PENGARUH PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL (1)
PENGARUH PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL DALAM PROSPEKTUS TERHADAP TINGKAT UNDERPRICING PADA BIAYA MODAL IPO PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering
di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 - 2013)
Indra Satriawan, SE.M.Si.,Ak Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya
Abstract
The objective of this study is to empirically analyze the relationship between the level ofintellectual capital disclosures in the prospectus ofIPO’s companies to the level of underpricing. This study is a replication of Vander Zahn and Singh (2007). This research was conducted with purposive sampling technique. The object of research are IPO’s companies of the Indonesia Stock Exchange since January 1, 2004 through December31, 2013. Data was obtained from Pusat Referensi Pasar Modal BEI (Capital Market Reference Center). Theresults of this study indicate that the level of disclosure of intellectual capital does not affect the level of under pricing. However, company’s ages which are control variables in this study showed asignifican trelationship. Other control variables; retained ownerships, under writer reputation, leverage and the proceeds; do not affect the level of underpricing. The implications of this research owards theory are the support of legitimacy theory and stake holder theory.
Key words: intellectual capital, underpricing, initial public offering
1. PENDAHULUAN
modal intelektual dalam laporan keuangan
1.1Latar Belakang Masalah
perusahaan.
Perkembangan ekonomi yang semakin
Salah satu media yang dapat digunakan
kompleks memunculkan isu, salah satunya
oleh perusahaan dalam memperolehdana dan
mengenai pengungkapan modal intelektual.
melakukan investasi adalahmelalui pasar
Pengungkapan modal intelektual perlu untuk
modal. Usaha untuk mendapatkan dana tersebut
diungkapkan oleh suatu perusahaan. Dengan
dapat dilakukan dengan cara perusahaan
mengeluarkan surat berharga dan kemudian
meningkat di pasar modal, informasi modal
surat berharga atau saham yang baru
dikeluarkan oleh perusahaan tersebut dijual
kemampuan perusahaan dengan lebih baik.
pada pasar primer yang berupaInitial Public
Oleh karena itu beberapa pihak tertarik untuk
Offerings (IPO) atau penawaran perdana
terhadap sahamnya, atau dapat pula dengan
pengungkapan modal intelektual.
cara menambah surat berharga baru jika
Modal intelektual telah menjadi aset
perusahaan tersebut sudah going public.
yang sangat bernilai dalam dunia bisnis
Selanjutnya surat berharga yang telah beredar
modern. Hal ini menimbulkan tantangan bagi
diperdagangkan di pasar sekunder.
para akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur
Fenomena yang sering terjadi pada saat
dan mengungkapkannnya dalam laporan
perusahaan
melakukan IPO adalah
keuangan. Konsep modal intelektual telah
underpricing, yang berarti penentuan harga
mendapatkan perhatian besar oleh berbagai
saham di pasar perdana lebih rendah
kalangan terutama para akuntan dan akademisi.
dibandingkan dengan harga saham yang sama
Fenomena ini menuntut mereka untuk mencari
setelah diperdagangkan di pasar sekunder
informasi yang lebih rinci mengenai hal-hal
(Rosyati dan Sabeni, 2002). Pada saat
yang berkaitan dengan pengelolaan modal
perusahaan melakukan IPO, investor belum
intelektual. Mulai dari cara pengidentifikasian,
dapat mengetahui banyak informasi mengenai
pengukuran sampai dengan pengungkapan
perusahaan tersebut. Informasi mengenai perusahaan yang melakukan IPO sangat perusahaan tersebut. Informasi mengenai perusahaan yang melakukan IPO sangat
Zahn (2007). Dalam penelitian Hartati (2010)
berasal dari prospektus saja sehingga investor
yang dalam penelitiannya belum mampu
kesulitan dalam menilai tingkat keuntungan dan
mendukung penelitian Van der Zahn yang
risiko yang sebenarnya dari saham-saham IPO.
menemukan hubungan positif dan signifikan
Dengan mengetahui informasi-informasi yang
pada IPO Singapore. Kemudian hasil penelitian
mempengaruhi initial return diharapkan akan
Hartati (2010), menemukan hubungan yang
membantu
investor
dalam menentukan
negatif, namun tidak siknifikan pada IPO di
keputusan investasi yang tepat pada saham-
Indonesia.
saham IPO.
Penelitian ini dilakukan dengan menguji
Berbagai model teoritis seringkali
secara empiris hubungan antara tingkat
menggunakan asimetris informasi (information
pengungkapan modal intelektual dengan tingkat
asymmetry) sebagai determinan dasar yang
underpricing pada penawaran perdana ke
publik (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Tingkat
Underpricing, sebagai kenaikan biaya modal
underpricing dihitung melalui return awal yang
secara langsung, dianggap sebagai fungsi dari
murah, yaitu return yang diperoleh dari aktiva
asimetris informasi (Singh dan Van der Zahn,
di penawaran perdana mulai dari saat dibeli di
2007). Ritter dan Welch (2002) menyatakan
pasar primer sampai pertama kali didaftarkan di
bahwa teori underpricingberdasarkan asimetri
pasar sekunder yang secara merata murah.
informasi memperlihatkan prediksi bahwa
Penelitian ini dilakukan hanya pada tahun
underpricing secara positif berhubungan
2004-2013 bagi perusahaan IPO di Bursa Efek
Peningkatan pengungkapan informasi keuangan
Terdapat beberapa alasan utama bahwa
dan non-keuangan dalam sebuah IPO dianggap
modal intelektual merupakan bagian dari
sebagai mekanisme potensial untuk mengurangi
pengungkapan perusahaan (Van der Zahn and
asimetris informasi.
Singh, 2007a). Pertama, modal intelektual
Singh dan Van der Zahn (2007),
sangat tidak teramati, bersifat tidak berwujud
penelitian pengungkapan modal intelektual
dan diinternalisasi oleh perusahaan. Karena
yang sering dilakukan umumnya hanya dibatasi
terisolasi dari pengamatan luar dan pengukuran,
untuk membahas dua dari tiga isu utama yang
berarti investor harus bergantung pada
kebijakan emiten dalam pelaporan modal
(corporate disclosure).Dua isu utama tersebut
intelektual.
Kedua,
dorongan untuk
mengungkapkan informasi modal intelektual
pengungkapaninformasi modal intelektual dan
mungkin ada, tetapi emiten mungkin enggan
untuk melaporkan informasi tersebut karena
pengungkapan modal intelektual.Penelitian
sensitivitas persaingan. Ketiga, terdapat suatu
pengungkapan modal intelektual terkait dengan
kesenjangan yang sangat luas tentang
isu utama yang ketiga yaitu konsekuensi
persyaratan pengungkapan wajib yang secara
pengungkapan modal intelektual hanya
spesifik ataupun tidak langsung berhubungan
intelektual, sehingga
akademisi di bidang modal intelektual.
memberikan kebebasan yang lebih besar bagi
Penelitian
mengenai
para emiten ketika membuat pengungkapan
konsekuensipengungkapan
modal
modal intelektual. Ketiga alasan pengungkapan
intelektualyang belum banyak dilakukan serta
tersebut mendukung definisi modal intelektual
hasil penelitian yang sering tidak konsisten
yang dikemukakan oleh Bukh et al. (2005),
baik antara hasil satu penelitian dengan
yaitu sebagai sumber daya pengetahuan dalam
penelitian lainnya maupun dengan teori-teori
bentuk karyawan, pelanggan, proses atau
yang dikembangkan sebelumnya, mendorong
teknologi yang dapat digunakan oleh
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh
perusahaan dalam proses penciptaan nilai.
Sifat sumber daya, prinsip pelaporan, dan
dilakukan
perusahaan
pengawasan seperti yang disebutkan di atas,
terhadaptingkatunderpricing.
merupakan ketidakpastian yang ada di seputar
Penelitian ini merupakan kelanjutan dari
modal intelektual dan berkontribusi besar pada
penelitian Hartati (2010).Penelitian
ini
asimetri informasi antara emiten dan investor,
mengacu pada penelitian Singh dan Van der
khususnya pada era informasi saat ini.
signifikan negatif terhadap underpricing.
Sebaliknya hasil penelitian Ardiansyah (2003)
ketidakpastian yang besar tentang perusahaan.
di Indonesia menunjukkan bahwa proceeds
Hal ini membuat investor sulit untuk
tidak berhubungan dengan underpricing,
memberikan penilaian. Oleh karena itu,
kemungkinan ini disebabkan karena investor di
investor akan mencari informasi yang lebih
BEI belum menganggap dengan jumlah
banyak untuk meningkatkan penilaiannya
penawaran yang besar, prospek perusahaan
terhadap perusahaan.
akan membaik di masa yang akan datang
Informasi non keuangan yang menjadi
dengan tersedianya dana yang cukup untuk
variabel kontrol yaitu, reputasi underwriter,
ekspansi dan investasi yang akan dilakukan atas
umur perusahaan, dan retained ownership
hasil IPO tersebut.
(presentase kepemilikan saham yang ditahan).
Berdasarkan penjelasan tentang peran
Informasi keuangan yang menjadi variabel
pengungkapan modal intelektual terhadap
kontrol yaitu: tingkat leverage dan proceeds.
pengurangan biaya modal pada saat IPO dan
Pemilihan variabel ini merujuk pada hasil
pengaruh informasi keuangan maupun non
beberapa penelitian antara lain oleh Van der
keuangan yang menjadi variabel kontrol,
Zahn dan Singh (2007); Ardiansyah (2003);
khususnya
dalam
kasus underpricing
Rosyati dan Sabeni (2002); Daljono (2000);
mendorong dilakukannya penelitian yang
Nurhidayati dan Indriantoro (1998); dan Beatty
berusaha melakukan pembuktian secara
(1989) yang menguji hubungan variabel-
empiris.
variabel tersebut terhadap underpricing.
Berdasarkan uraian latarbelakang di
underwriterantara lain karena menurut Hartono
atas,rumusan masalah dalam penelitian
(2008) peran underwriter adalah untuk
iniadalah: Apakah pengungkapan modal
mengurangi ketidakpastian. Underwriter yang
intelektual dalam prospektus oleh perusahaan-
bereputasi tinggi, lebih berpengalaman dan
perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek
lebih profesional dalam menangani IPO
Indonesia pada tahun 2004-2013 berpengaruh
perusahaan, sehingga berani memberikan harga
negatif terhadap tingkat underpricing?
1.3 Tujuan Penelitian
konsekuensi dari kualitas penjaminannya
Dilakukannya penelitianini adalah
(Beatty, 1989). Pemilihan umur perusahaan
bertujuan untuk memberikan bukti empiris
sebagai variabel kontrol keempat karena
mengenai pengaruh pengungkapan modal
Ardiansyah (2003) menyimpulkan bahwa umur
intelektual dalam prospektus terhadap tingka
perusahaan merupakan salah satu hal yang
tunderpricing.
dipertimbangkan investor dalam menanamkan modalnya. Financial leverage dipertimbangkan
2. LANDASAN TEORI
sebagai variabel kontrol berikutnya dengan
2.1 Teori Stakeholder
pertimbangan, karena secara teoritis financial
Berdasarkan teori Stakeholder diketahui
leverage menunjukkan risiko suatu perusahaan
bahwa seluruh stakeholders memiliki hak untuk
sehingga berdampak pada ketidakpastian suatu
disediakan informasi tentang bagaimana
harga saham (Kim et al., 1993).
aktivitas organisasi mempengaruhi mereka,
Variabel kontrol terakhir yaituproceeds
bahkan ketika mereka memilih untuk tidak
(penerimaan dari pengeluaran saham). Kim et
menggunakan informasi tersebut dan bahkan
al., (1995) menyatakan bahwa proceeds
ketika mereka tidak dapat secara langsung
merupakan proxy dari ketidakpastian yang
memainkan peran yang konstruktif dalam
dihubungkan dengan penawaran saham. Oleh
kelangsungan hidup organisasi (Deegan, 2004).
karena itu diduga bahwa proceeds berhubungan
Ketika manajer mampu mengelola organisasi
positif dengan harga saham, karena semakin
secara maksimal, khususnya dalam penciptaan
tinggi proceeds semakin rendah ketidakpastian
nilai bagi perusahaan (dengan memanfaatkan
yang berarti harga saham semakin tinggi.
seluruh potensi yang dimiliki perusahaan, baik
karyawan (human capital), aset fisik (physical
proceeds,underpricing semakin kecil. Hasil
capital), maupun structural capital) itu artinya
penelitian Kim et al., (1993) menunjukkan
manajer telah memenuhi aspek etika dari teori
bahwa gross proceeds berasosiasi secara
ini (Ulum, 2009). Juga berdasarkan teori ini (Ulum, 2009). Juga berdasarkan teori
diketahui bahwa
perusahaan
pengungkapan modal intelektual dengan biaya
modal perusahaan yang terdaftar di bursa di
intelektualnya jika memiliki kebutuhan khusus
negara Austria, Jerman, Swedia dan Denmark.
untuk melakukannya, hal ini mungkin terjadi
Hal ini sejalan dengan pendapat Van der Zahn
ketika perusahaan tidak mampu melegitimasi
dan Singh (2007) yang menyebutkan bahwa
statusnya berdasarkan tangibleassets yang
jika IPO mengungkapkan informasi terkait
umumnya dikenal sebagai simbol kesuksesan
modal intelektual lebih banyak dalam
perusahaan (Guthrie et al., 2006).
prospektus maka akan mengurangi perhatian
Selanjutnya Beatty dan Ritter (1986)
mengenai ketidaksimetrisan informasi dan
menunjukkan bahwa ketika sejumlah faktor-
tingkat undepricing. Berdasarkan kedua teori
faktor resiko diungkapkan dalam prospektus
tersebut dan hasil penelitian lainnya, dapat
lebih banyak, rata-rata underpricing menjadi
disimpulkan bahwa pengungkapan informasi
rendah. Pendapat ini didukung oleh Guo et al.
dengan
memanfaatkan
seluruh potensi
(2004) yang menemukan hubungan terbalik
perusahaan termasuk modal intelektualnya akan
antara tingkat pengungkapan informasi yang
dapat memenuhi hak stakeholder dan
terkait dengan produk (bagian dari modal
melegitimasi
perusahaan dengan cara
intelektual) dalam prospektus IPO perusahaan
meminimalkan tingkat underpricing pada saat
bio-tech dengan berbagai ukuran asimetri
IPO.
informasi yang digunakan secara luas (yaitu
2.2 Penelitian Terdahulu
bid-ask spread, quoted depth, stock return
Beberapa
penelitian tentang
volatility). Penelitian Kristandl dan Bontis
pengungkapan informasi keuangan, non
(2007) pun mendukung dengan menemukan
akuntansi, dan modal intelektual:
hubungan yang signifikan negatif antara
Tabel 1 Telaah Penelitian Terdahulu
Peneliti
Hasil
Van der Zahn dan Singh, Terdapat hubungan yang positif antara underpricing dan tingkat 2007
pengungkapan modal intektual.
Bukh et al., 2005
Berdasarkan hasil analisis statistik bahwa tingkat kepemilikan manajerial sebelum IPO dan tipe industri berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela modal intelektual, sementara umur dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh.
Daljono, 2000
Koefisien reputasi underwriter berasosiasi secara statistik signifikan dan positif dengan return awal
Rosyati dan Sabeni, 2002
Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa reputasi underwriter berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Sedangkan reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing.
Hartati, 2010
Penelitian ini mengacu pada penelitian Singh dan Van der Zahn (2007). Dalam penelitian Hartati (2010) yang dalam penelitiannya belum mampu mendukung penelitian Van der Zahn yang menemukan hubungan positif dan signifikan pada IPO Singapore. Kemudian hasil penelitian Hartati (2010), menemukan hubungan yang negatif, namun tidak siknifikan pada IPO di Indonesia.
Sumber: data diolah dari berbagai penelitian, 2015.
2.3 Kerangka Pemikiran
digambarkan suatu model kerangka pemikiran
Berdasarkan tinjauan dari penelititer
untuk
menggambarkan pengaruh
dahulu, kajian teoritis, dan permasalahan yang
pengungkapan modal intelektual terhadap
telah dikembangkan, sebagai dasar untuk
tingkatunderpricing .
merumuskan hipopenelitian, berikut ini
Variabel Independen Utama:
Pengungkapan Modal Intelektual
H1: ( - )
Variabel Dependen :
Variabel Independen Kontrol :
Tingkat Underpricing
- Reputasi Underwriter - Retained Ownerships - Leverage - Umur Perusahaan - Proceeds
Keterangan : - Garis
= Variabel Independen Utama
- Garis Putus-putus
= Variabel Independen Kontrol
2.4 HIPOPENELITIAN PENELITIAN
H1 : Tingkat pengungkapan modal intelektual
Secara keseluruhan dugaan umum
dalam prospektus berpengaruh negatif
penelitian ini adalah bahwa ketiadaan rincian
terhadap tingkat underpricing
modal intelektual yang cukup membuat ketidakpastiannya menjadi lebih tinggi. Hal ini
3. METODEPENELITIAN
akan menarik investor untuk menuntut
3.1 Populasi dan Sampel
kompensasi yang lebih besar dari emiten yang
Desain penelitian yang digunakan
mengarah ke rata-rata underpricing yang lebih
dalam penelitian ini bersifat penjelasan
tinggi. Berdasarkan pendapat-pendapat yang
(explanatoryresearch). Data penelitian yang
dikemukakan, hipopenelitian penelitian ini
dibutuhkan adalah data sekunder dalam bentuk
dirumuskan. Hipopenelitian yang dapat
daftar dan prospektus dari perusahaan yang
dirumuskan adalah:
melakukan IPO.
Populasi dalam
H0 : Tingkat pengungkapan modal intelektual
penelitian ini adalah perusahaan yang
dalam prospektus tidak berpengaruh
melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia
negatif terhadap tingkat underpricing
(IDX). Perusahaan yang melakukan IPO dalam rentang waktu 1 Januari 2004 – 31 Desember 2013 adalah sebanyak 188 perusahaan.
Tabel 2 DaftarPerusahaanyangMelakukanIPO Tahun 2004 – 2013
Sektor Industri
IPO di BEI
Hospital, Hotel, Agriculture, Mining, Miscellaneous Industry,
12 Property, Real Estate Building Construction, Infrastructure, Utilities Transportation, Finance, Manufacture. Manufacture, Hotel, Shipping, Agriculture, Mining, Miscellaneous
Industry, Consumer Goods Industry, Property Shipping, Agriculture, Mining, Miscellaneous Industry, Property,
12 Real Estate Building Construction, Infrastructure, Utilities Transportation, Finance, Hotel Finance, Trade,Agriculture, Mining, Miscellaneous Industry, Shipping,Consumer Goods Industry, Property, Real Estate
Building Construction, Infrastructure, Utilities Transportation, Service Investment, Basic Industri and Chemicals, Hotel,
Agriculture Infrastructure, Mining, Miscellaneous Industry, Consumer Goods Industry, Property, Agriculture, Real Estate Building
Construction, , Utilities Transportation, Shipping, Finance, Trade, Service Investment, Hotel, Hospital Real Estate Building Construction, Basic Industri and Chemicals, Property,Agriculture, Mining, Miscellaneous Industry,
13 Infrastructure, Utilities Transportation, Finance, Trade, Service Investment, Hospital.
Hospital, Shipping, Consumer Goods Industry, Agriculture, Mining, Property, Real Estate Building Construction,
Infrastructure, Utilities Transportation, Finance, Trade, Service Investment, Basic Industri and Chemicals Service Investment, Basic Industri and Chemicals, Agriculture, Mining, Miscellaneous Industry, Consumer Goods Industry,
25 Property, Real Estate Building Construction, Infrastructure, Utilities Transportation, Shipping, Finance, Trade, Hotel
Hospital, Shipping, Hotel, Agriculture, Mining, Miscellaneous Industry, Consumer Goods Industry, Property, Real Estate
23 Building Construction, Infrastructure, Utilities Transportation, Finance, Trade, Service Investment, Basic Industri and Chemicals Trade, Service Investment, Hospital, Shipping, Manufacture, Infrastructure,Agriculture,
Mining, Miscellaneous Industry,
31 Consumer Goods Industry, Property, Real Estate Building Construction, Utilities Transportation, Finance, Basic Industri and Chemicals, Finance, Trade, Hotel
Jumlah
Sumber : IDX,BEI 2015
Dari populasi tersebut, sampel ditarik
kondisi dimana harga saham pada penawaran
dengan teknik purposive sampling dengan
perdana lebih rendah dibandingkan harga
kriteria:
sahamp enutupan pada haripertama listing.
1. Perusahaan yang hanya melakukan satu
Underpricing saham dapat diukur dengan
tahap IPO dalam rentang waktu sejak1
menghitung selisih antara penutupan harga
Januari 2004 sampai dengan 31 Desember
saham pada hari pertama listing (closingprice)
penawaran perdana
2. IPO yang hanya menerbitkan saham biasa.
(offeringprice) dan dinyatakans ebagai
3. IPO yang mengalami underprice
persentase
terhadap offeringprice
Pada penelitian ini underpricing saham
(SinghdanVanderZahn, 2007 dalam Ardhianto,
yang terjadi pada saat hari pertama listing
2011). Persamaannyadapat ditulis sebagai
dependen.Underpricing yang merupakan
ClosingPrice– Offering Price
Underpricing =
x100
Offering Price Variabel independen dalam penelitian
intelektrual yang dipilih. Kode yang diberikan
ini adalah pengungkapan modal intelektual.
menggunakan kode dikotomi yang tidak
Penentuan persentase pengungkapan modal
mempertimbangkan bobot masing-masing
intelektrual dalam prospectus IPO pada
yaitu memberi skor 1 jika atribut modal
penelitian ini menggunakan contentanalysis.
intelektrual diungkapkan, dan skor 0 jika
Content analysis dilakukan dengan membaca
atribut modal intelektualt idak diungkapkan.
laporan prospektus setiap perusahaan sampel
Pengungkapan modal intelektrual dalam
dan member kode informasi yang terkandung
penelitian
ini
menggunakan indeks
didalamnya menurut framework modal
pengungkapan yang
digunakan dalam digunakan dalam
olehperusahaan. Jumlah atribut intellectual
membandingkan jumlah atribut modal
capital disclosure (ICD) yang diharapkan
intelektrual yang diungkapkan perusahaan
diungkapkan dalam penelitian ini adalah 41
dalam prospektus dengan jumlah atribut modal
item (Tabel 2.3).
Jumlah atribut IC yang diungkap dalam prospektus ICD= -------------------------------------------------------------- x 100
Variabel independen dalam penelitian ini
intelektual
berbasis
pada komponen
adalah pengungkapan modal intelektual. Dalam
pengungkapan oleh Husin et al., (n.d.) yang
penelitian ini metode pengumpulan data modal
meliputi 41 item pengungkapan yang terbagi ke
intelektual menggunakan analisis isi. Analisis
dalam tiga bagian yaitu internal capital,
isi telah menjadi metode yang luas digunakan
external capital danhuman capital seperti
dalam berbagai penelitian aset yang tidak
dalam tabel 2.3. Merujuk pada penelitian
berwujud atau pengungkapan modal intelektual
Rashid et al.,n.d dalam Hartati, penelitian ini
(Abeysekera, 2006; Guthrie et al., 2004).
mengadopsi sistem dikotomis (1 = jika item
Analisis isi melibatkan kodifikasi informasi
diungkapkan, 0 = jika item tidak diungkapkan)
kualitatif dan kuantitatif ke dalam kategori
untuk menghindari bias yang tidak perlu dan
yang telah ditetapkan dalam rangka untuk
subjektivitas. Selain itu, penelitian ini
memperoleh pola-pola dalam presentasi dan
menggunakan unweighted scores untuk
pelaporan informasi (Guthrie et al., 2004)
mengindikasikan kepentingan relatif dari setiap
sehingga memungkinkan para peneliti untuk
item dalam indeks pengungkapan. Temuan
menganalisis informasi yang diterbitkan secara
empiris sebelumnya menunjukkan bahwa hasil
sistematis, obyektif dan andal (Krippendorff,
dari sistem penilaian unweighted dan weighted
2004). Dua tahap penting dalam analisis isi
scoring tidak berbeda secara statistik (Chow
meliputi penentuan komponen yang akan
dan Boren, 1987). Logikanya, tidak semua item
dimasukkan dalam indeks pengungkapan dan
selalu relevan untuk semua perusahaan karena
perusahaan yang berbeda memberikan tingkat
pengungkapan (Rashid et al., n.d dalam
kepentingan yang berbeda untuk item informasi
Hartati.). Indeks pengungkapan
modal
(Rashid et al., n.d. dalam Hartati).
T
m
ingkat pengungkapan modal intelektual = ( d M ) x 100.
i 1
Keterangan:
d i = 1 jika item diungkapkan dalam prospektus, dan 0 jika tidak. M = total pengungkapan yaitu 41.
3.2 Variabel Kontrol
berbanding dengan nilai buku total aset
Variabel kontrol dalam penelitian adalah:
yang terdapat dalam prospektus perusahaan
a. Reputasi underwriter adalah kualitas
IPO.
leadunderwriter yang diproksikan sebagai
c. Umur perusahaan adalah kemampuan
variabel dummy. Pemeringkatan lead
perusahaan untuk dapat bertahan hidup.
underwriterberdasarkan total proceeds yang
Pengukuran umur perusahaan mengikuti
dijamin oleh underwriter setiap tahunnya
penelitian Inderpal Singh dan Van der Zahn
dari tahun 2004 - 2013.
(2007) yang diukur dengan logaritma
b. Leverage menunjukkan pada hutang yang
natural jumlah hari sejak tanggal perusahaan
dimiliki oleh perusahaan, yang diukur
mulai berdiri hingga tanggal melakukan
dengan rasio nilai buku total hutang
IPO.
d. Retained Ownerships yang dilambangkan
4. HASIL
PENELITIAN DAN
dengan RO, diukur berdasarkan persentase
PEMBAHASAN
saham yang dipertahankan oleh pemegang
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik,
saham lama pada saat IPO (Sulistio, 2005)
diketahui bahwa model regresi terbebas dari
e. Proceeds yang dilambangkan dengan ln GP
masalah multikolonearitas, autokorelasi, dan
adalah logaritma natural dari net proceeeds
heterokedastisitas. Sehingga dapat digunakan
(berdasarkan hasil bersih IPO sesuai dengan
untuk memprediksi variabel dependen melalui
prospektus) yang akan diterima oleh
melalui variabel independennya. Berdasarkan
perusahaan dari IPO (dalam nilai mata uang
hasil uji menggunakan software Eviews 7
Rupiah).
didapatkan model dan hasil regresi sebagai berikut :
Tabel 3 Hasil Analisis Regresi
UP = 1,96- 0.27IC – 0,15RO + 0,07– 0,05UND+ 0.10LEV -
0.03LNGP -0.09LNAGE
Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177 Included observations: 77
Coefficient
Std. Error
IC -0.270352
Mean dependent var
Adjusted R-squared
S.D. dependent var
S.E. of regression
Akaike info criterion
Sum squared resid
Schwarz criterion
Log likelihood
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Sumber: hasil pengolahan data Eviews7, 2015 .
2 2 Nilai 2 koefisien determinasi (R ) Selain nilai R , nilai Adjusted R sangat menunjukkan ketepatan atau goodness of fit
dianjurkan untuk mengevaluasi model regresi
model yang digunakan. Berdasarkan hasil
terbaik (Ghozali, 2009). Dari hasil analisis
analisis pengaruh tingkat pengungkapan modal 2 regresi diketahui nilai adjusted R adalah intelektual 2 terhadap biaya modal IPO sebesar 0,040225 atau 4. Sama seperti R ,
nilai ini menunjukkan bahwa variabel-variabel
determinasi atau R 2 sebesar 0,153882 atau
IC, RO, UND, LEV, LNGP, LNAGE mampu
15. Dengan demikian nilai ini menunjukkan
menjelaskan sebesar 4 tingkat underpricing.
bahwa tingkat underpricing dapat dijelaskan
Dengan demikian secara umum model yang
oleh variasi dari variabel independen IC, RO,
dipergunakan ini dapat dikatakan amat terbatas
UND,LEV, LNGP, LNAGEsebesar 15,
untuk menjelaskan pengaruh variabel tingkat
sedangkan sisanya sebesar 85 dijelaskan oleh
pengungkapan modal intelektual terhadap
sebab-sebab lain di luar model.
tingkat underpricing biaya modal IPO tingkat underpricing biaya modal IPO
nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar
selalu menunjukkan kualitas model sudah baik
dari pada α 0,05 (0,73> 0,05), sehingga dapat
(Winarno, 2009). Menurut Ghozali (2009) dan
disimpulkan bahwa RO tidak berpengaruh
Winarno (2009) secara umum koefisien
terhadap tingkat underpricing.
determinasi untuk data silang (cross section)
Selanjutnya, nilai t hitung variabel UND
cenderung rendah karena adanya variasi yang
adalah -0,52 dengan probabilitas sebesar 0.61.
besar antara masing-masing pengamatan.
Artinya probabilitas lebih besar dari pada α
Uji F dilakukan untuk melihat
0,05 (0,61> 0,05), sehingga dapat disimpulkan
pengaruh simultan pengaruh variabel-variabel
bahwa variabel UND tidak berpengaruh
bebas (independent) terhadap variabel terikat
terhadap tingkat underpricing.
(dependent). Hasil analisis data menunjukkan
Variabel LEV, memiliki nilai t hitung
bahwa nilai F hitung yang diperoleh adalah
sebesar 0,51 dengan probabilitas sebesar 0,61.
sebesar 1,353912 (1,35) dengan probabilitas
Artinya probabilitas lebih besar dari pada α
sebesar 0,226909 (0,23)> α 5. Berdasarkan
0,05 (0,61> 0,05) sehingga kesimpulannya
hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa
adalah variabel LEV tidak berpengaruh secara
model regresi tidak dapat digunakan untuk
signifikan terhadap tingkat underpricing.
memprediksi tingkat underpricing atau dapat
Berikutnya adalah nilai t hitung untuk
dikatakan bahwa variabel-variabel IC, RO,
variabel LNGP
adalah -0,60 dengan
UND, LEV, LNGP, LNAGE secara simultan
probabilitas sebesar 0,55. Artinya probabilitas
variabel gross proceeds lebih besar dari pada α
underpricing biaya modal IPO perusahaan di
0,05 (0,55> 0,05) sehingga kesimpulannya
BEI.
adalah gross proceedstidak mempengaruhi
Uji t digunakan untuk melihatkan
tingkat underpricing.
pengaruh parsial masing-masing variabel bebas
Terakhir adalah variabel LNAGE yang
(independent)
terhadap variabel
terikat
menunjukkan arah negatif karena nilai t hitung
(dependent). Berdasarkan hasil analisis
variabel LNAGE adalah -1,77 dengan
diketahui bahwa:
probabilitas sebesar 0,08. Probabilitas variabel
Nilai t hitung variabel IC adalah -0,67
LNAGE lebih kecil dari pada α 0,10 (0,08<
dengan probabilitas sebesar 0,50. Artinya
0,10). Dengan demikian dapat disimpulkan
probabilitas yang diperoleh lebih besar dari
bahwa variabel umur perusahaan berpengaruh
pada α 0,05 (0,50 >0,05), sehingga dapat
negatif dan signifikan terhadap tingkat
disimpulkan bahwa IC tidak berpengaruh
underpricing biaya modal IPO.
terhadap tingkat underpricing biaya modal IPO
Selain pengujian pada OLS utama,
perusahaan. Nilai t hitung dengan tanda negatif
dilakukan
pula
pengujian variasi
sesuai dengan dugaan hipopenelitian yang
variabelindependent utama dan variabel kontrol
menyatakan bahwa tingkat pengungkapan
terhadap variabel dependent. Hasil pengujian
modal intelektual dalam prospektus berbanding
kombinasi variabel independent dan variabel
terbalik dengan tingkat underpricing.
kontrol terhadap variabel dependent dengan
Nilai t hitung varibel RO adalah -
pengolahan data menggunakan Eviews7, 2015
0,35dengan probabilitas sebesar 0,73. Artinya
sebagai
berikut :
1. UP =α +β1IC+e
Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177
Included observations: 77
Coefficient
Std. Error
IC -0.660409
Mean dependent var
Adjusted R-squared
S.D. dependent var
S.E. of regression
Akaike info criterion
Sum squared resid
Schwarz criterion
Log likelihood
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
2. UP =α +β1IC+β2RO+e
Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177
Included observations: 77
Coefficient
Std. Error
IC -0.578907
Mean dependent var
Adjusted R-squared
S.D. dependent var
S.E. of regression
Akaike info criterion
Sum squared resid Berdasarkan pengujian didapatkan rangkuman hasil sebagai berikut: 7.824764 Schwarz criterion 0.720604 Log likelihood
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
Tabel 4.13
Prob(F-statistic)
3. UP =α +β1IC+β2UND+e
Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177
Included observations: 77
Coefficient
Std. Error
IC -0.531630
Mean dependent var
Adjusted R-squared
S.D. dependent var
S.E. of regression
Akaike info criterion
Sum squared resid
Schwarz criterion
Log likelihood
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
4. UP =α +β1IC+β2LEV+e
Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177
Included observations: 77
Coefficient
Std. Error
IC -0.616954
Mean dependent var
Adjusted R-squared
S.D. dependent var
S.E. of regression
Akaike info criterion
Sum squared resid
Schwarz criterion
Log likelihood
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
5. UP =α +β1IC+β2LNAGE+e 0.111878
Prob(F-statistic)
Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177
Included observations: 77
Coefficient
Std. Error
IC -0.528508
Mean dependent var
Adjusted R-squared
S.D. dependent var
S.E. of regression
Akaike info criterion
Sum squared resid
Schwarz criterion
Log likelihood
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
6. UP =α +β1IC+β2LNGP+e
Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177
Included observations: 77
Coefficient
Std. Error
IC -0.417671
Mean dependent var
Adjusted R-squared
S.D. dependent var
S.E. of regression
Akaike info criterion
Sum squared resid
Schwarz criterion
Log likelihood
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
7. UP =α +β1IC+ β2RO+β3LEV+β4LNGP+β5LNAGE +e
Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177
Included observations: 77
Coefficient
Std. Error
IC -0.302371
Mean dependent var
Adjusted R-squared
S.D. dependent var
S.E. of regression
Akaike info criterion
Sum squared resid
Schwarz criterion
Log likelihood
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
Prob(F-statistic)
Tabel
Rangkuman Hasil Pengujian Variasi Variabel Independent
dan Variabel Kontrol
No.
Variabel
R Dependent 2 Independent
IC = Signifikan
IC = Signifikan
RO = Tidak
Signifikan IC = Tidak
Signifikan UND = Tidak
Signifikan
IC = Signifikan
LEV = Tidak
Signifikan IC = Signifikan
5. UP
IC, LNAGE
Signifikan IC = Tidak
6. UP
IC, LNGP
Signifikan
Signifikan LNGP = Tidak
Signifikan IC, RO, LEV, LNGP = Tidak
7. UP
IC, RO, LEV,
LNGP,LNAGE
LNAGE = Signifikan
Sumber: data sekunder yang diolah, 2015.
Berdasarkan hasil pengujian yang
mendukung penelitian Van der Zahn yang
dilakukan, maka diketahui bahwa secara
menemukan hubungan positif dan signifikan
pada IPO Singapore. Kemudian hasil penelitian
Hartati (2010), menemukan hubungan yang
underpricing. Variabel-variabel kontrol yaitu
negatif, namun tidak siknifikan pada IPO di
retained ownerships, reputasi underwriter,
Indonesia.
leverage dan proceeds, tidak berpengaruh
Namun, nilai koefisien t test yang negatif
secara signifikan terhadap tingkat underpricing
menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan
biaya modal IPO perusahaan. Namun, variabel
modal intelektual berbanding terbalik dengan
umur perusahaan berpengaruh signifikan
tingkat underpricing biaya modal IPO
terhadap tingkat underpricing biaya modal IPO
perusahaan,
sesuai
dengan dugaan
perusahaan.
hipopenelitian. Nilai koefisien t test yang
4.1 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Modal
negatif ini mendukung penelitian-penelitian
sebelumnya tentang pengungkapan oleh
Underpricing
perusahaan (Friedlan, 1993; Jog dan
McConomy, 2003; dan Schrand dan Verrechia,
hipopenelitian didapat kesimpulan bahwa
2004; dan Guo et al., 2004) yang menyebutkan
tingkat pengungkapan modal intelektual dalam
bahwa tingkat underpricing lebih rendah ketika
prospektus tidak berpengaruh terhadap tingkat
sejumlah informasi rinci diungkap dalam
underpricing. Hasil penelitian ini berlawanan
prospektus.
dengan hasil penelitian Van der Zahn dan
Selanjutnya,
berdasarkan teori
Singh(2007) yang menemukan hubungan
stakeholders diketahui bahwa manajemen
positif dan signifikan. Sedangkan hasil
organisasi diharapkan untuk melakukan
penelitian Hartati (2010),dimana penelitian ini
aktivitas yang dianggap penting oleh
mengacu pada penelitian Singh dan Van der
stakeholders dan melaporkan kembali aktivitas
Zahn (2007). Dalam penelitian Hartati (2010)
tersebut kepada mereka. Dalam konsep modal
yang dalam penelitiannya belum mampu
intelektual,
ketika
perusahaan mampu perusahaan mampu
Berdasarkan hasil pengujian diketahui
(baik karyawan, aset fisik, maupun structural
variabel retained ownerships tidak memiliki
capital), artinya manajer mampu menciptakan
pengaruh yang signifikan tingkat underpricing.
nilai bagi perusahaan. Pengungkapan modal
Dibuktikan dengan nilai probabilitas t test
intelektual merupakan sarana komunikasi
sebesar 0,73 > α 5. Hasil ini menunjukkan
bahwa investor kurang
memperhatikan
stakeholders atas pengendalian mereka
informasi proporsi kepemilikan pemegang
terhadap sumber daya yang dibutuhkan
saham lama saat akan melakukan investasi pada
organisasi. Berdasarkan pengolahan data
perusahaan IPO. Hasil penelitian ini konsisten
diketahui bahwa perusahaan telah menyediakan
dengan Daljono (2000) dan Ardiansyah (2003)
informasi tentang modal intelektual, salah
yang hasil penelitiannya juga menunjukkan
bahwa variabel retained ownerships tidak
berpengaruh terhadap underpricing. Akan
menunjukkan bahwa informasi tersebut tidak
tetapi hasil ini tidak konsisten dengan
digunakan oleh stakeholders khususnya
penelitian Sulistio (2005) yang menyatakan
investor di Bursa Efek Indonesia, yang
bahwa retained ownerships berpengaruh
dibuktikan dengan nilai probabilitas t test yang
signifikan terhadap underpricing.
tidak signifikan.
Merujuk pada hasil penelitian Rohman
Berikutnya adalah teori legitimasi yang
(2008), tidak berpengaruhnya variabel retained
menuntut organisasi secara berkelanjutan
ownerships disebabkan para pemegang saham
mencari cara untuk menjamin operasi mereka
lama yang telah menahan sahamnya tidak
berada dalam batas dan norma yang berlaku di
mempengaruhi banyaknya informasi yang
masyarakat (karena legitimasi dipengaruhi oleh
dipublikasikan sehingga tidak berpengaruh
kultur, interpretasi masyarakat, sistem politik,
terhadap keputusan investor untuk membeli
dan ideologi pemerintah yang berbeda).
atau tidak saham emiten. Dengan demikian
Penerapan teori legitimasi salah satunya dapat
calon investor juga tidak perlu mengeluarkan
dilakukan melalui pengungkapan modal
biaya untuk mendapatkan informasi dari
intelektual. Berdasarkan hasil pengujian
emiten.
diketahui bahwa koefisien t test menunjukkan
4.3 Pengaruh Reputasi Underwriter terhadap
tanda negatif dan tidak sifnifikan. Hasil yang
Tingkat Underpricing
ditemukan berbeda dengan hasil penelitian Van
Reputasi underwriter dalam penelitian
der Zahn dan Singh (2007) yang menemukan
ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
hubungan positif dan signifikan antara tingkat
Pernyataan ini dibuktikan dengan nilai
pengungkapan modal intelektual dengan tingkat
probabilitas t test yang sebesar 0,61 > α 0,05.
underpricing IPO perusahaan di Stock
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil
Exchange of Singapore. Perbedaan hasil
penelitian Sulistio (2005) dan Ardiansyah
pengujian menunjukkan bahwa struktur
(2003) yang menyatakan bahwa reputasi
kelembagaan di Singapura berbeda dengan di
underwriter tidak berpengaruh terhadap tingkat
underpricing. Namun bertentangan dengan
diungkapkan Van der Zahn dan Singh (2007)
hasil penelitian Beatty (1989), Daljono (2000),
bahwa hasil penelitiannya menyebabkan
Nasirwan (2000) dan Rosyati dan Sabeni
ekstrapolasi umum untuk kondisi di negara-
(2002) yang berhasil menemukan hubungan
nagara lain bermasalah.
antara reputasi underwriter dengan tingkat
Tidak signifikannya pengaruh tingkat
underpricing. Tidak signifikannya hasil
pengungkapan modal intelektual terhadap
penelitian ini, antara lain karena adanya
tingkat underpricing dalam penelitian ini
perbedaan penggunaan data untuk memeringkat
diduga karena informasi tentang umur
penjamin emisi (Ardiansyah, 2003) Nasirwan
perusahaan menjadi perhatian investor dalam
menggunakan data pemeringkatan dari Majalah
Uang dan Efek, sedangkan pemeringkatan
probabilitas t test variabel umur perusahaan
dalam penelitian ini menggunakan data nilai
sebesar 0,082 atau 8 < α 10.
penjaminan emisi emiten. Dalam penelitiannya
4.2 Pengaruh Retained Ownerships terhadap
Beatty (1989) berpendapat bahwa underwriter
Tingkat Underpricing
yang bereputasi tinggi, lebih pengalaman dan lebih profesional dalam menangani IPO yang bereputasi tinggi, lebih pengalaman dan lebih profesional dalam menangani IPO
ekspansi dan investasi yang akan dilakukan atas
hasil IPO tersebut (Ardiansyah, 2003).
konsekuensi dari kualitas penjaminannya.
4.6 Pengaruh Umur Perusahaan terhadap
4.4 Pengaruh Leverage terhadap Tingkat
Tingkat Underpricing
Underpricing
Terakhir
adalah variabel umur
Hasil pengujian atas variabel leverage
perusahaan. Dalam penelitian ini variabel umur
terhadap tingkat underpricing menunjukkan
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
hubungan yang tidak signifikan. Hasil ini
tingkat underpricing, yang dibuktikan oleh
menunjukkan bahwa informasi tentang tingkat
nilai probabilitas t test sebesar 0,08 < α 0,10.
leverage tidak mempengaruhi keputusan
Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan
investor dalam mengambil keputusan, yang
bahwa informasi umur perusahaan dapat
dibuktikan oleh nilai probabilitas t test yang
mempengaruhi keputusan investor dalam
tinggi yaitu 0,61 > α 0,05. Hasil ini konsisten
berinvestasi.
dengan penelitian Ardiansyah (2003) dan
4.7 Pengujian Kombinasi
Variabel
Setianingrum (2005) yang menyatakan bahwa
Independent dan Variabel Kontrol
tingkat leverage tidak berpengaruh terhadap
terhadap Variabel Dependent
underpricing. Akan tetapi hasil ini tidak
Pengujian tambahan ini untuk melihat
konsisten dengan penelitian Daljono (2000) dan
pengaruh pengungkapan modal intelektual
Sulistio (2005), yang menemukan pengaruh
terhadap underpricing. Berdasarkan hasil
yang signifikan antara leverage terhadap
pengujian
berbagai kombinasi variabel
tingkat underpricing.
independent dan variabel kontrol terhadap
dependent yang
Ardiansyah (2003), pengaruh yang tidak
rangkumannya,diketahui bahwa pengujian atas
signifikan dari variabel leverage terhadap
pengaruh tingkat
pengungkapan modal
tingkat underpricing, disebabkan karena
intelektual terhadap underpricing tanpa diberi
investor memandang bahwa tinggi rendahnya
variabel kontrol menunjukkan hubungan yang
rasio ini bukan semata-mata disebabkan oleh
negatif signifikan sesuai dengan dugaan
kinerja manajemen perusahaan, namun juga
hipopenelitian.
sangat dipengaruhi oleh faktor di luar
Hubungan yang signifikan antara
perusahaan. Misalnya krisis ekonomi yang
pengungkapan modal intelektual terhadap
mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap US
underpricing juga dapat dilihat pada pengujian
yang melambung tinggi. Mengambil keputusan
pengaruh pengungkapan modal intelektual
berdasarkan rasio ini di masa krisis, bisa
terhadap
underpricing
dengan variasi
menyesatkan.
penambahan satu variabel kontrol, yaitu antara
4.5 Pengaruh Proceeds terhadap Tingkat
lain variabel retained ownership, leverage, dan
Underpricing
umur perusahaan. Namun, penambahan satu
Hasil pengujian variabel proceeds
variabel kontrol antara lain variabel proceeds,
menunjukkan nilai probabilitas t test 0,55 > α
dan reputasi underwriter tidak menunjukkan
0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan yang signifikan antara tingkat
proceeds tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan modal intelektual dengan tingkat
underpricing. Hasil pengujian ini konsisten
underpricing.
dengan hasil penelitian Ardiansyah (2003) yang
Kombinasi lain yaitu kombinasi variabel
pengungkapan modal intelektual dengan
berhubungan dengan underpricing. Namun
ditambah variabel kontrol retained ownership,
bertentangan dengan Kim et al., (1993) yang
leverage, dan umur perusahaan sekaligus,
berhasil menunjukkan hubungan antara gross
menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
Kombinasi selanjutnya adalah menambahkan
signifikannya variabel proceeds terhadap
variabel kontrol dengan skala numerik yang
underpricing, disebabkan karena, investor di
berupa retained ownership, leverage, proceeds,
BEJ belum mengangggap dengan jumlah
dan umur perusahaan memberikan bukti yang
penawaran yang besar, prospek perusahaan
tidak signifikan hubungan antara pengungkapan
akan membaik di masa yang akan datang
modal intelektual dan underpricing. Terakhir
dengan tersedianya dana yang cukup untuk
adalah kombinasi pengungkapan modal intelektual dan variabel kontrol yang tergolong adalah kombinasi pengungkapan modal intelektual dan variabel kontrol yang tergolong
intelektual tidak berpengaruh terhadap
tingkat underpricing.
menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
2. Hasil pengujian tambahan variasi variabel
Setelah melakukan pengujian pengaruh
independent terhadap variabel dependent
pengungkapan modal intelektual terhadap
menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan
underpricing, dapat ditarik kesimpulan bahwa
modal intelektual berpengaruh signifikan
hubungan
antara pengungkapan
modal
negatif terhadap underpricing, jika (1)
intelektual dengan underpricng, adalah
pengujiannya tanpa menyertakan variabel
signifikan negatif. Artinya semakin besar dan
kontrol, dan (2) pengujiannya dengan
rinci tingkat pengungkapan, maka underpricing
menambahkan satu variabel kontrol antara
akan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan hasil
lain yaitu variabel
retained owneship,
penelitian terdahulu tentang pengungkapan
leverage, dan umur perusahaan.
yang ditemukan oleh Guo et al. (2004), Kristandl dan Bontis (2007), juga Mangena (2010).
DAFTAR PUSTAKA
kontrol ternyata tidak selalu menunjukkan hasil
Abdolmohammadi, M.J.2005.“Intellectual
yang signifikan. Artinya bahwa pengaruh
Capital disclosure
and market
pengungkapan modal intelektual terhadap
capitalization”.Journal of Intellectual
underpricing diperkuat (tetap signifikan)
Capital Vol.6 No. 3. pp. 397-416.
dengan penambahan saatu variabel kontrol
Abeysekera, I.,2006.“The project of
antara lain variabel, retained ownership,
intellectual
capital disclosure:
leverage, dan umur perusahaan. Namun
researching the research”.Journal of
pengaruhnya menjadi lemah (tidak signifikan) ketika (1) ditambahkan satu variabel kontrol
Intellectual Capital,7(1):61-77
antara lain variabel proceeds, reputasi
Aditya,IgDodiet,20082009,“Variabel
underwriter, (2) penambahan secara serentak
Penelitian dan Definisi Operasional,
kelima variabel yang jika secara individual
”Hand out Mata Kuliah Metodologi
ditambahkan
akan mendukungnya,
Research Prodi DIII Kebidanan
penambahan secara serentak variabel yang
Poltekkes Surakarta.
berskala numerik, dan (4) penambahan secara
Aggarwal,R.,Leal,L.Hernandez,1993,“th
serentak variabel yang berkategori dummy.
e After market Performance of Initial Public
Offerings in Latin
5. KESIMPULAN
America”FinancialManagement,spri
Penelitian yang berjudul “Pengaruh
ng1993:pp.42- 53.
Prospektus Terhadap Tingkat Underpricing
Amir,E.andLev,B.,1996,“Value-relevance
Pada Biaya Modal IPOPerusahaan Yang
of non financial information: the
TerdaftarDi Bursa Efek Indonesia(Studi
wireless communication industry”,
Empiris pada Perusahaan yang Melakukan
Journal
of
Accounting and
Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia
Economics,Vol. 22 No. 1, pp. 3-30.
Periode 2004-2013)” melibatkan enam variabel
Ardiansyah,Misnen,2003,“Pengaruh
independen. Variabel independen utama yaitu
Variabel Keungan Terhadap Return
tingkat pengungkapan modal intelektual
Awal dan Return 15 Hari Setelah
(ICDisc) dan lima variabel kontrol lainnya yaitu: (1) retained ownerships, (2) reputasi
IPO di Bursa Efek Jakarta,”
underwriter, (3) leverage, (4) proceeds, dan (5)
Kumpulan Makalah Simposium
umur perusahaan.
Nasional Akuntansi VI”360-382.
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan
BAPEPAM,1996,Kep-
kesimpulan:
51PM1996,Tentang
Pedoman
1. Hasil pengujian OLS menunjukkan bahwa
Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus
variabel tingkat pengungkapan modal
Ringkas dalam Rangka Penawaran Umum, Jakarta.
Barney,J.,1991 “Types of Competition and
Accountability Journal, Vol. 18 No.
The Theory of Strategy: Towards an
6, pp. 713-32.
Integrative Framework,” Academy of
BursaEfekIndonesia, 2010, Buku Panduan
Management Review,Vol.11,No.4,pp
Indeks Harga Saham Bursa Efek
791-800
Indonesia,Jakarta.
Baron,D.P.,1982.A Model of the Demand
for Investment Banking Advising
Carter,R.B.danManaster, S.,1990,“initial
and Distribution Servicesfor New
Public Offering and Underwriter
Issue, The Journal of Finance, 37,
Reputation,”Journal of FinanceVol.
1115-1138.
XLV No. 4 September.
Beattie,V.and Thomson,S.J.,2007, “Lifting
Choong,K.K.2008. Intellectual capital:
the lidon the use of content analysis
efinitions,
categorization and
to investigate intellectual capital
reporting models. Journal of
disclosures,”Accounting
Forum,
Intellectual Capital, 9 (4), 609 – 638.
31:129-163.
Chow,C.W.andBoren,A.W.(1987).Volunta
Beatty,R.P.andRitter,J.R.,1986,