STRUKTUR PRODUKSI DAN DISTRIBUSI (1)

STRUKTUR PRODUKSI DAN DISTRIBUSI

Disusun Oleh:
Barley Muhammad

(1814014)

Crystalia Q.P

(1814039)

Gilang Dwi Saputro

(1814022)

Lasni Enisa

(1814017)

Rumintang Aprilia T (1814030)
Santa Lusia Manurung (1814025)


Manajemen Bisnis Industri
Sekolah Tinggi Manajemen Industri
TA 2016

A.

STRUKTUR PRODUKSI
Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan
masukan (input) menjadi keluaran atau output. Dalam arti sempit produksi
adalah kegiatan yang menghasilkan barang baik barang setengah jadi, barang
jadi, barang industri, suku cadang, komponen penunjang.
Struktur produksi adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan
antara beberapa pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir,
yang biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema. Struktur produksi
nasional dapat dilihat menurut lapangan usaha dan hasil produksi kegiatan
ekonomi nasional. Berdasarkan lapangan usaha struktur produksi nasional
terdiri dari sebelas lapangan usaha dan berdasarkan hasil produksi nasional
terdiri dari 3 sektor, yakni :


a. sektor primer,
b. sekunder, dan
c. tersier.

1. Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan
orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi.Contohnya adalah seperti sembilan
bahan makanan pokok / sembako, rumah tempat tinggal, pakaian, dan lain
sebagainya.

2. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah
semua

kebutuhan

pokok

primer


telah

semuanya

terpenuhi

dengan

baik.Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer.Misalnya
seperti makanan yang bergizi, pendidikan yang baik, pakaian yang baik,
perumahan yang baik, dan sebagainya yang belum masuk dalam kategori
mewah.

3. Kebutuhan Tersier / Mewah / Lux
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak
sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer
dan kebutuhan skunder. Contohnya adalah mobil, antena parabola, handphone,
komputer laptop notebook, tv 50 inchi, jalan-jalan ke hawaii, apartemen, dan
lain sebagainya.


Sejalan dengan perkembangan pembangunan ekonomi struktur produksi suatu
perekonomian cenderung mengalami perubahan dari dominasi sektor primer
menuju dominasi sektor sekunder dan tersier. Perubahan struktur produksi dapat
terjadi karena :


Sifat manusia dalam perilaku konsumsinya yang cenderung berubah dari
konsumsi barang barang pertanian menuju konsumsi lebih banyak barangbarang industri



Perubahan teknologi yang terus-menerus, dan



Semakin meningkatnya keuntungan komparatif dalam memproduksi barangbarang industri.

Struktur produksi nasional pada awal tahun pembangunan jangka panjang
ditandai oleh peranan sektor primer, tersier, dan industri. Sejalan dengan
semakin meningkatnya proses pembangunan ekonomi maka pada akhir Pelita V

atau kedua, struktur produksi nasional telah bergeser dari dominasi sektor
primer menuju sektor sekunder.

FUNGSI PRODUKSI
Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi adalah:
a. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk
pengolahan masukan (inputs).
b. Jasa-jasa penunjang, merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang
perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan sehingga proses
pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
c. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari
kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam satu dasar waktu atau
tertentu.
d. PengendaLian

atau

pengawasan,

merupakan


fungsi

untuk

menjamin

terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan
tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (inputs) pada kenyataannya
dapat dilaksanakan

B. STRUKTUR DISTRIBUSI
Distribusi adalah setiap upaya yang dilakukan baik oleh orang maupun lembaga
yang ditujukan untuk menyalurkan barang barang dan jasa jasa dari produsen ke
konsumen. Sedangkan saluran distribusi merujuk pada proses pemilihan atau
rute yang akan ditempuh oleh suatu produk ketika produk tersebut mengalir dari
produsen ke konsumen.

Kegiatan distribusi, secara ekonomis, merupakan suatu kegiatan ekonomi yang
berupaya menambah manfaat atau nilai guna suatu barang melalui proses

pemindahan tempat dan pengaturan waktu. Melalui kegiatan inilah suatu produk
akan disalurkan pada tempat dan waktu yang tepat.
Berdasarkan intensitasnya saluran distribusi dapat dibedakan atas tiga bentuk
yaitu saluran intensif, selektif, dan eksklusif. Dan lembaga lembaga distribusi
yang paling umum antara lain grosir, agen, dan pedagang eceran.

Jenis-jenis sistem distribusi secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
a. distribusi barang dan jasa, dan
b. distribusi pendapatan:

1. Distribusi barang dan jasa
Distribusi barang menyangkut penyalurañ dan penyebaran barang-barang
melalui berbagai saluran dan produsen ke konsumen. Agar distribusi dapat
berjalan. maka diperlukan lembaga/saluran distribusi, antara lain sebagai
berikut.
 Pedagang: Pedagang ialah pihak yang menjual dan membeli barang
untuk dijual lagi atas namanya sendiri.
 Makelar:

Makelar


adalah

perantara

dalam

perdagangan

untuk

menjualkan atau membelikan barang atas nama orang lain. Balas jasa
yang diterima dinamakan provisi atau kurtasi.
 Komisioner, yaitu perantara dalam perdagangan yang membelikan ,atau
menjualkan barang atas namanya sendiri dan bertanggung jawab atas apa

yang dilakukan. Jumlah barang dan nilai yang diperdagangkan biasanya
lebih tinggi. Balas jasanya disebut komisi.
 Eksportir dan importir: Eksportir ialah pedagang yang menjual barang
ke luar negeri, sedangkan importir ialah pedagang yang mendatangkan

barang dan luar negeri. Badan-badan lain yang termasuk perantara dalam
distribusi, antara lain, bank, biro iklan, pergudangan, perusahaan
angkutan, dan asuransi.
2. Distribusi Pendapatan
Distribusi pendapatan adalah pembagian penghasilan di dalam masyarakat.
Dalam proses produksi, para pemilik faktor produksi akan menerima imbalan
seharga faktor produksi yang disumbangkan dalam proses produksi. Imbalan mi
datang dan para konsumen sebagai penghargaan atas barang yang dibeli. Dalam
proses distribusi pendapatan ini akan terjadi sikius (perputaran) status. Pada
suatu saat seseorang akan berstatus sebagai konsumen yang harus membayar
harga barang. akan tetapi pada saat lain akan menjadi penyedia faktor modal,
tenaga kerja, sumber alam, atau faktor keahlian, sehingga pada saat tertentu
akan menerima bagian pendapatan dan pada saat lain akan membayar harga
barang. Dalam proses produksi, masing-masing penyedia faktor produksi akan
menerima imbalan jasa sebagai berikut.
 Pemilik faktor sumber alam berupa tanah akan menerima sewa tanah.
 Pemilik faktor tenaga kerja akan menerima upah kerja.
 Pemilik modal akan menerima bunga modal.
 Pengusaha akan menerima laba usaha.


Dengan proses produksi inilah masing-masing penyedia faktor produksi akan
menerima bagian dan distribusi pendapatan. Besar kecilnya pendapatan yang
diterima oleh masing-masing penyedia faktor produksi tergantung pada besar
kecilnya jasa yang disumbangkan dalam proses produksi.

Distribusi pendapatan ditinjau dan sistem perekonomian dibagi menjadi tiga
macam. yaitu sebagai berikut.
 Distribusi pendapatan sistem liberalis, yaitu pembagian pendapatan
yang ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran, dalam hal mi
pemerintah tidak ikut campur.
 Distribusi pendapatan sistem sosialis, yaitu pembagian pendapatan hagi
masyarakat yang ditentukan pihak pemerintah.
 Distribusi pendapatan sistem campuran, yaitu pendistribusian yang
ditentukan berdasarkan mekanisme harga di pasar dan oleh pemerintah.
Distribusi pendapatan menyangkut penyaluran pendapatan untuk para pemilik
faktor produksi adalah sewa tanah untuk para pemilik tanah dan laba pengusaha
untuk para pengusaha.

Fungsi distribusi adalah; untuk menyalurkan barang atau jasa sehingga sampai
ke tangan konsumen atau yang membutuhkannya; membantu produsen dan

konsumen, sebab dengan tersalurnya barang atau jasa tersebut, maka baik
produsen maupun konsumen memperoleh kemudahan/keuntungan; dan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sebagainya.

Contoh kasus 1
“Distribusi produk Sony di pasar Indonesia”
Mulai berlakunya AFTA di tahun 2003 dan semakin dekatnya era pasar
bebas di tahun 2020 membuat PT Sony Indonesia harus mempersiapkan untuk
mampu bersaing secara bebas dengan perusahaan dari dalam maupun luar
negeri. Untuk mampu memenangkan persaingan, perusahaan tidak hanya cukup
gencar berpromosi, membangun inovasi, menciptakan merek yang kuat atau
memberikan pelayanan yang terbaik, tetapi juga harus memikirkan distribusi
yang merupakan perantara yang memungkinkan sebuah produk dari perusahaan
sampai ke tangan konsumen pada tempat yang tepat saat produsen
menginginkan produk tersebut.
kendala yang dihadapi dalam distribusi produk Sony pada era pasar bebas yaitu
penyelendupan barang illegal yang bermerek Sony serta strategi apa yang
sebaiknya dijalankan oleh produk Sony untuk penjualan di Indonesia di era
AFTA dan semakin dekatnya era pasar bebas.

Analisis
Pada analisis

ini diawali dengan yang berkaitan dengan tipe utama dari

kegunaan saluran yang meliputi ketepatan dalam hal tempat, waktu, bentuk, dan
informasi. Fungsi saluran distribusi sebagai penghubung antara produsen dan
konsumen. Saluran distribusi yang efektif dan efisien akan memberikan

keunggulan strategis yang penting bagi para anggota organisasi atas saluransaluran pesaingnya. Strategi saluran distribusi merupakan salah satu ujung
tombak dari pemasaran yang dilakukan dengan memperhatikan intensitas, jenis
saluran dan bentuk saluran.

Industri elektronik di Indonesia mengalami penurunan karena beberapa
faktor seperti kondisi perekonomian yang mengakibatkan harga-harga menjadi
naik sehingga membuat daya beli masyarakat menurun terhadap konsumsi
produk elektronik. Keadaan tersebut membuat terjadinya praktik ilegal yaitu
dengan memasukkan produk elektronik selundupan ke Indonesia dengan harga
yang relatif lebih murah dibandingkan dengan produk resmi. Kondisi tersebut
membuat perusahaan harus melakukan berbagai upaya yang bersifat manajerial
menyangkut masalah strategi distribusi terhadap produk merek Sony. .

penyelesaian:

Adapun strategi distribusi yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah
dengan melakukan perubahan jalur distribusi melalui negosiasi jalur dan sasaran
jalur. Dengan perubahan tersebut membuat Sony dapat lebih fokus terhadap
penjualan wilayah Jabodetabek. Biaya-biaya operasional yang berkaitan dengan
saluran distribusi terhadap penjualan wilayah luar Jabodetabek dapat dikurangi
sehingga harga jual produk dapat lebih kompetitif dan tidak berbeda jauh
dengan harga produk selundupan. Perusahaan juga melakukan sosialisasi secara
intensif kepada konsumen melalui media iklan atau pameran mengenai
keuntungan membeli produk resmi Sony yang tidak akan diperoleh bila
konsumen membeli produk selundupan merek Sony.

Sumber
id=96516&lokasi=lokal

:http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?

Contoh kasus 2
“kenaikan harga bahan pokok makanan ”
Kenaikan komoditas pangan pokok terjadi di berbagai pasar di Indonesia,
salah satunya di daerah terus mengalami kenaikan. Selama tiga bulan terakhir
harga pangan mengalami naik turun, bahkan pada awal tahun terjadi harga
tertinggi.
Kenaikan harga minyak mentah dunia menjadi alasan awal bagi kenaikan
harga bahan pokok yang terjadi saat ini bukan hanya karena spekulan atau
adanya penimbunan barang. Di sisi lain karena adanya bencana alam yang
menimpa Indonesia, misalnya bencana gunung sinabung dan gunung kelud yang
menyebabkan pertanian dan perkebunan di sekitaran sinabung lumpuh
dikarenakan akses menuju ke daerah mengalami hambatan, bahkan tidak sedikit
yang mengalami gagal panen. Banyak distributor yang tidak memperoleh
pasokan atau menunda belanja pasokan sambil menanti keadaan membaik.
Sebagai contoh hasil tani dari daerah kediri yang dijual di warung
kelontong Indri adalah cabai setan, dimana pada Januari 2014 cabai setan
sebesar Rp.85.000 per kilogram, harga justru semakin naik pada Februari 2014
menjadi Rp.95.000 dan setelah keadaan gunung kelud sudah mulai stabil harga

cabai setanpun sedikit mengalami penurunan menjadi Rp.85.000 pada Maret
2014.
Selain kedua faktor diatas ( kenaikan harga BBM dan bencana alam
didaerah pemasok ) Batam sendiri mengalami cuaca ekstrem selama tiga bulan
terakhir, dimana kadar curah hujan sangat minim, cuaca sangat terik bahkan
sempat menyebabkan kebakaran hutan di beerapa titik. Kondisi ini
mengakibatkan hasil perkebunan lokal mengalami lonjakan harga menjadi tidak
stabil sebagaimana biasanya.
Analisis:
Dilihat dari situasi diatas menunjukkan bahwa sistem kita masih sangat rapuh,
sehingga mudah sekali dipengaruhi faktor tertentu. Faktor pemicu kenaikan
harga pangan adalah kinerja pasokan yang sedikit terganggu, walau pemerintah
berkali-kali membantah bahwa pasokan pangan aman dan terkendali. Fakta di
lapangan menunjukkan bahwa sistem produksi dan sistem distribusi beberapa
pangan terganggu karena kualitas sarana dan prasarana transportasi banyak
rusak.
Faktor lain yang memicu kenaikan harga pangan adalah perubahan iklim.
Dengan harga faktor produksi yang juga ikut meningkat, maka tingkat
keuntungan relatif petani di Indonesia juga tidaklah terlalu tinggi. Demikian
pula, rendahnya pasokan cabe dan produk hortikultura lain juga ikut memicu
eskalasi harga komoditas penting bagi konsumsi rumah tangga dan industri
kuliner Indonesia.
Penyelesaian :
Solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi faktor produksi dan
distribusi ini adalah peningkatan produksi pangan dan pertanian yang diikuti

dengan perbaikan sarana dan prasarana infrastruktur vital, terutama jalan negara
sampai jalan desa. Peningkatan produktivitas pangan wajib menjadi acuan
strategi kebijakan, karena Indonesia tidak dapat mengandalkan cara-cara
konvensional dan sistem budidaya yang telah diadopsi selama 40 dekade
terakhir.
Pada aspek distribusi, selain upaya pemberantasan atau pengurangan
pungutan resmi dan tidak resmi terhadap perdagangan komoditas pangan,
perbaikan jaringan jalan dan infrastruktur vital lain menjadi sesuatu yang
hampir mutlak. Rencana perbaikan jalan negara, jalan provinsi, kabupaten,
sampai pada jalan desa dan jalan produksi usahatani, wajib segera diwujudkan.

faktor perubahan iklim ini memang tidak ada yang berdimensi jangka
pendek, karena proses adaptasi dan mitigasi memerlukan waktu dan proses
penyesuaian yang relatif lama. Namun demikian, strategi penguatan cadangan
pangan di tingkat pusat di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dapat dijadikan
langkah penting dalam jangka menengah.

PENUTUP
Kesimpulan
Kenaikan harga bahan pangan tiga bulan terakhir ( Januari, Februari dan
Maret ) di warung kelontong Indri diakibatkan oleh beberapa faktor kenaikan
BBM, bencana alam yang melanda daerah pemasok dan cuaca ekstrem kota
Batam sendiri. Seharusnya pemerintah lebih siap akan segala kebijakankebijakan yang mereka buat. Mungkin pemerintah bisa mengembalikan harga
sesuai harga normal yang semestinya. Ini dirasa berat bagi masyarakat yang

tergolong golongan kelas menengah ke bawah yang sangat memberatkan beban
yang meraka pikul. Pemerintah kini dituntut agar bisa mensejahterakan
rakyatnya agar tidak ada lagi kelaparan, pengangguran sampai tidak kuat mental
(stres).
3.2 Saran
Secara pribadi penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan atau kejanggalan. Ibarat kata “tak ada gading
yang tak retak”, tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah
selanjutnya. Terimakasih.

http://lutvi20.blogspot.co.id/2014/04/makalah-harga-bahan-baku-pangan.html
http://sahikul.blogspot.co.id/2013/07/struktur-produksi-distribusipendapatan.html
http://www.pengertianahli.com/2014/03/pengertian-fungsi-jenis-distribusi.html