GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDASTANA KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2017 YERIKA ELOK N, S.SiT., MM AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN ABSTRAK - Tamp

  

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN MAKANAN

TAMBAHAN PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

MANDASTANA KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA

TAHUN 2017

  

YERIKA ELOK N, S.SiT., MM

AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN

ABSTRAK

  Babies are very sensitive creatures and smooth. The baby will grow and develop in a healthy, highly dependent on the delivery and maintenance, but feeding patterns also influence the development and growth of infants. Babies can be grouped into three: term babies, premature babies and babies with low birth weight (LBW). Babies are babies that are included in the normal birth, the baby's birth naturally without the aid of any tools or without an operation.

  The study aims to determine the knowledge description Against Mother In Baby Supplementary Feeding Age 6-12 Months in the region of Health Centers Mandastana Subdistrict Mandastana Regency of Barito Kuala in 2017.

  This research uses descriptive method with accidental samplin techniques. The population in this study were all mothers who have infants aged 6-12 months in the Work Area Health Centers Mandastana Subdistrict Mandastana Regency of Barito Kuala. Sample of a population of some 51 people. Independent variables are knowledge, the dependent variable is an additional food in infants aged 6-12 months in the Work Area Health Centers Mandastana.

  The results of this study is the Age of respondents who most are between the ages of 20-35 years as many as 39 people (76%). Highest educational of respondents who were primary and secondary school by 30 people (59%). Jobs that most respondents are not working as many as 44 people (86%). Supplementary feeding in infants ages 6-12 months which ever is not appropriate that at the age of 6-9 was 28 (55%) and infants ages 9-12 was 27 (53%). Respondents' of knowledge on complementary feeding of infants aged 6-12 months most have less knowledge level as many as 23 people (23%).

  Key words : Baby, Knowledge dan Food Supplement (MP_ASI)

LATAR BELAKANG

  lebih berat badan bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih besar dari pada kelompok Keadaan kekurangan gizi pada bayi bayi yang diberikan MP-ASI (Gizi online, dan anak di sebabkan kebiasaan pemberian 2005). MP-ASI yang tidak tepat. Akibat Setelah 6 bulan, bayi sangat rendahnya sanitasi dan hygiene MP-ASI membutuhkan makanan tambahan untuk memungkinkan terjadinya kontaminasi tumbuh dan menjadi lebih aktif. Air Susu oleh mikroba, hingga meningkatkan resiko Ibu (ASI) saja tidak cukup untuk dan infeksi lain pada bayi, hasil penelitian memenuhi kebutuhan nutrisinya. Dengan widodo (2006) bahwa masyarakat demikian, makanan tambahan diberikan pedesaan di Indonesia jenis MP-ASI yang untuk mengisi kesenjangan antara umum diberikan kepada bayi sebelum usia kebutuhan nutrisi total pada anak dan 4 bulan adalah pisang (57,3%) dan kurang jumlah yang didapatkan dari ASI (Worid

HASIL PENELITIAN 1.

  Berdasarkan Kelompok Umur Tabel

  12 Jumlah 51 100 Sumber : Data Primer Tahun 2017

  6

  76 3 > 35 Tahun

  12 2 20

  6

  Total Frekuensi % 1 < 20 Tahun

  N o Umur

  3.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelompok Umur Responden Di Puskesmas Mandastana Tahun 2017

  Karakteristik Responden

  Health Organization, 2003). Usia 6-11 bulan merupakan periode emas sekaligus kritis dalam proses tumbuh kembang bayi, baik fisik maupun kecerdasan (Wirda, 2009).

  Karakteristik Responden a.

  Jenis penelitian ini adalah diskriptif yaitu untuk mengetahui gambarkan pengetahuan ibu terhadap pemberian makanan tambahan pada bayi usia 6- 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mandastana Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mandastana Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala sebanyak 106 orang, sampel penelitian ini adalah sebanyak 51 orang dengan tehnik accidental sampling. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah makanan tambahan pada bayi usia 6- 12 bulan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu. Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan sekunder. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.

  METODE

  Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana gambaran pengetahuan ibu terhadap pemberian makanan tambahan pada Bayi usia 6

  6 – 12 bulan sebanyak 106 bayi.

  Berdasarkan hasil pra survey di Puskesmas mandastana pada bulan Desember 2016, jumlah bayi yang berusia

  Salah satu penyebab terjadinya gangguan tumbuh-kembang pada periode tersebut adalah rendahnya mutu makanan pendamping ASI (MP-ASI) (Departemen Kesehatan RI, 2003). Untuk Mendapatkan mutu makanan yang baik, pendidikan gizi jauh lebih efektif dibandingkan dengan suplementasi makanan dan integrasi pelayanan kesehatan dasar maupun subsidi pangan (Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, 2004).

  Pasca 6 bulan bayi harus belajar mengenal makanan padat. Makanan tambahan yang diberikan pada bayi setelah usia 6 bulan ini disebut juga Makanan Pendamping ASI. MP ASI ini diberikan kepada bayi karena cadangan vitamin dan mineral dalam tubuhnya yang diperoleh semasa dalam kandungan mulai menurun, sehingga diperlukan makanan tambahan selain ASI. Makanan pendamping ini diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik psikomotor, otak dan kognitif si kecil yang semakin meningkat. Selain itu juga untuk melatih keterampilan mengunyah dan menelan si kecil. Ditakutkan apabila bayi terlambat dikenalkan pada makanan padat, keterampilan tersebut akan terlambat pula untuk dipelajarinya. Bayi juga akan belajar mengembangkan kemampuan menerima berbagai rasa dan struktur makanan dari MP-ASI ini (Indiarti, 2009).

  • – 35 Tahun 39
  • – 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Mandastana Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala Tahun 2017.
b. Tabel

  3.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Usia 9

  b. Karakteristik Responden

  • – 12 Bulan di Puskesmas Berdasarkan Pendidikan Mandastana.

  Total N Pemberian Makanan

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi

  o tambahan 9-12 bulan Frekuensi %

  Berdasarkan Pendidikan

  1 Sesuai

  24

  47 Responden Di Mandastana

  2 Tidak sesuai

  27

  53 Tahun 2017

  Jumlah

  51 Total

  100

  No Pendidikan Frekuensi %

  Sumber : Data Primer tahun 2017

  1 Dasar

  30

  59

  2 Menengah

  16

  31

  3. Tabel

  3.6 Distribusi Frekuensi

  3 Tinggi

  5

  10 Berdasarkan Jumlah 51 100

  Pengetahuan Responden Sumber : Data Primer Tahun 2017

  Terhadap Pemberian

  c. Karakteristik Responden Makanan Tambahan

  Berdasarkan Kelompok Pekerjaan Pada Bayi Usia 6

  • – 12 Tabel

  3.3 Distribusi Frekuensi Bulan Di Puskesmas

  Berdasarkan Pekerjaan Mandastana Tahun 2017. Responden Di Puskesmas Total

  No Pengetahuan

  Mandastana Tahun 2017 Frekuensi %

  Total

  1 Baik

  8

  16 No Pekerjaan Frekuensi %

  2 Cukup

  20

  39

  1 Bekerja

  7

  14

  3 Kurang

  23

  45

  2 Tidak Bekerja

  44

  86 Jumlah 51 100 Jumlah

  51

  10 Sumber : Data Primer tahun 2017

  Sumber : Data Primer Tahun 2017

  PEMBAHASAN

  2. Responden Dalam Gambaran

  Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan data Pemberian Makanan Tambahan Pada responden sebagian besar terdapat pada Bayi Usia 6 – 12 Bulan. kelompuk umur 20-35 tahun yaitu

  a. Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi sebanyak 39 orang (76%). Hal itu Responden Berdasarkan disebabkan karena wanita yang berusia 20- Pemberian Makanan 35 masih dalam usia produktif yang baik, Tambahan Pada Bayi dimana usia wanita tersebut merupakan Usia 6

  • – 9 Bulan Di usia paling baik untuk melahirkan dan

  Puskesmas Mandastana mengandung ( hartanto, 2004). Tahun 2017.

  Berdasarkan tabel 3.2 diatas dapat

  PemberianMakan Total N

  dilihat bahwa lebih dari responden yang

  an tambahan 6-9 Frekuensi % o bulan

  berpendidikan Dasar (SD dan SMP) yaitu

  1 Sesuai

  45

  sebanyak 30 orang (59%). Pendidikan

  23

  merupakan proses menumbuh kembangkan

  2 Tidak sesuai

  55

  28

  seluruh kemampuan dan prilaku manusia

  Jumlah 100

  melalui pengajaran sehingga dalam

  51

  pendidikan itu perlu dipertimbangkan Sumber : Data Primer Tahun 2017 umur (proses perkembangan seseorang) dan hubungan dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima ide dan teknologi baru (Wawan, 2010). Berdasarkan tabel 3.3 dapat dilihat bahwa dari 51 orang responden sebagian besar terdapat pada responden yang tidak bekerja 44 (86%).

  Sebagian besar wilayah responden adalah wilayah pertanian, sehingga sebagian besar masyarakat mata pencariannya adalah bertani.

  Menurut ASI S.(2009) pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang didapatnya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik dari pada ibu yang tidak bekerja, karena pada ibu yang bekerja akan lebih banyak memiliki kesempatan untuk berinteaksi dengan orang lain, sehingga lebih mempunyai banyak peluang juga untuk mendapatkan informasi sesuai keadaannya (Henny. A, 2011).

  • – 9 bulan seperti : buah lunak / sari buah, bubur, hati ayam atau kacang
  • – kacangan, beras merah / ubi, sayur, air tajin dan minyak dan santan. Sedangkan pada usia 9
  • – 12 bulan adalah makanan seperti : buah, bubur atau roti, daging / kacang, ayam, kentang, labu, jagung, sari buah tanpa gula, ASI dan makanan padat umumnya seperti telur. Berdasarkan tabel 3.6 didapatkan data bahwa responden yang sebagian kecil adalah mempunyai pengetahuan yang kurang sebanyak 23 orang (45%).

  Berdasarkan tabel 3.4 didapatkan data bahwa lebih dari responden yang memberian makanan tambahan pada bayi usia 6

  • – 9 bulan sebanyak 23 (55%). Berdasarkan tabel 3.5 didapatkan data bahwa lebih dari responden yang memberian makanan tambahan pada bayi usia 9
  • – 12 bulan yaitu sebanyak 27 orang (53%).

  Makanan tambahan yang diberikan responden tidak sesuai dengan makanan yang seharusnya diberikan pada bayi usia 6

  • – 12 bulan yang diantaranya seperti makanan padat, makanan ringan seperti senek-senek dan juga makanan yang mengandung pengawet dan makanan mengandung sari manis

  Makanan pendamping ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi sejak usia 6 bulan sampai bayi berusia 24 bulan. Peranan makanan pendamping ASI sama sekali bukan untuk menggantikan ASI, melainkan hanya untuk melengkapi ASI. Jadi dalam hal ini makanan pendamping ASI berbeda dengan makanan sapihan karena makanan sapihan diberikan ketika bayi tidak lagi mengkonsumsi ASI (Krisnatuti, 2008).

  Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk menambah energi dan zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus- menerus (Krisnatuti, 2008).

  Sebaiknya makanan pendamping ASI yang seharusnya diberikan pada bayi usia 6

  Menurut Roger (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007) yang mengatakan bahwa pengetahuan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (perilaku) dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lenggang dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

  Semakin tinggi umur individu semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya dan ini diperoleh dari pengalamannya, sehingga berpengaruh terhadap apa yang akan dilakukannya (Notoatmodjo, 2005).

  Hal tersebut sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003), yang mengatakan bahwa umur mempengaruhi pengetahuan seseorang, karena semakin tua usia maka pengetahuan semakin bertambah juga (Kurnia, 2011).

  • – 12 bulan, dapat dipengaruhi oleh pola fikir seseorang berdasarkan jenjang pendidikannya yang tergolong rendah (SD dan SLTP) dikarenakan penyuluha yang disampaikan oleh tenaga kesehatan tidak di terapkan. Responden dengan pengetahuan baik dan cukup terhadap pemberian makanan tambahan pada bayi usia 6-12 bulan dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya yang tinggi dan memperoleh pengetahuan tentang makanan tambahan dari penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan terdekat dan dari kader posyandu di lingkungan sekitarnya.. Sesuai dengan teori dari Bloom dalam Notoatmodjo (2007) yang menyebutkan 6 tahapan pengetahuan yang meliputi tahu, memahami, aplikasi, analisis dan evaluasi. Sedangkan responden hanya sebatas Tahu (know) artinya mengingat kembali suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, sedangkan tahapan yang selanjutnya yaitu memahami, aplikasi, analisis, dan evaluasi tidak dilakukan.
  • – 12 bulan dengan metode ceramah serta pemberian leaflet dimana di dalam kegiatannya tersebut lebih menekankan pada prioritas sasaran pada ibu dengan latar belakang pendidikan rendah dan tidak bekerja.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1.

  Arikunto,S. 2006. Prosedur Penelitian.PT Rineka Cipta : Jakarta

  Yokyakarta

  Makanan bayi . Elmatera Publising :

  Medika : Jakarta Indiarti. 2009. ASI Susu Formula dan

  Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba

  Ester : Jakarta Hidayat, A. 2007. Riset Keperawatan dan

  harapan : Jakarta Hayati Wirda,A. 2009. Gizi Bayi. Monika

  dan Kontrasepsi . Pustaka Sinar

  Hartanto,H. 2004. Keluarga Berencana

  b. Agar lebih sering, lebih intensif dan berkelanjutan dalam memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada ibu khususnya mengenai Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi Usia

  a. Agar disediakan lebih banyak leaflet, brosur, poster atau media informasi lainnya tentang pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Usia 6 – 12 bulan.

  3. Untuk Puskesmas

  2. Untuk Ilmu dan Profesi Kebidanan Agar lebih memaksimalkan peran dan fungsi profesi bidan di Puskesmas untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang makanan tambahan pada bayi usia 6

  Untuk Ibu Agar lebih meningkatkan pengetahuannya tentang makanan tambahan pada bayi usia 6 – 12 bulan. Peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan cara mengikuti pendidikan kesehatan baik yang diadakan Puskesmas, Posyandu, Poskesdes atau sumber informasi lainnya.

  • – 35 tahun yaitu sebanyak 39 orang (76%). Tingkat pendidikan responden yang lebih dari adalah SD dan SMP sebanyak 30 orang (59%). Pekerjaan responden sebagian besar adalah tidak bekerja yaitu sebanyak 44 orang (86%).

  SARAN 1.

  Pengetahuan responden terhadap pemberian makanan tambahan pada bayi usia 6

  2. Pemberian makanan tambahan pada bayi usia 6

  Umur responden sebagian besar adalah antara usia 20

  Responden dengan pengetahuan kurang terhadap pemberian makanan tambahan pada bayi usia 6

DAFTAR PUSTAKA

  • – 12 bulan yang lebih dari adalah tidak sesuai yaitu pada usia 6
  • – 9 adalah 28 (55%) dan bayi usia 9
  • – 12 adalah 27 (53%) 3.
  • – 12 bulan sebagian kecil mempunyai tingkat pengetahuan kurang yaitu sebanyak 23 orang (23%).
Krisnatuti,D.2008. Menyiapkan Makanan

  Pendamping ASI . Puspa Swara :

  Jakarta Notoadmojo, S. 2005. Ilmu Kesehatan

  Masyarakat . Jakarta: Rineka Cipta

  Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian

  Kesehatan . Rineka Cipta : Jakarta

  Notoatmodjo, S.2003. Pendidikan dan

  Perilaku Kesehatan . Rineka Cipta :

  Jakarta Nursalam. 2003. Konsep dan penerapan

  metodologi Penelitian ilmu Keperawatan . CV Sagung Seto :

  Jakarta Puskesmas Mandastana Kab. Barito Kuala.

  Laporan Bulanan Cakupan Balita Usia 6-12 Bulan Puskesmas Mandastana. Kabupaten Barito Kuala : 2017

  Rosidah,D. 2004. Pemberian Makanan tambahan . Buku Kedokteran EGC.

  Jakarta Wawan,A dan M, Dewi. 2010. Teori dan

  Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Prilaku Manusia . Nuha Medika :

  Yogyakarta

Dokumen yang terkait

Tampilan TINGKAT KEPUASAN IBU BERSALIN TERHADAP PELAYANAN DI KLINIK BERSALIN FIRDAUS BANJARMASIN TAHUN 2013

0 2 12

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN DIREKTUR, MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA DOSEN AKBID BUNGA KALIMANTAN BANJARMASIN DIAN PURNAMA SARI, S.SiT., M.Pd AKBID BUNGA KALIMANTAN BANJARMASIN LATAR BELAKANG - Tampilan KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN DIREKTUR, MO

0 0 16

PENGARUH TERAPI GETAR DALAM MENGURANGI NYERI SELAMA PENGAMBILAN SPESIMEN DARAHPADA ANAK USIA 3 – 6 TAHUN DI RUMAH SAKIT H. ANDI ABDURRAHMAN NOOR KABUPATEN TANAH BUMBU HERDY JUNIAWAN, Ners., M.Kep STIKES DARUL AZHAR BATULICIN ABSTRAK - Tampilan PENGARUH TE

0 0 10

LATAR BELAKANG - Tampilan GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG CARA MEMANDIKAN BAYI YANG BAIK DAN BENAR DI BPS SARIWATI JL.PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2015

0 0 14

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS PELAMBUAN BANJARMASIN TAHUN 2015 DIAN PURNAMA SARI, S.ST AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN LATAR BELAKANG - Tampilan HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN GIZI IBU HAMIL DI PUSKESMAS PELAMBUAN BANJARMAS

0 0 12

GAMBARAN PENGETAHUAN KADER TENTANG DETEKSI FAKTOR RISIKO DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANJIR MUARA KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2015

0 0 10

Sixtia Kusumawati, S.SiT.,MM Akademi Kebidanan Bunga Kalimantan Email : sixtia_wibowoyahoo.co.id Abstrak - Tampilan PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN MINATBELAJAR TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PEMASANGAN AKDR PADA MAHASISWA SEMESTER II AKADEMI KEBIDANAN BUNG

0 0 10

PERBEDAAN MINAT SKRINING KANKER SERVIKS MENGGUNAKAN METODE IVA ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN PADA WUS DI DESA PARIMATA TAHUN 2015 NOR ANIAH, S.ST., MM AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN ABSTRAK - Tampilan PERBEDAAN MINAT SKRINING KANKER SERVIKS ME

0 0 10

HUBUNGAN ANTAR PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP FREKUENSI PEMERIKSAAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG PADA BALITA DI PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN TAHUN 2015 MARIYANA, S.SiT., MM AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN ABSTRAK - Tampilan HUBUNGAN ANTAR PEN

0 2 10

Tampilan HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI PADA BAYI 0 – 12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDASTANA KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2015

0 0 8