Persepsi Mahasiswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Ceramah di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
nama : Eka Ernita Siburian;
nim

: 141121077

adalah mahasiswa S1 Ekstensi Keperawatan yang akan melaksanakan penelitian yang
berjudul “Persepsi Mahasiswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode
Ceramah di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran.
Saudara dapat berpartisipasi dalam penelitian dengan cara menjawab kuesioner
yang akan diberikan peneliti. Saya mengharapkan tanggapan atau jawaban yang
Saudara berikan sesuai dengan pendapat Saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh
orang lain. Saya menjamin kerahasiaan pendapat dan identitas Saudara. Penelitian ini
bersifat sukarela, Saudara bebas untuk ikut menjadi partisipan ataupun menolak tanpa
ada sanksi apapun. Jika Saudara bersedia menjadi partisipan penelitian ini, Saudara
dapat menandatangani surat persetujuan ini.

Atas perhatian dan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini,
saya ucapkan terimakasih.

Medan, September 2015

Responden

Peneliti

74
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN PERSEPSI MAHASISWA DALAM
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE
CERAMAH DI FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kuesioner Demografi
Petunjuk pengisian:
1. Semua pertanyaan dijawab.

2. Untuk soal nomor 1 isilah titik-titik.
3. Untuk soal nomor 2 sampai 3 berilah tanda checklist
√) (pada kotak yang
telah disediakan.
4. Setiap pertanyaan dijawab hanya dengan satu jawaban yang sesuai menurut
partisipan.
Pertanyaan:
1. Usia

:

tahun

2. Jenis kelamin

: ( ) Pria
( ) Wanita

3. Agama


4. Suku

: ( ) Kristen

( ) Budha

( ) Katolik

( ) Hindu

( ) Islam

( ) Konghucu

: ( ) Batak toba

( ) Aceh

( ) Karo


( ) Pakpak

( ) Jawa

( ) Melayu

( ) Nias

(

)

Minang

75
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3
PANDUAN WAWANCARA


Judul Penelitian: Persepsi Mahasiswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran dengan
Metode Ceramah di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
1.

Bagaimana pendapat Saudara tentang sistem pembelajaran KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi) yang diterapkan di Fakultas Keperawatan?

2.

Bagaimana pendapat Saudara tentang pembelajaran sistem Problem Based
Learning (PBL) dengan metode ceramah yang dilaksanakan di Fakultas
Keperawatan?

3.

Bagaimana pendapat Saudara tentang media dan fasilitas yang dipergunakan
dalam metode ceramah di kelas?

4.


Bagaimana pendapat Saudara tentang keefektifan pelaksanaan pembelajaran
KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dengan sistem problem based learning
metode ceramah di Fakultas Keperawatan?

76
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4
Transkrip Wawancara
Partisipan 1
Peneliti
: Yak, Sebelumnya Saudara pernah mendengar istilah KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi)?
Partisipan
: Iya, pernah..
Peneliti
: Hmm.. menurut saudara seperti apa sih pembelajaran dengan sistem
KBK?
Partisipan
: Iya, menurut saya pembelajaran KBK itu lebih baik sih untuk proses

pembelajarannya yah untuk sekarang. Karena disini mahasiswa tidak
dituntut hanya untuk menunggu dan menerima saja sepenuhnya dari
dosen tapi disini juga mahasiswa dituntut untuk mencari tau bukan
hanya menerima, menerima dan menunggu gitu.. tapi mencari tau dan
dituntut lebih aktiflah mahasiswanya gitu.
Peneliti
: Mahasiswanya lebih aktif yaa.. Jadi tadi saudara mengatakan bahwa
lebih baik kekgitu, maksudnya lebih baik dalam hal yang seperti apa
misalnya?
Partisipan
: Jadi disini untuk metodenya sih, mahasiswa tidak hanya apa yah..
yah dituntut banyak, banyak mencari tau. Misalkan dalam pelajaran
atau ceramah yang didapat dari penjelasan dosen, mahasiswa itu tidak
hanya sekedar oh mendapat dari dosennya aja tapi juga mencari lebih,
menambah lagi, menambah entah referensi lain, buku-buku lain untuk
menunjang pembelajarannya supaya semakin tau gitu..
Peneliti
: Mahasiswanya yang dituntut yah?
Partisipan
: Iya, dituntut lebih aktif sih..

Peneliti
: Jadi kan kalo misalnya pembelajaran KBK itu kan ada yang
dikatakan dengan sistem Problem Based Learning atau PBL. Saudara
pernah mendengar istilah ini sebelumnya?
Partisipan
: Iya, pernah..
Peneliti
: Kira-kira boleh diceritakan seperti apa PBL itu yang Saudara
pahami?
Partisipan
: Yah kalo yang berbasis PBL ini berfokus terhadap masalah.
Misalkan ada sesuatu masalah yang diangkat atau ada masalah yang
sudah ada nih masalahnya dan kita itu berfokus ke bagaimana cara kita
untuk bisa menyelesaikan masalah itu. Nah itu untuk menyelesaikan
masalah itu dituntut lagi kembali si mahasiswanya aktif, bagaimana
yah untuk menyelesaikan masalah itu gitu, dituntut keaktifannya gitu..

77
Universitas Sumatera Utara


78

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan
Peneliti

Partisipan

: Kalau yang saudara ketahui metode PBL, pembelajaran yang di
fakultas kita metodenya apa aja?
: Yak, kalau dari kelas yang pernah saya ikuti itu bisa dalam metode
ceramah gitu. Metode ceramah itu menurutku metode dimana dosen
mengajarkan mata kuliah. Ini sifatnya dosen yang lebih banyak aktif
ketimbang mahasiswa, karna dosen yang ceramah. Kalo ceramah kan
banyak dari dosennya sendiri gitu memaparkan apalah tentang
pembelajarannya kan, nah itu kita pasti menemukan yah banyak,
banyak memang permasalahan yang entah kita tidak pahami dari apa

yang dijelaskan dosen dan yah kita di situ banyaklah untuk mencari
tau. Terus juga bisa melalui dalam metode ceramah, bisa juga dalam
metode tutorial. Nah dalam tutorial pun banyak di situ juga dibukakan
dan nanti di situ mahasiswa dituntut untuk lebih aktif lagi untuk
tutorialnya gitu. Lebih banyak mencari referensi, banyak mencari
sumber-sumber lain dan menuntut tetap semakin menambah wawasan.
: Selain ceramah dan tutorial apakah ada metode yang lain yang
diterapkan di kelas?
: Yang sejauh ini yah di kelas hanya itu sih, metode ceramah..
: Hmm.. jadi kalau menurut saudara sendiri dari metode yang tadi ada
ceramah, tutorial. Kira-kira yang menurut saudara adalah metode yang
baik kekgitu, yang membuat saudara gampang memahami kuliah itu
yang mana?
: Sebenarnya semua sama-sama baik gitu, ceramah.. tutorial.. tapi
itulah ada positif negatifnya dari setiap metode-metodenya, karena
kalo di ceramah kan yah memang baik, kita dapat dari dosennya
banyak dibukakan tapi mahasiswa di situ tidak di tuntut untuk berpikir
keras, tidak di tuntut untuk itulah.. kalo dibandingkan dengan tutorial
kan mahasiswa masih bisa aktif loh, ada fasilitatornya yah cuma hanya
mengarahkan gitu, mendengarkan setiap apa dari kita yang kita

ketahui dan itu di tuntut untuk aktif berpikir dan saling apa.. berdiskusi
dengan teman-temannya yang lainnya, nanti dapat referensi atau dapat
sumber darimana gitu. Mahasiswa yang lain menambahkan berbeda
referensi dan itu saling.. saling mendukunglah dan semakin banyak
wawasan yang didapat. Karena kalo ceramah yang saya alami yah
sampe sekarang mulai semester 1 sampai 7 memang baik sebenarnya
kita dapat banyak dari dosen tapi melihat dari keaktifan gitu dan
kekmana si mahasiswanya sendiri, misalnya lebih ini sih.. ke tutorial

Universitas Sumatera Utara

79

Peneliti
Partisipan
Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti

Partisipan

gitu.. dibandingkan yang ceramah karena terkadang banyak juga
mahasiswa yang ngantuk kalau ceramah.
: Kalau misalnya terkait dengan media dan fasilitas yang digunakan,
yang mendukung pembelajaran seperti apa yang Saudara ketahui?
: Yang medianya??
: Iya.. media dan fasilitas yang ada..
: Yah kalo untuk ceramah kan yah itulah infokusnya. Kan ini dari
dosennya infokus, laptop, dan itu sih baiklah untuk fasilitasnya yang
disediakan walaupun terkadang memang kadang mengganggu juga
untuk pembelajaran kerusakannya, dalam fasilitasnya, dalam hal-hal
kecil seperti microphone yang sekarang sih sudah diperbaiki dan kami
pun yah mahasiswa merasa terganggulah, gak baik untuk penggunaan
fasilitasnya termasuk dalam microphonenya dan yang untuk slidenya
pun kadang juga. Yang untuk di kelas sekarang yang bermasalah yah
itulah mengganggu juga. Kalau metode ceramahlah kan dosen, karena
kan ada yang bagian sisi kiri sisi kanan, yang lebih bagusnya nanti sisi
kiri tapi yah mahasiswa yang sebelah kanan itu kurang inilah…
jadinya gak yaaa… infokusnya hanya satu sisi yang baik, jadinya
mengganggu pun dan akhirnya dosennya ceramah yah mahasiswa
yang lain ada memang yang memperhatikan tapi yah ada juga yang
males gitu.. mungkin karena itu juga salah satu media juga, menjadi
faktor membuat mahasiswa tidak menikmati jadinya belajarnya.
: Kalau dari segi fasilitas ruangan mungkin dengan kapasitas
mahasiswanya seperti apa yang menurut pendapat Saudara?
: Kalau fasilitas untuk ruangannya sih udah baik yah, sudah bagus
kalau dibandingkan yang sebelumnya. Kan sebelumnya ruangan kita
sangat sangat bisa dibilang dan terbataslah dengan ada lagi mahasiswa
DIII nanti, S1 juga kan. Untuk yang sekarang sih sudah jauh lebih baik
fasilitas untuk ruangan dan untuk kelas kami sendiri pun yah
mencukupilah untuk teman-teman bahkan tidak pengap gitu. Baiklah
untuk ruangannya..
: Jadi menurut saudara sebagai salah satu mahasiswa yang mengikuti
pembelajaran disini, metode ceramah yang diterapkan di kelas itu
memenuhi gak dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan mahasiswa
seperti itu?
: Sebenarnya kalo di kelas dengan kapasitas yah mahasiswa yang
besar, sebenarnya sangat banyak sih kalau di kelas, memang untuk

Universitas Sumatera Utara

80

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti

Partisipan

ruangan mendukungnya sebenarnya tapi untuk mendapatkan untuk..
karena terlalu banyak mahasiswanya jadinya tingkat kefokusan dari
mahasiswa pun kurang baiklah gitu. Kalau untuk ceramah, karena kan
ceramah mau sampai.. kalau satu jam mungkin, satu jam pertama dulu
mahasiswa yang banyak seperti itu di kelas masih fokus untuk
mendengarkan ceramah dari dosen, masih fokus tapi di atas satu jam
nanti sudah mulai ini, gelisah, sudah mulai tidak fokus lagi.
: Apa saja kekurangan merode ceramah?
: Kekurangannya mahasiswa banyak yang agak malas belajar, karena
metode ceramah didominasi oleh dosen. Mungkin 2 ato 3 jam masih
fokus. Selebihnya udah unfokus…
: Jadi kalau kelebihannya ada tidak?
: Memudahkan mahasiswa memahami pelajaran, dan memicu juga
untuk mencari referensi-referensi lain di perpus yang disarankan oleh
dosen yang ceramah.
: Bagaimana perasaan saudara selama mengikuti pembelajaran dengan
metode ceramah?
: Sedikit bosan dan jenuhlah, kadang mengantuk juga, karena
ceramahnya lama kali. Mungkin kalau ceramahnya dua atau tiga jam
masih bisa fokus, tapi selebihnya nanti bisa ngantuk.. hehe…
: Oke.. jadi dari semua pernyataan saudara tadi, menurut saudaralah
gimana pendapat saudara tentang
keefektifan pelaksanaan
pembelajaran ini, efektif tidak? Atau mungkin ada yang saudara
pikirkan yang lain metodenya mungkin?
: Sebenarnya baiknya untuk metode ceramah ini, hanya saja yah
mungkin supaya lebih baik lagi dan supaya pun tidak sia-sialah gitu
kan dosen memberikan ceramah kepada mahasiswa, lebih dituntut
mahasiswanya itu aktif juga gitu. Bukan jangan hanya sekedar
ceramah gitu.. Nah ada dosen yang memang yah memberikan
pertanyaan atau yah mempersilahkan mahasiswa untuk bertanya dan
ada juga dosen yang yaudah siap memberikan ceramah, yah gak
ditanyakan lagi kekmana respon dari mahasiswa, apa yang
didapatinya? Maksudnya supaya metode ceramah memang sudah baik
tapi lebih ini sih lebih baik untuk dosennya dalam metode
penyampaian ceramahnya lebih di ini-in, menuntut mahasiswa untuk
aktif, lebih banyak bertanya dan apa yang didapati mahasiswa dari
hasil pembelajaran ini. Dan kalau bisa pun yah saran sih supaya lebih

Universitas Sumatera Utara

81

Peneliti

Partisipan
Peneliti

Partisipan

baik lagi, ada aplikatifnya. Misalnya, ada suatu ceramah sudah
disampaikan oleh dosen dan ada aplikatifnya, mungkin dibuat grup
atau per kelompok, entah ditugaskanlah dari setiap kelompok apa yang
mereka dapati supaya memang dosennya ini tau berarti ceramahnya itu
tadi memang mahasiswa memahami dan mengerti. Ada inilah,
komunikasi yang baik antara dosen dan mahasiswa dan dosen tau
kalau mahasiswa itu mengerti.
: Jadi sejauh ini yang Saudara pandang tentang pelaksanaan sistem
Problem Based Learning dengan metode ceramah yang tadi, apakah
memang sudah memenuhi kebutuhan, efektif tidak untuk dilaksanakan
di kampus ini?
: Efektif sih untuk metode ceramah kita, dalam PBL tadi yah..
: Oke.. mungkin itu saja yang akan saya tanyakan, nanti jika saya
membutuhkan klarifikasi atau penjelasan lebih lanjut, saya akan
menghubungi Saudara, terimakasih untuk kerjasamanya…
: Oke.. terimakasih…

Universitas Sumatera Utara

82

Partisipan 2
Peneliti
: Saudara semenjak semester satu sudah mengikuti pembelajaran KBK
yah?
Partisipan
: Iya..
Peneliti
: Bagaimana menurut Saudara tentang KBK itu?
Partisipan
: Yang saya pahami kan, sejauh ini mengenai KBK atau Kurikulum
Berbasis Kompetensi artinya.. kalau dibilang berbasis kompetensi
segala sesuatu metode pembelajaran itu disesuaikan dengan
kompetensi yang sudah ditetapkan atau sesuai dengan standar
kompetensi yang diharapkan. Disini mahasiswa dituntut lebih aktif
mencari informasi..Nah, kalau yang saya lihat dari programnya
sendiri untuk KBK kalau yang diterapkan dari semester satu
sebenarnya metopel, metode pembelajaran itu ada ceramah, ada
metode tutorial, kemudian ada praktikum dan SL. Jadi menunjang
setiap program di KBK itu sendiri. Untuk metode ceramah yaa
sumbernya secara tidak langsung itu memang dari dosen itu sendiri
dan mahasiswa si penerima informasi atau si penerima pelajarannya.
Yang menariknya ketika di KBK itu ada program tutorial yang
menurut saya cukup sangat efektif untuk meningkatkan standar
kompetensi mahasiswanya karena pada program tutorial itu
mahasiswa diajarkan untuk menggali kemampuannya diluar, sebelum
mereka mendapatkan materi tertentu. Jadi mahasiswa diangkat untuk
menggali sejauhmana mereka pahami mengenai suatu konteks
sehingga pada bagian tutorial pun merangsang pemikiran yang lebih
luas, berpikir kritis dan tentutnya berpikir kritis itu bagian dari
kompetensi yang harus ada pada seorang perawat, kekgitu…
Peneliti
: Nah, itu kan KBK, terus kan tadi saudara juga sudah menyebutkan
beberapa metodenya, nah KBK itu kan kurikulum berbasis
kompetensi, itu ada juga yang namanya sistemnya PBL, problem
based learning yang penyelesaiannya itu berdasarkan masalah seperti
itu, berfokus untuk menyelesaikan masalah. Kalau tentang PBL, apa
yang saudara pahami?
Partisipan
: Contoh paling kental pelaksanaan PBL itu ada pada tutorial. Jadi
program tutorial itu yang diterapkan di kampus kita kan dia berbasis
masalah, artinya kasus yang dipaparkan pada mahasiswa. Nah,
kemudian mahasiswa yang mencari apa yang harus dilakukan seorang
perawat ketika mendapatkan kasus seperti itu. Jadi kalau ditanya

Universitas Sumatera Utara

83

Peneliti

Partisipan

Peneliti

mengenai PBL, menurut saya secara pribadi, itu sangat kental
dikaitkan dengan proses pembelajaran tutorial. Jadi pada bagian
tutorial itulah ada sebuah kasus yang dipaparkan dan udah
dipersiapkan tentunya oleh tim tutorial, kemudian akan dibagikan
kepada mahasiswa dan mahasiswa yang secara langsung tanpa
intervensi dosen, yang mana dosen disitu berperan sebagai fasilitator
jadi tanpa intervensi fasilitator untuk mencari apa yang harus
dilakukan. Jadi secara tidak langsung disini bahwa mahasiswa yang
harus menyelesaikan problemnya. Jadi mahasiswa yang mencari apa
diagnosanya, mahasiswa yang mencari apa askepnya, mahasiswa yang
mencari apa intervensinya, implementasinya dan itu pure betul-betul
dari brain mahasiswa itu sendiri, jadi tanpa ada intervensi dari dosen
dan tanpa ada pernyataan ini benar atau salah dari dosen. Jadi
fasilitator hanya sebatas mengarahkan dituntut bahwa memang
kembali bahwa KBK itu bagaimana kompetensi mahasiswa itu sendiri
untuk boleh apa yaaa… menghadapi kasus itu apa yang harus
dilakukan.
: Yak, itu kalau dari segi tutorialnya, jadi kalau misalnya dengan.. tadi
kan ada menyebutkan di awal metode ceramah. Kalau misalnya
dengan metode ceramah, gimana PBL itu? Apakah memang dengan
metode ceramah bisa juga berbasis penyelesaian masalahnya tercapai?
: Kalau dari ceramah untuk masuk ke bagian PBL yah, menurut saya
sih bisa yah, bisa tidak, artinya kalau ketika dalam metode ceramah,
tidak pure hanya membahas teori dalam arti tidak hanya pemaparan
awal saja tanpa ada contoh kasus yang akan boleh dibagikan, itu akan
sulit untuk mencapainya karena hanya sekedar ada konsep yang akan
diberikan kepada mahasiswa. Tapi kalau misalnya ketika dalam
metode ceramah tetap akan dibukakan beberapa contoh kasus yang
akan sering dijumpai, ada masalah yang muncul dan dengan masalah
tersebut, mahasiswa dirangsang untuk boleh mencari apa yang
menjadi solusi dari masalah tersebut, mungkin akan tercapai. Tapi
untuk sejauh ini memang kalau dilihat sih masih belum. Ceramah
masih belum diarahkan untuk sampai pada tahap PBL.
: Itu kira-kira kenapa saudara berpendapat bahwa ceramah masih
belum seperti pencapaian pada tutorial tadi? Maksudnya, ada apa
dengan ceramah gitu?

Universitas Sumatera Utara

84

Partisipan

Peneliti

Partisipan

: Berbeda… karena ketika ceramah, posisinya adalah mahasiswa
hanya sebagai pendengar yang aktif. Nah, ketika pun dituntut untuk
memberi respon, tidak sebanyak ketika kita tutorial. Kemarin ketika
tutorial itu pure memang student yang jadi centre, jadi memang
mahasiswa yang mencari semua, apa dan bagaimana. Tapi kalau
misalnya di ceramah, kan kita belajar konsep, kemudian yah hanya
seperti itu. Kemudian kalau kita misalnya di tutorial, langsung ke
kasus sehingga secara tidak langsung konsep yang belum kita capai di
ceramah, bisa kita dapatkan di tutorial.
: Itu kan tadi ceramah, karena dosen yang lebih banyak berbicara
dibandingkan tutorial. Kalau dilihat dari fasilitas atau media yang
digunakan, ceramah seperti apa yah?
: Dari ceramah kalau fasilitas, yang pertama mungkin kalau dilihat
dari ruangan, untuk semester saya mungkin, yang semester 7,
ruangannya sudah nyaman tapi ketika kita di semester satu, tiga, lima,
itu masih kurang nyaman. Karena kalau disini, pertama jumlah
mahasiswa yang besar, kemudian ruangan yang memang besar tapi
tetap saja tidak nyaman dalam kategori misalnya AC-nya mati,
padahal ruangan panas dengan jumlah mahasiswa sebesar itu. Jadi
fokus untuk mendengarkan dosen ketika menyampaikan pembelajaran
jadi tidak bisa jadinya. Kemudian untuk fasilitasnya sendiri, misalnya
seperti microphone, kalau semester tujuh udah enak, maksudnya udah
nyaman gitu kan. Tapi kalau di semester satu, dua, tiga, kendalanya
pasti di microphone. Biasanya microphone-nya bisa nanti kadangkadang mati, kadang-kadang hidup. Kadang-kadang ketika sedang
fokus dengan pelajaran, tiba-tiba microphone-nya mati atau bahkan
tiba-tiba ada storing yang bisa membuat gak fokus dan jadi aaaahhh….
Begitulah kan, kemudian kalau misalnya secara fasilitas infokus, nah
untuk infokus kekurangannya terkadang letak infokus itu tidak
seimbang letak kiri dan kanan sehingga orang yang di sisi kiri akan
serong ke kanan sehingga sulit untuk melihat. Kemudian kadang letak
infokus, saya lupa di semester berapa, itu hanya satu layar saja
sehingga semua fokus ke samping. Iya, jadi gak jelas dan apa yah,
warnanya pun tidak mendukung untuk dilihat. Jadi terkadang
terkadang kabur atau warnanya berbeda dari yang disiapkan dengan
yang ditampilkan, itu saya tidak tau kendalanya dimana. Itulah… jadi
untuk fasilitas sebenarnya untuk fakultas keperawatan baik tapi

Universitas Sumatera Utara

85

Peneliti

Partisipan

Peneliti
Partisipan

mungkin perawatannya yang kurang baik. Sebenarnya awalnya ada,
bukan tidak ada, adanya fasilitasnya tapi kondisinya yang kurang
terawat. Jadi mengganggu proses pembelajaran juga, baru lampu yang
mati hidup, mati hidup. Itu kan mengganggu semua jadinya.
: Itu untuk fasilitas. Kalau misalnya dari pendidiknya atau
mahasiswanya sendiri gimana untuk transfer informasinya seperti apa
gitu? Untuk transfer materinya dalam metode ceramah ini? Apakah
dengan kapasitas mahasiswa yang sebanyak itu mempengaruhi
sampainya informasi ke mahasiswa atau seperti apa?
: Kalau kita bicara dari pendidik, sebenarnya kemampuan dosen kita
semua adalah saya pikir dosen yang sudah kompeten di bidangnya
ketika mereka akan menyampaikan ceramah. Hanya saja mungkin
metode penyampaiannya yang terkadang membuat semua berbedabeda menerima informasinya. Misalnya ada satu dosen yang
menyampaikan metode ceramah tidak hanya sekedar mahasiswanya
mendengar, dosennya memberi. Tapi dia menampilkan beberapa
bentuk games sehingga mahasiswa juga boleh dirangsang untuk boleh
mendapatkan informasi itu tidak hanya melulu dari via slide, tapi
metode ceramah itu seperti ini, dikemas dalam suatu bentuk permainan
atau bahkan adalah bentuk-bentuk yang tidak bosan dengan metode
itu. Nah, tapi memang kebanyakan dosen-dosen kita di sini yah seperti
metode ceramah yang biasa kita lakukan, yah mereka sebagai pemberi
informasi, mahasiswa sebagai penerima informasi. Untuk kategori
yang peserta didiknya, jelas sangat mempengaruhi karena dari segi
keefektifannya, kemudian belum lagi kalau ribut, yang di belakang
mungkin tidak fokus dan yang di depan mungkin sudah fokus,
setengah fokus, setengah tidak fokus. Semua bercampur disitu, jadi
terkadang yang tadinya udah fokus, jadi tidak fokus lagi, yang
setengah fokus makin tidak fokuslah kekgitu.. jadi sebenarnya sih,
sebaiknya di pecah, jadi penyampaiannya pun lebih efektif, tidak
hanya satu arah tapi dua arah. Jadi konsep peserta didiknya juga lebih
aktif dan berrespon dengan materi yang disampaikan.
: Bagaimana perasaan saudara selama mengikulti pembelajaran
metode ceramah di kelas?
: Biasa aja sih sejauh ini.. kalo jenuh sih belum pernah..

Universitas Sumatera Utara

86

Peneliti

Partisipan

Peneliti

Partisipan

Peneliti

Partisipan

: Jadi kalau menurut pandangan saudara sendiri, seperti apa
keefektifan metode ceramah selama saudara mengikutinya? Seberapa
efektif, seperti itu?
: Cara ini efektif, karena pada metode ceramah sebenarnya kita boleh
menggunakan semua model pembelajaran, baik itu auditori, baik itu
visual atau melihat, baik itu gabungan antara keduanya, sebenarnya ini
termasuk mempengaruhi, yah karena sebenarnya kalau dilihat
kebanyakan kategori prestasi mahasiswa yang tinggi itu kalau
menggunakan model auditori dan visual. Sebenarnya mendukung yah
dalam metode ceramah, karena sebenarnya sebagian besar konsep itu
dipaparkan dalam metode ceramah. Hanya saja, mungkin harus yang
pendidiknya yang dituntut lebih kreatif dalam penyampaiannya agar
efektif. Karena sebagian informasi itu tercapai disitu. Tapi jauh lebih
efektif lagi ketika metode ceramah itu tidak melulu hanya metode
ceramah, artinya bisa dikombinasikan dalam bentuk hal-hal yang
mungkin bisa dan sudah dikemas oleh tim pendidik itu sendiri, itu sih..
: Mungkin saudara punya ide mungkin atau pemikiran dikemas yang
seperti apa mungkin atau di modifikasi yah maksudnya, seperti apa
mungkin di ceramah itu?
: Nah, kek tadi yang saya bilang, ceramah bisa dikombinasi dalam
bentuk sebuah games atau bahkan dapat dibuat dalam sebuah bentuk
kuis-kuis yang pada akhirnya merangsang mahasiswa tersebut dituntut
untuk lebih apa yaa… yah di brainstorming-lah dia yah bagaimana
caranya. Yah terus bahkan bisa di bentuk dalam bentuk kelompokkelompok, kemudian artinya sarananya juga harus ditingkatkan, entah
bagaimanalah, maksudnya nggak hanya melulu kita hanya mendengar.
Tapi bagaimana juga dari tim pendidiknya ada membuat sesuatu
yang kreatif bentuk games, kelompok-kelompok atau bahkan yah..
seperti itu sih, jadi di kelas itu kita gak ngerasa bosan, gak merasa
ngantuk, tetap fokus.
: Berarti sejauh ini, ceramah yang diterapkan di kampus kita, di
kampus fakultas keperawatan ini yang mengarah ke PBL itu bisa
dikatakan efektif yah?
: Iyaa…

Universitas Sumatera Utara

87

Partisipan 3
Peneliti
Partisipan
Peneliti
Partisipan

Peneliti

Partisipan

Peneliti

Partisipan
Peneliti

: Sebelumnya saudara pernah mendengar tentang pembelajaran KBK?
: Iya pernah, Kurikulum Berbasis Kompetensi.
: Apa yang saudara ketahui tentang pembelajaran KBK?
: Kalau menurut saya, pembelajaran KBK, Kurikulum Berbasis
Kompetensi, kalau selama ini aku berpikir kuliah kayak fakultas lain
kek gitu yang berbeda-beda jadwalnya, ada yang masuk siang, ada
yang masuk pagi gitu kan… tapi kalo kita yah masuk pagi terus
kuliahnya gitu, kek anak SMA gitu, udah ditentukan topik-topiknya..
terus kita kan per mata kuliah, jadi siap satu mata kuliah baru lanjut
mata kuliah selanjutnya. Memang baik untuk mengingatkan kita gitu.
Jadi satu siap biar full diselesaikan semua, gak berulang-ulang lagi
untuk minggu selanjutnya. Tapi tentang KBK dituntut sih
mahasiswanya yang mencari lebih banyak informasi kekgitu,harus
lebih aktif kitanya.. karena di kampus hanya didapat
dari
pembelajaran dosen aja. Kalau di keperawatan juga kita gak ada
bukunya, Cuma dikasih slide dari dosen terus mahasiswa sendiri yang
di suruh cari sumber lain kekgitu. Kalau mahasiswa lain mereka ada
dapat buku, kita gak ada dapat buku.
: Tadi katanya mahasiswa yang mencari informasi, lebih aktif.. Kalau
menurut saudara lebih aktif dalam arti yang spesifik mungkin,
contohnya yang seperti apa?
: Contohnya, kalau pas tutorial misalnya. Tutorial kan kita dikasih
kasus. Nah kita udah dapat kasusnya, kita harus cari sumber sendiri,
misalnya bagaimanalah supaya dapat tentang suatu penyakit, harus tau
secara keseluruhan tentang penyakitnya kekgitu. Karena cuma diajari
kita garis-garis besarnya misalnya di kampus mungkin dapat
penjelasannya tapi kita kan gak dapat sumbernya kekgitu, Cuma dari
dosen aja yah diharapkan mahasiswa juga mencari bukunya kekgitu..
: Nah, katanya dalam KBK ini ada sistem pembelajaran based learning
namanya, pembelajaran yang berfokus pada masalah, saudara pernah
mendengar itu?
: Pernah..
: Kalau itu, seperti apa pendapat saudara tentang PBL itu? Yang
berfokus pada masalah itu maksudnya seperti apa?

Universitas Sumatera Utara

88

Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti

: Kalau itu sih baik kekgitu, dimana mahasiswa dituntut untuk lebih
aktif ketika diberikan suatu permasalahan, lebih memicu pemikiran
mahasiswanya. Mahasiswanya lebih berpikir lebih keras ketika dikasih
suatu masalah, berpikir kritis. Misalnya suatu penyakit, apa tandatanda dan gejala yang spesifik dari suatu penyakit misalnya. Itu
menurut saya lebih mendorong mahasiswanya untuk lebih
mempersiapkan diri ketika pas tutorial, apa yah kasus-kasus tentang
nutrisi, misalnya kekgitu…
: Apa saja sih metode-metode yang saudara ketahui yang diterapkan
dalam PBL itu?
: Kalau yang diterapkan di fakultas kita, salah satunya yah tentang
tutorial itu, diskusi kan dimana setiap mahasiswa dikasi suatu
permasalahan terus mahasiswa itu sendiri yang saling berargumen.
Memberikan pendapat masing-masing sehingga bisa masalah itu
terpecahkan. Terus ada ceramah juga skill lab untuk praktikum..
: Selain tutorial, apakah ada metode pembelajaran lain di kelas yang
pernah saudara ikuti?
: Yaa ceramah juga, kalau untuk ceramah, saya kurang mendapati
yang berpusat pada masalah sih karena di kelas kan ada topiknya, yah
langsung diajari dosen, gak memacu mahasiswa untuk berargumen
kekgitu karena cuman dijelaskan aja. Jadi mahasiswanya kurang aktif..
: Yah, mengapa saudara berpandangan seperti itu, ada apa dengan
ceramah? memangnya ceramah itu seperti apa sih?
: Kalau ceramah, menurut saya kayak yang di fakultas ini, satu
stambuk satu kelas, banyak mahasiswa satu kelas jadi kurang
mendukung terhadap pembelajaran seperti itu. Walaupun dosen nya
pake mic tapi gak bisa menjangkau semua mahasiswa kekgitu. Pada
akhirnya banyak mahasiswa yang main-main di belakang, kurang
kondusif la, kurang efektif. Menurut saya lebih baik jangan satu kelas
semua kekgitu, pas dosen mengajar kan ceramah aja, kurang juga
mengajak mahasiswa misalnya kek mendiskusikan dikasih masalah.
Jadi kan datang dosen, diajarkan yah gitu. Gak ada di evaluasi juga
tentang pelajaran itu. Dikitnya dosen yang mengevaluasi mahasiswa
yang udah ngerti atau belum. Yah mahasiswa cuma menjawab,
mengerti tapi gak dipastikan mengertinya sampe mana.
: Jadi kalau misalnya terkait dengan media ataupun fasilitas yang
digunakan saat ceramah, itu seperti apa?

Universitas Sumatera Utara

89

Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti

Partisipan

: Kalau media yang digunakan kan cuma slide doang, itu pun kita
dapat kan bukan sebelum ceramah dimulai. Sebenarnya udah adanya
BRP, tapi disitu pun mahasiswa gak serius membacanya. Udah taunya
sebenarnya apa yang mau dikerjakan tapi mahasiswa disini kan gak
ada buku panduan, misalnya tentang nutrisi kekgitu, jadi harus dicaricari sendiri, itu sih yang masih juga kurang. Jadi mahasiswa belum ada
persiapan ketika dosen mengajar, medianya cuma slide, kalau mic yah
kekgitu..
: Bagaimana dengan fasilitas lain yang digunakan saat ceramah?
: Kalau mic menurut saya tidak ada gangguan tapi kalau LCD kan
diperalatannya tidak ada masalah. Tapi kadang-kadang dosen
membuat desain atau tampilan powerpoint-nya berbeda-beda jadi
terkadang ada yang tidak terbaca pada saat di buat ke layar. Beda yang
kita baca di laptop sama yang ada di slide gitu. Terus ada juga
mahasiswa beberapa yang pandangannya udah berkurang, jadi itu juga
bisa mengganggu seperti itu.
: Jadi sejauh pandangan saudara apa efektif menurut saudara metode
ceramah ini dilaksanakan di fakultas ini?
: Menurut saya sih metode ceramah ini kurang efektif, ada baiknya
jika mahasiswanya dibagi-bagi, dibuat jangan satu kelas semua. Jadi
dosen juga lebih tahu mana mahasiswanya yang mengerti, mana yang
gak. Kalau ini kan satu stambuk semua satu kelas kurang tau lah
dosennya apakah mahasiswanya ngerti atau gak. Jadi kurang efektif…
: Tadi kan saudara mengatakan kurang efektif, kira-kira saudara ada
saran atau apalah harapan ke depannya dengan metode ceramah ini
untuk perbaikan kedepannya mungkin?
: Yah kalau dikasih saran mungkin susah, karena ruangan kita pun
kurang, ini aja dosen kita pun terbatas, kadang skill lab pun atau
tutorial bisa-bisa terhalang karena kekurangan dosen kekgitu. Kalau
dibilang dikasih saran, mungkin dibagilah satu stambuk itu entah dua
kelas pun, pasti sangat mendukung, akan lebih aktif mahasiswanya.
Kalo seperti ini seratus tigapuluhan yah ada yang terlambat kekgitu
juga, kurang efektif juga. Kursi kan gak dibuat sejumlah mahasiswa,
jadi adapun kosong atau lebih yah dosen gak tau siapa yang gak
datang.

Universitas Sumatera Utara

90

Peneliti

Partisipan

: Iya yah. Baiklah, itu saja yang mau saya tanyakan kepada saudara,
nanti kalau saya mau mengklarifikasi, mungkin saya akan
menghubungi saudara kembali. Terimakasih untuk kerjasamanya.
: Iya sama-sama…

Universitas Sumatera Utara

91

Partisipan 4
Peneliti
Partisipan
Peneliti
Partisipan
Peneliti
Partisipan
Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan
Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

: Sebelumnya saudara pernah mendengar tentang KBK?
: Pernah..
: Menurut saudara KBK itu apa?
: Kurikulum Berbasis Kompetensi..
: Iya, kurikulum berbasis kompetensi, jadi mulai semester berapa
saudara mengikuti pembelajaran KBK?
: Semenjak semester satu sudah..
: Kurikulum berbasis kompetensi itu yang saudara ketahui yang
seperti apa sih?
: Kurikulum yang penilaian segala sesuatu itu semuanya secara
objektif, kita disuruh cari informasi, terus KBK itu menekankan ke
PBL, problem based learning yaitu bagaimana kita belajar bukan
hanya di tempat ilmunya, tapi ada satu masalah yang harus kita
pecahkan.
: Berarti berdasarkan masalah yah?
: Iya benar..
: Tadi saudara mengatakan bahwa penilaiannya KBK itu objektif.
Maksudnya objektif yang seperti apa yah?
: Yah itu kita kayak MDE, multiple eee apa yaa.. pokoknya dia gini
secara objektif, disini semuanya berdasarkan sistem, gak ada yang
misalkan kita kenal dosen, kita dapat nilai ini. Pokoknya semua
berdasarkan objektif. Bahkan kalau misalnya dilihat dari ujiannya pun
multiple choice semuanya, terus berdasarkan absen,kalau absennya
memenuhi dia bisa ikut ujian, kalau gak, dia gak bisa ikut ujian,
gitulah tergantung kemampuan mahasiswanya..
: Jadi kalau PBL-lah, menurut saudara sudah seperti apa penerapannya
di kampus ini?
: Sebenarnya sih sudah cukup baik kalau misalkan dilihat dari tutorial,
karena kan kalau di tutorial ada kasus yang dikasih terus kita dituntut
untuk menyelesaikan masalah kasus itu. Pertama kita dituntut untuk
menyelesaikan berdasarkan rasional kita sendiri, pengetahuan yang
sudah kita tahu. Yang kedua, kita dituntut lagi memecahkan masalah
itu berdasarkan jurnal-jurnal yang kita dapat, penelitian yang kita baca,
baru dituntut bersama-sama memecahkan masalah tersebut , lalu nanti

Universitas Sumatera Utara

92

Peneliti

Partisipan
Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan
Peneliti

Partisipan

dijelaskan oleh pakar. Menurutku, kalau sebatas tutorial itu sudah
baik.
: Berarti tutorial itu merupakan salah satu metodenya, kira-kira
saudara tau tidak metode yang lain yang mengarah ke PBL yang
diterapkan di kampus ini?
: Skill lab, praktikum, ceramah..
: Kalau misalnya ceramah, saudara memandangnya sudah seperti apa?
: Ceramah itu kak kalau menurutku metode pembelajaran yang
menggunakan narasumber sebagai penyedia dan mahasiswa sebagai
penerima. Berfokus pada dosen sebagai pemberi informasi dan
mahasiswa hanya sebagai penerima informasi.
: Kalau dari segi ceramah, kita-kira itu mengarah tidak kepada PBL?
: Sebenarnya itu tergantung dosennya, ada yang memberikan kasus,
terus sama-sama kita selesaikan. Tapi kalau dilihat di kampus usu
apalagi fkep, dengan begitu banyaknya mahasiswa, aku rasa kurang.
Yang bagusnya dari ceramah ini sih kita bisa memiliki persepsi yang
sama, maksudnya kita diletakkan di kelas yang sama, dengan satu
narasumber jadi kita punya persepsi yang sama akan satu hal. Tapi
untuk sama-sama memecahkan masalah, itu terlalu ribet karena
banyak kali di dalam.
: Iya yah.. mungkin ada beberapa faktor yang saudara ketahui yang
mempengaruhi kenapa bisa seperti itu?
: Ceramah kan lebih banyak yang jadi pusatnya si dosen atau si
pengajarnya kan, sedangkan metode lain seperti tutorial yang jadi
centre-nya studentnya, mahasiswanya. Tapi kalo ceramah memang yah
kita fokus hanya kepada si penceramah. Itulah yang membuat sulit,
kelas yang banyak orang, satu banding seratus kan, satu banding
seratus lebih..
: Kalau dengan fasilitas mungkin atau media yang digunakan saat
ceramah seperti apa?
: Kalau untuk itu di fkep kurasa udah ada microphone, infokus, kalo
itu udah bagus..
: Kalau dilihat dari segi ruangan ataupun si narasumbernya kira-kira
materi ceramah yang disampaikan itu memenuhi kebutuhan
mahasiswa tidak?
: Kalo dari segi ruangan dan kapasitas sebenarnya nggak…

Universitas Sumatera Utara

93

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan
Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti

: Tapi kalo yang saudara rasakan sendiri terpenuhi tidak kebutuhan
saudara?
: Bisa sih bisa… masih bisalah.. kecuali memang kalau ruangan
seperti itu, kalau udah di bangku belakang kalau udah agak lama udah
agak susah konsentrasinya. Dosennya pun jarang fokus sama yang di
belakang.
: Jadi apa saja kelebihan dari metode ceramah ini?
: Kelebihannya, mahasiswa memilki persepsi yang sama terhadap satu
materi pembelajaran.
: Kalau kekurangannya?
: Mahasiswa hanya menerima saja informasi dari pendidik. Kalau
pendidik ingin banyak melibatkan mahasiswa secara aktif, maka harus
dilakukan secara kreatif.
: Jadi kalau melihat dari segi keefektifan, menurut saudara seberapa
efektif metode ceramah ini dilaksanakan?
: Menurutku sih efektif. Hambatannya memang orang yang terlalu
banyak di kelaslah, jadi satu, konsentrasi agak susah. Yang kedua,
dosen pun gak bisa fokus sama semuanya. Kan kalau misalnya sedikit
kan jadi lebih bisa dipantau. Yang efektifnya itu karena satu angkatan
atau satu stambuk itu punya persepsi yang sama akan satu masalah.
Karena dari satu sumber yang sama.
: Oh gitu yah.. jadi bagaimana perasaan saudara selama mengikuti
pembelajaran metode ceramah dikampus ini?
: Jenuh sih pernahlah.. karena kita cuma mendengar, mendengar, dan
mendengar.. kurang aktif, tapi memang harus tetap diikuti. Kalau
memang mau aktif yah di tutorial. Tapi secara keseluruhan sudah
bagus sih selama ini..
: Kira-kira ada tidak harapan saudara ke depannya tentang metode
ceramah?
: Gini, kalau di kelaslah, kalau misalnya di ruangan kan dengan orang
yang sebanyak itu kepanasan, itu bisa menimbulkan jadi gak kondusif
kelas itu. Terus yang kedua kalo masalah faasilitas, sebenarnya sudah
mencukupi, cuman untuk proyektor ataupun infokus gak cukup satu,
harus dua kiri-kanan, maksudnya biar fokus, gak susah-susah liatnya,
supaya memenuhi ke semuanya.
: Berarti hambatannya cuma dari segi teknis aja berarti yah?

Universitas Sumatera Utara

94

Partisipan
Peneliti
Partisipan
Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

: Iya… karena memang kalo misalnya di bilang ribut, yah itu sih gak
bisa kita salahkan metodenya kan, memang mahasiswanya. Itu sih…
: Kalo dari segi keaktifan mahasiswanya, metode ceramah ini seperti
apa?
: Kalo keaktifan?? Kurang kalo ku liat..
: Kenapa saudara mengatakan kurang?
: Kebanyakan mesti ditunjuk, terus kalo kuliat selama ini sih
kuranglah.. hanya beberapa, misalnya kalo dituntut untuk angkat
tanganlah, atau dituntut untuk aktif-lah baru aktif. Yang lain sih gak,
selama ini biasa-biasa aja. Tapi sejauh ini masi bisalah dilaksanakan.
: Ok, itu saja yang ingin saya tanyakan, nanti kalau saya memerlukan
informasi berikutnya, saya akan klarifikasi. Terimakasih..
: Ok, sama-sama..

Universitas Sumatera Utara

95

Partisipan 5
Peneliti
Partisipan
Peneliti
Partisipan

Peneliti

Partisipan

Peneliti

Partisipan
Peneliti
Partisipan

Peneliti

Partisipan

: Sebelumnya, saudara sudah pernah mendengar istilah KBK?
: Sudah..
: Apa yang saudara ketahui tentang KBK itu?
: KBK itu lebih ke bagaimana mahasiswa itu jadi centre-nya, student
learning centre. Jadi dosen hanya boleh mengarahkan, atau kegiatan
pembelajaran itu lebih banyak kepada mahasiswa atau kepada yang
akan belajar.
: Nah, di KBK itu kan ada yang dinamakan dengan sistem
pembelajaran problem based learning atau PBL. Yang saudara pahami
tentang PBL itu seperti apa?
: Lebih kepada bagaimana belajar itu lebih kepada kasus, bisa
ceramah, skills lab nya, praktikum.. jadi lebih banyak memang bukan
hanya pada satu konsep tetapi beberapa konsep supaya itu lebih
menuntun mahasiswa lebih dapat bagaimana belajarnya dan supaya
aktif, bukan hanya satu konsep sih..
: Berarti mahasiswa lebih aktiflah yah. Dari beberapa metode yang
saudara sebutkan tadi, menurut saudara, metode yang mana yang
sering saudara ikuti?
: Yang sering saya ikuti itu ceramah..
: Ceramah yah, menurut saudara ceramah itu seperti apa sih?
: Metode ceramah adalah metode kegiatan belajar mengajar tatap
muka langsung dan dosen menjadi centre-nya. Kalau ceramah, dosen
lebih apa sih, lebih menyajikan hal-hal yang dipelajari dengan sesuai
standar atau indikator-indikator yang sudah ditetapkan oleh kurikulum
berbasis kompetensinya dan itu memang harus didapatkan oleh
mahasiswa. Kemudian mahasiswa juga harus berperan aktif, atau ada
feedback dari mahasiswa untuk pembelajaran itu sendiri.
: Jadi sejauh ini yang saudara lihat atau yang saudara alami sendiri,
metode ceramah itu mengarah tidak dengan PBL untuk menyelesaikan
masalah?
: Kalau secara kasus, memang bisa, tapi masih kurang objektif atau
masih tidak bisa mengena karena itu lebih luas, apa namanya lebih
banyak orang yang di situ jadinya memang tidak banyak yang aktif.
Hanya beberapa mahasiswa yang aktif dan yang ada feedback-nya
untuk pembelajaran itu gitu.

Universitas Sumatera Utara

96

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

: Jadi kalau misalnya dilihat dari segi media ataupun fasilitas, seperti
apa penerapan metode ceramah di kampus fkep?
: Kalau media, fasilitas, menurut saya sudah cukup baik yah. Hanya
itu tadi memang, mungkin kepada sistem mengajarnya aja kali yah
yang kurang kekgitu karena juga kelas itu lebih banyak mahasiswanya,
ratusan. Jadi sebenarnya itu yang aku bilang tadi kurang dapat untuk
memecahkan kasus atau lebih kepada problem based learning.
: Kalau selama ini, selama beberapa semester saudara mengikuti
pembelajaran PBL, apa yang saudara rasakan?
: Biasanya kalo sudah lebih dua jam pasti akan membosankan,
kemudian memang hanya fokus pada saat dibahas atau pada slidenya
aja. Jadinya tidak mencari referensi yang lain untuk dibaca lagi.
: Jadi menurut pandangan saudara, seberapa efektif metode ceramah
ini diterapkan?
: Kalau di bilang efektif, memang ada efektifnya tapi lebih besar
efektifnya untuk studi kasus yang misalkan ada tutorial. Jadi lebih
banyak mahasiswa memang berpikir dengan baik. Lebih banyak
menuntut peran aktif dari mahasiswa itu sendiri. Nah kalau ceramah
memang itu yang susahnya, karena lebih banyak mahasiswa dan hanya
satu dosen dan tidak terpantau dengan untuk proses pembelajarannya.
: Kira-kira ada tidak harapan saudara atau mungkin saran-sarannya?
: Mungkin lebih kepada bagaimana dosen itu mengajar, contohnya
bagaimana dia membuat hal-hal yang kreatif untuk mengajarkan.
Bukan hanya buat slide, kemudian mengajarkan atau memberi
ceramah. Tapi mungkin dengan membuat games yang akan berfokus
kepada pembelajaran itu atau lebih kepada membagi kelompok. Dan
boleh bertukar pikiran melalui itu dengan mahasiswa. Jadi tidak hanya
slide baru buat ceramah.
: Jadi menurut saudara apakah metode ceramah ini dapat memenuhi
kebutuhan mahasiswa yang KBK?
: Sebenarnya itu tadi point-nya, bagusnya lebih banyak waktunya
untuk tutorial aja daripada ceramah, karena seperti itulah cara
mengajarnya memang. Kemudian sistemnya itulah yang masih kurang
baik pada saat ceramah. Jadinya itulah yang membuat membosankan
dan memang sering yang kuliat sendiri pun mahasiswa di kelas itu yah
ngantuk. Kalau udah lama sampe satu jam lebih itu udah ngantuk.

Universitas Sumatera Utara

97

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan
Peneliti

Partisipan

: Kira-kira ada tidak kelebihan metode ceramah ini dibandingkan
metode yang lain?
: Kalau kelebihannya mungkin dari bahannyalah yah, akan sangat
membantu mahasiswa juga sih untuk lebih memahami apa yang
dipelajari, kemudian ada juga sih sisi buruknya dari segi bahan.
Bahannya itu sering tidak di update jadi pake slide yang udah lama,
dari beberapa tahun yang lalu. Memang ada juga yang sudah update
dan menggunakan yang sudah-sudah diteliti, yang baru kekgitu
tentang jurnal-jurnal.. jadi memang disitu lebih membantu mahasiswa
untuk lebih mengerti materi kuliahnya dengan baik sih. Kelebihan
yang kedua adalah dosen mempunyai waktu yang banyak untuk
mengajarkan ilmunya kepada mahasiswa, lebih terfokus dan terarah
dalam setiap pembelajaran.
: Kalau kekurangannya kira-kira ada?
: Kekurangannya sering mahasiswa jadi pasif, bosan mendengar dan
menjadi kurang mengambil andil dalam pembelajaran.
: Ok, mungkin itu saja yang ingin saya tanyakan, nanti kalau saya
membutuhkan informasi yang lain, saya akan klarifikasi. Terimakasih
untuk kerjasamanya.
: Ok, sama-sama..

Universitas Sumatera Utara

98

Partisipan 6
Peneliti
Partisipan
Peneliti
Partisipan

Peneliti

Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti

Partisipan
Peneliti
Partisipan

: Semenjak mengikuti perkuliahan disini, kan ada namanya kurikulum
berbasis kompetensi, saudara pernah mendengarnya?
: Pernah..
: Menurut saudara apa itu kurikulum berbasis kompetensi?
: Pernah sih, cuman kalo secara teori kurang paham.. yang setahu saya
itu kurikulum berbasis kompetensi itu, dia itu lebih berfokus pada
mahasiswanya kekgitu. Jadi palingan hanya mahasiswanya itu di beri
bahan, nanti mahasiswanya itu lebih mengeksplor lagi tentang
pelajaran itu.
: terus kan ada juga dikatakan KBK itu dengan sistem PBL atau
Problem Based Learning, yang berfokus pada penyelesaian masalah
seperti misalnya penyelesaian ke kasus-kasus seperti itu. Menurut
saudara gimana penerapannya dikampus kita?
: Kalo penerapannya di kampus untuk masalah PBL itu udah mulai
jalan kan. Karena contohnya itu udah menggunakan sistem tutorial .
jadi kita dikasih kasus gtu kan, barulah nanti perkelompok. Dan satu
kelompok itu memecahkan suatu masalah, di kaji kekgitu.. ini
penerapannya gitu maksudnya?
: Yang saudara alamilah..
: Ooh.. sejauh ini udah lumayan bagus gitu kan, cuman yah mungkin
keterbatasannya itu di referensinya atau misalnya di kasusnya itu
terkadang pemberian informasinya itu sedikit rancu.
: Itu tadi saudara ada menyebutnya metode tutorial. Kira-kira ada
metode lain yang diterapkan di kampus kita, yang diterapkan di kelas,
metode pembelajaran yang diikuti?
: Ceramah.. kan kita sessionnya ceramah, jadi dosen itu udah
menyampaikan materi kuliahnya itu masi dalam sistem ceramah.
: Jadi kalo menurut saudara, metode ceramah itu defenisinya apa sih?
: kalo menurut saya metode ceramah itu menyampaikan suatu materi
dengan cara apa yah.. pokoknya yang saya alami selama tiga setengah
tahun itu, metode ceramah itu dosen menyampaikan materi dengan
verbal gitu. Menyampaikannya secara detail, palingan nanti kita
sebagai mahasiswa hanya mendengarkan saja dan ada sebagian dosen
yang melakukan umpan balik atau melakukan feedback gitu kan.

Universitas Sumatera Utara

99

Peneliti

Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Misalnya tanya jawab dan ada dosen itu yang ya udah menyampaikan
materi , udah selesai, udah tutup..
: Lalu bagaimana dengan penyelesaian masalah dengan metode
ceramah? Misalnya ada suatu kasus, dosen memakai metode ceramah
nih dalam penyelesaian kasusnya, kira-kira dapat gak gitu? Efektif
tidak?
: Sebenarnya kalo masalah penyelesaian kasus itu, yang pernah saya
alami gitu kan, misalnya di kasih kasus dan dosen itu hanya
menyampaikan dengan ceramah itu terkadang kurang efektif. Kan
masing-masing dosen itu cara penyampaiannya berbeda-beda. Jadi ada
dosen itu yang menyampaikan itu dapat kuncinya. Dapat benang
merahnya untuk menyelesaikan kasus. Tapi ada juga yang kalau
misalnya hanya mendengarkan ceramahnya saja mungkin gak dapat.
Harus kita cari lagi sumber dengan referensi lain.
: Jadi kalau misalnya dari segi dosennya, tenaga pendidiknya, menurut
saudara bagaimana dosen di kampus ini dalam pemberian ceramah?
: Kalau itu, udah mulai baguslah gitu, hanya mungkin ada beberapa
yang dengan ceramah itu membuat sesuatu gak fokus kekgitu. Tapi
kalau sejauh ini yang saya alami, metode ceramah itu bagus karena
dosen itu melakukan kuis ataupun tanya jawab, seperti itu..
: Kalau dari segi media dan fasilitas yang digunakan dalam metode
ceramah seperti apa?
: Mungkin kalau fasilitas, sarana dan prasarananya itu mungkin karena
pertama, ada kekurangan ada kelebihannya gitu. Medianya itu
contohnya infokus, kekurangannya itu kan infokusnya itu hanya satu
padahal mahasiswa di keperawatan itu dalam satu kelas ada banyak
sampe ratusan. Kalo tadi infokusnya terletak di tengah kan gitu enak
ngeliatnya. Tapi kalo letaknya hanya di salah satu bagian, misalnya
sebelah kanan, yah bagian kiri sedikit agak susah dan kalau fasilitas
lainnya yah mic yah.. kalau mic nya kalau di keperawatan ini mungkin
gak tau la kenapa, mic nya itu kadang gak denger gitu. Udah la
mungkin memang mic nya itu udah lama.. apalagi nanti ada dosennya
itu kecil suaranya. Tapi ada juga dosen itu tidak menggunakan mic
tapi suaranya cukup keras sehingga tertangkap juga oleh mahasiswa.
: Lalu bagaimana dengan kapasitas ruangan?
: Yah, sebenarnya menurut saya itu kelas di keperawatan itu kurang
efektif karena satu kelas itu seratus limapuluhan bahkan. Yah paling

Universitas Sumatera Utara

100

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan
Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

Peneliti
Partisipan

yang fokus itu palingan barisan pertama dan kedua dari depan. Yang
di belakang itu yah gak taulah karena yang pernah saya alami sendiri
seperti itu. Ketika saya dapat duduk di belakang gak kedengeran terus
tulisannya gak nampak, slidenya.. yah udah palingan cuek-cuek gitu
aja kan. Denger, duduk, masuk kuliah, ngisi absen, udah.. Tapi ketika
memang dapat dosen yang sangat memperhatikan mahasiswa,
meskipun kita duduk di belakang kita tetap fokus.
: Jadi sejauh ini apa yang saudara rasakan selama mengikuti kelas
ceramah?
: Yah, kalau saya ini kan udah empat tahun, sebenarnya gak ada yang
bosan sih karena kita kan setiap semester itu kan ada sistem blok.
Setiap selesai blok pasti ada ujian, jadi kita fokus untuk mendengarkan
ceramah-ceramah dari dosen kita. Di bilang bosan, gak bosan, gak
terlalu bosan gitu. Di bilang menyenangkan juga, nggak gitu..
: Jadi menurut saudara gimana?
: Biasa-biasa aja..
: Kira-kira apalah kekurangan metode ceramah ini?
: Kalau kekurangannya, kalau untuk materi nggak bisa di nilai gitu
kak, karena kita sendiri kan sama-sama belajar. Karena sistemnya kan
PBL jadi apa yang di berikan dosen itu, kita tidak hanya menerima,
tetapi harus mencari. Lalu yah itu tadilah mic nya, infokus…
: Kalau kelebihannya mungkin, dibandingkan metode yang lain?
: Kalau menurut saya gitu kan kak, kalau misalnya metode lain kan
kita yang hanya mencari sendiri, dan yang kita cari sendiri itu belum
tentu itu yang benarnya. Kalau misalnya ada bimbingan dari dosen
gitu kan, jadi kita tau kekgitu, oh ternyata ini yang benarnya kek gitu,
karena di kasitau sama dosennya, karena narasumbernya langsung.
: Jadi kira-kira ada tidak harapan atau saran saudara untuk metode
ceramah?
: Saya pernah tertarik dengan metode ceramah salah satu dosen di sini,
gak semua sih hanya beberapa.. contohnya seperti bapak ini.. dia itu
menggunakan metode ceramah tapi jadi seperti game kek gitu. Dan
dari game itulah inti pelajaran. Dan beliau mengatakan apa yang harus
dilakukan , barulah dia menerangkan apa yang dilakukannya itu. Itulah
d