Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Sarah Ayudia Pratiwi 1006414

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS

ANEKDOT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH

Oleh

Sarah Ayudia Pratiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Sarah Ayudia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS X IIS 1 SMAN 17

BANDUNG TAHUN AJARAN 2013/2014)

oleh

Sarah Ayudia Pratiwi NIM 1006414 disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M.Pd NIP. 196601081990021001

Pembimbing II,

Drs. Wawan Hermawan, M.Pd NIP. 196003071987031003

diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si NIP. 19720403199903100


(4)

vi Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN……….i

KATA PENGANTAR………...ii

UCAPAN TERIMA KASIH………iii

ABSTRAK……….v

DAFTAR ISI………....vi

DAFTAR TABEL………ix

DAFTAR GAMBAR………...xii

DAFTAR DIAGRAM………xiii

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangPenelitian………1

B. IdentufikasiMasalahPenelitian………...7

C. RumusanMasalahPenelitian………...7

D. TujuanPenelitian………...8

E. ManfaatPenelitian………...8

BAB II IHWAL KETERAMPILAN MENULIS, TEKS ANEKDOT, DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH A. IhwalKeterampilanMenulis 1. PengertianKeterampilanMenulis……….9

2. TujuanMenulis………....10

3. MenulisKreatif………....11

B. IhwalTeksAnekdot 1. PengertianTeksAnekdot………...12

2. StrukturAnekdot………...13

C. Ihwal Model PembelajaranBerbasisMasalah 1. Pengertian Model PembelajaranBerbasisMasalah………….15


(5)

vii Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Karakteristik Model PembelajaranBerbasisMasalah……….17

3. Langkah-langkah Model PembelajaranBerbasisMasalah…..18 4. Kelebihan ModelPembelajaranBerbasisMasalah…………,20

D. KerangkaPemikiran……….….20

BAB III METODE PENELITIAN A. MetodedanDesainPenelitian………...22

B. SubjekPenelitian………...24

1. LokasiPenelitian……….25

2. WaktuPenelitian……….25

3. Sumber Data Penelitian………...…25

C. DefinisiOperasional………..26

D. InstrumenPenelitian………..27

1. PedomanWawancara………...27

2. RencanaPelaksanaanPembelajaran………....28

3. LembarObservasi………....30

4. LembarTesKemampuanSiswa………..35

5. JurnalSiswa………...36

6. CatatanLapangan………37

E. ProsedurPenelitian………38

1. PerencanaanTindakan………...39

2. PelaksanaanPenelitianTindakanKelas………..39

3. Analisis Data HasilPenelitian……….40

4. Observasi……….40

5. Refleksi………40

F. TeknikPengumpulandanPengolahan Data………..40

1. Pengumpulan Data………...41

2. Pengolahan Data………..41


(6)

viii Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HasilStudiPendahuluan………47

B. DeskripsiPenelitianTindakanSiklus I 1. PerencanaanPembelajaranSiklus I……….51

2. PelaksanaanPembelajaranSiklus I……….56

3. PengamatanPembelajaranSiklus I………..58

4. AnalisisHasilTesSiklus I………...66

5. RefleksiSiklus I………...80

C. DeskripsiPenelitianTindakanSiklus II 1. PerencanaanPembelajaranSiklus II………....82

2. PelaksanaanPembelajaranSiklus II………....86

3. PengamatanPembelajaranSiklus II………....88

4. AnalisisHasilTesSiklus II……….95

5. RefleksiSiklus I……….110

D. PembahasanHasilPenelitian 1. PembahasanPerencanaanTindakanSetiapSiklus…………111

2. PembahasanPelaksanaanPembelajaranSetiapSiklus……..112

3. PembahasanHasilPembelajaranMenulisTeksAnekdot….117 BAB V PENUTUP A. Simpulan………..123

B. Saran………124

DAFTAR PUSTAKA………125 LAMPIRAN


(7)

ix Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 DaftarNamaSiswaKelas X IIS 1... 25

Tabel 3.2 PedomanWawancara Guru ... 27

Tabel 3.3 Format LembarObservasiAktivitas Guru ... 30

Tabel 3.4 Format LembarObservasiKeaktifanSiswadalamPembelajaranMenulisTeksAnekdot ... 34

Tabel 3.5 Format CatatanLapangan ... 37

Tabel 3.6 PedomanPenskoranPenilaianKeterampilan ... 43

Tabel 4.1 HasilPenilaianTeksAnekdotSiswadalamKegiatanPratindakan ... 48

Tabel 4.2 PersentaseKemampuanMenulisTeksAnekdotSiswapadaKegiatanPratindaka n... 50

Tabel 4.3 Langkah-langkahPembelajaranSiklus I ... 53

Tabel 4.4 ObservasiAktivitas Guru Siklus I ... 59

Tabel 4.5 ObservasiAktifitasSiswaSiklus I ... 63

Tabel 4.6 CatatanLapangan Observer I padaSiklus I ... 64

Tabel 4.7 CatatanLapangan Observer 2 padaSiklus I ... 64

Tabel 4.8 HasilPengisianJurnalSiswapadaSiklus I ... 65

Tabel 4.9 KemampuanMenulisTeksAnekdotSiswapadaSiklus I ... 66


(8)

x Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.11 PenskoranTeksAnekdotShaqinaMaudina ... 70

Tabel 4.12 PenskoranTeksAnekdotVhastiSweraSocita ... 73

Tabel 4.13 PenskoranTeksAnekdotMaysieClaudy ... 75

Tabel 4.14 PenskoranTeksAnekdotAchmadFardian ... 78

Tabel 4.15 PenskoranTeksAnekdot Monica Destiana ... 80

Tabel 4.16 Langkah-langkahPembelajaranpadaSiklus II ... 84

Tabel 4.17 ObservasiAktivitas Guru Siklus II ... 89

Tabel 4.18 ObservasiAktivitasSiswapadaSiklus II ... 93

Tabel 4.19 CatatanLapangan Observer 1 padaSiklus II ... 93

Tabel 4.20 CatatanLapangan Observer 2 padaSiklus II ... 94

Tabel 4.21 HasilPengisianJurnalSiswapadaSiklus II ... 94

Tabel 4.22 KemampuanMenulisTeksAnekdotSiswaSiklus II... 95

Tabel 4.23 PersentaseKemampuanMenulisTeksAnekdotSiswapadaSiklus II ... 97

Tabel 4.24 PenskoranTeksAnekdotMaysieClaudy ... 99

Tabel 4.25 PenskoranTeksAnekdot Muhammad Ramdani ... 101

Tabel 4.26 PenskoranTeksAnekdot Theo Bilar... 104

Tabel 4.27 PenskoranTeksAnekdotHendriawanTriadi ... 106

Tabel 4.28 PenskoranTeksAnekdotCepHamzah ... 107


(9)

xi Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.30 KemampuanMenulisTeksAnekdotSiswapadaSetiapSiklus ... 117 Tabel 4.31 PersentaseKategorisasiTeksAnekdotSiswapadaSetiapSiklus ... 119 Tabel 4.32 NilaiTertinggidanTerendahpadaSetiapSiklus ... 121


(10)

xii Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model PenelitianTindakanKelas Hopkins ... 24

Gambar 3.2 LembarTesKemampuanSiswa ... 35

Gambar 3.3 JurnalHarianSiswa ... 36

Gambar 4.1 TeksAnekdotShaqinaMaudina ... 70

Gambar 4.2 TeksAnekdotVashtiSwetaSocita ... 73

Gambar 4.3 TeksAnekdotMaysieClaudy ... 75

Gambar 4.4 TeksAnekdotAchmadFardian ... 78

Gambar 4.5 TeksAnekdot Monica Destiana ... 79

Gambar 4.6 TeksAnekdotMaysieClaudy ... 99

Gambar 4.7 TeksAnekdot Muhammad Ramdani……….101

Gambar 4.8 TeksAnekdot Theo Bilar………...103

Gambar 4.9 TeksAnekdotHendriawanTriadi………..105

Gambar 4.10 TeksAnekdotCepHamzah……….107


(11)

xiii Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Rata-rata SkorTeksAnekdotSiswasesuaiAspekpadaSiklus I...168

Diagram 4.2 PersentaseKemampuanMenulisTeksAnekdotSiswapadaSiklusI..I69 Diagram 4.3 Rata-rata SkorTeksAnekdotSiswasesuaiAspekpadaSiklus I...I97 Diagram 4.4 PersentaseTeksAnekdotSiswasesuaiKategoriPenilaianpada Siklus II...I98 Diagram 4.5 NilaiAktivitas Guru padaSetiapSiklus...113

Diagram 4.6 PeningkatanPersentaseAktivitasSiswapadaSetiapSiklus...114

Diagram 4.7 PersentaseJawabanJurnalSiswapadaSetiapSiklus...116

Diagram 4.8 Rata-rata NilaiTeksAnekdotSiswapadaSetiapSiklus...118

Diagram 4.9 PersentaseKategorisasiTeksAnekdotSiswapadaSetiapSiklus...120

Diagram 4.10 NilaiTertinggidanTerendahpadaSetiapSiklus...121


(12)

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

(PenelitianTindakanKelaspadaSiswaKelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung TahunAjaran 2013/2014) Sarah AyudiaPratiwi KhaerudinKurniawan, WawanHermawan JurusanPendidikanBahasadanSastra Indonesia UniversitasPendidikan Indonesia [email protected] Abstrak

Penelitianinidilatarbelakangiolehhasilobservasiawal di kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung yang menunjukkanbahwasiswatersebutmengalamikesulitanketikamenuangkanidenyakedalamsebuahtul

isan.Sementaraitu, untukmenuangkan ide

melaluilisansiswatersebuttidakmengalamikesulitan.Penelitianinibertujuanuntukmeningkatkanket

erampilanmenulisteksanekdotsiswamelalui model

pembelajaranberbasismasalah.Adapunrumusanmasalahdalampenelitianini, yaitu (1) Bagaimanaperencanaanpembelajaranmenulisteksanekdotmelalui model pembelajaranberbasismasalah di kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung?; (2) Bagaimana proses pembelajaranmenulisteksanekdotmelalui model pembelajaranberbasismasalah di kelas X IIS 1

SMAN 17 Bandung?; (3) Bagaimanahasilpenerapan model

pembelajaranberbasismasalahdalammeningkatkanketerampilanmenulisteksanekdotsiswakelas X

IIS 1 SMAN 17 Bandung?.Metodepenelitian yang

digunakanyaitupenelitiantindakankelasdenganmengadopsidesainataurancangan proses

dankegiatan model Hopkins.Berdasarkan data yang ditemukan,

persentasehasilkemampuansiswapadatindakansiklus I

didapatkanteksanekdotsiswadengankategori A berjumlah 0%, kategori B berjumlah 4, 35%, kategori C berjumlah 43,48%, kategori D berjumlah 47,82%, dankategori E berjumlah 4,35%.

Sementaraitu, padasiklus II

keterampilansiswadalammenulisteksanekdottelahmengalamipeningkatan yang besarsiswa yang masukkategori A mengalamipeningkatansebanyak 38,09%, kategori B meningkatsebanyak 38,51%, kategori C menurunsebanyak 24,43% dantidakadasiswa yang masukpadakategori D dan

E. Hal inimenunjukkan, penerapan model

pembelajaranberbasismasalahdapatmeningkatkanketerampilanmenulisteksanekdotsiswakelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung.

Kata kunci: teksanekdot, model pembelajaranberbasismasalah, penelitiantindakankelas

Abstract

This research is motivated by the results of preliminary observations in class X IIS 1 SMAN 17 Bandung which indicates that the student is having difficulty when pouring ideas into an article. Meanwhile for ideas through verbal student is not experiencing difficulties. This research aims to

improve student’s writing skills through anecdotal text-problem based learning. The formulation of theproblemin this study including (1) Howto writelesson


(13)

plansanecdotaltextthroughproblem-Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

based learning modelinthe classXIIS1SMAN17Bandung?; (2) What is the processof learningto writetextanecdotesthroughproblem-based learning modelinthe classXIIS1SMAN17Bandung?; (3)How the results ofthe application ofproblem-based learning modelin improving thewritingskills ofstudents of classXanecdotaltextIIS1SMAN17Bandung?. The research methodused wasaction researchby adoptingthe designordesignprocessandactivitymodels ofHopkins. Based on thedata found, percentage ofstudents' abilitiesin thecycle Igota textanecdotesof studentswith category A of0%, categoryBof4, 35%, categoryCof43.48%, category D of 47, 82%, andcategoryEof4.35%. Meanwhile, in the second cyclestudents' skills inwritinganecdotestexthas experienceda large increaseof studentswhoenter the categoryAhas increased by38.09%, categoryBincreased by38.51%, categoryCdecreased by24.43%, and nostudentswho enteredinthe categoryDandE. This suggests, the application ofproblem-based learning modelcanimprove thewriting anecdotal text skills ofstudents of classXIIS1SMAN17Bandung.


(14)

1 Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pergantian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013 sangat mempengaruhi berubahnya elemen-elemen dalam pendidikan.Elemen yang berubah dalam kurikulum 2013 yaitu mencakup Standar Kompetensi Lulusan (SKL), standar isi, standar proses, dan standar penilaian.Standar kompetensi lulusan dalam kurikulum 2013 muncul dari kebutuhan pendidikan yakni adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.SKL yang seperti itu mempengaruhi standar isi yang dibuat melalui kompetensi inti.Kompetensi inti sebagai turunan dari SKL dibagi menjadi 4, yaitu KI-1 spiritual, KI-2 sosial, KI-3 pengetahuan, dan KI-4 keterampilan.Dari kompetensi inti tersebut dikembangkan menjadi kompetensi dasar yang menjadi acuan pembelajaran di kelas.

Ada dua modus proses pembelajaran yang dikembangkan oleh kurikulum 2013 yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Kedua proses pembelajaran tersbut terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4.Adapun pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Keduanya dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2.

Pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Pendekatan ini melatih peserta didik untuk belajar dari arah nyata ke abstrak. Peserta didik akan dilatih untuk mengamati fenomena alam dan sosial sebelum masuk ke dalam konsep yang abstrak serta mencari tahu. Ilmu pengetahuan digunakan sebagai penggerak pembelajaran


(15)

2

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sedangkan kemampuan berbahasa digunakan sebagai alat komunikasi pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreaktif.

Kemampuan berbahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi pembawa pengetahuan tentu mempengaruhi keempat keterampilan berbahasa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Dalam kurikulum 2006 keterampilan berbahasa menjadi suatu bagian yang terpisah dan memiliki kompetensi dasar masing-masing sedangkan dalam kurikulum 2013 keempat keterampilan berbahasa menjadi kesatuan yang diintegrasikan ke dalam sebuah pembelajaran teks.Meskipun begitu, keempat keterampilan berbahasa tersebut tetap berjalan sejajar dan diungkapkan menggunakan istilah lain. Pembelajaran teks dalam kurikulum 2013 lebih menekankan pada keterampilan berbicara dan menulis.Hal tersebut terlihat dari setiap kompetensi dasar yang ada dalam silabus.Setiap kompetensi dasar baik pengetahuan maupun keterampilan diharapkan dapat memenuhi kompetensi dasar tersebut melalui lisan maupun tulisan. Sebagai contoh, kompetensi dasar dalam pembelajaran teks anekdot diantaranya, memahami struktur dan kaidah teks anekdot baik melalui lisan maupun tulisan, mengiterpretasi makna teks anekdot baik secara lisan maupun tulisan, membandingkan teks anekdot baik lisan maupun tulisan, dan memproduksi teks anekdot baik secara lisan maupun tulisan. Dengan kompetensi dasar yang seperti itu, kurikulum 2013 membiasakan peserta didik membaca dan memahami makna teks serta meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa sendiri dan menyusun teks yang sistematis, logis, dan efektif melalui latihan-latihan penyusunan teks.

Keterampilan menulis merupakan puncak dari berbagai keterampilan berbahasa dan dinilai sebagai keterampilan yang sulit dimiliki peserta didik.Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis juga merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif, (Tarigan 2008 hlm 3).Hal tersebutlah yang membuat keterampilan ini sulit dimiliki peserta didik. Selain itu, jika dilihat dari segi pemerolehannya, keterampilan menulis termasuk ke dalam kategori pemerolehan tidak alami karena setiap manusia hanya bisa memperoleh dan


(16)

3

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan keterampilan tersebut dengan menguasai konsep-konsep teoritis tertentu disertai dengan latihan-latihan yang sudah pasti “jatuh-bangun” dalam mencapai penguasaan keterampilan tersebut (Tarigan, 2008, hlm 3).

Banyak kendala yang dihadapi ketika seseorang hendak menulis. Zainurrahman, (2011, hlm 52) memaparkan kendala-kendala yang mungkin terjadi ketika akan menulis. Kendala-kendala tersebut adalah kesulitan karena kekurangan materi, kesulitan memulai dan mengakhiri tulisan, kesulitan strukturasi dan penyelarasan isi, serta kesulitan memilih topik. Kendala-kendala seperti ini tidak hanya dialami oleh peserta didik tingkat SMP dan SMA tetapi juga mahasiswa. Padahal pembelajaran menulis sudah peserta didik dapatkan ketika mulai masuk sekolah. Namun, pembelajaran menulis di sekolah-sekolah belum mampu membuat peserta didik berpikir kritis dan terbiasa dengan menulis. Pembelajaran menulis di sekolah hanya sebatas pemberian tugas yang harus dikumpulkan tanpa ada timbal balik untuk peserta didik.

Perubahan yang terjadi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia adalah siswa dikenalkan dengan aturan-aturan teks yang sesuai sehingga tidak rancu dalam proses penyusunan teks (sesuai dengan situasi dan kondisi: siapa, apa, dimana). Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berbasis teks, peserta didik akan dikenalkan pada jenis-jenis teks yang baru. Dalam KTSP jenis karangan yang dipelajari meliputi karangan eksposisi, narasi, argumentasi, deskripsi, dan persuasi. Dalam kurikulum 2013, peserta didik kelas X harus menguasai teks hasil laporan observasi, prosedur kompleks, eksposisi, anekdot, dan negosiasi. Tentu ini akan menjadi kesulitan tersendiri, bukan hanya bagi siswa tetapi juga guru. Pembelajaran teks yang dipilih dalam penelitian ini adalah teks anekdot. Teks anekdot merupakan teks yang berisi cerita lucu yang mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya,(Kemdikbud 2013, hlm 111). Anekdot dalam pembelajaran saat ini bukan sekedar cerita lucu saja melainkan juga sebagai bentuk kritik terhadap permasalahan atau issu yang terjadi. Maka dari itu, peserta didik tidak hanya dapat mengambil hal lucunya saja, tetapi juga pesan dan kritik yang terdapat


(17)

4

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam teks anekdot tersebut. Begitupun ketika peserta didik memproduksi teks anekdot secara lisan maupun tulisan. Teks anekdot yang mereka produksi diharapkan memiliki unsur lucu dan pesan yang dapat diambil dan dipelajari sehingga apa yang mereka produksi memiliki manfaat untuk dirinya sendiri dan orang lain.

Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan peneliti pada subjek penelitian yaitu peserta didik kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung terlihat bahwa karakter peserta didik kelas ini lebih pasif dan sulit diajak berpikir kritis dalam mengatasi permasalahan dalam pembelajaran. Mereka lebih senang jika pembelajaran berbentuk praktik seperti debat atau bermain drama. Hal ini terbukti ketika pembelajaran teks anekdot berlangsung. Ketika mereka diperintahkan untuk memproduksi teks anekdot dalam bentuk tulisan dengan melihat masalah yang terjadi dalam layanan publik, mereka membutuhkan waktu yang lama dan cenderung malas untuk mengerjakan tugas tersebut. Menulis masih menjadi hal yang sulit untuk mereka lakukan. Mereka mengakui bahwa sulit menemukan ide serta sulit mengungkapkannya dalam bentuk tulisan. Selain itu kesulitan yang mereka hadapi adalah mengikuti struktur dan kaidah yang ada pada setiap teks. Alhasil teks yang mereka produksi sebagian besar merupakan salinan dari internet. Berbanding terbalik ketika mereka diperintahkan untuk memproduksi teks anekdot secara lisan yang didramatisasikan di depan kelas. Mereka sangat antusias dan tugas tersebut dilakukan dengan baik. Dengan begitu, peserta didik kelas X IIS 1 lebih menonjol dalam hal keterampilan yang berbentuk lisan.

Dari permasalahan yang muncul tersebut peneliti ingin mencoba sebuah model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan keterampilan menulis peserta didik. Selain itu, model pembelajaran berbasis masalah ini diharapkan dapat merangsang motivasi menulis peserta didik karena model ini berorientasi pada permasalahan yang terjadi di lingkungan sosial peserta didik.

Sebuah model pembelajaran yang dipilih oleh guru sangat mempengaruhi keberhasilan dari proses pembelajaran. Maka dari itu inovasi-inovasi penggunaan model, metode, strategi, dan teknik dalam pembelajaran terus diberdayakan. Selain


(18)

5

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu, guru memegang peran yang sangat penting agar model pembelajaran yang dipilih tepat guna dan tepat sasaran. Model pembelajaran berbasis masalah ini merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar, (Kemdikbud,2013). Menurut Tan, pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir peserta didik betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga peserta didik dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan, (Rusman, 2012 hlm 229). Selain itu dengan PBM akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan.

Sebelum ini banyak penelitian yang menggunakan model PBM sebagai obat dalam permasalahan tertentu. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ike Sulistianti pada tahun 2010. Skripsinya yang berjudul “Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Menggunakan Model Problem Solving (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMAN 1 Klari-Karawang) menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi sebelum diberi perlakuan model problem solving, secara keseluruhan dapat dikategorikan cukup baik. Maka dari itu model Problem Solving tersebut efektif digunakan dalam pembelajaran tersebut. Selain itu, penelitian yang menggunakan PBM juga pernah

dilakukan oleh Annisa Carolina dengan judul “Penggunaan Metode Creative Problem

Solving (CPS) untuk Meningkatkan Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas X MAN 1 Kota Bandung Tahun 2009-2010). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode Creative Problem Solving dapat meningkatkan pembelajaran menulis karangan argumentasi. Pada tahun 2010, Yeti Mulyati melalui disertasinya melakukan penelitian yang berjudul


(19)

6

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Kreatif (Studi Pengembangan terhadap Mahasiswa Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia di Universitas Pendidikan Indonesia). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran literasi berbasis pemecahan masalah terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis-kreatif mahasiswa dalam produk artikel. Di samping itu, model tersebut secara otomatis dapat meningkatkan kemampuan literasi mahasiswa khususnya kemampuan menulis artikel. Dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah efektif digunakan dalam pembelajaran yang membutuhkan proses berpikir kritis dan kreatif.

Selain banyaknya penelitian mengenai model pembelajaran berbasis masalah, peneliti menemukan jurnal mengenai teks anekdot. Artikel pertama ditulis oleh Nuraini Fatimah, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, FKIP, Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Artikel yang berjudul Teks Anekdot sebagai Sarana Pengembangan Kompetensi Bahasa dan Karakter Siswa menunjukan bahwa teks anekdot mampu menjadi salah satu sarana dalam pengembangan diri siswa, baik bagi perkembangan dan peningkatan kompetensi kebahasaan, berbahasa, bersastra, penguasaan kompetensimata pelajaran lain, maupun pembentukan ahlak luhur dalam pembentukan karakter.

Artikel yang kedua ditulis oleh I Dewa Putu Wijana pada tahun 1995. Artikel yang berjudul Pemanfaatan Teks Humor dalam Pengajaran Aspek-aspek Kebahasaan menunjukan bahwa teks humor yang dimaksud memiliki pengertian yang sama dengan teks anekdot yang diepelajari oleh siswa SMA kelas X. Pengertian teks humor yang diungkapkan oleh I Dewa Putu Wijana adalah teks atu wacana yang bermuatan humor untuk bersenda gurau, menyindir atau mengkritik secara tidak langsung segala macam kepincangan atau ketidakberesan yang terjadi di tengah masyarakat penciptaannya. Artikel ini menunjukkan bahwa teks humor dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembanding teks-teks serius yang terlebih dahulu diperkenalkan atau diajarkan kepada para pembelajarn bahasa, baik dalam mengajarkan aspek bahasa secara kognitif atau mengajarkan bahasa secara praktis.


(20)

7

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari berbagai pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti peningkatan keterampilan menulis teks anekdot dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada peserta didik kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan gambaran mengenai pembelajaran menulis teks anekdot, masalah yang terjadi yang menjadi fokus untuk ditingkatkan adalah sebagai berikut.

1. Peserta didik masih sulit menemukan ide dan menuangkannya ke dalam tulisan. 2. Peserta didik sulit membuat teks yang sesuai dengan kaidah dan struktur.

3. Pembelajaran menulis di kelas belum menggunakan model pembelajaran yang mampu membuat peserta didik berpikir kritis.

4. Peserta didik kurang memiliki motivasi untuk belajar menulis. C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diidentifikasi tersebut, secara umum dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

“Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan

kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung?”

Secara khusus permasalahan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis teks anekdot menggunakan model pembelajaran berbasis masalah di kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung?

2. Bagaimana proses pembelajaran menulis teks anekdot menggunakan model pembelajaran berbasis masalah di kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung?

3. Bagaimana hasil penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot siswa di kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung?


(21)

8

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut:

1. perencanaan pembelajaran menulis teks anekdot menggunakan model pembelajaran berbasis masalah di kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung,

2. proses pembelajaran menulis teks anekdot menggunakan model pembelajaran berbasis masalah di kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung,

3. peningkatan kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh antara lain dapat memberikan manfaat teoretis dan manfaat praktis bagi banyak pihak terutama yang terkait dalam penelitian ini. 1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kontribusi ilmu pengetahuan dalam pendidikan khususnya dalam bidang pengembangan model pembelajaran menulis.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis adalah manfaat yang dapat langsung diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Adapun manfaat praktis dari penelitian ini antara lain. a. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini bisa digunakan

untuk alternatif pemilihan dan pengembangan model dalam pembelajaran menulis teks anekdot.

b. Siswa memperoleh pembelajaran yang menyenangkan sehingga memiliki motivasi untuk menulis.

c. Peneliti memperoleh wawasan dan pengetahuan baru mengenai model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.


(22)

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kunandar (2012, hlm 44) memaparkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus. Sementara itu Cohen dan Manion (dalam Kunandar, 2012, hlm 56) mengemukakan bahwa salah satu ciri dari PTK adalah situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi, dan secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja.Ia berkenaan dengan diagnosis suatu masalah dalam konteks tertentu dan usaha untuk memecahkan masalah dalam konteks tersebut subjeknya bisa siswa di kelas, petatar di kelas penetaran, mahasiswa dan dosen di ruang kuliah, dan lain sebagainya. Maka dari itu, Penelitian Tindakan Kelas lahir dari sebuah masalah yang timbul dalam Proses Belajar Mengajar di kelas.PTK ini bertujuan untuk memecahkan masalah nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.

PTK ini dilakukan pada beberapa siklus sampai hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang diharapkan oleh guru.Dalam setiap siklusnya terdapat beberapa tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.Penelitian ini dilaksanakan minimal dua siklus.Siklus pertama dilakukan berdasarkan studi pendahuluan.Siklus kedua dilakukan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama.Begitu seterusnya sampai masalah yang timbul bisa diatasi atau terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan.


(23)

23

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut akan dipaparkan mengenai 4 proses mendasar dalam Penelitian Tindakan Kelas menurut Kunandar (2012, hlm 71).

1. Penyusunan Rencana

Tahap utama dalam penelitian ini adalah perencanaan.Perencanaan disusun berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan untuk menemukan masalah dalam pembelajaran.Studi pendahuluan dibutuhkan untuk menyusun rencana siklus I, sedangkan perencanaan siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi siklus I dan begitu seterusnya tahap perencanaan dilakukan sampai penelitian tersebut mencapai tujuan. 2. Tindakan

Tahap selanjutnya adalah tindakan.Tindakan merupakan implementasi segala sesuatu yang sudah direncanakan pada tahap sebelumnya.Bentuk dari tindakan tersebut adalah kegiatan belajar mengajar yang sudah diatur sedemikian rupa unuk mendapatkan hasil belajar yang diinginkan oleh penulis.

3. Observasi

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait. Objek observasi adalah seluruh proses tindakan terkait, pengaruhnya (yang disengaja dan tidak disengaja), keadaan dan kendala tindakan direncanakan dan pengarhnya, serta persoalan lain yang timbul dalam konteks terkait. Maka dari itu, observasi dilakukan ketika proses belajar mengajar berlangsung di kelas.

4. Refleksi

Tahap terakhir dalam PTK adalah refleksi.Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi, dan eksplanasi (penjelasan) terhadap informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi ini akan dijadikan acuan untuk melakukan perencanaan pada siklus berikutnya.

Berikut ini adalah skema alur yang menggambarkan siklus dari Penelitian Tindakan Kelas.


(24)

24

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sumber: Adaptasi dari Model Hopkins dalam Depdiknas, 1999)

B. Subjek Penelitian

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah studi pendahuluan atau pengamatan awal terhadap subjek yang akan diteliti. Studi pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan serta latar


(25)

25

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belakang suatu subjek yang akan diteliti seperti lokasi penelitian, waktu penelitian, dansumber data penelitian. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut.

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung, Jalan Tujuh Belas, Caringin.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai dari pertengahan bulan Maret 2014 sampai selesai, sesuai dengan siklus yang dibutuhkan.

3. Sumber Data Penelitian

Penelitian ini lebih menekankan pada peningkatan keterampilan menulis teks anekdot siswa kelas X IIS 1 SMAN 17 Bandung.Sumber data penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X IIS 1.Peserta didik yang berada di kelas ini berjumlah 30 orang dengan 15 orang perempuan dan 15 orang laki-laki.Namun seiring berjalannya waktu ada beberapa siswa yang memutuskan untuk pindah kelas dan mengundurkan diri sehingga jumlah peserta didik hingga saat ini adalah 25 orang. Berikut adalah daftar nama peserta didik kelas X IIS 1.

Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelas X IIS 1

No. Nama L/P

1. Achmad Fardian L

2. Agata Helmina Dabungke P

3. Anisa Gita Aurelia P

4. Anita Debby P

5. Berlan Fero Maranatha L

6. Billal Zulham L

7. Cep Hamzah L

8. Esa Barkah L

9. Fandi Alfathan Muhammad L


(26)

26

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11. Hendriawan Triadi L

12. Isma Selfiya Rosa P

13. Maysie Claudi P

14. Monica Destiana Poetri P 15. Muhammad Iqbal As Sidiq L

16. Muhammad Ramdani L

17. Mutiara Febriani Lestari P

18. Rangga Fajar Hidayah L

19. Rizky Pujiyani P

20. Ruri Rahmaniar P

21. Sagita Rusdelina P

22. Shaqina Maudina P

23. Theo Bilar Hernanda L

24. Vhasti Sweta Socita P

25. Zulfi Jauharul Ikhsan L

Pemilihan kelas ini sebagai subjek penelitian dilatarbelakangi oleh hasil pengamatan peneliti yang menunjukkan bahwa peserta didik kelas X IIS 1 mengalami kesulitan dalam menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk anekdot.Selain itu, pembelajaran menulis di kelas belum menggunakan model pembelajaran yang mampu membuat siswa berpikir kritis.Oleh karena itu, penulis menggunakan model pembelajaran berbasis masalah sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot.

C. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah tafsir dari pihak pembaca terhadap judul penelitian ini, penulis mendefinisikan istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini sebagai berikut.


(27)

27

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Teks anekdot pada penelitian ini adalah teks yang berisi cerita rekaan atau fakta mengenai fenomena sosial yang berbentuk sindiran atau kritikan sebagai bentuk pemecahan masalah yang dikemas dengan sopan melalui humor.

2. Kemampuan menulis teks anekdot adalah kemampuan peserta didik dalam menulis hasil berpikir kritis dan kreatif mengenai permasalahan-permasalahan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk cerita lucu dan memiliki pesan.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua instrumen penelitian yaitu instrumen tes dan instrumen nontes.Instrumen yang digunakan yaitu pedoman wawancara, angket, RPP, lembar observasi, dan lembar tes kemampuan siswa.

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawncara ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut gambaran umum proses pembelajaran bahasa Indonesia terutama pembelajaran menulis teks anekdot. Pedoman wawancara ini dilakukan peneliti ketika mewawancari seorang guru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMAN 17 Bandung yaitu Dra. Vince Kamelia.

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Guru

No. Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana kemampuan belajar peserta didik pada pelajaran bahasa Indonesia?

2. Pembelajaran teks apa yang paling menonjol dari peserta didik?


(28)

28

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pembelajaran teks apa yang paling sulit dikuasai peserta didik?

4. Mengapa pembelajaran teks tersebut sulit dikuasai peserta didik?

5. Dalam aspek keterampilan, peserta didik dituntut untuk dapat mengungkapkan idenya secara lisan maupun tulisan. Menurut Ibu, lisan atau tulisankah yang sulit dikuasai peserta didik? Mengapa?

6. Apa yang Ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut?

7. Kendala apa saja yang Ibu alami ketika mengatasi kesulitan-kesulitan peserta didik tersebut?

8. Apakah Ibu menggunakan model pembelajaran yang berbeda pada setiap materi yang dijelaskan?

9. Model pembelajaran apa yang Ibu sering gunakan dalam pelajaran bahasa Indonesia? 10. Pernahkah Ibu menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah? Kalau sudah, bagaimana hasilnya?

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP merupakan instrumen yang sangat penting dalam penelitian ini, karena RPP adalah acuan bagi setiap pengajar untuk menjalankan proses belajar mengajar di kelas. Penulis merumuskan RPP ini untuk merealisasikan rencana peningkatan pembelajaran menulis teks anekdot pada peserta didik kelas X IIS 1 SMAN 17


(29)

29

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bandung. RPP berisikan bagaimana rencana pembelajaran yang akan dilakukan dimulai dari kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuam pembelajaran, bahan ajar, model dan metode yang digunakan, alat, sumber, dan media pembelajaran yang digunakan di kelas. RPP dalam setiap siklusnya akan berbeda-beda karena RPP akan disesuaikan dengan hasil refleksi siklus sebelumnya.Format RPP yang digunakan dalam penelitian ini adalah RPP yang dikembangkan dalam kurikulum 2013.Berikut ini adalah format RPP yang digunakan oleh peneliti.

a. Identitas sekolah 1) Sekolah

2) Mata Pelajaran 3) Kelas/ Semester 4) Materi Pokok 5) Tema

6) Alokasi Waktu b. Kompetensi Inti

c. Kompetensi Dasar dan Indikator d. Tujuan Pembelajaran

e. Materi Pembelajaran 1) Fakta

2) Konsep 3) Prinsip : 4) Prosedur

f. Metode Pembelajaran

g. Media, Alat, dan Sumber Belajar

h. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran i. Penilaian

1) Penilaian Kompetensi Sikap 2) Penilaian Kompetensi Pengetahuan


(30)

30

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Lembar Observasi

Pengamatan atau observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung, dengan atau tanpa bantuan alat.Observasi yang dilakukan penulis berupa observasi terbuka.Observasi terbuka merupakan observasi untuk mencatat hal-hal yang berlangsung selama pembelajaran menulis teks anekdot di kelas.

Tabel 3.3 Format Lembar Observasi Aktivitas Guru

Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Materi Pokok : Kelas/Semester : Alokasi Waktu :

No. PENAMPILAN MENGAJAR NILAI

1.

Kemampuan Membuka Pelajaran

a. Menarik perhatian siswa

b. Memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang akan diajarkan

c. Memberikan acuan materi yang akan diajarkan 2.

Sikap dalam Proses Pembelajaran

a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa b. Tidak melakukan gerakan dan atau ungkapan

yang mengganggu perhatian siswa c. Antusiasme mimik dalam penampilan


(31)

31

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas 3.

Penguasaan Materi Pembelajaran

a. Kejelasan memposisikan materi ajar yang disampaikan dengan materi lainnya yang terkait b. Kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan

aspek kompetensi (kognitif, psikomotor, afektif) c. Kejelasan dalam memberikan contoh atau

ilustrasi sesuai dengan tuntutan aspek kompetensi

d. Mencerminkan penguasaan materi ajar secara proporsional

4.

Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran (Skenario)

a. Penyajian materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang dalam RPP

b. Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi guru-siswa, dengan berpusat pada siswa

c. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respons dari siswa

d.Cermat dalam memanfaatkan waktu sesuai dengan alokasi yang direncanakan

e. Guru menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dengan baik (membawa permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam dunia nyata ke dalam kelas).

5.

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah


(32)

32

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan logistik yang dibutuhkan.

2) Guru memotivasi peserta didik agar terlibat aktif dalam pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan.

b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

c. Membimbing observasi individu dan kelompok Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan observasi untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.

d.Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, model dan berbagai tugas dengan teman.

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau meminta kelompok presentasi.

5.

Penggunaan Teknik dan Media Pembelajaran

a. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis teknik dan media

b. Tepat saat penggunaan c. Terampil dalam pelaksanaan


(33)

33

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d.Membantu kelancaran proses pembelajaran 6.

Evaluasi

a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi

b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal yang telah direncanakan dalam RPP

c. Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang

7.

Kemampuan Menutup Pelajaran

a. Meninjau kembali atau menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan

b. Memberi kesempatan bertanya c. Menugaskan kegiatan ko-kurikuler d.Menginformasikan materi ajar berikutnya

Jumlah Nilai Aspek Nilai Penampilan (T)

Sumber (Buku Panduan Program Latihan Profesi (PLP)

Kriteria penilaian= 0,00-4,00 Bandung,……….


(34)

34

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 Format Lembar Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Teks Anekdot

Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Materi Pokok : Kelas/Semester : Alokasi Waktu :

No. Kriteria dan Aspek Penilaian Persentase

1. Siswa memperhatikan dan menyimak penjelasan guru mengenai topik permasalahan yang akan dijadikan materi pembelajaran. 2. Siswa aktif bertanya dan mencari informasi

mengenai topik permasalahan yang sudah dipilih.

3. Siswa aktif mengungkapkan ide mengenai alternatif pemecahan masalah secara bebas dan terbuka.

4. Siswa aktif dalam kelompok belajar untuk merencanakan atau mencoba menulis teks anekdotyang memuat hasil pemecahan masalah.

5. Siswa mengomunikasikan teks anekdot yang sudah dibuat secara berkelompok.

6. Siswa menanggapi teks anekdot yang dipersentasikan oleh kelompok lain.


(35)

35

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Lembar Tes Kemampuan Siswa

Lembar tes kemampuan siswa ini akan diberikan kepada siswa di setiap siklusnya. Instrumen ini berisikan sebuah perintah untuk berlatih menulis teks anekdot.Dalam lembar tes kemampuan siswa ini, siswa dituntut untuk menulis sebuah teks anekdot berdasarkan materi yang telah diterima sebelumnya.Berikut ini adalah lembar tes kemampuan siswa.

Gambar 3.2 Lembar Tes Kemampuan Siswa

Tulislah teks anekdot dengan memperhatikan struktur, kaidah, dan penggunaan bahasanya sesuai dengan hasil diskusi kelompokmu!

Nama :

Kelas : Kelompok :

………

……… ……… ……… ……… ……… ………...

……… ……… ………


(36)

36

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Jurnal Siswa

Jurnal siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa mengenai pembelajaran yang telah berlangsung.Jurnal siswa ini terdiri dari 5 buah pertanyaa.Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut.

Gambar 3.3 Jurnal Harian Siswa

Nama :

Kelas : Hari, tanggal : Pertanyaan

1. Apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran hari ini?

2. Apakah kamu memahami model pembelajaran berbasis masalah yang digunakan oleh guru?

3. Kesan apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran menulis teks anekdot dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah?

4. Kesulitan apa yang kamu hadapi ketika pembelajaran menulis teks anekdot berlangsung?


(37)

37

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Catatan Lapangan

Catatan lapangan diperlukan untuk mengetahui kendala-kendala yang dialami dalam proses penelitian, untuk memperbaiki siklus selanjutnya dalam penelitian.

Tabel 3.5 Format Catatan Lapangan

Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Materi Pokok : Kelas/Semester : Alokasi Waktu :

Hal yang Harus Diperbaiki Saran Perbaikan

E. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang terjadi pada subjek penelitian. Dalam studi pendahuluan, peneliti melakukan observasi secara langsung terhadap proses


(38)

38

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran di kelas X IIS 1. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui karakter secara umum peserta didik. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan salahsatu guru bahasa Indonesia mengenai pembelajaran menulis teks anekdot di kelas. Untuk mendapatkan data yang labih nyata, peneliti juga melakukan pratindakan dengan melakukan proses belajar mengajar seperti biasa dan melakukan tes menulis teks anekdot. Data yang telah didapatkan dari studi pendahuluan ini akan diolah untuk perencanaan tindakan siklus ke-1.

1. Perencanaan Tindakan

Setelah diketahui adanya permasalahan dalam pembelajaran menulis teks anekdot, maka tindakan selanjutnya adalah merencanakan alternatif pemecahan, dalam hal ini adalah menulis teks anekdot dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Kunandar (2012, hlm 97) menyebutkan pokok-pokok kegiatan rencana PTK, sebagai berikut:

a. identifikasi masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah;

b. merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran; c. menentukan pokok bahasan;

d. mengembangkan skenario pembelajaran; e. menyusun LKS;

f. menyiapkan sumber belajar; g. mengembangkan format evaluasi;

h. mengembangkan format observasi pembelajaran; i. melakukan simulasi pelaksanaan tindakan.

Dari pokok-pokok kegiatan rencana PTK yang diungkapkan oleh Kunandar, peneliti mengambil beberapa pokok kegiatan untuk penelitian ini.Berikut adalah kegiatan yang akan dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan.

a. Mengidentifikasi masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah.


(39)

39

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Menentukan pokok bahasan.

d. Mengembangkan skenario pembelajaran. e. Menyiapkan sumber belajar.

f. Mengembangkan format evaluasi.

g. Mengembangkan format observasi pembelajaran.

Tahap perencanaan merupakan tahap awal dari penelitian. Pada tahap ini masalah akan dipecahkan dengan merumuskan tindakan yang akan diberikan kepada siswa dan rumusan tersebut berupa rencana pengajaran yang harus sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah tempat berlangsungnya penelitian ini. Dengan merujuk pada rancangan tindakan yang disusun oleh Resmini, maka dalam rencana pengajaran harus meliputi kompetensi dasar, materi pokok, indikator, dan strategi penilaian yang meliputi tatap muka dan pengalaman belajar.

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Tindakan selanjutnya yang dilakukan adalah mengimplementasikan perencanaan tindakan berupa perlakuan kepada siswa.Perlakuan tersebut berupa pembelajaran menulis teks anekdot dengan model pembelajaran berbasis masalah.Di sini penguji menggunakan dua siklus tindakan.Dalam pelaksanaannya, penguji menggunakan media dalam uji coba model pembelajaran berbasis masalah.Pada siklus pertama, diujicobakan dengan menggunakan media tayangan gambar dan pada siklus selanjutnya menggunakan media tayangan Indonesia Lawak Klub (ILK).Setelah diketahui hasil dari tindakan yang diberikan dengan dua siklus tersebut dapat dilihat adanya perubahan dan peningkatan nilai dalam penulisan teks anekdot siswa setelah diberikan tindakan pada setiap siklusnya.

3. Analisis Data Hasil Penelitian

Dalam proses analisis data penelitian, penulis akan mengolah data-data yang sudah didapat dari hasil pelaksanaan tindakan dari siklus pertama sampai siklus terakhir. Hal yang akan menjadi fokus utama penulis adalah analisis data mengenai


(40)

40

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran menulis teks anekdot dengan model pembelajaran berbasis masalah serta peningkatan kemampuan menulis teks anekdot siswa dari setiap siklusnya

4. Observasi

Secara umum, observasi adalah upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan tersebut berlangsung, dengan atau tanpa bantuan alat.Observasi yang dilakukan penulis berupa observasi terbuka.Observasi terbuka merupakan observasi untuk mencatat hal-hal yang berlangsung selama pembelajaran menulis teks anekdot di kelas.Observasi yang dilakukan berupa observasi aktivitas guru, observasi aktivitas siswa, dan observasi catatan lapangan.

5. Refleksi

Data-data yang diperoleh dari awal perencanaan sampai akhirnya uji coba tindakan diolah secara sistematik dan rasional. Dari hasil analisis ini dapat ditentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Jika hasil yang didapat belum memuaskan dan masalah belum terselesaikan maka harus dilakukan tindakan lanjutan dengan memperbaiki tindakan baru sebagai upaya mengatasi masalah tersebut. Setiap siklus selama proses tindakan harus mengalami perubahan dan perbaikan dari masalah-masalah yang masih ditemukan pada proses tindakan sebelumnya.

F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah pengumpulan data dan pengolahan data.Berikut adalah pemaparan mengenai pemngumpulan dan pengolahan data tersebut.

1. Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas, pengumpulan data merupakan hal yang dilakukan dari setiap proses pelaksanaan PTK, mulai dari proses studi pendahuluan, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data ini peneliti peroleh dari seluruh instrumen yang sebelumnya telah dirancang dalam


(41)

41

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian.Adapun instrumen-instrumen yang telah penulis rancang sebagai sumber pengumpulan data adalah:

a. Wawancara

b. Lembar observasi guru c. Lembar observasi siswa

d. Lembar catatan kegiatan lapangan e. Hasil pengamatan dan refleksi

2. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, selanjutnya dilaksanakan pengolahan data.Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut.

a. Inventaris data

Peneliti mengumpulkan seluruh data penelitian, yaitu lembar observasi guru, lembar observasi siswa, catatan lapangan, jurnal siswa, dan hasil tes menulis siswa berupa penulisan teks anekdot.Inventaris data mulai dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan.

b. Analisis Data

Peneliti memeriksa dan menafsirkan hasil observasi aktivitas guru serta menganalisis tulisan siswa berupa teks anekdot yang telah dilaksanakan di tiap siklusnya.Kegiatan penganalisisan data dimulai pada saat peneliti telah selesai melaksanakan tindakan.Analisis data dilaksanakan untuk menentukan tindak lanjut pada pembelajaran berikutnya.Data yang dianalisis adalah hasil kerja siswa, yaitu sebuah tulisan berupa teks anekdot yang dinilai menggunakan kriteria penilaian penulisan teks anekdot dan hasil observasi terhadap aktivitas guru.Seluruh data tersebut dianalisis, dideskripsikan, dan direfleksikan untuk menarik sebuah simpulan. c. Kategorisasi dan interpretasi data

Data yang akan dianalisis dan direfleksikan terlebih dahulu dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian. Data dalam penelitian ini berupa tingkat kemampuan


(42)

42

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menulis teks anekdot setelah mengikuti pembelajaran menulis teks anekdot denggan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dan hasil observasi terhadap aktivitas guru.Karya tulisan siswa berupa teks anekdot dianalisis berdasarkan kriteria penulisan teks anekdot yang telah ditentukan, kemudian dianalisis berdasarkan format penilaian penulisan teks anekdot. Setelah itu, dikategorikan ke dalam lima kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Interpretasi data dilaksanakan berdasarkan kriteria tingkat keberhasilan perencanaan pembelajaran menulis teks anekdot dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, kriteria tingkat keberhasilan proses pelaksanaan pemebelajaran menulis teks anekdot dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, dan hasil pembelajaran menulis teks anekdot dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah.

Seluruh data terlebuh dahulu dikategorisasikan berdasarkan fokus penelitian, setelah itu, peneliti menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan. Adapun beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan; 2) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus;

3) Menganalisis data berupa hasil belajar siswa dari setiap siklus untuk mengetahui berhasil atau tidaknya penelitian yang telah dilakukan;

4) Menganalisis data berupa hasil observasi aktivitas guru. 5) Memberikan simpulan hasil analisis dari setiap siklusnya.

G. Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian yang dipakai dala penelitian ini adalah kriteria penilaian yang ada dalam buku panduan siswa yang diterbitkan oleh Kemendikbud.Berikut adalah kriteria penilaian teks anekdot siswa.

Tabel 3.6 Pedoman Penskoran Penilaian Keterampilan

SKOR KRITERIA


(43)

43

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

substantif;

abstraksi,orientasi,krisis,reaksi,koda; relevan dengan topik yang dibahas 3 B = cukup menguasai permasalahan;

cukup memadai; pengembangan krisis terbatas; relevan dengan topik tetapi kurang terperinci

2 C = penguasaan permasalahan terbatas;

substansi kurang; pengembangan topik tidak memadai

1 K = tidak menguasai permasalahan,

tidak ada substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai

STRUKTUR TEKS

4 SB =ekspresi lancar; gagasan terungkap

padat, dengan jelas; tertata dengan baik;

urutan logis

(abstraksi,orientasi,krisis,reaksi,koda); kohesif

3 B = kurang lancar; kurang terorganisasi

tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; logis tetapi tidak lengkap 2 C =tidak lancar; gagasan kacau atau

tidak terkait; urutan dan pengembangan kurang logis

1 K =tidak komunikatif; tidak terorganisasi; tidak layak dinilai

KOSAKATA 4 SB =penguasaan kata canggih; pilihan


(44)

44

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembentukan kata; penggunaan register tepat

3 B =penguasaan kata memadai; pilihan,

bentuk, dan penggunaan kata atau ungkapan kadang-kadang salah tetapi tidak mengganngu

2 C =penguasaan kata terbatas; sering

terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan koskata atau ungkapan; makna membingungkan atau tidak jelas 1 K =pengetahuan tentang kosakata,

ungkapan, dan pembentukan kata rendah; tidak layak nilai

KALIMAT 4 SB =konstruksi kompleks dan efektif;

terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa (urutan atau fungsi kata, artikel, pronominal, preposisi) 3 C =konstruksi sederhana tetapi efektif;

terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi sejumlah kesalahan penggunaan bahasa (fungsi atau urutan kata, artikel, pronomina, preposisi) tetapi makna cukup jelas

2 C =terjadi kesalahan serius dalam

konstruksi kalimat tunggal atau kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan atau fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat fragmen,


(45)

45

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelesapan; makna membingungkan atau kabur

1 K =tidak menguasai tata kalimat;

terdapat banyak kesalahan; tidak komunikatif; tidak layak nilai

MEKANIK 4 SB =menguasai aturan penulisan;

terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraph

3 B = kadang-kadang terjadi kesalahan

ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf

2 C =sering terjadi kesalahan ejaan, tanda

baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan atau kabur

1 K =tidak menguasai aturan penulisan;

terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf capital, dan penataan paragraph; tulisan tidak terbaca; tidak layak nilai

(Sumber: Kemdikbud,2013) Keterangan:

SB = Sangat Baik B = Baik C = Cukup K = Kurang Nilai = skor pemerolehan÷skor maksimal x 100


(46)

46

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengukur tes hasil belajar siswa, penulis menggunakan penilaian sistem PAP (Penilaian Acuan Patokan) dengan skala lima.

Tabel 3.7 Penilaian PAP Skala Lima Menurut Nurgiyantoro

Interval persentase tingkat penguasaan

Kategori nilai Kriteria nilai

85-100 A Baik sekali

75-84 B Baik

60-74 C Cukup

40-59 D Kurang


(47)

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

PENUTUP A. Simpulan

Setelahmelaksanakansemuakegiatandalampenelitian,

penelitidapatmengemukakansimpulanmengenaipenelitian yang

sudahdilakukan.Simpulandaripenelitianiniadalahbahwa model

pembelajaranberbasismasalahdapatmeningkatkanketerampilanmenulisteksanekdotsiswakel as X IIS 1 SMAN 17 Bandung.Berikutakandipaparkanmengenaiperencanaan, pelaksanaan, danhasilbelajarmenulissiswa.

1. Perencanaanpembelajaranmenulisteksanekdotdenganmenerapkan model pembelajaranberbasismasalahdisusundalamsebuahRencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP). RPP tersebutmemuatberbagaikomponen, yaituidentitassekolah, kompetensiintidanindikator, tujuanpembelaran, materipembelajaran, media, alat, dansumberbelajar, langkah-langkahpembelajaran, danpenilaian. Perencanaan proses pembelajarandisusunberdasarkanhasilstudipendahuluandanrefleksisehinggaperencanaa nsetiapsiklusberbeda-beda. Tahapperencanaanterbagimenjadibeberapabagian, yaitu (a) mengidentifikasimasalahdanpenerapan alternative pemecahanmasalah; (b) merencanakanpembelajaran yang akanditerapkandalam proses pembelajaran; (c) menentukanpokokbahasan; (d) menyiapkansumberbelajar; (e) mengembangkan format evaluasi; dan (f) mengembangkan format observasipembelajaran. Denganmenerapkantahap-tahaptersebut,

perencanaanpembelajaranmenulisteksanekdotmelalui model

pembelajaranberbasismasalahdapatdiselesaikandenganbaik.

2. Pelaksanaan proses pembelajaranpadapenelitianinimenggunakan model pembelajaran yang sama, yaitu model pembelajaranberbasismasalah. Hanyasaja, masalah yang diangkatdalamsetiapsiklusnyaberbeda-bedaberdasarkanpermasalahan yang

ditemukanpadahasilrefleksi. Penggunaan model

pembelajaranberbasismasalahinisangatberpengaruhterhadapaktivitassiswadanhasilbelaj arsiswa. Penggunaan model pembelajaraninidapatmeningkatkanperanaktifsiswa di


(48)

124

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaraninijugamendorongsiswauntukberpikirkritismengenaimasalahyang

ditemukan di lingkungansekitar.Penerapan model

pembelajaranberbasismasalahinisangatmemudahkansiswadalampembelajaranmenuliste ksanekdot.

3. Hasilbelajarsiswadalampembelajaranmenulisteksanekdotmelalui model pembelajaranberbasismasalahmenunjukkanpeningkatan yang signifikan. Hal tersebutdibuktikanmelaluihasilbelajarberupateksanekdot yang ditulissiswa, lembarobservasisiswa yang menunjukkanpeningkatanperanaktifsiswa di kelas,

danjurnalsiswa yang

menunjukkanpeningkatanresponpositifterhadappembelajaranmenulisteksanekdot.

B. Saran

Berdasarkanhasilpenelitian, beberapa saran yang

perludiperhatikanterkaitdenganupayapeningkatanmenulisteksanekdotmelalui model pembelajaranberbasismasalahadalahsebagaiberikut.

1. Penerapan model

pembelajaranberbasismasalahdalampeningkatanketerampilanmenulisteksanekdotmemil ikiperanan yang cukuppenting, terbuktidarihasilteksanekdotsiswa yang mengalamipeningkatanbertahap. Hal inidapatdijadikanalternatif model pembelajaranbagi guru untukmengajarkanpembelajaranmenulisteksanekdot.

2. Model

pembelajaranberbasismasalahtelahterbuktidapatmeningkatkanketerampilanmenulisteks anekdotsiswa. Model pembelajaraninipuntidakmenutupkemungkinanefektifuntukteks-teks lain untukjenjang SMP dan SMA. Makadariitu, penelitimenyarankan agar

pembacamelakukanpenelitian yang menggunakan model


(49)

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alan, B. S. (2011). Humor KeseharianKini. Jakarta: Utama Pena Ofset.

Carolina, A. (2010) PenggunaanMetode Creative Problem Solving (CPS) untukMeningkatkanPembelajaranMenulisKaranganArgumentasi

(PenelitianTindakanKelasterhadapSiswaKelas X MAN 1 Kota Bandung Tahun 2009-2010).Skripsi.UniversitasPendidikan Indonesia.

Danandjaja, J. (1984)Foklor Indonesia IlmuGosipdanDongeng.Jakarta: Graffiti Press. Eggen, P danKauchak.(2012)Strategidan Model

PembelajaranMengejarKontendanKeterampilanBerfikir. Jakarta: Indeks.

Fatimah, N. (2010)

TeksAnekdotsebagaiSaranaPengembanganKompetensiBahasadanKarakterSis wa.

Kemdikbud, (2013)Bahasa Indonesia: EkspresiDiridanAkademikKelas X. Jakarta: Kemdikbud.

Kunandar.(2008)

LangkahMudahPenelitianTindakanKelassebagaiPengembanganProfesi Guru. Jakarta: PT. RajagrafindoPersada.

Kunandar.(2013) PenilaianAutentik

(PenilaianHasilBelajarPesertaDidikBerdasarkanKurikulum 2013) SuatuPendekatanPraktis. Jakarta: PT. RajaGrafindoPersadaKurniawan, Khaerudin. (2012) BelajardanPembelajaranBahasadanSastra Indonesia. Bandung: CV. Bangkit Citra Persada.

Maryanto, dkk.(2013). Bahasa Indonesia EkspresiDiridanAkademik. Jakarta: KementrianPendidikandanKebudayaan.

Mulyasa.(2012) PraktikPenelitianTindakanKelas. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Mulyati, Y. (2010) Pengembangan Model

PembelajaranLiterasiBerbasisPemecahanMasalahuntukMeningkatkanKemam puanBerpikirKritisKreatif (StudiPengeambanganterhadapMahasiswa Mata KuliahUmumBahasa Indonesia di UniversitasPendidikan Indonesia).Disertasi.SekolahPascasarjana, UniversitasPendidikan Indonesia.


(50)

126

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nurgiyantoro, B. (2013) PenilaianPembelajaranBahasaBerbasisKompetensi. Yogyakarta: BPFE

Roestiyah.(2008) StrategiBelajarMengajar. Jakarta: RinekaCipta.

Rusman.(2012)Model-model Pembelajaran.Depok: PT. RajagrafindoPersada. Sumadayo, S. (2013) PenelitianTindakanKelas. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Sulistianti, I. (2010)

PembelajaranMenulisParagrafArgumentasidenganMenggunakan Model Problem Solving (StudiKuasiEksperimenpadaSiswaKelas X SMAN 1 Klari-Karawang).Skripsi.UniversitasPendidikan Indonesia.

Suyitno, I. (2011) MemahamiTindakanPembelajaran. Bandung: PT. RefikaAditama. Wachidah, S. (2004)PembelajaranTeksAnekdot. Jakarta:

DepartemenPenddidikanNasionalDirektoratJenderalPendidikanDasardanMene ngahDirektoratPendidikanLanjutPertama.

Wijana, I DewaPutu.(1995) “PemanfaatanTeks Humor dalamPegajaranAspek-

AspekKebahasaan”, II/1995.Halaman 23-30

Tarigan, H. G. (2008) MenulissebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim PelatihProyek PGSM. (1999) PenelitianTindakanKelas (Classroom Action Research) BahanPelatihanDosen LPTK dan Guru SekolahMenengah.Depdiknas.


(1)

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelesapan; makna membingungkan atau kabur

1 K =tidak menguasai tata kalimat;

terdapat banyak kesalahan; tidak komunikatif; tidak layak nilai

MEKANIK 4 SB =menguasai aturan penulisan;

terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraph

3 B = kadang-kadang terjadi kesalahan

ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf

2 C =sering terjadi kesalahan ejaan, tanda

baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan atau kabur

1 K =tidak menguasai aturan penulisan;

terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf capital, dan penataan paragraph; tulisan tidak terbaca; tidak layak nilai

(Sumber: Kemdikbud,2013) Keterangan:

SB = Sangat Baik B = Baik C = Cukup K = Kurang Nilai = skor pemerolehan÷skor maksimal x 100


(2)

46

Untuk mengukur tes hasil belajar siswa, penulis menggunakan penilaian sistem PAP (Penilaian Acuan Patokan) dengan skala lima.

Tabel 3.7 Penilaian PAP Skala Lima Menurut Nurgiyantoro Interval persentase

tingkat penguasaan

Kategori nilai Kriteria nilai

85-100 A Baik sekali

75-84 B Baik

60-74 C Cukup

40-59 D Kurang


(3)

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Setelahmelaksanakansemuakegiatandalampenelitian,

penelitidapatmengemukakansimpulanmengenaipenelitian yang sudahdilakukan.Simpulandaripenelitianiniadalahbahwa model pembelajaranberbasismasalahdapatmeningkatkanketerampilanmenulisteksanekdotsiswakel as X IIS 1 SMAN 17 Bandung.Berikutakandipaparkanmengenaiperencanaan, pelaksanaan, danhasilbelajarmenulissiswa.

1. Perencanaanpembelajaranmenulisteksanekdotdenganmenerapkan model pembelajaranberbasismasalahdisusundalamsebuahRencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP). RPP tersebutmemuatberbagaikomponen, yaituidentitassekolah, kompetensiintidanindikator, tujuanpembelaran, materipembelajaran, media, alat, dansumberbelajar, langkah-langkahpembelajaran, danpenilaian. Perencanaan proses pembelajarandisusunberdasarkanhasilstudipendahuluandanrefleksisehinggaperencanaa nsetiapsiklusberbeda-beda. Tahapperencanaanterbagimenjadibeberapabagian, yaitu (a) mengidentifikasimasalahdanpenerapan alternative pemecahanmasalah; (b) merencanakanpembelajaran yang akanditerapkandalam proses pembelajaran; (c) menentukanpokokbahasan; (d) menyiapkansumberbelajar; (e) mengembangkan format evaluasi; dan (f) mengembangkan format observasipembelajaran. Denganmenerapkantahap-tahaptersebut,

perencanaanpembelajaranmenulisteksanekdotmelalui model pembelajaranberbasismasalahdapatdiselesaikandenganbaik.

2. Pelaksanaan proses pembelajaranpadapenelitianinimenggunakan model pembelajaran yang sama, yaitu model pembelajaranberbasismasalah. Hanyasaja, masalah yang diangkatdalamsetiapsiklusnyaberbeda-bedaberdasarkanpermasalahan yang

ditemukanpadahasilrefleksi. Penggunaan model

pembelajaranberbasismasalahinisangatberpengaruhterhadapaktivitassiswadanhasilbelaj arsiswa. Penggunaan model pembelajaraninidapatmeningkatkanperanaktifsiswa di


(4)

124

pembelajaraninijugamendorongsiswauntukberpikirkritismengenaimasalahyang

ditemukan di lingkungansekitar.Penerapan model pembelajaranberbasismasalahinisangatmemudahkansiswadalampembelajaranmenuliste ksanekdot.

3. Hasilbelajarsiswadalampembelajaranmenulisteksanekdotmelalui model pembelajaranberbasismasalahmenunjukkanpeningkatan yang signifikan. Hal tersebutdibuktikanmelaluihasilbelajarberupateksanekdot yang ditulissiswa, lembarobservasisiswa yang menunjukkanpeningkatanperanaktifsiswa di kelas,

danjurnalsiswa yang

menunjukkanpeningkatanresponpositifterhadappembelajaranmenulisteksanekdot.

B. Saran

Berdasarkanhasilpenelitian, beberapa saran yang perludiperhatikanterkaitdenganupayapeningkatanmenulisteksanekdotmelalui model pembelajaranberbasismasalahadalahsebagaiberikut.

1. Penerapan model

pembelajaranberbasismasalahdalampeningkatanketerampilanmenulisteksanekdotmemil ikiperanan yang cukuppenting, terbuktidarihasilteksanekdotsiswa yang mengalamipeningkatanbertahap. Hal inidapatdijadikanalternatif model pembelajaranbagi guru untukmengajarkanpembelajaranmenulisteksanekdot.

2. Model

pembelajaranberbasismasalahtelahterbuktidapatmeningkatkanketerampilanmenulisteks anekdotsiswa. Model pembelajaraninipuntidakmenutupkemungkinanefektifuntukteks-teks lain untukjenjang SMP dan SMA. Makadariitu, penelitimenyarankan agar pembacamelakukanpenelitian yang menggunakan model pembelajaranberbasismasalahsebagaiobatuntukpermasalahanlainnya.


(5)

Sarah Ayudia Pratiwi, 2014

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Anekdot Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alan, B. S. (2011). Humor KeseharianKini. Jakarta: Utama Pena Ofset.

Carolina, A. (2010) PenggunaanMetode Creative Problem Solving (CPS) untukMeningkatkanPembelajaranMenulisKaranganArgumentasi

(PenelitianTindakanKelasterhadapSiswaKelas X MAN 1 Kota Bandung Tahun 2009-2010).Skripsi.UniversitasPendidikan Indonesia.

Danandjaja, J. (1984)Foklor Indonesia IlmuGosipdanDongeng.Jakarta: Graffiti Press. Eggen, P danKauchak.(2012)Strategidan Model

PembelajaranMengejarKontendanKeterampilanBerfikir. Jakarta: Indeks.

Fatimah, N. (2010)

TeksAnekdotsebagaiSaranaPengembanganKompetensiBahasadanKarakterSis wa.

Kemdikbud, (2013)Bahasa Indonesia: EkspresiDiridanAkademikKelas X. Jakarta: Kemdikbud.

Kunandar.(2008)

LangkahMudahPenelitianTindakanKelassebagaiPengembanganProfesi Guru. Jakarta: PT. RajagrafindoPersada.

Kunandar.(2013) PenilaianAutentik

(PenilaianHasilBelajarPesertaDidikBerdasarkanKurikulum 2013)

SuatuPendekatanPraktis. Jakarta: PT. RajaGrafindoPersadaKurniawan,

Khaerudin. (2012) BelajardanPembelajaranBahasadanSastra Indonesia. Bandung: CV. Bangkit Citra Persada.

Maryanto, dkk.(2013). Bahasa Indonesia EkspresiDiridanAkademik. Jakarta: KementrianPendidikandanKebudayaan.

Mulyasa.(2012) PraktikPenelitianTindakanKelas. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.

Mulyati, Y. (2010) Pengembangan Model

PembelajaranLiterasiBerbasisPemecahanMasalahuntukMeningkatkanKemam puanBerpikirKritisKreatif (StudiPengeambanganterhadapMahasiswa Mata

KuliahUmumBahasa Indonesia di UniversitasPendidikan


(6)

126

Nurgiyantoro, B. (2013) PenilaianPembelajaranBahasaBerbasisKompetensi. Yogyakarta: BPFE

Roestiyah.(2008) StrategiBelajarMengajar. Jakarta: RinekaCipta.

Rusman.(2012)Model-model Pembelajaran.Depok: PT. RajagrafindoPersada. Sumadayo, S. (2013) PenelitianTindakanKelas. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Sulistianti, I. (2010)

PembelajaranMenulisParagrafArgumentasidenganMenggunakan Model

Problem Solving (StudiKuasiEksperimenpadaSiswaKelas X SMAN 1 Klari-Karawang).Skripsi.UniversitasPendidikan Indonesia.

Suyitno, I. (2011) MemahamiTindakanPembelajaran. Bandung: PT. RefikaAditama. Wachidah, S. (2004)PembelajaranTeksAnekdot. Jakarta:

DepartemenPenddidikanNasionalDirektoratJenderalPendidikanDasardanMene ngahDirektoratPendidikanLanjutPertama.

Wijana, I DewaPutu.(1995) “PemanfaatanTeks Humor dalamPegajaranAspek-

AspekKebahasaan”, II/1995.Halaman 23-30

Tarigan, H. G. (2008) MenulissebagaiSuatuKeterampilanBerbahasa. Bandung: Angkasa.

Tim PelatihProyek PGSM. (1999) PenelitianTindakanKelas (Classroom Action

Research) BahanPelatihanDosen LPTK dan Guru

SekolahMenengah.Depdiknas.