TEKNOLOGI DAN PERADABAN MANUSIA sains

TEKNOLOGI DAN PERADABAN MANUSIA
TEKNOLOGI DAN PERADABAN MANUSIA

Rekayasa peradaban manusia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta ilmu pengetahuan akan memberikan wawasan keilmuan, sosial dan
budaya yang dapat membentuk peradaban manusia. Semakin modern kehidupan manusia, arus
informasi menjadi semakin majemuk dan global sifatnya. Manusia tidak dapat melakukan seleksi
informasi dengan baik apabila tidak dibarengi dengan motivasi yang tepat, sehingga pada gilirannya
akan merubah peradaban manusia yang dibentuk oleh wawasan keilmuannya serta wawasan sosial
dan budayanya.

A. Teknologi dan Peradaban
Teknologi adalah sebuah terminologi yang berasal dari Barat/Yunani, yaitu “technology”. Dia
merupakan penerapan atau implementasi dari ilmu pengetahuan dan rekayasa untuk tujuan
tertentu. Tujuan tertentu ini antara lain untuk pemecahan suatu masalah (problem solving), untuk
menghasilkan suatu produk, dan sebagainya.

Namun seiring dengan awal perkembangan teknologi yang berasal dari Barat, maka seringkali
teknologi dikaitkan dengan ide-ide “kebarat-baratan” atau “Western”, seperti Demokrasi, Freedom,
Free market ekonomi, pergaulan bebas, dan sebagainya. Contoh tidak perlu jauh-jauh, misalnya
komputer atau internet. Kedua perkembangan teknologi ini seringkali ‘ditunggani’ dengan ide

kebarat-baratan tersebut. Sebagaimana kita ketahui, salah satu hal yang turut “mendukung”
perkembangan internet adalah pornografi. Pornografi sendiri merupakan hasil budaya permisif dari
Barat yang menghalalkan penampakan aurat dan perbuatan zina. Maka ketika internet masuk ke
Indonesia, seolah-olah budaya pornografi tersebut “harus” turut masuk ke Indonesia.

Contoh lain misalnya televisi, di mana televisi seringkali memuat pesan-pesan hegemoni Barat.
Pesan-pesan hegemoni Barat tersebut dapat kita rasakan melalui tayangan-tayangan film atau iklan.
Film yang menyampaikan “pesan” hegemoni barat tidak melulu film Barat, tapi juga film produk
dalam negeri yang muatannya bahkan lebih barat dari orang barat. Dan tidak sedikit dari film dalam
negeri tersebut yang merupakan jiplakan total dari ide barat.

Dari sini, saya sebenarnya ingin mengatakan bahwa, kita kebanyakan sulit membedakan antara
teknologi dan peradaban. Atau bisa jadi yang terjadi bukanlah sulit membedakan, tapi kita tidak

sadar ketika menikmati teknologi itu sekaligus kita juga menikmati peradaban Barat. Padahal kita
tahu, itu bukanlah identitas kita, itu bukanlah tuntutan bagi seorang muslim.

Teknologi dan peradaban seringkali dijadikan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Seakanakan teknologi yang berasal dari Barat tidak bisa dipsiahkan dengan peradaban Barat itu sendiri.
Maksudnya, ketika kita menerima sebuah teknologi, seringkali kita merasa tidak bisa menerimanya
tanpa menerima nilai-nilai peradaban barat di dalamnya. Padahal teknologi dan peradaban adalah

dua hal yang terpisah. Kita perlu membedakan antara teknologi yang diciptakan oleh para ahlinya
dengan peradaban barat itu sendiri.

Peradaban barat berarti demokrasi, liberalisasi wanita, kebebasan tanpa batas, kapitalisme,
kejahiliyahan, dan sebagainya. Semuanya itu adalah nilai-nilai muatan, cara hidup, atau way of life
yang dimiliki oleh peradaban barat. Sedangkan teknologi adalah suatu hal yang lain lagi (sudah di
bahas di atas).

Teknologi adalah suatu hal yang bebas nilai, ia hanyalah sebagai alat sebagai media. Muatan atau
nilai yang terkandung di dalamnya tergantung dari siapa yang ada di balik teknologi tersebut.
Manakala teknologi dipegang oleh kebathilan, maka tidak heran jika sering menjadi suatu hal yang
merusak dan menghancurkan. Bahkan tidak mungkin, teknologi itu akan meruntuhkan peradaban
barat itu sendiri, atau sebaliknya. Tapi manakala teknologi itu dikendalikan oleh al hag (kebenaran),
maka insya Allah dia akan menjadi rahmat bagi seluruh semesta alam. Di sini saya juga ingin
mengatakan bahwa ukuran sebuah negara maju jangan semata-mata hanya dilihat dari
perkembangan teknologinya. Selain dilihat dari perkembangan teknologi, juga harus dilihat dari nilainilai yang dimiliki oleh negara tersebut.

Seharusnya kita juga sudah bisa menilai apakah saat ini kita sedang dalam proses modernisasi
ataukah westernisasi. Kita bisa runut beberapa bentuk sikap penerimaan ummat terhadap
perkembangan teknologi. Ada beberapa sikap yang ditampakkan oleh manusia ketika menghadapi

teknologi, yaitu:

Menerima secara totalitas (tanpa filterisasi)
Menerima dengan filterisasi
Menolak mentah-mentah
Dari ketiga sikap di atas, ada dua kutub ekstrim sikap penerima, yang satu menerima secara
membabi buta (totalitas), dan yang satu lagi menolak mentah-mentah. Bagi yang menerimanya
secara totalitas, maka dia berarti juga menerima nilai-nilai peradaban barat. Sehingga tanpa sadar

orang ini menjadi agen-agen penyebaran nilai-nilai barat. Orang ini tidak bisa membedakan antara
teknologi dengan nilai-nilai peradaban. Atau bisa jadi orang ini mengerti akan perbedaannya, namun
menderita penyakit inferior atau minder, sehingga “rela” (jika tidak ingin dikatakan terpaksa)
menerima nilai-nilai peradaban barat dan turut menyebarkannya.

Sedangkan bagi yang menolaknya secara mentah-mentah, maka ini adalah model sikap yang
tertutup. Mungkin orang ini memiliki idealitas, tapi sayangnya dia tidak mau menerima realitas.
Padahal ilmu (hikmah) itu adalah hak setiap muslim, di mana saja ia menjumpainya, maka di sanalah
dia berhak untuk mengambilnya. Dan Islam memberi kebebasan dan tidak mengekang akal dalam hal
memikirkan fenomena alam, meningkatkan martabat ilmu dan ahlinya, serta ramah terhadap setiap
orang yang mampu menyumbangkan kebaikan dan faedah. Sehingga, sikap yang baik adalah dengan

memilah-milah terlebih dahulu, manakah yang sesuai dengan nilai-nilai agama yang kita yakini dan
mana yang tidak.

Apabila seorang ilmuwan, engineer, mahasiswa, dan seterusnya, berpegang teguh ajaran agama,
maka teknologi yang dihasilkan niscaya berguna untuk semesta alam. Karena teknologi yang
dihasilkan juga diiringi dengan muatan-matan Rabbani yang mensejahterakan ummat manusia,
menjunjung tinggi nilai keadilan, dan bersahabat dengan lingkungan. Oleh karena itu, marilah kita
tanamkan dalam diri kita keimanan yang mantap, lalu beramal mengaplikasikan ilmu pengetahuan
tersebut untuk mengembangkan teknologi yang rahmatan lil’alamin. Dengan demikian, antara
teknologi dan peradaban dapat saling mendukung satu sama lain. Perkembangan teknologi
mendukung perkembangan peradaban, demikian juga sebaliknya.

B. Inovasi dan Perubahan Peradaban Manusia
Sejarah membuktikan, bahwa pada tahun 1895, Guglielmo Marconi, peneliti dari Italia, membuat
sebuah perangkat yang dapat mentransfer sinyal elektris melalui udara dari rumahnya ke rumah
tetangganya. Penemuan itu menjadi cikal bakal radio saat ini. Dapat dibayangkan jika penemuan
tersebut tidak ditindak lanjuti dengan penemuan komponen-komponen transistor dan resistor yang
berukuran lebih kecil dan juga juga lebih canggih. Sampai sekarang kita masih akan menggunakan
radio kuno yang berukuran besar dengan kualitas suara yang buruk.


“Setiap perusahaan seharusnya memiliki visi menjadi inovator di bidangnya masing-masing, yaitu
mengembangkan teknologi yang sudah ada maupun menemukan teknologi baru. Untuk bertahan
menghadapi persaingan memang sangat berat dilakukan pada zaman resesi ekonomi seperti saat ini,
namun itulah strategi dan komitmen yang harus dilakukan. Salah satu tonggak bersejarah dalam
teknologi komunikasi manusia adalah ditemukannya teknologi code division multiple access (CDMA)
oleh Qualcomm yang mulai mendemontrasikan pada awal tahun 1990. perkembangan berikutnya
membawa perusahaan kepada peluncuran jaringan CDMA pertama secara komersial di Hongkong
pada tahun 1995. Karena kinerja dan potensi dari teknologi ini, International Telecommunication

Union (ITU) kemudian memilih CDMA sebagai salah satu standar generasi-ketiga (3G) pada tahun
1999. hari ini sistem 3G CDMA secara de facto telah diterapkan oleh berbagai operator di seluruh
dunia karena dapat menyediakan layanan suara dan data berkualitas tinggi kepada jutaan pengguna
telekomunikasi tanpa kabel.

Berdasarkan data 3g today.com, per 31 Juli 2004, terdapat 128 juta pelanggan 3G CDMA di seluruh
dunia. Selain itu 53 vendor telah memanfaatkan teknologi 3G CDMA dalam produk-produk mereka
yang telah mencapai 543 jenis perangkat/ layanan CDMA. Juga telah tercatat 104 vendor di 46
negara termasuk TelkomFLEXI, Esia, Starone dan Mobile-8 sebagai operator 3G.

Di Indonesia perkembangan CDMA cukup menggembirakan. Mulai dikenal secara komersial pada

pertengahan tahun 1990-an dengan penawaran CDMA One dari Komselindo. Kemudian, sejak akhir
tahun 2002, beberapa operator telah mulai menjajami peluang pasar CDMA di Indonesia. Mulamulai PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) meluncurkan produk dan layanan CDMA dan brand
TelkomFlexi, yang baru saja merayakan keberhasilannya meraih 1 juta pelanggan.

Kemudian disusul oleh PT. Bakrie Telcom (sebelumnya dikenal sebagai PT. Ratelindo) dengan layanan
Esia. Tak lama kemudian, Mobile-8 didirikan dan menyajikan produk serta layanan berbasis
CDMA2000 1X dengan meluncurkan Fren. Indosat belum lama ini juga turut meramaikan pasar
dengan menghadirkan StarOne di Surabaya dan Jakarta. Sebelumnya, PT. Mandara Selular Indonesia
baru saja menawarkan sebuah solusi telekomunikasi dengan basis teknologi CDMA2000 1X pada
level frekuensi 450 MHz (CDMA450) di Lampung.

Hal ini berarti, walaupun kehadiran CDMA sebagai alternatif baru di Indonesia menghadapi beragam
persepsi publik yang pro dan kontra, semakin banyak saja operator telekomunikasi yang menyadari
betapa besarnya peluang pada CDMA ini. Contohnya Primasel yang baru saja mengumumkan akan
segera melakukan migrasi dari teknologi personal handyphone system (PHS) menjadi CDMA.

Harry Nugraha, Senior Director & Country Manager Qualcomm Indonesia mengatakan, “Saya yakin
teknologi ini akan membantu masyarakat Indonesia menjadi lebih kompetitif di berbagai bidang
dengan menyajikan sarana telekomunikasi terbaik di industri. Dan Qualcomm berada di sini untuk
mendukung 100 persen baik operator, regulator, maupun organisasi manapun yang berkomitmen

untuk menawarkan solusi telekomunikasi berbasis CDMA di Indonesia.

Qualcomm Incorporated sendiri dikenal sebagai perusahaan yang memelopori teknologi CDMA.
Dengan mengefektifkan penggunaan spektrum frekuensi radio, CDMA memungkinkan para operator
mengakomodasikan lebih banyak lalu lintas data dan suara dalam jaringan mereka dibandingkan

dengan teknologi lain. Dengan kata lain CDMA memungkinkan lebih banyak orang untuk
berkomunikasi pada saat bersamaan.

Walau pergerakan pertumbunan operator sangat menggembirakan, sayangnya belum diikuti dengan
kekayaan layanan CDMA di Indonesia. Padahal, di negara-negara lain yang memiliki jumlah operator
lebih sedikit layanan content-nya sudah sangat kaya dan beragam.

Oleh karena itu, muncul persepsi di masyarakat bahwa layanan CDMA di Indonesia masih belum jauh
berbeda dengan layanan yang disediakan oleh operator berbasis teknologi GSM, sehingga
diferensiasi produk belum tampak siginifikan. Walaupun suaru diakui jauh lebih jernih, layanan yang
dapat dioperasikan maksimal sementara ini masih didominasi suara dan SMS saja.

Padahal, CDMA memungkinan lebih banyak fitur dan inovasi dengan memanfaatkan kemampuan
transfer data-nya. Seperti video streaming, MP3, email, karaoke, location-based service (LBS), dan

interactive games.

Bisa kita bandingkan dengan beberapa negara di kawasan Asia yang memiliki kultur budaya dan pola
bisnis yang hampir sama dengan Indonesia. Di sana perkembangan CDMA sudah sampai pada tahap
yang sangat menggembirakan, seperti Thailand. Thailand hanya memiliki satu operator CDMA dan
harus bersaing dengan tiga operator berbasis teknologi berbeda. Namun, dengan positioning yang
kuat dan strategi diferensiasi produk yang terarah, operator CDMA tersebut, Hutchison CAT, sedang
menikmati kepopuleran dan pertumbuhan pelanggan yang menggembirakan.

Uraian tentang perkembangan teknologi komunikasi di atas, merupakan indikasi bagi kita bahwa
dengan selalu berinovasi dalam berbagai produk teknologi akan membawa perubahan peradaban
manusia kearah yang lebih maju. Tanpa inovasi, teknologi tidak akan berkembang dan peradaban
manusia seakan berjalan di tempat.

C. Sisi Negatif Kondisi Peradaban Manusia
Peradaban manusia di zaman modern sekarang ini ditandai oleh kemajuan pesat ilmu pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK), bahwa kemajuan di bidang teknologi 90% terjadi pada abad ke-20 ini.
Kemajuan cepat di bidang teknologi yang merupakan lompatan teknologi (jumping technology) ini
terjadi diberbagai segi kebutuhan hidup manusia. Akibatnya mengkejutkan kehidupan sosial, budaya
dan peradaban manusianya.


Pada dasarnya ilmu pengetahuan (science) itu merupakan upaya manusia dalam menjelaskan secara
sistematis dan teroganisir dari hasil pengamatan terhadap fenomena-fenomena alam ciptaan Allah
SWT, sebagai ayat-ayat kauniyah ilahi.”Science is the organized exploration of the universe and the
systematic accumulatio of knowledge.” Sedangkan teknologi adalah upaya sistematis dalam
pengetrapan ilmu pengetahuan untuk mempermudah pemenuhan hajat kebutuhan hidup manusia.
“Technology is the purposeful application of knowledge to solve problems and to meet human
needs.”

Secara esensial tidak ada ilmu pengetahuan dan teknologi itu bertentangan dengan ajaran agama.
Hanya saja dalam proses kemajuan IPTEK yang terkait dengan nilai-nilai agama yang bersifat spritual
dan moral seringkali diabaikan. Akibatnya kehidupan sosial budaya serta peradaban manusia yang
didominasi kemajuan teknologi itu cenderung sekularistis.

Dalam penggunaan hasil teknologi elektronika misalnya, manusia menghasilkan alat komunikasi dan
informasi yang sangat canggih. Hasil teknologi informasi itu apabila dipergunakan oleh manusia maka
akan dapat merubah peradaban manusia. Salah satu bentuk ketegangan dan kemelut yang terjadi
akibat dari penetrasi media informasi adalah hancurnya nilai-nilai tradisional yang luhur dan
masuknya nilai-nilai modern yang destruktif. Media informasi mutakhir sarat dengan pesan-pesan
yang mendorong gairah seksual (sexsual permissiveness) serta perilaku keras (aggressivasiness),

budaya konsumenisme, dan peradaban hidup sekuleristis. Hal ini lebih nampak pada sebahagian
besar kawula muda, bahwa media informasi menjadi konsumsi emisional yang dapat memberi
kepuasan batin mereka sehari-hari.

Herbert Schiller mengungkapkan tentang imperialisme kultur lewat penguasaan teknologi informasi
dalam tulisannya “Communication and Cultural Domination” (1976). Para ahli komunikasi telah
sepakat, bahwa sekarang telah terjadi arus informasi satu arah yang datang dari Negara Barat.
Dengan membanjirnya informasi dari Barat yang berupa film-film, video rekaman, pemberitaan dan
segala bentuk propaganda Barat lainnya yang setiap hari dapat disaksikan melalui layar kaca yang ada
di setiap rumah; akibatnya apa yang dianggap penting oleh orang Barat, orang Timur dan Selatan
menganggap penting pula. Apa yang mereka abaikan dari nilai moral dan kesopana, di Timur
cenderung mengabaikan pula. Anak-anak muda kita akan lebih hafal riwayat perjuangan nyanyi
Michael Jackson dan bintang film lainnya, ketimbang riwayat perjuangan para sahabat Rasulullah
SAW, mereka lebih mengetahui tentang kebakaran rumah di Kentucky ketimbang bencana yang
menimpa bangsa di negeri sendiri, mereka lebih mengelu-elukan pemuda Texas bersepda motor
melompat gedung tinggi tanpa guna, ketimbang karang taruna yang membenahi rumah-rumah
kumuh di daerahnya. Inilah barangkali yang menyebabkan anak muda tercabut dari kultur dan
keadaan sosial lingkungan masyarakat.

Di sisi lain peradaban manusia dibawa ke arah perubahan sistem nilai dan pengaburan normatif,

sebagaimana yang telah disampaikan oleh Bioteknologi dan Rekayasa Genetif (genetic engineering)

yang bermula dari pengetahuan manusia tentang “rantai kromosom inti sel” sebagai gen (fragmen)
kemudian dikembangkan sehingga dapat ditrasfer ke dalam sel yang lain. Maka apaibla hal ini
dilakukan tanpa batas moral dan agama, manusia dapat mengembangkan dengan sekehendak hati
demi ilmu namun merusak peradaban sendiri. Seperti telah dikembangkan rekayasa embrio (janin)
melalui tabung sebagai tempat pertemuan spermatozoa dan ovum yang diambil dari Bank Sperma
dari berbagai orang yang tidak jelas hubungan satu dengan yang lain, maka hanya akan merusak tata
aturan kehidupan manusia. Sebagaimana pula pengembangan daging kambing yang telah
dimasukkan/ditransfer ke dalam tubuh kambing itu genetik dari daging babi maka akan berakibat
pencampuran yang hak dan batil serta tidak jelas halal haramnya. Kesemuanya itu sebenarnya dapat
kita hindari apabila manusianya mematuhi tuntutan Islam dan tidak menghambat kemajuan. Padahal
Allah telah berfirman dan berpesan janganlah kamu merusak tatanan di muka bumi sesudah Allah
mengaturnya dengan baik. (Q.S. Al-A’raf 56 dan 85).

George Orwel (1984) dalam novelnya bercerita bahwa perkembangan sains dan teknologi
menimbulkan kegelisahan unviersal dengan dikembangkan transfer embrio, genetic engineering dan
teknologi komputer yang memprogram robot, serta teknologi nuklir. Hal itu menjadikan negara yang
maju teknologinya mempunyai sense of power diangap yang paling penting berkuasa di dunia.
Disamping itu kata dia bahwa dengan teknologi, manusia cenderung serakah dengan memakan yang
lemah (simbosis parasitik), serta menimbulkan rasa ketergantungan manusia terhadap sains dan
teknologi semakin kuat (obyektivitasi manusia). Kehidupan dan peradaban manusia semakin
individualistis, sekuleristis dalam pola kehidupan materialistis.

Masih banyak lagi produk teknologi yang dapat disalah gunakan manusia tanpa batas moral yang
mengakibatkan malapetaka bagi kehidupan manusia banyak. Maka dirasa perlu dalam rekayasa
budaya dan peradaban manusia sebuah “kode ethik teknologi” karena kuncinya terletak pada diri
manusianya. Dalam persoalan dunia masa depan (Future World Problems) dinyatakan perlunya
kontrol ilmu pengetahuan dan teknologi (Controle of Science and Technology Growth). Karena
kenyataannya teknologi robot yang diprogram dengan komputer yang bertendensi efisiensi
mengakibatkan pengangguran semakin banyak. Orientasi kebendaan semakin menonjol, kompetisi
dalam kehidupan manusia semakin meningkat/ketat. Budaya hidup keras semakin meraba,
kesenjangan sosial semakin melebar, dan kecemburuan sosial semakin meningkat, maka pada
gilirannya gejolak sosial akan muncul dipermukaan sebagai malapetaka peradaban yang sebenarnya
sama sekali tidak dinginkan.

Peradaban modern yang diwarnai dengan kecenderungan individualistis, sekularistis, dan
materialistis itu akan dapat menggeser nilai-nilai kebersamaan menjadi individual egoistis, nilai
keikhlasan ber-korban menjadi serba komesial, solidaritas sosial nampak formal, dan rasa percaya
mempercayai menjadi semakin mekanistis, gengsi dan keserakahan menjadi gaya hidup, eksplorasi
dan manipulasi menjadi instrumen kehidupan.

Pergeseran nilai tesebut akan bermuara pada kedangkala agama. Kedangkalan agama bagi bangsa
Indonesia yang bagian terbesar umat Islam, dapat menimbulkan sikap acuh tak acuh terhadap
tuntutan agamanya, sehingga agama dipandang sebagai “Simbolistik” dalam rangkaian kehidupan.
Kedangkalah agama juga dapat mengakibatkan orang yang “awam agama” mencampur aduk
tuntutan agama dengan adat kebudayaan, atau menimbulkan fanatisme agama yang sesat. (Q.S. AlKahfi 103-104). Rasulullah SAW bersabda: “Akan datang zaman atas umatku dimana mereka
menjauhi para ahli agama (‘ulama dan fuqaha), maka Allah mendatangkan kepada mereka tiga
malapetaka. Pertama: Allah mengangkat/mencabut ba-rakah dari hasil kerja mereka, kedua: mereka
akan dikuasai oleh pemimpin yang dzalim, dan ketiga: mereka akan mati meninggalkan dunia tanpa
iman”.

D. Peradaban Manusia yang Punah
Kalangan akademisi modern telah menemukan dalam perjalanan sejarah geologi pernah terjadi
beberapa kali kepunahan, dan nyaris memusnahkan segala makhluk hidup. Banyak sekali pembuktian
secara langsung tentang perubahan bencana bumi yang berskala. Dilihat dari bukti yang telah
ditemukan, bahwa peradaban manusia prasejarah pernah mengalami kepunahan karena berbagai
macam perubahan alam dan bencana, seperti gempa bumi, banjir, gunung berapi, tabrakan benda
angkasa (termasuk meteorit dan komet), pergerakan naik turun lempeng daratan, perubahan cuaca
yang tiba-tiba, dan sebagainya.

Sebagai contoh kasus, Atlantis pernah menjadi sebuah daratan yang memiliki peradaban tinggi
manusia, namun tenggelam ke dasar lautan dalam sebuah bencana gempa bumi yang dahsyat pada
11.600 tahun silam. Hal itu membentuk sebuah zona di laut China Selatan sekarang, laut di daerah ini
sangat dangkal, kedalmannya rata-rata hanya 60 meter lebih. Hanya puncak gunung tertinggi di
daratan waktu itu yang tersisa di atas permukaan laut, yaitu yang sekarang terletak di negeri kita,
Indonesia.

Begitu pula dikedalaman 200 meter bawah laut pesisir pantai Peru, ilmuwan menemukan pilar batu
yang dipahat dan bangunan yang mahabesar. Di dasar lautan Atlantik yang berada di sisi luar berhasil
diambil 8 gambar dasar laut. Melalui gambar-gambar ini secara jelas tampak sebuah tembok benteng
zaman purbakala dan undakan batu. Diperkirakan tenggelam pada 10.000 tahun silam. Di belahan
barat perairan segitiga Bermuda juga ditemukan sebuah piramida raksasa yang diperkirakan berumur
puluhan ribu tahun.

Dengan demikian, zaman Nabi Nuh juga tidaklah seprimitif yang selama ini kita bayangkan.
Hakikatnya pada zaman itu semuanya sudah maju. Ilmu pengetahuan mereka sudah maju pada masa
itu. Di kaki gunung Ararat itu saja, para peneliti dan ilmuwan Rusia telah menemukan lebih kurang
500 kesan artefak baterai elektrik purba yang digunakan untuk menyadurkan logam.

Jelas sekali, bahwa bekas peninggalan kota-kota yang pernah mewakili peradaban manusia
prasejarah dan memiliki kecermalangan ini tenggelam ke dasar lautan karena tenggelamnya daratan.

Faktor-faktor penyebab punahnya peradaban manusia dari permukaan bumi antara lain disebabkan
oleh:

1. Akibat banjir dahsyat
Kurang lebih 12.000 tahun silam, peradaban manusia sebelum peradaban kita sekarang pernah
mengalami suatu serangan banjir yang sangat dahsyat, dan banjir waktu itu juga mengakibatkan
tenggelamnya daratan. Secara berturut-turut arkeolog menemukan sejumlah besar bukti yang
secara langsung atau pun tidak mengenai banjir dahsyat yang terjadi pada waktu itu. Para
antropologi juga menemukan bukti melalui penelitian pada suku bangsa yang berbeda di berbagai
tempat di dunia tentang legenda asal-asul peradaban bangsa ini.

Legenda kuno dari bangsa yang berbeda di berbagai tempat di dunia secara fundamental melukiskan
bahwa manusia pernah berkali-kali mengalami bencana dahsyat yang mematikan, bahkan begitu
seragamnya menguraikan bahwa pada suatu periode prasejarah sebelum munculnya peradaban
manusia sekarang ini, di atas bumi pernah terjadi suatu banjir dahsyat yang mengakibatkan
punahnya seluruh peradaban manusia, dan hanya sebagian kecil manusia yang dapat
mempertahankan hidupnya.

Legenda mengenai banjir dahsyat yang sudah diketahui di dunia tercatat ada 6.000 lebih. Seperti
misalnya, dalam legenda China dan Jepang, Malaysia, Laos, Thailand, India, Australia, Yunani, Mesir
dan Afrika Selatan, Afrika Utara, penduduk asli Amerika Utara, setiap negara serta rumpun bangsa
yang berbeda pasti menyimpan sebuah memori tentang peristiwa banjir dahsyat itu. Meskipun
legenda-legenda ini terjadi pada setiap bangsa dan budaya yang berbeda namun semuanya memiliki
alur cerita dan tokoh tipikal yang sangat mirip.

Semua bukti dan gejala ini sama sekali tidak dapat diasumsikan sebagai suatu ketidak sengajaan atau
pun suatu kebetulan. Proses yang berhubungan dengan banjir dahsyat ketika itu juga diuraikan dalam
kitab suci. Meskipun kitab suci merupakan sebuah kita agama, namun sejumlah besar ahli
berpendapat, bahwa yang dilukiskan dalam kitab suci (Alkitab dan Al-Qur’an) adalah sejarah manusia
yang sebenarnya.

Ikhtisar dalam Alkitab yang berhubungan dengan banjir dahsyat yang terjadi waktu itu menyebutkan,
“Banjir meluap dan menggenang selama 40 malam, air pasang menuju atas perahu menggambang
dari atas permukaan bumi”. “Arus air meluap dahsyat di atas permukaan bumi, seluruh pegunungan
tergenang oleh air pasang”: “5 bulan kemudian, perahu berhenti di atas gunung Ararat; dan setelah 4
bulan berlalu, ketika daratan sudah kering, Nabi Nuh meninggalkan perahunya.

Waktu itu banjir dahsyat sekaligus disertai dengan perubahan daratan dan secara total
menghancurkan seluruh peradaban manusia di bumi, hanya sebagian kecil manusia yang dapat
mempertahankan hidupnya. Sejumlah besar bekas peninggalan prasejarah yang belakangan ini
ditemukan arkeolog, seperti misalnya, daratan Atlantis, budaya Yunani, bangunan di dasar laut dan
lain sebagainya kemungkinan besar tenggelam karena banjir dahsyat waktu itu. Ada yang
memperkirakan banjir dahsyat itu terjadi 5.000 tahun yang lalu, mengikuti perkiran ahli astronomi,
perahu Nabi Nuh mulai dibuat pada 2465 SM dan hujan mulai turun pada 2345 SM.

Setelah perahu Nabi Nuh mendarat di gunung Ararat, dimulailah kehidupan baru manusia. Mereka
yang selamat mulai menyebar. Begitu pula binatang-binatang. Biji-biji tanaman kembali disemaikan.
Karena dianggap melahirkan generasi baru manusia setelah Nabi Adam, Nabi Nuh mendapat gelar
The Second Father of Human Being – Bapak Manusia Kedua. Oleh generasi inilah, kebudayaan dan
peradaban manusia dikembangkan. Selain di kawasan Ararat, juga di Mesopotamia yang ribuan
tahun kemudian menjadi pusat kejayaan Babilonia.

2. Akibat Gletser yang Mencair
Sekelompok peneliti underwater surveyors yang diketuai oleh Dr. Robert Ballard, yang juga telah
menemukan Titanic, telah menemukan sebuah bangunan lama berusia kira-kira 7.500 tahun di dasar
Laut Hitam, dekat pantai Turki. Mereka telah menemukan struktur bangunan dari batu dan kayu di
kedalaman beberpapa ratus kaki. Penemuan mereka menjadi bukti dari kejadian banjir besar zaman
Nabi Nuh seperti diceritakan di dalam Alkitab dan Al-Qur’an.

Para ilmuwan mempercayai bahwa penemuan tersebut membutktikan keberadaan sebuah kawasan
yang telah tenggelam yang disebabkan oleh banjir besar yang melanda sekitar 5000 SM. Menurut
teori mereka, banjir besar tersebut disebabkan oleh adanya pencairan gletser dari tanah tinggi di
Eropa. “Ini merupakan penemuan yang sangat menakjubkan,” kata Dr. Ballard di dalam rancangan
National Geographic Society bertajuk “Research Ship Norther Horizon”.

Ballard menerangkan bagaimana sebuah robot bawah air meninjau 300 kaki di bawah permukaan air,
telah menemukan kawasan segi-empat berukuran 12 x 45 kaki persegi, di mana terdapat sebuah
struktur dari kayu dan tanah liat yang telah runtuh. “Beberapa artefak yang ditemukan di sana

tersimpan rapi yang terdiri dari kayu berukir, beberapa cabang kayu yang peralatan dari batu yang
telah runtuh dan diselimuti lumpur,” imbuh Ballard.

Dr. Ballard dan timnya mengawali penelitian di kawasan tersebut setelah dua kapal selam pakar
geologi dari Universitas Colombia di New York menyatakan bahwa keadaan tersebut disebabkan oleh
banjir besar ribuan tahun sebelumnya. Mereka meramalkan apabila zaman es berakhir 12.000 tahun
yang lalu, maka gletser mulai mencair. Kawasan timur Mediterania yang terputus dari Laut Hitam
telah menyebabkan Laut Hitam tidak tenggelam oleh air walaupun permukaan air laut yang lain telah
naik. Hal ini menyebabkan pada sekitar 7.000 tahun yang lalu, genangan awal di Bosphorus telah
pecah menyebabkan air di laut Mediterania melimpah ke timur menjadi Laut Hitam yang memang
terputus dari laut-laut yang lain. Kekuatan limpahan air tersebut diperkirakan 10.000 kali daripada air
terjun Niagara.

Mereka menyatakan bukti ilmu pengetahuan, menunjukkan bahwa kulit kerang dari kawasan
tersebut berusia lebih 7.000 tahun, manakala kulit kerang dari laut-laut yang lain berusia sekitar
6.500 tahun. Balllard menerangkan, “Banyak kasus yang terjadi apabila air tawar dari sebuah telaga
berubah menjadi air asin dan dampak banjir besar tersebut menyebabkan kawasan daratan yang
sangat luas berubah menjadi dasar laut”.

3. Gempa Bumi, Perubahan Kerak Bumi
Dari sejumlah besar bangunany ditemukan di samudera, dengan fosil makhluk hidup samudera di
atas daratan, di mana semua ini cukup membuktikan “samudera berubah jadi sawah ladang, dan
sawah ladang berubah jadi samudera (dunia mengalami perubahan besar)”, daratan tenggelam ke
samudera, perubahan kerak bumi dasar laut yang naik menjadi daratan adalah fenomena yang
sangat normal dalam aktivitas bumi. Seperti misalnya Danau Lago Titicaca di Bolivia, Amerika Selatan,
meski terletak di atas daratan tinggi, namun di kawasan sekeliling danau muncul jutaan fosil kulit
kerang samudera,dengan dan hingga sekarang masih terdapat makhluk samudera di danau tersebut,
nelayan dapat menjala kuda laut, udang bercapit hijau dan kerang-kerangan. Ini menunjukkan bahwa
pada zaman dulu, dataran tinggi di sini mungkin masih berada di dasar laut, namun, karena
peubahan kerak bumi, di desak hingga naik ke atas, dan masa terjadinya diperkirakan kurang lebih
pada seratus juta tahun lampau. Daratan Atlantis dalam legenda, adalah peradaban yang hilang
tenggelam ke laut karena perubahan kerak bumi.

4. Kerak Bumi Berubah Posisi
Ketika Profesor Charles H. Hapgood sedang mempelajari peta kuno Kutub Selatan, ia pernah
mengemukakan hipotesa peralihan kerak bumi (Earth Crust Displacement): dalam kondisi tertentu,
segenap kerak luar bumi mungkin dapat menggerakkan posisinya secara menyeluruh, bagaikan
selembar kulit jeruk tak berisi, setelah kendor dan terkelupas, akan menggerakkan segenap

posisinya. Menurut hipotesa tersebut, kerak bumi setebal 30 mil dapat meluncur di atas inti bumi
yang tebalnya 8 ribu mil, beberapa sarjana AS mengaitkan hipotesa ini dengan bencana dahsyat di
Alaska dan Siberia pada 11.000 tahun lampau mereka memprediksikan daratan di Kutub Selatan saat
ini, ternyata adalah daerah berjarak sekitar 2.000 mil sebelah utara Kutub Selatan. Dan sebelum
adanya peradaban manusia ini, minimal pada 6.000 tahun silam, telah terjadi peralihan kerak bumi,
segenap kerak bumi menggerakkan posisi, hingga menggeser daratan Kutup Selatan ke posisinya saat
ini. Ini membuat daratan yang hangat mendadak menjadi dingin, dan secara perlahan diselimuti
dengan es dan salju. Dan disaat bersaman, Alaska dan Siberia juga mengarah ke Kutub Utara,
sehingga membuat daratan yang semula hangat dalam sekejab menjadi dingin “membeku”. Dan
secara rasional telah menjelaskan tentang lapisan tanah beku di utara Siberia, gajah raksasa berbulu
panjang yang ditemukan serta sejumlah besar binatang yang tidak dapat hidup di daerah dingin,
seperti misalnya badak, banteng, kuda, gazella, srigala, machairodont (harimau bergigi pedang), singa
dan sebagainya, selain itu juga ada mayat manusia.

5. Ledakan Sinar Gamma
Ilmuwan mendapati, bahw sinar gamma (Gamma Ray Bust, GRB) yang berasal dari galaksi luar yang
jauh, adalah energi yang dilepaskan kembali setelah hancurnya 2 bintang tetap, energi pancarannya
sangat kuat dan tak dapat diduga, kurang lebih seribu kali lipatnya matahari. Sebelum perubahan
besar ini terjadi, manusia sama sekali tidak dapat mengamati perubahan sesudahnya, sehingga
dengan demikian juga tidak tahu bagaimana cara mengantisipasinya. Jika terjadi, maka meski berada
di tempat sejauh seribu tahun cahaya, dan meski pada malam yang biasanya cerah di sebuah tempat
yang jauhnya tidak dapat Anda saksikan, ia juga akan terang secara tiba-tiba seperti matahari,
kemudian melepaskan energi yang maha besar, dan menyinari bumi dengan pancarannya. Meskipun
lapisan atmosfer dapat melindungi kita terhindar dari serangan sinar Gamma dan sinar-X, namun
pancaran-pancaran berenergi tinggi ini dapat membuat lapisan atmosfer menjadi panas dan
menghasilkan nitrogen oksida, yang dapat secara serius merusak ozonosfer (lapisan ozon). Namun
yang lebih parah adalah dapat secara langsung membunuh fotosintesis plankton di samudera
(mereka dapat menyuplai oksigen bagi atmosfer), merusak ekologi sekaligus juga menghancurkan
rantai makanan. Jarak sinar gamma yang ditemukan saat ini sangat jauh dari kita, meski pengetahuan
yang diketahui ilmuwan atas hal ini sangat terbatas, namun dapat dibayangkan akibat yang
mengerikan seandainya secara tiba-tiba ia menyinari bumi kita.

6. Planet Menabrak Bumi
Pada tahun 1908 silam, sebuah meteorit komet setinggi kurang lebih 200 kaki (±60 manusia) pernah
melintasi lapisan atmosfer, dan mengenai kawasan, Siberia, akibatnya terjadi ledakan di kawasan
tersebut. Menurut perhitungan astronom bahwa peristiwa sejenis akan terjadi setiap 100-300 tahun.
Peristiwa ini seandainya terjadi di samudera atau daerah yang jarang penduduknya, yang mana
meskipun rasio kemungkinan manusia terhindar dari bencana ini sedikit lebih besar, namun ilmuwan
mengatakan: terhadap planet besar, tidaklah penting di mana posisi yang diterjang mereka (planet).
Jika meteorit selebar ½ mil (± 800 manusia) menabrak bumi (± setiap 250 ribu tahun) meski tanpa
sampai menyebabkan kepunahan seluruh umar manusia, namun cukup memusnah pembangunan

peradaban umat manusia sekarang. Sebuah meteorit selebar 5 mil menabrak bumi dapat
menimbulkan gempa, tsunami, letusan gunung berapi, dan mengakibatkan kepunahan yang lebih
dahsyat, sama seperti akhir zaman dinosaurus. Pada 1994 silam, ilmuwan berhasil mengamati
seluruh proses tabrakan Comet Shoemaker-Levy 9 dengan Jupiter, ini menjelaskan bahwa planet
menabrak bumi bukan tidak mungkin, juga bukan peristiwa mengerikan yang baru akan terjadi
ratusan tahun kemudian.

7. Lubang Hitam
Dalam sistim galaktik dipenuhi dengan lubang hitam. Menurut prediksi ilmuwan secara garis besar,
bahwa dalam sistem galaktik terdapat sekitar satu juta lubang hitam, benda-benda ini beredar sama
seperti bintang lainnya. Jika ada sebuah planet yang biasa mendekati kita, akan kita temukan, bahwa
seandainya itu adalah lubuh hitam, kita tidak akan mendapat peringatan. Namun, jika sebuah planet
yang akan menabrak bumi, para ilmuwan puluhan tahun silam bisa mengamati, dan dapat
memprediksikan waktu maupun energinya secara konkret. Namun lubang hitam tidak akan
menabrak atau menghancurkan bumi, akan tetapi, ia dapat mengacaukan orbit peredaran benda
langit, sehingga suhu di bumi akan mengalami perubahan yang drastis.

8. Badai Matahari
Selama beberapa tahun terakhir ini, matahari sudah memasuki perubahan periodik medan magnetik
yang terjadi setiap 10-11 tahun, dalam masa demikian, partikel dan pancaran kemungkinan akan
meniup ke bumi dengan kecepatan 1 juta km/jam, dan ancamannya terhadap bumi, adalah suatu hal
yang tak dapat diperhitungkan para ilmuwan. Pada April 2001 silam, sebagaimana yang diperkirakan
ilmuwan, telah terjadi ledakan bintik matahari yang dahsyat di permukaannya, dan ini merupakan
salah satu ledakan terbesar yang tercatat selama ini, untungnya solar Flare (letusan gas matahari)
tidak mengarah ke bumi, karena itu sebagian besar energi yang dilepaskan letusan protuberan tidak
akan sampai menerjang bumi. Letusan protuberan atau gas matahari disebabkan ledakan tiba-tiba
dari energi magnetik, ia dapat menambah kecepatan gerak partikel matahari hingga mendekati
kecepatan cahaya dalam beberapa detik, sekaligus membuat suhu di permukaan matahari naik
hingga jutaan derajat. Energi yang dilepaskan letusan protuberan bahkan mencapai miliaran ton
energi yang dihasilkan ledakan bahan peledak.

9. Akibat Agresi dan Penaklukan
Tatkala komando penyerbuan di lontarkan Presiden ke 43 AS, George W Bush, seketika itu pula dunia
terperanjat. Irak, sebuah negara yang diyakini menjadi awal dari peradaban manusia, menjadi target
dari gempuran mesin perang berteknologi canggih. Maka demikianlah, bom-bom menyembur dari
jet-jet tempur seharga jutaan dollar US demi menghantami negeri pusat peradaban yang malang.

Pasca perang dingin dan tumbangnya rezim komunis super power Uni Soviet, harapan akan
perdamaian global manusia, menjadi lebih jelas. Struktur global dunia yang berdasar pada
kedamaian dan universalitas institusi kebangsaan menguak. Namun, harapan mulai pudar, tatkala
kontrol dunia justru terpolar pada satu negara adi kuasa bernama Amerika. Beberapa ilmuwan sosial,
menambahkan rentannya keadaan dunia dengan ancaman konflik peradaban, ‘clash of civilizations”,
yang mengkutubkan bermaacam-macam pertentangan; demokrasi melawan militansi dan
fundamentalitas; negara-negara miskin yang memproduksi berjuta-juta pengungsi dengan negara
dunia pertama yang berlimpah harta. Sementara, penyebaran teknologi peluru kendali dan nuklir
menjadi ancaman dengan munculnya terorisme global yang bersimbiosis dengan melitansi
keagamaan.

Adanya transisi abad ke 21 seperti menegaskan bahwa efek dari terpolarnya dunia pada satu kutub
memang tengah terjadi. Rontoknya menara kembar WTC di Amerika dan meledaknya bom di Bali
menjadi bukti yang nyata dari sekian banyak bukti. Muara yang terjadi, di awal abab 21, manusia
disuguhi dengan atraksi agresi Amerika ke Afgahisthan dan kemudian disusul yang teranyar,
penyerbuan ke Irak.

Sesungguhnya apa yang bisa kita maknakan dari agresi Amerika ke Irak dari perspektif peradaban
manusia? Abad ke 21 sebenarnya diharapkan menjadi abad kemanusiaan, sebuah masa estafet dari
akhir abad 20 yang mulai menunjukkan solidaritas dunia yang universal, setelah dari zaman ke
zaman, manusia selalu memenuhi hari-harinya dengan perang dan penaklukan. Abad 21 juga
diharapkan menjadi masa di mana manusia dapat belajar dari sejarah hitam peradaban yang penuh
dengan kekerasan, yaitu dengan belajar bagaimana saling menghargai, saling menyayangi dan saling
memanusiakan satu sama lain.

Kadang-kadang harapan memang menjadi sekedar harapan, demikian pula dengan harapan
terciptanya perdamaian yang lebih sejati di dunia. Amerika Serikat adalah sebuah bangsa yang telah
begitu lama belajar bagaimana hidup di tengah keragaman di mana manusia saling menghargai
dalam perbedaannya. Hal itu tercermin dalam ajaran dan melting dot yang mirip dengan prinsip
Bhineka Tunggal Ika-nya Indonesia. Sementara itu, dalam posisinya sebagai penguasa tunggal di
dunia, Amerika sebenarnya diharapkan dapat berperan penting memberikan pengetahuan yang telah
didapatnya selama ini tentang bagaimana memanusiakan orang lain. Amerika sesungguhnya punya
modal untuk itu. Para founding father bangsa Amerika semacam Thomas Jefferson, Georg
Washington dan Abraham Lincoln adalah orang-orang bijak yang belajar banyak dari kejahatan
perang dan penaklukan. Tetapi, harapan tersebut dijawab dengan keangkuhan pemimpin terkini
Amerika dengan melecehkan nilai-nilai kemanusiaan. Penyerbuan ke Irak adalah faktanya. Jawaban
Amerika terhadap harapan perdamaian universal itu adalah lewat rudal Tomahawk yang
menghantam negeri yang begitu banyak menyimpan kenangan akan peradaban manusia.

Agresi Amerika terhadap Irak bagaimanapun memberi beberapa pelajaran buru bagi peradaban
modern. Pertama, Amerika memulai pengajaran bagaimana memaksakan kehendak di tengahtengah keragaman pendapat. Kedua, Amerika telah menghancurkan harapan akan diakhirinya
sejarah hitam perang dan penaklukkan. Amerika malah menambah daftar panjang bar-barnya
penaklukan di dunia. Ketiga, lebih jauh, sangat dimungkinkan implikasi dari agresi tersebut adalah
dimulainya kehancuran (penghancuran) peradaban manusia.

Bagaimanapun, agresi Amerika tersebut menimbulkan efek berantai yang luar biasa. Efek yang akan
terwujud dalam aksi dan reaksi yang terus menerus terjadi, yang kemudian berpotensi meleburkan
nilai-nilai kemanusiaan. Kalau memang demikian yang terjadi kita wajib cemas, atau kita memang
sedang berada di bawah ancaman penghancuran peradaban, dan semua itu dikarenakan ambisi.