ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA MEMINIMALKAN RISIKO DAN MEMAKSIMALKAN RETURN | Musthofa | Jurnal Administrasi Bisnis 2204 8848 1 PB

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA
MEMINIMALKAN RISIKO DAN MEMAKSIMALKAN RETURN
Achmad Guntur Musthofa
Moch. Dzulkirom AR
Achmad Husaini
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email:[email protected]

ABSTRACT
This research aimed to determine combination and optimal composition of stocks portfolio which formed with
single index model. Optimal portfolio was formed by combination of specific, therefeore composition of sharia
stocks portfolio which have maximum return and minimal risk.Type of research was descriptive. Data
collection was conducted by studying the documents and publications. This research used purposive sampling
techniques with particular consideration sample. Analysis of the data used descriptive analysis. The data used
were secondary data. Results of this research explained how to establish the optimal portfolio with a single
index model. Portfolio combinations formed from the combination of three stocks that Unilever Indonesia
Tbk. (funds proportion 0.36111), Kalbe Farma Tbk. (funds composition 0.28604), and Astra International
Tbk. (funds proportion 0.35286). The expected return value of the optimal portfolio obtained a value of
0.03729 and 0.00334 obtained for portfolio risk.Optimal portfolio from shares of Jakarta Islamic Index were

formed by single index showed good results. Portfolio rate of return formed has remained in range of shares
returns forming portfolio, while risk of the portfolio was held at low level risk of stocks which formed optimal
portfolio.
Keywords: Composition, Investor, Portofolio, Sharia
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mencari kombinasi dari portofolio saham yang optimal dan juga
komposisinya memakai indeks tunggal. Portofolio saham memakai kombinasi dan komposisi tertentu
sehingga merupakan portofolio dari saham-saham syariah yang memiliki return yang maksimal dan memiliki
risiko paling kecil. Penelitian ini adalah salah satu penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan
mempelajari dokumen publikasi yang diterbitkan pihak kedua, yang memakai metode purposive sampling,
yakni sampel yang diambil melalui pertimbangan tertentu. Metode analisis data menggunakan metode
analisis deskriptif, dengan data sekunder sebagai data penelitian yang utama. Dari penelitian ini diketahui
bahwa metode pembentukan dari portofolio adalah dengan memakai indeks tunggal. Kombinasi portofolio
dari kombinasi tiga saham yaitu Unilever Indonesia Tbk. (proporsi dana 0.36111), Kalbe Farma Tbk.
(komposisi dana 0.28604), dan Astra International Tbk. (proporsi dana 0.35286). Nilai return yang diinginkan
dari portofolio optimal didapatkan besaran nilai 0.03729 dan resiko portofolio didapatkan 0.00334. Portofolio
optimal dari beberapa saham Jakarta Islamic Index yang dibentuk dengan indeks tunggal menunjukkan hasil
baik. Portofolio yang terbentuk memiliki tingkat return yang masih berada pada range return saham-saham
pembentuk portofolio, sedangkan risiko yang dimiliki portofolio berada pada tingkat yang lebih kecil dari
resiko saham yang menyusun portofolio optimal.

Kata kunci: Komposisi, Investor, Portofolio, Syariah

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

19

PENDAHULUAN
Di zaman yang modern seperti sekarang ini, arus
informasi dan barang yang semakin lancar menjadi
tantangan baru bagi kehidupan manusia. Kondisi
ekonomi dapat berubah-ubah secara drastis dan
cepat. Seseorang dituntut untuk mencari cara
menghadapi keadaan ekonomi masa depan yang
tidak pasti. Salah satu cara untuk mencapai masa
depan yang memiliki prospek lebih baik yaitu
dengan berinvestasi. Tujuan berinvestasi adalah
mendapatkan tingkat keuntungan yang sebesarbesarnya untuk memperbesar uang investor guna
konsumsi dimasa datang. Investor berkomitmen
atas sejumlah dana yang diinvestasikan sekarang

ini, yang bertujuan untuk mendapatkan beberapa
benefit di masa depan sebagai bentuk bayaran atas
waktu dan risiko yang terkait dengan penanaman
modal yang telah dilaksanakannya (Tandelilin,
2001).
Investor dapat menanamkan dana pada sektor
riil, antara lain tanah, emas, dan bangunan, maupun
pada sektor finansiil, antara lain deposito, saham,
dan obligasi. Penanaman modal pada sektor
finansiil dapat dilaksanakan pada pasar modal.
Pasar modal adalah tempat dimana bertemunya para
pihak yang mempunyai kapital dengan pihak-pihak
yang memerlukannya. Pasar modal yakni pilihan
pemodalan perusahaan dan spot penanaman modal.
Pasar modal yakni aktivitas yang berhubungan
dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
profesi dan lembaga yang berhubungan dengan
efek, perusahaan publik yang berhubungan dengan
efek yang dibuatnya (UU No.8 Tahun 1995).
Return adalah hasil yang didapatkan dari suatu

investasi (Jogiyanto, 1998). Keuntungan investasi
bisa berupa return realisasi yang telah terjadi atau
return ekspektasi yang belum terjadi, akan tetapi
yang diinginkan bisa terjadi di masa depan.
Problematikan yang harus ditanggulangi oleh para
investor adalah unsur ketidakpastian. Saat
diharuskan untuk memilih saham, investor tidak
mengerti tentang kepastian hasil yang bisa
didapatkan dari investasi yang dilaksanakannya.
Keputusan investasi dilaksanakan dengan menilai
berapa kira-kira keuntungan yang diinginkan dari
investasi dan seberapa jauh hasil aktual dapat
menyimpang dari keuntungan yang diharapkan.
Risiko adalah probabilitas diferensial antara
return harapan dengan return sebenarnya yang
diterima (Tandelilin, 2010). Risiko investasi dapat
dibagi menjadi dua tipe yaitu risiko sistematis atau
systematic risk, yang berhubungan dengan
perubahan menyeluruh yang terjadi di pasar, dan
Risiko tidak sistematis atau unsystematic risk yang

berhubungan dengan situasi mikro perusahaan

penerbit saham, dan berupa risiko yang bisa
dikurangi dengan melaksanakan diversifikasi.
Dengan diversifikasi diharapkan akan dapat
memperkecil tingkat risiko. Investor dapat
membentuk portofolio dengan penyusunan yang
sedemikian rupa, sehingga risiko bisa dikurangi
tanpa harus meminimalisasi return harapan
(Tandelilin, 2010).
Portofolio diartikan sebagai sekumpulan
investasi (Husnan, 2003). Metode pembentukan
portofolio saham optimal, yaitu menggunakan
indeks tunggal, yang menghubungkan perhitungan
return dari setiap aset pada return indeks pasar.
Konsep penting nya yakni terminologi beta atau
ukuran kepekaan return saham terhadap return
pasar. Semakin besar beta saham, maka semakin
besar kepekaan return saham itu pada perubahan
retun pasar.

Pasar modal syariah dikembangkan untuk
memenuhi keperluan umat Islam Indonesia yang
berharap untuk dapat melaksanakan investasi di
beberapa produk pasar modal sesuai dengan
ketentuan dasar hukum Islam (syariah). Sehingga
diinginkan masyarakat dapat mempunyai pilihan
investasi yang sesuai dengan harapannya.
Perbedaan dasar pasar modal yang bersifat kuno
dengan syariah bisa ditemukan di instrumen dan
mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan
nilai indeks saham yang bersifat syariah dengan
nilai indeks saham yang bersifat konvensional
terdapat pada ciri-ciri saham emiten yang wajib
berdasarkan pada prinsip dasar hukum Islam
(syariah). Salah satu sekuritas syariah bagi
masyarakat yaitu saham perusahaan yang ada dan
terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).
JII yang berkembang dab terus meningkat walau
secara umum masih tertinggal dengan saham-saham
yang lebih populer dalam LQ-45. JII adalah pilihan

yang tepat bagi investor yang menginginkan
investasi berbasis syariah dengan kinerja yang
cukup baik.
KAJIAN PUSTAKA
Investasi
Investasi merupakan perjanjian atas modal yang
dilaksanakan sekarang ini, yang bermaksud untuk
mendapatkan profit ke depannya (Tandelilin, 2010:
2). Investasi yakni setiap pemakaian dana yang
bermaksud untuk mendapatkan penghasilan
(Husnan, 2003:3). Dan investasi merupakan usaha
seseorang untuk meningkatkan harta kekayaan.
Terdapat bermacam alasan seseorang untuk
melaksanakan investasi, yakni mendapatkan
penghidupan yang lebih baik ke depannya. Orang
yang arif berpikir bagaimana cara untuk menaikkan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id


20

tingkat dan derajat hidupnya dari masa ke masa,
atau sedikitnya berupaya untuk mempertahankan
besaran pendapatan sekarang supaya tidak
berkurang di kemudian hari. Selanjutnya, untuk
mengurangi tekanan inflasi. Dengan melaksanakan
penanaman modal dalam kepemilikan perusahaan
atau obyek lain, seseorang bisa menjauhkan dirinya
dari risiko berkurangnya nilai hak milik atau
kekayaannya, yang diakibatkan oleh adanya
pengaruh dari inflasi. Kemudian, sebagai dana
dalam upaya penghematan pajak. Pada beberapa
Negara, diterbitkan kebijakan yang sifatnya
mendorong pertumbuhan investasi masyarakat
dengan cara menyediakan wadah pajak bagi para
investor (Tandelilin, 2001: 4).
Investasi dapat dilakukan pada sektor real asset
dan financial asset yang dijelaskan berikut, yaitu:
Real Asset yaitu aset nyata yang dapat dilihat

fisiknya atau barang modal yang digunakan dalam
proses produksi, dapat berwujud mesin, tanah,
bangunan, dan emas, serta Financial Asset yang
merupakan sertifikat penunjukan hak atas asset-aset
dari perusahaan penerbit sekuritas (surat
berharga), yang dapat berupa deposito, saham,
obligasi, dan lain sebagainya (Husnan, 2003: 3).
Sedangkan investasi pada aset finansial bisa
berwujud investasi langsung, yang dilaksanakan
dengan cara pembelian aset keuangan secara
langsung dari suatu perusahaan, maupun investasi
tidak langsung, lewat perolehan obligasi dari
perusahaan tempat investasi pemilik portofolio
aset keuangan dari beberapa perusahaan lain
(Hariyanto, 1998: 3).
Keputusan investasi didasarkan pada level return
yang diinginkan, level risiko, dan kaitan antara
risiko dengan return. Investor menginginkan level
return tertentu pada hasil investasinya di masa
depan. Probabilitas terjadinya perbedaan antara

level return yang diinginkan return yang
sebenarnya adalah risiko dari penanaman modal.
Semakin besar penanam modal mengharapkan
return, maka risiko suatu asset juga semakin besar.
Pasar Modal
Pasar modal yakni sarana aktivitas penawaran
umum dan perdagangan efek, serta lembaga dan
profesi yang berhubungan dengan efek (UU No. 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal). Pasar modal
yakni tempat jual-beli alat keuangan jangka
panjang, yang dapat berupa hutang atau modal itu
sendiri, yang dibuat oleh perusahaan swasta
maupun pemerintah (Husnan, 2003: 3). Pasar modal
merupakan suatu lokasi yang digunakan
bertemunya pihak yang memerlukan modal jangka

panjang dan membutuhkan sarana investasi pada
instrumen finansial.
Pasar modal konvensional tersebut berbeda
dengan syariah, yang dilangsungkan secara syariah

atau mengikuti konsep hukum Islam. Pasar modal
syariah dimaksudkan untuk pasar modal yang
memakai hukum dasar syariah dalam aktivitas
transaksi ekonomi, yang lepas dari beberapa hal
yang dilarang, antara lain perjudian, spekulasi, riba,
dan lain sebagainya (Yuliana, 2010: 45). Pasar
modal syariah secara resmi dipakai pada tanggal 14
Maret 2003, yang didasarkan pada kerjasama antara
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
dengan BAPEPAM-LK.
Keberadaan pasar modal ikut serta berperan
dalam memberikan manfaat bagi perekonomian,
diantaranya memperbaiki struktur permodalan
perusahaan, meningkatkan efisiensi alokasi sumbersumber
dana,
menunjang
terciptanya
perekonomian yang sehat, meningkatkan
penerimaan negara, mengurangi hutang luar negeri
pihak pemerintah maupun swasta, meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan, dan
pasar modal sebagai alternatif pembiayaan
pemerintah (Anwar, 2005:2).
Pasar modal menjadi alternatif pembiayaan
jangka panjang yang lebih murah dan lebih
menguntungkan dari kredit bank. Sebagai investor,
masyarakat
ikut
menikmati
keberhasilan
perusahaan dengan pembagian dividen dan
peningkatan harga saham (Lubis, 2008:9).
Meningkatnya
peran
masyarakat
dalam
pembangunan dan memeratakan hasil-hasil
pembangunan selaras dengan demokrasi (Yuliati,
1996:11). Perusahaan akan terdorong untuk bekerja
secara professional. Dana dari masyarakat
dipergunakan untuk kegiatan produktif sehingga
mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Pemerintah mendapat penerimaan pajak sehingga
meningkatkan pendapatan Indonesia.
Saham
Sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal
salah satunya yaitu saham. Saham merupakan
sekuritas kepemilikan dalam suatu bisnis atau
perusahaan, yaitu klaim terhadap pendapatan dan
aset bisnis atau perusahaan (Manurung, 2009:5).
Investor pembeli saham memiliki hak klaim aset
perusahaan dan penghasilan. Saham yaitu tanda
penyertaan modal badan atau seseorang pada suatu
perseroan terbatas (PT) atau perusahaan tertentu.
Saham merupakan surat bukti milik atas
beberapa aset perusahaan yang meluncurkan
saham, dan bias dibagi menjadi dua. Jika dilihat
dari segi kemampuan dalam hak tagih, saham

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

21

terdiri dari saham preferen dan saham biasa. Saham
biasa adalah saham dimana pemiliknya merupakan
yang paling junior pada pembagian dividen dan hak
atas harta kekayaan perusahaan jika perusahaan
dilikuidasi. Dan saham yang merupakan kombinasi
antara obligasi dan saham biasa disebut dengan
saham preferen, sebab dapat membuahkan
pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), akan
tetapi dapat juga tidak menghasilan seperti yang
diharapkan oleh investor. Dengan memberikan
dividen tetap dan memberikan hak kepemilikan
seperti saham biasa (Darmadji dan Fakhrudin,
2001:6). Sedangkan, jika dilihat dari cara pengalihan
hak kepemilikannya terbagi atas saham atas tunjuk
yang tidak tertulis nama pemiliknya sehingga mudah
dipindah tangan antar investor, dan saham atas nama
yang tertulis siapa nama yang mempunyainya
(Darmadji dan Fakhrudin, 2001: 6).
Harga saham memperlihatkan pencapaian
emiten, dimana gerak harga saham berkaitan
langsung dengan kerja emiten. Jika emiten memiliki
pencapaian yang semakin baik, maka semakin besar
juga profit perusahaan, yang berarti juga semakin
besar keuntungan pemegang saham. Pergerakan
harga saham bagi para investor adalah faktor
penting dalam investasi di pasar modal, dimana
harga saham tersebut dipengaruhi oleh kekuatan
supply dan demand yang berubah-ubah.
Return dan Risiko
Hasil yang didapatkan dari investasi adalah
return (Jogiyanto, 1998: 85), yang bisa berwujud
return yang sebenarnya (realized return) yaitu
return yang ada, dan dikalkulasi berdasarkan
data yang telah ada, ataupun return harapan
(expected return), yakni return harapan investor ke
depannya.
Return saham yakni hasil dari setiap investasi
dari untung/rugi modal dan yield untuk investor.
Return yang berwujud cash flow yang didapatkan
secara periodik (dividen) disebut dengan yield.
Sedangkan, capital gain atau capital loss yaitu
return yang bermula dari berubahnya harga aset
yang dimiliki oleh investor. Jika harga tersebut
berubah secara positif maka disebut sebagai capital
gain, dan sebaliknya, jika bila harga itu berubah
secara negatif maka disebut sebagai capital loss.
Besarnya return dapat di hitung dengan rumus
(Jogiyanto, 1998: 87):
Pt − Pt− + D
R =
Pt−
Notasi:
Ri
= return saham i pada periode t
Pt
= harga saham periode t

Pt-1
= harga saham satu periode sebelum t
D
= dividen saham i yang dibayarkan pada
periode t
Untuk return ekspektasi dapat di tulis dengan
rumus (Husnan, 2003: 47):
∑t= R
E R =
N
Notasi:
E(Ri) = return harapan dari saham i
Ri
= return saham i pada periode t
N
= jumlah periode pengamatan
Kemudian, return pasar bisa didapatkan dengan
menggunakan
rumus
perhitungan
berikut
(Jogiyanto, 1998: 162):
IHSGt − IHSGt−
R =
IHSGt−
Notasi:
Rm
= tingkat pengembalian pasar
IHSGt = indeks harga saham gabungan periode t
IHSGt-1 = IHSG satu periode sebelum t.
Untuk return ekspektasi memakai rumus:
∑N= R
E R =
N
Notasi:
E(Rm) = return harapan pasar
Rm
= tingkat pengembalian pasar
N
= jumlah periode pengamatan
Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu
penyimpangan return yang sebenarnya atas return
yang diinginkan (Tandelilin, 2010: 102), yang
dapat menghasilkan penyimpangan yang lebih
kecil maupun lebih besar. Risiko dihitung atas
dasar penyebaran di sekitar rataan (standar
deviasi), yang menghitung menyimpangnya
nilai return yang sebenarnya dengan nilai mean
atau return yang diinginkan. Variance digunakan
untuk mengukur risiko return ekspektasi, serta
standar deviasi bertujuan untuk mengetahui
risiko return.
Risiko portofolio terpengaruh oleh mean
tertimbang pada tiap-tiap risiko aset individual dan
kovarian antar aset yang menyusun portofolio.
Apabila jumlah aset dilakukan penambahan, maka
variance semakin kecil, dan nilai menjadi nol jika
jumlah aset penyusun portofolio adalah tak
terhingga jumlahnya.
Dalam konteks portofolio, risiko dibagi
menjadi dua, yaitu risiko sistematis, yang
merupakan risiko yang tidak bisa dibuang hanya
dengan melaksanakan diversifikasi. Fluktuasi dari
risiko tersebut terpengaruh oleh faktor-faktor makro
yang bisa juga memberikan pengaruh pada pasar
secara keseluruhan, misalnya perubahan kurs valas,
kebijakan pemerintah, dan tingkat bunga, dan risiko

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

22

yang bisa dibuang secara diversifikasi disebut
dengan unsystematic risk (risiko tidak sistematis),
sebab risiko tersebut hanya ada pada industri atau
perusahaan tertentu. Contohnya, tingkat likuiditas,
faktor struktur aset, dan lain sebagainya. Risiko ini
juga disebut diversifiable riks (Tandelilin, 2010:
104).
Pola kaitan antara risiko dengan return yang
diinginkan yaitu bahwa keduanya memiliki kaitan
yang linier atau searah. Maksudnya, semakin
tinggi risiko aset, maka semakin tinggi juga level
return yang diinginkan, dan begitu pula sebaliknya
(Tandelilin, 2001: 7).

Corner) Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Jl. Mayjend Haryono 163 Malang. Pada penelitian
ini, saham-saham yang ada pada daftar Jakarta
Islamic Index (JII) pada Januari 2010 yaitu
sebanyak 30 emiten ditunjuk sebagai populasinya.
Pemilihan sampel pada penelitian ini dilaksanakan
dengan memakai teknik purposive sampling, yakni
sampel yang digunakan diambil melalui
pertimbangan tertentu (Taniredja, 2011: 37). Data
yang dipakai yaitu data sekunder, antara lain data
suku bunga SBI, dividen, harga saham, dan IHSG.
Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis
memakai analisis data model indeks tunggal.

Portofolio
Portofolio adalah kumpulan aset atau
sekumpulan investasi (Husnan, 2003:45).
Portofolio merupakan suatu rangkaian investasi
sekuritas yang ditanamkan dan dimiliki oleh
investor, baik oleh lembaga maupun individu.
Kombinasi atas aset itu seperti halnya aset finansiil,
aset riil, ataupun keduanya. Investor dalam
melaksanakan investasi biasanya tidak hanya
memilih satu saham saja, akan tetapi melaksanakan
kombinasi. Hal tersebut dikarenakan dengan
melaksanakan kombinasi saham, maka investor
dapat memperoleh return yang optimal dan juga
dapat meminimalisir risiko dengan cara
diversifikasi. Risiko portofolio sebagai varian
diukur dengan rumus (husnan, 2003: 56).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Atas dasar sampel yang dipilih dengan teknik
purposive sampling, diperoleh 14 saham yang
memenuhi kriteria menjadi sampel penelitian,
antara lain Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM),
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA),
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), Vale
Indonesia Tbk (INCO), Lippo Karawaci Tbk
(LPKR), Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Astra
Internasional Tbk (ASII), United Tractors Tbk
(UNTR), Aneka Tambang Persero Tbk (ANTM),
Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), Semen
Indonesia Tbk (SMGR), Kalbe Farma Tbk (KLBF),
Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan Timah
(Persero) Tbk, (TINS).
Berdasarkan data yang telah diperoleh, return
masing-masing saham dapat dianalisis berikut ini.
Pt − Pt− + D
R =
Pt−
Emiten yang membayar dividen paling tinggi
selama tahun 2010-2011 yakni Indo Tambangraya
Megah Tbk. (ITMG), yaitu dengan besaran Rp.
1202 (tahun 2010) dan Rp. 3674 (tahun 2011).
Sedangkan, besaran dividen yang paling rendah
ditunaikan oleh Lippo Karawaci Tbk. (LPKR),
yakni dengan besaran Rp. 7,21 (tahun 2010) dan Rp.
7,79 (tahun 2011). Besarnya dividen dipengaruhi
oleh besarnya laba perusahaan setiap tahun.

N

N

N

=

=

=

σp = ∑ X σ + ∑ ∑ X X σ

Notasi:
σp2
= varian portofolio
σi2
= varian saham ke-i
σij
= kovarian saham i dengan saham j
XiXj = sejumlah dana investasi pada saham i dan
j
Portofolio efisien adalah portofolio yang
menyediakan return paling besar untuk penanm
modal dengan ketentuan level risiko, atau portofolio
yang memberikan tawaran risiko minimal dengan
ketentuan level return. Sedangkan, portofolio
optimal yakni portofolio pilihan penanam modal
dari banyak pilihan pada portofolio efisien.
Portofolio optimal pilihan didasarkan pada
kesukaan penanam modal pada risiko dan ketentuan
level return.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilaksanakan oleh penulis ini
merupakan
penelitian
deskriptif,
yang
menggunakan
pendekatan
kuantitatif,
dan
dilaksanakan di Pojok Bursa Efek Indonesia (IDX

Tabel 1. Pembayaran Dividen per Lembar Saham
Tahun 2010 - 2011
2010
No

Emiten

2011

Pertahun Perbulan Pertahun Perbulan

1 AALI

830

69.167

995

82.917

2 ANTM

70.71

5.893

90.99

7.583

3 ASII

1600

133.333

1980

165

4 INCO

303.5

25.292

169.1

14.092

5 INTP

263

21.917

293

24.417

6 ITMG

1202

100.167

3674

306.167

7 KLBF

70

5.833

95

7.917

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

23

8 LPKR

7.21

0.601

7.79

0.649

9 PTBA

523.12

43.593

803.94

66.995

10 SMGR

306.26

25.522

330.89

27.574

11 TINS

94.17

7.848

89.09

7.424

12 TLKM

322.88

26.907

371.343

30.945

13 UNTR

430

35.833

635

52.917

14 UNVR

444

37

546

45.5

Lalu, Beta menunjukkan seberapa besar
perubahan return saham atas return pasar. Alpha
suatu saham menunjukkan bagian dari return untuk
tiap-tiap saham yang tidak terpengaruh pasar. Beta
tiap-tiap saham dapat diperoleh memakai rumus:
∑t= [(R t − R t ) (R t − R t )]
σ
β =(
)=
σ
∑ (R − R )
t=

Sumber: Analisis data
Return realisasi pasar dihitung dengan
menggunakan data IHSG yang menunjukkan
seluruh saham yang diperdagangkan di BEI, dengan
rumus:
IHSGt − IHSGt−
R =
IHSGt−
Return pasar tertinggi terjadi pada September
2010, yakni sebesar 0.13609 yang menggambarkan
pasar sedang aktif. Return terendah terjadi pada
Januari 2011, yaitu sebesar -0.07948 yang
menggambarkan pasar sedang lemah.
Return harapan pasar adalah mean nilai return
pasar pada periode penelitian yaitu tahun 2010 2011. Nilai return ekspektasi pasar dihitung dengan
rumus:
∑N= R
E R =
N
Berdasarkan rumus tersebut, return harapan
pasar ditentukan berikut ini:
E R = 0.44885 / 24
E R = 0.018702
Dan memperlihatkan nilai return harapan pasar
(E(Rm)) tahun 2010 - 2011 adalah sebesar 0.018702
atau 1,87%.
Selanjutnya, untuk level return pada aktiva
bebas, besaran risiko didapatkan dari kalkulasi suku
bunga atas Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Dengan
data bulanan tahun 2010-2011 merupakan data yang
dipakai. Perhitungan return bebas risiko
dilaksanakan dengan mengkalkulasi level rataan
suku bunga pertahun pada setiap bulan selama
periode penelitian kemudian dibagi 12 bulan,
dimana data level suku bunga SBI menunjukkan
bahwa suku bunga SBI tertinggi pada bulan Juni
20011 sebesar 7.363% dan suku bunga terendah
diketahui sebesar 5.038% pada bulan Desember
2011. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan
return aktiva bebas risiko (Rf) sebesar 0.545%
(0.005452). Selanjutnya, pertumbuhan level suku
bunga SBI menunjukkan kecenderungan menurun
mulai dari Januari 2010 sampai dengan Desember
2011. Kondisi itu menjadi indikasi perkembangan
kondisi ekonomi yang semakin baik dan stabil.

t

t

Sedangkan, Alpha masing-masing saham
diperoleh menggunakan rumus:
α =E R −βE R
Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa
saham Timah (Persero) Tbk. (TINS) memiliki beta
terbesar yaitu sebesar 1.70344, sedangkan beta
terkecil dimiliki oleh saham Unilever Indonesia
Tbk. (UNVR) yakni sebesar 0.20881. Saham Kalbe
Farma Tbk. (KLBF) mempunyai nilai alpha
tertinggi sebesar 0.03134 dan saham Aneka
Tambang (Persero) Tbk. (ANTM) memiliki nilai
alpha terendah sebesar -0.03235. Terdapat 9 saham
dengan nilai alpha negatif yaitu ANTM, TINS,
INCO, PTBA, TLKM, AALI, LPKR, ITMG dan
INTP. Nilai beta yang besar menunjukkan pengaruh
yang besar dari perubahan pasar terhadap return
perusahaan tersebut. Dan sebaliknya, beta yang
kecil menunjukkan pengaruh pasar yang kecil.
Tabel 2. Nilai Beta dan Alpha Saham
No
Emiten
βi
1 AALI
0.82599
2 ANTM
1.46102
3 ASII
1.26349
4 INCO
1.53110
5 INTP
0.88329
6 ITMG
1.09737
7 KLBF
0.92296
8 LPKR
1.41109
9 PTBA
1.25836
10 SMGR
0.99534
11 TINS
1.70344
12 TLKM
0.27226
13 UNTR
1.03018
14 UNVR
0.20881

αi
-0.01104
-0.03235
0.01427
-0.02301
-0.00277
-0.00421
0.03134
-0.00676
-0.01694
0.00563
-0.02968
-0.01242
0.00812
0.02384

Sumber: Analisis data
Risiko setiap saham antara lain risiko sistematis
dan tidak sistematis. Besaran risiko penanaman
modal setiap saham yaitu penjumlahan dari
kumpulan risiko sistematis dan tidak sistematis.
1. Risiko Sistematis
Yakni risiko yang diakibatkan oleh
perubahan pasar. Dari perhitungan risiko
sistematis diketahui, bahwa risiko sistematis

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

24

tertinggi dimiliki oleh saham Timah (Persero)
Tbk. (TINS) yaitu sebesar 0.00841, sedangkan
risiko sistematis terendah sebesar 0.00013
dimiliki oleh saham Unilever Indonesia Tbk.
(UNVR).
2. Risiko Tidak Sistematis
Yakni
risiko
unik
masing-masing
perusahaan yang tidak dipengaruhi oleh
pergerakan pasar.Perhitungan risiko tidak
sistematis dilakukan dengan mencari nilai
kuadrat kesalahan residual atau varian ei (σei2)
yang merupakan selisih antara nilai ekspektasi
dengan nilai realisasi return saham. Risiko tidak
sistematis diperoleh menggunakan rumus:
σe

N

1
= ∑[R − (α + β . R )]
N
=

Diketahui bahwa saham Lippo Karawaci
Tbk. (LPKR) merupakan saham dengan nilai
risiko tidak sistematis terbesar dengan besaran
sebesar 0.00984, dan saham Astra International
Tbk. (ASII) mempunyai saham dengan nilai
terkecil sebesar 0.00150. Risiko tidak sistematis
akan semakin kecil dengan dibentuknya
portofolio.
3. Risiko Total Tiap-Tiap Saham
Risiko total adalah hasil penambahan dari
gabungan risiko tidka sistematis dan risiko
sistematis. Risiko total diperoleh menggunakan
rumus:
σ = β σ + σe
Jika didasarkan pada perhitungan dengan
menggunakan rumus tersebut, maka nilai risiko
total saham individu terlihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Total Risiko Setiap Saham
N
Emiten
βi2.σm2
σei2
o
1 AALI
0.00198
0.00392
2 ANTM
0.00619
0.00258
3 ASII
0.00463
0.00150
4 INCO
0.00680
0.00613
5 INTP
0.00226
0.00400
6 ITMG
0.00349
0.00329
7 KLBF
0.00247
0.00849
8 LPKR
0.00577
0.00984
9 PTBA
0.00459
0.00243
10 SMGR
0.00287
0.00478
11 TINS
0.00841
0.00502
12 TLKM
0.00021
0.00204
13 UNTR
0.00308
0.00278
14 UNVR
0.00013
0.00516

Sumber: Analisis data

σi2
0.0059
0.00877
0.00613
0.01292
0.00626
0.00678
0.01096
0.01561
0.00702
0.00765
0.01343
0.00226
0.00585
0.00529

Berdasarkan data, diketahui saham Lippo
Karawaci Tbk. (LPKR) memiliki nilai risiko terbesar
dengan besaran 0.01561, yang terdiri atas risiko
tidak sistematis sebesar 0.00984 dan risiko
sistematis sebesar 0.00577. Saham Telekomunikasi
Indonesia Tbk. (TLKM) mempunyai nilai risiko
terkecil dengan besaran 0.00226, yang terdiri atas
risiko tidak sistematis sebesar 0.00204 dan sebesar
0.00021 untuk risiko sistematis.
Return ekspektasi yakni hasil yang diinginkan
untuk didapatkan oleh investor pada masa depan.
Nilai return tersebut untuk tiap-tiap saham
diperoleh menggunakan rumus:
E R =α +βE R
Nilai return ekspektasi yang didapatkan dipakai
untuk menyeleksi saham-saham yang dipakai dalam
penyusunan portofolio. Nilai E(Ri) > 0 pada saham
yang diikutkan untuk proses selanjutnya sedangkan
saham yang memiliki E(Ri) ≤ 0 tidak masuk untuk
proses selanjutnya. Setelah diseleksi diperoleh 12
saham yang memiliki E(Ri) > 0 yaitu TINS, AALI,
INCO, PTBA, INTP, ITMG, LPKR, SMGR,
UNTR, UNVR, ASII dan KLBF. Terdapat 2 saham
dengan E(Ri) ≤ 0 yaitu ANTM dan TLKM.
Analisis Penyusunan Portofolio Optimal
Menggunakan Indeks Tunggal
Excess Return to Beta menunjukkan kemampuan
saham memberikan return dibandingkan dengan
pengembalian aktiva bebas risiko. Langkah
selanjutnya adalah menentukan nilai Cut of Point
setiap saham. Cut of Point merupakan titik batas
yang dipakai dalam melakukan separasi saham yang
tidak dan termasuk dalam portofolio optimal.
Saham yang memiliki nilai nilai Ci yang lebih kecil
dari ERB masuk dalam portofolio optimal.
Kumpulan saham dalam portofolio optimal yaitu
saham yang memiliki nilai ERB ≥ nilai ERB di titik
C*. kumpulan saham dengan nilai ERB < nilai ERB
di titik C* tidak masuk sebagai pembentuk
portofolio optimal. Data dalam tabel sebelumnya
memperlihatkan, bahwa ada 3 saham yang memiliki
nilai ERB > nilai ERB di titik C*. kumpulan saham
yang ikut dalam penyusunan portofolio optimal
antara lain Astra International Tbk. (ASII), Kalbe
Farma Tbk. (KLBF), dan Unilever Indonesia Tbk.
(UNVR).
Saham lain yang tidak disebutkan sebelumnya
tidak ikut dalam penyusunan portofolio optimal,
sebab mempunyai nilai ERB < nilai ERB di titik C*.
Sesudah mengetahui kumpulan saham yang
termasuk dalam portofolio optimal, maka langkah
berikutnya yaitu mengkalkulasi proporsi investasi

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

25

tiap-tiap saham yang telah dipilih. Jumlah proporsi
dana tiap-tiap saham diperoleh menggunakan
hitungan rumus:
Z
X = N
∑= Z
Nilai Zi diperoleh menggunakan rumus:

ERB − C∗
σe
Kemudian, diperoleh besaran proporsi dana tiaptiap saham yang menyusun portofolio, antara lain
36.111% untuk proporsi saham Unilever Indonesia
Tbk. (UNVR) dengan level return ekspektasi
0.02774 dan level risiko 0.00529, kemudian
proporsi saham Kalbe Farma Tbk. (KLBF) sebesar
28.604% dengan level risiko 0.01096 dan tingkat
return ekspektasi 0.04860, serta proporsi saham
Astra International Tbk. (ASII) 35.286% dengan
level return ekspektasi 0.03790 dan level risiko
sebesar 0.00613.
Perhitungan return ekspektasi dilakukan untuk
mencari level pengembalian yang diinginkan untuk
didapatkan dari portofolio saham yang telah
ditentukan. Data yang digunakan adalah data
tentang portofolio alpha dan beta, dan return pasar
yang diinginkan. Return portofolio dapat diperoleh
dengan hitungan yang memakai rumus:
E(R p ) = p + p E R
Perolehan return ekspektasi menggunakan
rumus tersebut di uraikan sebagai berikut:
E(R p ) = 0.02261 + (0.78523×0.0187)
E(R p ) = 0.03729
Berdasarkan perhitungan tersebut portofolio
saham dapat memberikan return ekspektasi (E(Rp))
sebesar 3,729%.
Langkah selanjutnya menghitung risiko
portofolio. Risiko portofolio diperoleh dengan
memakai rumus:
Z =

σp =

p

σ

+ ∑ X σe
=

Berdasarkan rumus diatas, perhitungan risiko
portofolio diuraikan sebagai berikut:
σp = (0.61659 × 0.0029) + 0.00156
σp = 0.00334
Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui
tingkat risiko portofolio (σp2) adalah 0.334%.
Berikut ini ditampilakan perbandingan return
ekspektasi saham individu dan return ekspektasi
postofolio saham optimal, juga risiko saham
individu dengan risiko portofolio optimal.

Tabel 4.Perbandingan Return Ekspektasi dan
RisikoTiap-Tiap Saham Atas Risiko Portofolio dan
Return Ekspektasi
Emiten

σi2

σp2

UNVR 0.00529
KLBF
ASII

Emiten

E(Ri)

E(Rp)

UNVR 0.02774

0.01096 0.00334 KLBF

0.0486

0.00613

0.0379

ASII

0.03729

Sumber: Analisis data
Hasil ekspektasi dan risiko menunjukkan bahwa
investor dapat memperoleh tingkat return
ekspektasi sebesar 3,729% dengan risiko minimal
0.334%.
Untuk itu, berdasarkan hasil analisis data di atas,
diketahui bahwa sampel penelitian yang terdiri dari
14 saham perusahaan, diperoleh 3 buah saham
perusahaan yang memenuhi persyaratan dalam
penyusunan portofolio optimal yang memiliki
kombinasi berikut ini.
1. Astra International Tbk. (ASII)
2. Kalbe Farma Tbk. (KLBF)
3. Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)
Dengan didasarkan pada kombinasi dari ketiga
saham di atas, didapatkan komposisi proporsi dana
tiap-tiap saham, yaitu UNVR sebesar 0.36111,
KLBF sebesar 0.28604, dan ASII sebesar 0.35286.
Nilai return yang diinginkan dari portofolio optimal
diperoleh nilai sebesar 0.03729 dan risiko portofolio
diperoleh sebesar 0.00334. Nilai return harapan
portofolio lebih besar dari return harapan saham
UNVR dan KLBF, dan Risiko portofolio optimal
lebih kecil dari risiko saham UNVR, KLBF dan
ASII. Data tersebut memperlihatkan, bahwa return
portofolio optimal yang tersusun terdapat di level
return tertentu dan minimal level risikonya dari
kumpulan saham individu yang menyusun
portofolio optimal. Risiko tiap-tiap saham penyusun
portofolio > risiko portofolio dan return ekspektasi
berada dalam range return ekspektasi tiap-tiap
saham yang menyusun portofolio.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Terpilih 3 saham dari total 14 saham yang
dijadikan sampel, yang bisa masuk pada
portofolio optimal.
2. Dari ketiga saham terpilih tersebut masingmasing kombinasi dan komposisin portofolio
optimal yaitu KLBF dengan komposisi dana
0.28604, UNVR dengan proporsi dana 0.36111,
dan ASII dengan proporsi dana sebesar 0.35286.
3. Portofolio yang optimal pada penelitian ini
dinyatakan dalam proporsi investasi untuk
setiap saham. Saham Unilever Indonesia Tbk.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

26

Mendapat
proporsi
investasi
terbesar,
sedangkan saham dengan proporsi investasi
terkecil adalah saham Kalbe Farma Tbk.
4. Terbukti bahwa dalam membentuk portofolio
optimal memakai indeks tunggal bisa
menawarkan
maksimal
return
dan
meminimalisir risiko. Level risiko portofolio
yang tersusun terdapat di level minimal dengan
return ekspektasi portofolio tertentu.

Manurung, Jonni dan Adler Haymans Manurung.
2009. Ekonomi Keuangan dan Kebijakan
Moneter. Jakarta: Salemba Empat.

Saran
Bagi calon investor yang ingin berinvestasi
dalam saham syariah yang hendaknya:
1. Investor disarankan untuk menggabungkna
saham dengan level return positif dan juga tidak
hanya menanam modal pada satu saham saja,
sehingga
memungkinkan risiko
saham
terdifersifikasi menjadi semakin kecil.
2. Periode penelitian dapat diperpanjang sehingga
diperoleh besarnya beta yang semakin baik yang
menunjukkan pengaruh perubahan pasar
terhadap saham-saham individu.
3. Dalam melakukan seleksi terhadap sahamsaham yang akan dibentuk menjadi portofolio,
investor diharapkan memilih saham dengan
return optimal.
4. Investor disarankan untuk menanam modal pada
saham KLBF, UNVR, dan ASII, berdasarkan
pada komposisi menurut perhitungan indeks
tunggal untuk memperoleh portofolio optimal.

Taniredja, Tukiran dan Hidayati Mustafidah. 2011.
Penelitian
Kauntitatif
(Sebuah
Pengantar). Bandung: Alfabeta.

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan
Manajemen Portofolio. Edisi Pertama.
Yogyakarta: BPFE.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan
Investasi Teori Dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: Kanisius.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Jakarta.
Yuliati, Sri Handaru, Handoyo Prasetyo dan Fandy
Tjiptono. 1996. Manajemen Portofolio dan
Analisis Investasi. Yogyakarta: Andi.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar, H. Jusuf. 2005. Pasar Modal Sebagai
Sarana Pembiayaan dan Investasi.
Bandung: PT. Alumni.
Darmadji, Tjiptono dan Hendi M. Fakhrudin. 2001.
Pasar Modal di Indonesia Pendekatan
Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Hariyanto, Farid dan Siswanto Sudomo. 1998.
Perangkat dan Tehnik Analisis Investasi di
Pasar Modal Indonesia. Jakarta: PT Bursa
Efek Jakarta.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastusti. 2004. Seri
Penuntun Belajar Dasar-dasar Teori
Portofolio
dan
Analisis
Sekuritas(dilengkapi dengan penyelesaian
soal). Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Husnan, Suad. 2003. Dasar-dasar Teori Portofolio
dan Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 53 No. 2 Desember 2017|
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

27