PENGARUH CURRENT RATIO DEBT TO EQUITY RA

PENGARUH CURRENT RATIO,DEBT TO EQUITY RATIO,RETURN
ON EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2012-2015
Mohammad Panji Pribadi
Universitas Trilogi

1.

Latar Belakang
Investasi merupakan salah satu sarana penting dalam meningkatkan

kemampuan untuk mengumpulkan dan menjaga kekayaan. Ada berbagai jenis
alternatif kegiatan melakukan investasi di Indonesia , salah satu alternatif yang
sering diminati oleh investor adalah pembelian saham di pasar modal . (Tandelin,
2010:26) “Pasar modal dapat berfungsi sebagai lembaga perantara. Fungsi ini
menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena
pasar modal dapat menghubugkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak
yang kelebihan dana.
Untuk menganalisis investasi, para investor seringkali menggunakan
informasi yang bisa digunakan dalam menilai perusahaan. Salah satu cara yang

biasa digunakan dalam menilai perusahaan adalah pendekatan fundamental Crabb
(2003) menyatakan :“Fundamental analysis is an examination of corporate
accounting reports to asses the value of company, that investor can use to

analysze a company’s stock prices“ dari pernyataan tersebut dapat diartikan

1

2

bahwa Analisis fundamental adalah pemeriksaan laporan akuntansi perusahaan
untuk menilai nilai perusahaan , bahwa investor dapat menganalis harga saham
sebuah perusahaan perusahaan . Pasaribu Rowland Bismark (2008) mengatakan
faktor fundamental yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham atau
return saham adalah rasio keuangan dan rasio pasar. Bahar Putri (2012)
mengatakan melalui rasio-rasio keuangan kita bisa membuat perbandingan yang
berarti dalam dua hal. Pertama, kita bisa membandingkan rasio keuangan suatu
perusahaan dari waktu ke waktu untuk mengamati kecenderungan (trend) yang
sedang terjadi. Kedua, kita bisa membandingkan rasio keuangan sebuah
perusahaan dengan perusahaan lain yang masih bergerak dalam industri yang

relatif sama dengan periode tertentu. Menurut Ulupui (2007) mengatakan salah
satu tujuan dan keunggulan dari rasio adalah dapat digunakan untuk
membandingkan hubungan harga dan risiko dari perusahaan dengan ukuran yang
berbeda. Rasio juga dapat menunjukkan profil suatu perusahaan, karakteristik
ekonomi, strategi bersaing dan keunikan karakteristik operasi, keuangan dan
investasi. Didalam analisis fundamental terdapat beberapa rasio keuangan yang
dapat mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan. Gitzman
dan Zutter (2012) mengelompokkan rasio keuangan ke dalam lima rasio yaitu. (1)
Rasio likuiditas; (2) Rasio profitabilitas; (3) Rasio solvabilitas; (4) Rasio
aktivitas; dan (5) Rasio nilai pasar. Rasio-rasio keuangan tersebut digunakan
untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan dari kondisi keuangan suatu
perusahaan, pertumbuhan pertumbuhan perusahaan serta dapat memprediksi
harga saham di pasar modal.

3

Investor dalam melakukan investasi dengan bertransaksi di pasar modal
sebelumnya akan menganalisis laporan keuangan, laporan keuangan merupakan
informasi yang menjelaskan seberapa besar kondisi kinerja dan kekayaan sebuah
perusahaan tersebut agar dapat mempengaruhi pengambilan keputusan investasi

yang terbaik dan akan berdampak pula keuntungan (return) yang akan diterima
sesuai yang diharapkannya. Ulupui (2007) Bagi perusahaan yang ingin masuk ke
pasar modal perlu memperhatikan syarat-syarat yang dikeluarkan oleh Bapepam
sebagai regulator pasar modal. Selain itu, perusahaan juga harus mampu
meningkatkan nilai perusahaan sehingga terjadi peningkatan penjualan sahamnya
di pasar modal. Jika diasumsikan investor adalah seorang yang rasional, maka
investor tersebut pasti akan sangat memperhatikan aspek fundamental untuk
menilai ekspektasi imbal hasil yang akan diperolehnya. Pola perilaku
perdagangan saham di pasar modal dapat memberi kontribusi bagi pola perilaku
harga saham di pasar modal tersebut. Pola perilaku harga saham akan
menentukan pola harga yang diterima dari saham tersebut (Budi dan Nurhatmini,
2003).
Rasio-rasio yang digunakan untuk memprediksi harga saham di dalam
penelitian ini meliputi rasio likuiditas yang di proksikan Current Ratio , rasio
utang yang di proksikan oleh Debt to Equity Ratio, rasio profitabilitas Return On
Equity.

Brigham and Houston (2016) mengatakan rasio likuiditas merupakan
rasio yang menggambarkan hubungan antara kas dan asset lancar lainnya
terhadap asset kewajiban lancar. Rasio yang baik diperlukan bagi perusahaan


4

untuk menjaga biaya tetap rendah dan dengan demikian laba bersih yang tinggi.
Deitiana Tita (2013) mengatakan bahwa current ratio merupakan kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar
dimilikinya. Semakin besar yang dimiliki menunjukkan besarnya kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja
yang sangat penting untuk menjaga kinerja perusahaan yang pada akhirnya
mempengaruhi harga saham. Hal ini akan memberikan keyakinan pada investor
untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga dapat mempengaruhi harga
saham. Beberapa bukti empiris tersebut didukung oleh hasil penelitian
Purnamasari, Nur DP, Satriawan S (2014) menunjukkan hasil bahwa Current
Ratio (CR) berpengaruh terhadap harga saham, namun hasil penelitian yang

berbeda yang dilakukan oleh Prasetya, Adiputra, Atmadja (2014) menunjukkan
hasil bahwa current Ratio (CR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham.
Susilowati dan Turyanto (2014) mengatakan bahwa return on equity
(ROE) merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dengan menggunakan modal sendiri, sehingga ROE dapat disebut
sebagai rentabilitas modal sendiri. Rasio ini dapat diperoleh dengan membagi
laba setelah pajak dengan rata-rata modal sendiri. Sebagaimana ROA, maka
semakin tinggi ROE dapat menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik dan
berdampak positif pada meningkatnya harga saham perusahaan. Jika harga saham
semakin meningkat, maka semakin meningkat harga saham pada sebuah
perusahaan, maka secara teoritis, sangat dimungkinkan ROE berpengaruh positif

5

terhadap harga saham. Beberapa bukti empiris tersebut didukung oleh hasil
penelitian Pinatih dan Lestari (2014) menunjukkan hasil secara parsial ROE
berpengaruh positif terhadap harga saham, dan Juwita (2012) menunjukkan hasil
bahwa ROE berpengaruh terhadap return saham, namun hasil penelitian yang
berbeda yang dilakukan oleh penelitian Purnamasari, Nur DP, Satriawan S (2014)
menunjukkan hasil bahwa ROE tidak berpengaruh terhadap return saham.
Rasio yang sering dikaitkan dengan rasio solvabilitas salah satunya adalah
debt to Equity ratio (DER) merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

atau membayar seluruh kewajibannya yang ditunjukkan pada modal sendiri. .

Susilowati dan Turyanto (2011) mengatakan bahwa DER menunjukkan tentang
imbangan antara beban hutang dibandingkan dengan modal sendiri. DER juga
memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang perusahaan dijamin
modal sendiri. Juwita (2012) mengatakan bahwa DER mengukur presentase dari
dana yang diberikan oleh para kreditor. Total utang meliputi kewajiban lancar
dan kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang. Semakin besar nilai DER
menunjukkan bahwa semakin besar struktur modal yang berasal dari utang
digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Susilowati dan Turyanto (2011)
mengatakan bila biaya bunga hutang murah, perusahaan akan lebih beruntung
menggunakan sumber modal berupa hutang yang lebih banyak, karena
menghasilkan laba per saham yang makin banyak. Penggunaan hutang yang
makin banyak, yang dicerminkan oleh debt ratio (rasio antara hutang dengan
total aktiva) yang makin besar, pada perolehan laba sebelum bunga dan pajak
(EBIT) yang sama akan menghasilkan laba per saham yang lebih besar. Jika laba

6

per saham meningkat, maka akan berdampak pada meningkatkannya harga
saham atau harga saham, sehingga secara teoritis DER akan berpengaruh positif
pada harga saham. Beberapa bukti empiris tersebut didukung oleh hasil penelitian

Prasetya, Adiputra, Atmadja (2014) debt to equity Ratio (DER) berpengaruh
terhadap return saham, namun hasil penelitian yang berbeda yang dilakukan oleh
Artik (2010) menunjukkan hasil bahwa debt to equity ratio (DER) tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Berdasarkan apa yang telah diuraikan dan melihat dari hasil penelitian
terdahulu, terdapat perbedaan hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan
ketidak konsistenan dari bukti empiris yang menunjukkan variabel current ratio,
return on equity, debt to equity ratio, berpengaruh terhadap harga saham. Maka

peneliti ingin meneliti lebih lanjut untuk mengetahui apakah adanya pengaruh
variabel current ratio, return on equity, debt to equity ratio, berpengaruh
terhadap harga saham. Fokus penelitian ini pada perusahaan sektor pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2015. Maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Current
Ratio, Return On Equity, Debt to Equity Ratio, Terhadap harga Saham (Studi

Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2015)”.

2.


Rumusan Masalah

7

Sehubungan dengan penelitian diatas, maka penulis merumuskan
pertanyaan :
1. Apakah Current Ratio berpengaruh terhadap harga saham?
2. Apakah Return On Equity berpengaruh terhadap harga saham?
3. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham?
4. Apakah model penerapan Current Ratio, Return On Equity, Debt to
Equity Ratio, layak untuk menjelaskan harga Saham?

3.

Batasan Masalah
Batasan masalah digunakan agar penelitian ini lebih fokus, maka penulis

memberikan batasan masalah sebagai berikut.
1. Penelitian yang diteliti terbatas dengan menggunakan data perusahaan

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode 2013-2017
2. Perusahaan manufaktur yang menggunakan rentang waktu empat tahun
yaitu 2013-2017
3. Fokus pada penelitian ini hanya menggunakan variabel current ratio (X1)
, return on equity (X2) , debt to equity ratio (X3), dan harga saham (Y)
4. Penelitian

melihat

www.idx.co.id

4.

Tujuan Penelitian

laporan

keuangan


Tahunan

perusahaan

di

8

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh current ratio terhadap
harga saham
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh return on equity terhadap
harga saham
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh debt to equity ratio
terhadap harga saham
4. Untuk Mengetahui ada atau tidaknya pengaruh current ratio, return on
equity, debt to equity ratio, terhadap harga saham.

5.


Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Bagi akademis, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
penulis/peneliti selanjutnya mengenai ada atau tidaknya pengaruh,
besaran hubungan dari masing masing variabel yaitu, current ratio (CR),
debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), terhadap harga saham

pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Bagi Emiten atau perusahaan , peneliti ini dapat memberikan masukan
dalam pengetahuan tentang harga saham
3. Bagi Investor atau calon Investor, penelitian ini dapat dijadikan alat bantu
untuk mengukur atau mengevaluasi kinerja perusahaan melalui variabel
penelitian yang didasarkan pada laporan keuangan.

9

1.

Kajian Teori

Dalam sub bab ini akan dijelaskan teori yang menjadi dasar dalam penelitian ini.
Teori memiliki arti penting bagi penelitian, karena teori-teori yang digunakan
dapat menjelaskan suatu fenomena yang ada secara ilmiah untuk membantu
peneliti menganalisis permasalahan dalam penelitian. Teori pun memerlukan
pembuktian secara sistematik, untuk mengkaji masalah, maka peneliti
menggunakan beberapa teori pokok yang dapat mendukung penelitian ini.
1.

Analisis Laporan Keuangan
Menurut Kurniatun, Susanta N, Saryadi

(2015) mengatakan analisis

laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau
yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif
maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan
lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang
tepat. Analis laporan keuangan bertujuan untuk memberikan dasar pertimbangan
yang lebih layak dan sistematis dalam rangka memprediksi apa yang mungkin
akan terjadi di masa datang, mengingat data yang disajikan oleh laporan
keuangan menggambarkan apa yang telah terjadi. Teknik dalam analisis laporan
keuangan terbagi menjadi 3 yakni:
1.

Analisis horisontal, merupakan suatu teknik untuk mengevaluasi
serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu. Analisis

10

horisontal melakukan penelitian dalam laporan laporan keuangan
komparatif.
2.

Analisis vertikal, merupakan analisis laporan keuangan yang dilakukan
hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan
memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam
laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan
keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.

3.

Analisis

rasio,

rasio

menggambarkan

suatu

hubungan

atau

perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa
rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada
penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan, terutama apabila angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standar.

a.

Analisis Rasio Keuangan
Gitman dan Zutter (2012:84) mengatakan: “Analyst frequently wish to

take on overall look at the firm’s financial performance and status. Here we
consider two popular approaches to a complete ratio analysis: (1) summarizing
all ratios and (2) the DuPont system of analysis. The summary analysis approach
trends to view all aspect of the firm’s financial activities to isolate key areas of

responsible for the firm’s financial condition.

11

Analisis rasio keuangan yang mencakup analisis kekuatan dan kelemahan
di bidang finansial akan sangat membantu dalam mengukur kinerja keuangan di
masa lalu, kini dan prospeknya di masa mendatang. Menurut Gitman dan Zutter
(2012) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 macam yaitu,
1. Rasio likuiditas
2. Rasio profitabilitas
3. Rasio solvabilitas
4. Rasio aktivitas
5. Rasio nilai pasar

b.

Rasio Likuiditas
Bodie, Kane, Marcus, (2011:819) mengatakan : “Liquidity and interest

coverage ratios are of great importance in evaluating the riskiness of a firm’s
securities. They aid in assessing the financial strenght of the firm. Liquidity
ratios include the current ratio, quick ratio, and interest coverage ratio”. Dari

pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa likuiditas dan interest coverage ratio
merupakan rasio yang sangat penting dalam mengevaluasi sekuritas perusahaan.
Rasio likuiditas dapat membantu dalam menilai kekuatan keuangan perusahaan.
rasio likuiditas meliputi rasio lancar, rasio cepat, dan bunga rasio cakupan.
Gitman dan Zutter (2012:71) mengatakan : “A firm’s ability to satisfy its
short-term obligations as they come due. Liquidity refers to the solvency of the

firm’s overall financial position”.

12

Brigham dan Houston (2016:101) menyatakan : “Liquidity Ratios that
show the relationship of a firm’s cash and other current asset to its current
liabilities”. Likuiditas rasio merupakan rasio yang menggambarkan hubungan
antara kas dan asset lancar lainnya terhadap asset kewajiban lancar.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan current ratio (CR) sebagai
proksi rasio likuiditas. Bodie, Kane, Marcus (2011:819) mengatakan : “Current
asset/current liabilities. This ratio measures the ability of the firm’s to pay off its
current liabilities by liquidating its current asset them into cash. Dari pernyataan

tersebut dapat diartikan bahwa rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban lancarnya dengan melikuidasi aset saat ini.
Gitman dan Zutter (2012:71) menyatakan : “A measure of liquidity
calculated by dividing the firm’s current asset by its current liabilities. A higher
current ratio indicates a greater degree of liqudity. How much liquidity a firm

need depends on a variety of factors, incluiding the firm’s size, its acces to short term financing sources like bank credit lines, and the volatility of its business”.
Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa mengukur likuiditas dengan
membandingkan aset lancar perusahaan dengan kewajiban lancar perusahaan.
Semakin tinggi rasio

lancar mengindikasikan semakin baik likuiditas

diperusahaan. Faktor – faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahaan, meliputi
ukuran perusahaan, kewajiban jangka pendek, dan tingkat volatilitas bisnis.
Brigham and houston (2016:101) menyatakan : “This ratio is calculated
by dividing current asset by current liabilities. It indicates the extent to which

13

current liabilities are covered by those assets expected to be converted to cash in

the near future”. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa Current Ratio
merupakan rasio yang mengkalkulasi dengan membagi asset lancar terhadap
kewajiban lancar. Rasio ini mengindikasikan seberapa besar kewajiban lancar
dijamin oleh aset yang paling cepat di konversi menjadi kas.
c.

Rasio Profitabilitas
Brigham and houston (2016:110) menyatakan : “A group of ratios that

show the combined effects of liquidity, asset management, and debt on operating

result”. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan rasio yang menggambarkan
kombinasi efek dari likuiditas manajemen aset dan hasil aktifitas operasi dari
hutang.
Gitman and Zutter (2012:79) mengatakan: “There are many measures of
profitability. As group, these measures enab le analyst to evaluate the firm’s
profits with respect to a given level of sales, a certain level of asset, or the

owners’ investment. Without profits, a firms could not attract outside capital.
Owners, creditors, and management pay close attention to boosting profit
because of the great importance the market place on earnings. Dari pernyataan

tersebut dapat diartikan bahwa ada banyak cara untuk mengukur tingkat
profitabilitas perusahaan. Rasio ini dapat menganalisis keuntungan perusahaan
dengan melihat dari tingkat penjualan, tingkat kepemilikan aset, atau investasi
pemilik. Tanpa keuntungan, perusahaan tidak bisa menarik modal dari luar
perusahaan seperti kreditor dan investor. Pemilik, kreditor, dan manajemen

14

memperhatikan baik-baik untuk meningkatkan keuntungan karena kepentingan
pasar untuk menaikan pendapatan.

Rasio profitabilitas merupakan salah satu

rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan perusahaan terhadap
penjualan, aset, dan ekuitasnya. macam-macam rasio profitabilitas sebagai
berikut :
1. Gross Profit Margin
2. Operating Profit Margin
3. Net Profit Margin
4. Return On Asset
5. Return On Equity

Penilitian ini menggunakan rasio return on equity (ROE) dan untuk
menghitung profitabilitas suatu perusahaan. Return on equity merupakan rasio
yang menunjukan laba bersih untuk pengambilan ekuitas pemegang saham.
Return on equity menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan

menghasilkan laba yang berasal dari ekuitas perusahaan (Ichsan dan Taqwa,
2013). Analisis return on equity merupakan rasio yang sering digunakan para
investor dan pimpinan perusahaan untuk mengukur sebarapa besar keuntungan
yang akan diterima. Penelitian Supranitingrum dan Asji (2013) menjelaskan
semakin tinggi rasio return on equity, maka semakin besar nilai profitabilitas
perusahaan, yang pada akhirnya dapat menjadi sinyal positif bagi investor dalam
melakukan investasi untuk memperoleh return tertentu. Brigham and houston
(2016:111) mengatakan : “The ratio of net income to common equity; measures
the rate of return on common stockholders’ investment”. Dari pernyataan

15

tersebut dapat diartikan bahwa rasio ini membandingkan laba bersih terhadap
modal saham untuk mengukur tingkat pengembalian dari investasi pemegang
saham.
Gitman dan Zutter (2012:82) mengatakan : “Measures the return earned
on the common stockholders’ investment in the firm. Dari pernyataan tersebut
dapat diartikan bahwa rasio return on equity digunakan untuk mengukur tingkat
pengembalian yang didapatkan oleh pemegang saham yang menginvestasikan
modalnya kepada perusahaan.
d. Rasio Solvabilitas
(Brigham and houston ,2016:103) mengatakan: “A set of ratios that
measure how effectively a firm is managing its asset”.Dari pernyataan tersebut
dapat diartikan Rasio ini mengukur efektifitas perusahaan mengelola utangutangnya.
Gitman dan Zutter (2012:76) mengatakan: “The magnification of risk and
return though the use of fixed-cost financing, such as debt and preferred stock.

Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa semakin besar resiko dan
pengembalian yang terjadi akibat penggunaan pembiayaan tetap, seperti hutang
jangka panjang dan saham istimewa. Penilitian ini menggunakan debt to equity
ratio untuk menghitung rasio solvabilitas suatu perusahaan. Gitman dan Zutter

(2012:77) mengatakan: “Measures the proportion of total asset financed by the
firm’s creditors. The higher this ratio, the greater the amount of other people’s
money being used to generate profits”. Dari pernyataan diatas dapat diartikan

16

bahwa mengukur proporsi total aset dari pembiayaan kreditor perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini semakin besar modal asing yang digunakan untuk
memperoleh keuntungan. Susilowati dan Turyanto (2011) mengatakan Debt to
Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui bagaimana

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang dan jangka
pendek. Rasio ini diukur dengan membandingkan total kewajiban dengan total
ekuitas yang dimiliki perusahaan.
d.

Rasio Aktivitas
Gitman dan Zutter (2012:73) mengatakan: “measure the speed with which

various accounts are converted into sales or cash-inflow or outflow”. Dari

pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur
seberapa cepat berbagai akun dikonversi menjadi penjualan atau kas masuk atau
kas keluar.
Brigham dan Houston (2016:103) mengatakan: “A set of ratios that
measure how effectively a firm is managing its asset”. Dari pernyataan tersebut

dapat diartikan bahwa rasio-rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat
efektifitas perusahaan mengelola asetnya.

e.

Rasio Nilai Pasar

17

Gitman dan Zutter (2012:82) mengatakan: “Relate a firm’s market value,
as measured by its current share price, to certain accounting values ”. Dari

pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa hubungan nilai pasar perusahaan
dengan ukuran harga nominal saham dengan berbagai nilai akuntansi.
(Brigham and houston ,2016:101) mengatakan: “Ratios that relate the
firm’s stock price to its earning and book value per share”. Dari pernyataan
tersebut dapat diartikan bahwa Rasio ini menggambarkan hubungan harga saham
dengan laba atau pendapatan dan nilai buku saham
2.

Harga Saham

Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti (2004: 151) adalah merupakan nilai sekarang
(Present Value) dari penghasilan yang akan diterima oleh pemodal dan diterima
oleh pemodal di masa akan yang akan datang. Sedangkan menurut Jogiyanto
(2008: 143) harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada saat
tertentu dan harga saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya
harga saham ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham tersebut di
pasar modal.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham di
pasar modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat dipengaruhi oleh faktor
eksternal dari perusahaan maupun faktor internal perusahaan. Menurut Brigham
dan Houston (2006: 33) harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor utama

18

yaitu factor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan
yang mempengaruhi harga saham yaitu:
1. Seluruh aset keuangan perusahaan, termasuk saham dalam menghasilkan arus
kas
2. Kapan arus kas terjadi, yang berarti penerimaan uang atau laba untuk
diinvestasikan kembali untuk meningkatkan tambahan laba
3. Tingkat risiko arus kas yang diterima. Sedangkan faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi harga saham adalah batasan hukum, tingkat umum aktivitas
ekonomi, undang-undang pajak, tingkat suku bunga dan kondisi bursa saham.
Sedangkan menurut Marzuki Usman dalam Robin Wiguna (2008: 133)
berpendapat bahwa factor-faktor yang berpengaruh terhadap harga saham dapat
dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
a) Faktor yang bersifat fundamental
Merupakan faktor yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dan
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Faktor-faktor ini meliputi:
1) Kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional
2) Prospek bisnis perusahaan di masa datang.
3) Prospek pemasaran dari bisnis yang dilakukan.
4) Perkembangan teknologi dalam kegiatan operasi perusahaan.
5) Kernampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
b) Faktor yang bersifat teknis

19

Faktor teknis menyajikan informasi yang menggambarkan pasaran suatu efek
baik secara individu maupun secara kelompok. Dalam menilai harga saham para
analis banyak memperhatikan beberapa hal seperti berikut:
1) Keadaan pasar modal.
2) Perkembangan kurs.
3) Volume dan frekuensi transaksi suku bunga.
4) Kekuatan pasar modal dalam mempengaruhi harga saharn perusahaan.

c) Faktor sosial politik
Faktor sosial politik suatu negara juga turut mempengaruhi harga saham di bursa
sebagai akibat respon dari kondisi ekternal yang dapat berpengaruh terhadap
kondisi perusahaan. Hal-hal tesebut antaralain sebagai berikut:








Tingkat inflasi yang terjadi.
Kebijaksanaan
Kondisi

moneter yang dilakukan oleh pemerintah.

perekonomian.

Keadaan

politik suatu negara.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa harga saham suatu
perusahaan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternaljuga dapat dipengaruhi
oleh faktor internal perusahaan. Faktor internal yang dapat mempengaruhi harga
saham antaralain adalah faktor fundamental perusahaan, seperti kemampuan
perusahaan dalammenghasilkan keuntungan dan arus kas dapat mempengaruhi
harga saham.

. TABEL 2.a

20

Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
1

Penelitian Terdahulu
Wardi Jeni (Pengaruh

Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

Current Ratio, Debt

Current Ratio, Debt
To Equity Ratio,
Return On Equity
Dan Earning Per
Share Terhadap
Harga Saham Pada
Perusahaan
Pertambangan Yang

To

earning per share yang
berpengaruh signifikan terhadap

Terdaftar

Di

Equity

Ratio,

Return On Equity,

harga saham.

Earning Per Share.

Bei

Periode 2009-2011)

2

Valintino Reynal &
Sularto Lana
(Pengaruh Return

Return On Asset
(Roa), Current
Ratio (Cr),
Return On Equity
(Roe), Debt To
Equity Ratio
(Der), Dan
Earning
Per

DER, EPS,

Current Ratio, Total

Hasil penelitian menunjukkan
Current
Ratio berpengaruh tidak signifikan
terhadap harga saham.

On Asset (Roa),
Current Ratio (Cr),
Return On Equity
(Roe), Debt To
Equity Ratio (Der),
Dan
Earning Per Share Share (Eps)
(Eps) Terhadap
Harga Saham
Perusahaan
Manufaktur Sektor
Industri
Barang Konsumsi

NPM, ROA, dan ROE
memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap harga
saham.

Di Bei
3

4

Novitasari Puput &
Herlambang
Leo(Pengaruh Current

Assets

Turnover,

Ratio, Total Assets
Turnover, Debt To Equity
Ratio, Dan
Return On Equity
Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di (Periode
2009-2013)

Debt To Equity

Ghozali Faruq
(Pengaruh Return On

Return On Asset
(Roa), Earning Per

Ratio (Der), Return Keempat
On

Equity

Harga

Saham

variabel

yang

digunakan dalam penelitian ini
(CR, DER, TAT, ROA,) secara
simultan berpengaruh terhadap
harga saham.

Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel ROA, EPS, dan

21

5

6

Asset (Roa), Earning
Per Share (Eps),
Dan Debt
To Equity Ratio
(Der) Terhadap
Harga Saham (Studi
Pada
Perusahaan Properti
Yang Listing Di
Bursa Efek
Indonesia
Tahun 2007-2011)
Wahyudi Sindo
Priyo(Pengaruh Debt
To Equity Ratio,
Earning Per Share,
Price
Earning Ratio , Dan
Price To Book Value
Terhadap
Harga Saham
Perusahaan
Perusahaan
Manufaktur Yang
Listing di BEI, Periode
Penelitian
Tahun 2008-2011)

Share (Eps), Dan
DER secara simultan
Debt
berpengaruh terhadap harga
To Equity Ratio saham.
Secara parsial hanya variabel
(Der) Harga Saham
ROA
dan
EPS
yang

Kurniawan

Debt To Equity Ratio,

hasil

Febriana(Analisis

Return On Equity, Dan

penelitian ini adalah: variabel

Pengaruh

Net

Terhadap

Harga Saham Debt To

berpengaruh

terhadap

harga

saham

Pengaruh Debt To
Equity Ratio,
Earning Per Share,
Price
Earning Ratio ,

Hasil penelitian dengan
menggunakan analisis linier
berganda menunjukkan
bahwa secara simultan DER,
EPS, PER, PBV berpengaruh
terhadap Harga
Dan Price To Book
Saham Perusahaan Manufaktur
Value
Harga
Saham.

Profit

Harga Saham

Margin

yang

didapat

dari

debt to equity ratio, return on
equity

periode

sebelumnya,

Equity Ratio, Return On
Equity, Dan Net Profit

interaksi antara return on equity

Kasus

periode sebelumnya dan debt to

Pada Pt. Bumi Resources

equity ratio, dan harga saham

Tbk.)

periode sebelumnya memiliki

Margin

(Studi

pengaruh signifikan terhadap
harga saham secara parsial.
Sedangkan, variabel interaksi
antara net profit margin dan

22

debt

to

memiliki

equity

ratio

pengaruh

tidak

signifikan

terhadap harga saham

3.

METODE PENELITIAN

1. Data
Metode pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan metode studi pustaka
yaitu dengan cara mencari landasan teoritis yang dapat menunjang dan dapat
digunakan sebagai tolak ukur pada penelitian ini. Kemudian dalam teknik
dokumentasi yaitu dengan cara membaca, mengumpulkan, mencatat, dan
mengkaji literatur-literatur yang tersedia seperti jurnal, makalah dan sumbersumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
2. Jenis dan Sumber data
Data sekunder merupakan data yang secara tidak langsung diperoleh atau
didapatkan oleh pencari data (Sugiyono, 2013:193). Jenis data yang digunakan
pada penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan
perusahaan pertambangan pada Bursa Efek Indonesia yang dipublikasikan dari
tahun 2012 sampai 2015.
Sumber data dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Data current ratio,
return on equity, debt to equity ratio, earning per share dan harga saham

didapat dari dokumentasi perusahaan Pertambangan pada yang telah ada di
Bursa Efek Indoneisa periode 2012-2015.

23

3. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2013:115) populasi adalah wilayah generalisasai
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Sugiyono
(2013:116) sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Adapun penggunaan
metode

purposive

sampling

dalam

penelitian

ini

adalah

perusahaan

pertambangan yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a) Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2012-2015
b) Perusahaan sektor manufaktur yang konsisten atau berturut-turut tidak
pernah delisting di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2013-2017
c) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan Tahunan periode 2013-2017
d) Perusahaan manufaktur tidak pernah mengalami kerugian periode 20132017
e) Berikut adalah perhitungan seleksi sampel yang sesuai dengan kriteria
yaitu:

f) Tabel 3.a
g) Perhitungan Seleksi Sampel

24

No.

Kriteria
Jumlah Perusahaan
Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di
1
44
BEI periode 2013 sampai 2017
Perusahaan sektor manufaktur yang tidak
2
(9)
konsisten masuk di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2013-2017
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
(5)
3
keuangan Tahunan berturut-turut dalam
periode 2013-2017
4
Perusahaan maufaktur mengalami kerugian
(14)
5
Jumlah kriteria yang memenuhi sampel
16
h) Sumber: IDX (data sekunder diolah penulis tahun 2016)

Metode Analisis Data
Dalam sub bab ini metode yang digunakan dalam penelitian adalah
analisis regresi data panel, estimasi pemilihan regresi data panel, dan uji asumsi
klasik.
3a.

Analisis Regresi Data Panel
Widarjono (2013: 353) data panel merupakan data yang berasal dari

gabungan data time series dan data cross section. Data panel dipilih karena
terdapat dua keuntungan dari penggunaan metode ini. Pertama, degree of freedom
yang diperoleh akan lebih besar, karena data ini merupakan suatu penggabungan
dari data time series dengan data cross section. Penggabungan dari kedua data ini
akan memberikan ketersediaan data yang lebih banyak. Selain itu, penggabungan
antara data time series dengan data cross section mampu mengatasi permasalahan
yang ada saat munculnya masalah penghilangan variabel (omitted-variable).

3b.

Metode Estimasi Regresi Data Panel

25

Widarjono (2013: 355) menyatakan bahwa terdapat 3 pendekatan untuk
mengestimasi model regresi dengan data panel yaitu:
a)

Pendekatan Common Effect

b)

Pendekatan Fix Effect

c)

Pendekatan Random Effect

3c.

Pendekatan Model Common Effect
Common Effect model merupakan pendekatan yang paling mudah dari

ketiga pendekatan lainnya. Widarjono (2013: 355). Pada pendekatan ini akan
dilakukan penggabungan data time series dengan data cross section. Dengan
penggabungan data tersebut, dapat menggunakan metode OLS sebagai
pengestimasian model data panel, hal ini dilakukan tanpa melihat perbedaan antar
waktu dan individu. Dengan demikian pada teknik Common Effect ini maka
model persamaan regresinya sebagai berikut:

��

3d.

= � +�

��

+�

��

+�

��

+ ���

Pendekatan Mode Fixed Effect
Model regresi Fixed Effect adalah metode yang digunakan dengan

mengasumsikan adanya perbedaan intersep dalam persamaan tersebut. Teknik
ini menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan
intersep. Selain itu koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar
waktu juga dapat diasumsikan oleh pendekatan ini (Widarjono, 2013: 356).

26

Model Fixed Effect dengan teknik variabel dummy dapat ditulis sebagai
berikut:

��

3e.

=� +�

��

+�

��

+�

��

+ � � � + � � � + � � � + ���

Pendekatan Model Random Effect
Random Effect digunakan untuk pengestimasi data panel pada error

terms yang saling berkaitan antar waktu dan individu. Error terms yang ada

dalam metode Random Effect ini dapat digunakan sebagai solusi ketika variabel
dummy yang ada di dalam model Fixed Effect yang dimaksudkan untuk mewakili

ketidaktahuan

mengenai

model

sebenarnya

memiliki

dampak

terhadap

berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya
mengurangi efisiensi parameter (Widarjono, 2013: 359). Dengan demikian pada
teknik Random Effect ini maka model persamaan regresinya sebagai berikut:
��

3f.

= �̅ + �

��

+�

Pemilihan Model Regresi Data Panel

��

+�

��

+ ���

27

Untuk mengetahui metode yang tepat dalam penelitian ini dibutuhkan
beberapa uji dalam menentukan teknik estimasi regresi data panel. Uji yang
harus dilakukan untuk mendapatkan model yang tepat, meliputi Uji Chow, Uji
Hausman, dan Lagrange Multiplier (Widarjono, 2013: 364).
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, penentuan model regresi
dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3.1
Susunan Pemilihan Model Regresi Data Panel

Uji Hausman

Uji Chow

Pendekatan
Common Effect

Pendekatan
Fix effect

Pendekatan
Random Effect

Uji Lagrange Multiplier

Sumber: Widarjono (2013)
3g.

Uji Chow (Chow Test)
Chow test digunakan untuk memilih salah satu di antara model Common

Effect dan model Fixed Effect. Asumsi bahwa setiap unit cross-section memiliki

28

perilaku yang sama cenderung tidak realistis mengingat dimungkinkannya setiap
unit cross-section memiliki perilaku yang berbeda menjadi dasar dari uji Chow.
Hipotesis dalam pengujian ini adalah:
H0 = model mengikuti pendekatan Common Effect
Ha = model mengikuti pendekatan Fixed Effect
Adapun formulasi uji F-hitung adalah sebagai berikut:

F=

�–



/�

� / �−�

Sumber: Widarjono (2013: 362)
Keterangan:
SSRR

= sum of squared residuals Common Effect

SSRU

= sum of squared residuals Fixed Effect

q

= jumlah variabel bebas tanpa konstanta

n

= jumlah observasi

k

= jumlah variabel bebas termasuk konstanta

Kriteria pengambilan keputusan, jika probabilitas cross section Chi-square < α
(0,05) maka H0 di tolak dan H1 diterima. Jika probabilitas cross section Chisquare > α (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak.

3h.

Uji Hausman (Hausman Test)

29

Pengujian ini digunakan untuk memilih estimasi yang paling tepat antara
pendekatan Fixed Effect dan pendekatan Random Effect (Widarjono, 2013: 164).
Pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Model yang tepat adalah Random Effect
H1 : Model yang tepat adalah Fixed effect
Kriteria pengambilan keputusan:
1. Jika probabilitas Chi-square < α (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima
2. Jika probabilitas Chi-square > α (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak

3i.

Uji Lagrange Multiplier (Lagrange Multiplier Test)
Pengujian ini digunakan untuk memilih model random effect atau common

effect untuk mengetahui model mana yang lebih tepat digunakan dalam
penelitian ini. Uji lagrange multiplier menggunakan nilai residual dari metode
ordinary least square (common effect). Hipotesis pengujian ini adalah:

H0: Model yang tepat adalah Common Effect (Pooled Least Square)
H1: Model yang tepat adalah Random Effect
Adapun formulasi uji F-hitung adalah sebagai berikut:

=

nT
T−

[

∑ni= ∑Tt= eit
− ]
∑ni= ∑Tt= eit

30

Sumber: Widarjono (2013: 363)
Keterangan:
n

= jumlah perusahaan

T

= jumlah periode

e

e

2

2

= jumlah rata-rata kuadrat residual

= jumlah residual kuadrat

Kriteria pengambilan keputusan:
1. Jika probabilitas cross section dari chi-square < α (0,05) maka H0 di tolak
dan H1 diterima
2. Jika probabilitas cross section dari chi-square > α (0,05) maka H0
diterima dan H1 ditolak.

3j.

Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan guna unuk memperoleh hasil regresi

yang bisa dipertanggungjawabkan dan mempunyai hasil yang tidak bias atau Best
Linier Unbiased Estimator (BLUE). Penguji asumsi klasik terdiri dari uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedasitisas. Pada
data panel tidak diperlukan uji normalitas dan uji autokorelasi dalam pengujian
asumsi klasik, karena pada data panel dianggap telah memenuhi kedua asumsi
klasik tersebut (Gujarati, 2012). Sehingga hanya uji multikolinearitas dan uji
heteroskedasitisas yang akan dilakukan.

31

3k.

Uji Multikolinearitas
Ghozali (2013:105) menyatakan bahwa uji multikolinearitas bertujuan

untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara

variabel

independen.

Untuk

mendeteksi

ada

atau

tidaknya

multikolinearitas didalam model regresi adalah sebagai berikut:
1.

Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak
yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2.

Dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel independen.
Apabila koefisien korelasi antar variabel independen tinggi yaitu
mendekati satu atau melebihi 0,10 maka data tersebut mengandung
multikolinearitas.

3.

Melihat Auxilary regressin. Multikolinieritas biasanya terjadi karena
satu atau lebih variabel independen berkorelasi secara linier dengan
variabel independen lainnya.

4.

Melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor. Kedua ukuran
ini menunjukkan setiap variabel independen yang saling menjelaskan
satu sama lainnya. Apabila nilai tolerance rendah sama artinya dengan
nilai VIF tinggi. Jika nilai Tolerance < 0.10 atau VIF > 10 maka
diindikasi adanya multikolinieritas.

3l.

Uji Heteroskedastisitas

32

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan kepengamatan
yang lain (Ghozali, 2013:139). Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas. Hipotesis dalam pengujian ini adalah:
H0 : tidak ada heteroskedastisitas
H1 : ada heteroskedastisitas

1.

Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji kebenaran dari hipotesis

yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya. Langkah-langkah yang
dilakukan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dengan menguji beberapa
hipotesis yaitu uji T, uji F, dan Uji Koefisien Determinasi Adjusted (R2).

2.

Pengujian Hipotesis (Uji-t)
Menurut Ghozali (2011:110) uji parsial digunakan untuk mengetahui

pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk
mengetahui pengaruh tersebut perlu uji t atau signifikan parsial. Pada tahap ini
seluruh variabel independen diuji untuk melihat apakah variabel variabel
independen tersebut mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
Pengujian dapat dilakukan melalui pengamatan nilai probabilitas pada tingkat α
yang digunakan (penelitian menggunakan α sebesar 0,05 atau 5%). Analisis

33

didasarkan pada perbandingan antara nilai probabilitas dengan nilai signifikansi α
(0,05). Berikut adalah hipotesis dalam pengujian:
H0 : Tidak berpengaruh signifikan
H1 : Berpengaruh signifikan
Kriteria adalah sebagai berikut:
1. Jika signifikansi p-value < α (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima,
yang berarti variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
2. Jika signifikansi p-value > α (0,05) maka H0 diterima dan H1 ditolak,
yang berarti variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.

3.

Uji F
Menurut Ghozali (2011:110) pengujian hipotesis ini bertujuan untuk

mengetahui kelayakan/kecocokan suatu model regresi yang digunakan dalam
penelitian. Pengujian dapat dilakukan melalui pengamatan nilai prob (F-Statistic)
pada tingkat α (0,05). Berikut adalah hipotesis dalam pengujian:
H0 : Model yang digunakan tidak layak/cocok
H1 : Model yang digunakan sudah layak/cocok
Kriteria adalah sebagai berikut:

34

1. Jika Probabbilitas (F-statistic) < α 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima,
yang berarti model yang digunakan sudah layak/cocok digunakan.
2. Jika Probabbilitas (F-statistic) > α 0,05 maka H0 dierima dan H1 ditolak,
yang berarti model yang digunakan tidak layak/ tidak cocok digunakan.

4.

Uji Koefisien Determinasi Adjusted (R2)
Menurut Ghozali (2011: 97) koefisien determinasi (R2) bertujuan
mengukur kemampuan model menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah anatara nol dan satu. Nilai R2 menaandakan
kemampuannya variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen sangat terbatas. Apabila nilai R2 mendekati satu,
menandakan bahwa variabel-variabel independen mampu memberikan
penjelasan untuk memprediksi mengenai variasi variabel dependen.
Penggunaan koefisien determinasi, memiliki kelemahan yatiu bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model.
Apabila terdapat tambahan satu variabel independen, nilai determinasi akan
meningkat tanpa memperhatikan pengaruhnya terhadap variabel dependen
akibat dari variabel tambahan tersebut.oleh karena itu, pada saat evaluasi
model terbaik dapat menggunakan nilai adjusted R2. Nilai dari adjusted R2
dapat naik atau turun tergantung dari tambahan satu variabel independen
tersebut (Ghozali, 2011: 97).
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimaksudkan kedalam model.

35

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen.Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai Adjusted R2 (Adjusted R Square) pada saat mengevaluasi
mana model regresi terbaik.Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau
turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

6. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam

bab

ini

menguraikan

tentang

latar

belakang masalah,rumusan

masalah,tujuan penelitan,manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam tinjauan pustaka memuat teori yang

relevan dengan penelitian yang

dilakukan, tinjauan terhadap penelitian terkait yang pernah dilakukan
sebelumnya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang data yang digunakan, variable yang digunakan,dan
metode analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang subjek penelitian, hasil analisis data, dan pembahasan.
Bab V PENUTUP

36

Bab ini berisi kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA

Ghozali. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 21.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2013.
Gitman, Lawrence J. & Chad J. Zutter. (2012). Principles of Managerial Finance.
13th Edition. Pearson International Edition. Global Edition.
Gujarati, Damondar., N. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba 4.
Gitman, Lawrence J. & Chad J. Zutter. (2012). Principles of Managerial Finance.
13th Edition. Pearson International Edition. Global Edition.
Putri, A. Amelia Bahar. (2012). Analisis Pengaruh ROA, NPM, DER Dan PBV
Terhadap Harga Saham.
Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset Pricing Model
(CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the Return of Stocks
in Indonesia Stock Exchange. American Journal of Economics, Finance and
Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189

www.idx.co.id
www.yahoo.finance.com
www.tribun.news (diakses tanggal 6 september 2016, waktu 20:50)

37