this PDF file UJI BEDA IMPLEMENTASI ASEAN AUSTRALIA NEW ZEALAND FREE TRADE AGREEMENT (AANZFTA)TERHADAP EKSPOR DAN IMPOR | Hikmah | Jurnal Administrasi Bisnis 1 PB

UJI BEDA IMPLEMENTASI ASEAN - AUSTRALIA - NEW ZEALAND FREE TRADE
AGREEMENT (AANZFTA)TERHADAP EKSPOR DAN IMPOR
(Studi pada Trademap Periode Tahun 2009-2014)
Mukhibatul Hikmah
Suhadak
Ferina Nurlaily
Fakultas Ilmu Admininstrasi
Universitas Brawijaya
Malang
mukhiologi@gmail.com

ABSTRACT

The study was done to determine whether there are differences in Indonesia's exports and imports to Austra lia
and New Zealand before and after the implementation of the AANZFTA. The study used sample of export and
import data for 2009-2014 period with consideration of three years before and three years after implementation
of AANZFTA. The type of research is quantitative research by performing descriptive statistics and inference
statistics. Hypothesis Test in this research used Paired Sample T Test and Wilcoxon Signed Rank Test as different
test. Normality test was done before doing different test, this is done to know the different test that will be used.
Based on the results of the analysis that has been done by using paired t test obtained various results. The results
of this study indicate that there is no difference in Indonesia's exports to Australia before and after the

implementation of AANZFTA and there are significant differences in Indonesia's exports to New Zealand before
and after the implementation of AANZFTA. In import activities, significant differences occurred in Indonesian
imports from Australia and New Zealand before and after AANZFTA was implemented.
Keywords : AANZFTA, export, import

ABSTRAK
Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan ekspor dan impor Indonesia terhadap Australia
dan Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA tersebut. Penelitian menggunakan sampel data
ekspor dan impor periode 2009-2014 dengan pertimbangan tiga tahun sebelum dan tiga tahun sesudah penerapan
AANZFTA. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan statistik
deskriptif dan statistik inferensial. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t berpasangan (paired
sample t test) dan uji peringkat bertanda Wilcoxon (Wilcoxon signed ranks test) sebagai uji beda. Sebelum
melakukan uji beda terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui uji beda yang akan digunakan
dalam penelitian. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan uji t berpasangan (paired
sample t test) diperoleh hasil yang beragam. Hasil dari penelitian ini menunujukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan ekspor Indonesia ke Australia sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA dan terdapat perbedaan
signifikan ekspor Indonesia ke Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA. Pada kegiatan impor,
terdapat perbedaan signifikan yang terjadi pada impor Indonesia dari Australia dan Selandia Baru sebelum dan
sesudah AANZFTA diterapkan.
Kata Kunci : AANZFTA, ekspor, impor


Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

31

PENDAHULUAN
Setiap negara memiliki kelebihan dan
kekurangan sumber daya masing-masing, sehingga
hampir semua negara selalu melakukan interaksi
ekonomi dengan negara lain. Hal ini disebabkan
karena kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat dan jumlahnya semakin beragam. Alasan
tersebut yang mendorong suatu negara untuk
melakukan perdagangan internasional dengan negara
lain.
Negara Indonesia mempunyai letak geografis
yang strategis menjadikannya negara yang turut serta
dalam perdagangan internasional dengan aktif
melakukan kegiatan ekspor dan impor. Selain

melakukan perdagangan internasional melalui
kegiatan ekspor dan impor, Indonesia juga
melakukan
usaha
untuk
meningkatkan
perekonomian dengan aktif bergabung dalam
hubungan kerjasama antar negara yang tergabung
dalam suatu kelompok dan membentuk sebuah
kesepakatan kerjasama perdagangan. Salah satu
bentuk kesepakatan kerjasama perdagangan tersebut
ialah kesepakatan perdagangan bebas yang dapat
membuka peluang lebar bagi suatu negara untuk
meningkatkan transaksi internasionalnya yaitu
dengan melakukan ekspor dan atau impor. Tujuan
diadakannya kesepakatan perdagangan bebas ialah
mengurangi hambatan-hambatan yang timbul pada
saat melakukan kegiatan perdagangan internasional.
“Bentuk hambatan perdagangan internasional dapat
berupa hambatan tarif maupun non tarif seperti

Tariff-Rate Quota (TRQ) dan Import Licenses”
(Fakhrudin, 2008).
Negara-negara ASEAN yang beranggotakan
Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand,
Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan
Kamboja membentuk sebuah kerjasama berupa
kesepakatan mengenai perdagangan bebas dengan
negara Australia dan Selandia Baru. Kesepakatan
tersebut dinamakan ASEAN–Australia –New Zealand
Free Trade Agreement (AANZFTA) yang
merupakan kesepakatan perdagangan bebas regional
terbaru yang diimplementasikan oleh Indonesia.
AANZFTA dibentuk dengan tujuan untuk
mewujudkan kawasan perdagangan bebas dengan
menghilangkan atau mengurangi hambatan hambatan perdagangan barang berupa tarif maupun
non - tarif.
AANZFTA ditandatangani oleh Menteri dari 12
negara peserta pada tanggal 27 Februari 2009 di Hua
Hin, Thailand. Kesepakatan ini mulai berlaku pada


tanggal 1 Januari 2010 untuk delapan
penandatangan: Australia, Selandia Baru, Brunei
Darussalam,
Malaysia,
Myanmar,
Filipina,
Singapura dan Vietnam. Sedangkan untuk Thailand
kesepakatan mulai berlaku pada tahun 2010, untuk
Laos pada tahun 2011, untuk Kamboja pada tahun
2011 dan untuk Indonesia pada tahun 2012
(www.aanzfta.asean.org,
2017).
“Pengesahan
AANZTFA sendiri oleh Pemerintah Indonesia
diratifikasi dalam Peraturan Presiden No.26 Tahun
2011 sedangkan penetapan tarif bea masuk atas
barang impor dalam rangka AANZFTA diatur dalam
PMK No.166 Tahun 2011” (Kemenkeu, 2013).
Hubungan perdagangan Australia dan Selandia
Baru dengan negara-negara ASEAN terbilang baik,

termasuk
dengan
Indonesia.
Kesepakatan
perdagangan antara Indonesia dengan Australia dan
Selandia Baru tersebut direalisasikan melalui
kegiatan ekspor dan impor. Komoditas ekspor
Indonesia ke Australia dan Selandia Baru adalah
minyak mentah, kertas, produk besi baja, batubara,
produk tekstil dan sepatu. Indonesia banyak
mengimpor produk gandum, bahan baku tekstil,
dairy product, binatang hidup terutama sapi, daging
sapi dan jeroan dari Australia dan Selandia Baru.
Tabel 1. Nilai Ekspor dan Impor Indonesia Terhadap
Australia
Ekspor (USD)
Impor (USD)
Tahun
2010
4.244.397.000

4.099.041.000
2011
5.582.531.000
5.177.069.000
2012
4.905.413.000
5.297.648.000
2013
4.370.481.000
5.038.169.000
2014
5.033.181.000
5.647.503.000
2015
3.679.852.000
4.815.794.000

Sumber : Trademap, 2017
Tabel 2. Nilai Ekspor dan Impor Indonesia Terhadap
Selandia Baru

Ekspor (USD)
Impor (USD)
Tahun
2010
396.249.000
726.920.000
2011
371.709.000
729.227.000
2012
441.010.000
696.252.000
2013
469.512.000
805.987.000
2014
486.777.000
836.037.000
2015
436.253.000

637.011.000

Sumber : Trademap, 2017
Pada Tabel 1 dan Tabel 2 yang menunjukkan
angka ekspor – impor Indonesia terhadap Australia
dan Selandia Baru yang fluktuatif di setiap tahunnya.
Meskipun tujuan utama ekspor dan impor Indonesia
bukan pada dua negara tersebut namun hubungan
dengan
keduanya
berpengaruh
terhadap
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

32

perekonomian di Indonesia. Melihat keadaan ini,
Indonesia dapat memanfaatkan hubungan regional
dengan Australia dan Selandia Baru guna

meningkatkan pertumbuhan perekonomian dalam
negeri.
Meski kesepakatan perdagangan bebas dianggap
menguntungkan, namun beberapa penelitian
menunjukkan hasil yang berbeda mengenai
AANZFTA. Tseuaoa (2011) mengatakan bahwa,
“penghapusan tarif impor daging sapi untuk impor
dari Australia dan Selandia Baru dalam AANZFTA
akan mengurangi produksi daging sapi dalam negeri,
meningkatkan impor daging sapi dan penawaran
daging sapi dalam negeri, serta menurunkan harga
daging sapi dalam negeri sehingga permintaan
daging sapi meningkat”. Penelitian yang dilakukan
Rizki (2014) mengatakan bahwa, “terjadi penurunan
nilai ekspor dengan bergabungnya Indonesia dalam
AANZFTA”. Penelitian lain menyimpulkan bahwa,
“jika dilihat dari perkembangan volume eksporimpor Indonesia dengan Australia sebelum dan
setelah perjanjian ini diratifikasi, Indonesia belum
memanfaatkannya secara maksimal hal ini terlihat
dari kecenderungan ekspor Indonesia yang

mengalami
necara
perdagangan
defisit”
(Nurkhairunnisa, 2014). Melihat hasil penelitian
terdahulu yang menunjukkan bahwa penerapan
AANZFTA tidak sepenuhnya menguntungkan bagi
Indonesia mendorong penulis untuk meneliti
pengaruh AANZFTA terhadap ekspor dan impor
antara Indonesia dengan Australia dan Selandia
Baru.
Pemilihan tema pada penelitian ini didasarkan
pada keingintahuan penulis mengenai dampak
adanya kesepakatan perdagangan bebas yang telah
disepakati oleh Indonesia terhadap ekspor-impor
Indonesia-Australia dan Selandia Baru. Eliminasi
hambatan perdagangan disepakati pada tahun 2009
dan mulai diterapkan pada tahun 2010 di beberapa
negara. Indonesia mulai menerapkan kesepakatan
perdagangan bebas AANZFTA pada tahun 2012,
maka penulis menggunakan periode tahun penelitian
2009-2014. Periode tahun ini dipilih dengan
mempertimbangkan tujuan penelitian, yaitu untuk
mengetahui perbedaan ekspor dan impor Indonesia
terhadap Australia dan Selandia Baru sebelum dan
sesudah penerapan AANZFTA.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
menganalisis
dampak
ASEAN-Australia-New
Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA)

terhadap perdagangan, yaitu ekspor dan impor.
Melalui pertimbangan tersebut, maka penelitian ini
berjudul “Pengaruh ASEAN – Australia – New
Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA)
terhadap Ekspor dan Impor (Studi pada
Trademap Periode 2009 - 2014”.
KAJIAN PUSTAKA
ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade
Agreement (AANZFTA)
AANZFTA adalah perjanjian perdagangan
bebas komprehensif yang membuka dan
menciptakan peluang baru bagi sekitar 660 juta
orang di ASEAN, Australia dan Selandia Baru.
Sesuai dengan visi dari ASEAN pada tahun 2025,
AANZFTA bertujuan untuk menumbuhkan
perekonomian yang berkelanjutan di kawasan ini
dengan mewujudkan kondisi pasar dan investasi
yang lebih liberal, fasilitatif dan transparan diantara
para penandatangan kesepakatan (www.asean.org,
2017).
AANZFTA terdiri dari 18 Bab, 212 Pasal dan 4
Lampiran yang mencakup: perdagangan Barang,
Jasa, Investasi, Rules of Origin (ROO), Customs,
Sanitary and Phytosanitary (SPS), Technical
Barriers to Trade (TBT), Safeguard, Hak Kekayaan
Intelektual, Kebijakan Persaingan, Movement of
Natural Person (MNP), Kerjasama Ekonomi,
Dispute Settlements Mechanism (DSM), dan
Ecommerce (Kemendag, 2015).
Negara-negara
yang
tergabung
dalam
kesepakatan AANZFTA diharapkan memperoleh
manfaat sebagai berikut (www.aanzfta.asean.org,
2016) :
a. Dapat meningkatkan akses pasarnya melalui
pengurangan dan penghapusan tarif progresif
sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di
negara tersebut
1) Tiap negara yang hendak melakukan
perdagangan internasional akan menikmati tarif nol
pada saat berlakunya kesepakatan ini pada tahun
2010 untuk 96,5 persen garis tarif Australia dan 84,7
persen garis tarif Selandia Baru.
2) Untuk
sektor-sektor
yang
belum
mengalami penghapusan tarif, penurunan tarif lebih
lanjut selama masa transisi sampai penghapusan tarif
akhir untuk semua jalur tarif Australia dan Selandia
Baru dicapai pada tahun 2020. Dan selama masa
transisi ini Indonesia mendapatkan bantuan program
capacity building dari Australia untuk meningkatkan
daya saing Indonesia.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

33

b. Penerapan peraturan asal (rules of origin)
akan lebih ditingkatkan dengan ketentuan "advance
ruling in writing" dalam Bab Prosedur Pabean
mengenai klasifikasi tarif.
c. Negara yang tergabung dalam kesepakatan
AANZFTA dapat meningkatkan akses pasar dan
perawatan nasional untuk perdagangan jasa,
mengingat komitmen Australia dan Selandia Baru
dalam perdagangan jasa telah melampaui komitmen
mereka di WTO (World Trade Organization).
d. Tindakan perlindungan yang signifikan untuk
investasi tertutup termasuk penyediaan mekanisme
penyelesaian sengketa investor-negara sehingga
setiap investor dari setiap negara akan merasa lebih
aman dalam melukan kegiatan investasi.
e. Dan pencantuman ketentuan-ketentuan lain
yang akan memudahkan pergerakan bagi pelaku
bisnis.
Perdagangan Internasional
Menurut Purwito (2010:4), “perdagangan
internasional merupakan kegiatan pertukaran barang
dan jasa melintasi batas-batas suatu negara atau
teritorial suatu negara ke teritorial negara lainnya”.
Perdagangan internasional dapat digunakan sebagai
mesin bagi pertumbuhan ekonomi di suatu negara.
“Membuka perdagangan dengan berbagai negara di
dunia akan memberikan keuntungan dan membawa
pertumbuhan ekonomi dalam negeri, baik secara
langsung berupa pengaruh yang ditimbulkan
terhadap alokasi sumber daya dan efisiensi, maupun
secara tidak langsung berupa naiknya tingkat
investasi” (Rusydiana, 2009:48). Bentuk dari
perdagangan internasional adalah ekspor dan impor.
Ekspor dan Impor
Menurut Tandjung (2010:269) ekspor adalah
“pengeluaran barang dari daerah pabean Indonesia
untuk dikirimkan ke luar negeri dengan mengikuti
ketentuan yang berlaku”. Beberapa manfaat yang
diperoleh oleh suatu negara ketika melakukan
kegiatan ekspor menurut Sukirno (2012:360) adalah:
a. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia
Produk Indonesia dapat dipasarkan ke luar negeri
melalui kegiatan ekspor.
b. Menambah Devisa Negara
Kegiatan ekspor dapat menambah penerimaan
devisa yang merupakan salah satu sumber
penerimaan negara.
c. Memperluas Lapangan Kerja
Semakin luas pasar bagi produk Indonesia,
kegiatan produksi di dalam negeri akan

meningkat dan akan semakin banyak pula tenaga
kerja yang dibutuhkan sehingga lapangan kerja
semakin luas.
Menurut Undang – Undang No. 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan, “impor adalah kegiatan
memasukkan barang kedalam daerah pabean”.
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh
dengan melakukan kegiatan impor, menurut Apridar
(2012: 83) manfaat tersebut antara lain:
a. Mendapatkan Barang dan Jasa yang Tidak Bisa
Dihasilkan
Tidak semua negara dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri sehingga dilakukan
kegiatan impor untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Selain itu, kegiatan mendatangkan
barang dari luar negeri juga dapat dipengaruhi
oleh biaya impor jauh lebih murah daripada
memproduksi sendiri.
b. Memperoleh Teknologi Modern
Keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki
menimbulkan terjadinya pertukaran informasi
yang dapat berupa teknik produksi baru dan
pemanfaatan dari teknologi tersebut untuk
mendukung kegiatan produksi yang optimal.
c. Memperoleh Bahan Baku
Dalam memproduksi suatu barang dalam kegiatan
usaha pasti membutuhkan bahan baku. Akan
tetapi ketersediaan bahan baku tersebut mungkin
tidak selalu tersedia di dalam negeri. Selain tidak
tersedianya bahan baku tersebut, harga yang lebih
mahal di dalam negeri juga mendorong pengusaha
untuk mendatangkan bahan bakunya dari luar
negeri.
Hipotesis Penelitian
H1 = Terdapat perbedaan ekspor Indonesia ke
Australia sebelum dan sesudah penerapan
AANZFTA
H2 = Terdapat perbedaan impor Indonesia dari
Australia sebelum dan sesudah penerapan
AANZFTA
H3 = Terdapat perbedaan ekspor Indonesia ke
Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan
AANZFTA
H4 =Terdapat perbedaan impor Indonesia dari
Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan
AANZFTA

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

34

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian event
study (studi peristiwa) yang digunakan untuk
mengamati dampak dari suatu peristiwa terhadap
variabel lainnya. Penelitian event study dipilih
karena sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu
untuk mengamati dampak peristiwa AANZFTA
pada ekspor dan impor pada periode tertentu.
Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian ini
adalah Internatinal Trade Center (ICT) melalui
situsnya di http://www.trademap.org. Trade Map
menyajikan data lengkap yang diperlukan dalam
penelitian ini dalam bentuk tabel, grafik dan peta,
juga berdasarkan produk, kelompok produk,
pengelompokan negara dan regional untuk ekspor
dan impor yang dapat membantu penelitian ini.
Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
berasal dari data ekspor dan impor. Sampel yang
digunakan didasarkan pada purposive sampling yang
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria
yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah
sebagai berikut:
1. Data per bulan ekspor dan impor
2. Data ekspor dan impor Indonesia dengan
Australia dan data ekspor dan impor
Indonesia dengan Selandia Baru
3. Periode Januari 2009 – Desember 2014
Disesuaikan dengan kriteria pemilihan sampel
diatas, terdapat masing-masing 72 sampel data
ekspor dan impor antara Indonesia dan AustraliaSelandia Baru pada periode Januari 2009 sampai
Desember 2014. Sampel tersebut terbagi menjadi
dua kelompok sampel, yaitu sampel sebelum
diterapkannya AANZFTA dan sampel setelah
diterapkannya AANZFTA. Kelompok sampel
pertama, sebelum diterapkannya AANZFTA terdiri
dari data per bulan periode tahun 2009 hingga tahun
2011 (3 tahun x 12 bulan = 36 data), sehingga
berjumlah 36 data. Kelompok sampel kedua, setelah
diterapkannya AANZFTA terdiri dari data per bulan
periode tahun 2012 hingga tahun 2014 (3 tahun x 12
bulan = 36 data), sehingga berjumlah 36 data.
AANZFTA mulai diterapkan pada tanggal 12
Januari 2012, akan tetatpi dilakukan cut off data pada
tanggal 1 Januari 2012 sehingga data ekspor dan
impor pada tanggal 1 sampai 11 Januari 2012
diasumsikan data setelah penerapan AANZFTA.

Asumsi tersebut didasarkan pada penggunaan data
bulanan yang digunakan dalam penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan teknik
dokumentasi.
Teknik Analisis Data
Berikut adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dalam penelitian ini:
1. Statistik Deskriptif
Tahap ini peneliti akan melakukan analisis
statistik dengan menguji nilai ekspor dan impor
Indonesia terhadap Australia dan Selandia Baru
sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA.
Pengujian menggunakan perhitungan nilai maximal,
minimal, mean, dan standard deviation.
2. Statistik Inferensial
“Statistik inferensial adalah statistik yang
menyediakan aturan atau cara yang dapat
dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba
menarik kesimpulan yang bersifat umum, dari
sekumpulan data yang telah disusun dan diolah”
(Sudijono, 2008:5). Penelitian akan dilakukan
dengan menggunakan uji hipotesis dengan
menggunakan uji beda yang disesuaikan dengan
sampel penelitian ini, yakni sampel berpasangan.
Terdapat dua uji beda yang digunakan sebagai uji
hipotesis dalam penelitian ini. Uji parametrik yaitu
uji t berpasangan (paired sample t test) dan uji non
parametrik yaitu uji peringkat bertanda Wilcoxon
(Wilcoxon signed ranks test). Sebelum melakukan uji
beda, uji normalitas dilakukan terlebih dahulu
dikarenakan uji beda yang digunakan akan
ditentukan berdasarkan hasil dari uji normalitas.
Data berdistribusi normal menggunakan uji
parametrik dan data tidak berdistribusi normal
menggunakan uji non parametrik.
a. Uji Normalitas
Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan untuk
menguji normalitas data. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji ini ditentukan dengan
melihat nilai signifikansinya. Apabila nilai sig. >
0,05 maka data tersebut berdistribusi normal, dan
sebaliknya apabila nilai sig. < 0,05 maka data
tersebut tidak berdistribusi normal.
b. Uji t Berpasangan (Paired Sample t Test)
Statistika parametrik digunakan jika parameter
dalam penelitian adalah data interval dan rasio
serta data berdistribusi normal. Uji t berpasangan
merupakan uji parametrik yang sesuai dengan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

35

Sumber : Ghozali (2013:64)
Kriteria pengambilan keputusan pada uji ini
adalah sebagai berikut:
1. Ho diterima apabila : t hitung ≤ t tabel atau
Sig. > 0,05.
2. Ha diterima apabila : t hitung > t tabel atau
Sig. ≤ 0,05.
c. Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon
Signed Ranks Test)
Wilcoxon signed ranks test merupakan uji
statistika non parametrik yang digunakan untuk
melihat ada atau tidaknya perbedaan dari data
sebelum dan sesudah adanya perlakuan tertentu
dan digunakan jika data tidak berdistribusi
normal. Kriteria pengambilan keputusan pada uji
ini adalah apabila nilai statistik Wilcoxon < nilai
kritis maka h0 ditolak dan h1 diterima, begitupula
sebaliknya (Suharyadi dan Purwanto, 2009:322).

Ribuan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penyajian Data
Gambar 1, 2, 3 dan 4 menggambarkan nilai
ekspor dan impor Indonesia terhadap Australia dan
Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan
AANZFTA yang mengalami fluktuatif setiap
tahunnya. Nilai ekspor dan impor disajikan dalam
bentuk ribuan Dollar AS.
$500.000
$400.000
$300.000
$200.000
$100.000
$0

$500.000
$400.000
$300.000
$200.000
$100.000
$0

SEBELUM
SESUDAH

Gambar 2. Pergerakan Rata-Rata Nilai Impor
Indonesia dari Australia
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2017

Ribuan

S

−M

$50.000
$40.000
$30.000
$20.000
$10.000
$0

SEBELUM
SESUDAH

Gambar 3. Pergerakan Rata-Rata Nilai Ekspor
Indonesia ke Selandia Baru
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2017

Ribuan

�=

M

Ribuan

tujuan penelitian ini, yakni untuk menganalisis
ada
tidaknya
perbedaan
pada
sampel
berpasangan. Rumus uji beda t test adalah sebagai
berikut:

$80.000
$60.000
$40.000
$20.000
$0

SEBELUM
SESUDAH

Gambar 4. Pergerakan Rata-Rata Nilai Impor
Indonesia dari Selandia Baru
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2017

Hasil Penelitian
Uji Normalitas
SEBELUM
SETELAH

Gambar 1. Pergerakan Rata-Rata Nilai Ekspor
Indonesia ke Australia
Sumber: Data diolah oleh peneliti, 2017

Tabel 3. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Ekspor
Indonesia ke Australia
KolmogorovSmirnov
Keterangan
N
Sig.
Ekspor
Berdistribusi
36
0,678
Sebelum
Normal
Ekspor
Berdistribusi
36
0,544
Sesudah
Normal

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

36

Tabel 4. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Impor
Indonesia dari Australia
KolmogorovSmirnov
Keterangan
N
Sig.
Impor
Berdistribusi
36
0,966
Sebelum
Normal
Impor
Berdistribusi
36
0,952
Sesudah
Normal
Tabel 5. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Ekspor
Indonesia ke Selandia Baru
KolmogorovSmirnov
Keterangan
N
Sig.
Ekspor
Berdistribusi
36
0,133
Sebelum
Normal
Ekspor
Berdistribusi
36
0,590
Sesudah
Normal
Tabel 6. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Impor
Indonesia dari Selandia Baru
KolmogorovSmirnov
Keterangan
N
Sig.
Impor
Berdistribusi
36
0,635
Sebelum
Normal
Impor
Berdistribusi
36
0,999
Sesudah
Normal

Hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov
Smirnov menunjukkan seluruh data yang digunakan
berdistribusi normal, sehingga uji hipotesis yang
digunakan menganalisis data ekspor dan impor
Indonesia terhadap Australia dan Selandia Baru
adalah uji t berpasangan (paired sample t test).
Uji t Berpasangan
Tabel 7. Paired Samples Test Ekspor Indonesia ke
Australia Sebelum dan Sesudah AANZFTA

Paired
Differences

T
Df
Sig. (2-tailed)

Mean

-,04939104461

Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Lower
Interval of the
Upper
Difference

,15775448268
,02629241378
-,10276748228
,00398539306
-1,879

ekspor Indonesia ke Australia sebelum dan sesudah
penerapan AANZFTA.
Tabel 8. Paired Samples Test Impor Indonesia dari
Australia Sebelum dan Sesudah AANZFTA
Mean
Paired
Differences

T

Std. Deviation
,09774121044
Std. Error Mean
,01629020174
95% Confidence Lower -,13893457696
Interval of the
Upper -,07279284154
Difference
-6,499
35

Df

,000

Sig. (2-tailed)

Pada Tabel 8. menunjukkan nilai t hitung
sebesar -6,499 dengan Sig. sebesar 0,000 < 0,05 yang
berarti Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu terdapat
perbedaan signifikan antara impor Indonesia dari
Australia sebelum dan sesudah penerapan
AANZFTA.
Tabel 9. Paired Samples Test Ekspor Indonesia ke
Selandia Baru Sebelum dan Sesudah AANZFTA

Paired
Differences

Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Lower
Interval of the
Upper
Difference

T
Df
Sig. (2-tailed)

-,11271309989
,20597923893
,03432987316
-,18240644756
-,04301975222
-3,283
35
,002

Pada Tabel 9. menunjukkan nilai t hitung
sebesar -3,283 dengan Sig. sebesar 0,002 < 0,05 yang
berarti Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu terdapat
perbedaan signifikan antara ekspor Indonesia ke
Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan
AANZFTA.
Tabel 10. Paired Samples Test Impor Indonesia dari
Selandia Baru Sebelum dan Sesudah AANZFTA
Mean
Paired
Differences

35
,069

Pada Tabel 7 menunjukkan nilai t hitung sebesar
-1,879 dengan Sig. sebesar 0,069 > 0,05 yang berarti
Ho diterima, yaitu tidak terdapat perbedaan antara

-,10586370925

T
Df
Sig. (2-tailed)

Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Lower
Interval of the
Upper
Difference

-,06221414056
,10092084439
,01682014073
-,09636084161
-,02806743950
-3,699
35
,001

Pada Tabel 10. menunjukkan nilai t hitung
sebesar -3,699 dengan Sig. sebesar 0,001 < 0,05 yang
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

37

berarti Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu terdapat
perbedaan signifikan antara impor Indonesia dari
Selandia Baru sebelum dan sesudah penerapan
AANZFTA.
Pembahasan
1. Terdapat Perbedaan Antara Ekspor Indonesia
ke Australia Sebelum Dan Sesudah Penerapan
AANZFTA
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji beda
(paired sample t test) menunujukkan bahwa dengan
adanya penerapan ASEAN Australia New Zealand
Free Trade Agreement (AANZFTA) di Indonesia
pada awal tahun 2012 memberikan hasil bahwa tidak
terdapat perbedaan antara ekspor Indonesia ke
Australia sebelum dan sesudah penerapan
AANZFTA. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa dengan adanya AANZFTA tidak cukup untuk
mempengaruhi nilai ekspor Indonesia. Faktor lain
yang dapat mempengaruhi peningkatan nilai ekspor
tersebut antara lain tingkat nilai tukar dan
Pendapatan Domestik Bruto (PDB). “Semakin kuat
nilai tukar (apresiasi) akan menyebabkan semakin
menurunnya ekspor Indonesia dan semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin meningkat
kinerja ekspornya” (Ginting, 2013:16).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Nurkhairunnisa (2014) yang menyatakan bahwa
Indonesia belum memanfaatkan secara maksimal
AANZFTA, hal ini terlihat dari besarnya penurunan
nilai ekspor Indonesia dan Australia sebagai dampak
keikutsertaannya dalam AANZFTA. Hasil penelitian
ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Rizki (2014)
yang menyatakan bahwa “terjadi penurunan nilai
ekspor dengan bergabungnya Indonesia dalam
AANZFTA”. Meskipun sempat terjadi penurunan
rata-rata nilai ekspor setelah pemberlakuan
AANZFTA namun jumlah rata-rata nilai ekspor
Indonesia ke Australia lebih besar setelah
pemberlakuan AANZFTA dibandingkan sebelum
pemberlakuan AANZFTA.
2. Terdapat
Perbedaan
Antara
Impor
Indonesia dari Australia Sebelum Dan
Sesudah Penerapan AANZFTA
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji
beda (paired samples t test) menunjukkan bahwa
dengan adanya penerapan ASEAN Australia New
Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA) di
Indonesia pada tahun 2012 telah memberikan
perbedaan yang signifikan terhadap impor Indonesia
dari Australia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

AANZFTA dapat mempengaruhi kegiatan impor
suatu negara sesuai dengan pendapat Suranovic
dalam Setiawan (2012: 135) yang menyatakan
bahwa “kedua negara yang terikat dalam
kesepakatan free trade memperoleh dampak positif
dengan meningkatnya volume dan nilai perdagangan
antar kedua negara”.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Tseuoa
(2011)
yang
menyatakan
bahwa
penghapusan tarif impor daging sapi akan
meningkatkan impor daging sapi dari Australia dan
Selandia Baru dan diperkuat dengan hasil penelitian
Nurkhairunnisa (2014) yang mengatakan bahwa
Indonesia belum memanfaatkan kesepakatan secara
maksimal yang terlihat dari kecenderungan ekspor
Indonesia yang mengalami neraca perdagangan
defisit, yang berarti nilai impor lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai ekspor.
3. Terdapat
Perbedaan
Antara
Ekspor
Indonesia ke Selandia Baru Sebelum Dan
Sesudah Penerapan AANZFTA
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji beda
(paired sample t test) menunujukkan bahwa dengan
adanya penerapan ASEAN Australia New Zealand
Free Trade Agreement (AANZFTA) di Indonesia
pada awal tahun 2012 memberikan perbedaan yang
signifikan terhadap ekspor Indonesia ke Selandia
Baru sebelum dan sesudah penerapan AANZFTA.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan
adanya AANZFTA dapat mempengaruhi nilai
ekspor Indonesia. Meningkatnya nilai nilai ekspor ini
sesuai dengan pendapat Suranovic dalam Setiawan
(2012:135) yang menyatakan bahwa “kedua negara
yang terikat dalam kesepakatan free trade
memperoleh dampak positif dengan meningkatnya
volume dan nilai perdagangan antar kedua negara”.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil
penelitian Rizki (2014) yang menyatakan bahwa
“terjadi
penurunan
nilai
ekspor
dengan
bergabungnya Indonesia dalam AANZFTA” karena
hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan
nilai ekspor Indonesia ke Selandia Baru setelah
adanya penerapan AANZFTA.
4. Terdapat Perbedaan Antara Impor Indonesia
dari Selandia Baru Sebelum Dan Sesudah
Penerapan AANZFTA
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji beda
(paired samples t test) menunjukkan bahwa dengan
adanya penerapan ASEAN Australia New Zealand
Free Trade Agreement (AANZFTA) di Indonesia
pada tahun 2012 telah memberikan perbedaan yang


Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

38

signifikan terhadap impor Indonesia dari Selandia
Baru . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
AANZFTA dapat mempengaruhi kegiatan impor
suatu negara. Selain kesepakatan perdagangan bebas,
terdapat faktor lain yang juga dapat mempengaruhi
peningkatan nilai impor, seperti PDB, kurs, inflasi
dan cadangan devisa. Menurut Siregar (2010) dalam
penelitiannya, “variabel pertumbuhan ekonomi
(PDB), kurs, inflasi dan cadangan devisa secara
bersama-sama
dapat
mempengaruhi
impor
Indonesia”. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Tseuoa (2011) yang menyatakan bahwa
penghapusan tarif impor daging sapi dalam
AANZFTA akan meningkatkan impor daging sapi
dari Australia dan Selandia Baru. Peningkatan impor
daging sapi dari Australia dan Selandia Baru
menyebabkan jumlah pasokan daging sapi dalam
negeri meningkat sehingga konsumen diuntungkan
karena penurunan daging sapi.


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh penerapan
AANZFTA terhadap ekspor dan impor Indonesia
terhadap Australia dan Selandia Baru periode Januari
2009 sampai Desember 2014 dengan menggunakan
uji beda paired sample t-test dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberlakuan ASEAN – Australia - New
Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA)
di Indonesia pada tahun 2012 tidak
memberikan perbedaan yang signifikan
terhadap nilai ekspor Indonesia ke Australia
sebelum
dan
sesudah
pemberlakuan
AANZFTA.
2. Pemberlakuan ASEAN – Australia - New
Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA)
di Indonesia pada tahun 2012 memberikan
perbedaan yang signifikan terhadap nilai impor
Indonesia dari Australia sebelum dan sesudah
penerapam AANZFTA.
3. Pemberlakuan ASEAN – Australia - New
Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA)
di Indonesia pada tahun 2012 memberikan
perbedaan yang signifikan terhadap nilai
ekspor Indonesia ke Selandia Baru sebelum
dan sesudah pemberlakuan AANZFTA.
4. Pemberlakuan ASEAN – Australia - New
Zealand Free Trade Agreement (AANZFTA)
di Indonesia pada tahun 2012 memberikan

perbedaan yang signifikan terhadap nilai impor
Indonesia dari Selandia Baru sebelum dan
sesudah penerapam AANZFTA.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan
tersebut,
dapat
dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi pemerintah maupun pihak-pihak
lain. Adapun saran yang dapat penulis berikan antara
lain:
1. Bagi Pemerintah
a. Indonesia merupakan negara yang sangat besar
penduduknya dan berpotensi menjadi pasar
bagi perdagangan internasional. Untuk itu,
Indonesia perlu selektif dan benar-benar
memahami dampak liberalisasi perdagangan
yang dilakukan. Salah satunya ialah melakukan
analisis daya saing komoditas yang dihasilkan
Indonesia untuk perumusan kebijakan yang
tepat.
b. Pemerintah sebaiknya berperan aktif dalam
membantu pelaku bisnis dalam negeri,
misalnya dengan memberikan kredit berbunga
rendah dan sosialisasi sehingga pelaku bisnis
dapat meningkatkan kualitas produknya dan
mampu bersaing dengan produk impor dari
Australia dan Selandia Baru.
2. Bagi Pelaku Bisnis
a. Terkait dengan produk komoditas Indonesia
yang berorientasi ekspor perlu dilakukan studi
lanjutan untuk melakukan analisis daya saing
dan mengukur tingkat produktivitas. Hal ini
penting tidak hanya untuk memahami peta
persaingan dengan komoditas dari negara lain
akan tetapi juga menemukan formula untuk
meningkatkan daya saing dengan peningkatan
produktivitasnya.
b. Meningkatkan kembali kuantitas dan kualitas
produksi melalui pengembangan teknologi dan
inovasi, pemanfaatan sumber daya alam dan
manusia secara maksimal dan efisien.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Mengingat data yang digunakan merupakan
data
keseluruhan
komoditi
yang
diperdagangkan, disarankan bagi peneliti
selanjutnya untuk menggunakan data komoditi
utama yang diekspor dan diimpor oleh
Indonesia terhadap Australia dan Selandia
Baru untuk melihat perbedaan yang signifikan
sebelum dan sesudah adanya penerapan
AANZFTA.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

39

DAFTAR PUSTAKA
Apridar. 2012. Ekonomi Internasional: Sejarah,
Teori, Konsep dan Permasalahan dalam
Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program IBM SPSS 21. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Purwito, Ali Muhammad. 2010. Kepabeanan dan
Cukai (Pajak lalu Lintas Barang) Konsep
dan Aplikasi, Pusat Kajian Fiskal FHUI.
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas
Indonesia.
Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Statistik
Pendidikan. PT Rajo Grafindo Persada:
Jakarta.
Suharyadi dan Purwanto. 2009. Statistika untuk
Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta:
Salemba Empat.
Sukirno, Sadono. 2012. Makroekonomi: Teori
Pengantar . Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Tandjung, Marolop. 2010. Aspek dan Prosedur
Ekspor-Impor. Jakarta: Salemba Empat.
Fakhrudin, Umar. 2008. Kebijakan Hambatan
Perdagangan atas Produk Ekspor Indonesia di
Negara Mitra Dagang. Buletin Ilmiah Litbang
Perdagangan. Vol. II, No. 02.

Cina. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan.
Vol. 6 No. 2
Tseuoa, Thato. 2012. Impact of ASEAN Australia
and New Zealand Free Trade Agreement on
Beef Industry in Indonesia. J. ISSAAS. Vol.
18 No. 2:70-82
Undang-Undang No.10
Kepabeanan.

Tahun

1995

tentang

AANZFTA. 2016. Manfaat AANZFTA, diakses
pada tanggal 1 September 2017 dari
http://aanzfta.asean.org/key-aanzfta-tradefigures/
Nurkhairunnisa, Rizki. 2014. Analisis Kebijakan
Penurunan Tarif Bea Masuk antara Indonesia
dengan Australia dalam Rangka ASEANAustralia-New Zealand Free Trade Area ,
diakses pada tanggal 10 September 2017 dari
http://lib.ui.ac.id
Rizki, Anandita S. 2014. Analisis Dampak Perjanjian
Kerjasama Perdagangan Indonesia, diakses
pada tanggal 10 September 2017 dari
http://etd.repository.ugm.ac.id
Siregar, Athiah Ramadhani. 2010. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Impor di
Indonesia, diakses pada tanggal 25
November
2017
dari
http://repository.usu.ac.id

Ginting, Ari Mulianta. 2013. Pengaruh Nilai Tukar
Terhadap Ekspor Indonesia. Buletin Ilmiah
Litbang Perdagangan. Vol. 7 No.1:16
Kemendag.
2015.
Pendekatan
Koheren
Berkelanjutan untuk Realisasi Ekonomi
Eksternal.
Kemenkeu. 2013. Kajian Potensi Pemanfaatan
Perjanjian Perdagangan Barang dalam
Kerangka ASEAN-Australia-New Zealand
Free Trade Area bagi Produk Tertentu.
Rusydiana, A.S.. 2009. Hubungan antara
Perdagangan Internasional, Pertumbuhan
Ekonomi dan Perkembangan Industri
Keuangan Syariah di Indonesia. TAZKIA
Islamic Finance & Business Review. Vol.4
No.1
Setiawan, Sigit. 2012. ASEAN-China FTA:
Dampaknya terhadap Ekspor Indonesia dan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 57 No. 2 April 2018|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

40