PERANAN ORDO DIPTERA NYAMUK DAN LALAT DA (1)

PERANAN ORDO DIPTERA (NYAMUK DAN LALAT) DALAM
KESEHATAN MASYARAKAT
Serangga dalam ordo Diptera memiliki satu pasang sayap membranus. Sayap
belakang dimodifikasi menjadi alat pengukur keseimbangan untuk terbang dan
disebut halter. Alat-alat mulut berbentuk pengisap dan membentuk probosis yang
beradaptasi untuk merobek. Jarang membentuk mandibel, labium memanjang
dalam bentuk satu pasang tonjolan (lobes) yang lembut (fleshy). Memiliki
protoraks dan metatoraks yang kecil dan bersatu dengan mesotoraks. Tarsus
bersegmen 5, metamorfosis lengkap, larva berbentuk eruciform dan apodous.
Ordo Diptera terbagi dalam tiga subordo, yaitu :
1. Nematocera (Nyamuk) memiliki antena panjang, lebih panjang dari gabungan
kepala dan toraks, tanpa arista. Palpus bersegmen 4 atau 5. Bentuk pradewasa
(larva atau jentik) berkembang dengan baik, kecuali pada famili
Cecidomyidae. Contohnya antara lain adalah Aedes spp. Semuanya dari famili
Culicidae, Simulium (Simuliidae), dan Phlebotomus (Psychodidae). Anggotaanggota dari famili-famili tersebut banyak yang merupakan vektor penyakit
pada manusia dan hewan seperti demam berdarah, malaria, chikungunya,
encephalitis dan filariasis.
 Siklus Hidup Nyamuk
Semua serangga termasuk nyamuk, dalam siklus hidupnya mempunyai tingkatantingkatan yang kadang-kadang antara tingkatan yang sama dengan tingkatan yang
berikutnya terlihat sangat berbeda. Berdasarkan tempat hidupnya dikenal dua


tingkatan kehidupan yaitu : Tingkatan di dalam air. Tingkatan di luar temp at
berair (darat/udara).
Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan
dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu.
Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali
tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan
maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi
pada telurnya. telur-telur nyamuk memberi nutrisi pada telurnya. telur-telur
nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang.
Panjang siklus hidup nyamuk sangat bervarisi, tergantung jenis spesiesnya. Lama
siklus pada tiap tahap perkembangan masing-masing nyamuk juga tidak sama.
Culex tarsalis bisa menyelesaikan siklus hidupnya dalam tempo 14 hari pada 20
°C dan hanya sepuluh hari pada suhu 25 °C. Sebagian spesies mempunyai siklus
hidup sependek empat hari atau hingga satu bulan. Nyamuk sejak telur hingga
menjadi nyamuk dewasa, sama dengan serangga yang mengalami tingkatan
(stadium) yang berbeda-beda.

Dalam siklus hidup nyamuk terdapat 4 stadium dengan 3 stadium berkembang di
dalam air dari satu stadium hidup dialam bebas.
1. Nyamuk Dewasa

Nyamuk jantan dan betina dewasa perbandingan 1 : 1, nyamuk jantan keluar
terlebih dahulu dari kepompong, baru disusul nyamuk betina, dan nyamuk
jantan tersebut akan tetap tinggal di dekat sarang, sampai nyamuk betina
keluar dari kepompong, setelah jenis betina keluar, maka nyamuk jantan akan

langsung mengawini betina sebelum mencari darah. Selama hidupnya
nyamuk betina hanya sekali kawin. Dalam perkembangan telur tergantung
kepada beberapa faktor antara lain temperatur dan kelembaban serta species
dari nyamuk. Untuk kelangsungan kehidupan nyamuk diperlukan air, siklus
hidup nyamuk akan terputus. Tingkatan kehidupan yang berada di dalam air
ialah: telur. jentik, kepompong. Setelah satu atau dua hari telur berada
didalam air, maka telur akan menetas dan keluar jentik. Jentik yang baru
keluar dari telur masih sangat halus seperti jarum.
2. Telur Nyamuk
Nyamuk biasanya meletakkan telur di tempat yang berair, pada tempat yang
keberadaannya kering telur akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur
dari nyamuk berbeda–beda tergantung dari jenisnya. Nyamuk anopeles akan
meletakkan telurnya dipermukaan air satu persatu atau bergerombolan tetapi
saling lepas, telur anopeles mempunyai alat pengapung. Nyamuk culex akan
meletakkan telur diatas permukaan air secara bergerombolan dan bersatu

berbentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung. Nyamuk Aedes
meletakkan telur dan menempel pada yang terapung diatas air atau menempel
pada permukaan benda yang merupakan tempat air pada batas permukaan air
dan tempatnya. Sedangkan nyamuk mansonia meletakkan telurnya menempel
pada tumbuhan- tumbuhan air, dan diletakkan secara bergerombol berbentuk
karangan bungan.
Tidak menutup kemungkinan, telur nyamuk biasanya(spesies tertentu
saja) diletakkan pada daun lembab atau kolam yang kering. Pemilihan tempat
ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di
bawah perutnya. reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban.
setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. telurtelur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam
kelompok maupun satu persatu. beberapa spesies nyamuk meletakkan telurtelurnya saling menggabung membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300
telur. Setelah itu, telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). pada
periode ini. Inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Selesai setelah itu
larva mulai keluar dari telurnya semua hampir dalam waktu yang sama.

sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan, larva nyamuk akan
berubah kulitnya sebanyak 2 kali. Stadium telur ini memakan waktu.
3. Jentik Nyamuk
Pada perkembangan stadium jentik, adalah pertumbuhan dan melengkapi

bulu-bulunya, Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan jentik antara 8-10
hari tergantung pada suhu, keadaan makanan serta species nyamuk.
Pertumbuhan jentik dipengaruhi faktor temperatur, nutrien, ada tidaknya
binatang predator. Larva nyamuk dikenal sebagai jentik dan didapati di
sembarang bekas berisi air. Jentik bernafas melalui saluran udara yang
terdapat pada ujung ekor. Pupa biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui
tanduk thorakis yang terdapat pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik
memakan mikroorganisme, tetapi beberapa jentik adalah pemangsa bagi
jentik spesies lain. Sebagian larva nyamuk seperti Wyeomyia hidup dalam
keadaan luar biasa. Jentik-jentik spesies ini hidup dalam air tergenang dalam
tumbuhan epifit atau di dalam air tergenang dalam pohon periuk kera. Jentikjentik spesies genus Deinocerites hidup di dalam sarang ketam sepanjang
pesisir pantai.

2. Subordo Brachycera, memiliki antena pendek dan sangat bervariasi ;
biasanya bersegmen tiga dengan bagian terakhir memanjang; arista atau style
bila ada berbentuk terminal. Palpus bersegmen satu atau dua. Larva memiliki
kepala yang tidak sempurna dengan bentuk mandibel yang vertikal. Contoh
serangga ini antara lain adalah Stratiomya sp. (Stratiomydae), Tabanus sp.
(Rhagionidae). Banyak anggota famili-famili ini yang dapat menularkan
penyakit pada manusia dan hewan.

3. Subordo Cylorrhapha adalah bentuk Diptera tinggi dengan ciri memiliki mata
majemuk yang besar ; terpisah jelas pada bentuk betina, tetapi pada jantan

kedua mata majemuk ini sangat berdekatan. Oceli terletak pada segitiga
vertikal. Antena berbentuk Aristate, pendant (seperti kalung leher). Larva
berbentuk magot, tidak bertungkai, berbentuk silindrikal, tetapi pada bagian
ujung depan seperti tombak dan bagian belakang tumpul. Contoh serangga ini
antara lain adalah Hippelates sp. Dan Siphunculina sp. (Chloropidae), Musca
spp,

Fannia

spp.

(Muscidae);

Calliphora

spp.


Dan

Lucilia

sp.

(Calliphoridae); Sarcophaga spp. (Sarcophagidae). Anggota-anggota dari
famili-famili ini dapat menjadi pembawa mekanik beberapa jenis penyakit
pada manusia seperti penyakit tidur, kolera dan yaw (patek).
Peran serangga ordo Diptera (Nyamuk dan lalat) dalam kesehatan adalah :
1. Peran Nematocera (Nyamuk) selain dapat menimbulkan penyakit pada
manusia secara langsung, juga berperan sebagai vektor penyakit. Banyak
penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri maupun mikroorganisme lain
peyebab penyakit seperti Nematoda, dalam penyebarannya dibantu oleh
serangga terutama dari kelompok ordo diptera. Misalnya : Nyamuk Aedes
sebagai vektor penyakit Demam Berdarah Dengue dan nyamuk Culex sebagai
vektor peyakit Filariasis.
Pengendalian vektor dapat digolongkan dalam pengendalian alami (Natural
control) dapat dilakukan misalnya dengan menggunakan predator alami.
Pengendalian buatan (Artifical applied control) dapat berupa pengendalian

lingkungan, kimia, fisik, mekanik, biologi dan pengendalian genetik.
Pengendalian metode pengendalian vektor ini masih terus berkembang
sehingga memungkinkan untuk menemukan metode yang paling efektif
dengan memanfaatkan berbagai disiplin ilmu.
2. Ordo Diptera (Lalat) memiliki peran dalam kesehatan yaitu :
a.

Musca domestica (lalat rumah/ house fly)
- Lalat dewasa berperan sebagai vektor mekanik dari : 1) Protozoa ; E.
histolitika, G. lamblia, B. Coli, T. Gondii. 2) Nematoda ; A.
lumbricoides, T. Trichuiura. 3) Bakteri ; Shigella, Escherichia coli,
salmonella, Streptococcus, Staphilococcus. 4) Virus ; polio, trachoma,
hepatitis, ricketsia

- Larva menyebabkan miasis (investasi larva lalat dalam jaringan)
b.

Sarcophaga (flesh flies/ lalat daging)
Larvanya menyebabkan miasis sedangkan dewasa merupakan vektor
mekanik.


c.

Wolfahrtia (Fam. Sarcophagidae/non-metalic)
Kepentingan medik dapat menyebabkan miasis

d.

Phlebotomus (Sandflies)
- Gigitannya menyebabkan dermatosis bagi yang sensitif
- Vektor biologis leismaniasis oleh karena Leishmania
- Vektor biologis bartonelosis oleh karena Bartonella bacilliformis
- Vektor biologis sandfly fever oleh karena virus

e. Black flies (lalat hitam)
Pada stadium dewasa perand alam bidang medik yaitu :
- Gigitannya menyebabkan dermatosis
- Sebagai vektor biologis Onchocerca volvulus
- Sebagai vektor biologis Manzonella ozardi
f. Horseflies (Tabanus & Chrysops)

- Vektor penyakit anthrax oleh karena Bacillus anthracis
- Vektor penyakit tularemia oleh karena Francisella tularensis
- Vektor penyakit surrah oleh karena Trypanosoma evansi
-

Lalat merupakan salah satu serangga yang termasuk ke dalam ordo
Diptera. Beberapa spesies lalat merupakan spesies yang paling
berperan dalam masalah kesehatan masyarakat, yaitu sebagai vektor
penularan penyakit. Peranan lalat dalam menyebarkan penyakitadalah
sebagai vektor mekanik dan vektor biologis. Sebagai vektor mekanis
lalat membawa bibit –bibit penyakit melalui anggota tubuhnya. Tubuh
lalat mempunyai banyak bulu-bulu terutama pada kakinya. Bulu –bulu
yang terdapat pada kaki mengandung semacam cairan perekat
sehingga benda – benda yang kecil mulai melekat. Ordo Diptera
(lalat) juga berfungsi sebagai Predator dalam hal ini jenis lalat
Diatracophaga striatalis (lalat jatiroto), dimana larvanya dapat

menyerang dan memangsa hama penggerak Chilo yang berada dalam
lubang tebu dan menghisap cairan haemolipnya sampai mati kering.


 Siklus hidup Lalat, antara lain:
a.

Stadium Pertama (Stadium Telur)

Stadium ini berlangsung selama 12-24 jam. Bentuk telur lalat adalah oval
panjang dan berwarna putih, besar telur 0,8-2 mm. Telur dapat dihasilkan oleh
lalat betina sebanyak 150-200 butir. Lamanya stadium ini dapat dipengaruhi
oleh faktor panas dan kelembaban, tempat bertelur dimana semakin panas
semakin cepat menetas dan berlaku sebaliknya. Telur diletakkan pada bahanbahan organik yang lembab seperti sampah, kotoran binatang, kotoran
manusia atau bahan-bahan lain yang berasal dari binatang dan tumbuhan yang
membusuk.
b.

Stadium Kedua (Stadium Larva atau Tempayak)

Stadium ini terdiri dari 3 tingkatan yaitu:
 Tingkat I : Telur yang baru menetas disebut instar I, berukuran panjang 2
mm, berwarna putih, tidak bermata dan berkaki, sangat aktif dan ganas


terhadap makanan, setelah 1-4 hari melepas kulit dan keluar menjadi instar
II.
 Tingkat II : Ukuran besarnya dua kali dari instar I, setelah beberapa hari
maka kulit akan mengelupas dan keluar instar III dan banyak bergerak.
 Tingkat III : Larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini memerlukan
waktu 3-9 hari, larva tidak banyak bergerak, larva berpindah ke tempat
yang kering dan sejuk untuk berubah menjadi kepompong.
c.

Stadium Ketiga (Stadium Pupa atau Kepompong)

Pada stadium ini jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh
dewasa, stadium ini berlangsung 3-9 hari atau tergantung suhu setempat yang
disenangi lebih kurang 35°C. Pupa ini berwarna coklat hitam dan berbentuk
lonjong. Pada stadium ini tubuh larva telah menjadi dewasa, kurang bergerak
(tak bergerak sama sekali). Setelah stadium ini selesai maka melalui celah
lingkaran pada bagian anterior akan keluar lalat muda.
d.

Stadium Keempat (Stadium Lalat Dewasa)

Stadium ini adalah stadium terakhir yang sudah berwujud serangga yaitu
lalat. Untuk menjadi lalat dewasa yang matang dan siap untuk melakukan
perkawinan memerlukan waktu kurang lebih dari 15 jam. Umur lalat dewasa
dapat mencapai 2-4 minggu. Perlu kita ketahui faktor suhu setempat,
kelembaban udara dan makanan yang tersedia berpengaruh terhadap
pertumbuhan lalat baik dari telur hingga menjadi lalat dewasa.

REFERENSI
1. Kelompok studi entomologi – Universitas Gadjah Mada – Yogyakarta –
Jumat, 14 Agustus 2009 – Entomologi : Bergerak Tanpa Batas
http://ksebiologiugm.blogspot.com/2009/08/entomologi-bergerak-tanpabatas.html
diakses pada Rabu, 29 Oktober 2014.
2. Ordo Diptera (Lalat)
http://beequinn.wordpress.com/nursing/mikrobiologi-danparasitologi/ordo-diptera-lalat/
diakses pada Rabu, 29 Oktober 2014.
3. Peranan Serangga Bagi Manusia dan Lingkungan/Andi Andrean
Sihombing/Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/Universitas
Negeri Medan/2013/2014/ Selasa, 12 Maret 2013
http://andi-personalblog.blogspot.com/2013/03/perannan-serangga-bagimanusia-dan.html.
diakses pada Rabu, 29 Oktober 2014.
4. Sembel. D. T, 2009. Entomologi Kedokteran. Penerbit Andi : Yogyakarta
5. Entomologi Kesehatan (Environmental Health)
http://mutiaanwar.blogspot.com/2012/12/entomologi-kesehatan.html.
Diakses pada Jumat 31 Oktober 2014

KELOMPOK I
1. Deflyn Soolani/101511003
2. Veybbe L. Abdul/101511115
3. Nugrah Y Limbong/ 101511295
FKM UNSRAT 2014