KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM

MAKALAH
KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM
PEMBELAJARAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembelajaran Bimbingan dan Konesing (BK)
Dosen pengampu : M. Ali Shodik, M.Pd.I

oleh:
Ahmad Shohibi

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DIPONEGORO TULUNGAGUNG
APRIL 2017

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami sampaikan
terimakasih atas bantuan dari semua pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Yaitu kepada :
1. Bapak Drs. H. Sukarji, M.Pd.I selaku ketua STAI Diponegoro

2. Ibu Istifadah, M.Pd.I, Selaku Kaprodi PGMI STAI Diponegoro
3. Bapak Ali Shodik sekaligus dosen pengampu mata kuliah Profesi Keguruan,
dan
4. Seluruh teman seperjuagan saya.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tulungagung, 17 April 2017

Penyusun

2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan Masalah........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
A. Pengertian Keterampilan Menjelaskan.........................................................6
B. Pentingnya Keterampilan Menjelaskan bagi Guru.......................................7
C. Tujuan Keterampilan Menjelaskan...............................................................8
D. Prinsip-Prinsip dalam Menjelaskan..............................................................9
E. Komponen-Komponen keterampilan menjelaskan.......................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14

3


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bimbingan merupakan proses membantu orang perorangan dalam
memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya, dan konseling diartikan
sebagai suatu proses interaksi yang membantu pemahaman diri dan
lingkungan dengan penuh berarti, dan menghasilakan pembentukan atau
penjelasan tujuan-tujuan dan nilai perilaku di masa mendatang. Bertumpu
pada pengertian tersebut, bimbingan dan konseling akan sangat membantu
lancaranya proses pembelajaran dalam suatu lembaga pendidikan, apalagi
pada masa sekarang ini, dimana para kaum muda sudah banyak sekali
mengalami problematika-problematika kehidupan. Keadaan seperti ini sangat
sekali membutuhkan suatu wadah (bimbingan dan konseling terutama di
sekolah) untuk mampu membantu para kaum muda agar ia bisa mengatasi
problematika yang ada sehingga ia bisa terus mengembangkan potensi yang
dimilikinya secara optimal.
Pelayanan bimbingan merupakan bagian integral dari suatu program
institusional yang disajikan di lembaga pendidikan pada jenjang pendidikan
sekolah tertentu. Bila diperhatikan faktor – faktor yang melatar belakangi
perlunya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah atau lembaga

pendidikan, maka nampaknya kehadiran pelayanan bimbingan dan konseling
tidak hanya merupakan keharusan, tetapi juga menuntut suatu lembaga dan
tenaga profesional dalam pengelolaannya
B.
1.
2.
3.
4.
C.

Rumusan Masalah
Bagaimana kedudukan bimbingan dan konseling dalam pembelajaran?
Apa urgensi bimbingan dan konseling di sekolah?
Bagaimana peran bimbingan dan konseling di sekolah?
Bagaimana ragam dan prinsip bimbingan konsling di sekolah?
Tujuan Pembahasan

5

1. Untuk mengetahui kedudukan bimbingan dan konseling dalam

pembelajaran.
2. Untuk mengetahui urgensi bimbingan dan konseling di sekolah.
3. Untuk mengetahui peran bimbingan dan konseling di sekolah.
4. Untuk mengetahui ragam dan prinsip bimbingan konsling di sekolah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran
Bila diperhatikan faktor-faktor yang melatar belakangi perlunya
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah atau lembaga pendidikan,
maka pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya merupakan keharusan,
tetapi juga menurut suatu lembaga dan tenaga profesional dalam
pengelolaannya. Pembahasan berikut ini akan mengemukakan uraian tentang
kedudukan bimbingan dan konseling dalam pendidikan dan bagaimana pula
peranannya dalam mencapai tujuan pendidikan serta beberapa alternatif
pengelolaannya.
Dalam dunia pendidikan terdapat tiga wilayah pelayanan bimbingan
dan konseling yang tidak dapat dipisahkan, yaitu wilayah manajemen dan
kepemimpinan, wilayah pembelajaran yang mendidik, wilayah bimbingan
dan konseling yang memandirikan.

1. Wilayah manajemen dan kepemiminan
Wilayah ini meliputi berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung
jawab dan pengambilan kebijaksanaan serta bentuk-bentuk kegiatan
pengelolaan dan manajemen sekolah seperti perencanaan, pengadaan, dan
pengembangan staff, prasarana dan sarana fisik dan pengawasan. Pada
umumnya bidang ini merupakan tanggung jawab pimpinan dan para
petugas administrasi lainnya.
2. Wilayah pembelajaran yang mendidik
Wilayah ini meliputi semua bentuk pengembangan dan kurikulum
dan pelaksanaan pengajaran yaitu penyempaian dan pengembangan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan berkominunikasi
peserta didik. Para guru merupakan petugas dan bertanggung jawab atas
pelaksanaan bidang ini. Pada umumnya wilayah ini merupakan pusat
kegiatan pendidikan dan merupakan tanggung jawab utama staff
pengajaran (staff edukatif). Pelayanan bimbingan dan konseling dapat

7

memberikan sumbangan yang berarti terhadap pengajaran. Misalnya,
siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal apabila terbebas dari

masalah-masalah yang dapat mengganggu proses belajarnya. Pembebasan
masalah tersebut dapat dilakukan melalui pelayanan bimbingan dan
konseling. Materi layanan bimbingan dan konseling dapat dimanfaatkan
oleh guru untuk penyesuaian pengajaran dengan individualitas siswa.
3. Wilayah bimbingan dan konseling yang memendirikan
Wilayah ini meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang mengacu
pada kegiatan kesiswaan secara individual agar masing-masing peserta
didik dapat berkembang sesuai dengan bakat, minat, potensi, dan tahaptahap perkembangannya. Wilayah ini bertanggung jawab memberikan
pelayanan peserta didik untuk memperoleh kesejahteraan lahir dan batin
dalam proses pendidikan. Peserta didik sangat memerlukan bantuan untuk
mencapai hasil pendidikan yang optimal.
Dalam permendiknas No. 23/2007 dirumudkan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dicapai peserta didik melalui
proses pembelajaran bidang studi, maka kompetensi peserta didik yang
harus dikembangkan melalui bimbingan konseling adalah kompetensi
kemandirian untuk mewujudkan diri (self actualization) dan
pengembangan kapasitasnya (capacity development) yang dapat
mendukung pencapaian kompetensi lulusan.
Perkembangan optimum siswa
Standar kompetensi


Misi bersama guru dan

SKL mata

kemandirian untuk

konselor dalam memfasilitasi

pelajaran

mewujudkan diri

perkembangan peserta didik

(pembelajaran

(akademik, karir, sosial,

seutuhnya dan pencapaian tujuan


bidang studi)

pribadi)

pendidikan nasional

(bimbingan dan konseling)
Wilayah konselor

Wilayah penghormatan
bersama

Wilayah guru

8

Kesamaan dan keunikan wilayah kerja guru dan konselor
Telaah di atas menunjukkan bahwa pengembangan diri dalam
permendiknas No. 22/2006 lebih merupakan penghormatan bersama yang

harus dilaksanakan oleh guru, konselor dan tenaga pendidik lainnya
sebagai mitra kerja. Sementara itu bimbingan dan konseling tetap memiliki
wilayah layanan khusus dalam mendukung realisasi diri dan pencapaian
kompetensi peserta didik.
Posisi wilayah penghormatan bersama mengandung ati bahwa
masalah-masalah perkembangan siswa yang dihadapi guru pada saat
pembelajaran dirujuk pada konselor untuk penanganannya, demikian pula
masalah yang ditangani konselor dirujuk kepada guru untuk menindak
lanjutinya apabila itu terkait dengan proses pembelajaran bidang studi.
Dengan demikian tiap komponen mempunyai tugas dan fungsi
masing-masing, tetapi dilaksanakan bersama-sama. Apabila salah satu
komponen tidak melaksanakan, maka proses pendidikan tidka berhasil
dengan baik. Misalnya di sekolah hanya diberikan sejumlah mata pelajaran
saja, tanpa administrasi dan supervisi yang baik maka tujuan pendidikan
tidaka akan tercapai. Demikian juga dengan masalah-masalah itu hanya
bisa dipecahkan melalui bidang kegiatan pemberian bantuan, melalui
program layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Untuk dapat melaksanakan kegiatan pembinaan pribadi peserta
didik dengan baik diperlukan petugas-petugas khusus yang mempunyai
keahlian dalam bidang bimbingan dan konseling. Dikatakan demikian

karena beberapa alasan sebagai berikut:
a. Ada beberapa masalah dalam pendidikan dan pengajaran yang tidak
mungkin diselesaikan hanya oleh guru / dosen sebagai staf pengajar,
karena pada umumnya guru atau dosen lebih banyak menggunakan
waktunya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
kegiatan pengajaran. Masalah tersebut misalnya, pengumpulan data
tentang peserta didik. Penyelesaian masalah pribadi atau social dan lain
sebagianya.

9

b. Pekerjaan menyelesaikan masalah pribadi dan social kadang-kadang
memerlukan keahlian tersendiri. Penangan masalah ini akan sangat sulit
dilaksanakan oleh staf pengajar yang telah dibebani tugas dalam bidang
intruksioanl.
c. Dalam situasi tertentu kadang-kadang terjadi konflik antara peserta
didik dengan guru/dosen, sehingga dalam situasi tersebut sangat sulit
bagi guru / dosen untuk menyelesaikannya sendiri. Untuk itu perlu
adanya pihak ketiga yang dapat membantu penyelesaian konflik
tersebut.
d. Dalam situasi tertentu juga dirasakan perlunya suatu wadah atau
lembaga untuk menampung dan menyelesaikan masalah-masalah
peserta didik yang tidak dapat tertampung dan terselesaikan oleh
peserta didik. Misalnya, bila ada seorang siswa yang menghadapi
masalah pribadi yang cukup serius. Para peserta didik kadang-kadang
merasa bukan wewenangnya untuk membantu peserta didik tersebut.
Sehingga bilamana bidang pembinaan pribadi bimbingan dan konseling
tidak ada atau tidak berfungsi, peserta didik tersebut akan tetap dalam
keadaan bermasalah, karena tidak adanya wadah dan tenaga yang dapat
membantunya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Dari uraian terdahulu jelaslah bahwa dalam keseluruhan proses
pendidikan, program bimbingan dan konseling merupakan keharusan yang
tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan pada umumnya. Apalagi
dalam situasi sekarang ini, dimana fungsi sekolah atau lembaga pendidikan
formal tidak hanya membekali para siswa dengan setumpuk ilmu
pengetahuan saja, tetapi juga mempersiapkan para peserta didik untuk
memenuhi tuntutan peerubahan serta kemajuan yang terjadi dilingkungan
masyarakat. Sebagaimana dikemukakan pada uraian terdahulu bahwa
perubahan dan kemajuan ini akan menimbulkan masalah, khususnya bagi
para peserta didik itu sendiri dan umumnya bagi pihak-pihak yang terlibat
di dalam dunia pendidikan. Para peserta didik akan menghadapi masalah
pemilihan spesialisasi, pemilihan jurusan, pemilihan program, msalah
belajar, masalah penyesuaian diri, masalah pribadi dan social dan lain

10

sebagainya yang membutuhkan penanganan dan bantuan dari bidang
pembinaan pribadi yang m erupakan bagian integral dari keselurhan
system pendidikan nasional. Dari pembahasan di atas, dapatlah ditemukan
kedudukan pelayanan bimbingan dan konseling dalam keseluruhan
program pendidikan di sekolah, yaitu sebagai salahsatu upaya pembinaan
pribadi peserta didik.
a. Kedudukan Bimbingan dan Konseling Menurut Kurikulum KTSP
1) Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22
Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi
Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006
2) Lebih menekankan pada aspek pengetahuan
3) Jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
4) Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih
banyak dibanding Kurikulum 2013
5) Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi,
dan Konfirmasi
6) TIK sebagai mata pelajaran
7) Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan
8) Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9) Penjurusan mulai kelas XI
10) BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa
b. Kedudukan Bimbingan dan Konseling Menurut Kurikulum 2013
1) SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu,
melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru
ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum,
yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun
2013
2) Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard
skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan
3) Jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
4) Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata
pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP
5) Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata
pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan
ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran

11

terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.
6) TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata
pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran
7) Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur
semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil.
8) Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
9) Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA
10) BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa
D. Urgensi Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Berbagai fenomena perilaku peserta didik dewasa ini seperti tawuran,
penyalahgunaan obat-obatan dan lain sebagainya, menunjukkan bahwa tujuan
pendidikan yang salah satu upaya pencapaiannya melalui proses
pembelajaran, belum sepenuhnya mampu memecahkan berbagai persoalan
tersebut. Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan adalah melalui
pendekatan bimbingan dan konseling yang dilakukan di luar situasi proses
pembelajaran.
Selain alasan di atas, ada beberapa alasan mengapa pelayanan
bimbingan dan konseling diperlukan dalam dunia pendidikan terutama dalam
lingkup sekolah, alasan tersebut adalah :
Pertama, perkembangan IPTEK. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang demikian cepat menimbulkan perubahan-perubahan dalam
berbagai sendi kehidupan seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, industri,
dan lain sebagainya. Berbagai problem yang sangat kompleks sebagai akibat
perkembangan IPTEK juga berpengaruh dalam dunia pendidikan khususnya
dalam lingkup sekolah. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah
bertanggung jawab mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu
menyesuaikan diri di dalam masyarakat dan mampu memecahkan masalah
secara mandiri. Dalam kondisi seperti itu layanan bimbingan dan konseling
sangat diperlukan.

12

Kedua, makna dan fungsi pendidikan. Kebutuhan akan layanan
bimbingan dan konseling dalam pendidikan berkaitan erat dengan hakikat
makna dan fungsi pendidikan dalam keseluruhan aspek kehidupan. Selain itu
kebutuhan layanan pendidikan juga berkaitan erat dengan pandangan akan
hakikat dan karakteristik peserta didik. Hadirnya layanan bimbigan dan
konseling dalam pendidikan adalah apabila kita memandang bahwa
pendidikan merupakan upaya untuk mencapai perwujudan manusia secara
keseluruhan dan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Ketiga, guru. Tugas dan tanggung jawab utama guru sebagai pendidik
adalah mendidik sekaligus mengajar, yaitu membantu peserta didik untuk
mencapai kedewasaan. Dalam proses pembelajaran tugas utama guru selain
sebagai pengajar juga sebagai pembimbing. Fungsi sebagai pengajar
sekaligus pembimbing terintegrasi dalam peran guru dalam proses
pembelajaran. Untuk menjalankan tugas ini secara efektif, guru hendaknya
memahami semua aspek pribadi peserta didik baik fisik maupun spikis.
Keempat, faktor psikologis. Dalam proses pendidikan di sekolah,
peserta didik merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala
karakteristiknya. Sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses
perkembangan, peserta didik memiliki kebutuhan dan dinamika dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Terdapat perbedaan individual antara
siswa yang satu dengan yang lainnya. Beberapa masalah psikologis yang
menjadi latar belakang perlunya layanan bimbingan konseling di sekolah
maupun dimadrasah, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Masalah perkembangan individu.
Masalah perbedaan individu
Masalah kebutuhan individu
Masalah penyesuaian diri.
Masalah belajar.

E. Peran Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan Konseling merupakan kunci dalam sebuah lembaga
pendidikan, yaitu institusi sekolah sebagai pendukung maju atau mundurnya
mutu pendidikaan. Peran bimbingan dan konseling dalam meningkatkan mutu

13

pendidikan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidak hanya terbatas
pada bimbingan yang bersifat akademik tetapi juga sosial, pribadi, intelektual
dan pemberian nilai.
Dengan bantuan bimbingan dan konseling maka pendidikan yang
tercipta tidak hanya akan menciptakan manusia-manusia yang berorientasi
akademik tinggi, namun dalam kepribaian dan hubungan sosialnya rendah
serta tidak mempunyai sistem nilai yang mengontrol dirinya sehingga yang
dihasilkan pendidikan hanyalah robot-robot intelektual, dan bukannya
manusia seutuhnya.
Dengan adanya bimbingan dan konseling maka integrasi dari seluruh
potensi ini dapat dimunculkan sehinga keseluruhan aspek yang muncul,
bukan hanya kognitif atau akademis saja tetapi juga seluruh komponen
dirinya baik itu kepribadian, hubungan sosial serta memiliki niali-nilai yang
dapat dijadikan pegangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran
bimbingan dan konseling didalam meningkatkan mutu pendidikan terletak
pada bagaimana bimbingan dan konseling itu membangun manusia yang
seutuhnya dari berbagai aspek yang ada di dalam diri peserta didik. Karena
seperti di awal telah dijelaskan bahwa pendidikan yang bermutu bukanlah
pendidikan yang hanya mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi
saja tetapi juga harus meningaktkan profesionalitas dan sistem manjemen,
dimana kesemuanya itu tidak hanya menyangkut aspek akademik tetapi juga
aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai.
Peran BK dalam keempat aspek inilah yang menjadikan bimbingan
konseling ikut berperan dalam peningkatan mutu pendidikan. Bimbingan dan
konseling di sekolah dapat mendamingi siswa dalam hal:
a. Dalam perkembangan belajar di sekolah (perkembangan akademis).
b. Mengenal diri sendiri dan mengerti kemungkinan-kemungkinan yang
terbuka bagi mereka, sekarang maupun kelak.
c. Menentukan cita-cita dan tujuan dalam hidupnya, serta menyusun rencana
yang tepat untuk mencapai tujuan-tujuan itu.

14

d. Mengatasi masalah pribadi yang mengganggu belajar di sekolah dan
terlalu mempersukar hubungan dengan orang lain, atau yang mengaburkan
cita-cita hidup.
BK dapat diposisikan secara tegas untuk mewujudkan prinsip
keseimbangan. Lembaga ini menjadi tempat yang aman bagi setiap siswa
untuk datang membuka diri tanpa waswas akan privacy-nya. Di sana menjadi
tempat setiap persoalan diadukan, setiap problem dibantu untuk diuraikan,
sekaligus setiap kebanggaan diri diteguhkan. Bahkan orangtua siswa dapat
mengambil manfaat dari pelayanan bimbingan di sekolah, sejauh mereka
dapat ditolong untuk lebih mengerti akan anak mereka.
Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada tatanan
persekolahan, layanan bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan peran
yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan konseling berperan untuk
memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang secara optimal
melalui proses pembelajaran secara efektif. Untuk membantu siswa dalam
proses pembelajaran, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pribadi
agar dapat membantu keseluruhan proses belajarnya. Dalam kaitan ini para
pembimbing diharapkan untuk:
a. Mengenal danmemahami setiap siswa baik secara individual maupu
kelompok,
b. Memberikan informasi-informasi yang diperlukan dalam proses belajar,
c. Memberi kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar sesuai
dengan karakter istik pribadinya,
d. Membantu setiap siswa dalam menghadapi masalah-masalah pribadi yang
dihadapinya,
e. Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan.
Berkenaan dengan hubungan antara bimbingan dan pendidikan
tersebut di atas, Rochma Natawidjaja (1990: 16) Memberikan penjelasan
sebagai berikut:
“...bimbingan dan konseling memiliki fungsi dan posisi kunci dalam
pendidikan di sekolah, yaitu sebagai pendamping fungsi utama sekolah dalam

15

bidang pengajaran dan perkembangan intelektual siswa dalam bidang
menangani ihwal sisi sosial pribadi siswa..”
F. Ragam dan Prinsip Bimbingan dan konseling
Dilihat dari masalah individu ada empat jenis bimbingan yaitu:
1. Bimbingan Akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu
para individu dalam menghadapi masalah-masalah akademik seperti
pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/konsentrasi, cara belajar dsb.
Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana
belajar- mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar.
Dalam bimbingan akademik pembimbing berupaya memfasilitasi individu
dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.
2. Bimbingan Sosial-Pribadi, merupakan bimbingan untuk membantu para
individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi. Contohnya:
masalah sosial pribadi adalah hubungan sesama teman, dengan dosen,
serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri penyesuaian diri dengan
lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal dan
penyelesaian konflik.
3. Bimbingan Karir, yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam
perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah-masalah karir
seperti: pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman
kondisi dan kemampuan diri dsb.
4. Bimbingan Keluarga, merupakan upaya pemberian bantuan kepada para
individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu
menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri
secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma
keluarga, serta berperan/berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan
keluarga yang bahagia.
Prinsip Bimbingan dan konseling
a.
b.
c.
d.
e.

Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu
Bimbingan bersifat individualisasi
Bimbingan menekankan hal yang positif
Bimbingan merupakan usaha bersama
Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan

16

f. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Posisi atau kedudukan bimbingan dan konseling dalam dunia
pendidikan terdapat tiga wilayah yang tidak dapat terpisahkan yaitu wilayah
manajemen dan kepemimpinan, wilayah pembelajaran yang mendidik,
wilayah bimbingan dan konseling yang memandirikan. Kedudukan pelayanan
bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah,
yaitu sebagai salah satu upaya pembinaan pribadi peserta didik, untuk dapat
melaksanakan kegiatan pembinaan pribadi peserta didik dengan baik
diperlukan petugas-petugas khusus yang mempunyai keahlian dalam bidang
bimbingan dan konseling.
Alasan mengapa pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan
dalam dunia pendidikan terutama dalam lingkup sekolah adalah karena
beberapa hal, yaitu karena perkembangan IPTEK, makna dan fungsi
pendidikan, tugas dan tanggung jawab guru, dan faktor psikologis peserta
didik.
Peran BK dalam aspek pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan
sistem nilailah yang menjadikan bimbingan konseling ikut berperan dalam
peningkatan mutu pendidikan. Lembaga bimbingan dan konseling dapat
menjadi tempat setiap persoalan diadukan, setiap problem dibantu untuk
diuraikan, sekaligus setiap kebanggaan diri diteguhkan.
Dalam bimbingan dan konseling terdapat prinsip-prinsip yang harus
dipatuhi.terdapat banyak ragam dalam bimbingan dan konseling.
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan kepada pembaca makalah ini
antara lain:
1. Pembaca membuka referensi lain yang mendukung isi makalah ini.
2. Pembaca membuka buku bimbingan dan konseling agar dapat lebih
memahami isi.

DAFTAR PUSTAKA
Amti, Erman.,1991.Bimbingan dan Konseling.Jakarta:Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan.
https://syamsulariefin.wordpress.com/2012/03/15/bimbingan-dankonseling/
http://achmad-badaruddin.blogspot.co.id/2014/11/analisispermendikbud-no-111-tahun-2014.html