Strategi Mempertahankan Hidup Oleh Buruh Harian Kemenyan di Desa Lumban Tobing Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Buruh di Indonesia

2.1.1

Pengertian Buruh
Buruh, Pekerja, Tenaga Kerja atau Karyawan pada dasarnya adalah manusia

yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan balasan berupa
pendapatan baik berupa uang maupun bentuk lainya kepada Pemberi Kerja atau
Pengusaha atau majikan(http://www.wikipedia.org diakses pada 21 Januari 2015
pukul 11:20 WIB)
Pada dasarnya, Buruh, Pekerja, Tenaga Kerja maupun karyawan adalah sama.
namun dalam kultur Indonesia, "Buruh" berkonotasi sebagai pekerja rendahan, hina,
kasaran dan sebagainya. Sedangkan pekerja, Tenaga kerja dan Karyawan adalah
sebutan untuk buruh yang lebih tinggi, dan diberikan cenderung kepada buruh yang
tidak memakai otot tapi otak dalam melakukan kerja. akan tetapi pada intinya
sebenarnya keempat kata ini sama mempunyai arti satu yaitu Pekerja. Hal ini

terutama merujuk pada Undang-undang Ketenagakerjaan, yang berlaku umum untuk
seluruh pekerja maupun pengusaha di Indonesia.
Buruh merupakan orang yang bekerja untuk orang lain yang mempunyai
suatu usaha kemudian mendapatkan upah atau imbalan sesuai dengan kesepakatan
sebelumnya.upah biasanya diberikan secara harian maupun bulanan tergantung dari
hasil kesepakatan yang telah disetujui.
Buruh terdiri dari berbagai macam, yaitu:
a.

Buruh harian, buruh yang menerima upah berdasarkan hari masuk kerja.

b.

Buruh kasar, buruh yang menggunakan tenaga fisiknya karena tidak
mempunyai keahlian dibidang tertentu.

14
Universitas Sumatera Utara

c.


Buruh musiman buruh yang bekerja hanya pada musim-musim tertentu
(misalnya buruh tebang tebu).

d.

Buruh pabrik buruh yang bekerja di pabrik-pabrik.

e.

Buruh tambang buruh yang bekerja di pertambangan.

f.

Buruh tani buruh yang menerima upah dengan bekerja di kebun atau di
sawah orang lain

g.

Buruh terampil buruh yang mempunyai keterampilan di bidang tertentu.


h.

Buruh terlatih buruh yang sudah dilatih untuk keterampilan tertentu.

2.1.2

Standar Kebutuhan Hidup Layak di Indonesia
Di Indonesia yang menjadi dasar dalam penetapan upah minimum adalah

standar Kebutuhan Hidup Layak (KHL). KHL adalah standar kebutuhan yang harus
dipenuhi oleh seorang pekerja/buruh lajang untuk dapat hidup layak baik secara fisik,
non fisik dan sosial, untuk kebutuhan satu bulan.
Sejak diluncurkannya UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
Pemerintah menetapkan standar KHL sebagai dasar dalam penetapan Upah
Minimum seperti yang diatur dalam pasal 88 ayat 4.
Komponen Kebutuhan Hidup Layak (KHL) merupakan komponenkomponen pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari yang dibutuhkan oleh seorang
pekerja lajang selama satu bulan.
Sebelumnya menetapkan Upah Minimum Provinsi, Dewan Pengupahan yang
terdiri dari perwakilan serikat pekerja, pengusaha, pemerintah, dan pihak netral dari

akademisi akan melakukan survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL).
Komponen Yang Termasuk Dalam Standar KHL
Standar KHL terdiri dari beberapa komponen yaitu :

15
Universitas Sumatera Utara

1.

Makanan dan Minuman

2.

Sandang

3.

Perumahan

4.


Pendidikan

5.

Kesehatan

6.

Transportasi

7.

Rekreasi dan Tabungan
Tabel 2.1
Selengkapnya mengenai komponen-komponen standar Kebutuhan Hidup

Layak (KHL) berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 13 tahun 2012 :
No
I


Komponen

Kualitas/Kriteria

Jumlah
Kebutuhan

Sedang

10 kg

Sedang

0.75 kg

b. Ikan Segar

Baik


1.2 kg

c. Telur Ayam

Telur ayam ras

1 kg

Baik

4.5 kg

4 Susu bubuk

Sedang

0.9 kg

5 Gula pasir


Sedang

3 kg

6 Minyak goreng

Curah

2 kg

7 Sayuran

Baik

7.2 kg

8 Buah-buahan (setara
pisang/pepaya)

Baik


7.5 kg

Sedang

3 kg

MAKANAN DAN MINUMAN
1 Beras Sedang
2 Sumber Protein :
a. Daging

3 Kacang-kacangan : tempe/tahu

9 Karbohidrat lain (setara tepung
terigu)

16
Universitas Sumatera Utara


10 Teh atau Kopi

Celup/Sachet

11 Bumbu-bumbuan

Nilai 1 s/d 10

2 Dus isi 25 =
75 gr
15%

Katun/sedang

6/12 potong

Katun/sedang

2/12 potong


Kulit sintetis, polos,
tidak branded
Setara katun

1/12 buah
6/12 potong

16 Kaos oblong/ BH

Sedang

6/12 potong

17 Celana dalam

Sedang

6/12 potong

18 Sarung/kain panjang

Sedang

1/12 helai

Kulit sintetis

2/12 pasang

Katun, Polyester, Polos,
Sedang

4/12 pasang

a. Semir sepatu

Sedang

6/12 buah

b. Sikat sepatu

Sedang

1/12 buah

Karet

2/12 pasang

100cm x 60 cm

2/12 potong

a. Sajadah

Sedang

1/12 potong

b. Mukena

Sedang

1/12 potong

c. Peci,dll

Sedang

1/12 potong

JUMLAH
II

SANDANG
12 Celana panjang/ Rok/Pakaian
muslim
13 Celana pendek
14 Ikat Pinggang
15 Kemeja lengan pendek/blouse

19 Sepatu
20 Kaos Kaki
21 Perlengkapan pembersih sepatu

22 Sandal jepit
23 Handuk mandi
24 Perlengkapan ibadah

JUMLAH
III

PERUMAHAN

17
Universitas Sumatera Utara

25 Sewa kamar

dapat menampung jenis
KHL lainnya
No.3 polos

1/48 buah

a. Kasur busa

Busa

1/48 buah

b. Bantal busa

Busa

2/36 buah

28 Sprei dan sarung bantal

Katun

2/12 set

29 Meja dan kursi

1 meja/4 kursi

1/48 set

30 Lemari pakaian

Kayu sedang

1/48 buah

31 Sapu

Ijuk sedang

2/12 buah

a. Piring makan

Polos

3/12 buah

b. Gelas minum

Polos

3/12 buah

c. Sendok garpu

Sedang

3/12 pasang

33 Ceret aluminium

Ukuran 25 cm

1/24 buah

34 Wajan aluminium

Ukuran 32 cm

1/24 buah

35 Panci aluminium

Ukuran 32 cm

2/12 buah

Alumunium

1/12 buah

350 watt

1/48 buah

a. Kompor 1 tungku

SNI

1/24 buah

b. Selang dan regulator

SNI

10 liter

Pertamina

1/60 buah

masing-masing 3 kg

2 tabung

Isi 20 liter

2/12 buah

26 Dipan/ tempat tidur

1 bulan

27 Perlengkapan tidur

32 Perlengkapan makan

36 Sendok masak
37 Rice Cooker ukuran 1/2 liter
38 Kompor dan perlengkapannya

c. Tabung Gas 3 kg
39 Gas Elpiji
40 Ember plastik

18
Universitas Sumatera Utara

41 Gayung plastik

Sedang

1/12 buah

42 Listrik

900 watt

1 bulan

43 Bola lampu hemat energi

14 watt

3/12 buah

Standar PAM

2 meter kubik

Cream/deterjen

1.5 kg

500 gr

1 buah

47 Setrika

250 watt

1/48 buah

48 Rak portable plastik

Sedang

1/24 buah

49 Pisau dapur

Sedang

1/36 buah

30 x 50 cm

1/36 buah

Tabloid/4 band

4 buah/ (1/48)

Sedang

6/12 buah

a. Pasta gigi

80 gram

1 tube

b. Sabun mandi

80 gram

2 buah

c. Sikat gigi

Produk lokal

3/12 buah

d. Shampo

Produk lokal

1 botol 100 ml

Isi 10

1 dus/set

100ml/g

6/12 botol

Bakar

3 dus

44 Air Bersih
45 Sabun cuci pakaian
46 Sabun cuci piring (colek)

50 Cermin
JUMLAH
IV

PENDIDIKAN

51 Bacaan/radio
52 Ballpoint/pensil
JUMLAH
V

KESEHATAN
53 Sarana Kesehatan

e. Pembalut atau alat cukur
54 Deodorant
55 Obat anti nyamuk

19
Universitas Sumatera Utara

56 Potong rambut

Di tukang cukur/salon

6/12 kali

Biasa

2/12 buah

Angkutan umum

30 hari (PP)

59 Rekreasi

Daerah sekitar

2/12 kali

60 Tabungan

(2% dari nilai 1 s/d 59)

2%

57 Sisir
JUMLAH
VI

TRANSPORTASI

58 Transportasi kerja dan lainnya
JUMLAH
VII

REKREASI DAN TABUNGAN

JUMLAH
JUMLAH (I + II + III + IV + V +
VI + VII)

Mekanisme Proses Penetapan Upah Minimum Berdasarkan Standar KHL
a. Ketua Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota membentuk tim

survey yang anggotanya terdiri dari unsur tripartit: perwakilan serikat pekerja,
pengusaha, pemerintah, dan pihak netral dari akademisi.
b. Standar KHL ditetapkan dalam Kepmen No. 13 tahun 2012, berdasarkan

standar tersebut, tim survey Dewan Pengupahan melakukan survey harga untuk
menentukan nilai harga KHL yang nantinya akan diserahkan kepada Gubernur
Provinsi masing-masing.
c. Survey dilakukan setiap satu bulan sekali dari bulan Januari s/d September ,

sedang untuk bulan Oktober s/d Desember dilakukan prediksi dengan membuat
metode least squareatau metode kuadrat terkecil. Hasil survey tiap bulan
tersebut kemudian diambil rata-ratanya untuk mendapat nilai KHL.

20
Universitas Sumatera Utara

d. Nilai KHL ini akan digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam

penetapan upah minimum yang berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa kerja
kurang dari satu tahun. Upah bagi pekerja dengan masa kerja satu tahun atau
lebih dirundingkan secara bipartit antara pekerja atau serikat pekerja dengan
pengusaha di perusahaan yang bersangkutan.
e. Berdasarkan

nilai

harga

survey

tersebut,

Dewan

Pengupahan

juga

mempertimbangkan faktor lain : produktivitas, pertumbuhan ekonomi, usaha
yang paling tidak mampu, kondisi pasar kerja dan saran/pertimbangan dari
Dewan Pengupahan Provinsi/Kabupaten/Kotamadya.
f.

Gubernur nantinya akan menetapkan besaran nilai upah minimum. Penetapan
Upah Minimum ini dilakukan 60 hari sebelum tanggal berlakunya yaitu setiap
tanggal 1 Januari (http://www.gajimu.com/main/gaji/gaji-minimum/komponenkhl diakses pada 02 Maret 2015 pukul 10:43 WIB).

2.1.3

Kebijakan Pemerintah Tentang Perburuhan di Indonesia
Negara Indonesia adalah negara yang sistem ketatanegaraannya menitik

beratkan pada kesejahteraan warga negaranya yang disebut dengan Walfare State
atau negara kesejahteraan yang secara langsung mengurusi kesejahteraan rakyatnya
mulai dari bidang pendidikan, jaminan kesehatan, jaminan sosial dan sebagainya
yang mengupayakan untuk memperkecil jurang pemisah antara mereka yang kaya
dan yang miskin melalui berbagai uasaha pelayanankesejahteraan warga negaranya.
Sebagai negara kesejahteraan pemerintah harus mampu membuat program
pembangunan yang mampu menyerap angkatan kerja sehingga tidak terjadi
permasalahan kemiskinan dan pengangguran di negara tersebut. Akan tetapi, ketika
program pembangunan kurang mampu menyediakan peluang kerja bagi angkatan

21
Universitas Sumatera Utara

kerja, sektor informal

dengan segala kekurangannya mampu berperan sebagai

penampung kerja dan alternatif peluang kerja bagi para pencari kerja.
Sehingga gelombang ketidakpuasan kaum miskin dan para penganggur
terhadap ketidakmampuan pembangunan menyediakan peluang kerja, untuk
sementara dapat diredam lantaran tersedia peluang kerja di sektor informal . terutama
menampung angkatan kerja muda yang masih belum berpengalaman atau angkatan
kerja yang pertama kali masuk pasar kerja.
Untuk mewujudkan kesejahteraan sosial sebagai tujuan negara Republik
Indonesia dilaksanakan berbagai upaya, program dan kegiatan yang disebut “Usaha
Kesejahteraan Sosial” baik yang dilaksanakan pemerintah maupun masyarakat. UU
No. 11 Tahun 2009 bagian II pasal 25 juga menjelaskan secara tegas tugas serta
tanggung jawab pemerintah dalam menyelenggarakan kesejahteraan sosial meliputi :
1. Merumuskan kebijakan dan program penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
2. Menyediakan akses penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
3. Melaksanakan rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan
perlindungan sosial sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
4. Memberikan bantuan sosial sebagai stimulan kepada masyarakat yang
menyelenggarakan kesejahteraan sosial;
5. Mendorong dan menfasilitasi masyarakat serta dunia usaha dalam
melaksanakan tanggung jawab sosialnya;
6. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia di bidang
kesejahteraan sosial;
7. Menetapkan standar pelayanan, registrasi, akreditasi, dan sertifikasi
pelayanan kesejahteraan sosial;

22
Universitas Sumatera Utara

8. Melaksanakan analisis dan audit dampak sosial terhadap kebijakan dan
aktivitas pembangunan;
9. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian kesejahteraan sosial;
10. Melakukan pembinaan dan pengawasan serta pemantauan dan evaluasi
terhadap penyelenggaraan kesejahteraan sosial;
11. Mengembangkan jaringan kerja dan koordinasi lintas pelaku penyelenggaraan
kesejahteraan sosial tingkat nasional dan internasional;
12. Memelihara taman makam pahlawan dan makam pahlawan nasional;
13. Melestaikan nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial;
14. Mengalokasikan anggaran untuk penyelenggaraan kesejahteraan sosial dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

2.1.4

Sejarah Peringatan Hari Buruh
Peringatan Hari Buruh sudah mulai dilakukan tanggal 1 Mei tahun 1920 di

Indonesia. Bahkan tercatat sebagai negara Asia pertama yang merayakan 1 Mei
sebagai hari buruh. Melalui UU Tenaga Kerja No. 12 Tahun 1948 pada pasal 15 ayat
2, dinyatakan bahwa “Pada tanggal 1 Mei buruh dibebaskan dari kewajiban kerja”.
Berdasarkan

peraturan

tersebut,

kaum

buruh

di

Indonesia,

selalu

memperingati MayDay setiap tahunnya. Ini berarti sudah sejak lebih dari 90 tahun
yang lalu MayDay telah diakui sebagai harinya kaum buruh di Indonesia.
Namun, sejak masa pemerintahan Orde Baru, hari Buruh tidak lagi
diperingati di Indonesia. Dan sejak itu, 1 Mei bukan lagi merupakan hari libur untuk
memperingati peranan buruh dalam masyarakat dan ekonomi. Hal ini disebabkan
karena gerakan buruh dihubungkan dengan gerakan dan paham komunis yang sejak
terjadinya G30 SPKI pada 1965 yang ditabukan di Indonesia.

23
Universitas Sumatera Utara

Semasa Soeharto berkuasa, aksi untuk peringatan MayDay masuk kategori
aktivitas subversif atau upaya pemberontakan dalam merobohkan struktur kekuasaan
termasuk negara, karena MayDay selalu dikonotasikan dengan ideologi komunis.
Konotasi ini jelas tidak tepat, karena mayoritas negara-negara di dunia ini (yang
sebagian besar menganut ideologi nonkomunis, bahkan juga yang menganut prinsip
antikomunis), menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Labour Day dan menjadikannya
sebagai hari libur nasional.
Orde Baru kemudian melarang buruh untuk memperingati MayDay, karena
Orde Baru memiliki ketakutan tersendiri terhadap kesolidan buruh di Indonesia,
terutama perayaan MayDay yang bisa mengkonsolidasikan ribuan buruh.Namun
pada tanggal 1 Mei 1994, Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) kembali
merayakan MayDaydi Medan, walaupun di bawah represifitas pemerintahan Orde
Baru. Hal ini kemudian dilanjutkan oleh Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk
Demokrasi (SMID) dan Pusat Perjuangan Buruh Indonesia (PPBI) dalam merayakan
MayDay pada tahun 1995.Aksi yang digalang oleh SMID dan PPBI ini ditujukan ke
Kantor Departemen Tenaga Kerja dan kantor Gubernur Jawa Tengah, sebagai simbol
pusat kekuasaan.
Setelah era Orde Baru berakhir, walaupun bukan hari libur, setiap tanggal 1
Mei kembali marak dirayakan oleh buruh di Indonesia dengan demonstrasi di
berbagai kota.Kekhawatiran bahwa gerakan massa buruh yang dimobilisasi setiap
tanggal 1 Mei membuahkan kerusuhan, ternyata tidak pernah terbukti. Sejak
peringatan MayDay tahun 1999 hingga 2006 tidak pernah ada tindakan destruktif
yang dilakukan oleh gerakan massa buruh yang masuk kategori "membahayakan
ketertiban umum".

24
Universitas Sumatera Utara

Yang terjadi justru, tindakan represif aparat keamanan terhadap kaum buruh,
karena mereka masih berpedoman pada paradigma lama yang menganggap
peringatan MayDay adalah subversif dan didalangi gerakan komunis.
Sepanjang tahun 1998-2012, aksi-aksi peringatan MayDay banyak di lakukan
di pusat-pusat kekuasaan, seperti Kantor Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Kantor Gubernur, Istana Negara, Depnaker, Disnaker, Gedung
DPR/MPR, dan lain-lain.
Namun menariknya, direntang waktu tersebut terjadi perubahan tujuan aksi
dari pusat kekuasaan ke kawasan industri, yakni pada rentang tahun 1997-2000.Pada
rentang waktu tersebut, aksi-aksi MayDay banyak dilakukan di kawasan-kawasan
industri, seperti kawasan industri Tandes Surabaya, kawasan Industri di Sidoarjo,
Gresik, Ungaran Jawa Tengah, dan Sukoharjo.
Perubahan pola aksi ke kawasan industri ini dilakukan karena kawasan
industri merupakan jantung kapitalisme. Dengan dilakukannya aksi di kawasan
industri, maka produksi di pabrik akan berhenti dan pemilik modal akan mengalami
kerugian besar.Perubahan pola aksi ke pusat kekuasaan kembali marak terjadi pada
kurun waktu 2001-2007. Namun isu MayDay yang diangkat pada rentang waktu ini
mulai menjadi sangat politis karena mengusung lawan neoliberalisme dan
kapitalisme.
Isu MayDay pada tahun-tahun ini pun bukan hanya mengangkat isu normatif
saja. Isu tersebut masih didominasi dengan isu MayDay sebagai hari libur nasional
dan kenaikan upah 100 persen.
Sementara walaupun direntang waktu 2008-2012 masih diwarnai aksi-aksi ke
pusat kekuasaan, namun yang berbeda dikurun waktu ini ialah serikat buruh kuning

25
Universitas Sumatera Utara

mulai ikut aksi memperingati MayDay. Pada tahun-tahun ini, isu yang mendominasi
adalah isu upah, tolak PHK, hapus sistem kerja kontrak dan outsourcing.
Perubahan pola aksi ke pusat kekuasaan ini, pada awalnya ditanggapi sangat
keras oleh rezim penguasa. Upaya untuk melarang kaum buruh untuk aksi ke pusat
kekuasaan sangat gencar dilakukan oleh rezim penguasa melalui aparat keamanan.
Bahkan sempat muncul pelarangan dan intimidasi terhadap pengemudi truk agar
tidak mengangkut buruh aksi ke pusat-pusat kekuasaan.
Namun seiring dengan waktu, respons dari rezim penguasa semakin melunak
terhadap aksi-aksi buruh ke pusat kekuasaan. Dalam akhir-akhir tahun ini, pihak
penguasa hanya mengimbau agar aksi buruh tidak rusuh serta mengawal secara ketat
aksi-aksi yang dilakukan oleh buruh ke pusat kekuasaan.
Selama tahun 2012, selain peringatan MayDay, buruh kembali banyak
melakukan aksi di kawasan industri. Pada periode Oktober-November saja, aksi yang
dilakukan di berbagai kawasan industri ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit
bagi pengusaha
(https://helmysyamza.wordpress.com/2014/03/31/ironis-menelusuri-sejarah-mayday-di-indonesia-01/ diakses pada 03 Maret 2015 pukul 10:35 WIB).
Sementara pada tahun 2013, Hari Buruh kembali dijadikan hari libur nasional
yang akan dimulai pada tahun 2014. Rencana tersebut disampaikan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono ketika bertemu para pimpinan konfederasi dan serikat pekerja
di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/4/2013). Walaupun demikian, para buruh tetap
melakukan aksi unjuk rasa untuk menuntut haknya seperti yang dilakukan selama ini,
dan sekitar 600.000 buruh yang berunjuk rasa di seluruh Indonesia pada saat itu
(http://nasional.kompas.com/read/2013/04/29/18432615/Hari.Buruh.1.Mei.Akan.Jadi
.Libur.Nasional diakses pada 4 Maret 2015 pukul 8:53 WIB).

26
Universitas Sumatera Utara

Dan yang lebih menarik pada tahun 2014, dimana tahun ini dijuluki dengan
istilah tahun politik. Karena semua moment bisa dikaitkan dengan politik,
diantaranya pemilihan presiden, pemilihan anggota DPR yang akan menempati 560
kursi jabatan, dan tak luput juga adalah hari buruh. Yang istimewa dari demo buruh
yang dikoordinir KSPI (Konfederasi Serikat pekerja Indonesia) kali ini, adalah
agenda diumumkannya calon presiden RI pilihan kaum buruh. ada 10 kriteria
Presiden RI pilihan buruh, diantaranya : mampu membangkitkan ekonomi Indonesia,
mampu menjadikan Indonesia sebagai negara mandiri yang bebas dari tekanan dan
dominasi asing, serta berani menghapus sistem kerja alih daya.
Yang jelas, kaum pekerja mencoba merilis pesan untuk disampaikan pada
para calon penghuni Senayan yang baru dan calon pemimpin negeri ini. Siapapun
nanti yang akan diumumkan KPU pada 9 Mei 2014 menjadi pemilik sah 560 kursi
DPR, siapapun nanti yang dipilih rakyat pada 9 Juli 2014, mereka hendaknya mulai
memikirkan mana dari 10 tuntutan itu yang kira-kira akan jadi program kerjanya,
sehingga tak melulu hanya memberi janji namun gagal mewujudkan bukti
(http://metro.kompasiana.com/2014/05/01/yang-istimewa-pada-peringatan-hariburuh-2014-hari-ini-652950.html diakses pada 4 Maret 2015 pukul 8:42 WIB).

2.2

Kemiskinan

2.2.1

Pengertian Kemiskinan
Tidak mudah untuk mendefenisikan kemiskinan, karena kemiskinan itu

mengandung unsur ruang dan waktu. Menurut Sejarah, keadaan kaya dan miskin
secara berdampingan tidak merupakan masalah sosial sampai saatnya perdagangan
berkembang

pesat

dan

timbulnya

nilai-nilai

sosial

yang

baru.

Dengan

berkembangnya perdagangan ke seluruh dunia dan ditetapkannya taraf kehidupan

27
Universitas Sumatera Utara

tertentu sebagai kebiasaan suatu masyarakat, kemiskinan muncul sebagai masalah
sosial. Pada waktu itu individu sadar akan kedudukan ekonominsnya sehingga
mereka mampu untuk mengatakan apakah dirinya kaya atau miskin. (Soerjono 2006:
320)
Konsep kemiskinan pada jaman perang akan berbeda dengan konsep
kemiskinan pada jaman merdeka dan modern sekarang ini. Seseorang dikatakan
miskin atau tidak miskin pada zaman penjajahan dahulu akan berbeda dengan saat
ini. Demikian juga dari sisi tempat, konsep kemiskinan di negara maju tentulah
berbeda dengan konsep kemiskinan di negara berkembang dan terbelakang. Mungkin
keluarga yang tidak memiliki televisi atau kulkas, seseorang yang tidak dapat
membayar asuransi kesehatan, anak-anak yang bermain tanpa alas kaki, seseorang
yang tidak memiliki telepon genggam, akses internet dan lainnya di negara-negara
Eropa dapat dikatakan miskin. Namun tidak demikian di negara kurang berkembang
seperti negara-negara di Afrika.
Kemiskinan di sebahagian negara justru ditandai dengan kelaparan,
kukurangan gizi, ketiadaan tempat tinggal, mengemis, tidak dapat sekolah, tidak
punya akses air bersih dan listrik. Defenisi kemiskinan biasanya sangat bergantung
dari sudut mana konsep tersebut dipandang.
Menurut Badan Pusat Statistik, kemiskinan adalah ketidakmampuan
memenuhistandar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makan
maupun non makan. Bank Dunia mendefenisikan bahwa kemiskinan berkenaan
dengan ketiadaan tempat tinggal, sakit dan tidak mampu untuk berobat ke dokter,
tidak mampu untuk sekolah dan tidak tahu baca tulis. Kemiskinan adalah bila tidak
memiliki pekerjaan sehingga takut menatap masa depan, tidak memiliki akses akan
sumber air bersih.

28
Universitas Sumatera Utara

Pada dasarnya definisi kemiskinan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:
a) Kemiskinan absolut
Kemiskinan yang dikaitkan dengan perkiraan tingkat pendapatan dan
kebutuhan yang hanya dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar
minimum yang memungkinkan seseorang untuk hidup secara layak. Dengan
demikian kemiskinan diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan orang
dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untuk memperoleh kebutuhan
dasarnya yakni makanan, pakaian dan perumahan agar dapat menjamin
kelangsungan hidupnya.
b) Kemiskinan relatif
Kemiskinan dilihat dari aspek ketimpangan sosial, karena ada orang yang
sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimumnya tetapi masih jauh lebih
rendah dibanding masyarakat sekitarnya (lingkungannya). Semakin besar
ketimpangan antara tingkat penghidupan golongan atas dan golongan bawah
maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan
miskin, sehingga kemiskinan relatif erat hubungannya dengan masalah
distribusi pendapatann (http://www.repository.usu.ac.id diakses pada tangaal
21 Januari 2015 pukul 11: 12 WIB).

2.2.2

Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan
Menurut Matias Siagian (2012: 114) secara umumfaktor-faktor penyebab

kemiskinan secara kategoris dengan menitikberatkan kajian pada sumbernya terdiri
dari dua bagian besar, yaitu:

29
Universitas Sumatera Utara

1.

Faktor Internal, yang dalam hal ini berasal dari dalam diri individu yang
mengalami kemiskinan itu yang secara substansial adalah dalam bentuk
kekurangmampuan, yang meliputi:
a.

Fisik misalnya cacat, kurang gizi, sakit-sakitan.

b.

Intelektual, seperti: kurangnya pengetahuan, kebodohan, miskinnya
informasi.

c.

Mental emosional atau temperamental, seperti: malas, mudah
menyerah dan putus asa.

d.

Spritual, seperti: tidak jujur, penipu, serakah dan tidak disiplin.

e.

Sosial psikologis, seperti kurang motovasi, kurang percaya diri.
depresi, stres, kurang relasi dan kurang mampu mencari dukungan.

f.

Keterampilan, seperti: tidak memiliki keahlian yang sesuai dengan
tuntutan lapangan kerja.

g.

Aset, seperti: tidak memiliki stok kekayaan dalam bentuk tanah,
rumah, tabungan, kendaraan dan modal kerja.

2. Faktor eksternal, yakni bersumber dari luar diri individu dan keluarga yang
mengalami dan menghadapi kemiskinan itu, sehingga pada suatu titik waktu
menjadikannya miskin, meliputi:
a.

Terbatasnya pelayanan sosial dasar.

b.

Tidak dilindunginya hak atas kepemilikan tanah sebagai asset dan
alat memenuhi kebutuhan hidup.

c.

Terbatasnya pekerjaan formal dan kurang terlindunginya usahausaha sektor informal.

d.

Kebijakan perbankan terhadap layanan kredit mikro dan tingkat
bunga yang tidak mendukung sektor usaha mikro.

30
Universitas Sumatera Utara

e.

Belum terciptanya sistem ekonomi kerakyatan dengan prioritas
sektor riil masyarakat banyak.

f.

Sistem mobilisasi dan pendayagunaan dana sosial masyarakat yang
belum optimal, seperti zakat.

g.

Dampak sosial negatif dari program penyesuaian program
struktural (structural adjusment program).

h.

Budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan.

i.

Kondisi Geografis yang sulit, tandus, terpencil atau daerah
bencana.

2.2.3

j.

Pembangunan yang lebih berorientasi fisik material.

k.

Pembangunan ekonomi antar daerah yang belum merata.

l.

Kebijakan publik yang belum berpihak kepada penduduk miskin.

Ciri- Ciri Kemiskinan
Sulit memperoleh informasi secara jelas dan akurat berkaitan dengan

indikasi-indikasi seperti apa yang dapat digunakan sebagai penanganan untuk
menytakan secara akurat, bahwa orang-orang seperti inilah yang disebut orang
miskin, sementara orang-orang yang seperti itu disebut tidak miskin. Namun suatu
studi menunjukkan adanya lima ciri-ciri kemiskinan yaitu:
a. Mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan pada umumnya tidak memiliki
faktor produksi sendiri seperti tanah yang cukup luas, modal yang memadai
ataupun keterampilan untuk melakukan suatu aktivitas ekonomi sesuai
dengan mata pencahariannya. Sebagai contoh kemiskinan itu bercirikan
antara lain bahwa faktor produksi yang dimiliki pada umumnya sedikit atau
bahkan tidak ada, sehingga kemampuan untuk mempertahankan apalagi

31
Universitas Sumatera Utara

meningkatkan produksipun tidak mungkin. Lebih menyesakkan lagi faktorfaktor produksi yang dimiliki justru digunakan untuk kebutuhan komsumsi,
bukan untuk kebutuhan produksi, misalnya modal atau danatidak digunakan
untuk investasi melainkan hanya untuk komsumsi demi mempertahankan
hidup. Kondisi seperti ini mengakibatkan banyak kasus berhentinya usaha
karena kekurangan atau ketiadaan modal.
b. Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan atau peluang untuk
memperoleh aset produksi karena kekuatan sendiri. Sebagai contoh, keluarga
petani dengan perolehan pendapatan hanya untuk komsumsi. Mereka tidak
berpeluang untuk memperoleh tanah garapan, benih, ataupun pupuk sebagai
faktor-faktor produksi.
c. Tingkat pendidikan pada umumnya rendah. Kondisi seperti ini akan
berpengaruh terhadap wawasan mereka. Beberapa penelitian menyimpulkan
bahwa waktu mereka pada umumnya habis tersita semata-mata hanya untuk
mencari nafkahsehingga tidak ada waktu untuk belajar atau meningkatkan
keterampilan. Demikian juga dengan anak-anak mereka, tidak dapat
menyelesaikan sekolahnya karena harus membantu orang tua mencari
tambahan pendapatan. Artinya bagi mereka, anak tersebut memiliki nilai
ekonomis.
d. Pada umumnya mereka yang masuk ke dalam kelompok penduduk dengan
kategori setengah menganggur. Pendidikan dan keterampilan yang sangat
rendah mengakibatkan akses masyarakat miskin ke dalam berbagai sektor
formalbagaikan tertutup rapat. Akibatnya mereka terpaksa memasuki sektorsektor informal. bahkan pada umumnya mereka bekerja serabutan maupun
musiman. Jika dikaji secara totalitas, mereka sesungguhnya bukan bekerja

32
Universitas Sumatera Utara

sepenuhnya, bahkan mereka justru lebih sering tidak bekerja. Sekilas mereka
tidak menganggur, namun jika digunakan indikator jam kerja, mereka justru
masuk ke dalam kategori pengangguran tidak kentara. Kondisi demikian
mengakibatkan mereka memperoleh pendapatan yang rendah pula.
e. Banyak diantara mereka yang hidup di kota masih berusia muda, tetapi tidak
memiliki keterampilan atau pendidikan yang memadai. Sementara itu, kota
tidak siap menampung gerak urbanisasi dari desa yang semakin keras.
Artinya laju investasi di perkotaan tidak sebanding dengan laju pertumbuhan
tenaga kerja sebagai akibat langsung dari derasnya arus urbanisasi. Kondisi
ini tentu tidak terlepas dari sifat statis desa dalam mendukung kehidupan
penduduknya, Dalam keadaan demikian, masyarakat desa cenderung
melakukan migrasi ke kota karena dianggap sebagai alternatif dalam upaya
mengubah nasib (Siagian, 2012: 20).

2.2.4

Aspek - Aspek Kemiskinan
Adapun aspek-aspek kemiskinan menurut Matias Siagian, yaitu:
a. Kemiskinan bersifat multidimensi
Sifat kemiskinan sebagai suatu konsep yang multi dimensi berakar dari
kondisi kebutuhan manusia yang beraneka ragam. ditinjau dari segi kebijakan
umum, maka kemiskinan itu meliputi aspek-aspek primer seperti miskin akan
aset, organisasi sosial, kelembagaan sosial berbagai pengetahuan dan
keterampilan yang dianggap dapat mendukung kehidupan manusia.
Sedangkan aspek sekunder dari kemiskinan adalah miskinnya informasi,
jaringan sosial dan sumber keuntungan yang semuanya merupakan faktorfaktor yang dapat digunakan sebagai jembatan memperoleh suatu fasilitas

33
Universitas Sumatera Utara

yang dapat mendukung upaya mempertahankan bahkan meningkatkan
kualitas hidup.
b. Aspek kemiskinan saling berkaitan, baik secara langsung maupun secara
tidak langsung.
Sebagai konsekwensi logisnya kemajuan atau kemunduran pada salah
satu aspek dapat mengakibatkan kemajuan atau kemunduran pada aspek
lainnya. Justru kondisi seperti inilah yang mengakibatkan tidak mudahnya
menganalisis kemiskinan itu menuju pada pemahaman yang komprehensif.
Hal lain yang juga harus dipahami sebagai konsekwensi logis dari kondisi
kemiskinan seperti ini adalah, pemahaman tentang kemiskinan hanya dapat
diperoleh jika kita menganalisis kemiskinan secara agregat. menganalisis
kemiskinan secara parsial akan membawa kita pada pemahaman yang salah
tentang kemiskinan itu sendiri. Bahkan, kemiskinan hanya dapat dipahami
melalui pendekatan interdisiplinear.
c. Kemiskinan itu adalah fakta yang terukur.
Fenomena yang sering kita temui adalah, pendekatan yang diperoleh
sekelompok yang bermukin di tempat yang sama, namun kualitas individu
atau keluarga yang dimiliki mungkin saja berbeda. Keadaan yang demikian
sering mengondisikan kita untuk mengidentifikasi kemiskinan sebagai
sesuatu yang serba abstrak dan tidak

mungkin diukur. Ada pula yang

cenderung menyatakan kemiskinan itu sebagai abstraksi dari perasaan
sehingga mustahil untuk diukur cara berfikir seperti ini harus dicegah karena
akan menjauhkan kita dari pemahaman yang benar dan holistik tentang
kemiskinan itu sehingga kita pun mustahil dapat menemukan solusi (Siagian,
2012: 13).

34
Universitas Sumatera Utara

Karena kemiskinan adalah fakta yang terukur, maka kemiskinan dapat
diklasifikasikan ke dalam berbagai tingkatan (Siagian, 2012: 14), seperti:
1. Miskin
2. Sangat miskin
3. Sangat miskin sekali
Demikian halnya dengan BKKBN sering mengklasifikasi kondisi
kehidupan masyarakat ke dalam berbagai tingkat seperti:
1. Prasejahtera
2. Sejahtera 1
3. Sejahtera 2
Berbagai klasifikasi yang telah dikemukakan menunjukkan bahwa,
kemiskinan merupakan fakta yang terukur.
a. Bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual maupun
kolektif.
Kita sering mendengar istilah kemiskinan pedesaan (rural poverty),
kemiskinan perkotaan (urban poverty), dan sebagainya. berbagai istilah
tersebut bukanlah berarti bahwa yang mengalami kemiskinan itu adalah desa
atau kota secara an sich. Kondisi desa atau kota itu merupakan penyebab
kemiskinan bagi manusia. Dengan demikian pihak yang menderita miskin
hanyalah manusia, baik secara individual maupun kelompok dan bukan
wilayah.
Sementara itu menurut Drewnoski (dalam Siagian, 2012) mengemukakan
adanya sembilan komponen yang harus disertakan dalam kajian kebutuhan pokok
dalam rangka penentuan indikator kemisinan. kesembilan indikator tersebut adalah:
1. Gizi

35
Universitas Sumatera Utara

2. Sandang
3. Tempat berlindung
4. Kesehatan
5. Pendidikan
6. Waktu terluang
7. Ketenagan hidup
8. Lingkungan sosial
9. Lingkungan fisik
Dengan

indikator

kemiskinan

tersebut

juga

merupakan

indikator

kesejahteraan sosial ekonomi suatu masyarakat. Pendekatan terbaru, yaitu
pendekatan yang dilakukan BPS terhadap sekelsi 30 variabel kemiskinan yang
menghasilkan delapan variabel sensitif dalam mengidentifikasi kemiskinan, yaitu:
1. Luas lantai perkapita