PERENCANAAN SISTEM PRODUKSI PADA MANAJEMEN RANTAI PASOK SAYURAN | Kharisma | MIMBAR AGRIBISNIS: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis 462 2954 1 PB

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 89-104
PERENCANAAN SISTEM PRODUKSI
PADA MANAJEMEN RANTAI PASOK SAYURAN
(Studi Kasus di Kelompok Tani Katata, Kampung Cinangsi, Desa Margamekar,
Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat)
ANGGITA KHARISMA, TOMY PERDANA
Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Email: anggitakrsm@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Katata dengan tujuan untuk menganalisis
sistem produksi pada manajemen rantai pasok produk sayuran dalam memenuhi
permintaan pasar terstruktur. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
kualitatif dan pendekatan sistem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pengadaan
produk di Kelompok Tani Katata saat ini belum mampu memenuhi permintaan dari Giant
Supermarket akibat dari replikasi perencanaan sistem produksi yang dilakukan berdasarkan
sistem produksi untuk produk reguler dan tidak disesuaikan dengan permintaan pasar.
Sistem produksi yang dapat dilakukan oleh Kelompok Tani Katata dalam memenuhi
permintaan pasar terstruktur adalah dengan merubah sistem produksinya dalam hal ini
dilakukan penjadwalan produksi dan pengalokasian input sesuai dengan permintaan dari
Giant Supermarket.

Kata kunci: Sistem Produksi, Model Perencanaan Produksi, Manajemen Rantai Pasok.
Abtract
This research was conducted in Kelompok Tani Katata, the aim of this study is to analyze
the production system of the vegetable’s supply chain management on fulfilling the market
demand. The method of this research using a qualitative method and modeling-system
approach. The result of this study shows that Katata couldn’t fulfill the market demand
since the production system is the replication of the regular production system planning.
To fulfill the market demand, Katata should change the production system which are the
production's scheduling and input's allocation that suitable to the market demand.
Keywords: Production system, Production Planning Models, Supply chain Management
Subsektor hortikultura terdiri atas buah

PENDAHULUAN
Indonesia

merupakan

negara

dan sayuran. Berdasarkan Hasil Riset


agraris dan sektor pertanian mengambil

Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan

peranan yang cukup penting. Secara

(2013),

umum,

Indonesia pada umumnya masih rendah

pertanian

terbagi

atas

tiga


tingkat

konsumsi

sayur

di

subsektor yakni pangan, hortikultura, dan

dibandingkan

perkebunan.

dunia, yang mana konsumsi sayuran per

Subsektor

hortikultura


negara–negara

lain

di

merupakan salah satu komoditas penting

kapita

di masyarakat dari ketiga sub sektor.

kg/kapita/tahun dimana nilai tersebut

89

hanya

sebesar


34.55

Perencanaan Sistem Produksi Pada Manajemen Rantai Pasok Sayuran
ANGGITA KHARISMA, TOMY PERDANA
jauh

di

bawah

rekomendasi

Food

2015

dan

berjalan


sesuai

dengan

Agriculture Organization (FAO) sebesar

perjanjian.

73 kg/kapita/tahun.

Katata di akhir tahun 2016 mengalami

Permintaan terhadap sayuran yang

Namun,

Kelompok

service


penurunan

level

Tani

akibat

meningkat dari tahun ke tahun dipasok

ketidakmampuan

oleh beberapa daerah di Indonesia, salah

memenuhi produk baru senilai Rp 5.000,-

satunya adalah Jawa Barat. Kini, Jawa

per pack. Permintaan terhadap produk ini


Barat dikenal sebagai salah satu sentra

berjumlah

sayuran di Indonesia. Menurut data

komoditas utama Katata per satu kali

jumlah produksi sayuran di Indonesia

pengiriman untuk 6 titik.

Katata

pack

300

dalam


produk

untuk

provinsi,

Menurut Simchi-Levi, et al (2003),

Provinsi Jawa Barat merupakan pemasok

manajemen rantai pasok adalah adalah

terbesar produk sayuran di Indonesia

sebuah

dengan

kemudian


implementasi, koordinasi dan kontrol dari

disusul Jawa Tengah 20%, dan Jawa

semua proses bisnis dan kegiatan yang

Timur 14%

diperlukan

tahun

2014

berdasarkan

persentase

23%,


(Badan Pusat Statistik,

2014).

untuk

yang

terpadu,

memproduksi

dan

mengirim produk seefisien mungkin yang

Kelompok Tani Katata merupakan

dapat memuaskan permintaan pasar.

salah satu bagian dari salah satu sentra
agribisnis

perencanaan

sayuran

sistem

produksi

Kecamatan

merupakan salah satu strategi pada rantai

Pangalengan. Keuntungan yang diperoleh

pasok yang dilakukan dengan tujuan

Katata dengan tergabungnya di sentra

memenuhi permintaan. Melihat jumlah

agribisnis sayuran, Katata kini telah

permintaan dari Giant Supermarket yang

mampu menjalin kerjasama dengan Giant

membutuhkan

Supermarket sebagai pemasok sayuran.

produksi yang kontinu dengan kuantitas

Kerjasama

berupa

dan kualitas yang telah disepakati, maka

pemenuhan pasokan produk reguler dan

diperlukan analisis mengenai manajemen

produk baru Giant Supermarket yaitu

rantai pasok di Kelompok Tani Katata

produk fresh everyday senilai Rp 5.000,-

dalam memenuhi permintaan dari Giant

per pack.

Supermarket. Diharapkan dengan adanya

yang

yaitu

Perencanaan

dilakukan

jumlah

pasokan

dan

analisis mengenai perencanaan produksi,

Kerjasama yang dilakukan dengan

Kelompok

Giant dilakukan dari pertengahan tahun

90

Tani

Katata

mampu

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 89-104
memenuhi

dari

Giant

penelitian

kemudian

dapat

langsung terhadap objek penelitian dalam

yang

hal ini informan dari Kelompok Tani

permintaan

Supermarket,

dan

memaksimalkan

keuntungan

dan

tanya

jawab

secara

Katata. Sumber informasi berasal dari

diperoleh

Ketua

Kelompok

Tani.

METODE PENELITIAN

wawancara

1.

petunjuk wawancara yang berisi hasil

Objek Penelitian

dilakukan

Kegiatan

rancangan

Objek dari penelitian ini adalah

berdasarkan

pertanyaan.

Sedangkan

sistem produksi yang telah diterapkan

pengumpulan data sekunder dilakukan

dalam rantai pasok sayuran di Kelompok

melalui studi literatur yang berhubungan

Tani Katata untuk memenuhi permintaan

dengan masalah yang diteliti.

dari Giant Supermarket.
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.

a. Keadaan umum Kelompok Tani

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan

Katata
Katata

dalam penelitian ini adalah kualitatif dan

merupakan

satu-satunya

pendekatan sistem. Pendekatan sistem

kelompok tani yang berada di Desa

merupakan salah satu proses pemecahan

Margamekar

masalah

yang

Desember 2009. Kegiatan di Kelompok

menghasilkan sebuah solusi. Pendekatan

Tani Katata didampingi oleh Universitas

sistem adalah sebuah metodologi yang

Padjadjaran

bersifat rasional hingga bersifat intuitif

Agribisnis dengan nama KAPALINDO

yang mamou memecahkan masalah untuk

(Katata – Padjadjaran Agro Logistika

mencapai

Indonesia).

secara

tujuan

sistematis

tertentu

(Eriyanto,

didirikan

melalui

sejak

9

Laboratorium

Pendampingan

dilakukan

langsung terhadap petani oleh Agrilogics

2003).

untuk
3.

dan

produsen

Teknik pengumpulan data

digunakan dalam penelitian ini dengan
data

primer

kecil

para
sayuran

petani

atau

agar

dapat

memasok produknya ke pasar terstruktur.

Teknik pengumpulan data yang

mengumpulkan

membantu

oleh

dan

Komoditas

yang

dibudidayakan

Katata

merupakan

komoditas

sekunder. Data primer diperoleh melalui

hortikultura diantaranya adalah

observasi

kenya

langsung

terhadap

objek

91

bean

(buncis),

white

baby
radish

Perencanaan Sist
istem Produksi Pada Manajemen Rantai Pasok
sok S
Sayuran
ANG
GGITA KHARISMA, TOMY PERDANA
(lobak), tomat lokal, toma
mat beef, tomat

pengiriman

cherry,

permintaan sayuran.

kubis,

wortel

baby
baby,

wortel

barangg

dan

ketentuan

holland, dan kentang granol
granola. Sayuran
utama yang dibudidayakan
kan oleh Katata

b. Manajemen Rantai
tai Pasok

adalah wortel baby, baby
by kenya bean,

2.1. Aliran Barang

kentang granola, tomat be
beef, dan tomat
lokal.
Kelompok Tani Ka
Katata menjalin
kerjasama

dengan

bebe
beberapa

pasar

terstruktur, salah satunyaa adalah Giant
Supermarket. Kerjasama di
diantara Giant
dan Katata dilakukan sejak
jak tahun 2015,
Gambar 1. Aliran Barangg Ke
Kelompok Tani Katata

yang mana diberlakukan kont
kontrak berupa
pihak.

Pelaku rantai pa
pasok yang pertama

Kerjasama yang dilakuka
kukan merupakan

adalah petani anggota
ota dan petani mitra

hasil

yang

MoU

diantara

kedua

kolaborasi

belah

diant
iantara

pihak

mengirimkann

hasil

produknya

adalah

berupa

keempat

kom
komoditas

kepada

Kelompok Riset Agrilogic
ogics Universitas

Katata.

Dalam

me
memenuhi

jumlah

Padjadjaran, bersama pihak
hak swasta atau

permintaan

industri,

dalam

Katata melakukan pe
pembelian barang

membantu para petani aatau produsen

tidak hanya dari peta
petani anggota tetapi

kecil

juga dari petani mitr
itra dengan jumlah

universitas,

dalam

dan

sayuran

hal

ini

pemerint
erintah

agar

dapa
dapat

memasok

pembelian

produknya ke pasar terstrukt
uktur.

dari

dari

Gia
Giant

Supermarket,

pet
petani

mitra

yang

Produk yang dikirim
imkan ke Giant

berfluktuasi sesuai ke
kebutuhan. Produk

Supermarket dikategorika
kan dua yaitu

yang diperoleh dari petani biasanya

oduk off grade
produk reguler dan produk

dikirim langsung olehh pe
petani atau diambil

per pack. Pada
dengan harga Rp 5.000,-- pe

langsung oleh Katat
tata dengan biaya

iberlakukan dua
kedua produk tersebut dibe

transportasi sebesar Rp 700.000,- dalam

ari segi kualitas
kontrak yang berbeda dari

satu kali kirim. Kelom
lompok Tani Katata

komoditas yang
dan kuantitas terhadap kom

selanjutnya

dikirimkan,

sistem

melaku
lakukan

proses

penanganan pasca pane
anen berupa sortase,

pembayaran,

grading, pencucian, da
dan packaging. Pada

92

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikirann Masy
s. 2017. 33(2): 89-104
Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis.
Katata

Aliran uang da
dalam rantai pasok

memberlakukan grading re
reguler dan off

sayuran merupakann al
aliran dengan arah

grade.

yang terbalik darii aliran barangnya.

keempat

komoditas,
as,

Kemudian,
n,

mendistribusikan

produk
oduk

Katata
senilai

Aliran

Rp

uang

dimul
mulai

dari

Giant

5.000,- per pack ke Giant
ant Supermarket

Supermarket selaku
ku pasar terstruktur

seminggu 2 kali untuk cabang
bang P
Purwakarta

sebagai konsumen akh
akhir dalam rantai

dan Padalarang dan sem
eminggu 3 kali

pasok di Kelompok
pok T
Tani Katata. Harga

untuk cabang Pasteur, Se
Setrasari, Istana

sayuran yang dibayarka
arkan untuk produk

Plaza,

ini

senilai Rp 5.000,- pe
per pack dibayar

diberlakukan juga retur
ur barang, yang

dengan harga Rp 4.250,
4.250,- per pack, yang

mana kegiatan pengemba
balian (return)

mana nilai ini merupa
upakan harga setelah

jarang diberlakukan saat Ka
Katata mengirim

penambahan

produk sesuai jadwal. Kem
emudian apabila

dan transportasi. Nam
amun, harga tersebut

barang retur masih dalam
m kondisi fresh

dibayarkan setelah pe
perhitungan produk

atau masih bisa dijual, Ke
Kelompok Tani

retur

Katata biasanya menjual
ual kembali ke

Pembayaran

pedagang sayur eceran ya
yang datang ke

nota pembayaran yan
ang kemudian akan

gudang Katata. Sedangka
gkan, Agrilogics

dibayarkan

pada rantai pasok berfungsi
gsi sebagai pihak

Pembayaran yang dila
dilakukan oleh Giant

yang melakukan pencatata
atan pengiriman

Supermarket

barang Katata ke Giant
nt Supermarket

kepada

dan

sehingga

Suci.

tidak

Pada
da

ada

produk

m
miss

pengem
masan (packaging)

dari

Giant
iant
dilakuka
kukan

setelahh

pihak

menggunakan

waktu

akann

pembayaran

diantara

Supermarket.

14

llangsung

Katat
tata.
ini,

dikirim

Pada

pi
pihak

hari.

proses

Agrilogics

keduanya.

melakukan pencatatan
an sehingga tidak ada

2.2. Aliran Uang

kesalahan

dalam

Kegiatan

pencatatan
an

dilakukan
pihak

pe
pengiriman

karena
yang

oleh

K
Katata

uang.

agrilogics
merupakan

terg
ergabung

sebagai

KAPALINDO. Ini dila
dilakukan untuk pola
kordinasi yang baikk di
diantara ketiganya.
Sedangkan untuk pemba
mbayaran dari pasar
tradisional,
Gambar 2. Aliran Uang Kelompo
pok Tani Katata

Kelompok
pok

Tani

Katata

menerimanya dalam w
waktu 14 hari dan

93

Perencanaan Sist
istem Produksi Pada Manajemen Rantai Pasok
sok S
Sayuran
ANG
GGITA KHARISMA, TOMY PERDANA
pembayaran langsung da
dari pedagang

diperoleh

eceran.

Tani

selanjutnya disampaika
paikan kepada petani

Katata membayar kepadaa kor
kordinator dan

melalui obrolan langsu
ngsung ataupun via

petani menggunakan m-bank
anking.

media sosial berupa
upa Whatsapp grup.

Selanjutnya

kel
kelompok

dari

Gia
Giant

Supermarket

Sedangkan informasi
asi yang diperoleh
Katata dari petani
ni berupa informasi

2.2.1. Aliran Informasi
asi

jumlah produk yang
ng diproduksi oleh
petani.

2.3. Sistem Produksi
ksi Aktual
Sistem produksi
oduksi yyang diadopsi oleh
Kelompok Tani Kata
atata untuk produk
senilai Rp 5.000,- pe
per pack dilakukan

Gambar 3. Aliran Informasii Ke
Kelompok Tani
Katata

berdasarkan replikasi
si

sistem produksi

Aliran informasi dalam
lam rantai pasok

yang diterapkan pada produk reguler.

berupa aliran yang berlaku
rlaku dua arah.

Produk reguler Kelom
lompok Tani Katata

Informasi rantai pasok di K
Katata berasal

merupakan produk yan
yang dipasok dengan

dari

Giant

spesifikasi grade dan ukuran tertentu.

Supermarket. Informasi yan
ang didapat dari

Untuk produk senilai
nilai Rp 5.000,- per

Agrilogics dan Giant Super
upermarket adalah

pack, tidak ada pola penentuan luasan

jika Giant

tanam hingga proses
oses on farm karena

Agrilogics

ataupun
un

Supermarket
ket

dari

memperoleh

kendala ataupun klaim ataupun
taupun informasi

sistem

produksi

ya
yang

dan teknologi.
pengembangan, pasar da

menginduk pada sistem
stem produksi produk

pihak ketiga yang
Agrilogics merupakan piha

reguler. Pengadaan prod
produk ini merupakan

diaplikasikan

yang

hasil produk sisa ata
atau off grade dari

tersebut dan juga
menyampaikan masalah terse

produk reguler. Dengan
gan keadaan tersebut,

berfungsi

sebagai

sebagai

supporting

pihak
pi

actors
ac

Kelompok

yang

Tani

K
Katata

mengelami

pada masalah
melakukan konsolidasi pa

kesulitan untuk mem
emenuhi permintaan

gitu, Kelompok
tersebut. Walaupun begit

yang kontinu dari G
Giant Supermarket

eroleh informasi
Tani Katata masih memperol

untuk produk senilai R
Rp 5.000,- per pack.

ai spe
spesifikasi dan
dari pihak Giant mengenai

Sehingga untuk menda
ndapatkan keuntungan

jumlah

permintaan.

Informasi
Infor

yang maksimal, Kelom
lompok Tani Katata

yang

94

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 89-104
diharuskan

merencanakan

Pada setiap sistem produksi yang

sistem

produksi yang berbeda dengan produk

diberlakukan

oleh

Kelompok

Tani

reguler yang mana sistem produksi

Katata, diberlakukan pola tanam, pola

disesuaikan dengan permintaan pasar

panen, dan pola simpan. Pola tanam

yang dimulai dari tahap penentuan luas

berupa perhitungan mengenai jumlah

dan waktu tanam pada masing–masing

populasi yang akan ditanam dan interval

komoditas.

waktu dari masing masing komoditas,
pola panen berhubungan dengan rentang

Pada produk senilai Rp 5.000,- per
pack tidak diberlakukan grading khusus

hari

dari Giant. Karena pihak dari Giant tidak

dilakukan, dan pola simpan berupa

memberlakukan spesifikasi khusus dari

strategi penyimpnan pada masing masing

segi ukuran untuk keseragaman produk

produk

tersebut, pihak Giant hanya menetapan

permintaan pada setiap kali pengiriman

bahwa dalam satu kemasan berisi produk

yang dilakukan oleh Kelompok Tani

dengan ukuran yang sama. Sehingga

Katata. Keempat komoditas memiliki

diantara satu kemasan dengan yang

pola simpan yang berbeda, diantaranya

lainnya memiliki karakteristik ukuran

adalah 1-2 hari untuk wortel, 2 hari untuk

produk yang berbeda pula. Perencanaan

tomat dan buncis, dan 3-4 bulan pada

produk senilai Rp 5.000,- per pack

kentang.

dilakukan dengan tujuan menghasilkan

terdapat beberapa perlakuan diantaranya

produk hasil panen on grade untuk

adalah dengan penyimpanan di ruang

Rp 5.000,- per pack

yang kering dan tertutup, disimpan di

dengan jumlah produk lolos sortir sebesar

dalam keranjang, dan ditutup kain hitam

95% dan tidak dalam bentuk off grade

untuk kentang agar tidak terjadi greening.

produk

jumlah

Sistem produksi yang diberlakukan oleh

permintaan dari Giant Supermarket yang

Kelompok Tani Katata untuk produk

membutuhkan

reguler, dapat dilihat pada diagram pada

produk senilai

reguler.

Melihat

jumlah

pasokan

dan

pada

pemanenan

untuk

Pada

gambar berikut:

produksi yang kontinu dengan kuantitas
dan kualitas yang telah disepakati, maka
diperlukan perencanaan produksi yang
optimal pada komoditas buncis, tomat,
wortel, dan kentang.

95

dapat

proses

yang

akan

memenuhi

penyimpanan

Perencanaan Sist
istem Produksi Pada Manajemen Rantai Pasok
sok S
Sayuran
ANG
GGITA KHARISMA, TOMY PERDANA
otasi tanaman. Rotasi
dalam perlakuan rotasi
tanaman ditentukann bberdasarkan siklus
famili dari kedua
tanam, perbedaan fa
danya perbedaan pada
komoditas, dan adany
menyerang kedua
hama yang dapat m
usahakan.
komoditas yang diusa
hingga

ata
Katata

kini

Namun,

masih

belum

anaan luasan tanam
mempunyai perencana
yang sesuai dengan
dan rotasi tanam yan
senilai Rp 5.000,- per
permintaan produk seni
pack.
ebutuhan Benih
2.3.2. Penentuan Keb
kebutuhan
ke

Penentuan

benih

emaksimalkan hasil
dilakukan untuk mem
dari Kelompok Tani
yang akan diperolehh da

Gambar 4. Sistem Produksii P
Produk Reguler

benih diperoleh dari
Katata. Ketersediaann be
dari

Katata.

Penentuan luas tana
nam dan rotasi

mbangkan beberapa
Katata mengemba

tanaman di Katata dilakuka
kan berdasarkan

andiri dari biji pada
benihnya secara mandi

permintaan dari mitra aataupun hasil

kentang di lahan di
kentang. Karena kent

perhitungan dari keberaga
agaman produk

uk bibit. Perlakukan
tanam dalam bentuk

yang akan dipasarkan. P
Pola perilaku

kukan di tempat yang
pembibitan dilakukan

tersebut tergambar dengan
gan adanya garis

han produksi. Benih
berbeda dengan lahan

putus-putus pada Gambarr 12. Kelompok

unakan oleh Katata
wortel yang digunak

ngadaan produk
Tani Katata dalam penga

adalah

petani mitra saat
terkadang diperoleh dari pe

benih

erusahaan mitra
target pasokan untuk perusa

yang

Sedangkan

tuan luas tanam
permitra saat itu. Penentua

ortel
worte

Sibayak

yang

kukan
dilakuka
untuk

oleh

Katata.

komoditas
ko

lainnya

valurro dan larissa
diantaranya adalah val

rmintaan. Selain
dilakukan berdasarkan perm
beberapa

benih

gembangan produksi
merupakan hasil penge

ampu memenuhi
petani anggota tidak mam

terdapat

diantaranya

dari Kelompok Tani
penangkar benih dann da

Tanam

itu,

sumber,,

beberapa

2.3.1. Penentuan Luas
as dan Rotasi

pertimbangan

96

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 89-104
untuk tomat, baby kenya bean untuk

0,14 ha membutuhkan waktu sekitar

buncis, dan granola L untuk kentang.

empat hari dengan tenaga kerja sebanyak

2.3.3. Persiapan

3-4 orang tenaga kerja pria.

dan

Pengolahan

Kegiatan

Lahan

pengolahan

lahan

Persiapan lahan merupakan salah

selanjutnya adalah pengaplikasian pupuk

satu komponen penting dalam budidaya

kandang, kimia, 4 kg Nematisida, dan

untuk

produksi

yang

satu set dekomposer. Lahan seluas 100

persiapan

lahan

tumbak atau 1400 m2 membutuhkan

terdiri atas beberapa proses diantaranya

pupuk kandang,, NPK, dan SP-36 yang

adalah pengolahan tanah, pembuatan alur

berbeda beda. Untuk tomat membutuhkan

tanam atau garit, pemberian pupuk,

5 ton pupuk kandang, 100 kg NPK, dan

aplikasi

100

menghasilkan

maksimal.

Kegiatan

dekomposer,

pembumbunan,

kg

SP-36.

Untuk

buncis

penghalusan guludan, dan pemasangan

membutuhkan 2,5 ton pupuk kandang, 50

mulsa.

kg NPK, dan 100 kg SP-36. Untuk
tanah

kentang membutuhkan 5 ton pupuk

dilakukan dengan pencangkulan dan

kandang dan 200 kg. Kemudian untuk

penggunaan

kegiatan

wortel membutuhkan 500 kg pupuk

pengolahan tanah dilakukan berbarengan

kandang dan masing-masing 25 kg NPK

dengan pembuatan alur tanam atau garit

dan SP-36.

Kegiatan

pengolahan

traktor.

Pada

Pengaplikasian pupuk dengan cara

dengan ukuran lebar garit dan lebar parit
setiap

ditaburkan secara merata pupuk kandang

komoditas tetapi dengan panjang yang

terlebih dahulu pada lahan yang telah

disesuaikan dengan plot lahan dan tinggi

dibuat bedengan, kemudian disempot

25 cm. Lebar garit untuk kentang adalah

dekomposer

80 cm dan lebar parit 20 cm, tomat

menggunakan traktor ataupun cangkul.

dengan lebar garit 120 cm dan lebar parit

Kemudian setelah pengomposan selama

40 cm, wortel 60 cm dengan lebar parit

seminggu ditambahkan pupuk kimia pada

20 cm, dan buncis dengan lebar garit 100

lahan dan ditaburkan nematisida.

yang

berbeda

beda

untuk

Perlakuan

cm dengan lebar parit 40 cm. Kegiatan
persiapan
pengolahan

lahan

yang

tanah

dimulai

sampai

dan

diberlakukan

dari

diolah

selanjutnya
pembumbunan

lagi

adalah
dan

penghalusan guludan agar tanah kembali

dengan

rata.

pembuatan alur tanam untuk luasan lahan

97

Setelah

pembumbunan,

Perencanaan Sistem Produksi Pada Manajemen Rantai Pasok Sayuran
ANGGITA KHARISMA, TOMY PERDANA
Kegiatan

diberlakukan penghalusan guludan agar

penyiraman

dilakukan

tanah kembali rata dan pemasangan

sesuai dengan cuaca, yang mana pada

mulsa sebanyak 2 rol (@rol = 60/120 x

musim

600 m x 0,35 mm) untuk lahan seluas

penyiraman sama sekali dan jika musim

1400 m2. Pemasangan mulsa dilakukan

kemarau dilakukan rata rata 3-4 hari

saat

sekali dan 1-2 hari sekali pada awal

cuaca

sedang

panas

untuk

hujan

tidak

ada

kegiatan

penanaman.

memudahkan pemasangan.

Kegiatan

2.3.4. Penanaman

penyiangan

pada

umumnya dilakukan saat daun terluar

Penanaman bibit diawali dengan
pembuatan

lubang

tanam

berupa

dari pohon belum menyentuh tepi luar

pemberian

lubang

pada

mulsa

pemasangan ajir dilakukan pada masa

menggunakan anglo yang merupakan alat

awal tanaman. Penyiangan dilakukan

pelubang mulsa. Kemudian dilanjutkan

sekitar lubang tanam dan pada pair

oleh penanaman bibit atau benih yang

dengan

telah di bibitkan sebelumnya pada tempat

dilakukan setelah kegiatan penyiangan

yang berbeda. Pada satu lubang mulsa

dengan pemasangan di tepi plastik mulsa.

diisi satu bibit atau benih tanaman. Pada

Pemasangan ajir dilakukan dengan tujuan

kentang, bibit yang digunakan untuk

agar

luasan lahan sebesar 1.400 m2 adalah

tanaman

4000 populasi bibit untuk kentang.

menyulitkan waktu panen dan buah tidak

Sedangkan untuk buncis ditanam dalam

akan kotor terkena tanah. Kegiatan

bentuk benih yaitu sebanyak 4 kg, wortel

pengendalian susulan dilakukan pada

0.5 kg, dan tomat 2 pack benih.

pupuk daun atau yang juga merupakan

2.3.5. Pemeliharaan

pestisida dengan jumlah maksimal 6 kali

hati-hati.

saat

tanaman
tidak

pemupukan

Kegiatan pemeliharaan merupakan

Pemasangan

tumbuh

rebah

dan

susulan.

ajir

tinggi,
akan

Interval

paling

penyemprotan pupuk daun pada setiap

berpengaruh pada kualitas dan kuantitas

tanaman berbeda beda yaitu 4-6 kali

tanaman pada saat panen. Kegiatan

dalam satu musim tanam dengan alokasi

pemeliharaan

berupa

pemupukan,

25 drum pestisida untuk luasan 0,14 ha.

penyiraman,

penyiangan,

pemasangan

ajir,

pengendalian

Organisme

salah

satu

dan

kegiatan

yang

Selain

itu,

pada

proses

pemeliharaan terdapat proses yang hanya
dilakukan

Pengganggu Tanaman (OPT).

98

untuk

wortel

yaitu

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 89-104
penjarangan.
setelah

Penjarangan

tumbuh

daun

dan kemudian diangkut ke packing

dilakukan

pada

house. Di tempat packing house, sayuran

wortel.

sortase

Penjarangan dilakukan dengan tujuan

ditimbang

wortel dapat tumbuh subur dan tinggi dan

kembali dan ditulis di nota sesuai jumlah

dilakukan pada tanaman yang terlalu

yang

panjang

sayuran kemudian dicuci dan di-sortase

dan

pendek.

Penjarangan

untuk

didapat.

kemudian

Setelah

prinsipnya dilakukan untuk mengurangi

kembali dan di-wrap.

banyaknya tanaman

2.3.8. Pengadaan
Pengadaan merupakan salah satu

2.3.6. Panen
Kegiatan

penimbangan,

panen

pada

proses

masing

vital

pada

sistem

produksi.

masing komoditas memiliki waktu yang

Pengadaan berhubungan dengan pola

berbeda beda, diantaranya adalah panen

pasokan yang dilakukan Kelompok Tani

komoditas wortel dilakukan 100 hari

Katata berdasarkan hasil produksi yang

setelah

tomat

mampu dipeoleh petani sesuai dengan

dilakukan 130 hari setelah tanam, buncis

permintaan pada produk senilai Rp

70 hari setelah tanam, dan kentang 110

5.000,-. Selama ini pengadaan produk

hari setelah tanam.

diambil dari hasil produk off grade untuk

tanam,

komoditas

produk

Cara pemetikan dari masing masing

reguler.

Dalam

memenuhi

tanaman berbeda-beda. Untuk tanaman

permintaannya, Kelompok Tani Katata

wortel dan kentang dilakukan dengan

memperoleh produk baik dari petani

cara menarik tangkai beserta daun secara

anggota ataupun petani mitra. Jumlah

perlahan-lahan dengan bantuan cangkul

transaksi yang dilakukan dengan petani

untuk mengeluarkan umbi. Pencangkulan

mitra ini tidak menentu karena tergantung

dilakukan secara berhati-hati agar tidak

dengan situasi.

merusak umbi. Sedangkan untuk buncis

2.3.9. Pemasaran

dan tomat dipetik secara hati-hati dari

Kegiatan

pemasaran

dilakukan

tangkainya.

berdasarkan kontrak yang telah dibentuk

2.3.7. Pasca Panen

diantara Katata dengan perusahaan mitra.

Kegiatan pasca panen dimulai dari

Katata akan mengirimkan jumlah barang

penyusunan dan sortase tahap satu oleh

sesuai permintaan dari perusahaan mitra.

petani ke dalam keranjang seukuran berat

Namun,

25kg dengan rapih tidak terlalu penuh

produk senilai Rp 5.000,- per pack yang

99

terdapat

pengecualian

pada

Perencanaan Sistem Produksi Pada Manajemen Rantai Pasok Sayuran
ANGGITA KHARISMA, TOMY PERDANA
mana meskipun Katata tidak mampu

jenis pola tanam dimana dilakukan

memenuhi

Giant

penanaman lebih dari satu jenis tanaman

Supermarket, namun tidak diberlakukan

yang tidak sefamili secara bergilir pada

sanksi apapun.

satu luasan lahan dalam satu musim

permintaan

dari

tanam dengan urutan waktu tertentu
2.4. Usulan perbaikan Sistem Produksi

dengan tujuan memutus siklus hidup

Usulan perbaikan sistem produksi

hama dan penyakit tanaman. Mohler

yang dapat mendukung Kelompok Tani

(2009) juga menyebutkan bahwa rotasi

Katata dalam memenuhi permintaan dari

tanam yang baik adalah kemampuan

Giant Supermarket untuk produk senilai

menyeimbangkan

Rp 5.000,- per pack dimulai dari proses

peluang pasar dan manajemen logistik,

penentuan lahan tanam dan rotasi tanam

manajemen

yang sesuai dengan penjadwalan yang

tanaman secara biologis. Rotasi tanam

merupakan hasil model optimasi pada

yang dapat dilakukan untuk memenuhi

lampiran hingga proses pasca panen.

permintaan pada keempat komoditas

Proses penentuan lahan tanam dan rotasi

adalah:

tanam merupakan proses vital dalam

a.

usaha

operasi,

tani

dan

sesuai

pemilihan

Tomat dengan buncis

pemenuhan permintaan karena luasan

Rotasi tanam yang dapat dilakukan

lahan dan kombinasi rotasi tanam akan

antara tomat dengan buncis sesuai

menentukan

model

hasil

yang

mampu

optimasi

adalah

tomat

diproduksi. Berikut adalah perencanaan

terlebih dahulu ditanam sebelum

sistem produksi optimal yang dapat

buncis

diterapkan di Katata:

dirotasikan kembali sesuai dengan

2.4.1.

Penentuan Luas dan Rotasi

siklus

Tanam

kemudian buncis. Luas total lahan

Penentuan

rotasi

tanam

tanaman

yang

awal

yang

kemudian

yaitu

tomat

dibutuhkan

dapat

lagi

untuk

dilakukan untuk dapat menyesuaikan

keduanya adalah 0.29 ha dengan 33

permintaan pasar, dalam hal ini pola

plot lahan seluas 86.33 m2. Secara

pemenuhan dan pengadaan barang dan

teknis, penanaman yang dilakukan

menyeimbangkan

per minggu adalah penanaman per

kondisi

tanah.

satu plot lahan.

Sukmana (2012) menyebutkan bahwa
rotasi tanaman merupakan salah satu

100

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 89-104
b.

Buncis dengan wortel

kekurangan benih pada saat penyulaman

Kombinasi rotasi tanam kedua yang

dan juga pada saat sortase benih. Total

dapat

benih yang diperlukan dalam satu tahun

dilakukan

adalah

buncis

dengan wortel yang mana buncis

masa produksi adalah:

ditanam terlebih dahulu lalu setelah

a. Buncis = 150.000 benih

satu siklus kemudian dilakukan

b. Tomat = 22.400 benih

penanaman wortel begitupun pada

c. Wortel = 350.000 benih

siklus selanjutnya. Luas total lahan

d. Kentang = 30.000 benih

tanam

2.4.3. Persiapan

yang

dibutuhkan

untuk

keduanya adalah 0,97 ha dengan

Pengolahan

Lahan
Pada

total plot lahan 27 plot dengan

c.

dan

umumnya

secara

teknis

luasan per plot 361,1m2.

perlakuan persiapan

Kentang dengan buncis

lahan

Rotasi tanam yang dapat dilakukan

dengan perlakuan pada produk reguler.

antara

kentang

sesuai

model

yang

dan pengolahan

dilakukan

adalah

sama

dengan

buncis

Perbedaan antara produk reguler dan

optimasi

adalah

produk senilai Rp 5.000,- per pack

kentang ditanam terlebih dahulu

terletak pada alokasi sumber daya yang

ditanam

yang

dibutuhkan. Kegiatan persiapan lahan

kemudian pada siklus selanjutnya

hingga pembuatan alur tanam untuk

ditanam

dan

masing masing kombinasi dilakukan

buncis. Luas total lahan tanam yang

secara bersamaan pada keseluruhan lahan

dibutuhkan untuk keduanya adalah

pada

adalah 0.45 ha dengan total plot

dilakukan per luasan plot lahan untuk

lahan yang dibutuhkan adalah 29

mengurangi pengeluaran.

sebelum

kembali

buncis

kentang

awal

Perlakuan

plot dengan luasan masing- masing
plot 154,7 m

masa

2.

penghalusan

tanam

dan

pembumbunan

guludan

sama

tidak

dan
dengan

perlakuan produk reguler. Sedangkan

2.4.2. Penentuan Kebutuhan Benih
digunakan

alokasi jumlah mulsa yang dipasang

untuk menanam benih merupakan jumlah

adalah 8 rol untuk tomat, 12 rol untuk

benih

kentang, 40 rol untuk buncis, dan 28 rol

Jumlah

yang

benih

yang

dibutuhkan

dengan

untuk wortel.

penambahan 25% dari total kebutuhan
benih sesungguhnya untuk mencegah

101

Perencanaan Sistem Produksi Pada Manajemen Rantai Pasok Sayuran
ANGGITA KHARISMA, TOMY PERDANA
proses

2.4.4. Penanaman

pemeliharaan

terkait

dengan

Proses penanaman benih atau bibit

jumlah pestisida yang dibutuhkan, berikut

diawali dengan pembuatan lubang tanam

adalah jumlah yang dibutuhkan untuk

berupa pemberian lubang pada mulsa

masing-masing komoditas untuk satu

menggunakan anglo yang merupakan alat

tahun:

pelubang mulsa. Pada satu lubang mulsa

a. Buncis = 200 drum

diisi satu bibit atau benih tanaman. Proses

b. Tomat = 200 benih

penanaman dilakukan setelah 2 MST.

c. Wortel = 70 benih

Secara

d. Kentang = 102 benih

teknis

penanaman

dilakukan

sesuai plot lahan yang dibutuhkan pada

2.4.6. Panen

minggu tersebut Untuk memudahkan

Kegiatan panen untuk memenuhi

perhitungan plot lahan bagi petani maka

kebutuhan dari Giant Supermarket mulai

penanaman disesuaikan dengan jumlah

dari waktu panen dan jumlah luasan

benih yang dibutuhkan per satuan plot

lahan yang dipanen dilakukan sesuai

lahan. Alokasi benih per plot yang

model

dibutuhkan untuk masing – masing

memiliki waktu dan volume panen yang

komoditas adalah sebagai berikut:

berbeda di setiap minggunya namun

a. Buncis = 3.523 benih

memiliki

hasil

yang

sesuai

dengan

b. Tomat

volume

permintaan

dari

Giant

= 740 benih

optimasi.

Setiap

komoditas

c. Wortel = 3.097 benih

Supermarket. Kegiatan panen pada tomat

d. Kentang = 826 benih

untuk satu luasan plot lahan dalam satu

2.4.5. Pemeliharaan

siklus dapat dipanen enam minggu
kegiatan

berturut-, buncis dapat dipanen 3 minggu

pemeliharaan dilakukan sama dan sesuai

berturut-, sedangkan wortel dan kentang

dengan pemeliharaan produk reguler.

dipanen satu minggu sekali.

Secara

teknis

proses

Kegiatan penyiraman dilakukan sesuai
dengan cuaca, yang mana pada musim

2.4.7. Pasca Panen, Pengadaan, dan

hujan tidak ada kegiatan penyiraman

Pemasaran

sama sekali dan jika musim kemarau

Kegiatan pasca panen, pengadaan,

dilakukan rata rata 3-4 hari sekali dan 1-2

dan pemasaran dilakukan sesuai dengan

hari

penanaman.

prosedur pada produk reguler. Proses

Alokasi input yang dibutuhkan dalam

pasca panen meliputi sortase hingga

sekali

pada

awal

102

MIMBAR AGRIBISNIS
Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2017. 3(2): 89-104
pengangkuan ke packing house. Karena

belum memiliki prosedur sistem produksi

produk senilai Rp 5.000,- per pack ini

untuk produk senilai Rp 5.000,- per pack

tidak memiliki spesifikasi ukuran khusus

sehingga pengadaan produk merupakan

sehingga produk ini

memiliki total

hasil dari produk off grade dari produk

persentase lolos sortir yang lebih banyak

reguler yang volumenya berfluktuatif dan

dibandingkan dengan produk reguler

menyebabkan

yaitu 95% dengan jumlah 5% defect.

penurunan service level.

Katata

mengalami

Namun untuk menghindari kekurangan

Perencanaan sistem produksi yang

volume pasokan, hasil model optimasi

dapat mendukung Kelompok Tani Katata

telah

penyesuaian

dalam memenuhi permintaan dari Giant

jumlah defect sebesar 5%. Di tempat

Supermarket dengan penjadwalan pola

packing

ditimbang

penanaman dan pengalokasian sumber

sayuran kemudian dicuci dan di sortase

daya dan input sesuai yang dibutuhkan

kembali dan di-wrap lalu dikirimkan oleh

pada masing masing proses dalam sistem

pihak Katata ke masing-masing cabang

produksi. Pengalokasian input meliputi

Giant sesuai kesepakatan.

penentuan

dibentuk

house,

dengan

sayuran

luas

tanam,

penentuan

kebutuhan benih, penentuan penanaman
PENUTUP

bibit atau benih per minggu, penentuan

Kesimpulan

kebutuhan bahan untuk pemeliharaan,

Kesimpulan

yang

penentuan waktu panen, hingga kegiatan

didapatkan

pasca panen.

berdasarkan dari hasil penelitian yaitu
sistem produksi yang diadopsi Kelompok
Tani Katata untuk memenuhi permintaan

Saran

dari Giant Supermarket terhadap produk

Berdasarkan hasil dari penelitian

senilai Rp 5.000,- per pack belum

ini, Kelompok Tani Katata perlu merubah

optimal. Karena sistem produksi yang

sistem

diterapkan merupakan sistem produksi

pengadaan barang, dan mengalokasikan

yang direplikasi dari sistem produksi

input sesuai dengan permintaan dari

produk

Giant Supermarket.

reguler

yang

menyebabkan

Kelompok Tani Katata belum mampu
memenuhi

permintaan

dari

Giant

Supermarket. Kelompok Tani Katata

103

produksinya,

dalam

hal

ini

Perencanaan Sistem Produksi Pada Manajemen Rantai Pasok Sayuran
ANGGITA KHARISMA, TOMY PERDANA
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih disampaikan
kepada Kelompok Tani Katata yang telah
memberikan

izin

untuk

melakukan

penelitian ini. Terima kasih kepada Kang
Kusnandar, selaku mahasiswa program
doktor di Delft Technology of university
selaku mentor yang telah membantu
dalam memahami mengenai tema yang
dibahas dan proses pendekatan sistem.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2014. Data
Produksi Tanaman Sayuran 2014.
Eriyatno.
2003.
Ilmu
Sistem:
Meningkatkan Mutu dan Efektivitas
Manajemen. Bogor: IPB Press.
Kementerian Kesehatan. 2013. Hasil
Riset
Kesehatan
Dasar
Kementerian Kesehatan (2013).
Mohler, L.C., dan Johnson. S.E. 2009.
Crop Rotation on Organic Farms:
A Planning Manual. New York:
NRAES.
Simchi-Levi, D., Kaminsky, P., dan
Simchi-Levi, E., 2003. Designing
and Managing the Supply Chain:
Concepts, Strategies, and Case
Studies, McGraw- Hil.
Sukmana, W.A. 2012. Pola Tanam.
Jakarta: Wedetama Widya Sastra

104

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25