Peranan Ikan Badut Ditinjau dari Perspek

MAKALAH ZOOLOGI VERTEBRATA
PERANAN IKAN BADUT (Amphirion sp.) DITINJAU DARI
PERSPEKTIF ISLAM
Dosen Pengampu : Eka Fitriah, S.Si., M.Pd.

Disusun Oleh :
Nama

: Nurul Amanah

NIM

: (1413161015)

Kelas

: Biologi C

Semester : IV (Empat)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan hias makin banyak diminati oleh masyarakat sehingga
permintaannya semakin meningkat baik di pasar lokal maupun internasional.
Berdasarkan data Pusat Data, Statistik dan Informasi Sekretariat Jenderal
Kementerian Kelautan dan Perikanan, volume ekspor ikan hias dari tahun
2007-2011 mengalami peningkatan sebesar 0,26%. (Alam, 2014)
Ikan Badut atau Clown Fish ini biasanya ditemukan berhubungan
dengan anemon di Oseania, Indo-Pasifik, dan Great Barrier Reef. Hal ini
dapat ditemukan secara individual, atau lebih umum, berpasangan atau
kelompok kecil dalam anemone sama seperti Heteractis magnifica atau
Stichodacty lamertensii. Clownfish liar jarang akan melebihi 4 ½ inci dan jika
dipelihara di akuarium atau diternakkan ukurannya jarang melebihi 3 ½ inci.
Clownfish sering dikagumi bila dilihat sedang bermain di anemon. Clownfish


dan Anemon tidak saling membutuhkan untuk bertahan hidup atau hidup
bahagia. Karena Anemon membutuhkan pencahayaan intens dan lingkungan
yang sangat stabil dalam akuarium, lebih baik untuk memilih anemone yang
membutuhkan perawatan yang lebih kecil untuk Clownfish itu.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut :
1.

Bagaimana klasifikasi Ikan Badut?

2.

Bagaimana morfologi dan anatomi Ikan Badut?

3.

Bagaimana habitat dan penyebarannya?


4.

Bagaimana peranan Ikan Badut dan ditinjau dari perspektif Islam?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.

Untuk mengetahui klasifikasi Ikan Badut

2.

Untuk mengetahui morfologi dan anatomi Ikan Badut.

3.

Untuk mengetahui habitat dan penyebarannya.

4.


Untuk mengetahui peranan Ikan Badut dan ditinjau dari perspektif Islam.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Ikan Badut
Klasifikasi ikan badut (Amphiprion percula ), adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum

: Chordata

Subfilum : Vertebrata
Superkelas : Osteichthyes
Kelas

: Actynopterygii

Subkelas : Neopterygii
Ordo


: Perciformes

Subordo

: Labroidei

Famili

: Pomacentridae

Genus

: Amphiprion

Spesies

: Amphiprion sandaracinos, Amphiprion polymnus, Amphiprion
frenatus,

Amphiprion


Amphiprion bicinctus,

leucokranos,

Amphiprion

perideraion,

Amphiprion clarkii, Amphirion percula,

Amphirion ocellaris, Amphiprion chrysopterus

Gambar 1. Orange Anemonefish
(Amphiprion sandaracinos)

Gambar 2. Tomato Clownfish (Amphiprion
frenatus)

Gambar 3. Pink anemonefish (Amphiprion

perideraion)

Gambar 4. Saddleback Clownfish
(Amphiprion polymnus)

Gambar 5. White-Bonnet Anemonefish
(Amphiprion leucokranos)

Gambar 6. Red Sea Anemonefish
(Amphiprion bicinctus)

Gambar 7. Clark’s Anemonefish
(Amphiprion clarkii)

Gambar 8. Orange-fin Anemonefish
(Amphiprion chrysopterus)

Gambar 9. Clown Anemonefish
(Amphiprion percula)


Gambar 10. False Clown Anemonefish
(Amphiprion ocellaris)

lkan badut adalah ikan hias air asin dari subfamili Amphiprioninae.
Terdapat sekitar 28 spesies dikenali, salah satunya berada di genus Premnas,
sementara sisanya di genus Amphiprion.
B. Morfologi dan Anatomi Ikan Badut
1. Morfologi Ikan Badut
Clown fish lebih banyak dikenal masyarakat dengan sebutan ikan

badut. Clown fish sebenarnya terdiri tidak kurang dari 29 jenis, 28 jenis
dari genus Amphiprion, sedangkan satu jenis merupakan spsies dari genus
Premnas yang mempunyai cirri khusus duri preoper kualitas yang
dijumpai di bawah matanya. Pola warna pada ikan ini sering dijadikan
dasar dalam proses identifikasi mereka, disamping bentuk gigi, kepala dan

bentuk tubuh. Secara umum ikan Clown fish berukuran kecil, maksimal
dapat mencapai ukuran 10 – 15 cm. Berwarna cerah, tubuh lebar (tinggi)
dan dilengkapi dengan mulut yang kecil. (Djuhanda, 1981)
Sisiknya relatif besar dengan sirip dorsal yang unik. Pola warna

pada ikan ini sering dijadikan dasar dalam proses identifikasi mereka ,
disamping bentuk gigi, kepala dan bentuk tubuh. Variasi warna dapat
terjadi pada spesies yang sama; khususnya berkenaan dengan lokasi
sebarannya. Sebagai

contoh A

clarkii merupakan

spesies

yang

mempunyai penyebaran paling luas, sehingga spesies ini mempunyai
variasi warna yang paling banyak (tergantung pada tempat ditemukan)
dibandingkan dengan spesies ikan badut lainnya. (Ibid)
Ikan badut di alam mendapatkan makanan dari sekitar anemon. Ikan
badut merupakan ikan omnivora yang mengkonsumsi zooplankton,
invertebrata kecil (crustacean) dan parasit yang melekat pada tubuh
anemon serta alga bentik. Ikan badut biasanya menghabiskan sebagian

besar hidupnya untuk mencari makan, bermain, dan berpasangan dalam
wilayah tempat hidupnya (Michael, 2008).
Kebiasaan dari ikan badut yaitu mencari makan di siang hari
(diurnal). Waktu yang digunakan dalam mencari makan tiap jenis ikan
badut atau Clownfish tidak sama. Salah satu contohnya yaitu Amphiprion
chrysopterus menghabiskan kurang lebih 90% waktunya untuk makan dan

berenang di antara tentakel. (Ibid)
2. Anatomi Ikan Badut
a. Sistem Pernafasan dan Eksresi
Organ penting yang berperan dalam sistim pernafasan ikan adalah
insang, juga berfungsi sebagai mengatur pertukaran air dan garam dan
melepas nitrogen sisa hasil metabolisme. Pertukaran oksigen adalah
tujuan utama dari respirasi ikan. Proses fisiologis pengambilan oksigen
dari air jauh lebih sulit daripada mengeluarkan oksigen dari udara. Air
sekitar 800 kali lebih padat daripada udara dan mengandung oksigen
hanya sekitar 3%. Sedangkan udara mengandung sekitar 20% oksigen.
(Endah, 2014)

Proses respirasi memakan energi cukup tinggi dan sistem hanya

bekerja dengan baik jika ikan dalam kondisi fisik yang baik, dan
lingkungan mengandung oksigen terlarut yang memadai. Luas
permukaan insang hanya sekitar 6-10 kali lebih besar dari luas
permukaan seluruh tubuh. Areal ini relatif kecil dibandingkan dengan
paru-paru sebagai organ pertukaran. Sebaliknya, permukaan paru-paru
bisa 100 kali lebih besar dari permukaan tubuh mamalia. Pertukaran gas
terjadi di lamellae sekunder dari insang dan sangat efisien. Efisiensi ini
dicapai dengan aliran lawan arus air dan darah. Darah vena miskin
oksigen bergerak berlawanan dengan aliran air yang relatif kaya oksigen.
Dalam mekanisme ini, air harus mengalir terus-menerus melalui insang
untuk menjaga respirasi efektif. (Ibid)
Sekitar 80% dari oksigen lingkungan dilepaskan selama respirasi.
Pada manusia hanya 25% dari oksigen biasanya dilepas dari udara
selama respirasi. Pada ikan, anestesi dicapai dengan menggunakan
prinsip-prinsip ini. Agen anestesi dilarutkan dalam air dan anestesi
dipertahankan dengan menjaga air obat mengalir di insang, bahkan jika
seluruh tubuh ikan keluar dari air. Efektivitas ekstrim dari insang sebagai
organ pertukaran gas juga membuat mereka sangat rentan terhadap
bahan beracun. Zat beracun dapat terakumulasi dalam tubuh ikan hingga
1 juta kali konsentrasi zat yang sama di dalam air. (Ibid)

b. Sistem Ekskresi
Insang selain sebagai organ pernafasan, juga salah satu organ
ekskretori utama. Insang mengeluarkan mayoritas amonia sedangkan
sisanya dari produk limbah diekskresikan melalui ginjal. (Ibid)
Ekskresi produk sisa metabolisme hampir sama untuk semua
ikan, namun, ginjal dan insang memainkan peran signifikan berbeda
pada ikan air tawar dibandingkan dengan peran mereka dalam ikan air
laut. (Ibid)

Ikan air tawar yang hipertonik dibandingkan dengan lingkungan.
Sebagai konsekuensi langsung, air terus memasuki tubuh ikan melalui
insang dan pengenceran darah. (Ibid)

c. Sistem Peredaran Darah
Jantung ikan terdiri dari dua bagian, satu atrium dan satu
ventrikel. Jantung terdiri dari 4 bilik yaitu sinus venosis, atrium,
ventricle dan elastic bulbus arteriosis.
Sirkulasi darah mengalir dari jantung ke ventral aorta, ke arteri
branchial afferent , ke insang untuk oxygenasi dan berlangsung melalui
arteri efferent arteries ke dorsal aorta.Bilik disusun secara linear dan
darah bersirkulasi dalam jalur peredaran darah tunggal. Jantung dapat
diakses untuk proses mengeluarkan darah, namun bagian yang lebih
disukai adalah vena ekor.
Jaringan hematopoetic ikan terutama terdiri dari ginjal, tetapi
juga mencakup limpa dan hati. Darah ikan memiliki kemiripan dengan
darah reptil dan burung.
Parameter darah normal pada hewan darat tidak dapat digunakan
untuk ikan, karenaikan mengandung sel-sel yang jauh lebih rendah.
Oleh karena itu, tidak mungkin meramalkan kondisi normal darah ikan
menggunakan model hewan terestrial. Misalnya, leucosit pada ikan
hanya 10% dan normal bagi ikan. (Ibid)
Ikan juga mengandung haemoglobin rendah sehingga darahnya
tampak pucat. Pembuluh getah bening ada tetapi tidak ada kelenjar
getah bening yang terpisah. (Ibid)
Jantung terletak di caudo-ventral ke insang. Jantung ikan terdiri
dari 4 bilik yaitu; venosus sinous, satu atrium, satu ventrikel dan bulbus
arteriosus. Jantung berkembang baik. Sirkulasi menyangkut aliran
seluruh darah dari jantung melalui insang lalu ke seluruh bagian tubuh
lain (Brotowidjoyo, 1994).

d. Sistem Pencernaan Makanan
Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian,
yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan
(Glandula digestoria). saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga
mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.
Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas yang
berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan
bertugas membantu proses penghancuran makanan. (Anonymous,
2013)
e. Sistem Reproduksi Ikan Badut
Ikan badut hidup dalam kelompok kecil dalam satu anemon yang
terdiri dari pasangan induk, beberapa ikan jantan muda, dan beberapa
anakan ikan yang juga berkelamin jantan. Ketika betinanya mati, ikan
jantan dominan akan berubah kelamin menjadi betina dan akan mencari
pasangan

jantan,

strategi

ini

dikenal

sebagai sequential

hermaphroditism (perubahan kelamin secara berurutan). (Anonymous,
2010)
Saat

musim

pemijahan

(sekitar bulan purnama), telur
diletakkan pada permukaan relatif
datar

dekat

anemon

mereka.

Kedua induk menjaga telur dan
mengipas telur mereka dengan air

Gambar 11.Larva ikan badut, berbentuk
kapsul

segar selama 6 sampai 10 hari. Biasanya penetasan terjadi saat malam
hari, kurang lebih 2 jam setelah matahari terbenam.
Setelah menetas, bayi ikan badut akan naik ke permukaan dan
hidup dengan memakan plankton. Setelah cukup besar, anakan ikan
badut akan turun dari permukaan dan mencari anemon inang yang
sesuai. Di anemon inang, mereka akan mengikuti tahapan hirarki yang
ada. Setelah tumbuh dari anakan menjadi remaja yang belum matang
secara seksual, ikan badut akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu
mengembangkan alat reproduksi jantan (gonad) yang matang sebagai

pasangan betina dominan.Ikan badut merupakan salah satu jenis ikan
hias air laut yang berhasil dikembangbiakkan di penangkaran dalam
skala besar. (Ibid)

C. Habitat dan Penyebaran Ikan Badut
Ikan badut (Amphiprion percula) berasal dari Papua Nugini dan
Kepulauan Solomon. Ikan badut hidup di laut dengan kedalaman 1-12 meter
pada derah terumbu karang di pesisir dan di teluk. Beberapa faktor yang
mempengaruhi distribusi dan arah distribusi dari ikan badut adalah jumlah
larva, ketersediaan anemon laut, faktor-faktor hidrografi dan adanya daratan
penghalang (Michael, 2008).
Habitat ikan badut (Amphiprion percula) berada di antara tentakeltentakel anemon. Hubungan antara ikan badut dan anemon adalah simbiosis
mutualisme, sehingga ikan ini juga dikenal sebagai ikan anemon.
Ikan badut merupakan ikan karang tropis yang hidup di perairan
hangat. Dengan daerah penyebaran di Samudera Pasifik (Fiji), Laut Merah,
Samudra Hindia (Indonesia, Malaysia, Thailand, Maladewa, Burma), dan
Great Barrier Reef Australia. Ikan badut dan anemone hidup berdampingan,
saling menguntungkan, Anemon akan melindungi ikan badut dan ikan badut
akan menangkal ikan kupu-kupu (Butterfly Fish) yang suka memakan
anemon. (Ibid)

D. Peranan Ikan Badut dan Ditinjau dari Perspektif Islam
1. Peranan Ikan Badut
Popularitas ikan badut tidak lepas dari perilaku simbiosisnya dengan
berbagai jenis anemon. Anemon, yang bagi jenis ikan lain beracun, bagi
ikan badut merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman. Ikan
badut kerap dijumpai bersembunyi, berselimut, dan bercengkrama diantara
tentakel-tentakel anemon yang beracun. (Endah, 2014)
Di alam, kehadiran ikan badut pada anemon dapat melindunginya dari
agresifitas beberapa jenis ikan seperti ikan angle atau ikan butterfly yang
akan memangsa tentakelnya. Sebaliknya ikan badut memanfaatkan anemon

tersebut

sebagai

tempat

berlindung

dari

musuh

alaminya. Tanpa

perlindungan dari anemon, ikan badut hanya dapat bertahan hidup
beberapa menit saja sebelum dimangsa oleh musuhnya. (Ibid)
Ikan badut sering pula melakukan tugas bersih-bersih pada tubuh
anemon yaitu dengan memunguti remah-remah makanan, atau kotoran
lainnya sehingga tubuh anemon bisa terbebas dari berbagai jenis
parasit. Sedangkan ikan badut sendiri sering membawakan makanan bagi
anemon. (Ibid)
Seperti halnya penghuni laut lainnya, ikan badut sebenarnya tidak
memiliki kemampuan untuk melawan racun dari anemon. Meskipun
demikian mereka memilki taktik yang jitu bagaimana mengatasi racun
tersebut. Tentakel anemon dilapisi oleh lendir yang memiliki kandungan
tertentu untuk melindunginya dari sengatan tentakel yang lain atau
tersengat oleh tentakel sendiri. Lendir inilah yang dimanfaatkan oleh ikan
badut untuk melindungi badannya dari sengatan tentekal anemon. Ikan
badut dapat bertahan beberapa saat terhadap sengatan tentakel sebelum
lumpuh. Dengan cara menggosok-gosokkan badannya secara cepat pada
tentakel ikan badut dapat melumuri seluruh tubuhnya dengan lendir
antisengat tentakel. Dalam waktu satu jam seekor ikan badut akan bisa
memenyelimuti seluruh tubuhnya dengan lendir antisengat tersebut,
sehingga pada akhirnya dia akan kebal sama sekali terhadap sengatan
tentakel. Dengan demikian, mereka akhirnya akan aman bermain dan
berada diantara tentakel-tentakel anemon.
Apabila ikan badut dipisahkan dari anemon selama beberapa jam,
mereka akan segera kehilangan kekebalannya, dan untuk menjadi kebal
kembali mereka perlu beradaptasi dan memerlukan waktu. (Ibid)

2. Ikan Badut Ditinjau dari Perspektif Islam
Tidak sedikit beberapa referensi yang menyatakan bahwa hewan laut
khususnya ikan itu halal, dikarenakan dalil Al-Qur’an menyatakan tegas
bahwa segala sesuatu yang di laut itu halal. Salah satunya menurut

Tausikal, semua yang berada di laut termasuk pula yang memiliki nama
yang sama dengan hewan di daratan, tetap halal.
Allah Ta’ala berfirman,

‫أُﺣِ ﱠﻞ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﺻَ ْﯿ ُﺪ ا ْﻟﺒَﺤْ ِﺮ وَ طَﻌَﺎ ُﻣﮫُ َﻣﺘَﺎﻋًﺎ ﻟَ ُﻜ ْﻢ وَ ﻟِﻠ ﱠﺴﯿ ﱠﺎرَ ِة‬
“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal)
dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang
dalam perjalanan.” (QS. Al Maidah: 96).

Dalam ayat lain juga disebutkan,

‫وَ ھُﻮَ اﻟﱠﺬِي َﺳﺨﱠﺮَ ا ْﻟﺒَﺤْ ﺮَ ﻟِﺘَﺄْ ُﻛﻠُﻮا ِﻣ ْﻨﮫُ ﻟَﺤْ ﻤًﺎ طَ ِﺮﯾًّﺎ وَ ﺗَ ْﺴﺘَﺨْ ِﺮﺟُﻮا ِﻣ ْﻨﮫُ ﺣِ ْﻠﯿَﺔً ﺗَ ْﻠﺒَﺴُﻮﻧَﮭَﺎ وَ ﺗَﺮَى‬
َ‫ا ْﻟﻔُﻠْﻚَ ﻣَﻮَ اﺧِ ﺮَ ﻓِﯿ ِﮫ وَ ﻟِﺘَ ْﺒﺘَﻐُﻮا ﻣِﻦْ ﻓَﻀْ ﻠِ ِﮫ وَ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗَ ْﺸ ُﻜﺮُون‬
“Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu
dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan).” (QS. An Nahl:

14).
Kedua ayat di atas menunjukkan halalnya hewan yang diburu di
lautan. Bahkan bangkai hewan air saja halal sebagaimana disebutkan dalam
hadits berikut.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan,

‫ﷲِ إِﻧﱠﺎ ﻧَﺮْ ﻛَﺐُ ا ْﻟﺒَﺤْ ﺮَ وَ ﻧَﺤْ ِﻤ ُﻞ َﻣ َﻌﻨَﺎ‬
‫ ﻓَﻘَﺎلَ ﯾَﺎ رَ ﺳُﻮلَ ﱠ‬-‫ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ‬- ‫ﻰ‬
‫َﺳﺄ َلَ رَ ُﺟ ٌﻞ اﻟﻨﱠﺒِ ﱠ‬
‫ﺻﻠﻰ ﷲ‬- ِ‫ﷲ‬
‫ﺿﺄ ُ ﺑِﻤَﺎ ِء ا ْﻟﺒَﺤْ ِﺮ ﻓَﻘَﺎلَ رَ ﺳُﻮ ُل ﱠ‬
‫ﺿﺄْﻧَﺎ ﺑِ ِﮫ ﻋَﻄِ ْﺸﻨَﺎ أَﻓَﻨَﺘَﻮَ ﱠ‬
‫ا ْﻟﻘَﻠِﯿﻞَ ﻣِﻦَ ا ْﻟﻤَﺎ ِء ﻓَﺈ ِنْ ﺗَﻮَ ﱠ‬
ُ‫ ھُﻮَ اﻟﻄﱠﮭُﻮ ُر ﻣَﺎ ُؤهُ اﻟْﺤِ ﻞﱡ َﻣ ْﯿﺘَﺘُﮫ‬-‫ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ‬
“Seseorang pernah menanyakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“ Wahai Rasulullah, kami pernah naik kapal dan hanya membawa sedikit
air. Jika kami berwudhu dengannya, maka kami akan kehausan. Apakah
boleh kami berwudhu dengan air laut?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam lantas menjawab, “ Air laut itu suci dan bangkainya pun halal.”

(HR. Abu Daud no. 83, An Nasai no. 59, At Tirmidzi no. 69. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma , Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫أُﺣِ ﻠﱠﺖْ ﻟَﻨَﺎ َﻣ ْﯿﺘَﺘَﺎنِ وَ َدﻣَﺎنِ ﻓَﺄَﻣﱠﺎ ا ْﻟ َﻤ ْﯿﺘَﺘَﺎنِ ﻓَﺎ ْﻟﺤُﻮتُ وَ اﻟْﺠَ ﺮَ ا ُد وَ أَﻣﱠﺎ اﻟ ﱠﺪﻣَﺎنِ ﻓَﺎ ْﻟ َﻜﺒِ ُﺪ وَ اﻟﻄﱢﺤَ ﺎ ُل‬

“Kami dihalalkan dua bangkai dan darah. Adapun dua bangkai tersebut
adalah ikan dan belalang. Sedangkan dua darah tersebut adalah hati dan
limpa.” (HR. Ibnu Majah no. 3314. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa

hadits ini shahih)
Penulis ‘Aunul Ma’bud berkata, “Seluruh hewan air yaitu yang
tidak hidup kecuali di air adalah halal. Inilah pendapat Imam Malik, Imam
Asy Syafi’i dan Imam Ahmad. Ulama-ulama tersebut mengatakan bahwa
bangkai dari hewan air adalah halal.”
Dalam Kifayatul Akhyar disebutkan,

،‫ﺣﯿﻮان اﻟﺒﺤﺮ إذا ﺧﺮج ﻣﻨﮫ ﻣﺎ ﻻ ﯾﻌﯿﺶ إﻻ ﻋﯿﺶ اﻟﻤﺬﺑﻮح ﻛﺎﻟﺴﻤﻚ ﺑﺄﻧﻮاﻋﮫ ﻓﮭﻮ ﺣﻼل‬
‫ أو ﺿﺮب اﻟﺼﯿﺎد أو ﻏﯿﺮه أو‬،‫ وﺳﻮاء ﻣﺎت ﺑﺴﺒﺐ ظﺎھﺮ ﻛﺼﺪﻣﺔ‬،‫وﻻ ﺣﺎﺟﺔ إﻟﻰ ذﺑﺤﮫ‬
:‫ وأﻣﺎ ﻣﺎ ﻟﯿﺲ ﻋﻠﻰ ﺻﻮرة اﻟﺴﻤﻮك اﻟﻤﺸﮭﻮرة ﻓﻔﯿﮫ ﺛﻼث ﻣﻘﺎﻻت‬،‫ﻣﺎت ﺣﺘﻒ أﻧﻔﮫ‬
‫أﺻﺤﮭﺎ اﻟﺤﻞ‬
“Jika ada hewan di laut yang tidak bisa hidup kecuali di air seperti ikan dan
semacamnya, maka hukumnya halal. Tidak diharuskan menyembelih
hewan air tersebut. Boleh jadi matinya karena benturan atau mati begitu
saja tanpa disembelih, tetaplah halal. Adapun hewan air yang bukan
berbentuk ikan, para ulama Syafi’iyah berselisih pendapat. Namun
pendapat yang lebih tepat, selama hewan tersebut adalah hewan air, maka
halal.” (Tausikal, 2014)
Berdasarkan penjelasan perspektif Islam mengenai hewan laut,
sudah jelas bahwa hewan laut seperti ikan itu halal. Walaupun sudah
menjadi bangkai sekalipun. Namun tak banyak orang mengonsumsi ikan
hias seperti Ikan Badut ini. Ada yang beranggapan bahwa mengonsumsi
ikan hias itu termasuk perilaku yang tidak biasa, karena harganya yang
lebih tinggi dari ikan konsumsi. Namun, pada dasarnya Ikan Badut ini
kurang layak untuk dikonsumsi. Terlebih karena simbiosis Ikan Badut
dengan anemon sangat menguntungkan bagi kedua pihak. Apabila ikan ini
ditangkap besar-besaran untuk dikonsumsi, akan merusak anemone serta
ekosistem laut. Walaupun ikan ini tidak dikonsumsi dan berukuran sangat
kecil, segala ciptaan Allah SWT itu tidak ada yang sia-sia. Sekecil apapun
suatu organisme, tetap ada manfaatnya. Seperti hubungan mutualisme

antara Ikan Badut dan anemon. Seharusnya manusia sebagai mahluk
sempurna yang diciptakan Allah SWT, dapat mengambil pelajaran antara
Ikan Badut dengan anemon yang bersimbiosis mutualisme.

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan mengenai ikan badut dan hubungannya dalam
perspektif Islam, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Secara umum ikan badut berukuran kecil, maksimal dapat mencapai ukuran 10
– 15 cm. Berwarna cerah, tubuh lebar (tinggi) dan dilengkapi dengan mulut
yang kecil.
2. Pola warna pada ikan ini sering dijadikan dasar dalam proses identifikasi Ikan
Badut, disamping bentuk gigi, kepala dan bentuk tubuh.
3. Ikan badut diketahui merupakan ikan yang mempunyai daerah penyebaran
relatif luas, terutama di daerah seputar Indo Pasific.
4. Habitat utamanya berada di anemon.
5. Saat musim pemijahan (sekitar bulan purnama), telur diletakkan pada
permukaan relatif datar dekat anemon.
6. Ikan Badut dan anemone merupakan peranan yang menguntungkan bagi kedua
pihak.
7. Ikan hias sebenarnya halal, namun tidak layak untuk dikonsumsi.

DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1994. Zoologi Dasar . Jakarta : Erlangga.
Budiarti, Asiani, Palungkun, Roni. 1992. Dunia Ikan. Jakarta : Penebar Swadaya.
Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Armico, Bandung.
Anonymous.

2002.

Ikan

http://o-

Badut.

fish.com/DirektoriIkanLaut/IkanBadut.htm

Diakses

tanggal

5

Februari 2015 pukul 16.02 WIB.
Anonymous.

2010.

Budidaya

Ikan

Badut

Clownfish.

http://www.terangi.or.id/index.php?option=com_content&view=arti
cle&id=235%3Abudidaya-ikan-badutclownfish&catid=59%3Aperikananornamental&Itemid=54&lang=id Diakses tanggal 5 Februari 2015
pukul 16.08 WIB.
Anonymous.

2013.

14

Fakta

Menarik

tentang

Ikan

Badut..

http://www.amazine.co/39150/wajib-tahu-14-fakta-menariktentang-ikan-badut-clownfish/ Diakses tanggal 5 Februari 2015
pukul 16.10 WIB.
Endah,

Alam.

2014.

Ikan

Badut

Nemo

si

Penjelajah

Kecil.

http://alamendah.org/2014/09/18/ikan-badut-nemo-si-kecilpenjelajah-ratusan-kilometer/ Diakses tanggal 5 Februari 2015
pukul 16.04 WIB.
Olvista. 2010. Fauna Ikan Badut Anemon si Mungil dari Dasar Laut.
http://olvista.com/fauna/ikan-badut-anemon-si-mungil-dari-dasarlaut/ Diakses tanggal 5 Februari 2015 pukul 16.07 WIB.
Tuasikal, Muhammad Abduh. 2014. Tadabbur Ayat Laut. [Online] Terdapat pada:
http://rumaysho.com/tafsir-al-quran/tadabbur-ayat-laut-7134
Diakses tanggal 14 September 2014 pukul 17.28 WIB.