Dampak Pemekaran Kabupaten Labuhanbatu Selatan Terhadap Sosial, Ekonomi dan Infrastruktur di Kabupaten Labuhanbatu Selatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat

menyebabkan perubahan-perubahan, terutama terjadi perubahan menurunnya
tingkat pertumbuhan penduduk dan perubahan struktur ekonomi, baik peranannya
terhadap

pembentukan

pendapatan

nasional,

maupun

perananya


dalam

menyediaan lapangan kerja. Kuznets dan Chenery dalam Mahyudi (2004:1) .
Umumnya perkembangan ekonomi berarti pertumbuhan ekonomi, lebih
khusus, istilah itu tidak dipergunakan untuk menggambarkan tindakan kuantitatif
perekonomian yang sedang berkembang (seperti laju kenaikan di dalam
pendapatan nyata per kapita) tetapi, perubahan ekonomi, sosial atau perubahan
lain yang mengarah kepada pertumbuhan. Pertumbuhan lalu dapat diukur dan
objektif: menggambarkan perluasan tenaga kerja, modal, volume perdagangan dan
beberapa konsumsi.

Perkembangan ekonomi mengacu pada masalah negara

maju. Perkembangan (Shumpeter dalam Jihingan (1994) adalah perubahan
spontan dan terputus-putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah
dan mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya. Sedangkan
pertumbuhan adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap yang
terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk (Jhingan, 1994:5).
Secara umum, pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana

pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber
daya yang ada dan membentuk suatu kemitraan untuk menciptakan suatu

19

Universitas Sumatera Utara

lapangan pekerjaan baru dan merangsang pengembangan kegiatan ekonomi dalam
dearah tersebut amat tergantung dari masalah fundamental yang dihadapi oleh
daerah itu. Bagaimana daerah mengatasi masalah fundamental yang dihadapi
ditentukan oleh strategi pembangunan yang dipilih (Kuncoro dalam Safi`i, 2007).
Mahyudi (2004:1) pertumbuhan ekonomi adalah terjaidnya pertambahan/
perubahan pendapatan nasional (produksi nasional / GDP/GNP) dalam satu satuan
tertentu, tanpa memperhatiakn pertumbuhan penduduk dan aspek lainnnya.
Wilayah adalah suatu area geografis yang memiliki ciri tertentu dan
merupakan media bagi segala sesuatu untuk berlokasi dan berinteraksi
(Sumodiningrat, 2004 dalam Tarmizi, 2013:9-10). Komponen-komponen wilayah
mencakup komponen biofisik alam, sumberdaya buatan (infrastruktur), manusia
serta bentuk-bentuk kelembagaan. Dengan demikian istilah wilayah menekankan
interaksi antar manusia dengan sumberdaya –sumberdaya lainnya yang ada di

dalam suatu batasan unit geografis tertentu. Sebuah wilayah adalah suatu area
geografis yang memilki ciri tertentu dan merupakan media lokasi berinteraksi
(Nugroho, 2004 dalam Tarmizi, 2013:9-10) .
Berdasarkan fungsi dan sifatnya, wilayah dikelompokkan kedalam tiga tipe
(Nugroho, 2004 dalam Tarmizi, 2013:9-10) yaitu:
1.

Wilayah Fungsional
Merupakan wilayah yang terdiri dari berbagai komponen yang saling

berinteraksi dan saling melengkapi. Tiap komponen mempunyai peran tersendiri
menyumbang terhadap pembangunan daerah. Hal ini tercermin dalam perilaku
para pelaku ekonomi yang saling tergantung terhadap yang lain. Konsep wilayah

20

Universitas Sumatera Utara

nodal adalah wilayah fungsional . Suatu wilayah nodalterdiri dari sekelompok
wilayah, beberapa wilayah akan menjadi wilayah simpul kecil yang diikat oleh

wilayah perdagangan besar. Disini interaksi ekonomi menjadi penting dalam
hubungan antar wilayah.
2.

Wilayah Homogen
Merupakan wilayah dikelompokkan berdasarkan kemiripan dalam aspek

tertentu. Kemiripan yang dimaksud meliputi sumber daya alam (iklim dan sumber
mineral), sosial (agama, suku dan budaya) dn ekonomi (mata pencaharian).
Kategori wilayah biasanya berdasarkan pada klasifikasi tersebut. Misalnya, kita
sering mendengar wilayah beriklim sejuk dan beriklim panas. Wilayah kumuh dan
wilayah teratur, wilayah orang kaya dan wilayah orang miskin, dan wilayah
pertanian dan wilayah pertambangan.
3.

Wilayah Administrasi
Merupakan wilayah yang selalu dikaitkan dengan perintah dalam rangka

pengelolaan organisasi keperintahan. Wilayah administrasi dibedakan menjadi
wilayah provinsi, wilayah kabupaten, wilayah kecamatan, dan wilayah pedesaan.

Pembedaan wilayah ini lebih didasarkan lingkup tanggung jawab administrasi dan
sangat hierarkis.
Di dalam prakteknya pembagian wilayah di Indonesia didasarkan atas
pembagian wilayah administrasi. Oleh karena itu wilayah negara dibagi menjadi
wilayah-wilayah atau wilayah-wilayah ekonomi berdasarkan satuan administrasi
yang ada. Pembagian wilayah berdasarkan administrasi akan lebih mudah untuk

21

Universitas Sumatera Utara

diakses dan dianalisis, karena pada umumnya pergumulan data di berbagai
wilayah atau negara didasarkan pada kesatuan administratifnya.
Sirojuzilam dan Bahri ( 2014:13) Pertumbuhan dan perkembangan suatu
wilayah, merupakan suatu proses kontinyu sebagai hasil dari berbagai
pengambilan keputusan di dalam ataupun yang mempengaruhi suatu wilayah.
Proses yang sangat terjadi sangat kompleks, melibatkan aspek ekonomi. Aspek
sosial, lingkungan dan politik (pemerintahI sehingga pada hakikatnya merupakan
suatu sistem pembangunan wilayah yang tidak dapat dipisahkan. (Parr 1999
dalam Sirojuzilam dan Bahri, 2014:13-14) mengemukakan bahwa wilayah

tumbuh dan berkembang dapat didekati melalui teori (sector theory). Teori sektor
diadaptasi dari Fisher dan Clark yang mengemukakan bahwa perkembangnya
wilayah, ataupun perekonomian nasional, dihubungkan dengan transformasi
struktur ekonomi dalam tiga sektor utama, yakni primer (pertanian, kehutanan,
perikanan), sekunder (pertambangan, manufaktur, konstruksi, utilitas public), dan
tersier (perdagangan, transportasi, keuangan dan jasa). Perkembangan ditandai
oleh penggunaan sumber daya dan sektor tersier, dam meningkatkan hingga pada
suatu tingkat tertentu di sektor sekunder.
Sementara dalam buku Todaro (2000) mengemukakan bahwa dalam sebuah
pembangunan harus ada hakekat perencanaan pembangunan yang salah satunya
adalah konsep-konsep dasar dalam perencnaan pembangunan yang menyatakan
bahwa, secara umum bisa kita artikan sebagai upaya-upaya yang dilakukan secara
sengaja oleh pemerintah untuk mengkoordisikan segenap proses pembuatan
keputusan ekonomi jangka panjang, serta untuk mempengaruhi, mengarahkan,

22

Universitas Sumatera Utara

dan dalam bebrapa kasus tertentu, juga unutk mengendalikan tingkatan dan laju

pertumbuhan

variabel-variabel

ekonomi

pokok

(pendapatan,

konsumsi,

penyerapan tenaga kerja, investasi, tabungan, nilai ekspor, impor, dan sebagainya)
demi tercapainya tujuan-tujuan pembangunan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Adapun yang disebut sebagai rencana ekonomi (economic plan) pada dasarnya
adalah serangkaian target ekonomi kuantatif yang harus dicapai dalam kurun
waktu tertentu. Rencana ekonomi itu ada yang bersifat komprehensif
(Comprehensive plan) menetapkan target-target yang meliputi seluruh aspek atau
sektor penting dari perekonomian nasional.
2.1.1. Teori Ekonomi Klasik

Teori pertumbuhan ekonomi oleh Adam Smith (17-1790) yang
membahas masalah ekonomi di dalam bukunya “ an Inquiry into the Nature and
Causes of the Wealth of

Nations “ (1776). Inti ajaran Smith adalah agar

masyarakat diberi kebebasan seluas-luasnya dalam menentukan kegiatan ekonomi
apa yang dirasakan terbaik untuk dilakukannya. Menurut Sistem ekonomi pasar
bebas akan menciptakan efisiensi, membawa ekonomi kepada kondisi full
employment)dan menjamin pertumbuhan ekonomi sampai tercapai posisi stasioner
(Stationary state). Posisi stasioner terjadi apabila sumber daya alam telah
seluruhnya termanfaatkan. Kalaupun ada pengangguran, hal itu adalah bersifat
sementara.

Pemerintah

tidak

perlu


terlalu

dalam

mencampuri

urusan

perekonomian. Tugas pemerintah adalah menciptakan kondisi dan menyediakan
fasilitas yang mendorong pihak swasta berperan optimal dalam perekonomian.
Pemerintah tidak perlu terjun langsung dalam kegiatan produksi dan jasa. Peranan

23

Universitas Sumatera Utara

pemerintah adalah menajmin keamanan dan ketertiban dalam kehidupan
masyarakat serta mmbuat “ aturan main” yang memberi kepastian hukum dan
keadilan bagi para pelaku ekonomi. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban
menyediakan prasarana sehingga aktivitas swasta menjadi lancar. Pengusaha perlu

mendapat keuntungan yang memadai (tidak hanya sekedar keuntungn minimum),
agar dapat mengakumulasi modal dan membuat investasi baru, dimana investasi
tambahan ini dapat menyerap tenaga kerja baru. Terhadap pemikiran Smith, perlu
dicatat pendapat Joseph Schumpeter (1911 dalam bahasa Jerman, 1934 dalam
bahasa Inggris), yang mengatakan bahwa posisi stasioner tidak akan terjadi karena
manusia akan terus melakukan inovasi (Robinson Tarigan, 2002: 211-212)
2.1.2. Teori Ekonomi Neo- Klasik
Teori pertumbuhan ini dikembangkan oleh Solow (1970) dari Amerika
Serikat dan Swan (1956) dari Australia. Model Solow-Swan menggunakan unsur
pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi dan besarnya
output, yang saling berinteraksi. Perbedaan utama dengan model Harrod- Domar
adalah dimasukkannya unsur kemajuan teknologi dan modelnya. Selain itu
Sollow-Swan menggunakan model fungsi produksi dimana terdapa kemungkinan
subtitusi antara kapital (K) dengan tenaga kerja (L). Dengan demikian syaratsyarat untuk terdapatnya pertumbuhan mantap dalam model Solow-Swan kurang
restriktip disebabkan kemungkinan subtitusi antara modal dan tenaga kerja
tersebut. Mekanisme pasar dapat

menciptakan keseimbangan sehingga

pemerintah tidak perlu terlalu banyak mencampuri/ mempengaruhi pasar.


24

Universitas Sumatera Utara

2.1.3.

Teori Basis Ekonomi
Teori basis ekonomi (economic base theory) mendasarkan pandangannya

bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya
peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas
kegiatan basis dan kegiatan non basis. Hanya kegiatan basis yang dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah (Tarigan, 2006).
Teori basis ekonomi menyatakan bahwa faktor penentu utama
pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan
permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri-industri
yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku
untuk diekspor, akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja
(job creation). Strategi pembangunan daerah yang muncul yang didasarkan pada
teori ini adalah penekanan terhadap arti penting bantuan (aid) kepada dunia usaha
yang mempunyai pasar secara nasional maupun internasional. Implementasi
kebijakannya mencakup pengurangan hambatan/batasan terhadap perusahaanperusahaan yang berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah
tersebut (Arsyad, 2002).
Arsyad (2002) menyatakan kelemahan model ini adalah bahwa model ini
didasarkan pada permintaan eksternal bukan internal. Pada akhirnya akan
menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap kekuatan-kekuatan
pasar secara nasional maupun global. Namun demikian, model ini sangat berguna
untuk menentukan keseimbangan antara jenis-jenis industri dan sektor yang
dibutuhkan masyarakat untuk mengembangkan stabilitas ekonomi.

25

Universitas Sumatera Utara

2.1.4.

Teori Lokasi
Sirojuzilam (2015) teori lokasi muncul sebagai jawaban terhadap

kelemahan teori ekonomi konvensional yang mengabaikan lokasi dalam kajian
dan analisisnya.

Satu pertanyaan penting adalah dimana kegiatan ekonomi

tersebut dilakukan. Penyebaran kegiatan ekonomi yang tidak merata berakibat
pada perbedaan kemakmuran antara daerah. Hipotesis yang dikembangkan para
ahli teori lokasi adalah para pebisnis mencari lokasi yang menawarkan biaya
minimal dan mencari lokasi yang menawarkan kesempatan mendapatkan
keuntungan maksimal (Dawkins, 2002). Biaya yang dimaksud meliputi biaya
transpot, biaya tenaga kerja, dan biaya produksi lain. Secara singkat mereka yang
bergerak dalam dunia usaha cenderung menempatkan usaha mereka dekat pasar
jika biaya transportasi produk akhir ke pasar lebih besar dari biaya transportasi
bahan baku ke tempat produksi. Sebaliknya, mereka akan menempatkan usaha
dekat sumber bahan baku jika biaya transpor dan biaya bahan baku perunit lebih
tinggi dari pada biaya transpor produk akhir ke pasar. Dalam meranang strategi
pembangunan wilayah teori lokasi sangat penting dalam memahami keunggulan
dan keuntungan sebuah lokasi bagi pembangunan industri tertentu.
Teori lokasi memungkinkan para penentu kebiajakan mendapatkan alasan
mengapa terjadi konsentrasi indutri tertentu di wilayah tertentu atau mengapa
industri tertentu menyebar di beberapa wilayah. Dengan memahami berbagai
faktor penyebab konsentrasi atau faktor penyebab penyebaran industri pemerintah
daerah

dapat

merancang

strategi

pembangunan

dengan

lebih

baik

(Sirojuzilam,169).

26

Universitas Sumatera Utara

Sirojuzilam (2006:36) Weber mendekati masalahnya dengan membentuk
3 asumsi dasar dalam rangka membatasi banyaknya kerumitan dari dunia nyata.
Hal pertama adalah bahwa geografisnya didasarkan dari bahan yang diberikan
(bahan baku dan bahan menath ditemukan hanya dibeberapa lokasi. Kedua adalah
keadaan dan ukuran dari tempat konsumsi yang diberikan, dengan pasar yang
terdiri dari jumlah titik yang terpisah. Keadaan dari pasar persaingan sempurna
termasuk dimana tiap-tiap produsen mempunyai pasar tidak terbatas dan bukan
kemungkinan untuk memperoleh keuntungan monopolistik dari pilihan lokasi.
Asumsi ketiga adalah menunjukkan bebrapa lokasi tenaga kerja tetap dengan
tenaga kerja berubah-ubah dan dalam penawarannya tak terbatas diberikan tarif
upah. Asumsi lain dibuat lebih sederhana sebagai kebutuhan yang timbul, seperti
mengabaikan faktor- faktor kelembagaan yang pasti seperti tingakt minat, tingkat
pajak, dan suatu keseragaman budaya, ekonomi, dan sistem politik adalah juga
asumsi secara mutlak. Dalam menyederhanaan Weber ada tiga faktor yang
mempengaruhi lokasi industri yaitu:
1) Ongkos angkot (Cost of transpotation)
2) Upah buruh (labor cost)
3) Kekuatan aglomerasi (agglomeration force)
2.1.5. Teori Tempat Sentral
Teori tempat sentral (central place theory) menganggap bahwa ada hirarki
tempat (hierarchy of places). Setiap tempat sentral didukung oleh sejumlah
tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumberdaya (industri dan bahan baku).
Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman yang menyediakan jasa-jasa

27

Universitas Sumatera Utara

bagi penduduk daerah yang mendukungnya. Teori tempat sentral ini bisa
diterpakan pada pembangunn ekonomi daerah, baik di daerah perkotaan maupun
pedesaan. Misalnya, perlunya melakukan pembedaan fungsi antara daerah-daerah
yang bertetangga (berbatasan). Beberapa daerah bisa menjadi wilayah penyedia
jasa sedangkan lainnya hanya sebagai daerah pemukiman (Arsyad, 2002).
2.2.

Teori Dampak Pemekaran, sosial, ekonomi dan infrastruktur

2.2.1. Dampak
Secara etimologis, dampak adalah sesuatu yang dimungkinkan sangat
mendatangkan akibat (Bambang Marhinjanto, Kamus lengkap bahasa Indonesia,
1999). Dampak adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik negatif
maupun positif. Dampak negatif adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat
yang negatif, sedangkan dampak positif merupakan sebaliknya yaitu pengaruh
kuat yang mendatangkan akibat positif (W.J.S Poerwadarmaminta, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2005 dalam Silvana Yosephus, dampak pemekaran wilayah
terhadap pelayanan publik).
2.2.2. Pemekaran
Sirojuzilam (2015:47-50) Upaya pemekaran wilayah adalah merupakan
suatu trobosan dalam upaya memepercepat pertumbuhan wilayah dan pemerataan
hasil-hasil pembangunan. Tapi juga perlu disadari bahwa upaya ini tidak cukup
karena sebuah euphoria desentralisasi memerlukan suatu sistem terpadu,
terkoordinasi, dan menyeluruh. Untuk itu beberapa hal penting yang perlu
mendapat perhatian dalam hal pemekaran wilayah adalah:

28

Universitas Sumatera Utara

1. Pemberdayaan Masyarakat
Pengembangan masyarakat wilayah adalah program terencana yang
terfokus pada kebutuhan masyarakat, memerlukan bantuan teknis dari para ahli
dari berbagai bidang, dan mengutamakan kegiatan-kegiatan bersama untuk
menumbuhkan partisipasi aktif masyarakat pembangunan. Membangun wilayah
adalah membangun manusia dengan segala hak dan kewajibannya yang perlu
mendapat perhatian. Karena itu, untuk mencapai tujuan, maka pembangunan
wilayah perlu berpedoman pada visi dan misi yang jelas.
Pembangunan masyarakat antara lain adalah melaksanakan kegiatan
pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.
Dilaksanakan melalui kegiatan gotong royong (self-help), usaha bersama
(coorperative

effort),

dan

mengutamakan

potensi-potensi

yang

dimilki

masyarakat, memperdayakan masyarakat melalui jalur pendidikan dan non
pendidikan serta keterampilan sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan
serta sikap mental positif untuk melaksanakan pembangunan. Pemberdayaan
masyarakat akan efektif jika pembangunan dilakukan bersama antara masyarakat
dan aparat pemerintah sesuai dengan metode kerja doing with the people dalam
nuansa manajemen kepemimpinan yang baik.
Wilayah adalah merupakan basis potensial kegiatan ekonomi dalam konteks
pembangunan ekonomi nasional. Perubahan kondisi internal dan eksternal yang
terjadi menuntuk kebijakan yang tepat dan matang dari para pembuat kebijakan
dalam upaya pengembangan potensi wilayah sebagai pusat- pusat pengembangan
sebagai penggerak roda perekonomian.

29

Universitas Sumatera Utara

Perencanaan partisipatif telah menajadi sasaran yang ampuh untuk
menanggulangi permasalahan kemiskinan. Pendekatan ini akan berhasil apabila
masyarakat dilibatkan dalam proses pembangunan, mulai dari perumusan
kebijakan, formulasi, implementasi, kemanfaatan, dan evaluasi.

Dalam

pendekatan pembangunan seperti ini, penguasaan masyarakat terhadap faktorfaktor produksi harus lebih baik agar kemampuan mereka untuk merencanakan,
melaksanakan, serta mengawasi jalannya pembangunan pun akan semakin
meningkat, karena semakin

penguasaan masyarakat terhadap faktor-faktor

produksi akan semakin tinggi pula kemampuan masyarakat dalam merencanakan,
melaksakan dan mengawasi

(Basmir, 2003 dalam Sirojuzilam, 2015:48).

Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah menyatakan bahwa
pelaksanaan pembangunan pedesaan di Indonesia wajib memperhatikan;
kepentingan masyarakat desa, kewenangan desa, kelancaran pelaksanaan
investasi, pelestarian lingkungan hidup, keserasian kepentingan antar-kawasan
dan kepentingan umum. Mengwujudkan keterkaitan antar-sektor pada unit
teritorial yang mewujudkan optimalisasi efek sinergi.
2. Perencanaan Spasial
Perencanaan spasial sangatlah penting untuk diperhatikan dan diterapkan
mengingat perencanaan dimensi regional sangat memperhatikan potensi dan
sumber daya yang dimilki dan spaek lokasi dari masing-masing wilayah.
Walaupun demikian, pendekatan perencanaan spasial dapat dipadukan dalam
kerangka pendekatan perencanaan sektoral. Pengalaman menunjukkan bahwa
pendekatan perencanaan sektoral yang selama ini dijalankan belum memberikan

30

Universitas Sumatera Utara

dampak yang optimal terhadap pembangunan di dearah. Kondisi ini sejalan
dengan (Nugroho, 2004 dalam Sirojuzilam, 2015:49) yang menyatak bahw
pendekatan perencnaan regional dititikberatkan pada aspek lokasi dimana
kegiatan dilakukan. Pemerintah daerah mempunyai kepentingan yang berbedabeda dalam melihat aspek ruang disatu daerah. Pilihan terdapat perencanaan
spasial cukup tepat dirasakan sebagai salah satu alternatif pendekatan perencanaan
bagi daerah, sehingga menghasilkan pendekatan perencanaan pembangunanyang
terbaik bagi daerah. Dengan demikian, dearah dengan berbagai pilihan dari
alternatif yang ada dapat mengoptimumkan pengembangan ekonomi lokal ( local
economic development) sehingga akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi.
3. Cross Border Spatial Relationship
Pemerintahan daerah sangatlah mengerti dan mengetahui akan daerahnya
sendiri, daerah mempunyai kepentingan dan daya tarik yang berbeda-beda,
sehingga dalam upaya perencanaan pembangunanwilayah sangat penting
diperhatikan pendayagunaan penggunaan ruang wilayah dan perencanaan aktivitas
terhadap ruang wilayah. Hal inilah kemudian daerah harus didorong untuk
melakukan cross border spatial coorporation (kerja sama antar wilayah) dan
menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru dengan memperhatikan efek dari
pengaruh wilayah batas ( regional spillover).
4. Join Budget
Sudah demikian penting untuk dilakukannya kerja sama anggaran (join
budget) antara pemerintah daerah melalui koordinasi provinsi, terutama bagi

31

Universitas Sumatera Utara

wilayah memiliki program dan aktivitasi pembangunan yang sama dan letaknya
berdekatan. Hal ini dilakukan agar program pembangunan tersebut dapat
dilakukan berdayaguna dan berhasilguna mengingat alasan keterbatasan anggaran.
Agar strategi pembangunan dapat berjalan secara dinamis dan berkelanjutan
(Sustainable), maka harus diperhatikan dan dianalisis secara tepat lingkungan
daerah baik internal maupun eksternal. Aspek internal meliputi potensi daerah,
keuangan daerah, komoditas unggulan, aglomerasi industri, pusat pertumbuhan
sedangkan aspek eksternal meliputi pengaruh wilayah batas ( regional spillover),
kerja sama interreginal, perdagangan interregional (perubahan permintaan dan
penawaran), pendapatan perkapita luar daerah dan lain-lain. Analisis perubahan
global yang penting untuk diperhatikan perubahan teknologi, inovasi, networking
(jejaring) dinamika ekonomi, perkembangan politik, regulasi, pergeseran sosial
budaya dan perubahan pasar serta pembangunan regional branded dan icon-icon
baru untuk memasarkan daerah sekaligus sebagai daya tarik daerah untuk para
investor. Dengan memperhatikan dimensi dan aspek tersebut, maka masalah
disparitas (ketimpangan) ekonomi reginal dapat dikurangi secara bertahap selama
masa pembangunan.
2.2.3.

Sosial

2.2.3.1. Tenaga kerja
Tenaga kerja adalah pelaku-pelaku dalam ekonomi. Atau bias juga
diartikan sebagai orang-orang yang bekerja dalam menciptkan barang dan jasa.
Definisi ini searah dengan definisi Wirosuhardjo (200:193) bahwa penduduk
adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu Negara yang dapat memproduksi

32

Universitas Sumatera Utara

barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau
berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.
2.2.3.2.

Banyaknya sekolah
Sekolah merupakan bangunan yang dijadikan sebagai tempat para

pelajar dan guru sebagai transaksi dalam belajar dan mengajar. Sedangkan
menurut Kamus besar bahasa Indonesia pusat bahasa Sudibyo ( 2008:244) sekolah
adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima
dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya).
2.2.3.3.

Jumlah pusat kesehatan
Jumlah pusat kesehatan merupakan jumlah kesehatan yang ada di

daerah tersebut. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu
sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia.
Puskesmas

adalah

unit

pelaksana

teknis

dinas

kabupaten/kota

yang

bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau wilayah
kerja (Depkes, 2011).
2.2.4.

Ekonomi

2.2.4.1.

PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu

indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam
suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga
konstan. PDRB pada
dihasilkan

oleh

dasarnya

seluruh

unit

merupakan
usaha

jumlah

dalam

nilai

tambah

yang

suatu daerah tertentu, atau

33

Universitas Sumatera Utara

merupakan jumla h nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh
unit ekonomi pada suatu daerah (Bank Indonesia.go.id)
2.2.4.2.

Pertumbuhan industri besar dan sedang
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS.go.id) perusahaan atau usaha

industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi,
bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau
lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri

mengenai

produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung
jawab atas usaha tersebut. Perusahaan Industri Pengolahan dibagi dalam 4
golongan yaitu :
1. Industri Besar (banyaknya tenaga kerja 100 orang atau lebih)
2. Industri Sedang (banyaknya tenaga kerja 20-99 orang)
3. Industri Kecil (banyaknya tenaga kerja 5-19 orang)
4. Industri Rumah Tangga (banyaknya tenaga kerja 1-4 orang)

2.2.5. Infrastruktur
Sirojuzilam (2015:88) public meyediakan dan menyajikan barang-barang
tercakup dalam konsep infrastruktur yang berkenaan dengan pembangunan kota.
Infrastruktur daerah menjadi pendorong ke dalam suatu aktivitas konsumsi dan
produksi yang lebih luas.
2.2.5.1. Panjang jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan

34

Universitas Sumatera Utara

bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori, dan jalan kabel (tanimart.wordpress.com).
2.2.5.2. Daya terpasang listrik
Jumlah listrik yang terpasang dan digunakan oleh masyarakat dalam
berbagai aktivitas. Baik dalam perusahaan maupun dalam rumah tangga.
2.3.

Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang dampak pemekaran sebelumnya telah diteliti oleh

banyak kalangan tertentu. Baik dari kalangan dosen, mahasiswa dan umum.
Berikut peneliti yang memiliki judul penelitian tentang dampak pemekaran : Vio
Mario Marito Siahaan (2015), Ade Ahmad faruk Syahputra (2011), Nyayu Neti
Arianti dkk, (2013), Silvana Yosephus (2014), Susanti (2014). Adapun hasil dari
penelitian terdahulu tersebut adalah:
Penelitian yang dilakukan oleh Marito (2015), adapun judul skripnya
adalah “Dampak pemekaran daerah

terhadap pembangunan

kabupaten Humbang hasundutan”. Hasil penelitiannya

infrastruktur

bertujuan untuk

menganalisis dampak pemekaran daerah terhadap pembangunan infrastruktur
kabupaten Humbang hasundutan. Teknik penelitian yang digunakan adalah
dengan mengumpulkan data-data infrastruktur jalan, infrastruktur kesehatan yaitu
puskesmas dan pustu, infrastruktur pendidikan yaitu SD, SMP, SMA dan SMK,
jumlah pelanggan air bersih,

infrastruktur listrik dan selanjutnya dianalisis.

Metode analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan analisis uji
beda yaitu uji Simple Paired Test (data berdistribusi normal) dan uji Wilcoxon

35

Universitas Sumatera Utara

Signed Rank Test (data berdistribusi tidak normal) periode 1993-2014. Hasil uji
analisis tersebut menunjukkan bahwa pemekaran kabupaten Humbang hasundutan
berdampak positif

terhadap

pembangunan

infrastruktur

kesehatan

yaitu

puskesmas, infrastruktur pendidikan yaitu SD, SMP, SMA dan SMK,
infrastruktur air bersih dan infrastruktur listrik yang disalurkan oleh PLN.
Namun, infrastruktur pustu dan panjang jalan berdampak negatif pada
pembangunan infrastruktur daerah pemekaran kabupaten Humbang hasundutan.
Penelitian yang dilakukan oleh Syahputra (2011), judul penelitian “Dampak
pemekaran wilayah

kabupaten Serdang bedagai terhadap kesejahteraan

masyarakat”. Adapun tujuan penelitiannya adalah dalam upaya menciptakan
pemerintahan yang lebih efektif dan efisien serta berdaya guna demi mewujudkan
percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Metode penelitiannya adalah
deskriptif analisis, dan yang menjadi populasinya adalah seluruh daerah
kecamatan (area sample) yang terdiri atas 17 kecamatan dan seluruh penduduk
yang ada di kabupaten Serdang bedagai yang terdiri dari 642.983 jiwa. Pemilihan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara cluster random sampling
dengan melihat kriteria tingkat kesejahteraannya. Oleh karena keterbatasan waktu
dan biaya maka, area sampel penelitian dilakukan dengan cara mengambil 3
kecamatan saja dari 17 kecamatan yang ada yakni kecamatan Perbaungan,
kecamatan Dolok masihul, dan kecamatan Bandar khalifah. Dengan rumus di
dapat besar sampel ketiga desa tersebut yakni 100 orang. Data yang telah
terkumpul (dari hasil kuesioner) kemudian dianalisis secara kuantitatif dan
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada

36

Universitas Sumatera Utara

kesejahteraan masyarakat sebelum dan sesudah pemekaran wilayah di kabupaten
Serdang bedagai yang dapat dilihat melalui indeks pembangunan manusia.
Dimana, pada tahun 2007 IPM kabupaten Serdang bedagai berkisar antara 71,9,
tahun 2008 berkisar 72,59 dan pada tahun 2009 menjadi 72,9.
Penelitian yang dilakukan oleh Arianti, dkk (2013), dengan judul penelitian
adalah “Kajian dampak pemekaran wilayah terhadap kinerja dan pemerataan
ekonomi daerah pesisir di provinsi bengkulu”. Tujuan penelitian ini adalah
dilatarbelakangi bahwa sejak tahun 2003 provinsi Bengkulu mengalami
pemekaran wilayah. Saat ini terdapat enam kabupaten baru (daerah otonom baru,
DOB) yang merupakan hasil pemekaran dari tiga kabupaten sebelumnya (Daerah
Induk). Kegiatan pemekaran wilayah-wilayah kabupaten ini bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam berbagai aspek. Konsekuensi dari
pemekaran itu adalah terdapat daerah Induk, DOB dan daerah Mekar, dimana
daerah Mekar adalah gabungan antara daerah Induk dan DOB. Adapun tujuantujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak
pemekaran wilayah terhadap kinerja ekonomi daerah pesisir di provinsi Bengkulu
sebelum dan setelah pemekaran wilayah, kinerja ekonomi daerah Induk, DOB dan
daerah

Mekar

pesisir

setelah

pemekaran

wilayah,

dan

tingkat

pemerataan/kesenjangan ekonomi daerah pesisir di provinsi Bengkulu sebelum
dan setelah pemekaran wilayah. Metode analisis data meliputi analisis kinerja
ekonomi wilayah pesisir di provinsi Bengkulu sebelum dan setelah pemekaran
wilayah, kinerja ekonomi daerah Induk, DOB dan daerah Mekar pesisir setelah
pemekaran wilayah dan analisis pemerataan/kesenjangan ekonomi daerah pesisir

37

Universitas Sumatera Utara

sebelum dan setelah pemekaran wilayah. Indikator-indikator kinerja ekonomi
yang digunakan adalah pertumbuhan PDRB Non-migas (ECGI), PDRB per kapita
(WELFI), dan angka kemiskinan (POVEI). Hasil penelitian tentang perbandingan
rata-rata kinerja ekonomi daerah pesisir di provinsi Bengkulu antara sebelum dan
setelah pemekaran wilayah menunjukkan bahwa: untuk indikator pertumbuhan
ekonomi, tidak ada perbedaan antara sebelum dan setelah pemekaran wilayah,
untuk indikator PDRB per kapita, berbeda nyata, dimana PDRB per kapita setelah
pemekaran wilayah lebih tinggi dibanding sebelum pemekaran wilayah, dan untuk
indikator angka kemiskinan, tidak ada perbedaan antara sebelum dengan setelah
pemekaran wilayah. Hasil analisis kinerja ekonomi daerah Induk, DOB dan
daerah Mekar pesisir di provinsi Bengkulu setelah pemekaran wilayah dapat
dijelaskan

pertumbuhan ekonomi daerah inti paling tinggi dan relatif stabil

sedang pertumbuhan ekonomi DOB paling rendah dan cenderung fluktuatif,
PDRB per kapita tertinggi terjadi di daerah inti dan yang terendah di DOB, dan
angka kemiskinan paling rendah terdapat di daerah Inti dan yang tertinggi di
DOB. Tingkat kesenjangan ekonomi daerah pesisir di provinsi Bengkulu setelah
pemekaran wilayah lebih tinggi dibanding sebelum pemekaran wilayah. Dengan
alat analisis yaitu menggunakan metode uji beda.
Penelitian yang dilakukan oleh Yosephus (2014) dengan judul penelitian
“Dampak pemekaran wilayah terhadap pelayanan publik” adapun hasil penelitian
ini adalah

kecamatan Tombariri Timur menjadi sebuah kecamatan sangat

berdampak pada pelayanan publik diwilayah tersebut. Hal itu terlihat khususnya
dalam hal administrasi pengurusan kartu keluarga yang menjadi objek penelitian

38

Universitas Sumatera Utara

tulisan ini. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
yang akan menggambarkan proses administrasi pembuatan kartu keluarga
dikecamatan Tombairi Timur serta memperbandingkan dengan proses yang sama
pada saat sebelum dimekarkan. Untuk menganalisa tulisan ini akan menggunakan
konsep pemerintah tentang pelayanan publik yang tertuang dalam kemenpan no.
63 tahun 2003.
Penelitian yang terakhir Susanti (2014) dengan judul penelitian “Dampak
pemekaran wilayah terhadap kesejahteraan di kabupaten Lampung Utara“.
Adapun tujuan dari penelitian untuk menganalisis dampak pemekaran wilayah
menurut pakar dan menurut masyarakat terhadap kesejahteraan di kabupaten
Lampung Utara sebagai kabupaten induk setelah mengalami tiga kali pemekaran
yaitu dengan kabupaten Lampung Barat, kabupaten Tulang bawang dan
kabupaten Way kanan. Penelitian ini menggunkan data primer dan data sekunder.
Untuk melihat persepsi pakar mengenai dampak pemekaran wilayah digunakan
alat analisis AHP (Analisys Hierarchi Proses), alat ini digunakan untuk melihat
dampak mana yang lebih prioritas dari dampak-dampak pemekaran wilayah yang
ada, kemudian dibandingkan dengan persepsi masyarakat bagaimana dampak
pemekaran wilayah terhadap esejahteraan. Hasil penelitian ini menunjukkan
setelah pemekaran ada pergeseran struktur konomi di kabupaten Lampung Utara
yaitu dari pertanian menjadi industri pengolahan,kesejahteraan kabupaten
Lampung Utara mengalami peningkatan. Hasil penghitungan menggunakan alat
AHP yaitu para pakar berpendapat bahwa dampak yang paling utama dari
pemekaran yaitu kesejahteraan ekonomi. Sementara masyarakat merasakan

39

Universitas Sumatera Utara

setelah pemekaran ternyata peningkatan kualitas infrastruktur lebih dominan
daripada kesejahteraan ekonomi.
2.4.

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah beberapa konsep yang telah ditetapkan oleh

peneliti dan diantara seluruh konsep yang telah dibuat memiliki hubungan antara
satu dengan yang lainnya. Sehingga dengan dengan konsep tersebut mampu
mendeskripsikan apa tujuan yang ingin diteliti oleh si penulis. Dengan demikian,
penulis mampu memberikan keputusan dari hasil penelitiannya dengan
menggunakan alat analisis yang telah ditentukan. Adapun kerangka konseptual
yang telah penulis tetapkan sebagai berikut:

DAMPAK
PEMEKARAN
SEBELUM PEMEKARAN (2003-2008) SETELAH PEMEKARAN 2009-2014

EKONOMI
 PDRB
 Pertumbuhan
industri besar dan
sedang

SOSIAL
 Tenaga kerja
 Banyaknya sekolah
 Jumlah pusat
kesehatan

INFRASTRUKTUR
 Panjang jalan
 Daya terpasang
listrik

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

40

Universitas Sumatera Utara

2.5. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan sebelum
pemekaran yaitu Labuhanbatu dengan setelah pemekaran yaitu Labuhanbatu
Selatan yang terdiri dari aspek sosial (tenaga kerja, banyak sekolah, dan jumlah
pusat kesehatan), aspek sekonomi (PDRB, dan pertumbuhan industri besar dan
sedang), infrastruktur (panjang jalan dan daya terpasang listrik) dengan time
series 2003-2014.

41

Universitas Sumatera Utara