PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH DASAR.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH DASAR

(Penelitian Eksperimen Kuasi di Kelas V SD Negeri 34 Soka Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/2014)

TESIS

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

oleh Iis Aprinawati

1200892

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH DASAR

(Penelitian Eksperimen Kuasi di Kelas V SD Negeri 34 Soka Kota Bandung)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Prof. Dr. H. Dadang Sunendar, M.Hum. NIP. 1963 1024 1988 031003

Pembimbing II

Bachrudin Musthafa, MA., Ph.D. NIP. 1957 0310 1987 031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

Dr. Hj. Ernawulan Syaodih, M.Pd. NIP 1965 1001 1998 022001


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul, Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik terhadap Kemampuan Menulis Puisi Bebas dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya.

Bandung, Juli 2014 yang membuat pernyataan,


(4)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i-ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERRIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR FOTO ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Model Pembelajaran Sinektik ... 8

B. Hakikat Menulis ... 12

C. Hakikat Puisi ... 15

D. Menulis Dilihat dari Prosesnya ... 22

E. Penilaian Menulis Puisi Bebas ... 25

F. Hakikat Berpikir Kreatif ... 28

G. Kreatif dan Proses Sinektik ... 38

H. Proses Kreatif Menulis Puisi ... 38

I. Asumsi Dasar ... 39


(5)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain penelitian ... 41

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

C. Definisi Operasional Variabel ... 43

D. Instrumen Penelitian ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 55

F. Prosedur Penelitian ... 56

G. Teknik Analisis Data ... 57

H. Soal Tes Menulis Puisi Bebas ... 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 63

B. Hasil Penelitian ... 63

C. Pembahasan ... 132

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 138

B. Saran ... 139

DAFTAR PUSTAKA ... 141


(6)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Identifikasi Proses Menulis Puisi Bebas... 24 Tabel 2.2 Rubrik Penilaian Menulis Puisi Bebas... 25 Tabel 2.3 Persamaan dan Perbedaan Objek dalam Berpikir Kreatif

... 30 Tabel 2.4 Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Menulis Puisi

Bebas... 33 Tabel 3.1 Aspek Kemunculan dalam Menulis Puisi... 44 Tabel 3.2 Indikator Penilaian Menulis Puisi Bebas... 45 Tabel 3.3 Rubrik Pengembangan Penilaian Menulis Puisi Bebas

... 45 Tabel 3.4 Indikator Penilaian Menulis Berpikir Kreatif

... 48 Tabel 3.5 Aspek Kemunculan dalam Kemampuan Berpikir

Kreatif... 49 Tabel 3.6 Rubrik Penilaian Kemampuan Menulis Puisi Bebas

... 49 Tabel 3.7 Kategori Penilaian Menulis Puisi Bebas Berdasarkan

Skala 5... 52 Tabel 3.8 Pembelajaran Menulis Puisi dengan Model Sinektik

... 53 Tabel 4.1 Data Prates dan Pascates Kemampuan Menulis Puisi

Bebas Kelas Eksperimen dan Kontrol... 64 Tabel 4.2 Nilai Prates Kemampuan Menulis Puisi Bebas

Pengamatan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 66 Tabel 4.3 Uji Normalitas Data Prates Kemampuan Menulis Puisi

Bebas Kelas Eksperimen... 68 Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Prates Kemampuan Menulis Puisi

Bebas Kelas Kontrol... 68 Tabel 4.5 Uji Hipotesis Data Prates Kemampuan Menulis Puisi

Bebas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...

71 Tabel 4.6 Nilai Rata-rata Pascates Kemampuan Menulis Puisi

Bebas Antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 72 Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Pascates Kemampuan Menulis

Puisi Bebas Kelas Eksperimen ... 74 Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Pascates Kemampuan Menulis Puisi

Bebas Kelas Kontrol... 74 Tabel 4.9 Uji Hipotesis Data Pascates Kemampuan Menulis Puisi 77


(7)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bebas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Tabel 4.10 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...

78 Tabel 4.11 Nilai Prates Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Menulis

Puisi Bebas Kelas Eksperimen dan Kontrol... 80 Tabel 4.12 Uji Normalitas Data Prates Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelas Eksperimen... 82 Tabel 4.13 Uji Normalitas Prates Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelas Kontrol... 82 Tabel 4.14 Uji Hipotesis Data Prates Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 85 Tabel 4.15 Nilai Pascates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 86 Tabel 4.16 Uji Normalitas Data Pascates Kemampuan Berpikir

Kreatif Kelas Eksperimen ... 87 Tabel 4.17 Uji Normalitas Data Pascates Kemampuan Berpikir

Kreatif Kelas Kontrol... 88 Tabel 4.18 Uji Hipotesis Data Pascates Kemampuan Berpikir

Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 90 Tabel 4.19 Siswa Kategori Tinggi dalam Kemampuan Menulis Puisi

Bebas Kelas Eksperimen... 92 Tabel 4.20 Siswa Kategori Sedang dalam Kemampuan Menulis

Puisi Bebas Kelas Eksperimen... 93 Tabel 4.21 Siswa Kategori Rendah dalam Kemampuan Menulis

Puisi Bebas Kelas Eksperimen... 94 Tabel 4.22 Siswa Kategori Tinggi dalam Kemampuan Menulis Puisi

BebasKelas Kontrol ... 94 Tabel 4.23 Siswa Kategori Sedang dalam Kemampuan Menulis

Puisi Bebas Kelas Kontrol ... 95 Tabel 4.24 Siswa Kategori Rendah dalam Kemampuan Menulis

Puisi Bebas Kelas Kontrol... 95 Tabel 4.25 Siswa Kategori Tinggi dalam Kemampuan Berpikir

Kreatif Kelas Eksperimen ... 96 Tabel 4.26 Siswa Kategori Sedang dalam Berpikir Kreatif Kelas

Eksperimen... 96 Tabel 4.27 Siswa Kategori Rendah dalam Kemampuan Berpikir


(8)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.28 Siswa Kategori Tinggi dalam Kemampuan Berpikir

Kreatif Kelas Kontrol ... 98 Tabel 4.29 Siswa Kategori Sedang dalam Kemampuan Berpikir

Kreatif Kelas Kontrol ... 98 Tabel 4.30 Siswa Kategori Rendah dalam Kemampuan Menulis

Puisi Bebas Kelas Kontrol... 99 Tabel 4.31 Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran


(9)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Tahapan Model Sinektik... 11 Gambar 4.1 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Menulis Puisi

Bebas Kelas Eksperimen... 65 Gambar 4.2 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Menulis Puisi

Bebas Kelas Kontrol... 66 Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Prates

Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...

67 Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Pascates

Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...

73 Gambar 4.5 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelas Eksperimen... 79 Gambar 4.6 Nilai Prates dan Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelas Kontrol... 80 Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Prates

Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...

81 Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Nilai Rata-Rata Pascates

Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...


(10)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Soal Menulis Puisi Bebas... 144 Rubrik Penilaiaan Menulis Puisi Bebas dan Kemampuan Berpikir Kreatif... 146 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol... 153 Lembar Observasi untuk Guru dalam Pelaksanaan Model

Sinektik... 185 Lembar Observasi untuk Siswa dalam Pelaksanaan Model Sinektik... 188 Angket Pembelajaran dengan Model Sinektik ... 191 Lampiran B Contoh Tulisan Hasil Puisi Siswa di Kelas Eksperimen

... 192 Contoh Tulisan Hasil Puisi Siswa di Kelas Kontrol ... 195 Analisis Pascates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas Eksperimen ... 200 Analisis Pascates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas

Kontrol... 221 Analisis Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas

Eksperimen... 244 Analisis Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol... 261 Lampiran C Hasil Prates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas

Eksperimen... 274 Hasil Prates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas Kontrol... 275 Hasil Pascates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas Eksperimen... 276 Hasil Pascates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas Kontrol... 277 Hasil Prates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen... 278 Hasil Prates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol... 279 Hasil Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen... 280 Hasil Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol... 281 Lampiran D Data Prates dan Pascates Kemampuan Menulis Puisi Bebas


(11)

viii

Data Prates dan Pascates Kemampuan Menulis Puisi Bebas Kelas Kontrol... 283 Data Prates dan Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen... 284 Data Prates dan Pascates Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas Kontrol... 285 Lampiran E Output Uji Statistik... 286


(12)

ix

DAFTAR FOTO

Halaman Foto 01 Siswa Kelas V Melaksanakan Prates Menulis Puisi

Bebas Kelas Kontrol... 294 Foto 02 Siswa Kelas V Melaksanakan Prates Menulis Puisi

Bebas Kelas Eksperimen... 294 Foto 03 Grafik Menerangkan Puisi Bebas dengan Menggunakan

Pembelajaran Sinektik ... 295 Foto 04 Siswa ke Depan Menuliskan Ide atau gagasan, Siswa

yang Lain Memberikan ide atau Gagsan... 296 Foto 05 Guru Membimbing Siswa Ketika Menulis Puisi Bebas

dari Sinektinya... 297 Foto 06 Siswa Saling Berdiskusi Secara Kelompok Kecil

... 297 Foto 07 Beberapa Siswa Membacakan Hasil Puisi yang telah


(13)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SEKOLAH DASAR

(Penelitian Eksperimen Kuasi di Kelas V SD Negeri 34 Soka Kota Bandung) Iis Aprinawati

1200892

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif di sekolah Dasar. Pembelajaran sastra di sekolah dasar sangat penting dilakukan, khususnya pembelajaran dalam menulis puisi bebas. Pembelajaran menulis puisi dapat menggali potensi siswa dan mengembangkan kreativitas. Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 34 Soka Kota Bandung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa uraian (tulisan puisi siswa) untuk menguji kemampuan menulis puisi bebas kemampuan berpikir kreatif yang diberikan sebelum dan setelah perlakuan. Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen adalah model pembelajaran sinektik, sedangkan kelas kontrol mendapat perlakuan pembelajaran terlangsung. Analisis data dilakukan dengan analisis kuantitif dan kualitatif secara statistik melalui teknik uji perbedaan rerata dengan taraf signifikansi α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan kelas eksperimen yang menggunakan model sinektik berpengaruh terhadap kemampuan menulis puisi bebas siswa yang dapat terlihat dari perbedaan rerata kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan sinektik dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran terlangsung. Sedangkan, untuk kemampuan berpikir kreatif, model pembelajaran sinektik tidak berpengaruh secara signifikan. Hal ini dapat terlihat tidak terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kata kunci: Model Pembelajaran Sinektik, Kemampuan Menulis Puisi Bebas, Kemampuan Berpikir Kreatif


(14)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE INFLUENCE OF THE SYNTACTIC LEARNING MODEL TOWARDS THE ABILITY IN WRITING FREE POETRY AND

CREATIVE THINKING OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

(Quasi experimental study in 5th grade at SDN 34 Soka Bandung) Iis Aprinawati

1200892

ABSTRACT

This research was motivated due to the lacking ability of writing free poetry and creative thinking in elementary school. Learning literature in primary schools is very important, especially learning to write a free poetry. By learning to write poetry, the students can explore their potentials and develop their creativity. This study was aimed to determine the effect of using the syntactic learning model towards the ability in writing free poetry and the ability in thinking creatively. The research method used was a quasi experiment. Subjects in this study were fifth grade students of SD Negeri 34 Bandung Soka. The instrument used in this study was a test description (students’ poetry writing) to test the ability in writing free poetry and creative thinking ability before and after the given treatment. The treatment given to the experimental class was a syntactic learning model, while the control class was treated with direct learning. Data analysis was performed by quantitative and qualitative statistical analysis through the average different techniques test with significance level α = 0.05. The results of the study showed that the experimental class using syntactic models affects the ability of the student in writing free poetry which can be seen from the mean difference of the experimental class that used syntactic approach and control class that used direct learning. However, the syntactic learning model did not affect significantly the creative thinking ability. It can be seen that there is no difference between the experimental class and the control class.

Keywords: Syntactic Learning Model, The Ability in Writing Free Poetry, Creative Thinking Ability.


(15)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang membutuhkan interaksi dengan manusia lainnya. Interaksi semakin penting ketika manusia membutuhkan keberadaannya diakui. Kegiatan ini sangat membutuhkan alat, sarana, dan media. Pengajaran Bahasa Indonesia mempunyai ruang lingkup dan tujuan yang menumbuhkan dan mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Hakikatnya pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa.

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar, meliputi aspek keterampilan berbahasa seperti berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan memiliki hubungan yang erat satu dengan yang lainnya. Hal ini diperkuat menurut Syarif (2009, hlm. 1) menyatakan bahwa kemampuan mendengarkan dan membaca termasuk kemampuan reseptif. Sedangkan kemampuan berbicara dan menulis adalah disebut kemampuan produktif. Keempat keterampilan tersebut memiliki berbagai macam masalah yang dialami siswa. Pada umumnya masalah yang terjadi dalam kebahasaan di sekolah dasar yaitu aspek keterampilan menulis. Terlihat rendahnya kemampuan siswa dalam kegiatan menulis, karena sulitnya siswa dalam mengungkapkan ide, gagasan, dan perasaan ke dalam bentuk tulisan. Sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Taufik Ismail (2003, hlm. 9) bahwa bangsa Indonesia rabun membaca dan lumpuh menulis. Artinya dalam pendidikan khususnya siswa sekolah dasar sampai perguruan tinggi belum mampu menulis secara mandiri dengan hasil yang memuaskan termasuk dalam menulis sastra.

Pembelajaran sastra di sekolah sangat penting diajarkan, khusunya pembelajaran dalam menulis puisi. Dalam pembelajaran sastra, guru harus


(16)

2

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggali potensi dan mengembangkan kreativitas siswa, sehingga mereka mempunyai kemampuan untuk menulis puisi dan kemampuan berpikir kreatif dengan baik. Untuk kita ketahui, tingkat kreativitas anak-anak Indonesia berada pada peringkat yag rendah. hal tersebut dikutip oleh supriyadi (1994, hlm. 85) berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan Hans Jallen menyatakan bahwa tingkat kreativitas anak-anak Indonesia adalah terendah diantara anak-anak seusianya dari 8 negara lainnya berturut-turut dari yang tertinggi sampai yang terendah rata-rata skor tesnya adalah Filipina, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, india, RRC, Kamerun, Zulu, dan terakhir Indonesia. adapun penyebab rendahnya kreativitas anak-anak Indonesia adalah lingkungan yang kurang menunjang untuk mengeksperikan kreativitasnya khususnya di lingkungan keluarga dan sekolah. Oleh sebab itu, guru harus membina dan membimbing anak-anak didik secara maksimal agar kreativitas anak berkembang dengan potensi yang dimilikinya.

Siswa mengapresiasikan sebuah puisi bukan hanya ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman, melainkan berpengaruh mempertajam terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Kemampuan tersebut ditentukan oleh beberapa faktor penting dalam proses pembelajaran menulis puisi. Selain penerapan model, metode dan strategi yang tepat, juga yang sangat menentukan adalah peranan guru dalam proses pembelajaran terhadap siswa. Hal ini diperkuat oleh Slameto (2003, hlm. 11) mengemukakan metode mengajar dapat mempengaruhi proses belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula.

Langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa di kelas V, Peneliti perlu adanya melakukan perbaikan yaitu dengan cara menggunakan model pembelajaran yang dapat memberikan kemampuan siswa menulis puisi dan berpikir kreatif sehingga dalam proses pembelajaran lebih menyenangkan.

Berdasarkan observasi awal di lapangan SD Negeri 34 Soka kota Bandung tanggal 19 bulan November tahun 2013 masih terlihat kendala dalam


(17)

3

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu berkaitan model pembelajaran menulis puisi. Melihat kondisi di atas, adanya gejala-gejala dalam proses belajar mengajar yaitu: (1) kurangnya keseriusan siswa dalam belajar, hal ini terlihat ketika guru menjelaskan materi pembelajaran siswa kurang antusias. (2) pembelajaran menulis puisi di sekolah dasar sering dilakukan secara menonton dan satu arah (3) siswa mengalami kesulitan dalam menulis puisi sehingga siswa malas dan tidak mau berusaha untuk memikirkan ide-ide yang baru atau cara untuk memunculkan ide (4) siswa bingung menggunakan pilihan kata-kata yang tepat dalam membentuk sebuah puisi. Ketika siswa menulis puisi, peneliti melihat kurangnya kemampuan siswa pada aspek diksi (pilihan kata), pengimajian, tipografi, dan amanat, (5) kurangnya guru membahas secara bersama-sama sehingga siswa tidak mengetahui kekurangan-kekurangan dalam menulis puisi khusunya dalam diksi (pilihan kata) yang tepat, pengimajian, tipografi dan amanat.

Berdasarkan gejala-gejala di atas penulis dapat menganalis bahwa kurangnya keinginan dan kemampuan siswa dalam menulis masih sangat rendah. Kegiatan menulis merupakan pelajaran yang paling sulit di sekolah dasar, serta sulitnya guru memilih teknik, metode, model yang tepat dalam pembelajaran sehingga kurang menarik dan membuat siswa bosan untuk melakukan pada proses pembelajaran. Sementara siswa dituntut untuk menulis puisi bebas dan berpikir kreatif. Padahal untuk menulis puisi bebas dan berpikir kreatif siswa membutuhkan tuntunan dan arahan yang terstruktur dan mampu menstimulus siswa dengan baik. Model yang digunakan hendaknya mampu mendorong siswa untuk bisa mengungkapkan unsur-unsur pembentukan puisi yang baik seperti penggunaan diksi (pilihan kata), pengimajian, tipografi, dan amanat.

Pembelajaran yang dilaksanakan harus dapat mendorong siswa untuk bisa menulis puisi dan berpikir kreatif. Puisi ini merupakan ungkapan perasaan ataupun dari visualisasi seseorang terhadap suatu objek. Walaupun demikian, tidak semua orang mampu untuk mengungkapkan perasaan dan visualisasinya dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu dibutuhkan model yang mampu membimbing siswa agara dapat menuangkan rasa ataupun visualisasinya dalam


(18)

4

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bentuk tulisan puisi. Salah satu model yang memiliki langkah-langkah yang mampu menuangkan perasaan dan visualisasi seseorang dalam bentuk tulisan puisi. dari beberapa model yang dapat digunakan salah satunya ialah model sinektik.

Model sinektik merupakan sebuah model pembelajaran yang dapat mengembangkan dalam proses pembelajaran menulis puisi dan berpikir kreatif yang dimulai dengan mendeskripsikan situasi yang berkaitan dengan visualisasi dan perasaan, penganalogian hingga mampu memeriksa kembali tugas yang telah dilakukannya. Model sinektik ini juga dapat memberikan keleluasaan siswa untuk berpikir secara kreatif yang mengarahkan siswa untuk dapat berpikir melalui alur yang sesuai dengan pola perkembangan anak mulai dari tingkat sekolah dasar sampai ketingkat tinggi, pendapat tersebut diperkuat menurut Gordon (Joyce, 2011, hlm. 34) menyatakan bahwa model pembelajaran sinektik ini sangat cocok diterapkan pada pendidikan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).

Keberhasilan model sinektik diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryana (2013), bahwa: “Pembelajaran menulis puisi melalui model sinektik berorientasi berpikir imajinatif dapat efektif”. Hal ini dibuktikan hasil dari pengolahan data menulis puisi siswa mengalami peningkatan. Kemampuan menulis puisi siwa di kelas eksperimen pada prates memiliki rata-rata sebesar 71,50. Setelah mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model sinektik, siswa mengalami peningkatan menjadi rata-rata sebesar 78,90. Berdasarkan perbedaan rata-rata prates dan pascates adalah sebesar 7,47. Berdasarkan secara statistik, perbedaan rata-rata tersebut sangat signifikan.

Pendapat di atas sesuai yang diungkapkan oleh Joyce (2011, hlm. 34) menyatakan bahwa model sinektik adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang untuk membantu guru memecahkan masalah dan menulis berbagai aktivitas, serta memperoleh prespektif-prespektif baru dalam membuat topik dari berbagai bidang.


(19)

5

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembelajaran dengan menggunakan model sinektik, siswa dituntut untuk dapat memecahkan persoalan secara individu kemudian di dalam penyelesaiaannya siswa mendapat masukan tentang persoalan yang telah diselesaikan atau saran dari individu lain saat menulis dan berdiskusi.

Hal tersebut, diperkuat dari sebuah penelitian empiris oleh Maryam Eeds dan Deborah Wells 1989 (dalam Musthafa, 2013, hlm. 117) bahwa anak-anak dari sepuluh tahunan dapat berperan serta dalam diskusi tentang hasil karya. Hal ini mengindikasikan proses kognitif dalam (1) mengartikulasikan proses pembangunan makna yang sederhana, (2) berkreasi dan berbagi cerita personal yang terkait dengan pembacaan yang sedang dijalani atapun diskusinya, (3) berpartisipasi sebgai pembaca aktif-membuat prediksi, hipotesis, dan menentukan konfirmasi dan diskonfirmasi selama membaca, dan (4) mendapatkan gambaran tentang cara penulis mengomunikasikan pesannya pada pembaca dan menguatkan penilaian mereka perihal strategi retorika pnulis dengan menyertakan relevan dari teks.

Sesuai permasalahan di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Bebas dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah

Dasar”.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas V di SD Negeri 34 Soka kota Bandung tahun ajaran 2013/2014?

2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V di SD Negeri 34 Soka kota Bandung tahun ajaran 2013/2014?


(20)

6

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan pertanyaan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan yaitu.

1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran sinektik berpengaruh terhadap kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas V di SD Negeri Soka 34 kota Bandung tahun ajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran sinektik berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas V di SD Negeri Soka 34 kota Bandung tahun ajaran 2013/2014.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan umumnya, lebih khusunya dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Adapun penjabaran dari kedua manfaat tersebut adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini bermanfaat untuk membuktikan pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, dapat menambah ilmu pengetahuan dan mendapatkan gambaran tentang model yang cocok digunakan dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas dan berpikir kreatif.

b. Bagi siswa, memberikan suasana menyenangkan dan menarik dalam kegiatan belajar dan dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk terus berkarya nyata dan mampu menulis puisi bebas dan berpikir kreatif.

c. Bagi sekolah, memberikan sumbangsih berupa model yang cukup efektif dan menarik perhatian siswa dalam pembelajaran menulis dan dapat dijadikan perbandingan dalam rangka perbaikan pembelajaran sehingga


(21)

7

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

guru dapat mempertimbangkan penggunaan model yang cocok agar siswa mampu menulis puisi bebas dan mampu berpikir kreatif, sehingga model tersebut bisa diterapkan di sekolah dan di kelasnya.

E. Struktur Organisasi

Penelitian ini memiliki struktur organisasi kejelasan dalam setiap bab. Adapun struktur organisasi dalam penulisan tesis ini yaitu Bab pertama tentang pendahuluan yang memaparkan mengenai latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. Bab kedua memaparkan tentang pengkajian teori yang digunakan, isi kajian teori mencakup hakikat model pembelajaran sinektik, menulis dilihat dari prosesnya, hakikat menulis, hakikat puisi, hakikat berpikir kreatif, proses kreatif menulis, asumsi dasar, dan hipotesis penelitian. Bab ketiga memaparkan tentang metode dan desain penelitian, metode dan desain penelitian, Populasi dan Sampel penelitian, definisi operasional variabel, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, teknik analisis data dan soal tes. Selanjutnya bab keempat memaparkan pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. Sementara Bab kelima memaparkan simpulan penelitian dan saran.


(22)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar


(23)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain penelitian

Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Adapun metode kuantitatif yang digunakan adalah metode eksperimen kuasi atau eksperimen semu yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif.

Penelitian ini juga menggunakan statisik deskriptif. Adapun penelitian ini eksperimen kuasi. Penelitian eksperimen kuasi dipandang relevan digunakan, karena memiliki ciri-ciri: a) pemecahan masalah yang aktual, b) data yang dikumpulkan akan disusun, kemudian dijelaskan, dan data tersebut dianalisis. Penelitian menggunakan angka-angka statistik perbandingan antara variabel kontrol dan variabel eksperiman (Sukmadinata, 2013, hlm. 53). Selanjutnya angka-angka tersebut dideskripsikan menggunakan kata-kata, selain itu juga hasil juga dideskripsikan dari karya yang dibuat oleh siswa. Hasil statistiknya dideskripsikan juga dari hasil karya siswa tersebut. Penelitian eksperimen semu banyak digunakan dalam bidang pendidikan atau bidang lain yang subjek penelitiannya tidak dapat di manipulasi dan dikontrol secara intensif (Syamsudin & Damaianti, 2009, hlm. 23).

Bentuk desain eksperimen yang digunakan merupakan eksperimen kuasi Nonequivalent Groups Pretest-Postest (Schumacher, 200, hlm. 342).

Desain penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.

Keterangan :

A = Kelompok eksperimen B = Kelompok kontrol

Group pretest treatment posttest

A O1 X O2 B O3 O4


(24)

42

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X = Perlakuan model pembelajaran sinektik = Prates kelompok eksperimen

= Pascates kelompok eksperimen = Prates kelompok kontrol = Pascates kelompok kontrol

Berdasarkan desain penelitian eksperimen kuasi tersebut, selanjutnya peneliti membuat alur penelitian untuk memudahkan pemahaman terhadap pelaksanaan penelitian ini. Adapun alur penelitiannya yaitu sebagai berikut.

Kelas Kontrol

Pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional

Pengolahan data

Analisis data Observasi

Metode Pembelajaran Studi Lapangan

Penggunaan Model Sinektik terhadap Kemampuan Menulis Puisi Bebas dan Kemampuan Berpikir Kreatif

Kelas Eksperimen

pembelajaran dengan model pembelajaran sinektik

Studi Literatur Permasalahan

Penentuan Subjek Penelitian

Penyusunan, revisi, dan pengesahan instrumen instrumen

Prates


(25)

43

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 34 Soka Kota Bandung tahun ajaran 2013/2014. Jumlah sampel penelitian berjumlah 60 siswa. 60 siswa tersebut terdiri dari 30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa di kelas kontrol. Di kelas V tersebut kondisi siswa heterogen (berbeda-beda kemampuannya). Selain siswa, guru juga menjadi subjek penelitian berkaitan dengan kegiatan guru saat mengajar. Objek penelitiannya adalah kemampuan menulis puisi bebas pada pelajaran bahasa Indonesia.

C. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Sinektik Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Bebas dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar”. (Penelitian pada Peserta Didik Kelas V SD Negeri Soka Kota Bandung Tahun Ajaran 2013/2014). Berdasarkan judul penelitian ada tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu pengaruh model sinektik, kemampuan menulis puisi bebas dan berpikir kreatif. Ketiga variabel tersebut didefinisikan sebagai berikut.

1. Model sinektik adalah model pembelajaran yang dilakukan yang menekankan untuk menggali ide-ide siswa yang dapat mengubah cara berpikir dengan memberikan wawasan baru dalam berpikir dengan cara menggunakan analogi dan metafor (kiasan) yang mereka inginkan sehingga secara tidak langsung dapat mendorong siswa untuk berimajinasi dan kreativitas dengan menghasilkan sesuatu yang baru, kemudian siswa melakukan kritik mengkritik atau memberikan respon sehingga hasil puisi tersebut yang dihasilkan benar-benar optimal. Langkah-langkah model sinektik yaitu mendeskripsikan situasi sesuai dengan topik, analogi langsung, analogi personal, konflik padat, analogi langsung, dan memeriksa kembali tugas.


(26)

44

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kemampuan menulis puisi bebas adalah kemampuan menulis atau mengarang suatu ragam sastra yang bahasanya tidak terikat irama, mantra, dan oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam larik, sehingga dapat dibaca dan dipahami. Kemampuan menulis puisi dibangun oleh unsur fisik dan unsur batin, adapun yang akan dinilai dalam penelitian ini meliputi empat aspek yaitu Diksi (pilihan kata), Pengimajian, Tipografi, amanat. Dalam menulis puisi bebas penelitian ini difokuskan tentang tema yaitu tentang lingkungan alam. Tema ini diperkuat oleh Mitchel (2003, hlm. 161) menyatakan bahwa tema-tema yang cocok untuk puisi sekolah dasar adalah berkaitan dengan ha-hal yang ada di sekitar anak, misalnya orang tua, guru, teman sepermainan, binatang kesukaan, lingkungan alam, religiusitas, dan lain-lain.

3. Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir yang dapat mengembangkan dan menghasilkan sesuatu yang baru baik itu dalam konsep, penemuan dan karya seni secara lancar, luwes, baru, dan berkembang. Fokus penelitian ini yaitu kemampuan berpikir kreatif siswa yang akan dinilai dari produk berupa tulisan puisi bebas.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah tes tulis. Teknik tes adalah siswa harus menulis puisi bertema keindahan alam. Jumlah puisi anak dua bait, perbait kurang lebih 3 sampai 6 baris.

1. Pelaksanaan Tes

Tes dalam penelitian ini dilaksanakan dua kali yakni tes tahap awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tujuan tes adalah untuk mengukur kemampuan siswa dengan melihat kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditentukan sebelumnya.

a. Identifikasi Kemunculan Aspek dalam Menulis Puisi Bebas

Tabel analisis aspek menulis puisi tertera di bawah ini. Tabel 3.1


(27)

45

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No

Aspek Menulis Puisi

Kemunculan

Komentar

Ya Tidak

1 Diksi

2 Pengimajian 3 Tipografi 4 Amanat

Keterangan:

Pembubuhan tanda ceklis (√) pada kolom, sesuai dengan aspek menulis puisi yaitu diksi, pengimajian, tipografi, dan amanat.

Pembubuhan tanda ceklis (√ ) pada kolom, sesuai dengan aspek menulis puisi yaitu diksi, pengimajian, tipografi, dan amanat.

Berdasarkan pembubuhan tanda ceklis kemunculan aspek menulis puisi, maka dilakukan berdasarkan indikator.

b. Indikator Kemampuan Menulis Puisi Bebas

Karangan ini diukur berdasarkan kemunculan aspek menulis puisi yang telah ditentukan. Selanjutnya dimasukan ke dalam kolom indikator.

Tabel 3.2

Indikator Penilaian Menulis Puisi Bebas

Komponen Indikator

1. Diksi / pilihan kata

Menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan jelas.

2. Pengimajian Menulis puisi dengan dengan pengimajian yang tepat.

3. Tipografi Menulis puisi dengan tipografi yang tepat. 4. Amanat Menulis puisi dengan amanat yang sesuai

dengan isi puisi.


(28)

46

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut ini merupakan pengembangan penilaian dalam kemampuan menulis puisi bebas berdasarkan teori yang dipaparkan dalam bab II.

Tabel 3.3

Rubrik Penilaian Kemampuan Menulis Puisi Bebas

Komponen Skor Kriteria

Diksi / pilihan kata 5 4 3 2 1

Sangat baik: Pilihan kata yang digunakan puisi

sudah sesuai dengan tema, sistematis baik makna, bunyi yang muncul dalam baris dan baitnya terurai, kata-kata kongkrit, makna kata (klausa) yang disampaikan jelas, sehingga dapat dipahami dan mengandung nilai.

Baik: Pilihan kata yang sesuai dengan tema,

sistematis baik makna, bunyi yang muncul dalam baris dan baitnya terurai, tetapi makna kata (klausa) yang disampaikan kurang jelas sehingga kurang dapat dipahami.

Cukup: Pilihan kata sudah sesuai dengan tema,

tetapi bunyi yang muncul dalam baris dan bait yang digunakan puisi cukup tepat baik makna, kata yang disampaikan.

Kurang: Pilihan kata yang digunakan pada puisi

kurang sesuai dengan tema, bunyi yang muncul dari baris dan baitnya yang digunakan tidak tepat baik makna dan kata (klausa).

Sangat Kurang: Pilihan kata yang digunakan

pada puisi tidak sesuai baik itu dari tema, maknanya, susunan bunyi dalam baris dan baitnya. Pengimajinasian 5 4

Sangat baik: Puisi yang telah dibuat siswa

menggambarkan suatu objek yang sesuai dengan apa yang dilihatnya, dapat memunculkan imajinasi visual, audio, taktil, dan terampil dalam menggunakan bahasa kiasan. Baris dan bait puisi itu seolah-olah benda tampak.

Baik: Puisi yang dibuat siswa sudah menggambarkan suatu objek yang sesuai dengan apa yang dilihatnya, hanya muncul dua


(29)

47

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 2 1

imajinasi, tapi kurang terampil dalam menggunakan bahasa kiasan. Baris dan bait puisi kurang tampak menggambarkan suatu benda.

Cukup: Puisi yang telah dibuat siswa sedikit

menggambarkan suatu objek. Hanya memunculkan satu imajinasi, Puisi yang dibuat siswa kurang sesuai dengan apa yang dilihatnya dan kurang mengungkapkan pengalaman indrawi dan sedikit dalam menggunakan bahasa kiasan.

Kurang: puisi yang telah dibuat siswa kurang

menggambarkan suatu objek. Memunculkan satu imajinasi tapi kurang sesuai yang sesuai, Puisi yang dibuat siswa tidak sesuai dengan apa yg dilihatnya.

Sangat Kurang: Puisi yang telah dibuat siswa

tidak menggambarkan suatu objek, tidak memunculkan imajinasi, dan tidak sesuai dengan apa dilihatnya. Tipografi 5 4 3 2

Sangat baik : Puisi yang telah membuat satu

bentuk fisik, pemenggalan(ejambemen) pada larik sudah tepat, adanya ikatan (isotopi) antar bait, puisi (menciptakan keindahan visual) yang sangat mendukung isi, rasa, dan suasana. Dan keselarasan bentuk dan maknanya yang sangat baik.

Baik : Puisi telah membuat satu bentuk fisik,

pemenggalan (enjabemen) pada larik tepat, mampu menghasilkan suatu bentuk puisi (menciptakan keindahan visual) yang mendukung isi, rasa, dan suasana.

Cukup: puisi yang telah dibuat siswa cukup

mampu menghasilkan suatu bentuk puisi (menciptakan keindahan visual) yang cukup mendukung isi, rasa, dan suasana. Dalam puisi, cukup terdapat keselarasan bentuk dan maknanya.

Kurang: Puisi yang telah dibuat siswa kurang

mampu menghasilkan suatu bentuk puisi (menciptakan keindahan visual) yang kurang


(30)

48

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

mendukung isi, rasa, dan suasana. Dalam puisi, kurang terdapat keselarasan bentuk dan maknanya.

Sangat Kurang : Puisi yang telah dibuat siswa

tidak mampu menghasilkan suatu bentuk puisi (menciptakan keindahan visual) yang mendukung isi, rasa, dan suasana. Dalam puisi, tidak terdapat keselarasan bentuk dan maknanya. Amanat 5 4 3 2 1

Sangat baik : Amanat disampaikan secara

tersurat, sesuai dengan tema, terdapat dalam isi puisi, dan bahasanya sangat dapat dipahami.

Baik : Amanat di sampaikan secara tersurat

sesuai dengan tema, terdapat dalam isi puisi, tetapi bahasanya kurang dapat di pahami.

Cukup: Amanat disampaikan secara tersirat,

sesuai dengan puisi yang dibuatnya dan bahasanya dapat dipahami.

Kurang: Amanat disampaikan secara tersirat

kurang sesuai dengan puisi yang dibuatnya dan bahasanya tidak dapat dipahami.

Sangat Kurang : Amanat disampaikan tidak

ada, baik itu secara tersurat maupun secara tersirat sehingga puisi yang dibuatnya dan bahasanya tidak dapat dipahami.

2. Indikator Kemapuan Berpikir Kreatif a. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif

Karangan ini diukur berdasarkan kemunculan aspek kemampuan berpikir kreatif yang telah ditentukan. Selanjutnya dimasukan ke dalam kolom indikator.

Tabel 3.4

Indikator Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif No Komponen Kreativitas Indikator Berpikir Kreatif


(31)

49

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 Kelancaran a. Kemampuan memunculkan ide yang

beragam.

b. Banyaknya kemunculan ide secara keseluruhan.

2 Keluwesan a. Kemampuaan memunculkan ide

dalam beberapa kategori.

3 Keorisinalan a. Kemampuan memunculkan ide yang unik.

b. Kemampuan memunculkan ide yang aneh.

c. Kemampuan memunculkan ide yang tidak umum digunakan/baru.

4 Pengembangan a. Kemampuaan menambahkan detail

gagasan.

b. Memperluas kegunaan sesuatu yang dimaksud.

c. Penambahan dan perubahan bentuk yang dilakukan memiliki nilai tambah.

b. Identifikasi Kemunculan aspek dalam kemampuan berpikir kreatif.

Tabel analisis aspek menulis puisi tertera di bawah ini. Tabel 3.5

Aspek Kemunculan dalam Kemampuan Berpikir Kreatif

No Aspek

Berpikir Kreatif

Kemunculan

Komentar

Ya Tidak

1 Kelancaran 2 Keluwesan 3 Keorisinalan 4 Pengembangan

Keterangan:

Pembubuhan tanda ceklis (√) pada kolom, sesuai dengan aspek kemampuan berpikir kreatif yaitu kelancaran, keluwesan, keorisinalan, dan pengembangan.


(32)

50

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pembubuhan tanda ceklis (√) pada kolom, sesuai dengan aspek kemampuan berpikir kreatif yaitu kelancaran, keluwesan, keorisinalan, dan pengembangan.

Berdasarkan pembubuhan tanda ceklis kemunculan aspek menulis puisi, maka dilakukan berdasarkan indikator.

c. Rubrik pengembangan penilaiaan berpikir kreatif.

Berikut ini merupakan pengembangan penilaian kemampuan berpikir kreatif berdasarkan teori yang dipaparkan dalam bab II. Adapun penilaian kemampuan berpuikir kreatif sebagai berikut:

Tabel 3.6

Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Kreatif

No Komponen Kreativitas

Skor Kriteria

1 Kelancaran 5

4 3 2 1

Sangat baik: Bait yang ditulis memiliki

kaitan antar bait, adanya kaitan antar larik, setiap bait didukung oleh pengimajinasian yang mendukung dan sesuai, dan adanya kata atau kalimat yang kongkrit.

Baik: Bait yang ditulis memiliki hubungan

antar bait, namun ada satu bait yang kurang didukung oleh pengimajian yang sesuai, hubungan antar kalimat memiliki hubungan yang baik.

Cukup: Bait yang dikembangkan cukup

memiliki hubungan antar bait, tetapi ada dua bait yang kurang didukung oleh pengimajinasian tetapi hubungan antar kalimat tetap baik.

Kurang: bait yang kurang memiliki

hubungan antar bait, ada lebih dari tiga kalimat dikembangkan tidak berdasarkan pengimajinasian yang mendukung dan memiliki hubungan antar kalimat yang kurang baik.


(33)

51

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hubungan antar bait, ada lebih dari empat atau lebih kalimat yang dikembangkan tidak berdasarkan pada pengimajinasian yang mendukung dan tidak memiliki hubungan antar kalimat.

2 Keluwesan

5 4 3 2 1

Sangat baik: Adanya analogi, adanya

koherensi antar larik, dikembangkan sesuai dengan penginderaan dan bait-bait dalam puisi minimal memiliki tiga hubungan objek yang sudah yang berkaitan dengan tema.

Baik: Apabila hasil analogi dikembangkan

sesuai dengan penginderaan minimal memiliki dua hubungan objek yang sudah dianalogikan.

Cukup: Apabila hasil analogi dikembangkan sesuai dengan penginderaan minimal memuat dua analogi namun kurang sesuai yang dianalogikan.

Kurang: Apabila hasil analogi dikembangkan sesuai dengan penginderaan memuat hanya satu analogi namun sesuai yang dianalogikan.

Sangat Kurang: Apabila hasil analogi

dikembangkan tidak sesuai dengan penginderaan memuat hanya satu analogi, dan tidak sesuai yang dianalogikan.

3 Keorisinalan

5

Sangat baik: Bait yang ditulis memiiki

judul yang unik, terdapat diksi yang unik, setiap bait terdapat ide yang baru, memiliki makna minimal teradapat tiga makna dalam sebuah puisi dan memiliki kata-kata kiasan.


(34)

52

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Baik: Bait yang ditulis memiliki judul

yang unik, terdapat diksi yang unik, setiap bait memiliki terdapat ide ba bait minimal memiliki dua makna dan tetap masih saling mendukung antar bait dalam puisi.

3

Cukup: Apabila bait yang dibuat

memiliki judul yang baru, setiap bait minimal memiliki dua makna namun cukup mendukung antar bait dalam puisi.

2

Kurang: Apabila bait yang dibuat memiliki judul yang baru, setiap bait memiliki dua makna tetapi kurang mendukung hubungan antar bait dalam puisi.

1

Sangat Kurang: Apabila bait yang dibuat

memiliki judul yang baru, setiap bait memiliki dua makna tetapi tidak mendukung hubungan antar bait dalam puisi.

4 Pengembangan

5

Sangat baik: Puisi dikembangkan dan

ditulis memiliki makna antar larik, terdapat makna antar bait, mempunyai ide yang beragam adanya koherensi antar larik dan tiap bait memuat minimal tiga makna dan dikembangkan secara detail.

4

Baik: Puisi yang dikembangkan dan ditulis

memiliki makna antar larik, tetapi yang memuat minimal dua makna dan dikembangkan secara detail.

3

Cukup: Puisi yang dikembangkan dan

ditulis memuat dua makna namun tidak dikembangkan secara mendatail.

2 Kurang: Puisi yang dikembangkan dan ditulis memuat minimal satu makna kurang tepat dan kurang mendetail.


(35)

53

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

Sangat Kurang: Puisi dikembangkan dan

ditulis sangat kurang mendetail dan sangat kurang tepat (tidak ada pengembangan makna dalam puisi).

Tabel 3.7

Kategori Penilaian Menulis Puisi Bebas Berdasarkan Skala 5 Interval Tingkat

Penugasan

Kategori Nilai

(5-1) Keterangan

81-100 5 Sangat Baik

61-80 4 Baik

41-60 3 Cukup

21-40 2 Kurang

0-20 1 Sangat Kurang

Dikutip dari Riduwan (2010, hlm. 88).

1. Persiapan Pembelajaran

Proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan model sinektik sangat dibutuhkan dalam persiapan yaitu dengan penyusunan persiapan mengajar. Adapun penyusunan tersebut yaitu:

1. Menentukan topik pembelajaran 2. Menentukan alokasi waktu

3. Merumuskan tujuan pembelajaran

4. Menyiapkan media pembelajaran yang diperlukan 5. Menyusun rencana perangkat pembelajaran

6. Skenario pembelajarannya mengikuti alur sebagai berikut:

2. Skenario Pelaksanaan Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Melalui Model Sinektik

a. Prates

Prates dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal seluruh siswa kelas kontrol dan siswa kelas eksperimen dalam menulis puisi bebas. Adapun soal prates yang telah disiapkan peneliti yaitu bentuk uraian/perintah untuk menulis sebuah puisi bebas. Guru memberikan alokasi waktu untuk mengerjakannya dalam waktu satu jam pelajaran.


(36)

54

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8

Pembelajaran Menulis Puisi dengan Model Sinektik Mendiskripsikan situasi pada saat ini

merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk menggambarkan situasi tema atau topik dalam pembelajaran menulis puisi.

Guru mendeskripsikan tentang materi yang akan dijadikan bahan menulis puisi, seorang guru mendeskripsikannya dengan menggunakan media video yang sesuai dengan tema. Tema yang diujikan adalah tema lingkungan alam.

Tahap Pertama

Mendeskripsikan topik pada saat itu

Tahapan kedua siswa beranalogi langsung siswa diminta untuk memberikan analogi-analogi langsung, melihatnya dan mengeksplorasinya

dalam tahapan ini siswa

menganalogikan atau menganggap dirinya sebagai objek atau sebuah benda, hewan, tumbuhan, dan sesuatu yang siswa lihat dan siswa sukai kemudian siswa mengembangkannya menjadi beberapa kerangka baris.

Tahap kedua Analogi Langsung

Tahapan ketiga siswa menentukan analogi personal yang dimaksudkan dalam tahapan ini siswa menjadi sesuatu objek atau benda yang mereka sukai dan telah mereka pilih dalam tahapan kedua. Tahapan ini siswa menuliskan gagasan secara tepat sehingga mereka dapat membuat sebuah konsep puisi yang akan siswa tulis dengan bantuan guru dan bantuan satu dengan yang lainnya.

Tahap Ketiga Analogi Personal

siswa memunculkan beberapa analogi konflik padat dan memilih salah satunya. Misalnya siswa berimajinasi tentang sebuah bunga yang indah, wangi, dan cantik yang kemudian dimunculkan konflik padatnya kemudian ditulis dalam bentuk sebuah

Tahap Keempat Konflik Padat


(37)

55

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karya.

tahapan ini, selain siswa menganalogikan satu konsep siswa juga menganalogikan konsep yang lain contoh selain siswa menganalogikan bunga, siswa juga menganologikan keindahan yang lain misalnya seperti

pohon. Selanjutnya siswa

mengembangkannya berdasarkan kemampuan.

Tahap Kelima Analogi langsung

Tahapan ini mencakup sebuah proses dimana siswa kembali pada suatu permasalahan awal dan menggunakan analogi terakhir yang akan dijadikan sebagai pengalaman sinektiknya, kemudian dibuat dalam tulisan yang bentuk puisi.

Tahap Keenam

Memeriksa Kembali Tugas Awal

c. Pascates

Pascates dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif. Pascates ini dilakukan siswa setelah mendapatkan perlakuan baik itu dikelas eksperimen yang menggunakan model sinektik maupun kelas kontrol menggunakan pembelajaran terlangsung.


(38)

56

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu proses yang harus dilaksanakan dalam penelitian guna memperoleh data. Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes menulis puisi (paper and pencil test) yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Teknik Tes

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis. Hal ini diperkuat menurut MacMilan dan Schumacher (2001, hlm. 40) istilah paper and pencil tests diartikan sebagai a standard set of questions is presented to each subject in writing (on paper or computer) that requires completion of cognitive task. Tes tertulis diartikan sebagai seperangkat pertanyaan yang disajikan kepada setiap subyek penelitian dalam bentuk tertulis yang menghendaki penyelesaian tugas kognitif. Tugas kognitif yang dimaksudkan dapat terfokus pada apa yang diketahui seseorang (achievement), kemampuan belajar (ability or aptitude), memilih atau seleksi (interests, attitudes, or value) atau kemampuan mengerjakan sesuatu (skills).

Tes tertulis digunakan sebagai pengumpul data karena bentuk produk dari proses pembelajaran ini adalah karya dalam bentuk puisi, hal tersebut diasumsikan sebagai alat pengumpul data yang efektif.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati proses pelaksanaan proses pembelajaran pada saat penelitian. Lembar tersebut mencakup beberapa proses dan aspek pembelajaran yang akan diamati baik dari guru maupun dari siswa.

Alat yang digunakan adalah berupa format yang berisi item-item aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran model sinektik dalam proses pembelajaran menulis puisi bebas pada kelas eksperimen.


(39)

57

c. Pedoman Angket

Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran model sinektik dalam pembelajaran menulis puisi bebas. Adapun bentuk pertanyaan yang ada dalam angket tersebut berkaitan dengan komponen-komponen pembelajaran sinektik.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap kegiatan yaitu; tahap persiapan penelitian, tahapan penelitian, dan tahapan analisis data.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahap ini di awal dengan kegiatan studi kepustakaan mengenai model sinektik untuk memberikan kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif, selanjutnya menyusun instrumen penelitian yang disertai dengan menyusun instrumen penelitian yang disertai dengan proses bimbingan dari dosen pembimbing dan Jugment (tim ahli).

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini, kegiatan awal peneliti memberikan prates di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif. Setelah prates dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran selama enam kali, kelas eksperimen akan menggunakan model sinektik sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran terlangsung. Hal tersebut dilakukan agar adanya perubahan kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif.

Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran, selanjutnya akan dilakukan pascates pada pertemuan terakhir. Pascates dilakukan bertujuan untuk mengetahui hasil akhir siswa dalam kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif.


(40)

58

3. Tahapan analisis data dan pembahasan

Tahapan analisis data menjelaskan secara dekriptif data hasil penelitian, hasil uji statistik kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif, uji homogenitas data, uji hipotesis dan pembahasan.

G. Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan data dilakukan dengan dua cara yaitu analisis data atau metode deskriptif dan metode statistik. Metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil penelitian. Metode statistik digunakan untuk keperluan pengolahan data kuantitatif seperti uji persyaratan data dan uji hipotesis. Setelah hasil statistik didapat selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan untuk untuk ditafsirkan maknanya.

Teknik analisis data yang dilakukan. Data-data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan program sofewer SPSS. Data hasil tes kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif. Data pembelajaran model sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif dianalisis dengan tahapan sebagai berikut:

Pertama, data yang telah dinilai dideskripsikan dengan cara mencari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai terendah (minimum), dan nilai tertinggi (maximum).

Kedua, melakukan uji statistik yang mencakup uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data ini bertujuan untuk menguji apakah data data yang diuji itu berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji distribusi Kolmogorov-Simirnov. Sedangkan uji homogenitas dilakukan dengan cara mencari simpangan baku dari kedua data hasil penelitian.

Ketiga, setelah melakukan uji persyaratan data selanjutnya dilakukan uji hipotesis penelitian.

Berdasarkan pemaparan pengolahan data penelitian. Maka langkah-langkah pengolahan datanya dipaparkan sebagai berikut.


(41)

59

1. Uji normalitas

Perhitungan uji normalitas data menulis laporan pengamatan siswa dilakukan dengan menggunakan rumus hitung dengan tabel, hipotesis uji normalitas data dalam tabel penelitian yaitu:

H0 : sampel berdistribusi normal

Ha : sampel berdistribusi tidak normal

a. Menentukan rentang skor (r)

r = Skor maksimum – Skor Minimum

(Sujana, 2006: 47) b. Menentukan banyaknya kelas interval (k)

K = 1 + 3,3 log n (Sujana, 2006: 47)

c. Menentukan panjang kelas interval (p) P =

d. Membuat tabel distribusi frekuensi e. Menghitung rata-rata Mean (rata-rata X)

X

Keterangan:

M : mean (rata-rata)

Fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi

Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval f. Menentukan simpangan baku (SD)

X Keterangan

S : simpangan baku (standard deviasi) X : mean (rata-rata)

Xi : tanda kelas interval atau nilai tengah kelas interval n : jumlah responden


(42)

60

g. Menghitung harga baku dari nilai normalitas (Z)

(Purwanto, 2001: 104) Keterangan:

Z : harga baku K : batas kelas

X : mean (rata-rata) S : simpangan baku h. Menghitung luas interval (Li)

Li = L1 – L2 Keterangan:

L1 : nilai peluang baris atas L2 : nilai peluang garis bawah

i. Menghitung frekuensi ekspestasi/harapan (ei)

ei = Li. ∑

j. Menghitung Chi kuadrat (ᵪ2) x2 =

(Arikunto, 2013: 259)

Keterangan:

x2 : chi kuadrat hitung ei : frekuensi harapan

fi : frekuensi data yang sesuai dengan tanda kelas xi

Pengambilan kesimpulan untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan chi kudrat hitung dengan chi kuadrat tabel dengan derajat kebebasan n-1 dan taraf signifikansi α =0,05. Bila harga chikuadrat hitung lebih kecil dari pada chikuadrat tabel maka distribusi dinyatakan normal, dan bila lebih besar dinyatakan tidak normal (Sugiyono, 2009: 121).

Hasil perhitungan x2 hitung selanjutnya dibandingkan dengan x2 tabel dengan ketetapan sebagai berikut.

1) Tingkat kepercayaan 95% (α =0,05)


(43)

61

3) Apabila x2 hitung < x2 tabel berarti data berdistribusi normal

2. Uji homogenitas data

Uji homogenitas data dilakukan untuk mengetahui apakah varians sampel yang digunakan homogen atau tidak. Uji homogenitas dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

a. Cari F hitung dengan menggunakan rumus : F

b. Menetapkan taraf signifikansi (α) c. Menghitung F table dengan rumus :

F table = setengah alfa (dk varians terbesar-1, dk varians terkecil-1) Dengan menggunakan table F maka didapat Ftabel

d. Menentukan kriteria pengujian H0yaitu :

Jika FHitungFTabel, maka H0, diterima (homogen)

Dalam penelitian ini, uji homogenitas data dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 18. Interpretasi dilakukan dengan memilih salah satu statistik yaitu statistik yang didasarkan pada rata-rata (Based on Mean). Untuk menetapkan suatu data homogen atau tidak, maka ditetapkan kriteria sebagai berikut :

a. Menentukan taraf signifikansi uji (α= 0,05).

b. Membandingkan nilai p (p value) dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

c. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α, maka variansi setiap sampel sama (homogen).

d. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α, maka variansi setiap sampel sama (homogen).

Pengambilan kesimpulan untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan harga antara F hitung dan F tabel dengan derajat kebebasan n-1 dan taraf signifikansi α = 0,05. Bila harga Fhitung lebih kecil dari F tabel, maka data


(44)

62

3. Uji t Student

Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun langkah-langkah pengujian rumus uji t adalah sebagai berikut.

a. Karena dalam penelitian ini subjek yang diuji adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka digunakan rumus uji-t dua sampel tidak berhubungan (independen) sebagai berikut.

uji-t atau t tes

t =

keterangan:

Md : mean dari perbedaan dan tes akhir rumus yang digunakan yaitu: Md =

∑d : jumlah keseluruhan nilai beda

Xd : deviasi masing-masing subjek (d-Md)

∑ᵪ2 d : jumlah kuadrat deviasi

N : subjek pada sampel b. Menentukan derajat kebebasan

dk = n-1

c. Menentukan nilai t dari tabel statistik

Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel dengan penarikan kesimpulan sebagai berikut :

Jika t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Apabila data berdistribusi normal dua-duanya dan tidak homogen maka lanjutkan ke uji student’.


(45)

63

H. Soal Tes

Penelitian ini didukung oleh beberapa alat pengumpul data yang berupa soal tes menulis puisi bebas. Adapun bentuk soalnya adalah sebagai berikut:

1. Bentuk Soal Prates dan Pascates a) Lembar soal prates

Buatlah puisi bebas minimal dua bait. Puisi itu tentang lingkungan alam. Jangan lupa tulis judul puisi!

b) Lembar Soal Pascates

Buatlah puisi bebas minimal dua bait. Puisi itu tentang lingkungan alam. Jangan lupa tulis judul puisi!


(46)

138

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab V ini mengajukan simpulan dan saran berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada pada bab sebelumnya, bahwa kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif yang menggunakan model pembelajaran sinektik lebih baik daripada menggunakan pembelajaran terlangsung. Materi yang diberikan adalah bentuk soal uraian yaitu siswa menulis sebuah puisi bebas. Dengan demikian, dapat mengetahui kemampuan siswa dalam menulis sebuah puisi dan mengetahui kemampuan siswa dalam berpikir kreatif dengan menggunakan model pembelajaran sinektik.

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dari prates dan pascates, peneliti dapat menarik simpulan yaitu:

1. Secara empirik, hasil penelitian yang berdasarkan kajian teori yang mendukung dan pembahasan yang sudah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka model pembelajaran sinektik berpengaruh terhadap kemampuan menulis puisi bebas di kelas eksperimen. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji perbedaan rerata kemampuan menulis puisi bebas yang menunjukkan bahwa nilai thitung 4,751 lebih besar dari ttabel dengan taraf

signifikansi α=0,05(2,002) yang memiliki makna H0 ditolak yang memiliki

makna bahwa terdapat perbedaan rerata kedua kelas tersebut atau dengan kata lain model pembelajaran sinektik terdapat pengaruh terhadap kemampuan menulis pusi bebas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji hipotesis ini bisa didukung dengan peningkatan rata-rata antara prates dan pascates kemampuan menulis puisi bebas sebesar 29,69%. Pengaruh peningkatan tersebut dapat terjadi karena komponen-komponen


(47)

139

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model sinektik mendukung dan selaras dalam aktivitas menulis puisi bebas.

2. Secara empirik, hasil penelitian pada aspek kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan model pembelajaran sinektik dengan menggunakan uji perbedaan rerata diperoleh nilai thitung sebesar 1,038 kecil dari ttabel

dengan taraf signifikansi α=0,05 (2,663). Hal ini diinterpretasikan bahwa yang memiliki makna H0 diterima yang memiliki makna bahwa tidak

terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif antra kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan rata-rata ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh secara signifikan model pembelajaran sinektik terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengaruh model sinektik ini terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dilihat peningkatan rata-rata antara prates dan pascates kemampuan berpikir kreatif sebesar 9,5%. Maka nilai antara kemampun berpikir kreatif kelas kontrol dan eksperimen tidak terdapat yang perbedaan yang signifikan. Artinya kemampuan berpikir kreatif siswa tidak berbanding lurus dengan kemampuan menulis puisi bebas.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dipaparkan model pembelajaran sinektik terdapat pengaruh terhadap kemampuan menulis puisi bebas. Namun, tidak terdapat pengaruh secara signifikan dalam kemampuan berpikir kreatif. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka peneliti menyarankan hal-hal berikut.

1. Bagi guru yang mengajar di sekolah dasar, Model pembelajaran sinektik merupakan alternatif yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajarkan mata pelajaran bahasa Indonesia menulis puisi bebas.

2. Untuk Peneliti Lanjutan

Berdasarkan analisis dan bahasan yang telah dipaparkan, maka disarankan untuk peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut.


(48)

140

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bagi peneliti yang ingin meneliti mengenai kemampuan berpikir kreatif hendaknya memperhitungkan waktu yang cukup untuk mengembangkan aspek-aspek dalam kemampuan berpikir kreatif, karena kemampuan ini tidak dapat dikemmbangkan dalam waktu yang singkat. Selain itu peneliti hendaknya tidak menyamakan kemampuan berpikir kreatif dengan bentuk kreativitas yang ada.

b. Peneliti lanjut hendaknya lebih memperhatikan aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif yang hendak dikembangkan dalam bentuk kreativitas yang akan dinilai. Peneliti harus merancang pembelajaran yang dapat mengembangkan aspek-aspek berpikir kreatif tersebut ke dalam bentuk kreativitas yang diharapkan dalam penelitian berupa tulisan puisi bebas.


(49)

141

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Aep, S. (2013). Keefektifan model sinektik berorientasi berpikir imajinatif dalam pembelajaran menulis puisi. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Aminuddin. (2013). Pengantar apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Anwar, R and Haq. (2012). A Comparison of creative thinking abilities of high and low achievers secondary school. International Interdisciplinary Journal of Education - February 2012, Volume 1, Issue. Diterima pada 05Januari2014.http://www.researchgate.net/publication/235009374_A_C omparisn_of_Creative_Thinking_Abilities_of_High_and_Low_Achiever s_Secondary_School_Students/file/79e4151061c6678a33.pdf.

Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, A. (2010). Media pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ayan, E. J. (2002). Ways to free your creative spirit and find your great ideas.

Terj.Ibnu Setiawaan. Bandung: Kaifa.

Brookhart, S. M. (2010). How to asses higher-order thinking skills in your classroom. St. Beauregard. ASCD.

Halik. A. (2009). Sastra anak-anak. Jakarta: Depdiknas.

Haryadi dan Zamzani. (2005). Peningkatkan keterampilan berbahasa indonesia. Yogyakarta: Departemen Pendidikan.

Joyce, Bruce.,dkk. (2009). Models of teaching. New Jersey: Pearson Education Inc.

Kokom, K. (2013). Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Langrehr, J. (2008). Learn to think: baic exercises in the core thinking skills for ages 6-11. USA and Canada: Routledge.

Maulana, S. F. (2012). Apresiasi dan proses kreatif menulis puisi. Bandung: Nuansa.


(1)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model sinektik mendukung dan selaras dalam aktivitas menulis puisi bebas.

2. Secara empirik, hasil penelitian pada aspek kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan model pembelajaran sinektik dengan menggunakan uji perbedaan rerata diperoleh nilai thitung sebesar 1,038 kecil dari ttabel dengan taraf signifikansi α=0,05 (2,663). Hal ini diinterpretasikan bahwa yang memiliki makna H0 diterima yang memiliki makna bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan berpikir kreatif antra kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan rata-rata ini menunjukkan tidak terdapat pengaruh secara signifikan model pembelajaran sinektik terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengaruh model sinektik ini terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dilihat peningkatan rata-rata antara prates dan pascates kemampuan berpikir kreatif sebesar 9,5%. Maka nilai antara kemampun berpikir kreatif kelas kontrol dan eksperimen tidak terdapat yang perbedaan yang signifikan. Artinya kemampuan berpikir kreatif siswa tidak berbanding lurus dengan kemampuan menulis puisi bebas.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dipaparkan model pembelajaran sinektik terdapat pengaruh terhadap kemampuan menulis puisi bebas. Namun, tidak terdapat pengaruh secara signifikan dalam kemampuan berpikir kreatif. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka peneliti menyarankan hal-hal berikut.

1. Bagi guru yang mengajar di sekolah dasar, Model pembelajaran sinektik merupakan alternatif yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajarkan mata pelajaran bahasa Indonesia menulis puisi bebas.

2. Untuk Peneliti Lanjutan

Berdasarkan analisis dan bahasan yang telah dipaparkan, maka disarankan untuk peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut.


(2)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Bagi peneliti yang ingin meneliti mengenai kemampuan berpikir kreatif hendaknya memperhitungkan waktu yang cukup untuk mengembangkan aspek-aspek dalam kemampuan berpikir kreatif, karena kemampuan ini tidak dapat dikemmbangkan dalam waktu yang singkat. Selain itu peneliti hendaknya tidak menyamakan kemampuan berpikir kreatif dengan bentuk kreativitas yang ada.

b. Peneliti lanjut hendaknya lebih memperhatikan aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif yang hendak dikembangkan dalam bentuk kreativitas yang akan dinilai. Peneliti harus merancang pembelajaran yang dapat mengembangkan aspek-aspek berpikir kreatif tersebut ke dalam bentuk kreativitas yang diharapkan dalam penelitian berupa tulisan puisi bebas.


(3)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aep, S. (2013). Keefektifan model sinektik berorientasi berpikir imajinatif dalam

pembelajaran menulis puisi. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas

Pendidikan Indonesia.

Aminuddin. (2013). Pengantar apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Anwar, R and Haq. (2012). A Comparison of creative thinking abilities of high

and low achievers secondary school. International Interdisciplinary Journal of Education - February 2012, Volume 1, Issue. Diterima pada

05Januari2014.http://www.researchgate.net/publication/235009374_A_C omparisn_of_Creative_Thinking_Abilities_of_High_and_Low_Achiever s_Secondary_School_Students/file/79e4151061c6678a33.pdf.

Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, A. (2010). Media pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Ayan, E. J. (2002). Ways to free your creative spirit and find your great ideas. Terj.Ibnu Setiawaan. Bandung: Kaifa.

Brookhart, S. M. (2010). How to asses higher-order thinking skills in your

classroom. St. Beauregard. ASCD.

Halik. A. (2009). Sastra anak-anak. Jakarta: Depdiknas.

Haryadi dan Zamzani. (2005). Peningkatkan keterampilan berbahasa indonesia. Yogyakarta: Departemen Pendidikan.

Joyce, Bruce.,dkk. (2009). Models of teaching. New Jersey: Pearson Education Inc.

Kokom, K. (2013). Pembelajaran kontekstual konsep dan aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Langrehr, J. (2008). Learn to think: baic exercises in the core thinking skills for

ages 6-11. USA and Canada: Routledge.

Maulana, S. F. (2012). Apresiasi dan proses kreatif menulis puisi. Bandung: Nuansa.


(4)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

May, R. (2004).The Courage to Create (apakah anda cukup berani untuk kreatif) Pen. Hani’ah. Jakarta Selatan: Teraju.

Schummacher, S. & McMillan, J. H. (2001). Research in education a conceptual

introduction (fiften edition). New York & London: Addison Wesley

Longman, Inc.

Riduwan. (2010). Metode dan teknik menyusun tesis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Alfabeta.

Siddiqui, M. H. (2013). synetics model of teaching: developing creativity skills of individuals and groups of society. Dalam Indian Journal of Applied

Research Volume 3, Issue 4, April 2013 | ISSN - 2249-555X.

Syamsuddin, A. R dan Damaianti, V. (2011). Metode penelitian pendidikan

bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mitchell, D. (2003). Children’s literature, an invitation to the world. Boston: Ablongman.

Munandar, U. (2009). Kreativitas anak berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Musthafa, B. (2013) Literasi dini dan literasi remaja: Teori, Konsep, dan Praktik. Bandung: Crest.

Ningsih, S, dkk. (2007). Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Andi.

Nurgiyantoro, B. (2009). Penilaian dalam pembelajaran bahasa indonesia SD. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Purwanto, N. (1991). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Resmini, N. (2010). Sastra anak dan pengajarannya. Bandung:UPI.

Sadiman, A. S, dkk. (2006). Media pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Semi, A. (2007). Dasar-dasar keterampilan menulis. Bandung: Angkasa.

Slameto. 2003. Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, N. (2013). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: Remja Rosdakarya.


(5)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Supriadi. D. (1994). Kreativitas, kebudayaan & perkembangan IPTEK. Bandung: Alfabeta.

Supriyadi. (2006). Pembelajaran sastra yang apresiatif dan integratif di sekolah

Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan.

Sumarmo, dkk.(2009). Pembelajaran menulis. Jakarta: Depdiknas.

Sutardi, H. K. (2012). Penulisan sastra kreatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Syarif, E, dkk. (2009). Pembelajaran menulis. Jakarta: Depdiknas.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Percetakan Angkasa.

Utami, M. (2012). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta.


(6)

Iis Aprinawati, 2014

Pengaruh model pembelajaran sinektik terhadap kemampuan menulis puisi bebas dan kemampuan berpikir kreatif siswa sekolah dasar