PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung).

(1)

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI

PERILAKU VANDALISME

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh :

RENDRA PRATAMA NIM. 0901431

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI

PERILAKU VANDALISME

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung)

Oleh:

RENDRA PRATAMA 0901431

Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rendra Pratama 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung)’’ ini berserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

Rendra Pratama 0901431


(4)

RENDRA PRATAMA

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN

PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung) Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

PEMBIMBING I

Dr. Dadang Sundawa, M.Pd NIP. 19600515 198803 1 002

PEMBIMBING II

Muhamad Iqbal, S.Pd, M.Si

NIP . 19801112 2009 12 1 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan IPS

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014198601 1 001


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari pengamatan peneliti di kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung, dimana lingkungan kelas menjadi sangat kotor karena menjadi sarana dari perilaku vandalisme peserta didik. Terlihat meja belajar dipenuhi dengan coretan-coretan yang menggambarkan sisi emosional dan perasaan peserta didik. Coretan-coretan tersebut seperti, grup musik favorit, klub sepakbola favorit, kelompok bermain, dan individu ataupun kelompok yang disuka maupun dibenci. Melihat permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan proses pembelajaran. Maka peneliti memilih penelitian tindakan kelas (PTK) model Lewin yang direvisi oleh Elliot dalam 3 siklus. Penerapan project dinding kreativitas, menjadi alternatif yang dipilih untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme. Project dinding kreativitas adalah suatu program yang berkesinambungan, dimana program ini memiliki tujuan utama untuk mengalihkan perilaku vandalisme ke sebuah karya yang bermanfaat. Lalu karya tersebut ditempel di sebuah mading kelas, sebagai sarana penampung kreativitas peserta didik agar tidak menjadi perilaku vandalisme. Mading tersebut dinamakan dinding kreativitas. Dari seluruh rangkaian program yang telah dilakukan, perilaku vandalisme peserta didik di kelas mengalami penurunan yang sangat signifikan. Ditandai dengan meja belajar yang bersih dan rapih setelah dilapisi menggunakan kertas dan plastik bening. Sebelum diterapkan project dinding kreativitas, seluruh meja belajar penuh dengan coretan. Setelah diterapkan project dinding kreativitas, perilaku vandalisme tersebut selalu turun di setiap siklusnya. Pada siklus satu, perilaku vandalisme peserta didik mengalami penurunan. Dengan kata lain, perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme menjadi lebih baik atau mengalami peningkatan, dari predikat sangat kurang menjadi cukup. Pada siklus dua, perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme kembali mengalami peningkatan, dari predikat cukup menjadi sangat baik. Dan pada siklus tiga, perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme yang sudah berpredikat sangat baik pada siklus dua, masih bisa dipertahankan oleh peserta didik di predikat sangat baik.


(6)

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv

ABSTRACT

This study originated from observations of researchers in classes VIII-D Sekolah Menengah Pertama (Junior High School) 19 Bandung, where the classroom environment becomes very dirty as a means of vandalism behavior of learners. Visible desks filled with graffiti depicting the emotional and feeling learners. Graffiti is like, favorite band, favorite football clubs, playgroups, and individuals or groups who preferred or hated. Seeing the problems to be studied with regard to the learning process. The researchers chose a classroom action research model of Lewin revised by Elliot in three cycles. Implementation of the project wall of creativity, become the chosen alternative to improve environmental hygiene care behavior from vandalism in the class. Project wall of creativity is an ongoing program, where the program has the main purpose to divert the behavior of vandalism to some task that is beneficial. Then, the task was posted on a classroom bulletin board, as a means container creativity of learners in order not to conduct vandalism. That bulletin board is called wall of creativity. Of a whole series of programs that have been carried out, the behavior of learners in the classroom vandalism has decreased significantly. Marked with desks clean and tidy after using the coated paper and clear plastic. Before the project wall of creativity applied, the whole desk full of graffiti. Once the project is applied, vandalism behavior has always decreased in each cycle. In cycle one, the behavior of learners vandalism decreased. In other words, the behavior of a class environmental hygiene care increased, from predicate much less be enough to be enough. In cycle two, the behavior of a class environmental hygiene care has increased, from predicate enough to be very good. And, in cycles three, the behavior of a class environmental hygiene care that has a very good predicate in cycle two, can still be maintained by students in the very good predicate.


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK. ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 3

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Sistematika Organisasi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Perilaku Peduli Lingkungan ... 9

1. Pengertian Lingkungan ... 9

2. Peduli Lingkungan dan Upaya Menjaga serta Memelihara Lingkungan ... 9

B. Perilaku Vandalisme ... 10


(8)

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

2. Kategori Vandalisme ... 13

3. Penyebab Munculnya Perilaku Vandalisme ... 15

C. Project Dinding Kreativitas. ... 19

1. Pengertian Kreativitas ... 19

2. Faktor-faktor yang Mewujudkan Kreativitas ... 19

3. Menyalurkan Kreativitas ... 20

4. Pengertian Project Dinding Kreativitas ... 20

5. Pengertian Pembelajaran Berbasis Project (Project Based Learning) ... 21

D. Penelitian Terdahulu ... 23

E. Kerangka Berfikir ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 26

B. Metode Penelitian ... 26

C. Desain Penelitian. ... 28

1. Identifikasi Masalah ... 29

2. Memeriksa Di lapangan (Recconaisance) ... 29

3. Perencanaan Tindakan ... 29

4. Pelaksanaan Tindakan ... 30

5. Pengamatan (Observation) ... 31

6. Refleksi (Reflection) ... 32


(9)

1. Perilaku Peduli Lingkungan Kelas ... 33

2. Perilaku Vandalisme ... 34

3. Project Dinding Kreativitas ... 34

E. Instrumen Penelitian ... 35

1. Pedoman Observasi. ... 47

2. Pedoman Wawancara. ... 53

3. Dokumentasi . ... 53

F. Teknik Pengumpulan Data. ... 53

1. Observasi ... 53

2. Wawancara ... 53

3. Studi Dokumentasi ... 53

G. Pengolahan Data ... 54

1. Pengolahan Data Kuantitatif ... 54

2. Pengolahan Data Kualitatif ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 57

1. Deskripsi Sekolah ... 57

2. Subjek Penelitian. ... 57

B. Kegiatan Pra Penelitian ... 59

C. Deskripsi Tindakan Siklus 1 ... 60


(10)

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 ... 62

3. Observasi Siklus 1 ... 86

4. Refleksi Siklus 1 ... 91

5. Revisi Perencanaan Siklus 2 ... 93

D. Deskripsi Tindakan Siklus 2 ... 93

1. Perencanan Tindakan Siklus 2 ... 94

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 ... 95

3. Observasi Siklus 2 ... 122

4. Refleksi Siklus 2 ... 127

5. Revisi Perencanaan Siklus 3 ... 128

E. Deskripsi Tindakan Siklus 3 ... 129

1. Perencanan Tindakan Siklus 3 ... 129

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 3 ... 131

3. Observasi Siklus 3 ... 155

4. Refleksi Siklus 3 ... 159

F. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Penelitian ... 161

1. Data Hasil Wawancara ... 161

2. Data Hasil Observasi ... 163

G. Analisis Hasil Penelitian ... 183

1. Merencanakan Project Dinding Kreativitas untuk Meningkatkan Perilaku Peduli Kebersihan Lingkungan Kelas dari Perilaku Vandalisme ... 183

2. Melaksanakan Project Dinding Kreativitas untuk Meningkatkan Perilaku Peduli Kebersihan Lingkungan Kelas dari Perilaku Vandalisme ... 186


(11)

3. Merefleksi Project Dinding Kreativitas untuk Meningkatkan Perilaku

Peduli Kebersihan Lingkungan Kelas dari Perilaku Vandalisme ... 191

4. Sejauh Mana Optimalisasi Project Dinding Kreativitas untuk Meningkatkan Perilaku Peduli Kebersihan Lingkungan Kelas dari Perilaku Vandalisme ... 194

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 195

A. Kesimpulan ... 195

B. Saran ... 200

DAFTAR PUSTAKA ... 202 LAMPIRAN


(12)

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perilaku anak yang mulai menginjak usia remaja seringkali tidak sesuai bahkan menyimpang dari kaidah serta nilai yang berlaku di lingkungan tempat anak tersebut tinggal. Anak dalam masa menginjak usia remaja adalah periode dimana mereka ingin menemukan jati diri mereka, dan keinginan agar kehadiran mereka diakui dan dianggap di dalam masyarakat. Namun keinginan anak tersebut sering kali dimaknai dan dicapai dengan hal-hal serta perilaku yang menyimpang.

Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak yang sedang menginjak usia remaja tidak terbatas dilakukan oleh anak yang tidak mengenyam pendidikan, namun dilakukan oleh anak yang telah ataupun sedang mengenyam pendidikan di sekolah. Peserta didik yang sedang dalam tahap perkembangan menuju seorang yang dewasa ingin sekali kehadiran dan identitas mereka diakui serta dianggap penting di lingkungan sekitar mereka, dengan melakukan berbagai macam tindakan dan perilaku yang justru menunjukan hal yang tidak baik.

Peneliti mengamati di lapangan tentang perilaku peserta didik yang sering ditunjukan agar kehadiran serta identitas mereka diakui oleh teman sebaya, guru, perangkat sekolah serta masyarakat di lingkungan sekolah mereka. Salah satu perilaku yang sangat sering dilakukan oleh peserta didik agar identitas serta keberadaan mereka diakui adalah dengan cara melakukan aksi mencoret-coret properti milik sekolah. Coretan-coretan peserta didik tersebut berisi tentang emosi serta perasaan mereka saat itu. Perilaku atau aksi mencoret-coret ini dinamakan dengan Vandalisme.

Vandalisme sendiri berasal dari kata Vandal atau Vandalus yang mengacu pada nama suatu suku pada masa Jerman purba yang suka menginvasi wilayah lain dengan tujuan untuk memperluas wilayah mereka. Dalam proses invasi, mereka melakukan aksi merusak karya-karya seni pada zaman romawi pada saat itu. Dari perilaku suku Vandal tersebut, vandal kemudian diberi makna seseorang yang dengan sengaja menghancurkan atau merusak sesuatu yang indah-indah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1989), vandalisme


(13)

diartikan sebagai “Perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan

barang berharga lainnya (keindahan alam dan sebagainya)”. Seiring waktu, makna vandalisme lebih berkembang ke arah pengrusakan sarana umum atau pribadi maupun alam baik itu pengrusakan fungsi atau tampilannya dengan cara mencoret-coret dengan menggunakan tinta, cat air, cat semprot, dan lain sebagainya sehingga menyebabkan kekotoran, kekumuhan dan merusak pemandangan bagi orang yang melihat.

Peneliti secara pribadi menilai perilaku vandalisme ini adalah bentuk dari kemampuan berekpresi peserta didik melalui tulisan-tulisan dan gambar-gambar untuk menunjukan kehadiran serta peran mereka di lingkungan sekitar mereka, namun kemampuan ini tidak disalurkan dengan baik, baik itu karena tidak ada arahan dari orang dewasa di sekitarnya, ataupun tidak adanya sarana yang tepat untuk mengekspresikan perasaan mereka sehingga menjadi karya yang lebih baik dan bermanfaat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung, aksi atau perilaku vandalisme yang sangat sering sekali dilakukan oleh peserta didik adalah mencoret-coret properti sekolah seperti bangku serta meja belajar mereka di kelas, dinding kelas, pintu kelas, dan lain sebagainya dengan menggunakan ballpoint, spidol, penghapus cair/tip-x, dll. Aksi tersebut tentu merusak keindahan dari properti sekolah karena menyebabkan kekotoran serta kekumuhan di lingkungan kelas dan sekolah.

Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku vandalisme yang dilakukan peserta didik di kelas. Peneliti menganggap permasalahan ini sangat penting sekali untuk diteliti. Perilaku vandalisme yang dilakukan peserta didik di kelas bukanlah hal yang langka, karena permasalahan ini dijumpai oleh penulis hampir di seluruh sekolah yang telah penulis datangi ketika melakukan pengamatan-pengamatan sebelumnya.

Dari pengamatan yang didapatkan oleh penulis tentang perilaku vandalisme ini, penulis beranggapan perilaku vandalisme cenderung tidak dianggap sebagai suatu permasalahan yang serius, hal ini dapat dilihat dari tindakan pihak sekolah, baik itu guru maupun perangkat sekolah lainya yang terkesan membiarkan


(14)

3

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perilaku tersebut. Meski menurut pengakuan salah seorang guru bahwa perilaku vandalisme tersebut telah dilarang dengan teguran, namun peneliti menganggap tidak ada hasil yang nyata, bahkan perilaku vandalisme ini berlanjut dari satu generasi ke generasi peserta didik yang lain, ini tentu memiliki dampak buruk terhadap perkembangan peserta didik di sekolah, karena bukan tidak mungkin peserta didik tersebut melakukan aksi vandalisme di luar sekolah.

Seperti yang telah disinggung diatas, peneliti beranggapan bahwa munculnya perilaku vandalisme bukan karena peserta didik memiliki sifat berontak dan ingin selalu merusak properti sekolah. Perilaku vandalisme justru dilakukan oleh peserta didik dikarenakan tidak ada arahan dari orang dewasa di sekitar mereka dan tidak adanya sarana yang dapat menampung dan menyalurkan kemampuan berekspresi mereka melalui tulisan-tulisan dan gambar-gambar yang bertujuan agar peran dan kehadiran mereka diakui di lingkungan sekitar mereka.

Berangkat dari fenomena perilaku vandalisme diatas, peneliti sebagai calon guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), yang memiliki konsern untuk meningkatkan rasa kepedulian peserta didik terhadap kebersihan lingkungan, meningkatkan kesadaran sosial (social awarness), dan keterampilan sosial (social skill), tentu perilaku vandalisme ini sangat penting untuk diteliti dan dikaji, karena sangat sesuai dengan tujuan dari pembelajaran IPS. Peneliti ingin sekali perilaku vandalisme ini dapat diatasi dengan cara mencari tahu penyebab serta menemukan solusi yang nyata dan tepat agar perilaku vandalisme tidak lagi terkesan dibiarkan dan dianggap sebagai permasalahan yang tidak serius. Peneliti sangat tertarik untuk mengembangkan sebuah sarana untuk menyalurkan kemampuan berekspresi peserta didik, dalam bentuk tulisan dan gambar ke dalam sebuah project yang disebut dengan “Project Dinding Kreativitas”.

Berdasarkan temuan di lapangan tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Project Dinding Kreativitas untuk Meningkatkan Perilaku Peduli

Kebersihan Lingkungan Kelas dari Perilaku Vandalisme”. B. Identifikasi Masalah Penelitian


(15)

Pada observasi awal yang dilakukan peneliti di kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung, peneliti menemukan banyak sekali properti milik sekolah yang menjadi sarana perilaku vandalisme yang dilakukan oleh peserta didik. Properti yang menjadi sarana perilaku vandalisme peserta didik seperti dinding kelas, pintu kelas, kursi serta meja belajar. Peneliti lebih memfokuskan pengamatan kepada meja belajar yang menjadi sarana perilaku vandalisme, dimana seluruh meja belajar yang ada di kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung menjadi sarana perilaku vandalisme peserta didik. Menurut pengakuan peserta didik hal tersebut merupakan hal yang biasa, karena seluruh peserta didik hampir pasti pernah melakukan aksi vandalisme tersebut.

Peneliti mencoba berdiskusi kepada guru mata pelajaran IPS di kelas VIII D yang dimana guru tersebut juga merupakan wali kelas di kelas VIII-D. Peneliti berdiskusi tentang perilaku vandalisme peserta didik di kelas, dan guru mengatakan bahwa perilaku vandalisme sudah dilarang berulang kali dengan teguran, namun peserta didik tetap saja melakukan hal tersebut.

Peneliti menganggap, bentuk larangan berupa teguran untuk tidak melakukan perilaku vandalisme tidaklah cukup. Harus ada aksi yang berkelanjutan yang melibatkan guru dan peserta didik untuk sama-sama mengatasi permasalahan vandalisme tersebut. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa vandalisme itu bermula dari keadaan dimana peserta didik mencurahkan emosi serta perasaan mereka saat itu dalam bentuk tulisan maupun gambar. Namun bukan di sarana yang tepat. Berdasarkan hal itu, peneliti menganggap harus ada suatu program yang membuat peserta didik dapat mencurahkan emosi serta perasaan mereka dalam sebuah gambar maupun tulisan kepada sarana yang tepat. Oleh karena itu peneliti menawarkan suatu program yang peneliti sebut dengan

Project Dinding Kreativitas”.

Project dinding kreativitas merupakan suatu rangkaian program yang direncanakan dan disusun oleh peneliti atas dasar pemikiran sendiri yang didasari oleh pengalaman empirik peneliti sebagai seseorang yang pernah melakukan aksi vandalisme ketika menjadi peserta didik. Project dinding kreativitas adalah rangkaian program bagaimana menjadikan meja belajar yang sudah kotor dan


(16)

5

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kumuh dengan coretan akibat perilaku vandalisme menjadi bersih dan rapih kembali, kemudian bagaimana mengalihkan perilaku vandalisme tersebut ke sarana yang tepat agar menjadi karya yang kreatif dan sangat bermanfaat juga membuat tampilan kelas menjadi lebih indah. Sarana tersebut peneliti menamakannya dengan “Dinding Kreativitas”.

C. Rumusan Masalah

Melihat sangat pentingnya meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme, yang sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS dan pendidikan nasional. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan peneliti di atas maka garis besar rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku

vandalisme?”. Rumusan masalah ini dapat dijabarkan dalam pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana merencanakan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme? 2. Bagaimana melaksanakan project dinding kreativitas untuk meningkatkan

perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme? 3. Bagaimana refleksi masalah yang muncul dan peningkatan yang dicapai

dalam project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme?

4. Sejauh mana optimalisasi project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini secara umum adalah :

Meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.


(17)

Adapun tujuan secara khusus dari penelitian ini adalah dijabarkan sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan perencanaan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.

3. Mendeskripsikan refleksi masalah yang muncul dan peningkatan yang dicapai dalam project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.

4. Mendeskripsikan sejauh mana optimalisasi project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.

E. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian tentu memiliki manfaat, baik itu bagi peneliti maupun bagi yang diteliti. Adapun manfaat penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Memperkaya keilmuan, dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya di kemudian hari.

b. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber belajar untuk meningkatkan perilaku peduli peserta didik terhadap kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.

2. Manfaat Praktis

Diadakannya penelitian ini diharapkan adanya manfaat yang dapat berkontribusi untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme. Selain itu manfaat lainnya diperuntukan sebagai berikut :


(18)

7

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memberikan masukan akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekolah dari perilaku vandalisme yang dilakukan peserta didik, sehingga dapat dijadikan sebagai contoh oleh sekolah lain, dan bersama-sama berupaya meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan pembelajaran bagi guru dalam meningkatkan kesadaran peserta didik akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme yang kerap kali dilakukan oleh peserta didik.

c. Bagi Peserta Didik

Diadakannya penelitian ini diharapkan peserta didik mampu meningkatkan kesadaran serta tanggung jawab untuk menjaga dan memelihara properti milik sekolah yang ada di kelas, dalam hal ini meja belajar dengan tidak melakukan perbuatan vandalisme yang menyebabkan rusaknya fungsi maupun tampilan meja belajar tersebut. Dengan menjaga kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme, dimana kelas merupakan lingkungan dengan lingkup terkecil dan peserta didik paling banyak melakukan interaksi, diharapkan perilaku peduli kebersihan lingkungan tersebut dapat terbawa di lingkup yang lebih luas, yaitu lingkungan masyarakat.

d. Bagi Peneliti

Diadakannya penelitian ini diharapkan peneliti memiliki bekal untuk menghadapi perilaku peserta didik yang seringkali melakukan tindakan-tindakan menyimpang. Seperti perilaku vandalisme peserta didik demi menunjukan identitas, kehadiran serta peran dirinya di lingkungan sekitarnya. Dan bagaimana mengatasi permasalahan tersebut dimulai dari lingkup yang terkecil dimana peserta didik lebih banyak melakukan interaksi, yaitu lingkungan kelas.


(19)

F. Sistematika Organisasi

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I membahas mengenai pendahuluan, yaitu bagian awal dari penulisan skripsi. Bagian pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika organisasi.

Bab II membahas mengenai kajian pustaka yang berhubungan dengan project

dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.

Bab III membahas mengenai metode penelitian yang berisi tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, penjelasan istilah, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data.

Bab IV membahas hasil penelitian yang dilakukan peneliti. Bab ini berisi deskripsi umum lokasi dan subjek penelitian, kegiatan pra penelitian, deskripsi siklus, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi siklus dan refleksi. Berikutnya deskripsi hasil pengolahan data penelitian, yaitu data wawancara dan data observasi. Terakhir adalah analisis hasil penelitian, yaitu perencanaan, pelaksanaan, refleksi dan sejauh mana optimalisasi penelitian.

Bab V membahas kesimpulan penelitian secara keseluruhan, dan saran peneliti untuk pihak yang terkait dalam penelitian.


(20)

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 26

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Peneliti melakukan penelitian SMP Negeri 19 Bandung. SMP Negeri 19 Bandung, beralamat di jalan Sadang Luhur No XI. Pada penelitian ini, peneliti bekerjasama dengan guru matapelajaran IPS kelas VIII, yaitu Bapak Akhmad Jaenudin. Peneliti memilih kelas VIII-D sebagai subjek penelitian ini. Selain menjadi guru matapelajaran IPS, Bapak Akhmad Jaenudin juga merupakan wali kelas di kelas VIII. Hal ini membuat kerjasama peneliti dengan Bapak Akhmad Jaenudin dalam penelitian ini juga semakin baik. Kelas VIII-D dengan jumlah peserta didik sebanyak 36 orang yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 21 orang perempuan menjadi subjek penelitian karena kelas ini memiliki permasalahan ketidakmampuan untuk menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini, menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Secara bahasa, ada tiga istilah yang berhubungan dengan penelitian tindakan kelas, selanjutnya kita sebut PTK. Istilah tersebut yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian adalah, suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris, dan terkontrol. Lalu tindakan, yang diartikan sebagai perlakuan atau aktivitas tertentu yang dilakukan oleh seorang peneliti. Tindakan dilakukan untuk memperbaiki setiap permasalahan yang ditemukan. Terakhir adalah kelas, yaitu menunjukan pada tempat atau lokasi proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Maka dengan demikian, PTK diartikan sebagai proses pengkajian suatu permasalahan tertentu dalam pembelajaran di kelas melalui refleksi diri, dalam upaya memecahkan masalah tersebut melalui tindakan yang terencana dan menganalisis setiap pengaruh dari tindakan yang dilakukan oleh peneliti.

Ebbutt (dalam Rochiati, 2012) mengungkapkan bahwa PTK adalah, kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok


(21)

guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Wiriaatmadja (2012) menyatakan secara singkat bahwa PTK adalah, bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencoba suatu gagasan perbaikan dalam peraktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

McNeiff (dalam Santyasa 2007) menyatakan PTK adalah “action research is a term which refer to a practical way of looking at your own work to sheck that it is you would like it to be. Because action research is done by you, the practitioner, it is often referred to as practitioner based research; and because it involves you thinking about and reflecting on your work, it can also be called a form of self-reflective practice”.

Berdasarkan definisi di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa PTK itu merupakan hal yang penting dan bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Agar bisa mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kemmis (dalam Rochiati, 2012) menjelaskan bahwa PTK adalah, sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan), untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari :

1. Kegiatan praktek sosial atau pendidikan tersebut.

2. Pemahaman mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan tersebut. 3. Situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek tersebut. Borg (dalam Sanjaya, 2009) menyebutkan bahwa tugas utama di dalam PTK adalah, pengembangan keterampilan guru yang berangkat dari adanya kebutuhan untuk menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran yang bersifat aktual di dalam kelas atau di sekolah. Dalam hal ini, bagaimana permasalahan dalam pembelajaran di kaji secara menyeluruh guna menemukan penanganan yang efektif. Hingga mampu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan berbagai pendekatan dan tindakan pembelajaran yang beragam.

PTK dilakukan di kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung, untuk mengatasi permasalahan kurangnya perilaku peduli peserta didik akan kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme dengan melakukan project dinding kreativitas. Fokus masalah dalam PTK ini adalah project dinding kreativitas untuk


(22)

28

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.

C. Desain Penelitian

Tahap-tahap dalam PTK pada prosesnya memiliki beragam model. Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan model PTK Model Elliott dari revisi model Lewin (dalam Wiriaatmadja, 2006) dengan konsep metode yang digambarkan pada gambar berikut :


(23)

Metode PTK menurut Elliott revisi dari model Lewin tersebut, terdapat penjelasan bahwa PTK dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahap awal atau tahap siklus satu yang dimulai dengan identifikasi masalah, memeriksa dilapangan, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan recconaisance atau refleksi, dilanjutkan dengan tahap selanjutnya merevisi kekurangan yang ada dan kemudian terus berulang sebanyak beberapa siklus sampai proses pembelajaran berhasil dengan metode yang diharapkan oleh peneliti.

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah ini dilakukan dengan melakukan observasi awal untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul dalam penelitian. Dalam observasi awal ini, peneliti bekerjasama dengan guru mitra, yaitu guru mata pelajaran IPS di kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung.

2. Memeriksa Dilapangan (Recconaisance)

Kegiatan ini, merupakan pemahaman peneliti menganai situasi yang muncul berdasarkan identifikasi masalah hasil pengamatan dilapangan, yang kemudian dapat dijadikan fokus penelitian, dan dicari solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Tahapan ini dilakukan oleh peneliti dan termasuk kedalam kegiatan pra-penelitian. Tahap ini dilaksanakan sekitar akhir bulan Januari yang bertempat di SMP Negeri 19 Bandung pada kelas VIII-D. Pada saat itu peneliti sedang melaksanakan Program Pelatihan Lapangan (PPL) yang dilakukan selama satu semester, yaitu dari bulan Januari sampai bulan Juni. Pada saat itu juga peneliti melakukan PTK.

3. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencaan ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap ko

nd

isi peserta didik berdasarkan pada pra penelitian yang dilakukan. Agar dapat menentukan strategi apa yang dapat dilakukan untuk melakukan perbaikan

Gambar 3.0.0 Siklus PTK Model Elliott Revisi dari Model Lewin (Wiriaatmadja, 2012)


(24)

30

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap permasalahan yang muncul. Perencaan ini dilakukan peneliti untuk menentukan tema pembelajaran, yang sesuai dengan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme. Menentukan waktu dan format observasi yang akan digunakan, merencanakan diskusi antara peneliti dan observer berdasarkan pengamatan yang berkaitan dengan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme. Kemudian membuat rencana perbaikan, terhadap kekurangan yang ditemukan setelah peneliti berdiskusi dengan observer, dan merencakan untuk mengolah data yang telah diperoleh setelah dilaksanakan penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan tema project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme. Meskipun pada dasarnya seluruh standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan tema, namun peneliti menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar sebagai berikut :

a. Standar Kompetensi 6 “Memahami pranata dan penyimpangan sosial”, dan Kompetensi Dasar 6.1 “Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial”.

b. Standar Kompetensi 7 “Memahami kegiatan perekonomian Indonesia”, dan Kompetensi Dasar 7.1 “Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, serta peranan pemerintah dalam upaya penanggulangannya”.

c. Standar Kompetensi 7 “Memahami kegiatan perekonomian Indonesia”, dan Kompetensi Dasar 7.3 “Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional”.

4. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan ini dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Tujuan utama dari tindakan ini adalah, untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme peserta didik di kelas VIII-D SMP Negeri 19 Bandung.


(25)

Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah empat tindakan dalam satu siklus PTK. Adapun tindakan tersebut adalah :

a. Tindakan ke-1 yang meliputi :

1) Melakukan kegiatan pembelajaran IPS sesuai dengan silabus dan RPP yang telah dirancang.

2) Melakukan stimulus kepada peserta didik, untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme di dalam langkah-langkah atau sekenario pembelajaran yang dilakukan guru.

b. Tindakan ke-2 yang meliputi :

1) Peserta didik dan guru bersama-sama memperbaiki meja belajar yang menjadi sara perilaku vandalisme peserta didik di kelas VIII-D, dengan cara melapisi meja belajar menggunakan kertas batik dan plastik bening untuk memperindah tampilan meja belajar. Tindakan ini dilakukan di luar jam pembelajaran.

c. Tindakan ke-3 yang meliputi :

1) Melakukan kegiatan pembelajaran IPS sesuai dengan silabus dan RPP yang telah dirancang.

2) Memberikan tugas membuat karya project dinding kreativitas kepada peserta didik, sebagai bentuk penyaluran perilaku vandalisme peserta didik ke sarana yang tepat untuk mendukung meningkatkan peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme. Tugas ini dilakukan di luar jam pelajaran atau sebagai pekerjaan rumah.

d. Tindakan ke-4 yang meliputi :

1) Melakukan kegiatan pembelajaran IPS sesuai dengan silabus dan RPP yang telah dirancang.

2) Melakukan penilaian terhadap presentasi peserta didik, sebagai bentuk pertanggungjawaban mereka terhadap karya yang telah mereka buat dalam upaya menyalurkan perilaku vandalisme ke sarana yang tepat.


(26)

32

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Melakukan penilaian terhadap karya yang telah dibuat peserta didik, sebagai upaya menyalurkan perilaku vandalisme ke sarana yang tepat.

5. Pengamatan (Observation)

Kegiatan ini adalah, pengamatan menggunakan pedoman observasi yang telah disusun untuk melihat apakah project dinding kreativitas mampu peningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme. Observer juga bertugas mencatat segala sesuatu yang terjadi ketika pelaksaan tindakan berlangsung, dan bertugas mengumpulkan data yang dilakukan dengan menggunakan format observasi yang telah dibuat sebelumnya.

6. Refleksi (Reflection)

Santyasa (2007) mengatakan bahwa refleksi adalah suatu upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, yang telah dihasilkan, atau apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari langkah atau upaya yang telah dilakukan. Dengan kata lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan yang telah ditentukan dalam penelitian. Kegiatan refleksi dalam model Elliot ini sering juga disebut recconaisance, karena kegiatan ini meliputi pemahaman tentang situasi kelas yang ingin diubah atau diperbaiki. Namun letak perbedaannya dengan kegiatan recconaisance dalam identifikasi masalah diatas, kegiatan ini dilakukan setelah siklus.

Pada tahap refleksi, keputusan perlu didiskusikan dengan seluruh personal yang terlibat dalam penelitian. Dalam tahap ini, tindakan pada siklus kedua atau seterusnya mulai dirancang dan ditetapkan. Rencana tindak lanjut diputuskan jika hasil dari siklus pertama belum memuaskan dan berdasarkan refleksi ditemukan hal-hal yang masih dapat dibenahi atau ditingkatkan. Kegiatan siklus berikutnya mengikuti langkah-langkah sebelumnya, yaitu perencanaan tindakan, observasi, refleksi sampai PTK berakhir. Adapun dalam refleksi ini peneliti melakukan :

a. Mengidentifikasi permasalahan yang muncul ketika pelaksanaan siklus.


(27)

b. Mengidentifikasi peningkatan yang dicapai ketika pelaksanaan siklus. c. Mendiskusikan permasalahan serta peningkatan yang telah dicapai

ketika pelaksanaan siklus dengan guru mitra dan dosen pembimbing, untuk kemudian menentukan solusi yang tepat untuk dilakukan perbaikan di siklus berikutnya.

D. Penjelasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman, peneliti memfokuskan terhadap beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, dan berikut ini adalah penjelasan tentang beberapa konsep tersebut :

1. Perilaku Peduli Lingkungan Kelas

Wiryono (2013) mengatakan, lingkungan adalah gabungan semua hal di sekitar kita yang mempengaruhi hidup kita. Di dalam Undang-Undang tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lingkungan hidup dinyatakan sebagai berikut “Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain”.

Sangat banyak sekali pihak yang menganggap pentingnya upaya untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan akan berkurang jika semua pihak memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Kepedulian ini dapat tumbuh dimulai dari pendidikan di sekolah, keluarga, di organisasi-organisasi dan tempat ibadah.

Sejak di sekolah dasar, peserta didik perlu mendapatkan pendidikan lingkungan, dengan materi yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan mereka. Dengan pendidikan lingkungan, peserta didik memahami perilaku dan tindakan seperti apa yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, dan bagaimana upaya yang harus dilakukan untuk mencegahnya. Peserta didik belajar hal-hal dasar atau hal-hal pokok yang akan menjadi bekal peserta didik


(28)

34

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di kehidupan bermasyarakat nanti. Bekal bagi peserta didik yang didapatkan dari sekolah adalah, perilaku mencintai dan menjaga serta memelihara lingkungan, dimulai dari lingkup yang paling kecil terlebih dahulu, yaitu lingkungan kelas. Upaya yang dilakukan untuk menjaga dan memelihara lingkungan kelas di antaranya, menjaga kebersihan kelas, menjaga dan memelihara properti atau peralatan belajar yang ada di kelas seperti bangku, meja belajar, pintu dan lain-lain.

2. Perilaku Vandalisme

James E. Koftan (1968) mengatakan vandalisme adalah, “The ignorant or

willful destruction or defacement of school property”. Vandalisme adalah, pengrusakan atau pembinasaan properti (milik sekolah) dengan sengaja. Koftan dengan jelas menyatakan, bahwa segala tindakan yang mengakibatkan rusaknya properti sekolah dengan sengaja adalah perilaku vandalisme. Peneliti berpendapat, bahwa rusak itu bukan sekedar rusak secara fisik sehingga mengakibatkan terganggunya fungsi utama dari properti milik sekolah itu secara baik. Properti milik sekolah seperti meja, bangku, dinding kelas, pintu dan lain sebagainya, berubah tampilannya menjadi benda yang kotor dan kumuh akibat aksi coret-coret yang dilakukan peserta didik, juga termasuk kedalam perilaku vandalisme. Kelas yang kotor secara tidak langsung memperlihatkan sikap dari peserta didik yang tidak mampu menjaga lingkungan sekitarnya.

Perilaku vandalisme yang dilakukan peserta didik di sekolah, seharusnya menjadi perhatian besar bagi seluruh pihak yang ada di sekolah. Sekolah merupakan tempat untuk membentuk peserta didik agar memiliki sikap dan mental yang baik, yang akan digunakan sebagai bekal peserta didik di kehidupan bermasyarakat kelak. Jika sejak di sekolah mental peserta didik sudah tidak baik dan memiliki perilaku senang merusak, tentu dampak buruk dari perilaku merusak tersebut akan menjadi permasalahan yang lebih besar di kehidupan peserta didik bermasyarakat kelak.


(29)

Project dinding kreativitas, pada dasarnya merupakan ide peneliti sendiri yang didasari oleh pengalaman empirik peneliti sebagai peserta didik yang juga pernah berperilaku vandalisme di kelas. Project dinding kreativitas merupakan rangkaian program yang dilakukan peneliti untuk mengatasi perilaku vandalisme di kelas, yang dimulai dengan menstimulus dan memberikan motivasi kepada peserta didik untuk meninggalkan perilaku vandalisme. Lalu berikutnya, memperindah tampilan kelas dengan memperbaiki properti milik sekolah yang telah rusak akibat aksi vandalisme peserta didik. Terakhir, mengalihkan aksi vandalisme yang dilakukan peserta didik kepada sarana yang tepat. Perilaku vandalisme tersebut dialihkan kepada pemberian tugas kepada peserta didik untuk membuat karya yang kreatif, dan karya tersebut berisi tentang materi IPS yang telah dipelajari oleh peserta didik. Karya yang yang dibuat oleh peserta didik berbahan dasar kertas karton, styrofoam atau papan tipis yang nantinya karya tersebut akan ditempel di sebuah mading kelas, dan akan ditambah secara berkala. Mading kelas yang berisi karya kreatif peserta didik inilah yang peneliti sebut dengan “Dinding Kreativitas”. Dinding kreativitas, selain menjadi sarana yang tepat untuk menampung kreativitas peserta didik agar tidak menjadi perilaku vandalisme, juga berfungsi untuk memperindah tampilan kelas.

E. Instrumen Penelitian

Sebuah instrumen memiliki peran mutlak dalam penelitian. Instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, baik itu data pratindakan maupun ketika pelaksanaan tindakan.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana guru merencanakan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme?.

2. Bagaimana guru melaksanakan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme?.


(30)

36

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagaimana refleksi masalah yang muncul dan peningkatan yang dicapai dalam project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme?

4. Sejauh mana optimalisasi project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme?

Tabel 3.0.0 Format Penyusunan Kisi-kisi Instumen Penelitian Project Dinding Kreativitas untuk Meningkatkan Perilaku Vandalisme

No Variabel Dimensi Indikator Item

1 Project Dinding Kreativitas (X)

1. Perencanaan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme 1. Wawancara. 2. Observasi. 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

1. Hasil wawancara terbuka dengan guru dan peserta didik, hasil observasi tentang perilaku

vandalisme. 2. Dalam kegiatan

pendahuluan peserta didik diminta untuk melihat apakah di meja mereka penuh dengan coretan. 3. Peserta didik

diberikan motivasi bahwa tindakan mencoret-coret meja merupakan bentuk

pengrusakan yang tidak baik atau vandalisme dan harus segera dihentikan.

4. Peserta didik diberikan tugas di luar jam pelajaran untuk melapisi meja dengan


(31)

menggunakan kertas batik dan plastik bening. 2. Pelaksanaan

project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme 1. Analisis dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 2. Analisis

Penampilan guru di kelas

1. Menstimulus peserta didik untuk menumbuhkan perilaku peduli kebersihan

lingkungan kelas dari perilaku vandalisme. 2. Pemberian tugas

kepada peserta didik untuk melapisi meja belajar

menggunakan kertas batik dan plastik bening secara bersama-sama, dengan dibimbing

langsung oleh guru. Tugas dilakukan di luar jam pelajaran. 3. Pemberian tugas

kepada peserta didik untuk membuat karya berbahan dasar styrofoam, kertas karton ataupun papan tipis sebagai bentuk penyaluran dari perilaku

vandalisme. Karya tersebut berisi konten materi IPS yang dipelajari di kelas.

4. Peserta didik mempresentasikan karya yang telah ditugaskan.


(32)

38

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pelaksanaan

project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.

a. Apa saja permasalahan yang muncul setelah melaksanaka n project dinding kreativitas untuk meningkatka n perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme. b. Apa saja

peningkatan yang dicapai setelah melaksanaka n project dinding kreativitas untuk meningkatka n perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.

2. Diskusi dengan guru mitra 3. Diskusi dengan

dosen pembimbing

observasi kembali untuk melihat apakah setelah peserta didik diberikan tugas untuk melapisi meja belajar, membuat karya dan

mempresentasikan karya tersebut di depan kelas perilaku peduli kebersihan

lingkungan kelas dari vandalisme sudah mengalami peningkatan.

2. Apa saja

permasalahan yang muncul setelah melaksanakan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan

lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.

3. Apa saja

peningkatan yang dicapai setelah melaksanakan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan

lingkungan kelas dari perilaku vandalisme. 4. Melakukan revisi

perencanaan dengan cara menganalisis permasalahan yang muncul lalu menenentukan


(33)

solusi yang tepat untuk dilakukan. 4. Sejauh mana

optimalisasi project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme?

1. Wawancara peserta didik 2. Observasi

1. Melakukan

wawancara kepada peserta didik untuk melihat sejauh mana optimalisasi project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan

lingkungan kelas dari perilaku vandalisme. 2. Melakukan

observasi kepada peserta didik untuk melihat sejauh mana optimalisasi project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan

lingkungan kelas dari perilaku vandalisme. 2 Perilaku

peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme (Y) 1. Pengertian Vandalisme. Pengrusakan

properti milik sekolah dengan sengaja.

1. Seluruh meja dicoret-coret dengan menggunakan ballpoint, spidol, tipe-x.

2. Kategori Vandalisme.

1. Acquistive Vandalism (vandalisme yang dilakukan untuk mendapat

keuntungan berupa nilai ekonomi). 2. Tactical Vandalism (vandalisme untuk memperkenalkan suatu ideologi


(34)

40

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kepada

masyarakat, dan dilakuka secara terorganisir). 3. Vindictive

Vandalism (vandalisme ysng dilakukan dengan tujuan untuk membalas

dendam atas suatu kesalahan). 4. Malicious

Vandalism (vandalisme yang dilakukan dimana pelaku merasa senang dan puas setelah

melakukannya).

5. Play Vandalism (vandalisme yang dilakukan untuk mendemostrasika

n atau

menunjukkan kemampuan yang dimiliki).

1. Meja belajar yang dicoret-coret berisi tentang luapan emosi peserta didik, baik itu kesenangan maupun

ketidaksenangan terhadap sesuatu, misalnya :

a. Grup musik favorit

b. Klub olahraga favorit

c. Kelompok bermain peserta didik d. Pribadi atau

sekolompok orang yang disuka atau tidak disukai 2. Peserta didik

mencoret-coret meja belajar dengan

menggambar hal-hal yang mereka sukai ataupun tulisan-tulisan yang bermakna (representasi dari kemampuan peserta didik dalam bidang seni).


(35)

Tabel 3.0.1 Format Kisi-kisi Instumen Penelitian Project Dinding Kreativitas

untuk Meningkatkan Perilaku Vandalisme

No Rumusan Masalah

Dimensi Indikator Jenis

Instrumen

No Instru

men 1. Merencanakan

project dinding kreativitas untuk

meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme. a. Rencana Pelaksanaa n Pembelajar an (RPP). 1. Indikator dirumuskan berdasarkan aspek kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor. 2. Indikator

dirumuskan menggunakan kata operasional yang dapat diukur (berupa hasil). 3. Indikator

dirumuskan menggambarkan pencapaian sasaran aspek kompetensi. 4. Indikator

dirumuskan relevan dengan sasaran standar kompetensi. 5. Rumusan tujuan

pembelajaran menggambarkan pencapaian standar kompetensi/komp etensi dasar. 6. Rumusan tujuan

pembelajaran menggambarkan pencapaian aspek kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. 7. Materi pembelajaran 1. Analisis dokumen Rencana Pelaksanaa n Pembelajar an (check list) 1 2 3 4 5 6 7


(36)

42

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu disusun mengacu kepada indikator. 8. Materi

pembelajaran disusun secara sistematis.

9. Materi pembelajaran disusun secara proporsional dan sesuai dengan pencapaian kompetensi. 10. Langkah-langkah

dalam kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach) yaitu : a. Mengamati b. Menanya c. Mengumpulka

n data dan mengasosiasik an

d. Mengkomunik asikan dengan model

pembelajaran yang berbasis masalah (problem base learning). 11. Media

pembelajaran disesuaikan dengan tuntutan standar

kompetensi. 12. Media

pembelajaran relevan dengan sasaran indikator. 13. Media 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17


(37)

pembelajaran disesuaikan dengan kondisi kelas.

14. Media pembelajaran disiapkan untuk mendukung perkembangan potensi siswa. 15. Mencantumkan

bentuk dan jenis evaluasi.

16. Bentuk dan jenis evaluasi relevan dengan indikator. 17. Bentuk dan jenis

evaluasi

menggambarkan tuntutan dari standar

kompetensi. 18. Bentuk dan jenis

evaluasi sesuai dengan tuntutan waktu secara proporsional. 18 19 20 21 22

2. Melaksanakan project dinding kreativitas untuk

meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.

b. Penampila n guru di kelas

19. Guru membuka pembelajaran dengan salam 20. Guru memeriksa

kehadiran peserta didik

21. Guru memeriksa kebersihan dan kerapihan kelas 22. Guru memotivasi

peserta didik untuk menjaga kebersihan

lingkungan kelas dari perilaku vandalisme

2. Analisis penampilan guru di kelas (check list) 23 24 25 26


(38)

44

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 23. Guru membuat

kajian tentang materi yang telah diajarkan

sebelumnya dan dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan

24. Guru memberikan gambaran tentang materi yang akan diajarkan

25. Guru menyajikan materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang dalam RPP

26. Proses pembelajaran mencerminkan komunikasi yang berpusat pada peserta didik dan guru berperan sebagai fasilitator 27. Guru peka dan

antusias untuk menanggapi setiap respon dari peserta didik 28. Guru melakukan

komunikasi yang interaktif dengan peserta didik 29. Guru memberi

kesempatan bertanya kepada seluruh peserta didik

30. Guru bersama-sama dengan peserta didik

27

28

29

30

31

32

33


(39)

melakukan review terhadap materi yang telah dipelajari dengan membuat

kesimpulan 31. Guru melakukan

evaluasi terhadap kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan 32. Guru

menginformasika n materi ajar berikutnya

33. Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk dikerjakan di luar jam pembelajaran 34. Guru menutup

kegiatan

pembelajaran dan diakhiri dengan salam 35 36 37 38 c. Perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme

35. Tingkat

kepedulian peserta didik dalam menjaga

kebersihan

lingkungan kelas dari perilaku vandalisme dengan tidak mencoret-coret meja belajar.

3. Observasi 39

3. Merefleksi masalah yang muncul dan peningkatan yang dicapai dalam project dinding

kreativitas untuk

d. Project dinding kreativitas untuk meningkat kan perilaku peduli kebersihan

36. Menurut Bapak apakah penerapan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan

lingkungan kelas dari perilaku

4. Wawancara Guru


(40)

46

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu meningkatkan

perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.

lingkungan kelas dari perilaku vandalisme

vandalisme sudah optimal?

37. Menurut Bapak apa hambatan dalam penerapan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan

lingkungan kelas dari perilaku vandalisme sudah optimal?

38. Menurut Bapak apa solusi untuk mengatasi

hambatan dalam penerapan project dinding kreativitas untuk

meningkatkan perilaku peduli kebersihan

lingkungan kelas dari perilaku vandalisme sudah optimal? 41 42 e. Perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme

39. Apakah guru pernah

memerintahkan kamu untuk tidak mencoret-coret meja belajar di kelas?

40. Bagaimana reaksimu setelah mendapat perintah guru untuk tidak mencoret-coret meja belajar di kelas?

41. Setelah guru melakukan project dinding kreativitas untuk

5. Wawancara Peserta Didik

43

44


(41)

meningkatkan perilaku peduli kebersihan

lingkungan kelas dari perilaku vandalisme, apakah kamu masih sering melakukan coret-coret meja? 42. Menurutmu

apakah dengan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan

lingkungan kelas dari perilaku vandalisme efektif untuk

meningkatkan perilaku peduli kebersihan kelas dan mengurangi perilaku

vandalisme di kelas?

46

4. Sejauh mana optimalisasi project dinding kreativitas untuk

meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.

f. Keterhubu ngan antara project dinding kreativitas dengan meningkat kan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme


(42)

48

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pedoman observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu, dengan mengamati meja belajar yang telah dilapisi menggunakan kertas batik dan plastik bening. Observasi dilakukan dengan memberikan tanda ceklis (√), pada indikator yang menunjang perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme. Observasi dilakukan dengan format check list dan rating scale, karena dapat menunjukan keseragaman diantara pencatat, lebih terarah juga lebih mudah untuk dianalisis. Lembar observasi yang digunakan untuk pengukuran peningkatan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme, terdiri dari beberapa indikator yang dapat dilihat pada tabel 3.0.2. Format lembar observasi dapat dilihat pada tabel 3.0.3. Format lembar penilaian karya dapat dilihat pada tabel 3.0.4. Indikator penilaian karya dapat dilihat pada tabel 3.0.5.

Tabel 3.0.2 Format Indikator Perilaku Vandalisme NO ASPEK YANG DINILAI SKALA

NILAI

PENJELASAN 1. Pengertian Vandalisme

a. Tindakan pengrusakan properti milik sekolah dengan sengaja, termasuk di dalamnya mencoret-coret meja belajar. (James E. Koftan : 1968)

Sangat Kurang

(SK)

>16 tampilan fisik meja belajar kotor dan kumuh karena dicoret-coret ataupun rusak meskipun tidak mengganggu fungsi utama meja belajar tersebut. Kurang

(K)

15-12 tampilan fisik meja belajar kotor dan kumuh karena dicoret-coret ataupun rusak meskipun tidak mengganggu fungsi utama meja belajar tersebut. Cukup

(C)

11-8 tampilan fisik meja belajar kotor dan kumuh karena dicoret-coret ataupun rusak meskipun tidak mengganggu fungsi utama meja belajar tersebut. Baik (B) 7-4 tampilan fisik meja


(43)

belajar kotor dan kumuh karena dicoret-coret ataupun rusak meskipun tidak mengganggu fungsi utama meja belajar tersebut. Sangat

Baik (SB)

<3 tampilan fisik meja belajar kotor dan kumuh karena dicoret-coret ataupun rusak meskipun tidak mengganggu fungsi utama meja belajar tersebut. 2. Kategori Vandalisme

a. Malicious Vandalism, yaitu tindakan vandalisme yang dilakukan atas dasar kesenangan dan kepuasan pelaku setelah melakukan aksi tersebut. (Cohen :1973)

Sangat Kurang

(SK)

>16 meja belajar berisi coretan-coretan yang merepresentasikan sisi emosional peserta didik, yaitu kesenangan maupun ketidaksenangan mereka terhadap sesuatu, baik itu individu maupun kelompok seperti :

a. Grup musik b. Klub olahraga c. Kelompok bermain Kurang

(K)

15-12 meja belajar berisi coretan-coretan yang merepresentasikan sisi emosional peserta didik, yaitu kesenangan maupun ketidaksenangan mereka terhadap sesuatu, baik itu individu maupun kelompok seperti :

a. Grup musik b. Klub olahraga c. Kelompok bermain Cukup

(C)

11-8 meja belajar berisi coretan-coretan yang merepresentasikan sisi emosional peserta didik, yaitu kesenangan maupun ketidaksenangan mereka terhadap sesuatu, baik itu individu maupun kelompok seperti :

a. Grup musik b. Klub olahraga c. Kelompok bermain Baik (B) 7-4 meja belajar berisi

coretan-coretan yang merepresentasikan sisi emosional peserta didik,


(44)

50

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu kesenangan maupun ketidaksenangan mereka terhadap sesuatu, baik itu individu maupun kelompok seperti :

a. Grup musik b. Klub olahraga c. Kelompok bermain Sangat

Baik (SB)

<3 meja belajar berisi coretan-coretan yang merepresentasikan sisi emosional peserta didik, yaitu kesenangan maupun ketidaksenangan mereka terhadap sesuatu, baik itu individu maupun kelompok seperti :

a. Grup musik b. Klub olahraga c. Kelompok bermain b. Play Vandalism, yaitu

tindakan vandalisme yang dilakukan untuk

mendemonstrasikan kemampuan, seperti menulis dan menggambar. (Cohen : 1973)

Sangat Kurang

(SK)

>16 meja belajar berisi

coretan yang

merepresentasikan

kemampuan peserta didik dalam menggambar maupun menulis.

Kurang (K)

15-12 meja belajar berisi

coretan yang

merepresentasikan

kemampuan peserta didik dalam menggambar maupun menulis.

Cukup (C)

11-8 meja belajar berisi

coretan yang

merepresentasikan

kemampuan peserta didik dalam menggambar maupun menulis.

Baik (B) 7-4 meja belajar berisi

coretan yang

merepresentasikan

kemampuan peserta didik dalam menggambar maupun menulis.

Sangat Baik (SB)

<3 meja belajar berisi

coretan yang

merepresentasikan

kemampuan peserta didik dalam menggambar maupun menulis.


(45)

Tabel 3.0.3 Format Lembar Observasi Peduli Keberihan Lingkungan Kelas

dari Perilaku Vandalisme

No Aspek yang Dinilai Perilaku Vandalisme Sangat

Kurang

Kurang Cukup Baik Sangat Baik 1 Meja Belajar

Jumlah Persentase Nilai

Keterangan : SB = Sangat Baik (bobot nilai 5), B = Baik (bobot nilai 4), C = Cukup (bobot nilai 3), K = Kurang (bobot nilai 2), SK = Sangat Kurang (bobot nilai 1).

Nilai Persentase Sangat Kurang 0% - 20%

Kurang 21% - 40%

Cukup 41% - 60%

Baik 61% - 80%


(46)

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26 Tabel 3.0.4 Format Penilaian Karya Project Dinding Kreativitas

Keterangan : SB = Sangat Baik (bobot nilai 5), B = Baik (bobot nilai 4), C = Cukup (bobot nilai 3), K = Kurang (bobot nilai 2), SK = Sangat Kurang (bobot nilai 1).

No Aspek yang Dinilai

Kriteria Penilaian

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4

S K

K C B

S B

S K

K C B

S B

S K

K C B

S B

S K

K C B

S B 1. Kesesuaian

karya dengan materi

2. Tuntas, kerapihan pekerjaan serta memiliki konten materi yang kontekstual 3. Ketepatan waktu

mengumpulkan tugas


(47)

Tabel 3.0.5 Format Indikator Penilaian Karya Project Dinding Kreativitas

Keterangan : SB = Sangat Baik (bobot nilai 5), B = Baik (bobot nilai 4), C = Cukup (bobot nilai 3), K = Kurang (bobot nilai 2 ), SK = Sangat Kurang (bobot nilai 1).

No Indikator Skor

Sangat Kurang (SK) Kurang (K) Cukup (C) Baik (B) Sangat Baik (SB) 1. Kesesuaian karya

dengan materi

Karya tidak relevan dengan materi, dan keterangan dari karya tersebut tidak dapat dimengerti maksud dan tujuannya.

Karya tidak relevan dengan materi, namun keterangan dari karya tersebut dapat dimengerti maksud dan tujuannya.

Karya relevan dengan materi, namun keterangan dari karya tersebut tidak dapat dimengerti maksud dan tujuannya.

Karya relevan dengan

materi, dan

keterangan dari karya tersebut dapat dimengerti maksud dan tujuannya secara tersirat.

Karya relevan dengan materi, dan keterangan dari karya tersebut dapat dimengerti maksud dan tujuannya secara tersirat dan tersurat.

2. Tuntas, kerapihan pekerjaan, serta memiliki konten materi yang kontekstual

Karya tidak rapih, tidak tuntas serta tidak memiliki konten

materi yang

kontekstual

Karya tidak rapih, tidak tuntas namun memiliki konten

materi yang

kontekstual

Karya tidak rapih, tuntas namun tidak memiliki konten

materi yang

kontekstual

Karya rapih dan tuntas namun tidak memiliki konten materi yang kontekstual

Karya rapih dan tuntas dan memiliki konten

materi yang

kontekstual 3. Ketepatan waktu

mengumpulkan tugas.

Karya dikumpulkan telat 4 hari dari waktu yang ditentukan, yaitu 1 minggu setelah penugasan (7 hari).

Karya dikumpulkan telat 3 hari dari waktu yang ditentukan, yaitu 1 minggu setelah penugasan (7 hari).

Karya dikumpulkan telat 2 hari dari waktu yang ditentukan, yaitu 1 minggu setelah penugasan (7 hari).

Karya dikumpulkan telat 1 hari dari waktu yang ditentukan, yaitu 1 minggu setelah penugasan (7 hari).

Karya dikumpulkan tepat dengan waktu yang ditentukan, yaitu 1 minggu setelah penugasan (7 hari).


(48)

26

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan perangkat yang digunakan untuk memperoleh data yang terkait dengan rencana pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang disusun oleh peneliti, yang berkaitan dengan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme.

3. Dokumentasi

Sugiyono (2011) mengatakan dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi berupa foto proses pembelajaran sebagai data penunjang.

F. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti memperoleh data yang diperlukan untuk kebutuhan penelitian ini dari peserta didik, guru mitra serta pihak-pihak lain yang terkait dan relevan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh oleh peneliti meliputi seluruh kegiatan atau tindakan selama melakukan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan penelitian, kemudian mencatatnya. Catatan selama melakukan observasi inilah yang menjadi data yang diperlukan untuk kebutuhan penelitian yang sedang berlangsung.

2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian, dengan mewawancara peserta didik dan guru mitra.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis atau tergambar, yang berhubungan dengan masalah penelitian. Studi


(49)

dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen aktivitas dan hasil kerja diskusi dalam kelompok, yang telah dikerjakan oleh peserta didik pada tiap tindakannya.

G. Pengolahan Data

Teknik pengelolaan data yang dilakukan peneliti adalah dengan cara, mengumpulkan data yang digunakan sesuai dengan instrumen yang telah ditetapkan yaitu lembar observasi dan wawancara. Berikutnya, data diolah sehingga dapat disimpulkan valid atau tidaknya data tersebut. Pengolahan data disini berguna untuk memudahkan peneliti dan pembaca untuk memahami hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan. Berikut adalah teknik pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti :

1. Pengolahan Data Kuantitatif

Pengolahan data untuk mengetahui peningkatan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme diolah secara kuantitatif melalui penskoran tugas. Kategori skor tersebut dibagi kedalam lima kategori, yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik dan sangat baik. Adapun skala penilaian yang dipakai adalah sebagai berikut (Komalasari 2011) :

1) Rumus dalam mengolah data hasil dari penskoran karya secara keseluruhan yaitu:

Presentase karya = Jumlah skor yang didapat x 100% Jumlah skor maksimum

Pengklasifikasian peningkatan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme, dilihat dari karya yang dibuat oleh peserta didik sebagai bentuk penyaluran perilaku vandalisme ke sarana yang tepat. Kemudian, dikelompokan menjadi kategori sangat kurang, kurang, cukup, baik dan sangat baik. dengan skala presentase sebagai berikut :


(1)

200

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vandalisme, atau hanya 10% saja meja belajar yang menjadi sarana perilaku vandalisme.

b. Peserta didik mampu menyalurkan aksi vandalisme kepada sarana yang tepat. Bentuk penyaluran tersebut adalah karya-karya yang dibuat oleh peserta didik di setiap siklusnya.

c. Kemampuan peserta didik dalam melakukan presentasi terus meningkat selama diadakan penelitian dari siklus 1 sampai siklus 3.

d. Munculnya rasa memiliki terhadap properti milik sekolah, dan muncul rasa tanggung jawab untuk senantiasa menjaga dan memelihara properti milik sekolah tersebut, dalam hal ini meja belajar di kelas.

4. Hasil project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme berada di predikat sangat baik ditandai dengan terpilihnya kelas VIII-D menjadi juara satu kelas peduli lingkungan saat pembagian raport semester genap tahun ajaran 2014-2015. Peneliti menilai bahwa project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme sangat optimal untuk mengatasi perilaku vandalisme yang dilakukan oleh peserta didik di kelas. Sebelum dilakukan project dinding kreativitas seluruh meja belajar yang berjumlah 20 menjadi sarana perilaku vandalisme, namun ketika project ini dinding kreativitas dilakukan perilaku vandalisme bisa ditekan menjadi hanya 2 meja belajar saja yang masih menjadi sarana vandalisme yang dilakukan peserta didik, dengan demikian penurunan perilaku vandalisme sangat signifikan, dari 100% menjadi 10% saja. Berdasarkan indikator yang telah disusun oleh peneliti, predikat keberhasilan project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku vandalisme sudah sangat baik. Project dinding kreativitas mampu membuat peserta didik menyalurkan perilaku vanadlisme mereka, kepada karya yang bermanfaat. Project dinding kreativias ini juga dapat menjadikan lingkungan kelas menjadi lebih bersih dan menarik sehinga peserta didik nyaman untuk melakukan kegiatan belajar di kelas. Selain


(2)

itu, project dinding kreativitas ini mampu menimbulkan perilaku tanggungjawab peserta didik untuk menjaga dan memelihara properti milik sekolah, dalam hal ini meja belajar.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melakukan penelitian project dinding kreativitas untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme, peneliti memiliki saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini, saran tersebut adalah :

1. Bagi Pihak Sekolah

Saran peneliti kepada pihak sekolah adalah agar menganggap permasalahan vandalisme yang dilakukan peserta didik di sekolah merupakan permasalahan yang serius. Peneliti mengatakan hal seperti ini didasari atas pentingnya menanamkan perilaku untuk tidak merusak properti yang bukan menjadi milik peserta didik secara pribadi. Karena pada dasarnya sekolah adalah tempat untuk menanamkan nilai-nilai dasar kepada peserta didik untuk menghargai, mencintai, menjaga dan memelihara segala sesuatu yang ada di lingkungan terdekat peserta didik yang dapat menunjang pembentukan karakter yang baik, yang dimulai dari kelas. Sebagai sekolah Adiwiyata yang peduli akan lingkungan, peneliti menyarankan agar sekolah memasukan permasalahan perilaku vandalisme peserta didik ini kepada program sekolah yang harus mendapat perhatian khusus, karena hal ini sejalan dengan tujuan dari SMP 19 Negeri Bandung untuk menciptakan generasi yang peduli akan lingkungan, dimulai dari lingkup yang lebih kecil terlebih dahulu, yaitu kelas. 2. Bagi Pihak Guru

Saran peneliti ke guru adalah agar penelitian ini bisa diterapkan juga di seluruh kelas. Karena pada dasarnya perilaku vandalisme peserta didik tidak dapat diminimalisir cukup hanya dengan teguran. Harus ada aksi nyata yang mampu mengatasi permasalahan ini dengan mengkaji penyebab munculnya perilaku vandalisme tersebut, lalu mencarikan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Dan project dinding kreativitas ini merupakan salah satu dari aksi nyata yang mampu mengatasi permasalahan vandalisme yang dilakukan


(3)

202

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peserta didik di kelas. Peneliti menyarankan kepada guru untuk kembali menerapakan project dinding kreativitas untuk menekan perilaku vandalisme peserta didik dengan melakukan penelitian yang bersifat kolaboratif. Penelitian kolaboratif ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan bekerjasama dengan guru mata pelajaran lainnya. Guru mata pelajaran Kesenian dapat diajak berkolaborasi untuk membimbing peserta didik agar mampu menciptakan karya yang lebih kreatif lagi, bahan dasar karya bisa dari barang bekas misalnya. Selain guru mata pelajaran Kesenian, penelitian ini juga bisa dilakukan bersama dengan guru TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Guru TIK dapat membimbimbing peserta didik menciptakan karya kreatif dalam bentuk digital, bukan hanya karya berbentuk fisik yang ditempel di dinding kelas saja. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk menyalurkan perilaku vandalisme ke sesuatu yang lebih bermanfaat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti mengharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih memperhatikan sisi kreativitas peserta didik dalam menyalurkan karya ke sarana yang tepat. Jika dalam penelitian ini project dinding kreativitas digunakan untuk meningkatkan perilaku peduli kebersihan lingkungan kelas dari perilaku vandalisme, peneliti mengharapkan peneliti lain menggunakan project dinding kreativitas untuk meningkatkan kemampuan penggunaan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran IPS.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Buku :

Campbell, David. (1986). Mengembangkan Kreativitas. Disadur oleh A.M. Mangunhardjana. Yogyakarta : Kanisius.

Cohen, S. (1973). Property Destruction : Motives and Meaning. London : Architectural Press.

Cumberledge, M.R. (1961). World History in Picture and Story : Book 1. Dalkeith : Scottish County Press.

Departemen Pendidikan Nasional. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Kartono, K. (2013). Patologi Sosial 2 : Kenakalan Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Koftan, James E. (1968). A Survey of Vandalism in School District of Northeast Kansas. Manhattan: Kansas State University.

Komalasari,K.(2011). Media Pembelajaran IPS. Bandung : Tidak diterbitkan Komalasari, K. (2010). Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi.

Bandung : Refika Aditama.

Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Rochiati. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Posdakarya.

Sanders WB (1981). Juvenile delinquency: causes, patterns and reactions. New York: Holt, Rinehart & Winston

Sanjaya, W.(2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Stahl AL (2000). Juvenile vandalism, 1997. OJJDP Fact Sheet. Washington DC: U.S. Department of Justice.


(5)

204

Rendra Pratama, 2015

PROJECT DINDING KREATIVITAS UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU PEDULI KEBERSIHAN LINGKUNGAN KELAS DARI PERILAKU VANDALISME

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2009). Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta CV.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Suryabrata, S. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Theron, A 1991. Vandalisme in kriminologiese perspektief. Acta

Criminologica, 4:47-54.

Wiraatmadja. R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Wiryono. (2013). Pengantar Ilmu Lingkungan. Bengkulu: Pertolon Media

B. Sumber Jurnal

Black, S. 2002. The roots of vandalism. American School Board Journal, 189. Available url: http://www.asbj.com/2002/07/0702research.html. Cummins, C. 2003. School vandalism not new, just more expensive. Report Card

on Education. Available url:

://www.educationreportcard.com/columns/2003-01-12.html.

Stout, B. (2002). Discouraging vandalism in your school habitat. 4-H Wildlife Stewards. Available url: wysiwyg://141:http://wildlifestewards....edu/ project%20management/vandalism.html.

C. Sumber Skripsi

Rosita, S. (2010). Efisiensi Penindakan Aksi Vandalisme Terhadap Ruang Publik di Kota Surakarta. (skripsi). Universitas sebelas Maret Surakarta

Santyasa, I, W. (2007). Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Workshop tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi Para Guru SMP 2 dan 5 Nusa Penida Klungkung. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja


(6)

Simanjuntak, N. (2012). Kemunculan Vandalisme dan Seni Graffiti di Ruang Bawah Jalan Layang. (skripsi). Universitas Indonesia Depok

D. Sumber Undang-undang

Undang-Undang No. 32 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.