PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM MENENTUKAN UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK: PTK di Kelas VA SDN Curug Kecamatan Curug Kota Serang Tahun Ajaran 2013 – 2014.

(1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM MENENTUKAN

UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK

( PTK di Kelas VA SDN Curug Kecamatan Curug Kota Serang ) Tahun Ajaran 2013 – 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Astika Karmilasari 1004244

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG


(2)

Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw untuk

Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam

Menentukan Unsur Instrinsik Cerita Anak

(PTK di Kelas VA SDN Curug Kecamatan Curug

Kota Serang)

Tahun Ajaran 2013-2014

Oleh Astika Karmilasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Astika Karmilasari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN ASTIKA KARMILASARI

1004244

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM MENENTUKAN

UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK

(PTK di Kelas VA SDN Curug Kecamatan Curug Kota Serang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Neneng Sri Wulan, M.Pd. NIP : 198404132010122003

Pembimbing II

Drs. H. Widjojoko, M.Pd. NIP : 195911191983031002

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 PGSD

Drs. Ajo Sutarjo, M.Pd. NIP: 19620110 198803 1 003


(4)

ABSTRAK

ASTIKA KARMILASARI (2014). Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Menentukan Unsur Instrinsik Cerita Anak (PTK Di kelas VA SDN Curug Kec. Curug Kota Serang). Permasalahan ditemukan pada saat pengamatan dan tes pada kegiatan pra siklus dikelas VA SDN Curug pada proses pembelajaran cerita anak yang menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami unsur instrinsik cerita anak, ditandai dengan rendahnya hasil belajar siswa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka peneliti menggunakan model pembelajaran Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa dalam pembelajaran cerita anak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) model Kurt Lewin. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus yang terdiri dari tahap rencana, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dengan mengamati proses mengajar guru dan aktifitas belajar siswa serta tes hasil belajar siswa secara individu dan kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran cerita anak dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata pada setiap siklusnya. Pada kegiatan pra siklus nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 31,41. Siklus I nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 61,33 untuk tes kelompok dan 49,5 untuk tes individu, siklus II nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 73,57 untuk tes kelompok dan 70 untuk tes individu serta siklus III dengan nilai rata-rata yang mencapai 84,45 untuk tes kelompok dan 81,08 untuk tes individu. Pada siklus III nilai rata-rata yang diperoleh termasuk dalam kriteria baik dan berhasil mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal keperluan penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Jigsaw dengan tepat dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam menentukan unsur instrinsik cerita anak. Maka dari itu direkomendasikan kepada setiap guru supaya menggunakan model pembelajaran Jigsaw dalam pembelajaran cerita anak. Kata Kunci : Model pembelajaran Jigsaw, unsur instrinsik cerita anak.


(5)

Astika Karmilasari, 2014

ABSTRACT

ASTIKA KARMILASARI (2014). Use of Jigsaw Learning Model to Improve Student Comprehension Stories in Intrinsic Elements Determining Child (PTK In class VA SDN Curug district Curug Serang). Problems encountered during the observations and tests on pre-cycle activities in class VA SDN Curug in the learning process children's story shows that students have difficulty in understanding the intrinsic elements of children's literature, is characterized by low student learning outcomes. To overcome these problems the researchers using the Jigsaw learning model to improve understanding and learning activity of students in a children's story. The method used in this research is a method of classroom action research (PTK) model of Kurt Lewin. This study was conducted in three cycles comprising the steps of a plan, action, observation and reflection. Data collected through observation by observing the process of teaching and learning activities of teachers and students as well as the test results of students' learning of individuals and groups. The results of this study indicate that the implementation of learning children's story by using the Jigsaw learning model showed an increase in the average value in each cycle. In the pre cycle average value reached 31.41 student learning outcomes. I cycle the average value of 61.33 obtained for the test group and 49.5 for the individual tests, the second cycle the average value of 73.57 obtained for the test group and 70 for the individual tests as well as the third cycle with the average value the average for the test group reached 84.45 and 81.08 for individual tests. In the third cycle the average value obtained was included in both criteria and successfully achieve mastery criteria Minimal research purposes. It can be concluded that the use of Jigsaw learning model with the right to increase the students' understanding in determining the intrinsic elements of children's stories. Therefore recommended to every teacher that uses a model of learning in the learning Jigsaw children's story.

Keywords: Jigsaw Learning model, the intrinsic elements of children's stories.


(6)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………. i

PERNYATAAN………... ii

KATA PENGANTAR………. iii

UCAPAN TERIMA KASIH………... iv

ABSTRAK……… v

DAFTAR ISI……… vi

DAFTAR TABEL……….. viii

DAFTAR GAMBAR……….. x

DAFTAR GRAFIK………. xi

DAFTAR LAMPIRAN………... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Rumusan masalah……… 4

C. Tujuan penelitian………. 4

D. Manfaat hasil penelitian……….. 4


(7)

vii

Astika Karmilasari, 2014

BAB II PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM MENENTUKAN UNSUR INSTRINSIK CERITA ANAK

A. Model Pembelajaran Jigsaw……… 7

B. Cerita Anak………... 9

C. Unsur-unsur Instrinsik Karya Sastra………. 11

D. Pembelajaran Cerita Anak dengan Model Pembelajaran Jigsaw…….. 13

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu……… 14

F. Kerangka Berpikir………. 15

G. Hipotesis Tindakan……… 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian……… 17

B. Metode Penelitian………. 17

C. Model PTK………... 19

D. Tahap-tahap Penelitian………. 22

E. Definisi Istilah……….. 24

F. Instrumen Penelitian………. 25

G. Teknik Pengolahan Data……….. 25

H. Analisis Data……… 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian………. 35

B. Analisis Hasil Penelitian……….. 72

C. Pembahasan dan Hasil Tes Evaluasi…..………... 75

D. Jawaban Hipotesis Tindakan……… 79

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan……… 80


(8)

viii

DAFTAR PUSTAKA………. 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, sastra memegang peranan penting bagi pendidikan anak-anak. Sastra dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak, mengembangkan kognitif anak dan mengembangkan kepribadian serta jiwa sosial anak. Namun demikian, siswa kurang memberikan gambaran positif mengenai pentingnya sastra dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil tes pada kegiatan pra siklus yang telah dilakukan di SDN Curug dalam memahami unsur instrinsik cerita anak.

Berdasarkan Standar Kompetensi 5 pada kelas V yaitu memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang dibacakan secara lisan serta Kompetensi Dasar 2 yaitu mengidentifikasi unsur cerita (tema, tokoh, latar, alur dan amanat), peneliti tertarik untuk mengetahui sampai dimana pemahaman siswa dalam menentukan unsur instrinsik cerita anak sehingga melakukan tes pada siswa kelas V SDN Curug dan menemukan kenyataan bahwa pembelajaran belum menunjukkan proses dan hasil yang baik.

Tabel 1.1

Hasil Tes Pra Siklus pada pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menentukan unsur instrinsik cerita anak

No Nama Nilai Keterangan

1 Ahmad Musyarofa - - 2 Ashari 32,5 Belum Tuntas 3 Anisa Febiola 42,5 Belum Tuntas 4 Badriah 22,5 Belum Tuntas 5 Bohari 32,5 Belum Tuntas 6 Burhanul Asfia 45 Belum Tuntas


(10)

No Nama Nilai Keterangan

7 Devi 20 Belum Tuntas

8 Evan Selvana 40 Belum Tuntas

9 Fajar Fadilah - -

10 Feri Adi Saputra 40 Belum Tuntas 11 Fitri Rahayu 37,5 Belum Tuntas 12 Imaduddin 45 Belum Tuntas 13 Lia chosidah 27,5 Belum Tuntas 14 Meti 25 Belum Tuntas 15 Mia Lestari 32,5 Belum Tuntas 16 Miftahul Hasanah 25 Belum Tuntas 17 Nana Mardiana 20 Belum Tuntas 18 Naisa Laila Yasri 37,5 Belum Tuntas 19 Napsul hayati 17,5 Belum Tuntas 20 Putri Asokawati

21 Rahma Agustina 40 Belum Tuntas 22 Risma Rahmawati 22,5 Belum Tuntas 23 Sandi 20 Belum Tuntas 24 Saripudin 22,5 Belum Tuntas 25 Siti khodijah 22,5 Belum Tuntas 26 Siti Nuraida 32,5 Belum Tuntas 27 Sopian 35 Belum Tuntas 28 Solehah 55 Belum Tuntas 29 Trio Agustino 20 Belum Tuntas 30 Thoriq Aziz W 35 Belum Tuntas 31 Uum Umayah 47,5 Belum Tuntas 32 Mela Herdini 47,5 Belum Tuntas

Jumlah 942,5

Nilai rata-rata 31,41

Data tersebut menunjukkan bahwa pemahaman siswa dalam menentukan unsur instrinsik cerita anak masih tergolong rendah karena masih dibawah rata-rata KKM yaitu 65. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang dilakukan guru masih bersifat tradisional dan monoton sehingga berdampak pada rendahnya hasil tes tentang pemahaman siswa mengenai unsur instrinsik cerita anak, rendahnya antusias dan motivasi siswa serta rendahnya interaksi siswa dalam pembelajaran.


(11)

Masalah ini menjadi sangat penting diteliti karena masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dan perlu ditingkatkan, sehingga masalah-masalah yang ada dapat teratasi dengan baik. Sebaliknya, jika masalah ini tidak diteliti, maka siswa akan terus-menerus mengalami kesulitan dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dan tidak dapat menguasai keterampilan tersebut dengan baik sehingga hasil belajar siswa dalam pembelajaran cerita anak akan selalu rendah.

Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, maka guru dituntut untuk mencari dan menerapkan model pembelajaran yang tepat agar pemahaman dan hasil belajar siswa meningkat serta tujuan pembelajaran yang tercantum dalam SK dan KD dapat terwujud. Dalam hal ini, tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, guru harus mampu memilih model pembelajaran yang relevan dengan materi ajar, fasilitas, media, kondisi guru dan peserta didik.

Salah satu alternatif yang digunakan guru pada pembelajaran karya sastra, khususnya dalam memahami unsur instrinsik cerita anak, yakni dengan menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw.

Menurut Moh. Amin dalam jurnalnya yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menemukan Unsur Instrinsik Cerpen Melalui Cooperative Learning Model Jigsaw pada Siswa Kelas IX I SMP Negeri 1 Karangrayung Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/ 2011, menyatakan bahwa:

Model pembelajaran Jigsaw merupakan salah satu jenis pembelajaran kooperatif yang merupakan pembelajaran kelompok dimana setiap anggota bertanggung jawab atas penguasaan materi tertentu dan mengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok asalnya setelah adanya pembelajaran dengan kelompok ahli masing-masing.

Berdasarkan fakta yang ada, mengingat begitu pentingnya permasalahan tersebut, maka peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan


(12)

Pemahaman Siswa dalam Menentukan Unsur Instrinsik Cerita Anak. (PTK di Kelas VA SDN Curug Kecamatan Curug Kota Serang Tahun Ajaran 2013 – 2014 ).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas, Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VA SDN Curug dalam menentukan unsur instrinsik cerita anak?

2. Bagaimanakah peningkatan pemahaman siswa kelas VA SDN Curug dalam menentukan unsur instrinsik cerita anak dengan menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Memperoleh gambaran tentang Model Pembelajaran Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VA SDN Curug dalam menentukan unsur instrinsik cerita anak.

2. Menganalisis pemahaman siswa kelas VA SDN Curug dalam menentukan unsur instrinsik cerita anak dengan menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi Peneliti, Guru, Siswa dan Sekolah. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:


(13)

1. Manfaat bagi Peneliti:

a. Menambah wawasan mengenai penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam memahami unsur instrinsik cerita anak.

b. Memberikan bekal pengalaman dalam meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran.

2. Manfaat bagi Guru:

a. Menciptakan suasana pembelajaran yang inovatif.

b. Menjadi alternatif pemecahan masalah bagi Guru untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam mengidentifikasi unsur instrinsik cerita anak.

3. Manfaat bagi Siswa:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw.

4. Manfaat bagi Sekolah:

a. Meningkatkan profesionalisme guru dibidang pendidikan. b. Meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran disekolah

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini terdiri atas lima Bab. Dalam Bab I Pendahuluan, peneliti menguraikan latar belakang atau alasan memilih judul penelitian skripsi ini, peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta menguraikan struktur organisasi skripsi.


(14)

Dalam Bab II Penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam memahami unsur instrinsik cerita anak, peneliti menguraikan tentang model pembelajaran Jigsaw yang mencakup langkah-langkah penggunaannya dalam pembelajaran, teori mengenai sastra anak-anak dan cerita anak serta unsur-unsur instrinsik cerita anak. Peneliti juga menguraikan kajian hasil penelitian terdahulu, kerangka berpikir dan hipotesis tindakan dalam penelitian ini.

Dalam Bab III Metodologi penelitian, peneliti menjelaskan tentang lokasi dan subjek penelitian, menguraikan tentang metode dan model penelitian yang dipakai dan memaparkan tahap-tahap dalam penelitian. Peneliti juga menguraikan definisi istilah yang termuat dalam judul penelitian, menjelaskan instrumen yang digunakan, menjelaskan teknik pengumpulan data dan analisis data hasil penelitian.

Dalam Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, peneliti menjelaskan tentang Pelaksanaan penelitian yang mencakup langkah-langkah kegiatan penelitian, memaparkan rencana pembelajaran serta kedudukan peneliti dalam kegiatan penelitian. Peneliti juga menguraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan hasil evaluasi disetiap siklusnya serta hasil penelitian yang digambarkan melalui Grafik dan menjawab hipotesis tindakan yang telah dirumuskan dalam Bab sebelumnya.

Dalam Bab V Simpulan dan Rekomendasi, peneliti menguraikan kesimpulan dari penelitian ini dan memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak yang terkait, baik untuk peningkatan mutu pendidikan maupun untuk peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami unsur-unsur instrinsik cerita anak.


(15)

Astika Karmilasari, 2014 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ini dilakukan di SDN Curug, Kecamatan Curug, Kota Serang.

Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di SD tersebut, dengan pertimbangan sebagai berikut :

a. SDN Curug yang merupakan tempat peneliti melakukan kegiatan PPL sehingga peneliti lebih leluasa melaksanakan penelitian disela-sela waktu kegiatan PPL.

b. SDN Curug selalu terbuka dalam upaya menerima terobosan baru di dunia pendidikan.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VA SDN Curug sebanyak 32 orang yang terdiri dari 19 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Dipilihnya kelas tersebut karena memenuhi syarat untuk diadakan penelitian tindakan.

B. Metode Penelitian 1. Pengertian PTK

Metode penelitian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian, karena hal ini berkaitan dengan keberhasilan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian.

“Metode Penelitian merupakan cara yang digunakan oleh para peneliti dalam mengumpulkan data-data hasil penelitian” (Arikunto, 2006, hlm. 160).


(16)

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa dalam menentukan unsur instrinsik cerita anak dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas menurut Kunandar (2010, hlm. 45) yaitu “penelitian tindakan yang bertujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelas.” Sedangkan David Hopkins berpendapat bahwa PTK adalah:

‘a form of self-reflective inquiry undertaken by participants in a social (in-cluding educational) situation in order to improve the rationality and justice of: (a) their own social or educational practices; (b) their understanding of these practices; dan (c) the situations in which practices are carried out’.

„PTK merupakan suatu bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan dengan tujuan memperbaiki rasionalitas serta keadilan tentang: (a) praktik kependidikan; (b) pemahaman terhadap praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi dimana praktik-praktik-praktik-praktik tersebut dilaksanakan.‟ (Kunandar, 2010, hlm. 45).

Sehingga jelas bahwa penelitian tindakan kelas merupakan upaya yang dilakukan guru dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran didalam kelas.

2. Alasan Pemilihan PTK

Adapun alasan pemilihan PTK adalah sebagai berikut:

a. Proses pengumpulan data menjadi mudah karena Subjek penelitian dapat diamati secara langsung.

b. Penelitian memberikan manfaat bagi guru dan siswa dalam mencari model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran cerita anak serta menentukan unsur instrinsik cerita anak sehingga meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.


(17)

Astika Karmilasari, 2014 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM

c. Peneliti dapat dengan mudah melakukan tindakan berdasarkan hasil evaluasi, baik berupa pengayaan maupun remedial.

3. Karakteristik PTK

Penelitian tindakan mempunyai beberapa karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan penelitian formal (konvensional) pada umumnya. Beberapa karakteristik tersebut diantaranya menurut Kunandar (2010, hlm. 58) adalah :

a. Permasalahan penelitian bersifat rill atau nyata yang timbul dari dunia kerja peneliti atau yang berada dalam kewenangan dan tanggung jawab peneliti.

b. Penelitian berorientasi pada pemecahan masalah. c. Penelitian berorientasi pada peningkatan mutu

d. Konsep tindakan dalam PTK diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa tahap berdaur ulang (siklus). Adapun siklus dalam PTK terdiri dari 4 tahapan, yakni perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

e. Adanya tindakan perbaikan proses belajar mengajar dikelas. f. Adanya pengkajian terhadap dampak suatu tindakan.

g. Adanya permasalahan praktis yang dihadapi oleh guru dalam PBM dikelas.

h. Peneliti bermitra dengan pihak lain yang berperan sebagai pengamat maupun pelaksana tindakan.

i. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.

C. Model PTK

PTK ini mengacu pada model Kurt Lewin, dimana beliau berpendapat bahwa pelaksanaan penelitian tindakan merupakan proses yang terjadi dalam suatu lingkaran yang terus menerus (siklus). Adapun 4


(18)

langkah yang harus dilakukan dalam proses penelitian tindakan menurut Kurt Lewin (Sanjaya, 2012, hlm. 50), yaitu sebagai berikut:

1. Perencanaan adalah proses perbaikan yang dilakukan peneliti berangkat dari gagasan-gagasannya.

2. Tindakan adalah tindakan yang dilakukan peneliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya.

3. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas tindakan dan mencari informasi mengenai kelemahan (kekurangan) tindakan.

4. Refleksi adalah kegiatan analisis mengenai hasil observasi hingga memunculkan program atau perencanaan baru.

Adapun proses penelitian tindakan menurut Kurt Lewin (Sanjaya, 2012, hlm. 50) digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan

Refleksi Tindakan

Observasi

Penelitian tindakan model Kurt Lewin Gambar 3.1


(19)

Astika Karmilasari, 2014 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM

Alur Penelitian Tindakan Kelas dalam pembelajaran cerita anak dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw

Pra Siklus

Tahap awal dari rangkaian siklus, untuk mengetahui kegiatan pembelajaran dan pemahaman siswa yang sesungguhnya

Observasi

Mengamati kegiatan pembelajaran guru dan siswa dalam menentukan unsur instrinsik cerita anak

Refleksi

Menganalisis temuan-temuan atau kelemahan yang terjadi dalam pembelajaran, kemudian membuat rencana tindakan dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw

SIKLUS 1

Perencanaan

Membuat RPP B.Indonesia pada pembelajaran menentukan unsur instrinsik cerita anak dengan menggunakan model pembeajaran JIgsaw

Tindakan

Guru melaksanakan pembelajaran B.Indonesia pada pembelajaran menentukan unsur instrinsik cerita anak dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw

Refleksi

Merefleksikan temuan-temuan peneliti dan guru dalam pembelajaran, apakah ada kemajuan atau masih perlu

perbaikan, kemudian kembali membuat perencanaan untuk siklus berikutnya

Observasi

Peneliti berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru kelas untuk mengamati kegiatan pembelajaran menentukan unsur instrinsik cerita anak


(20)

Gambar 3.2 D. Tahap-tahap Penelitian

Penelitian ini terdiri dari kegiatan pra siklus dan siklus tindakan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

1. Proses Penelitian Pra siklus

Proses penelitian pra siklus merupakan tahap awal dari rangkaian siklus tindakan. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Observasi (kegiatan Pemantauan)

Pada tahap ini peneliti hanya mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru kelas dan melakukan tes untuk mengetahui sampai dimana pemahaman siswa dalam menentukan unsur instrinsik cerita anak dan mengambil hasil temuan-temuan dilapangan berdasarkan kondisi nyata mengenai pemahaman serta aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran.

b. Refleksi

Pada kegiatan ini peneliti bersama guru mendiskusikan hal-hal yang diperoleh pada saat observasi, baik kelemahan-kelemahan dan permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran. Untuk mengatasai permasalahan tersebut, langkah selanjutnya adalah melakukan tindakan dengan mencoba menerapkan model pembelajaran Jigsaw dalam pembelajaran cerita anak. Hasil refleksi pada pra siklus ini akan direalisasikan pada siklus 1.

2. Proses Penelitian Siklus Tindakan I a. Perencanaan

Kegiatan ini dilakukan dengan merancang rencana pembelajaran Bahasa Indonesia dalam memahami unsur instrinsik


(21)

Astika Karmilasari, 2014 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM

cerita anak dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw, berikut LKSnya. Hasil refleksi pada kegiatan pra siklus ini akan direalisasikan pada siklus I.

b. Pelaksanaan Kegiatan Tindakan I

Kegiatan ini merupakan tahap dimana peneliti melaksanakan pembelajaran cerita anak dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw yang disiapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Guru menjelaskan tentang unsur-unsur instrinsik cerita anak. 2) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok ASAL, masing-masing

kelompok terdiri dari enam dan tujuh siswa.

3) Setiap siswa diberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan dengan cara diskusi dalam kelompok AHLI.

4) Siswa mengerjakan evaluasi kelompok mengenai suatu cerita anak dan unsur instrinsik cerita tersebut.

5) Siswa mengadakan diskusi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru mengenai cerita anak yang dibagikan.

6) Setelah mendapat arahan dari guru, siswa membuat kesimpulan jawaban yang telah ditentukan dari hasil diskusi kelompok. 7) Setiap kelompok AHLI mempresentasikan hasil diskusinya. 8) Guru memberikan refleksi terhadap pembelajaran cerita anak. 9) Siswa melaksanakan tes individu pada siklus I untuk melihat

ketuntasan belajar, rata-rata hasil belajar dan kesulitan-kesulitan di dalam proses belajar sehingga dapat dilakukan tindakan remedial pada siklus berikutnya.

c. Observasi

Pada kegiatan ini, peneliti sebagai pelaksana tindakan dan guru kelas yang melakukan pengamatan untuk melihat aktifitas


(22)

guru dan siswa serta menentukan apakah ada peningkatan pemahaman dan hasil belajar siswa dibandingkan dengan kegiatan pra siklus.

d. Refleksi

Kegiatan ini dilakukan dengan mendiskusikan dan mengevaluasi permasalahan baru yang dihadapi mengenai perkembangan hasil tindakan pembelajaran cerita anak dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw, kemudian memberikan refleksi sebagai bahan rancangan kegiatan pemecahan masalah berdasarkan hasil observasi pelaksanaan kegiatan siklus tindakan ke I dan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

E. Definisi Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahan pemaknaan beberapa istilah, maka definisi istilah yang termuat dalam judul penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran Jigsaw

Model pembelajaran Jigsaw adalah salah satu bentuk pembelajaran kooperatif, dimana siswa dilatih untuk bekerja sama dalam penguasaan materi tertentu dan bertanggung jawab untuk mengajarkan materi tersebut kepada rekan kelompoknya.

2. Unsur instrinsik

Unsur instrinsik dalam penelitian ini, maksudnya adalah unsur-unsur yang membangun suatu karya sastra dari dalam (tema, tokoh, alur, latar dan amanat).


(23)

Astika Karmilasari, 2014 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM

Cerita anak merupakan salah satu jenis karya sastra fiksi yang sengaja dibuat untuk dinikmati dan ditanggapi oleh anak.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, hal ini sesuai dengan pernyataan Kunandar (2010, hlm. 135) bahwa:

“Penelitian tindakan kelas adalah penelitian kualitatif yang memberikan peranan besar dan penting kepada penelitinya (guru) sebagai instrumen (human instrument). Hal ini disebabkan manusia (peneliti) dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu yang terjadi dalam proses pembelajaran dikelas.”

Dengan Demikian, peneliti menjadikan dirinya sebagai instrumen berdasarkan sebab-sebab yang telah dikemukakan Kunandar tersebut.

G. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran cerita anak dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Mills (Kunandar, 2010, hlm. 143), “observasi adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan data untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.”

Observasi adalah kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data tentang aktifitas siswa serta interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran cerita anak, apakah proses pembelajaran berjalan dengan baik atau sebaliknya. Selain itu, kegiatan observasi ini juga bertujuan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dan dipertahankan untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya.


(24)

Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif, yakni peneliti terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi (format atau daftar cek) mengenai aktifitas yang terjadi dikelas.

Tabel 3.1

Lembar Pedoman Observasi Aktifitas Mengajar Guru dalam Pembelajaran Cerita Anak dengan Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw

No Kriteria yang diamati

Aspek yang tampak

1 Mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok ASAL, terdiri

dari 6-7 anggota tim.

2 Tiap anggota dalam setiap tim diberi bagian materi (sub topik) yang

berbeda. 3

Membimbing setiap anggota dari tim yang berbeda, yang mendapatkan bagian materi (sub topik) yang sama untuk bertemu dalam kelompok AHLI.

4 Membimbing kegiatan diskusi pada setiap kelompok AHLI.

5 Menilai presentasi setiap kelompok AHLI

6 Memberikan evaluasi kelompok dan individu yang mencakup semua

unsur instrinsik dalam cerita anak.

Jumlah aspek yang tampak

Nilai rata-rata

Keterangan:

Menghitung nilai rata-rata: Jumlah aspek yang tampak X 100 Jumlah kriteria yang diamati Kriteria penilaian: 90 – 100 = Sangat baik 75 – 89 = Baik

65 – 74 = Cukup 5 – 64 = Kurang


(25)

Astika Karmilasari, 2014 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM

Lembar Pedoman Observasi Aktifitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Cerita Anak dengan Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw

Klmp Nama

Penguasaan materi cerita anak Perhatian siswa dalam pembelajaran Partisipasi dalam diskusi kelompok ahli Presentasi kelompok ahli

skor Nilai

Tema Lia Risma Rahma Devi Fajar

Klmp Nama

Penguasaan materi cerita anak Perhatian siswa dalam pembelajaran Partisipasi dalam diskusi kelompok ahli Presentasi kelompok ahli

skor Nilai

Tema Sandi

Saripudin Latar Mela Anisa Naisa Meti Imaduddin Thoriq Alur Feri Evan Trio Bohari Musyarofa Sopian Amanat Solehah Mia Badriah Napsul Nana Ashari Putri Tokoh Uum Fitri Miftahul St.Nuraida St.Khadijah Burhanul


(26)

Jumlah Rata-rata

Keterangan :

3 = Baik Menghitung nilai: Skor perolehan X 100 2 = Cukup Jumlah maksimum skor 1 = Kurang

Menghitung nilai rata-rata kelas: Jumlah nilai kelas Jumlah siswa Kriteria penilaian: 90 - 100 = Sangat baik 75 - 89 = Baik

65- 74 = Cukup 5 - 64 = Kurang

2. Tes

Menurut Arifin (2009, hlm. 3) “Tes merupakan alat untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik”.

Tes evaluasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa dengan mengukur peningkatan hasil belajar siswa dalam menentukan unsur instrinsik cerita anak dan mengukur keberhasilan guru dalam penggunaan model pembelajaran Jigsaw pada pembelajaran cerita anak. Adapun Soal-soal tes tersebut disesuaikan dengan cerita anak yang disajikan guru. Materi yang diajarkan adalah mengapresiasi karya sastra yaitu cerita anak dengan memahami unsur-unsur instrinsik cerita anak tersebut.

Peneliti menggunakan tes tertulis jenis isian dengan jumlah soal sepuluh untuk evaluasi kelompok dan lima soal untuk evaluasi individu untuk mengukur sampai dimana pemahaman siswa dalam pembelajaran cerita anak dan menentukan unsur instrinsik cerita anak


(27)

Astika Karmilasari, 2014 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM

tersebut. Dibawah ini adalah kisi-kisi soal tes siklus I, siklus II dan siklus III dalam penelitian.

Tabel 3.3

Kisi-kisi soal tes kelompok siklus I dan III Mata pelajaran : B. Indonesia

Kelas/semester : V (Lima)/ II

Standar Kompetensi : Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, alur dan amanat).

Materi

Pokok Indikator

Tingkat Kesukaran

Uraian

Jumlah Skor

K1 K2 K3

-Pengertian cerita anak -Unsur instrinsik cerita anak -Mampu menjelaskan unsur-unsur instrinik cerita -Mampu megidentifikasi tokoh, tema, latar, alur dan amanat.

MD 2 1 10

SD 1 1 20

SK 3 1 30

MD 7 1 10

SD 4 1 20

SK 5 1 30

MD 9 1 10

SD 6 1 20

SK 10 1 30

MD

SD 8 1 20

SK

Jumlah 3 4 3 10 200

Tabel 3.4

Kisi-kisi soal tes kelompok siklus II Mata pelajaran : B. Indonesia

Kelas/semester : V (Lima)/ II


(28)

pendek anak yang disampaikan secara lisan

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, alur dan amanat).

Materi

Pokok Indikator

Tingkat Kesukaran

Uraian

Jumlah Skor

K1 K2 K1

-Pengertian cerita anak -Mampu menjelaskan unsur-unsur instrinik cerita

MD 5 1 10

SD 2 1 20

SK 1 1 30

MD 8 1 10

SD 4 1 20

SK 3 1 30

MD 10 1 10

SD 7 1 20

SK 6 1 30

Materi

Pokok Indikator

Tingkat Kesukaran

Uraian

Jumlah Skor

K1 K2 K1

-Unsur instrinsik cerita anak Mampu megidentifikasi tokoh, tema, latar, alur dan amanat.

MD

SD 9 1 20

SK

Jumlah 3 4 3 10 200

Kriteria Penilaian:

 Jika skor nilainya 90 - 100 maka masuk pada kriteria sangat baik  Jika skor nilainya 70 - 89 maka masuk pada kriteria baik

 Jika skor nilainya 65 - 69 maka masuk pada kriteria cukup  Jika skor nilainya 51 - 64 maka masuk pada kriteria kurang

 Jika skor nilainya 10 - 50 maka masuk pada kriteria sangat kurang

Tabel 3.5


(29)

Astika Karmilasari, 2014 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM

Mata pelajaran : B. Indonesia Kelas/semester : V (Lima)/ II

Standar Kompetensi : Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, alur dan amanat).

Materi

Pokok Indikator

Tingkat Kesukaran

Uraian

Jumlah Skor

K1 K2 K3

-Pengertian cerita anak -Unsur instrinsik cerita anak. -Mampu menjelaskan unsur-unsur instrinik cerita -Mampu megidentifikasi tokoh, tema, latar, alur dan amanat.

MD 1 1 15

SD 2 1 30

SK 3 1 20

MD 5 1 20

SD 4 1 15

SK

Jumlah 2 2 1 5 100

Kriteria Penilaian:

 Jika skor nilainya 90 - 100 maka masuk pada kriteria sangat baik  Jika skor nilainya 70 - 89 maka masuk pada kriteria baik

 Jika skor nilainya 65 - 69 maka masuk pada kriteria cukup  Jika skor nilainya 51 - 64 maka masuk pada kriteria kurang

 Jika skor nilainya 10 - 50 maka masuk pada kriteria sangat kurang Tabel 3.6

Hasil Tes kelompok ASAL dalam Pembelajaran Cerita Anak dengan Model Pembelajaran Jigsaw

Klmp Nama Cerita

anak Tema Amanat Tokoh Latar Alur Skor Nilai

1

Lia

Mela


(30)

Solehah

Uum

Risma

2

Anisa

Evan

Mia

Fitri

Rahma

Naisa

3

Trio

Badriah

Miftahul

Devi

Meti

Bohari

4

Napsul

St.Nuraida

St.Khadijah

Imaduddin

Musyarofa

Nana

Klmp Nama Cerita

anak Tema Amanat Tokoh Latar Alur Skor Nilai

4 Fajar

5

Sandi

Sopian

Thoriq

Saripudin

Ashari

Putri

Burhanul

Jumlah

Rata-rata

Keterangan: Nilai: Jumlah skor

2


(31)

Astika Karmilasari, 2014 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM

Jumlah siswa

Tabel 3.7

Hasil Tes Individu dalam Pembelajaran Cerita Anak dengan Model Pembelajaran Jigsaw

No Nama Tema Amanat Tokoh Latar Alur Nilai

1 Ahmad Musyarofa

2 Ashari

3 Anisa Febiola

4 Badriah

5 Bohari

6 Burhanul Asfia

7 Devi

8 Evan Selvana

9 Fajar Fadilah

10 Feri Adi Saputra

11 Fitri Rahayu

12 Imaduddin

13 Lia chosidah

No Nama Tema Amanat Tokoh Latar Alur Nilai

14 Meti

15 Mia Lestari

16 Miftahul Hasanah

17 Nana Mardiana

18 Naisa Laila Yasri

19 Napsul hayati

20 Putri Asokawati

21 Rahma Agustina

22 Risma Rahmawati

23 Sandi

24 Saripudin

25 Siti khodijah

26 Siti Nuraida

27 Sopian

28 Solehah

29 Trio Agustino


(32)

31 Uum Umayah

32 Mela Herdini

Jumlah Rata-rata

Keterangan: Nilai: Jumlah skor

Nilai Rata-rata kelas = Jumlah keseluruhan nilai Jumlah siswa

H. Analisis Data

Miles dan Huberman (Kunandar, 2010: 101) menjelaskan bahwa Reduksi data, beberan (display data) dan penarikan kesimpulan merupakan tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain dalam proses analisis data interaktif.

Reduksi data merupakan proses penyederhaan, penyeleksian dan penentuan fokus serta meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang terdapat dalam catatan lapangan. Setelah melalui proses reduksi, data dibeberkan dengan rapi secara deskriptif ataupun grafik. Peningkatan atau perubahan yang terjadi pada setiap siklusnya disimpulkan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara dari siklus I sampai dengan yang terakhir.

Adapun data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi dan tes hasil belajar. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti menggunakan model pembelajarn Jigsaw dan observasi terhadap aktifitas belajar siswa kelas VA SDN Curug serta tes hasil belajar secara kelompok dan individu dalam pembelajaran cerita anak, kemudian disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian dan hipotesis tindakan.


(33)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas VA SDN Curug dalam proses pembelajaran cerita anak dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw yang terdiri dari tahap pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III menunjukkan adanya peningkatan disetiap siklusnya, maka secara terinci dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan model pembelajaran Jigsaw dengan tepat dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa dalam menentukan unsur instrinsik cerita anak. Hal ini ditunjukkan pada setiap siklus, dimana nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I sebesar 61, 33 untuk tes kelompok dan 49,5 untuk tes individu, siklus II sebesar 73,57 untuk tes kelompok dan 70 untuk tes individu serta siklus III sebesar 84,45 untuk tes kelompok dan 81,08 untuk tes individu. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus III sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal belajar keperluan penelitian.

2. Penggunaan model pembelajaran Jigsaw dengan tepat dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku belajar siswa seperti meningkatnya perhatian dan partisipasi siswa serta penguasaan materi siswa dalam pembelajaran cerita anak. Dalam penggunaan model pembelajaran Jigsaw, guru lebih banyak berperan sebagai motivator dan fasilitator sementara siswa lebih aktif dalam kegiatan

B. REKOMENDASI

Dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa dalam menentukan unsur instrinsik cerita anak pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SD maka peneliti merekomendasikan kepada:


(34)

1. Guru SD, khususnya SDN Curug supaya terus berupaya meningkatkan keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model, pendekatan atau metode pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, khususnya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw.

2. Kepala Sekolah SDN Curug untuk selalu memantau kegiatan guru, memberikan dukungan dan arahan serta bimbingan agar kualitas pembelajaran semakin meningkat.

3. Peneliti selanjutnya, hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan rujukan atau sumber referensi untuk penelitian selanjutnya. Peneliti lain dapat mengembangkan dan melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada dalam penelitian ini sehingga hasil penelitian selanjutnya bisa lebih baik.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Menemukan Unsur

Instrinsik Cerpen Melalui Cooperative Learning Model Jigsaw pada Siswa Kelas IX I SMP Negeri 1 Karangrayung Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/ 2011, hlm. 68 83.

Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Djuanda dan Iswara. (2006). Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS.

Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mufiidah, Y. (2014). Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. [online]. Tersedia di: http://yayantimufiidah.blogspot.com/2014/01/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw.html [Diakses 07 Juni 2014].

Mujianto. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw dalam Meningkatkan Kompetensi Siswa Mengapresiasi Cerpen. [online]. Tersedia di:

http://lenterauntirtacom.blogspot.com/2011/06/pembelajaran-sastra indonesia_20.html [Diakses 15 Februari 2014 ].

Nurgiyantoro, B. (2005). Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Perdana, M. (2012). Memajang dan Mempublikasikan Cerita Anak. [online]. Tersedia di: http://mukhlisaddien.blogspot.com/2012/07/menulis-cerita-anak.html [Diakses 07 Juni 2014].


(36)

PRESS.

Riyanto, Yatim. (2012). Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Rohman, Agus. (2013). Model Cooperative Tipe Jigsaw. [Online]. Tersedia di: http://mahirbelajar.wordpress.com/2013/04/20/model-kooperatif-tipe-jigsaw. [Diakses 02 Februari 2014].

Sanjaya, W. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slavin, R. (2005). Cooperative Learninng: theory, research and practice. London: Allymand Bacon.

Tarigan, H. (2011). Dasar-dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif (Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI


(1)

Jumlah siswa

Tabel 3.7

Hasil Tes Individu dalam Pembelajaran Cerita Anak dengan Model Pembelajaran Jigsaw

No Nama Tema Amanat Tokoh Latar Alur Nilai

1 Ahmad Musyarofa 2 Ashari

3 Anisa Febiola 4 Badriah 5 Bohari

6 Burhanul Asfia

7 Devi

8 Evan Selvana 9 Fajar Fadilah 10 Feri Adi Saputra 11 Fitri Rahayu 12 Imaduddin 13 Lia chosidah

No Nama Tema Amanat Tokoh Latar Alur Nilai

14 Meti 15 Mia Lestari 16 Miftahul Hasanah 17 Nana Mardiana 18 Naisa Laila Yasri 19 Napsul hayati 20 Putri Asokawati 21 Rahma Agustina 22 Risma Rahmawati 23 Sandi

24 Saripudin

25 Siti khodijah

26 Siti Nuraida

27 Sopian

28 Solehah


(2)

Astika Karmilasari, 2014 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM

31 Uum Umayah

32 Mela Herdini

Jumlah Rata-rata Keterangan:

Nilai: Jumlah skor

Nilai Rata-rata kelas = Jumlah keseluruhan nilai Jumlah siswa

H. Analisis Data

Miles dan Huberman (Kunandar, 2010: 101) menjelaskan bahwa Reduksi data, beberan (display data) dan penarikan kesimpulan merupakan tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain dalam proses analisis data interaktif.

Reduksi data merupakan proses penyederhaan, penyeleksian dan penentuan fokus serta meringkas dan mengubah bentuk data mentah yang terdapat dalam catatan lapangan. Setelah melalui proses reduksi, data dibeberkan dengan rapi secara deskriptif ataupun grafik. Peningkatan atau perubahan yang terjadi pada setiap siklusnya disimpulkan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara dari siklus I sampai dengan yang terakhir.

Adapun data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi dan tes hasil belajar. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan peneliti menggunakan model pembelajarn Jigsaw dan observasi terhadap aktifitas belajar siswa kelas VA SDN Curug serta tes hasil belajar secara kelompok dan individu dalam pembelajaran cerita anak, kemudian disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian dan hipotesis tindakan.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas terhadap siswa kelas VA SDN Curug dalam proses pembelajaran cerita anak dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw yang terdiri dari tahap pra siklus, siklus I, siklus II dan siklus III menunjukkan adanya peningkatan disetiap siklusnya, maka secara terinci dapat disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan model pembelajaran Jigsaw dengan tepat dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa dalam menentukan unsur instrinsik cerita anak. Hal ini ditunjukkan pada setiap siklus, dimana nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I sebesar 61, 33 untuk tes kelompok dan 49,5 untuk tes individu, siklus II sebesar 73,57 untuk tes kelompok dan 70 untuk tes individu serta siklus III sebesar 84,45 untuk tes kelompok dan 81,08 untuk tes individu. Nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus III sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal belajar keperluan penelitian.

2. Penggunaan model pembelajaran Jigsaw dengan tepat dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku belajar siswa seperti meningkatnya perhatian dan partisipasi siswa serta penguasaan materi siswa dalam pembelajaran cerita anak. Dalam penggunaan model pembelajaran Jigsaw, guru lebih banyak berperan sebagai motivator dan fasilitator sementara siswa lebih aktif dalam kegiatan

B. REKOMENDASI


(4)

Astika Karmilasari, 2014

1. Guru SD, khususnya SDN Curug supaya terus berupaya meningkatkan keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model, pendekatan atau metode pembelajaran yang cocok dengan materi yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, khususnya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami unsur instrinsik cerita anak dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw.

2. Kepala Sekolah SDN Curug untuk selalu memantau kegiatan guru, memberikan dukungan dan arahan serta bimbingan agar kualitas pembelajaran semakin meningkat.

3. Peneliti selanjutnya, hasil penelitian tindakan kelas ini dapat dijadikan rujukan atau sumber referensi untuk penelitian selanjutnya. Peneliti lain dapat mengembangkan dan melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada dalam penelitian ini sehingga hasil penelitian selanjutnya bisa lebih baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Menemukan Unsur

Instrinsik Cerpen Melalui Cooperative Learning Model Jigsaw pada Siswa Kelas IX I SMP Negeri 1 Karangrayung Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/ 2011, hlm. 68 83.

Arifin, Z. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Djuanda dan Iswara. (2006). Apresiasi Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS.

Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mufiidah, Y. (2014). Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. [online]. Tersedia di: http://yayantimufiidah.blogspot.com/2014/01/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw.html [Diakses 07 Juni 2014].

Mujianto. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw dalam Meningkatkan Kompetensi Siswa Mengapresiasi Cerpen. [online]. Tersedia di:

http://lenterauntirtacom.blogspot.com/2011/06/pembelajaran-sastra indonesia_20.html [Diakses 15 Februari 2014 ].

Nurgiyantoro, B. (2005). Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Perdana, M. (2012). Memajang dan Mempublikasikan Cerita Anak. [online]. Tersedia di: http://mukhlisaddien.blogspot.com/2012/07/menulis-cerita-anak.html [Diakses 07 Juni 2014].


(6)

Astika Karmilasari, 2014

PRESS.

Riyanto, Yatim. (2012). Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Rohman, Agus. (2013). Model Cooperative Tipe Jigsaw. [Online]. Tersedia di: http://mahirbelajar.wordpress.com/2013/04/20/model-kooperatif-tipe-jigsaw. [Diakses 02 Februari 2014].

Sanjaya, W. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slavin, R. (2005). Cooperative Learninng: theory, research and practice. London: Allymand Bacon.

Tarigan, H. (2011). Dasar-dasar Psikosastra. Bandung: Angkasa.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif (Konsep, Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI


Dokumen yang terkait

Peningkatan minat belajar PAI siswa dengan penerapan model pembelajaran tuntas di Kelas V SDN Cukanggalih II Kec. Curug Kab. Tangerang Tahun pelajaran 2013 / 2014

0 12 110

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM SERIAL DORAEMON DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM BERCERITA DI KELAS IV SDN CIEMAS KECAMATAN CURUG KOTA SERANG.

0 2 26

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MEMBUAT PARAGRAF DI KELAS V SD:PTK di Kelas Vb SDN Tinggar I Kecamatan Curug Kota Serang.

0 3 43

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V MELALUI TEKNIK CERITA BERANTAI: PTK di Kelas V SDN UjungtebuKec. Curug Kota Serang.

0 2 34

PENGGUNAAN TEKNIK MENGARANG GOTONGROYONG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV: Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Curug Kota Serang Tahun Ajaran 2013/2014.

0 0 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP ENERGI :PTK Di Kelas IV SDN Cisangku Kec.Curug Kota Serang.

0 5 43

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV :PTK Di kelas IV SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Kabupaten Serang Tahun 2013.

0 1 59

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA DENGAN MODEL SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI UJUNGTEBU KECAMATAN CURUG:Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Ujungtebu Kecamatan Curug Tahun Ajaran 2012/2013.

0 2 43

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SEJARAH:PTK di Kelas V SDN Cipete 1, Kecamatan Curug, Kota Serang.

0 1 62

IMPLEMENTASI PROGRAM LISTRIK GRATIS DI KECAMATAN CURUG KOTA SERANG

0 2 271