Proses Pengeringan Teh Daun Gaharu (A. malaccensis Lamk.) Terhadap Kualitas,KandunganAntioksidan dan Tingkat Kesukaan Konsumen Chapter III V

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai Maret
2017. Pengambilan sampel dilakukan di penanaman pohon gaharu di Bahorok,
Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Pembuatan teh, pembuatan ekstrak
etanol, pembuatan ekstrak air dan pengujian antioksidan dilakukan di
Laboratorium Farmakognosi dan Laboratorium Penelitian, Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan adalah daun gaharu (A. malaccensis Lamk.) yang
telah dikeringkan, akuades, gula dan air. Bahan kimia yang digunakan adalah
bahan – bahan kimia lainnya yang berkualitas pro analisis adalah DPHH (sigma),
produksi E-Merck: metanol, etanol, toluene. Bahan kimia berkualitas teknis
adalah etanol 96% dan air suling (akuades).
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi alat-alat gelas
laboratorium (erlenmeyer, gelas beaker, gelas corong, gelas ukur, labu alas bulat,
labu tentukur, pipet volume dan pipet tetes), cawan penguap, botol kaca, botol
piala, toples kaca, aluminium foil, blender, oven, neraca digital, stopwatch, pisau,
plastik polietilen, kertas saring, kertas flanel, kertas perkamen, hotplate,rotary
evaporator (Heidolph VV-300), waterbath, spektofotometer UV/Vis (Shimadzu

UV-1800), alat penyangrai, gelas plastik, sendok, kuisioner dan kamera digital.

Universitas Sumatera Utara

Prosedur Penelitian
Pengambilan Sampel Tanaman
Pengambilan sampel digunakan secara purposive tanpa membandingkan
dengan tanaman yang sama dari daerah yang lain. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah daun gaharu yang diambil dari penanaman gaharu di
Bahorok, Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara.
Pengeringan Sampel
Pengeringan sampel dilakukan dengan 3 metode yaitu metode pengeringan
oven, pengeringan sangrai dan pengeringan dengan sinar matahari langsung.
Pengeringan dengan metode oven dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil
Hutan selama 5 hari pada suhu 40ºC, pengeringan sangrai dilakukan selama 1 hari
pada suhu 120ºC sedan gkan pengeringan dengan sinar matahari selama 7 hari
dengan suhu rata – rata 29-31ºC dilakukan penjemuran diatas terpal sampai daun
gaharu rapuh dan berubah warna menjadi coklat .
Pembuatan Teh
1. Dibersihkan sampel daun gaharu dari kotoran dengan air yang mengalir

2. Dilayukan dengan disebarkan diatas kertas perkamen hingga airnya
terserap
3. Dilakukan pengeringan dengan menggunakan oven pada suhu 40ºC
sampai kering (ditandai bila diremas rapuh) dan metode sangrai selama 1
hari, serta dilakukan pengeringan sinar matahari langsung selama 7 sampai
kering dan warna berubah menjadi coklat
4. Diblender daun yang sudah kering
5. Dimasukkan ke dalam plastik polietilen

Universitas Sumatera Utara

6. Diseduh teh daun gaharu menjadi minuman teh dengan ukuran teh
sebanyak 2 g dan air panas 150 ml.
Pengujian Kualitas (Penetapan Kadar Air ) Teh Daun Gaharu
Pengujian kualitas teh gaharu dilakukan dengan cara pengukuran kadar air
dengan metode Azeotrop (Destilasi Toluone). Alat-alat terdiri dari labu alas bulat
500 ml, alat penampung, pendingin, tabung penyambung, tabung penerima 5 ml.
Cara kerja : Ke dalam labu alas bulat dimasukkan 100 ml toluene dan 1 ml air
suling, didestilasi selama 2 jam, toluen didinginkan selama 30 menit dan volume
air di dalam tabung penerima dibaca, kemudian ke dalam labu dimasukkan 2,5 g

sampel yang telah ditimbang, lalu dipanaskan selama 15 menit, setelah toluen
mendidih, kecepatan tetesan diatur 2 tetes untuk tiap detik sampai sebagian air
terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes tiap detik,
setelah semua air terdestilasi, bagian-bagian dalam pendingin dibilas dengan
toluen, destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan
mendingin pada suhu kamar, setelah air dan toluen memisah sempurna, dibaca
volume air dengan ketelitian 0,05 ml. Kadar air dihitung dengan persen (WHO,
1998).
Pembuatan Ekstak Etanol Daun Gaharu
Pembuatan ekstrak dilakukan secara maserasi dengan pelarut etanol 96%,
sebanyak 200 g serbuk simplisia dimasukkan kedalam wadah kaca, dituangi
dengan 1500 ml etanol 96%, ditutup, dibiarkan selama 5 hari terlindungi dari
cahaya dan sesekali diaduk, setelah 5 hari campuran tersebut disaring. Ampas
dicuci dengan etanol 96% secukupnya sehingga diperoleh 2000 ml, lalu
dipindahkan dalam bejana tertutup dan dibiarkan ditempat sejuk terlindung dari

Universitas Sumatera Utara

cahaya selama 2 hari, kemudian dituangkan lalu disaring. Maserat dipekatkan
menggunakan alat rotary evaporator pada suhu 40ºC sampai diperoleh maserat

pekat kemudian dikeringkan menggunakan freeze dryer sehingga dapat diperoleh
ekstrak kering (Ditjen POM, 1979).
Pembuatan Ekstrak Air Daun Gaharu
Untuk pembuatan ekstrak air dilakukan dengan metode infundasi yaitu
dengan cara menimbang serbuk daun gaharu sebanyak 100 gr, lalu dimasukkan
ke dalam gelas beaker, kemudian ditambahkan aquadesh sebanyak 1000 ml,
setelah itu dipanaskan pada suhu 80ºC, ditunggu selama 30 menit sambil diaduk
sesekali, kemudian diserkai dengan kain flanel, kemudian filtrat dimasukkan
kedalam cawan penguap, lalu diuapkan dengan menggunakan waterbath hingga
menjadi ekstrak kering.
Pengujian Kemampuan Antioksidan dengan Spektrofotometer UV- Visible
1. Prinsip metode pemerangkapan radikal bebas DPPH
Kemampuan sampel uji dalam meredam proses oksidasi radikal bebas DPPH
dalam larutan metanol (sehingga terjadi perubahan warna DPPH dari ungu
menjadi kuning) dengan nilai IC 50 (konsentrasi sampel uji yang memerangkap
radikal bebas 50%) sebagai parameter menentukan aktivitas antioksidan sampel
uji tersebut.
2. Pembuatan Larutan DPPH 0,5 mM
DPPH ditimbang 20 mg dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml
dicukupkan volumenya dengan metanol sampai garis tanda (Konsentrasi 200

ppm).

Universitas Sumatera Utara

3. Pembuatan Larutan Blanko
Larutan DPPH 0,5 mM (konsentrasi 200 ppm) dipipet sebanyak 5 ml,
kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dicukupkan volumenya
dengan metanol sampai garis tanda (konsentrasi 40 ppm).
4. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum dan Penentuan Operating
Time
Larutan DPPH konsentrasi 40 ppm dihomogenkan dan diukur serapannya
pada panjang gelombang 400-800 nm. Pengukuran dilajutkan untuk menentukan
operating time larutan DPPH dalam metanol dari menit 0 sampai menit 60
(1 jam).
5. Pembuatan Larutan Induk
Sebanyak 25 mg ekstrak daun gaharu (A. Malaccensis Lamk.) ditimbang
kemudian dilarutkan dalam labu tentukur 25 ml dengan metanol lalu volumenya
dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda (konsentrasi 1000 ppm).
6. Pembuatan Larutan Uji
Larutan induk dipipet sebanyak 1 ml; 1,5 ml; 2 ml; 2,5 ml kemudian masingmasing dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml (untuk mendapatkan

konsentrasi 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, 100 ppm), kemudian dalam masing-masing
labu tentukur ditambahkan 5 ml larutan DPPH 0,5 mM (konsentrasi 40 ppm) lalu
volume dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda, didiamkan di tempat
gelap, lalu diukur serapannya dengan spektrofotometer sinar tampak pada panjang
gelombang 516 nm, pada waktu mulai 0 menit hingga 60 menit.
7. Penentuan Persen Perendaman
Kemampuan aktivitas antioksidan sampel dapat diukur sebagai penurunan
serapan larutan DPPH (perendaman warna ungu DPPH) akibat adanya

Universitas Sumatera Utara

penambahan larutan sample. Nilai serapan absorbansi hasil pengukuran DPPH
sebelum dan sesudah penambahan larutan sample dibagi serapan pengukuran
larutan DPPH sebelum penambahan sample dihitung sebagai persen inhibisi (%
perendaman) dengan rumus sebagai berikut :
%Perendaman = Absorbansi DPPH– Absorbansi sample ditambah DPPH X 100%
Absorbansi DPPH
Hasil perhitungan persen inhibisi yang diperoleh dilakukan perhitungan
persamaan garis regresi linier dengan konsentrasi sample sebagai basis (sumbu x)
dan nilai inhibisi sebagai ordinatnya (sumbu y).

8. Penentuan IC 50
Nilai IC 50 merupakan bilangan yang menunjukkan konsentrasi sampel uji
(μg/ml) yang memberikan peredaman DPPH sebesar 50% (mampu meredam
proses oksidasi DPPH sebesar 50%). Nilai 0% berarti tidak mempunyai aktivitas
antioksidan, sedangkan nilai 100% berarti peredaman total dan pengujian perlu
dilanjutkan dengan pengenceran larutan uji untuk melihat batas konsentrasi
aktivitasnya. Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam persamaan regresi
(Y=AX+B) dengan konsentrasi ekstrak (ppm) sebagai absis (sumbu X) dan nilai
% peredaman (antioksidan) sebagai ordinatnya (sumbu Y).
Uji Hedonik
Uji hedonik disebut juga sebagai uji tingkat kesukaan. Pengujian ini
diberikan kepada 30 orang panelis dengan berbagai variasi umur (17-70 tahun).
Panelis dimintai tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau ketidaksukaan dan
mengemukakan tingkat kesukaan atau disebut juga skala hedonik. Pengujian ini
dilakukan secara inderawi (organoleptik) yang ditentukan berdasarkan skala
numerik.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Skala Hedonik dan Skala Numerik

Skala Hedonik

Skala Numerik

Sangat suka

5

Suka

4

Cukup suka

3

Tidak suka

2


Sangat tidak suka

1

Batas penolakan yaitu batas dimana teh yang diujikan dianggap tidak disukai
konsumen yaitu berada saat skala numerik