MEDIA MASSA ISLAM DALAM TATANGAN GLOBAL (Analisis Dakwah dan Cyber Media di Indonesia) | Aziz | Islamic Communication Journal 5871 1 SM

Media Massa Islam Dalam Tatangan Global hal 200 - 218

MEDIA MASSA ISLAM DALAM TATANGAN GLOBAL
(Analisis Dakwah dan Cyber Media di Indonesia)

Mokhamad Abdul Aziz
Program Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Walisongo
Mokhamadabdulaziz@gmail.com

ABSTRACT
lobalization requires people to be wise. Because, globalization has two different
sides, can even contradict each other. On the one hand, globalization offers
convenience and promises progress. However, on the other hand, globalization
can be destructive, even destructive if one rejects it. Admittedly or not, the impact of
globalization is very influential on the behavior and culture of people in developing
countries, especially Indonesia. World globals and challenges must be addressed with
wisdom and positive thinking, because globalization and modernization are indispensable
and beneficial for progress.

G


Keyword: islamic mass media, Globalisasi, Cyber Media Indonesia

ABSTRAK

G

lobalisasi menuntut manusia bersikap bijak. Sebab, globalisasi memiliki dua sisi
yang berbeda, bahkan bisa saling bertentangan. Di satu sisi, globalisasi
menawaran kemudahan dan menjanjikan kemajuan. Namun, pada sisi yang lain,
globalisasi bisa merusak, bahkan bisa menghancurkan jika salah menyikapinya. Diakui
atau tidak, dampak globalisasi kenyataannya sangat berpengaruh terhadap prilaku dan
budaya masyarakat di negara berkembang, khususnya Indonesia. Pengglobalan dunia dan
tantangannya harus disikapi dengan arif dan positive thinking, karena globalisasi dan
modernisasi sangat diperlukan dan bermanfaat bagi kemajuan.

Kata kunci: Islamic Mass Media, Globalisasi, Cyber media Indonesia

200

Islamic Comunication journal

Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

Mokhamad Abdul Aziz
PENDAHULUAN
Globalisasi menuntut manusia bersikap
bijak. Sebab, globalisasi memiliki dua sisi

hal ini, media sangat berperan besar dalam
proses sosialisasi kepada masyarakat.

saling

Media massa begitu mempengaruhi

globalisasi

masyarakat modern. Media bahkan telah

menawaran kemudahan dan menjanjikan


menjadi kebutuhan primer bagi sebagian

kemajuan. Namun, pada sisi yang lain,

masyarakat di Indonesia. Di Era globalisasi

globalisasi bisa merusak, bahkan bisa

ini,

menghancurkan jika salah menyikapinya.

sebelumnya

Diakui atau tidak, dampak globalisasi

berkomunikasi atau sekadar tahu tentang

kenyataannya sangat berpengaruh terhadap


keadaan belahan dunia lain. Sekarang, media

prilaku dan budaya masyarakat di negara

menjadikan dunia seolah-olah tanpa jarak.

berkembang,

Indonesia.

Media massa adalah sebuah kekuatan yang

Pengglobalan dunia dan tantangannya harus

sangat menentukan apa yang diketahui dan

disikapi dengan arif dan positive thinking,

apa


karena globalisasi dan modernisasi sangat

Kepercayaan akan kekuatan itulah yang

diperlukan dan bermanfaat bagi kemajuan.

menyebabkan para pengiklan di seluruh

yang

berbeda,

bertentangan.

bahkan

Di

satu


bisa
sisi,

khususnya

media

mendekatkan

jarak

yang

dianggap jauh daan sulit

yang tidak diketahui masyarakat.

Namun, masyarakat tidak boleh lengah

dunia mengalirkan uang berlimpah kepada


dan terlena, karena era keterbukaan dan

media untuk memasarkan produk mereka.

kebebasan itu juga menimbulkan pengaruh

Tapi kepercayaan akan kekuatan itu pula

negatif yang akan merusak budaya bangsa.

yang menyebabkan banyak pemerintah

Menolak globalisasi bukanlah pilihan tepat,

otoriter di dunia berusaha mengendalikan

karena itu berarti menghambat kemajuan

dunia.


ilmu pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi

Agner Fog (2004: 2) dalam artikelnya

perlu kecerdasan dalam menyaring efek

bertajuk “The Supposed and the Real role of

globalisasi.

Akses

Mass Media in Modern Democracy”

informatka,

dan

kemajuan teknologi,

dapat

menyatakan, media dilahirkan (lahir) sebagai

dan

penyangga demokrasi. Ia menjadi penyangga

pengembang nilai-nilai budaya lokal. Jati diri

penting demokrasi, sebab media menyajikan

daerah harus terus tertanam

di jiwa

informasi hiruk-pikuk bernegara, namun di

masyarakat Indonesia, serta harus terus,


lain pihak, media moderen pula turut serta

meningkatkan nilai-nilai keagamaaan. Dalam

menyumbangkan

dimanfaatkan

komunikasi

sebagai

pelestari

sejumlah

solusi

Islamic
IslamicComunication

ComunicationJournal
journal
Volume
02,
Nomor
02,
Juli-Desember
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017
2017

atas

201

Media Massa Islam Dalam Tatangan Global hal 200 - 218
berbagai

problemantika

bangsa

itu.

Pernyataan Fog itu seolah mengingatkan kita

dimanfaatkan untuk menyampaikan pesaanpesan dakwah. Semoga bermanfaat.

kembali pada terminologi yang dibangun
oleh Fred S Siebert (1963) yang menyatakan

MEDIA MASSA DAN PERANANYA
Media massa adalah suatu istilah yang

pers sebagai pilar keempat demokrasi, selain
eksekutif, legislatif dan yudikatif. Siebert
dalam bukunya Four Theories of the Press
yang

dipublikasikan

tahun

1963

itu

mengisyaratkan pentingnya keikutsertaan
pers dalam melakukan kontrol atas tiga pilar

Dalam alam demokrasi Indonesia yang
mengenal banyak agama, tentu ini akan
berdampak kepada ideologi dan ajaran yang
mana yang akan mendominasi media massa.
yang dianut mayoritas

masyarakat Indonesia adalah Islam, sudah
menjadi hal yang wajar jika konten-konten
keagamaan lebih didominasi ajaran Islam.
Namun, selain karena factor pengguna media
itu sendiri, pemilik media tentu juga
memiliki misi tersendiri yang bisa saja
berkaitan dengan banyak hal. Karena isi
media bisa sangat beragam. Ada yang
terang-terangan

untuk mengistilahkan jenis-jenis media yang
secara khusus didesain untuk mencapai
masyarakat yang luas. Pengertian Media
Massa adalah berasal dari istilah bahasa
inggris. Media massa merupakan Singkatan

kekuasaan tersebut.

Karena agama

mulai dipergunakan pada tahun 1920-an

menggunakan

identitas

dari mass media of communication atau
media of mass communication. Media massa
adalah ―komunikasi dengan menggunakan
sarana

tanpa

mengidentifikasi

diri

sebagai

peralatan

yang

dapat

menjangkau massa sebanyak-banyaknya dan
area yang seluas- luasnya. Komunikasi
massa tak akan lepas dari massa, karena
dalam komunikasi massa, penyampaian
pesannya adalah melalui media. McQuail
(2005: 3) menyatakan bahwa media massa
merupakan sumber kekuatan alat kontrol,
manajemen, dan inovasi dalam masyarakat
yang dapat didayagunakan sebagai pengganti
kekuatan atau sumber daya lainnya.
Selanjutnya, media massa memiliki

agama secara langsung, ada juga yang secara
tersirat menyebarkan pesan-pesan religius

atau

beberapa

karakteristik

sebagaimana

diungkapkan oleh Cangara sebagai berikut

―penganut‖ agama tertentu, terutma Islam.

(Cangara, 2003: 134):

Dalam konteks dan perspektif itulah, artikel

1.

Bersifat

melembaga:

pihak

yang

ini ditulis guna menyingkap bagaimana

mengelola media terdiri atas banyak

media memiliki peluang yang khas agar

orang, yakni mulai dari pengumpulan,

202

Islamic Comunication journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

Mokhamad Abdul Aziz

2.

pengelolaan, sampai pada penyajian

hubungan

informasi.

inovasi adaptasi dan kemajuan.

Bersifat satu arah: komunikasi yang
dilakukan

kurang

3.

antara

pengirim

informasi,

penerima.

Kalau

misalnya

norma-norma yang mapan, melakukan
sosialisasi,

biasanya

ngbeberapa

memerlukan

waktu

dan

otoritas

dan

mengkoordinasikan
kegiatan,

membentuk

tertunda.

kesepakatan,

Meluas dan serempak: dapat mengatasi

prioritas dan memberikan status relaif.
3.

menentukan

urutan

Kesinambungan:

Mengekspresikan

memiliki kecepatan. Bergerak secara

budaya

dan

luas dan simultan, di mana informasi

keberadaan

yang disampaikan diterima oleh banyak

(subculture) serta perkembangan budaya

orang pada saat yang sama.

baru, meningkatkan dan melestarikan

Memakai peralatan teknis atau mekanis:

nilai-nilai.
4.

dominant

mengakui

kebudayaan

khusus

Hiburan:

Menyediakan

semacamnya.

pengalihan

perhatian

Bersifat terbuka: pesan dapat diterima

relaksasi, meredakan ketegangan sosial.

oleh siapa saja dan di mana saja tanpa

5.

dan

hiburan,
sarana

Mobilisasi: Mengkampenyakan tujuan

mengenal usia, jenis kelamin, agama,

masyarakat

dan suku bangsa. Beberapa bentuk

pembangunan, ekonomi, pekerjaan dan

media

agama.

massa

meliputi

alat-alat

komunikasi mekanis seperti surat kabar,
film,radio, dan televisi.

dalam

bidang

politik,

Selain memiliki fungsi yang demikian
itu, media massa dalam kehidupan sosial,

McQuail

terutama dalam masyarakat modern (era

(1994: 70), media massa memiliki

globalisasi) tidak ada yang menyangkal

beberapa fungsi, yaitu:

memiliki

Sedangkan

1.

menunjang

terjadi reaksi atau umpan balik maka

seperti radio, televisi, surat kabar, dan

5.

Korelasi: Menjelaskan, menafsirkan,
mengomentari makna peristiwa dan

memungkinkan

rintangan waktu dan jarak karena

4.

Memudahkan

dialog

terjadinya
dengan

2.

kekuasaan,

Informasi:

menurut

Menyediakan

informasi

tentang peristiwa dan kondisi dalam
masyarakat dan

dunia Menunjukkan,

peran

yang

begitu

penting.

Menurut McQuail (2000 : 66) dalam
bukunya, Mass Communication Theories,
ada enam perspektif dalam hal melihat peran
media: Pertama, melihat media massa

Islamic Comunication Journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

203

Media Massa Islam Dalam Tatangan Global hal 200 - 218
seabagai window on event and experience.

dipandang sebagai guide, penunjuk jalan atau

Media dipandang sebagai jendela yang

interpreter ,

memungkinkan khalayak melihat apa yang

menunjukkan

sedang terjadi di luar sana. Atau media

ketidakpastian, atau alternatif yang beragam.

merupakan sarana belajar untuk mengetahui

Kelima , melihat media sebagai forum untuk

berbagai peristiwa.

mempresentasikan berbagai informasi dan

Kedua , media juga sering dianggap

ide-ide

yang

kepada

menerjemahkan

arah

atas

khalayak,

dan

berbagai

sehingga

sebagai a mirror of event in society and the

memungkin terjadinya tanggapan dan umpan

world, implying a faithful reflection. Cermin

balik.

berbagai peristiwa yang ada di masyarakat

Keenam, media sebagai interlocutor ,

dan dunia, yang merefleksikan apa adanya.

yang tidak hanya sekadar tempat berlalu-

Karenanya para pengelola media sering

lalangnya informasi, tetapi juga partner

merasa tidak ―bersalah‖ jika isi media penuh

komunikasi yang memungkinkan terjadinya

dengan kekerasan, konflik, pornografi dan

komunikasi interaktif. Pendeknya, semua itu

berbagai keburukan lain, karena memang

ingin menunjukkkan, peran media dalam

menurut mereka faktanya demikian, media

kehidupan sosial bukan sekedar sarana

hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari

diversion, pelepas ketegangan atau hiburan,

suka atau tidak suka. Padahal sesungguhnya,

tetapi isi dan informasi yang disajikan,

angle, arah dan framing dari isi yang

mempunyai peran yang signifikan dalam

dianggap sebagai cermin realitas tersebut

proses sosial. Isi media merupakan konsumsi

diputuskan oleh para profesional media, dan

otak bagi khalayaknya, sehingga apa yang

khalayak tidak sepenuhnya bebas untuk

ada di media akan mempengaruhi realitas

mengetahui apa yang mereka inginkan.

subjektif pelaku interaksi sosial. Gambaran

Ketiga , memandang media sebagai

tentang realitas yang dibentuk oleh isi media

filter, atau gatekeeper yang menyeleksi

inilah yang nantinya mendasari respon dan

berbagai hal untuk diberi perhatian atau

sikap khalayak terhadap berbagai objek

tidak.

isu,

sosial. Informasi yang salah dari media akan

informasi atau bentuk content yang lain

memunculkan gambaran yang salah pula

berdasar standar para pengelolanya. Di sini

terhadap objek sosial itu. Karenanya media

khalayak ―dipilihkan‖ oleh media tentang

dituntut menyampaikan informasi secara

apa-apa yang layak diketahui dan mendapat

akurat dan berkualitas. Kualitas informasi

Media

senantiasa

memilih

perhatian. Keempat, media acapkali pula

204

Islamic Comunication journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

Mokhamad Abdul Aziz
inilah yang merupakan tuntutan etis dan

merespon

globalisasi

sama

dengan

moral penyajian media.

membiarkan Islam digerus oleh agama atau
paham-paham lain. Sebagai penganut agama

MEDIA ISLAM DAN MEDIA ISLAMI
Begitu luar biasanya peran media massa,
sehingga dimanfaatkan oleh sebagian orang
(yang tahu dan sadar) untuk menyebarkan
paham atau ideologi yang dianutnya. Sebut
saja

Barat

demokrasi

yang
dalam

mengkampanyekan
konteks

politik

dan

kapitalisme dalam pihak ekonomi. Maka
tidak heran, jika paham atau ideologi Barat
sangat cepat menyebar ke seluruh dunia. Jika
paham-paham itu berdampak baik, tentu
tidak menjadi persoalan. Akan tetapi, jika
ideologi yang menyebar itu justru berdampak
negatif pada bangsa yang lain, termasuk
Indonesia, tentu sangat disayangkan dan
harus segera dicari solusinya.
Indonesia saat ini, disadari atau tidak,
telah

terpengaruh

seperti

paham-paham

konsumerisme,

materialisme,

sampai

westernisasi.

Indonesia

Barat,

hedonisme,
pada

perilaku

yang mayoritas

penduduknya beragama Islam, tentu harus
memiliki tolak ukur yang jelas terhadap
paham-paham yang masuk itu. Tolak ukur
itu, bagi umat Islam, tidak lain adalah alQur‘an

dan

al-Hadits.

Derasnya

arus

globalisasi yang ―menyatukan‖ budayabudaya di dunia pada masing-masing bangsa
membuat umat Islam harus juga bergerak.
Berdiam

diri

tanpa

dakwah, umat Islam harus mereformulasikan
gerakan dakwah supaya tetap relevan dan
bisa menyentuh seluruh elemen masyarakat
di dunia, apalagi di era global sekarang ini.
Karena

itu,

diperlukan

media

yang

menyebarkan

nilai-nilai

Islam

yang

bersumber dari al-Qur‘an dan al-Hadits.
Dalam konstelasi media yang begitu
luas sekarang, ada segmen atau kategori
yang dinamakan sebagai ‖media Islam,‖ atau
ada juga yang menyebut ‖media Islami.‖
Sayangnya, kajian akademis tentang ‖media
Islam‖ dan/atau ‖media Islami‖ ini belum
cukup

meluas.

Tulisan

ini

berupaya

memberikan kategorisasi yang lebih jelas
tentang apa itu ‖media Islam‖ dan atau
‖media Islami,‖ serta perbedaannya dengan
media lain. Sebelumnya, perlu kejelasan
apakah ada perbedaan antara media Islam
dan media Islami. Bagi sebagian kalangan,
dua sebutan itu mungkin berarti sama saja,
alias tidak ada beda antara media Islam dan
media Islami. Tetapi penulis akan mencoba
membedakan makna antarkeduanya, untuk
memperjelas kategorisasi bagi pengkajian
lebih lanjut.
Dimulai dengan media Islam dulu. Kata
―Islam‖ menunjukkan suatu identitas, untuk
membedakan

satu

dengan

yang

lain

melakukan upaya
Islamic Comunication Journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

205

Media Massa Islam Dalam Tatangan Global hal 200 - 218
(Arismunandar, 2010). Orang Islam jelas

mencerdaskan dan memajukan umatIslam,

tidak sama dengan orang Kristen, Hindu,

misalnya, bisa dilakukan dengan berbagai

Buddha, danseterusnya. Agar bisa disebut

format media. Di sini, sudah masuk unsur

sebagai orang Islam, orang itu minimal harus

kreativitas

sudah

syahadat,

mengemas misi dakwahnya. Jadi, media

mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah,

Islam bebas menyajikan dan mengupas topik

dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah

apa saja. Mulai dari topik yang spesifik

utusan Allah. Dengan analogi semacam itu,

berkaitan dengan agama, sampai topik yang

media yang menyandang nama ―media

terkait dengan ilmu pengetahuan, teknologi,

Islam‖ tentunya juga harus memiliki ciri atau

sastra, seni-budaya, sosial-ekonomi, politik,

syarat

membedakannya

hankam, dan lain-lain. Semua itu bisa

dengan berbagai media lain. Syarat pertama,

dijadikan topik, asalkan semua itu dilandasi

untuk bisa disebut sebagai ―media Islam‖,

dengan niat dakwah.Jadi, misi media Islam

media itu harusdimiliki oleh orang Islam.

bukan semata-mata komersial, bukan cuma

Atau, jika kepemilikannya bersifat kolektif

mengejar profitsebanyak-banyaknya.

mengucapkan

tertentu,

(misalnya,

kalimat

yang

saham

perusahaan

pengelola

media

dalam

media

Ketiga , media Islam harus menerapkan

bersangkutan sudah diperjualbelikan untuk

aturan, etika, dan nilai-nilai ajaran Islam,

umum di bursa efek), mayoritas saham harus

dalam menjalankan bisnis perusahaan media

dimiliki oleh orang Islam. Syarat ini sangat

dan aktivitas keredaksian (editorial). Islam

logis. Tentunya sangat absurd, jika media

tidak mengenal prinsip-tujuan menghalalkan

yang dimiliki orang beragama Yahudi

cara. Jika syarat kedua tadi berkaitan dengan

disebut sebagai media Islam.

niat (misi) dan tujuan ketika mendirikan

Kedua , media itu sedikit banyak harus

media, maka syaratketiga ini berkaitan

mengemban misi dakwah, yakni misi

dengan cara mencapai tujuan tersebut. Etika

mengagungkan agama Allah, menyebarkan

dan nilai-nilai Islam yang harus diterapkan di

nilai-nilai ajaran Islam, memajukan dan

sini mencakup dua aspek:aspek bisnis dalam

mencerdaskan umat Islam, dan sebagainya.

menjalankan usaha media, dan aspek yang

Adanya misi dakwah ini bukan berarti media

berkaitan dengan sisi keredaksian (editorial).

itu harus semata-mata diisi dengankumpulan

Dalam aspek bisnis, misalnya, media Islam

kotbah agama atau kutipan ayat kitab suci

tidak

Al-Quran dan hadist Nabi. Perwujudan misi

mencarikeuntungan. Contohnya, tidak semua

―dakwah‖

iklan, betapapun besar nilainya, akan

206

bisa

sangat

luas.

Misi

Islamic Comunication journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

membabi

buta

dalam

Mokhamad Abdul Aziz
diterima. Harus ada kriteria, iklan mana yang

eksekutif, legislatif, danyudikatif. Namun,

boleh atau tidak-boleh dimuat di media

kebebasan pers itu juga bisa menjurus ke

Islam.

wujud yang ekstrem.

Media

Islam

akan

menolak

mengiklankan semua hal yang secara jelas

Dalam penerapan ―kebebasan pers yang

dan tegasdiharamkan oleh Islam. Jadi, tidak

universal‖ itu, misalnya, tiap warga negara

akan ada iklan minuman keras atau makanan

dianggap bebas menerbitkan media apa saja,

yang mengandungdaging babi di media

termasuk

Islam.

seks,kekerasan, dan sebagainya sebagai

Soal iklan rokok, ada yang tegas
mengharamkan,

ada

yang

jualannya.

mengeksploitasi

Penerbitan

semacam

meng-

Playboy dan Popular, yang mengumbar aurat

anggapnya makruh. Namun, apapun yang

dianggap sah-sah saja. Toh memang ada

dipilih, iklan rokok juga bukansesuatu yang

segmen pembaca tertentu yang menggemari

dianjurkan karena dampak negatifnya pada

dan selalu mengonsumsinya.Contoh lain,

kesehatan.

harus

sejumlah media di Eropa Barat beberapa

menerapkan peraturan ketenagakerjaan yang

waktu lalu pernah memuat karikatur Nabi

adil danmanusiawi buat para buruhnya.

Muhammad SAW dalam format yang

Jangan

melecehkan. Hal ini mereka lakukan di

Media

sampai

jugayang

bahan

media

Islam

tenaga

juga

buruh

diperas

seenaknya dan diupah di bawah standar upah

bawah

payung ‖kebebasan

pers‖

dan

minimum yang layak. Sistem kerjanya juga

‖kebebasan berekspresi,‖ yang dianggap

harusmemberi kesempatan karyawan untuk

sebagai bagian dari hak-hak asasi manusia.

melaksanakan ibadah sholat, dan lain-lain.

Terjadi kehebohan besar dan aksi protes

Kebebasan pers adalah prasyarat bagi

massa di berbagai negara yang mayoritas

terwujudnya fungsi media untuk memberi

penduduknya Muslim, akibat pemuatan

informasi,mendidik masyarakat, menghibur,

karikatur kontroversial ini.

dan melakukan kritik sosial. Fungsi yang
terakhir
watchdog

ini

mencakup

(anjing

peran

pengawas)

Nah, dalam hal-hal semacam inilah

sebagai

terdapat perbedaan antara media Islam dan

terhadap

media lain. Bagi media Islam, pengertian

penguasa. Jika tidak ada kebebasan pers,

―kebebasan

pers‖

dan

tentu pers hanya akan jadi alat penguasa.

berekspresi‖ bukanlah kebebasan yang liar

Tanpa kebebasan, media tidak bisa berperan

semau-maunya,

dalam sistem demokrasi, dimana media

demikebebasan

sering disebut sebagai pilar keempar sesudah

kebebasan yang luas dalam berkreasi melalui

bukan
itu

sendiri.

―kebebasan
kebebasan
Melainkan,

Islamic Comunication Journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

207

Media Massa Islam Dalam Tatangan Global hal 200 - 218
media,sebagai sarana dakwah dan wujud

berpuasa

pengabdian kepada Allah SWT.Pelayanan

ternyata sangat kikir, tidak pernah mau

kepentingan publik, yang sudah jadi kredo

berzakat atau berinfaq padafakir miskin. Jadi,

jurnalisme

universal,adalah bagian dari

perilakunya terhadap makanan terkesan

pengabdian kepada Allah SWT. Jadi, tidak

―Islami,‖ tetapi perilaku kikirnya jelas ―tidak

ada ceritanya media Islam memuat konten

Islami.‖

yang cabul, yang mempromosikan gaya

Senin-Kamis.Tetapi

Orang

Islam

yang

orang itu

sepenuhnya

hidup homo seksualitas, yang melecehkan

melaksanakan ajaran Islam, pastilah akan

Nabi Muhammad SAW atau keluarganya,

menunjukkan ciri-ciri Islami dalam seluruh

dan lain-lain, yang justru menjauhkan

cara hidupnya. Sebaliknya, orang yang

pembacanya dari ajaran Allah SWT.

menunjukkan ciri Islami tidak otomatis

Cukup jelas tentang media Islam, kini

berarti orang itu adalah orang Islam. Karena,

kita membahas media Islami. Kalau kata

bisa jadi ―ciri Islami‖ itu tidak berangkat dari

―Islam‖ menunjukkan identitas, maka kata

ajaran Islam sebagai landasannya. Ciri-ciri

―Islami‖ menunjukkan suatu sifat atau ciri

itu lebih terlihat pada tampilan, pada

yang merujuk ke identitas ―Islam.‖ Orang

permukaan, tetapi tampilan tidak selalu

Islam yang sepenuhnya patuh, tunduk pada

mencerminkan esensi. Dalam kasus orang

Allah

dan

yang pantang makan daging babi dan

mengimplementasikan ajaran Islam pada

menenggak minuman beralkohol, misalnya,

seluruh

bisa jadi dia melakukan itu karena alasan

dan

aspek

Rasul-Nya,

kehidupannya,

akan

menunjukkan ciri-ciri Islami. Yaitu, ciri-ciri

kesehatan

itu terlihat mulai daricaranya bergaul dengan

mengandung banyak lemak, sedangkan

tetangga, cara berkata-kata, cara memimpin,

minuman beralkohol merusak ginjal). Jadi,

sampai

suami/istri.

niatnya sekadar mengikuti instruksi dokter,

Namun, ciri Islami ini mungkin tidak

bukan karena untuk mematuhi ajaran Islam.

terwujud

Banyak

caramemperlakukan

dalam

seluruh

aspek

semata-mata

orang

(daging

non-Muslim

babi

bahkan

kehidupan.Misalnya, kita mungkin pernah

berpantang daging sama sekali, menjadi

bertemu orang yang pantang minum bir atau

vegetarian, karena pertimbangan kesehatan.

minuman beralkohol lain. Ia juga pantang

Dengan

analogi

tersebut,

dapat

makan daging babi, anjing, dan semua

dikatakan bahwa media Islam itu identik atau

makanan yang jelas dan tegas diharamkan

seharusnya identik dengan media Islami.

dalam Islam. Orang itu bahkan rajin

Tetapi, sebaliknya, media ‖Islami‖ belum

208

Islamic Comunication journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

Mokhamad Abdul Aziz
tentu bisa dikategorikan sebagai media

yang berkepentingan dengan penyebaran

Islam, karena boleh jadi ciri ‖Islami‖ itu

informasi

hanya pada salah satu atau sebagian aspek

mempengaruhi opini public internasional

saja. Kalau seluruh aspeknya sudah ‖Islami,‖

(Shoelhi : 2009).

dan

bisnis

serta

upaya

maka barulah ia bisa disamakan dengan

Professor David Hill (2001) dalam Pers

media Islam. Misalnya, ada sebuah media

Indonesia dalam Konteks Asia: Gambaran

yang menolak memasang iklan minuman

Sepintas

keras, makanan yang mengandung daging

kemunculan media-media baru di Indonesia

babi, dan hal-hal lain yang diharamkan

sebenarnya

dalam Islam. Dalam pemberitaannya juga

menguntungkan. Tetapi, menurutnya, yang

menolak mempromosikan hal-hal yang

harus diwaspadai adalah soal kepemilikan

terlarang dalam Islam (pornografi, seks

media. "Jangan sampai Indonesia meniru

bebas,

dan

Australia, di mana hanya satu, dua orang saja

sebagainya). Bisa dibilang, bahwa dalam

atau sejumlah orang yang sangat kecil

aspek kebijakan pemasangan iklan dan aspek

jumlahnya

kebijakan redaksional, media itu ‖Islami.‖

kepemilikannya," Selama ini di Australia,

Tetapi media ‖Islami‖ itu bukan media

menurutnya, sudah ada praktik tidak tertulis

Islam, karena tidak dimiliki oleh orang Islam.

di mana mereka yang mengontrol media

gaya

hidup

homoseksual,

Demikianlah sekadar sumbangan
saya, dalam upaya memberi kategorisasi
yang lebih jelas, untuk membedakan
antara media Islam, media Islami, dan
media lainnya. Semoga kategorisasi ini
bisa bermanfaat bagi pengkajian akademis
lebih lanjut tentang media Islam.

Media

massa

merupakan

MEDIA

mengatakan

bisa

yang

menjadi

maraknya

hal

menguasai

yang

melalui

tidak melibatkan diri secara langsung,
walaupun media masih memberikan warna
di dalam gambaran keseluruhan suasana
politik Australia. Di Australia, pemilik
perusahaan media tahu diri untuk tidak ikut
terjun langsung dalam kancah politik. Meski
demikian, tetap saja ada praktik-praktik
dimana

PROSPEK
DAKWAH
MASSA DI ERA GLOBAL

Lalu

beberapa

media

mendukung

beberapa partai politik tertentu. Terutama
saat pemilihan umum, beberapa kandidat

sarana

penyebarluasan berita dan informasi kepada
khalayak luas, baik secara local, nasional,
maupun internasional. Hal ini selaras dengan

mendekati media-media.
Untuk melihat sejauh mana masyarakat
Indonesia membaca media massa online,
atau media mana yang paling banyak dibaca,

fungsi media massa sebagai lembaga siaran
Islamic Comunication Journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

209

Media Massa Islam Dalam Tatangan Global hal 200 - 218
dapat dilihat pada situs www.alexa.com.

urutan 10 besar, terdapat beberapa media

Berdasarkan catatan alexa.com, tidak ada

mainstream yang selama ini menjadi rujukan

satupun

pemberitaan

media

yang

dikategorisasikan

nasional,

semisal

sebagai media Islam yang berada pada posisi

Tribunnews,com, Detik.com, Kompas.com,

500 besar. Hanya ada satu media yang

Liputan6.com, Merdeka.com, Okezone.com,

disinyalir sebagai media Islami yang berada

dan Tempo.co.

pada peringkat 53, yaitu repubika.co.id. Pada
Berikut peringkat 25 besar situs yang masuk kategori “Top Sites in Indonesia”
menurut situs alexa.com:
Alexa.com
1) Google.com

9) Kompas.com

17) Okezone.com

2) Google.co.id

10) Bukalapak.com

18) Bola.net

3) Youtube.com

11) Kaskus.co.id

19) Instagram.com

4) Facebook.com

12) Liputan6.com

20) Lazada.co.id

5) Tribunnews.com

13) Kapanlagi.com

21) Elevenia.co.id

6) Detik.com

14) Bogger.com

22) Wikipedia.ord

7) Yahoo.com

15) Worddpress.com

23) Tempo.co

8) Tokopedia.com

16) Merdeka.com

24) Onclickads.net
25) Blogspot.com

terhadap

mengakibatkan keberagaman yang di sisi

rating situs media Islam di Indonesia

lain justru merugikan Islam. Contoh yang

tersebut, perlu dipikirkan ulang model

mudah dilacak adalah pemblokiran situs

media ―Islam‖ yang seerti apa yang efektif

radikal oleh Kementerian Komunikasi dan

dapat membantu menyebarkan nilai-nilai

Informasi (Kemkominfo) pada dua tahun

Islam. Jika melihat rating, media yang lebih

terakhir ini. Ada 22 situs internet radikal

bisa diharapkan adalah media Islami, yang

yang diadukan oleh

di atas bisa dilihat pada situs republika.co.id.

Penanggulangan Terorisme (BNPT), kata

Berdasarkan

pengamatan

di

Jakarta,

yang diperbanyak. Selain itu, representasi

Menurutnya,

awalnya

media Islam sulit dikendalikan. Dengan kata

memblokir 3 (tiga) situs, namun BNPT

lain,

yang

melaporkan kembali untuk memblokir 19

muslim,

situs berdasarkan surat bernomor No

Media semacam republika ini sebaiknya

karena

berbeda-beda

210

pemahaman

Islam

masing-masing

Ismail,

Badan Nasional

Islamic Comunication journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

Senin
pihaknya

(30/3).
telah

Mokhamad Abdul Aziz
149/K.BNPT/3/2015 tentang Situs/Website
Radikal

ke

dalam

sistem

Kemkominfo.

filtering

Untuk itu, Kemkominfo meminta penyelenggara internet service provider (ISP) untuk
memblokir ke-19 situs sesuai yang disampaikan pihak BNPB bahwa situs/website tersebut
merupakan situs/wensite penggerak paham radikalisme dan/atau simpatisan radikalisme. Adapun
ke-22 situs yang telah diblokir (Kominfo.go.id, 30 Maret 2015) yakni:
1) arrahmah.com

8) an-najah.net

15) muqawamah.com

2) voa-islam.com

9) muslimdaily.net

16) lasdipo.com

3) ghur4ba.blogspot.com

10) hidayatullah.com

17) gemaislam.com

4) panjimas.com

11) salam-online.com

18) eramuslim.com

5) thoriquna.com

12) aqlislamiccenter.com

19) daulahislam.com

6) dakwatuna.com

13) kiblat.net

20) shoutussalam.com

7) kafilahmujahid.com

14) dakwahmedia.com

21) azzammedia.com

22)
Pada awal 2016 lalu, Kemenkominfo juga telah memblokir 24 situs tambahan. Ke-24 situs yang
diblokir pemerintah yaitu (Kompas, 26 Januari 2016):
1. https://abdulloh7.wordpress.com/

11. https://mabesdim.wordpress.com/

2. http://ruju-ilalhaq.blogspot.co.id/

12. http://anshorullah.com/

3. http://fursansyahadah.blogspot.co.id/

13. http://ajirulfirdaus.tumblr.com/

4.

14.
https://karawangbertawhid.wordpress.

http://batalyontauhidwassunnahwaljih

com/

ad.blogspot.co.id/

5. http://terapkan-tauhid.blogspot.co.id/

15.

6. https://arrhaziemedia.wordpress.com/

http://anshoruttauhidwassunnahwaljih

7. http://syamtodaynews.xyz/

ad.blogspot.co.id/

8.

9.

16. https://jalanallah.wordpress.com/
https://anshardaulahislamiyahnusantar

17. https://religionofallah.wordpress.com/

a.wordpress.com/

18. http://daulahislamiyyah.is-great.org/
http://jihadsabiluna-

dakwah.blogspot.co.id/
10. http://kupastajam.blogspot.co.id/

19. http://ummatanwahidatan.is-great.org/
20. http://metromininews.blogspot.co.id/
21. http://al-khattab1.blogspot.co.id/

Islamic Comunication Journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

211

Media Massa Islam Dalam Tatangan Global hal 200 - 218
22. http://fadliistiqomah.blogspot.co.id/
23. https://daulah4islam.wordpress.com/

Amerika Serikat, yang masih memiliki

24. www.muharridh.com

pengguna Facebook terbanyak.
Budiono Darsono, salah satu pendiri

Tentu saja ini menjadi cambuk bagi
umat Islam. Situs-situs yang seharusny
menjadi media dakwah justru berlaku
sebaliknya dengan mencoreng nama Islam
itu sendiri. Hal ini tidak terlepas dari
kepentingan

sekelompok

orang

yang

mengatasnamakan Islam atau orang Islam

Selain situs radikal, Kemenkominfo
mengaku telah menerima banyak laporan
terkait akun media sosial dengan berbagai
konten yang mengandung pornografi anak.
Akun tersebut dikatakan sedang dalam
proses untuk diblokir. Jika kita berbicara
yang semakin

menguat: Indonesia adalah salah satu
pengguna Facebook terbanyak di dunia.
Menurut laporan majalah Forbes, meski kini
telah

dikalahkan

oleh

India,

Detik.com: Legenda Media Online (2013)
mengatakan
pengguna

dengan
jejaring

melihat
sosial

jumlah

yang

terus

bertambah, maka tidak ada pilihan lain bagi
media untuk memanfaatkannya sebagai
bagian dari praktik jurnalisme. Jejaring

yang mengikuti paham Islam radikal.

tentang jejaring sosial

portal berita Detik.com, dalam review buku

jumlah

pengguna Facebook di Indonesia masih
menduduki salah satu posisi teratas di dunia
bersama dengan Brasil, India, Meksiko,
Inggris Raya, dan negara asal Facebook,
dibuat oleh orang muslim dan berisikan

sosial, seperti Facebook dan Twitter, bukan
sekedar memberikan masukan atau kritik,
tetapi juga malah memberikan informasi
(Anggoro, 2013). Selain itu, banyaknya
masyarakat yang aktif di jejaring sosial
menyebabkan banyak waktu yang terbuang
dengan sia, jika tidak digunakan dalam
konteks yang positif. Aktivis dakwah harus
melihat hal ini sebagai tantangan sekaligus
peluang untuk mendulang jamaah dengan
model

dakwah

yang

lebih

canggih,

memanfaatkan teknologi. Karena itu, umat
Islam juga perlu mengerti teknologi, bahkan
harus ada yang ahli dalam bidang ini.
Sebetulnya, ada beberap media sosial yang

konten dan cara yang Islami. Beberapa

ULAMA
DAN
TANTANGAN
DAKWAH ERA MEDIA SOSIAL

contoh diantaranya adalah Facelim.com,

Islam merupakan agama dakwah baik

Nahnumuslim.com, Pencerahan Hati.com,

secara teoritis maupun praktis sebagai

Salingsapa.com, dan lain-lain.

agama dakwah, kedudukan Islam melebihi
agama-agama dakwah yang lain dan ini

212

Islamic Comunication journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

Mokhamad Abdul Aziz
disebabkan oleh klaim Islam sendiri

kehidupan nyata. Agar Islam dapat terus

bahwa ia merupakan wahyu terakhir dan

menyebar dan meresapi jiwa dan raga para

penyempurna

pengikutnya, maka dakwah harus terus

dari

agama-agama

sebelumnya terutama Yahudi dan Nasrani.

dikembangkan

Ismail Raji Al Faruqi, dengan mengutip

perkembangan zaman.

beberapa ayat al-Qur‘an menegaskan bahwa

sesuai

Berkaitkan

dengan

dengan

kompleksitas

dakwah bukan saja merupakan keharusan

perubahan era informasi dan pasca-industri,

melainkan tugas terbesar kaum muslim

banyak masalah yang harus dihadapi dan

yang harus ditunaikan, karena itu, dapat

diselesaikan oleh dakwah jika tidak ingin

dipahami

eksistensinya tenggelam dalam perubahan-

jika

menyampaikan

semangat
dan

untuk

memperjuangkan

perubahan

yang

sedang

dan

akan

kebenaran Islam terus membara dalam jiwa

berlangsung. M. Nafis (2005: 10-11)

muslim. Bahkan, Ismail Raji al-Faruqi

menyatakan bahwa perlu adanya pencarian

(1989: 187-188) menjelaskan, cita-cita

format dan konstruk dakwah yang efektif

hidup seorang muslim yang taat adalah

dan operasional baik pada struktur, materi,

membawa

suatu

pendekatan dan metodenya. Sedangkan

kehidupan yang Islam dapat diterima dan

konstruk dakwah sangat dipengaruhi oleh

menjadi agama (system hidup seluruh umat

kualitas interaksi antara pembakuan ideologi

di dunia). Dakwah adalah cara untuk

dasar dengan kreatifitas para pendukung

merealisasikannya.

dakwah

manusia

ke

dalam

dalam

menampilkan

ideologi

Dakwah menurut Syaikh Ali Mahfudz

tersebut sesuai dengan struktur dan pola

dalam kitabnya, Hidayatul Mursyidin (tt:

kultur yang berkembang. Oleh sebab itu,

17) adalah mendorong manusia agar berbuat

konstruk dakwah harus mendasarkan diri

kebaikan dan mengikuti petunjuk (al-

pada asas konsistensi, kreatifitas dan

hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan

fleksibelitas yang tinggi. Dakwah harus

dan mencegah dari kemungkaran, agar

dipahami bukan hanya dengan ceramah atau

mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan

pidato-pidato

akhirat. Sedangkan Muhammad Abu al-Fath

merupakan segala aktivitas, baik dalam

al-Bayanuni (1993: 17) memberikan ta‟rif

bidang keagamaan, ekonomi, sosial, pilitik,

bahwa dakwah adalah menyampaikan dan

maupun kebudayaan yang tujuannya adalah

mengajarkan agama Islam kepada seluruh

untuk kebahagiaan dunia dan akhirat (Aziz,

saja,

tetapi

dakwah

manusia dan mempraktekkannya dalam

Islamic Comunication Journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

213

Media Massa Islam Dalam Tatangan Global hal 200 - 218
2016: 262). Media massa adalah salah satu

dan sedikit yang ditata dengan manajemen

yang perlu dioptimalkan.

modern (Nafis, 2005: 7).. Akibatnya media

Pada level arus globalisasi yang

elektronik dan cetak tidak secara efektif

dicirikan penggunaan media elektronik,

digunakan untuk aplikasi dakwah dan pada

komputer dan media cetak, redefinisi

akhirnya problematika yang berkembang

dakwah pada bidang-bidang tersebut perlu

terbengkalai

dilakukan. Seperti yang telah diuraikan

jawaban yang berarti.

sebelumnya bahwa difusi dan infiltrasi

Dengan

dan

tidak

tingkat

mendapatkan

kemajuan

ilmu

kebudayaan merupakan fenomena umum

pengetahuan dan teknologi yang selalu

dalam era globalisasi. Oleh sebab itu bukan

mengasumsikan dinamika yang tak terbatas,

tidak mungkin bahwa dakwah dengan

maka tingkat manipulasi terhadap alam juga

muatan-muatan doktrinal-empiriknya akan

akan semakin luas dan mencapai kawasan-

terlibat dalam proses difusi dan infiltrasi

kawasan yang semula tak terbayangkan.

kebudayaan

tersebut.

saja

Teknologi informasi dan jasa, yang oleh

kemampuan

dan

untuk

sebagian kalangan dikategorikan sebagai

memanfaatkan berbagai media dan sarana

manifestasi budaya pasca modern (Johnson,

tersebut perlu ditangani secara serius dengan

1986: 23), telah menghantarkan proses

mengintensifkan pelatihan dan pengadaan

globalisasi semakin cepat dan sekaligus

prasarananya (jika dipandang mungkin).

ketergantungan yang semakin akut.

Hanya

kecakapan

Meskipun tidak harus berarti bahwa media
tradisional diterlantarkan (Nafis, 2005: 9).

Dengan

kecanggihan

teknologinya,

media massa saat ini lebih memudahkan

Terdapat kesimpulan yang cukup kuat

proses penyebaran dakwah. Paul Lazarsfeld

bahwa mekanisme dakwah masih tertatih-

dan Robert K Merton (2008: 38) juga

tatih dan belum mampu mengimbangi

melihat media dapat menghaluskan paksaan

tuntutan-tuntutan dasar era informasi—

sehingga tampak sebagai bujukan. Sejalan

pasca

dengan itu harus dipahami manfaat dan

industri—perubahan

Kesenjangan

antara

yang

konstruk

ada.

dakwah

mudharat

teknologi

informasi

dan

dengan realitas sosial demikian lebar ‫ز‬

komunikasi,

Solusi sering bersifat parsial, itupun tidak

memanfaatkannya untuk mencapai tujuan

didasarkan pada analisis masalah aktual

kita, bukan tujuan-tujuan mereka (pembuat

yang berkembang. Organisasi dakwah telah

dan pencipta teknologi). Dengan kata lain,

berkembang, tetapi masih bergerak terserak

sebagai pengguna informasi baik sebagai

214

Islamic Comunication journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

serta

secara

sadar

Mokhamad Abdul Aziz
subjek atau pun objek jangan sampai

dunia maya tersebut sangat potensial

terjebak dengan kepentingan-kepentingan

untuk

yang tersembunyi di balik kecanggihan

dakwah.

media tersebut.
Dengan demikian tantangan para dai
untuk berdakwah semakin tinggi, di saat
akses

terhadap

pemanfaatan

teknologi

informasi dan komunikasi semakin terbuka
akan tetapi di lain pihak profesionalisme
lembaga dakwah dan para dai dituntut lebih
baik, serta tantangan yang paling berat
adalah dikala memanfaatkan media yang
yang sudah menjadi industri yang profitable
untuk tujuan dakwah, dibalik pesan-pesan
yang disampaikan. Sebab

pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi dewasa
ini adalah suatu keniscayaan yang tidak
mungkin diabaikan.
Seperti media internet yang akhirakhir

ini

perkembangannya

sangat

fenomenal memiliki pengaruh langsung
yang sangat kuat kepada pembacanya.
Internet mampu menggerakkan prilaku
massa

sesuai

dikehendakinya.

dengan

arah

Kenyataanya

yang
massa

tidak memiliki daya apa-apa, sehingga
karena

kehalustajamannya

Jalaluddian

Rakhmat

itu,

melukiskannya

ibarat seorang pasien yang tidak berdaya
apa-apa setelah dimasuki sejenis serum
melalui

jarum

kecil

dalam

tubuh

dimanfaatkan

Ulama

harus

sebagai

tetap

sarana

menjalankan

fungsinya sebagai pewaris para nabi dengan
melakukan dakwah yang tantangannya
sangat kompleks. Media sosial menjadi
salah satu alternatif media (wasilah) dakwah
yang

bisa

dimaksimalkan,

mengingat

masyarakat Indonesia kini hampir-hampir
50% menggunakan internet, terutama media
sosial. Tentu ini menjadi ladang basah yang
harus digarap oleh mereka, sekalipun dalam
ladang itu banyak terdapa ular dan lintah
yang senantiasa mengancam. Karena itu,
diperlukan kesiapan lahir batin untuk
menjalaninya.
Pada akhir 2016, empat orang dari
berbagai daerah datang ke kediaman
pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin,
Ahmad Mustofa Bisri (akrab disapa Gus
Mus) di Rembang, Jawa Tengah. Mereka
minta maaf telah menghina di media
sosial. Selain Gus Mus, Rais Syuriah
PBNU

KH

Ma'ruf

Amin

telah

memaafkan Boni Hargens yang telah
mengunggah ulang foto pernikahan tahun
2014 lalu. Sebelumnya,

Boni

telah

meminta maaf atas tindakannya tersebut.
Dia

mengaku

salah:

seharusnya

(Rakhmat, 1988, 88). Jaringan sosial di
Islamic Comunication Journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

215

Media Massa Islam Dalam Tatangan Global hal 200 - 218
menyimpan

gambar,

namun

malah

mempostingnya di Twitter.(Detik.com)
Berkaitan dengan itu, Ahmad Mustofa
Bisri menyebut para pemuda yang telah
berkata-kata kasar kepadanya di medsos ini
hanyalah

salah

pergaulan.

Dia

pun

menyoroti bagaimana 'sakti'-nya medsos
bisa mengubah orang-orang yang santun di
dunia nyata menjadi buruk perilakunya di
dunia maya. Oleh karena itu, Gus Mus
mengemukakan beberapa hal yang perlu

komunitas
Tegoeh,

yang

sengaja

menjadikan sosmed sebagai
kebencian

sarana
dan

boleh,

aku

menasihatkan agar: (1) menata kembali
niat kita dalam menggunakan dan
memanfaatkan Sosmed; (2) berhati-hati
dan waspada beraktivitas di 'dunia
maya' yang penuh tipuan; (2) jangan
mudah

tergiur

dengan

tampilan-

tampilan menarik, biasakan tabayun dan
meniliti rekam-jejak; (3) jangan tergesagesa
bacaan;

membaca

dan

(4)

usahakan

membagikan
sekali-kali

KopDar, agar bisa melihat Manusia
dalam penampilan nyatanya (dalam hal
ini, contohlah misalnya perkawanan
maya

216

dan

nyata

Suprabana,

Zen

Zaenal Maarif, dan mereka yang tidak
hanya bersapaan di sosmed tapi juga
bersilaturahmi di dunia nyata. Mereka
guyub, penuh kasih sayang); (5) ingat
sabda

Rasulullah

SAW

"Innamal

a'mãlu binniyãt... alhadits" dan "Min
husni Islamil mar-i tarkuhu mã lã
ya'ni".(Mustafa Bisri, Facebook.com)

media

kekacauan~kalau

Pakdhe

Fakta di atas menunjukkan bahwa

Kepada mereka ini dan semisal

menebar

Timur

Machrus,

Mehbob, Triwibowo Budi Santoso,

diperhatikan para netizen:

mereka~bukan

Adib

dari

sosial

ibarat

bara

yang

bisa

digunakan untuk memasak sate, ikan, ayam,
bebek, dll, akan tetapi juga bisa membakar
segalanya. Oleh sebab itu, jika ulama terjun
di media sosial, jangan sampai terjebak
dalam fragmen-fragmen tertentu dan harus
menjadi problem solver umat yang bermain
media

sosial.

dinamisasi

Proses

dakwah

ini
dalam

merupakan
menjamu

pergerakan zaman, sama halnya dengan
dakwah memanfaatkan media radio dan
televisi sewaktu awal keberadaanya. Social
media di dunia maya sangat potensial untuk

dimanfaatkan sebagai sarana dakwah. Tentu
saja, para ulama tidak boleh melupakan dan
mengabaikan tenaga-tenaga yang akan
mengisi aktivitas dakwah di masjid-masjid,
pondok pesantren, majelis taklim, dan
sejenisnya yang selama ini sudah berjalan.

misalnya

Islamic Comunication journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

Mokhamad Abdul Aziz
sekaligus meminta saran dan masukan

PENUTUP
Sebagai bagian penting kehidupan
masyarakat modern, media massa memiliki
peranan yang vital terhadap ideologi dan
akhlak suatu bangsa. Dengan kata lain, baik
tidaknya akhlak suatu bangsa salah satunya
sangat ditentukan oleh media. Karena itu,
media harus diisi oleh konten-konten terbaik
untuk pencerahan dan perbaikan generasi
masa depan. Dalam konteks agama, umat
Islam harus hadir untuk menyampaikan
pesan-pesan dakwahnya sebagai bagian
penting imlementasi nilai-nilai Pancasila.

untuk hasil yang lebih baik
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Amrullah dkk., Dakwah Islam
dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta:
PLP2M, 1983).
al-Bayanuni, Muhammad Abu al-Fath, al
Madkhal ila „Ilm al Da‟wah, (Beirut:
Muassaah al-Risalah, 1993).
al-Faruqi, Ismail Raji dan Lois Lamya alFaruqi, The Cultural Atlas of Islam,
(New York: Macmillan Publishing
Company, 1986).
Anggoro, A. Sapto, Detik.com: Legenda

Kehadiran umat Islam bisa berwujud pada

Media Online (Yogyakarta:

media Islam dan islami. Keduanya memiliki
peluang yang sama-sama khas untuk
bersaing menyebarkan pesan moral dan
esensi agama yang diperlukan bangsa
Indonesia.
Rekomendasi

dari

penulis

bhwa

penelitian yang dalam terkait efektivitas
media Islam dan media Islami perlu
dilakukan ke depan, supaya bisa menjadi
bahan evaluasi para praktisi media, terutama
yang muslim sekaligus juga bagi para
aktivis

dakwah

agar

lebih

cerdas

memanfaatkan media massa sebagai bagian
penting dari unsur dakwah yng sangat
menentukan.

Terakhir,

penulis

menyampaikan permohonan maaf atas
kesalahan dalam penulisan artikel ini

Moco Media, 2013).
Arismunandar, Satrio, Media Islam, Media
Islami, dan Perbeedaannya dengan
Media Lain, (Depok: Makalah, 2010)
http://satrioarismunandar6.blogspot.c
o.id/
Aziz, Mokhamad Abdul, Korupsi dan
Ancaman Demokrasi, (Semarang:
Pustaka Denena, 2016).
Cangara,

Hafied,

Pengantar

Komunikasi,

(Jakarta:

Ilmu

PT

RajaGrafindo Persada, 2002).
Fog, Agner, The Supposed and the Real
role of Mass Media in Modern
Democracy, (Working Paper).
Hill, D, Pers Indonesia dalam Konteks
Asia: Gambaran Sepintas Lalu
(Jakarta: Kompas, 2001).
Johnson, Doyle Paul, Teori Sosiologi
Klasik dan Modern, I, terj. Robert

Islamic Comunication Journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

217

Media Massa Islam Dalam Tatangan Global hal 200 - 218
M.Z. Lawang (Jakarta:PT. Gramedia,
1986).
L. Rivers, Wiliam dan W. Jensen, Jay,
Media Massa dan Masyarakat
Modern, (Jakarta: Prenada Grup,
2008).

(https://www.facebook.com/simbah.
kakung/posts/10202832581691128),
diakses 13 Januari 2017 pukul 17.35
Wib.
Alexa.com
http://www.alexa.com/topsite
s/countries/ID

Mahfud, Syekh Ali, Hidayatul Mursyidin,
(Libanon: Darul Ma‘rifat, tt)
Mc.Quail, Denis, Mass Communication
Theories: Fourth Edition. (London:
Sage Publication, 2000).

diakses

13

Oktober 2016 pukul 17.35
Wib.
Kominfo,
https://kominfo.go.id/index.p

Mc.Quail,

Dennis, Teori
Massa,

Komunikasi

hp/content/detail/4627/BNPT

(Jakarta: Erlangga,

-Minta-Kominfo-Blokir-22-

2005).
Nafis, M., ―Transformasi Sosial dan
Dakwah di Era Milenium III‖,
(Teologia Volume 16, Nomor 2, Juli
2005).

Situs-Radikal/0/berita_satker
diakses 13 Oktober 2016
pukul 17.35 Wib.
Kompas,http://tekno.kompas.com/read/20

Rakhmat,
Jalaluddin,
Psikologi
Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1988).
Shoelhi,
Muhammad,
Komunikasi
Internasional: Perspektif Jurnalistik.
(Bandung: Simbiosa
Rekatama
Media, 2009).
Detik.com, ―Cerita Kearifan Ulama Saat
Dihina di Medsos, dari Gus Mus
hingga Ma'ruf Amin‖, 28 November
2016,
(https://news.detik.com/berita/d3356210/cerita-kearifan-ulama-saatdihina-di-medsos-dari-gus-mushingga-maruf-amin/3), diakses 13
Januari 2017 pukul 17.30 Wib.
Mustafa Bisri, ―Jum'at dan Silaturahmi‖,
Facebook.com, 27 Novemer 2016

218

Islamic Comunication journal
Volume 02, Nomor 02, Juli-Desember 2017

16/01/26/15345707/Kemenko
minfo.Kembali.Blokir.24.Situ
s.Radikal diakses 13 Oktober
2016

pukul

17.35

Wib.