T1 132008013 BAB III

(1)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (2002) penelitian korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan tersebut. Berarti dalam penelitian ini dicari adanya hubungan self-regulated learning dengan motivasi berprestasi. Dengan teknik korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah bentuk variabel lain. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.

3.2 Variabel penelitian

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki berbagai aspek atau unsur yang berfungsi untuk mengetahui atau menentukan munculnya variabel lain (terikat). Variabel terikat adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur di dalamnya yang berfungsi untuk menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi variabel yang lain yang disebut variabel bebas. Dalam penelitian motivasi berprestasi sebagai variable bebas dan self-regulated learning sebagai variable terikat dapat ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.


(2)

37

Y

X : Motivasi Berprestasi

Y : Self-regulated learning : Korelasi / Hubungan

3.3 Definisi Oprerasional Variabel Penelitian

Definisi operasional variabel adalah penegasan arti dari konstrak atau variabel penelitian Kerlinger, dalam Hapsari (2007) variabel operasional itu adalah sebagai berikut:

3.3.1 Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah kecenderungan seseorang dalam mengarahkan dan mempertahankan tingkah laku untuk mencapai suatu standar prestasi. Pencapaian standar prestasi digunakan oleh siswa untuk menilai kegiatan yang pernah dilakukan. Siswa yang menginginkan prestasi yang baik akan menilai apakah kegiatan yang dilakukannya telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

3.3.2 self-regulated learning

Self-regulated learning adalah sebuah konsep yang terkait dengan bagaimana cara seseorang siswa menjadi regulator atau pengatur bagi belajarnya sendiri serta proses dimana seorang siswamengaktifkan dan menopang kognisi, perilaku, dan perasaannya yang secara sistematis berorientasi pada pencapaian suatu tujuan.


(3)

38 3.4 Populasi dan sampel

3.4.1 Populasi

Slameto, (2003) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan elemen yang hendak dijelaskan oleh peneliti melalui penelitinya atau sering juga didefinisikan sebagai objek penelitian. Sedangkan Arikunto, (2002) menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan sebagai subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 03 Suruh yang berjumlah 153 siswa.

3.4.2 Sampel penelitian

Sugiyono (2010) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Pengambilan sampel penelitian ini adalah sampel total. Teknik sampel total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Pada penelitian ini sampelnya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 03 Suruh yang berjumlah 153 siswa.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran psikologi berupa angket motivasi berprestasi dan skala self-regulated learning. Pengambilan data dilakukan pada siswa kelas VIII SMP N 03 Suruh sesuai dengan jumlah sampel yang ditentukan. Kemudian siswa tersebut diminta untuk mengisi skala sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, bukan keadaan yang dianggap wajar.


(4)

39 3.5.1 Angket Motivasi berprestasi

Menurut Sukardi (1999) angket adalah seperangkat pernyataan yang harus dijawab oleh responden yang digunakan untuk mengubah berbagai keterangan yang langsung diberikan oleh responden menjadi data serta dapat pula digunakan untuk mengungkapkan pengalaman-pengalaman yang telah dialami oleh responden pada masa yang lampau atau pengalaman-pengalaman yang dialami masa sekarang. Didalam penelitian ini angket motivasi berprestasi yang disusun oleh Enre (1997) yang didasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Mc.Cleland dalam Opnaningtyas (2006) yaitu : memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi, berani mengambil dan memikul resiko, memiliki tujuan yang realistik, memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisaiskan tujuan, memanfaatkan umpan balik yang kongkret dalam semua kegiatan yang dilakukan, mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Skala angket motivasi berprestasi ini berdasarkan skala likert. Siswa dapat memilih empat kemungkinan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Semua item didalam skala tersebut berisi pernyataan favourable. Item yang bersifat favourable diberi skor 4,3,2,1. Skor 4 untuk jawaban sangat setuju, skor 3 untuk jawaban setuju, skor 2 untuk jawaban tidak setuju dan skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju.


(5)

40 Tabel 3.1 Kisi-kisi Motivasi Berprestasi

No Aspek Motivasi Berprestasi Jumlah item No. Item 1 Pantang menyerah dalam mencapai

tujuan

3 1 , 15 , 29, 2 Memiliki rasa tanggung jawab 3 9 , 23 , 37 3 Menyenangi tugas-tugas yang

menantang

3 10 , 24 , 38

4 Membutuhkan umpan balik 3 11 ,25 , 39

5 Memiliki daya inovatif yang tinggi 3 12 , 19 , 33 6 Memiliki program dalam belajar 3 13 , 27 , 41 7 Melaksanakan tugas secara tuntas 3 7 , 21 , 35

Total 21 21

3.5.2 Skala self-regulated learning

Skala adalah suatu metode penelitian yang menggunakan daftar pertanyaan yang berisi aspek-aspek yang hendak diukur yang harus dijawab oleh orang yang menjadi subjek penelitian (Arikunto, 2002). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala self-regulated learning (SRL) yang diambil berdasarkan teori dari Schunk & Zimmerman yaitu metakognisi, motivasi dan perilaku yang diambil dari http://www.nldline.com/self_regulation.htm dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penulis dalam kaleka (2011). Alat ini mengukur aspek perencanaan, pelaksana dan evaluasi. skala angket self-regulated learning ini berdasarkan skala likert. Siswa dapat memilih empat kemungkinan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Semua item didalam angket tersebut adalah pernyataan favorable. Item yang bersifat favorable diberi skor 4,3,2,1. Skor 4 untuk jawaban sangat setuju, skor 3 untuk jawaban setuju, skor 2 untuk jawaban tidak setuju dan skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju.


(6)

41 Tabel 3.2 Skala Self-regulated Learning

Konsep Aspek Indikator No item

self-regulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana seseorang peserta didik menjadi regulator atau pengatur bagi belajarnya sendiri serta proses dimana seseorang peserta didik mengaktifkan dan menopang kognisi, perilaku, dan

perasaannya yang secara sistematis berorientasi pada pencapaian suatu tujuan

perencanaan -Mempunyai perencanaan dalam belajar. -Dapat mengorganisasi waktu belajar -Mampu menetapkan tujuan -Mengingat kegiatan belajar. -Mempunyai strategi pengelolaan dalam belajar

1 , 2

3 , 4 5 , 6 7 , 8 9 , 10

Kognitif -Mampu mengingat materi belajar. -Mampu mencari informasi yang dibutuhkan dalam belajar -mempunyai strategi dalam belajar -Menetapkan kegiatan belajar.

11 , 12

13 , 14

15 , 16 , 17

18 , 19 , 20

Evaluasi -Mengevaluasi hasil belajar -Memantau hasil belajar -Yakin akan kemampuan diri sendiri

21 , 22 , 23 24 , 25 , 26 , 27

28 , 29 , 30


(7)

42 3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas Instrumen.

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji instrumen untuk mengetahui validitas item (kesalahan item) dan reliabilitas (keandalan item) instrumen yang digunakan, sehingga data penelitian yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Uji coba instrumen ini dilaksanakan pada tanggal 20 September 2012 kepada siswa kelas VIII SMP N 03 Suruh yang berjumlah 30 siswa dan diambil secara acak.

Arikunto (2006) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesalihan suatu instrument Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data yang hendak diteliti secara tepat, (Arikunto,2006) Pengujian validitas item dan reliabilitas dilakukan setelah skala motivasi berprestasi dan skala self-regulated learning diisi oleh responden baru nsetelah itu data diolah dengan menggunakan program komputer SPSS release 16.0 for windows..

Validitas item dianalisis dengan Corrected Item Total Correlation yang menurut Ali (1995) dapat dikatakan valid jika batasan r ≥ 0,20 dengan kategori sebagai berikut :

0,00 – 0,20 : tidak valid 0,21 – 0,40 : validitas rendah 0,41 – 0,60 : validitas sedang 0,61 – 0,80 : validitas tinggi 0,81 – 1,00 : validitas sangat tinggi


(8)

43 Berdasarkan uji valiitas item, diperoleh sejumlah 30 item angket self-regulated learning dinyatakan valid dengan koefisien korelasi terendah r adalah 0,237 dan koefisien tertinggi r = 0,731 dengan demikian seluruh item dapat dinyatakan valid karena koefisien korelasi > 0,20. Item angket self-regulated learning dapat digunakan untuk penelitian dapat terlihat pada tabel 11. (terlampir)

Berdasarkan uji validitas item, diperoleh sejumlah 21 item angket motivasi berprestasi dinyatakan valid dengan koefisien korelasi terendah r adalah 0,308 dan koefisien tertinggi r = 0,785 dengan demikian seluruh item dapat dinyatakan valid karena koefisien korelasi > 0,20. Item angket motivasi berprestasi dapat digunakan untuk penelitian dapat terlihat pada tabel 12. (terlampir)

b. Reabilitas Instrumen.

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2000). Artinya bahwa hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama dalam diri subjek yang diukur memang belum berubah dan dikatakan reliabel jika besarnya korelasi minimal  > 0.70.

Untuk mengetahui alat ukur reliabel, George dan Mallery (1995) mengemukakan bahwa :

 > 0,9 sangat bagus (excellent)  > 0,8 bagus (good)

 > 0,7 dapat diterima (acceptable)


(9)

44  > 0,5 jelek (poor)

 < 0,5 tidak dapa diterima (unacceptable

Berdasarkan uji reliabilitas angket self-regulated learning, diperoleh koefisien reliabilitas alpha cronbach’s  = 0,881 > 0,7 maka angket self-regulated learning dapat digunakan karena reliabel dengan kategorikan bagus (good).

Berdasarkan uji reliabilitas angket motivasi berprestasi, diperoleh koefisien reliabilitas alpha cronbach’s  = 0,908 > 0,7 maka angket motivasi berprestasi dapat digunakan karena reliabel dengan kategori bagus (good).

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterprestasikan sehingga dapat ditarik kesimpulan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data ordinal, dikatakan data ordinal karena menunjukan angka posisi dari suatu urutan variasi, tanpa memperhitungkan besarnya jarak antara golongan yang satu dengan yang lain. Untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan kedua variabel, yaitu untuk melihat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan self-regulated learning semua data yang diperoleh di dalam penelitian ini akan diolah dengan memakai tekhnik analisis hubungan dua variabel dengan teknik korelasi bivariate dari rumus Kendall’s Tau-b karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0.


(1)

39 3.5.1 Angket Motivasi berprestasi

Menurut Sukardi (1999) angket adalah seperangkat pernyataan yang harus dijawab oleh responden yang digunakan untuk mengubah berbagai keterangan yang langsung diberikan oleh responden menjadi data serta dapat pula digunakan untuk mengungkapkan pengalaman-pengalaman yang telah dialami oleh responden pada masa yang lampau atau pengalaman-pengalaman yang dialami masa sekarang. Didalam penelitian ini angket motivasi berprestasi yang disusun oleh Enre (1997) yang didasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Mc.Cleland dalam Opnaningtyas (2006) yaitu : memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi, berani mengambil dan memikul resiko, memiliki tujuan yang realistik, memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisaiskan tujuan, memanfaatkan umpan balik yang kongkret dalam semua kegiatan yang dilakukan, mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan. Skala angket motivasi berprestasi ini berdasarkan skala likert. Siswa dapat memilih empat kemungkinan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Semua item didalam skala tersebut berisi pernyataan favourable. Item yang bersifat favourable diberi skor 4,3,2,1. Skor 4 untuk jawaban sangat setuju, skor 3 untuk jawaban setuju, skor 2 untuk jawaban tidak setuju dan skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju.


(2)

40 Tabel 3.1 Kisi-kisi Motivasi Berprestasi

No Aspek Motivasi Berprestasi Jumlah item No. Item 1 Pantang menyerah dalam mencapai

tujuan

3 1 , 15 , 29, 2 Memiliki rasa tanggung jawab 3 9 , 23 , 37 3 Menyenangi tugas-tugas yang

menantang

3 10 , 24 , 38

4 Membutuhkan umpan balik 3 11 ,25 , 39

5 Memiliki daya inovatif yang tinggi 3 12 , 19 , 33 6 Memiliki program dalam belajar 3 13 , 27 , 41 7 Melaksanakan tugas secara tuntas 3 7 , 21 , 35

Total 21 21

3.5.2 Skala self-regulated learning

Skala adalah suatu metode penelitian yang menggunakan daftar pertanyaan yang berisi aspek-aspek yang hendak diukur yang harus dijawab oleh orang yang menjadi subjek penelitian (Arikunto, 2002). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala self-regulated learning (SRL) yang diambil berdasarkan teori dari Schunk & Zimmerman yaitu metakognisi, motivasi dan perilaku yang diambil dari http://www.nldline.com/self_regulation.htm dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh penulis dalam kaleka (2011). Alat ini mengukur aspek perencanaan, pelaksana dan evaluasi. skala angket self-regulated learning ini berdasarkan skala likert. Siswa dapat memilih empat kemungkinan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju), S (setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Semua item didalam angket tersebut adalah pernyataan favorable. Item yang bersifat favorable diberi skor 4,3,2,1. Skor 4 untuk jawaban sangat setuju, skor 3 untuk jawaban setuju, skor 2 untuk jawaban tidak setuju dan skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju.


(3)

41 Tabel 3.2 Skala Self-regulated Learning

Konsep Aspek Indikator No item

self-regulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana seseorang peserta didik menjadi regulator atau pengatur bagi belajarnya sendiri serta proses dimana seseorang peserta didik mengaktifkan dan menopang kognisi, perilaku, dan

perasaannya yang secara sistematis berorientasi pada pencapaian suatu tujuan

perencanaan -Mempunyai perencanaan dalam belajar. -Dapat mengorganisasi waktu belajar -Mampu menetapkan tujuan -Mengingat kegiatan belajar. -Mempunyai strategi pengelolaan dalam belajar

1 , 2

3 , 4 5 , 6 7 , 8 9 , 10

Kognitif -Mampu mengingat materi belajar. -Mampu mencari informasi yang dibutuhkan dalam belajar -mempunyai strategi dalam belajar -Menetapkan kegiatan belajar.

11 , 12

13 , 14

15 , 16 , 17

18 , 19 , 20

Evaluasi -Mengevaluasi hasil belajar -Memantau hasil belajar -Yakin akan kemampuan diri sendiri

21 , 22 , 23 24 , 25 , 26 , 27

28 , 29 , 30


(4)

42 3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Validitas Instrumen.

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji instrumen untuk mengetahui validitas item (kesalahan item) dan reliabilitas (keandalan item) instrumen yang digunakan, sehingga data penelitian yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Uji coba instrumen ini dilaksanakan pada tanggal 20 September 2012 kepada siswa kelas VIII SMP N 03 Suruh yang berjumlah 30 siswa dan diambil secara acak.

Arikunto (2006) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesalihan suatu instrument Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data yang hendak diteliti secara tepat, (Arikunto,2006) Pengujian validitas item dan reliabilitas dilakukan setelah skala motivasi berprestasi dan skala self-regulated learning diisi oleh responden baru nsetelah itu data diolah dengan menggunakan program komputer SPSS release 16.0 for windows..

Validitas item dianalisis dengan Corrected Item Total Correlation yang menurut Ali (1995) dapat dikatakan valid jika batasan r ≥ 0,20 dengan kategori sebagai berikut :

0,00 – 0,20 : tidak valid 0,21 – 0,40 : validitas rendah 0,41 – 0,60 : validitas sedang 0,61 – 0,80 : validitas tinggi 0,81 – 1,00 : validitas sangat tinggi


(5)

43 Berdasarkan uji valiitas item, diperoleh sejumlah 30 item angket self-regulated learning dinyatakan valid dengan koefisien korelasi terendah r adalah 0,237 dan koefisien tertinggi r = 0,731 dengan demikian seluruh item dapat dinyatakan valid karena koefisien korelasi > 0,20. Item angket self-regulated learning dapat digunakan untuk penelitian dapat terlihat pada tabel 11. (terlampir)

Berdasarkan uji validitas item, diperoleh sejumlah 21 item angket motivasi berprestasi dinyatakan valid dengan koefisien korelasi terendah r adalah 0,308 dan koefisien tertinggi r = 0,785 dengan demikian seluruh item dapat dinyatakan valid karena koefisien korelasi > 0,20. Item angket motivasi berprestasi dapat digunakan untuk penelitian dapat terlihat pada tabel 12. (terlampir)

b. Reabilitas Instrumen.

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2000). Artinya bahwa hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama dalam diri subjek yang diukur memang belum berubah dan dikatakan reliabel jika besarnya korelasi minimal  > 0.70.

Untuk mengetahui alat ukur reliabel, George dan Mallery (1995) mengemukakan bahwa :

 > 0,9 sangat bagus (excellent)  > 0,8 bagus (good)

 > 0,7 dapat diterima (acceptable)


(6)

44  > 0,5 jelek (poor)

 < 0,5 tidak dapa diterima (unacceptable

Berdasarkan uji reliabilitas angket self-regulated learning, diperoleh koefisien reliabilitas alpha cronbach’s  = 0,881 > 0,7 maka angket self-regulated learning dapat digunakan karena reliabel dengan kategorikan bagus (good).

Berdasarkan uji reliabilitas angket motivasi berprestasi, diperoleh koefisien reliabilitas alpha cronbach’s  = 0,908 > 0,7 maka angket motivasi berprestasi dapat digunakan karena reliabel dengan kategori bagus (good).

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterprestasikan sehingga dapat ditarik kesimpulan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data ordinal, dikatakan data ordinal karena menunjukan angka posisi dari suatu urutan variasi, tanpa memperhitungkan besarnya jarak antara golongan yang satu dengan yang lain. Untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan kedua variabel, yaitu untuk melihat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan self-regulated learning semua data yang diperoleh di dalam penelitian ini akan diolah dengan memakai tekhnik analisis hubungan dua variabel dengan teknik korelasi bivariate dari rumus Kendall’s Tau-b karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data ordinal. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0.