PENGEMBANGAN DAN PEMASARAN TAMAN SATWA TARU JURUG SEBAGAI OBJEK WISATA POTENSIAL DI KOTA SURAKARTA

(1)

commit to user

TARU JURUG SEBAGAI OBJEK WISATA POTENSIAL DI

KOTA SURAKARTA

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Oleh : Nanda Pradana

C9407017

DIPLOMA III USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARATA


(2)

(3)

(4)

MOTTO

Teruslah berjuang selama kau masih bernafas karena hidup adalah perjuangan tanpa henti

Kita tak pernah kalah karena mencintai seseorang. Kita selalu kalah karena tidak berterus terang


(5)

commit to user

PERSEMBAHAN

Tulisan ini kupersembahkan untuk :

Bapak yang ada di surga... Ibuku tersayang....


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini yang disusun guna melengkapi persayaratan untuk menyelesaikan progam studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, Tugas Akhir ini tidak mungkin dapat terselesaiakan dengan lancar dan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada :

1. Bapak Riyadi Santosa Ed.Ph.D selaku dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan kesempatan untuk menyelesaiakan Tugas Akhir ini.

2. Ibu Dra. Isnaini, Wijaya Wardhani.MPd, selaku Ketua Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata dan sebagai Dosen Pembimbing I yang dengan sabar memberikan petunjuk dan bimbingan serta pengarahan sampai selesainya Tugas Akhir ini.

3. Bapak Drs. Suharyana, M.Pd., selaku sekertaris Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata yang telah memeberikan petunjuk dan saran-saran serta pengarahan sehingga terselesaikan Tugas Akhir ini.


(7)

commit to user

berkenan membimbing penulis.

5. Segenap Dosen Pengajar Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmunya.

6. Seluruh staff dan pengelola Taman Satwa Taru Jurug, Pak Tunjung, mas Nonot, ibu Sri atas segala informasi dan bantuan yang telah diberikan.

7. Kakak kakakku mbak Indah, mbak Febri dan mas Yudi, mbak Via dan mas Wahyu, mbak Ambar terima kasih adas dukungan kalian.

8. Cucu Pangestuti A.K.A Cucay Cha’rissa Terima kasih untuk semuannya.

9. Teman teman terbaikku Sigit, Bintang , Ryan Adi Susilo, Iman, Totok, Fery, Imam, Ivan, Andi, Sugianto, mas Woyo, Ayubi, Hendra, Mindek dan semua teman teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih untuk dukungan dan suport kalian selama ini.

10.Seluruh mahasiswa-mahasiswi Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Angkatan 2007 yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini khususnya Rhezky, Wahyu, Majid, Nanda, Nimas, Eko Prasetyo dan semua teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima Kasih untuk persahabatannya selama ini.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan Tugas Akhir ini.


(8)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulis Tugas Akhir masih belum sempurna, oleh karena itu semua kekurangan, kritik, dan saran pembaca akan diterima dengan senang hati demi penyempurnaan tulisan ini. Akhirnya, penulis berharap semoga Laporan ini dapat bermanfaat.

Surakarata, 11 Februari 2011


(9)

commit to user

ABSTRAK

Nanda Pradana, 2011. Pengembangan dan Pemasaran Taman Satwa Taru Jurug sebagai Objek Wisata Potensial di Kota Surakarta, Progam Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS.

Rumusan masalah yang dikaji dalam laporan tugas akhir ini mengenai potensi yang dimiliki Taman Satwa Taru Jurug sebagai objek wisata, sistem pengelolaanya, pemasarannya, pengembangannya serta faktor penghambat dan pendukung yang mempengaruhi perkembangannya di masa depan.

Metode yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini adalah dengan melakukan observasi secara langsung di Taman Satwa Taru Jurug disertai dengan wawancara dengan beberapa informan yang dapat memberikan informasi yang akurat. Data data tersebut diperkuat dengan studi pustaka, dokumen dan arsip untuk kemudian dilakukan analisa data.

Dari data data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Taman Satwa Taru Jurug memiliki potensi yang kuat sebagai objek dan tujuan wisata dengan koleksi hewan dan tumbuhan yang dimiliki sekaligus sebagai lembaga konservasi, terlebih bagi wisata pendidikan. Berbagai upaya pengembangan dilakukan pihak pengelola agar taman tersebut tetap bertahan dan mampu bersaing di pasar pariwisata dan untuk meningkatkan jumlah kunjungan. Meskipun masih terdapat kekurangan, namun keunggulan-keunggulan lain dari taman ini mampu menarik minat wisatawan untuk datang.


(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN iii

MOTTO iv

PERSEMBAHAN v

KATA PENGANTAR vi

ABSTRAK ix

DAFTAR ISI xi

BAB I

PENDAHULUAN 1

A. Latar belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 5

E. Kajian Pustaka 6

F. Metode Penelitian 12

G. Sistematika Penulisan 14

BAB II SEJARAH DAN DAN GAMBARAN UMUM TAMAN SATWA

TARU JURUG 16

A. Sejarah Taman Satwa Taru Jurug 16

B. Urutan Pengelola Taman Satwa Taru Jurug 16

1. PT Bengawan Permai 18

2. Yayasan Bina Satwa Taru Jurug 18

3. PT Solo Citra Perkasa 19

4. TIM Pengelola Taman Satwa Taru Jurug 20


(11)

commit to user

BAB III

POTENSI TAMAN SATWA TARU JURUG SEBAGAI

DESTINASI WISATA 28

A. Analisa 4A 28

B. Analisa S.W.O.T 38

C.Pengembangan Taman Satwa Taru Jurug 42

D.Pemasaran Taman Satwa Taru Jurug 45

E. Faktor Faktor yang mempengaruhi perkembangan

Taman Satwa Taru Jurug 47

BAB IV

PENUTUP 50

A. Kesimpulan 50

B. Saran 51

DAFTAR PUSTAKA 54


(12)

Daftar Lampiran

Lampiran I Tampak depan TSTJ 52

Lampiran II Koleksi Satwa TSTJ 55

Lampiran III Gajah dan Unta tungganan 56

Lampiran IV Surat ijin observasi di TSTJ 62

Lampiran V Data pengunjung TSTJ tahun 2006 - 2010 63

LampiranVI Struktur Organisasi TSTJ ( terbaru ) 64

Lampiran VII Denah lokasi TSTJ 65

Lampiran VIII Data inventaris tanaman TSTJ 66

Lampiran IX Laporan keadaan satwa TSTJ 70


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai potensi wisata yang beragam, karena terdapat berbagai suku bangsa yang berberda-beda. Bagi Indonesia industri pariwisata merupakan peluang yang tidak dapat dilepaskan begitu saja. Pariwisata telah tumbuh menjadi sektor indutri yang menguntungkan dan memiliki prospek ke depan yang cerah bagi pembangunan Nasional.

Derasnya arus informasi dan promosi negara tujuan wisata semakin meningkatkan keinginan manusia untuk saling berkunjung ke Negara-negara tujuan wisata. Departemen Pariwisata dan Kebudayaan sangatlah berperan bagi perkembangan pariwisata di Indonesia. Pengelolaan yang baik dari pemerintah diharapkan dapat meningkatkan manajemen pariwisata dalam rangka menarik wisatawan baik domestik maupun asing, sehingga dapat meningkakan pendapatan asli dari sektor pariwisata. Sedangkan bagi masyarakat sekitar objek wisata mempunyai pengaruh positif yang mungkin timbul dari pengembangan ini.

Industri pariwisata dewasa ini mendapatkan prioritas utama dari pemerintah karena memiliki manfaat multiguna yaitu dapat mendorong dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat serta pendapatan asli daerah dan meningkatkan


(14)

pendapatan nasional apabila dikelola dan dikembangkan secara maksimal. Usaha untuk mengembangkan industri pariwisata pada saat ini bukan hal yang mudah, hal ini disebabkan banyaknya kendala akibat dampak krisis multidimensi yang melanda bangsa Indonesia. Keadaan ini sangat mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang ingin menikmati keindahan alam dan keanekaragaman budaya Indonesia.

Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman alam baik flora maupun fauna yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan ciri dan kekhasan masing masing. Dewasa ini keanekaragaman alam baik flora maupun fauna di Indonesia ini terancam punah baik karena alam ataupun karena ulah manusia yang apabila dibiarkan akan dapat membahayakan kelangsungan dan kelestarian populasi jenis tertentu baik flora maupun fauna. Untuk itu perlunya dibuat semacam sarana pelestarian seperti cagar alam, pusat konservasi, suakamargastwa, kebun binatang ataupun pusat penangkaran.

Pemerintah dan masyarakat dalam hal ini mempunyai andil penting dalam terlaksananya pelestarian flora dan fauna. Pemerintah perlu membuat kebijakan ataupun Undang-undang yang mengatur tentang perlindungan flora dan fauna pembangunan sarana dan prasarana pelestarian sehingga dapat berfungsi baik dari dua arah, sedangkan masyarakat berkewajiban menjaga dan melestarikan alam


(15)

Kota Surakarta sendiri memiliki Taman Satwa Taru Jurug yaitu satu tempat dimana dikumpulkan berbagai jenis tumbuhan dan satwa, dipelihara diperagakan untuk umum guna diwujudkan sebagai sarana rekreasi alam yang sehat untuk membidik dan mengembangkan budaya masyarakat dalam ikut memelihara keseimbangan kelestarian lingkungan hidup dan konservasi pelestarian flora dan fauna yang dapat dijadikan tempat sarana pelestarian, pembelajaran, pendidikan sekaligus tempat rekreasi yang menarik di kota Surakarta dan berpotensi sebagai objek dan daya tarik wisata.

Krisis perekonomian akhir akhir ini berdampak buruk dan sangat terasa dalam perjalanan Taman Satwa Taru Jurug. Sebagai salah satu objek wisata, Taman Satwa Taru Jurug juga memmpunyai beberapa kendala dalam hal pengembangan dan pemasaran sehingga mempengaruhi pendapatan yang berati juga mempengaruhi pengelolaan.

Berdasar latar belakang masalah di atas maka dambil judul “ Pengembangan dan Pemasaran Taman Satwa Taru Jurug sebagai Objek Wisata Potensial di Kota Surakarta ”. Laporan ini disusun sebagai Tugas Akhir guna memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya di Program Pendidikan Diploma III Kepariwisataan Universitas Sebelas Maret Surakarta.


(16)

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan - permasalahan dalam penelitian ini yaitu

1. Apa potensi dan daya tarik wisata yang ada di Taman Satwa Taru Jurug?

2. Bagaimana usaha yang dilakukan pengelola Taman Satwa Taru Jurug dalam pengembangan dan pemasarannya untuk menjadi objek wisata yang potensial?

3. Apa kendala yang dihadapi Taman Satwa Taru Jurug dalam pengembangan dan pemasarannya?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini,yaitu:

1. Mengetahui potensi dan daya tarik wisata yang ada di Taman Satwa Taru Jurug.

2. Mengetahui bagaimana usaha yang dilakukan pengelola Taman Satwa Taru Jurug dalam mengembangan dan memasarkan objek wisata Taman Satwa Taru Jurug.

3. Mengetahui kendala yang dihadapi Taman Satwa Taru Jurug dalam pengembangan dan pemasarannya.


(17)

D. Manfaat Penelitian

Dalam penulisan laporan ini sudah dapat dipastikan agar mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi penulis, obyek wisata, akademik, maupun lembaga yang bersangkutan.adapun manfaat penulisan laporan ini berupa :

1. Manfaat Akademik

Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah untuk menguji konsep konsep tentang pemasaran pariwisata, aplikasi analisis 4 A dan analisis S.W.O.T. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kepentingan semua pihak yang memerlukan referensi sebagai penelitiannya.

2. Manfaat Praktis

Hasil penulisan laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis, para pembaca, dan juga pihak-pihak yang terkait pada obyek wisata Taman Satwa Taru Jurug. Memberikan redaksi dalam upaya peningkatan ilmu pengetahuan kepariwisataan selain yang didapat di bangku kuliah. Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perkembangan kepariwisataan di Indonesia khususnya di obyek wisata Taman Satwa Taru Jurug dan bagi sejumlah pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan obyek wisata yang diteliti.


(18)

E. Kajian Pustaka

1. Pengertian pariwisata

Pariwisata secara umum adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh beberapa orang atau individu yang bersifat sementara untuk mendapatkan hiburan setelah melakukan kegiatan sehari-hari. Kegiatan pariwisata ini dilakukan pada saat liburan atau pada waktu luang, sehingga mendapatkan suatu hiburan yang dapat dinikmati

Pariwisata merupakan suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapatkan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri (diuar negeri), meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain (daerah tertentu, suatu negara atau benua) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap (Oka A. Yoeti 1983 : 107 ).

Pariwisata secara luas adalah perpindahan ke tempat yang lain bersifat sementara yang dilakukan perorangan ataupun kelompok sebagai usaha mencari keselarasan, keseimbangan, dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial budaya,alam dan ilmu ( Kompas,21 september 1983 )


(19)

2. Pengertian Wisatawan

Wisatawan berasal dari bahasa Sansekerta yang berasal dari kata “ wisata”

yang berarti perjalanan, ditambah dengan akhiran “ wan “ berarti orang yang

melakukan perjalanan ( Musanef, 1995 : 14 )

Menurut H. Kodhyat Ramaini wisatawan dikelompokkan menjadi :

a. Wisatawan asing, adalah orang asing yang melakukan perjalanan wisata memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negara dimana ia biasa tinggal.

b. Wisatawan individu atau perorangan

c. Wisatawan nusantara atau dalam negeri

3. Pengertian Objek Wisata ( H. Kodhyat Ramaini, 1992 : 32 )

Obyek wisata menurut Musanef adalah tempat atau keadaan alam yang mempunyai sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik wisata dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi oleh wisatawan.

Menurut H. Kodhyat Ramaini dalam bukunya obyek wisata dikelompokkan menjadi :


(20)

a. Obyek wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta mempunyaui daya tarik bagi wisatawan

b. Obyek wisata Budaya adalah obyek wisata dengan daya tarik yang bersumber pada obyek kebudayaan seperti peninggalan budaya, sejarah, museum, atraksi- atraksi kesenian, peristiwa-perisstiwa khusus, serta obyek-obyek lain berkaitan dengan obyek wisata budaya.

c. Obyek wisata tirta adalah kawasan perairan yang dapat digunakan untuk rekreasi maupun olahraga air, dilengkapi dengan segala macam fasilitas pendukungnya.

( H. Kodhyat Ramaini, 1992 : 32 )

Menurut Hari Karyono obyek dan daya tarik wisata, dikelompokkan sebagai berikut :

a. Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam

Wisata alam adalah jenis obyek wisata yang menonjolkan keindahan alam, seperti : mendaki gunung, perkemahan, dan lain sebagainya. Wisata alam adalah bentuk kegiatan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan tata lingkunganya. Kegiatan wisata alam adalah kegiatan rekreasi dan pariwisata, penelitian kebudayaan dan cinta alam yang dilakukan didalam obyek wisata alam.


(21)

b. Obyek dan Daya Tarik Wisata Budaya

Wisata budaya dilakukan karena keinginan para wisatawan untuk mengetahui lebih jelas dan dekat suatu budaya yang dimiliki oleh suatu daerah. Oyek wisata yang dikunjungi dapat berupa hasil karya manusia. Misalnya : candi, museum, dan adat istiadat suatu daerah. ( Hari Karyono, 1997 : 18 )

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, aktivitas, dan karya manusia yang diperoleh dengan proses belajar yang dimiliki dalam masyarakat ( Koentjaraningrat, 1983: 19 ).

Wisata budaya adalah yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ketempat lain atau keluar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup mereka, budaya dan seni mereka.

c. Obyek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus

Wisata Minat Khusus merupakan kegiatan wisata yang dilakukan karena ketertarikan terhadap jenis wisata tertentu, seperti : wisata bahari, agrotourism, sport tourism, dan lain sebagainya.


(22)

Pengelolaan obyek adalah mengurus, mengusahakan suatu obyek wisata menjadi daerah tujuan wisata untuk wisatawan yang dikemas menjadi paket wisata yang akan ditawarkan.

5. Pemasaran pariwisata

Menurut Saleh Wahab pemasaran adalah proses manajemen yang digunakan oleh organisasi-organisasi pariwisata nasionl atau perusahaan- perusahaan kepariwisatan untuk mengidentifikasi wisatawan-wisatawan yang meeka pilih baik yang aktual maupun yang potensial dan berkomunikasi dengan mereka untuk menemukan dan mempengaruhi keinginan, kebutuhan, motivasi, kesenangan dan ketidaksenangan ( like and dislike mereka pada tingkat lokal, regional,nasional, dan internasional. Dan untuk merumuskan dan menyesuaikan produk pariwisata mereka yang sesuai dengan situasi dan maksud untuk mencapai kepuasan wisatawan yang sebesar besarnya dan dengan demikian mencapai sasaran mereka ( Salah Wahab, Tourism Marketing, 1976 : 218 )

6. Potensi

Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, kekuatan, kemampuan, kesanggupan daya ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995 : 784 ).


(23)

Potensi di daerah tujuan wisata di pengaruhi adanya 4 pendekatan yang lebih dikenal dengan istilah 4 A, antara lain ;

1) Atraksi

Atraksi merupakan kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata,yang dapat dinikmati oleh wisatawan ditempat tujuan yang merupakan sasaran para wisatawan datang berkunjung.

2) Aksesibilitas ( kemudahan )

Sarana yang memberikan kemudahan untuk mencapai dearah tujuan wisata,yang mana tempat tersebut mudah dijangkau dan sarana yang diperlukan wisatawan mudah ditemukan.

3) Amenitas

Tersedianya fasilitas pendukung ditempat tujuan wisata untuk memudahkan wisatawan sebelum berkunjung seperti : penginapan, restoran, hiburan, transportasi local, alat komunikasi, fasilitas perbankan, fasilitas kesehatan dan lainya.

4) . Aktivitas


(24)

F. Metode Penelitian

1) Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Taman Satwa Taru Jurug Kecamatan Kentingan Kotamadya Surakarta. Lokasi ini terletak di 5 km dari pusat kota . Penelitian dilakukan di Taman Satwa Taru Jurugselama bulan November 2010 sampai bulan April 2011.

2) Teknik Pengumpulan data

a) Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan jalan mengamati , meneliti atau melihat kejadian yang sedang berlangsung, observasi dilakukan di Taman Satwa Taru Jurug. Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan dari bulan November 2010 sampai bulan April 2011 sebanyak 8 kali observasi. Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kondisi empirik, tata ruang, keanekaragaman flora dan fauna, perilaku pengunjung, dan infrastruktur yang ada di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta.

b) Wawancara


(25)

dari pihak pengelola Taman Satwa Taru Jurug antara lain Ir. Tunggul sebagai kepala bagian Tata Usaha, Nonot Harwanto sebagai staf bagian Promosi dan Hiburan, Sri Jarwati sebagai staf bagian Pendapatan, Yohana Tri Utami sebagai staf bagian Edukasi di Taman Satwa Taru Jurug. Pengunjung, yaitu Sugianto, Mahasiswa Ilmu Komputer dari Purwodadi yang sedang berekreasi di Taman Satwa Taru Jurug dan dengan beberapa orang pedagang di lokasi Taman Satwa Taru Jurug.

c) Studi Dokumen

Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk memeperoleh data secara langsung dari tempat penelitian meliputi laporan kegiatan berupa gambar ,foto dan data yang relevan untuk penelitian. Adapun data-data tersebut berupa arsip-arsip obyek wisata Taman Satwa Taru Jurug serta data-data dari pihak terkait yang berupa lembaran lembaran rencana pembangunan Taman Satwa Taru Jurug, lembaran daerah dari Pemkot Surakarta, brosur – brosur dan lain sebagainnya.

d) Studi Pustaka

Studi pustaka adalah metode pengumpulan data dari mengkaji buku-buku literature yaitu mengutip bagian – bagian yang kiranya mempunyai kaitan langsung dengan judul masalah. Tahap ini digunakan untuk memperoleh data – data yang


(26)

Wisata, Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa dan dari arsip – arsip Taman Satwa Taru Jurug.

3) Teknik Analisa Data

Dalam penulisan ini, analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah menguraikan apa yang terjadi dari permasalahan dalam penilitian. Tujuan dari penelitian adalah memuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudahkan pemahaman mengenai isi pembahasan laporan ini , maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan , berisi tentang latar belakang , rumusan masalah , tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Gambaran umum kepariwisataan Surakarta , membahas mengenai , Gambaran umum tentang Taman Satwa Taru Jurug dan sejarah Taman Satwa Taru Jurug.


(27)

Taman Satwa Taru Jurug dan kendala yang dihadapi dalam Pengembangan Taman Satwa Taru Jurug.

BAB IV Penutup , membahas mengenai Kesimpulan dan Saran dari bab – bab sebelumnya .


(28)

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK TAMAN SATWA TARU JURUG

A.

Sejarah Taman Satwa Taru Jurug

Taman Satwa Taru Jurug merupakan sebuah objek wisata yang terletak di tepi sungai Bengawan Solo Surakarta yang berdampingan dengan Universitas Sebelas Maret tepatnya di Jln.Ir.Sutami No.109 kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Surakarta. Pada mulanya Taman Satwa Taru Jurug tersebut merupakan pindahan dari Kebun Binatang Swiwedari atau Kebun Raja ( Mbon Rojo ) yang artinya tempat hiburan bagi keluarga Raja. Didirikan atas perkenan Sri Susuhunan Paku Buwono X pada tanggal 20 Jumadilakhir 1381 atau 17 juli 1901 dan akhirnya berkembang sebagai tempat rekreasi masyarakat dan diresmikan menjadi objek wisata pada tahun 1976. Pada tahun 1983, Taman Jurug mengalami pengembangan, yaitu dari taman bersantai menjadi wisata satwa atau kebun binatang. Pengembangan dan penambahan satwa di taman ini, merupakan akibat dari adanya perluasan stadion Sriwedari yang menggeser keberadaan Kebun Binatang Sriwedari, warisan Raja Surakarta, yaitu Paku Buwono X. Akibat pemugaran itu, satwa-satwa yang ada di Kebun Binatang Sriwedari kemudian dipindahkan ke Taman Jurug. ( sumber : Laporan pengelolaan,Arsip TSTJ tahun 2010)


(29)

Taman Jurug adalah sebutan populer untuk Taman Satwa Taru Jurug. Taman yang dibangun pada tahun 1975 ini menempati area seluas 14 hektar dan merupakan tempat rekreasi keluarga yang menawarkan pemandangan alam yang indah, fasilitas hiburan gratis, sarana permainan anak-anak, tempat-tempat bersantai, dan lain-lain.

Sebagai salah satu taman wisata kebanggaan Pemerintah Kota Surakarta, Taman Satwa Taru Jurug mengalami pengembangan dan renovasi di segala bidang. Pengembangan itu bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke taman ini. Beberapa pengembangan tersebut di antaranya ialah pembuatan Taman Gesang dan Petilasan Joko Tingkir serta pementasan panggung hiburan terbuka di hari-hari libur. Pengembangan itu merupakan bukti keseriusan pemerintah daerah dalam menjadikan taman ini sebagai obyek wisata unggulan di Jawa Tengah. Di samping itu, dengan dibentuknya empat instansi pemerintah untuk turut serta menjadi pengelola taman ini, yaitu Dinas Pertanian (sebagai pengawas flora dan fauna), Dinas Pendapatan Daerah (sebagai pengelola management keuangan), Dinas Tata Kota (sebagai pengelola fungsi ruang dan investasi), dan yang ke empat ialah Kantor Pengelola Aset Daerah. Selain sebagai tempat wisata, Taman Satwa Taru Jurug Solo juga sering digunakan sebagai tempat penelitian berbagai satwa liar dengan koleksi satwa sekitar 207 jenis yang berasal dari lokal maupun mancanegara. Sedangkan tumbuhan yang hidup di taman ini di antaranya yaitu cemara, flamboyan, akasia, munggur, dan lain


(30)

Sejak awal pendirian taman ini mengalami beberapa kali penggantian pengelola yaitu mulai dari PT. Bengawan Permai, Yayasan Bina Satwa Taru Jurug, PT. Solo Citra Perkasa, Tim Pengelola Sementara Taman Satwa Taru Jurug, Unit pengelola Taman Satwa Taru Jurug dan yang terakhir adalah Perusda Taman Satwa Taru Jurug. (sumber : Laporan Pengelolaan,Arsip TSTJ tahun 2010)

B.

Urutan Pengelola Taman Satwa Taru Jurug

1. PT. Bengawan Permai

Pada tahun 1983 Kebun Binatang Sriwedari dipindahkan ke Taman Satwa Taru Jurug karena keberadaanya sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kota dikarenakan berada di tengah Kota Surakarta. Pada mulanya pemindahan kebun binatang Sriwedari ke Taman Satwa Taru Jurug hanya bersifat titipan dari pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta. PT Bengawan Permai yang pada waktu itu menjadi pengelola tempat rekreasi Taman Jurug menjadi pengelola pindahan kebun Binatang Sriwedari. ( sumber : Sejarah TSTJ, Arsip TSTJ tahun 2010)

2. Yayasan Bina Satwa Taru Jurug

Pada perkembangannya PT. Bengawan Permai tidak mampu lagi mengelola satwa titipan tersebut dan akhirnya pada tahun 1986 pengelolaanya diserahkan kembali kepada Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta. Melalui surat


(31)

pengelolaanya lebih profesional maka dibentuklah suatu badan dan terbentuklah Yayasan Bina Satwa Taru Jurug yang berdasar akte notaris Budi Maknawi , S.H No.36 tanggal 19 November 1986 yang anggotanya terdiri dari berbagai unsur Pemerintahan, Profesional, Tokoh Masyarakat, Usahawan, dan Unsur pendidikan. Pada pengelolaan oleh Yayasan Bina Satwa Taru Jurug Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta meberikan subsidi untuk pakan sebesar Rp. 50.000.000,00 setiap tahunnya lewat APBD Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta ( antara tahun 1986 – 1997 ). Selain subsidi pakan tersebut Taman Satwa Taru Jurug juga mendapat dana bantuan proyek dari APBD I maupun APBD II. Taman Satwa Taru Jurug berkewajiban menberikan pajak tontonan kepada Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta. Selama dikelola yayasan tersebut, pembangunan fisik dan koleksi taman tidak mengalami perkembangan yang berarti sesuai dengan harapan masyarakat. Pengelolaannya belum ditangani secara profesinoal dan pendanaan yang kurang untuk pengembangan dan pembangunan. Yayasan tersebut hanya beroperasi hingga tahun 1997. (sumber : Sejarah TSTJ, Arsip TSTJ tahun 2010)

3. PT Solo Citra Perkasa

Pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug kemudian jatuh ke tangan investor PT. Solo Citra Perkasa. Berdasarkan surat perjanjian dengan Pemerintah Kotamadya


(32)

karena investor yang bersangkutan tidak memenuhi kewajiban kewajiban sebagaimana yang tertera dalam surat perjanjian. Selain itu juga terjadi berbagai protes dari berbagai pihak yang antara lain berasal dari pihak karyawan lama, para pedagang hingga anggota dewan yang mempersoalkan profesioanalitas investor, terutama berkaitan dengan banyaknya binatang yang mati. Setelah melalui proses yang cukup panjang, pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug kembali diambil alih oleh Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta melalui surat keputusan Walikota nomor 556.4/252/1/2000 tentang pencabutan keputusan Walikota Kotamadaya Surakarta nomor 556.4/073/1/1997 tentang kontrak bagi keuntungan dalam rangka pengelolaan dan pengembangan Taman Satwa Taru Jurug di Surakarta dengan PT. Solo Citra Perkasa. (sumber : Sejarah TSTJ, Arsip TSTJ tahun 2010)

4. Tim Pengelola Taman Satwa Taru Jurug Surakarta

Pada tanggal 8 November 2000 dengan berbagai pertimbangan dan proses yang panjang, Pemerintah Kota Surakarta mengambil alih pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug melalui surat keputusan Walikota No.556.4.05/256/I/2000 dan dibentuk Tim pengelola Sementara Taman Satwa Taru Jurug yang diketuai oleh Asisten I Tata Praja dan beranggotakan Instansi terkait dibantu dari Kebun Binatang Gembiraloka Yogyakarta. Pada waktu dikelola tim tersebut terdapat penembahan jumlah koleksi satwa yang terdiri dari kelahiran sebanyak 60 ekor dan sumbangan sebanyak 28 ekor.


(33)

tersebu mampu menaikan jumlah pengunjung dari 183.310 orang menjadi 569.517 orang pertahun. (sumber : Sejarah TSTJ, Arsip TSTJ tahun 2010)

Berdasarkan Surat Keputusan Walikota No.556.4.05/894.A/I/2001 tentang perubahan Tim Pengelola Sementara Taman Satwa Taru Jurug dan ditetapkan sistem pengelolaan mandiri, artinya segala pembiayaan dan pembangunan yang berkaitan dengan penglolaan dan pengembangan Taman Satwa Taru Jurug dibebankan dari hasil pendapatan Taman Satwa Taru Jurug sendiri.

5. Unit Pengelola Taman Satwa Taru Jurug

Setelah Tim pengelola Sementara Taman Satwa Taru Jurug berjalan kurang lebih 2 tahun, kemudian Walikota Surakarta membentuk Unit Pengelola Taman Satwa Taru Jurug yang berdasar pada :

1) Keputusan Walikota Surakarta No. 13 tahun 2002 tanggal 13 November 2002 tentang Pembentukan Unit Pengelola Taman Satwa Taru Jurug Surakarta.

2) Surat Keputusan Walikota Surakarta No.556.4/974/I/2002 tanggal 20 januari 2003 tentang pengangkatan keanggotaan Dewan Pembina Taman Satwa Taru Jurug Surakarta.

3) Surat Keputusan Walikota Surakarta No. 821/2/0271/2002 tanggal 14 November 2002 tentang Pengangkatan Kepala Unit Pengelola Taman Satwa Taru Jurug


(34)

Unit Pengelola Taman Satwa Taru Jurug Surakarta ini berlangsung dari tanggal 13 November 2002 sampai dengan tanggal 8 mei 2006. (sumber : Sejarah TSTJ, Arsip TSTJ tahun 2010

6. Satuan Tugas Pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug

Sesuai dengan perkembangan ternyata bentuk Unit pengelola ini dipandang kurang sesuai, sehingga perlu disempurnakan menjadi bentuk BUMD. Melalui Peraturan Walikota Surakarta No. 7 tahun 2006 tertanggal 8 mei 2006 tentang pembentukan Satuan Tugas Pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug Surakarta yang dirubah dengan Peraturan Walikota Surakarta No.8A tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Surakarta No. 7 tahun 2006 tentang pembentukan Satuan Tugas Pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug Surakarta tertanggal 1 Juni 2006, keputusan Walikota Surakarta nomor 13 tahun 2002 tentang pembentukan Unit Pengelolaan Taman Taman Satwa Taru Jurug Surakarta dinyatakan tidak sah.

Maksud dan tujuan pembentukan Satuan Tugas Pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug Surakarta adalah :

1) Mengoptimalkan nilai Taman Satwa Taru Jurug agar berdaya saing yang kuat.

2) Untuk mendorong pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug agar menjadi lebih professional.


(35)

3) Mendorong agar seluruh jajaran Taman Satwa Taru Jurug bekerja dengan dilandasi moral yang tinggi, kepatuhan terhdap peraturan, kesadaran akan tanggung jawab terhadap pelayanan publik, keselamatan satwa dan lingkungan.

4) Meningkatkan kontribusi terhadap pendapatan daerah.

5) Mewujudkan sumber daya yang dimiliki sebagai aset wisata yang atraktif.

6) Sebagai pengelola sementara dalam rangka menuju terbentuknya BUMD

Satuan Tugas Pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug juga menyelenggarakan Pengelolaan Sementara Taman Satwa Taru Jurug dalam rangka persiapan pembentukan menjadi BUMD. Satuan Tugas Taman Satwa Taru Jurug ini bertugas selama 6 ( enam ) bulan sejak ditetapkan Peraturan Walikota nomor 7 tahun 2006. Namun sampai berakhirnya Satuan Tugas Pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug ini menjalankan tugasnya, ternyata draft pembentukan PT Taman Jurug yang diajukan oleh Pemerintah Daerah Kota Surakarta belum mendapat pengesahan dari Dewan Perwakilan Daerah Kota Surakarta. Karena masih dalam proses pembahasan DPRD Kota Surakarta.

Untuk itu Walikota Surakarta melalui Surat Tugas Nomor : 800/3.786.1 tertanggal 9 November 2006. Menunjuk Tim Pengelola baru Taman Satwa Taru Jurug Surakarta yang mana susunan Tim Pengelola ini terdiri dari :


(36)

2) Kepala Dinas Pertanian Kota Surakarta selaku pengelola flora dan fauna.

3) Kepala Dinas Pendapatan Kota Surakarta selaku Pengelola Manajemen Keuangan.

4) Kepala Dinas Tata Ruang Kota selaku pengelola fungsi ruang, lahan, dan investasi.

5) Kepala kantor Pengelola aset daerah,selaku Pengelola Konsolidasi dan Akusisi aset. Untuk mengelola Taman Satwa Taru Jurug sampai PT. Taman Jurug terbentuki dalam sebuah badan usaha yang baku.

Dengan mundurya Bapak Ir. Sudjadi selaku koordinator Tim Pengelola Taman Satwa Taru Jurug. Walikota Surakarta mengeluarkan Surat Tugas Nomor : 800/2009.1 tanggal 9 Pebruari 2009 dengan susunan tim sebagai berikut.

Koordinator : Asisten perekonomian, Pembangunan, dan Kesejahteraan RakyatSekda Kota Surakarta

Anggota :

1) Kepala Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan,dan Aset Kota Surakarta, mengampu bidang personal dan keuangan.


(37)

3) Kepala Dinas Tata Ruang Kota Surakarta dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum mengampu bidang Pemetaan ruang dan Prasarana fisik.

4) Kepala Dinas Pertanian kota Surakarta mengampu bidang Konsrevasi Flora dan Fauna.

Untuk mengoptimalkan pengelolaan Taman Satwa Taru Jurug Surakarta pada masa transisi sampai terbentuknya kelembagaan yang baru dengan melaksanakan tugasnya sebagai berikut.

1) Mengamankan seluruh aset yang bergerak maupun tidak bergerak sehingga pemanfaatannya dapat lebih diberdayakan.

2) Mengoptimalkan kinerja Sumber Daya Manusia berdasar standar kompetensi guna memperoleh budaya dan etos kerja yag berkualitas.

3) Memaksimalkan perolehan sumber sumber pendapatan dari seluruh kegiatan di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta termasuk sumber sumber pendapatan yang diakibatkan oleh keberadaan Taman Satwa Taru Jurug serta menata kembali wisata belanja yang timbul akibat kegiatan Taman Satwa Taru Jurug agar lebih efisien, wajar, terpercaya dan akuntabel.


(38)

Dengan ditetapkannya surat Tugas ini maka Surat Tugas Nomor : 800/3.3.375.1 tanggal 4 September 2007 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi (sumber : Sejarah TSTJ, Arsip TSTJ tahun 2010)

7. Perusahaan Daerah Taman Satwa Taru Jurug

Dengan tidak berlakunya Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 tahun 2007 tentang pendirian Perseroan Terbatas ( P.T ) Taman Jurug Surakarta, maka sesuai dengan Peraturan Daerah kota Surakarta Nomor 6 tahun 2010 tentang pendirian Perusahaan Daerah Taman Satwa Taru Jurug Surakarta bahwa Taman Satwa Taru Jurug Surakarta adalah kawasan yang merupakan kekayaan daerah yang mempunyai fungsi konservatif, edukatif, historis, rekreatif dan mempunyai nilai strategis serta ekonomis yang potensial, maka perlu dikelola secara maksimal dan profesional dengan menganut prinsip prinsip tata kelola perusahaan yang baik sehingga terwujud pengelolaan yang efektif dan efisien agar memperoleh pendapatan yang optimal untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) maka dipandang perlu mendirikan Perusahaan Daerah ( PERUSDA ) guna menunjang pertumbuhan perekonomian daerah.


(39)

dibentuknya Perusda Taman Satwa Taru Jurug Surakarta diharapkan dapat membawa kemajuan bagi Taman Satwa Taru Jurug Surakarta. (sumber : Sejarah TSTJ, Arsip TSTJ tahun 2010)

Pengelola Perusda Taman Satwa Taru Jurug dilantik oleh Walikota Surakarta pada tanggal 21 maret 2011, yang bertempat di Gedung Tawang Arum Komplek Balaikota Surakarta. Lilik Kristianto S.Sos, M.Si sebagai Direktur Utama, Windu Winarso SH sebagai Direktur Operasional, Danang Sri Hartanto sebagai Direktur Administrasi dan Keuangan, untuk Dewan Pengawas Dr. Weni Ekawati dilantik sebagai Ketua merangkap anggota, Ir. Totok Sunarto dan Bambang Sugiatmaji sebagai anggota ( sumber : solopos.com )


(40)

Potensi Taman Satwa Taru Jurug sebagai Destinasi Wisata

Taman Satwa Taru Jurug merupakan aset potensial kota Surakarta dan menjadi salah satu kebanggan wong Solo. Potensi Taman Satwa Taru Jurug diibaratkan bagai tambang emas. Dimana pihak pengelola adalah penambang dan Taman Satwa Taru Jurug adalah tambang emas yang berlimpah. Selain faktor lokasi strategis Taman Satwa Taru Jurug, Taman Satwa Taru Jurug mempunyai koleksi flora dan fauna, keadaaan alam dan banyak faktor pendukung lainnya. Lagu Bengawan Solo yang terkenal sampai ke Jepang juga menjadi satu ikon tersendiri dan menjadi ciri khas yaitu Bengawan Solo yang bersebelahan dengan Taman Satwa Taru Jurug. Potensi Taman Satwa Taru Jurug Dilhat Dari Analisa 4A dan analisa S.W.O.T.

A.

Analisa 4A

1. Atraksi

Atraksi wisata merupakan faktor pendukung yang sangat berpengaruh dalam menganalisa suatu objek wisata. Atraksi merupakan daya tarik yang mampu menarik perhatian wisatawan dan merupakan pusat dari industri pariwisata. Atraksi yang dimiki oleh Taman Satwa Taru Jurug antara lain koleksi berbagai jenis satwa, tumbuhan langka, keadaan alam, pertunjukan kesenian, acara adat, wahana dan permainan.


(41)

commit to user

Koleksi satwa bagi kebun binatang adalah daya tarik utama yang dimilki. Taman Satwa Taru Jurug memiliki berbagai macam jenis satwa berjumlah kurang lebih 300 ekor yang terdiri dari mamalia, aves, primata dan reptilia. Taman Satwa Taru Jurug juga telah berhasil menangkarkan beberapa jenis satwa antara lain kangguru, onta punuk satu, harimau Sumatra dan berbagai jenis ayam. Berikut ini daftar koleksi satwa Taman Satwa Taru Jurug;

Tabel 1.a.1 Koleksi satwa TSTJ Surakarta juli 2010

No. Jenis satwa Jumlah No. Jenis Satwa Jumlah

Mamalia AVES

1. Beruang Hitam 3 14. Banteng 3

2. Gajah 3 15. Kuda Nil 1

3. Kijang 1 16. Kuda Nil Mini 1

4. Kangguru Tanah 10 17. Kuda 3

5. Landak 15 18. Angsa Putih 3

6. Lingsang 1 19. Ayam Arab 5

7. Harimau Sumatra 6 20. Ayam Cemani 1

8. Macan Tutul 1 21. Ayam Kanada 13

9. Musang 1 22. Ayam Kapas 25

10. Unta 5 23. Ayam Mutiara 6

11. Rusa Bawean 16 24. Ayam Persilangan 17


(42)

27. Blekok 1 52 Rajawali 1

28. Burung Hantu 1 PRIMATA

31. Dara Persia 1 53. Beruk 4

32. Dara Wingo 2 54. Kera Jawa 19

33. Elang Bondol 4 55. Lutug Hitam 2

34. Gagak Besar 1 56. Orangutan 1

35. Gagak Gaok 2 57. Wau- wau 4

36. Kakaktua jbl kuning 1 REPTILIA

37. Kakaktua Putih 2 58. Biawak 1

38. Kakaktua Raja 1 59. Buaya Muara 4

39. Kakaktua Seram 1 60. Buaya Senyulong 1

40. Kalkun 1 61. Iguana 1

41. Kasuari Gel 1 1 62. Komodo -

42. Kasuari Gel 2 1 63. Kura-kura 3

43. Koak 51 64. Sanca Kembang 5

44. Kuntul 2 65. Aligator 2

45. Merak Biru 2

46. Merak Hijau 15

47. Pelikan 3

48. Puter 1


(43)

commit to user

51. Elang/ Elang Laut 2

Sumber : Arsip TSTJ, laporan keadaan satwa Juli 2010

b. Tumbuhan Langka

Area Taman Satwa Taru Jurug mulanya adalah hutan kota, digunakan sebagai tempat rekreasi keluarga dan memilki koleksi tanaman langka berjumlah ratusan yang masih terpelihara hinga sekarang. Tanaman yang ada selain menjadi koleksi juga mejadi sarana pendidikan dan pembelajaran tentang keanekaragaman jenis tumbuhan kepada anak anak dan instansi pendidikan yang berhubungan dengan tumbuhan dan pertanian.

Tabel 1.b.1 tabel koleksi Tanaman Taman Satwa Taru Jurug Surakarta

No. Nama Tanaman Jumlah 15. Bodhi 6

1. Agava Hijau 11 16. Bogenvil 109

2. Akasia 93 17. Buah Roda 44

3. Alamanda 0 18. Buah Sosis 29

4. Andong - 19. Bungur 33

5. Anggur Laut 2 20. Bulu 2

6. Angsana 271 21. Cemara 118

7. Asam 21 22. Cemara Kipas 1

8. Asam londho 11 23. Dadap Merah 1

9. Bambu Apel 2 24. Daun Kupu-kupu 54


(44)

12. Bambu Putih 6 27. Duwet Putih 3

13. Beringin 118 28. Euphorbia 1

14. Biola Cantik 2 29. Fisilium 48

30. Flamboyan 79 53. Kelapa 3

31. Gamal 15 54. Kelapa Sawit 1

32. Gondopuro 21 55. Kelengkeng 6

33 Glodokan 154 56. Kembang Sepatu 4

34 Jambu Air 5 57. Kenari 34

35 Jambu Biji 125 58. Kepel 108

36. Jambu Jamaika 6 59 Kepuh 1

37. Jambu Mawar 1 60. Ketapang 30

38. Jambu Mete 22 61. Kol Banda 1

39. Jambu Mete Australia 1 62. Kroton 10

40. Jaranan 6 63. Kurma 1

41. Jati 30 64. Lidah Mertua 0

42. Jati Belanda 59 65. Lo 1

43. Jeruk Manis 1 66. Mahoni 324

44. Johar 78 67. Mojo 3

45. Joho 1 68. Mangga 41

46. Kantil Putih 1 69. Matoa 150


(45)

commit to user

49. Kamboja Putih 4 72. Philodendron 3

50. Karet Kebo 6 73. Mlanding 7

51. Kedodong Laut 2 78. Oleander 1

52. Keladi 2

79. Pakis Haji 2 102. Sepatodea 12

80. Palem Kol 1 103. Suru 2

81. Palem kuning 7 104. Sri Rejeki 9

82. Palem Merah 1 105. Srikaya 2

83. Palem Jepang 5 106. Tanjung 17

84. Palem Phonik 1 107. Tekik 4

85. Palem Putri 11 108. Thevita 4

86. Palem Raja 10 109. Trembalo 11

87. Palem Wrengu 9 110. Trembesi 175

88. Pisang 5 111. Trengguli 4

89. Pisang Kipas 1 112. Widoro 2

90. Pohon Gerigi 2 113. Wuni 100

91. Prana Jiwa 2 114. Bil Bus 25

92. Puring 2 115. Palem ekor Tupai 10

93. Rambutan 1 116. Beringin Putih 4

94. Randu 1 117. Sapu Tangan 2


(46)

97. Sawo Bludru 30 120. Klara Payung 100

98 Sawo Kecik 34 121. Keben 106

99. Sawo Manila 1 122. Cemara Laut 55

100. Talok 25 123. Nogosari 50

101. Sokka 26 124. Ketapang Kencana 2

125. Cempaka kuning 2 129. Sukun 420

126. Malaba 2 130. Salam 100

127. Mlinjo 375 131. Nangka 100

128. Petai 400

Sumber : Arsip TSTJ, data inventaris tanaman Juli 2010

c. Keadaan Alam

Lokasi Taman Satwa Taru Jurug berada di gerbang timur masuk kota Solo sangat memudahkan akses wisatawan. Dengan luas +/- 14 hektar dan keadaan alam Taman Satwa Taru Jurug masih sangat alami sangat memadai dengan banyaknya vegetasi, banyaknya pepohonan sehingga menjadikan suasana menjadi asri dan sejuk. Bengawan Solo sebagai ciri khas kota Surakarta juga menjadi ciri khas dari Taman Satwa Taru Jurug karena letaknya yang berbatasan langsung dengan objek wisata Taman Satwa Taru Jurug dalam rencana penataan Taman Satwa Taru Jurug juga akan melakukan penanaman 1.000 pohon di lokasi tersebut untuk menghijaukan Taman Satwa Taru Jurug ( wawancara dengan Nonot minggu 12 Desember 2010)


(47)

commit to user

Dalam area Taman Satwa Taru Jurug terdapat Sanggar Gesang yang merupakan tempat pertunjukan orkes keroncong. Sanggar tersebut dibangun oleh para penggemar Gesang di Jepang. Lagu Bengawan Solo sangat terkenal dan populer hingga ke Jepang. Namun sayang sekali pertunjukan orkes keroncong Gesang kini sudah jarang diadakan lagi yang terakhir diadakan pada hari meninggalnya Bapak Gesang sebagai tanda penghormatan kepada beliau.

Selain Sanggar Gesang terapat juga panggung tepat pementasan kesenian tradisional maupun jenis musik yang lainnya seperti dangdut, pop atau kesenian daerah lainnya. ( wawancara dengan Nonot, Minggu 12 Desember 2010 )

e. Acara Adat

Setiap satu tahun sekali diadakan Pekan Syawalan yang diadakan pada awal bulan syawal yaitu tujuh hari setelah hari raya Idul Fitri. Acara tersebut diakhiri dengan Pesta Ketupat dan Larung Gethek Joko Tingkir yang rutenya melewati sungai Bengawan Solo. Pekan Syawalan mampu menarik puluhan ribu pengunjung dari dalam ataupun luar Surakarta.

Berbagai acara diadakan saat Pekan Syawalan misalnya Pasar Rakyat yang menggelar dan memamerkan berbagai produk mulai dari industri kerajinan, industr rumah tangga, otomotif, furniture, bursa buku elekronik dan sebagainya. Selain itu juga terdapat berbagai kesenian tradisional seperti campursari, dangdut, Qosidah modern, wayang kulit, ketoprak, seni tayub, tari tarian tadisional, jathilan


(48)

Aksesibilitas merupakan faktor yang mendukung dan mempermudah wisatawan mencapai objek wisata. Aksesibilitas dapat diukur menurut waktu, biaya, frekuensi dan kesenangan. Selain jarak menuju objek faktor terpenting dalam dalam aksesibilitas adalah lamanya waktu atau lamanya perjalanan, terutama bagi wisatawan yang hanya sedikit waktunya ( Spillane, 1996:66 )

Kondisi jalan menuju Taman Satwa Taru Jurug sudah bagus dan mendukung, dari jalan utama di tepi jalan raya dan dilalui bus kota dan jalur bus Solo – Jawa Timur. Wisatawan dapat mengakses Taman Satwa Taru Jurug dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Selain itu juga mudah diakses dari Bandara Adi Sumarmo, terminal bus Tirtonadi. Dari Terminal Tirtonadi pengunjung dapat naik bus jurusan Surakarta Surabaya atau Solo Tawangmangu dan turun di lokasi. Stasiun stasiun yang ada di kota Surakarta juga mudah diakses. Sarana transportasi yang terdapat di sekitar Taman Satwa Taru Jurug juga mudah didapat. Mudahnya aksesibitas tersebut menjadi salah satu faktor pendukung dalam pengembangan Taman Satwa Taru Jurug dan menguntungkan bagi wisatawan, dari Terminal Tirtonadi sampai ke Taman Satwa Taru Jurug hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Lahan parkir yang tersedia juga cukup luas hingga mampu menampung banyak kendaraan baik roda 2 maupun roda 4. Kemacetan juga jarang terjadi karena badan jalan yang lebar.


(49)

commit to user

Amenitas merupakan fasilitas pendukung kelancaran kegiatan pariwisata yang memberikan keyamanan kepada wisatawan. Hal tersebut erat kaitannya dengan suport industri seperti akomodasi, pusat kesehatan, perbankan, sarana komunikasi dan sebagainya. Letak industri tersebut harus di tempat yang mudah dicapai wisatawan. Jumlah dan jenisnya harus sesuai dengan kebutuhan wisatawan serta harga dan kualitasnya juga harus bagus ( Spillane, 1994 : 68 )

Taman Satwa Taru Jurug didukung oleh faktor pendukung yang ada di dalam atau di luar Taman Satwa Taru Jurug. Akomodasi yang ada di kota Surakarta mulai dari hotel bintang lima sampai hotel melati dapat diakses dengan mudah dan dekat dari objek Taman Satwa Taru Jurug. Ketersediaan rumah makan atau restoran, stand stand cinderamata, jasa telekomunikasi, jasa perbankan, pusat informasi, pelayanan kesehatan dan lainnya. Fasilitas fasilitas tersebut membantu dan memudahkan para wisatawan.

4. Aktifitas

Aktifitas dapat pula dikaitkan dengan someting to do, something to see, dan something to buy yaitu selain sesuatu yang dapat dilihat atau disaksikan, dapat dilakukan dan dapat dibeli. objek wisata harus menyediakan fasilitas fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lebih lama ( Oka A. Yoeti, 1983 : 164 )


(50)

kereta mini, kuda bendi, perahu gethek, naik unta dan yang naik gajah yang harganya relatif terjangkau menjadi suatu hal menarik yang dapat dilakukan di Taman Satwa Taru Jurug.

Wisatawan juga dapat melihat koleksi binatang dan tumbuhan, belajar tentang perilaku binatang untuk menambah wawasan atau hanya sekedar ingin melihat. Pengunjung juga dapat melihat pertunjukan kesenian apabila ada keroncong maupun dangdut Sanggar Gesang menjadi obat rindu akan alunan lagu keroncong dari maestro keroncong Bapak Gesang. Biasanya acara acara tersebut diadakan pada saat hari hari besar atau libur.

Wisatawan juga dapat membeli oleh oleh khas Kota Surakarta di sekitar area Taman Satwa Taru Jurug misalnya mainan, pakaian dan makanan khas Kota Surakarta, misalnya intip, brondong beras, batik dan sebagainnya.

B.

Analisa S.W.O.T

Analisa S.W.O.T adalah analisa yang mengkaji tentang strength (kekuatan) weakness (kelemahan) opportunity (peluang) dan treaths (ancaman) yang ada di tempat atau objek wisata sehingga dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada dimiliki suatu objek dan daya tarik wisata tersebut.


(51)

commit to user

tumbuhan yang beranekaragam jenisnya. Keadaan alam yang asri dan luas serta memiliki pohon pohon besar dan rindang sebagai tempat berteduh. Akses jalan menuju lokasi Taman Satwa Taru Jurug yang mudah dicapai. Sungai Bengawan Solo juga secara tidak langsung menjadi daya tarik karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Taman Satwa Taru Jurug.

( sumber : Wawancara dengan Tunggul, minggu 19 Desember 2010 )

2) Weakness ( Kelemahan )

Kelemahan Taman Satwa Taru Jurug adalah pada bangunan fisik taman. Mulai dari kebersihan taman ataupun kandang satwa. Hal ini dikarenakan tenaga kebersihan taman kurang mencukupi dan taman yang begitu luas hanya ada 8 karyawan yang mengurusi 14 hektar taman. Keadaan kandang satwa banyak yang rusak dan belum adanya perbaikan. Keadaan satwa yang perawatannya kurang maksimal. Sarana dan prasarana dasar seadanya, misalnya Sanggar gesang yang terbengkalai, Aquarium air tawar yang mangkrak, akses menuju kandang dan jalan yang masih seadanya. Penataan stand pedagang kaki lima dan cinderamata juga terlihat kurang rapi sehingga menjadikan pemandangan menjadi kurang indah. Namun, selain kelemahan fisik Taman Satwa Taru Jurug juga memiliki kelemahan lain, misalnya pegawai yang kurang atau tidak mempunyai kompetensi dalam bidang konservasi, manajemen SDM, kualitas pelayanan, pengelolaan


(52)

tahun ( 24 orang ) ( sumber : Laporan pengelolaan, Arsip TSTJ tahun 2011 )

3) Opportunity ( Peluang )

Peluang Taman Satwa Taru Jurug adalah adanya dukungan melalui Kebijakan Kota Surakarta yaitu sebagai kota Pariwisata, Wisata Budaya, Wisata Belanja, MICE, Wisata Kuliner, Wisata Alam ( konservasi ) dan rekreasi, dalam hal ini yang dimaksud adalah Taman Satwa Taru Jurug dapat menjaring sebanyak banyaknya wisatawan.

Peluang untuk mengintegrasikan lahan “Pondok Persada“ dan “Taman

Ronggowarsito” dalam kawasan konservasi dan wisata Taman Satwa Taru Jurug.

Kondisi yang mendukung industri pariwisata di Kota Surakarta yaitu :

a) Posisi geografis kota Surakarta sebagai simpul strategis jalur transportasi, perdagangan dan jasa.

b) Diversifikasi objek dan daya tarik wisata, ditambah dengan semakin berkembangnya usaha perhotelan, jasa Tourism dan kota Surakarta sebagai kota MICE ( meeting, incentive, convention, dan exihibition )

c) Keadaan kota Surakarta yang semakin kondusif untuk investasi, didukung pelayanan dan fasilitas publik yang menunjang antara lain : kemudahan


(53)

commit to user

menjadi simpul jalur transportasi udara antar kota besar dan Internasional, Stasiun Balapan dan Terminal Tirtonadi yang menjadi simpul transportasi darat antar kota antar provinsi, mall dan pasar tradisional, Bank dan fasilitas penunjang wisata lainnya ( Kereta Prameks, Bus Solo Batik Trans, Kereta Uap Jaladara dan yang terbaru Bis Tingkat Werkudara )

d) Dorongan masyarakat untuk berekreasi yang tetap tinggi ( misalnya Objek wisata Sondokoro dan beberapa kawasan Outbond di Solo Raya yang dikunjung warga Solo Raya ). ( Wawancara dengan Nonot, minggu 19 Desember 2010 )

4) Threats ( ancaman )

Ancaman yang ada di Taman Satwa Taru Jurug adalah pengelolaan taman dan perawatan satwa yang kurang maksimal. Kurang maksimalnya perawatan taman dan satwa membuat kandang, satwa ataupun kawasan taman menjadi kurang indah dipandang dan menggangu kesehatan hewan ataupun pegunjung. Ancaman ancaman tersebut dapat membuat pengunjung menjadi enggan datang lagi ke Taman Satwa Taru Jurug. Ketakutan akan bencana banjir sungai Bengawan Solo dan juga semakin banyaknya kompetitor juga menjadi ancaman bagi Taman Satwa Taru Jurug. ( Wawancara dengan Nonot, minggu 19 Desember 2010 )


(54)

Taman Satwa Taru Jurug adalah satu-satunya kebun binatang yang ada di Surakarta. Taman Satwa Taru Jurug selain sebagai sarana rekreasi kebun binatang juga sebagai sarana konservasi dan pendidikan. Dalam perkembangannya Taman Satwa Taru Jurug lebih banyak mengalami ketidakberhasilan dalam hal pengelolaan. Dengan kondisi sarana dan prasana yang terbatas dan tidak memadai rata – rata setiap tahun Taman Satwa Taru Jurug dikunjungi antara 300.000 wisatawan. Untuk lebih memajukan objek dan meningkatakan jumlah pengunjung, Taman Satwa Taru Jurug selain menjaga koleksi yang sudah ada juga melakukan beberapa pengembangan. Pengembangan pengembangan tersebut diharapkan mampu membuat Taman Satwa Taru Jurug menjadi objek wisata yang potensial di kota Surakarta. Berikut beberapa usaha pengelola dalam mengembangkan dan merevitalisasi Taman Satwa Taru Jurug.

1) Promosi dan Publikasi

Kegiatan promosi dan publikasi yang sering dilakukan oleh pengelola adalah melaui above the line atau media massa, baik cetak maupun elektronik misalnya surat kabar, spanduk, billboard, selebaran, brosur ataupun leaflet. Apabila ada event event tertentu promosi dilakukan berkeliling meggunakan mobil dan dengan menyebar brosur maupun leaflet. Taman Satwa Taru Jurug juga pernah melakukan promosi dengan beberapa radio salah satunya adalah radio JPI 103.6 fm.


(55)

commit to user

www.tamanjurug.com di web ini dijelaskan mengenai Taman Satwa Taru Jurug secara garis besar, mulai dari sejarah, koleksi binatang dan berbagai informasi mengenai objek. Diharapkan promosi dan publiksai yang dilakukan mampu meningkatkan jumlah pengunjung dan mengangkat pamor Taman Satwa Taru Jurug. ( sumber : wawancara dengan Nonot, minggu 19 Desember 2010 )

2) Pengadaan Event

Event event secara rutin diadakan oleh pengelola Taman Satwa Taru Jurug untuk meningkatkan jumlah kunjungan. Berbagai jenis acara yang diadakan sebagai usaha untuk menarik wisatawan. Berbagai permainan diadakan sebagai hiburan pelengkap koleksi binatang di Taman Satwa Taru Jurug.

Event yang diadakan misalnya pekan Syawalan, Larungan Joko Tingkir, Gebyar Tahun Baru, orkes Keroncong di Sanggar Gesang, pertunjukan musik di panggung hiburan serta pengadaan lomba bagi anak anak misalnya lomba menggambar. (wawancara denagan Nonot, minggu 26 Desember 2010)

3) Pembenahan Sarana dan Prasarana

Pembenahan sarana dan prasana yang dilakukan antara lain perbaikan jalan menuju koleksi satwa, pembangunan mushola dalam taman, arena bermain anak, pembersihan dan penataan bantaran sungai Bengawan Solo, pembersihan taman sekitasr Kandang satwa bagian depan ( Rusa, Burung, Gajah ), pembersihan area Aquarium panggung dangdut dan Karantina. Pembenahan


(56)

dan indah. ( Rencana Pembangunan TSTJ, Arsip TSTJ tahun 2011)

Selain itu dalam rencana pembenahan sarana dan prasarana yang rencana akan diadakan antara bulan April – Mei 2011 akan dilaksanakan pembenahan kandang dan fasilitas satwa yaitu :

a) Pembuatan kandang rusa di pulau bagian barat.

b) Pembuatan kandang angsa bebek, mentok di pulau tengah.

c) Pemberian pasir di kandang unta.

d) Pembenahan ( tambal sulam ) kandang merak dan bangau tongtong.

e) Pembuatan tlasah kandang kuda dan banteng.

f) Reparasi pintu kandang macan.

g) Renovasi kandang macan.

h) Peraataan area banteng dan kuda.

i) Pembuatan saluran depan rusa Bawean.

j) Penyediaan bibit ikan untuk pancingan, bibit ikan wader pari untuk pakan Burung Koak Malam.

Namun dalam pembenahan sarana dan prasarana terbentur dalam hal dana, maka pembenahan dilakukan secara bertahap. ( Rencana Pembangunan TSTJ,


(57)

commit to user

Dalam pengembangan suatu objek perlu dilakukan perencanaan yang terorganisir denga baik. Pengelola Taman Satwa Taru Jurug sudah menyusun master plan dan blue print untuk menentukan langkah langkah ke depan yang akan diambil untuk pengembangannya. ( Rencana Pembangunan TSTJ, Arsip TSTJ tahun 2011)

D.

Pemasaran Taman Satwa Taru Jurug

Pemasaran yang dilakukan Taman Satwa Taru Jurug dengan berorientasi pada segmen anak- anak, remaja, Keluarga serta kalangan profesional di Solo Raya, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I.Y, Jawa Barat bagian timur walaupun masih sekedar melalui promosi dan publikasi seadanya. Melalui brosur, leaflet, selebaran, baliho, billboard dan promosi melalui surat kabar atau radio. Dengan promosi yang seadannya ini jumlah kunjungan Taman Satwa Taru Jurug masih terbilang kurang. Hal ini dibuktikan dengan minimnya jumlah kunjungan, hanya pada hari libur atau musim musim tertentu saja jumlah pengunjung meningkat, maka dari itu diperlukan strategi pemasaran yang lebih maju untuk memasarkan Taman Satwa Taru Jurug. Dinas pariwisata kota Surakarta juga ikut membantu memasarkan Taman Satwa Taru Jurug dengan menjadikan Taman Satwa Taru Jurug sebagai pilihan Wisata alternatif yang irekomendasikan dalam peta wisata Kota Surakarta.


(58)

Dari data di atas dapat dilihat bahwa kunjungan terbanyak adalah pada tahun 2007 dimana jumlah kunjungan sebanyak 263.660 kunjungan, yang terdiri dari 233.387 pengunjung dewasa dan 30.273 pengunjung anak – anak. Sedangkan kunjungan terbanyak pada bulan juni, hal ini dikarenakan bulan tersebut adalah hari raya dan liburan sekolah. Tahun 2008 adalah jumlah kunjungan paling sedikit


(59)

commit to user

186.171 pengunjung dewasa dan 22.158 pengunjung anak – anak. Tahun 2009 jumlah kunjungn mencapai 220.831 terdiri dari 197.223 pengunjung dewasa dan 23.608 pengunjung anak anak. Tahun 2010 jumlah kunjungn sebanyak 219.597 yang terdiri dari 195.358 pengunjung dewasa dan 24.239 pengunjung anak – anak.

E.

Faktor Faktor yang Mempengaruh Perkembangan

Taman Satwa Taru Jurug

Taman Satwa Taru Jurug dalam perkembangannya mempuyai faktor faktor yang mempengaruhi. Potensi Taman Satwa Taru Jurug sebagai faktor pendukung dan juga kelemahan sebagai faktor penghambat. Berikut adalah faktor pendukung dan faktor penghambat yang mempengaruhi perkembangan Taman Satwa Taru Jurug.

1 Faktor Pendukung

a. Lokasi Taman Satwa Taru Jurug yang strategis di tepi jalan raya sehingga mudah dijangkau oleh berbagai jenis kendaraan darat. Selain itu juga dekat dengan berbagai fasilitas penunjang seperti hotel, jasa telekomunkasi, terminal, stasiun, pusat perbankan, restoran dan rumah makan, pusat kesehatan dan sebagainya.

b. Keadaan alam Taman Satwa Taru Jurug yang asri dan indah dengan banyaknya pepohonan yang rindang.


(60)

konservasi, rehabilitasi, pendidikan, dan pariwisata. Sebagai sarana penangkaran satwa yang hampir punah.

d. Taman Satwa Taru Jurug terbuka dalam hal kerjasama dengan berbagai pihak yang sekiranya dapat membuat objek lebih berkembang.

e. Tersedianya lahan sisa yang cukup luas sehingga masih mungkin untuk dikembangkan.

2 Faktor Penghambat

a. Belum adanya investor yang bersedia bekerja sama dengan TSTJ.

b. Keterbatasan dana untuk membiayai proyek pembangunan lebih lanjut. Dana yang masuk hanya dari tiket masuk pendapatan Taman Satwa Taru Jurug hanya cukup untuk operasional dan gaji pengelola.

c. Kondisi kandang satwa yang kurang baik dan kurang representatif dan perlu penggantian dan penataan ulang.

d. SDM yang masih kurang kompeten dalam bidangnnya.

e. Kebersihan yang perlu ditingkatkan.

f. Tidak adanya tenaga pemandu wisata untuk memfasilitasi pegunjung.

g. Keberadaan stand cinderamata maupun pedagang kaki lima yang kurang rapi dan memerlukan penataan.


(61)

commit to user

Jurug tetap eksis dengan pengunjung yang cukup banyak. Peran serta dari berbagai pihak dan masih tersedianya lahan memungkinkan taman tersebut untuk lebih dikembangkan meskipun terdapat kekurangan yang bersifat teknis serta keterbatasan dana menjadi faktor paling utama. Apabila pemaksimalan potensi dilakukan dengan baik dan kerjasama dari berbagai pihak sangat mungkin Taman Satwa Taru Jurug menjadi objek wisata potensial di kota Surakarta.


(1)

commit to user

pengunjung. Penataan stand stand cinderamata juga dilakukan agar terkesan rapi dan indah. ( Rencana Pembangunan TSTJ, Arsip TSTJ tahun 2011)

Selain itu dalam rencana pembenahan sarana dan prasarana yang rencana akan diadakan antara bulan April – Mei 2011 akan dilaksanakan pembenahan kandang dan fasilitas satwa yaitu :

a) Pembuatan kandang rusa di pulau bagian barat.

b) Pembuatan kandang angsa bebek, mentok di pulau tengah.

c) Pemberian pasir di kandang unta.

d) Pembenahan ( tambal sulam ) kandang merak dan bangau tongtong.

e) Pembuatan tlasah kandang kuda dan banteng.

f) Reparasi pintu kandang macan.

g) Renovasi kandang macan.

h) Peraataan area banteng dan kuda.

i) Pembuatan saluran depan rusa Bawean.

j) Penyediaan bibit ikan untuk pancingan, bibit ikan wader pari untuk pakan Burung Koak Malam.

Namun dalam pembenahan sarana dan prasarana terbentur dalam hal dana, maka pembenahan dilakukan secara bertahap. ( Rencana Pembangunan TSTJ, Arsip TSTJ tahun 2011)


(2)

commit to user

4) Pembuatan Rencana Pengembangan ke Depan

Dalam pengembangan suatu objek perlu dilakukan perencanaan yang terorganisir denga baik. Pengelola Taman Satwa Taru Jurug sudah menyusun master plan dan blue print untuk menentukan langkah langkah ke depan yang akan diambil untuk pengembangannya. ( Rencana Pembangunan TSTJ, Arsip TSTJ tahun 2011)

D.

Pemasaran Taman Satwa Taru Jurug

Pemasaran yang dilakukan Taman Satwa Taru Jurug dengan berorientasi pada segmen anak- anak, remaja, Keluarga serta kalangan profesional di Solo Raya, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I.Y, Jawa Barat bagian timur walaupun masih sekedar melalui promosi dan publikasi seadanya. Melalui brosur, leaflet, selebaran, baliho, billboard dan promosi melalui surat kabar atau radio. Dengan promosi yang seadannya ini jumlah kunjungan Taman Satwa Taru Jurug masih terbilang kurang. Hal ini dibuktikan dengan minimnya jumlah kunjungan, hanya pada hari libur atau musim musim tertentu saja jumlah pengunjung meningkat, maka dari itu diperlukan strategi pemasaran yang lebih maju untuk memasarkan Taman Satwa Taru Jurug. Dinas pariwisata kota Surakarta juga ikut membantu memasarkan Taman Satwa Taru Jurug dengan menjadikan Taman Satwa Taru Jurug sebagai pilihan Wisata alternatif yang irekomendasikan dalam peta wisata Kota Surakarta.


(3)

commit to user

Dari data di atas dapat dilihat bahwa kunjungan terbanyak adalah pada tahun 2007 dimana jumlah kunjungan sebanyak 263.660 kunjungan, yang terdiri dari 233.387 pengunjung dewasa dan 30.273 pengunjung anak – anak. Sedangkan kunjungan terbanyak pada bulan juni, hal ini dikarenakan bulan tersebut adalah hari raya dan liburan sekolah. Tahun 2008 adalah jumlah kunjungan paling sedikit


(4)

commit to user

yaitu sebanyak 208.329 kunjungan, dimana jumlah kunjungan adalah sebanyak 186.171 pengunjung dewasa dan 22.158 pengunjung anak – anak. Tahun 2009 jumlah kunjungn mencapai 220.831 terdiri dari 197.223 pengunjung dewasa dan 23.608 pengunjung anak anak. Tahun 2010 jumlah kunjungn sebanyak 219.597 yang terdiri dari 195.358 pengunjung dewasa dan 24.239 pengunjung anak – anak.

E.

Faktor Faktor yang Mempengaruh Perkembangan

Taman Satwa Taru Jurug

Taman Satwa Taru Jurug dalam perkembangannya mempuyai faktor faktor yang mempengaruhi. Potensi Taman Satwa Taru Jurug sebagai faktor pendukung dan juga kelemahan sebagai faktor penghambat. Berikut adalah faktor pendukung dan faktor penghambat yang mempengaruhi perkembangan Taman Satwa Taru Jurug.

1 Faktor Pendukung

a. Lokasi Taman Satwa Taru Jurug yang strategis di tepi jalan raya sehingga mudah dijangkau oleh berbagai jenis kendaraan darat. Selain itu juga dekat dengan berbagai fasilitas penunjang seperti hotel, jasa telekomunkasi, terminal, stasiun, pusat perbankan, restoran dan rumah makan, pusat kesehatan dan sebagainya.

b. Keadaan alam Taman Satwa Taru Jurug yang asri dan indah dengan banyaknya pepohonan yang rindang.


(5)

commit to user

c. Taman Satwa Taru Jurug memiki daya tarik tersendiri sebagai pusat konservasi, rehabilitasi, pendidikan, dan pariwisata. Sebagai sarana penangkaran satwa yang hampir punah.

d. Taman Satwa Taru Jurug terbuka dalam hal kerjasama dengan berbagai pihak yang sekiranya dapat membuat objek lebih berkembang.

e. Tersedianya lahan sisa yang cukup luas sehingga masih mungkin untuk dikembangkan.

2 Faktor Penghambat

a. Belum adanya investor yang bersedia bekerja sama dengan TSTJ.

b. Keterbatasan dana untuk membiayai proyek pembangunan lebih lanjut. Dana yang masuk hanya dari tiket masuk pendapatan Taman Satwa Taru Jurug hanya cukup untuk operasional dan gaji pengelola.

c. Kondisi kandang satwa yang kurang baik dan kurang representatif dan perlu penggantian dan penataan ulang.

d. SDM yang masih kurang kompeten dalam bidangnnya.

e. Kebersihan yang perlu ditingkatkan.

f. Tidak adanya tenaga pemandu wisata untuk memfasilitasi pegunjung.

g. Keberadaan stand cinderamata maupun pedagang kaki lima yang kurang rapi dan memerlukan penataan.


(6)

commit to user

Beberapa faktor pendukung tersebut mampu membuat Taman Satwa Taru Jurug tetap eksis dengan pengunjung yang cukup banyak. Peran serta dari berbagai pihak dan masih tersedianya lahan memungkinkan taman tersebut untuk lebih dikembangkan meskipun terdapat kekurangan yang bersifat teknis serta keterbatasan dana menjadi faktor paling utama. Apabila pemaksimalan potensi dilakukan dengan baik dan kerjasama dari berbagai pihak sangat mungkin Taman Satwa Taru Jurug menjadi objek wisata potensial di kota Surakarta.