UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIF.

(1)

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Batasan Masalah Penelitian ... 5

D. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Anggapan Dasar ... 7

H. Definisi Operasional ... 7

BAB II PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIF ... 8

A. Ihwal Menulis ... 8

1. Pengertian Menulis ... 8

2. Tujuan Menulis ... 9

3. Manfaat Menulis ... 11

B. Ihwal Teks Eksposisi ... 12

1. Hakikat Teks ... 13

2. PengertianTeks Eksposisi ... 15

3. Struktur Teks Eksposisi ... 16


(2)

C. Ihwal Model Pembelajaran Konstruktif ... 19

D. Ikhwal Model Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi dengan Model Pembelajaran Konstruktif ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Metode Penelitian ... 26

B. Subjek Penelitian ... 28

C. Tempat Penelitian ... 28

D. Prosedur Penelitian ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data Peneltian ... 31

F. Instrumen Penelitian ... 31

G. Teknik Pengolahan Data Penelitian... 42

H. Kategori dan Interpreatsi Data... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Setting Penelitian ... 44

B. Deskripsi Hasil Studi Pendahuluan ... 45

C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... 52

1. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 52

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 53

3. Pengamatan dan Analisis Siklus I ... 55

4. Refleksi Tindakan Siklus I ... 79

D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II ... 80

1. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 80

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 81

3. Pengamatan dan Analisis Siklus II ... 83

4. Refleksi Tindakan Siklus II ... 109

E. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III ... 111

1. Perencanaan Tindakan Siklus III ... 111


(3)

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

3. Pengamatan dan Analisis Siklus III ... 114

4. Refleksi Tindakan Siklus III ... 127

F. Hasil Penelitian ... 128

G. Pembahasan Hasil Penelitian ... 131

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 133

A. Simpulan ... 134

B. Saran ... 136

DAFTAR PUSTAKA ... 138 LAMPIRAN


(4)

Tabel 3.1 Format wawancara dengan Peseta Didik ... ..32

Tabel 3.2 Lembar Angket ... 32

Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru ... 34

Tabel 3.4 Lembar Observasi Peserta Didik... 36

Tabel 3.5 Skala Penilaian Menulis Teks Eksposisi ... 38

Tabel 3.6 Kategori Penilaian Teks Eksposisi Berdasarkan Skala Nilai ... 41

Tabel 4.1 Persentase Hasil Angket... 46

Tabel 4.2 Nilai Menulis Teks Eksposisi Kelas VII-A Siklus I ... 57

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Teks Eksposisi Subjek 19 pada Siklus I ... 60

Tabel 4.4 Hasil Penelitian Teks Eksposisi Subjek 2 pada Siklus I ... 62

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Teks Eksposisi Subjek 11 pada Siklus I ... 64

Tabel 4.6 Hasil penilaian Teks Eksposisi Subjek 13 pada Siklus I ... 66

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Teks Eksposisi Subjek 7 pada Siklus I ... 68

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Teks Eksposisi Subjek 18 pada Siklus I ... 70

Tabel 4.9 Hasil Penilaian Teks Eksposisi Subjek 5 pada Siklus I ... 72

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Teks Eksposisi Subjek 14 pada Siklus I ... 74

Tabel 4.11 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 75

Tabel 4.12 Catatan Lapangan Pembelajaran Siklus I ... 76

Tabel 4.13 Persentase Aktivitas Peserta Didik Selama PBM ... 76

Tabel 4.14 Nilai Menulis Teks Eksposisi Kelas VII-A Siklus II ... 74

Tabel 4.15 Hasil Penilaian Teks Eksposisi Subjek 8 pada Siklus II ... 88

Tabel 4.16 Hasil Penilaian Teks Eksposisi Subjek 19 pada Siklus II ... 90

Tabel 4.17 Hasil Penilaian Teks Eksposisi Subjek 10 pada Siklus II ... 92

Tabel 4.18 Hasil Penilaian Teks Eksposisi Subjek 21 pada Siklus II ... 94

Tabel 4.19 Hasil Penilaian Teks Eksposisi Subjek 2 pada Siklus II ... 96

Tabel 4.20 Hasil Penilaian Teks Eksposisi Subjek 3 pada Siklus II ... 98


(5)

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

Tabel 4.22 Hasil Penilaian Teks Eksposisi Subjek 14 pada Siklus II ... 103

Tabel 4.23 Hasil Penilaian Teks Eksposisi Subjek 9 pada Siklus II ... 105

Tabel 4.24 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 106

Tabel 4.25 Catatan Lapangan Pembelajaran Siklus II ... 107

Tabel 4.26 Persentase Aktivitas Peserta Didik Selama PBM ... 108

Tabel 4.27 Nilai Menulis Teks Eksposisi pada Siklus III ... 116

Tabel 4.28 Hasil Penelitian Teks Eksposisi Subjek 4 pada Siklus III ... 118

Tabel 4.29 Hasil PenelitianTeks Eksposisi Subjek 3 pada Siklus III ... 121

Tabel 4.30 Hasil Penelitian Teks Eksposisi Subjek 5 pada Siklus III ... 122

Tabel 4.31 Lembar Observasi Aktivitas Guru ... 123

Tabel 4.32 Catatan Lapangan Pembelajaran Siklus III ... 124

Tabel 4.33 Perolehan Nilai Peserta Didik pada Siklus I-III ... 128


(6)

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Alur Penelitian ... 18

Bagan 4.1 Kategori Data Nilai Menulis Teks Eksposisi siklus I ... 56

Bagan 4.2 Persentase Nilai Peserta Didik Siklus I Berdasarkan KKM ... 57

Bagan 4.3 Kategori Data Nilai Menulis Teks Eksposisi Siklus II ... 84

Bagan 4.4 Persentase Nilai Peserta Didik Siklus II Berdasarkan KKM ... 85

Bagan 4.5 Kategori Data Nilai Menulis Teks Eksposisi Siklus III ... 115

Bagan 4.6 Persentase Nilai Peserta Didik Siklus III Berdasarkan KKM ... 115


(7)

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat-surat

Lampiran 2 Hasil Teks Eksposisi Peserta Didik Lampiran 3 Hasil Observasi Peserta Didik Lampiran 4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Lampiran 5 Hasil Catatan Lapangan

Lampiran 6 Hasil Angket Siswa

Lampiran 7 Hasil Jurnal Harian Peserta Didik Lampiran 8 Foto- foto Penelitian


(8)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Masalah ini akan dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Berdasarkan permasalahan yang muncul di dalam kelas, peneliti akan berusaha mengkaji dan merefleksi pembelajaran dengan tujuan dapat mengatasi permasalahan yang muncul. Elliot dalam Syamsuddin dan Damaianti, 2011, hlm. 192) menyatakan bahwa penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas kegiatan yang ada di dalamnya. Seluruh prosesnya, yang meliputi penelaahan, pendiagnosaan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan dampak yang diperlukan.

Selanjutnya Paizaluddin dan Ermalinda, 2013, hlm. 6) mengartikan PTK sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subjek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.

Secara lebih luas penelitian tindakan kelas diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subjek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi sehingga diperoleh hasil yang baik. Tindakan yang secara sengaja diberikan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru kemudian dilakukan oleh peserta didik (Suharsimi, 2010, hlm. 17).

Dengan demikian dapat disimpulkan, penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan.


(9)

27

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat beberapa alasan mengapa PTK ini digunakan sebagai metode pemecahan masalah dalam penelitian ini. Supardi, 2009, hlm. 110) mengemukakan penelitian tindakan kelas memiliki tiga ciri pokok, yaitu sebagai berikut.

1) Inkuiri reflektif. PTK berangkat dari permasalahan pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi oleh guru dan peserta didiknya. Jadi, kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas (practice driven) dan pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi (action driven).

2) Kolaboratif. Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di luar sekolah (guru), tetapi ia berkolaborasi dengan guru.

3) Reflektif. PTK memiliki ciri khusus, yaitu sikap reflektif yang berkelanjutan. Berbeda dengan pendekatan penelitian formal, yang sering mengutamakan pendekatan empiris eksperimental, penelitian tindakan kelas lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian.

Prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan penelitian tindakan model Suharsimi Arikunto (Erma dan Paizaluddin, 2013, hlm. 34). Alur penelitiannya sebagai berikut.

Refleksi SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan Refleksi

?

Pelaksanaan Pelaksanaan Perencanaan


(10)

Keempat langkah atau tahap tersebut merupakan satu siklus yang artinya sesudah langkah ke-4, lalu kembali ke-1 dan seterusnya. Meskpun sifatnya berbeda, langkah ke-2 dan ke-3 dilakukan secara bersamaan jika pelaksana dan pengamat berbeda. Namun, apabila pelaksana merupakan pengamat juga, maka pengamatan dilakukan sesudah pelaksanaan dengan cara mengingat-ingat apa yang sudah terjadi. Dengan kata lain, objek pengamatan sudah lampau.

Secara utuh, tindakan yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas seperti digambarkan dalam bagan, melalui langkah atau tahapan berikut.

Tahap 1

Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan, menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Tahap 2

Pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan kelas. Pada tahap ini pelaksana harus ingat dan taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar. Modifikasi diperbolehkan selama tidak mengubah prinsip, dan hindari kekakuan.

Tahap 3

Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat. Tahap 4

Refleksi atau pantulan, yaitu mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini merupakan PTK kolaboratif, yaitu bersifat praktis berdasarkan permasalahan nyata dalam pembelajaran menulis teks eksposisi di SMP Citra Cemara kelas VII. Subjek pelaku tindakan adalah guru bahasa Indonesia. Subjek penerima adalah peserta didik SMP Citra Cemara.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas VII-A SMP Citra Cemara kelas VII semester I Tahun Ajaran 2013/2014.


(11)

29

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap. Adapun tahapan-tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Tahapan Studi Pendahuluan

Peneliti melakukan kegiatan studi pendahuluan atau penelitian awal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan seputar menulis teks eksposisi. Berikut hal-hal yang dilakukan dalam penelitian awal.

a. Wawancara dengan peserta didik di kelas VII SMP Citra Cemara.

b. Menyebarkan angket kepada peserta didik kelas VII SMP Citra Cemara mengenai pembelajaran menulis teks eksposisi.

Setelah melakukan penelitian awal, peneliti mengevaluasi dan menganalisis hasil serta penyebaran angket. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kendala-kendala peserta didik dalam menulis, khusus menulis teks eksposisi.

2. Tahap Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan atau persiapan tindakan ini dilakukan sebagai bentuk perencanaan terhadap pemecahan masalah. Dalam hal ini, pemecahan masalah yang ditawarkan adalah penggunaan model pembelajaran konstruktif. Persiapan tindakan yang direncanakan meliputi hal-hal berikut ini.

a) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, mulai dari kegiatan yang dilakukan peserta didik, sampai pada media serta strategi yang diterapkan dalam rangka menerapkan tindakan perbaikan.

b) Menyiapkan cara serta alat untuk menilai dan menganalisis proses serta hasil pembelajaran.

3. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan atau penerapan tindakan dilakukan dengan empat prosedur, yakni perencanaan, aksi/pelaksanaan, refleksi dan observasi. Berikut ini penjabarannya.

a. Perencanaan

Tahapan perencanaan ini berupa rencana kegiatan dalam menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran menulis eksposisi. Rencana kegiatan yang


(12)

dilakukan adalah (1) menyusun rencana pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif, (2) menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar jurnal peserta didik, wawancara, dan dokumentasi foto untuk memperoleh data nontes, (3) menyiapkan perangkat tes menulis teks eksposisi dan pedoman penilaian, (4) menyiapkan teks eksposisi yang akan digunakan dalam pembelajaran, (5) menyiapkan media pembelajaran, (6) kolaborasi dengan guru atau rekan untuk membantu dalam kegitan dokumentasi.

b. Aksi/pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan, peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Secara garis besar rencana kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran menulis eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif. Tindakan ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu, pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

c. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh observer atau yang disebut pengamat untuk melakukan obervasi mengenai jalannya pelaksanaan pembelajaran. Pengamat mengamati dan mencatat segala hal yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Melalui observasi ini, diungkap segala peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran, baik aktifitas peserta didik selama melakukan kegiatan pembelajaran maupun respons peserta didik terhadap media dan pembelajaran. Dalam mengobservasi, pengamat diberikan format observasi yang telah disediakan peneliti.

d. Refleksi

Setelah semua kegiatan pembelajaran berjalan dan selesai, peneliti melakukan refleksi terhadap apa yang telah dilaksanakan dengan cara mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis, diseleksi, disederhanakan,dan diorganisasikan secara rasional. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan refleksi untuk melihat bagaimana perkembangan yang telah dicapai. Peneliti juga mencermati hasil observasi untuk bahan refleksi.


(13)

31

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siklus diteruskan dan terus berlanjut ketika hasil refleksi memperlihatkan lemahnya kemampuan menulis eksposisi peserta didik. Siklus dihentikan ketika kemampuan menulis eksposisi peserta didik dirasakan sudah cukup memperlihatkan peningkatan yang signifikan serta semua peserta didik telah mencapai standar KKM.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini berupa teknik tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemapuan peserta didik dalam menulis eksposisi setelah mendapat pembelajaran dengan metode konstruktif.

Hasil tes ini merupakan tes berbentuk tertulis yang berupa hasil jenis tes yang digunakan adalah tes dengan menggunakan soal uraian. Hasil tes ini kemudian diolah dan dianalisis untuk melihat bagaimana perkembangan hasil belajar peserta didik. Seperti tujuan awal penelitian ini bahwa salah satunya adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis eksposisi maka melalui tes peneliti dapat melihat apakah kemampuan peserta didik benar-benar meningkat atau tidak.

Teknik nontes digunakan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap media dan pembelajaran yang digunakan. Untuk memperoleh data nontes dilakukan dengan menyebar angket, observasi, kegiatan wawancara dan catatan harian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah (Arikunto, 2006, hlm. 134). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas wawancara, observasi guru dan peserta didik, jurnal peserta didik, catatan lapangan, instrumen tes, lembar kriteria penilaian teks eskpsosi, serta rencana pelaksanaan pembelajaran menulis teks eksposisi.


(14)

a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan peserta didik kelas VII SMP Citra Cemara. Wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai proses pembelajaran teks eksposisi yang selama ini dilaksanakan.

Tabel 3.1

Format Wawancara dengan Peserta didik kelas VII SMP Citra Cemara

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagaimana menurutmu pembelajaran menulis yang dilaksanakan oleh guru bahasa Indonesia?

2. Apa yang kamu dapatkan dalam pembelajaran menulis?

3. Bagaimanakah strategi pembelajaran menulis teks eksposisi yang dilaksanakan di kelas?

4. Apakah ada kesulitan dalam melakukan kegiatan menulis teks eksposisi?

b. Angket

Angket yang disebarkan adalah angket yang bentuk pilihan ganda. Angket yang disebar berisi pertanyaaan mengenai hal pokok yang terkait dengan penelitian ini. Untuk mengetahui ketertarikan peserta didik terhadap menulis, angket ini disebarkan sebelum pemberian tindakan.

Tabel 3.2 Lembar Angket Petunjuk pengisian angket :

Berilah tanda (V) pada jawaban “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan pembelajaran Bahasa Indonesia yang kamu dapatkan.

No Pertanyaan/pernyataan Ya Tidak

1. Apakah bagi Anda pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang menyenangkan?


(15)

33

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Apakah bagi Anda aktivitas menulis itu menyenangkan? 3. Apakah menulis membuat Anda percaya diri dalam

menuangkan ide-ide pikiran atau pendapat?

4. Apakah Anda lebih menyukai kegiatan menulis daripada membaca?

5. Apakah Anda lebih menyukai kegiatan menulis daripada berbicara?

6. Apakah Anda Anda lebih menyukai kegiatan menulis daripada menyimak?

7. Apakah Anda mengetahui pengertian dari teks eksposisi?

8. Apakah Anda pernah menulis teks eksposisi?

9. Apakah Anda termotivasi dan berminat dalam kegiatan menulis teks eksposisi?

10. Apakah Anda senang jika mendapat tugas menulis teks eksposisi?

11. Apakah Anda sudah terbiasa berlatih menulis teks esksposisi?

12. Apakah Anda sering mengalami kesulitan dalam menuangkan ide ketika menulis teks eksposisi? 13. Apakah Anda sudah terbiasa menulis teks eksposisi

dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran? 14. Apakah Anda sudah terbiasa menulis teks eksposisi

dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik?

15. Apakah Anda merasa bahwa proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan sudah membuat Anda terampil menulis teks eksposisi?


(16)

c. Lembar Observasi

Lembar Observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan untuk melihat aktivitas guru dan peserta didik selama pembelajaran berlangsung dan proses pembelajarannya dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif dalam pembelajaran menulis teks eksposisi. Pengisian lembar observasi berdasarkan kondisi yang nyata dan faktual yang terjadi saat proses pembelajaran.

Lembar 3.3

Lembar Observasi Guru

Hari/Tanggal :

Nama Observer :

Pertemuan ke :

Petunjuk pengisian lembar observasi :

Berilah tanda ceklis (V) pada salah satu kolom, 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), 4 (sangat baik) untuk setiap pernyataan sesuai dengan pendapat Anda.

No Aspek yang dinilai Kategori

1 2 3 4

1. Kemampuan membuka pelajaran (apersepsi) a. Menarik perhatian peserta didik b. Memotivasi peserta didik

c. Membuat kaitan materi ajar yang akan diajarkan

d. Memberikan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan awal peserta didik

2. Fase Eksplorasi

a. Menampilkan gambar yang bertemakan “Bahaya Narkoba Bagi Remaja”

b. Memberikan ruang gerak bagi peserta didik untuk bekerja sama.

c. Mengarahkan peserta didik untuk melakukan pengamatan terhadap gambar yang disediakan.


(17)

35

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pola pikir melalui gambar yang mereka amati.

3 Diskusi dan Pengenalan Konsep

a. Mendorong peserta didik untuk mengungkapkan dan menjelaskan konsep dengan argumrntasi mereka.

b. Menyuruh peserta didik menentukan tesis secara individual.

c. Menyuruh peserta didik menyusun argumen teks eksposisi yang akan dibuat secara individual.

d. Menyuruh peserta didik menyusun kerangka teks eksposisi.

4 Pengembangan dan Aplikasi

a. Mengarahkan peserta didik untuk

mengembangkan kerangka tulisan yang dibuat ke dalam teks eksposisi yang utuh.

5 Evaluasi

a. Menggunakan media secara efektif b. Menggunakan media secara efisien

c. Membantu kelancaran proses pembelajaran 6 Tahap Evaluasi

a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek.

b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal yang telah direnanakan dalam RPP

c. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

d. Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang.

7 Kemampuan menutup pelajaran


(18)

kompetensi yang diajarkan. b. Memberi kesempatan bertanya

c. Menginformasikan materi ajar berikutnya.

Tabel 3.4

Lembar Observasi Peserta Didik Hari/tanggal :

Pertemuan ke :

Petunjuk pengisian lembar observasi :

Berilah tanda ceklis (V) pada salah satu kolom, 1 (kurang), 2 (cukup), 3 (baik), 4 (sangat baik) untuk setiap pernyataan yang sesuai dengan pendapat Anda.

No Aspek yang Diamati Kategori

Ya Tidak 1. Aktivitas peserta didik selama mengikuti KBM

a. Memperhatikan penjelasan guru

b. Mengikuti langkah-langkah pembelajaran (duduk santai, rileks, konsentrasi)

c. Menulis teks eksposisi

d. Memperhatikan penjelasan guru

2 Inisiatif dalam mengajukan pendapat (bertanya) a. Keaktifan untuk bertanya

b. Penyanggahan terhadap sesuatu yang kurang sependapat.

c. Mampu memberikan alasan atas pendapat yang diajukan.

d. Peserta didik tidak mengerjakan pekerjaan lain pada saat pembelajaran berlangsung

3 Perilaku peserta didik selama pembelajaran

a. Peserta didik berkonsentrasi penuh terhadap pembelajaran.


(19)

37

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang diberikan (tidak melamun atau berguarau).

c. Peserta didik dengan sungguh-sungguh mengerjakan tugas yang diberikan guru.

d. Peserta didik tidak mengerjakan pekerjaan lain pada saat pembelajaran.

d. Instrumen Tes

Untuk mengetahui kemampuan proses belajar dalam menulis teks eksposisi, berikut adalah soal yang digunakan.

e. Jurnal Harian Peserta Didik

Jurnal peserta didik diberikan kepada peserta didik setiap akhir proses pembelajaran, jurnal ini diberikan dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai respons peserta didik terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Data yang diperoleh dgunakan sebagai masukan untuk pembelajaran berikutnya.

Jurnal Harian Peserta Didik Petunjuk

1. Tuliskan terlebih dulu nama, kelas, serta hari dan tanggal pada lembaran yang telah disediakan !

2. Pertanyaan ini tidak mempengaruhi penilaian maka jawablah dengan jujur dan sebenar-benarnya.

Nama : Kelas : Hari, tanggal :

a) Materi apa yang kamu dapat hari ini dan bagaimana kesanmu tentang materi hari ini?

Jawab :

b) Kesulitan apa yang kamu temukan dalam pembelajaran hari ini?

Susunlah sebuah teks eksposisi yang utuh sesuai karakteristik teks eksposisi berdasarkan kerangka teks yang kamu susun sebelumnya!


(20)

Jawab :

c) Manfaat apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran hari ini? Jawab :

d) Apa yang kamu rasakan setelah menulis teks eksposisi hari ini? Jawab :

f. Instrumen Penilaian Teks

Tabel 3.5

Skala Penilaian Teks Eksposisi

Aspek Skor Kriteria Komentar

27-30

Sangat baik - sempurna: menguasai topik tulisan; substantif; lengkap; relevan dengan topik yang dibahas.

22-26

Cukup-baik: cukup menguasai

permasalahan; cukup memadai; pengembangan tesis terbatas; relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci

17-21

Sedang-cukup: penguasaan

permasalahan terbatas; substansi kurang; pengembangan topik tidak memadai

13-16

Sangat kurang-kurang: tidak

menguasai permasalahan; tidak ada substansi; tidak relevan; tidak layak dinilai

18-20

Sangat baik-sempurna: ekspresi

lancar; gagasan terungkap padat dengan jelas; tertata dengan baik; urutan logis; kohesif

14-17 Cukup-baik: kurang lancar; kurang I

S I


(21)

39

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terorganisasi, tetapi ide utama ternyatakan; pendukung terbatas; logis, tetapi tidak lengkap

10-13

Sedang-cukup: tidak lancar; gagasan kacau atau tidak terkait; urutan dan pengembangan kurang logis

7-9

Sangat kurang-kurang: tidak

komunikatif; tidak terorganisasi; tidak layak dinilai

13-15

Sangat baik-sempurna: penguasaan kata canggih; pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai pembentukan kata; penggunaan register tepat

10-12

Cukup-baik: penguasaan kata

memadai; pilihan, bentuk, dan penggunaan kata/ungkapan kadang-kadang salah, tetapi tidak mengganggu

7-9

Sedang-cukup: penguasaan kata

terbatas; sering terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan kosakata/ungkapan;makna

membingungkan atau tidak jelas

4-6

Sangat kurang-kurang: pengetahuan tentang kosakata, ungkapan, dan pembentukan

kata rendah; tidak layak nilai

18-20

Sangat baik-sempurna: konstruksi kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit (<5) kesalahan penggunaan bahasa (urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, preposisi) S T R U K T U R T E K O S A K A T A


(22)

14-17

Cukup-baik: konstruksi sederhana,

tetapi efektif; terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks; terjadi sejumlah kesalahan (5 s.d. 10) penggunaan bahasa (fungsi/urutan kata, artikel, pronomina, preposisi), tetapi makna cukup jelas

10-13

Sedang-cukup: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat tunggal/kompleks (sering terjadi kesalahan pada kalimat negasi, urutan/fungsi kata, artikel, pronomina, kalimat fragmen,

pelesapan; makna membingungkan atau kabur. 10 s.d. 15 kesalahan

7-9

Sangat kurang-kurang: tidak

menguasai tata kalimat; terdapat banyak kesalahan (>15); tidak komunikatif; tidak layak dinilai

13-15

Sangat baik - sempurn :

menguasai aturan penulisan; terdapat sedikit kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan

penataan paragraf (<5)

10-12

Cukup-baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan

penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna (5 s.d. 10)

7-9

Sedang-cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan M E K A N I K K A L I M A T


(23)

41

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penataan paragraf; tulisan tangan tidak jelas; makna membingungkan atau kabur (10 s.d. 15)

4-6

Sangat kurang-kurang: tidak

menguasai aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai (>15)

Sumber : Buku Guru Wahana Pengetahuan Kelas VII, Jakarta : Kemendikbud RI, 2013.

Keterangan :

SB = Sangat baik ; B = baik ; C = cukup ; K=kurang Nilai = � ℎ�

� � � �

Setelah teks eksposisi dihitung skornya, kemudian skor tersebut dikelompokkan berdasarkan kategori nilai.

Penulis menggunakan kategori penilaian berdasarkan skala nilai berikut ini : Tabel 3.6

Kategori Penilaian Teks Laporan Hasil Observasi Berdasarkan Skala Nilai

Nilai Predikat

3,67 – 4,00 A

3,34 – 3,66 A-

3,01 – 3,33 B+

2,67 – 3,00 B

2,34 – 2,66 B-

2,01 – 2,33 C+

1,67 – 2,00 C

1,34 – 1,66 C-


(24)

≤ 1,00 D

Sumber : Permendikbud No.66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Kurikulum 2013.

Data hasil penelitian dan pengamatan, selanjutnya dididentifikasi kelemahan dan kelebihannya serta dikonsultasikan kepada rekan kolaborasi. Hasilnya kemudian disusun menjadi kesimpulan-kesimpulan untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam upaya mencapai hasil tindakan yang lebih baik dan memuaskan.

G. Teknik Pengolahan Data Penelitian

Tehnik pengolahan data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Uraian tentang teknik kuantitatif dan teknik kualitatif adalah sebagai berikut.

a. Teknik Kuantitatif

Teknik kuantitatif dipakai untuk menganalisis data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes keterampilan menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif. Nilai dari setiap siklus dihitung jumlahnya dalam satu kelas, selanjutnya jumlah tersebut dihitung dalam persentase dengan rumus sebagai berikut. Secara sederhana rumusnya adalah :

X = ∑� Keterangan :

X = Rata-rata

∑X = Jumlah seluruh skor N = Banyak subjek

Untuk mencari persentase menurut Sudjana, 2005, hlm. 131), persentase dihitung dengan rumus � .

Contoh: Siswa yang memenuhi ketuntasan KKM 15 orang siswa dari 40 siswa. Untuk mencari persentase siswa yang tuntas KKM dengan cara:

� � = % 〱 = 7, %


(25)

43

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi persentase siswa yang tuntas KKM adalah 37,5%.

Hasil perhitungan tes kemampuan peserta didik dalam menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif dengan teknik pengamatan objek langsung di setiap siklsnya dan jika dibandingkan akan memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan kemampuan menulis peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif pada siswa kelas VII-A SMP Citra Cemara.

b. Teknik Kualitatif

Teknik kualitatif dipakai untuk menganalisis data non-tes yang berupa lembar observasi guru dan siswa, jurnal siswa, angket siswa, dan dokumentasi foto. Data hasil pengamatan beserta data jurnal siswa dan angket siswa dianalisis dengan cara mendeskripsikan hasil pengamatan yang kemudian dikelompokkan berdasarkan aspek-aspek yang diteliti. Sementara itu, data yang berupa foto digunakan sebagai bukti otentik proses pembelajaran.

H. Kategori dan Interpretasi Data

Data yang dianalisis dan direfleksi terlebih dahulu dikategorikan berdasarkan fokus penelitian. Data dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan siswa dalam menulis teks eksposisi melalui model pembelajaran konstruktif, hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa yang berupa narasi dianalisis berdasarkan format penilaian menulis teks eksposisi. Interpretasi data dilakukan berdasarkan kriteria tingkat keberhasilan perencanaan pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif.


(26)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP Citra Cemara diperoleh permasalahan dalam menulis teks eksposisi. Hal tersebut disebabkan oleh motivasi peserta didik dalam hal menulis sangat rendah. Peserta didik menganggap menulis adalah kegiatan yang sulit. Selain itu, model pembelajaran yang pernah diterapkan belum bisa memotivasi peserta didik untuk menulis teks eksposisi sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam mengembangkan/menemukan ide untuk menulis teks eksposisi. Oleh karena hal tersebut, peneliti memberikan tindakan pada kelas VII-A untuk meningkatkan kemampuan menulis teks eksposisi peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif untuk menstimulus peserta didik agar dapat menulis teks eksposisi dan mengurangi kesulitan-kesulitan mereka ketika menulis teks eksposisi.

Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran, dapat dinyatakan beberapa simpulan.

1. Perencanaan pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif dilakukan untuk tiga siklus. Berdasarkan hasil wawancara dan angket pada studi pendahuluan, peneliti menemukan permasalahan pada pembelajaran menulis teks eksposisi. Peserta didik mengalami kesulitan dalam menemukan ide untuk menulis teks eksposisi. Selain itu, motivasi peserta didik dalam menulis juga sangat rendah. Untuk permasalahan tersebut peneliti memilih model pembelajaran konstruktif sebagai alternatif untuk mengatasinya. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif adalah sebagai berikut : (1) menyiapkan rencana pelaksanaan model pembelajaran konstruktif dengan skenario semenarik mungkin (2) menyiapkan media pembelajaran yang bisa


(27)

135

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kriteria penilaian teks eksposisi (4) menyiapkan artikel dan gambar yang membantu peserta didik untuk mengembangkan ide/gagasan dalam menulis teks eksposisi, dan (5) menyiapkan jurnal peserta didik.

2. Pelaksanaan pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif pada peserta didik kelas VII-A SMP Citra Cemara berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan di setiap siklus. Segala komponen pembelajaran yang mendukung keberhasilan pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif setiap siklusnya mengalami peningkatan. Media pembelajaran dan kelemahan guru dalam mengondisikan kondisi kelas pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II, dan cara guru memotivasi peserta didik yang masih kurang efektif pada siklus II dapat diperbaiki pada siklus III. Segala komponen tersebut sangat berpengaruh pada hasil pembelajaran yang hendak dicapai. Selain itu, penilaian pengamat yang mengamati kegiatan belajar mengajar di kelas dan nilai teks eksposisi yang ditulis peserta didik yang setiap siklusnya semakin meningkat.

3. Hasil pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif setiap siklusnya mengalami peningkatan dan mencapai target mencapai KKM pada siklus ketiga. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai peserta didik pada setiap siklusnya. Siklus I, peserta didik yang lulus hanya empat orang, siklus dua bertambah menjadi sebelas orang, dan pada siklus ketiga semua peserta didik mencapai nilai tuntas sesuai KKM. Kesulitan peserta didik dalam mengembangkan ide dan membuat kesimpulan teks eksposisi (struktur penegasan ulang pendapat) dapat diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II dan III, peserta didik juga lebih aktif bertanya dan berpendapat selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Beberapa peserta didik yang motivasi menulisnya sangat rendah, setelah siklus III menjadi termotivasi menulis oleh media dan video motivasi pembelajaran yang dipersiapkan oleh guru. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran konstruktif terbukti bisa


(28)

meningkatkan kemampuan peserta didik dan mampu menstimulus serta memotivasi peserta didik dalam pembelajaran menulis teks eksposisi.

B. Saran

Dari hasil penelitian menulis teks eksposisi dengan mengggunakan model pembelajaran konstruktif, penulis memberikan saran sebagai berikut.

1. Keterampilan menulis merupakan keterampilan tertinggi. Tidak sedikit peserta didik yang menganggap menulis sebagai keterampilan yang sulit. Oleh sebab itu, banyak peserta didik yang tidak mempunyai motivasi menulis. Seperti halnya dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa peserta didik harus diberi motivasi sebelum menulis. Oleh sebab itu guru disarankan menyiapkan media yang mampu membangkitkan motivasi menulis teks eksposisi.

2. Keterampilan menulis juga merupakan keterampilan yang kompleks. Untuk mendukung keterampilan menulis, keterampilan berbahasa yang lain juga sangat diperlukan. Seperti halnya dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa salah satu penyebab kebingungan peserta didik dalam mengembangkan ide adalah disebabkan rendahnya motivasi membaca peserta didik. Oleh sebab itu, peneliti juga menyarankan untuk guru agar memotivasi peserta didik untuk meningkatkan keterampilan berbahasa yang lain supaya peserta didik tidak sulit menemukan ide saat mereka menulis.

3. Salah satu kesulitan yang dialami peserta didik saat menulis teks eksposisi adalah sulit mengembangkan ide/gagasan. Oleh sebab itu, model pembelajaran yang digunakan di kelas seharusnya adalah pembelajaran yang membantu peserta didik mengembangkan ide/gagasannya. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia disarankan menggunakan model pembelajaran konstruktif dalam pembelajaran menulis teks eksposisi karena model pembelajaran konstruktif terbukti bisa menstimulus peserta didik untuk aktif membangun/mengonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman yang pernah dimiliki peserta didik sebelumnya dengan pengetahuan yang baru


(29)

137

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperoleh yang akhirnya bisa membantu peserta didik dalam mengembangkan ide/gagasan dalam menulis teks eksposisi.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. & Senny S. (2005). Pokoknya menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Arikunto, S. dkk. (2010). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2014a). Materi pelatihan implementasi

Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan

Kebudayaan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2014b). Bahasa Indonesia wahana

pengetahuan SMP kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Emilia, E. (2011). Pendekatan genre based dalam pengajaran bahasa Inggris:

Petunjuk untuk Guru. Bandung: Rizqi Press.

Jauhari, H. (2013). Terampil mengarang. Bandung: Nuansa Cendekia.

Paizaluddin & Ermalinda. (2013). Penelitian tindakan kelas. Bandung: Alfabet. Semi, A. (2007). Dasar-dasar keterampilan menulis. Bandung: Angkasa. Sidik, M. H. (2008). Penerapan model pembelajaran konstruktif untuk

meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai energi gerak.(Skripsi)

Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

Susilana, dkk. (2006). Kurikulum dan pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan.

Syamsuddin, A.R & Damaianti, V.S. (2011). Metode penelitian pendidikan


(31)

139

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014 Marta Octavia Ronauli Siregar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tarigan, H. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tobroni & Mustafa. (2012). Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: Ar-rus Media.

Wilyaningsih. (2010). Penerapan model pembelajaran konstruktif untuk

meningkatkan kemampuan menulis cerpen. (Skripsi). Jurusan


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP Citra Cemara diperoleh permasalahan dalam menulis teks eksposisi. Hal tersebut disebabkan oleh motivasi peserta didik dalam hal menulis sangat rendah. Peserta didik menganggap menulis adalah kegiatan yang sulit. Selain itu, model pembelajaran yang pernah diterapkan belum bisa memotivasi peserta didik untuk menulis teks eksposisi sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam mengembangkan/menemukan ide untuk menulis teks eksposisi. Oleh karena hal tersebut, peneliti memberikan tindakan pada kelas VII-A untuk meningkatkan kemampuan menulis teks eksposisi peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif untuk menstimulus peserta didik agar dapat menulis teks eksposisi dan mengurangi kesulitan-kesulitan mereka ketika menulis teks eksposisi.

Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran, dapat dinyatakan beberapa simpulan.

1. Perencanaan pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif dilakukan untuk tiga siklus. Berdasarkan hasil wawancara dan angket pada studi pendahuluan, peneliti menemukan permasalahan pada pembelajaran menulis teks eksposisi. Peserta didik mengalami kesulitan dalam menemukan ide untuk menulis teks eksposisi. Selain itu, motivasi peserta didik dalam menulis juga sangat rendah. Untuk permasalahan tersebut peneliti memilih model pembelajaran konstruktif sebagai alternatif untuk mengatasinya. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif adalah sebagai berikut : (1) menyiapkan rencana pelaksanaan model pembelajaran konstruktif dengan skenario semenarik mungkin (2) menyiapkan media pembelajaran yang bisa


(2)

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014

kriteria penilaian teks eksposisi (4) menyiapkan artikel dan gambar yang membantu peserta didik untuk mengembangkan ide/gagasan dalam menulis teks eksposisi, dan (5) menyiapkan jurnal peserta didik.

2. Pelaksanaan pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif pada peserta didik kelas VII-A SMP Citra Cemara berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan di setiap siklus. Segala komponen pembelajaran yang mendukung keberhasilan pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif setiap siklusnya mengalami peningkatan. Media pembelajaran dan kelemahan guru dalam mengondisikan kondisi kelas pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II, dan cara guru memotivasi peserta didik yang masih kurang efektif pada siklus II dapat diperbaiki pada siklus III. Segala komponen tersebut sangat berpengaruh pada hasil pembelajaran yang hendak dicapai. Selain itu, penilaian pengamat yang mengamati kegiatan belajar mengajar di kelas dan nilai teks eksposisi yang ditulis peserta didik yang setiap siklusnya semakin meningkat.

3. Hasil pembelajaran menulis teks eksposisi dengan menggunakan model pembelajaran konstruktif setiap siklusnya mengalami peningkatan dan mencapai target mencapai KKM pada siklus ketiga. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai peserta didik pada setiap siklusnya. Siklus I, peserta didik yang lulus hanya empat orang, siklus dua bertambah menjadi sebelas orang, dan pada siklus ketiga semua peserta didik mencapai nilai tuntas sesuai KKM. Kesulitan peserta didik dalam mengembangkan ide dan membuat kesimpulan teks eksposisi (struktur penegasan ulang pendapat) dapat diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II dan III, peserta didik juga lebih aktif bertanya dan berpendapat selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Beberapa peserta didik yang motivasi menulisnya sangat rendah, setelah siklus III menjadi termotivasi menulis oleh media dan video motivasi pembelajaran yang dipersiapkan oleh guru. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran konstruktif terbukti bisa


(3)

meningkatkan kemampuan peserta didik dan mampu menstimulus serta memotivasi peserta didik dalam pembelajaran menulis teks eksposisi.

B. Saran

Dari hasil penelitian menulis teks eksposisi dengan mengggunakan model pembelajaran konstruktif, penulis memberikan saran sebagai berikut.

1. Keterampilan menulis merupakan keterampilan tertinggi. Tidak sedikit peserta didik yang menganggap menulis sebagai keterampilan yang sulit. Oleh sebab itu, banyak peserta didik yang tidak mempunyai motivasi menulis. Seperti halnya dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa peserta didik harus diberi motivasi sebelum menulis. Oleh sebab itu guru disarankan menyiapkan media yang mampu membangkitkan motivasi menulis teks eksposisi.

2. Keterampilan menulis juga merupakan keterampilan yang kompleks. Untuk mendukung keterampilan menulis, keterampilan berbahasa yang lain juga sangat diperlukan. Seperti halnya dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa salah satu penyebab kebingungan peserta didik dalam mengembangkan ide adalah disebabkan rendahnya motivasi membaca peserta didik. Oleh sebab itu, peneliti juga menyarankan untuk guru agar memotivasi peserta didik untuk meningkatkan keterampilan berbahasa yang lain supaya peserta didik tidak sulit menemukan ide saat mereka menulis.

3. Salah satu kesulitan yang dialami peserta didik saat menulis teks eksposisi adalah sulit mengembangkan ide/gagasan. Oleh sebab itu, model pembelajaran yang digunakan di kelas seharusnya adalah pembelajaran yang membantu peserta didik mengembangkan ide/gagasannya. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia disarankan menggunakan model pembelajaran konstruktif dalam pembelajaran menulis teks eksposisi karena model pembelajaran konstruktif terbukti bisa menstimulus peserta didik untuk aktif membangun/mengonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman yang pernah dimiliki peserta didik sebelumnya dengan pengetahuan yang baru


(4)

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014

diperoleh yang akhirnya bisa membantu peserta didik dalam mengembangkan ide/gagasan dalam menulis teks eksposisi.


(5)

Alwasilah, A. & Senny S. (2005). Pokoknya menulis. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Arikunto, S. dkk. (2010). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2014a). Materi pelatihan implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2014b). Bahasa Indonesia wahana pengetahuan SMP kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Emilia, E. (2011). Pendekatan genre based dalam pengajaran bahasa Inggris: Petunjuk untuk Guru. Bandung: Rizqi Press.

Jauhari, H. (2013). Terampil mengarang. Bandung: Nuansa Cendekia.

Paizaluddin & Ermalinda. (2013). Penelitian tindakan kelas. Bandung: Alfabet. Semi, A. (2007). Dasar-dasar keterampilan menulis. Bandung: Angkasa. Sidik, M. H. (2008). Penerapan model pembelajaran konstruktif untuk

meningkatkan pemahaman peserta didik mengenai energi gerak.(Skripsi) Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI.

Susilana, dkk. (2006). Kurikulum dan pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan.

Syamsuddin, A.R & Damaianti, V.S. (2011). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(6)

Marta Octavia Ronauli Siregar, 2014

Tarigan, H. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tobroni & Mustafa. (2012). Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta: Ar-rus Media.

Wilyaningsih. (2010). Penerapan model pembelajaran konstruktif untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.