PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDON

BAB 11
PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN INDONESIA
Nama Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.

Laela yunita sari
Oktavia Pramudya
Ike yuliana farida
Syahrul mubarak
Muhammad Feby M

(H1H014026)
(H1H014021)
(H1H014025)
(H1H014007)
(H1H014008)


1. Apa tujuan pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia?
Jawab:
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan kesejahteraan, kelestarian
ekosistem serta persatuan dan kesatuan
2. Sebutkan dan jelaskan Salah satu sektor yang berbasis sumberdaya lokal yang
sekaligus memiliki keunggulan kompetitif ?
Jawab:
Sektor perikanan dan kelautan, Karena sektor ini tetap mengalami pertumbuhan yang
positif pada waktu yang sama.
3. Sebutkan alasan mengapa Indonesia memerlukan perubahan paradigma kehidupan
negara menuju negara maritim ?
Jawab:
Kewilayahan. Indonesia dengan dua pertiga luas wilayahnya adalah lautan
menempatkan diri sebagai negara maritim terbesar di dunia yang ditaburi pulau yang
memiliki panjang pantai terpanjang ke dua di dunia setelah Kanada, yaitu 18.000 km.
Sumberdaya alam. Pembangunan pesisir dan laut yang memiliki potensi suberdaya
dengan tingkat keanekaragaman hayati terbesar di dunia (megabiodiversity)
Sejarah. Secara historis, sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), nenek moyang kita telah memiliki armada laut yang sangat kuat (seapower)
dari niaga hingga angkatan perang

4. Sebutkan potensi perairan di Indonesia!
Jawab:
a. Luas wilayah perairan 2/3 dari seluruh luas negara
b. Panjang pantai 81.000 km
c. Banyak terdapat sungai-sungai yang mengalir di indonesia
d. Keanekaragaman hayati perairan (megabiodiversity)
5. Sebutkan sumber daya alam yang dapat mendukung program pembangunan kelautan
dan perikanan!
Jawab:

(1) sumberdaya alam yang dapat dipebaharui (renewble resourches)
(2) sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewble resourches)
(3) energi kelautan
(4) jasa lingkungan (enviromental service)
6. Kenapa bidang kelautan perikanan ini belum bisa berbuat banyak untuk membangun
perekonomian di Indonesia?
Jawab:
Karena pembangunan Indonesia terlalu berorientasi dan lebih bertumpu pada daratan
padahal harus disadari bahwa luasnya dan potensi besar ekonomi laut Nusantara
secara geografis dan geopolitis sangatlah strategis.

7. Kenapa nelayan Indonesia, hingga kini masih terjebak dalam lingkaran kemiskinan,
padahal mereka hidup di tengah-tengah kekayaan sumberdaya laut yang sangat
potensial?
Jawab :
Karena ketidakjelasan arah kebijakan pembangunan Kedaulatan Nasional dalam
bidang kelautan dan perikanan serta kurangnya perhatian pemerintah terhadap
masyarakat nelayan yang mebuat sangat rendahnya SDM Kelautan Indonesia, baik
dalam pendidikan maupun kesejahteraan.
8. Jelaskan mengapa pembangunan perikanan dan kelautan di Indonesia sulit untuk
berkembang, mengingat Indonesia adalah negara yang luas lautnya lebih besar dari
pada daratannya?
Jawab:
Sebab mengapa pembangunan perikanan dan kelautan di Indonesia sulit berkembang
karena dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain adalah kebijakan pembangunan
Indonesia terlalu berorientasi dan lebih bertumpu pada daratan (continental
orientation), padahal harus disadari bahwa luasnya dan potensi besar ekonomi laut
Nusantara secara geografis dan geopolitis sangatlah strategis. Selain itu kebijakan
pembangunan kelautan sekarang ini dihadapkan pada rendahnya pemahaman para
pemimpin bangsa tentang budaya masyarakat Bahari, sangat rendahnya SDM
Kelautan Indonesia, ketidakjelasan arah kebijakan pembangunan Kedaulatan Nasional

yang disajikan dalam bahasa yang kritis khas orang muda.
9. sebutkan trilogi pembangunan perikanan Indonesia!
Jawab:
(1) kendalikan perikanan tangkap;
(2) kembangkan perikanan budidaya;
(3) tingkatkan mutu dan nilai tambah.
10. Jelaskan tantangan dan peluang dengan adanya perdagangan perdagangan bebas di
dalam upayapembangunan perikanandan kelautan!
Jawab:
pembangunan perikanan dihadapkan pada beberapa tantangan antara lain adalah
perdagangan bebas (free trade).

Perdagangan bebas yang dihembuskan oleh kaum kapitalis negara-negara maju
(negara barat) ibarat pedang bermata dua (double edged swords). Di satu sisi, ia menyimpan
peluang (opportunities) yang sangat besar karena penurunan hambatan tarif dan nontarif yang
selama ini menjegal produk pertanian dan perikanan dari negara-negara berkembang
(deloping countries) seperti Asia dan Afrika ke pasar internasional. Di sisi lain, perdagangan
bebas itu menjadi media baru bagi penyeluruhan hegemoni ekonomi-politik dan negara maju
(core) atas negara setengah maju (semiperyphery) dan negara berkembang (peryhery), seperti
pemasakan penghapusan subsidi dan melakukan proteksi produk.