Gambaran Konsumsi Buah, Sayur Dan Kecukupan Serat Pada Anak Sekolah Dasar Di SD Negeri 060870 Medan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Anak usia sekolah adalah generasi penerus bangsa, kualitas suatu bangsa
ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini. Upaya meningkatkan kualitas sumber
daya manusia yang akan datang harus dilakukan sejak dini, terutama pada anak
sekolah. Tumbuh kembang anak usia sekolah yang optimal tergantung pada
pemberian gizi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Untuk melihat
tumbuh kembang yang optimal dapat dilihat melalui status gizi anak usia sekolah
tersebut.
Kebutuhan keseimbangan gizi pada anak usia sekolah sangat dipengaruhi oleh
pola konsumsi pangannya, menu yang disediakan baik di lingkungan rumah maupun
di lingkungan sekolah akan mempengaruhi tingkat asupan gizi anak usia sekolah
tersebut. Makanan yang disediakan kebanyakan makanan-makanan cepat saji atau
yang disebut dengan fastfood. Pada umumnya makanan cepat saji ini mengandung
tinggi kalori namun rendah serat.
Dewasa ini pola makan modern sering dihubungkan dengan tingginya
kolesterol yang berasal dari pangan hewani. Kolesterol adalah pemicu munculnya
penyakit degeneratif seperti stroke dan penyakit jantung koroner. Salah satu upaya
untuk menekan tingginya kolesterol darah adalah dengan meningkatkan konsumsi

serat larut yang tidak dapat dicerna, namun larut dalam air (Khomsan, 2003).

1
Universitas Sumatera Utara

2

Buah dan sayur memiliki berbagai manfaat bagi tubuh, kurang mengonsumsi
buah dan sayur dapat mengakibatkan kekurangan zat gizi seperti mineral, vitamin
terutama serat sehingga dapat menimbulkan terjadinya berbagai penyakit. WHO
merekomendasikan agar mengonsumsi buah dan sayur sebanyak 400 gram per hari.
Di Indonesia menurut kepala pusat Promkes Depkes menganjurkan agar makan buah
dan sayur sebanyak 5 kali atau 5 porsi per hari dengan jenis yang berbeda.
Menurut Winarti (2010) sumber serat pangan yang baik adalah sayur-sayuran
dan buah-buahan, serealia dan kacang-kacangan. Menurut Lubis (2009) jumlah
asupan serat makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi untuk masyarakat Indonesia
sebesar 25-30 gram setiap hari, untuk tujuan terapi lebih tinggi lagi.
Dalam hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (2012), kecukupan serat
makanan dianjurkan untuk anak yang berusia 9-13 tahun sebesar 19-30 g setiap hari.
Beberapa peneliti mengemukakan adanya keragaman respon tubuh untuk

meningkatkan intake serat makanan karena komponen serat yang berbeda akan
memberikan efek fisiologis yang berbeda pula (Rusilanti & Kusharto, 2007).
Pentingnya mengonsumsi sayur dan buah yang merupakan sumber serat
paling banyak masih kurang disadari oleh masyarakat Indonesia khususnya penduduk
yang ada di Sumatera Utara. Di Indonesia prevalensi konstipasi adalah sebesar 3.
857.327 jiwa pada tahun 2003. Menurut Departemen Kesehatan pada tahun 2008
rata-rata konsumsi serat makanan per orang di Indonesia adalah 10,5 gram. Di
perkotaan rata-ratanya 9,9 gram dan di pedesaan adalah 10,7 gram per hari.
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) provinsi Sumatera Utara
(2007), konsumsi serat masyarakat Sumatera Utara tergolong rendah dan secara

Universitas Sumatera Utara

3

keseluruhan hanya 5,5 % warga Sumatera Utara usia diatas 10 tahun yang
mengonsumsi buah dan sayur sesuai dengan anjuran WHO. Menurut Riskesdas
(2007) prevalensi kurang makan buah dan sayur penduduk 10 tahun ke atas menurut
provinsi sumatera utara adalah 94,4 %.
Dari hasil survei awal yang saya lakukan ternyata anak sekolah dasar

khususnya Sekolah Dasar Negeri (SDN) 060870 Medan sebanyak 12 siswa yang
menjadi sampel survei awal dengan hasil suka sayur dan buah 3 orang, hanya
menyukai 1 jenis sayur dan buah 3 orang, dan yang sama sekali tidak suka buah dan
sayur 6 orang.
Frekuensi siswa SDN 060870 mengonsumsi buah adalah 2 kali seminggu
yaitu hari sabtu dan minggu, 1 kali seminggu yaitu hanya hari minggu, dan ada juga
yang mengonsumsi buah hanya saat keluarga lain datang berkunjung. Dan beberapa
siswa mengonsumsi hanya 1 jenis sayur seperti kangkung dan tidak mau makan sayur
yang lain, siswa SDN 060870 lebih sering mengonsumsi buah jeruk dan pisang
sedangkan sayur hanya kangkung sehingga tidak beranekaragam dan kantin yang
tersedia di dalam sekolah maupun di halaman luar sekolah tidak menyediakan jajanan
sayur yang diolah dan buah-buahan.
Lokasi SDN 060870 ini sangat strategis dari lokasi pasar yang mudah
dijangkau oleh masyarakat dan transportasi yang lancar, sehingga mudah untuk
penyediaan bahan makanan termasuk buah dan sayuran setiap saat.
Pola konsumsi buah dan sayur ini perlu diperhatikan, khususnya pada anak
sekolah. Anak sekolah perlu mendapatkan perhatian yang besar karena kualitas

Universitas Sumatera Utara


4

sumber daya manusia masa datang ditentukan oleh kualitas generasi muda masa kini,
sehingga untuk menunjang tercapainya kualitas tersebut diperlukan zat gizi seimbang.
Umumnya anak kota banyak mengonsumsi makanan kurang serat seperti
fastfood dan junkfood dan sangat sedikit mengonsumsi sayuran dan buah. Ditambah
lagi gaya hidup kurang bergerak atau lebih banyak duduk di depan televisi, komputer,
dan bahkan sambil ngemil dan makan makanan manis (Devi 2012). Menurut
Khomsan (2003), gemuk saat usia belum dewasa akan memberi peluang untuk gemuk
saat usia dewasa. Bila saat usia 7 tahun gemuk, maka peluang gemuk saat dewasa
adalah sebanyak 40 %. Bila usia remaja gemuk, maka peluang gemuk saat dewasa
adalah 70 %.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimana gambaran konsumsi buah, sayur dan kecukupan serat pada anak
sekolah dasar di SDN 060870 Medan pada tahun 2014.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsumsi buah,
sayur dan kecukupan serat pada anak sekolah dasar di SDN 060870 Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui frekuensi konsumsi buah dan sayur pada anak SDN 060870
Medan.
2. Mengetahui jumlah buah dan sayuran yang dikonsumsi anak SDN 060870
Medan.
3. Mengetahui jenis buah dan sayur yang dikonsumsi anak SDN 060870 Medan.

Universitas Sumatera Utara

5

4. Mengetahui kecukupan serat anak SDN 060870 Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai tambahan pengetahuan tentang manfaat buah dan sayur serta
kecukupan serat.
2. Sebagai masukan kepada pihak sekolah dalam perbaikan gizi khususnya
kecukupan serat anak SDN 060870 Medan.

Universitas Sumatera Utara