Kajian Struktur dan Makna Tari Barong Banjar pada Upacara Perkawinan Masyarakat Banjar di Desa Tanjung Ibus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat
ABSTRACT
This study aims to find out the history, structure and meaning of the
Barong Dance Banjar Banjar community marriage ceremony in the village of
Tanjung Ibus Secanggang Langkat.
Dance at Banjar community is one of the inherited culture of his ancestors.
Dance at wedding ceremonies are performed entourage groom who bride. Banjar
Barong Dance is a dance presented by dancers at a ceremony associated with the
commemoration of the life stages, such as the wedding ceremony. This dance
serves as a ritual in Banjar people's lives in the village of Tanjung Ibus,
Secanggang, Langkat.
Banjar Barong Dance is a dance presented by dancers at a ceremony
associated with the traditional wedding ceremony. Banjar Barong event is made,
if one of the brides dream that organized the event Barong ie Indarok Head of /
Head of a dragon. So after the bride's dream, to be held ceremonies and wedding
wear the Head of Indarok. If not done, the family will get a disaster or a disease.
In the event there Banjar Barong dance possessed by the spirits of past ancestors.
Dancers not been specifically but chosen by the spirit - the spirit of the ancestors.
Dancers must be people who bleed Banjar who have hereditary follow the
traditional Barong Banjar. People who danced this dance expression there are sad,
happy or excited, and angry. According to legend, Banjar Barong dance originated
from the story of the wedding of Princess uphold Froth with child of the King of
Majapahit. The lady who gave birth to the Banjar is still customary to know
Banjar. History and Barong dance performance Banjar is a unity that must be
understood by the dancers. At the presentation of the Barong dance Banjar in
marriage ceremonies consists of six varieties, ie the range of motion limbai, kale
limbai, lontang, grandiose axis fly, Surefire pedestal, and sit cross-legged.
Accompanying music is drum, violin, and gongs are played by men hats as a
marker of Muslim musicians. Therefore, dancer wearing makeup simple and
veiled with white clothes color as a sacred symbol / hygiene and unseen; red
symbol of the courage; and, as a form of clothing yellow A prince and princess
who gave birth to the Banjar on the island of Borneo.
Keywords:, Head of Indarok, Barong Banjar, Wedding Ceremonies.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur dan makna Tari Barong
Banjar pada upacara perkawinan masyarakat Banjar yang ada di Desa Tanjung
Ibus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.
Penelitian Tari Barong Banjar dilakukan dengan menggunakan metode
peelitian kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan bentuk penyajian Tari
Barong Banjar pada saat penelitian dilakukan. Berdasarkan bentuk penyajian tari
ini, maka akan dideskripsikan makna gerakan tari yang melatarbelakangi gerakan
tari sesuai dengan adat suku Banjar. Dengan teori struktur da morfologi yaitu
kajian struktur akan dilihat dari hubungan tari yang ditampilkan pada upacara
perkawinan, sedangkan morfologi akan dianalisis dari gerak, property, musik,
busana dan kelengkapan lainnya. Dan dengan menggunakan teori semiotic yang
berdasarkan dari segi tiga makna, terdiri dari tiga elemen yakni tanda (sign),
object dan interpretant. Di artikan dengan Simbol ( tanda yang muncul dari
kesepakatan), ikon ( tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan indeks ( tanda
yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Pada proses penyajian tari dan
persiapan sebelum membawakan tari. Merupakan rentetan aplikasi dari cara
menyajikan tari, tahapan penyajian, dan waktu penyajian. Sedangkan persiapan
merupakan seluruh perlengkapan. Bentuk gerakan ini sebagai iti dari bentuk
penyajian tari.
Tari pada masyarakat Banjar merupakan salah satu budaya yang
diwariskan para leluhurnya. Tari pada upacara adat perkawinan yang dibawakan
rombongan pengantin laki-laki yang mengarak pengantin. Tari ini berfungsi
sebagai upacara ritual dalam kehidupan masyarakat Banjar di Desa Tanjung Ibus,
Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.Tari Barong Banjar merupakan tari
yang disajikan oleh penari pada upacara yang berkaitan dengan upacara adat
perkawinan. Acara Barong Banjar ini dibuat, jika salah satu dari pengantin
bermimpi agar diselenggarakan acara Barong yaitu Kepala Indarok / Kepala naga.
Maka setelah si pengantin bermimpi, harus diselenggarakan upacara adat dan
pesta perkawinan memakai Kepala Indarok tersebut. Jika tidak dikerjakan,
keluarga akan mendapat musibah atau suatu penyakit . Di acara Barong Banjar
terdapat tarian yang dirasuki oleh roh-roh nenek moyang terdahulu. Penari bukan
dipilih khusus melainkan dipilih oleh roh – roh nenek moyang tersebut. Penari
harus orang yang berdarah Banjar yang telah turun temurun mengikuti adat
Barong Banjar. Orang yang menarikan tari ini ekspresinya ada yang sedih, senang
atau gembira, dan marahPada penyajian tari Barong Banjar dalam upacara
perkawinan terdiri dari enam ragam, yaitu gerak limbai kisar, kangkung limbai,
lontang, terbang paksi muluk, ayal alas, dan duduk bersila.
Kata Kunci :, Kepala Indarok, Tari Barong Banjar, Upacara Pe rkawinan.
Universitas Sumatera Utara
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karuniaNya, karena berkat dan
rahmatNya tesis ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Tesis ini berjudul
“ Kajian Struktur dan Makna Tari Barong Banjar pada Upacara Perkawinan
Masyarakat Banjar di Desa Tanjung Ibus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten
Langkat”. Pemilihan judul ini atas dasar keinginan penulis untuk memperkuat dan
melestarikan kesenian Banjar yang ada di Kabupaten Langkat. Tesis ini
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang S-2 dan memperoleh
gelar Master Seni (M.Sn) pada Program Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian
Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
Tesis ini berisikan hasil penelitian mengenai tinjauan umum masyarakat
Banjar, deskripsi struktur upacara perkawinan dalam masyarakat Banjar, makna
tari Barong Banjar dalam upacara perkawinan adat Banjar. Pokok permasalahan
yang dibahas adalah struktur
dalam upacara perkawinan;
Bagaimana cara
penyajian tari Barong Banjar; Bagaimana pelaksanaa upacara perkawinan Barong
Banjar dan Bagaimana makna tari Barong Banjar?
Tanpa disadari, penulis masih memiliki keterbatasan kemampuan serta
pengalaman sehingga harus menghadapi kendala dalam menyelesaikan studi ini.
Akan tetapi, hal ini dapat teratasi karena bantuan yang diberikan oleh berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang setulus-tulusnya dan rasa hormat kepada para pembimbing
yakni Bapak Dr. Muhizar Muchtar, M.S, sebagai pembimbing I dan Ibu Yusnizar
Universitas Sumatera Utara
Heniwaty, SST, M.Hum sebagai pembimbing II serta para penguji yakni Bapak
Drs. Irwansyah, M.A, Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum, dan Bapak Drs. M.
Takari, M.Hum, Ph.D. Tim pembimbing dan penguji ini sungguh banyak
membantu penulis selama penyusunan tesis. Mereka juga memberikan banyak
pelajaran kepada penulis terutama kesabaran dan ketelatenan dalam penulisan.
Arahan-arahan tersebut membuat penulis semakin termotivasi dan semangat untuk
menyelesaikan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas
Sumatera Utara, Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Ketua dan sekretaris Program
Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
Ponisan selaku pegawai Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian
Seni, yang telah memberikan banyak bantuan yang bersifat administratif kepada
penulis sejak awal duduk dibangku perkuliahan hingga menyelesaikan tesis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis hanturkan kepada kedua orang tua,
ayahanda tercinta dan tersayang yang telah meninggalkan kami selama hampir 2
tahun ketika beliau masih hidup sangat menyemangati penulis, semoga beliau di
tempatkan di tempat yang terindah di sisi-Nya. Alm.H. Drs. Muhammad Helmi
dan ibunda tersayang Hj.Tengku Enita Rosmika, SE. M.Si, keduanya telah sangat
sabar mendukung , memotivasi dan cahaya untuk Ananda, baik berupa materi
maupun material, terutama doa dari kedua orang tua yang mengiringi Ananda
untuk melangkah menyelesaikan tesis ini. Terima kasih kepada suami saya
tercinta Harry Yandi. S. ST yang tidak pernah lelah mendukung dan memotivasi
Universitas Sumatera Utara
saya dalam perkuliahan hingga selesainya penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih
juga saya hanturkan kepada kedua mertua saya Bapak Ir. Sahril dan Ibu Rohani
Nasution.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada adinda tersayang dr.
Hilna Khairunisa Shaliha yang telah memotivasi dan membantu hingga tesis ini
selesai dengan baik dan teman-teman sesama mahasiswa/i Magister (S-2)
Penciptaan dan Pengkajian Seni terutama teman-teman satu angkatan 2011 ;
Vanesia Amelia Sebayang, Ria L.T. Pakpahan, Andry Permana Barus, Roy J.
Hutagalung, Harry Dikana S, Sopian Loren, Joy Euodia Jeremiah, Antonius
Harita, dan Dindin N, terima kasih telah berbagi susah maupun senang selama dua
tahun duduk dibangku perkuliahan.
Penulis mengucapkan beribu-ribu maaf bila ada kata yang kurang
berkenan, mohon jangan disimpan didalam hati. Akhir kata, penulis berterima
kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu penyusunan tesis ini, dan maaf
bila ada nama yang tidak/lupa penulis cantumkan. Semoga proposal ini dapat
memenuhi ketentuan yang berlaku dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Terima
kasih.
Medan,
Januari 2015
Penulis,
Hilma Mithalia Shahila
NIM :117037002
Universitas Sumatera Utara
This study aims to find out the history, structure and meaning of the
Barong Dance Banjar Banjar community marriage ceremony in the village of
Tanjung Ibus Secanggang Langkat.
Dance at Banjar community is one of the inherited culture of his ancestors.
Dance at wedding ceremonies are performed entourage groom who bride. Banjar
Barong Dance is a dance presented by dancers at a ceremony associated with the
commemoration of the life stages, such as the wedding ceremony. This dance
serves as a ritual in Banjar people's lives in the village of Tanjung Ibus,
Secanggang, Langkat.
Banjar Barong Dance is a dance presented by dancers at a ceremony
associated with the traditional wedding ceremony. Banjar Barong event is made,
if one of the brides dream that organized the event Barong ie Indarok Head of /
Head of a dragon. So after the bride's dream, to be held ceremonies and wedding
wear the Head of Indarok. If not done, the family will get a disaster or a disease.
In the event there Banjar Barong dance possessed by the spirits of past ancestors.
Dancers not been specifically but chosen by the spirit - the spirit of the ancestors.
Dancers must be people who bleed Banjar who have hereditary follow the
traditional Barong Banjar. People who danced this dance expression there are sad,
happy or excited, and angry. According to legend, Banjar Barong dance originated
from the story of the wedding of Princess uphold Froth with child of the King of
Majapahit. The lady who gave birth to the Banjar is still customary to know
Banjar. History and Barong dance performance Banjar is a unity that must be
understood by the dancers. At the presentation of the Barong dance Banjar in
marriage ceremonies consists of six varieties, ie the range of motion limbai, kale
limbai, lontang, grandiose axis fly, Surefire pedestal, and sit cross-legged.
Accompanying music is drum, violin, and gongs are played by men hats as a
marker of Muslim musicians. Therefore, dancer wearing makeup simple and
veiled with white clothes color as a sacred symbol / hygiene and unseen; red
symbol of the courage; and, as a form of clothing yellow A prince and princess
who gave birth to the Banjar on the island of Borneo.
Keywords:, Head of Indarok, Barong Banjar, Wedding Ceremonies.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur dan makna Tari Barong
Banjar pada upacara perkawinan masyarakat Banjar yang ada di Desa Tanjung
Ibus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.
Penelitian Tari Barong Banjar dilakukan dengan menggunakan metode
peelitian kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan bentuk penyajian Tari
Barong Banjar pada saat penelitian dilakukan. Berdasarkan bentuk penyajian tari
ini, maka akan dideskripsikan makna gerakan tari yang melatarbelakangi gerakan
tari sesuai dengan adat suku Banjar. Dengan teori struktur da morfologi yaitu
kajian struktur akan dilihat dari hubungan tari yang ditampilkan pada upacara
perkawinan, sedangkan morfologi akan dianalisis dari gerak, property, musik,
busana dan kelengkapan lainnya. Dan dengan menggunakan teori semiotic yang
berdasarkan dari segi tiga makna, terdiri dari tiga elemen yakni tanda (sign),
object dan interpretant. Di artikan dengan Simbol ( tanda yang muncul dari
kesepakatan), ikon ( tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan indeks ( tanda
yang muncul dari hubungan sebab-akibat). Pada proses penyajian tari dan
persiapan sebelum membawakan tari. Merupakan rentetan aplikasi dari cara
menyajikan tari, tahapan penyajian, dan waktu penyajian. Sedangkan persiapan
merupakan seluruh perlengkapan. Bentuk gerakan ini sebagai iti dari bentuk
penyajian tari.
Tari pada masyarakat Banjar merupakan salah satu budaya yang
diwariskan para leluhurnya. Tari pada upacara adat perkawinan yang dibawakan
rombongan pengantin laki-laki yang mengarak pengantin. Tari ini berfungsi
sebagai upacara ritual dalam kehidupan masyarakat Banjar di Desa Tanjung Ibus,
Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat.Tari Barong Banjar merupakan tari
yang disajikan oleh penari pada upacara yang berkaitan dengan upacara adat
perkawinan. Acara Barong Banjar ini dibuat, jika salah satu dari pengantin
bermimpi agar diselenggarakan acara Barong yaitu Kepala Indarok / Kepala naga.
Maka setelah si pengantin bermimpi, harus diselenggarakan upacara adat dan
pesta perkawinan memakai Kepala Indarok tersebut. Jika tidak dikerjakan,
keluarga akan mendapat musibah atau suatu penyakit . Di acara Barong Banjar
terdapat tarian yang dirasuki oleh roh-roh nenek moyang terdahulu. Penari bukan
dipilih khusus melainkan dipilih oleh roh – roh nenek moyang tersebut. Penari
harus orang yang berdarah Banjar yang telah turun temurun mengikuti adat
Barong Banjar. Orang yang menarikan tari ini ekspresinya ada yang sedih, senang
atau gembira, dan marahPada penyajian tari Barong Banjar dalam upacara
perkawinan terdiri dari enam ragam, yaitu gerak limbai kisar, kangkung limbai,
lontang, terbang paksi muluk, ayal alas, dan duduk bersila.
Kata Kunci :, Kepala Indarok, Tari Barong Banjar, Upacara Pe rkawinan.
Universitas Sumatera Utara
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karuniaNya, karena berkat dan
rahmatNya tesis ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Tesis ini berjudul
“ Kajian Struktur dan Makna Tari Barong Banjar pada Upacara Perkawinan
Masyarakat Banjar di Desa Tanjung Ibus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten
Langkat”. Pemilihan judul ini atas dasar keinginan penulis untuk memperkuat dan
melestarikan kesenian Banjar yang ada di Kabupaten Langkat. Tesis ini
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang S-2 dan memperoleh
gelar Master Seni (M.Sn) pada Program Magister (S2) Penciptaan dan Pengkajian
Seni, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
Tesis ini berisikan hasil penelitian mengenai tinjauan umum masyarakat
Banjar, deskripsi struktur upacara perkawinan dalam masyarakat Banjar, makna
tari Barong Banjar dalam upacara perkawinan adat Banjar. Pokok permasalahan
yang dibahas adalah struktur
dalam upacara perkawinan;
Bagaimana cara
penyajian tari Barong Banjar; Bagaimana pelaksanaa upacara perkawinan Barong
Banjar dan Bagaimana makna tari Barong Banjar?
Tanpa disadari, penulis masih memiliki keterbatasan kemampuan serta
pengalaman sehingga harus menghadapi kendala dalam menyelesaikan studi ini.
Akan tetapi, hal ini dapat teratasi karena bantuan yang diberikan oleh berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang setulus-tulusnya dan rasa hormat kepada para pembimbing
yakni Bapak Dr. Muhizar Muchtar, M.S, sebagai pembimbing I dan Ibu Yusnizar
Universitas Sumatera Utara
Heniwaty, SST, M.Hum sebagai pembimbing II serta para penguji yakni Bapak
Drs. Irwansyah, M.A, Bapak Drs. Torang Naiborhu, M.Hum, dan Bapak Drs. M.
Takari, M.Hum, Ph.D. Tim pembimbing dan penguji ini sungguh banyak
membantu penulis selama penyusunan tesis. Mereka juga memberikan banyak
pelajaran kepada penulis terutama kesabaran dan ketelatenan dalam penulisan.
Arahan-arahan tersebut membuat penulis semakin termotivasi dan semangat untuk
menyelesaikan tesis ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Rektor Universitas
Sumatera Utara, Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Ketua dan sekretaris Program
Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian Seni Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Sumatera Utara. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs.
Ponisan selaku pegawai Program Studi Magister (S-2) Penciptaan dan Pengkajian
Seni, yang telah memberikan banyak bantuan yang bersifat administratif kepada
penulis sejak awal duduk dibangku perkuliahan hingga menyelesaikan tesis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis hanturkan kepada kedua orang tua,
ayahanda tercinta dan tersayang yang telah meninggalkan kami selama hampir 2
tahun ketika beliau masih hidup sangat menyemangati penulis, semoga beliau di
tempatkan di tempat yang terindah di sisi-Nya. Alm.H. Drs. Muhammad Helmi
dan ibunda tersayang Hj.Tengku Enita Rosmika, SE. M.Si, keduanya telah sangat
sabar mendukung , memotivasi dan cahaya untuk Ananda, baik berupa materi
maupun material, terutama doa dari kedua orang tua yang mengiringi Ananda
untuk melangkah menyelesaikan tesis ini. Terima kasih kepada suami saya
tercinta Harry Yandi. S. ST yang tidak pernah lelah mendukung dan memotivasi
Universitas Sumatera Utara
saya dalam perkuliahan hingga selesainya penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih
juga saya hanturkan kepada kedua mertua saya Bapak Ir. Sahril dan Ibu Rohani
Nasution.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada adinda tersayang dr.
Hilna Khairunisa Shaliha yang telah memotivasi dan membantu hingga tesis ini
selesai dengan baik dan teman-teman sesama mahasiswa/i Magister (S-2)
Penciptaan dan Pengkajian Seni terutama teman-teman satu angkatan 2011 ;
Vanesia Amelia Sebayang, Ria L.T. Pakpahan, Andry Permana Barus, Roy J.
Hutagalung, Harry Dikana S, Sopian Loren, Joy Euodia Jeremiah, Antonius
Harita, dan Dindin N, terima kasih telah berbagi susah maupun senang selama dua
tahun duduk dibangku perkuliahan.
Penulis mengucapkan beribu-ribu maaf bila ada kata yang kurang
berkenan, mohon jangan disimpan didalam hati. Akhir kata, penulis berterima
kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu penyusunan tesis ini, dan maaf
bila ada nama yang tidak/lupa penulis cantumkan. Semoga proposal ini dapat
memenuhi ketentuan yang berlaku dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Terima
kasih.
Medan,
Januari 2015
Penulis,
Hilma Mithalia Shahila
NIM :117037002
Universitas Sumatera Utara