Mekanisme Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia Pajak adalah salah satu sumber penerimaan yang besar bagi
kelangsungan negara karena seiring dengan penerimaan pajak yang besar dapat
meningkatkan perekonomian dan taraf hidup bangsa.Peranan pajak sangat penting
untuk pembangunan infrastruktur umum. Untuk mencapai target yang telah
ditentukan oleh pemerintah melalui anggaran-anggaran yang telah disusun, maka
pemerintah mengupayakan agar penerimaan pajak dapat terus meningkat dari
tahun ketahunya dengan cara memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Pajak merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh masyarakat untuk
meningkatkan pendapatan negara.Dengan adanya peran serta masyarakat untuk
membayar pajak maka dapat meringankan beban pemerintah.Pendapatan negara
dari sektor pajak inilah yang digunakan untuk membiayai pembangunan nasional
yang sedang berjalan.
Direktorat Jendral Pajak telah mengubah reformasi perpajakan, dimana teknik
pemungutan pajak yang digunakan sebelumnya yaitusystem official assesment
(UU No.06 Tahun 1986) kemudian diganti menjadi self assesment system (UU
No.16 Tahun 2009) Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakannya.
Dimana sistem tersebut merupakan sistem pemungutan yang memberikan

wewenang

kepada

pemerintah

(Fiskus)

untuk

menentukan

besarnya

1
Universitas Sumatera Utara

2

pajak yang terutang oleh wajib pajak menurut ketentuan perundang-undangan

perpajakan yang berlaku. Sistem ini di berlakukan agar wajib pajak tidak salah
dalam menentukan pajak yang terutang, namun sistem ini memiliki dampak yang
negatif karena wajib pajak menjadi kurang akan pengetahuan dan informasi
mengenai cara menentukan pajak terutangnya.
Di Indonesia terdapat beberapa jenis pajak, yaitu pajak pusat dan pajak daerah.
Pajak pusat terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Pajak Bangunan
(PBB) dan Pajak Bea Materai. Sedangkan Pajak Derah yaitu Pajak Restoran,
Pajak Hotel, Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Reklame, dan Pajak Hiburan.
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di
daerah pabean yang di kenakan secara bertingkat disetiap jalur produksi dan
distribusi. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tercipta karena proses produksi Barang
Kena Pajak (BKP) maupun Jasa Kena Pajak (JKP), mulai pembelian bahan baku
hingga penjualan, mekanisme pemungutan dan pelaporan PPN dibebankan kepada
penjual. Penjual yang melakukan kegiatan dari mulai pembelian hingga pelaporan
PPN disebut sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Dalam pengenaan Pajak terhadap Pengusaha Kena Pajak tersebut, terdapat istilah
Pajak Masukan yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang seharusnya sudah
dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak. Karena melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak (BKP) dan penerimaan Jasa Kena Pajak (JKP). Sedangkan Pajak

keluaran yaitu Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan barang kena pajak atau

Universitas Sumatera Utara

3

ImporKena Pajak. Pajak masukan yang telah disetor dapat dikreditkan dengan
Pajak keluaran yang telah dipungut.
Bukti Pemungutan Pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang
melakukan Penyerahan Barang Kena Pajak atau Penyerahan Jasa Kena Pajak
disebut Faktur Pajak. Dalam hal tertentu dimungkinkan dalam pembuatan Faktur
Pajak tidak sama. Oleh karena itu Menteri Keuangan berwenang untuk mengatur
waktu saat pembuatan Faktur Pajak.
Karena Pentingnya penerimaan pajak dan salah satunya Pajak Pertambahan Nilai,
maka penulis mencoba meneliti dan menuangkannya menjadi sebuah karya ilmiah
dengan judul “Mekanisme Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam”.

B. Tujuan dan Manfaat

Untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan
di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, maka
mahasiswa diwajibkan untuk menyelesaikan Metode dan Tekhnik Penulisan
Tugas Akhir.
1. Tujuan
1.1 Untuk mengetahui Mekanisme Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Paskam.
1.2 Untuk mengetahui jumlah penerimaan SPT Masa Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.
1.3 Untuk mengetahui kendala atau masalah yang dihadapi dalam
Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Lubuk Pakam serta upaya mengatasinya.
2. Manfaat
2.1 Bagi Mahasiswa
a. Melatih siswa berdisiplin dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan
yang diberikan dan mengembangkan kemampuan dan keterampilan
untuk berkomunikasi.

Universitas Sumatera Utara


4

b. Meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan, dan
memantapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
menerapkan ilmunya khususnya dibidang perpajakan.
c. Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang di dapat mahasiswa
selama di bangku kuliah dengan praktik yang sebenarnya dijalani
perusahaan.
2.2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
a. Untuk mempererat hubungan yang baik antara mahasiswa
Universitas Sumatera Utara khususnya program studi Diploma-III
Administrasi Perpajakan dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Lubuk Pakam.
b. Untuk meningkatkan mutu Praktik Kerja Lapangan dalam jangka
pendek.
c. Sarana bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam
untuk menerima saran maupun kritikan yang bersifat membangun
yang menjadi sumber masukan (input) untuk meningkatkan kinerja
organisasi pada masa yang akan datang.
2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah
khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.
b. Mempromosikan sumber Daya Universitas Sumatera Utara
khususnya DIII Administrasi Perpajakan.
c. Mendapat masukan dan saran untuk evaluasi dan penyempurnaan
kurikulum di program studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

C. Uraian Teoritis
1. Definisi Pajak
Pengertian Pajak menurut Undang - Undang No.16 Tahun 2009 tentang
perubahan ke empat atas Undang - Undang No 16 Tahun 1983 Tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan Pada Pasal 1 ayat 1 berbunyi Pajak adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang, dimana dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya dalam kemakmuran rakyat.

Universitas Sumatera Utara

5


2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Menurut Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak atas konsumsi barang dan jasa di
daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat di setiap jalur produksi dan
distribusi. Pengenaan pajak Pertambahan Nilai sangat dipengaruhi oleh
perkembangan transaksi bisnis serta pola konsumsi masyarakat objek dari Pajak
pertambahan Nilai atas nilai tambah (added value) yang timbul efek pengenaan
pajak berganda dapat dihindarkan (Resmi, 2008:1).

3. Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai
a. UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 8
Tahun 1983 tentang PPN Barang dan Jasa dan PPnBM.
b. PER-16/PJ/2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pelaporan Faktur
Pajak berbentuk Elektronik.

4. Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai
4.1 Subjek Pajak
Yang menjadi subjek pajak Pertambahan Nilai adalah orang pribadi atau
badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaan
menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha

perdagangan dan memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean.

4.2 Objek Pajak
Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas:
1. Penyerahan barang kena pajak didalam daerah pabean yang
dilakukan oleh pengusaha kena pajak:
a. Barang berwujud yang diserahkan merupakan Barang Kena
Pajak.
b. Barang yang tidak berwujud yang deserahkan merupakan Barang
Kena Pajak Yang Tidak Berwujud.
c. Penyerahan dilakukan didalam Daerah Pabean.

Universitas Sumatera Utara

6

2.

3.


4.

5.

6.
7.
8.

9.

10.

11.

d. Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
Impor Barang Kena Pajak
a. Pemungutan dilakukan melalui Direktorat Bea dan Cukai.
b. Tanpa memperhatikan apakah dilakukan dalam rangka kegiatan
usaha atau pekerjaannya atau tidak, tetap dikenai pajak.

Penyerahan Jasa Kena Pajak didalam Daerah Pabean yang dilakukan
oleh Pengusaha Kena Pajak. Dengan syarat – syarat sebagai berikut:
a. Jasa yang diserahkan merupakan jasa Kena Pajak.
b. Penyerahan dilakukan didalam Daerah Pabean.
c. Penyerahan dilakukan dalam rangka kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah
pabean didalam daerah pabean. Untuk memberikan perlakuan yang
sama dengan impor Barang Kena Pajak.
Pemanfaatan Barang Kena Pajak dari luar derah pabean didalam
daerah pabean jasa yang berasal dari luar daerah pabean yang
dimanfaatkan oleh siapapun didalam daerah pabean dikenai Pajak
Pertambahan Nilai.
Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud Oleh Pengusaha Kena Pajak.
Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud Oleh Pegusaha Kena
Pajak.
Pengusaha melakukan ekspor barang kena pajak berwujud atau
barang kena pajak tidak berwujud hanya pengusaha yang telah
dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak.
Ekspor Jasa Kena Pajak Oleh Pengusaha Kena Pajak. Termasuk

dalam pengertian ekspor jasa kena pajak adalah penyerahan jasa
kena pajak dari dalam daerah pabean keluar daerah pabean oleh
pengusaha kena pajak berwujud atas dasar pesanan atau permintaan
dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesanan diluar daerah
pabean.
Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan dalam kegiatan usaha
atau pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya
digunakan sendiri atau digunakan pihak lain.
Penyerahan barang kena pajak berupa aktiva yang menurut tujuan
semula tidak untuk diperjual belikan oleh pengusaha kena pajak.

Universitas Sumatera Utara

7

5. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Pengusaha yang melakukan penyerahan sebagaimana yang dimaksud dalam
peraturan perundang – undangan kecuali pengusaha kecil yang batasnya
ditetapkan oleh Menteri Keuangan wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak dan Wajib memungut, menyetor, dan melaporkan
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang.
Pengusaha yang melakukan penyerahan barang kena pajak dan/atau
penyerahan jasa kena pajak didalam daerah pabean dan/atau melakukan ekspor
barang kena pajak berwujud, ekspor barang tidak berwujud, dan/atau ekspor jasa
kena pajak mewajibkan:
a. Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak,
b. Memungut pajak yang terhutang,
c. Menyetorkan pajak pertambahan nilai yang masih harus dibayar dalam hal
pajak keluaran lebih besar dari pajak pemasukan yang dapat dikreditkan
serta menyetorkan pajak penjualan atas barang mewah yang terhutang,
d. Melaporkan perhitungan pajak. Kewajiban ini tidak berlaku untuk
pengusaha kecil yang batasnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan
Pengusaha kecil diperkenankan untuk memilih dikukuhkan menjadi
pengusaha kena pajak. Apabila pengusaha kecil memilih menjadi
pengusaha kena pajak, undang – undang ini berlaku sepenuhnya bagi
pengusaha kecil tersebut.

6. Saat Terutang Pajak Pertambahan Nilai
Terutangnya PPN atau PPnBM yaitu pada saat penyerahan barang kena pajak
atau jasa kena pajak meskipun pembayaranya belum diterima. Terutangnya pajak
terjadi pada saat:
1. Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP).
a. Saat barang kena pajak diserahkan secara langsung pada pembeli.
b. Saat Barang Kena Pajak diserahkan secara langsung kepada penerima
barang (untuk pemberiaan cuma – cuma, pemakain sendiri,
penyerahan pusat ke cabang).

Universitas Sumatera Utara

8

c. Saat Barang Kena Pajak diserahkan kepada juru kirim atau angkutan.
d. Saat harga atas penyerahan Barang Kena Pajak diakui sebagai piutang
atau penghasilan.
e. Saat diterbitkan faktur penjualan.
2. Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP)
a. Saat harga atas penyerahan jasa kena pajak diakui sebagai piutang atau
penghasilan.
b. Saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak.
c. Saat kontrak perjanjiam ditanda tangani.
d. Saat mulai tersedianya fasilitas atas kemudahan untuk diapakai secara
nyata, baik sebagian atau seluruhnya dalam pemberiaan cuma – cuma
atau pemakaina sendiri Jasa Kena Pajak.
3. Impor Barang Kena Pajak
Saat Barang Kena Pajak tersebut dimasukkan kedalam daerah pabean.
4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak
dariLuar Daerah Pabean. Saat yang diketahui terjadi lebih dahulu dari
peristiwa - peristiwa sebagai berikut:
a. Secara nyata digunakan oleh pihak yang memanfaatkan.
b. Dinyatakan sebagai utang oleh pihak yang memnafaatkan.
c. Saat harga jual dan/atau penggantian diganti oleh pihak yang
menyerahkan.
d. Harga perolehan dibayar, baik sebagian atau seluruhnya, oleh pihak
yang memanfaatkan.
e. Ditandatanganinya kontrak atau perjanjian atau saat lain yang
ditetapkan oleh Dirjen Pajak.
5. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud.
Saat Barang Kena Pajak dikeluarkan dari daerah pabean.
6. Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak.
Saat pergantian atas jasa yang diekspor tersebut dicatat atau diakui sebagai
penghasilan.
7. Saat lain yang ditetapkan oleh Dirjen Pajak.
a. Atas barang kena pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang
menuntut tujuan semula tidak untuk diperjual belikan, yang masih
tersedia pada pembubaran perusahaan saat terutangnya PPN.
b. Atas kegiatan membangun sendiri saat terutangnya PPN adalah pada
saat mulai dibangunya bangunan.
c. Atas penyerahan kepada pemungut PPN.
8. Saat pembayaran diterima sebelum pembayaran Barang Kena Pajak atau
Jasa Kena Pajak terutang saat pembayaran dalam hal:

Universitas Sumatera Utara

9

a. Pembayaran diterima sebelum penyerahan Barang Kena Pajak atau
Jasa Kena Pajak.
b. Pembayaran dilakukan sebelum dimulainya pemanfaatan Barang Kena
Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean.

7. Prosedur Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai
Mekanisme pengenaan PPN dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Pada saat membeli/memperoleh BKP/JKP, akan dipungut PPN oleh PKP
penjual. Bagi pembeli, PPN dipungut oleh penjual tersebut merupakan
pembayaran pajak dimuka dan disebut dengan pajak masukan. Pembeli
berhak menerima bukti pemungutan berupa faktur pajak.
b. Pada saat penjual menyerahkan BKP/JKP kepada pihak lain, wajib
memungut PPN. Bagi penjual, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) tersebut
merupakan pajak keluaran. Sebagai bukti telah memungut PPN, PKP
penjual wajib membuat faktur pajak.
c. Apabila dalam suatu masa pajak (jangka waktu yang lamanya sama
dengan satu bulan takwin) jumlah pajak keluaran lebih besar daripada
jumlah pajak masukan, selisihnya harus disetor ke kas negara.
d. Apabila dalam suatu masa pajak jumlah pajak keluaran lebih kecil
daripada masukan, selisihnya dapat direstitusi (diminta kembali) atau
dikompensasi ke masa pajak berikutnya.
e. Pelaporan penghitungan PPN dilakukan setiap masa pajak dengan
menggunakan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT
Masa PPN).

8. Tempat Terutang Pajak Pertambahan Nilai
Berdasarkan Pasal 12 Undang-Undang PPN 1984 sebagaimana
terakhir kali diubah dengan Pasal 14 PP 143/2000 diatur sebagai berikut:
1. Untuk penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah
Pabean/Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean/Ekspor
Barang Kena Pajak Berwujud/Ekspor Barang Kena pajak Tidak
Berwujud/Ekspor Jasa Kena Pajak.
2. Dalam hal impor tetangnya pajak terjadi di tempat Barang Kena Pajak
dimasukkan dan dipungut melalui Direktorat Jenderal Pajak.
3. Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean terutang
pajak di tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan
usaha.

Universitas Sumatera Utara

10

4. Kegiatan membangun sendiri oleh PKP yang dilakukan tidak dalam
kegiatan usaha atau pekerjaannya.

9. Dasar Pengenaan Pajak
Untuk menghitung besarnya Pajak Pertambahan Nilai yang terhutang perluadanya
Dasar Pengenaan Pajak yang meliputi:
1. Pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP adalah harga jual atau
Penggantian setelah dikurangi laba kotor,
2. Pemberiaan cuma – cuma barang Kena Pajak dan/atau Barang Kena
Pajak adalah Harga Jual atau Penggantian setelah dikurangi laba
kotor,
3. Penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan Harga
Jual rata-rata,
4. Penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata perjudul film,
5. Penyerahan produk tembakau adalah sebesar Harga Jual eceran,
6. Barang Kena Pajak berupa pesediaan dan/atau aktiva yang menurut
tujuan semula tidak intuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada
saat pembubaran perusahaan adalah harga pasar wajar,
7. Penyerahan barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya
dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang adalah harga
pokok penjualan atau harga perolehan,
8. Penyerahan Barang Kena Pajak melalui pedagang perantara adalah
harga yang disepakati antara pedagang perantara dengan pembeli,
9. Penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang adalah harga
lelang,
10. Penyerahan jasa pengiriman pangiriman paket adalah 10% dari
jumlah yang ditagih atau jumlah,
11. Penyerahan jasa biro perjalanan atau jasa biro pariwisata adalah 10%
dari jumlah tagihan atau jumlah yang seharusnya ditagih.
10. Faktur Pajak
Faktur Pajak adalah bukti bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena
Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau Penyerahan Jasa Kena
Pajak. Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap:
a.Penyerahan Barang Kena Pajak,
b.Penyerahan Jasa Kena Pajak,
c. Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud,
d.Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud,
e.Ekspor Barang Kena Pajak.

Universitas Sumatera Utara

11

D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dalam Metode dan Tekhnik Penulisan Tugas akhiradalah:
a.
b.
c.
d.

Mekanisme pelaporan Pajak Pertambahan Nilai,
Objek Pajak Pertambahan Nilai.
Kendala dalam pelaporan Pajak Pertambahan Nilai.
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi pelaksanaan pajak Pertambahan
Nilai.

E. Metode Penelitan
Adapun metode yang digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data
yaitu:
1. Tahap Persiapan
Yaitu mahasiswa melakukan persiapan dimulai dari pengajuan judul,
menentukan objek, pemilihan lokasi, mencari bahan untuk pembuatan laporan,
konsultasi dengan pihak jurusan dan dosen pembimbing serta penyusunan
proposal tugas akhir dan pengajuan surat ijin ke lokasi penelitian dari pihak
Fakultas atau Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
2. Studi Literatur
Didalam tahap ini penulis melakukan kegiatan

studi mencari sumber

bacaan, membaca landasan teori, informasi, internet, surat kabar, Undang–
Undang, karya ilmiah, dan media massa lainnya yang berkaitan dengan kegiatan
penulisan tugas akhir tersebut.
3. Observasi Lapangan
Penulis melakukan pengamatan atau meninjau secara langsung tentang suatu
sistem kerja pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam untuk mendapat
gambaran mengenai masalah yang akan di teliti.
4. Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara

12

Mencari data dan informasi yang berhubungan dengan mekanisme Pelaporan
Pajak Pertambahan Nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
dengan metode pengumpulan data tebagi dua, yaitu:

a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung.Contohnya yaitu
wawancara kepada fiskus/wp atau pengisian kuisioner yang di peroleh dari
responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung dari
sumber yang tertulis/data yang sudah ada. Contoh data sekunder laporan antara
lain peraturan pemerintah, data dari literatur perpajakan berupa SPT, SSP, dan
dokumen perusahaan lainnya.
5. Analisis dan Evaluasi
Untuk mencapai penelitian yang diharapkan maka penulis melakukan
analisa dengan cara menganalisis permasalahan atau kendala yangdihadapi agar
dapat mencari tahu solusi atau jalan keluar yang sesuai untuk

memecahkan

masalah tersebut serta untuk mencapai kesimpulan.

F. Metode Pengumpulan Data
Untuk menyimpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Metode
dan Tekhnik Penulisan Tugas Akhir ini, maka penulis menggunakan Metode
Pengumpulan Data sebagai berikut:
1. Metode Observasi

Universitas Sumatera Utara

13

Dalam metode ini penulis memperoleh data dengancara langsung maupun
tidak langsung untuk melakukan pengamatan dan penelitian untuk memperoleh
gambaran dari sumber data tentang mekanisme pajak pertambahan nilai.
2. Wawancara
Melalui metode ini penulis dapat memberikan pertanyaan langsung kepada
pihak-pihak yang berkompeten atau memiliki kemampuan untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan tentang mekanisme pelaporan pajak pertambahan
nilai..
3. Dokumentasi
Dalam metode ini penulis berusaha mengumpulkan dokumen-dokumen
atau data - data pendukung yang sah mengenai pajak dan penerapan sanksi di
bidang perpajakan.

G. Sistematika Penulisan Laporan Tugas Akhir
Untuk lebih mempermudah pemahaman materi yang disajikan, maka
laporan ini disusun penulis dalam 5 bab sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang yang menjadi dasar
pemikiran dan penyusunan Laporan Proposal Tugas Akhir, yang terdiri atas latar
belakang Laporan Proposal Tugas Akhir, tujuan Laporan Proposal Tugas Akhir,
uraian teoritis, ruang lingkup, metode Laporan Proposal Tugas Akhir, metode
pengumpulan data Laporan Proposal Tugas Akhir, dan sistematika Laporan
Proposal Tugas Akhir.

Universitas Sumatera Utara

14

BAB II

GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN

PAJAK PRATAMA LUBUK PAKAM
Pada bab ini penulis akan menjelaskan secara umum tentang sejarah singkat
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam, stuktur organisasi, uraian tugas
pokok dan fungsi, gambaran umum pegawai serta gambaran lain yang dibutuhkan
untuk melakukan penelitian.

BAB III

GAMBARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan gambaran umumTentangPajak
Pertambahan Nilai dan Mekanisme Pelaporan PajakPertambahan Nilai.

BAB IV
Dalam

ANALISA DAN EVALUASI
bab

Evaluasimengenai

ini

penulis

kepatuhan

akan

membahas

pelaporan

Pajak

tentang

analisa

PertambahanNilai

dan
di

KantorPelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam.

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan dari laporan Metode dan Tekhnik Laporan Proposal Tugas
Akhir ini akan dikemukakan dalam bab ini. Selainitu penulis juga akan
memberikan saran kepada pihak yang berkepentingan.

Universitas Sumatera Utara