KONTRIBUSI MOTIVASI KERJA DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAPKINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN TAWANG KOTA TASIKMALAYA.

(1)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi

Administrasi Pendidikan

Oleh :

DEDE IRFAN SUJANI 1207482

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Oleh

Dede Irfan Sujani

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

© Dede Irfan Sujani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

DI SEKOLAH DASAR

SE-KECAMATAN TAWANG KOTA TASIKMALAYA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : PEMBIMBING :

PEMBIMBING I

Prof. H. UDIN SYAEFUDIN SA’UD. Ph.D NIP. 19530612 198103 1 003

PEMBIMBING II

Dr. ASEP SURYANA, M.Pd NIP. 19720321 199902 1 002

MENGETAHUI

KETUA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Prof.H. UDIN SYAEFUDIN SA’UD. Ph.D NIP. 19530612198103 1 003


(4)

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Struktur Organisasi Tesis ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 13

1. Konsep Kinerja Manajerial dalam Administrasi Pendidikan ... 13

2. Kinerja Manajerial Kepala Sekolah ... 18

3. Konsep Manajerial Kepala Sekolah ... 27

4. Motivasi Kerja ... 36

5. Konsep iklim Sekolah ... 43

B. Kerangka Berpikir ... 47


(5)

2. Populasi Penelitian ... 50

3. Sampel Penelitian ... 52

B. Desain Penelitin ... 54

C. Metode Penelitian ... 54

D. Definisi Operasional Penelitian ... 55

E. Instrumen Penelitian ... 56

1. Skala Pengukuran ... 56

2. Instrumen Penelitian ... 57

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 64

1. Uji Validitas Instrumen dan Reabilitas Instrumen ... 64

2. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen ... 67

G. Analisis Data ... 73

1. Analisis Data Deskriptif ... 73

2. Uji Persyaratan Analisis ... 74

3. Analisis Data Untuk Pengujian Hipotesis ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 77

1. Hasil Analisis Deskriptif ... 77

2. Uji Persyaratan Analisis ... 86

3. Pengujian Hipotesis ... 93

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 102

1. Motivasi Kerja Kepala Sekolah di Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya ... 102

2. Iklim Sekolah di Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya ... 105

3. Kinerja Manajerial Kepala Sekolah di Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya ... 107 4. Kontribusi Motivasi Kerja Kepala Sekolah Terhadap Kinerja


(6)

6. Kontribusi Motivasi Kerja Kepala Sekolah dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Manajerial Kepala

Sekolah ... 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 117

B. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 120


(7)

2.1 Teori Motivasi ... 39

3.1 Populasi Penelitian ... 51

3.2 Sampel Penelitian ... 53

3.3 Skala Linkert ... 57

3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 58

3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Y ... 67

3.6 Hasil Uji Validitas Variabel X1 ... 68

3.7 Hasil Uji Validitas Variabel X2 ... 69

3.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ... 70

3.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1 ... 71

3.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X2 ... 72

3.11 Kriteria Skor Rata-Rata Variabel ... 73

3.12 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 75

4.1 Deskripsi Dimensi X1 ... 78

4.2 Deskripsi Dimensi X2 ... 82

4.3 Deskripsi Dimensi Y ... 84

4.4 Uji Normalitas Data Variabel X1 ... 87

4.5 Uji Normalitas Data Variabel X2 ... 88

4.6 Uji Normalitas Data Variabel Y ... 89

4.7 Hasil Uji Normalitas Data Variabel X1,X2 dan Y ... 89

4.8 Uji Linearitas Variabel X1 terhadap Y ... 90

4.9 Uji Linearitas Variabel X2 terhadap Y ... 91

4.10 Uji Homogenitas Variabel Y Terhadap X1 dan X2 ... 92

4.11 Persamaan Regresi X1 Terhadap Y ... 94

4.12 Korelasi X1 Terhadap Y ... 95

4.13 Uji Signifikansi Koefisien Korelasi antara X1 dengan Y ... 95


(8)

(9)

Gambar Halaman

1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Y ... 8

2.1 Wilaya Kerja Administrasi Pendidikan Kelembagaan ... 15

2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 49

3.1 Desain Penelitian ... 55

4.1 Grafik Histogram Variabel X1 ... 79

4.2 Histogram Deskripsi Dimensi Variabel X1 ... 80

4.3 Grafik Histogram Variabel X2 ... 82

4.4 Histogram Deskripsi Dimensi Variabel X2 ... 83

4.5 Grafik Histogram Variabel Y ... 85


(10)

Lampiran

1 Instrumen Penelitian

2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3 Rekap Nilai Angket Variabel Y Responden Kepala Sekolah 4 Rekap Nilai Angket Variabel X1 Responden Kepala Sekolah 5 Rekap Nilai Angket Variabel X2 Responden Kepala Sekolah 6 Rekap Nilai Angket Variabel Y Responden Guru

7 Rekap Nilai Angket Variabel X1 Responden Guru 8 Rekap Nilai Angket Variabel X2 Responden Guru 10 Statistik Deskripsi SPSS

11 Uji Nornalitas 12 Uji Homogenitas 13 Uji Linieritas

14 Regresi X1 terhadap Y 15 Regresi X2 terhadap Y 16 Regresi X1, X2 terhadap Y 17 SK Bimbingan

18 Surat Ijin Penelitian dari SPs UPI 19 Riwayat Hidup Penulis


(11)

Oleh : Dede Irfan Sujani, 1204782

ABSTRAK

Kepala sekolah merupakan seorang manajer yang menjadi sumber daya manusia penting dalam menentukan mutu pendidikan. Kinerja manajerial kepala sekolah yang baik merupakan salah satu indikator pendidikan yang bermutu. Kinerja manajerial kepala sekolah tidak terlepas dari faktor motivasi kerja kepala sekolah dan kondisi iklim sekolah. Fokus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi empirik kontribusi motivasi kerja kepala sekolah dan iklim sekolah baik secara parsial maupun secara simultan terhadap kinerja manajerial kepala sekolah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey deskripsi analisis dengan pendekatan kuantitatif. Sampel diambil secara random sebanyak 130 orang dari populasi guru dan kepala sekolah di Sekolah dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya yang berjumlah 518 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket model skala linkert. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi dan regresi baik sederhana maupun ganda.

Hasil temuan penelitian adalah : motivasi kerja kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya pada kategori tinggi; iklim sekolah pada Sekolah Dasar di Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya pada kategori tinggi; kinerja manajerial kepala sekolah di Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya pada kategori tinggi; motivasi kerja kepala sekolah berkontribusi cukup kuat terhadap kinerja manajerial kepala sekolah; iklim sekolah berkontribusi cukup kuat terhadap kinerja manajerial kepala sekolah; motivasi kerja kepala sekolah dan iklim sekolah secara simultan berkontribusi cukup kuat terhadap kinerja manajerial kepala sekolah.

Berdasarkan temuan tersebut, maka direkomendasikan : (1) Motivasi kerja kepala Sekolah di Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya perlu perhatian segera oleh kepala sekolah terutama dimensi ambisi, kompetisi, kreativitas dan prestasi, (2) Iklim sekolah yang kondusif merupakan salah satu syarat yang diperlukan dalam penyelenggaraan pembelajaran yang bermutu dan produktif, (3) Kinerja manajerial kepala Sekolah yang perlu perhatian khusus adalah dimensi pengawasan,sebab merupakan pengunci dimensi lainnya.

Kata Kunci :

Kinerja manajerial kepala sekolah, motivasi kerja kepala sekolah, dan iklim sekolah


(12)

quality of education. Principals managerial performance is one indicator of good quality education. Managerial performance principals need to be supported by the principal motivation to work and school climate. This study aims to obtain empirical contribution of motivation job description principals and school climate either partially or simultaneously to the principal managerial performance. The method used in this study is a description of the survey method of analysis with a quantitative approach through simple correlation and multiple regression. The results showed that the principal motivation of the work is strong enough to contribute to the performance of managerial principals; school climate is strong enough to contribute to the performance of managerial principals; work motivation principals and school climate simultaneously contributing strongly to the principal managerial performance.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi jika dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain. Membicarakan sumber daya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses manajemen seperti strategi perencanaan, pengembangan manajemen dan pengembangan organisasi. Hubungan antara aspek-aspek manajemen itu sangat erat sekali sehingga sulit bagi kita untuk menghindari dari pembicaraan secara terpisah satu dengan lainnya.

(Supriadi,1998, hlm.346) mengungkapkan bahwa kepala sekolah merupakan seorang manajer yang menjadi sumber daya manusia penting dalam menentukan mutu pendidikan. Peran kepala sekolah menjadi strategis dalam menentukan kualitas mutu pendidikan karena kepala sekolah adalah bukan saja sebagai seorang manajer tetapi juga sebagai administrator, penentu kebijakan dan pamong di sekolah tersebut. Oleh karena itu tidak berlebihan jika kepala sekolah adalah variabel yang sering disorot dalam penelitian pendidikan.

Dari beberapa kompetensi kepala sekolah, kompetensi manajerial kepala sekolah merupakan komponen penting dalam meningkatkan program sekolah yang selama ini sudah berjalan yaitu Manajemen Berbasis Sekolah. Dalam kerangka inilah dirasakan perlu menelaah tentang kemampuan kepala sekolah sebagai manajer dalam mensukseskan otonomi pengelolaan pendidikan di tingkat sekolah.

Kualitas kepala sekolah sebagai manajer sangat dipengaruhi oleh kinerja (capability) yang dimiliki dalam upaya memberdayakan guru sehingga terwujud guru yang profesional yang selalu ingin mengaktualisasi dalam bentuk peningkatan mutu pendidikan. Kepala sekolah yang


(14)

mempunyai kinerja manajerial yang baik yaitu seorang kepala sekolah yang mempunyai kapasitas intelektual, emosional, dan spiritual yang baik serta berwawasan luas dan futuristik.

Kapasitas intelektual, emosional dan spiritual kepala sekolah secara formal didapatkan melalui pendidikan-pendidikan formal tetapi juga didapatkan melalui pengalaman dan keterlibatan dalam pelatihan-pelatihan. Kapasitas intelektual diperlukan dalam mencermati, memahami dan menganalisis setiap informasi yang diperoleh. Kapasitas emosional diperlukan dalam menghadapi berbagai tekanan dan dalam membangun kontribusi. Sedangkan kapasitas spiritual diperlukan pada saat melakukan pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil merupakan keputusan yang berpihak pada kebenaran. Adapun wawasan yang luas dan futuristik merupakan modal dasar dalam membaca tanda-tanda perubahan lingkungan sekolah sehingga dapat membawa sekolah yang dipimpinnya tetap eksis dalam kondisi perubahan yang terus terjadi.

Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembalajaran di sekolah. Menurut (Mulyasa, 2010, hlm.89) bahwa "Kepala Sekolah professional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan di sekolah". Dampak tersebut antara lain terhadap mutu pendidikan. kepemimpinan sekolah yang kuat, pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, budaya mutu, teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis. kemandirian, partisipasi warga sekolah dan masyarakat, keterbukaan manajemen, kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik), evaluasi dan perbaikan berkelanjutan, responsif, dan antisipatif terhadap kebutuhan, akuntabilitas dan sustainabilitas. Selain itu juga kemampuan manajerial kepala sekolah diartikan sebagai seperangkat teknis dalam melaksanakan tugas sebagai manajer sekolah untuk mendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. "Kemampuan manajerial kepala sekolah dapat juga diartikan sebagai suatu kompetensi (kemampuan) mengelola yang harus dimiliki kepala


(15)

sekolah yang berkaitan dengan tuntunan tugas dan pekerjaan" (Akdon, 2002, hlm.34).

Sejalan dengan diberlakukannya otonomi daerah serta untuk mengantisipasi perkembangan dunia pendidikan maka kita ditunrut mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global, juga dituntut untuk melakukan perubahan dan penyesuaian sehingga dapat mewujudkan proses pendidikan yang lebih demokratis. memperhatikan keberagaman kebutuhan serta mendorong peningkatan partisipasi masyarakat.

Manajemen Berbasis Sekolah merupakan salah satu bentuk alternatif pengelolaan sekolah dalam rangka desentralisasi bidang pendidikan, yang ditandai adanya otonomi yang luas di tingkat sekolah. Diberikannya otonomi kepada sekolah dimaksudkan agar sekolah dapat leluasa mengelola sumber dayanya, yang mencakup SDM, uang, bahan pelajaran, media pendidikan, sarana prasarana dan informasi secara efektif dan efesien guna pencapaian tujuan sekolah. Sehingga peran sumber daya manusia dalam hal ini kepala sekolah akan memegang peranan penting untuk mewujudkan pengelolaan MBS ideal.

Kemampuan kepala sekolah merupakan kemampuan melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana diungkapkan dalam Permendiknas No. 1 tahun 2007 disyaratkan 5 kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah. Lima kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang kepala sekolah yaitu: (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi manajerial, (3) kompetensi kewirausahaan, (4) kompetensi supervisi, dan (5) kompetensi sosial. Kelima kompetensi tersebut dijabarkan ke dalam 33 dimensi kompetensi.

Otonomi dalam bidang pendidikan ini, khususnya otonomi pada tingkat satuan pendidikan, di Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya harus memiliki sosok seorang manajer, dalam hal ini kepala sekolah yang handal dan terampil yang mampu memproyeksikan dirinya di dalam sekolah guna mempengaruhi situasi kerja, semangat kerja, anggota-anggota staf, sifat berkontribusi di antara sesamanya, dan akan


(16)

mempengaruhi hasil kerja yang mungkin dapat dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Bartol (Pabundu Tika, 2005, hlm.63) bahwa “Kemampuan manajerial seseorang merupakan suatu proses untuk mempengaruhi orang lain kearah tujuan organisasi”.

Departemen Pendidikan Nasional baru-baru ini melakukan uji kompetensi kepala sekolah berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 tahun 2007 tentang kompetensi kepala sekolah. Setelah diadakan uji kompetensi, hasilnya dari 250 ribu kepala sekolah di Indonesia sebanyak 70% tidak kompeten. Berdasarkan hasil uji kompetensi, hasil semua kepala sekolah lemah di bidang kompetensi manajerial dan supervisi. Padahal dua kompetensi itu merupakan kekuatan kepala sekolah untuk mengelola sekolah dengan baik (Depdiknas, 2008).

Kualitas kepala sekolah di Sekolah Dasar Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya sebagai manajer sangat dipengaruhi oleh keahlian yang diampu atau dimilikinya, dari hasil survei langsung ke lapangan 32 orang Kepala Sekolah dengan latar belakang pendidikan terdiri dari 18 orang lulusan S1PGSD, 4 orang bidang studi, 7 orang jurusan PAI, dan 3 orang sudah strata 2. Jika dilihat dari keahlian yang dimiliki oleh kepala sekolah, menurut peneliti ini belum mencerminkan tenaga yang profesional di bidang manajerial sehingga kinerja kepala sekolah belum dapat memperlihatkan hasil kerja secara optimal yang profesional, yang selalu ingin mengaktualisasikan dalam bentuk peningkatan kinerja sebagai manajer di sekolah.

Kinerja manajerial kepala sekolah di suatu sekolah diduga dapat dipengaruhi iklim sekolah itu sendiri. Iklim Sekolah adalah suasana bekerja, belajar, berkomunikasi dan bergaul dalam organisasi pendidikan (Pidarta, 1988, hlm.176). Berdasarkan berbagai studi yang dilakukan, iklim sekolah telah terbukti memberikan pengaruh yang kuat terhadap pencapaian hasil-hasil akademik siswa. Hasil tinjauan ulang yang dilakukan Anderson (1982) terhadap 40 Studi tentang iklim sekolah sepanjang tahun 1964 sampai dengan 1980, hampir lebih dari setengahnya menunjukan bahwa komitmen guru yang


(17)

tinggi, norma hubungan kelompok sebaya yang positif, kerjasama team, ekspektasi yang tinggi dari guru dan kepala sekolah, konsistensi dan pengaturan tentang hukuman dan ganjaran, konsensus tentang kurikulum dan pembelajaran, serta kejelasan tujuan dan sasaran telah memberikan sumbangan yang berharga terhadap pencapaian hasil akademik siswa. Terjalinnya hubungan yang baik diantara semua personil sekolah baik hubungan secara vertikal maupun horizontal akan mempengaruhi perilaku para anggota sekolah yang salah satunya kinerja manajerial kepala sekolah. Untuk itu iklim sekolah juga merupakan aspek yang penting untuk diperhatikan.

Selain pada iklim sekolah, untuk meningkatkan efektifitas sumber daya manusia memerlukan motivasi kerja dari seorang pimpinan, karena manusia adalah insan yang dinamis, namun demikian bukan berarti bahwa manusia tidak perlu dirangsang. Justru di dalam kedinamisan itulah ada suatu dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, lebih-lebih karena kebutuhan dasar manusia itu banyak ragamnya. Ketika melakukan pekerjaan perbuatan yang bersifat sadar, seseorang selalu didorong oleh maksud atau motif tertentu, baik yang obyektif maupun subyektif. Motif atau dorongan dalam melakukan pekerjaan itu sangat besar pengaruhnya pada hasil kerja. Seseorang bersedia melakukan pekerjaan bilamana motif yang mendorongnya cukup kuat dan tidak mendapat saingan atau tantangan dari motif lain yang berlawanan. Demikian pula sebaliknya orang lain yang tidak didorong oleh motif yang kuat akan meninggalkan atau sekurang-kurangnya tidak bergairah dalam melakukan pekerjaan.

Ada dua jenis motif dalam kerangka motivasi, yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Motif intrinsik yaitu dorongan dari dalam diri sendiri, misalnya seseorang bekerja karena pekerjaan itu sesuai dengan bakat dan minat, sehingga dapat diselesaikan dengan baik karena memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menyelesaikannya. Sedangkan motif ekstrinsik, yaitu dorongan dari Iuar, misalnya bekerja karena upah atau gaji yang tinggi,


(18)

mempertahankan kedudukan yang kuat, merasa berjasa karena banyak pengabdiannya dan lain-lain.

Menurut Sudarwan Danim, (2009, hlm.31) Banyak teori yang mendukung terhadap motivasi kerja diantaranya sebagai berikut:

1. Teori psikoanalisa dari Freud, menekankan pada pengalaman masa kanak-kanak sebagai motif yang dapat dan selalu mendorong seseorang melakukan suatu perbuatan. Orang merasa senang dan puas melakukan pekerjaan karena pengaruh masa lampaunya.

2. Teori Gestalt dari lewis, menekankan pada pengaruh kekuatan situasi yang sedang dihadapi oleh seseorang. Perasaan senang dan puas mengerjakan sesuatu disebabkan oleh karena dengan pekerjaan itu yang bersangkutan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Menyadari hal tersebut, kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melakukan perubahan dan pengembangan pendidikan secara berencana, terarah dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu lulusan. Banyak masalah yang diakibatkan oleh lulusan pendidikan yang tidak bermutu, maka upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan yang dimulai dari upaya perbaikan kinerja manajerial kepala sekolah akan menjadi hal yang amat penting.

Penelitian terdahulu, Dody (2011) dengan judul "'Pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dan pelaksanaan MBS terhadap kinerja mutu sekolah di SMA Kabupaten Subang" di mana penelitian ini berangkat dari masalah rendahnya mutu kinerja sekolah dalam kerangka Manajemen Berbasis Sekolah. Berdasarkan analisis statistik, nilai koefesien determinasi kemampuan manajerial kepala sekolah sebesar r2 = 0,299 atau 29,9% menunjukkan bahwa kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap mutu kinerja sekolah dirasakan oleh warga sekolah masih dirasakan lemah. Hal itu telah berimplikasi pada tingkat perubahan mutu kinerja sekolah. Hal itu juga mengandung makna bahwa jika mutu kinerja sekolah ingin ditingkatkan maka perlu peningkatan pada aspek kemampuan manajerial kepala sekolah. Hal yang sama berlaku untuk manajemen berbasis sekolah dengan nilai koefesien determinasi terhadap mutu kinerja sekolah sebesar sebesar r = 0,1616 atau 16,16 % menunjukan bahwa manajemen berbasis


(19)

sekolah tidak berdiri sendiri untuk dapat melakukan perubahan pada mutu kinerja sekolah, tetapi menjadi faktor determinasi terhadap mutu kinerja sekolah.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor manajerial kepala sekolah menjadi faktor yang layak diteliti secara berkesinambungan dan terencana untuk mengukur tingkat keberhasilan pencapaian mutu sekolah yang baik melalui kinerja manajerial kepala sekolah yang dipengaruhi oleh motivasi kerja dan iklim sekolah.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi masalah

Berbagai faktor yang diperkirakan mempengaruhi kinerja manajerial kepala sekolah, namun secara umum dapat dibedakan atas dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang muncul dari diri pemimpin, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terkait dengan bawahan dan situasi. Termasuk didalamnya situasi organisasi dan sosial.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli penulis menyimpulkan bahwa secara rinci faktor yang diduga berpengaruh terhadap kinerja manajerial kepala sekolah adalah : (1) Kolegaliti, (2) Kompensasi, (3) Kompetensi, (4) Fasilitas, (5) Motivasi, (6) Komitmen, (7) Iklim. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial kepala sekolah, penelitian ini hanya akan fokus membahas tentang pengaruh motivasi kerja dan iklim sekolah terhadap kinerja manajerial kepala sekolah di sekolah dasar se-kecamatan tawang kota tasikmalaya. Hal ini karena motivasi kerja kepala sekolah sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial kepala sekolah masih belum banyak dikaji sebagai bahan penelitian, sedangkan iklim sekolah walaupun telah banyak dibahas dalam kajian penelitian, tetapi dengan melihat fakta empirik di lokasi penelitian maka penulis merasakan perlunya ada kajian lebih mendalam tentang iklim sekolah di kecamatan tawang kota tasikmalaya. Faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial kepala sekolah disajikan pada gambar berikut ini.


(20)

Gambar 1.1 : Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial kepala sekolah

Diadaptasi dari : Purwanto (2004), Yukl (2009) Hersey dan Blanchard (2005), Sallis (2007), Hoy dan Miskel (2008),

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penulis menganggap adanya dugaan bahwa hal itu terjadi karena konstribusi motivasi kerja dan iklim organisasi terhadap kinerja manajerial kepala sekolah berbeda-beda sehingga berimplikasi terhadap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah kurang efektif di sekolahnya masing-masing. Fenomena itu sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam melalui sebuah penelitian yang difokuskan pada judul penelitian “Konstribusi Motivasi kerja dan Iklim Sekolah Terhadap

Kinerja Manajerial

Kepala Sekolah

Kolegaliti

Iklim

Kompens asi

Fasilitas Kompeten

si

Motivasi

Komitmen

1. Disiplin 2. Semangat Kerja 3. Ambisi 4. Kompetisi 5. Kreatifitas 6. Prestasi

1. Kondisi Lingkungan Fisik Sekolah 2. Kondisi

Lingkungan Sosial Sekolah


(21)

Kinerja Manajerial Kepala Sekolah di Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.

Berdasarkan uraian di atas muncul beberapa pokok pertanyaan yang akan menjadi kajian dalam penelitian ini, pokok pertanyaan tersebut disusun dalam bentuk rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran tentang motivasi kerja kepala sekolah di Sekolah dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya?

2. Bagaimana gambaran tentang Iklim sekolah di Sekolah dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya?

3. Bagaimana gambara tentang kinerja manajerial kepala sekolah di sekolah dasar se- Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya?

4. Berapa besar kontribusi motivasi kerja kepala sekolah terhadap kinerja manajerial kepala sekolah di sekolah dasar se-kecamatan tawang kota tasikmalaya?

5. Berapa besar kontribusi iklim sekolah terhadap kinerja manajerial kepala sekolah di sekolah dasar se-kecamatan tawang kota tasikmalaya?

6. Berapa besar kontribusi motivasi kerja kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap kinerja manajerial kepala sekolah di sekolah dasar se-kecamatan tawang kota tasikmalaya?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang kinerja manajerial kepala sekolah di Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Motivasi kerja kepala sekolah di sekolah dasar se-kecamatan tawang kota tasikmalaya.

2. Iklim sekolah di sekolah dasar se-kecamatan tawang kota tasikmalaya. 3. Kinerja manajerial kepala sekolah di Sekolah Dasar se-Kecamatan


(22)

4. Kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja manajerial kepala sekolah di sekolah dasar se-kecamatan tawang kota tasikmalaya.

5. Kontribusi iklim sekolah terhadap kinerja manajerial kepala sekolah di sekolah dasar se-kecamatan tawang kota tasikmalaya.

6. Kontribusi motivasi kerja dan iklim sekolah secara bersama-sama terhadap kinerja manajerial kepala sekolah di sekolah dasar se-kecamatan tawang kota tasikmalaya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian terdiri dari manfaat teoritis yang berdasarkan pertimbangan kontekstual dan konseptual dan manfaat praktis digunakan untuk perbaikan bagi Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya yang bersangkutan. Manfaat penelitian dijelaskan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan dan bahan kajian bagi mahasiswa maupun lembaga terkait pelaksana pendidikan dan pelatihan kepala sekolah untuk pengembangan konsep-konsep, serta kultur yang berkembang pada dunia pendidikan dewasa ini.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat merumuskan asumsi tentang kultur pengelolaan kinerja kepala sekolah terhadap pengendalian mutu sekolah atau mutu lulusan di Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kepuasan

(satisfaction), kepercayaan (trust) dan pelayanan (service) kepada masyarakat luas dan pemakai jasa pendidikan (stakeholders)

terhadap institusi pendidikan. 2. Manfaat Praktis

Manfaat penelitian secara praktis diharapkan dapat memiliki kemanfaatan sebagai berikut:


(23)

a. Menjadi masukan bagi Dinas Pendidikan Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya untuk dijadikan pertimbangan secara kontektual dan konseptual operasional dalam merumuskan pola pengembangan motivasi kerja terhadap kinerja manajerial kepala sekolah.

b. Menjadi masukan bagi kepala sekolah Sekolah Dasar Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya mengenai materi pengelolaan kinerja manajerial kepala sekolah terhadap mutu sekolah Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

c. Bagi para peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lanjutan tentang model pengembangan kinerja manajerial kepala sekolah dalam mengelola sekolah sehingga berdampak positif terhadap peningkatan mutu sekolah.

E. Struktur Organisasi Tesis

Untuk memudahkan pemahaman dan pemecahan masalah secara lebih terstruktur dan sistematis maka penulis menyusun suatu bentuk penulisan sebagai berikut :

Bab I. Pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi.

Bab II. Menguraikan tentang landasan teoritis yang berkenaan dengan masalah konsep motivasi kerja, iklim sekolah, kinerja manajerial kepala sekolah, kerangka berfikir, dan hipotesis penelitian.

Bab III. Berisikan tentang prosedur penelitian secara lebih detail, yaitu mengenai pendekatan metode penelitian, operasional variabel penelitian, populasi dan sampel, langkah-langkah pengumpulan data penelitian, prosedur dan teknik pengumpulan data, dan pengujian instrumen penelitian.

Bab IV. Memuat tentang hasil penelitian dan pembahasan yang akan menjabarkan deskripsi dan analisis data penelitian.


(24)

Bab V. Merupakan kesimpulan dan saran penelitia. Sedangkan bagian akhir terdapat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat, dengan objek penelitian adalah seluruh Sekolah Dasar baik negeri dan swasta yang ada di Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya yang berjumlah 32 Sekolah.

2. Populasi Penelitian

Sugiyono (2004, hlm.90) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesirnpulannya. Sementara Sudjana (1996, hlm.6) berpendapat bahwa populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan Riduan (2002, hlm.3) mengatakan bahwa "Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dengan demikian maka faktor yang perlu diperhatikan dalam populasi adalah elemen atau unsur yang dapat diamati. Oleh karena itu penentuan karakteristik populasi yang tepat merupakan faktor penting dalam suatu penelitian, karena pada hakekatnya suatu permasalahan itu baru akan memiliki makna apabila dikaitkan dengan populasi yang relevan.

Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek-obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek itu.


(26)

Dalam upaya memperoleh informasi yang lengkap berkenaan dengan kondisi kepala sekolah di kecamatan tawang kota tasikmalaya, maka sampel penelitian dipilih secara acak. Hal ini dilakukan untuk memenuhi tujuan penelitian yaitu dapat memberikan informasi dan dapat mewakili keseluruhan sekolah di kecamatan tawang. Populasi dalam penelitian ini adalah 32 kepala sekolah dasar negeri dan swasta di kecamatan tawang dan sebanyak 508 orang guru sekolah dasar negeri dan swasta di kecamatan tawang kota tasikmalaya.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Kepala

Sekolah Jumlah Guru

1 SDN CITAPEN 1 23

2 SDN PENGADILAN 1 1 21

3 SDN GALUNGGUNG 1 52

4 SDN PENGADILAN 2 1 16

5 SDN PENGADILAN 3 1 12

6 SDN PENGADILAN 4 1 10

7 SDN SUKASARI 1 1 11

8 SDN SUKASARI 2 1 11

9 SDN JAJAWAY 1 1 11

10 SDN DADAHA 1 1 15

11 SDN DADAHA 2 1 15

12 SDN CIKALANG 1 1 11

13 SDN CIKALANG 2 1 11

14 SDN JAJAWAY 2 1 10

15 SDN LENGKONG 1 9

16 SDN SUKASARI 3 1 9

17 SDN TARUMANEGARA 1 8

18 SDN CILOLOHAN 2 1 15

19 SDN TAWANGSARI 1 14

20 SDN LENGKONGSARI 1 13

21 SDN KAHURIPAN 4 1 10

22 SDN SUKASARI 4 1 14

23 SDN CILOLOHAN 1 1 13


(27)

No Nama Sekolah Kepala

Sekolah Jumlah Guru

25 SDN NYANTONG 1 14

26 SDN BABAKAN GOYANG 1 16

27 SDN YOS SUDARSO 1 15

28 SD MUHAMADIYAH 1 10

29 SD PUI CICURUG 1 12

30 SD AL FALAH 1 11

31 SD AL-MUTTAQIN 1 63

32 SD ISLAM AL-MUKROM 1 11

Jumlah 32 518

Sumber Data : UPTD Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. 3. Sampel Penelitian

Sugiyono (2003, hlm.91) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sementara sudjana (1996, hlm. 6 ) mendefinisikan sampel sebagai bagian yang diambil dari populasi. Dengan demikian, sampel dapat didefinisikan sebagai bagian dari populasi yang mewakili jumlah dan karakteristik dari seluruh populasi.

Menurut Arikunto (2001, hlm.103) sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel, Arikunto (2005, hlm.120) mengemukakan bahwa: untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.

Secara rinci alokasi proporsional pengambilan sampel untuk masing-masing sekolah dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(28)

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Nama Sekolah

Kepala

Sekolah Jumlah

Populasi Perhitungan

Jumlah Sampel

1 SDN CITAPEN 1 23 23x25/100=5.75 6

2 SDN PENGADILAN 1 1 21 21x25/100=5.25 5

3 SDN GALUNGGUNG 1 52 52x25/100=13 13

4 SDN PENGADILAN 2 1 16 16x25/100=4.00 4

5 SDN PENGADILAN 3 1 12 12x25/100=3.00 3

6 SDN PENGADILAN 4 1 10 10x25/100=2.50 3

7 SDN SUKASARI 1 1 11 11x25/100=2.75 3

8 SDN SUKASARI 2 1 11 11x25/100=2.75 3

9 SDN JAJAWAY 1 1 11 11x25/100=2.75 3

10 SDN DADAHA 1 1 15 15x25/100=3.75 4

11 SDN DADAHA 2 1 15 15x25/100=3.75 4

12 SDN CIKALANG 1 1 11 11x25/100=2.75 3

13 SDN CIKALANG 2 1 11 11x25/100=2.75 3

14 SDN JAJAWAY 2 1 10 10x25/100=2.50 3

15 SDN LENGKONG 1 9 9x25/100=2.25 2

16 SDN SUKASARI 3 1 9 9x25/100=2.25 2

17 SDN TARUMANEGARA 1 8 8x25/100=2.00 2

18 SDN CILOLOHAN 2 1 15 15x25/100=3.75 4

19 SDN TAWANGSARI 1 14 14x25/100=3.50 4

20 SDN LENGKONGSARI 1 13 13x25/100=3.25 3

21 SDN KAHURIPAN 4 1 10 10x25/100=2.50 3

22 SDN SUKASARI 4 1 14 14x25/100=3.50 4

23 SDN CILOLOHAN 1 1 13 13x25/100=3.25 3

24 SDN SINDANGGALIH 1 32 32x25/100=8.00 8

25 SDN NYANTONG 1 14 14x25/100=3.50 4

26 SDN BABAKAN GOYANG

1 16 16x25/100=4.00 4

27 SDN YOS SUDARSO 1 15 15x25/100=3.75 4

28 SD MUHAMADIYAH 1 10 10x25/100=2.50 3

29 SD PUI CICURUG 1 12 12x25/100=3.00 3

30 SD AL FALAH 1 11 11x25/100=2.75 3

31 SD AL-MUTTAQIN 1 63 63x25/100=15.75 16

32 SDI AL-MUKROM 1 11 11x25/100=2.75 3


(29)

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan gambaran mengenai pendugaan pengujian hipotesis serta untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variable penelitian yang terdiri dari variable terikat yakni, Kinerja manajerial kepala sekolah (Y), variable bebas yakni, motivasi kerja kepala sekolah (X1) dan

Iklim sekolah (X2).Hubungan antar variable penelitian digambarkan dalam

bagan seperti di bawah ini:

rx1y

rx1x2y

rx2y

Gambar 3.3 hubungan antar variabel X1 = Motivasi Kerja Kepala Sekolah

X2 = Iklim Sekolah

Y = Kinerja Manajerial Kepala Sekolah

C. Metode Penelitian

Metode penelitian Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini digunakan karena didasari filsafat positivisme, yang menekankan pada fenomena-fenomena obyektif. Metode survey digunakan dalam penelitian ini karena untuk mengambil generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam dan bertujuan untuk mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi.Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

Motivasi Kerja Kepala

Sekolah (X1)

Iklim Sekolah (X2)

Kinerja Manajerial

Kepala Sekolah (Y)


(30)

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012, hlm.7). Kerlinger dalam Riduwan (2010, hlm.49) yang menyatakan bahwa penelitian survei merupakan penelitian yang dilakukan terhadap populasi besar maupun populasi yang kecil, tetapi data yang dipelajari merupakan data dari sampel yang diambil dari populasi penelitian yang ada, sehingga ditemukan kejadian-kejadian seperti : relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Muhammad Ali (2010, hlm.28) mengemukakan:

Survai pada dasarnya merupakan pemeriksaan secara teliti tentang fakta atau fenomena perilaku dan sosial terhadap subyek dalam jumlah besar. Dalam riset pendidikan, survai bukan semata-mata dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi, seperti tentang pendapat atau sikap, tetapi juga untuk membuat deskripsi komprehensif maupun untuk menjelaskan hubungan antar berbagai variabel yang diteliti.

D. Definisi Operasional Penelitian

Definisi operasional penelitian adalah suatu konsep yang digambarkan dalam definisi konsep. Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memberikan rujukan-rujukan empiris apa saja yang dapat ditemukan di lapangan untuk menggambarkan secara tepat konsep yang dimaksud sehingga konsep tersebut dapat diamati dan diukur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa definisi operasional merupakan jembatan yang menghubungkan conceptual-theoretical level dengan empirical-observational level. Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Masri S. (2003, hlm. 47) memberikan penjelasan tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur suatu variabel.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu satu variabel terikat (dependent variable) yakni Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (Y), dan dua variabel bebas (independent variable) yakni Motivasi kerja kepala


(31)

sekolah (X1) dan iklim sekolah (X2).

Definisi operasional dan variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Motivasi Kerja Kepala Sekolah (X1)

Motivasi kerja kepala sekolah adalah bentuk-bentuk kegiatan atau perilaku yang muncul karena dorongan internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah disiplin, semangat kerja, ambisi, kompetisi, kreativitas, prestasi. Mc.Celland,s (Hasibuan, 2000, hlm.149-167).

2. Iklim Sekolah (X2)

Hoy dan Miskel (1991, hlm.121) mengemukakan bahwa iklim sekolah merujuk pada persepsi terhadap lingkungan sekolah secara umum yang dipengaruhi oleh organisasi formal, organisasi informal, kepribadian anggota, dan kepemimpinan organisasi. Dengan demikian iklim sekolah dipengaruhi antara lain : (a) kerjasama, (b) gairah kerja, (c) keterbukaan, (d) toleransi dan (e) keakraban.

3. Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (Y)

Seperangkat teknis dalam melaksanakan tugas sebagai manajer sekolah untuk mendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien. ( Akdon, 2002, hlm. 7).

Kinerja manajerial kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini, menurut pendapat peneliti adalah tingkat keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugas, yang didasari pengetahuan, sikap, keterampilandan motivasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui perencanaan, pengorganisasia, menggerakan, pengawasan. E. Instrument Penelitian

1. Skala pengukuran

Skala adalah seperangkat nilai angka yang ditetapkan kepada subyek, objek, atau tingkah laku dengan tujuan mengukur sifat. (Furchan, 2007, hlm. 278). Untuk penyusunan instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner menggunakan skala Likert(Method of Summated Rating). Skala Likert


(32)

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok, tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2010, hlm.86). Skala yang digunakan dalam penyusunan kuesioner sebagai instrumen penelitian adalah sebagaimana dalam tabel :

Tabel 3.3 Skala Likert

Alternatif Jawaban Bobot/skor

Selalu 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

2. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket/kuesioner. Riduwan (2010, hlm. 99) mengemukakan bahwa angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan yang bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Sedangkan Sugiyono (2008, hlm.142) menyatakan kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Instrument angket ini digunakan karena peneliti bertujuan menggali informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan pada saat pengisiannya. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup/terstrukutur dengan lima opsi jawaban yang disediakan. Lebih lanjut Riduwan (2010, hlm. 99) mengemukakan bahwa angket tertutup adalah angket yang tersaji dalam bentuk sedenikian rupa, responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dan kondisi yang ada dengan cara memberi tanda silang (X) atau checklist ( pada kolom yang


(33)

tersedia. Banyaknya pernyataan untuk masing-masing variable penelitian yakni: variable kinerja manajerial kepala sekolah (Y) terdiri 26 pernyataan; variable motivasi kerja (X1) terdiri dari 32 pernyataan; dan variable iklim

sekolah (X2) terdiri dari 32 pernyataan.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

1. Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (Y)

Varia bel

Definisi

Operasional Dimensi Indikator Sub Indikator No Item

Kinerja Manajer ial Kepala Sekolah (Y) Tingkat keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan

tugas yang

didasari pengetahuan, sikap, keterampilan dan motivasi untuk

mencapai

tujuan yang

telah ditetapkan melalui perencanaan, pengorganisa sian, penggerakan dan pengawasan. 1. Planning 1.Merencanakan rencana tahunan sekolah yang berlaku pada tahun ajaran berikutnya,

1. Membuat rencana tahunan sekolah untuk rencana tahun berikut.

1

2. Menjabarkan program tahunan ke dalam program semester I dan II

1. Menjabarkan program tahunan kedalam program semester I 2. Menjabarkan program

tahunan ke dalam program semester II

2,3

2.

Organizing

1.Mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi guru-guru dan staf.

1. Memusyawarahkan pembagian kerja guru 2. Memusyawarahkan

pembagian kerja staf

4,5

2. Memberikan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang tepat.

1. Memberikan

pelimpahan wewenang dantanggungjawab

yang tepatkepada guru 2. Memberikan

pelimpahan wewenang dan tanggung jawab yang tepat kepada staf.

6,7

3. Mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program strategis sekolah kepada seluruh guru dan staf.

1. Mengkomunikasi Kan visi sekolah

kepada guru dan staf 2. Mengkomunikasi kan misi sekolah

kepada guru dan staf

8,9

4. Memberi pengarahan penugasan guru dan staf dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing.

1. Memberi pengarahan penugasan guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing. 2. Memberi pengarahan

penugasan staf dalam


(34)

melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing 5. Membangun kerjasama

tim antar guru, antar staf, antar guru dan staf dalam memajukan sekolah.

1. Membangun kerjasama tim antar guru, dalam memajukan sekolah 2. Membangun

kerjasama tim antar staf, dalam memajukan sekolah

3. Membangun kerjasama tim antar guru dan staf dalam memajukan sekolah

12,13, 14

6. Memimpin rapat dengan guru, staf, orang tua siswa, dan komite sekolah

1. Memimpin rapat dengan guru, stap, orang tua, dan komite sekolah.

15

7. Mengambil keputusan dengan menggunakan strategi yang tepat

1. Mengambil keputusan dengan menggunakan strategi yang tepat

16

3. Actuating

1. Kepala Sekolah selalu memberi bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung

1. Kepala Sekolah memberi bimbingan secara langsung maupun tidak langsung kepada guru

2. Kepala Sekolah selalu memberi bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada staf

17,18

2. Pembagian wewenang dan tanggung jawab jelas

1. Pembagian wewenang dan tanggungjawab yang jelas kepada guru 2. Pembagian wewenang

dan tanggung jawab yang jelas kepada staf

19,20

3. Kompromi merupakan penyelesaian

permasalahan yang muncul

1. Kompromi merupakan penyelesaian permasalahan yang muncul 21 4. Controllin g

1. Menentukan apa yang telah dicapai

1. Menentukan apa yang telah dicapai

2. Menentukan program apa yang belum tercapai

22,23

2. Mengadakan evaluasi atas yang sudah dicapai

1. Mengadakan evaluasi atas yang sudah dicapai

24


(35)

korektif bila diperlukan agar menjamin hasil sesuai dengan rencana

korektif bila diperlukan agar menjamin hasil sesuai dengan rencana,

2. Motivasi Kerja Kepala Sekolah (X1)

Variabel Definisi

operasional Dimensi Indikator Sub Indikator

No Item Motivas i kerja Kepala Sekolah (X1) bentuk-bentuk kegiatan atau perilaku yang muncul karena dorongan internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah disiplin, semangat kerja, ambisi, kompetisi, kreativitas, prestasi. Mc.Celland, s (Hasibuan, 2000, hlm.149-167).

Disiplin Kehadiran Tepat waktu 1. Guru datang ke sekolah tepat waktu/sesuai dengan waktu yang telah ditentuka. 2. Guru datang terlambat ke

sekolah karena alasan kedinasan/formatif.

1,2

Menjalankan Tugas 1. Semua guru mentaati/ melaksanakan tugas yang diberikan oleh kepala sekolah dengan sungguh-sungguh.

3,4

Mentaati peraturan yang berlaku

1. Semua guru mentaati peraturan yang ada di sekolah baik yang tertulis maupun tidak tertulis, 2. Semua guru mentaati tata

tertib di sekolah.

5,6

Pemberian sanksi

1. Sangsi di berikan oleh kepala sekolah ataupun pengawas sekolah kepada guru yang melanggar aturan/kedisiplinan.

7,8

Semangat kerja

Giat bekerja 1. Semua personil sekolah memiliki motivasi yang tinggi dalam

melaksanakan pekerjaan di sekolah.


(36)

Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

1. Semua personil sekolah menyusun target dalam melaksanakan pekerjaan. 2. Semua personil sekolah

dapat mencapai target sesuai dengan jadwal kerja di sekolah.

10,11

Menyukai pekerjaan 1. Semua personil sekolah merasa senang atas keberhasilan pencapaian sasaran kerja.

12,13

Mengembangkan potensi dan kemampuan

1. Semua guru mengikuti pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dirinya. 2. Mencari strategi untuk

memperbaiki cara mengajar kepada peserta didik.

14,15

Ambisi Sikap 1. Semua guru menerapkan

cara baru dalam bekerja di sekolah agar mendapatkan hasil yang lebih baik. 2. Menilai hasil pekerjaan

yang menjadi tanggung jawab masing-masing

16,17

Target Individu 1. Setiap personil memiliki keinginan mendapatkan citra yang baik dihadapan stake holder sekolah, 2. Setiap personil

menyelesaikan pekerjaan berdasarkan inisiatif


(37)

sendiri.

Kompetisi Promosi 1. Semua guru bekerja dengan lebih giat agar mendapat promosi jabatan lebih baik.

20,

Penghargaan/ Reward 1. Semua guru mendapatkan penghargaan atas

pekerjaan yang telah dicapai dengan sungguh-sungguh.

21,22

Kreativita s

Para Pegawai 1. Semua guru memiliki kreatifitas dalam melakukan pekerjaan di sekolah.

2. Semua guru meningkatkan keterampilan kerja

berdasarkan inisiatif sendiri.

23,24

Proses 1. Semua guru memikirkan cara cara terbaik agar bekerja lebih efektif, 2. Semua guru menjalankan

cara-cara terbaik agar pekerjaan lebih efektif.

25,26

Produk yang dihasilkan 1. Semua guru menampilkan hasil pekerjaan dengan produk yang berbeda-beda,

27

Prestasi Hasil 1. Semua guru bangga atas hasil pekerjaan yang telah dicapai,

2. Semua guru termotivasi oleh pekerjaan untuk


(38)

mencapai prestasi kerja. Aktualisasi diri 1. Hasil pekerjaan Bapak

/ibu jauh lebih baik dari pada kepala sekolah yang lain.

2. Bapak/ibu merasa bekerja sendiri lebih menunjukan kemampuan dan prestasi.

30,31,32

3. Iklim Sekolah (X2)

Variabel Operasional Definisi Dimensi Indikator Sub Indikator No Item

Iklim Sekolah (X2) Iklim Sekolah merujuk pada persepsi terhadap lingkungan sekolah secara umum yang dipengaruhi oleh organisasi formal, organisasi informal, kepribadian anggota, dan kepemimpin an organisasi. 1. Kondisi lingkung an fisik sekolah

a. Tersedianya sarana dan prasarana sekolah yang memadai

1. Sarana sekolah seperti ruang kelas, ruang guru, media pembelajaran dan prasarana pendukung telah memenuhi SNP.

2. Guru mempersiapkan ruang kelas senyaman mungkin untuk kegiatan PBM

1,2,3

b. Kepala sekolah peduli terhadap ketersediaan fasilitas seklah

1. Kepala sekolah mengecek ketersediaan saran adan prasarana sekolah

2. Kepala sekolah aktif mencari sumber pembiayaan untuk penyediaan fasilitas sekolah.

4,5,6

2. Kondisi lingkung an sosial sekolah

a. Adanya dukungan kepala sekolah dalam

menjalankan tugas

1. Guru mendapatkan

penghargaan atas pencapaian prestasinya.

2. Guru mendapatkan

penghargaan atas pencapaian kinerjanya.

3. Guru diberi kemudahan dalam kegiatan PBM

7,8,9

b. Adanya dukungan dari rekan sesama guru

1. Guru satu sama lain saling menghargai dan menjalin komunikasi terbuka. 2. Tidak adanya persaingan

diantara para guru yang menimbulkan

ketidaknyamanan

10,11

c. Pembagian tugas di sekolah

1. Jumlah jam pelajaran yang diterima guru tidak melebihi kemampuannya (< 30 JP) 2. Pembagian jumlah jam

pelajaran dikelola dengan adil dan profesional

12,13,14


(39)

kepala sekolah terhadap tugas para guru

berkreasi dalam melaksanakan PBMnya 2. Kepala sekolah memberikan

kepercayaan penuh dalam kegiatan yang berada diluar PBM

8 19,20

e. Pengawasan dan

kedisiplinan dalam bekerja

1. Kepala sekolah melakukan pengawasan yang bersifat membimbing guru

2. kepala sekolah menjadi teladan dalam hal kedisiplinan dalam bekerja

21,22

f. Pola komunikasi diantara para guru

1. Guru satu sama lain saling menjalin keakraban dan tidak ada yang merasa dikucilkan 2. rekan sesama guru siap

membantu apabila terdapat kesulitan atau hambatan dalam tugas

3. guru saling menghargai kehidupan pribadinya masing-masing

23,24,25 26

g. Iklim kepemimpinan kepala sekolah

1. Pola kepemimpinan kepala sekolah bersifat Top Down 2. Kepala sekolah berorientasi Pada pencapaian hasil akhir sekolah.

3. Kepala sekolah berorientasi pada penciptaan hubungan kerja yang karab.

27,28,29 30,31,32

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen dan Reliabilitas Instrumen

Untuk mendapatkan data dan hasil penelitian yang akurat, jelas dibutuhkan instrumen pengumpul data yang baik, oleh karena itu sebelum instrumen pengumpul data penelitian digunakan maka perlu dilakukan pengujian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrument. Tujuan uji validitas dan reliabilitas adalah untuk mengetahui dan menganalisa kelemahan yang mungkin terjadi dari masing-masing item pertanyaan/pernyataan yang dibuat dalam proses penyusunan instrumen pengumpul data tersebut.

Validitas instrumen berkenaan dengan instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Berkaitan dengan hal ini Arikunto (2000, hlm.63) menyatakan bahwa validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sedangkan


(40)

Sukmadinata (2010, hlm.228) menyatakan bahwa validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Beberapa karakteistik validitas instrumen penelitian menurut Sukmadinata (2010, hlm.228) adalah : (1) validitas sebenarnya menunjukkan hasil dari penggunaan instrumen tersebut, buka pada instrumennya. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut benar-benar mampu mengukur aspek yang akan diukur. (2) validitas menunjukkan derajat atau tingkatan, validitasnya tinggi, sedang atau rendah, bukan valid atau tidak valid. (3) validitas instrumen memiliki spesifikasi tidak berlaku umum.Ujia validitas yang dilakukan adalah validitas kunstruk (construct validity) dan validitas isi (content validity).Validitas konstruk dilakukan dengan meminta pertimbangan dari dosen pembibing, sedangkan validitas isi dilakukan dengan uji coba angket.

Untuk menguji validitas instrumen terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir pertanyaan dengan skor total, dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment (Riduwan, 2010, hlm.109).

(∑ (∑ ( ∑

√ ∑ (∑ } ∑ (∑ }

Keterangan :

rhitung= koefisien korelasi

∑ = jumlah perkalian X dan Y

∑ = jumlah skor item

∑ = jumlah skor total/seluruh item = jumlah X kuadrtat

= jumlah Y kuadrtat


(41)

Selanjutnya menghitung harga t dengan uji t menggunakan rumus:

t

hitung=

Keterangan: t = nilai t hitung r = koefisien korelasi n = banyak populasi

distribusi table t untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk= n - 2), maka kaidah keputusannya adalah :

jika thitung t table berarti valid, sebaliknya jika thitung t table berarti tidak

valid.

Jika instrument tersebut dinyatakan valid, maka aturan indeks korelasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Indeks Korelasi Instrumen Penelitian

Rata-rata Skor Kriteria

0,800 sampai dengan 1,000 sangat tinggi 0,600 sampai dengan 0,799 tinggi

0,400 sampai dengan 0,599 cukup tinggi 0,200 sampai dengan 0,399 rendah 0,00 sampai dengan 0,199 sangat rendah

Reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan dan ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat realibilitas yang memadai, jika instrumen tersebut digunakan untuk mengukur aspek yang diukur beberapa kali menghasilkan nilai ukur yang sama dan tetap. Uji realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dapat dipercaya dan dapat digunakan sebagai instrumen pengumpul data (Arikunto, 2010, hlm.170).

Uji realibilitas instrument dilakukan dengan cara menghitung realibilitas seluruh item angket menggunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:


(42)

b b l

r

r

r

1

.

2

1

2. Hasil Uji Validitas dan Relianilitas Instrumen

1. Hasil Uji Validitas Instrumen Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (Y)

Banyaknya pernyataan variable kinerja manajerial kepala sekolah (Y) sebanyak 26 item.Diujicobakan kepada 30 responden.Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) maka diperoleh hasil 26 pernyataan tersebut semua dinyatakan valid.Hal ini berarti semua item dapat digunakan.

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (Y) Nmr item Koefisien korelasi Harga thitung Harga ttabel Keputusa

n Hitungan validitas 1 0,469 2,812 2,048 Valid

Distribusi t untuk α = 0,05 dan uji

dua pihak dengan derajat kebebasan (dk=n-2=30-2=28) sehingga didapat t tabel sebesar 2,048

Kaidah keputusan

Jika t hitung> t tabel berarti valid

Jika t hitung< t tabel berarti tidak valid

Nilai 2,246>2,048 berarti Item nomor 1 valid, demikian Seterusnya sampai item terakhir

2 0,705 5,265 2,048 Valid

3 0,433 2,539 2,048 Valid

4 0,730 5,651 2,048 Valid

5 0,517 3,198 2,048 Valid

6 0,660 4,650 2,048 Valid

7 0,687 5,005 2,048 Valid

8 0,733 5,708 2,048 Valid

9 0,613 4,102 2,048 Valid

10 0,364 2,071 2,048 Valid

11 0,543 3,425 2,048 Valid

12 0,633 4,327 2,048 Valid

13 0,645 4,471 2,048 Valid

14 0,562 3,593 2,048 Valid

15 0,680 4,904 2,048 Valid

16 0,594 3,911 2,048 Valid

17 0,733 5,708 2,048 Valid

18 0,608 4,052 2,048 Valid

19 0,705 5,253 2,048 Valid

20 0,520 3,222 2,048 Valid

21 0,580 3,772 2,048 Valid

22 0,797 6,973 2,048 Valid

23 0,518 3,206 2,048 Valid

24 0,686 4,986 2,048 Valid

812 , 2 ) 469 , 0 ( 1 2 30 469 , 0 1 2 2

2  

     r n r thitung


(43)

Nmr item Koefisien korelasi Harga thitung Harga ttabel Keputusa

n Hitungan validitas 25 0,563 3,603 2,048 Valid

26 0,571 3,682 2,048 Valid

2. Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi kerja kepala sekolah (X1)

Banyaknya pernyataan variable Kepemimpinan Instruksional (X1)

sebanyak32 item. Diujicobakan kepada 30 responden.Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) maka diperoleh hasil 30 pernyataan dinyatakan valid dan 2 pernyataan tidak valid.

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi kerja kepala sekolah (X1)

Nmr item Koefisien korelasi Harga thitung Harga ttabel Keputusa

n Hitungan validitas 1 0,500 3,057 2,048 Valid

Distribusi t untuk α = 0,05 dan uji

dua pihak dengan derajat kebebasan (dk=n-2=30-2=28) sehingga didapat t tabel sebesar 2,048

Kaidah keputusan

Jika t hitung> t tabel berarti valid

Jika t hitung< t tabel berarti tidak valid

Nilai 3,057 > 2,048 berarti Item nomor 1 valid, demikian Seterusnya sampai item terakhir

2 0,594 3,912 2,048 Valid 3 0,716 5,426 2,048 Valid

4 0,763 6,249 2,048 Valid 5 0,232 1,259

2,048

Tidak Valid 6 0,850 8,544 2,048 Valid 7 0,519 3,212 2,048 Valid

8 0,432 2,536 2,048 Valid 9 0,850 8,544 2,048 Valid

10 0,648 4,502 2,048 Valid 11 0,524 3,254 2,048 Valid

12 0,415 2,412 2,048 Valid 13 0,543 3,420 2,048 Valid

14 0,529 3,299 2,048 Valid

15 0,850 8,544 2,048 Valid

16 0,763 6,249 2,048 Valid

17 0,402 2,320 2,048 Valid 18 0,577 3,736 2,048 Valid

19 0,506 3,101 2,048 Valid 20 0,850 8,544 2,048 Valid

21 0,666 4,723 2,048 Valid 22 0,714 5,396 2,048 Valid

057 , 3 ) 500 , 0 ( 1 2 30 500 , 0 1 2 2

2  

     r n r thitung


(44)

Nmr item

Koefisien korelasi

Harga thitung

Harga ttabel

Keputusa

n Hitungan validitas 23 0,334 1,876

2,048

Tidak Valid 24 0,550 3,486 2,048 Valid 25 0,931 13,482 2,048 Valid

26 0,766 6,307 2,048 Valid 27 0,763 6,249 2,048 Valid

28 0,868 9,231 2,048 Valid 29 0,912 11,785 2,048 Valid

30 0,488 2,956 2,048 Valid

31 0,477 2,874 2,048 Valid 32 0,763 6,249 2,048 Valid

3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Iklim Sekolah (X2)

Banyaknya pernyataan variabel Iklim Sekolah (X2) sebanyak 32 item.

Diujicobakan kepada 30 responden.Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) maka diperoleh hasil 30 dinyatakan valid dan 2 pernyataan tidak valid.

Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas Variabel Iklim Sekolah (X2)

Nmr item

Koefisien korelasi

Harga thitung

Harga ttabel

Keputusa

n Hitungan validitas 2 0,797 6,992 2,048 Valid

3 0,712 5,362 2,048 Valid 4 0,364 2,066 2,048 Valid

5 0,669 4,764 2,048 Valid 6 0,563 3,607 2,048 Valid

7 0,788 6,771 2,048 Valid

8 0,650 4,524 2,048 Valid

9 0,437 2,570 2,048 Valid

10 0,394 2,265 2,048 Valid 11 0,348 1,966

2,048

Tidak Valid 12 0,717 5,447 2,048 Valid

13 0,483 2,920 2,048 Valid 14 0,669 4,764 2,048 Valid


(45)

Nmr item Koefisien korelasi Harga thitung Harga ttabel Keputusa

n Hitungan validitas 15 0,475 2,859 2,048 Valid

16 0,630 4,291 2,048 Valid

17 0,738 5,782 2,048 Valid 18 0,646 4,479 2,048 Valid

19 0,402 2,323 2,048 Valid 20 0,601 3,980 2,048 Valid

21 0,705 5,255 2,048 Valid 22 0,803 7,133 2,048 Valid

23 0,555 3,531 2,048 Valid

24 0,368 2,095 2,048 Valid

25 0,491 2,981 2,048 Valid

26 0,638 4,381 2,048 Valid 27 0,747 5,947 2,048 Valid

28 0,712 5,362 2,048 Valid 29 0,145 0,776

2,048

Tidak Valid 30 0,638 4,381 2,048 Valid 31 0,747 5,947 2,048 Valid

32 0,712 5,362 2,048 Valid

4. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Sekolah Efektif (Y)

Banyaknya pernyataan variabel Kinerja manajerial kepala sekolah (Y) sebanyak 26 item. Diujicobakan kepada 30 responden.Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) maka diperoleh hasil 26 pernyataan tersebut semua dinyatakan reliabel.Hal ini berarti semua item dapat digunakan.

Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kinerja manajerial kepala sekolah (Y) Nmr Item Koevisien Korelasi Harga r11 Harga r Tabel

Keputusa

n Hitungan Reliabilitas 1 0,469 0,639 0,374 Reliabel

2 0,705 0,827 0,374 Reliabel 3 0,433 0,604 0,374 Reliabel 4 0,730 0,844 0,374 Reliabel 5 0,517 0,682 0,374 Reliabel 6 0,660 0,795 0,374 Reliabel 7 0,687 0,815 0,374 Reliabel 8 0,733 0,846 0,374 Reliabel

639 , 0 469 , 0 1 ) 469 , 0 .( 2 1 2      rb rb rll


(46)

9 0,613 0,760 0,374 Reliabel

Distribusi t untuk α = 0,05 dan

uji dua pihak dengan derajat kebebasan (dk=n-2=30-2=28) sehingga didapat t tabel sebesar

0,374

Kaidah keputusan

Jika t hitung> t tabel berarti reliabel

Jika t hitung< t tabel berarti tidak

reliabel

Ternyata 0,639 > 0,374 berarti item nomor satu reliable,demikian seterusnya Sampai item terakhir

10 0,364 0,534 0,374 Reliabel 11 0,543 0,704 0,374 Reliabel 12 0,633 0,775 0,374 Reliabel 13 0,645 0,784 0,374 Reliabel 14 0,562 0,719 0,374 Reliabel 15 0,680 0,809 0,374 Reliabel 16 0,594 0,746 0,374 Reliabel 17 0,733 0,846 0,374 Reliabel 18 0,608 0,756 0,374 Reliabel 19 0,705 0,827 0,374 Reliabel 20 0,520 0,684 0,374 Reliabel 21 0,580 0,735 0,374 Reliabel 22 0,797 0,887 0,374 Reliabel 23 0,518 0,683 0,374 Reliabel 24 0,686 0,814 0,374 Reliabel 25 0,563 0,720 0,374 Reliabel 26 0,571

0,727 0,374 Reliabel

5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Motivasi kerja kepala sekolah (X1)

Banyaknya pernyataan variable Motivasi kerja kepala sekolah (X1)

sebanyak32 item. Diujicobakan kepada 30 responden.Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) maka diperoleh hasil 32 pernyataan tersebut semua dinyatakan reliabel.Hal ini berarti semua item dapat digunakan.

Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motivasi kerja kepala sekolah (X1)

Nmr Item Koevisien Korelasi Harga r11 Harga r Tabel

Keputusa

n Hitungan Reliabelitas 1 0,500 0,667 0,374 Reliabel

Distribusi t untuk α = 0,05 dan

uji dua pihak dengan derajat kebebasan (dk=n-2=30-2=28) sehingga didapat t tabel sebesar

0,667

2 0,594 0,746 0,374 Reliabel 3 0,716 0,834 0,374 Reliabel 4 0,763 0,866 0,374 Reliabel 5 0,232 0,376 0,374 Reliabel 6 0,850 0,919 0,374 Reliabel 7 0,519 0,683 0,374 Reliabel 8 0,432 0,603 0,374 Reliabel 9 0,850 0,919 0,374 Reliabel 10 0,648 0,786 0,374 Reliabel

667 , 0 500 , 0 1 ) 500 , 0 .( 2 1 2      rb rb rll


(47)

11 0,524 0,687 0,374 Reliabel Kaidah keputusan

Jika t hitung> t tabel berarti reliabel

Jika t hitung< t tabel berarti tidak

reliabel

Ternyata 0,667 > 0,374 berarti item nomor satu reliabel, demikian seterusnya sampai item terakhir 12 0,415 0,586 0,374 Reliabel 13 0,543 0,704 0,374 Reliabel 14 0,529 0,692 0,374 Reliabel 15 0,850 0,919 0,374 Reliabel 16 0,763 0,866 0,374 Reliabel 17 0,402 0,573 0,374 Reliabel 18 0,577 0,732 0,374 Reliabel 19 0,506 0,672 0,374 Reliabel 20 0,850 0,919 0,374 Reliabel 21 0,666 0,799 0,374 Reliabel 22 0,714 0,833 0,374 Reliabel 23 0,334 0,501 0,374 Reliabel 24 0,550 0,710 0,374 Reliabel 25 0,931 0,964 0,374 Reliabel 26 0,766 0,868 0,374 Reliabel 27 0,763 0,866 0,374 Reliabel 28 0,868 0,929 0,374 Reliabel 29 0,912 0,954 0,374 Reliabel 30 0,488 0,656 0,374 Reliabel 31 0,477 0,646 0,374 Reliabel 32 0,763 0,866 0,374 Reliabel

6. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Iklim Sekolah (X2)

Banyaknya pernyataan variable Iklim Sekolah (X2) sebanyak32 item.

Diujicobakan kepada 30 responden.Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir) maka diperoleh hasil 31 pernyataan dinyatakan reliable dan 1 pernyataan dinyatakan reliabel.

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Iklim Sekolah (X2)

Nmr Item Koevisien Korelasi Harga r11 Harga r Tabel

Keputusa

n Hitungan Reliabelitas 1 0,600 0,750 0,374 Reliabel

Distribusi t untuk α = 0,05 dan uji

dua pihak dengan derajad kebebasan (dk=n-2=30-2=28) sehingga didapat t tabel sebesar 0,374 2 0,797 0,887 0,374 Reliabel

3 0,712 0,832 0,374 Reliabel 4 0,364 0,533 0,374 Reliabel 5 0,669 0,802 0,374 Reliabel 6 0,563 0,721 0,374 Reliabel 7 0,788 0,881 0,374 Reliabel 8 0,650 0,788 0,374 Reliabel

750 , 0 600 , 0 1 ) 600 , 0 .( 2 1 2      rb rb rll


(48)

Nmr Item

Koevisien Korelasi

Harga r11

Harga r Tabel

Keputusa

n Hitungan Reliabelitas 9 0,437 0,608 0,374 Reliabel Kaidah keputusan

Jika t hitung> t tabel berarti reliabel

Jika t hitung< t tabel berarti tidak

reliabel

Ternyata 0,750 > 0,374 berarti item nomor satu reliabel, demikian seterusnya sampai item terakhir

10 0,394 0,565 0,374 Reliabel 11 0,348 0,517 0,374 Reliabel 12 0,717 0,835 0,374 Reliabel 13 0,483 0,652 0,374 Reliabel 14 0,669 0,802 0,374 Reliabel 15 0,475 0,644 0,374 Reliabel 16 0,630 0,773 0,374 Reliabel 17 0,738 0,849 0,374 Reliabel 18 0,646 0,785 0,374 Reliabel 19 0,402 0,573 0,374 Reliabel 20 0,601 0,751 0,374 Reliabel 21 0,705 0,827 0,374 Reliabel 22 0,803 0,891 0,374 Reliabel 23 0,555 0,714 0,374 Reliabel 24 0,368 0,538 0,374 Reliabel 25 0,491 0,658 0,374 Reliabel 26 0,638 0,779 0,374 Reliabel 27 0,747 0,855 0,374 Reliabel 28 0,712 0,832 0,374 Reliabel 29 0,145 0,253 0,374 Tidak

Reliabel 30 0,638 0,779 0,374 Reliabel 31 0,747 0,855 0,374 Reliabel 32 0,712 0,832 0,374 Reliabel

G. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus dan yang lainnya.Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. Gambaran umum ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang kita peroleh. Dalam penelitan ini analisis deskriptif menggunakan alat bantu software SPSS versi 20 for windows.

Hasil perhitungan data analisis deskriptif selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel kriteria penilaian persentase skor tanggapan responden (Sugiyono, 2008)


(49)

Tabel 3.12 Kriteria Skor Rata-rata Variabel

No Rata-rata Skor Kriteria

1 4,21 – 5,00 sangat tinggi 2 3,41 – 4,20 tinggi

3 2,61 – 3,40 cukup tinggi

4 1,81 – 2,60 rendah

5 1,00 – 1,80 sangat rendah

2. Uji Pesyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis diperlukan guna mengetahui apakah analisis data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Beberapa teknik analisis data menuntut uji persyaratan analisis. Analisis varian mempersyaratkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kelompok-kelompok yang dibandingkan homogen. Oleh karena itu analisis varian mempersyaratkan uji normalitas dan homogenitas data. Begitu pula untuk analisis regresi, menuntut pra syarat adanya uji normalitas dan uji linieritas. Pengolahan dan analisis data dalam sebuah penelitian menjadi sangat penting karena dari data yang diperoleh, dilakukan proses pengolahan menghasilkan sebuah kesimpulan.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Karena dalam statistik parametrik mempersyaratkan data yang akan diolah harus berdistribusi normal. Uji Normalitas dilakukan untuk masing-masing variable penelitian yakni, Motivasi kerja (X1), Iklim Sekolah (X2) dan Kinerja manajerial kepala

sekolah (Y).Dalam penelitian ini uji normalitas data dilakukan dengan uji

Kolmogorov-Smirnov dan menggunakan Software SPSS ver. 20 for Windows.dengan ketentuan :


(50)

Berarti tidak terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.

 Probabilitas Sig. < 0,05 , maka Ho ditolak.

Berarti terdapat perbedaan antara distribusi data dengan distribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.Uji linieritas dilakukan terhadap masing-masing variable penelitian yakni: uji linieritas variable motivasi kerja (X1) terhadap Kinerja manajerial kepala sekolah

(Y),dan variable Iklim Sekolah (X2) terhadap kinerja manajerial kepala

sekolah (Y). uji linieritas dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji-t dengan bantuan Software SPSS ver. 20 for Windows.dengan ketentuan:

Jika t hitung > tabel maka Ho ditolak dan Ha diterinta. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

3. Analisis Data Untuk Pengujian Hipotesis

Analisis pengujian hipotesis dilakukan untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis penelitian didukung atau tidak didukung oleh fakta empirik. Analisis pengujian hipotesis dapat dilakukan setelah uji persyaratan analisis dipenuhi yakni: data penelitian masing-masing variable berdistribusi normal dan antar variable mempunyai hubungan yang linier. Uji analisis hipotesis dilakukan dengan analisis korelasi dan regresi sederhana maupun ganda.Untuk analisis data pengujian hipotesis dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan software SPSS ver. 20 for Windows.

Untuk memberi arti tingkat hubungan antar variabel dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi sebagaimana yang dikemukakan Riduwan (2010, hlm.221) sebagai berikut :


(51)

Tabel 3.13

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat kuat/tinggi Kuat/tinggi Cukup kuat/tinggi

Rendah Sangat rendah

a. Untuk menguji Kontribusi Motivasi kerja (X1) terhadap Kinerja manajerial

kepala sekolah (Y) digunakan analisis regresi linier sederhana antar dua variable tersebut. Setelah ditemukan koefisien regresi, kemudian dilakukan uji signifikasi untuk menentukan besaran koefisien korelasi antara motivasi kerja (X1) dan Kinerja manajerial kepala sekolah (Y).

b. Untuk menguji kontribusi Iklim Sekolah (X2) terhadap Kinerja manajerial

kepala sekolah (Y) digunakan analisis regresi linier sederhana antar dua variable tersebut. Setelah ditemukan koefisien regresi, kemudian dilakukan uji signifikasi untuk menentukan besaran koefisien korelasi antara Iklim Sekolah (X2) dan Kinerja manajerial (Y).

c. Untuk menguji kontribusi Motivasi kerja (X1) dan Iklim Sekolah (X2)

secara bersama-sama terhadap Kinerja manajerial kepala sekolah (Y) digunakan analisis regresi ganda mengenai kontribusi Motivasi kerja (X1)

dan Iklim Sekolah (X2) secara bersana-sama terhadap Kinerja manajerial

kepala sekolah (Y). Setelah ditemukan persamaan regresi ganda, kemudian dilakukan uji signifikasi dan uji kelinieran persamaan regresi. Selanjutnya dilakukan uji signifikansi arah koefisien dan kelinieran persamaan dengan menggunakan Analisis Varians.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian sebagaimana dalam bab sebelumnya, adalah sebagai berikut:

1. Kinerja manajerial kepala Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya diukur dengan empat dimensi; Perencanaan, Pengorganisasian, Penggerakan dan Pengawasan. Diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kinerja manajerial kepala Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya kategorinya tinggi.

2. Motivasi kerja kepala Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya diukur dengan enam dimensi; disiplin, semangat kerja, ambisi, kompetisi, kreatifitas, dan prestasi. diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa motivasi kerja kepala Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya kategorinya tinggi.

3. Iklim Sekolah pada Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya diukur dengan dua dimensi; kondisi lingkungan fisik sekolah dan kondisi lingkungan sosial. diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa iklim sekolah pada Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya kategorinya tinggi.

4. Terdapat kontribusi yang signifikan antara motivasi kerja kepala sekolah terhadap kinerja manajerial kepala sekolah di sekolah dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.

5. Terdapat kontribusi yang signifikan antara Iklim Sekolah terhadap kinerja manajerial kepala sekolah di sekolah dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.

6. Motivasi kerja kepala sekolah dan iklim sekolah secara simultan berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja manajerial kepala sekolah di sekolah dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.


(2)

B. Saran/Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian tentang kontribusi motivasi kerja dan iklim sekolah terhadap kinerja manajerial kepala sekolah di sekolah dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya, maka penulis memberikan saran/rekomendasi sebagai berikut :

1. Kinerja manajerial kepala Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya yang perlu dapat perhatian khusus adalah dimensi

Pengawasan, sebab merupakan pengunci dimensi lainnya agar tidak lepas kontrol. Dalam hal ini dinas pendidikan harus melakukan pengawasan

terhadap kepala sekolah dalam artian luas. Dinas pendidikan harus memperbaiki sistematika pengawasan terhadap kepala sekolah, sehingga semua program yang telah dijalankan kepala sekolah bisa terkontrol. Dalam pengawasan ini dinas pendidikan bisa melibatkan semua stakeholder.

2. Motivasi kerja kepala Sekolah di Sekolah Dasar se-Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya perlu perhatian segera oleh dinas pendidikan maupun pengawas sekolah yaitu dimensi ambisi, kompetisi, kreativitas dan prestasi. Rendahnya empat dimensi tersebut menyebabkan pekerjaan kepala sekolah hanyalah bersifat rutinitas biasa seperti mengelola BOS, menandatangani surat, dan membuat laporan-laporan yang wajib saja. Salah satu cara perbaikannya adalah: bersedia menerima target prestasi yang jauh lebih tinggi, bersedia berbagi pengalaman dengan sekolah lain dalam peningkatan mutu sekolah baik melalui wadah KKKS atau pun wadah professional lainnya, dan bersedia diberikan tugas belajar kejenjang lebih tinggi maupun meningkatkan sendiri pendidikan yang sudah diperoleh kejenjang yang lebih tinggi terutama yang terkait dengan jurusan kekepala sekolahan seperti jurusan Administrasi/ Manajemen Pendidikan.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklim sekolah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kinerja manajerial kepala sekolah. Hal ini membuktikan bahwa iklim sekolah yang kondusif merupakan


(3)

salah satu syarat yang diperlukan dalam penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan produktif. Di wilayah penelitian, iklim sekolah sudah relatif baik namun perlu peningkatan pada dimensi kondisi lingkungan sosial sekolah. Dalam hal ini kepala sekolah perlu menugaskan kepada pembantu kepala sekolah urusan kurikulum untuk dapat merencanakan pembagian tugas mengajar secara cermat, menerima segala masukan dari guru dan selalu mensosialisasikan kebijakan-kebijakan sekolah yang telah dibuat agar dapat dipahami oleh seluruh guru dan staf sekolah. Iklim yang dinamis dan terbuka akan membuat suasana sekolah kondusif dan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi & Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis, Edisi revisi. Jakarta : Rineka Cipta

Budi, Suhardiman. (2011). Pengaruh rekrutmen, kompetensi dan kompensasi terhadap kinerja kepala sekolah. Bandung : Administrasi Pendidikan UPI

Danang, S. (2011). Perilaku Organisasi. Jakarta: Caps .

Danim, S. (2002). Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia. (2008). Kinerja Staf dan Organisasi. Cetakan ke 10. Bandung :

Pustaka Setia.

Davis, K & Newstrom, J.W. (2000). Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta : Erlangga.

Drucker, Peter F (2007). Managing in a Time of Great Change.Terjemahan. Jakarta : PT Alex Media Komputindo.

Depdiknas. (2007). Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Djatmiko. Y.H. (2005). Perilaku Organisasi. Cetakan ke empat. Bandung: Alfabeta.

Engkoswara dan Komariah, Aan (2011). Administrasi Pendidikan. Bandung. Alfa Beta.

Hasibuan, S.P.M. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. Jakarta : Bumi Aksara.

Hoy, W.K. & Cecil G., (2008). Educational Administration: Theory, Research, and Practice, Singapura. Higher Education

Jamal, (2009). Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Professional. Jogjakarta. Diva Press.


(5)

terhadap kepuasan kerja guru. Tesis. Bandung : UPI.

Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi. Diterjemahkan oleh Vivin Andika Yuwono dkk. Edisi pertama penerbit Andi. Yogyakarta.

Mangkunagara, P.A. (2007). Evaluasi Kinerja. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

(2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.

Bandung : PT Remaja Rosda Karya.

Muhaimin, (2010). Manajemen Pendidikan. Jakarta. Prenada Media Group. Mulyasa, (2012). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta:

Bumi Aksara.

(2010). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya.

(2012). Uji kompetensi dan Penilaian Kinerja Guru. Bandung: Rosda Putra.

Pasalong, Harbaini. 2008. Kepemimpinan birokrasi. Bandung. Alfabeta. Riduwan, (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Sutrisno, E. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta. Kencana

Prenada Media Group

Sobry S., (2012). Manajemen Pendidikan. Lombok. Holistica.

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung. Alfa Beta.

Syamsir, T., (2012). Metode Riset Struktur & Perilaku Organisasi. Bandung. Alfa Beta.

Sadullah, Uyoh dkk. (2011). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alpabeta. Sallis, E. (2007). Total Quality Management in Education. London: Kogan

Page Educational Management Series.

Sardiman. AM.(2008). Motivasi dalam Pendidikan. Jakarta : Radja Grafindo Persada.


(6)

Effect. New Jersey : Pearson Education, Inc.

Schuller, Randall .S dan Jackson, Susan E (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Erlangga. (Terjemahan Dewi Kartini Y).

Tim Dosen Adpen UPI, (2012). Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Universitas Pendidikan Indonesia, (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Veithzal, R. & Sylviana, M., (2010). Education Manajement. Jakarta. PT. Raja

Grafindo Persada.

Wahyudi, (2012). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar. Bandung. Alfa Beta.

Widiyanto,, Joko. (2012). SPSS For Windows. Surakarta : Badan Penerbit-FKIP Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Wihanta. (2005). Kontribusi Konsep Diri dan Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerjaj Guru. Studi Deskriptif pada Guru SD di Kabupaten Sumedang. Tesis. Bandung : UPI.

Wirawan. (2005). Profesi dan Standar Evaluasi. Jakarta : Yayasan Bangun Indonesia dan UHAMKA Press.

Yukl, G., (2009). Leadership in Organization. Fifth edition. by Prentice-Hall. Inc. New Jersey.

Sudrajat, akhmad (2008). Kemampuan manajerial kepala sekolah. [online]. Tersedia : http://akhmadsudrajat.Wordpress.com.2008/05/02. Kemampuan-manajerial-kepala-sekolah.

Sulianita, Lilis (2014). Peningkatan kompetensi manajerial kepala sekolah,, bagaimana?. [online]. Tersedia : http://edukasi kompasiana.com/2014/02/06. Peningkatan-kompetensi-manajerial-kepala-sekolah-bagaimana?


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI MOTIVASI KERJA OPERATOR SEKOLAH, KOMPETENSI OPERATOR SEKOLAH, DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH Kontribusi Motivasi Kerja Operator Sekolah, Kompetensi Operator Sekolah, dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Operator Sekolah Dasar di E

2 9 13

KONTRIBUSI MOTIVASI KERJA OPERATOR SEKOLAH, KOMPETENSI OPERATOR SEKOLAH, DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH Kontribusi Motivasi Kerja Operator Sekolah, Kompetensi Operator Sekolah, dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Operator Sekolah Dasar di E

0 4 18

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENDIDIKAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENDIDIKAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KEBONAGUNG PACITAN.

0 1 15

PENDAHULUAN KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, PENDIDIKAN DAN IKLIM KERJA TERHADAP KINERJA SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN KEBONAGUNG PACITAN.

0 0 8

Pengaruh Iklim Sekolah Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Lembang.

0 2 47

KONTRIBUSI KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KOMITE SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG.

0 0 51

PENGARUH KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DI SEKOLAH DASAR SE KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

0 3 59

PENGARUH IKLIM SEKOLAH TERHADAPKINERJA GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PATOKBEUSI KABUPATEN SUBANG.

0 4 57

KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MUTU SEKOLAH PADA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA TASIKMALAYA.

1 3 88

KONTRIBUSI MOTIVASI KERJA DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAPKINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN TAWANG KOTA TASIKMALAYA - repository UPI T ADP 1207482 Title

0 0 3