PENGARUH PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL (1)

PENGARUH PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL DALAM PROSPEKTUS TERHADAP TINGKAT UNDERPRICING PADA BIAYA MODAL IPO PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

  (Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering

  di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 - 2013)

  Indra Satriawan, SE.M.Si.,Ak Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya

  Abstract

  The objective of this study is to empirically analyze the relationship between the level ofintellectual capital disclosures in the prospectus ofIPO’s companies to the level of underpricing. This study is a replication of Vander Zahn and Singh (2007). This research was conducted with purposive sampling technique. The object of research are IPO’s companies of the Indonesia Stock Exchange since January 1, 2004 through December31, 2013. Data was obtained from Pusat Referensi Pasar Modal BEI (Capital Market Reference Center). Theresults of this study indicate that the level of disclosure of intellectual capital does not affect the level of under pricing. However, company’s ages which are control variables in this study showed asignifican trelationship. Other control variables; retained ownerships, under writer reputation, leverage and the proceeds; do not affect the level of underpricing. The implications of this research owards theory are the support of legitimacy theory and stake holder theory.

  Key words: intellectual capital, underpricing, initial public offering

  1. PENDAHULUAN

  modal intelektual dalam laporan keuangan

  1.1Latar Belakang Masalah

  perusahaan.

  Perkembangan ekonomi yang semakin

  Salah satu media yang dapat digunakan

  kompleks memunculkan isu, salah satunya

  oleh perusahaan dalam memperolehdana dan

  mengenai pengungkapan modal intelektual.

  melakukan investasi adalahmelalui pasar

  Pengungkapan modal intelektual perlu untuk

  modal. Usaha untuk mendapatkan dana tersebut

  diungkapkan oleh suatu perusahaan. Dengan

  dapat dilakukan dengan cara perusahaan

  mengeluarkan surat berharga dan kemudian

  meningkat di pasar modal, informasi modal

  surat berharga atau saham yang baru

  dikeluarkan oleh perusahaan tersebut dijual

  kemampuan perusahaan dengan lebih baik.

  pada pasar primer yang berupaInitial Public

  Oleh karena itu beberapa pihak tertarik untuk

  Offerings (IPO) atau penawaran perdana

  terhadap sahamnya, atau dapat pula dengan

  pengungkapan modal intelektual.

  cara menambah surat berharga baru jika

  Modal intelektual telah menjadi aset

  perusahaan tersebut sudah going public.

  yang sangat bernilai dalam dunia bisnis

  Selanjutnya surat berharga yang telah beredar

  modern. Hal ini menimbulkan tantangan bagi

  diperdagangkan di pasar sekunder.

  para akuntan untuk mengidentifikasi, mengukur

  Fenomena yang sering terjadi pada saat

  dan mengungkapkannnya dalam laporan

  perusahaan

  melakukan IPO adalah

  keuangan. Konsep modal intelektual telah

  underpricing, yang berarti penentuan harga

  mendapatkan perhatian besar oleh berbagai

  saham di pasar perdana lebih rendah

  kalangan terutama para akuntan dan akademisi.

  dibandingkan dengan harga saham yang sama

  Fenomena ini menuntut mereka untuk mencari

  setelah diperdagangkan di pasar sekunder

  informasi yang lebih rinci mengenai hal-hal

  (Rosyati dan Sabeni, 2002). Pada saat

  yang berkaitan dengan pengelolaan modal

  perusahaan melakukan IPO, investor belum

  intelektual. Mulai dari cara pengidentifikasian,

  dapat mengetahui banyak informasi mengenai

  pengukuran sampai dengan pengungkapan

  perusahaan tersebut. Informasi mengenai perusahaan yang melakukan IPO sangat perusahaan tersebut. Informasi mengenai perusahaan yang melakukan IPO sangat

  Zahn (2007). Dalam penelitian Hartati (2010)

  berasal dari prospektus saja sehingga investor

  yang dalam penelitiannya belum mampu

  kesulitan dalam menilai tingkat keuntungan dan

  mendukung penelitian Van der Zahn yang

  risiko yang sebenarnya dari saham-saham IPO.

  menemukan hubungan positif dan signifikan

  Dengan mengetahui informasi-informasi yang

  pada IPO Singapore. Kemudian hasil penelitian

  mempengaruhi initial return diharapkan akan

  Hartati (2010), menemukan hubungan yang

  membantu

  investor

  dalam menentukan

  negatif, namun tidak siknifikan pada IPO di

  keputusan investasi yang tepat pada saham-

  Indonesia.

  saham IPO.

  Penelitian ini dilakukan dengan menguji

  Berbagai model teoritis seringkali

  secara empiris hubungan antara tingkat

  menggunakan asimetris informasi (information

  pengungkapan modal intelektual dengan tingkat

  asymmetry) sebagai determinan dasar yang

  underpricing pada penawaran perdana ke

  publik (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Tingkat

  Underpricing, sebagai kenaikan biaya modal

  underpricing dihitung melalui return awal yang

  secara langsung, dianggap sebagai fungsi dari

  murah, yaitu return yang diperoleh dari aktiva

  asimetris informasi (Singh dan Van der Zahn,

  di penawaran perdana mulai dari saat dibeli di

  2007). Ritter dan Welch (2002) menyatakan

  pasar primer sampai pertama kali didaftarkan di

  bahwa teori underpricingberdasarkan asimetri

  pasar sekunder yang secara merata murah.

  informasi memperlihatkan prediksi bahwa

  Penelitian ini dilakukan hanya pada tahun

  underpricing secara positif berhubungan

  2004-2013 bagi perusahaan IPO di Bursa Efek

  Peningkatan pengungkapan informasi keuangan

  Terdapat beberapa alasan utama bahwa

  dan non-keuangan dalam sebuah IPO dianggap

  modal intelektual merupakan bagian dari

  sebagai mekanisme potensial untuk mengurangi

  pengungkapan perusahaan (Van der Zahn and

  asimetris informasi.

  Singh, 2007a). Pertama, modal intelektual

  Singh dan Van der Zahn (2007),

  sangat tidak teramati, bersifat tidak berwujud

  penelitian pengungkapan modal intelektual

  dan diinternalisasi oleh perusahaan. Karena

  yang sering dilakukan umumnya hanya dibatasi

  terisolasi dari pengamatan luar dan pengukuran,

  untuk membahas dua dari tiga isu utama yang

  berarti investor harus bergantung pada

  kebijakan emiten dalam pelaporan modal

  (corporate disclosure).Dua isu utama tersebut

  intelektual.

  Kedua,

  dorongan untuk

  mengungkapkan informasi modal intelektual

  pengungkapaninformasi modal intelektual dan

  mungkin ada, tetapi emiten mungkin enggan

  untuk melaporkan informasi tersebut karena

  pengungkapan modal intelektual.Penelitian

  sensitivitas persaingan. Ketiga, terdapat suatu

  pengungkapan modal intelektual terkait dengan

  kesenjangan yang sangat luas tentang

  isu utama yang ketiga yaitu konsekuensi

  persyaratan pengungkapan wajib yang secara

  pengungkapan modal intelektual hanya

  spesifik ataupun tidak langsung berhubungan

  intelektual, sehingga

  akademisi di bidang modal intelektual.

  memberikan kebebasan yang lebih besar bagi

  Penelitian

  mengenai

  para emiten ketika membuat pengungkapan

  konsekuensipengungkapan

  modal

  modal intelektual. Ketiga alasan pengungkapan

  intelektualyang belum banyak dilakukan serta

  tersebut mendukung definisi modal intelektual

  hasil penelitian yang sering tidak konsisten

  yang dikemukakan oleh Bukh et al. (2005),

  baik antara hasil satu penelitian dengan

  yaitu sebagai sumber daya pengetahuan dalam

  penelitian lainnya maupun dengan teori-teori

  bentuk karyawan, pelanggan, proses atau

  yang dikembangkan sebelumnya, mendorong

  teknologi yang dapat digunakan oleh

  penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh

  perusahaan dalam proses penciptaan nilai.

  Sifat sumber daya, prinsip pelaporan, dan

  dilakukan

  perusahaan

  pengawasan seperti yang disebutkan di atas,

  terhadaptingkatunderpricing.

  merupakan ketidakpastian yang ada di seputar

  Penelitian ini merupakan kelanjutan dari

  modal intelektual dan berkontribusi besar pada

  penelitian Hartati (2010).Penelitian

  ini

  asimetri informasi antara emiten dan investor,

  mengacu pada penelitian Singh dan Van der

  khususnya pada era informasi saat ini.

  signifikan negatif terhadap underpricing.

  Sebaliknya hasil penelitian Ardiansyah (2003)

  ketidakpastian yang besar tentang perusahaan.

  di Indonesia menunjukkan bahwa proceeds

  Hal ini membuat investor sulit untuk

  tidak berhubungan dengan underpricing,

  memberikan penilaian. Oleh karena itu,

  kemungkinan ini disebabkan karena investor di

  investor akan mencari informasi yang lebih

  BEI belum menganggap dengan jumlah

  banyak untuk meningkatkan penilaiannya

  penawaran yang besar, prospek perusahaan

  terhadap perusahaan.

  akan membaik di masa yang akan datang

  Informasi non keuangan yang menjadi

  dengan tersedianya dana yang cukup untuk

  variabel kontrol yaitu, reputasi underwriter,

  ekspansi dan investasi yang akan dilakukan atas

  umur perusahaan, dan retained ownership

  hasil IPO tersebut.

  (presentase kepemilikan saham yang ditahan).

  Berdasarkan penjelasan tentang peran

  Informasi keuangan yang menjadi variabel

  pengungkapan modal intelektual terhadap

  kontrol yaitu: tingkat leverage dan proceeds.

  pengurangan biaya modal pada saat IPO dan

  Pemilihan variabel ini merujuk pada hasil

  pengaruh informasi keuangan maupun non

  beberapa penelitian antara lain oleh Van der

  keuangan yang menjadi variabel kontrol,

  Zahn dan Singh (2007); Ardiansyah (2003);

  khususnya

  dalam

  kasus underpricing

  Rosyati dan Sabeni (2002); Daljono (2000);

  mendorong dilakukannya penelitian yang

  Nurhidayati dan Indriantoro (1998); dan Beatty

  berusaha melakukan pembuktian secara

  (1989) yang menguji hubungan variabel-

  empiris.

  variabel tersebut terhadap underpricing.

  Berdasarkan uraian latarbelakang di

  underwriterantara lain karena menurut Hartono

  atas,rumusan masalah dalam penelitian

  (2008) peran underwriter adalah untuk

  iniadalah: Apakah pengungkapan modal

  mengurangi ketidakpastian. Underwriter yang

  intelektual dalam prospektus oleh perusahaan-

  bereputasi tinggi, lebih berpengalaman dan

  perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek

  lebih profesional dalam menangani IPO

  Indonesia pada tahun 2004-2013 berpengaruh

  perusahaan, sehingga berani memberikan harga

  negatif terhadap tingkat underpricing?

  1.3 Tujuan Penelitian

  konsekuensi dari kualitas penjaminannya

  Dilakukannya penelitianini adalah

  (Beatty, 1989). Pemilihan umur perusahaan

  bertujuan untuk memberikan bukti empiris

  sebagai variabel kontrol keempat karena

  mengenai pengaruh pengungkapan modal

  Ardiansyah (2003) menyimpulkan bahwa umur

  intelektual dalam prospektus terhadap tingka

  perusahaan merupakan salah satu hal yang

  tunderpricing.

  dipertimbangkan investor dalam menanamkan modalnya. Financial leverage dipertimbangkan

  2. LANDASAN TEORI

  sebagai variabel kontrol berikutnya dengan

  2.1 Teori Stakeholder

  pertimbangan, karena secara teoritis financial

  Berdasarkan teori Stakeholder diketahui

  leverage menunjukkan risiko suatu perusahaan

  bahwa seluruh stakeholders memiliki hak untuk

  sehingga berdampak pada ketidakpastian suatu

  disediakan informasi tentang bagaimana

  harga saham (Kim et al., 1993).

  aktivitas organisasi mempengaruhi mereka,

  Variabel kontrol terakhir yaituproceeds

  bahkan ketika mereka memilih untuk tidak

  (penerimaan dari pengeluaran saham). Kim et

  menggunakan informasi tersebut dan bahkan

  al., (1995) menyatakan bahwa proceeds

  ketika mereka tidak dapat secara langsung

  merupakan proxy dari ketidakpastian yang

  memainkan peran yang konstruktif dalam

  dihubungkan dengan penawaran saham. Oleh

  kelangsungan hidup organisasi (Deegan, 2004).

  karena itu diduga bahwa proceeds berhubungan

  Ketika manajer mampu mengelola organisasi

  positif dengan harga saham, karena semakin

  secara maksimal, khususnya dalam penciptaan

  tinggi proceeds semakin rendah ketidakpastian

  nilai bagi perusahaan (dengan memanfaatkan

  yang berarti harga saham semakin tinggi.

  seluruh potensi yang dimiliki perusahaan, baik

  karyawan (human capital), aset fisik (physical

  proceeds,underpricing semakin kecil. Hasil

  capital), maupun structural capital) itu artinya

  penelitian Kim et al., (1993) menunjukkan

  manajer telah memenuhi aspek etika dari teori

  bahwa gross proceeds berasosiasi secara

  ini (Ulum, 2009). Juga berdasarkan teori ini (Ulum, 2009). Juga berdasarkan teori

  diketahui bahwa

  perusahaan

  pengungkapan modal intelektual dengan biaya

  modal perusahaan yang terdaftar di bursa di

  intelektualnya jika memiliki kebutuhan khusus

  negara Austria, Jerman, Swedia dan Denmark.

  untuk melakukannya, hal ini mungkin terjadi

  Hal ini sejalan dengan pendapat Van der Zahn

  ketika perusahaan tidak mampu melegitimasi

  dan Singh (2007) yang menyebutkan bahwa

  statusnya berdasarkan tangibleassets yang

  jika IPO mengungkapkan informasi terkait

  umumnya dikenal sebagai simbol kesuksesan

  modal intelektual lebih banyak dalam

  perusahaan (Guthrie et al., 2006).

  prospektus maka akan mengurangi perhatian

  Selanjutnya Beatty dan Ritter (1986)

  mengenai ketidaksimetrisan informasi dan

  menunjukkan bahwa ketika sejumlah faktor-

  tingkat undepricing. Berdasarkan kedua teori

  faktor resiko diungkapkan dalam prospektus

  tersebut dan hasil penelitian lainnya, dapat

  lebih banyak, rata-rata underpricing menjadi

  disimpulkan bahwa pengungkapan informasi

  rendah. Pendapat ini didukung oleh Guo et al.

  dengan

  memanfaatkan

  seluruh potensi

  (2004) yang menemukan hubungan terbalik

  perusahaan termasuk modal intelektualnya akan

  antara tingkat pengungkapan informasi yang

  dapat memenuhi hak stakeholder dan

  terkait dengan produk (bagian dari modal

  melegitimasi

  perusahaan dengan cara

  intelektual) dalam prospektus IPO perusahaan

  meminimalkan tingkat underpricing pada saat

  bio-tech dengan berbagai ukuran asimetri

  IPO.

  informasi yang digunakan secara luas (yaitu

  2.2 Penelitian Terdahulu

  bid-ask spread, quoted depth, stock return

  Beberapa

  penelitian tentang

  volatility). Penelitian Kristandl dan Bontis

  pengungkapan informasi keuangan, non

  (2007) pun mendukung dengan menemukan

  akuntansi, dan modal intelektual:

  hubungan yang signifikan negatif antara

  Tabel 1 Telaah Penelitian Terdahulu

  Peneliti

  Hasil

  Van der Zahn dan Singh, Terdapat hubungan yang positif antara underpricing dan tingkat 2007

  pengungkapan modal intektual.

  Bukh et al., 2005

  Berdasarkan hasil analisis statistik bahwa tingkat kepemilikan manajerial sebelum IPO dan tipe industri berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela modal intelektual, sementara umur dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh.

  Daljono, 2000

  Koefisien reputasi underwriter berasosiasi secara statistik signifikan dan positif dengan return awal

  Rosyati dan Sabeni, 2002

  Hasil dari penelitian tersebut membuktikan bahwa reputasi underwriter berpengaruh signifikan terhadap underpricing. Sedangkan reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap underpricing.

  Hartati, 2010

  Penelitian ini mengacu pada penelitian Singh dan Van der Zahn (2007). Dalam penelitian Hartati (2010) yang dalam penelitiannya belum mampu mendukung penelitian Van der Zahn yang menemukan hubungan positif dan signifikan pada IPO Singapore. Kemudian hasil penelitian Hartati (2010), menemukan hubungan yang negatif, namun tidak siknifikan pada IPO di Indonesia.

  Sumber: data diolah dari berbagai penelitian, 2015.

  2.3 Kerangka Pemikiran

  digambarkan suatu model kerangka pemikiran

  Berdasarkan tinjauan dari penelititer

  untuk

  menggambarkan pengaruh

  dahulu, kajian teoritis, dan permasalahan yang

  pengungkapan modal intelektual terhadap

  telah dikembangkan, sebagai dasar untuk

  tingkatunderpricing .

  merumuskan hipopenelitian, berikut ini

  Variabel Independen Utama:

  Pengungkapan Modal Intelektual

  H1: ( - )

  Variabel Dependen :

  Variabel Independen Kontrol :

  Tingkat Underpricing

  - Reputasi Underwriter - Retained Ownerships - Leverage - Umur Perusahaan - Proceeds

  Keterangan : - Garis

  = Variabel Independen Utama

  - Garis Putus-putus

  = Variabel Independen Kontrol

  2.4 HIPOPENELITIAN PENELITIAN

  H1 : Tingkat pengungkapan modal intelektual

  Secara keseluruhan dugaan umum

  dalam prospektus berpengaruh negatif

  penelitian ini adalah bahwa ketiadaan rincian

  terhadap tingkat underpricing

  modal intelektual yang cukup membuat ketidakpastiannya menjadi lebih tinggi. Hal ini

  3. METODEPENELITIAN

  akan menarik investor untuk menuntut

  3.1 Populasi dan Sampel

  kompensasi yang lebih besar dari emiten yang

  Desain penelitian yang digunakan

  mengarah ke rata-rata underpricing yang lebih

  dalam penelitian ini bersifat penjelasan

  tinggi. Berdasarkan pendapat-pendapat yang

  (explanatoryresearch). Data penelitian yang

  dikemukakan, hipopenelitian penelitian ini

  dibutuhkan adalah data sekunder dalam bentuk

  dirumuskan. Hipopenelitian yang dapat

  daftar dan prospektus dari perusahaan yang

  dirumuskan adalah:

  melakukan IPO.

  Populasi dalam

  H0 : Tingkat pengungkapan modal intelektual

  penelitian ini adalah perusahaan yang

  dalam prospektus tidak berpengaruh

  melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia

  negatif terhadap tingkat underpricing

  (IDX). Perusahaan yang melakukan IPO dalam rentang waktu 1 Januari 2004 – 31 Desember 2013 adalah sebanyak 188 perusahaan.

  Tabel 2 DaftarPerusahaanyangMelakukanIPO Tahun 2004 – 2013

  Sektor Industri

  IPO di BEI

  Hospital, Hotel, Agriculture, Mining, Miscellaneous Industry,

  12 Property, Real Estate Building Construction, Infrastructure, Utilities Transportation, Finance, Manufacture. Manufacture, Hotel, Shipping, Agriculture, Mining, Miscellaneous

  Industry, Consumer Goods Industry, Property Shipping, Agriculture, Mining, Miscellaneous Industry, Property,

  12 Real Estate Building Construction, Infrastructure, Utilities Transportation, Finance, Hotel Finance, Trade,Agriculture, Mining, Miscellaneous Industry, Shipping,Consumer Goods Industry, Property, Real Estate

  Building Construction, Infrastructure, Utilities Transportation, Service Investment, Basic Industri and Chemicals, Hotel,

  Agriculture Infrastructure, Mining, Miscellaneous Industry, Consumer Goods Industry, Property, Agriculture, Real Estate Building

  Construction, , Utilities Transportation, Shipping, Finance, Trade, Service Investment, Hotel, Hospital Real Estate Building Construction, Basic Industri and Chemicals, Property,Agriculture, Mining, Miscellaneous Industry,

  13 Infrastructure, Utilities Transportation, Finance, Trade, Service Investment, Hospital.

  Hospital, Shipping, Consumer Goods Industry, Agriculture, Mining, Property, Real Estate Building Construction,

  Infrastructure, Utilities Transportation, Finance, Trade, Service Investment, Basic Industri and Chemicals Service Investment, Basic Industri and Chemicals, Agriculture, Mining, Miscellaneous Industry, Consumer Goods Industry,

  25 Property, Real Estate Building Construction, Infrastructure, Utilities Transportation, Shipping, Finance, Trade, Hotel

  Hospital, Shipping, Hotel, Agriculture, Mining, Miscellaneous Industry, Consumer Goods Industry, Property, Real Estate

  23 Building Construction, Infrastructure, Utilities Transportation, Finance, Trade, Service Investment, Basic Industri and Chemicals Trade, Service Investment, Hospital, Shipping, Manufacture, Infrastructure,Agriculture,

  Mining, Miscellaneous Industry,

  31 Consumer Goods Industry, Property, Real Estate Building Construction, Utilities Transportation, Finance, Basic Industri and Chemicals, Finance, Trade, Hotel

  Jumlah

  Sumber : IDX,BEI 2015

  Dari populasi tersebut, sampel ditarik

  kondisi dimana harga saham pada penawaran

  dengan teknik purposive sampling dengan

  perdana lebih rendah dibandingkan harga

  kriteria:

  sahamp enutupan pada haripertama listing.

  1. Perusahaan yang hanya melakukan satu

  Underpricing saham dapat diukur dengan

  tahap IPO dalam rentang waktu sejak1

  menghitung selisih antara penutupan harga

  Januari 2004 sampai dengan 31 Desember

  saham pada hari pertama listing (closingprice)

  penawaran perdana

  2. IPO yang hanya menerbitkan saham biasa.

  (offeringprice) dan dinyatakans ebagai

  3. IPO yang mengalami underprice

  persentase

  terhadap offeringprice

  Pada penelitian ini underpricing saham

  (SinghdanVanderZahn, 2007 dalam Ardhianto,

  yang terjadi pada saat hari pertama listing

  2011). Persamaannyadapat ditulis sebagai

  dependen.Underpricing yang merupakan

  ClosingPrice– Offering Price

  Underpricing =

  x100

  Offering Price Variabel independen dalam penelitian

  intelektrual yang dipilih. Kode yang diberikan

  ini adalah pengungkapan modal intelektual.

  menggunakan kode dikotomi yang tidak

  Penentuan persentase pengungkapan modal

  mempertimbangkan bobot masing-masing

  intelektrual dalam prospectus IPO pada

  yaitu memberi skor 1 jika atribut modal

  penelitian ini menggunakan contentanalysis.

  intelektrual diungkapkan, dan skor 0 jika

  Content analysis dilakukan dengan membaca

  atribut modal intelektualt idak diungkapkan.

  laporan prospektus setiap perusahaan sampel

  Pengungkapan modal intelektrual dalam

  dan member kode informasi yang terkandung

  penelitian

  ini

  menggunakan indeks

  didalamnya menurut framework modal

  pengungkapan yang

  digunakan dalam digunakan dalam

  olehperusahaan. Jumlah atribut intellectual

  membandingkan jumlah atribut modal

  capital disclosure (ICD) yang diharapkan

  intelektrual yang diungkapkan perusahaan

  diungkapkan dalam penelitian ini adalah 41

  dalam prospektus dengan jumlah atribut modal

  item (Tabel 2.3).

  Jumlah atribut IC yang diungkap dalam prospektus ICD= -------------------------------------------------------------- x 100

  Variabel independen dalam penelitian ini

  intelektual

  berbasis

  pada komponen

  adalah pengungkapan modal intelektual. Dalam

  pengungkapan oleh Husin et al., (n.d.) yang

  penelitian ini metode pengumpulan data modal

  meliputi 41 item pengungkapan yang terbagi ke

  intelektual menggunakan analisis isi. Analisis

  dalam tiga bagian yaitu internal capital,

  isi telah menjadi metode yang luas digunakan

  external capital danhuman capital seperti

  dalam berbagai penelitian aset yang tidak

  dalam tabel 2.3. Merujuk pada penelitian

  berwujud atau pengungkapan modal intelektual

  Rashid et al.,n.d dalam Hartati, penelitian ini

  (Abeysekera, 2006; Guthrie et al., 2004).

  mengadopsi sistem dikotomis (1 = jika item

  Analisis isi melibatkan kodifikasi informasi

  diungkapkan, 0 = jika item tidak diungkapkan)

  kualitatif dan kuantitatif ke dalam kategori

  untuk menghindari bias yang tidak perlu dan

  yang telah ditetapkan dalam rangka untuk

  subjektivitas. Selain itu, penelitian ini

  memperoleh pola-pola dalam presentasi dan

  menggunakan unweighted scores untuk

  pelaporan informasi (Guthrie et al., 2004)

  mengindikasikan kepentingan relatif dari setiap

  sehingga memungkinkan para peneliti untuk

  item dalam indeks pengungkapan. Temuan

  menganalisis informasi yang diterbitkan secara

  empiris sebelumnya menunjukkan bahwa hasil

  sistematis, obyektif dan andal (Krippendorff,

  dari sistem penilaian unweighted dan weighted

  2004). Dua tahap penting dalam analisis isi

  scoring tidak berbeda secara statistik (Chow

  meliputi penentuan komponen yang akan

  dan Boren, 1987). Logikanya, tidak semua item

  dimasukkan dalam indeks pengungkapan dan

  selalu relevan untuk semua perusahaan karena

  perusahaan yang berbeda memberikan tingkat

  pengungkapan (Rashid et al., n.d dalam

  kepentingan yang berbeda untuk item informasi

  Hartati.). Indeks pengungkapan

  modal

  (Rashid et al., n.d. dalam Hartati).

  T

  m

  ingkat pengungkapan modal intelektual = (  d M ) x 100.

  i  1

  Keterangan:

  d i = 1 jika item diungkapkan dalam prospektus, dan 0 jika tidak. M = total pengungkapan yaitu 41.

  3.2 Variabel Kontrol

  berbanding dengan nilai buku total aset

  Variabel kontrol dalam penelitian adalah:

  yang terdapat dalam prospektus perusahaan

  a. Reputasi underwriter adalah kualitas

  IPO.

  leadunderwriter yang diproksikan sebagai

  c. Umur perusahaan adalah kemampuan

  variabel dummy. Pemeringkatan lead

  perusahaan untuk dapat bertahan hidup.

  underwriterberdasarkan total proceeds yang

  Pengukuran umur perusahaan mengikuti

  dijamin oleh underwriter setiap tahunnya

  penelitian Inderpal Singh dan Van der Zahn

  dari tahun 2004 - 2013.

  (2007) yang diukur dengan logaritma

  b. Leverage menunjukkan pada hutang yang

  natural jumlah hari sejak tanggal perusahaan

  dimiliki oleh perusahaan, yang diukur

  mulai berdiri hingga tanggal melakukan

  dengan rasio nilai buku total hutang

  IPO.

  d. Retained Ownerships yang dilambangkan

  4. HASIL

  PENELITIAN DAN

  dengan RO, diukur berdasarkan persentase

  PEMBAHASAN

  saham yang dipertahankan oleh pemegang

  Berdasarkan hasil uji asumsi klasik,

  saham lama pada saat IPO (Sulistio, 2005)

  diketahui bahwa model regresi terbebas dari

  e. Proceeds yang dilambangkan dengan ln GP

  masalah multikolonearitas, autokorelasi, dan

  adalah logaritma natural dari net proceeeds

  heterokedastisitas. Sehingga dapat digunakan

  (berdasarkan hasil bersih IPO sesuai dengan

  untuk memprediksi variabel dependen melalui

  prospektus) yang akan diterima oleh

  melalui variabel independennya. Berdasarkan

  perusahaan dari IPO (dalam nilai mata uang

  hasil uji menggunakan software Eviews 7

  Rupiah).

  didapatkan model dan hasil regresi sebagai berikut :

  Tabel 3 Hasil Analisis Regresi

  UP = 1,96- 0.27IC – 0,15RO + 0,07– 0,05UND+ 0.10LEV -

  0.03LNGP -0.09LNAGE

  Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177 Included observations: 77

  Coefficient

  Std. Error

  IC -0.270352

  Mean dependent var

  Adjusted R-squared

  S.D. dependent var

  S.E. of regression

  Akaike info criterion

  Sum squared resid

  Schwarz criterion

  Log likelihood

  Hannan-Quinn criter.

  Durbin-Watson stat

  Prob(F-statistic)

  Sumber: hasil pengolahan data Eviews7, 2015 .

  2 2 Nilai 2 koefisien determinasi (R ) Selain nilai R , nilai Adjusted R sangat menunjukkan ketepatan atau goodness of fit

  dianjurkan untuk mengevaluasi model regresi

  model yang digunakan. Berdasarkan hasil

  terbaik (Ghozali, 2009). Dari hasil analisis

  analisis pengaruh tingkat pengungkapan modal 2 regresi diketahui nilai adjusted R adalah intelektual 2 terhadap biaya modal IPO sebesar 0,040225 atau 4. Sama seperti R ,

  nilai ini menunjukkan bahwa variabel-variabel

  determinasi atau R 2 sebesar 0,153882 atau

  IC, RO, UND, LEV, LNGP, LNAGE mampu

  15. Dengan demikian nilai ini menunjukkan

  menjelaskan sebesar 4 tingkat underpricing.

  bahwa tingkat underpricing dapat dijelaskan

  Dengan demikian secara umum model yang

  oleh variasi dari variabel independen IC, RO,

  dipergunakan ini dapat dikatakan amat terbatas

  UND,LEV, LNGP, LNAGEsebesar 15,

  untuk menjelaskan pengaruh variabel tingkat

  sedangkan sisanya sebesar 85 dijelaskan oleh

  pengungkapan modal intelektual terhadap

  sebab-sebab lain di luar model.

  tingkat underpricing biaya modal IPO tingkat underpricing biaya modal IPO

  nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar

  selalu menunjukkan kualitas model sudah baik

  dari pada α 0,05 (0,73> 0,05), sehingga dapat

  (Winarno, 2009). Menurut Ghozali (2009) dan

  disimpulkan bahwa RO tidak berpengaruh

  Winarno (2009) secara umum koefisien

  terhadap tingkat underpricing.

  determinasi untuk data silang (cross section)

  Selanjutnya, nilai t hitung variabel UND

  cenderung rendah karena adanya variasi yang

  adalah -0,52 dengan probabilitas sebesar 0.61.

  besar antara masing-masing pengamatan.

  Artinya probabilitas lebih besar dari pada α

  Uji F dilakukan untuk melihat

  0,05 (0,61> 0,05), sehingga dapat disimpulkan

  pengaruh simultan pengaruh variabel-variabel

  bahwa variabel UND tidak berpengaruh

  bebas (independent) terhadap variabel terikat

  terhadap tingkat underpricing.

  (dependent). Hasil analisis data menunjukkan

  Variabel LEV, memiliki nilai t hitung

  bahwa nilai F hitung yang diperoleh adalah

  sebesar 0,51 dengan probabilitas sebesar 0,61.

  sebesar 1,353912 (1,35) dengan probabilitas

  Artinya probabilitas lebih besar dari pada α

  sebesar 0,226909 (0,23)> α 5. Berdasarkan

  0,05 (0,61> 0,05) sehingga kesimpulannya

  hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa

  adalah variabel LEV tidak berpengaruh secara

  model regresi tidak dapat digunakan untuk

  signifikan terhadap tingkat underpricing.

  memprediksi tingkat underpricing atau dapat

  Berikutnya adalah nilai t hitung untuk

  dikatakan bahwa variabel-variabel IC, RO,

  variabel LNGP

  adalah -0,60 dengan

  UND, LEV, LNGP, LNAGE secara simultan

  probabilitas sebesar 0,55. Artinya probabilitas

  variabel gross proceeds lebih besar dari pada α

  underpricing biaya modal IPO perusahaan di

  0,05 (0,55> 0,05) sehingga kesimpulannya

  BEI.

  adalah gross proceedstidak mempengaruhi

  Uji t digunakan untuk melihatkan

  tingkat underpricing.

  pengaruh parsial masing-masing variabel bebas

  Terakhir adalah variabel LNAGE yang

  (independent)

  terhadap variabel

  terikat

  menunjukkan arah negatif karena nilai t hitung

  (dependent). Berdasarkan hasil analisis

  variabel LNAGE adalah -1,77 dengan

  diketahui bahwa:

  probabilitas sebesar 0,08. Probabilitas variabel

  Nilai t hitung variabel IC adalah -0,67

  LNAGE lebih kecil dari pada α 0,10 (0,08<

  dengan probabilitas sebesar 0,50. Artinya

  0,10). Dengan demikian dapat disimpulkan

  probabilitas yang diperoleh lebih besar dari

  bahwa variabel umur perusahaan berpengaruh

  pada α 0,05 (0,50 >0,05), sehingga dapat

  negatif dan signifikan terhadap tingkat

  disimpulkan bahwa IC tidak berpengaruh

  underpricing biaya modal IPO.

  terhadap tingkat underpricing biaya modal IPO

  Selain pengujian pada OLS utama,

  perusahaan. Nilai t hitung dengan tanda negatif

  dilakukan

  pula

  pengujian variasi

  sesuai dengan dugaan hipopenelitian yang

  variabelindependent utama dan variabel kontrol

  menyatakan bahwa tingkat pengungkapan

  terhadap variabel dependent. Hasil pengujian

  modal intelektual dalam prospektus berbanding

  kombinasi variabel independent dan variabel

  terbalik dengan tingkat underpricing.

  kontrol terhadap variabel dependent dengan

  Nilai t hitung varibel RO adalah -

  pengolahan data menggunakan Eviews7, 2015

  0,35dengan probabilitas sebesar 0,73. Artinya

  sebagai

  berikut :

  1. UP =α +β1IC+e

  Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177

  Included observations: 77

  Coefficient

  Std. Error

  IC -0.660409

  Mean dependent var

  Adjusted R-squared

  S.D. dependent var

  S.E. of regression

  Akaike info criterion

  Sum squared resid

  Schwarz criterion

  Log likelihood

  Hannan-Quinn criter.

  Durbin-Watson stat

  Prob(F-statistic)

  2. UP =α +β1IC+β2RO+e

  Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177

  Included observations: 77

  Coefficient

  Std. Error

  IC -0.578907

  Mean dependent var

  Adjusted R-squared

  S.D. dependent var

  S.E. of regression

  Akaike info criterion

  Sum squared resid Berdasarkan pengujian didapatkan rangkuman hasil sebagai berikut: 7.824764 Schwarz criterion 0.720604 Log likelihood

  Hannan-Quinn criter.

  Durbin-Watson stat

  Tabel 4.13

  Prob(F-statistic)

  3. UP =α +β1IC+β2UND+e

  Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177

  Included observations: 77

  Coefficient

  Std. Error

  IC -0.531630

  Mean dependent var

  Adjusted R-squared

  S.D. dependent var

  S.E. of regression

  Akaike info criterion

  Sum squared resid

  Schwarz criterion

  Log likelihood

  Hannan-Quinn criter.

  Durbin-Watson stat

  Prob(F-statistic)

  4. UP =α +β1IC+β2LEV+e

  Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177

  Included observations: 77

  Coefficient

  Std. Error

  IC -0.616954

  Mean dependent var

  Adjusted R-squared

  S.D. dependent var

  S.E. of regression

  Akaike info criterion

  Sum squared resid

  Schwarz criterion

  Log likelihood

  Hannan-Quinn criter.

  Durbin-Watson stat

  5. UP =α +β1IC+β2LNAGE+e 0.111878

  Prob(F-statistic)

  Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177

  Included observations: 77

  Coefficient

  Std. Error

  IC -0.528508

  Mean dependent var

  Adjusted R-squared

  S.D. dependent var

  S.E. of regression

  Akaike info criterion

  Sum squared resid

  Schwarz criterion

  Log likelihood

  Hannan-Quinn criter.

  Durbin-Watson stat

  Prob(F-statistic)

  6. UP =α +β1IC+β2LNGP+e

  Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177

  Included observations: 77

  Coefficient

  Std. Error

  IC -0.417671

  Mean dependent var

  Adjusted R-squared

  S.D. dependent var

  S.E. of regression

  Akaike info criterion

  Sum squared resid

  Schwarz criterion

  Log likelihood

  Hannan-Quinn criter.

  Durbin-Watson stat

  Prob(F-statistic)

  7. UP =α +β1IC+ β2RO+β3LEV+β4LNGP+β5LNAGE +e

  Dependent Variable: UP Method: Least Squares Sample:177

  Included observations: 77

  Coefficient

  Std. Error

  IC -0.302371

  Mean dependent var

  Adjusted R-squared

  S.D. dependent var

  S.E. of regression

  Akaike info criterion

  Sum squared resid

  Schwarz criterion

  Log likelihood

  Hannan-Quinn criter.

  Durbin-Watson stat

  Prob(F-statistic)

Tabel

  Rangkuman Hasil Pengujian Variasi Variabel Independent

  dan Variabel Kontrol

  No.

  Variabel

  R Dependent 2 Independent

  IC = Signifikan

  IC = Signifikan

  RO = Tidak

  Signifikan IC = Tidak

  Signifikan UND = Tidak

  Signifikan

  IC = Signifikan

  LEV = Tidak

  Signifikan IC = Signifikan

  5. UP

  IC, LNAGE

  Signifikan IC = Tidak

  6. UP

  IC, LNGP

  Signifikan

  Signifikan LNGP = Tidak

  Signifikan IC, RO, LEV, LNGP = Tidak

  7. UP

  IC, RO, LEV,

  LNGP,LNAGE

  LNAGE = Signifikan

  Sumber: data sekunder yang diolah, 2015.

  Berdasarkan hasil pengujian yang

  mendukung penelitian Van der Zahn yang

  dilakukan, maka diketahui bahwa secara

  menemukan hubungan positif dan signifikan

  pada IPO Singapore. Kemudian hasil penelitian

  Hartati (2010), menemukan hubungan yang

  underpricing. Variabel-variabel kontrol yaitu

  negatif, namun tidak siknifikan pada IPO di

  retained ownerships, reputasi underwriter,

  Indonesia.

  leverage dan proceeds, tidak berpengaruh

  Namun, nilai koefisien t test yang negatif

  secara signifikan terhadap tingkat underpricing

  menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan

  biaya modal IPO perusahaan. Namun, variabel

  modal intelektual berbanding terbalik dengan

  umur perusahaan berpengaruh signifikan

  tingkat underpricing biaya modal IPO

  terhadap tingkat underpricing biaya modal IPO

  perusahaan,

  sesuai

  dengan dugaan

  perusahaan.

  hipopenelitian. Nilai koefisien t test yang

  4.1 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Modal

  negatif ini mendukung penelitian-penelitian

  sebelumnya tentang pengungkapan oleh

  Underpricing

  perusahaan (Friedlan, 1993; Jog dan

  McConomy, 2003; dan Schrand dan Verrechia,

  hipopenelitian didapat kesimpulan bahwa

  2004; dan Guo et al., 2004) yang menyebutkan

  tingkat pengungkapan modal intelektual dalam

  bahwa tingkat underpricing lebih rendah ketika

  prospektus tidak berpengaruh terhadap tingkat

  sejumlah informasi rinci diungkap dalam

  underpricing. Hasil penelitian ini berlawanan

  prospektus.

  dengan hasil penelitian Van der Zahn dan

  Selanjutnya,

  berdasarkan teori

  Singh(2007) yang menemukan hubungan

  stakeholders diketahui bahwa manajemen

  positif dan signifikan. Sedangkan hasil

  organisasi diharapkan untuk melakukan

  penelitian Hartati (2010),dimana penelitian ini

  aktivitas yang dianggap penting oleh

  mengacu pada penelitian Singh dan Van der

  stakeholders dan melaporkan kembali aktivitas

  Zahn (2007). Dalam penelitian Hartati (2010)

  tersebut kepada mereka. Dalam konsep modal

  yang dalam penelitiannya belum mampu

  intelektual,

  ketika

  perusahaan mampu perusahaan mampu

  Berdasarkan hasil pengujian diketahui

  (baik karyawan, aset fisik, maupun structural

  variabel retained ownerships tidak memiliki

  capital), artinya manajer mampu menciptakan

  pengaruh yang signifikan tingkat underpricing.

  nilai bagi perusahaan. Pengungkapan modal

  Dibuktikan dengan nilai probabilitas t test

  intelektual merupakan sarana komunikasi

  sebesar 0,73 > α 5. Hasil ini menunjukkan

  bahwa investor kurang

  memperhatikan

  stakeholders atas pengendalian mereka

  informasi proporsi kepemilikan pemegang

  terhadap sumber daya yang dibutuhkan

  saham lama saat akan melakukan investasi pada

  organisasi. Berdasarkan pengolahan data

  perusahaan IPO. Hasil penelitian ini konsisten

  diketahui bahwa perusahaan telah menyediakan

  dengan Daljono (2000) dan Ardiansyah (2003)

  informasi tentang modal intelektual, salah

  yang hasil penelitiannya juga menunjukkan

  bahwa variabel retained ownerships tidak

  berpengaruh terhadap underpricing. Akan

  menunjukkan bahwa informasi tersebut tidak

  tetapi hasil ini tidak konsisten dengan

  digunakan oleh stakeholders khususnya

  penelitian Sulistio (2005) yang menyatakan

  investor di Bursa Efek Indonesia, yang

  bahwa retained ownerships berpengaruh

  dibuktikan dengan nilai probabilitas t test yang

  signifikan terhadap underpricing.

  tidak signifikan.

  Merujuk pada hasil penelitian Rohman

  Berikutnya adalah teori legitimasi yang

  (2008), tidak berpengaruhnya variabel retained

  menuntut organisasi secara berkelanjutan

  ownerships disebabkan para pemegang saham

  mencari cara untuk menjamin operasi mereka

  lama yang telah menahan sahamnya tidak

  berada dalam batas dan norma yang berlaku di

  mempengaruhi banyaknya informasi yang

  masyarakat (karena legitimasi dipengaruhi oleh

  dipublikasikan sehingga tidak berpengaruh

  kultur, interpretasi masyarakat, sistem politik,

  terhadap keputusan investor untuk membeli

  dan ideologi pemerintah yang berbeda).

  atau tidak saham emiten. Dengan demikian

  Penerapan teori legitimasi salah satunya dapat

  calon investor juga tidak perlu mengeluarkan

  dilakukan melalui pengungkapan modal

  biaya untuk mendapatkan informasi dari

  intelektual. Berdasarkan hasil pengujian

  emiten.

  diketahui bahwa koefisien t test menunjukkan

  4.3 Pengaruh Reputasi Underwriter terhadap

  tanda negatif dan tidak sifnifikan. Hasil yang

  Tingkat Underpricing

  ditemukan berbeda dengan hasil penelitian Van

  Reputasi underwriter dalam penelitian

  der Zahn dan Singh (2007) yang menemukan

  ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

  hubungan positif dan signifikan antara tingkat

  Pernyataan ini dibuktikan dengan nilai

  pengungkapan modal intelektual dengan tingkat

  probabilitas t test yang sebesar 0,61 > α 0,05.

  underpricing IPO perusahaan di Stock

  Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil

  Exchange of Singapore. Perbedaan hasil

  penelitian Sulistio (2005) dan Ardiansyah

  pengujian menunjukkan bahwa struktur

  (2003) yang menyatakan bahwa reputasi

  kelembagaan di Singapura berbeda dengan di

  underwriter tidak berpengaruh terhadap tingkat

  underpricing. Namun bertentangan dengan

  diungkapkan Van der Zahn dan Singh (2007)

  hasil penelitian Beatty (1989), Daljono (2000),

  bahwa hasil penelitiannya menyebabkan

  Nasirwan (2000) dan Rosyati dan Sabeni

  ekstrapolasi umum untuk kondisi di negara-

  (2002) yang berhasil menemukan hubungan

  nagara lain bermasalah.

  antara reputasi underwriter dengan tingkat

  Tidak signifikannya pengaruh tingkat

  underpricing. Tidak signifikannya hasil

  pengungkapan modal intelektual terhadap

  penelitian ini, antara lain karena adanya

  tingkat underpricing dalam penelitian ini

  perbedaan penggunaan data untuk memeringkat

  diduga karena informasi tentang umur

  penjamin emisi (Ardiansyah, 2003) Nasirwan

  perusahaan menjadi perhatian investor dalam

  menggunakan data pemeringkatan dari Majalah

  Uang dan Efek, sedangkan pemeringkatan

  probabilitas t test variabel umur perusahaan

  dalam penelitian ini menggunakan data nilai

  sebesar 0,082 atau 8 < α 10.

  penjaminan emisi emiten. Dalam penelitiannya

  4.2 Pengaruh Retained Ownerships terhadap

  Beatty (1989) berpendapat bahwa underwriter

  Tingkat Underpricing

  yang bereputasi tinggi, lebih pengalaman dan lebih profesional dalam menangani IPO yang bereputasi tinggi, lebih pengalaman dan lebih profesional dalam menangani IPO

  ekspansi dan investasi yang akan dilakukan atas

  hasil IPO tersebut (Ardiansyah, 2003).

  konsekuensi dari kualitas penjaminannya.

  4.6 Pengaruh Umur Perusahaan terhadap

  4.4 Pengaruh Leverage terhadap Tingkat

  Tingkat Underpricing

  Underpricing

  Terakhir

  adalah variabel umur

  Hasil pengujian atas variabel leverage

  perusahaan. Dalam penelitian ini variabel umur

  terhadap tingkat underpricing menunjukkan

  perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

  hubungan yang tidak signifikan. Hasil ini

  tingkat underpricing, yang dibuktikan oleh

  menunjukkan bahwa informasi tentang tingkat

  nilai probabilitas t test sebesar 0,08 < α 0,10.

  leverage tidak mempengaruhi keputusan

  Berdasarkan hasil pengujian, dapat disimpulkan

  investor dalam mengambil keputusan, yang

  bahwa informasi umur perusahaan dapat

  dibuktikan oleh nilai probabilitas t test yang

  mempengaruhi keputusan investor dalam

  tinggi yaitu 0,61 > α 0,05. Hasil ini konsisten

  berinvestasi.

  dengan penelitian Ardiansyah (2003) dan

  4.7 Pengujian Kombinasi

  Variabel

  Setianingrum (2005) yang menyatakan bahwa

  Independent dan Variabel Kontrol

  tingkat leverage tidak berpengaruh terhadap

  terhadap Variabel Dependent

  underpricing. Akan tetapi hasil ini tidak

  Pengujian tambahan ini untuk melihat

  konsisten dengan penelitian Daljono (2000) dan

  pengaruh pengungkapan modal intelektual

  Sulistio (2005), yang menemukan pengaruh

  terhadap underpricing. Berdasarkan hasil

  yang signifikan antara leverage terhadap

  pengujian

  berbagai kombinasi variabel

  tingkat underpricing.

  independent dan variabel kontrol terhadap

  dependent yang

  Ardiansyah (2003), pengaruh yang tidak

  rangkumannya,diketahui bahwa pengujian atas

  signifikan dari variabel leverage terhadap

  pengaruh tingkat

  pengungkapan modal

  tingkat underpricing, disebabkan karena

  intelektual terhadap underpricing tanpa diberi

  investor memandang bahwa tinggi rendahnya

  variabel kontrol menunjukkan hubungan yang

  rasio ini bukan semata-mata disebabkan oleh

  negatif signifikan sesuai dengan dugaan

  kinerja manajemen perusahaan, namun juga

  hipopenelitian.

  sangat dipengaruhi oleh faktor di luar

  Hubungan yang signifikan antara

  perusahaan. Misalnya krisis ekonomi yang

  pengungkapan modal intelektual terhadap

  mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap US

  underpricing juga dapat dilihat pada pengujian

  yang melambung tinggi. Mengambil keputusan

  pengaruh pengungkapan modal intelektual

  berdasarkan rasio ini di masa krisis, bisa

  terhadap

  underpricing

  dengan variasi

  menyesatkan.

  penambahan satu variabel kontrol, yaitu antara

  4.5 Pengaruh Proceeds terhadap Tingkat

  lain variabel retained ownership, leverage, dan

  Underpricing

  umur perusahaan. Namun, penambahan satu

  Hasil pengujian variabel proceeds

  variabel kontrol antara lain variabel proceeds,

  menunjukkan nilai probabilitas t test 0,55 > α

  dan reputasi underwriter tidak menunjukkan

  0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

  hubungan yang signifikan antara tingkat

  proceeds tidak berpengaruh signifikan terhadap

  pengungkapan modal intelektual dengan tingkat

  underpricing. Hasil pengujian ini konsisten

  underpricing.

  dengan hasil penelitian Ardiansyah (2003) yang

  Kombinasi lain yaitu kombinasi variabel

  pengungkapan modal intelektual dengan

  berhubungan dengan underpricing. Namun

  ditambah variabel kontrol retained ownership,

  bertentangan dengan Kim et al., (1993) yang

  leverage, dan umur perusahaan sekaligus,

  berhasil menunjukkan hubungan antara gross

  menunjukkan hasil yang tidak signifikan.

  Kombinasi selanjutnya adalah menambahkan

  signifikannya variabel proceeds terhadap

  variabel kontrol dengan skala numerik yang

  underpricing, disebabkan karena, investor di

  berupa retained ownership, leverage, proceeds,

  BEJ belum mengangggap dengan jumlah

  dan umur perusahaan memberikan bukti yang

  penawaran yang besar, prospek perusahaan

  tidak signifikan hubungan antara pengungkapan

  akan membaik di masa yang akan datang

  modal intelektual dan underpricing. Terakhir

  dengan tersedianya dana yang cukup untuk

  adalah kombinasi pengungkapan modal intelektual dan variabel kontrol yang tergolong adalah kombinasi pengungkapan modal intelektual dan variabel kontrol yang tergolong

  intelektual tidak berpengaruh terhadap

  tingkat underpricing.

  menunjukkan hasil yang tidak signifikan.

  2. Hasil pengujian tambahan variasi variabel

  Setelah melakukan pengujian pengaruh

  independent terhadap variabel dependent

  pengungkapan modal intelektual terhadap

  menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan

  underpricing, dapat ditarik kesimpulan bahwa

  modal intelektual berpengaruh signifikan

  hubungan

  antara pengungkapan

  modal

  negatif terhadap underpricing, jika (1)

  intelektual dengan underpricng, adalah

  pengujiannya tanpa menyertakan variabel

  signifikan negatif. Artinya semakin besar dan

  kontrol, dan (2) pengujiannya dengan

  rinci tingkat pengungkapan, maka underpricing

  menambahkan satu variabel kontrol antara

  akan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan hasil

  lain yaitu variabel

  retained owneship,

  penelitian terdahulu tentang pengungkapan

  leverage, dan umur perusahaan.

  yang ditemukan oleh Guo et al. (2004), Kristandl dan Bontis (2007), juga Mangena (2010).

  DAFTAR PUSTAKA

  kontrol ternyata tidak selalu menunjukkan hasil

  Abdolmohammadi, M.J.2005.“Intellectual

  yang signifikan. Artinya bahwa pengaruh

  Capital disclosure

  and market

  pengungkapan modal intelektual terhadap

  capitalization”.Journal of Intellectual

  underpricing diperkuat (tetap signifikan)

  Capital Vol.6 No. 3. pp. 397-416.

  dengan penambahan saatu variabel kontrol

  Abeysekera, I.,2006.“The project of

  antara lain variabel, retained ownership,

  intellectual

  capital disclosure:

  leverage, dan umur perusahaan. Namun

  researching the research”.Journal of

  pengaruhnya menjadi lemah (tidak signifikan) ketika (1) ditambahkan satu variabel kontrol

  Intellectual Capital,7(1):61-77

  antara lain variabel proceeds, reputasi

  Aditya,IgDodiet,20082009,“Variabel

  underwriter, (2) penambahan secara serentak

  Penelitian dan Definisi Operasional,

  kelima variabel yang jika secara individual

  ”Hand out Mata Kuliah Metodologi

  ditambahkan

  akan mendukungnya,

  Research Prodi DIII Kebidanan

  penambahan secara serentak variabel yang

  Poltekkes Surakarta.

  berskala numerik, dan (4) penambahan secara

  Aggarwal,R.,Leal,L.Hernandez,1993,“th

  serentak variabel yang berkategori dummy.

  e After market Performance of Initial Public

  Offerings in Latin

5. KESIMPULAN

  America”FinancialManagement,spri

  Penelitian yang berjudul “Pengaruh

  ng1993:pp.42- 53.

  Prospektus Terhadap Tingkat Underpricing

  Amir,E.andLev,B.,1996,“Value-relevance

  Pada Biaya Modal IPOPerusahaan Yang

  of non financial information: the

  TerdaftarDi Bursa Efek Indonesia(Studi

  wireless communication industry”,

  Empiris pada Perusahaan yang Melakukan

  Journal

  of

  Accounting and

  Initial Public Offering di Bursa Efek Indonesia

  Economics,Vol. 22 No. 1, pp. 3-30.

  Periode 2004-2013)” melibatkan enam variabel

  Ardiansyah,Misnen,2003,“Pengaruh

  independen. Variabel independen utama yaitu

  Variabel Keungan Terhadap Return

  tingkat pengungkapan modal intelektual

  Awal dan Return 15 Hari Setelah

  (ICDisc) dan lima variabel kontrol lainnya yaitu: (1) retained ownerships, (2) reputasi

  IPO di Bursa Efek Jakarta,”

  underwriter, (3) leverage, (4) proceeds, dan (5)

  Kumpulan Makalah Simposium

  umur perusahaan.

  Nasional Akuntansi VI”360-382.

  Berdasarkan hasil pengujian didapatkan

  BAPEPAM,1996,Kep-

  kesimpulan:

  51PM1996,Tentang

  Pedoman

  1. Hasil pengujian OLS menunjukkan bahwa

  Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus

  variabel tingkat pengungkapan modal

  Ringkas dalam Rangka Penawaran Umum, Jakarta.

  Barney,J.,1991 “Types of Competition and

  Accountability Journal, Vol. 18 No.

  The Theory of Strategy: Towards an

  6, pp. 713-32.

  Integrative Framework,” Academy of

  BursaEfekIndonesia, 2010, Buku Panduan

  Management Review,Vol.11,No.4,pp

  Indeks Harga Saham Bursa Efek

  791-800

  Indonesia,Jakarta.

  Baron,D.P.,1982.A Model of the Demand

  for Investment Banking Advising

  Carter,R.B.danManaster, S.,1990,“initial

  and Distribution Servicesfor New

  Public Offering and Underwriter

  Issue, The Journal of Finance, 37,

  Reputation,”Journal of FinanceVol.

  1115-1138.

  XLV No. 4 September.

  Beattie,V.and Thomson,S.J.,2007, “Lifting

  Choong,K.K.2008. Intellectual capital:

  the lidon the use of content analysis

  efinitions,

  categorization and

  to investigate intellectual capital

  reporting models. Journal of

  disclosures,”Accounting

  Forum,

  Intellectual Capital, 9 (4), 609 – 638.

  31:129-163.

  Chow,C.W.andBoren,A.W.(1987).Volunta

  Beatty,R.P.andRitter,J.R.,1986,