PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) MENGGUNAKAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER (GQGA) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA | Saragih | JURNAL DIALOG 1 SM

Jurnal Dialog: Vol/Num: VI/II, Maret-Agustus 2018
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

ISSN: 2406-9401

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTTEAM
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)MENGGUNAKAN METODE GIVING
QUESTION AND GETTING ANSWER (GQGA) TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA
Oleh:
Eva Margaretha Saragih
Dosen Universitas Asahan
Email : margarethaevasaragih@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe student team achievement division (STAD) menggunakan metode
giving question and getting answer (GQGA) terhadap hasil belajar matematika
pada materi logika kelas X T.P 2015-2016. Berdasarkan analisis data pada kelas
eksperimen diperoleh rata-rata nilai pretest sebesar 47,15 dengan standar deviasi
10,1, untuk rata-rata nilai posttest 75,15 dengan standar deviasi 6,98. Untuk kelas

kontrol diperoleh nilai rata-rata pretes siswa sebesar 48,325 dengan standar
deviasi 11,23,untuk rata-rata nilai posttest 71,37 dengan standar deviasi 7,92.Uji
kemampuan awal dengan uji t dua pihak nilai kedua sampel diperoleh thitung =
0,492 pada taraf signifikan � = 0,05 dan dk = 78 dan harga ttabel = 1,667 dengan
membandingkan antara thitung dan ttabel diperoleh
thitung < ttabel atau 0,492 <
1,667 maka Ho diterima. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t
satu pihak nilai kedua sampel diperoleh thitung = 2,233 pada taraf signifikan � =
0,05 dan dk = 78 dan harga ttabel = 1,667. Dengan membandingkan antara thitung
dan ttabel diperoleh thitung > ttabel atau 2,233 > 1,667 maka Ha diterima. Persentase
pengaruh peningkatan sebesar 5,28%,sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh dari model kooferatif Tipe STAD menggunakan metode GQGA
terhadap hasil belajar matematika pada materi logika di kelas X SMA Negeri 1
Kisaran.
Kata Kunci: Student Team Achievement Division (STAD), Giving Question And
Getting Answer (GQGA), Hasil Belajar, Logika.
Pendidikan
semakin
kemajuan suatu bangsa. Keberhasilan
mendapat sorotan yang tajam dari

ini
dapat
dicapai
dengan
berbagai pihak seiring dengan
meningkatkan kinerja pembelajaran
perkembangan ilmu pengetahuan dan
terutama
dalam
pendidikan
teknologi. Hal ini dikarenakan
formal.Sekolah adalah salah satu
pendidikan
merupakan
suatu
lembaga
pendidikan
yang
kebutuhan bagi suatu bangsa yang
mempunyai peranan penting dalam

akan maju. Pendidikan sangat
pengembangan
sumber
daya
penting dalam menunjang kemajuan
manusia. Agar tujuan nasional dapat
suatu
negara.
Keberhasilan
tercapai dengan baik dibutuhkan
pendidikan dapat menghasilkan
orang-orang yang dapat mendidik
keluaran (output) yang dapat
para peserta didik. Mereka adalah
menunjang
perkembangan
dan
guru-guru
yang
mempunyai


Jurnal Dialog: Vol/Num: VI/II, Maret-Agustus 2018
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

kemampuan dibidangnya masingmasing guru bertugas mendidik dan
memberikan materi pelajaran kepada
peserta didik sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Slameto
(2010:97)
menyatakan salah satu tugas dari
guru
adalah
menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar.Suatu
proses belajar mengajar tentang suatu
bahan pelajaran dikatakan berhasil
apabila telah tercapainya kompetensi
dasar. Faktanya dalam proses belajar
guru masih menggunakan metode

pembelajaran konvensional dalam
mengajar matematika. Pembelajaran
seperti ini menimbulkan kebosanan
siswa
yang
mengakibatkan
rendahnya hasil belajar siswa.
Terbukti
dari hasil
pelajaran
matematika di kelas X SMA 1
Buntupane, nilai rata-rata Hasil Ujian
Tengah Semester siswa untuk
matapelajaran matematika hanya
mencapai 65,5. Dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) adalah
73. Hal ini disebabkan karena siswa
hanya menerima masukan sehingga
tidak menuntut siswa untuk mandiri
dan beraktivitas. Kemudian daripada

itu, kebanyakan siswa juga pada saat
diberlakukan diskusi, siswa didapati
hanya 1-2 orang dalam 1 kelompok
yang mau bekerja menyelesaikan
tugas tersebut.
Berdasarkan uraian di atas,
maka
penulis
tertarik
untuk
mengadakan penelitian.Adapun judul
penelitian adalah: “Pengaruh Model
Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Student Team Achievement Division
Menggunakan
Metode
Giving
Question and Getting Answer

Terhadap Hasil Belajar Matematika
pada Materi Logika Kelas X
Semester II SMA Negeri 1 Kisaran.
Model
pembelajaran
kooperatif adalah salah satu bentuk

ISSN: 2406-9401

pembelajaran yang berdasarkan
faham konstruktivis. Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi belajar
dengan sejumlah siswa sebagai
anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam
pembelajaran kooperatif, belajar
dikatakan belum selesai jika salah
satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pelajaran. Karena
dalam

menyelesaikan
tugas
kelompoknya, setiap siswa anggota
kelompok harus saling bekerja sama
dan
saling
membantu
untuk
memahami materi pelajaran.
Pada dasarnya tipe-tipe dalam
pembelajaran kooperatip adalah
sama , yaitu lebih mengutamakan
kerja sama kelompok,namun dalam
pengelompokan tiap tipe berbeda.
Student Team Achievement Division
(STAD) dikembangkan oleh Robert
Slavin dan rekan-rekan sejawatnya di
Jhons Hopkins University. Dalam
model Student Team Achievement
Division (STAD) siswa di tim-tim

heterogen saling membantu dengan
menggunakan
beragam
metode
belajar kooperatif dan berbagai
prosedur kuis. (Arends, 2008:13)
Student Team Achievement
Division (STAD) merupakan salah
satu metode pembelajaran kooperatif
yang
paling
sederhana,
dan
merupakan model yang paling baik
untuk permulaan bagi para guru yang
baru
menggunakan
pendekatan
kooperatif. Langkah-langkah Model
Pembelajaran

Student
Teams
Achievement Divisions adalah: (1)
Membentuk kelompok siswa yang
anggotanya 4 sampai dengan 5 orang
secara
heterogen,
(2)
Guru
menyajikan pelajaran.
(3) Guru
memberikan tugas kepada kelompok
untuk dikerjakan sampai semua
anggotanya dalam kelompok itu
mengerti, tetapi dalam hal ini hasil

Jurnal Dialog: Vol/Num: VI/II, Maret-Agustus 2018
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

pekerjaannya dikumpulkan secara

individu.(4)
Guru
memberi
kuis/pertanyan kepada seluruh siswa.
(5) Pada saat siswa mengerjakan
kuis, guru berkeliling melihat kerja
kelompok,
sesekali
waktu
memberikan penghargaan yang lebih
diutamakan pada kerja kelompok
dari pada perorangan.(6)Memberikan
evaluasi sebagai penutup.
Metode pembelajaran Giving
Questions and Getting Answer
(GQGA) merupakan implementasi
dari
strategi
pembelajaran
kontrukstivistik yang menempatkan
siswa
sebagai
subyek
dalam
pembelajaran. Artinya, siswa mampu
merekonstruksi
pengetahuannya
sendri sedangkan guru hanya sebagai
fasilitator saja. Suprijono (2012:107)
berpendapat bahwa: “metode Giving
Questions and Getting Answer
dikembangkan untuk melatih peserta
didik memiliki kemampuan dan
keterampilan bertanya dan menjawab
pertanyaan”.
Langkah pertama metode
tersebut adalah membagikan dua
potongan kertas kepada peserta
didik. Selanjutnya, mintalah kepada
peserta didik menuliskan kartu itu.
(1) kartu menjawab; (2) kartu
bertanya.
Mulai
pembelajaran
dengan pertanyaan. Pertanyaan bisa
berasal dari peserta didik maupun
guru. Jika pertanyaan berasal dari
peserta didik, maka peserta didik ini
diminta menyerahkan kartu yang
bertuliskan “kartu bertanya”.
Setelah pertanyaan diajukan,
mintalah kepada peserta didik
memberi jawaban. Setiap peserta
didik yang hendak menjawab
menyerahkan kartu yang bertuliskan
“kartu menjawab”. Perlu diingat,
setiap peserta didik yang hendak
menjawab maupun bertanya harus
menyerahkan kartu-kartu itu kepada

ISSN: 2406-9401

guru. Jika sampai akhir sesi ada
peserta didik yang masih memiliki 2
potongan kertas yaitu kertas bertanya
dan kertas menjawab atau salah satu
potongan kertas tersebut, maka
mereka diminta membuat resume
atas proses tanya jawab yang sudah
berlangsung. Tentu keputusan ini
harus disepakati di awal.
Kelebihan penerapan metode
Active Learning model Giving
Questions and Getting Answers
adalah suasana lebih menjadi aktif,
anak mendapat kesempatan baik
secara individu maupun kelompok
untuk menanyakan hal-hal yang
belum di mengerti, guru dapat
mengetahui
penguasaan
anak
terhadap materi yang disampaikan,
mendorong anak untuk berani
mengajukan pendapatnya.
Adapun
kelemahan
penerapan metode Active Learning
model Giving Questions and Getting
Answers adalah pertanyaan pada
hakekatnya sifatnya hanya hafalan,
proses tanya jawab yang berlangsung
secara
terus
menerus
akan
menyimpang dari pokok bahasan
yang sedang dipelajari, guru tidak
mengetahui secara pasti apakah anak
yang tidak mengajukan pertanyaan
ataupun menjawab telah memahami
dan menguasai materi yang telah
diberikan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di
SMA Negeri 1 Kisaran Kabupaten
Asahan. Penelitian ini dilaksanakan
pada semester II atau semester
genap. Populasi pada penelitian ini
adalah semua siswa kelas X SMA
Negeri 1 Kisaran.
Dari 5 kelas yang menjadi
sampel penelitian ini adalah 2 kelas,
yaitu satu kelas eksperimen dengan

Jurnal Dialog: Vol/Num: VI/II, Maret-Agustus 2018
Terindeks: Open Journal System (OJS)/Google Scholar

menggunakan model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Team
Achievement Division (STAD)
menggunakan
Metode
Giving
Question and Getting Answer
(GQGA) dan satu kelas kontrol
dengan menggunakan pembelajaran
konvensional.
Rancangan penelitian yang
digunakan adalah disain yang
menggunakan pretes dan postes.
Rancangan ini merupakan yang
paling
efektif
dalam
istilah
penunjukan hubungan sebab akibat.
Desain ini melengkapkan kelompok
kontrol
maupun
pengukuran
perubahan, tetapi juga menambahkan
suatu pretes untuk menilai perbedaan
antara dua kelompok sebelum studi
dilakukan.
Tabel 3.1 Two Group Pretest – Posstest
Design

Kelas
Eksperim
en
Kontrol

Pret
es
O1

Perlaku
an
X1

Post
es
O2

O1

X2

O2

(Arikunto, 2006:85)
Keterangan :
X1 =
Model
pembelajaran
kooperatif tipe Student Team
Achievement Division (STAD)
menggunakan metode Giving
Question and Getting Answer
(GQGA)
X2 = pembelajaran konvensional
O1 = pretes
O2 = postes
Jenis penelitian ini adalah
quasi eksperimen, yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh atau akibat dari
sesuatu yang ditimbulkan pada
subjek yaitu siswa. Sampel yang
diambil dalam penelitian ini dibagi
atas dua kelas yaitu kelas eksperimen

ISSN: 2406-9401

dan kelas kontrol, kedua kelas ini
mendapat perlakuan yang berbeda.
Kelas
eksperimen
diberikan
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran
kooperatif
Tipe
Student Team Achievement Division
(STAD)
menggunakan
metode
Giving Question and Getting Answer
(GQGA) sedangkan kelas kontrol
diberikan dengan pembelajaran
konvensional.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan
penelitian quasi eksperimen yang
melibatkan dua kelas yang diberi
perlakuan yang berbeda, yaitu kelas
X-2 sebagai kelas eksperimen
sebanyak 40 siswa dan kelas X-1
sebagai kelas kontrol sebanyak 40
siswa di sekolah SMA Negeri 1
Kisaran.
Pada awal penelitian masingmasing kelas diberikan pretes untuk
mengetahui kemampuan awal siswa
pada materi logika dari hasil pretes
diperoleh hasil belajar siswa pada
kelas kontrol yaitu dengan rata-rata
48,325 dan pada kelas eksperimen
47,15. Kemudian dilakukan uji
normalitas data penelitian dengan
menggunakan uji lilifors dan nilai
Ltabel = 0,1401. Hasil pengujian
menunjukkan menunjukkan nilai
pretes kedua kelompok sampel yaitu
kelas eksperimen 0,0870