HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PE

Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 39-48 (Juli 2014)

ISSN 0852 -2626

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN
PERSEPSI PETERNAK TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA
PETERNAKAN SAPI PERAH DI KOTA TOMOHON
Suryana D.S. Muhammad* R. A. J. Legrans**, E. Wantasen**, J.
Lainawa**
Fakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115
peternak berpendapatan Rp. 1.350.000 –
Rp. 3.499.800. Persepsi peternak
terhadap
pengembangan
usaha
peternakan sapi perah di kota Tomohon
adalah baik. Lama usaha berhubungan
sangat nyata dengan persepsi peternak
terhadap
pengembangan
usaha

peternakan sapi perah di Kota Tomohon.

ABTRAK
Pengembangan
usaha
peternakan sapi perah erat kaitannya
dengan peternak, dan setiap peternak
memiliki latar belakang sosial ekonomi
yang berbeda. Faktor sosial ekonomi
peternak nantinya akan mempengaruhi
persepsinya terhadap usaha yang
dijalankan. Permasalahannya apakah
faktor sosial ekonomi mempengaruhi
persepsi peternak, bagaimana persepsi
peternak terhadap usaha tersebut dan
seberapa jauh hubungan antara faktor
sosial
ekonomi dengan persepsi
peternak. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui faktor-faktor sosial ekonomi

peternak sapi perah; persepsi peternak
terhadap
pengembangan
usaha
peternakan sapi perah; dan menganalisis
hubungan faktor-faktor sosial ekonomi
peternak dengan persepsi terhadap
pengembangan usaha peternakan sapi
perah di kota Tomohon. Penelitian ini
dilaksanakan di 4 Kecamatan di kota
Tomohon dengan jumlah responden 30
peternak. Data dalam penelitian adalah
data primer dan data sekunder. Metode
penentuan sampel dilakukan secara
“Purposive Sampling” yaitu di 3
Hasil
penelitian
kecamatan.
menunjukkan peternak berumur 43-54
tahun sebanyak 40%, lama pendidikan

sebagian besar peternak (46,7%) 12-16
tahun. Peternak menekuni usaha
beternak sapi perah selama 2-3 tahun.
Frekuensi peternak dalam mengikuti
penyuluhan serta pelatihan sebagian
besar 1-2 kali (76,6%) dan 90%

Kata Kunci: Faktor social ekonomi,
persepsi peternak, usaha sapi perah,
Kota Tomohon.
ABSTRACT
RELATIONSHIP
BEWEEN
ECONOMICAL SOCIAL FACTOR
AND HOUSEHOLD PERSEPTION
ON DAIRY FARM DEVELOPMENT
IN TOMOHON MUNICIPALITY.
Dairy
farm
development

was
importantly connected with household
farmer. Each household farmer had
different economical social background.
The objective of this study was to
evaluate the relationship between
economical social factor and household
perception on dairy farm development in
Tomohon municipality.This study was
conducted at four districts in Tomohon
municipality using thirty respondents of
household farmers. Samples were
determined by purposive sampling
method involving three districts. Primer
secunder data were used in this study.
Results showed that household farmers
at ages of 43 to 54 years old were 40
percents. The education period of the
animal household was ranging from 12
to 16 years (46.7%). The experiemces as

animal household of dairy cattle were
ranging from 2 to 3 years. The
frequency attending extension and skill
training were ranging from 1 to 2 times

*Alumni Fakultas Peternakan Unsrat
**Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan

39

Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 39-48 (Juli 2014)

(76.6 %), and 90 percents of animal
household had income from Rp.
1,350,000 to Rp. 3,499,800 per month.
Perseptions of animal household on
dairy farm development in Tomohon
municipality were generally good.
Period of animal farm highly correlated
with the perception household farmer in

development of dairy farm in Tomohon
municipality.
Kata Kunci: Economical social factor,
household farmer perception, dairy
farm, Tomohon municipality.

ISSN 0852 -2626

dari Dinas Pertanian dan Peternakan
Sulawesi Utara (2013) bahwa di
tahun 2011 sampai tahun 2013
produksi susu dari sapi perah belum
memberikan kontribusi.
Pendekatan

wilayah secara komprehensif dan
berkelanjutan
pemerintah

PENDAHULUAN


metabolisme

karbohidrat,

sebagai

sebagai

metabolisme,

meningkatkan

Sulawesi utara merupakan salah satu
kawasan

tenaga

untuk


usaha

(Departemen Pertanian RI, 2013).

protein dan lemak. Energi berfungsi
zat

merupakan

produksi pertanian secara merata

Energi merupakan salah satu
hasil

perencanaan

untuk

pertumbuhan,


yang

telah

kawasan

ternak

sapi

ditetapkan

pengembangan

oleh

Kementerian

pengaturan suhu dan kegiatan fisik


Pertanian RI (Departemen Pertanian

(IOM,

RI,

2002).

Susu

merupakan

2013).

Kelompok

penerima

pangan sumber energi yang kaya


bantuan sapi perah terbanyak di

akan protein (Phillips, 2009 dan Bos,

Sulawesi

2000). Sapi perah adalah salah satu

Tomohon sejak tahun 2011 (Dinas

ternak penghasil susu yang sangat

Pertanian dan Peternakan Sulawesi

dominan dibandingkan ternak perah

Utara, 2013).

Utara

yaitu

di

Kota

lainnya. Produksi susu terbanyak di

Persepsi adalah pandangan

Indonesia sampai tahun 2012 di

atau sikap terhadap sesuatu hal yang

hasilkan oleh provinsi Jawa timur

menumbuhkan motivasi, dorongan,

yaitu

kekuatan

554.312 ton (Kementerian

dan

tekanan

yang

Pertanian RI, 2013). Sejak tahun

menyebabkan seseorang melakukan

2010 populasi ternak sapi perah di

atau

Sulawesi Utara terus meningkat dari

(Sarwani, 2003). Dua faktor yang

17 ekor dan menjadi 216 ekor di

mempengaruhi proses pembentukan

tahun 2012 (Dirjen Peternakan RI,

persepsi yaitu faktor struktural yang

2013). Menurut data yang diperoleh

ditentukan oleh jenis dan bentuk

40

tidak

melakukan

sesuatu

Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 39-48 (Juli 2014)

rangsangan

yang

ISSN 0852 -2626

mengetahui

diterima.

apakah

faktor-faktor

Sedangkan, faktor fungsional ialah

sosial ekonomi memiliki hubungan

karakteristik orang yang memberi

dengan persepsi peternak khususnya

respons terhadap rangsangan tersebut

peternak sapi perah yang ada di kota

(Rakhmat, 2004). Karakteristik sosial

Tomohon. Permasalahannya adalah :

ekonomi

terhadap

apakah faktor-faktor sosial ekonomi

persepsi seseorang, anggota sistem

yang berhubungan dengan persepsi

sosial

peternak mengenai pengembangan

berpengaruh

yang

mempunyai

lebih

inovatif

karakteristik

usaha

sosial

beternak

sapi

ekonomi sebagai berikut: tingkat

bagaimana

pendidikan lebih tinggi, mempunyai

terhadap program pemerintah dalam

unit skala usaha tani yang lebih luas

pengembangan

serta orientasi usahanya

sapi

bersifat

perah,

Pengembangan

peternakan sapi perah erat kaitannya

terhadap

dengan

peternakan

diidentifikasi

untuk

pendapat
kesesuaian

perlu

untuk

tentang

pengembangan

seberapa

faktor-faktor

jauh
sosial

pengembangan
sapi

perah

usaha
di

kota

Tomohon. Penelitian ini bertujuan

mengetahui

peternak

peternakan

ekonomi dengan persepsi peternak

usaha

Persepsi

peternak

usaha
dan

hubungan

komersil (Tarigan, 1987).

peternak.

persepsi

perah,

mengetahui

faktor-faktor

sosial ekonomi peternak sapi perah,

usaha

beternak sapi perah, manfaat yang

persepsi

diperoleh

pengembangan

usaha

beternak sapi perah dan harapan

sapi

dan

peternak dengan menjalankan usaha

hubungan

beternak

ekonomi peternak dengan persepsi

peternak

sapi

dari

perah

di

usaha

kota

perah,

Tomohon. Persepsi peternak menjadi

terhadap

masalah

diteliti,

peternakan

sehingga kajian mengenai persepsi

Tomohon.

penting

untuk

peternak pengelola sapi perah perlu
dilakukan.

Hasil-hasil

ini

untuk

terhadap
peternakan
menganalisis

faktor-faktor

sosial

pengembangan
sapi

perah

usaha
di

kota

METODE DAN MATERI
PENELITIAN

penelitian

terdahulu menjadi tolok ukur dalam
penelitian

peternak

Penelitian

selanjutnya

dilaksanakan

41

di

ini
Kota

telah
Tomohon

Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 39-48 (Juli 2014)

ISSN 0852 -2626

Provinsi Sulawesi Utara. Penentuan

II), Kecamatan Tomohon Timur

kecamatan sampel dilakukan secara

(Desa Paslaten II), dan Kecamatan

“Purposive

Sampling”,

3

Tomohon Tengah (Desa Kamasi dan

kecamatan

dengan

populasi

Matani II) (Tabel 1). Penentuan

terbanyak yang didasarkan pada

responden dilakukan secara cacah

tujuan penelitian (Singarimbun dan

lengkap

Efendi, 1989). Sampel yang diambil

mengelola bantuan sapi perah yaitu

dari 3 kecamatan yaitu Kecamatan

sebanyak

Tomohon Utara (Desa Kakaskasen

keseluruhan.

yaitu

terhadap

30

peternak

responden

yang

secara

Tabel 1. Kelompok peternak penerima bantuan sapi perah di Kota Tomohon
tahun (2011-2012)
No

Nama

.

Kelompok

1.

Ketua

Anugerah

Desa

Adri Mongi

Kecamatan

Paslaten II

Populasi

Tujuan

Awal

Usaha

25

Pembibitan

25

Pembibitan

25

Pembibitan

23

Budidaya

Tomohon
Timur

2.

Zano

Max Rambing

Matani II

Tomohon

Ne Wuku
3.

Tengah

Maju Bersama

Albert Gontha

Kamasi

Tomohon
Tengah

4.

Ramulu

Rudi Lumi

Kakaskasen II

Sangkor

Tomohon
Utara

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara (2013)

Sumber data yang digunakan adalah

Pertanian dan Peternakan Provinsi

data primer merupakan data yang

Sulawesi

Utara,

Badan

Pusat

diperoleh

Statistik

Sulawesi

Utara,

Badan

responden
dengan

secara

langsung

melalui

(kuisioner)

Ketahanan Pangan Sulawesi Utara,

wawancara

menggunakan

pertanyaan

dari

Departemen Pertanian RI.

daftar
dan

data

Variabel

dan

batasan

sekunder ialah data yang diperoleh

pengukuran

dari

operasional, yaitu : (1) Persepsi ialah

instansi

pemerintah

atau

serta

lembaga terkait, antara lain; Dinas

proses

Pertanian,

pemberian

makna

informasi

terhadap

Peternakan

dan

Perkebunan Kota Tomohon, Dinas

42

definisi

pemahaman

ataupun
atas

suatu

stimulus.

Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 39-48 (Juli 2014)

Stimulus

didapat

proses

pernyataan maka skor yang diperoleh

obyek,

(1). (2) Peternak sapi perah ialah

peristiwa atau hubungan-hubungan

individu yang melakukan kegiatan

antar gejala dan ditafsirkan melalui

beternak sapi perah atau memelihara

pandangan, penilaian serta tanggapan

ternak sapi perah penerima bantuan

peternak,

untuk

penginderaan

dari

ISSN 0852 -2626

terhadap

diantaranya:

(a)

dikelola

usahanya

dalam

Kesesuaian menyangkut tanggapan

memenuhi kebutuhan hidupnya; (3)

peternak mengenai lingkungan usaha

Umur

dan

(b)

dilakukan penelitian diukur dalam

tanggapan

satuan tahun; (4) Pendidikan formal

pengetahuan

Manfaat

peternak;

menyangkut

ialah

usia

ialah

yang diperoleh/dirasakan peternak

terstruktur dan berjenjang (SD, SMP,

dalam mengelola usaha ternak perah;

SMA, PT) yang berstatus negeri

(c) Harapan menyangkut tanggapan

maupun swasta, diukur dalam satuan

peternak mengenai pengembangan

tamat

usaha,

Pendidikan nonformal dalam hal ini

dalam

atau

peternak

saat

peternak mengenai keuntungan apa

kemudahan

pendidikan

peternak

tidak

ialah

lembaga terkait dalam pengelolaan

mengikuti

usaha

pelatihan; (6) Lama usaha ialah

terhadap

usaha

peternak

(5)

pemeliharaan ternak serta dukungan

tersebut,

frekuensi

tamat;

yang

penyuluhan

waktu

dikota

yang

berusaha ternak sapi perah diukur

digunakan adalah ukuran ordinal

dalam satuan tahun; (7) Pendapatan

yaitu (S) Setuju, (R) Ragu-ragu, dan

peternak

(TS) Tidak Setuju. Penentuan skor

beternak sapi perah maupun yang

yang diberikan apabila responden

diperoleh diluar beternak sapi perah

memilih

per bulan, diukur dalam satuan

Ukuran

setuju (S) pada suatu

pernyataan yang dianggap cocok

digunakan

serta

pengembangan peternakan sapi perah
Tomohon.

yang

dalam

yang

diperoleh

dalam

dari

rupiah.

maka skor yang diperoleh adalah (3),

Model analisis yang digunakan

apabila responden ragu-ragu (R)

adalah

pada suatu pernyataan maka skor

Spearman (rs) yang oleh Steel dan

yang diperoleh (2) dan apabila

Torie (1991) model persamannya

responden tidak setuju (TS) dengan

sebagai berikut:

43

(1)

uji

korelasi

rank

Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 39-48 (Juli 2014)

6 d i



n

2



1 
 1
n n :  r1s
Keterangan
=

r

i 1
2

s

6 ( Rx  Ry)
n

i 1





Luas kota Tomohon adalah

2

=

beda

terdiri

atas

5

kecamatan, kecamatan terluas adalah

Korelasi Spearman
di2

Km2,

147,21

n Koefisien
n 1
2

ISSN 0852 -2626

kecamatan Tomohon Utara (42,28
pangkat

Km2)

dengan

dan

kecamatan

Tomohon

pasangan kecil

Tengah sebagai kecamatan dengan

n

area yang terkecil (9,41 Km2). Batas-

= jumlah sampel

batas pemerintahan wilayah Kota

(2) Uji Koefisien Kontingensi (KK)

Tomohon Sebelah Utara, Timur,

yang diturunkan dari uji chi square

Barat dan Selatan berbatasan dengan

(x2) oleh Arikunto (2006). Model
persamaannya

sebagai

Kabupaten

yang

Arikunto

(2006).

akhir tahun 2012 tercatat 93,857 jiwa

Model

yang terdiri dari penduduk laki-laki

persamaannya sebagai berikut:

sebanyak 47,265 jiwa dan jumlah

Uji chi square (x2):

( f  fe ) 2
x2   0
fe

penduduk

Keterangan:

perempuan

sebanyak

45,592 jiwa.
Responden dalam penelitian

Uji Koefisien Kontingensi (KK)
C

Jumlah

penduduk di Kota Tomohon pada

diturunkan dari uji chi square (x2)
oleh

Minahasa.

ini

berjumlah 30

orang

adalah

peternak yang merupakan anggota
x2
x2  n

2

x

=

dari Kelompok Peternak Sapi Perah
Anugerah, Zano ne Wuku, dan
uji

chi

Ramulu Sangkor, yang berada di tiga

square

Kecamatan di kota Tomohon. Data

fe

= frekuensi yang diharapkan

faktor sosial ekonomi peternak sapi

fo

=

frekuensi

perah dalam penelitian ini yaitu

yang

diperoleh/diamati
n

umur,

= jumlah sampel

pendidikan

formal,

lama

usaha, pendidikan nonformal, dan
pendapatan. Faktor sosial ekonomi

HASIL DAN PEMBAHASAN

peternak dapat dilihat pada Tabel 2.

44

Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 39-48 (Juli 2014)

ISSN 0852 -2626

Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan faktor sosial ekonomi peternak
No.

Faktor sosial ekonomi Peternak

1

Jumlah*
(Orang)

Presentase
(%)

10
12
8

33,3
40
26,7

4
12
14

13,3
40
46,7

19
11

63,3
36,7

23
2
5

76,6
6,7
16,7

27
2
1

90
6,7
3,3

Umur
31 – 42 tahun
43 – 54 tahun
55 – 66 tahun
Pendidikan formal
Tidak sekolah – tamat SD
Tidak tamat SMP – tamat SMP
Tidak tamat SMA – Perguruan tinggi
Lama usaha
1 tahun
2 tahun
3 tahun
Pendidikan nonformal (penyuluhan/pelatihan)
1 – 2 kali
3 – 4 kali
4 – 6 kali
Pendapatan (diukur dari sebaran pendapatan responden)
Rp. 1.350.000 – Rp. 3.499.800
Rp. 3.500.000 – Rp. 6.750.000
Rp. 6.751.000 – Rp. 10.000.000

2

3

4

5

Keterangan: *n = 30

Persepsi
pemahaman

adalah

ataupun

proses

Persepsi

pemberian

peternak

pengembangan

terhadap

usaha

peternakan

makna atas suatu informasi terhadap

sapi perah di Kota Tomohon dapat

stimulus.

dilihat pada Tabel 3.

Stimulus

didapat

dari

proses penginderaan terhadap obyek,

Tabel 3 menunjukkan bahwa

peristiwa atau hubungan-hubungan

jumlah

antar gejala dan ditafsirkan melalui

adalah 2240, ini mengartikan bahwa

pandangan, penilaian serta tanggapan

persepsi peternak sapi perah terhadap

peternak. Persepsi peternak terhadap

pengembangan

program

sapi perah baik.

peternakan

pengembangan
sapi

usaha

perah di

skor

secara

keseluruhan

usaha

peternakan

Kota

Hubungan antara faktor sosial

Tomohon dalam penelitian ini terdiri

ekonomi dengan persepsi peternak

dari tiga butir, yaitu: 1) persepsi

terhadap

terhadap

peternakan

kesesuaian

usaha;

2)

pengembangan
sapi

perah di

persepsi terhadap manfaat usaha; dan

Tomohon

diukur

3) persepsi terhadap harapan usaha.

menggunakan

korelasi

45

usaha
Kota
dengan
rank

Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol 34 No. 2 : 39-48 (Juli 2014)

ISSN 0852 -2626

Spearman (rs) dan uji Koefisien

dari uji Chi-Square (x2). Hasil dari

Kontingensi (KK) yang diturunkan

pengujian

hubungan

faktor

Tabel 3. Total skor persepsi peternak terhadap program pengembangan
usaha peternakan sapi perah di Kota Tomohon
Aspek persepsi peternak

Total skor*

Kesesuaian usaha

765

Manfaat usaha

676

Harapan peternak terhadap usaha

799

Jumlah skor

2240
*

Keterangan: Total skor= 900-1500= tidak baik; 1501-2100= kurang baik; 2101-2700= baik

Tabel 4. Koefisien Korelasi faktor sosial ekonomi dengan persepsi peternak
terhadap pengembangan usaha peternakan sapi perah di Kota
Tomohon
Faktor sosial ekonomi

Uji
Korelasi
rs

Persepsi 1)

Umur
-0,257
Pendidikan formal
0,515
KK
Lama usaha
rs
0,497**
Pendidikan nonformal
rs
0,185
Pendapatan
rs
0,133
Keterangan: *nyata pada p