PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung.

(1)

No Daftar FPIPS :/1627/UN.40.2.7/PL/2013

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Disusun Oleh: Astri Nurjannah

0901379

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung)

Oleh AstriNurjannah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

©AstriNurjannah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian Dengan dicetak ulang di foto kopi, atau cara lain tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

iii

ABSTRAK Oleh :

Astri Nurjannah 0901379

Penelitian ini berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS”, penelitian ini berawal dari hasil observasi peneliti yang menemukan permasalahan kurangnya kemandirian belajar siswa di kelas VIII-D SMPN 44 Bandung, hal ini ditandai dengan banyaknya siswa yang tidak mempercayai kemampuannya sehingga selalu mengandalkan jawaban temannya untuk mengerjakan tugas. Melihat permasalahan tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian dengan tujuan meningkatkan kemandirian belajar siswa-siswa kelas VIII-D SMPN 44 Bandung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dalam pelaksanaanya penelitian tindakan kelas ini peneliti berkolaboratif dengan guru mitra untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Untuk melihat kemandirian belajar siswa, peneliti melakukan observasi kegiatan belajar siswa dengan menggunakan lembar cek kemandirian, wawancara terhadap siswa dan guru serta menganalisis hasil tugas lembar kerja siswa dari tindakan ke-I sampai tindakan ke-III.

Setelah diterapkannya strategi pembelajaran inkuiri, peneliti menganalisis bahwa kemandirian belajar siswa lebih meningkat, hal ini terlihat dari aktifitas siswa yaitu siswa sudah mampu bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas LKS ( lembar kerja siswa ) yang ditugaskan oleh guru dan dalam pengerjaanya, siswa menjawab semua soal yang diberikan oleh guru, berusaha sendiri dalam menyelesaikan tugas, dan tepat waktu dalam menyelesaikan tugas. Dan dalam aspek lain siswa pun sudah terlihat berusaha untuk mencari sumber belajar lain selain buku, misalnya dari internet ataupun dari sumber lainnya.

Melihat aspek-aspek yang telah menunjukan kemandirian belajar siswa bisa tercapai, peneliti pun menganalisis bahwa kemandirian belajar siswa sudah meningkat setelah diterapkannya strategi pembelajaran inkuiri. Ini menjadikan bahwa strategi inkuiri ini sangat tepat untuk menjadikan siswa lebih mandiri dalam belajar.


(5)

ABSTRACT By :

Astri Nurjannah 0901379

The titled for this study "Application of Inquiry Learning Strategies To Enhance Student Independent Learning In Social Studies ", this study is originated from the observation of some researchers who discovered the problem that concist of lack independence of student learning in class VIII-D SMP 44 Bandung, it was characterized by the number of students who don’t believe with their capabilities so they always count on their friend answers to finish their task. Seeing these problems, the researchers will conduct research with the goal of improving students independence learning in class VIII-D SMP 44 Bandung.

The method used in this study is action research, action research is implementation in this class with the teacher researchers collaboration partners to improve the learning process in the classroom. To check the students' independent learning, researchers conducted observations of student learning activities using self checks, interviews with students and teachers as well and analyzing the results of the student worksheets from action I to action III.

After the implementation of inquiry learning strategies, researchers analyzed that some of the students learn about independence is increased it can be seen from the student activities that they are able to be responsible when they fill their LKS (student worksheet) assigned by the teacher and when they do the task, the students answer all the questions given by teacher himself , and completing the task in time. And in other aspects of the students had already seen trying to find learning resources other than books, such as from the Internet or from other sources.

Looking at the aspects that have demonstrated student learning independence could be achieved, the researchers also analyzed that the independence of student learning has increased after the implementation of inquiry learning strategies. This makes that inquiry is the perfect strategy to make students more independent in learning


(6)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.5 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II ... 8

KAJIAN TEORI ... 8

2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran ... 8

2.2 Pengertian, Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 9

2.3 Pengertian, Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Kemandirian Belajar .. Error! Bookmark not defined. 2.4 Pengertian, Karakteristik dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran IPS ... Error! Bookmark not defined. 2.5 Hasil Penelitian Terdahulu ... 31

2.4 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 32


(7)

METODOLOGI PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

3.1 Pendekatan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4 Setting Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5 Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. 3.6 Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Teknik Analisis Data ... 49

3.9 Validitas dan Realibilitas Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV ... Error! Bookmark not defined. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined. 4.1 Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2 Profil Guru Mitra ... Error! Bookmark not defined. 4.1.3 Kondisi Dan Karakteristik Kelas Penelitian... Error! Bookmark not defined. 4.2 Deskripsi Umum Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Deskripsi Awal Proses Pembelajaran .. Error! Bookmark not defined. 4.2.2 Analisis, Refleksi, dan Rencana Penerapan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 4.2.3 Rencana Umum Tindakan ... Error! Bookmark not defined. 4.3 Hasil Pelaksanaan Penelitian ... 59

4.3.1 Tindakan Ke-I ... 59

4.3.2 Tindakan Ke-II ... 73

4.3.3 Tindakan Ke-III ... 86

4.4 Pembahasan ... 109

4.3.1 Perencanaan Dalam Menerapkan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 109


(8)

x

4.3.4 Kendala-Kendala Dalam Menerapkan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... ... Error! Bookmark not defined.

BAB V ... Error! Bookmark not defined. KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan observasi awal di kelas VIII D di SMP Negeri 44 Bandung sebelum penelitian, terlihat sekali bahwa kurangnya kemandirian belajar siswa pada pembelajaran ips, hal ini ditandai dengan kecenderungan para siswa untuk lebih memilih mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah dan mengandalkan jawaban teman. Siswa tidak berani mengemukakan pendapatnya dan malas bertanya. Saat guru memberikan penugasan pada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya, siswa tampak sekali tidak mempelajari materi yang ditugaskan. Ini menunjukkan siswa belum dapat merancang belajar mereka sendiri. Hasilnya siswa menjadi cepat bosan, kurang berkonsentrasi, dan kurang aktif dalam pembelajaran. Kondisi yang demikian menunjukkan kurangnya kemandirian siswa dalam pembelajaran IPS.

Berdasarkan wawancara kepada beberapa siswa di kelas VIII D, dia menuturkan bahwa pembelajaran IPS yang selama ini di ajarkan di kelas sangat monoton dan tidak bervariasi, itu dikarenakan media pembelajaran yang digunakan oleh guru hanyalah ceramah dan itu tidak menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran, terkadang siswa kurang mengerti apa yang dijelaskan oleh guru dikarenakan materi tidak dihubungkan dengan kejadian sehari-sehari yang ada di lingkungan sekitar mereka dan materi hanya terpaku kepada satu buku, sehingga menyebabkan siswa kurang mendapat pengetahuan yang luas.

Sedangkan menurut guru IPS, menyatakan pada saat wawancara guru menyampaikan pembelajaran IPS itu memiliki beberapa kendala diantara kurang banyaknya waktu guru untuk membuat media dan menjadikan penyampaian materi hanya dengan ceramah dan kurangnya pengetahuan beliau mengenai pembelajaran IPS dikarenakan beliau berlatarbelakang pendidikan yang terpisah yaitu Ekonomi, dan untuk


(11)

menghubungkan dengan materi lain itu seperti sejarah, geografi dan sosiologi, itu menjadi kesulitan tersendiri untuk guru IPS.

Berdasarkan hasil observasi diatas maka terlihat sekali bahwa permasalahan yang timbul dalam pembelajaran IPS di kelas 8D adalah pembelajaran yang sifatnya searah yaitu pembelajaran yang berupa teacher centered sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dalam pembelajaran, dan materi yang di berikan oleh guru juga kurang luas hanya terpaku pada satu buku, dan itu mengharuskan siswa mencari materi yang lebih luas dari berbagai sumber agar pengetahuan siswa lebih berkembang, dan untuk seperti itu butuhlah penanaman karakter mandiri dalam diri siswa, agar mereka tidak terbiasa menerima materi hanya dari guru.

Kemandirian belajar adalah suatu bentuk belajar yang terpusat pada kreasi siswa dari kesempatan dan pengalaman penting bagi siswa sehingga ia mampu percaya diri, memotivasi diri dan sanggup belajar setiap waktu. Dengan kemandirian belajar tersebut siswa akan dapat mengembangkan nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Kemandirian sangatlah penting dimiliki dalam proses pembelajaran agar pembelajaran itu bisa optimal jika dilakukan dengan penuh kemandirian siswa, menurut Chaplin (Desmita, 2010: 185) :

“ Kemandirian adalah kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai dan menentukan dirinya sendiri ”.

Indikator kemandirian belajar menurut Tahar (2006: 95) diantaranya yaitu: siswa mampu mengelola strategi belajar, mampu mengatur waktu belajar, mampu mengatur tempat belajar, mampu menilai aktivitas belajar, mengatasi kesulitan memahami bahan ajar, mampu mengukur kemampuan dari belajar, dapat memilih sumber belajar yang sesuai, berinisiatif untuk memiliki bahan ajar dan interaksi siswa dengan bahan ajar.

Kemandirian sangat penting dimiliki siswa, menurut Samani et al (2012: 130) adalah yang dimaksudkan mandiri disini adalah siswa mampu


(12)

3

memenuhi kebutuhan diri sendiri dengan upaya sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.

Kemandirian sangat penting karena kemandirian merupakan sikap pribadi yang sangat diperlukan oleh setiap individu. Mandiri (Self-Supporting) merupakan salah nilai pendidikan karakter yang harus dikembangkan. Menurut Samani et al (2012: 45) mendefinisikan pendidikan karakter adalah Sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, peduli, dan bertindak dengan landasan inti nilai-nilai etis.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada siswa yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut dan diharapkan pendidikan karakter ini dapat merubah karakter para siswa cenderung lebih baik.

Siswa yang mempunyai kemandirian belajar mampu menganalisis permasalahan yang kompleks, mampu bekerja secara individual maupun bekerja sama dengan kelompok, dan berani mengemukakan gagasan. Pembelajaran dimana siswa hanya duduk tenang dan mendengarkan informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan memang agak sulit.

Terkait belum optimalnya kemandirian belajar siswa, maka perlu adanya pemilihan strategi pembelajaran yang bisa menumbuhkan kemandirian belajar pada diri siswa, strategi pembelajaran Inkuiri merupakan salah satu alternatif strategi belajar mengajar yang bisa dipilih oleh guru dalam pembelajarannya. Pada pembelajaran berdasarkan inkuiri komunikasi berjalan dua arah dan membuat siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar sehingga diharapkan pemahaman siswa akan lebih meningkat dan berpengaruh kemandirian belajar siswa.

Hanafiah et al (2009: 77) menyatakan bahwa Inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal


(13)

seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis sehingga dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan. Berdasarkan pendapat tersebut, strategi pembelajatan inkuiri yang akan diterapkan diaharapkan mampu mengubah kondisi proses belajar mengajar dan mepengaruhi tingkat kemandirian belajar siswa.

Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri sangat berkaitan dengan peningkatan kemandirian siswa. Pembelajaran yang mandiri dapat dimulai dengan penerapan strategi pembelajaran inkuiri. Dengan strategi pembelajaran Inkuiri, siswa diperlakukan sebagai sosok pribadi yang mandiri yang berpusat pada siswa karena menciptakan situasi yang memberikan kesempatan siswa untuk mengamati, mencari dan menemukan segala fenomena yang ada dengan memilih, menganalisa, menjawab permasalahan yang diberikan untuk mengambil suatu kesimpulan.

Berdasarkan uraian di atas, strategi pembelajaran Inkuiri bisa diterapkan pada siswa SMP. Oleh karena itu, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar

Siswa dalam Pembelajaran IPS” (Penelitian Tindakan Kelas VIII-D di


(14)

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang pembelajaran dalam mengembangkan strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa di kelas VIII D di SMP Negeri 44 Bandung ?

2. Bagaimana menyusun tahapan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VIII D di SMP Negeri 44 Bandung ? 3. Bagaimana peningkatan hasil-hasil yang dicapai dalam pembelajaran

dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII D di SMP Negeri 44 Bandung?

4. Kendala-Kendala yang dihadapi dalam mengembangkan strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa pada pembelajaran IPS pada siswa di kelas VIII D di SMP Negeri 44 Bandung ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk menganalisis bagaimana merancang pembelajaran dalam mengembangkan strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas VIII D di SMP Negeri 44 Bandung. 2. Untuk menganalisis bagaimana menyusun tahapan pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa di kelas VIII D di SMP Negeri 44 Bandung.

3. Untuk menganalis bagaimana peningkatan hasil-hasil yang telah dicapai dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri


(15)

untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII D di SMP Negeri 44 Bandung.

4. Untuk menganalisis kendala-kendala yang dihadapi dalam mengembangkan strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas VIII D di SMP Negeri 44 Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat Penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni : 1. Manfaat Teoretis

Dengan dilakukannya Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat secara teoretis Penelitian ini dapat menambah pemahaman terhadap strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa pada pembelajaran IPS.

2. Manfaat Praktis

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan memberikan manfaat Bagi Siswa, Bagi Guru dan Bagi Sekolah.

Bagi siswa yakni dengan penerapan strategi pembelajaran Inkuiri diharapkan kemandirian belajar siswa dalam mata pelajaran IPS bisa meningkat,

Sedangkan Bagi Guru, Strategi pembelajaran Inkuiri dapat dijadikan salah satu alternatif mengajar oleh siswa dalam proses pembelajaran IPS serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kemandirian belajar dalam pembelajaran IPS.

Dan Bagi Sekolah, Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi strategi pembelajaran guna meningkatkan kemandirian belajar siswa.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan skripsi ini meliputi beberapa bab dan sub bab, sebagai berikut :


(16)

7

Bab I merupakan pendahuluan, dalam bab ini terbagi menjadi beberapa sub bab yang meliputi: (1) latar belakang, di dalam latar belakang dipaparkan apa yang melatarbelakangi diadakan nya penelitian ini, (2) rumusan masalah, di dalam rumusan masalah di paparkan beberapa rumusan masalah untuk menjawab permasalahan yang akan diteliti, (3) tujuan penelitian, di dalam tujuan penelitian dipaparkan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian ini selesai, (4) manfiaat penelitian, di dalam manfaa penelitian di paparkan beberapa manfaat yang di dapatkan dari penelitian ini, (5) sistematika penulisan menyajikan urutan penulisan pada setiap bab dalam skripsi.

Bab II merupakan kajian pustaka, dalam bab ini terbagi menjadi beberapa sub bab yang meliputi teori strategi pembelajaran, teori strategi pembelajaran Inkuiri, teori kemandirian belajar, teori pembelajaran IPS dan hasil-hasil penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran.

Bab III merupakan metodologi penelitian, dalam bab ini terbagi menjadi sub bab yang meliputi pendekatan penelitian, metode penelitian, desain penelitian, setting penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, teknik analisis data dan validitas dan realibilitas data.

Bab IV merupakan hasil penelitian, dalam bab ini membahas mengenai hasil penelitian yang dilakukan yaitu penelitian tindakan kelas.

Bab V merupakan kesimpulan dan saran, dalam bab ini memuat kesimpulan dari penelitian dan saran yang diberikan peneliti untuk penelitian berikut nya.


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu berusaha

mengungkapkan kajian tentang “Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri

untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS pada kelas VIII-D SMP Negeri 44 Bandung”

Yang sangat diutamakan dalam penelitian kualitatif adalah pengungkapan dari suatu makna, hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2009: 15) yang mengungkapkan bahwa metode penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Selain filsafat postpostivisme yang ditekankan dalam penelitian kualitatif, akan tetapi di dalam penelitian kualitatif berlandaskan pada pandangan konstruktivisme. Hal ini sejalan dengan pendapatnya Emzir (2009: 28), bahwa :

“ Pendekatan kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivisme (seperti makna jamak dari pengalaman individual, makna yang secara sosial dan historis dibangun dengan maksud mengembangkan suatu teori atau pola) ”.

Menurut Moleong (2008: 6) menjelaskan, bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik (utuh) dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah, serta dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah yang salah satunya bermanfaat untuk keperluan meneliti dari segi prosesnya.


(18)

34

Melihat dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mendeskripsikan objek penelitian berdasarkan data dan fakta yang sebenarnya, serta menganalisis nya melalui konsep-konsep yang telah dikembangkan sebelumnya.

3.2 Metode Penelitian

Dilihat dari pendekatan penelitian ini yakni penelitian kualitatif, dan metode penelitian yang dikembangkan adalah penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR), dalam penelitian tindakan kelas lebih besar menekankan kepada tindakan guru dalam pembelajaran, sejalan dengan pendapatnya Wiriaatmaja (2005: 13) bahwa penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran siswa, dan belajar dari pengalaman siswa sendiri.

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki mutu pembelajaran di kelas dengan menerapkan strategi pembelajaran yang beda dari sebelumnya, hal ini sejalan dengan pendapat menurut Elliot (1982) (Sanjaya, 2011: 25) bahwa :

“ Penelitian tindakan kelas bahwa kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkan ”.

Secara sederhana Arikunto (2007: 57) menjelaskan bahwa penelitian tindakan (action research) yang dilakukan bertujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah strategi yang diterapkan oleh guru untuk meningkatkan kualitas dari suatu pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran yang berbeda dari sebelumnya.

Pada penelitian tindakan kelas ini adalah kolaboratif antara guru dan rekan sejawat, istilah penelitian tindakan kelas dipakai untuk


(19)

menekankan kelas sebagai setting dari penelitian tersebut, dimana penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran supaya lebih baik lagi.

Penelitian Tindakan Kelas berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata.

3.3 Desain Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif. Dalam penelitian kolaboratif pihak yang melakukan tindakan adalah peneliti yang merangkap sebagai guru, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses pelaksanaan pembelajaran adalah peneliti yang berkolaborasi dengan guru mitra. Menurut Kemmis dan Taggart dalam Wiriaatmadja (2005: 66), ada beberapa tahap Penelitian yaitu:

1. Perencanaan (plan) 2. Tindakan (act)

3. pengamatan (observe) 4. refleksi (reflect)

Dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa tindakan. Tindakan dihentikan apabila kondisi kelas sudah stabil dalam hal ini guru sudah mampu menguasai keterampilan belajar yang baru dan siswa terbiasa dengan strategi pembelajaran Inkuiri yang ditampilkan dikelas,serta sudah ada peningkatan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran IPS.


(20)

36

Gambar :3.1 Tindakan Model Kemmis&Taggart

Secara lebih rinci, Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2005: 66) menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukannya. 1) kotak Plan yakni kegiatan pada tahap perencanaan; 2) pada kotak Act mulai dilakukan tindakan dalam proses pembelajaran pada penelitian tindakan kelas ini; 3) pada kotak Observe siswa dan guru memulai pengamatan pada tugasnya masing-masing; dan 4) pada kotak Reflect melakukan refleksi, dan menyusun perencanaan tindakan pada tindakan berikutnya.

Rencana

TINDAKAN

Observasi

Rencana

TINDAKAN

Observasi

Tindakan Refleksi

Refleksi Tindakan

Rencana

TINDAKAN

Observasi

Tindakan Refleksi


(21)

3.4 Setting Penelitian 3.4.1 Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri 44 Bandung yang berjumlah 40 siswa.

3.4.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas VIII D SMP Negeri 44 yang beralamat di Jalan Cimanuk no 1 Bandung.

3.4.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 yaitu bulan Februari-Mei. Waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal kegiatan pembelajaran IPS di kelas VIII D.

3.4.4 Tindakan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Dilaksanakan dalam beberapa tindakan dan setiap tindakan memuat tindakan yang meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Prosedur penelitian tindakan kelas dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Tindakan I

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan ini meliputi tentang apa, mengapa, kapan,dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan.

Kegiatan perencanaan tindakan meliputi:

1. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan, disini materi yang digunakan adalah materi hubungan sosial, materi di berikan dengan menerapkan strategi pembelajaran Inkuiri.

2. Mempersiapkan media pembelajaran sebagai penunjang dalam penyampaian materi

3. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang akan digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS).


(22)

38

4. Menyusun lembar soal sebagai latihan siswa, lembar soal terdiri dari beberapa masalah yang menyangkut materi dan siswa memberikan alternatif solusi.

5. Menyusun alternatif jawaban dari soal-soal tersebut

6. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi mengenai kemandirian belajar IPS untuk siswa.

7. Menyusun pedoman wawancara dan lembar angket untuk siswa.

8. Menyusun lembar catatan lapangan b. Tahap Pelaksaan Tindakan

Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa sesuatu penerapan strategi pembelajaran tertentu yang bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan strategi pembelajaran yang sedang dijalankan. Pada tahap pelaksanaan ini, guru mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat dengan menerapkan startegi pembelajaran yang akan diterapkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri. Adapun tahapannya sebagai berikut :

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, pada tahap ini guru menjelaskan mengenai bentuk-bentuk hubungan sosial, dalam penyampaian materi guru memberikan contoh-contoh hubungan sosial dalam bermasyarakat dalam bentuk gambar.

2. Guru memberikan waktu untuk siswa menanggapi gambar tersebut, dan menganalisis permasalahan apa saja yang timbul dari hubungan sosial

3. Guru memberikan Lembar kerja siswa (LKS), dimana di dalam LKS itu memuat beberapa masalah yang berkaitan dengan materi.


(23)

4. Guru menugaskan siswa untuk memberikan alternative solusi untuk menjawab beberapa masalah yang terdapat di dalam Lembar Kerja Siswa (LKS).

5. Di Akhir pembelajaran, guru memberikan komentar mengenai alternative solusi yang diberikan siswa, dan mengapresiasi terhadap hasil kerja siswa.

c. Tahapan Pengamatan (Observasi)

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung pada siswa untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

1. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disusun dan berfungsi untuk melihat tindakan kelas yang telah diterapkan. Observasi dilakukan oleh peneliti, yaitu guru dan mitra lainnya yang ditempatkan dalam lingkungan sekolah yang sama. Observasi ini pun bisa menjadi upaya untuk pengumpulan data. Data yang dikumpulkan berbentuk deskriptif yang diambil selama proses pembelajaran dikelas berlangsung.

2. Menilai tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa (LKS).

d. Refleksi

Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan maupun kelebihan-kelebihan yang terjadi selama proses pembelajaran. Kekurangan-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran digunakan untuk bahan perbaikan pada tindakan berikutnya. Sedangkan kelebihan-kelebihannya dipertahankan dan dikembangkan untuk menjadi keunggulan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh selama peneliti melakukan observasi, yaitu meliputi data yang


(24)

40

angket siswa, hasil tes, wawancara dan catatan lapangan. Hasil analisa digunakan untuk mengetahui kekurangan maupun ketercapaian pada tindakan I. Data dan informasi yang diperoleh pada kegiatan tindakan I digunakan sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran tindakan berikutnya yang diharapkan lebih baik dari tindakan sebelumnya.

2) Tindakan II

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan tindakan meliputi:

1. Identifikasi masalah yang muncul pada tindakan I dan belum teratasi berikut penetapan alternatif pemecahan masalah.

2. Menentukan indikator pencapaian kemandirian belajar siswa.

3. Pengembangan program tindakan II, menekankan pada hasil yang diharapkan.

4. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan, disini materi yang digunakan adalah materi pranta sosial, materi di berikan dengan menerapkan strategi pembelajaran Inkuiri.

5. Mempersiapkan media pembelajaran sebagai penunjang dalam penyampaian materi

6. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang akan digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS).

7. Menyusun lembar soal sebagai latihan siswa, lembar soal terdiri dari beberapa masalah yang menyangkut materi dan siswa memberikan alternatif solusi.

8. Menyusun alternatif jawaban dari soal-soal tersebut

9. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi mengenai kemandirian belajar IPS untuk siswa.


(25)

10. Menyusun pedoman wawancara dan lembar angket untuk siswa.

11. Menyusun lembar catatan lapangan b. Tahap Pelaksaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Pada tahap ini, siswa mulai diberi tahapan-tahapan untuk memecahkan permasalahan sesuai dengan startegi pembelajaran inkuiri yaitu pemecahan masalah mengenai materi pranata sosial dalam kehidupan masyarakat.

Adapun tahapannya sebagai berikut :

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, pada tahap ini guru menjelaskan mengenai materi pranata sosial, dalam penyampaian materi guru memberikan contoh masalah ataupun contoh prilaku dalam kehidupan sehari-sehari yang berkaiatan dengan materi agar memunculkan pemahaman siswa yang lebih luas.

2. Guru memberikan waktu untuk aktivitas tanya jawab dengan siswa, dan didalam tanya jawab ini siswa bisa berpendapat untuk menjawab masalah yang menjadi pertanyaan temannya.

3. Guru memberikan Lembar kerja siswa (LKS), dimana di dalam LKS itu memuat beberapa masalah yang berkaitan dengan materi.

4. Guru menugaskan siswa secara individu untuk memberikan alternative solusi untuk menjawab beberapa masalah yang terdapat di dalam Lembar Kerja Siswa (LKS).

5. Di Akhir pembelajaran, guru memberikan komentar mengenai alternatif solusi yang diberikan siswa, dan mengapresiasi terhadap hasil kerja siswa serta meluruskan


(26)

42

c. Tahapan Pengamatan (Observasi)

1. Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

2. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dipersiapkan.

d. Refleksi

1. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada tindakan II berdasarkan data yang terkumpul.

2. Membahas hasil evaluasi mengenai pembelajaran pada tindakan II.

3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada tindakan III.

3) Tindakan III

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan tindakan meliputi:

1. Identifikasi masalah yang muncul pada tindakan II dan belum teratasi berikut penetapan alternatif pemecahan masalah.

2. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar yakni kemandirian belajar siswa.

3. Pengembangan program tindakan III, menekankan pada hasil yang diharapkan.

4. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tentang materi yang akan diajarkan, disini materi yang digunakan adalah materi perpajakan Indonesia, materi di berikan dengan menerapkan strategi pembelajaran Inkuiri.

5. Mempersiapkan media pembelajaran sebagai penunjang dalam penyampaian materi

6. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang akan digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS).


(27)

7. Menyusun lembar soal sebagai latihan siswa, lembar soal terdiri dari beberapa masalah yang menyangkut materi dan siswa memberikan alternatif solusi.

8. Menyusun alternatif jawaban dari soal-soal tersebut

9. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi mengenai kemandirian belajar IPS untuk siswa.

10. Menyusun pedoman wawancara dan lembar angket untuk siswa.

11. Menyusun lembar catatan lapangan b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Pada tahap ini, siswa mulai diberi tahapan-tahapan untuk memecahkan permasalahan sesuai dengan startegi pembelajaran inkuiri yaitu pemecahan masalah mengenai materi perpajakan Indonesia.

Adapun tahapannya sebagai berikut :

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, pada tahap ini guru menjelaskan mengenai materi perpajakan Indonesia, dalam penyampaian materi guru menggunakan media audio visual yaitu video untuk menyampaikan salah satu contoh masalah yang berkaiatan dengan perpajakan di Indonesia 2. Guru memberikan waktu untuk siswa untuk menganalisis

masalah tersebut dan menyebutkan contoh dari alternative solusi.

3. Guru memberikan Lembar kerja siswa (LKS), dimana di dalam LKS itu memuat beberapa masalah yang berkaitan dengan materi.

4. Guru menugaskan siswa secara individu untuk memberikan alternative solusi untuk menjawab beberapa masalah yang


(28)

44

5. Di Akhir pembelajaran, guru memberikan komentar mengenai alternative solusi yang diberikan siswa, dan mengapresiasi terhadap hasil kerja siswa serta meluruskan pemahaman siswa mengenai solusi yang diberikan.

c. Tahap Pengamatan (Observasi)

1. Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

2. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dipersiapkan.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan ketiga, peneliti menganalisis bahwa hasil pelaksanaan tindakan ke-III sudah mencapai hasil maksimal, hasilnya siswa sudah mampu dengan sangat baik memenuhi indikator-indikator kemandirian belajar siswa yang terlihat dari perubahan prilaku siswa yang menunjukan kemandirian belajar. Maka dari itu, peneliti menyimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini mencapai 3 tindakan.

3.5 Definisi Operasional

a Strategi Pembelajaran Inkuiri

Menurut Gulo (Trianto, 2010: 66) menyatakan bahwa pembelajaran Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri. Sedangkan menurut Komalasari (2011: 73) menyatakan bahwa Inkuiri merupakan pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih


(29)

banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memahami konsep dan memecahkan masalah.

Merujuk beberapa pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menerapkan pola kemandirian dalam belajar pada siswa, dimana siswa dituntut memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan materi atau lingkungan sekitarnya.

b Kemandirian Belajar

Menurut chaplin Desmita (2010: 185), kemandirian adalah kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai dan menentukan dirinya. Sedangkan menurut Lie et al (2004: 2) mengemukakan bahwa kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas sehari-hari atau dengan sedikit bimbingan sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya.

Merujuk pada pendapat diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa atas keinginannya sendiri dengan tidak tergantung pada oranglain, serta mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dalam menyelesaikan tugasnya.

Adapun indikator kemandirian belajar yang akan di nilai oleh guru terbagi menjadi 3 aspek yaitu : 1. Aspek Personal Attributes (aspek yang berkenaan dengan motivasi belajar siswa, penggunaan sumber dan strategi pembelajaran , 2. Aspek Processes (aspek yang berkenaan dengan proses pembelajaran yang dilakukan siswa meliputi perencaan, monitoring serta evaluasi pembelajaran), 3. Aspek Learning Context (aspek faktor lingkungan dan bagaimana faktor tersebut mempengaruhi tingkat kemandirian belajar meliputi siswa berinisiatif memiliki bahan ajar, memilih sumber belajar yang sesuai dan interaksi siswa dengan bahan ajar ).


(30)

46

c Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP mata pelajaran IPS memuat materi Ekonomi, Geografi, Sosiologi, dan Sejarah. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai, BSNP (2006) (Hardini et al , 2012: 173).

Keller C. R (Sapriya, 2006: 6) mengemukakan bahwa : Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu paduan dari pada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan/disiplin/struktur ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan kemanusiaan kemasyarakatan.

Merujuk dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang merupakan gabungan dari beberapa disiplin ilmu yang menjadi satu kesatuan. Pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan siswa terhadap kondisi sosial masyarakat sehingga siswa menjadi siap dalam memasuki kehidupan bermasayarakat di lingkungan sekitarnya.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :

3.5.1 Observasi

Menurut Adi (2004: 70) data untuk menjawab masalah penelitian dapat dilakukan pula dengan cara pengamatan, yakni mengamati gejala yang diteliti. Dalam hal ini panca indera manusia (penglihatan dan pendengaran) diperlukan untuk menangkap gejala


(31)

yang diamati, apa yang ditangkap, dicatat selanjutnya catatan tersebut dianalisis.

Observasi dilakukan oleh peneliti dibantu oleh pengamat lain, untuk mengetahui keberhasilan penerapan strategi pembelajaran Inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran ilmu pengetahuan di kelas VIII D SMP Negeri 44 Bandung.

3.5.2 Wawancara

Menurut Riduwan (2008: 74) wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara dilakukan terhadap siswa dan guru mata pelajaran IPS yang mengajar kelas VIII D. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai pendapat siswa dan guru tentang proses pembelajaran menggunakan startegi pembelajaran Inkuiri. Wawancara ini berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun.

3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat dimana responden melakukan kegiatan (Sukardi, 2008: 81).

Peneliti mendeskripsikan aktivitas-aktivitas yang terjadi selama penelitian berlangsung, baik dalam penyampaian pembelajaran maupun dalam perencanaan pembelajaran. Dokumentasi bertujuan untuk mengungkapkan fakta atau kenyataan pada saat pelaksanaan tindakan.

3.5.4 Catatan Lapangan

Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2008: 153), Catatan lapangan merupakan catatan tertulis mengenai apa yang di dengar, dilihat, dialami, dan di pikirkan dalam rangka mengumpulkan dan


(32)

48

Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang segala sesuatu yang berisi hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas. Hal- hal yang dicatat antara lain suasana kelas, pengelolaan kelas, dan interaksi guru dengan siswa.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :

3.6.1 Pedoman Observasi

Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu lembar observasi pada kegiatan pembelajaran dalam menerapkan strategi pembelajaran inkuiri dan lembar observasi kemandirian belajar siswa. Lembar observasi kegiatan pembelajaran di amati oleh guru mitra sedangkan lembar observasi kemandirian belajar di olah oleh peneliti, di dalam lembar observasi kemandirian terdiri dari beberapa kegiatan yang menunjukkan kemandirian siswa dalam pembelajaran IPS antara lain: personal attributes, processes, learning context. Hal ini akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan siswa. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan memberikan tanda ceklis (V) pada kemampuan siswa untuk menjadi mandiri dalam belajar maupun mengerjakan tugas. Lembar observasi keterlaksanaan proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri ini dilakukan untuk mengukur keberhasilan dari penerapan strategi pembelajaran inkuiri ini oleh guru.

3.6.2 Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara ini berisi daftar pertanyaan yang akan diajukan pada siswa. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui respon siswa mengenai proses pelaksanaan pembelajaran ilmu pengetahuan sosial dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.


(33)

3.6.3 Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan lembaran yang berisi segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas, yang belum dibahas di dalam lembar observasi. Catatan lapangan digunakan untuk melihat pembelajaran selama di kelas dan menjadi bahan refleksi agar kedepannya lebih baik lagi.

3.8 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2009: 89) “Analisis data penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan.” Dengan demikian peneliti ini meliputi tiga tahap analisis yaitu sebagai berikut :

3.7.1 Analisis sebelum di lapangan

Analisis dalam tahap ini dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau kondisi awal peneliti sebelum dilakukan tindakan PTK. Analisis dilakukan oleh peneliti terhadap observasi dan wawancara tentang kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

3.7.2 Analisis selama di lapangan

Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification." Miles dan Huberman (Sugiyono, 2009: 91).

Model analisisnya digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2 Analisis Data menurut Miles dan Huberman Penyajian Data Pengumpulan

Data

Verifikasi/Penarik an Kesimpulan Reduksi Data


(34)

50

Dengan demikian analisis data pada tahap ini meliputi: a Data reduction (reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, berdasarkan studi pendahuluan. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah untuk pengumpulan data selanjutnya.

b Data display ( penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penyajian data bias menggunakan bentuk uraian singkat, bagan, tabel, grafik, dan sebagainya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasi, tersusun, sehingga akan mudah dipahami. Dengan demikian maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja/tindakan selanjutnya, berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut

c Conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan) Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan/verifikasi. Kesimpulan sementara pada reduksi data yang ditemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin akan menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal.

3.7.3 Analisis setelah di lapangan

Setelah selesai memperoleh semua data yang dibutuhkan kemudian dianalisis, maka peneliti meninjau kembali apakah masih ada analisis data yang perlu direvisi atau mungkin perlu diteliti analisis data dari awal. Jika semua data sudah cukup, maka peneliti menyusun laporan atas analisis yang telah disusun. Analisis setelah


(35)

tindakan merupakan tahapan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan berhasil sesuai dengan harapan atau tidak berhasil.

3.9 Validitas dan Realibilitas Data

Pada Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) validitas itu adalah keajekan proses penelitian proses penelitian seperti yang disyaratkan dalam penelitian kualitatif. Kriteria validitas penelitian kualitatif adalah makna langsung yang dibatasi oleh sudut pandang peneliti itu sendiri terhadap proses penelitian. Sanjaya (2011: 41).

Pengecekan keabsahan data yang bersifat kualitatif, dalam penelitian tindakan kelas ini dengan menggunakan Triangulasi. Triangulasi adalah teknik pengecekan keabsahan data dengan memanfatkan sesuatu diluar data sebagai pembanding. Meleong (2008: 330).

Metode yang digunakan dalam triangulasi ini antara lain adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Untuk membandingkan data, peneliti dibantu oleh guru mitra senantiasa melakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam pembelajaran. Hasil observasi tersebut di perkuat dengan melakukan diskusi balikan dengan guru mitra dalam bentuk wawancara untuk memberikan solusi terhadap kendala yang dihadapi dalam pembelajaran, ini dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan apa yang terdapat dalam penelitian, agar hasil penelitian lebih maksimal, peneliti senantiasa membandingkan dengan data dokumentasi di lapangan yang di miliki oleh peneliti.


(36)

122

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Dalam penerapan strategi pembelajaran inkuiri ini guru memulai perencanaan pembelajaran dengan membuat silabus dan RPP sebelum memulai pembelajaran, akan tetapi, selain membuat silabus dan RPP, dalam pembelajaran inkuiri ini guru dituntut mampu menyiapkan media yang tepat yang bisa menimbulkan rasa keingintahuan siswa mengenai materi tersebut. Untuk melihat kemandirian belajar siswa, di dalam penelitian ini guru senantiasa menyiapkan lembar kerja siswa (LKS), pemberian lembar kerja siswa sebagai tugas ini dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang diajarkan dan mengembangkan pendapatnya secara individu.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru berpedoman dengan RPP untuk melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran, dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri, guru senantiasa memulai pembelajaran dengan aktivitas tanya-jawab dengan siswa mengenai materi yang dihubungkan dengan permasalahan yang timbul dilingkungan sekitar mereka, ini dimaksudkan agar memunculkan keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat. Dalam penyampaian materi guru senantiasa menggunakan media pembelajaran yang tepat untuk menghubungkan materi dengan permasalahan, media yang tepat untuk digunakan berupa video dan sosial media lainnya berupa koran dan bahan ajar lainnya.

Setelah menerapkan strategi pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPS, kemandirian belajar siswa sudah mulai meningkat, hal ini terlihat pada hasil observasi peneliti dengan menilai aktivitas siswa dengan berpedoman terhadap indikator-indikator kemandirian belajar, hasilnya siswa mampu menunjukan aktivitas-aktivitas dalam pembelajaran yang


(37)

menunjukan adanya peningkatan kemandirian belajar dalam diri siswa, setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPS.

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, peneliti menemukan beberapa kendala yang dihadapi ketika penerapan strategi pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa, kendala tersebut bukan hanya dihadapi oleh guru, akan tetapi dihadapi oleh siswa. Kendala yang dihadapi guru adalah guru kurang mampu untuk memotivasi siswa menjadi pribadi yang mandiri sehingga siswa mempunyai tidak mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuannya dan itu berdampak pada kemandirian belajar siswa, untuk memecahkan solusi tersebut guru harus berperan aktif dalam pembentukan kepribadian siswa sehingga menjadi mandiri, hal ini bisa di mulai dengan guru senantiasa menggali potensi siswa secara mandiri dalam pemberian tugas ataupun dalam hal sosial lainnya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran yang perlu dipertimbangkan oleh guru, siswa , pihak sekolah serta peneliti selanutnya untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.

A. Saran untuk pihak sekolah :

Dalam membina siswa-siswa nya menjadi mandiri, sekolah pun harus berperan aktif dalam menanamkan karakter mandiri di diri siswa. Pihak sekolah bisa bekerja sama dengan orang tua untuk memonitoring kegiatan siswa di sekolah maupun dirumah agar senantiasa siswa terbiasa belajar setiap hari dan berusaha dalam mengerjakan tugasnya sendiri.

B. Saran untuk guru :

Dalam pembelajaran, guru senantiasa memfasilitasi siswa untuk menjadi mandiri contoh nya dalam pembelajaran guru harus memberikan waktu untuk siswa bertanya ataupun mengeluarkan pendapatnya , sehingga siswa bisa lebih percaya diri terhadap


(38)

124

kemampuannya. Dan dalam memberikan tugas, sebaiknya guru memberikan tugas secara individu dan dalam bentuk tes tulis uraian, tes ini bisa dengan menghubungkan materi dengan permasalahan sehingga siswa mempunyai gambaran terhadap materi dan dalam pengerjannya siswa bisa lebih bebas dalam mengeluarkan pendapatnya .

C. Saran untuk Siswa :

Agar karakter mandiri bisa tertanam di diri siswa, siswa harus memulai dengan mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dia punya, sehingga jika siswa percaya kepada kemampuannya, dalam belajar maupun mengerjakan tugas pun siswa akan berusaha sendiri dan tidak mengandalkan jawaban dari temannya.

D. Saran Untuk Peneliti Selanjunya :

Untuk peneliti selanjutnya, penelitian mengenai kemandirian belajar bisa diteruskan dengan melihat apakah hubungan kemandirian belajar dengan pola asuh orang tua dirumah, karena jika melihat faktanya disekolah, siswa yang terlihat di manja oleh orang tuanya dalam pembelajaran ataupun mengerjakan tugasnya juga terlihat lebih acuh tak acuh jika dibandingkan siswa yang terlihat mandiri dalam pembelajaran maupun dalam mengerjakan tugasnya lebih bersemangat dan aktif.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, R. (2004). Metode Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit.

Amri, S et al. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Siswa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Emzir. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hamalik, O. (2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hanafiah et al. (2009). Proses Pembelajaran Inkuiri. Bina Aksara: Malang.

Hardini et al. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep dan Implementasi). Yogyakarta: Familia.

Kesuma et al. (2011). Pendidikan Karakter Kajian dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Komalasari K. (2011). Pembelajaran Konstektual : Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Lie , A, et al. (2004). 101 Cara Membina Kemandirian dan Tanggung Jawab Anak. Jakarta : Gramedia.

Moleong, L. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mudjiman, H. (2009). Managemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riduwan. (2008). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Samani et al. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(40)

126

Sanjaya W. (2010). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sapriya et al (2006). Pembelajaran dan evaluasi hasil belajar mengajar. Bandung: UPI PRESS.

Sapriya et al. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium PKN.

Soemantri N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Media Group.

Trianto. (2010). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Prestasi Pustaka.

Wahab AA. (2007). Metode Dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual Operasional). Jakarta: Bumi Aksara.

Wiriaatmadja R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumber Internet :

Andayani, Indriati Agustin. (2005). “Kemampuan Siswa Melaksanakan Kegiatan

Belajar Mandiri Terbimbing Melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) Buatan Guru Dalam Mata Pelajaran Matematika Di SMA Negeri 6 Palembang”. Skripsi FKIP Universitas Sriwijaya Palembang : diterbitkan. (online). http://ahliswiwite.files.wordpress.com. (20-03-2013)


(41)

Mipsos. (2009). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. (Online). Tersedia: http://mipsos.wordpress.com. (25-01-2013)

Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian Pada Remaja. (Online). Tersedia:

Permendiknas. 2005. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Tersedia http: //www. Permendiknas. go.id/download/ standar kompetensi. doc. (20-03-2013)

Song and Hill. (2007). “A Conceptual Model for Under Standing Self-Directed

Learning in Online Environments”. Journal of Interactive Online Learning,

Vol 6, (1). Tersedia: http://www.ncolr.org. (20-12-2012)

Supriyanto. (2009) dengan judul “Hubungan antara sikap terhadap model pembelajaran inkuiri dan kemandirian dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Negeri 1 Wonogiri”.

Tahar, I, et al. (2006). “Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar”. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Vol.7, (2), 1-11

Tersedia : http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/10/lks-seyogianyatidak-jadi-jebakan/-html (20-02-2013)

Tersedia: http://falah.freejoomlas.com). (20-12-2012) Usman. (2010). Lembar Kerja Siswa. (Online). Tersedia :

http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/10/lks-seyogianyatidak-jadi-jebakan/-html (20-02-2013)

Widianingsih, C. (2011). Skripsi dengan judul “Penerapan Pendekatan Inkuiri

Sosial untuk Menumbuhkan Keterampilan Sosial Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-G SMPN 15 Bandung. Bandung: diterbitkan (online). Tersedia: repository.upi.edu.(20-12-2012)

Widiyanto, et al. (2008). “Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Interaktif Model E-Learning”. (Online). Tersedia:


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam penerapan strategi pembelajaran inkuiri ini guru memulai perencanaan pembelajaran dengan membuat silabus dan RPP sebelum memulai pembelajaran, akan tetapi, selain membuat silabus dan RPP, dalam pembelajaran inkuiri ini guru dituntut mampu menyiapkan media yang tepat yang bisa menimbulkan rasa keingintahuan siswa mengenai materi tersebut. Untuk melihat kemandirian belajar siswa, di dalam penelitian ini guru senantiasa menyiapkan lembar kerja siswa (LKS), pemberian lembar kerja siswa sebagai tugas ini dimaksudkan untuk mempermudah siswa dalam meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang diajarkan dan mengembangkan pendapatnya secara individu.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru berpedoman dengan RPP untuk melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran, dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri, guru senantiasa memulai pembelajaran dengan aktivitas tanya-jawab dengan siswa mengenai materi yang dihubungkan dengan permasalahan yang timbul dilingkungan sekitar mereka, ini dimaksudkan agar memunculkan keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat. Dalam penyampaian materi guru senantiasa menggunakan media pembelajaran yang tepat untuk menghubungkan materi dengan permasalahan, media yang tepat untuk digunakan berupa video dan sosial media lainnya berupa koran dan bahan ajar lainnya.

Setelah menerapkan strategi pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPS, kemandirian belajar siswa sudah mulai meningkat, hal ini terlihat pada hasil observasi peneliti dengan menilai aktivitas siswa dengan berpedoman terhadap indikator-indikator kemandirian belajar, hasilnya siswa mampu menunjukan aktivitas-aktivitas dalam pembelajaran yang


(2)

menunjukan adanya peningkatan kemandirian belajar dalam diri siswa, setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran IPS.

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, peneliti menemukan beberapa kendala yang dihadapi ketika penerapan strategi pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa, kendala tersebut bukan hanya dihadapi oleh guru, akan tetapi dihadapi oleh siswa. Kendala yang dihadapi guru adalah guru kurang mampu untuk memotivasi siswa menjadi pribadi yang mandiri sehingga siswa mempunyai tidak mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuannya dan itu berdampak pada kemandirian belajar siswa, untuk memecahkan solusi tersebut guru harus berperan aktif dalam pembentukan kepribadian siswa sehingga menjadi mandiri, hal ini bisa di mulai dengan guru senantiasa menggali potensi siswa secara mandiri dalam pemberian tugas ataupun dalam hal sosial lainnya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa saran yang perlu dipertimbangkan oleh guru, siswa , pihak sekolah serta peneliti selanutnya untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.

A. Saran untuk pihak sekolah :

Dalam membina siswa-siswa nya menjadi mandiri, sekolah pun harus berperan aktif dalam menanamkan karakter mandiri di diri siswa. Pihak sekolah bisa bekerja sama dengan orang tua untuk memonitoring kegiatan siswa di sekolah maupun dirumah agar senantiasa siswa terbiasa belajar setiap hari dan berusaha dalam mengerjakan tugasnya sendiri.

B. Saran untuk guru :

Dalam pembelajaran, guru senantiasa memfasilitasi siswa untuk menjadi mandiri contoh nya dalam pembelajaran guru harus memberikan waktu untuk siswa bertanya ataupun mengeluarkan pendapatnya , sehingga siswa bisa lebih percaya diri terhadap


(3)

124

kemampuannya. Dan dalam memberikan tugas, sebaiknya guru memberikan tugas secara individu dan dalam bentuk tes tulis uraian, tes ini bisa dengan menghubungkan materi dengan permasalahan sehingga siswa mempunyai gambaran terhadap materi dan dalam pengerjannya siswa bisa lebih bebas dalam mengeluarkan pendapatnya .

C. Saran untuk Siswa :

Agar karakter mandiri bisa tertanam di diri siswa, siswa harus memulai dengan mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dia punya, sehingga jika siswa percaya kepada kemampuannya, dalam belajar maupun mengerjakan tugas pun siswa akan berusaha sendiri dan tidak mengandalkan jawaban dari temannya.

D. Saran Untuk Peneliti Selanjunya :

Untuk peneliti selanjutnya, penelitian mengenai kemandirian belajar bisa diteruskan dengan melihat apakah hubungan kemandirian belajar dengan pola asuh orang tua dirumah, karena jika melihat faktanya disekolah, siswa yang terlihat di manja oleh orang tuanya dalam pembelajaran ataupun mengerjakan tugasnya juga terlihat lebih acuh tak acuh jika dibandingkan siswa yang terlihat mandiri dalam pembelajaran maupun dalam mengerjakan tugasnya lebih bersemangat dan aktif.


(4)

125

DAFTAR PUSTAKA

Adi, R. (2004). Metode Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit.

Amri, S et al. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Arikunto, S. (2007). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Siswa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Djamarah. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Emzir. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hamalik, O. (2005). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hanafiah et al. (2009). Proses Pembelajaran Inkuiri. Bina Aksara: Malang.

Hardini et al. (2012). Strategi Pembelajaran Terpadu (Teori, Konsep dan Implementasi). Yogyakarta: Familia.

Kesuma et al. (2011). Pendidikan Karakter Kajian dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Komalasari K. (2011). Pembelajaran Konstektual : Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Lie , A, et al. (2004). 101 Cara Membina Kemandirian dan Tanggung Jawab Anak. Jakarta : Gramedia.

Moleong, L. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mudjiman, H. (2009). Managemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riduwan. (2008). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Samani et al. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(5)

126

Sanjaya W. (2010). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sapriya et al (2006). Pembelajaran dan evaluasi hasil belajar mengajar. Bandung: UPI PRESS.

Sapriya et al. (2008). Konsep Dasar IPS. Bandung: Laboratorium PKN.

Soemantri N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Media Group.

Trianto. (2010). Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Prestasi Pustaka.

Wahab AA. (2007). Metode Dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alfabeta.

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer (Suatu Tinjauan Konseptual Operasional). Jakarta: Bumi Aksara.

Wiriaatmadja R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumber Internet :

Andayani, Indriati Agustin. (2005). “Kemampuan Siswa Melaksanakan Kegiatan Belajar Mandiri Terbimbing Melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) Buatan Guru Dalam Mata Pelajaran Matematika Di SMA Negeri 6 Palembang”. Skripsi FKIP Universitas Sriwijaya Palembang : diterbitkan. (online). http://ahliswiwite.files.wordpress.com. (20-03-2013)


(6)

Mipsos. (2009). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. (Online). Tersedia: http://mipsos.wordpress.com. (25-01-2013)

Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian Pada Remaja. (Online). Tersedia:

Permendiknas. 2005. Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Tersedia http: //www. Permendiknas. go.id/download/ standar kompetensi. doc. (20-03-2013)

Song and Hill. (2007). “A Conceptual Model for Under Standing Self-Directed

Learning in Online Environments”. Journal of Interactive Online Learning, Vol 6, (1). Tersedia: http://www.ncolr.org. (20-12-2012)

Supriyanto. (2009) dengan judul “Hubungan antara sikap terhadap model pembelajaran inkuiri dan kemandirian dengan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial SMA Negeri 1 Wonogiri”.

Tahar, I, et al. (2006). “Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar”. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. Vol.7, (2), 1-11

Tersedia : http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/10/lks-seyogianyatidak-jadi-jebakan/-html (20-02-2013)

Tersedia: http://falah.freejoomlas.com). (20-12-2012) Usman. (2010). Lembar Kerja Siswa. (Online). Tersedia :

http://edukasi.kompasiana.com/2010/02/10/lks-seyogianyatidak-jadi-jebakan/-html (20-02-2013)

Widianingsih, C. (2011). Skripsi dengan judul “Penerapan Pendekatan Inkuiri Sosial untuk Menumbuhkan Keterampilan Sosial Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII-G SMPN 15 Bandung. Bandung: diterbitkan (online). Tersedia: repository.upi.edu.(20-12-2012)

Widiyanto, et al. (2008). “Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Interaktif Model E-Learning”. (Online). Tersedia:


Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A Penerapan Strategi Pembelajaran Learning Start With A Question Dalam Meningkatkan Kemandirian Dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Sambi Tahun Ajaran 201

0 1 19

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A Penerapan Strategi Pembelajaran Learning Start With A Question Dalam Meningkatkan Kemandirian Dan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 1 Sambi Tahun Ajaran 201

0 2 12

PENERAPAN STRATEGI TEAM QUIZ SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PKn PADA Penerapan Strategi Team Quiz Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Dalam Proses Pembelajaran PKn Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2

0 0 16

PENERAPAN STRATEGI TEAM QUIZ SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DALAM PROSES PEMBELAJARAN PKn PADA Penerapan Strategi Team Quiz Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Dalam Proses Pembelajaran PKn Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2

0 0 11

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA DALAM KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN:Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII D SMP NEGERI 45 BANDUNG.

0 0 67

Penerapan Metode HypnoTeaching Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS :studi deskriptif terhadap guru IPS kelas VIII SMP Negeri 44 Bandung.

0 4 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas 8-9 SMP Negeri 30 Bandung).

0 1 54

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 2 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

2 11 40

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DIPADUKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII D SMP N 1 JATEN.

0 0 12