PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJATERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA TERAKREDITASI A DI KOTA BANDUNG.

(1)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh: Defiana Dien, S.Ag

1102637

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Oleh:

Defiana Dien, S.Ag UPI 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Defiana Dien 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Pembimbing I

Dr. Danny Meirawan, M.Pd. NIP. 19620504 198803 1 002

Pembimbing II

Dr. Cicih Sutarsih, M.Pd. NIP. 19700929 199802 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Prof. H. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D. NIP. 19530612 198103 1 003


(4)

(5)

ABSTRAK

Kinerja guru merupakan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas kependidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan. Mutu pembelajaran di sekolah menengah pertama dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya manajemen pendidikan, perkembangan teknologi pembelajaran, kompetensi guru (paedagogi, profesional, sosial dan kepribadian), kinerja guru, latar belakang pendidikan dan pengalamannya, kurikulum sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, disiplin kerja dan kompensasi. Faktor-faktor tersebut sangat penting diperhatikan karena pengaruhnya cukup kuat untuk mempengaruhi kinerja guru ketika mengajar.

Dalam dunia pendidikan, kompensasi memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pengajaran. Artinya adalah bahwa kompensasi membantu meningkatkan kinerja mengajar para guru karena dengan adanya kompensasi maka moralitas mereka akan meningkat dan ini sangat berdampak pada pemotivasian para murid di kelas.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan pendekatan kuantitatif melalui analisis deskriptif dengan korelasional dan regresi. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP Swasta di Kota Bandung yang Terakreditasi A sebanyak 277 orang. Sampel yang diambil dari penelitian ini berdasarkan perhitungan berjumlah 132 orang. Dengan menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket tertutup dengan 5 skala penilaian (Likert).

Berdasarkan temuan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompensasi dan disiplin kerja guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru di sekolah. Adapun hasil penelitian ini, beberapa hal yang perlu direkomendasikan dalam upaya mencapai kinerja mengajar guru yang berkualitas adalah kepala sekolah harus memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Untuk meningkatkan kualitas kerja guru sehingga akan memperkuat kemampuan profesional guru. Dengan peningkatan tersebut kualitas dan hasil pendidikan serta pembelajaran akan makin bermutu.


(6)

ABSTRAK

Kinerja guru merupakan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas kependidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan. Mutu pembelajaran di sekolah menengah pertama dipengaruhi oleh banyak faktor. Diantaranya manajemen pendidikan, perkembangan teknologi pembelajaran, kompetensi guru (paedagogi, profesional, sosial dan kepribadian), kinerja guru, latar belakang pendidikan dan pengalamannya, kurikulum sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, disiplin kerja dan kompensasi. Faktor-faktor tersebut sangat penting diperhatikan karena pengaruhnya cukup kuat untuk mempengaruhi kinerja guru ketika mengajar.

Dalam dunia pendidikan, kompensasi memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pengajaran. Artinya adalah bahwa kompensasi membantu meningkatkan kinerja mengajar para guru karena dengan adanya kompensasi maka moralitas mereka akan meningkat dan ini sangat berdampak pada pemotivasian para murid di kelas.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan pendekatan kuantitatif melalui analisis deskriptif dengan korelasional dan regresi. Data diambil dengan menggunakan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMP Swasta di Kota Bandung yang Terakreditasi A sebanyak 277 orang. Sampel yang diambil dari penelitian ini berdasarkan perhitungan berjumlah 132 orang. Dengan menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket tertutup dengan 5 skala penilaian (Likert).

Berdasarkan temuan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompensasi dan disiplin kerja guru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru di sekolah. Adapun hasil penelitian ini, beberapa hal yang perlu direkomendasikan dalam upaya mencapai kinerja mengajar guru yang berkualitas adalah kepala sekolah harus memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. Untuk meningkatkan kualitas kerja guru sehingga akan memperkuat kemampuan profesional guru. Dengan peningkatan tersebut kualitas dan hasil pendidikan serta pembelajaran akan makin bermutu.


(7)

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 12

D. Metode Penelitian ... 12

E. Manfaat Penelitian ... 14

F. Struktur Organisasi Tesis ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 16

1. Kinerja Mengajar Dalam Konteks Administrasi Pendidikan 19 2. Kompensasi ... 33

3. Konsep Dasar Disiplin Kerja ... 48

B. Kerangka Pemikiran ... 56

C. Hipotesis Penelitian... 59

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Populasi/Sampel Penelitian ... 57

1. Lokasi Penelitian... 57

2. Populasi Dan Sampel Penelitian ... 57

B. Desain Penelitian ... 60

C. Metode Penelitian ... 61

1. Metode Penelitian Survey ... 61

2. Tingkat Eksplanasi Deskriptif ... 61

3. Pendekatan Kuantitatif ... 61


(8)

1. Uji Coba Angket ... 64

2. Uji Validitas Instrumen ... 65

3. Uji Reliabilitas Instrumen ... 69

G. Teknik Pengumpulan Data ... 70

1. Menentukan Alat Pengumpulan Data ... 70

2. Menyusun Alat Pengumpul Data ... 71

H. Analisis Data ... 72

1. Analisis Data Deskriptif... 72

2. Uji Persyaratan Analisis... 73

3. Menguji Hipotesis Penelitian ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 80

1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 80

2. Uji Persyaratan Analisis... 86

3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 88

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 105

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 121

B. Rekomendasi ... 122

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

Tabel Halaman 3.1 Populasi Penelitian ... 57

3.2 Jumlah Guru Sebagai Sampel Penelitian ... 59

3.3 Sampel Penelitian ... 63

3.4 Kisi-Kisi Instrument Kompensasi (X1)... 66

3.5 Kisi-Kisi Instrument Disiplin Kerja (X2)... 66

3.6 Kisi-kisi Instrument Kinerja Mengajar Guru (Y)... 68

3.7 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Guru)... 70

3.8 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X1 (Kompensasi Guru) ... 71

3.9 Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X2 (Disiplin Kerja) ... 72

3.10 Skala Likert ... 76 3.11 Kriteria Dan Penafsiran ... 77

3.12 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 79

4.1Skor Rata-Rata Variabel Kompensasi (X1) ... 84

4.2 Skor Rata-Rata Variabel Disiplin Kerja (X2)... 86

4.3 Skor Rata-Rata Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)... 88 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Variabel X1, X2, dan Y ... 91

4.5 Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y ... 92

4.6 Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y ... 93

4.7 Korelasi Antar Variabel ... 94

4.8 Koefisien Persamaan Regresi X1 terhadap Y ... 95


(10)

Lampiran Halaman

1 Kisi-kisi Instrument Penelitian dan Angket………. 127

2 Hasil Uji Coba Angket……… 156

3 Hasil Pengolahan data………. 151

5 Korespondensi………. 171


(11)

Gambar Halaman

1.1 Skema Aliran Dana Publik Untuk Bidang Pendidikan... 3

1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru... 8

2.1 Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan... 18

2.2 Kompensasi Total... 36

2.3 Relationship of Personnel Functions to Student Learning... 47

2.4 Kerangka Berpikir Dalam Penelitian... 58

3.1 Hubungan Antar Instrumen Penelitian... 60

4.1 Grafik Rata-Rata Variabel Kompensasi (X1)... 84

4.2 Grafik Rata-Rata Variabel Disiplin Kerja (X2)... 87

4.3 Grafik Rata-Rata Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y)... 90


(12)

Lampiran Halaman

1 Kisi-kisi Instrument Penelitian dan Angket………. 127

2 Hasil Uji Coba Angket……… 156

3 Hasil Pengolahan data………. 151

5 Korespondensi………. 171


(13)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, maka sangat dibutuhkan peran pendidik yang profesional. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan profesional. Untuk itu, profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing di forum regional, nasional maupun internasional.

Menurut Dadang Suhardan, (2010:68) guru merupakan pekerjaan profesional yang memerlukan keahlian khusus sebagai pendidik/pengajar. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan yang diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, dengan mengingat tantangan pendidikan yang terus berubah, maka kenerja guru perlu dilakukan secara inovatif guna beradaptasi dan mengantisipasi perubahan masyarakat yang cepat serta berbagai kebijakan baru pemerintah dalam bidang pendidikan.

Dengan adanya guru yang profesional dan berkualitas maka akan mampu mencetak anak bangsa yang berkualitas pula. Kunci yang harus dimiliki oleh setiap pengajar adalah kompetensi. Pasal 8 UU Guru dan Dosen, secara eksplisit


(14)

menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Mengacu substansi Pasal 8 tersebut di atas, jelas sekali bahwa kepemilikan kompetensi itu hukumnya wajib; artinya bagi guru yang tidak mampu memiliki kompetensi akan gugur keguruannya. Khusus tentang kompetensi ini dijelaskan pada Pasal 10 ayat (1) yang menyebutkan kompetensi guru sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 8 meliputi : kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Sementara itu, pada ayat (2) pasal yang sama disebutkan ketentuan lebih lanjut mengenai kompetensi guru sebagaimana dimaksud akan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Berikut ini adalah penjelasannya 4 kompetensi guru profesional:

1) Kompetensi Paedagogik : kompetensi ini menyangkut kemampuan seorang guru dalam memahami karakteristik atau kemampuan yang dimiliki oleh murid melalui berbagai cara. Cara yang utama yaitu dengan memahami murid melalui perkembangan kognitif murid, merancang pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil belajar sekaligus pengembangan murid, 2) Kompetensi Kepribadian : kompetensi kepribadian ini adalah salah satu kemampuan personal yang harus dimiliki oleh guru profesional dengan cara mencerminkan kepribadian yang baik pada diri sendiri, bersikap bijaksana serta arif, bersikap dewasa dan berwibawa serta mempunyai akhlak mulia untuk menjadi suri teladan yang baik, 3). Kompetensi Profesional: kompetensi profesional adalah salah satu unsur yang harus dimiliki oleh guru yaitu dengan cara menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam, 4). Kompetensi Sosial : kompetensi sosial adalah salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik melalui cara yang baik dalam berkomunikasi dengan murid dan seluruh tenaga kependidikan atau juga dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat. Sedangkan menurut Syah dalam Idochi Anwar (2013 : 75) memerinci kompetensi guru dalam tiga aspek,yaitu : 1) Kompetensi koghnitif, 2) Kompetensi Afektif, 3) Kompetensi Psikomotorik. Aspek pertama meliputi penguasaan terhadap pengetahuan kependidikan,pengetahuan materi bidang studi yang


(15)

diajarkan,dan kemampuan menstransfer pengethuan kepada siswa agar dapat belajar secara efektif dan efisien. Kompetensi kedua yaitu: yaitu sikap dan penguasaan diri yang berkaitan dengan profesi keguruan yang meliputi self concept,self efficacy,attitude of self acceptance dan pandangan seorang guru terhadap kualitas dirirnya.Sedangkan aspek yang disebut terakhir yaitu kompetensi psikomotorik,meliputi kecakapan fisik umum dan khusus seperti ekspresi verbal dan non verbal.

Johnson dalam Idochi Anwar (2013 : 76) mengetengahkan tiga aspek performansi guru,yaitu : 1) Kemampuan Profesional mencakup : a) penguasaan pelajaran yang terdiri atas pengusaan bahan yang harus diajarkan dan konsep dasar keilmuan dan bahan yang harus diajarkan, b) Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan, c) Penguasaan proses-proses kependidikan , keguruan dan pembelajaran siswa, 2) Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru, 3) Kemampuan Personal guru mencakup : a) Penampilan sikap positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan terhadap seluruh unsur-unsurnya, b) Penghayatan, pemahaman dan penampilan nilai-nilai yang seyogyanya dianut oleh seorang guru, c) Kepribadian, nilai, sikap hidup penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi siswanya.

Dalam hal peningkatan kualitas, guru berkewajiban untuk meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni. Aspek yang perlu dikembangkan meliputi kompetensi padagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Sebab profesionalisme guru tidak hanya mengembangkan profesionalitas yang dimilikinya melalui proses pembelajaran yang tidak mengenal waktu (life long education). Namun diharapkan guru juga mampu memberikan layanan pendidikan yang optimal pada siswa. Disini lahirlah paradigma bahwa kelas bukanlah sarana bagi guru melakukan pertunjukan kemampuan keilmuannya, melainkan sarana bagi siswa untuk belajar.


(16)

Guru profesional akan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran dan penilaian yang menyenangkan bagi siswa dan guru,sehingga dapat mendorong tumbuhnya kreatifitas belajar pada diri siswa. “Organizational Climate and

Teachers” Job Performance in Primary Schools in Ohio State : An Analytical

Survey” Adeymei (2008: 138) menyatakan bahwa ‘the teachers’

Performance could be measured through the annual report of his/her activities in terms of performance, actual teaching, lesson preparation, lesson

presentation, actual teaching and the teachers’ commitment to job, extra -curricular activities, supervision, effective leadership, motivation and school discipline.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan sangat menentukan minat dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Melalui model pembelajaran yang tepat diharapkan siswa tidak hanya dapat pengetahuan,namun juga akan memiliki kesan yang mendalam tentang materi pelajaran, sehingga dapat mendorong siswa untuk mengimplementasikan konsep nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran pada kehidupan sehari-hari.

Menurut Ace Suryadi ( 2012: 82 ) : guru merupakan elemen kunci dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Semua komponen lain, mulai dari kurikulum, sarana – prasarana, biaya, dan sebagainya tidak akan banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan peserta didik tidak berkualitas. Kegiatan belajar mengajar merupakan komponen inti dari sistem pendidikan. Kegiatan belajar mengajar,sebagai penuangan dari berbagai konsep dan filosofi yang menyangkut misi dan landasan ,tujuan serta arah pendidikan sangat bergantung pada guru sebagai pembawa misi tersebut. Semua komponen lain, terutama kurikulum akan hidup apabila dilaksanakan oleh guru.

Pendapat Sergiovanni et. all. dalam Pupuh (2012 : 32) menyatakan bahwa kinerja guru erat kaitannya dengan peningkatan pemberdayaan guru tersebut di mana guru tersebut harus dapat mengkritisi kurikulum secara mandiri,dapat mengelola kelas dan bahan ajarnya serta dapat meningkatkan cara mengajarnya secara efisien. Sesuai dengan yang dikemukakan bahwa kualitas produktivitas kinerja guru dapat dilihat dari sikap dan pelaksanaan tugas pendidikan dan pengajarannya.


(17)

Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,ketrampilan,dan nilai-nilai daasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Arti lain dari kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan,sesuai dengan standard kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan. Dengan demikian kompetensi kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. Kompetensi tersebut akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan,ketrampilan,maupun sikap profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru.

Sumber : Idochi Anwar. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. ( PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta, 2012 ) h.77.

Kualitas kinerja merupakan faktor yang sangat penting dalam pendidikan, maka peningkatan kualitas kinerja guru harus menjadi perhatian utama dalam

Teaching Performance A. Plans and Organized Carefully

B. Is skilful in questioning and explaining

1. Lesson is well planned

2. Set definite goals including student participation

3. Makes clear,specific assigment 4. Is familiar with aprropriate guide and adapts to the recomendations thereis 5. Provides for individual and group instruction

1. Ask thought provoking questions 2. Exsposes students to varying points of view

3. Give clears eksplanation of subject matter

4. Is aware both verbal and nono verbal acceptance or rejection of student ideas, and uses this skill positively


(18)

mencapai tujuan pendidikan. Oleh karenanya pembinaan yang diberikan kepada guru harus komprehensif yakni yang dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kompetensi profesional mereka sehingga proses kegiatan belajar mengajar dalam kelas menjadi lebih baik, berdaya guna dan berhasil guna.

Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja guru dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahtera seseorang maka semakin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan kerjanya. Mulyasa (2002) menegaskan bahwa terpenuhinya berbagai macam kebutuhan manusia, akan menimbulkan kepuasan dalam melaksanakan tugasnya.

Menurut Moch.Idochi Anwar , (2013:75) tarik menarik antara keharusan peningkatan kompetensi profesional guru dengan tidak memadainya kesejahteraan guru ,sampai saat ini masih merupakan bahan diskusi yang tidak habis-habisnya. Pandangan yang ideal mengenai profesionalisme guru direfleksikan dalam citra guru masa depan sebagaimana dikemukakan oleh Sudarminta dalam Idochi,yaitu : 1) guru yang sadar dan tanggap akan perubahan zaman, 2) berkualifikasi profesional, 3) rasional,demokratis dan berwawasan nasional, 4) bermoral tinggi dan beriman.

Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan harus disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan, tanggung jawab, jabatan pekerjaan, dan memenuhi persyaratan internal konsistensi. Jadi adil bukan berarti setiap karyawan menerima kompensasi yang sama besarnya. Asas adil harus menjadi dasar penilaian, perlakuan, dan pemberian hadiah atau hukuman bagi setiap karyawan. Dengan asas adil akan tercipta suasana kerja sama yang baik, semangat kerja, disiplin, loyalitas, dan stabilisasi karyawan akan lebih baik,sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Warsidi (2003).

Kedisiplinan adalah fungsi operatif keenam dari Manajemen Sumber Daya Manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin seorang guru, maka semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial


(19)

yang berlaku. Adapun arti kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan arti kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak (Hasibuan, 2011 : 194). Menurut Davis disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi (Mangkunegara, 2000 : 129).

Disiplin pada hakikatnya adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dalam bentuk tidak melakukan sesuatu tindakan yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sesuatu yang telah ditetapkan dan melakukan sesuatu yang mendukung dan melindungi sesuatu yang telah ditetapkan. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan disiplin diri, disiplin belajar dan disiplin kerja. Disiplin kerja merupakan kemampuan seseorang untuk secara teratur, tekun secara terus-menerus dan bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku dengan tidak melanggar aturan-aturan yang sudah ditetapkan.

Tujuan disiplin menurut Arikunto S. (1993) yaitu agar kegiatan sekolah dapat berlangsung secara efektif dalam suasana tenang, tentram dan setiap guru beserta karyawan dalam organisasi sekolah merasa puas karena terpenuhi kebutuhannya.

Pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisplinan karyawan suatu organisasi di antaranya ialah : (1) tujuan dan kemampuan,(2) teladan pimpinan, (3) balas jasa (gaji dan kesejahteraan), (4) keadilan, (5) waskat (pengawasan melekat), (6) sanksi hukuman,(7) ketegasan, dan (8) hubungan kemanusiaan (Hasibuan, 2011 : 194). Posisi guru memiliki peranan yang sangat penting dalam keberhasilan pendidikan.oleh karena itu, setiap sisi guru perlu menjadi pertimbangan dalam upaya menentukan kebijakan pendidikan. Menurut Aqib (Muhlisin, 2008 : 77) upaya mewujudkan sisi guru dalam reformasi pendidikan beberapa asumsi dasar yang harus mendapat pertimbangan,antara lain dijelaskan berikut ini : (1) Guru pada dasarnya merupakan faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan, (2) Jumlah guru dengan kecakapan akademik yang baik, cenderung menurun di masa yang akan datang, sepanjang secara material sosial,


(20)

jabatan guru tidak menarik dan menjanjikan bagi generasi muda yang memiliki kualitas akademik yang cemerlang, (3) Kepercayaan masyarakat terhadap guru sangat bergantung dari persepsi yang berkenaan dengan status guru terutama yang berkaitan dengan kualitas pribadi, kualitas kesejahteraan, penghargaan material, kualitas pendidikan dan standard profesi, (4) Anggaran belanja pendidikan, imbal jasa (gaji dan tunjangan lainnya) dan kondisi kerja merupakan faktor yang mendasar bagi terselenggaranya pendidikan yang berkualitas dan kinerja yang efektif, (5) Masyarakat dan orang tua mempunyai hak akan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Tentunya, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru dalam mengajar diantaranya kesejahteraan guru, pengalaman mengajar, wawasan guru, budaya sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, iklim sekolah, harapan-harapan, sarana dan prasarana yang tersedia dan lain sebagainya.

Di sisi lain guru diharapkan menunjukkan kinerja atas dasar moral dan profesional yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam kaitan ini, guru mempunyai keterikatan yang erat dengan kualitas dan hasil pendidikan. Memperhatikan hal tersebut di atas, penilaian kinerja guru tidak boleh hanya sebatas formal belaka. Seperti pendapat John Schacter, (1999 : 7 ) menyatakan :

The foundation recognizes that teacher performance-based accountability is only one part of improving teacher quality and for that reason has embedded teacher performance-based accountability within a larger system of reform entitled the Teacher Advancement Program.

Menurut John Schacter, salah satu aspek untuk meningkatkan kualitas guru melalui penilaian kinerja guru yang ketat berbasis kinerja akuntabilitas. Kinerja guru berbasis akuntabilitas hanya salah satu bagian dari peningkatan kualitas guru. Tetapi harus diikuti follow up penilaian yang dapat mendorong peningkatan guru secara berkelanjutan. Apalagi guru yang yang memiliki kinerja di bawah standar, ia harus memperoleh tindak lanjut dari pimpinan. Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh kinerja mengajar guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, dengan semangat kinerja mengajar guru yang tinggi, akan tercipta lulusan dengan kualitas yang bagus. Namun, kinerja mengajar guru di Indonesia masih sangat rendah, hal ini terbukti dari hasil survey yang dilakukan oleh


(21)

UNESCO untuk kualitas kinerja mengajar guru di Indonesia berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. Hal itu menunjukkan bahwa kinerja dan kompetensi pendidik di Indonesia jauh dari harapan sosok pendidik yang mampu membawa siswanya berkualitas (Bappenas, 2012). John Schacter (1999 : 2) menyatakan bahwa “ based on the analyses presented above, the research base on teacher quality is far from convincing. Teacher tests have not been highly effective or conclusive in increasing teacher quality”.

Oleh karena kinerja mengajar guru yang rendah tersebut berdampak terhadap kualitas pendidikan di Indonesia. Menurut PP No. 28/1990 dan dipertegas oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 053/U/2001 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah, bahwa penilaian keberhasilan pendidikan di sekolah mencakup empat komponen. Komponen pertama yang diukur ialah kegiatan dan kemajuan belajar siswa. Tujuannya terutama untuk : mengetahui bagaimana proses pembelajaran berlangsung, mengetahui proses pembimbingan dan pembinaan kepada siswa, mengukur efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan, serta mengukur kemajuan dan perkembangan hasil belajar siswa. Komponen kedua berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum.

Tujuannya untuk mengetahui : kesesuaian kurikulum dengan dinamika tuntutan kebutuhan masyarakat, pencapaian kemampuan siswa berdasarkan standar budaya sekolah yang telah ditetapkan, ketersediaan sumber belajar yang relevan dengan tuntutan kurikulum, cakupan materi muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah setempat, serta kelancaran pelaksanaan kurikulum sekolah secara keseluruhan. Komponen ketiga, guru dan tenaga kependidikan lainnya.

Maksudnya untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan dan kewenangan profesional masing-masing personil (baca : tenaga kependidikan) dapat ditampilkan dalam pekerjaan sehari-hari. Komponen keempat adalah kinerja satuan pendidikan sebagai satu keseluruhan. Penilaiannya mencakup : kelembagaan, kurikulum, siswa, guru dan non guru, sarana/prasarana, administrasi, serta keadaan umum satuan pendidikan tersebut. Penilaian ini


(22)

dimaksudkan untuk melihat sejauh mana mutu pendidikan yang bisa dicapai di sekolah itu, dan bagaimana posisinya jika dibandingkan dengan sekolah lain yang ada di sekitarnya maupun secara nasional. Jadi secara keseluruhan, penilaian pada komponen keempat ini berfungsi sebagai alat kontrol bagi perbaikan dan pengembangan mutu pendidikan. Mengacu pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 053/U/2001, setiap lembaga penyelenggara pendidikan dituntut untuk senantiasa melaksanakan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Hal ini dijalankan dengan tetap berorientasi pada visi, misi, dan target peningkatan mutu secara berkelanjutan, sebagaimana diamanatkan oleh para stakeholders.

Analisis penulis bahwa, perilaku disiplin dalam kaitan dengan kinerja guru sangat erat hubungannya karena hanya dengan kedisiplinan yang tinggi pekerjaan dapat dilakukan sesuai dengan aturan yang ada. Untuk itu untuk itu dalam upaya mencegah terjadinya interdisipliner perlu ditindaklanjuti dengan meningkatkan kesejahteraan guru. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis merasa perlu mengangkat permasalahan ke dalam judul Pengaruh Kompensasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru di Sekolah Menengah Pertama Terakreditasi A di Kota Bandung.

B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah

Identifikasi masalah merupakan pemaparan dari seluruh masalah yang ditemukan dalam latar belakang. Rendahnya kinerja guru dapat menurunkan mutu pendidikan dan menghambat tercapainya visi di suatu sekolah. Sekolah yang seperti itu tidak akan mampu menghasilkan lulusan yang unggul dan memiliki daya saing di kancah global seperti sekarang ini. Oleh karena itu, kinerja guru harus dikelola dengan baik dan dijaga agar tidak mengalami penurunan. Lebih spesifik dan terinci, John T. Seyfarth (2002 : 144) mengemukakan lima kriteria umum untuk mengevaluasi kinerja mengajar (instruction) guru. Kriteria, dalam hal ini adalah the characteristics, behaviors, and results used to judge performance. Hal itu bisa digambarkan sebagai berikut:


(23)

Gambar 1.2

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Barnawi dan Muh. Arifin, Kinerja Guru Profesional, (2012 : 44).

Bahkan, seharusnya selalu diperhatikan agar mengalami peningkatan secara terus-menerus. Faktor pertama yang mempengaruhi kinerja guru adalah gaji. Setiap orang yang memperoleh gaji tinggi, hidupnya akan sejahtera. Orang akan bekerja dengan penuh antusias jika pekerjaannya mampu menyejahterakan hidupnya. Bagaimana mungkin seorang guru dapat bekerja secara profesional jika berangkat dari rumah sudah dipusingkan dengan kebutuhan rumah tangga. Begitu sampai di kelas, pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa tidak berkualitas. Bahkan tidak menutup kemungkinan gaya mengajar yang ditampilkan guru bukannya mengembangkan potensi siswa malah justru mematikan potensi siswa.

Menurut Aritonang (2005 : 4) disiplin kerja adalah persepsi guru terhadap sikap pribadi guru dalam bekerja di sekolah tanpa ada pelanggaran-pelanggaran yang merugikan dirinya, orang lain atau lingkungannya. Disiplin kerja di lingkungan sekolah memiliki tujuan yang berpengaruh langsung terhadap mutu pendidikan. Maka fokus penelitian diarahkan pada Pengaruh kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja mengajar guru di sekolah Menengah Pertama terakreditasi A di Kota Bandung.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini supaya tidak meluas, maka permasalahannya perlu dibatasi dalam bentuk rumusan masalah. Menurut

KinerjaMengajar Guru

Kepemimpinan kepala sekolah

Budaya Sekolah

Kesejahteraan guru

Disiplin kerja

Sarana dan Prasarana


(24)

Sugiyono (2009 : 35) “Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan

dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”. Berdasarkan permasalahan

diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran kompensasi di Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung?

2. Bagaimana gambaran disiplin kerja di Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung?

3. Bagaimana gambaran kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung?

4. Berapa besar pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung?

5. Berapa besar pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung?

6. Berapa besar pengaruh kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi kinerja guru pada Sekolah Menengah Pertama Swasta Se-Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis

a. Kompensasi terhadap kinerja mengajar guru Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung.

b. Disiplin kerja terhadap kinerja mengajar guru di Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung.

c. Kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung.


(25)

d. Besarnya pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung.

e. Besarnya pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung.

f. Besarnya pengaruh kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama Swasta yang terakreditasi A di Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik itu bagi peneliti maupun bagi semua pihak pengembang ilmu pengetahuan. Secara terperinci kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritik

Secara teoritik penelitian ini dapat mengembangkan serta memperkaya ilmu administrasi pendidikan khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis kegunaan dari penelitian ini adalah :

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi praktisi pendidikan.

b. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru.

c. Memberikan masukan kepada Sekolah Menengah Pertama khususnya SMP Swasta untuk terus meningkatkan kinerja gurunya.

E. Struktur Organisasi Tesis

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UPI pada tahun 2012, lengkapnya sebagai berikut :


(26)

Bab I : Pendahuluan dalam ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan juga struktur organisasi tesis.

Bab II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian pada bab ini dibahas beberapa teori yang pertama mengenai kinerja mengajar guru yang meliputi : (1) Konsep Mengenai Kinerja Mengajar Guru, (2) Pengertian Kinerja Mengajar Guru, (3) Faktor-fakfor yang Mempengaruhi Kinerja Mengajar Guru, (4) Indikator Kinerja Mengajar Guru, (5) Penilaian Kinerja Mengajar Guru, dan (6) Proses Penilain Kinerja Mengajar Guru. Pembahasan yang kedua yaitu konsep mengenai Kompensasi yang meliputi (1) Mendefinisikan Kompensasi, (2) Jenis-jenis Kompensasi, (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi Kompensasi (4) Bentuk-bentuk Kompensasi (5) Indikator Kompensasi(6) Tujuan Kompensasi dan Disiplin Kerja Guru.

Bab III : Metodologi Penelitian bab ini dibahas mengenai metodologi dari penelitian yang dilakukan. Diuraikan juga beberapa hal diantaranya lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses pengembangan instrument dan juga teknik analisa data.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini diuraikan dua hal utama yaitu pertama hasil penelitian. Pada hasil penelitian diuraikan mengenai : (1) Deskripsi Hasil Penelitian, (2) Uji Analisis, (3) Pengujian Hipotesis. Dan kedua juga diuraikan mengenai pembahasan hasil penelitian. Dalam pembahasan penelitian dijabarkan beberapa penelitian kemudian diuraikan secara kritis dan juga dibandingkan dengan teori dan konsep yang mendukung.

Bab V : Kesimpulan dan Rekomendasi. Dua hal yang dijabarkan dalam bab ini yaitu kesimpulan yang berisikan point utama dari hasil penelitian dan juga di uraikan mengenai beberapa rekomendasi yang ditujukan untuk kepala sekolah, guru dan juga peneliti selanjutnya.


(27)

59

A. Lokasi Dan Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat peneliti melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru. Adapun lembaga yang dijadikan sebagai lokasi dalam penelitian ini adalah SMP Swasta Terakreditasi A di Kota Bandung.

2. Populasi dan sampel penelitian

a. Penentuan Populasi Penelitian

Dalam suatu penelitian akan dihadapkan kepada sumber data yang akan dapat memberikan data yang diperlukan dalam penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012 : 49) mengemukakan bahwa;

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Berdasarkan dari penjelasan di atas maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru yang ada di SMP Swasta Terakreditasi A di Kota Bandung.

Adapun tabel jumlah sekolah beserta jumlah guru pada SMP Swasta Terakreditasi A Kota Bandung, yang bersumber dari Dinas Pendidikan Kota Bandung, sebagai berikut :

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No. Nama Sekolah Jumlah Guru

1 SMP Muhammadiyah 8 21 Orang

2 SMP Tri Mulia 30 Orang

3 SMP Pertiwi 14 Orang

4 SMP Kartika Siliwangi 2 34 Orang


(28)

6 SMP Santa Ursula 24 Orang

7 SMP Kemah Indonesia 4 31 Orang

8 SMP Muhammadiyah 10 31 Orang

9 SMP Santa Angela 30 Orang

10 SMP Al Hasan 30 Orang

Total 277 Orang

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2012.

b. Sampel Penelitian

Untuk mempermudah melakukan penelitian, peneliti memerlukan sampel penelitian yang merupakan bagian dari populasi. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan data yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan (instrument). Sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono: (2012: 51) bahwa “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut”.

Arikunto yang dikutip oleh Riduwan (2010:56) mengemukakan bahwa :

‘Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber

data dan dapat mewakili seluruh populasi.’ Sugiyono(2012:49) memberikan pengertian bahwa :”Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi.” Dikarenakan populasi dalam penelitian ini populasi probability sampling(tehnik sampling dengan memberikan peluang yang sama pada anggota populasi untuk menjadi anggota sampel) maka dilakukan penarikan sampel dengan menggunakan Simple Random Sampling.

Teknik ini justru sama dengan simple random sampling namun penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi. Adapun rumus yang digunakannya adalah:

n N N

n  1 

1 Dimana:

n1 : Jumlah sampel menurut stratum

n : Jumlah sampel seluruhnya


(29)

Langkah pertama adalah mengetahui populasi adalah 277 Orang, seperti pada tabel I. Kemudian menentukan tingkat presisi yaitu sebesar 5 %.

Dimana :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah sampel

d2 : Presisi yang ditetapkan (5%)

Untuk sampel dalam penelitian ini diambil dari sekolah swasta yang

terakreditasi”A”, karena yang menjadi salah satu instrumen yang mempengaruhi kinerja guru di sekolah swasta adalah kompensasi dan disiplin kerja. Maka dari itu, sekolah yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah :

Tabel 3.2

Jumlah Guru Sebagai Sampel Penelitian

No. Nama Sekolah Jumlah Guru

1 SMP Muhammadiyah 8 21 Orang

2 SMP Tri Mulia 30 Orang

3 SMP Pertiwi 14 Orang

4 SMP Kartika Siliwangi 2 34 Orang

5 SMP Pasundan 6 32 Orang

6 SMP Santa Ursula 24 Orang

7 SMP Kemah Indonesia 4 31 Orang

8 SMP Muhammadiyah 10 31 Orang

9 SMP Santa Angela 30 Orang

10 SMP Al Hasan 30 Orang

Total 277 Orang

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2012.

Adapun jumlah sampel keseluruhan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 164 9 , 163 69 , 1 277 1 6925 , 0 277 1 0025 , 0 277 277 1 05 , 0 277 277

2   

      x x n 1 . 2  

d N

N n


(30)

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No. Wilayah Penyebaran

Populasi Proporsi

Proporsi Tiap

Kategori Sampel

1 SMP Muhammadiyah 8 21/277 21/277x164=11,48 11 Orang

2 SMP Tri Mulia 30/277 30/277x164=16,40 16 Orang

3 SMP Pertiwi 14/277 14/277x164=8,28 8 Orang

4 SMP Kartika Siliwangi 2 34/277 34/277x164=20,12 20 Orang

5 SMP Pasundan 6 32/277 32/277x164=18,94 19 Orang

6 SMP Santa Ursula 24 /277 24 /277x164=14,20 14 Orang 7 SMP Kemah Indonesia 4 31/277 31 /277x164=18,35 18 Orang 8 SMP Muhammadiyah 10 31/277 31 /277x164=18,35 18 Orang 9 SMP Santa Angela 30/277 30 /277x164=17,76 18 Orang

10 SMP Al Hasan 30/277 30 /277x164=17,76 18 Orang

Total 164 Orang

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan gambaran mengenai pendugaan pengujian hipotesis serta untuk mengetahui apakah ada atau tidak hubungan antara variabel kompensasi dan disiplin kerja yang mempengaruhi kinerja guru. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yaitu kompensasi (X1), dan disiplin kerja (X2), sedangkan variabel terikat adalah kinerja mengajar guru (Y). Hubungan antar variabel tersebut dapat dijelaskan dengan gambar dibawah ini :


(31)

Gambar 3.1

Hubungan Antar Variabel Penelitian Keterangan :

X1 : Kompensasi X2 : Disiplin guru

Y : Kinerja Mengajar Guru

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan untuk mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis data yang terkumpul sehingga diperoleh makna yang sebenarnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012 : 1) “Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.”

Metode penelitian ini menggunakan metode survey dan tingkat eksplanasi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi untuk mencari pola hubungan fungsional antara beberapa variabel. Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi seberapa jauh nilai dependen (variabel Y) bila variabel independen (variabel X) diubah.

1. Metode penelitian survey

Metode penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi Kompensasi (X1)

Disiplin Guru (X2)

Kinerja Mengajar Guru (Y)


(32)

besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variable sosiologis maupun psikologis. (Riduwan, 2010 : 49).

2. Tingkat eksplanasi deskriptif

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain. (Sugiyono, 2003 : 11).

3. Pendekatan kuantitatif

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur tiap-tiap variable yang ada dalam penelitian sehingga diketahui tingkat keterhubungan melalui teknik perhitungan instrumen. Menurut Sugiyono (2003 : 14) data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

D. Definisi Operasional

1. Kinerja Mengajar Guru (Y)

Kinerja Guru dalam penelitian ini diartikan sebagai tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya berdasarkan standard kinerja yang telah ditetapkan.Yaitu di SMP Swasta Terakreditasi A di Kota Bandung.

2. Kompensasi (X1)

Untuk mengoptimalkan kinerja guru langkah yang perlu dilakukan ialah memberikan gaji yang layak sesuai dengan tingkat kinerja yang diharapkan pada SMP Swasta Terakreditasi A Kota Bandung.

3. Disiplin Guru (X2)

Disiplin kerja guru sangat penting untuk dikembangkan karena tidak hanya bermanfaat bagi sekolah,tapi juga bagi guru itu sendiri. Dengan adanya disiplin kerja guru,kegiatan sekolah dapat dilaksanakan dengan tertib dan lancar.


(33)

Pembelajaran juga dapat dilaksanakan dengan tepat waktu sehingga target kurikulum dapat tercapaipada SMP Swasta Terakreditasi A Kota Bandung.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Akdon dan Sahlan Hadi, 2005). Jadi, instrument ini merupakan alat yang dapat mempermudah peneliti dalam memperoleh data mengenai masalah yang diteliti.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Kompensasi (X1)

No. Variabel

Penelitian Dimensi Indikator

No. Item

1 a.Kompensasi (Compensa tion)

a.Kompensasi Finansial (Financial Compensation)

Tunjangan kesejahteraan, kelayakan dan keadilan

1-3

Bayaran karena tugas (lembur, open house, dll.)

4-5

Tunjangan keluarga Tunjangan hari raya

6-8

Biayamengikuti pelatihan, penelitian

dan melanjutkan pendidikan

9-11

Tunjangan kesehatan 12-13

b.Kompensasi Non Finansial (Non-Financial Compensation

Pujian dan Jadwal kerja 14-16

Fasilitas dalam menjalankan tugas (kendaraan atau ruangan ber AC)

17-18

Sumber : Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson, Human Resource Management,(Jakarta : Salemba Empat, 2009) h. 419.


(34)

Kisi-Kisi Instrument Disiplin Kerja (X2)

No Variabel

Penelitian Dimensi Indikator

No. Item

1 Disiplin Kerja Komitmen, loyal dan tanggung jawab (Commitment, loyal and responsibility)

Memahami ketentuan jam kerja

1-4

Menjunjung tinggi nama baik pribadi dan sekolah

5-6

Memiliki tanggung jawab dalam pekerjaan

7-8

Pengarahan diri (Self Briefing)

Transparan dan terbuka 9-10

Ketaatan dalam prosedur kerja (Obedience in the working Procedures)

Menjalankan mekanisme kerja 11-12 Menggunakan cara kerja

inovatif

13-14

Tingkat kewaspadaan (The level of Vigilance)

Memelihara alat-alat kantor 15-16

Sumber : Lijan Poltak Sinambela, Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi (2012 : 237). Steve Francis, Time Management For Teachers (2004 : 2)

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Instrument Kinerja Mengajar Guru (Y)

No. Variabel

Penelitian Dimensi Indikator

No. Item

1 Kinerja

Mengajar Guru (Y)

Merencanakan Pembelajaran

a. Merencanakan materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.

1-2

b. Merencanakan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar.


(35)

c. Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran.

5-6

Pelaksanaan Pembelajaran (Kegiatan Pendahuluan)

a. Membuka pembelajaran dengan metode yang sesuai.

7-12

b. Menyajikan materi pelajaran dengan sistematis dan menguasai materi pembelajaran.

13-14

Kegiatan Inti a. Memberikan umpan balik 15-16 b. Menetapkan metode dan prosedur 17-18 c. Penggunaan metode dan sumber

belajar

19- 23

Pelaksanaan Pembelajaran (Kegiatan Penutup)

a. Menyusun soal/perangkat penilaian sesuai dengan indikator unjuk kerja yang telah ditentukan.

24-25

b. Melaksanakan penilaian, mengolah hasil penilaian, menganalisis hasil penilaian

26-27

Menguasai Bahan

a. Memiliki pengetahuan yang sesuai dengan bidang yang diajarkan

28

b. Menguasai bahan pelajaran 29

Sumber : Udin Syaefudin Saud, Pengembangan Profesi Guru (Bandung : Alfabeta, 2012), h.50

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji coba angket

Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket yang digunakan terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mempengaruhi kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi pada item-item angket. Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam


(36)

pengumpulan data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang sesungguhnya sangatlah mutlak diperlukan uji coba terhadap isi maupun bahasa angket yang telah disusun.

Uji coba instrumen penelitian ini dilakukan kepada 17 responden yang tidak termasuk sampel dari populasi, yaitu guru-guru honorer SMP. Responden untuk uji coba instrumen ditetapkan dengan pertimbangan bahwa ke-17 guru-guru honorer SMP tersebut memiliki karakteristik yang relatif sama dengan subject penelitian.

2. Uji Validitas Instrument

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrument. Validitas digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah instrument yang dipakai untuk mengukur suatu atribut sungguh-sungguh mengukur atribut yang dimaksud. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:137)

bahwa: “Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur.”

Dalam uji validitas ini peneliti menggunakan analisis item untuk uji coba validitas, karena lebih akurat dan dapat diketahui tiap butir item yang tidak valid atau tidak. Adapun rumus yang dipergunakan dalam pengujian validitas instrument ini, adalah rumus yang ditetapkan oleh Pearson yang dikenal dengan korelasi Product Moment sebagai berikut:

Keterangan:

n = jumlah responden

∑XY = jumlah perkalian X dan Y ∑X = jumlah skor tiap butir


(37)

∑Y = jumlah skor total

∑X2

= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2

= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Kemudian menghitung harga t hitung dengan rumus:

2

1 2

r n r

t

hitung

  

Distribusi (t table) untuk α= 0,05 dan derajat kebebasan (dk=n-2). Kaidah keputusan: Jika t hitung > t tabel : berarti valid

Jika t hitung < t tabel : berarti tidak valid

a) Data Uji Coba Validitas Variabel Y (Kinerja Guru)

Tabel 3.7

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Guru)

No

Item X Y X2 Y2 XY r Hitung t Hitung t Tabel Kesimpulan

1 80 2220 6400 4928400 177600 0,7 3,77 1,75 Valid

2 81 2220 6561 4928400 179820 0,19 0,75 1,75 Tidak Valid

3 78 2220 6084 4928400 173160 0,71 3,92 1,75 Valid

4 74 2220 5476 4928400 164280 0,56 2,65 1,75 Valid

5 81 2220 6561 4928400 179820 -0,09 -0,37 1,75 Tidak Valid

6 82 2220 6724 4928400 182040 0,46 2,03 1,75 Valid

7 74 2220 5476 4928400 164280 0,44 1,91 1,75 Valid

8 70 2220 4900 4928400 155400 0,31 1,28 1,75 Tidak Valid 9 84 2220 7056 4928400 186480 0,32 1,29 1,75 Tidak Valid 10 83 2220 6889 4928400 184260 0,32 1,29 1,75 Tidak Valid

11 79 2220 6241 4928400 175380 0,32 1,29 1,75 Tidak Valid

12 73 2220 5329 4928400 162060 0,43 0,82 1,75 Valid

13 77 2220 5929 4928400 170940 0,6 2,92 1,75 Valid


(38)

15 80 2220 6400 4928400 177600 0,68 3,6 1,75 Valid 16 78 2220 6084 4928400 173160 0,09 0,35 1,75 Tidak Valid 17 82 2220 6724 4928400 182040 0,3 1,22 1,75 Tidak Valid 18 74 2220 5476 4928400 164280 0,33 1,18 1,75 Tidak Valid

19 78 2220 6084 4928400 173160 0,75 4,41 1,75 Valid

20 75 2220 5625 4928400 166500 0,5 2,26 1,75 Valid

21 79 2220 6241 4928400 175380 0,8 5,24 1,75 Valid

22 79 2220 6241 4928400 175380 0,46 2,02 1,75 Valid

23 76 2220 5776 4928400 168720 0,14 0,58 1,75 Tidak Valid

24 70 2220 4900 4928400 155400 0,71 3,98 1,75 Valid

25 71 2220 5041 4928400 157620 0,59 2,87 1,75 Valid

26 75 2220 5625 4928400 166500 0,57 2,32 1,75 Valid

27 50 2220 2500 4928400 111000 0,61 3,03 1,75 Valid

28 81 2220 6561 4928400 179820 0,48 2,13 1,75 Valid

29 73 2220 5329 4928400 162060 0,27 1,08 1,75 Tidak Valid

Dari hasil tabel di atas, uji coba instrumen penelitian variabel Y diperoleh kesimpulan bahwa 18 item dinyatakan valid. Sedangkan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 11 item.

b) Data Uji Coba Validitas Variabel X1 (Kompensasi Guru)

Tabel 3.8

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X1 (Kompensasi Guru)

No.

Item X Y X1 Y2 XY r Hitung t Hitung t Tabel Kesimpulan

1 38 880 1444 774400 33440 0,65 3,35 1,75 Valid

2 35 880 1225 774400 30800 0,31 1,28 1,75 Tidak Valid

3 50 880 2500 774400 44000 0,71 3,91 1,75 Valid

4 66 880 4356 774400 58080 0,54 2,49 1,75 Valid

5 60 880 3600 774400 52800 0,54 2,49 1,75 Valid

6 25 880 625 774400 22000 0,16 0,65 1,75 Tidak Valid 7 39 880 1521 774400 34320 0,35 1,43 1,75 Tidak Valid


(39)

No.

Item X Y X1 Y2 XY r Hitung t Hitung t Tabel Kesimpulan

8 64 880 4096 774400 56320 0,55 2,52 1,75 Valid

9 56 880 3136 774400 49280 0,53 2,44 1,75 Valid

10 24 880 576 774400 21120 0,32 2,30 1,75 Tidak Valid

11 33 880 1089 774400 29040 0,12 0,49 1,75 Valid

12 38 880 1444 774400 33440 0,83 5,75 1,75 Valid

13 48 880 2304 774400 42240 0,42 1,77 1,75 Valid

14 56 880 3136 774400 49280 0,23 0,92 1,75 Tidak Valid

15 68 880 4624 774400 59840 0,46 1,98 1,75 Valid

16 73 880 5329 774400 64240 0,47 2,07 1,75 Valid

17 46 880 2116 774400 40480 0,47 2,07 1,75 Valid

18 61 880 3721 774400 53680 0,31 1,26 1,75 Tidak Valid

Dari hasil tabel diatas, uji coba instrumen penelitian variabel X1 diperoleh kesimpulan bahwa 12 item dinyatakan valid. Sedangkan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 6 item yaitu pada item 2, 6, 7,10,14,18.

c) Data Uji Coba Validitas Variabel X2 (Disiplin Kerja)

Tabel 3.9

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X2 (Disiplin Kerja)

No.

Item X2 Y X2 Y2 XY r Hitung t Hitung t Tabel Kesimpulan

1 73 1196 5329 1430416 87308 0,60 2,93 1,75 Valid

2 78 1196 6084 1430416 93288 0,47 0,28 1,75 Valid

3 81 1196 6561 1430416 96876 0,24 0,98 1,75 Tidak Valid 4 81 1196 6561 1430416 96876 0,41 1,74 1,75 Tidak Valid

5 80 1196 6400 1430416 95680 0,72 4,08 1,75 Valid

6 74 1196 5476 1430416 88504 0,48 2,10 1,75 Valid

7 80 1196 6400 1430416 95680 0,48 2,10 1,75 Valid

8 76 1196 5776 1430416 90896 0,53 2,44 1,75 Valid

9 79 1196 6241 1430416 94484 0,67 3,53 1,75 Valid

10 84 1196 7056 1430416 100464 0,60 2,93 1,75 Valid

11 78 1196 6084 1430416 93288 0,61 2,99 1,75 Valid


(40)

13 77 1196 5929 1430416 92092 0,71 3,96 1,75 Valid

14 77 1196 5929 1430416 92092 0,69 3,68 1,75 Valid

15 75 1196 5625 1430416 89700 0,40 1,69 1,75 Tidak Valid 16 26 1196 676 1430416 31096 0,22 0,86 1,75 Tidak Valid (direvisi) Dari hasil tabel di atas, uji coba instrumen penelitian variabel X2 diperoleh kesimpulan bahwa 12 item dinyatakan valid. Sedangkan yang dinyatakan tidak valid sebanyak 4 item yaitu pada item 3, 4, 15. Pada item no 16 di revisi(Bapak/Ibu guru tidak menggunakan fasilitas sekolah untuk kepentingan pribadi).

3. Uji reliabilitas instrumen

Instumen yang reliabel merupakan instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, maka akan tetap menghasilkan data yang sama. Hal ini mengandung pengertian bahwa instumen tersebut dapat dipercaya atau data yang dihasilkan harus memiliki tingkat kepercayaan yang

tinggi. Suharsimi Arikunto (1998:142) menjelaskan bahwa “Reliabilitas menunjuk

pada pengertian bahwa instumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instumen tersebut sudah baik.”

Berikut adalah langkah-langkah dalam menentukan reliabilitas instumen dengan menggunakan metode belah dua (Split Half Method).

(a) Mengelompokkan skor item bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan mengelompokkan skor item genap sebagai belahan kedua.

(b) Menghitung korelasi dengan menggunakan rumus korelasi Spearman dengan rumus:

Sebelumnya mencari rb dengan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:


(41)

   

2

 

2

2

 

2

 

Y Y

n X X

n

Y X XY

N

r

xy

Distribusi (t table) untuk α= 0,05 dan derajat kebebasan (dk=n-2). Kaidah keputusan: Jika r hitung > r tabel : berarti valid

Jika r hitung < r tabel : berarti tidak valid

Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) reliabilitas masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

a) Reliabilitas variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung sebesar 0,845. Kemudian dikonsultasikan dengan nilai pada tabel rtabel Product Moment dimana dk = (n-2) = 17- 2 = 15 pada taraf 5% (0,05) sebesar 0,514. Hal ini berarti angket tersebut adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.

b) Reliabilitas variabel X1 (Kompensasi )

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung sebesar 0,845. Kemudian dikonsultasikan dengan nilai pada tabel rtabel Product Moment dimana dk = (n-2) = 17- 2 = 15 pada taraf 5% (0,05) sebesar 0,514. Hal ini berarti angket tersebut adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.

c) Reliabilitas variabel X2 (Disiplin Kerja)

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung sebesar 211,94. Kemudian dikonsultasikan dengan nilai pada tabel rtabel Product Moment dimana dk = (n-2) = 17- 2 = 15 pada taraf 5% (0,05) sebesar 0,541. Hal ini berarti angket tersebut adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan dua alat pengumpul data berupa dokumentasi dan angket atau kuesioner. Secara lebih rinci akan dijelaskan satu persatu dibawah ini :

1. Menentukan alat pengumpulan data a. Dokumentasi


(42)

“Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.” (Akdon dan Hadi, 2005 : 137).

Pengumpulan data melalui dokumentasi dimaksudkan untuk mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang penting dari data-data yang diperoleh dari tempat penelitian. Disatu sisi studi dokumentasi ini untuk memperkuat temuan-temuan dilapangan atau tempat penelitian yang dapat dijadikan sebagai referensi tambahan.

a. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2010:100).

Penggunaan angket sebagai alat pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi yang lengkap mengenai suatu masalah yang diteliti, dimana responden mengisi angket yang telah disiapkan ole peneliti dengan jujur.

Penelitian ini menggunakan angket tertutup, agar jawaban responden dapat dijaga kerahasiaannya. (Riduwan,2010:100), mengemukakan bahwa :

“Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) atau tanda checklist (√).”

Dalam pengisian angket, responden tinggal memberi tanda checklist pada kolom yang tersedia dengan memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat responden itu sendiri.

2. Menyusun alat pengumpul data

Untuk mempermudah penyusunan angket sebagai alat pengumpul data, maka penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:


(43)

a) Menetapkan indikator-indikator dari setiap variable penelitian yang dianggap penting untuk dinyatakan pada responden, berdasarkan teori-teori yang telah diuraikan.

b) Membuat kisi-kisi butir item berdasarkan variable penelitian.

c) Membuat daftar pertanyaan dari setiap variable dengan disertai alternative jawabannya dan petunjuk cara menjawabnya agar tidak dapat kekeliruan dalam menjawab.

d) Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban yaitu seperti pada tabel 4

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket dengan menggunakan 5 skala likert.

Tabel 3.10

Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan

Sangat Puas 5

Puas 4

Cukup Puas 3

Kurang Puas 2

Tidak Puas 1

(Riduwan, 2010 : 86)

H. Analisis Data

1). Analisis data deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk melihat kecenderungan distribusi frekuensi variabel dan menentukan tingkat ketercapaian responden pada masing-masing variabel. Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata


(44)

yang diperoleh dengan menggunakan teknik Weighted Means Scored (WMS), dengan rumus:

Keterangan:

= skor rata-rata yang dicari

X = jumlah skor gabungan (hasil kali frekuensi dengan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban)

N = jumlah responden

Hasil kali perhitungan dikonsultasikan dengan tabel 5 kriteria dan penafsiran seperti dibawah ini:

Tabel 3.11 Kriteria dan Penafsiran

Rentang Nilai Pilihan Jawaban Kriteria

4,01 – 5,00 Selalu Sangat tinggi

3,01 – 4,00 Sering Tinggi

2,01 – 3,00 Kadang-kadang Cukup

1,01 – 2,00 Pernah Rendah

0,01 – 1,00 Tidak pernah Sangat rendah

2. Uji persyaratan analisis

a). Uji Normalitas

Uji normalitas distribusi data dimaksudkan untuk mengetahui normal tidaknya penyebaran data yang ada. Hasil pengujian terhadap normalitas distribusi data akan berpengaruh pada teknik statistik yang digunakan. Untuk mengetahui dan menentukan pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas distribusi data dengan menggunakan rumus chi kuadrat.

k

i e

e o

f f f

1

2 2


(45)

Keterangan:

2

 = chi kuadrat yang dicari fo = frekuensi yang diobservasi fe = frekuensi yang diharapkan

Berikut adalah langkah-langkah dalam perhitungan uji normalitas distribusi data:

1) Membuat tabel distribusi frekuensi untuk mencari harga-harga yang digunakan seperti mean, simpangan baku, dan chi kuadrat.

2) Mencari kelas, yaitu batas bawah skor kiri interval (interval pertama dikurangi 0,5) dan batas atas skor kanan interval kanan ditambah 0,5).

3) Mencari z-score untuk batas kelas

Keterangan:

xi = Skor batas kelas distribusi

x

= Rata-rata untuk distribusi

S = Simpangan baku untuk distribusi

4) Mencari luas tiap interval dengan cara mencari selisih luas 0-Z dengan interval yang berdekatan untuk tanda Z sejenis dan menambahkan luas 0-Z yang berlainan.

5) Mencari fe diperoleh dengan cara mengalikan tiap kelas interval dengan n. 6) Mencari fo diperoleh dengan cara mengalikan tiap kelas interval pada tabel

distribusi frekuensi.

7) Mencari 2 dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan.

8) Menentukan keberartian chi kuadrat, caranya yaitu dengan membandingkan nilai 2

hitung dengan 2tabel . Apabila 2hitung lebih besar dari 2tabel (2hitung <

2

 tabel), maka distribusi data dinyatakan tidak normal, dan sebaliknya apabila

2


(46)

normal. Berdasarkan tabel Chi-kuadrat pada taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasannya (dk-2).

Suatu data berdistribusi normal apabila harga X2hitung< X2tabel. Maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data tersebut normal. Adapun hasil pemeriksaan terhadap distribusi data adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel X1, X2, dan Y

Variabel

Hasil Uji Normalitas Data

Kesimpulan dk X2hitung X

2 tabel

X1 7 3,82 14,067 Normal

X2 6 12,09 12,592 Normal

Y 7 13,59 14,067 Normal

Sumber: Hasil olah data terlampir

b. Uji Linieritas

Uji linieritas ini untuk mengetahui apakah distribusi data variabel independent berhubungan secara linier dengan distribusi data variabel dependen. Pengujian untuk mengetahui linieritas data dalam kegiatan penelitian ini dilakukan dengan uji anova. Adapun perhitngannya dilakukan dengan program SPSS versi 17,0. Mengenai uji linieritas kriterianya adalah jika nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel atau nilai p < α (0,05) maka hubungan yang dihasilkan tersebut berbentuk linier. Hasilnya sebagai berikut:

1) Uji linieritas X1 terhadap Y

Tabel 3.5

Hasil Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

y * x1 Between Groups (Combined) 1452.535 34 42.722 2.143 .002


(47)

Deviation from Linearity

1094.534 33 33.168 1.664 .029

Within Groups 1933.374 97 19.932

Total 3385.909 131

Terlihat dari tabel di atas pada baris Linearity kolom Sig. diperoleh nilai signifikansi 0,000 yang berarti nilai tersebut < 0,05. Maka, terdapat linieritas variabel Kompensasi (X1) terhadap Kinerja mengajar guru (Y).

2) Uji linieritas X2 terhadap Y

Tabel 4.6

Hasil Uji Linieritas Variabel X2 terhadap Y

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

y * x2 Between Groups (Combined) 1842.409 19 96.969 7.036 .000

Linearity 1306.311 1 1306.311 94.789 .000

Deviation from Linearity

536.097 18 29.783 2.161 .008

Within Groups 1543.500 112 13.781

Total 3385.909 131

Terlihat dari tabel di atas pada baris Linearity kolom Sig. diperoleh nilai signifikansi 0,000 yang berarti nilai tersebut < 0,05. Maka, terdapat linieritas variabel Disiplin kerja (X2) terhadap Kinerja mengajar guru (Y).

3. Menguji hipotesis penelitian

b). Analisis Korelasi Sederhana

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variable Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi (r). Adapun analisis


(48)

korelasi dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment (PPM) sebagai berikut:

Keterangan : r

xy = Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total. N = Jumlah responden

Σx = Jumlah skor item

Σy = Jumlah skor total

Σxy = Jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

Σx2 = Jumlah kuadrat skor item

Σy2 = Jumlah kuadrat skor total

Korelasi dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ + 1). Apabila r = -1 artinya korelasi negative sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r dikonsultasikan dengan tabel interpretasi sebagai berikut.

Tabel 3.12

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Nilai Koefisien Kriteria

0,80 – 1,000 Sangat kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Sedang

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

1) Uji Koefisien Determinasi

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:

 

 

2 2

 

2

 

2

) )( (

 

   y y N x N y x xy N

x

r

xy


(49)

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari r2 = Koefisien Korelasi

2) Uji Signifikan

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan uji signifikan dengan rumus:

Dimana:

t hitung = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah sampel

3) Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi dimaksud untuk mengetahui hubungan kausal antara variabel penelitian. Dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Y = nilai taksir Y (variabel terikat) dari persamaan regresi a = konstanta apabila harga X= 0

b = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan terjadi pada X

X = Harga variabel X b). Analisis Korelasi Ganda

Analisis korelasi ganda berfungsi untuk mencari besarmya hubungan antara dua variabel bebas X atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat (Y). Dalam kata lain digunakan untuk mengetahui hubungan

2

1

2

r

n

r

t

hitung

bX

a


(50)

antara X1 dan X2 terhadap variabel Y digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut ( Akdon 2004: 119):

Untuk lebih memudahkan dalam menafsirkan harga koefisien korelasi, menurut Sugiyono (2010: 231) sebagai berikut:

1) Uji Koefisien Determinasi

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut:

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi yang dicari r2 = Koefisien Korelasi

2) Uji Signifikansi

Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi korelasi ganda dicari Fhitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel.

Untuk menghitung signifikansi korelasi ganda menggunakan rumus:

(Riduwan, 2010: 140)

Dimana: R = Nilai Koefisien Korelasi Ganda K = Jumalah Variabel bebas

n = Jumlah Sampel Fhitung = Nilai F yang dihitung

2 1 2 1 1 1 1 . 2 2 2 1 1 ) . ).( . ).( . ( 2 . x x x x x x

x y r y r y r

r y x Rx   

KP = r2 x 100%

1 ) 1 ( 2 2    k n R k R fhitung


(1)

Defiana Dien, 2013

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA TERAKREDITASI A DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan meningkatkan produktivitas bekerja. Pelatihan adalah suatu proses yang sistimatis untuk mengembangkan ketrampilan individu,kemampuan,sikap atau pengetahuan untuk mencapai tujuan organisasi sekolah sesuai dengan pendapat Ivancevich,lorenzi,skinner,crosby.

2. Pada variabel disiplin kerja menunjukkan adanya indikator yang dikategorikan masih perlu untuk ditingkatkan yaitu ketaatan dalam prosedur kerja. Menurut Tutik Rahmawati ( 2013:104 ) Penerapan disiplin yang baik dalam proses pendidikan akan menghasilkan sikap mental, watak dan kepribadian peserta didik yang kuat. Guru di tuntut harus mampu membelajarkan peserta didiknya tentang disiplin diri,belajar membaca,mencintai buku,menghargai waktu dan mematuhi tata tertib. Semuanya itu akan berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Guru juga harus mempunya kemampuan yang berkaitan dengan kemantapan dan integritas kepribadian seorang guru. Aspek

– aspek yang diamati adalah : a) Bertindak sesuai dengan norma agama ,hukum,sosial,dan kebudayaan nasional Indonesia, b) menampilkan diri sebagai pibadi yang jujur,berakhlak mulia,serta menjadi teladan bagi pesrta didik dan masyarakat, c) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,stabil,dewasa,arif dan berwibawa, d) menunjukkan etos kerja,tanggung jawab yang tinggi,rasa bangga menjdi guru,dan rasa percaya diri e) menjujung tinggi kode etik profesi guru.

3. Pada variabel kinerja mengajar guru menunjukkan adanya indikator yang dikategorikan masih perlu di tingkatkan,yaitu dalam menguasai bahan pelajaran. Dalam dimensi memiliki pengetahuan yang sesuai dengan yang diajarkan masih berada dalam kategori baik,sehingga masih perlu ditingkatkan. Profesionalisme sebagai penunjang kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal yaitu yang berkaitan dengan lingkungan,sarana prasarana,serta berbagai latihan yan dilakukan guru. Goble dalam Pupuh (2012:39 ) menyatakan :


(2)

Profesionalisme guru dan tenaga kependidikan masih belum memadai utamanya dalam hal bidang keilmuannya. Misalnya guru biologi dapat mengajar kimia atau fisika. Ataupun guru ips dapat mengajar Bahasa Indonesia. Memang jumlah tenaga pendidik secara kuantitatif sudah cukup banyak,tetapi mutu dan profesionalisme belum sesuai dengan harapan.

Penguasaan guru akan bahan pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa proses dan hasil belajar siswa tergantung pada penguasaan pelajaran oleh guru dan ketrampilan mengajarnya. Menurut Hilda Taba dalam Udin Syaefudin Saud, ( 2012 : 52 ) bahwa efektifitas pengajaran di pengaruhi oleh : a) karakteristik

guru, b) bahan pelajaran, c) aspek lain yang berkenaan dengan situasi pelajaran. Memang terdapat hubungan yang positif antara penguasaan bahan oleh guru dengan hasil belajar siswa. Artinya makin tinggi penguasaan bahan oleh guru maka makin tinggi pula hasil belajar yang dicapai siswa. Penelitian dalam bidang pendidikan kependidikan di Indonesia menunjukkan bahwa 26,17 persen dari hasil belajar sangat dipengaruhi oleh penguasaan guru dalam hal materi pelajaran.

Selanjutnya menurut Nawawi,banyak diantara guru yang tidak berkualitas dalam menyampaikan materi. Sehingga kurang mampu menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas.

4. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti tentang kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja mengajar guru hendaknya mengkaji kembali

secara mendalam mengenai permasalahan ketiga variabel tersebut. Kemudian hendaknya peneliti meneliti faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja mengajar guru, serta dapat menambah manfaat,wawasan dan pengetahuan penulis dalam memahami disiplin ilmu administrasi pendidikan.


(3)

Defiana Dien, 2013

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA TERAKREDITASI A DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Alma,Buchari. (2010). Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Akdon, & Hadi, S. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Anwar, Idochi. (2013). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan.Jakarta : PT. Raja Grafindo Perkasa.

Aritonang, Keke T.”Kompensasi Kerja,Disiplin Kerja Guru dan Kinerja Guru SMP Kristen

BPK Penabur Jakarta.”Dalam Jurnal Pendidikan Penabur No.04/Th.IV/Juli 2005.

Amri,Sofan. (2013). Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Pustaka Raya.

Bastian,Indra. (2006). Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Barnawi dan Muh.Arifin. (2012). Kinerja Guru Profesional .Yogyakarta : Ar Ruzz Media.

Casteter, William. B. (1996). The Human Resource Function in Educational Administration (Sixth edition), New Jersey 07632: Prentice Hall, Inc Englewood Cliffs.

Dessler,Gary. (2010). Manajemen Sumber Daya manusia. Jakarta:Index.

Davis, Keith, John W. Newstrom. (1994). Perilaku dalam Organisasi.Terj. Agus Dharma Jakarta: Erlangga.

Davis, Stephen. Et all (2005) School Leadership Study, Developing Successful Principal,the Wallace foundation,Standford Educational Leadership Institute,...(6 mei 2009) Darma Surya. (2004). Manajemen Kinerja Falsafah Teori dan Penerapannya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Engkoswara (2011). Paradigma Manajemen Pendidikan Menyongsong Otonomi Daerah. Bandung : Yayasan Amal Keluarga

__________, (1987). Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti,Depdikbud.

Fathurrohman,Pupuh. (2012). Guru Profesional. Bandung: Refika Aditama.


(4)

Gilley, Jerry W. Ed.D dan Steven A.England,Ph.D. (1989). Principles of Human Resource Development. Lincoln : Addison Publishing Company.

Gibson, James L., John M. Ivancevich & James H. Donnelly, Jr. (2010). Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. (Alih Bahasa Nunuk Adiarni). Jakarta: Binarupa Aksara Hoy, Wayne K & Miskel, Cecil G. (2008). Educational Administration: Theory, Research,

and Practice. New York: MCGraw Hill.

Helmi, Avin Fadilla. ”Disiplin Kerja” Dalam Buletin Psikologi,Tahun IV,Nomor 2 Desember 1996,Edisi Khusus Ulang Tahun XXXII

Irianto,Yusuf. (2001) Tema-Tema Pokok Manajemen Sumber Daya, Penerbit Insan Cendikiawan, Surabaya, Halaman 103

Kadarisman. (2012). Manajemen Kompensasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Mathis,Robert.L & Jhon H. Jackson. (2009). Human Resource Management. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Mondy, R. Wayne. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

Mc.Millan, J. H., & Schumacher, S. (2001). Research in Education: A Concept Introduction. New York and London: Addison Wesley Longman, Inc.

Mulyasa, E. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : Remaja Rosda Karya.

_________. ( 2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosda Karya.

_________. (2004:80). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Malayu. S. P., (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Moeheriono. (2009). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor: Ghalia.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. ( 2007 ) Evaluasi Kinerja SDM . Bandung Refika Aditama.

Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. (2001) Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung Rosda Karya.

Mitchel, T. R. dan Larson. (2008). People and Organization; An Introduction to Organizational Behavior, Singapore: Mc Graw Hill Inc.


(5)

Defiana Dien, 2013

PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA TERAKREDITASI A DI KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Rahmawati,Tutik. (2013). Penilaian Kinerja Profesi Guru dan Angka Kreditnya.Yogyakarta : Gava Media.

Rifai,Veithzal. Et.all. (2011). Corporate Performance Management. Bogor : Ghalia Indonesia.

Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A. (2007). Organizational Behavior. Upper Saddle River, New Jersey, 07458: Prentice-Hall Inc.

Sa’ud,Udin Syaefudin. (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.

__________. (2005), Perencanaan Pendidikan: Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: PT. Rosdakarya.

__________. (2008). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Schacter,John. (1998).” Teacher Performance-Based Accountability: Why, What and How”. Milken Family Foundation 1250 Fourth Street Santa Monica, CA 90401-1353.

Seyfarth, J. T. (2002). Human Resources Management for Effective Schools (3rd Ed.). Virginia, United States of America: Allyn & Bacon: A Pearson Education Company. Stronge, J. H. (2011). What Makes Good Teachers Good ? Virginia: The College of William

and Mary Williamsburg.

Sinambela,Lijan. (2012). Kinerja Pegawai; Pengukuran dan Implikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sedarmayanti. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Refika Aditama.

Simamora, H. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sergiovanni. (2006). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta.

Suhardan, Dadang. (2006). Supervisi Bantuan Profesional (Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran). Bandung: Mutiara Ilmu.

Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(6)

Tim dosen Adimistrasi Pendidikan. ( 2007). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Uno, B. Hamzah. (2012). Teori Kinerja dan Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara. UPI Bandung. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Usman, Moh. Uzer. (2002). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Vroom Asmani (2012). Kinerja. Yogyakarta. PT. Remaja Rosdakarya.

Warsidi,(2004). Pengaruh kompensasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru ( Kajian Terhadap Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau).Tesis. PPS UPI Bandung.


Dokumen yang terkait

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI KOTA BANDUNG.

0 7 57

PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS PEMBELAJARAN DAN KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP MUTU LULUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SE – KOTA BANDUNG.

1 5 66

PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA THAM VITYA DI PROVINSI YALA THAILAND SELATAN.

0 5 25

PENGARUH KINERJA MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MUTU LAYANAN AKADEMIK PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-BANDUNG UTARA.

0 2 78

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP MUTU SEKOLAH PADA SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG :Studi pada SMA Swasta yang Terakreditasi A.

0 0 90

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SE-BANDUNG UTARA.

0 3 79

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KINERJA MENGAJAR GURU, FASILITAS BELAJAR, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP MUTU SEKOLAH : Studi Pada Sma Terakreditasi A Di Kota Bandung.

5 33 71

PENGEMBANGAN KINERJA GURU :Studi tentang Pengaruh Pelatihan Guru serta Hubungan Manusiawi terhadap Kinerja Mengajar Guru di Sekolah Menengah Pertama di Bandung.

0 2 96

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SMA NEGERI DAN SWASTA DI KOTA BANDUNG.

0 1 57

PENGARUH KINERJA KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP BUDAYA MUTU PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI : Survey Terhadap Persepsi Guru di Kota Bandung.

0 16 93