Pemanfaatan Tepung Kulit Buah Markisa (Passiflora edulisvar.edulis) Fermentasi Phanerochaete chrysosporium sebagai Ransum dalam Bentuk Peletterhadap Performans Kelinci Rex Jantan Lepas Sapih.
31
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1980. Pemeliharaan Kelinci. Kanisius. Yogyakarta.
Anggorodi, 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia. Jakarta.
_________.1995. Nutrisi Aneka Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Astuti, T. 2008. Evaluasi Nilai Nutrisi Kulit Buah Markisa Yang Difermentasi
Dengan Aspergillus Niger Dan Trichoderma Harzianum Sebagai Pakan
Ternak Secara In – Vitro. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas
Andalas. Padang.
Anon,
2011. Kebiasaan Kelinci Memakan Kotoran Sendiri (Coprophagy)
http://dinooblog.blogspot.com/2011/01/kebiasaan-kelinci-memakankotoran.html. Disitir 8Juni 2013
Behnke, K. C. 2001. Processing Factors Influencing Pelet Quality. Feed Tech. 5
(4): 1-7. Disitasi Skripsi Rizqiani, A. 2011. Performa Kelinci Potong Jantan
Lokal Peranakan New Zeland WhiteYang Diberi Pakan Silase Atau Pelet
Ransum Komplit. Institup Pertanian Bogor-Press. Bogor.
Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan.UI Press. Jakarta.
Champbell, J. R. and J.F. Lasley.1985. The Science of Animals that Sarved
Mankid. 3th. Tata Mc Graw. Hill Publishing Company Limited New
Delhi. Pp 390-392.
Cheeke, R.B., N.M. Patton., S.D. Lukefahr and J.I. Mcniit. 1987. Rabbit
production. Sixth Edition. TheInterstate Printers and Publisher, Inc.
Danville, Illinois. Pdf. Aritonang et al. 2003. Laju Pertumbuhan Kelinci
Rex, Satin dan Persilangannya yang Diberi Lactosym@ dalam Sistem
Pemeliharaan Intensif. [10 Maret 2014].
Deblass. C. and J. Wiseman. 1998. The Nutrition of The Rabbit. CABI Publishing.
New York, USA. Skripsi. Risqiani, A. 2011. Performa Kelinci Potong
Jantan Lokal Peranakan New Zeland Whiteyang Diberi Pakan Silase atau
Pelet Ransum Komplit. Institup Pertanian Bogor-Press. Bogor.
Fakaguchi, E. 1992. Fibre Digestion And Digesta Retention From Different
Physical Forms Of The Feed In The Rabbit. Comparative Biochemistry
And Physiology 102A, No. 3: 559-63.
Hartadi, H., 2005. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia. Gadjha Mada
University Press. Yogyakarta
Universitas Sumatera Utara
32
Irawati, D. 2006. Pemanfaatan serbuk kayu untuk produksi etanol [tesis]. Bogor:
Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Kamal, M. 1997. Kontrol Kualitas Pakan Ternak.Laboratorium Makanan Ternak
Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan, Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.
Kartadisastra, H.R. 1994. Komposisi Kandungan Bahan Penyusun Ransum.
Kanisius. Yogyakarta.
_________.2001. Ternak Kelinci. Kanisius. Yogyakarta.
_________.2011. Kelinci Unggul. Penerbit Kanisius, Jakarta.
Lestari, C.M.S., H.I. Wahyuni dan L. Susandari. 2005. Budidaya Kelinci
Menggunakan Pakan Industri Pertanian dan Bahan Pakan Inkonvensional.
Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci. Bandung 30
September 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran. Hal 55-60.
Lick, N.Q. and D.V. Hung. 2008. Study and Desig the Rabbit Coop Small-Scale
Farm in Central of Vietnam. Departemen of Agriculture Engineering, Hue
University of Agriculture and Forestry. Vietnam.
Maertens, L., & M. J. Villamide. 1998. Feeding systems for intensive production.
In: C. de Blas and J. Wiseman (ed.) The Nutrition of the Rabbit. CABI
Publishing, London. p 241.
Manshur, F. 2009. Kelinci-Pemeliharaan Secara Ilmiah, Tepat dan Terpadu.
Nuansa. Bandung.
Masanto. 2009. Beternak Kelinci Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
National
Research Council. 1977. Dalam http://www.kelinci.co/2013/09/
pedoman-kebutuhan-gizi-kelinci.html. Diakses tanggal 8 Maret 2015.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Patrick, H and P.J Schaaible 1980. Poultry Feds and Nutrition new edn. Avi
Publishing Coy. Incorporated West Port Connecticut, 283-284.
Poerwanto, R. 2005. Pembangunan Kawasan Sentra Produksi Buah Berbasis Mutu.
Makalah disampaikan pada Pertemuan Koordinasi Pengembangan Sentra
Produksi Buah-buahan, Cisarua, Bogor. Direktorat Tanaman Buah.
Direktorat Jenderal Hortikultura.
Universitas Sumatera Utara
33
Priyatna, N. 2011., Beternak dan Bisnis Kelinci Pedaging. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Rasyaf, M., 1996. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Kanisius.
Yogyakarta.
Riadi, Lieke. 2007. Teknologi Fermentasi. Edisi Ke-1. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Rokhmani, S.I.W. 2005. Peningkatan Nilai Gizi Bahan Pakan Dari Pertanian
Melalui Fermentasi. Prosiding. Lokakarya Nasional. Potensi dan Peluang
Pengembangan Usaha kelinci. Bandung 30 September 2005. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan.Badan penelitian dan
Pengembangan Pertanian dan Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran. Hal 66-74
Rukmana, R., 2003. Usahatani Markisa. Kanisius, Yogyakarta.
_________. 2005. Prospek Beternak Kelinci. http://www.
online.com/news. Diakses tanggal 2 Februari 2015.
suarakarya
Sanusi, A., 2006. Pengaruh Penambahan Starbio Dalam Ransum Terhadap
Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Pada Kelinci Lokal Jantan.
Skripsi S1. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Sarwono, 2007. Kelinci Potong dan Hias. Agromedia Pustaka. Jakarta
_______.2009. Buku Pintar Memelihara Kelinci dan Rodensia. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Sembiring, P. 2006. Biokonversi Limbah Pabrik Minyak Inti Sawit dengan
Phhanerochaete chryssporium dan Implikasinya Terhadap Performans
Ayam Broiler.Disertasi Doktor. Universitas Padjajaran, Bandung.
Sinaga, S. 2009. Pakan Kelinci dan Pemberiannya. http://blogs.unpad ac.id/Suland
Sinaga. Disitir 21 pebruari 2015.
Soeparno 1991. Pertambahan bobot badan karkas dan komposisi kimia daging sapi,
kaitannya dengan bangsa dan macam pakan penggemukan. J. Ilmiah
Penelitian Ternak 2 (1):7-12.
Sumoprastowo. 1985. Beternak kelinci idaman. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
_______1993. Beternak Domba Pedaging dan Wol. Bhratara Karya
Aksara. Jakarta.
Suparjo. 2008. Degradasi komponen lignoselulosa oleh kapang pelapuk.
http://jajo66. files.wordpress.com/2008/10/degradasi-lignoselulosa.pdf [14
November 2008].
Universitas Sumatera Utara
34
Thomas, M., and A. F. B. Van der Poel. 1997. Physical quality of peleted animal
feed 2. contribution of processes and its conditions. Animal Feed Science
and Technology. 61 (1): 89-109.
Tillman AD. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Whendrato, I. dan I.M. Madyana, 1983. Beternak Kelinci Secara Populer. Eka
Offset. Semarang
Williamson. G and W.J.A Payne, 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis.
Gadjah Mada, University Press.Yogyakarta.
Winarno, F. G, 1980. Pengantar Teknologi Pangan. PT. Gramedia. Jakarta.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1980. Pemeliharaan Kelinci. Kanisius. Yogyakarta.
Anggorodi, 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia. Jakarta.
_________.1995. Nutrisi Aneka Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Astuti, T. 2008. Evaluasi Nilai Nutrisi Kulit Buah Markisa Yang Difermentasi
Dengan Aspergillus Niger Dan Trichoderma Harzianum Sebagai Pakan
Ternak Secara In – Vitro. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas
Andalas. Padang.
Anon,
2011. Kebiasaan Kelinci Memakan Kotoran Sendiri (Coprophagy)
http://dinooblog.blogspot.com/2011/01/kebiasaan-kelinci-memakankotoran.html. Disitir 8Juni 2013
Behnke, K. C. 2001. Processing Factors Influencing Pelet Quality. Feed Tech. 5
(4): 1-7. Disitasi Skripsi Rizqiani, A. 2011. Performa Kelinci Potong Jantan
Lokal Peranakan New Zeland WhiteYang Diberi Pakan Silase Atau Pelet
Ransum Komplit. Institup Pertanian Bogor-Press. Bogor.
Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan.UI Press. Jakarta.
Champbell, J. R. and J.F. Lasley.1985. The Science of Animals that Sarved
Mankid. 3th. Tata Mc Graw. Hill Publishing Company Limited New
Delhi. Pp 390-392.
Cheeke, R.B., N.M. Patton., S.D. Lukefahr and J.I. Mcniit. 1987. Rabbit
production. Sixth Edition. TheInterstate Printers and Publisher, Inc.
Danville, Illinois. Pdf. Aritonang et al. 2003. Laju Pertumbuhan Kelinci
Rex, Satin dan Persilangannya yang Diberi Lactosym@ dalam Sistem
Pemeliharaan Intensif. [10 Maret 2014].
Deblass. C. and J. Wiseman. 1998. The Nutrition of The Rabbit. CABI Publishing.
New York, USA. Skripsi. Risqiani, A. 2011. Performa Kelinci Potong
Jantan Lokal Peranakan New Zeland Whiteyang Diberi Pakan Silase atau
Pelet Ransum Komplit. Institup Pertanian Bogor-Press. Bogor.
Fakaguchi, E. 1992. Fibre Digestion And Digesta Retention From Different
Physical Forms Of The Feed In The Rabbit. Comparative Biochemistry
And Physiology 102A, No. 3: 559-63.
Hartadi, H., 2005. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia. Gadjha Mada
University Press. Yogyakarta
Universitas Sumatera Utara
32
Irawati, D. 2006. Pemanfaatan serbuk kayu untuk produksi etanol [tesis]. Bogor:
Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
Kamal, M. 1997. Kontrol Kualitas Pakan Ternak.Laboratorium Makanan Ternak
Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan, Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.
Kartadisastra, H.R. 1994. Komposisi Kandungan Bahan Penyusun Ransum.
Kanisius. Yogyakarta.
_________.2001. Ternak Kelinci. Kanisius. Yogyakarta.
_________.2011. Kelinci Unggul. Penerbit Kanisius, Jakarta.
Lestari, C.M.S., H.I. Wahyuni dan L. Susandari. 2005. Budidaya Kelinci
Menggunakan Pakan Industri Pertanian dan Bahan Pakan Inkonvensional.
Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci. Bandung 30
September 2005. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Fakultas Peternakan
Universitas Padjadjaran. Hal 55-60.
Lick, N.Q. and D.V. Hung. 2008. Study and Desig the Rabbit Coop Small-Scale
Farm in Central of Vietnam. Departemen of Agriculture Engineering, Hue
University of Agriculture and Forestry. Vietnam.
Maertens, L., & M. J. Villamide. 1998. Feeding systems for intensive production.
In: C. de Blas and J. Wiseman (ed.) The Nutrition of the Rabbit. CABI
Publishing, London. p 241.
Manshur, F. 2009. Kelinci-Pemeliharaan Secara Ilmiah, Tepat dan Terpadu.
Nuansa. Bandung.
Masanto. 2009. Beternak Kelinci Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.
National
Research Council. 1977. Dalam http://www.kelinci.co/2013/09/
pedoman-kebutuhan-gizi-kelinci.html. Diakses tanggal 8 Maret 2015.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Patrick, H and P.J Schaaible 1980. Poultry Feds and Nutrition new edn. Avi
Publishing Coy. Incorporated West Port Connecticut, 283-284.
Poerwanto, R. 2005. Pembangunan Kawasan Sentra Produksi Buah Berbasis Mutu.
Makalah disampaikan pada Pertemuan Koordinasi Pengembangan Sentra
Produksi Buah-buahan, Cisarua, Bogor. Direktorat Tanaman Buah.
Direktorat Jenderal Hortikultura.
Universitas Sumatera Utara
33
Priyatna, N. 2011., Beternak dan Bisnis Kelinci Pedaging. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Rasyaf, M., 1996. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Kanisius.
Yogyakarta.
Riadi, Lieke. 2007. Teknologi Fermentasi. Edisi Ke-1. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Rokhmani, S.I.W. 2005. Peningkatan Nilai Gizi Bahan Pakan Dari Pertanian
Melalui Fermentasi. Prosiding. Lokakarya Nasional. Potensi dan Peluang
Pengembangan Usaha kelinci. Bandung 30 September 2005. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan.Badan penelitian dan
Pengembangan Pertanian dan Fakultas Peternakan Universitas
Padjadjaran. Hal 66-74
Rukmana, R., 2003. Usahatani Markisa. Kanisius, Yogyakarta.
_________. 2005. Prospek Beternak Kelinci. http://www.
online.com/news. Diakses tanggal 2 Februari 2015.
suarakarya
Sanusi, A., 2006. Pengaruh Penambahan Starbio Dalam Ransum Terhadap
Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Pada Kelinci Lokal Jantan.
Skripsi S1. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Sarwono, 2007. Kelinci Potong dan Hias. Agromedia Pustaka. Jakarta
_______.2009. Buku Pintar Memelihara Kelinci dan Rodensia. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Sembiring, P. 2006. Biokonversi Limbah Pabrik Minyak Inti Sawit dengan
Phhanerochaete chryssporium dan Implikasinya Terhadap Performans
Ayam Broiler.Disertasi Doktor. Universitas Padjajaran, Bandung.
Sinaga, S. 2009. Pakan Kelinci dan Pemberiannya. http://blogs.unpad ac.id/Suland
Sinaga. Disitir 21 pebruari 2015.
Soeparno 1991. Pertambahan bobot badan karkas dan komposisi kimia daging sapi,
kaitannya dengan bangsa dan macam pakan penggemukan. J. Ilmiah
Penelitian Ternak 2 (1):7-12.
Sumoprastowo. 1985. Beternak kelinci idaman. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
_______1993. Beternak Domba Pedaging dan Wol. Bhratara Karya
Aksara. Jakarta.
Suparjo. 2008. Degradasi komponen lignoselulosa oleh kapang pelapuk.
http://jajo66. files.wordpress.com/2008/10/degradasi-lignoselulosa.pdf [14
November 2008].
Universitas Sumatera Utara
34
Thomas, M., and A. F. B. Van der Poel. 1997. Physical quality of peleted animal
feed 2. contribution of processes and its conditions. Animal Feed Science
and Technology. 61 (1): 89-109.
Tillman AD. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
Whendrato, I. dan I.M. Madyana, 1983. Beternak Kelinci Secara Populer. Eka
Offset. Semarang
Williamson. G and W.J.A Payne, 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis.
Gadjah Mada, University Press.Yogyakarta.
Winarno, F. G, 1980. Pengantar Teknologi Pangan. PT. Gramedia. Jakarta.
Universitas Sumatera Utara