RKPD 2012.rar RKPD_2012_2

(1)

TABEL I I .4

ARAHAN KAWASAN LI NDUNG KOTA SURAKARTA TAHUN 2030

No.

Fungsi Kawasan

Kriteria

Luas

Kawasan

( Ha)

Cagar Budaya

Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau

bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa

gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap

mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan benda alam yang dianggap

mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan

Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan

94,67

Taman Pemakaman

Umum (TPU)

Kedalaman muka air tanah lebih dari 10 m terhadap permukaan lahan setempat

Kelerengan kurang dari 15%

54,63

Sempadan sungai

Sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul di luar kawasan perkotaan dan 3 m di sebelah

luar sepanjang kaki tanggul di dalam kawasan perkotaan

Sekurang-kurangnya 100 m di kanan kiri sungai besar dan 50 meter di kanan kiri sungai kecil yang tidak

bertanggul di luar kawasan perkotaan

Sekurang-kurangnya 10 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 m

Sekurang-kurangnya 15 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 m sampai

dengan 20 m

Sekurang-kurangnya 30 m dari tepi sungai untuk sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 20 m

Sekurang-kurangnya 100 m dari tepi sungai untuk sungai yang terpengaruh oleh pasang surut air laut, dan

berfungsi sebagai jalur hijau

302,74

Ruang Terbuka

Hijau (RTH)

Bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung

manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika

Memberikan pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan;

Sebagai pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara;

Sebagai tempat perlindungan plasma nuftah dan keanekaragaman hayati;

Sebagai pengendali tata air; dan

Sebagai sarana estetika

56,46

Luas

508,49


(2)

SEBARAN ARAHAN KAWASAN LI NDUNG KOTA SURAKARTA TAHUN 2030

No.

Arahan Pola Ruang Kaw asan

Lindung

Bagian Wilayah Kota ( BWK)

Kota

Surakarta

BWK I

BWK

I I

BWK

I I I

BWK

I V

BWK V

BWK

VI

1

Lindung Cagar Budaya

68.93

15.65

-

-

-

10.09

94.67

2

Taman Pemakaman Umum (TPU)

-

-

18.11

9.57

26.94

-

54.63

3

Ruang Terbuka Hijau

5.55

20.95

-

-

23.41

6.55

56.46

4

Sempadan Sungai

54.85

26.60

57.00

42.29

100.49

21.51

302.74

Luas Kaw asan Lindung

129.33

63.19

75.12

51.86

150.84

38.16

508.49

Sumber : Bappeda Kota Surakarta, 2010.


(3)

2)

Potensi Pengembangan Wilayah

Terkait sistem pusat pelayanan dalam RTRW Kot a

Surakarta 2007 – 2027 yang menetapkan bahwa Kot a

Surakarta terdiri dari enam bagian wilayah kota (BWK)

maka sesuai dengan arahan dalam Peraturan Menteri

Pekerjaan

Umum

Nomor

17/ PRT/ M/ 2009

Tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kot a

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

a)

Kota Surakarta terdiri dari 1 (Satu) Pusat Kota yang

membawahi beberapa Sub Pusat Kota.

b)

Mempertimbangkan bahwa Kota Surakarta sudah

dibagi menjadi 6 ( enam) Bagian Wilayah Kota (BWK) ,

maka keberadaan ke-6 BWK tersebut dipertegas

dengan penentuan pusat BWK nya sebagai Sub Pusat

Kota.

c)

Masing-masing

Sub

Pusat

Kota

tersebut

lebih

diperjelas dengan pemberian arahan fungsi

masing-masing.

d)

Setiap Sub Pusat Kota dengan wilayah pelayanannya

dibagi kembali menjadi beberapa Pusat Lingkungan.

TABEL I I .6

ARAHAN SUB PUSAT KOTA DAN FUNGSI SUB PUSAT

KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 – 2030

1

I

930,63

1 KEC. JEBRES

92,11

Pariwisata Budaya

2 KEC. LAWEYAN

120,87

Perdagangan dan Jasa

3 KEC. PASAR KLIWON

424,60

Olah Raga / RTH

4 KEC. SERENGAN

293,05

Keuangan

2

II

848,45

1 KEC. BANJARSARI

129,11

Pariwisata

2 KEC. LAWEYAN

719,34

Olah Raga / RTH

3

III

800,44

1 KEC. BANJARSARI

800,44

Permukiman, Perdagangan/ Jasa

4

IV

629,38

1 KEC. BANJARSARI

114,99

Permukiman

5

V

671,66

1 KEC. BANJARSARI

24,39

Pariwisata

6

VI

523,51

1 KEC. BANJARSARI

399,46

Pemerintahan

2 KEC. JEBRES

48,32

Pariwisata Budaya

3 KEC. LAWEYAN

31,50

Perdagangan/Jasa

4 KEC. PASAR KLIWON

44,23

Keuangan

4.404,06

Sumber : Analisis, 2009

Sub Pusat Pelayanan

Kota

KECAMATAN /

KELURAHAN

ARAHAN FUNGSI BWK

L U A S

( Ha )

No.


(4)

TABEL I I .7

ARAHAN SEBARAN PENDUDUK KOTA SURAKARTA

1

I

138.544 145.629 153.524 162.403

2

II

107.513 113.011 119.138 126.028

3

III

115.704 121.621 128.214 135.629

4

IV

101.693 106.893 112.688 119.205

5

V

75.815 79.692 84.013 88.872

6

VI

69.335 72.881 76.832 81.276

608.604

639.726

674.408

713.412

Sumber : Analisis, 2009]

ARAHAN DISTRIBUSI PENDUDUK (JIWA)

No.

2020

KOTA SURAKARTA

Sub Pusat

Pelayanan Kota

2025

2030


(5)

GAMBAR 2.2

PETA RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA SURAKARTA


(6)

banjir sebagai akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo.

Beberapa langkah perencanaan yang ditempuh oleh

pemerintah kota Surakarta meliputi :

a)

Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Peningkatan

Partisipasi Masyarakat

b)

Pembangunan Fasilitas Peringatan Dini ( early warning)

dan mekanisme tanggap darurat bencana banjir.

c)

Penepatan Jalur Pengungsian yang Aman

Di samping langkah-langkah tersebut di atas, beberapa

upaya non struktural yang ditempuh adalah :

a)

Konservasi tanah dan air di DAS hulu untuk menekan

besarnya

aliran

permukaan

dan

mengendalikan

besarnya debit puncak banjir serta pengendalian erosi

untuk mengurangi pendangkalan/ sedimentasi di dasar

sungai.

b)

Pengelolaan dataran banjir (flood plain management)

berupa penataan ruang dan rekayasa di dataran banjir

yang diatur dan menyesuaikan sedemikian rupa

sehingga risiko/ kerugian/ bencana yang timbul apabila

tergenang banjir sekecil mungkin (flood risk/ flood

damage management).

c)

Penataan ruang dan rekayasa di DAS hulu (yang

dengan

pertimbangan

tertentu

kemungkinan

ditetapkan menjadi kawasan budidaya) sedemikian

rupa sehingga pembudidyaan/ pendayagunaan lahan

tidak merusak kondisi hidroorologi DAS dan tidak

memperbesar debit dan masalah banjir.

d)

Penanggulangan

banjir

(flood

fighting)

untuk

menekan besarnya bencana dan mengatasinya secara

darurat. Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan

satkorlak penanggulangan banjir, yang dilaksanakan

sebelum kej adian banjir (meliputi perondaan dan

pemberian peringatan dini kepada masyarakat yang

tinggal di daerah rawan banjir/ dataran banjir), pada

saat kej adian banjir berupa upaya penyelamatan,

pengungsian penutupan tanggul yang bocor dan atau

limpas, maupun kegiatan pasca banjir yang berupa


(7)

penanganan darurat perbaikan kerusakan akibat

banjir.

e)

Penerapan sistem prakiraan dan peringatan dini untuk

menekan besarnya bencana bila banj ir benar-benar

terjadi.

Upaya

ini

untuk

mendukung

kegiatan

penanggulangan banjir.

f)

Flood proofing yang dilaksanakan sendiri baik oleh

perorangan,

swasta

maupun

oleh

kelompok

masyarakat untuk mengatasi masalah banjir secara

lokal, misalnya di kompleks perumahan/ real estate,

industri, antara lain, dengan membangun tanggul

keliling, polder dan pompa, serta rumah panggung.

g)

Peran masyarakat yang didukung penegakan hukum

antara lain dalam menaati ketentuan menyangkut

tata ruang dan pola pembudidayaan dataran banjir

dan DAS hulu, menghindarkan terjadinya penyempitan

dan pendangkalan alur sungai akibat sampah padat

maupun bangunan/ hunian dan tanaman di daerah

sempadan sungai.

h)

Penetapan sempadan sungai yang didukung dengan

penegakan hukum. Dasar hukum yang dapat dipakai

sebagai acuan adalah Peraturan Menteri PU No. 63

Tahun 1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah

Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan

Bekas Sungai. Pada setiap sungai harus ditetapkan

batas sempadannya yang diatur dengan Peraturan

Daerah.

i)

Penyuluhan

dan

pendidikan

masyarakat

lewat

berbagai media menyangkut berbagai aspek dalam

rangka meningkatkan pemahaman, kepedulian dan

perannya.

j)

Penanggulangan kemiskinan (poverty alleviation) .

Masyarakat miskin di perkotaan banyak yang terpaksa

menghuni daerah sempadan sungai yang seharusnya

bebas

hunian

karena

sangat

membahayakan

keselamatan jiwanya; demikian pula masyarakat

petani lahan kering di DAS hulu pada umumnya miskin

sehingga kesulitan untuk melaksanakan pola bercocok

tanam yang menunjang upaya konservasi tanah dan

air.


(8)

(9)

f.

Demografi

Jumlah penduduk Kota Surakarta tahun 2010 tercatat

sebanyak 499.337 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk pada

tahun 2009 sebesar 525.505 jiwa, terjadi penurunan jumlah

penduduk sebesar (-28.865) j iwa atau mengalami penurunan

sebesar -5,46% .

Menurut laporan BPS Data Sosial Ekonomi Nasional

(SUSENAS) 2011, laju pertumbuhan penduduk I ndonesia

tahun 2009-2010 secara nasional termasuk kategori tinggi,

yaitu sebesar 1,4% , sedangkan laju pertumbuhan penduduk

Provinsi

Jawa

Tengah

sebesar

0,37% ,

sedangkan

pertumbuhan penduduk Kota Surakarta sedikit lebih rendah

dibanding rata-rata nasional, tetapi j auh lebih tinggi dibanding

laju pertumbuhan penduduk provinsi.

TABEL I I .8

PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA SURAKARTA

TAHUN 2005- 2009 ( Dalam Satuan Orang/ Jiw a Dan Persen)

Tahun

Jumlah Penduduk

Pertambahan Jiwa

dari kurun waktu

sebelumnya

Pertumbuhan

Penduduk

(1)

(2)

(3)

(4)

2006

512.898

-21.642

-4,05

2007

515.372

2.474

0,48

2008

522.935

7.563

1,47

2009

528.202

5.267

1,01

2010

499.377

-28.865

-5,46

Sumber : BPS Kota Surakarta Dalam Surakarta Dalam Angka 2007-2010

TABEL I I .9

SEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK

KOTA SURAKARTA TAHUN 2009 – 2010

NO

KEC

LUAS

(Km

2

)

JUMLAH PENDUDUK

KEPADATAN PENDUDUK

2007

2008

2009

2010

2007

2008

2009

2010

1

LAWEYAN

8.64

109.447

109.930

110.555

111.163

12.667

12.723

12.796

12.866

2

SERENGAN

3.19

63.429

63.558

63.659

64.280

19.884

19.899

19.956

20.151

3

PS. KLIWON

4.82

87.508

87.980

88.044

88.994

18.155

18.272

18.266

18.463

4

JEBRES

12.58

143.289

142.292

143.319

144.393

11.390

11.311

11.393

11.478

5

BANJARSARI

14.81

161.247

162.093

175.272

177.208

10.888

10.945

11.835

11.965

44,04

564.920

565.853

580.849

586.839

12.827

12.849

13.189

13.307


(10)

orang per km

2

. Kepadatan rata-rata 100 – 300 j iwa per km

2

termasuk kategori kepadatan sedang, sedangkan kepadatan

penduduk Kota Surakarta rata-rata tahun 2007-2010 sebesar

13.043 orang per km

2

, termasuk kategori kepadatan tinggi.

Namun demikian, apabila dikaitkan dengan ada kaitan antara

kemajuan suatu bangsa dengan laju pertumbuhan penduduk,

termasuk derajat kesehatan, bangsa yang sudah maju

ditandai dengan laju pertumbuhan penduduk yang lebih kecil,

angka harapan hidup yang lebih tinggi dan kualitas pelayanan

sosial yang lebih baik. Secara keseluruhan kualitas sumber

daya manusia yang makin baik akan tercermin dalam

produktivitas yang makin tinggi (RPJPN, 2005-2025; hal 37).

Dari Tabel I I .10 komposisi kelompok umur penduduk kota

Surakarta usia 25 – 34 tahun - yaitu kelompok pencari kerja

aktif - merupakan jumlah terbesar. Kondisi ini membawa

konsekuensi kebijakan perlunya penciptaan lapangan kerj a

dan

peningkatan

penyerapan

pencari

kerja.

Upaya

pengembangan kewirausahaan baru dan pengembangan

ekonomi kerakyatan menjadi pilihan potensial untuk menjadi

fokus perencanaan pembangunan ketenagakerjaan Kot a

Surakarta.

TABEL I I .10

DATA PENDUDUK KOTA SURAKARTA

BERDASARKAN KELOMPOK UMUR TAHUN 2007 – 2010

No

Kelompok

Umur

2007

2008

2009

2010

1.

0-4

36.464

35.323

34.496

36.387

2.

5-9

40.492

39.825

41.310

37.559

3.

10-14 (0-14)

44.096

35.317

40.815

38.034

4.

15-19

46.428

43.138

43.741

46.760

5.

20-24

48.972

57.833

54.427

48.073

6.

25-29

41.976

49.076

43.981

44.158

7.

30-34

42.824

41.487

37.659

41.088

8.

35-39

39.008

39.826

41.787

37.612

9.

40-44

37.948

38.642

41.298

37.217

10.

45-49

40.916

35.086

39.605

34.178

11.

50-54

29.044

30.815

35.477

30.235

12.

55-59

19.080

25.127

25.746

23.265

13.

60-64 (15-64)

13.780

17.543

14.575

14.633

14.

(> 65)

34.344

33.896

33.285

30.138

Jumlah

515.372

522.934

528.202

499.337


(11)

Dari

gambaran

demografis

di

atas

permasalahan

pengendalian laju penduduk, dan keseimbangan penduduk

tumbuh seimbang perlu diupayakan. Dengan demikian

program

dan

kebijakan

pembangunan

yang

pro

kependudukan perlu diperhatikan.

2. Aspek

Kesejahteraan

Masyarakat

dan

Pemerataan

Ekonomi

a.

Pertumbuhan PDRB

PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau

merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan

oleh seluruh unit ekonomi. Penyajian PDRB dihitung

berdasarkan harga berlaku dan harga konstan. PDRB atas

dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan

jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan.

Nilai PDRB harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan

sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah

pergeseran dan struktur perekonomian daerah. Sedangkan

PDRB atas dasar harga konstan dapat mencerminkan

perkembangan riil ekonomi secara keseluruhan dari tahun ke

tahun yang digambarkan melalui laju pertumbuhan ekonomi.

Produk

Domestik

Regional

Bruto

(PDRB)

dapat

mencerminkan kondisi dan pencapaian akt ivitas atau kinerj a

perekonomian daerah. Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) menurut lapangan usaha adalah penghitungan PDRB

dengan pendekatan produksi dimana setiap sektor/ lapangan

usaha dihitung nilai tambahnya selama kurun waktu satu

tahun. Jumlah nilai tambah seluruh sektor merupakan nilai

PDRB daerah tersebut pada tahun yang bersangkutan.

Struktur

perekonomian

suatu

daerah

merupakan

gambaran tentang komposisi perekonomian daerah yang

terdiri atas sembilan sektor ekonomi. St ruktur ekonomi

sekaligus menunjukkan tinggi rendahnya kontribusi atau peran

seluruh sektor ekonomi terhadap pembentukan PDRB pada

daerah tertentu.


(12)

ATAS DASAR HARGA KONSTAN ( ADHK) TAHUN 2000

KOTA SURAKARTA

No

Sektor

2008

2009

2010

2011*

2012*

(Rp)/juta

(%)

(Rp) /juta

(%)

(Rp)/juta

(%)

(Rp) /juta

(%)

(Rp) /juta

(%)

1.

Pertanian

2.866,18

0,06

2.900,41

0,06

2.908,82

0,06

2.911,12

0,05

2.916,13

0,05

2.

Pertambangan

& Penggalian

1.905,23

0,04

1.862,50

0,04

1.832,36

0,04

1.808,46

0,03

1.794,62

0,03

Primer

4.771,41

0,10

4.762,91

0,10

4.741,18

0,09

4.719,58

0,09

4.710,75

0,08

3.

Industri

Pengolahan

1.200.606,83

26,39

1.235.952,77 25,65 1.277.210,09

25,02 1.312.943,72 24,26 1.364.647,13 23,76

4.

Listrik, Gas, dan

Air Bersih

103.020,58

2,26

111.391,58

2,31

119.194,83

2,34

128.647,43

2,38

137.973,24

2,40

5.

Konstruksi

583.069,88

12,82

625.624,26 12,99

671.926,81

13,17

717.164,22 13,25

764.946,73 13,32

Sekunder

1.886.697,29

41,47

1.972.968,61 40,95 2.068.331,73

40,52 2.158.755,37 39,89

2.267.567,10 39,49

6.

Perdagangan,

Hotel dan

Restoran

1.211.208,49

26,62

1.288.066,95 26,74 1.367.808,36

26,80 1.456.846,39 26,92

1.561.631,67 27,19

7.

Pengangkutan

& Komunikasi

449.973,94

9,89

484.827,89 10,06

514.407,73

10,08

549.761,82 10,16

578.923,43 10,08

8.

Keuangan,

Sewa & Jasa

Perusahaan

449.992,44

9,89

481.987,12 10,00

518.980,77

10,17

557.861,04 10,31

596.813,68 10,39

9.

Jasa-jasa

546.699,38

12,02

585.264,16 12,15

629.616,47

12,34

683.868,74 12,64

732.943,33 12,76

Tersier

2.657.874,25

58,42

2.840.146,12 58,95 3.030.813,33

59,38 3.248.393,99 60,02 3.470.312,11 60,43

PDRB

4.549.342,95

100

4.817.877,63

100 5.103.886,24

100 5.411.868,94

100

5.742.409,96

100

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2011.

Dari tabel I I .11, I I .12 dan I I .13 sumbangan terbesar dari

sektor perdagangan, hotel, dan restoran (26% ) serta sektor

industri

pengolahan

(25% ).

Konsekuensi

kebij akan

pembangunan berikutnya adalah memperkuat sektor industri

dan jasa untuk menumbuhkembangkan ekonomi berbasis

usaha kerakyatan (mikro, kecil, menengah dan koperasi),

serta memperkuat pencitraan kota Surakarta sebagai kota

budaya

untuk

menumbuhkembangkan

industri

jasa,

perdagangan, dan pariwisata, sehingga lebih pro job dan pro

growth.


(13)

TABEL I I .12

PERKEMBANGAN KONTRI BUSI SEKTOR DALAM PDRB TAHUN 2008 S/ D. 2012

KOTA SURAKARTA

No

Sektor

2008

2009

2010

2011*

2012*

HB

HK

HB

HK

HB

HK

HB

HK

HB

HK

1.

Pertanian

0,06

0,06

0,06

0,06

0,06

0,06

0,05

0,05

0,05

0,05

2.

Pertambangan

& Penggalian

0,04

0,04

0,03

0,04

0,03

0,04

0,03

0,03

0,03

0,03

Primer

0,10

0,10

0,09

0,10

0,09

0,09

0,08

0,09

0,08

0,08

3.

I ndustri

Pengolahan

23,27

26,39

21,98

25,65

20,94

25,02

20,4

24,26

19,93

23,76

4.

Listrik, Gas, dan

Air Bersih

2,57

2,26

2,57

2,31

2,61

2,34

2,68

2,38

2,73

2,40

5.

Konstruksi

14,44

12,82

14,80

12,99

14,49

13,17

14,4

13,25

13,91

13,32

Sekunder

40,28

41,47

39,35

40,95

38,03

40,52

37,48

39,89

36,57

39,49

6.

Perdagangan,

Hotel dan

Restoran

25,12

26,62

25,04

26,74

25,72

26,80

25,5

26,92

25,48

27,19

7.

Pengangkutan

& Komunikasi

11,20

9,89

11,11

10,06

11,13

10,08

11,30

10,16

11,45

10,08

8.

Keuangan,

Sewa & Jasa

Perusahaan

10,93

9,89

10,99

10,00

11,30

10,17

11,70

10,31

12,19

10,39

9.

Jasa-jasa

12,38

12,02

13,42

12,15

13,74

12,34

14,00

12,64

14,24

12,76

Tersier

59,63

58,42

60,56

58,95

61,88

59,38

62,50

60,02

63,35

60,43

PDRB

100

100

100

100

100

100

100

100

100

100

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2011.

TABEL I I .13

PERKEMBANGAN SUMBANGAN SEKTOR EKONOMI TERHADAP PDRB

KOTA SURAKARTA TAHUN 2 0 08 - 200 9 ( dalam persen)

No.

Sektor Ekonomi

2008

2009

2010

2011

2012

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1.

Pert anian

0.06

0.06

0.06

0.05

0.05

2.

Pert ambangan dan Penggalian

0.04

0.03

0.03

0.03

0.03

SEKTOR PRI MER

0.10

0.09

0.09

0.08

0.08

3.

I ndustri Pengolahan

23.27

22.17

20.94

20.40

19.93

4.

Listrik, Gas, dan Air Bersih

2.57

2.63

2.61

2.68

2.73

5.

Bangunan

14.44

14.93

14.49

14.40

13.91

SEKTOR SEKUNDER

40.28

39.73

38.03

37.48

36.57

6.

Perdagangan, Hot el dan

Restoran

25.12

25.26

25.72

25.50

25.48

7.

Pengangkutan dan Komunikasi

11.20

11.58

11.13

11.30

11.45

8.

Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan

10.93

10.88

11.30

11.70

12.19

9.

Jasa-Jasa

12.38

12.46

13.74

14.00

14.24

SEKTOR TERSI ER

59.63

60.18

61.88

62.50

63.35

TOTAL PDRB

100.0 0

100.0 0

100.0 0

100.0 0

100.0 0


(14)

KONTRI BUSI SEKTOR TERHADAP STRUKTUR PDRB

KOTA SURAKARTA TAHUN 2008- 2012

Dalam beberapa tahun terakhir terjadi pergeseran sektor

basis dalam struktur perekonomian Kota Surakarta, tahun

2004-2006, sektor industri pengolahan mendominasi sektor

basis Kota Surakarta dengan kontribusi rata-rata sebesar

26,54% , selanjutnya sejak tahun 2007-2009 kontribusi sektor

perdagangan, hotel dan restoran mendominasi struktur

perekonomian Kota Surakarta dengan kontribusi rata-rat a

sebesar

25,05% .

Sedangkan

kontribusi

sektor

primer

kontribusinya sangat kecil dengan rata-rata sebesar 0,10% .

Data ini menunjukkan bergesernya sektor sekunder ke sektor

tersier dalam struktur perekonomian Kota Surakarta dengan

perdagangan, hotel dan restoran sebagai sektor basis.

b.

Laju I nflasi

Tingkat inflasi merupakan indikator yang menggambarkan

perubahan positif I ndeks Harga Konsumen (I HK). Angka inflasi

menjadi indikator terhadap stabilitas harga. Angka inflasi yang

rendah

diharapkan

dapat

menjadi

daya

tarik

bagi

meningkatnya nilai investasi ke Kota Surakarta, yang

tercermin melalui biaya tenaga kerj a yang kompetitif dalam

menekan biaya investasi (cost of capital) dan biaya produksi

barang dan jasa (cost of production). Tingkat laju inflasi

menjadi variabel pengontrol penting bagi beragam aktivitas

ekonomi, dari fungsi konsumsi (daya beli), UMR (upah


(15)

tingkat laju inflasi yang rendah diharapkan dapat menjadi

stimulan bagi perkembangan ekonomi di Kota Surakarta,

utamanya

dikaitkan

dengan

sektor

basis

di

sektor

perdagangan

dan

jasa,

yang

mampu

memicu

bagi

peningkatan PAD melalui instrumen fiskal (pajak dan retribusi

daerah).

TABEL I I .14

NI LAI I NFLASI RATA- RATA TAHUN 2 007 S.D. 2011

KOTA SURAKARTA

Uraian

2007

2008

2009

2010

2011*

Rata- rata

pertumbuhan

I nflasi

3.28

6.96

2.63

6.65

6.65

-

TABEL I I .15

LAJU I NFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG/ JASA

KOTA SURAKARTA TAHUN 2 0 0 7 - 2 0 1 1 ( dalam persen)

No. Jenis Barang/ Jasa

2007

2008

2009

2010

2011

1.

Bahan Makanan

6.01

9.62

6.25 21.62

*

-

2.

Makanan Jadi,

Minuman, Rokok,

dan Tembakau

1.15

3.73

5.65

3.21

*

-

3.

Perumahan

2.87

11.89

2.28

1.56

*

-

4.

Sandang

3.82

2.98

0.72

2.02

*

-

5.

Kesehatan

2.58

6.65

2.21

0.46

*

-

6.

Pendidikan, Rekreasi,

dan Olahraga

2.23

1.82

1.79

1.00

*

-

7.

Transport dan

Komunikasi

2.09

4.14

-4.30

2.62

*

-

I nflasi

3.28

6.96

2.63

6.65

-

Sumber

:

Badan Pusat Statistik Kota Surakarta, 2010.


(16)

Dari Tabel I I .15, inflasi kota Surakarta bersifat I nflasi

bergejolak (volatile goods), yaitu I nflasi barang/ jasa yang

perkembangan harganya sangat bergejolak. I nflasi volatile

goods masih didominasi bahan makanan.

Dengan tingkat laju inflasi yang rendah di Kota Surakarta

pada tahun 2010 dibandingkan dengan provinsi dan pusat,

GAMBAR 2.5

KONTRI BUSI JENI S BARANG/ JASA TERHADAP I NFLASI KOTA

SURAKARTA

GAMBAR 2.6


(17)

ekonomi di Kota Surakarta, utamanya dikaitkan dengan sektor

basis di sektor perdagangan dan jasa, yang mampu memicu

bagi peningkatan PAD melalui instrumen fiskal (pajak dan

retribusi daerah).

c.

Angka melek Huruf

Angka melek huruf merupakan salah satu ukuran menilai

I ndeks Pembangunan Manusia (I PM) dari sisi pendidikan.

Konsekuensi kebij akannya adalah mengefektifkan program

pemberantasan

buta

aksara.

Peningkatan

ketertiban

administrasi data di kecamatan tentang pendidikan dan aspek

lain perlu menjadi fokus pembangunan tertib administrasi

pemerintahan dan kependudukan.

TABEL I I .16

PERKEMBANGAN ANGKA MELEK HURUF TAHUN 2008 S.D. 2012

KOTA SURAKARTA

No

Uraian

2008

2009

2010

2011

2012

3.

Angka Melek Huruf

96,66

96,67

97,7

Sumber : Disdikpora Kota Surakarta, 2011.

d.

Seni Budaya dan Olah Raga

TABEL I I .17

PERKEMBANGAN SENI , BUDAYA DAN OLAHRAGA

TAHUN 2006 S.D. 2010 KOTA SURAKARTA

No

Uraian

2008

2009

2010

2011

2012

1.

Jumlah grup kesenian per

10.000 penduduk

6,9

6,9

7

7

7,3

2.

Jumlah gedung kesenian per

10.000 penduduk

0,1

0,1

0,3

0,3

0,3


(18)

1)

Angka Partisipasi Sekolah

TABEL I I .18

PERKEMBANGAN ANGKA PARTI SI PASI SEKOLAH ( APS)

TAHUN 2008 S.D 2012 KOTA SURAKARTA

No

Uraian

2008

2009

2010

2011

2012

1.3

APS SD/ MI

-

99,18%

98,99%

99,50%

-

2.3

APS SMP/ MTS

-

88,98%

89,58%

94%

-

Sumber : Disdikpora Kota Surakarta, 2011.

TABEL I I .19

JUMLAH GURU DAN MURI D JENJANG PENDI DI KAN DASAR

MENURUT KECAMATAN KOTA SURAKARTA

No

Kecamatan

SD/ MI

SMP/ MTS

Jumlah

Guru

Jumlah

Murid

Rasio

Jumlah

Guru

Jumlah

Murid

Rasio

(1)

(2)

(3)

(4)

(5= 3/ 4)

(6)

(7)

(8= 6/ 7)

1.

Kecamatan

Banjarsari

1225

21396

17

875

11536

13

2.

Kecamatan

Laweyan

906

15478

17

628

8929

14

3.

Kecamatan

Serengan

404

7024

17

189

2351

12

4.

Kecamatan

Pasar Kliwon

610

11187

18

315

3826

12

5.

Kecamatan

Jebres

751

11720

16

523

5886

11

Jumlah

3896

66805

86

2530

32528

63

Sumber : Disdikpora Kota Surakarta, 2011.

b.

Layanan Urusan Pilihan

1)

Jumlah investor berskala nasional (PMDN/ PMA)

TABEL I I .20

JUMLAH I NVESTOR PMDN/ PMA TAHUN 2006 S.D. 2010 KOTA SURAKARTA

Tahun

PMDN

PMA

Total

(1)

(2)

(3)

(4= 2+ 3)

2006

-

-

-

2007

-

-

-

2008

138

0

138

2009

160

0

160


(19)

Dari data tabel I I .21 jumlah investor di Solo pada tahun

2008 – 2009 bertambah, tetapi menurun pada tahun 2010.

Konsekuensi

kebij akan

selanjutnya

adalah

bagaimana

menjaga

kepercayaan

pihak

dunia

usaha

untuk

mengembangkan investasinya di Kota Surakarta.

2)

Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/ PMA)

TABEL I I .21

JUMLAH I NVESTASI PMDN/ PMA TAHUN 2006 S.D 2010

KOTA SURAKARTA

Tahun

Persetujuan

Realisasi

Jumlah

Proyek

Nilai

I nvestasi

Jumlah

proyek

Nilai investasi

2006

-

-

-

334.434.075.840

2007

-

-

-

532.768.516.315

2008

-

-

-

2.266.289.750.055

2009

-

-

-

1.145.481.636.317

2010

-

-

-

966.065.372.477,38

Sumber : Kantor Penanaman Modal (KPM) Kota Surakarta, 2011.

3)

Rasio daya serap tenaga kerja

TABEL I I .22

RASI O DAYA SERAP TENAGA KERJA TAHUN 2006 S.D 2010

KOTA SURAKARTA

No

Uraian

2006

2007

2008

2009

2010

1.

Jumlah tenaga

kerja yang bekerja

pada perusahaan

PMA/ PMDN

38.267

37.264

39.715

42.935

38.746

2.

Jumlah seluruh

PMA/ PMDN

-

-

138

160

147

3.

Rasio daya serap

tenaga kerja

-

-

287,79

268,34

263,58


(20)

meningkatkan rasio penyerapan tenaga kerja.

4. Aspek Daya Saing Daerah

a.

Kemampuan Ekonomi Daerah

1)

Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita (Angka

konsumsi RT/ kapita)

TABEL I I .23

RATA-RATA PENGELUARAN PER-RT

TAHUN 2006 S.D 2010 KOTA SURAKARTA

No

Uraian

2006

2007

2008

2009

2010

1.

Total

pengeluaran RT

1.280.825,1

2

1.311.428,76

-

1.798.949,92

2.438.194,84

2.

Jumlah RT

130.284

134.811

-

134.811

134.811

3.

Rasio (1/ 2)

9,83

9,72

-

13,34

18,08

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2011.

Pengeluaran rumah tangga meningkat seiring peningkatan

pertambahan penduduk. Tantangan kebijakan adalah menjaga

penduduk tumbuh seimbang dan ketersediaan barang

kebutuhan terutama ketahanan pangan.

2)

Pengeluaran konsumsi non pangan/ kapita (% konsumsi

RT untuk non pangan)

TABEL I I .24

PERSENTASE KONSUMSI RT NON PANGAN

TAHUN 2006 S.D 2010 KOTA SURAKARTA

No

Uraian

2006

2007

2008

2009

2010

1.

Total

Pengeluaran

RT non

Pangan

760.778,5

666.101,30

-

1.015.147,58

1.482.571,80

2.

Total

Pengeluaran

1.280.825,12

1.311.428,76

-

1.798.949,92

2.438.194,84

3.

Rasio

0,50

0,50

-

0,56

0,60


(21)

Pengeluaran RT perlu dijaga karena sebagai pembentuk

pendapatan

domestik

bruto,

dan

pada

gilirannya

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah.

1)

Luas Wilayah Produktif

TABEL I I .25

PERSENTASE LUAS WI LAYAH PRODUKTI F

TAHUN 2006 S.D 2010 KOTA SURAKARTA

No

Uraian

2006

2007

2008

2009

2010

1.

Luas Wilayah

Produktif

104

104

103

100

100

2.

Luas Seluruh Wil.

Budidaya

104

104

103

100

100

3.

Rasio (1/ 2)

1

1

1

1

1

Sumber : Dinas Pertanian Kota Surakarta, 2011.

c.

I klim I nvestasi

TABEL I I .26

ANGKA KRI MI NALI TAS KOTA SURAKARTA

No

Jenis Kriminal

2008

2009

2010

2011

2012

1.

Jumlah Kasus

Narkoba

68

56

-

-

-

2.

Jumlah Kasus

Pembunuhan

1

1

1

-

-

3.

Jumlah Kej ahatan

Seksual

-

-

-

-

-

4.

Jumlah Kasus

Penganiayaan

-

-

-

-

-

5.

Jumlah Kasus

Pencurian

7

10

11

3

-

6.

Jumlah Kasus

Penipuan

-

-

-

-

-

7.

Jumlah Kasus

Pemalsuan Uang

-

-

-

-

-

8.

Jumlah Tindak

Kriminal selam a 1

tahun

-

-

-

-

-

9.

Jumlah Penduduk

564.9 20

563.2 62

525.5 05

532.4 39

10.

Angka Kriminalitas

-

-

-

-

-


(22)

penguatan program kamtibnas dan mengefektifkan partisipasi

masyarakat menciptakan kondisi kota yang aman dan tertib.

TABEL I I .27

JUMLAH DEMO KOTA SURAKARTA

No

Bidang

2008

2009

2010

2011

1.

I deologi

-

0

1

2

2.

Politik

158

19

53

0

3.

Ekonomi

-

37

50

5

4.

Sosial Budaya

-

82

80

8

5.

Hankam

-

0

2

0

6.

Jumlah Unjuk Rasa

158

138

186

15

Sumber : Kesbangpollinmas Kota Surakarta, 2011.

Jumlah demo semakin menurun dalam 4 tahun terakhir.

Hal ini mengindikasikan kondisi kamtibmas dan kepuasan

masyarakat

yang

membaik.

Tantangan

pengembangan

kebijakan selanjutnya adalah bagaimana menjaga saluran

komunikasi dan informasi timbal balik antara pemerintah dan

masyarakat yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan

kondisi kamtibmas yang pada gilirannya mendukung iklim pro

investasi dan pengembangan usaha di kota Surakarta.

d.

Sumber Daya Manusia (SDM)

1)

Kualitas Tenaga Kerja

TABEL I I .28

RASI O LULUSAN S1/ S2/ S3 KOTA SURAKARTA

No

Lulusan

2007

2008

2009

2010

2011

1.

Jumlah lulusan S1

-

38.980

39.745

42.944

-

2.

Jumlah lulusan S2

-

3.620

3.795

4.277

-

3.

Jumlah lulusan S3

-

197

220

207

-

4.

Jumlah lulusan

S1/ S2/ S3

-

42.797

43.760

47.428

-

5.

Jumlah penduduk

-

563.262 525.505 532.439

-

6.

Rasio lulusan

S1/ S2/ S3 (4/ 5)

-

7,6

8,33

8,90

-


(23)

Data dari tabel I I .28 menunjukkan rasio pendidikan

sarjana dan pasca sarjana masyarakat kota Surakarta masih

rendah (8,9% ). I mplikasi kebijakan ke depan adalah

mendorong masyarakat meningkatkan jenjang pendidikan

anak-anaknya hingga sarjana atau pasca sarjana, untuk

mengantisipasi tuntutan kebutuhan lapangan pekerjaan

formal.

2)

Tingkat Ketergantungan

Rasio

Ketergantungan

(Dependency

Ratio)

adalah

perbandingan antara jumlah penduduk berumur 0-14 tahun,

ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun ke atas

dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun.

Rasio ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni

Rasio

Ketergantungan Muda dan Rasio Ketergantungan Tua.

Rasio Ket ergantungan Muda adalah perbandingan jumlah

penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk

umur 15 - 64 tahun.

Rasio Ket ergantungan Tua adalah perbandingan jumlah

penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah

penduduk di usia 15-64 tahun.

Rasio

ketergantungan

(dependency

ratio)

dapat

digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat

menunjukkan keadaan ekonomi suatu daerah. Dependency

ratio merupakan salah satu indikator demografi yang penting.

Semakin tingginya persentase dependency ratio menunjukkan

semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk

yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum

produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase

dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin

rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif

untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak

produktif lagi


(24)

RASI O KETERGANTUNGAN TAHUN 2006 S/ D 2010

KOTA SURAKARTA

No

Rasio Ketergantungan

2007

2008

2009

2010

2011

1.

Jumlah Penduduk Usia < 15

tahun

-

163.251

102.492

49.956

-

2.

Jumlah Penduduk Usia > 64

tahun

-

25.340

38.288

45.057

-

3.

Jumlah Penduduk Usia

Tidak Produktif (1) & (2)

-

188.591

140.780

95.013

-

4.

Jumlah Penduduk usia

15-64 tahun

-

374.672

384.725

384.777

-

5.

Rasio Ketergantungan

(3)/ (4)

-

50,33

36,59

24,69

-

Sumber : Dispendukcapil Kota Surakarta, 2011.

Dari tabel I I .29 di atas, angka ketergantungan Kota

Surakarta sebesar 24,69, artinya setiap 100 orang yang

berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggungan

sebanyak 25 orang yang belum produktif dan dianggap tidak

produktif lagi. Dari indikator ini terlihat bahwa pada tahun

2010 penduduk usia kerja di Surakarta masih dibebani

tanggung jawab setiap 1 orang usia produktif menanggung 4

orang usia tidak produktif.

Dari data demografi Kota Surakarta, isu pengendalian

jumlah penduduk dan pengendalian penduduk tumbuh

seimbang (PTS) perlu mendapat perhatian dan prioritas.

Dengan kata lain, perencanaan pembangunan Kota Surakarta

akan diarahkan lebih mengarusutamakan pembangunan

berwawasan kependudukan.


(25)

TABEL I I .30

HASI L ANALI SI S GAMBARAN UMUM KONDI SI DAERAH

TERHADAP CAPAI AN KI NERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERI NTAHAN KOTA SURAKARTA

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ I ndikator

Kinerj a Pembangunan Daerah

Capaian Kinerj a

Standar SKPD/ ORGA-NI SASI

20 08 20 09 20 10 20 11 20 12

1. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

1.1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Pertumbuhan PDRB

(ADHK Tahun Dasar 2000)

BPS

Laju I nflasi BPS

PDRB per kapita 11.738.351,79 13.220.433,14 13.220.433,14 13.220.433,14 13.220.433,14 BPS

I ndeks Gini - - - BPS

Pemerataan pendapatan versi Bank Dunia

- - - BPS

I ndeks ketimpangan Williamson (I ndeks Ketimpangan Regional)

- - - BPS

Persentase penduduk diatas garis kemiskinan

83,87% 85,01% 86,09% * BPS

Angka kriminalitas yang tertangani

2 3 2 - - BPS

1.2 KESEJAHTERAAN SOSI AL

1.2.1 Pendidikan (Kesimpulan & permasalahan apa yang muncul dari sektor ini) DI SDI KPORA

Angka Melek Huruf 96,66% 96,67% 97,7% 97,7% DI SDI KPORA

Angka rata-rata lama sekolah

10,15 tahun 10,32 tahun - - - DI SDI KPORA

Angka partisipasi kasar SD/ MI : 108,40 SLTP/ MTS :

103,96 SLTA/ MA/ SMK :

124,93

SD/ MI : 108,67 SLTP/ MTS :

106,16 SLTA/ MA/ SMK :

126,56

SD/ MI : 111,74 SLTP/ MTS :

104,66 SLTA/ MA/ SMK :

128,18

- - DI SDI KPORA

Angka pendidikan yang ditamatkan

Tdk sekolah : 2,99% Tdk ada ijazah

SD : 6,03% SD/ MI : 17,59%

SLTP : 20,98%

Tdk sekolah : 4,66% Tdk ada ijazah SD

: 5,43% SD/ MI : 17,41%

SLTP : 20,37%


(26)

Pembangunan Daerah 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 NI SASI SMU: 26,44%

SMK : 10,92% DI / DI I : 1,21%

DI I I : 4,89% DI V, S1/ S2/ S3 :

8,97%

SMU: 26,39% SMK : 11,39% DI / DI I : 1,42%

DI I I : 4,25% DI V, S1/ S2/ S3 :

8,68%

Angka Patisipasi Murni DI SDI KPORA

Angka Partisipasi Murni (APM) SD/ MI / Paket A

86,01% - 94,12% - - DI SDI KPORA

Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/ MTs/ Paket B

75,09% - 79,08% - - DI SDI KPORA

Angka Partisipasi Murni (APM)

SMA/ SMK/ MA/ Paket C

89,68% - 89,89% - - DI SDI KPORA

1.2.2 Kesehatan Angka kelangsungan hidup bayi

- - - 0,995% 0,996% DKK

Angka usia harapan hidup

71,98 tahun 72,07 tahun 72,12 tahun - - DKK

Persentase balita gizi buruk

0,50% 0,40% < 0,50% 0,04% 0,035% DKK

1.2.3 Pertanahan

Persentase penduduk yang memiliki lahan

- - - BPN

1.2.4 Ketenagakerjaan Rasio penduduk yang bekerja

60,04% 58,23% 60,97% - - DI NSOSNAKERTRANS

1.3 FOKUS SENI BUDAYA DAN OLAH RAGA 1.3.1 Kebudayaan

Jumlah grup kesenian 6,9 6,9 7 7 7,3 DI SPARSENI BUD

Jumlah gedung 0,1 0,1 0,3 0,3 0,3 DI SPARSENI BUD

Penyelenggaraan festival seni dan budaya

5 8 8 10 10 DI SPARSENI BUD


(27)

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ I ndikator

Kinerj a Pembangunan Daerah

Capaian Kinerj a

Standar SKPD/ ORGA-NI SASI

20 08 20 09 20 10 20 11 20 12

Jumlah klub olahraga - - - DI SDI KPORA

Jumlah gedung olahraga - - - DI SDI KPORA

2 PELAYANAN UM UM

2.1 Pelayanan Urusan Wajib 2.1.1 Pendidikan

2.1.1.1 Pendidikan Dasar Angka Partisipasi Sekolah

7-12 thn : 98,99% 13-15 thn :

89,58%

7-12 thn : 99,50% 13-15 thn :

94,00%

- - - DI SDI KPORA

Rasio Ketersedia Sekolah/ penduduk usia sekolah

- - - SI PD DI SDI KPORA

Rasio siswa terhadap guru

SD/ MI : 18 SMP/ MTS : 14

- SD/ MI : 17

SMP/ MTS : 13

- - Profil

Pendidik an

DI SDI KPORA

Rasio siswa per sekolah SD/ MI : 24 0 SMP/ MTS : 468

- SD/ MI : 24 7 SMP/ MTS : 457

- - Profil

Pendidik an

DI SDI KPORA

Rasio siswa per kelas SD SMP 34 38 - 31 34

- - DI SDI KPORA

2.1.1.2 Pendidikan Menengah

Angka partisipasi sekolah 16-18 thn : 81,90%

16-18 thn : 74,34%

- - - Profil

Pendidik an

DI SDI KPORA

Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah

- - - SI PD DI SDI KPORA

Rasio siswa terhadap guru

SMA/ MA/ SMK : 12

- SMA/ MA/ SMK :

11

- - Profil

Pendidik an

DI SDI KPORA

Rasio murid per sekolah SMA/ MA/ SMK : 482

- SMA/ MA/ SMK :

466

- - Profil

Pendidik an

DI SDI KPORA


(28)

Pembangunan Daerah 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 NI SASI Penduduk yang berusia

> 15 Tahun melek huruf (tidak buta aksara

97% 97,63% - - - DI SDI KPORA

2.1.1.3 Fasilitas Pendidikan Sekolah pendidikan SD/ MI kondisi bangunan baik

- - - SI PD DI SDI KPORA

Sekolah pendidikan SMP/ MTs dan SMA/ SMK/ MA kondisi bangunan baik

- - - SI PD DI SDI KPORA

2.1.1.4 Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

- - - DI SDI KPORA

2.1.1.5 Angka Putus Sekolah Angka Putus Sekolah (APS) SD/ MI

0,04% 0,07% 0,05% - - DI SDI KPORA

Angka Putus Sekolah (APS) SMP/ MTs

0,30% 0,09% 0,38% - - DI SDI KPORA

Angka Putus Sekolah (APS) SMA/ SMK/ MA

1,18% 0,12% 0,45% - - DI SDI KPORA

2.1.1.6 Angka Kelulusan: : indikator ini sepertinya bisa menjawab terhadap keberhasilan implementasi program pendidikan. Angka Kelulusan ( AL)

SD/ MI

97,75% 94,62% 96,40% - - DI SDI KPORA

Angka Kelulusan ( AL) SMP/ MTs

81,54% 95,02% 89,34% - - DI SDI KPORA

Angka Kelulusan ( AL) SMA/ SMK/ MA

96,28% 87,70% 88,57% - - DI SDI KPORA

Angka Melanjut kan ( AM) dari SD/ MI ke SMP/ MTs

123% 127% 124% - - DI SDI KPORA

Angka Melanjut kan ( AM) dari SMP/ MTs ke SMA/ SMK/ MA

182% 139% 146% - - DI SDI KPORA

Guru yang memenuhi kualifikasi S1/ D-I V

69,58% 69,43% - - - DI SDI KPORA

2.1.2 Kesehatan Rasio posyandu per satuan balita


(29)

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ I ndikator

Kinerj a Pembangunan Daerah

Capaian Kinerj a

Standar SKPD/ ORGA-NI SASI

20 08 20 09 20 10 20 11 20 12

Rasio Puskesmas, Poliklinik Pustu per satuan penduduk

0,208 0,200 0,200 0,200 0,200 DKK

Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk

0,0252 0,0248 0,0248 0,02 0,02 DKK

Rasio dokter per satuan penduduk

1,35048 1,35389 1,80902 1,81 1,81 DKK

Rasio tenaga medis per satuan penduduk

4,33278 4,37721 4,7023 4,70 4,70 DKK

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

100% 100% 100% 100% 100% DKK

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

97,70% 97,8% 97,9% 100% 100% DKK

Cakupan Desa/ kelurahan Universal Child I mmunization (UCI )

100% 100% 100% 100% 100% DKK

Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan

100% 100% 100% 100% 100% DKK

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA

100% 100% 100% 100% 100% DKK

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD

100% 100% 100% 100% 100% DKK

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

100% 100% 100% 100% 100% DKK

Cakupan kunjungan ibu hamil

94% 94,5% 95% 98% 100% DKK

Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani

100% 100% 100% 100% 100% DKK

Cakupan kunjungan bayi 97,6% 97,7% 97,8% 98% 98,5% DKK


(30)

Pembangunan Daerah 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 NI SASI Proporsi panjang

jaringan jalan dalam kondisi baik

0,6 4 0,7 4 0,6 4 0,6 3 0,6 8 DPU

Rasio jaringan irigasi - - - DPU

Rasio tempat ibadah per satuan penduduk

- - I slam : 1,845, Kristen : 2,283, Katolik : 0,211, Hindu : 1,250, Budha : 2,801, Konghuchu : 2,770

Persentase rumah tinggal bersanitasi

- - - Bappeda

/ DPU

DPU

Rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk

85% 90% 95% 100% 100% DPU

Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk

90% 92% 92% 95% 100% DPU

Rasio rumah layak huni - - - Bapermas DPU

Rasio permukiman layak huni

- - - Bapermas DPU

Panjang jalan dilalui Roda 4

0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 DPU

Jalan penghubung dari ibukota kecamatan ke kawasan pemukiman penduduk ( minimal dilalui roda 4)

- - - DPU

Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 KM/ Jam)

59 71 59 58 58 DPU

Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase/ saluran pembuangan air (minimal 1,5 m)

60 60 61 61 61 DPU

Sempadan jalan yang dipakai

pedagang kaki lima at au bangunan rumah liar

- - - DPU

Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar


(31)

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ I ndikator

Kinerj a Pembangunan Daerah

Capaian Kinerj a

Standar SKPD/ ORGA-NI SASI

20 08 20 09 20 10 20 11 20 12

Drainase dalam kondisi baik/

pembuangan aliran air tidak tersumbat

- - - DPU

Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung dan aliran sungai rawan longsor lingkup kewenangan kota

- - - DPU

Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik

- - - DPU

Lingkungan Pemukiman - - - DPU

2.1.4 Perumahan

Rumah tangga air bersih 43,07% 42,96% 42,89% 43,28% 44,88% DPU

Rumah tangga pengguna listrik

- - 96,61 95,00 - DPU

Rumah tangga bersanitasi

- - - DPU

Lingkungan pemukiman kumuh

2005 : 104,46 ha 2006 : 101,42 ha 2007 : 101,38 ha 2008 : 101,32 ha

2009 : 101,30 ha

DPU

Rumah layak huni - - - DPU

Cakupan pelayanan bencana kebakaran kabupaten

0.00002 0.00002 0.00002 0.00002 0.00002

Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan wilayah manajemen kebakaran (WMK)

100% 100% 100% 100% 100%

Rasio panjang per jumlah kendaraan

- - - - -

2.1.5 Penataan Ruang Rasio ruang terbuka hijau per satuan luas wilayah ber HPL/ HGB

- - - DTRK

Rasio bangunan ber- I MB per satuan bangunan

- - - DTRK


(32)

Pembangunan Daerah 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 NI SASI berubah peruntukannya

2.1.6 Perencanaan Pembangunan Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJPD

Ada RPJP 2005-2025

BAPPEDA

Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD

Ada RPJMD 2005-2010 Ada RPJMD 2005-2010 Ada RPJMD 2005-2010 Ada RPJMD 2010-2015 Ada RPJMD 2010-2015 BAPPEDA Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD

Tersedia setiap tahun Tersedia setiap tahun Tersedia setiap tahun Tersedia setiap tahun Tersedia setiap tahun BAPPEDA Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD

% % % % % BAPPEDA

2.1.7 Perhubungan

Jumlah arus penumpang angkut an umum

23.483.315 20.507.172 18.331.299 18.331.299 18.331.299 DI SHUB

Rasio ijin trayek 0,042% 0,042% 0,042% 0,042% 0,042% DI SHUB

Jumlah uji kir angkutan umum

3.448 3.468 3.772 3.572 3.572 DI SHUB

Jumlah pelabuhan terminal bis

1 1 1 1 1 DI SHUB

Angkutan darat 0,033% 0,033% 0,033% 0,033% 0,033% DI SHUB

Kepemilikan KI R angkut an umum

14,5% 16,03% 21,26% 21,26% 21,26% DI SHUB

Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KI R)

1 tahun 2 kali 1 tahun 2 kali 1 tahun 2 kali 1 tahun 2 kali 1 tahun 2 kali DI SHUB

Biaya pengujian kelayakan angkutan umum

JBB 2100 : Rp. 22.500 2101 s.d. 3500 : Rp. 25.000 3501 s.d. 8000 : Rp. 28.500 8001 s.d. 15000 : Rp. 31.500 15.000 ke atas : Rp. 34.000,- Gandengan : Rp. 33.000 Tempelan : RP.

JBB

2100 : Rp. 22.500 2101 s.d. 3500 : Rp. 25.000 3501 s.d. 8000 : Rp. 28.500 8001 s.d. 15000 : Rp. 31.500 15.000 ke atas : Rp. 34.000,- Gandengan : Rp. 33.000 Tempelan : RP. 40.000

JBB

2100 : Rp. 22.500 2101 s.d. 3500 : Rp. 25.000 3501 s.d. 8000 : Rp. 28.500 8001 s.d. 15000 : Rp. 31.500 15.000 ke atas : Rp. 34.000,- Gandengan : Rp. 33.000 Tempelan : RP. 40.000

JBB 2100 : Rp. 22.500 2101 s.d. 3500 : Rp. 25.000 3501 s.d. 8000 : Rp. 28.500 8001 s.d. 15000 : Rp. 31.500 15.000 ke atas : Rp.


(33)

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ I ndikator

Kinerj a Pembangunan Daerah

Capaian Kinerj a

Standar SKPD/ ORGA-NI SASI

20 08 20 09 20 10 20 11 20 12

40.000 Penggantian tanda uji berkala : Rp. 2.500 Penggantian buku uji : Rp. 5000 Tanda cat samping : Rp. 2.500

Penggantian tanda uji berkala : Rp. 2.500

Penggantian buku uji : Rp. 5000 Tanda cat samping : Rp. 2.500

Penggantian tanda uji berkala : Rp. 2.500 Penggantian buku uji : Rp. 5000 Tanda cat samping : Rp. 2.500

34.000,- Gandengan : Rp. 33.000 Tempelan : RP. 40.000 Penggantian tanda uji berkala : Rp. 2.500 Penggantian buku uji : Rp. 5000 Tanda cat samping : Rp. 2.500 Pemasangan

Rambu-rambu

0,436% 0,482% 0,536% 0,566% 0,599% DI SHUB

2.1.8 Lingkungan Hidup Persentase penanganan sampah

110% 125% 125% 125% 120% BLH

Persentase penduduk berakses

air minum

62,79% 62,64% 62,52% 63,11% 65,46% BLH

Persentase luas pemukiman yang tertata

- - - BLH

Pencemaran st atus mutu air

- - - BLH

Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan sumber mat a air

- - - BLH

Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal.

100% 100% 100% 100% 100% BLH

Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk

30% 25% 25% 20% 20% BLH

Penegakan hukum lingkungan

100% 100% 100% 100% 100% BLH


(34)

Pembangunan Daerah 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 NI SASI Persentase luas lahan

bersertifikat

- - - BPN

Penyelesaian kasus tanah negara

- - - BPN

Penyelesaian izin lokasi - - - BPN

2.1.10 Kependudukan dan Catatan Sipil Rasio penduduk berKTP per satuan penduduk

90% 93% 94,50% 100% 100% DI SPENDUKCAPI L

Rasio bayi berakte kelahiran

95% 98% 100% 100% 100% DI SPENDUKCAPI L

Rasio pasangan berakte nikah

93% 95% 97% 100% 100% DI SPENDUKCAPI L

Kepemilikan KTP 90% 93% 94,50% 100% 100% DI SPENDUKCAPI L

Kepemilikan akt a kelahiran per 1000 penduduk

80% 80% 85% 100% 100% DI SPENDUKCAPI L

Ketersediaan database kependudukan skala prov/ kota/ kab

ada ada ada ada ada DI SPENDUKCAPI L

Penerapan KTP Nasional berbasis NI K

sudah sudah sudah sudah sudah DI SPENDUKCAPI L

2.1.11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Persentase partisipasi

perempuan di lembaga pemerintah

2,70 2,98 3,54 3,54 3,54 BAPERMAS PP,PA &

KB

Partisipasi perempuan di lembaga swast a

85,62 97,02 96,46 96,46 96,46 BAPERMAS PP,PA &

KB

Rasio KDRT 0,10 0,09 0,10 0,10 0,10 BAPERMAS PP,PA &

KB Persentase j umlah

tenaga kerja di bawah umur

ada ada ada ada ada BAPERMAS PP,PA &

KB

Partisipasi angkatan kerja perempuan

2,70 2,98 3,54 3,54 3,54 BAPERMAS PP,PA &

KB Penyelesaian pengaduan

perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

100% 100% 100% 100% 100% BAPERMAS PP,PA &

KB

2.1.12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sej ahtera


(35)

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ I ndikator

Kinerj a Pembangunan Daerah

Capaian Kinerj a

Standar SKPD/ ORGA-NI SASI

20 08 20 09 20 10 20 11 20 12

per keluarga KB

Rasio akseptor KB 77,29 78,74 79,22 79,22 79,22 BAPERMAS PP,PA &

KB

Cakupan peserta KB aktif 77,29 78,74 79,22 79,22 79,22 BAPERMAS PP,PA &

KB Keluarga Pra Sejahtera

dan Keluarga Sej ahtera I

34,05 30,97 30,84 30,84 30,84 BAPERMAS PP,PA &

KB 2.1.13 Sosial dan Tenaga kerja

Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo dan panti rehabilitasi

- - - DI NSOSNAKERTRANS

PMKS yg memperoleh bantuan sosial

- - - DI NSOSNAKERTRANS

Penanganan penyandang masalah kesej ahteraan sosial

Pelatihan keterampilan

Home visit oleh LK3 ( Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga) Dikirim ke Panti Asuhan untuk pembinaan

Angka partisipasi angkatan kerja

277.675/ 418.201 = 66

275.546/ 423.800 = 65

- - - DI NSOSNAKERTRANS

Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun

122/ 67 = 182 73/ 36 = 202 17/ 5 = 34 36/ 36 = 100 36/ 36 = 100 DI NSOSNAKERTRANS

Tingkat partisipasi angkatan kerja

66,40 65,02 - - - DI NSOSNAKERTRANS

Pencari kerj a yang sudah ditempatkan

2.297/ 7.574= 30 1.276/ 6.688= 19 925/ 4.953= 18 - - DI NSOSNAKERTRANS

Tingkat pengangguran terbuka

26.574/ 277.675 = 9

28.778/ 275.546= 1 0

- - - DI NSOSNAKERTRANS

Keselamatan dan Perlindungan :

- - - DI NSOSNAKERTRANS

Jaminan Kecelakaan Kerj a (JKK)

26.285 30.274 - - - DI NSOSNAKERTRANS

Jaminan Kematian (JKM) 26.285 30.274 - - - DI NSOSNAKERTRANS

Jaminan Hari Tua (JHT) 26.285 30.274 - - - DI NSOSNAKERTRANS

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

7.878 8.238 - - - DI NSOSNAKERTRANS

Perselisihan Buruh dengan pengusaha

72 kasus 36 kasus 17 kasus 36 kasus 36 kasus DI NSOSNAKERTRANS


(36)

Pembangunan Daerah 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 NI SASI Persentase koperasi aktif 467/ 536

(87,13% )

473/ 541 (87,43% )

478/ 548 (87,23% )

483/ 553 (87,34% )

488/ 560 (87,14% )

DI NKOP & UMKM Jumlah UKM non

BPR/ LKM UKM

- - - DI NKOP & UMKM

Jumlah BPR/ LKM - - - DI NKOP & UMKM

Usaha Mikro dan Kecil

6.075/ 54.582 (11,13% )

7.593/ 54.582 13,91%

9.111/ 54.582 (16,69% )

10.630/ 54.58 2 (19,47% )

12.148/ 54.58 2 (22,25% )

DI NKOP & UMKM

2.1.15 Penanaman Modal Jumlah investor berskala nasional (PMDN/ PMA)

138 160 147 - - KPM

Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/ PMA)

2.266.289.750.0 55

1.145.481.636.317 966.065.372.477, 38

KPM

Rasio daya serap tenaga kerja

287,79 268,34 263,58 - - KPM

Kenaikan/ penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)

325% -49% -16% - - KPM

2.1.16 Kebudayaan

Penyelenggaraan festival seni dan budaya

5 8 8 10 10 DI SPARSENI BUD

Sarana penyelenggaraan seni dan budaya

3 3 5 5 5 DI SPARSENI BUD

Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan

- - - DI SPARSENI BUD

2.1.17 Pemuda dan Olah Jumlah organisasi

pemuda 57 57 57 - 57

DI SDI KPORA Jumlah organisasi

olahraga 50 50 50 - 50

DI SDI KPORA

Jumlah kegiatan

kepemudaan 80 85 90 95 80

DI SDI KPORA Jumlah kegiatan

olahraga 70 78 80 90 70

DI SDI KPORA Gelanggang/ balai remaja

(selain milik swasta) 1 1 1 1 1

DI SDI KPORA

Lapangan olahraga

120 120 130 130 120


(37)

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ I ndikator

Kinerj a Pembangunan Daerah

Capaian Kinerj a

Standar SKPD/ ORGA-NI SASI

20 08 20 09 20 10 20 11 20 12

2.1.18 kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Kegiatan pembinaan

terhadap LSM, Ormas dan OKP

- - - KESBANGPOLLI NMAS

Kegiatan pembinaan politik daerah

- 1 - - - KESBANGPOLLI NMAS

2.1.19 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi keuangan Umum, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Rasio jumlah Polisi

Pamong Praj a per 10.000 penduduk

2,24 1,89 1,65 1,59 - SATPOL PP

Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk

5 5 5 5 - KESBANGPOLLI NMAS

Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/ kelurahan

17 21 29 34 - KESBANGPOLLI NMAS

Pertumbuhan ekonomi 5,69 5,90 5,72 5,94 BPS

Kemiskinan 2005 (71.094) 2006 (77.960) 2007 (70.091) 2008 (84.193) 2009 (77.970) BPS Sistem informasi

Pelayanan Perijinan dan adiministrasi pemerintah

-

Penegakan Perda 100% 100% 100% 100% - SATPOL PP

Cakupan patroli petugas Satpol PP

720 725 738 95 - SATPOL PP

Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketenteraman, keindahan) di Kabupat en

4 7 10 - - SATPOL PP

Petugas Perlindungan Masyarakat ( Linmas) di Kabupaten

2.357 2.285 2.325 2.259 - KESBANGPOLLI NMAS

Cakupan pelayanan bencana

kebakaran kabupaten

2 3 2 1 - KESBANGPOLLI NMAS

Tingkat waktu tanggap (response time rate) daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK)

- - - -

Cakupan sarana prasarana


(38)

Pembangunan Daerah 20 08 20 09 20 10 20 11 20 12 NI SASI perkantoran

pemerintahan desa yang baik

Sistim I nformasi Manajemen Pemda

7 10 12 12 14 --

I ndeks Kepuasan Layanan Masyarakat

- ada - - - - -

2.1.20 Ketahanan Pangan

Regulasi ket ahanan pangan

- Perwali No. 20-c Tahun 2009

Sk Walikota No. 410/ 21-D/ I / 2010

SK Walikota No. 501/ 31-F/ I / 2010

SK Walikota tentang DMP TA 2011 SK Walikota tentang Lokasi bantuan PDRP tahun 2011

- KANTOR KETAHANAN

PANGAN

Ketersediaan pangan utama

- - - - -

Pemberdayaan Masyarakat

- - - - -

Rata-rata j umlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat ( LPM)

100% 100% 100% 100% 100% KESBANGPOLLI NMAS

Rata-rata j umlah kelompok binaan PKK

100% 100% 100% 100% 100%

Jumlah LSM 6 10 10 10 10

LPM Berprestasi 100% 100% 100% 100% 100%

PKK aktif 100% 100% 100% 100% 100%

Posyandu aktif 100% 100% 100% 100% 100%

Swadaya Masyarakat terhadap Program pemberdayaan masyarakat

100% 100% 100% 100% 100%

Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan masyarakat

100% 100% 100% 100% 100%

2.1.21 Statistik


(39)

No

Aspek/ Fokus/ Bidang Urusan/ I ndikator

Kinerj a Pembangunan Daerah

Capaian Kinerj a

Standar SKPD/ ORGA-NI SASI

20 08 20 09 20 10 20 11 20 12

dalam angka” Buku ” PDRB kabupaten/ kota”

ada ada ada ada ada

2.1.22 Kearsipan

Pengelolaan arsip secara baku

96 SKPD 96 SKPD 96 SKPD 96 SKPD 140 SKPD KANTOR ARPUSDA

Peningkatan SDM pengelola kearsipan

46 org 17 org 14 org 96 org 144 org

2.1.23 Komunikasi dan I nformatika Jumlah j aringan

komunikasi

1 1 1 1 1 DI NAS KOMUNI KASI

DAN I NFORMATI KA Rasio wartel/ warnet

terhadap penduduk

0,4 0,3 0,25 0,20 0,15

Jumlah surat kabar nasional/ lokal

11 11 12 12 12

Jumlah penyiaran radio/ TV lokal

17 17 18 19 19

Web site milik pemerintah daerah

ada ada ada ada ada

Pameran/ expo 2 3 3 3 3

2.1.24 Perpustakaan

Jumlah perpustakaan 1 1 1 1 1 KANTOR ARPUSDA

Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun

38.110 41.110 50.922 60.000 65.000

Koleksi buku yang tersedia di perpust akaan daerah

33.151 37.780 36.281 40.000 50.000

2.2 Pelayanan Urusan Pilihan 2.2.1 Pertanian

Produktivitas padi atau bahan

pangan utama lokal lainnya per hektar

49,42 50,98 49,31 48,94 49,01 DI NAS PERTANI AN

Kontribusi sektor pertanian/ perkebunan terhadap

PDRB

0,06 0,06 - - -

Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap


(1)

Keberhasilan

dalam pembangunan menyangkut imbangan antara hak, peran dan kewajiban anak

3. Peran ibu rumah tangga dalam pemberdayaan ekonomi keluarga

(utamanya warga miskin) melalui program pelatihan belum berjalan optimal

Statistik 4. Ketersediaan data statistik basis kelurahan dan kecamatan belum tersedia oleh badan statistik

Kearsipan 1. Pengelolaan kearsipan di SKPD yang belum optimal

2. Masih rendahnya backup peran I T dalam sistem manajemen kearsipan

Komunikasi dan I nformatika

1. Masih perlu peningkatan cakupan perangkat hardware teknologi informasi maupun substansi konten informasi yang mampu menjembatani pemerintah kota dengan pihak di luar pemerintahan untuk meningkatkan pencitraan kota dan penarikan capital inflow ke kota Surakarta 2. Belum optimalnya aplikasi e-Gov, dimana

peran I t masih dianggap sebagai fungsi pendukung

Perpustakaan 1. Belum optimalnya pelayanan perpustakaan 2. Belum optimalnya manajemen


(2)

No Kriteria/ Aspek Urusan Faktor- Faktor Penentu

Keberhasilan Permasalahan

3. Rendahnya minat baca masyarakat dan terbatasnya koleksi buku bacaan

PI LI HAN

Pertanian 1. Keterbatasan lahan pertanian dan bahan baku untuk produk olahan pangan 2. Belum optimalnya fungsi kelembagaan

petani

3. Rendahnya daya saing produk hasil pertanian

4. Terbatasnya sumber daya

5. Terbatasnya sarana/ prasarana penunjang produksi

6. Kurang optimalnya partisipasi masyarakat dalam bidang pertanian di perkotaan Pariwisata 1. Masih perlu membangun kepercayaan

dunia luar untuk jaminan keamanan wisatawan ke kota Surakarta terkait isu teroris di Kota Surakarta dan wilayah sekitar Surakarta

2. Belum profesionalnya pengelolaan objek dan daya tarik wisata, sumber daya manusia kepariwisataan dan rendahnya kemampuan masyarakat untuk dapat terlibat dalam pembangunan pariwisata 3. Masih rendahnya tingkat kepedulian dan

kesadaran masyarakat terhadap pengembangan kepariwisataan

4. Pelaksanaan program pariwisata masih parsial/ ego sektoral, belum adanya


(3)

Keberhasilan

hilirisasi terhadap industri pariwisata 5. Pemanfaatan jaringan informasi dan

promosi pariwisata belum optimal 6. Belum adanya kesamaan persepsi Kota

Solo sebagai kota tujuan wisata Perdagangan 1. Masih perlu memperluas rantai

perdagangan yang melibatkan sektor usaha mikro kecil dan menengah serta koperasi

2. Terbatasnya kemampuan SDM pelaku usaha di sektor perdagangan khususnya usaha dagang kecil dan menengah 3. Tidak ada keberanian untuk mengikuti

pameran secara mandiri baik berskala nasional, maupun international

4. Kurangnya pengetahuan I T 5. Daya saing produk masih lemah 6. Belum optimalnya pelaksanaan

perlindungan konsumen dan pengawasan barang beredar

Perindustrian 1. Masih perlu memperluas kerja sama industri yang melibatkan sektor usaha mikro kecil dan menengah serta koperasi 2. Daya saing industri masih relatif rendah 3. Penguasaan teknologi pada I KM belum

optimal

4. Ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas sesuai kebutuhan dunia usaha industri masih rendah


(4)

No Kriteria/ Aspek Urusan Faktor- Faktor Penentu

Keberhasilan Permasalahan

5. Sulitnya pemasaran hasil produksi I KM Daya Saing Daerah

I I I Daerah Otonomi Baru Perkembangan penyusunan perangkat daerah

Perlu evaluasi efisiensi kinerja

Pengisian personil Perlu evaluasi efisiensi kinerja

Pengisian keanggotaan DPRD Penyelenggaraan Urusan Wajib dan Pilihan

Perlu evaluasi efisiensi kinerja

Pembiayaan Perlu peningkatan sumber pembiayaan

yang akuntabel

Pengalihan aset dan dokumen Perlu evaluasi efisiensi kinerja Penyediaan sarana dan prasarana

pemerintahan

Perlu evaluasi efisiensi kinerja


(5)

I DENTI FI KASI PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DAN KEBI JAKAN NASI ONAL/ PROVI NSI

DAN LI NGKUNGAN EKSTERNAL LAI NNYA

NO I su Penting dan Masalah Mendesak

Tingkat Nasional Tingkat Provinsi Lingkungan Eksternal Lainnya

1. Reformasi birokrasi dan tata kelola ditandai dengan tidak seimbangnya antara kinerja layanan dengan struktur organisasi pemerintah

Masih tingginya angka kemiskinan dan pengangguran

Konstelasi politik internasional dan perekonomian global, yang dapat memicu perubahan asumsi perekonomian nasional yang berimbas ke pemerintah daerah

2. Masih belum optimalnya peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, mandiri, berbudi pekerti dan berkarakter bangsa

Laju pertumbuhan penduduk relatif tinggi

3. Masih belum optimalnya layanan bidang kesehatan

Kualitas pelayanan publik kurang memuaskan

Kenaikan harga minyak bumi di pasar internasional, yang berimbas pada perubahan asumsi makro APBN, yang berimbas pada alokasi dana DAU/ DAK kepada pemerintah daerah

4. I su terhadap pencapaian penurunan angka kemiskinan terkait dengan target MDG’s

Rendahnya realisasi investasi daerah 5. I su kelangkaaan pangan terhadap daya

tahan ketahanan pangan nasional

Masih rendahnya kualitas hidup dan perlindungan terhadap perempuan dan anak dari tindak kekerasan dan

trafficking 6. Menurunnya daya dukung pembangunan

infrastruktur yang berdampak bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan daya dukung lingkungan

Rendahnya daya saing produk industri dan UMKM

7. I klim investasi dan usaha yang belum mencapai dengan angka yang diharapkan karena berbagai kendala teknis dan nonteknis baik di tingkat pusat/ daerah

Kurang stabilnya kontinuitas dan kualitas produk pertanian, perikanan dan kehutanan

8. Tingkat dependency terhadap penggunaan Menurunnya daya dukung dan daya tampung lingkungan


(6)

NO I su Penting dan Masalah Mendesak

Tingkat Nasional Tingkat Provinsi Lingkungan Eksternal Lainnya

9. Sumber energi fosil dan belum optimalnya penggalian terhadap sumber-sumber energi terbarukan (renewable energy)

Pemenuhan kebutuhan energi listrik belum merata

10. Menurunnya daya dukung lingkungan dan meningkatnya anomali iklim yang

berdampak pada produktivitas pangan

Rendahnya kualitas prasarana dan sarana jalan, jembatan dan saluran irigasi

11. Masih rendahnya daya saing kreativitas dan inovasi yang berdampak pada hanya sebagai penerima produk dari luar negeri

Rendahnya cakupan pelayanan air bersih, sanitasi dan persampahan serta penanganan permukiman kumuh 12. Globalisasi yang belum sepenuhnya

berpihak pada kepentingan negara berkembang dan belum kuatnya struktur industrilisasi nasional

Masih rendahnya ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, relevansi, kesetaraan dan keterjaminan pelayanan pendidikan 13. Hilirisasi industri sektor pariwisata yang

belum optimal yang berdampak pada kinerja sektor pariwisata yang belum optimal

Masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat

14. Masih banyaknya penyandang masalah

kesejahteraan sosial (PMKS) yang belum tertangani

15. Korban bencana, sarana prasarana dan

usaha ekonomi belum tertangani dengan baik