Interferensi morfologis bahasa Lamaholot dalam pemakaian Bahasa Indonesia pada karangan narasi siswa kelas V SD Inpres Ritaebang, tahun ajaran 2010/2011.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Kein, Vinsensia B. Odi. 2012. Interferensi Morfologis Bahasa Lamaholot dalam Pemakaian
Bahasa Indonesia pada Karangan Narasi Siswa SD Inpres Ritaebang, Tahun Ajaran
2010/2011. Skripsi Program Sarjana (S-1). Yogyakarta: PBSID, Fakustas Keguruan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji interferensi morfologis bahasa Lamaholot, dalam pemakaian
bahasa Indonesia pada 39 karangan narasi siswa kelas V SD Inpres Ritaebang, tahun ajaran
2010/1011. Tujuan dari penelitian ini adalah(1) mendeskripsikan jenis-jenis interferensi
morfologis bahasa Lamaholotberdasarkan proses morfologis dalam pemakaian bahasa
Indonesia dalam karangan narasi siswa kelas V SDI Ritaebang, tahun ajaran 2010/2011, (2)
mendeskripsikan tingkat keseringan interferensi morfologis bahasa Lamaholotberdasarkan
proses morfologis yang muncul dalam pemakaian bahasa Indonesia pada karangan narasi
antara siswa laki-laki dan perempuan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes,yaitu membuat
karangan narasi yang ditulis berdasarkan judul yang disiapkan. Data yang dikumpulkan,
diklasifikasikan kemudian dianalisis.
Hasil penelitian (1) interferensi morfologis yangditemukan dalam karangan siswa

berjumlah26 kata. Berdasarkan jenis interferensi morfologis dalam karangan siswa terdapat
satu jenis proses morfologi yaitu afiksasi. Jenisafiksasi ditemukan ada dua jenis, yakni
prefiks berjumlah 10 kata dan sufiks berjumlah 16 kata,(2)ada perbedaan tingkat frekuensi
interferensi morfologis antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Interferensi morfologis
lebih banyak ditemukan dalam karangan siswa perempuan sebanyak 14 kata daripada dalam
karangan siswa laki-laki sebanyak 12 kata.
Hasil penelitian ini berimplikasi pada pengajaran Bahasa Indonesia khususnya pada
sekolah dasar. Berdasarkan hasil penelitian , penulis memberi saran (1) kepada guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia supaya lebih meningkatkan pembelajaran penggunaan kata
imbuhandalam bahasa Indonesia secara tepat dan jelas, dan guru hendaknya mengurangi
menggunakan bahasa campuran (bahasa daerah dengan bahasa Indonesia) dalam mengajar,
(2) bagi penetiti lain, fenomena interferensi morfologis masih sering terjadi dibeberapa
sekolah, oleh karena itu diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi lain
untuk mengembangkan penelitian sejenis.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT


Kein, Vinsensia B. Odi. 2012. The Interference of the Lamaholot Language Morphology in
the Indonesian Language Use in the Students’ Narrations of SD InpresRitaebang,
Academic Year 2010/2011. S-1 Thesis.Yogyakarta.PBSID, Teachers’ Training and
Education Faculty, Sanata Dharma University.
This research examined the interference of Lamaholot Language in Indonesian
Language used in the 39 narrations of the students grade V SD InpresRitaebang, academic
year 2010/2011. This research was aimed to (1) describe the kinds of interference of
Lamaholot language morphology based on the morphological process in Indonesian
language use in the narrations of students grade V SDI Ritaebang, academic year 2010/2011,
(2) describe the frequency level of the interference of Lamaholot language morphology
based on the morphological process found in Indonesian language use in the narrations of
female and male students.
The data were collected by administering test. Students made narrations with the title
provided. The data were then collected, classified, and analyzed.
The results showed that (1) there were 26 words as morphological interference found
in the students’ narrations. Based on the morphological interference, there was one
morphological process namely affixation. There were two kinds of affixations. There were
10 prefixes and 16 suffixes, (2) there was a difference in frequency level in the
morphological interference between female and male students. There were more

morphological interferences found in female students’ narrations (14 words) than there were
in male students’ narrations (12 words).
The results of this research had an implication in Indonesian language teaching,
especially in elementary schools. Based on the results, the researcher would like to give
some suggestions. (1) Indonesian language teachers should use the affixes correctly and
clearly. They should use less mixed languages (vernacular and Indonesian languages) when
teaching, (2) For other researchers, the phenomena of morphological interference happened
frequently in some schools. Therefore, hopefully the results of this research could give
further information to develop similar researches.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTERFERENSI MORFOLOGIS BAHASA LAMAHOLOT
DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA PADA KARANGAN NARASI
SISWA KELAS V SD INPRES RITAEBANG, TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:
Vinsensia B. Odi Kein
NIM: 071224065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTERFERENSI MORFOLOGIS BAHASA LAMAHOLOT
DALAM PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA PADA KARANGAN NARASI
SISWA KELAS V SD INPRES RITAEBANG, TAHUN AJARAN 2010/2011


SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh:
Vinsensia B. Odi Kein
NIM: 071224065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Halaman Persembahan
Karya ini saya persembakan kepada
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah mencurahkan rahmat, berkat,
kasih, dan doa yang melimpah untuk saya.
Bapak Yohanes B. Kein dan Ibu Marietha Kleden yang telah mendoakan,
memberikan kasih dan sayang serta dukungan moril maupun materiil.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

M OT O


Percobaan-percobaan yang kamualamiialahpercobaan-percobaanbiasa,
yang tidakmelebihikekuatanmanusia.Sebab Allah
setiadankarenaituiatidakakanmembiarkankamudicobaimelampauikekuatan
mu. Dan padawaktukamudicobaiIaakanmemberikankepadamujalankeluar,
sehinggakamudapatmenanggungnya.
(1 Korintus 10:13)

Segala sesuatu diawali dengan ikhlas, dengan cinta dengan tanggung
jawab, maka proses menuju hasil akan menjadi lebih berarti untuk
hari ini dan akan datang.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhanya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.


Yogyakarta, 24 Oktober 2012
Penulis

Vinsensia B. Odi Kein

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama

: Vinsensia B. Odi Kein

NIM

: 07 1224 059


Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul:
INTERFERENSI MORFOLOGIS BAHASA LAMAHOLOT DALAM PEMAKAIAN
BAHASA INDONESIA PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS V SD INPRES
RITAEBANG, TAHUN AJARAN 2010/2011
Beserta perangkat yang diperlukan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma.
Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 24 Oktober 2012
Yang menyatakan

Vinsensia B. Odi Kein

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


ABSTRAK

Kein, Vinsensia B. Odi. 2012. Interferensi Morfologis Bahasa Lamaholot dalam Pemakaian
Bahasa Indonesia pada Karangan Narasi Siswa SD Inpres Ritaebang, Tahun Ajaran
2010/2011. Skripsi Program Sarjana (S-1). Yogyakarta: PBSID, Fakustas Keguruan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji interferensi morfologis bahasa Lamaholot, dalam pemakaian
bahasa Indonesia pada 39 karangan narasi siswa kelas V SD Inpres Ritaebang, tahun ajaran
2010/1011. Tujuan dari penelitian ini adalah(1) mendeskripsikan jenis-jenis interferensi
morfologis bahasa Lamaholotberdasarkan proses morfologis dalam pemakaian bahasa
Indonesia dalam karangan narasi siswa kelas V SDI Ritaebang, tahun ajaran 2010/2011, (2)
mendeskripsikan tingkat keseringan interferensi morfologis bahasa Lamaholotberdasarkan
proses morfologis yang muncul dalam pemakaian bahasa Indonesia pada karangan narasi
antara siswa laki-laki dan perempuan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes,yaitu membuat
karangan narasi yang ditulis berdasarkan judul yang disiapkan. Data yang dikumpulkan,
diklasifikasikan kemudian dianalisis.
Hasil penelitian (1) interferensi morfologis yangditemukan dalam karangan siswa

berjumlah26 kata. Berdasarkan jenis interferensi morfologis dalam karangan siswa terdapat
satu jenis proses morfologi yaitu afiksasi. Jenisafiksasi ditemukan ada dua jenis, yakni
prefiks berjumlah 10 kata dan sufiks berjumlah 16 kata,(2)ada perbedaan tingkat frekuensi
interferensi morfologis antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Interferensi morfologis
lebih banyak ditemukan dalam karangan siswa perempuan sebanyak 14 kata daripada dalam
karangan siswa laki-laki sebanyak 12 kata.
Hasil penelitian ini berimplikasi pada pengajaran Bahasa Indonesia khususnya pada
sekolah dasar. Berdasarkan hasil penelitian , penulis memberi saran (1) kepada guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia supaya lebih meningkatkan pembelajaran penggunaan kata
imbuhandalam bahasa Indonesia secara tepat dan jelas, dan guru hendaknya mengurangi
menggunakan bahasa campuran (bahasa daerah dengan bahasa Indonesia) dalam mengajar,
(2) bagi penetiti lain, fenomena interferensi morfologis masih sering terjadi dibeberapa
sekolah, oleh karena itu diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi lain
untuk mengembangkan penelitian sejenis.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Kein, Vinsensia B. Odi. 2012. The Interference of the Lamaholot Language Morphology in
the Indonesian Language Use in the Students’ Narrations of SD InpresRitaebang,
Academic Year 2010/2011. S-1 Thesis.Yogyakarta.PBSID, Teachers’ Training and
Education Faculty, Sanata Dharma University.
This research examined the interference of Lamaholot Language in Indonesian
Language used in the 39 narrations of the students grade V SD InpresRitaebang, academic
year 2010/2011. This research was aimed to (1) describe the kinds of interference of
Lamaholot language morphology based on the morphological process in Indonesian
language use in the narrations of students grade V SDI Ritaebang, academic year 2010/2011,
(2) describe the frequency level of the interference of Lamaholot language morphology
based on the morphological process found in Indonesian language use in the narrations of
female and male students.
The data were collected by administering test. Students made narrations with the title
provided. The data were then collected, classified, and analyzed.
The results showed that (1) there were 26 words as morphological interference found
in the students’ narrations. Based on the morphological interference, there was one
morphological process namely affixation. There were two kinds of affixations. There were
10 prefixes and 16 suffixes, (2) there was a difference in frequency level in the
morphological interference between female and male students. There were more
morphological interferences found in female students’ narrations (14 words) than there were
in male students’ narrations (12 words).
The results of this research had an implication in Indonesian language teaching,
especially in elementary schools. Based on the results, the researcher would like to give
some suggestions. (1) Indonesian language teachers should use the affixes correctly and
clearly. They should use less mixed languages (vernacular and Indonesian languages) when
teaching, (2) For other researchers, the phenomena of morphological interference happened
frequently in some schools. Therefore, hopefully the results of this research could give
further information to develop similar researches.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kapada Tuhan, Bapa Yang Maha Esa atas rahmat dan cinta kasihNya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Interferensi Morfologis Bahasa Lamaholot dalam Pemakaian bahasa Indonesia pada
Karangan Narasi, Siswa kelas V, SD Inpres Ritaebang, Tahun Ajaran 2010/2011.
Penyusunan skrisi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Keberhasilan penyusunan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
yang diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.

2.

C. Tutyandari, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas
Sanata Dharma.

3.

Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia dan Daerah.

4.

Dr. A.M. Slamet Soewandi, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar, teliti
dan bijaksana dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dan koreksi dalam menyusun
skripsi.

5.

Drs G. Sukadi selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan dorongan, kritikan,
saran selama proses penyusunan skripsi.

6.

Seluruh dosen PBSID yang telah memberikan ilmu yang banyak kapada peneliti.
x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7.

Mas Sidiq, karyawan PBSID yang telah memberikan pelayanan kepada penulis dengan
sabar dan senyum.

8.

Ibu Hyasinta Kesai Hayon selaku Kepala Sekolah SD Inpres Ritaebang yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

9.

Ibu Yosefina Jawa Lein selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD Inpres
Ritaebang yang telah menerima dan memberikan kesempatan dan membantu penulis
dalam melakukan penelitian.

10. Siswa SD Inpres Ritaebang yang telah membantu penulis dalam pengambilan data.
11. Bapak Yohanes B. Kein dan Ibu Marietha Kleden tercinta yang selalu memberikan
cinta, semangat, doa serta dukungan materiil dan spiritual untuk memenui harapanku.
12. Adik-adikku, Maria Natalia K. Kein dan Romanus S. Lekan Kein yang selalu
mendoakan, mendorong dan memberikan semangat penulis untuk mendapatkan gelar
sarjana.
13. Irvan Kelen kekasihku yang dengan setia memberikan semangat dan dorongan kepada
penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
14. Ade Vat, Tino, Ita, Oa Kein, Reny, Delon, Gio, Mardi, Mety, In, Pipoz, Yopi dan Okto
yang selalu mengibur dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Kak Ony, Kak Ongen, Kak Fogan, Firgi, Memy, Icha, Elen, Melan, Ayu, Frid, Abang
Langga, Ito, Rosman, selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi.
16. Saudara-Saudariku IKMAS Yogyakarta : Kak Ibnu, Kak Udin, Kak Arif, Zulkifli, Ozil,
Abdy, Firda, Fufa, Acan, Asin, Arsad, Ika, Pri, Borju, Eka, Rizky, Salman, Fitri, Nona
Toda, Serly, Any dan yang lainnya yang tidak dapat penulis menuliskan satu per-satu,
terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.
17. Dika, Yeni dan Atik sahabat terbaikku yang selalu ada untuk memberikan semangat dan
berusaha membantu untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.
xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18. Teman-teman PBSID angkatan 2007: Sr Henderina, Endarto, Didit, Leo, Sinta, Eva,
Kinan, Luisa, Ika, Dimas, Aris dan teman-teman yang lainnya, terima kasi atas semua
dukungan dan kebersamaannya.
19. Saudara-saudari Gamaflora: Kak Viktor, Kak Yono, Kak Jefri, Kak Bule, Kak Eros,
Kak Nanto,Kak Tian, Dipo, Jonter, Pocong, Nofer, Elfrid, Texaz, Enda, Ida, Sartika, Eti,
Ria, Erik dan semua keluarga mahasiswa Flores Timur yang tidak bisa saya sebutkan
satu per-satu, terimakasi atas dukungan dan kebersamaannya.
20. Teman-teman kos Pringgodani 10: Ira, Ratna, Novi, Vera, Vina, Intan, Ade Asri, Santi,
Consita dan teman-teman kos Kedaton Asri: Kak Anda, Kak Tia, Wulan, Memy, Sela,
Vera, Sita dan yang lainnya serta penjaga kos Mas Sugeng, terima kasih atas dukungan
dan kebersamaan selama ini.
21. Semua pihak yang terlibat dengan penulis dan tidak sempat penulis sebut satu per-satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat penulis harapkan. Akirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Penulis

Vinsensia B. Odi Kein

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................

iv

MOTO.....................................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..............

vii

ABSTRAK ...............................................................................................

viii

ABSTRACT .............................................................................................

ix

KATA PENGANTAR ............................................................................

x

DAFTAR ISI ...........................................................................................

xiii

DAFTAR TABEL ...................................................................................

xv

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................

1

A.
B.
C.
D.
E.
F.

Latar Belakang Masalah ..........................................................
Rumusan Masalah ...................................................................
Tujuan Penelitian ....................................................................
Manfaat Penelitian ..................................................................
Rumusan Variabel dan Batasan Istilah ...................................
Sistematika Penyajian .............................................................

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................
A. Penelitian yang Relevan ..........................................................
B. Landasan Teori ........................................................................
1. Kedwibahasawan ...............................................................
2. Alih Kode ...........................................................................

1
6
6
7
8
9
11
11
14
14
15

3. Campur Kode ..................................................................... 16
4. Pengertian Interferensi ....................................................... 18
5. Ciri-ciri Orang yang Melakukan Interferensi .................... 20
xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Jenis-jenis Interferensi .......................................................
7. Bidang-bidang Interferensi ................................................
8. Tataran Morfologi Bahasa Indonesia ................................
9. Proses Morfologis ..............................................................
10. Narasi ................................................................................

20
21
23
24
35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................. 39
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 39
B. Populasi dan Sampel ................................................................ 40
C. Penyusunan Instrumen Penelitian ........................................... 40
D. Validasi Instrumen .................................................................. 42
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 45
F. Teknik Analisis Data ............................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................

47

A. Deskripsi Data ..........................................................................
1. Pemberian Kode dan Kartu Data pada Jenis-jenis
Interferensi Morfologis ......................................................
2. Membandingkan Tingkat Keseringan Interferensi
Morfologis Bahasa Lamaholot Ritaebang antara
Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan ...............................
B. Hasil Penelitian
1. Penggunaan Prefiks ............................................................
2. Penggunaan Sufiks .............................................................
C. Pembahasan
1. Penggunaan Jenis-jenis Interferensi Morfologis ................
2. Menghitung Hasil Jumlah Interferensi Morfologis
Bahasa Lamaholot dalam Pemakaian Bahasa Indonesia
pada Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Inpres
Ritaebang Berdasarkan Proses Morfologis ........................

47

BAB V PENUTUP ..................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................
B. Implikasi ...................................................................................
C. Sasaran .....................................................................................

63
63
64
64

48

49
51
51
52

59

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 65
LAMPIRAN .............................................................................................. 67

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1 Proses Morfologis Bahasa Indonesia dan Bahasa Lamaholot ......... 33
Tabel 2 Jumlah Siswa dan Data Siswa Kelas V, SD Inpres Ritaebang ....... 46
Tabel 3 Tingkat Keseringan Interferensi Morfologis Bahasa Lamaholot
Ritaebang antara Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan ............... 47
Tabel 4 Tingkat Keseringan Interferensi Morfologis Bahasa Lamaholot
Siswa Laki-laki SDI Ritaebang ...................................................... 53
Tabel 5 Tingkat Keseringan Interferensi Morfologis Bahasa Lamaholot
Siswa Peremuan SDI Ritaebang ..................................................... 53
Tabel 6 Urutan Frekuensi Pemunculan Interferensi Morfologis
Berdasarkan Proses Morfologis ...................................................... 54

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Tabel ................................................................................... 68

Lampiran 2

Data Interferensi Morfologis yang ditemuka pada
Karangan Narasi Sisiwa Kelas V SD Inpres Ritaebang...... 71

Lampiran 3

Pembagian Jenis Interferensi Morfologis Bahasa
Lamahalot dalam Pemakaian Bahasa Indonesia Siswa
Kelas V, SD Inpres Ritaebang ............................................ 72

Lampiran 4

Tugas Mengarang Siswa Kelas V SD Inpres Ritaebang ..... 73

Lampiran 5

Hasil Karangan Siswa Kelas V SD Inpres Ritaebang ......... 74

Lampiran 6

Peta Bahasa di Flores Timur ............................................... 114

Lampiran 7

Surat Izin Penelitian ............................................................ 115

Lampiran 8

Surat Keterangan Penelitian ................................................ 116

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini, berisi uraian tentang latar belakang masalah
mengapa memilih penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, rumusan variabel dan batasan istilah, serta sistematika penyajian
penelitian ini.
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia, mempunyai peranan penting dalam negara Indonesia,
baik itu sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi. Selain memiliki bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi, negara kita juga mempunyai
banyak bahasa daerah yang mencerminkan suatu kebudayaan dari bahasa itu
sendiri.
Masyarakat Indonesia pada umumnya menguasai lebih dari satu bahasa
(bilingual), namun sebelum menguasai bahasa kedua maupun bahasa ketiga dan
seterusnya, pada umumnya masyarakat terlebih dahulu menguasai bahasa ibu
(bahasa pertama) karena bahasa itulah yang kebanyakandiperoleh. Hal ini juga
terjadi pada masyarakat Flores Timur yang menggunakan bahasa Lamaholot.
Bahasa Lamaholot adalah salah satu bahasa daerah di Kabupaten Flores Timur,
yang dipakai oleh sebagian besar penduduk di wilayah itu.
Bahasa daerah merupakan bahasa yang digunakan penduduk asli suatu
daerah, biasanya dalam wilayah yang multilingual (Kridalaksana, 2008: 22). Hal
ini juga terjadi pada masyarakat Kabupaten Flores Timur. Menurut Keraf (1978:
1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

5) dalam masyarakat Flores Timur ada empat kelompok bahasa, keempat
kelompok bahasa itu adalah bahasa Melayu, bahasa Boru-Hewa, bahasa Kedang
dan bahasa Lamaholot.
Bahasa Melayu dituturkan oleh penduduk kota Larantuka, Konga dan
Wure dipulau Adonara. Bahasa Hewa-Boru dituturkan oleh beberapa desa di
daerah perbatasan dengan Kabupaten Sikka. Bahasa Kedang dituturkan oleh
penduduk di ujung pulau Lembata sebelah timur. Sedangkan Bahasa Lamaholot
dipakai untuk menyebut semua bahasa di wilayah Flores Timur kecuali bahasa
Melayu, Hewa-Boru, dan Bahasa Kedang.
Bahasa yang dijadikan penelitian ini adalah bahasa Lamaholot karena
populasinya adalah siswa kelas V SD Inpres Ritaebang yang bertempat di
Kelurahan Ritaebang yang menggunakan kelompok bahasa Lamaholot. Dalam
penelitian ini, peneliti meneliti satu kelas yang terdiri dari kelas Va dan kelas Vb.
Bahasa Lamaholot adalah salah satu bahasa daerah di Kabupaten Flores
Timur, yang dipakai oleh sebagian besar penduduk di wilayah itu ( Fernandez,
1977: 08). Masyarakat pemakai bahasa ini dikenal dengan nama masyarakat
Lamaholot, sesuai dengan nama bahasa yang menjadi media komunikasi antara
para anggota masyarakat. Nama Lamaholot bahkan sering digunakan secara
populer yang menunjukkan identitas suku yang mendiami seluruh wilayah
Kabupaten Flores Timur, yang meliputi areal kira-kira 3.55 kilometer persegi.
Letak Geografis Kabupan Flores Timur terletak di antara 8° 04฀ LS - 8°
40฀ LS dan 122° 38฀ BT - 123°57฀ BT beriklim tropis dengan musim kemarau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

yang panjang rata-rata 8 -9 bulan dan musim hujan yang relatif singkat dengan
rata-rata 2-3 bulan.Batas Kabupaten Flores Timur sebagai berikut,

utara

berbatasan dengan Laut Flores, selatan berbatasan dengan Laut Sawu, Timur
berbatasan dengan Kabupaten Lembata, dan barat berbatasan dengan Kabupaten
Sikka.
(http://www.florestimurkab.go.id/florestimur/index2.php?option=com_content&do_p
df=1&id=43)

Banyaknya bahasa yang digunakan di Indonesia, terutama di kota-kota
besar, ditambah dengan mobilitas penduduk yang cukup tinggi, menyebabkan
terjadinya kontak bahasa dan budaya beserta dengan segala peristiwa kebahasaan
seperti bilingualisme, alih kode, campur kode, interferensial dan integrasi (Chaer
dan Agustina, 2004: 227).
Pada umumnya, bahasa pertama seorang anak Indonesia adalah bahasa
daerahnya masing-masing.Bahasa Indonesia adalah bahasa kedua karena baru
dipelajari ketika masuk sekolah; dan ketika dia sudah menguasai bahasa ibunya;
kecuali mereka yang sejak bayi sudah memperoleh bahasa Indonesia dari ibunya
(Chaer dan Agustina, 2004: 82).
Sekolah merupakan tempat seorang anak untuk menuntut ilmu, dimana dia
akan bergelut dengan bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia merupakan
bahasa pengantar di sekolah. Hal ini menyebabkan anak akan menggunakan dua
bahasa yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara bersama-sama sehingga
dapat terjadi interferensi karena menguasai dua bahasa (bilingual).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Istilah interferensi pertama kali digunakan oleh Weinreich (1953) untuk
menyebut adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya
persentuan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh
penutur yang bilingual (Chaer dan Agustina, 2004: 120). Menurut Kridalaksana
(2008: 94) interferensi dalam pengajaran bahasa adalah kesalahan bahasa berupa
unsur bahasa sendiri yang dibawa ke dalam bahasa atau dialek lain yang
dipelajari.
Ada empat penelitian tentang interferensi bahasa daerah ke dalam bahasa
Indonesia atau interferensi bahasa Indonesia ke dalam bahasa daerah yang telah
diteliti oleh Rindjin, dkk. (1981), Devi (2004), Hartati (2004), dan Gultom (2007).
Dalam penelitian yang pernah dilakukan ini, banyak ditemukan bahwa terjadi
interferensi bahasa pada siswa, khususnya siswa SD yang saat itu belajar bahasa
kedua.
Pemakaian bahasa pertama pada tingkat SD masih dominan sehingga
penggunaan bahasa Indonesia di kelas sangat terbatas, khususnya penggunaan
kosa kata pada bahasa Indonesia. Karena itu, peneliti mengangkat interferensi
bahasa daerah, yaitu bahasa Lamaholot, ke dalam bahasa Indonesia,khususnya
interferensimorfologis berdasarkan proses morfologis. Dalam bahasa Indonesia
terdapat tiga proses morfologis yakni proses pembubuhan afiks, proses
pengulangan dan proses pemajemukan. Selain tiga proses morfologis di atas
sebenarnya masih ada satu proses morfologis lagi, yang di sini disebut proses
perubahan zero. Proses ini hanya meliputi sejumlah kata tertentu. Misalnya kata-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

kata makan, minum, minta, dan mohon, yang semuanya termasuk golongan kata
kerja bentuk aktif(Ramlan, 1979: 28).
Populasi yang diambil peneliti dalam penelitian ini adalah siswa kelas V A
dan kelas V B SD Inpres Ritaebang. Siswa kelas V ini akan dilatih keterampilan
berbahasa mereka, khususnya keterampilan menulis dalam karangan narasikarena
di dalam silabus kelas V semester 1 pada aspek menulis, ada materi pokok tentang
menulis karangan tentang pengalaman dan cara menulisnya.
Peneliti membandingkan siswa laki-laki dan siswa perempuan karena wali
kelas menyatakan bahwa ada perbedaan tingkat prestasi siswa yang dilihat dari
hasil rapor. Hasil rapor yang nilainya paling tinggi rata-rata pada siswa
perempuan dibandingkan dengan siswa laki-laki. Oleh karena itu ada perbedaan
tingkat kemampuan antara siswa perempuan dan siswa laki-laki.
Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa peneliti yang telah melakukan
penelitian terdahulu tentang pola pikir antara siswa laki-laki dan siswa perempuan
berbeda, seperti penelitian oleh Politzer dan Ramirez (1973), Moegiadi,
Mangindaan, dan Elley (1979), Jiyono dan Suryadi (1982) (via Soewandi, 1995:
71-72). Beberapa penelitian tersebut menemukan bahwa kemampuan anak
perempuan dalam bahasa Indonesia lebih tinggi daripada laki-laki.
Alasan memilih interferensi bahasa Lamaholot ke penggunaan bahasa
Indonesia dikarenakan oleh hal-hal berikut.
1. Ada kesulitan saat siswa membuat karangan menggunakan bahasa Indonesia
baku karena adanya kebiasaan siswa menggunakan dua bahasa dalam
lingkungannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

2. Dalam penelitian ini peneliti memilih bahasa Lamaholot karena bahasa ini
merupakan sebagian besar bahasa pertama bagi siswa di daerah penelitian
sehingga bahasa Lamaholot menjadi bahasa sehari-hari mereka.
3. Peneliti mengambil populasi siswa kelas V SDInpres Ritaebang karena pada
silabus ada aspek menulis dengan standar kompetensi mengungkapkan
pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk
karangan sehingga dapat melatih keterampilan berbahasa siswa dalam
menceritakan kembali suatu peristiwa ke dalam suatu karangan.
4. SD Inpres Ritaebang berlokasi di Kelurahan Ritaebang yang sangat kental
dengan penggunaan bahasa Lamaholot sehingga pada saat siswa di sekolah
dituntut menggunakan bahasa Indonesia maka ada kemungkinan mengalami
interferensi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka rumusan masalahnya
sebagai berikut.
1. Apa sajakah jenis-jenis interferensi morfologis bahasa Lamaholot dalam
pemakaian bahasa Indonesia berdasarkan proses morfologis pada karangan
narasi siswa kelas V SDI Ritaebang, tahun ajaran 2010/2011 ?
2. Seberapa tingkat keseringan terjadi interferensi morfologis bahasa Lamaholot
dalam pemakaian bahasa Indonesia pada karangan narasi antara siswa laki-laki
dan perempuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan jenis-jenis interferensi morfologis bahasa Lamaholot dalam
pemakaian bahasa Indonesia berdasarkan proses morfologis dalam karangan
narasi siswa kelas V SDI Ritaebang, tahun ajaran 2010/2011.
2. Mendeskripsikan tingkat keseringan interferensi morfologis bahasa Lamaholot
yang muncul berdasarkan prosesmorfologi dalam pemakaian bahasa Indonesia
pada karangan narasi antara siswa laki-laki dan perempuan.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian interferensi morfologis bahasa Lamaholot diharapkan dapat bermanfaat
bagi beberapa pihak.
1. SDI Ritaebang
Sekolah dapat mengetahui seberapa banyak interferensi morfologis bahasa
Ritaebang dalam pemakaian bahasa Indonesia siswa kelas V SDI Ritaebang,
khususnya dalam bahasa tulis.
2. Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Guru dapat mengetahui kekurangan siswa dalam hal menggunakan kata
berimbuhan dalam bahasa Indonesia, khususnya bahasa tulis.
3. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (PBSID)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Hasil penelitian ini dapat menambah bahan bacaan dan membantu mahasiswa
lain yang membutuhkan studi kasus sosiolingustik.

E. Rumusan Variabel dan Batasan Istilah
1. Rumusan Variabel
Sesuai dengan rumusan masalah yang disebutkan dan tujuan yang akan
dicapai, variabel yang diteliti dalam penelitian ini interferensi morfologis bahasa
Lamaholot dalam pemakaian bahasa Indonesia pada karangan narasi siswa, kelas
V, SD Inpres Ritaebang berdasarkan proses morfologis.
2. Batasan Istilah
Istilah pokok yang perlu dibatasi pengertiannya dalam penelitian ini adalah
istilah-istilah sebagai berikut.
1. Interferensi adalah penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma salah satu
bahasa yang terjadi dalam tuturan para dwibahasawan sebagai akibat dari
pengenalan mereka pada lebih dari satu bahasa, yaitu sebagai akibat dari
kontak bahasa (Weinreich melalui Aslinda dan Syafyahya, 2007: 66).
2. Morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang
mempelajari seluk-beluk struktur kata yang mengalami perubahan-perubahan
struktur kata terhadap golongan dan arti kata (Ramlan, 1979: 2).
3. Proses morfologis ialah proses pembentukan kata-kata dari bentuk lain yang
merupakan bentuk dasarnya (Ramlan, 1979: 27).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

4. Interferensi morfologi ialah penyimpangana dalam pembentukan kata suatu
bahasa dengan menyerap afiks-afiks bahasa lain (Weinreich melalui dan
Harijatiwidjaja. 1995: 9).
5. Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu
kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau
mengalami sendiri peristiwa itu (Keraf, 2007: 135 – 136 )
6. Bilingualisme adalah penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam
pergaulannya dengan orang lain secara bergantian (Chaer dan Agustina, 2004:
120).
7. Bahasa pertama atau bahasa ibu adalah bahasa yang pertama dikuasai manusia
sejak awal hidupnya melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat
bahasanya, terutama dengan keluarga dekatnya (Kridalaksana, 2008: 26).
8. Campur kode adalah situasi bilamana seseorang mencampur dua bahasa atau
lebih dalam suatu tindak bahasa tanpa ada sesuatu dalamsituasi berbahasa yang
menuntut pencampuran dua bahasa itu ( Nababan, 1984: 31).
9. Alih kode adalah peristiwa penggantian bahasa atau ragam bahasa oleh seorang
penutur karena adanya sebab-sebab tertentu dan dilakukan dengan sadar (Chaer
dan Agustina, 2004: 120 ).
F. Sitematika Penyajian
Sistematika penyajiannya dijabarkan menjadi 5 (lima) hal, yaitu (1)
pendahuluan, (2) landasan teori, (3) metodologi penelitian, (4) hasil penelitian dan
pembahasan, (5) penutup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

BAB I PENDAHULUAN, Bab I mengemukakan uraian pendahuluan yang
terdiri dari 6 (enam) hal, yaitu (1) latar belakang masalah, (2) rumusan masalah,
(3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) rumusan variabel dan batasan
istilah, dan (6) sistematika penyajian. BAB II LANDASAN TEORI, Bab II
pengemukakan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian. Secara garis besar isi
Bab II terdiri dari (1) penelitian yang relevan, dan (2) landasan teori. Landasan
teori berisi tentang bilingual, campur kode, alih kode, bahasa daerah/ bahasa ibu,
interferensi, bidang- bidang interferensi, proses morfologis dan narasi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN, Bab III memuat 5 (lima) hal,
yaitu (1) jenis penelitian, (2) populasi dan sampel penelitian, (3) instrumen
penelitian, (4) teknik pengumpulan data, dan (5) teknik analisis data.BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, Bab IV memuat 4 (empat) hal,
yaitu (1) deskripsi data, (2) hasil penelitian, dan

(3)

pembahasan. BAB V

PENUTUP, Bab V membahas 3 (tiga) hal, yaitu (1) kesimpulan, (2) implikasi,
dan (3) saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dan
teori-teori yang ada hubungan dengan permasalahan penelitian. Hasil penelitian
terdahulu yang relevan dan teori-teori akan dijadikan sebagai landasan dan
kerangka berpikir untuk penelitian ini.

A. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang interferensi telah banyak dilakukan. Penelitian
interferensi yang pernah dilakukan sebelumnya, antara lain, penelitian Devi
(2004), Hartati (2004), Arsanti (2005), Karnasih (2006), dan Gultom (2007).
Penelitian Devi (2004) berjudul Interferensi Leksikal Bahasa Jawa ke
Dalam Pemakaian Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Keputran 4, Yogyakarta
dan Siswa Kelas IV SDK Sanjaya, Sukorejo. Penelitian ini menggunakan populasi
siswa kelas IV SD Keputran, Yogyakarta dan SDK Sanjaya, Sukorejo. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah hasil karangan deskripsi. Dalam penelitian
ini hasil yang diperoleh adalah siswa SD Keputran 4, Yogyakarta melakukan
interferensi leksikal bahasa Jawa sebanyak 14 kata dan siswa SDK Sanjaya,
Sukorejo melakukan interferensi leksikal bahasa Jawa sebanyak 10 kata.
Hartati (2004) meneliti dengan judul Interferensi Leksikal Bahasa Jawa ke
Dalam Pemakaian Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas IV Sekolah
Dasar (Studi Kasus pada SDN Mranggen 1 dan SDN Kradenan 2, Srumbung,

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Magelang). Penelitian ini adalah penelitian deskripsi kuantitatif. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa interferensi bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia
pada karangan narasi siswa SD berdasarkan kategori kata yaitu kata benda, kata
kerja, kata sifat, dan kata keterangan. Dan urutan dari yang tertinggi dari
interferensi leksikal kedua SD tersebut adalah kata benda, katakerja, kata sifat,
dan kata keterangan.
Penelitian Arsanti (2005) berjudul Interferensi Morfologi Bahasa Jawa
dalam Berbicara Bahasa Indonesia Siswa Kelas I dan II SD Kanisius Trengguno,
Ponjong Gunung Kidul, Tahun Ajaran 2004/2005. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan teknik observasi, teknik catat dengan kartu data dan perekaman.
Berdasarkan hasil penelitiannya ditemukan (1) dua jenis interferensi morfologi
bahasa Jawa dalam berbicara bahasa Indonesia yakni interferensi bidang afiksasi
dan bidang reduplikasi (2) frekuensi kemunculan interferensi morfologi sebanyak
201 tuturan (95.20%).
Penelitian Karnasih (2006) dalam skripsinya berjudul Interferensi
Morfologi Bahasa Jawa dalam Pemakaian Bahasa Indonesia pada Karangan
Narasi Siswa SD (Studi Kasus pada Karangan Siswa SD Bendungan 1,
Bendungan, Karangmojo, Gunungkidul, Tahun Ajaran 2005/2006 ). Teknik
pengumpulan datanya dengan memberikan tes berupa karangan narasi
berdasarkan gambar berseri. Hasil penelitiannya adalah (1) terdapat dua jenis
interferensi morfologi yakni jenis afiksasi dan reduplikasi, (2) interferensi
morfologi ditemukan sebanyak 104 kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Gultom (2007) dalam skripsinya mengadakan penelitian yang berjudul
Interferensi Leksikal Bahasa Sunda dalam Pemakaian Bahasa Indonesia pada
Karangan Narasi yang Ditulis Berdasarkan Media Gambar Berseri Siswa Kelas
III SD Indrayasana, Bandung, Tahun Ajaran 2005/2006. Teknik pengumpulan
datanya berupa tes membuat karangan narasi yang ditulis berdasarkan media
gambar berseri. Hasil penelitiannya adalah (1) interferensi leksikal yang
ditemukan dalam karangan siswa sebanyak 18 kata, (2) ada perbedaan tingkat
frekuensi interferensi leksikal antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.
Penelitian interferensi morfologis bahasa Lamaholot dalam bahasa
Indonesia oleh siswa kelas V SDI Ritaebang ini berbeda dengan penelitian yang
terdahulu. Perbedaannya mengenai subjek dari penelitian ini, dan juga peneliti
belum menemukan penelitian interferensi morfologis tentang bahasa Lamaholot
pada penelitian yang lainnya. Peneliti hanya menemukan penelitian interferensi
morfologis bahasa Jawa.Hal ini mendorong peneliti ingin meneliti tentang
interferensi morfologis bahasa Lamaholot dalam pemakaian bahasa Indonesia
pada karangan narasi, kelas V SD Inpres Ritaebang, tahun ajaran 2010/2011.
Selain perbedaan subjek dan bagi peneliti belum ada yang meneliti, ada
juga perbedaan yang menonjol yaitu bahwa SD Inpres Ritaebang ini berada di
Pulau Solor yang masyarakatnya masih sangat kental menggunakan bahasa
Lamaholot sehingga kemungkinan terjadi interferensi bahasa Lamaholot besar
sekali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

B. Landasan Teori
1. Kedwibahasaan
Kita perlu memahami pengertian kedwibahasaan karena berhubungan
langsung dengan kontak bahasa. Hal ini perlu diuraikan

karena masyarakat

Indonesia menggunakan lebih dari satu bahasa, yaitu bahasa ibu mereka dan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Dengan demikian, masyarakat
Indonesia adalah masyarakat yang bilingual atau dwibahasawan (Aslinda dan
Syafyahya, 2007: 26).
Kedwibahasaan adalah kebiasaan menggunakan dua bahasa atau lebih
secara bergantian (Weinreich melalui Aslinda dan Syafyahya, 2007: 23).
Bloomfield ( melalui Kushartanti, dkk. 2005: 58) mengartikan kedwibahasaan
sebagai penguasaan (seseorang) yang sama atas dua bahasa.
Nababan (1991: 27) mengartikan istilah kedwibahasaan menjadi dua.
Yang pertama, kedwibahasaan yaitu kemampuan seseorang mempergunakan dua
bahasa. Inidisebut bilingualitas.Kedua, kedwibahasaan yaitu kebiasaan seseorang
menggunakan dua bahasa. Ini disebut dengan istilah bilingualisme. Secara umum
bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur
dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian (Mackey 1963: 12,
Fisman 1975: 73), via Chaer dan Agustina, 2004: 84.
Jika diperhatikan ada hubungan logis antara biligualitas dan biligualisme.
Tidak semua yang berkemampuan menggunakan dua bahasa (bilingualitas) akan
menggunakan dua bahasa (bilingualisme) itu dalam hidupnya sehari-hari. Hal ini
tergantung pada situasi penggunaan suatu bahasa pada lingkungannya. Dapat saja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

orang yang tahu dua bahasa menggunakan hanya satu bahasa selama dia di suatu
tempat / keadaan (dalam waktu yang pendek atau lama), dan memakai bahasa
yang kedua kalau ia berada di tempat atau keadaan yang lain (dalam waktu yang
pendek atau lama) (Nababan, 1991:28).

2.

Alih Kode
Dalam keadaan kedwibahasaan (bilingualisme), akan sering terdapat orang

menggantikan bahasa atau ragam bahasa; hal ini tergantung pada keadaan atau
keperluan berbahasa itu. Umpamanya, sewaktu kita berbahasa A dengan si P
datang si Q yang tidak dapat berbahasa A memasuki situasi berbahasa itu. Oleh
karena itu, kita menerima Q dalam situasi berbahasa itu, maka kita beralih
memakai bahasa B yang dimengerti oleh Q. Kejadian seperti itu kita sebut alih
kode (Nababan, 1991: 31)
Chaer dan Agustina (2004: 120) mengemukakan alih kode adalah
peristiwa penggantian bahasa atau ragam bahasa oleh seorang penutur karena
adanya sebab-sebab tertentu dan dilakukan dengan sadar. Dengan demikian, alih
kode itu merupakan gejala peralihan pemakaian bahasa yang terjadi karena situasi
dan terjadi antarbahasa atau antarragam dalam satu bahasa (Aslinda dan
Syafyahya, 2007: 85). Contoh alih kode sebagai berikut.
A: “Rani, kemarin saya menunggumu sampai satu jam, kamu tidak datang-datang.
Aduh, goe onok belara mape! (Aduh, saya sakit hati sekali! ) Kalau tidak mau
datang kamu jangan janji seperti itu”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

B: “Yah, Nancy. Maksud saya sekarang ke sini mau minta maaf. Eke beke ro, tapi
tamu aya mape ia lago.” (Maaf, banyak tamu di rumah)
Kutipan di atas merupakan contoh alih kode karena di dalam pembicaraan
tersebut terjadi peralihan pemakaian bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa
Lamaholot Ritaebang dan penyebabnya adalah situasi yang sama antara Rany dan
Nancy yaitu sama-sama berdiam dilokasi yang sama dan memiliki ragam bahasa
yang sama.
Kalau kita menelusuri penyebab terjadinya alih kode itu, maka harus kita
kembalikan kepada pokok persoalan sosiolinguistik seperti yang dikemukakan
Fisman (melalui Chaer dan Agustina, 2004: 108), yaitu “siapa yang berbicara,
dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan dan dengan tujuan apa”. Dalam berbagai
kepustakaan linguistik secara umum penyebab alih kode itu disebut, antara lain,
adalah (1) pembicara atau penutur, (2) pendengar atau lawan tutur, (3) perubahan
situasi dengan hadirnya orang ketiga, (4) perubahan dari formal ke informal atau
sebaliknya, (5) perubahan topik pembicaan.

3.

Campur Kode
Seorang dapat dikatakan melakukan campur kodeapabila ia mencampur dua

atau lebih bahasa dalam suatu tindakan bahasa. Dan dalam tindakan bahasa
tersebut tanpa ada sesuatu penyebabdalam tindak bahasa dalam situasi berbahasa
yang menuntut untuk percampuran bahasa itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Di Indonesiacampur kode sering terjadi pada orang yang sedang berbincangbincang. Dalam situasi ini bahasa yang dicampur adalah bahasa Indonesia dan
bahasa daerah( Nababan, 1991 : 32). Contoh dalam percakapan:
A: “Siapa yang nanti menjahit”?
B: “Ya, nanti goe jahite.” ( “ya, nanti saya yang jahit.”)
Campur kode dalam percakapan di atas disebabkan karena orang sedang
berbincang-bincang dan lebih sering menggunakan ragam santai sehingga terjadi
campur kode bahasa Indonesia dan bahasa Lamaholot.
Jika yang berbincang-bincang itu orang yang terpelajar, campur kode
dapat terjadi dari bahasa Indonesia (atau bahasa daerah) dengan bahasa asing
(Inggris dan lainnya). Contoh:
A: Ayo, kita membuat rancangan marriedIrvan dan Nancy! Kita harus membuat
planning yang sangat perfectdalam acaranya nanti.
Dalam dialog di atas terjadi campur kode. Pembicara A yaitu panitia
pernikahanIrvan dan Nancy menggunakan bahasa Indonesia bercampur dengan
kata-kata bahasa Inggris seperti, married,planningdanperfect.
Ciri yang menonjol dalam campur kode ini adalah kesantaian atau situasi
informal. Dalam situasi berbahasa yang formal, jarang terdapat campur kode.
Apabila ada campur kode dalam keadaan yang demikian itu disebabkan karena
tidak ada ungkapan yang tepat dalam bahasa yang sedang dipakai. Oleh karena itu
perlu memakai kata atau ungkapan dari bahasa asing. Contohnya :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Dosen : “Sebagai pendidik kita harus memperhatikan serta memahami nilai-nilai
kemanusiaaan yang dirancang dalam suatu proses pembelajaran sehingga
output-nya dapat ditumbuhkan dari kesadaran siswa sendiri”.
Dalam bahasa tulis campur kode dinyatakan dengan mencetak miring atau
menggarisbawahi kata atau ungkapan bahasa asing yang bersangkutan ( Nababan,
1991 : 32).Contohnya :
Suster

: Pak, anak Anda lahirnya premature tetapi keadaan bayi
dan ibunya sehat.

Pak Agustus: Terima kasih, Suster.
4.

Pengertian Interferensi
Batasan pengertian interferensi menurut Weinreich (melalui Aslinda dan

Syafyahya, 2007: 66) adalah penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma
salah satu bahasa yang terjadi dalam tuturan para dwibahasawan sebagai akibat
dari pengenalan mereka lebih dari satu bahasa, yaitu sebagai akibat dari kontak
bahasa.
Rusyana dalam tulisannya yang mengutip pendapat Weinreichh (melalui
Rindjin, dkk. 1981:20) mengatakan penggunaan unsur yang masuk ke dalam satu
bahasa waktu berbicara atau menulis dalam bahasa lain itu disebut oleh Mackey
dengan interferensi. Alwasilah (1985: 131) menyatakan bahwa interferensi adalah
kekeliruan yang disebabkan terbawanya kebiasan-kebiasaan ujaran bahasa atau
dialek ibu ke dalam bahasa atau dialek kedua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Berdasarkan uraian di atas interferensi dapat diartikan sebagai penggunaan
bahasa yang satu ke bahasa yang lain akibat dari penyimpangan-penyimpangan
yang terbawa akibat kebiasaan penggunaan lebih dari satu bahasa. Hal ini juga
terjadi karena adanya kontak bahasa dan perilaku penutur bahasa yang
dwibaha