Transparansi Pelayanan Publik dalam Pengurusan Paspor (Studi pada Kantor Imigrasi Kelas I Polonia)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah
Tata kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan suatu konsep yang
akhir-akhir ini sejalan dengan konsep-konsep dan terminologi demokrasi, masyarakat sipil,
partisipasi rakyat, hak asasi manusia, dan pembangunan masyarakat secara berkelanjutan.
Pada akhir dasawarsa yang lalu, konsep good governance ini lebih dekat dipergunakan dalam
reformasi sektor publik. Di dalam disiplin atau profesi manajemen publik, konsep ini
dipandang sebagai suatu aspek dalam paradigma baru ilmu administrasi publik agar
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, mendorong meningkatkan
otonomi manajerial terutama sekali mengurangi campur tangan kontrol yang dilakukan oleh
pemerintah pusat, transparansi, akuntabilitas publik, dan diciptakan pengelolaan manajerial
yang bersih dan bebas dari korupsi 1.
Ada beberapa alasan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai
pengembangan dan penerapan good governance di Indonesia. Pertama, pelayanan publik
selama ini menjadi area dimana negara yang diwakili pemerintah berinteraksi dengan
lembaga nonpemerintah. Keberhasilan dalam pelayanan publik akan mendorong tingginya
dukungan masyarakat terhadap kerja birokrasi. Kedua, pelayanan publik adalah wilayah di
mana berbagai aspek good governance bisa diartikulasikan secara lebih mudah. Ketiga,
pelayanan publik melibatkan semua unsur governance, yaitu pemerintah, masyarakat, dan
1
Miftah Thoha. 2003. Birokrasi Politik di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 61.
Universitas Sumatera Utara
mekanisme pasar. Dengan demikian, pelayanan publik menjadi titik pangkal efektifnya
kinerja birokrasi.
Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa negara wajib melayani
setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka
pelayanan publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal
tersebut, pemerintah merupakan perpanjangan tangan dari negara untuk memberikan
pelayanan kepada publik. Tujuan akhir dari suatu pelayanan adalah terciptanya kepuasan
pelanggan yang merupakan outcome dari pelayanan publik. Untuk menciptakan kepuasan
tersebut, salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah dengan menerapkan prinsipprinsip good governance dalam pelayanan publik. Prinsip-prinsip good governance itu antara
lain: partisipasi, penegakan hukum, transparansi, responsif, konsensus, kesetaraan, efektivitas
dan efisiensi, akuntabilitas, serta visi strategis.
Dari ke-sembilan prinsip good governance yang telah dipaparkan di atas, transparansi
merupakan prinsip yang penting dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Kepercayaan
masyarakat terhadap suatu organisasi publik tergantung dari ketransparansian organisasi
tersebut dalam memberikan pelayanan. Transparansi yang dimaksudkan di sini adalah
kemudahan serta keterbukaan sistem, prosedur, biaya, serta informasi yang diperlukan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang dibutuhkan. Pelayanan yang diberikan
tidak berdasarkan jumlah uang yang diberikan, hubungan kekerabatan, jenis kelamin, status
sosial, kedudukan, maupun jabatan seseorang. Kemudahan dan keterbukaan dalam pelayanan
yang diberikan harus merata kepada semua masyarakat, artinya terbuka untuk umum,
terutama yang berkenaan dengan informasi, prosedur, dan biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan suatu pelayanan publik.
Universitas Sumatera Utara
Berbicara tentang transparansi, dewasa ini banyak masyarakat yang lebih mudah
mendapatkan pelayanan karena adanya hubungan kekerabatan dengan salah satu pegawai
pelayanan publik. Selain itu, segala urusan dapat diselesaikan dengan waktu singkat bila
masyarakat mau memberikan tambahan biaya untuk mendapatkan kemudahan pelayanan.
Realita seperti inilah yang sering terjadi di berbagai organisasi publik. Sebaiknya hal tersebut
bisa diminimalisir untuk mencapai pemerintahan yang baik (good governance).
Buruknya kinerja pelayanan publik ini antara lain dikarenakan belum dilaksanakannya
transparansi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Oleh karena itu, pelayanan publik
harus dilaksanakan secara transparan oleh setiap unit pelayanan instansi pemerintah karena
kualitas kinerja birokrasi pelayanan publik memiliki maksud yang luas dalam mencapai
kesejahteraan masyarakat.
Globalisasi yang melanda Indonesia turut meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat.
Hal ini juga mempengaruhi meluasnya pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Salah satu dampak yang timbul akibat globalisasi adalah meningkatnya perjalanan antar
negara yang dilakukan oleh penduduk di berbagai wilayah Indonesia. Berkaitan dengan
perjalanan antar negara yang dilakukan oleh penduduk Indonesia yang terjadi secara terus
menerus, maka peran birokrasi pemerintahan sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam rangka memberikan pelayanan publik.
Dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian pasal 2 menyatakan
bahwa “Setiap warga negara Indonesia berhak melakukan perjalanan keluar dan masuk
wilayah Indonesia”. Untuk dapat melakukan perjalanan tersebut, setiap warga negara
Indonesia diwajibkan memiliki paspor sebagai bukti identitas diri. Paspor merupakan syarat
wajib yang harus dimiliki oleh warga negara Indonesia yang akan melakukan perjalanan
keluar dan masuk wilayah Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Dewasa ini, permintaan serta permohonan pengurusan paspor cenderung meningkat
dari tahun ke tahun. Meningkatnya permohonan pengurusan paspor yang paling utama
disebabkan warga Indonesia lebih memilih untuk bekerja di luar negeri dengan alasan gaji
yang tinggi. Di Kantor Imigrasi Makassar, peningkatan pengurusan paspor dapat dilihat dari
kutipan artikel sebagai berikut:
“Dari data 2010 untuk pengunaan paspor bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bekerja
di luar negeri mencapai 611 orang untuk wanita dan 1.163 orang untuk pria.
Kemudian meningkat pada 2011 untuk wanita mencapai 760 orang dan pria 1.648
orang (data hingga November 2011). Sementara untuk pembuatan paspor umum 2010
untuk pria mencapai 22.011 ribu orang dan wanita 24.603 ribu orang. Dan tahun 2011
pria 24.656 ribu orang serta wanita 26.126 ribu orang dari data hingga November 2.”
Selain untuk bekerja, paspor yang dimiliki oleh warga Indonesia juga digunakan
untuk berlibur, berobat maupun melanjutkan pendidikan di luar negeri. Tidak hanya di
Kantor Imigrasi Makassar saja yang mengalami peningkatan, tetapi di Kantor Imigrasi Kelas
I Polonia juga mengalami peningkatan pengurusan paspor. Hal ini dapat terlihat jelas dari
data yang berhasil penulis peroleh dari Kantor Imigrasi Kelas I Polonia. Berikut ini adalah
tabel Rekapitulasi Kegiatan Pelayanan Paspor RI di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia:
Tabel 1.1
Rekapitulasi Kegiatan Pelayanan Paspor RI di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia
Tahun 2009-2011
Tahun
2009
2010
2011
48
24
48
24
48
24
Jenis
Halaman
Halaman
Halaman
Halaman
Halaman
Halaman
paspor
Jumlah
(TKI)
(Umum)
(TKI)
(Umum)
(TKI)
(Umum)
Januari
-
2.393
33
4.512
95
6.441
13.474
Februari
-
1.140
46
4.512
99
5.405
11.202
Maret
5
2.942
13
5.442
102
5.766
14.265
Bulan
2
Antaranews.com. 2012. Permintaan Paspor di Kantor Imigrasi Makassar Meningkat.
http://makassar.antaranews.com/berita/35990/permintaan-paspor-di-kantor-imigrasi-makassar-meningkat.
Diakses pada 3 Februari 2012 pukul 06.50 WIB
Universitas Sumatera Utara
April
1
2.395
27
4.561
130
5.026
12.139
Mei
32
3.254
5
4.125
147
4.612
12.143
Juni
4
4.526
30
4.991
178
5.479
15.204
Juli
32
2.902
35
4.999
140
5.387
13.463
Agustus
8
3.193
91
3.997
101
4.115
11.497
September
12
2.588
47
2.693
87
3.801
9.216
Oktober
23
2.963
123
3.819
90
4.963
11.958
November
5
3.873
87
5.924
51
4.589
14.524
Desember
37
4.633
125
5.805
53
5.160
15.776
Total
159
36.802
662
55.380
1.273
60.744
154.861
Sumber : Kantor Imigrasi Kelas I Polonia
Berdasarkan data di atas, dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan pengurusan
paspor setiap tahunnya dimulai dari tahun 2009 hingga 2011, baik paspor 24 halaman
maupun paspor 48 halaman. Peningkatan permohonan paspor khususnya terjadi setiap bulan
Juni dan Desember setiap tahunnya, peningkatan ini dikarenakan pada bulan itu merupakan
saat liburan sekolah dan pergantian tahun yang mencapai 15.000 lebih pemohon di bulan
tersebut dalam kurun waktu tiga tahun. Menurut Bapak Edy Firyan, S.H, M.H selaku Kepala
Seksi Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Polonia, sekitar 70%
permohonan pengurusan paspor diajukan dengan alasan untuk berlibur, 20% untuk berobat,
dan 10% sisanya untuk sekolah, bisnis, dan lain-lain.
Dalam pengurusan paspor, terdapat perbedaan antara besarnya biaya yang telah
ditetapkan dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemohon pengurusan paspor. Ada
keluhan dari masyarakat yang terkait dengan hal tersebut, salah satunya seperti yang dikutip
dari artikel sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
“Fransiska (30), seorang karyawan di Medan, Senin (11/8/2008), benar-benar kesal.
"Saya tadi mengurus paspor ke kantor imigrasi di Jalan Gatot Subroto, Medan,"
ujarnya.
Sesudah memarkir sepeda motor, ia menuju loket pengembalian formulir setelah
sebelumnya mendapat formulir aplikasi paspor. Petugas penerima permohonan paspor
mengatakan, paspor siap dalam waktu satu bulan.
Terkejutlah Fransiska karena di ruang pengurusan paspor itu terpampang tulisan
pengurusan paspor selama lima hari. "Apa tidak bisa dipercepat," tutur Fransiska. Si
petugas menjawab, bisa menjadi dua minggu, tapi lewat calo dengan harga
pengurusan dua kali lipat dari standar yang ditetapkan. Si petugas bahkan mau
mengenalkan dirinya kepada calo (prinsip kalau bisa diperlama kenapa harus
dipercepat tetap melekat…dasar birokrat!).
Ia kemudian bertanya mengapa tidak bisa lima hari seperti tulisan yang terpampang di
dinding. "Sekarang ada aturan yang beda, mulai hari ini," kata si petugas. Namun,
petugas tak menerangkan apa isi aturan baru itu.
"Saya tidak habis pikir pelayanan kok begitu," kata Fransiska. Lebih-lebih di pintu
masuk kantor imigrasi terpampang tulisan peringatan dalam spanduk kuning untuk
jangan menggunakan jasa calo dalam pembuatan paspor 3.”
Hal serupa juga terjadi di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia. Jangka waktu penyelesaian
paspor tidak sesuai dengan prosedur dalam Undang-Undang yang berlaku. Masyarakat sering
mengeluhkan hal ini, seperti yang disampaikan oleh Bapak Mansyur saat menunggu antrian
pengambilan paspor.
“Saya sudah bolak-balik ke sini untuk mengurus paspor. Waktu masukin berkas di
hari pertama, saya disuruh datang 4 hari lagi untuk wawancara dan foto. Habis itu
saya dikasih tanda terima penyerahan paspor yang ada tanggal pengambilan
paspornya. Tanggal pengambilan paspor saya berjarak satu minggu dari tanggal
wawancara dan foto, padahal kan seharusnya paspor saya selesai setelah 4 hari
kerja.”
Hal di atas memang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku. Menurut prosedur,
setelah hari pertama memasukkan berkas permohonan, 3 hari kemudian para pemohon akan
disuruh datang ke Kantor Imigrasi untuk melanjutkan proses berikutnya yaitu melakukan
pengambilan sidik jari, wawancara, dan foto. Paspor akan selesai dalam waktu 4 hari kerja
setelah proses wawancara dan foto.
3
udiawanhutasoit.wordpress.com/2008/08/14/layanan-publik-di-medan-menyenangkan/. Diakses pada
14 Desember 2011 Pukul 20:12 WIB.
Universitas Sumatera Utara
Dari pernyataan tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
dan ketidakjelasan dalam hal biaya serta prosedur yang ditetapkan dengan kenyataan yang
terjadi di lapangan dan dirasakan langsung oleh masyarakat. Hal inilah yang menjadi suatu
ketertarikan sendiri bagi penulis untuk menelusuri masalah ini, sehingga penulis memutuskan
untuk melakukan penelitian dengan judul “Transparansi Pelayanan Publik dalam
Pengurusan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia”.
I.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana transparansi pelayanan publik
dalam pengurusan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia?”
I.3
Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana transparansi pelayanan publik di
Kantor Imigrasi Kelas I Polonia.
I.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, di antaranya adalah:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan
dan penyempurnaan teori-teori dalam ilmu pengetahuan, khususnya dalam Ilmu
Administrasi Negara yang berkaitan dengan transparansi dalam pelayanan publik.
2. Manfaat Praktis
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah maupun Kantor
Imigrasi Kelas I Polonia maupun berbagai pihak yang terkait dalam menerapkan
prinsip transparansi dalam memberikan pelayanan publik.
I.5
Sistematika Penulisan
BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
: STUDI KEPUSTAKAAN
Bab ini memuat tentang teori-teori dan referensi lain yang berhubungan
dengan penelitian. Teori-teori ini berfungsi sebagai bekal peneliti untuk
memahami fenomena yang ada di lapangan.
BAB III
: METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian,
informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB IV
: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum dari lokasi penelitian dimana
penelitian dilakukan.
BAB V
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat uraian tentang hasil penelitian berupa data-data, hasil
wawancara dan observasi yang diperoleh dari lapangan dan/atau dokumen
yang akan dianalisis secara mendalam yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
: PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang memuat kesimpulan dan saran atas
hasil penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan pembahasan dari bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan hasil-hasil dari pembahasan tersebut
dan memberikan saran sehubungan dengan masalah yang dihadapi.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Masalah
Tata kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan suatu konsep yang
akhir-akhir ini sejalan dengan konsep-konsep dan terminologi demokrasi, masyarakat sipil,
partisipasi rakyat, hak asasi manusia, dan pembangunan masyarakat secara berkelanjutan.
Pada akhir dasawarsa yang lalu, konsep good governance ini lebih dekat dipergunakan dalam
reformasi sektor publik. Di dalam disiplin atau profesi manajemen publik, konsep ini
dipandang sebagai suatu aspek dalam paradigma baru ilmu administrasi publik agar
memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, mendorong meningkatkan
otonomi manajerial terutama sekali mengurangi campur tangan kontrol yang dilakukan oleh
pemerintah pusat, transparansi, akuntabilitas publik, dan diciptakan pengelolaan manajerial
yang bersih dan bebas dari korupsi 1.
Ada beberapa alasan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai
pengembangan dan penerapan good governance di Indonesia. Pertama, pelayanan publik
selama ini menjadi area dimana negara yang diwakili pemerintah berinteraksi dengan
lembaga nonpemerintah. Keberhasilan dalam pelayanan publik akan mendorong tingginya
dukungan masyarakat terhadap kerja birokrasi. Kedua, pelayanan publik adalah wilayah di
mana berbagai aspek good governance bisa diartikulasikan secara lebih mudah. Ketiga,
pelayanan publik melibatkan semua unsur governance, yaitu pemerintah, masyarakat, dan
1
Miftah Thoha. 2003. Birokrasi Politik di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 61.
Universitas Sumatera Utara
mekanisme pasar. Dengan demikian, pelayanan publik menjadi titik pangkal efektifnya
kinerja birokrasi.
Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa negara wajib melayani
setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka
pelayanan publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal
tersebut, pemerintah merupakan perpanjangan tangan dari negara untuk memberikan
pelayanan kepada publik. Tujuan akhir dari suatu pelayanan adalah terciptanya kepuasan
pelanggan yang merupakan outcome dari pelayanan publik. Untuk menciptakan kepuasan
tersebut, salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah dengan menerapkan prinsipprinsip good governance dalam pelayanan publik. Prinsip-prinsip good governance itu antara
lain: partisipasi, penegakan hukum, transparansi, responsif, konsensus, kesetaraan, efektivitas
dan efisiensi, akuntabilitas, serta visi strategis.
Dari ke-sembilan prinsip good governance yang telah dipaparkan di atas, transparansi
merupakan prinsip yang penting dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Kepercayaan
masyarakat terhadap suatu organisasi publik tergantung dari ketransparansian organisasi
tersebut dalam memberikan pelayanan. Transparansi yang dimaksudkan di sini adalah
kemudahan serta keterbukaan sistem, prosedur, biaya, serta informasi yang diperlukan
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang dibutuhkan. Pelayanan yang diberikan
tidak berdasarkan jumlah uang yang diberikan, hubungan kekerabatan, jenis kelamin, status
sosial, kedudukan, maupun jabatan seseorang. Kemudahan dan keterbukaan dalam pelayanan
yang diberikan harus merata kepada semua masyarakat, artinya terbuka untuk umum,
terutama yang berkenaan dengan informasi, prosedur, dan biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan suatu pelayanan publik.
Universitas Sumatera Utara
Berbicara tentang transparansi, dewasa ini banyak masyarakat yang lebih mudah
mendapatkan pelayanan karena adanya hubungan kekerabatan dengan salah satu pegawai
pelayanan publik. Selain itu, segala urusan dapat diselesaikan dengan waktu singkat bila
masyarakat mau memberikan tambahan biaya untuk mendapatkan kemudahan pelayanan.
Realita seperti inilah yang sering terjadi di berbagai organisasi publik. Sebaiknya hal tersebut
bisa diminimalisir untuk mencapai pemerintahan yang baik (good governance).
Buruknya kinerja pelayanan publik ini antara lain dikarenakan belum dilaksanakannya
transparansi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Oleh karena itu, pelayanan publik
harus dilaksanakan secara transparan oleh setiap unit pelayanan instansi pemerintah karena
kualitas kinerja birokrasi pelayanan publik memiliki maksud yang luas dalam mencapai
kesejahteraan masyarakat.
Globalisasi yang melanda Indonesia turut meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat.
Hal ini juga mempengaruhi meluasnya pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Salah satu dampak yang timbul akibat globalisasi adalah meningkatnya perjalanan antar
negara yang dilakukan oleh penduduk di berbagai wilayah Indonesia. Berkaitan dengan
perjalanan antar negara yang dilakukan oleh penduduk Indonesia yang terjadi secara terus
menerus, maka peran birokrasi pemerintahan sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam rangka memberikan pelayanan publik.
Dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian pasal 2 menyatakan
bahwa “Setiap warga negara Indonesia berhak melakukan perjalanan keluar dan masuk
wilayah Indonesia”. Untuk dapat melakukan perjalanan tersebut, setiap warga negara
Indonesia diwajibkan memiliki paspor sebagai bukti identitas diri. Paspor merupakan syarat
wajib yang harus dimiliki oleh warga negara Indonesia yang akan melakukan perjalanan
keluar dan masuk wilayah Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Dewasa ini, permintaan serta permohonan pengurusan paspor cenderung meningkat
dari tahun ke tahun. Meningkatnya permohonan pengurusan paspor yang paling utama
disebabkan warga Indonesia lebih memilih untuk bekerja di luar negeri dengan alasan gaji
yang tinggi. Di Kantor Imigrasi Makassar, peningkatan pengurusan paspor dapat dilihat dari
kutipan artikel sebagai berikut:
“Dari data 2010 untuk pengunaan paspor bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bekerja
di luar negeri mencapai 611 orang untuk wanita dan 1.163 orang untuk pria.
Kemudian meningkat pada 2011 untuk wanita mencapai 760 orang dan pria 1.648
orang (data hingga November 2011). Sementara untuk pembuatan paspor umum 2010
untuk pria mencapai 22.011 ribu orang dan wanita 24.603 ribu orang. Dan tahun 2011
pria 24.656 ribu orang serta wanita 26.126 ribu orang dari data hingga November 2.”
Selain untuk bekerja, paspor yang dimiliki oleh warga Indonesia juga digunakan
untuk berlibur, berobat maupun melanjutkan pendidikan di luar negeri. Tidak hanya di
Kantor Imigrasi Makassar saja yang mengalami peningkatan, tetapi di Kantor Imigrasi Kelas
I Polonia juga mengalami peningkatan pengurusan paspor. Hal ini dapat terlihat jelas dari
data yang berhasil penulis peroleh dari Kantor Imigrasi Kelas I Polonia. Berikut ini adalah
tabel Rekapitulasi Kegiatan Pelayanan Paspor RI di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia:
Tabel 1.1
Rekapitulasi Kegiatan Pelayanan Paspor RI di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia
Tahun 2009-2011
Tahun
2009
2010
2011
48
24
48
24
48
24
Jenis
Halaman
Halaman
Halaman
Halaman
Halaman
Halaman
paspor
Jumlah
(TKI)
(Umum)
(TKI)
(Umum)
(TKI)
(Umum)
Januari
-
2.393
33
4.512
95
6.441
13.474
Februari
-
1.140
46
4.512
99
5.405
11.202
Maret
5
2.942
13
5.442
102
5.766
14.265
Bulan
2
Antaranews.com. 2012. Permintaan Paspor di Kantor Imigrasi Makassar Meningkat.
http://makassar.antaranews.com/berita/35990/permintaan-paspor-di-kantor-imigrasi-makassar-meningkat.
Diakses pada 3 Februari 2012 pukul 06.50 WIB
Universitas Sumatera Utara
April
1
2.395
27
4.561
130
5.026
12.139
Mei
32
3.254
5
4.125
147
4.612
12.143
Juni
4
4.526
30
4.991
178
5.479
15.204
Juli
32
2.902
35
4.999
140
5.387
13.463
Agustus
8
3.193
91
3.997
101
4.115
11.497
September
12
2.588
47
2.693
87
3.801
9.216
Oktober
23
2.963
123
3.819
90
4.963
11.958
November
5
3.873
87
5.924
51
4.589
14.524
Desember
37
4.633
125
5.805
53
5.160
15.776
Total
159
36.802
662
55.380
1.273
60.744
154.861
Sumber : Kantor Imigrasi Kelas I Polonia
Berdasarkan data di atas, dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan pengurusan
paspor setiap tahunnya dimulai dari tahun 2009 hingga 2011, baik paspor 24 halaman
maupun paspor 48 halaman. Peningkatan permohonan paspor khususnya terjadi setiap bulan
Juni dan Desember setiap tahunnya, peningkatan ini dikarenakan pada bulan itu merupakan
saat liburan sekolah dan pergantian tahun yang mencapai 15.000 lebih pemohon di bulan
tersebut dalam kurun waktu tiga tahun. Menurut Bapak Edy Firyan, S.H, M.H selaku Kepala
Seksi Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Polonia, sekitar 70%
permohonan pengurusan paspor diajukan dengan alasan untuk berlibur, 20% untuk berobat,
dan 10% sisanya untuk sekolah, bisnis, dan lain-lain.
Dalam pengurusan paspor, terdapat perbedaan antara besarnya biaya yang telah
ditetapkan dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemohon pengurusan paspor. Ada
keluhan dari masyarakat yang terkait dengan hal tersebut, salah satunya seperti yang dikutip
dari artikel sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
“Fransiska (30), seorang karyawan di Medan, Senin (11/8/2008), benar-benar kesal.
"Saya tadi mengurus paspor ke kantor imigrasi di Jalan Gatot Subroto, Medan,"
ujarnya.
Sesudah memarkir sepeda motor, ia menuju loket pengembalian formulir setelah
sebelumnya mendapat formulir aplikasi paspor. Petugas penerima permohonan paspor
mengatakan, paspor siap dalam waktu satu bulan.
Terkejutlah Fransiska karena di ruang pengurusan paspor itu terpampang tulisan
pengurusan paspor selama lima hari. "Apa tidak bisa dipercepat," tutur Fransiska. Si
petugas menjawab, bisa menjadi dua minggu, tapi lewat calo dengan harga
pengurusan dua kali lipat dari standar yang ditetapkan. Si petugas bahkan mau
mengenalkan dirinya kepada calo (prinsip kalau bisa diperlama kenapa harus
dipercepat tetap melekat…dasar birokrat!).
Ia kemudian bertanya mengapa tidak bisa lima hari seperti tulisan yang terpampang di
dinding. "Sekarang ada aturan yang beda, mulai hari ini," kata si petugas. Namun,
petugas tak menerangkan apa isi aturan baru itu.
"Saya tidak habis pikir pelayanan kok begitu," kata Fransiska. Lebih-lebih di pintu
masuk kantor imigrasi terpampang tulisan peringatan dalam spanduk kuning untuk
jangan menggunakan jasa calo dalam pembuatan paspor 3.”
Hal serupa juga terjadi di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia. Jangka waktu penyelesaian
paspor tidak sesuai dengan prosedur dalam Undang-Undang yang berlaku. Masyarakat sering
mengeluhkan hal ini, seperti yang disampaikan oleh Bapak Mansyur saat menunggu antrian
pengambilan paspor.
“Saya sudah bolak-balik ke sini untuk mengurus paspor. Waktu masukin berkas di
hari pertama, saya disuruh datang 4 hari lagi untuk wawancara dan foto. Habis itu
saya dikasih tanda terima penyerahan paspor yang ada tanggal pengambilan
paspornya. Tanggal pengambilan paspor saya berjarak satu minggu dari tanggal
wawancara dan foto, padahal kan seharusnya paspor saya selesai setelah 4 hari
kerja.”
Hal di atas memang tidak sesuai dengan prosedur yang berlaku. Menurut prosedur,
setelah hari pertama memasukkan berkas permohonan, 3 hari kemudian para pemohon akan
disuruh datang ke Kantor Imigrasi untuk melanjutkan proses berikutnya yaitu melakukan
pengambilan sidik jari, wawancara, dan foto. Paspor akan selesai dalam waktu 4 hari kerja
setelah proses wawancara dan foto.
3
udiawanhutasoit.wordpress.com/2008/08/14/layanan-publik-di-medan-menyenangkan/. Diakses pada
14 Desember 2011 Pukul 20:12 WIB.
Universitas Sumatera Utara
Dari pernyataan tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
dan ketidakjelasan dalam hal biaya serta prosedur yang ditetapkan dengan kenyataan yang
terjadi di lapangan dan dirasakan langsung oleh masyarakat. Hal inilah yang menjadi suatu
ketertarikan sendiri bagi penulis untuk menelusuri masalah ini, sehingga penulis memutuskan
untuk melakukan penelitian dengan judul “Transparansi Pelayanan Publik dalam
Pengurusan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia”.
I.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana transparansi pelayanan publik
dalam pengurusan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia?”
I.3
Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana transparansi pelayanan publik di
Kantor Imigrasi Kelas I Polonia.
I.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, di antaranya adalah:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan
dan penyempurnaan teori-teori dalam ilmu pengetahuan, khususnya dalam Ilmu
Administrasi Negara yang berkaitan dengan transparansi dalam pelayanan publik.
2. Manfaat Praktis
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah maupun Kantor
Imigrasi Kelas I Polonia maupun berbagai pihak yang terkait dalam menerapkan
prinsip transparansi dalam memberikan pelayanan publik.
I.5
Sistematika Penulisan
BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
: STUDI KEPUSTAKAAN
Bab ini memuat tentang teori-teori dan referensi lain yang berhubungan
dengan penelitian. Teori-teori ini berfungsi sebagai bekal peneliti untuk
memahami fenomena yang ada di lapangan.
BAB III
: METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian,
informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB IV
: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang gambaran umum dari lokasi penelitian dimana
penelitian dilakukan.
BAB V
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat uraian tentang hasil penelitian berupa data-data, hasil
wawancara dan observasi yang diperoleh dari lapangan dan/atau dokumen
yang akan dianalisis secara mendalam yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI
: PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang memuat kesimpulan dan saran atas
hasil penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan pembahasan dari bab
sebelumnya, maka dapat disimpulkan hasil-hasil dari pembahasan tersebut
dan memberikan saran sehubungan dengan masalah yang dihadapi.
Universitas Sumatera Utara