MODEL PEMBELAJARAN WHOLE BRAIN TEACHING

MODEL PEMBELAJARAN WHOLE BRAIN TEACHING
23.58

1 comment

Seperti kita ketahui, otak dalam menerima informasi tidak begitu saja langsung menyimpan
informasi tersebut, melainkan masih mengolahnya. Otak kita akan mengajukan pertanyaanpertanyaan : pernahkah mendengar atau meliht informasi ini sebelumnya, di bagian mana
informasi ini cocok dan apa yang haru dilakukan padanya, dapatkah inormasi ini diasumsikan
sama yang diterima kemarin, bulan lalu atau tahun lalu. Inilah yang menyebabkan keterlambatan
siswa dalam menyerap informasi dari guru.
Berikut

ini

adalah

sebuah

metode

pembelajaran


yang

dikenal

dengan Power

Teaching atau Whole Brain Learning. Menurut Armstrong (2009) Power Teaching adalah sebuah
metode belajar yang dikembangkan oleh negara-negara barat. Metode ini cukup menarik, karena
mampu meningkatkan atensi dan konsentrasi siswa. Untuk itu metode belajar ini layak untuk di
adopsi oleh para guru di Indonesia.
Adapun langkah-langkah kegiatan metode belajar Power teaching menurut Armstrong (2009)
adalah sebagai berikut:
a.

Langkah pertama disebut dengan “Class- Yess”.
Pada tahap ini guru mengarahkan perhatian siswa pada kegiatan pemebeajaran dengan
mengucap kata “class “ dengan intonasi tertentu. Siswa menjawab ucapan dengan kata “Yess”
dengan intonasi kata yang sama dengan intonasi guru.


b.

Langkah kedua disebut dengan “Micro Lecture”.

Pada langkah ini guru menyampaikan bahan ajar dalam waktu kurang dari 30 detik. Siswa
memperhatikan dengan seksama penjelasan guru. Guru menuliskan point-poin yang dirasa perlu
di papan tulis.
c.

Langkah ketiga disebut dengan “Teach-Oke”.
Setelah guru melakukan “ micro lecture “ guru mengucapkan kata “Teach” jika perlu dengan
tepuk tanga , siswa menjawab dengan kata “ Oke “.Setelah menjawab “Oke” siswa mengulang
apa yang telah disampaikan guru secara berhadap-hadapan kepada siswa lain.

d.

Langkah keempat disebut dengan “Score board “.
pada langkah ini guru melakukan penilaian terhadap kienerja siswa pada papan tulis yang
telah dibuat tabel dengan dua kolam dimana kolom pertama bagian atas diberi ikon wajah orang
tersenyum sedang kolom kedua bagian di atas diberi ikon gambar orang sedih.Kolom wajah

gembira diberi skor satu jika guru menilai kinerja siswa dianggap sesuai dengan harapan guru.
Sedang kolom kedua jika kinerja siswa dianggap kurang baik.

e.

Langkah kelima disebut dengan “Hand and eyes “.
Setelah guru memberi penilaian siswa menanggapi sesuai dengan nilai yang diperolehnya.
Jika ia mendapat penilaian wajah tersenyum siswa meneriakkan kata “Oh yeah “ jika perlu
dengan tepukkan tangan. Jika mendapat nilai wajah sedih siswa pura-pura menangis dengan
mengusap-usap mata dengan tangan.
Dari langkah satu sampai dengan langkah kelima diulang-ulang sesuai dengan materi
yang ingin disampaikan.

f.

Langkah keenam disebut dengan “Comprehention Check”.
Pada tahap ini siswa diminta mengulang secara lesan semua materi yang telah
disampaikan oleh guru. Pada saat siswa mengulang materi yang diajarkan, guru berkeliling
melakukan checking terhadap kegiatan siswa.
Metode ini tampaknya sangat tepat untuk mengajarkan materi-materi berkaitan dengan

pemahaman konsep. Dengan pengucapan berulang pada saat “teach-Oke “ Siswa diharapkan
lebih memahami konsep yang diajarkan. Dengan metode ini juga membangun komunikasi antar
siswa.Antusiasme dan konsentrasi dibangun dengan menggunakan metode ini.

selain itu, Whole brain teaching juga mempunyai kekhasan yaitu five rules. rules itu adalah:
1. follow the direction quickly
2. raise your hand for permission to speak
3. raise your hand for permission to leave your seat
4. make smart choices
5. keep your dear teacher happy

http://cahayaicha.blogspot.com/2013/03/model-pembelajaran-whole-brain-teaching.html

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SHAPE AND SPACE BERDASARKAN MODEL RASCH

69 778 11

MODEL KONSELING TRAIT AND FACTOR

0 2 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62