Pencegahan Dan

  Pemberian Penghargaan

  

Dasar Hukum

Pemberantasan Korupsi :

  ( Tindak Pidana Pencucian

  

Pemberantasan Korupsi :

  UU No. 31 Th. 1999

  UU No. 31 Th. 1999

  (Pemberantasan Tipikor)

  (Pemberantasan Tipikor) 

  UU No. 15 Th. 2002

  UU No. 15 Th. 2002

  ( Tindak Pidana Pencucian

  uang)

  (Peran Serta Masyarakat Dan

  uang) 

  UU No. 30 Th. 2002

  UU No. 30 Th. 2002

  ( KPK )

  ( KPK ) 

  PP No. 71 Th. 2000

  PP No. 71 Th. 2000

  (Peran Serta Masyarakat Dan

  Korupsi)

  Kembali Kembali

Peran Masyarakat

  

Peran Masyarakat

Dalam Pemberantasan Korupsi :

  

Dalam Pemberantasan Korupsi :

  Penanaman nilai moral yang baik sejak dini, spt. : Penanaman nilai moral yang baik sejak dini, spt. : bersikap jujur dan terbuka, adil, dan mandiri. bersikap jujur dan terbuka, adil, dan mandiri.

   Mencegah terjadinya tipikor dengan cara :

  Mencegah terjadinya tipikor dengan cara : mengawasi penggunaan keuangan negara melalui mengawasi penggunaan keuangan negara melalui orgasnisasi pengawas korupsi, melaporkan orgasnisasi pengawas korupsi, melaporkan terjadinya tipikor kepada pihak berwajib, dsb terjadinya tipikor kepada pihak berwajib, dsb

   Selalu melancarkan aksi kampanye anti-korupsi

  Selalu melancarkan aksi kampanye anti-korupsi

  

Kembali

Kembali

  

Kembali

Kembali

  

Kembali

Kembali

  

Kembali

Kembali

  

Kembali

Kembali

  

Kembali

Kembali