Pengaruh Penerapan Standar Pengendalian Mutu KAP terhadap Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung).
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of the quality control standards of the auditor’s performance. The research dataobtained from the questionnaire (primary) by taking the respondents were 36 auditors in 8 public accounting firm that exist in Bandung. Data analysis is done throgh the analysis of the research instruments that include test validity, reliability test, and test hypotheses using simple linear regression analysis technique.
The results of this study indicate that the application of quality control standards hood significantly influence the performance of the auditor with a percentage of 52,7 % and influence while the remaining 47,3 is influenced by other factors not observed.
(2)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh standar pengendalian mutu terhadap kinerja auditor. Data penelitian ini diperoleh dari kuesioner (primer) dengan mengambil responden sebanyak 36 auditor pada 8 Kantor Akuntan Publik yang ada di Bandung. Analisis data dilakukan melalui analisis instrumen penelitian yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, dan uji hipotesis menggunakan teknik analisa regresi linier sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Penerapan Standar Pengendalian Mutu KAP berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Auditor, dengan persentase pengaruh sebesar 52,7%, sedangkan sisanya sebesar 47,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRACT ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 8
(4)
1.4 Kegunaan Penelitian... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.1.1 Auditing... . 10
2.1.1.1 Definisi Auditing... 10
2.1.1.2 Perbedaan Auditing dengan Akuntansi... 12
2.1.1.3 Jenis-Jenis Audit... 13
2.1.1.4 Jenis-Jenis Auditor ... 14
2.1.2 Kantor Akuntan Publik... 15
2.1.2.1 Pengertian Kantor Akuntan Publik... 15
2.1.2.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik... . 16
2.1.2.3 Aktivitas Kantor Akuntan Publik... ... 18
2.1.3 Pengendalian Mutu... ... 19
2.1.3.1 Konsep dan Pengertian Sistem Pengendalian Mutu... ... 19
2.1.3.2 Tujuan Pengendalian Mutu... 20
2.1.3.3 Unsur-unsur Pengendalian Mutu... 20
2.1.3.4 Keterbatasan Sistem Pengendalian Mutu... 23
2.1.4 Pengertian Kinerja... 23
2.1.4.1 Penilaian kinerja... 24
(5)
2.1.4.2 Unsur-unsur kinerja... . . 26
2.1.5 Pengaruh Standar Pengendalian Mutu KAP terhadap Kinerja Auditor... . 28
2.2 Kerangka Pemikiran... 29
2.3 Penelitian terdahulu... .. . 32
2.4 Pengembangan Hipotesis... . 33
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 34
3.2 Metode Penelitian... . 34
3.2.1 Instrumen Penelitian... 35
3.2.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel... 36
3.2.2.1 Definisi Variabel... ... 36
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian... 37
3.2.3 Populasi dan Sampel... ... 43
3.2.3.1 Populasi... ... 43
3.2.3.2 Sampel... ... 44
3.2.4 Pengumpulan Data... 45
3.2.5 Uji Validitas dan Reliabilitas... 46
3.2.5.1 Uji Validitas... 46
3.2.5.2 Uji Reliabilitas... . 46
3.2.6 Uji Asumsi Klasik... .... 47
3.2.6.1 Uji Normalitas... 47
(6)
3.2.7 Pengujian Hipotesis... .. 49
3.2.7 Analisis Regresi Linear Sederhana... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas... 51
4.1.1 Uji Validitas... 51
4.1.2 Uji Reliabilitas... 53
4.2 Deskriptif Data Responden... 54
4.2.1 Usia... 55
4.2.2 Jenis Kelamin... 55
4.2.3 Jenjang Pendidikan... 56
4.2.4 Jabatan dalam KAP... 57
4.25 Lama berpforesi sebagai auditor... 58
4.3 Analisis Deskriptif data penelitian... 59
3.3.1 Penerapan Standar Pengendalian Mutu... 59
3.3.2 Variabel Kinerja Auditor (Y)... 68
3.4 Uji Asumsi Klasik... 84
3.4.1 Uji Normalitas Data... 84
3.4.2 Uji Heteroskedastisitas... 85
3.5 Pengaruh Penerapan Standar Pengendalian Mutu (X) Terhadap Kinerja Auditor (Y)... 86
3.5.1 Analisis Koefisien Korelasi PearsonProduct Moment... 86
3.5.2 Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana... 86
(7)
3.5.4 Pengujian Hipotesis (Uji-t)... ... 89
4.6 Pembahasan... ... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 93
5.2 Saran ... 93
5.3 Keterbatasan Penelitian... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 95
LAMPIRAN... 97
(8)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran... 32 Gambar 4.1 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Usia... . 55
Gambar 4.2 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Jenis
kelamin... ... 56 Gambar 4.3 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Jenjang
Pendidikan... 57 Gambar 4.4 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Jabatan
dalam KAP... 58 Gambar 4.5 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Lama
berprofesi sebagai auditor... 59 Gambar 4.6 Uji Heteroskedastisitas dengan Menggunakan Scatterplot... 85 Gambar 4.7 Kurva Uji-t Dua Pihak... 90
(9)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Daftar Skala Likert ... 35
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Standar Pengendalian... 38
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian Kinerja Auditor... 41
Tabel 3.4 Nama Kantor Akuntan Publik dan Alamat... 44
Tabel 3.5 Interval Koefisien dan Tingkat Hubungan... 47
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Uji ValiditasVariabel Penerapan Standar Pengendalian Mutu (X)... 51
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Auditor (Y)... 52
Tabel 4.3 Hasil uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian... 53
Tabel 4.4 Pengembalian Kuisioner... 54
Tabel 4.5 KarakteristikRespondenBerdasarkan Usia... 55
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 56
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan... 56
Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan dalam KAP... 57
Tabel 4.9 KarakteristikRespondenBerdasarkanlama berprofesi sebagai auditor... 58 Tabel 4.10 Skor Jawaban Responden Terhadap Item-item
(10)
Pertanyaan Pada Variabel Penerapan Standar
Pengendalian Mutu(X)... 60 Tabel 4.11 Tanggapan Koresponden terhadap independensi
dalam fakta (mempunyai kejujuran)... 61 Tabel 4.12 Tanggapan responden terhadap independensidalam
penampilan... 62 Tabel 4.13 Tanggapan responden terhadap tanggung jawab
profesional pimpinan KAP... 62 Tabel 4.14 Tanggapan responden terhadap pimpinan KAP dalam
mempertahankan tingkat objektivitas ... 63 Tabel 4.15 Tanggapan responden terhadap kualifikasi mengenai
pekerjaan secara kompetenkepada semua personel... 63 Tabel 4.16 Tanggapan responden terhadap pekerjaan kepada
personel yangmemiliki keahliandan pelatihan teknis
yang memadai... 64 Tabel 4.17 Tanggapan responden terhadap keikutsertaaan personel
dalam pendidikan profesiberkelanjutan dan
pengembangan... 64 Tabel 4.18 Tanggapan responden terhadap evaluasi kualifikasi dan
tanggung jawab semuapersonel untuk promosi kenaikan
jabatan... 65 Tabel 4.19 Tanggapan responden terhadap kebijakan dan prosedur
dalam meminimalkan risiko yang berkaitan dengan klien
(11)
Tabel 4.20 Tanggapan responden terhadap kebijakan dan prosedur dalam penerimaan penugasan yang dapat diselesaikan
dengan kompetensi professional... 66 Tabel 4.21 Tanggapan responden terhadap penugasan konsultasi
memenuhi standar profesi yang berlaku... 66 Tabel 4.22 Tanggapan responden terhadap penugasan konsultasi
memenuhi persyaratan yang berlaku ... 67 Tabel 4.23 Tanggapan responden terhadap penugasan konsultasi
memenuhi standar mutu KAP itu sendiri... 67 Tabel 4.24 Tanggapan responden terhadap pemantauan prosedur dapat
memastikan keempat unsur pengendalian mutu yang diterapkan secara efektif... 68 Tabel 4.25 Skor Jawaban Responden Terhadap Item-item Pertanyaan
Pada Variabel Kinerja Auditor... 69 Tabel 4.26 Tanggapan responden terhadap pertimbangan tujuan audit untuk
mencapai tujuan... 71 Tabel 4.27 Tanggapan responden terhadap penyesuaian diri pada kondisi
yang berubah-ubahdalam penugasan audit... 71 Tabel 4.28 Tanggapan responden terhadap tujuan audit dalam menentukan
kebijakan penugasan audit... 72 Tabel 4.29 Tanggapan responden terhadap pendekatan alternatif untuk
mencapai tujuan audit... 72 Tabel 4.30 Tanggapan responden terhadap menyelesaikan tugas audit tepat
(12)
Tabel 4.31 Tanggapan responden terhadap efisien Anda dalam melakukan pengawasan audit... 73 Tabel 4.32 Tanggapan responden terhadap rajin dalam melaksanakan tugas
Audit... 74 Tabel 4.33 Tanggapan responden terhadap kegiatan audit yang
terencana... 74 Tabel 4.34 Tanggapan responden terhadap memperhatikan kemajuan
pekerja... 75 Tabel 4.35 Tanggapan responden terhadap pengetahuan dalam pekerjaan
audit... 75 Tabel 4.36 Tanggapan responden terhadap kemampuan untuk
Mengidentifikasi lingkup masalah audit ... 76 Tabel 4.37 Tanggapan responden terhadap perbedaan antara teori dengan
Praktek audit... 76 Tabel 4.38 Tanggapan responden terhadap menarik kesimpulan yang logis
dalam menyelesaikan tugas audit... 77 Tabel 4.39 Tanggapan responden terhadap prosedur dan kerangka kerja
dalam pelaksanaan audit... 77 Tabel 4.40 Tanggapan responden terhadap materialitas pelaksanaan
audit... 78 Tabel 4.41 Tanggapan responden terhadap bertanggung jawab atas
pelaksanaan audit... 78 Tabel 4.42 Tanggapan responden terhadap bersikap positif dan professional.... 79
(13)
Tabel 4.43 Tanggapan responden terhadap penugasan audit terdapat
tantangan... 79 Tabel 4.44 Tanggapan responden terhadap profesionalkah auditor dalam
melaksanakan penugasan audit ... 80 Tabel 4.45 Tanggapan responden terhadap menerima dan belajar dari kritikan
dalam melakukan tugas audit ... 80 Tabel 4.46 Tanggapan responden terhadap yakin dan percaya dengan
kemampuan diri sendiri... 81 Tabel 4.47 Tanggapan respondenterhadap hubungan yang kuatdengan
staf dan klien dalam sebuah tim kerja ... 81 Tabel 4.48 Tanggapan responden terhadap mengungkapkan gagasan dengan
jelas baik lisan maupun tulisan... 82 Tabel 4.49 Tanggapan responden terhadap jelasnya auditor memberikan
kesimpulan yang baik dalam laporan audit... 82 Tabel 4.50 Tanggapan responden terhadap kerapian dalam pengorganisasian
dokumen... 83 Tabel 4.51 Tanggapan responden terhadap kesimpulan yang didukung dengan
baik... 83 Tabel 4.52 Uji normalitas data dengan menggunakan uji
(14)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Kuesioner Penelitian ... 98
Lampiran B Hasil Tabulasi Data Kuesioner Penelitian ... 116
Lampiran C Hasil Uji SPSS... . 117
Lampiran D Surat Penelitian... .... 121
(15)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan bergantinya tahun, banyak perusahaan yang mulai dibuka dan beroperasi saat ini. Hal ini tentu membuat terjadinya lonjakan akan kebutuhan audit dalam perusahaan. Kantor Akuntan Publik yang dapat memberikan jasa tersebut dituntut untuk bisa memenuhi permintaan audit saat ini.
(Arens et al, 2011:34) Kantor Akuntan Publik dalam prakteknya menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya. Jasa-jasa tambahan yang biasanya diberikan oleh KAP meliputi jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, serta jasa konsultasi manajemen Sifat dan jasa dari KAP yang beragam, maka dibutuhkan suatu standar dalam praktek KAP itu sendiri.
(Arens et al, 2011:38-39) Sarbanes-Oxley Act membentuk Public
Company Accounting Oversight Board (PCAOB), yang ditunjuk dan diawasi
oleh Securities and Exchange Commission (SEC). PCAOB mengawasi auditor perusahaan publik atau terbuka menetapkan standar audit dan pengendalian mutu untuk audit atas perusahaan terbuka serta melakukan pemeriksaan atas pengendalian mutu di kantor-kantor yang melakukan audit tersebut. PCAOB melakukan inspeksi atas kantor-kantor akuntan yang
(16)
Bab I Pendahuluan 2
terdaftar untuk menilai ketaatannya pada aturan-aturan PCAOB dan SEC, standar profesional, serta kebijakan pengendalian mutu kantor itu sendiri.
Kantor Akuntan Publik di Indonesia mempunyai Standar Pengendalian Mutu masing-masing. PSPM 01-03 menyatakan bahwa KAP akan direview oleh Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP) untuk mengawasi masing-masing KAP. Setiap Pengendalian Mutu KAP di Indonesia ini berdasarkan PSPM IAI tahun 2001 terdiri dari 9 unsur yaitu : a. Independensi yaitu meyakinkan semua personel pada setiap tingkat
organisasi harus mempertahankan independensi
b. Penugasan Personel yaitu meyakinkan bahwa perikatakan akan dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk perikatan dimaksud
c. Konsultasi yaitu meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgement) dan wewenang memadai
d. Supervisi yaitu meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh KAP
e. Pemekerjaan (hiring) yaitu meyakinkan bahwa semua yang dipekerjakan memiliki karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan mereka melakukan penugasan secara kompeten
f. Pengembangan Profesional yaitu meyakinkan bahwa setiap personel memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan
(17)
Bab I Pendahuluan 3
pelatihan merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan pengetahuan memadai bagi personelnya untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di KAP
g. Promosi (advancement) yaitu meyakinkan bahwa semua personel yang terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi
h. Penerimaan dan keberlanjutan klien yaitu menentukan apakah perikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas berdasarkan pada prinsip pertimbangan kehati-hatian (prudence)
i. Inspeksi yaitu meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-unsur lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif
Sedangkan American Institute of Certified Public Accountant (AICPA) mengeluarkan pernyataan tentang unsur-unsur sistem pengendalian mutu yaitu: indepedensi, integritas, dan objektivitas, manajemen kepegawaian, penerimaan dan kelanjutan klien serta penugasan, kinerja penugasan konsultasi dan pemantauan prosedur (Arens et al, 2008 : 48).
Untuk menghasilkan sistem pengendalian mutu Kantor Akuntan Publik yang baik perlu adanya pengawasan yang baik dari pihak pemerintah, di mana dalam hal ini berperan yaitu BPKP berdasarkan Keppres No.31 tahun1983 pasal 3 huruf P yang menyatakan bahwa BPKP mempunyai fungsi untuk melakukan pengawasan kegiatan kantor akuntan publik. Pengawasan
(18)
Bab I Pendahuluan 4
juga dilakukan intern pihak IAI dan memberikan sanksi apabila melakukan pelanggaran oleh anggotanya (Rikawati, 2012).
Kasus yang pernah terjadi adalah kasus Enron dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen. Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen sendiri kehilangan independensinya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap kinerja Kantor Akuntan Publik (KAP) tersebut. Yang lebih mengejutkan dunia akuntan adalah peristiwa penghancuran dokumen yang dilakukan oleh David Duncan, ketua partner dari Andersen untuk Enron. Panik karena menerima undangan untuk diminta kesaksiannya di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika (Congress), Duncan memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan ratusan kertas kerja (workpapers) dan e-mail yang berhubungan dengan Enron. Kertas kerja adalah dokumen penting dalam dunia profesi akuntan yang berhubungan dengan laporan keuangan dari klien. Secara umum, setiap kertas kerja, komunikasi dan laporan keuangan harus didokumentasikan dengan baik selama 6 tahun. Baru setelah 6 tahun, dokumen tersebut bisa dihancurkan. Peristiwa penghancuran dokumen ini memberi keyakinan pada publik dan Congress bahwa Andersen sebenarnya mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau mengungkapkannya dalam laporan audit mereka, karena mereka takut kehilangan Enron sebagai klien (sumber:http://iramustika.wordpress.com, 2011)
Selain kasus tersebut, kasus lain yang juga berhubungan langsung dengan kinerja seorang auditor eksternal yaitu kasus Kantor Akuntan Publik Hans Tuanakotta & Mustofa. PT. Kimia Farma adalah salah satu produsen
(19)
Bab I Pendahuluan 5
obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp.132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Kantor Akuntan Publik Hans Tuanakotta & Mustofa atau disingkat KAP “HTM”. Akan tetapi, Kementrian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, kentungan yang disajikan hanya sebesar Rp. 99,56 milyar, atau lebih rendah sebesar Rp. 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Masalah yang terjadi karena kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT. Kimia Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT. Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut. Sebagai
(20)
Bab I Pendahuluan 6
akibat dari kejadiannya ini, maka PT. Kimia Farma dikenakan denda sebesar Rp. 500 juta, direksi lama PT. Kimia Farma terkena denda sebesar Rp. 1 milyar, serta partner HTM yang mengaudit Kimia Farma didenda sebesar 100 juta rupiah. Kesalahan yang dilakukan oleh partner KAP “HTM” tersebut adalah bahwa ia tidak berhasil mengatasi risiko audit dalam mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan PT. Kimia Farma, walaupun ia telah menjalankan audit sesuai dengan SPAP. Salah satu dampak kasus PT. Kimia Farma adalah pemerintah melalui menteri keuangan menerbitkan KMK No. 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik. (sumber:http//www/infoanda.com, 2001)
Kasus lain adalah kasus pelanggaran standar profesional akuntan publik. Menteri Keuangan pun memberi sanksi pembekuan. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membekukan izin Akuntan Publik (AP) Drs. Petrus Mitra Winata dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Mitra Winata dan Rekan selama dua tahun, terhitung sejak 15 Maret 2007. Kepala Biro Hubungan Masyarakat Departemen Keuangan Samsuar Said dalam siaran pers yang diterima Hukumonline, Selasa (27/3), menjelaskan sanksi pembekuan izin diberikan karena akuntan publik tersebut melakukan pelanggaran terhadap Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).
Pelanggaran itu berkaitan dengan pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PT Muzatek Jaya tahun buku berakhir 31 Desember 2004 yang dilakukan oleh Petrus. Selain itu, Petrus juga telah melakukan pelanggaran
(21)
Bab I Pendahuluan 7
atas pembatasan penugasan audit umum dengan melakukan audit umum atas laporan keuangan PT Muzatek Jaya, PT Luhur Artha Kencana dan Apartemen Nuansa Hijau sejak tahun buku 2001 sampai dengan 2004.
Selama izinnya dibekukan, Petrus dilarang memberikan jasa atestasi termasuk audit umum, review, audit kinerja dan audit khusus. Yang bersangkutan juga dilarang menjadi pemimpin rekan atau pemimpin cabang KAP, namun dia tetap bertanggung jawab atas jasa-jasa yang telah diberikan, serta wajib memenuhi ketentuan mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL). Pembekuan izin oleh Menkeu tersebut sesuai dengan Keputusan Menkeu Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menkeu Nomor 359/KMK.06/2003.
Pembekuan izin yang dilakukan oleh Menkeu ini merupakan yang kesekian kalinya. Pada 4 Januari 2007, Menkeu membekukan izin Akuntan Publik (AP) Djoko Sutardjo dari Kantor Akuntan Publik Hertanto, Djoko, Ikah & Sutrisno selama 18 bulan. Djoko dinilai Menkeu telah melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit dengan hanya melakukan audit umum atas laporan keuangan PT Myoh Technology Tbk (MYOH). Penugasan ini dilakukan secara berturut-turut sejak tahun buku 2002 hingga 2005 (Melon, 2011)
Dalam contoh diatas ada beberapa pertanyaan seputar sistem pengendalian mutu internal yang diterapkan pada perusahaan apakah sudah memadai atau sebaliknya.
(22)
Bab I Pendahuluan 8
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kinerja auditor yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik. Dalam penelitian ini maka penulis mengambil topik sebagai berikut “PENGARUH
PENERAPAN STANDAR PENGENDALIAN MUTU KAP TERHADAP KINERJA AUDITOR”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh penerapan standar pengendalian mutu KAP terhadap kinerja auditor pada KAP di Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah hal pokok yang harus ada dan ditetapkan sebelum melakukan kegiatan penelitian. Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui pengaruh penerapan standar pengendalian mutu KAP terhadap kinerja auditor pada KAP di Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah: 1. Kantor Akuntan Publik
Dapat menjadi masukan agar perusahaan mengetahui dan memahami seberapa jauh standar pengendalian mutu yang sudah ditetapkan dan dipraktekkan di perusahaan dalam menentukan rencana selanjutnya.
(23)
Bab I Pendahuluan 9
2. Pengguna Jasa Kantor Akuntan Publik
Dapat memberikan gambaran mengenai kualitas KAP yang telah mempraktekkan standar pengendalian mutu sehingga menjadi pertimbangan untuk menggunakan atau tidak jasa KAP tersebut.
3. Penulis
Menambah wawasan peneliti mengenai standar pengendalian mutu KAP dan juga dapat menjadi pembanding antara keadaan di lapangan dan teori yang ada
4. Penelitian Selanjutnya
Menjadi tambahan informasi juga masukan dalam memberikan gambaran tentang penelitiannya
(24)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang “Pengaruh Penerapan Standar Pengendalian Mutu KAP terhadap Kinerja Auditor” pada KAP di Bandung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Penerapan Standar Pengendalian Mutu KAP berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Auditor, dengan persentase pengaruh sebesar 52,7%, sedangkan sisanya sebesar 47,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.
5.2 Saran
Penulis mencoba memberikan manfaat dan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:
1. Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik bisa mempertahankan standar pengendalian mutunya untuk memberikan keyakinan memadai mengenai tugas profesionalnya kepada klien, dan meningkatkan beberapa hal yang terkait seperti kebijakan KAP itu sendiri maupun individu auditornya untuk kinerja yang lebih baik.
(25)
Bab V Simpulan dan Saran
94 2. Penelitian Selanjutnya
a. Peneliti yang akan datang sebaiknya memperluas penyebaran kuisioner kepada beberapa kantor akuntan publik sehingga populasi dan sampelnya bertambah.
b. Peneliti sebaiknya menambah variabel penelitian yang lain sehingga ada modifikasi dari penelitian sebelumnya.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Penulis dalam melakukan penelitian mengalami beberapa hambatan yang dapat membatasi peneliti yaitu:
a. Penyebaran kuisioner berjalan kurang cepat, karena peneliti menyebar kuisioner pada saat Kantor Akuntan Publik sedang bulan sibuk dalam melayani klien seperti pemberian jasa tentang pajak atau mengaudit dana kampanye.
(26)
DAFTAR PUSTAKA
Adrian Harrel & Arnold Wright, (fall 1990) Auditing. A Journal of practice &
theory.
Anggraeni dan Badera. 2013. Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Mutu pada
Kinerja Auditor di Kantor Akuntan Publik Provinsi Bali. Jurnal. Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali.
Annasmelon. Kasus dalam Etika Profesi Akuntan maupun Akuntan Publik.
http://annasmelon.blogspot.com/2011/12/kasus-dalam-etika-profesi-akuntan.html. 06 Juni 2014.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J. And Beasley. Mark S. 2006 Auditing and
Assurance Services. New York: Prentice Hall International.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Basley. 2008. Auditing dan Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi. Jakarta: Erlangga.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, dan Amir Abadi Jusuf. 2011.
Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba Empat.
Dharma, Agus. 2000. Manajemen Supervisi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.
Penerbit: Universitas Dipenogoro. Semarang. Media Akuntansi, Edisi 24/Maret/2002
Messier., Giover., Prawitt. 2006. Auditing & Assurance Services a Systematic
Approach. Jasa audit & assurance pendekatan sistematis. Vol1. Ed 4. Penerbit salemba empat jakarta Penerbit mcgraw-hill.
(27)
Mulyadi, (2002). Auditing . Edisi 6. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Prabu Mangkunegara, Anwar. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Prabu Mangkunegara, Anwar. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Rikawati. 2012. Pengaruh Peer Review dan Penerapan Standar Pengendalian Mutu
KAP terhadap Kinerja Auditor (Survei Pada 11 Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. Skripsi Universitas Pasundan, Bandung.
Rochaety., Ety., Ratih Tresnati dan H. Abdul Madjid Latief. (2007). Metodologi
Penelitian Biasnis dengan Aplikasi SPSS. Edisi Pertama. Mitra Wacana Media.
Jakarta.
Santika, Galih B. 2006. Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Kantor
Akuntan Publik Terhadap Motivasi dan Kinerja Auditor. Perpustakaan.
Universitas Pajajaran.
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi dengan metode R&D. Penerbit: Alfabeta. Bandung
Wahyudi, Bambang. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Sulita.
http://iramustika.wordpress.com
(1)
Bab I Pendahuluan 8
Universitas Kristen Maranatha
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kinerja auditor yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik. Dalam penelitian ini maka penulis mengambil topik sebagai berikut “PENGARUH PENERAPAN STANDAR PENGENDALIAN MUTU KAP TERHADAP KINERJA AUDITOR”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh penerapan standar pengendalian mutu KAP terhadap kinerja auditor pada KAP di Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah hal pokok yang harus ada dan ditetapkan sebelum melakukan kegiatan penelitian. Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui pengaruh penerapan standar pengendalian mutu KAP terhadap kinerja auditor pada KAP di Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah: 1. Kantor Akuntan Publik
Dapat menjadi masukan agar perusahaan mengetahui dan memahami seberapa jauh standar pengendalian mutu yang sudah ditetapkan dan dipraktekkan di perusahaan dalam menentukan rencana selanjutnya.
(2)
Bab I Pendahuluan 9
2. Pengguna Jasa Kantor Akuntan Publik
Dapat memberikan gambaran mengenai kualitas KAP yang telah mempraktekkan standar pengendalian mutu sehingga menjadi pertimbangan untuk menggunakan atau tidak jasa KAP tersebut.
3. Penulis
Menambah wawasan peneliti mengenai standar pengendalian mutu KAP dan juga dapat menjadi pembanding antara keadaan di lapangan dan teori yang ada
4. Penelitian Selanjutnya
Menjadi tambahan informasi juga masukan dalam memberikan gambaran tentang penelitiannya
(3)
93 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang “Pengaruh Penerapan Standar Pengendalian Mutu KAP terhadap Kinerja Auditor” pada KAP di Bandung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Penerapan Standar Pengendalian Mutu KAP berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Auditor, dengan persentase pengaruh sebesar 52,7%, sedangkan sisanya sebesar 47,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.
5.2 Saran
Penulis mencoba memberikan manfaat dan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan yaitu:
1. Kantor Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik bisa mempertahankan standar pengendalian mutunya untuk memberikan keyakinan memadai mengenai tugas profesionalnya kepada klien, dan meningkatkan beberapa hal yang terkait seperti kebijakan KAP itu sendiri maupun individu auditornya untuk kinerja yang lebih baik.
(4)
Bab V Simpulan dan Saran
94
2. Penelitian Selanjutnya
a. Peneliti yang akan datang sebaiknya memperluas penyebaran kuisioner kepada beberapa kantor akuntan publik sehingga populasi dan sampelnya bertambah.
b. Peneliti sebaiknya menambah variabel penelitian yang lain sehingga ada modifikasi dari penelitian sebelumnya.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Penulis dalam melakukan penelitian mengalami beberapa hambatan yang dapat membatasi peneliti yaitu:
a. Penyebaran kuisioner berjalan kurang cepat, karena peneliti menyebar kuisioner pada saat Kantor Akuntan Publik sedang bulan sibuk dalam melayani klien seperti pemberian jasa tentang pajak atau mengaudit dana kampanye.
(5)
95
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Adrian Harrel & Arnold Wright, (fall 1990) Auditing. A Journal of practice & theory.
Anggraeni dan Badera. 2013. Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Mutu pada Kinerja Auditor di Kantor Akuntan Publik Provinsi Bali. Jurnal. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali.
Annasmelon. Kasus dalam Etika Profesi Akuntan maupun Akuntan Publik.
http://annasmelon.blogspot.com/2011/12/kasus-dalam-etika-profesi-akuntan.html. 06 Juni 2014.
Arens, Alvin A., Elder, Randal J. And Beasley. Mark S. 2006 Auditing and Assurance Services. New York: Prentice Hall International.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder dan Mark S. Basley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi. Jakarta: Erlangga.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, Mark S. Beasley, dan Amir Abadi Jusuf. 2011. Jasa Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba Empat.
Dharma, Agus. 2000. Manajemen Supervisi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Penerbit: Universitas Dipenogoro. Semarang.
Media Akuntansi, Edisi 24/Maret/2002
Messier., Giover., Prawitt. 2006. Auditing & Assurance Services a Systematic Approach. Jasa audit & assurance pendekatan sistematis. Vol1. Ed 4. Penerbit salemba empat jakarta Penerbit mcgraw-hill.
(6)
Mulyadi, (2002). Auditing . Edisi 6. Jilid 1. Jakarta: Salemba Empat. Prabu Mangkunegara, Anwar. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Prabu Mangkunegara, Anwar. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Rikawati. 2012. Pengaruh Peer Review dan Penerapan Standar Pengendalian Mutu KAP terhadap Kinerja Auditor (Survei Pada 11 Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung. Skripsi Universitas Pasundan, Bandung.
Rochaety., Ety., Ratih Tresnati dan H. Abdul Madjid Latief. (2007). Metodologi Penelitian Biasnis dengan Aplikasi SPSS. Edisi Pertama. Mitra Wacana Media. Jakarta.
Santika, Galih B. 2006. Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik Terhadap Motivasi dan Kinerja Auditor. Perpustakaan. Universitas Pajajaran.
Sugiyono, (2008). Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi dengan metode R&D. Penerbit: Alfabeta. Bandung
Wahyudi, Bambang. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Sulita.
http://iramustika.wordpress.com